SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Download to read offline
BAB I
                              PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
       Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
    Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provin-
    si, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerin-
    tahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi di-
    maksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan masyarakat
    melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
       Dengan adanya otonomi desa berdasarkan hak dan asal usul yang tertuang
    dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
    diharapkan pemerintah desa mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip
    demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan daya gu-
    na potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah. Walaupun undang-
    undang secara jelas menyatakan bahwa pemerintah desa mempunyai kewe-
    nangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam
    penyusunan perencanaan desa tetap harus memperhatikan perencanaan pe-
    merintah daerah pemerintah provinsi dan pusat, sehingga pencapaian tujuan
    desah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut
    memperhatikan kewenangan yang diberikan baik yang terkait dengan hubungan
    sumber daya alam dan sumber daya lainnya, pelayanan umum serta keuangan.
       Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 20 Tahun
    2006 tentang Pedoman Penyusunan Perancanaa Pembangunan Desa bahwa
    Kepala Desa terpilih harus membuat RPJMD 3 (Tiga) bulan setelah pelantikan
       yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman laporan keterangan pertang-
    gungjawaban Kepala Desa maupun Laporan Penyelenggaraan Pemerintah De-
    sa ke Bupati. Dalam rangka perencanaan pembangunan nasional, pemerintah,
    provinsi dan daerah harus memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh
    pemerintah daerah dan pedoman tata kelola pemerintahan. Oleh karena itu tu-
    juan dan sasaran pembangunan harus memperhatikan permasalahan yang
    menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh
    pemerintah, provinsi dan daerah. Alokasi sumber daya desa harus mendukung
    penyelesaian masalah nasional dan masalah yang dihadapi daerah itu sendiri.
    RPJMDes Tahun 2008 – 2013 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyu-
    mas Tahun 2005 – 2025.
                                                                                 1
Secara tujuan dan sasaran pembangunan desa Melung tahun 2010-2012
    adalah tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan
    pemerintahan yang bersih (good government) kelembagaan dan organisasi pe-
    rangkat daerah, laju pertumbuhan penduduk yang terkendali, pemanfaatan
    ruang yang serasi dan efisien, meningkatnya peran serta masyarakat dalam
    pengelolaan lingkungan hidup serta tersedianya kelengkapan sarana dan prasa-
    rana pendukung perekonomian desa. Dalam upaya melaksanakan dan menca-
    pai tujuan dan sasaran pembangunan daerah, terdapat beberapa peluang dan
    kendala strategis yang dapat mempengaruhi kinerja pembangunan, yaitu mun-
    culnya beberapa issue strategis nasional yang diantaranya adalah :
           1. Pemanasan Global (Global Warming),
           2. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran,
           3. Aksesibilitas dan pelayanan pendidikan,
           4. Aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
           5. Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang wilayah
           6. Masih rendahnya kinerja lembaga-lembaga desa
       Pemerintah Desa Melung akan berusaha mengembangkan potensi dan me-
    minimalisasi kekurangan yang dimiliki untuk merespon peluang dan kendala
    yang muncul atas issue-issue strategis tersebut guna melaksanakan dan men-
    capai kinerja pembangunan 2010-2013.
       Perencanaan pembangunan desa adalah suatu proses pengambilan keputu-
    san yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat
    desa dengan memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya
    informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan perkemban-
    gan global. Untuk maksud tersebut diperlukan upaya yang tepat dalam menca-
    pai hasil melalui pemahaman persoalan yang benar-benar nyata dan pada ak-
    hirnya mampu untuk diatasi dengan baik dan tepat sasaran.
       Sesuai dengan filosofis pembangunan yang ada sekarang ini yaitu “Desa
    Membangun”, partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk menggali kebutu-
    han masyarakat bukan hanya sekedar keinginan dari masyarakat, suksesnya
    pembagunan di Desa perlu adanya dukungan dan partisipasi dari masyarakat
    serta pihak-pihak terkait.


1.2. Dasar Hukum
     Dasar hukum dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
  Menengah Desa adalah :
  1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

                                                                              2
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
      Perundang-undangan
   3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
      Pembangunan Nasional
   4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
   5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
      Daerah
   6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
   7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
      Pengelolaan Keuangan Daerah:
   8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan
      Pembangunan Desa.
   9. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas nomor 20 tahun 2006 tentang
      Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa.
   10. Peraturan Bupati Banyumas nomor 200 tahun 2006 tentang Pedoman Tata
      Cara Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan dan Pelaksanaan
      Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten Banyumas.


1.3. Pengertian :
         Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Melung Kecamatan Ke-
   dungbanteng Kabupaten Banyumas adalah dokumen perencanaan pembangunan
   desa untuk periode 6 (enam) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai dengan ta-
   hun 2013. Dan RPJM-Desa ini merupakan revisi atau perubahan atas Peraturan
   Desa Melung Nomor 01 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Desa Me-
   lung Tahun 2008 – 2013.


1.4. Maksud dan Tujuan
   1.1. Maksud
         Penyusunan RPJMDes Melung Tahun 2010 – 2013 adalah sebagai doku-
      men perencanaan pembangunan untuk memberikan :
      a. Arah kebijakan pembangunan Desa Melung,
      b. Arah kebijakan keuangan Desa Melung,
      c. Sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama 3 (tiga) tahun
         kedepan yang diejawantahkan dalam Program Pembangunan Dan
         Rencana Kerja,
   1.2. Tujuan
        Penyusunan RPJMDes Melung Tahun 2010 – 2013 adalah :

                                                                               3
a. Untuk menjabarkan visi, misi, sasaran, strategi, kebijakan-kebijakan dan
        program-program pembangunan Desa Melung.
      b. Sebagai pedoman dasar dalam kegiatan pembangunan dalam 3 (tiga)
        tahun dan merangkum kegiatan masyarakat dalam pembangunan desa.
      c. Menampung aspirasi masyarakat dan membangun consensus dengan
        berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan untuk
        menentukan arah pembangunan Desa Melung di masa yang akan datang
        yang penyusunannya mengacu kepada RPJM Nasional dan RPJMD
        Provinsi Jawa Tengah dan RPJMD Kabupaten Banyumas.


1.5. SISTEMATIKA PENULISAN RANCANGAN RPJM-Desa
    BAB I : PENDAHULUAN
          1.1.   Latar Belakang
          1.2.   Dasar Hukum
          1.3.   Pengertian
          1.4.   Maksud dan Tujuan
    BAB II : PROFIL DESA
         2.1.    Kondisi Desa
         2.2.    Sejarah Desa
         2.3.    Demografi
         2.4.    Keadaan Sosial
         2.5.    Sarana dan Prasaran
         2.6.    Keadaan Ekonomi
         2.7.    Kondisi Pemerintahan Desa
         2.8.    Pembagian wilayah desa
         2.9.    Struktur Organisasi Pemerintah Desa
    BAB III : POTENSI DAN MASALAH
         3.1.    Potensi
         3.2.    Masalah
    BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
         4.1.    Visi dan Misi
                 4.1.1 Visi
                 4.1.2 Misi
         4.2.    Kebijakan Pembangunan
         4.3.    Arah Kebijakan Pembangunan Desa
         4.4.    Potensi dan Masalah
         4.5.    Program Pembangunan Desa
         4.6.    Strategi Pencapaian
                                                                               4
BAB. V : PENUTUP
Lampiran:
     1.3.   Peta Sosial Desa
     1.4.   Tabel data potensi. masalah, dan tindakan pemecahan masalah
     1.5.   Tabel Rencana Pembangunan Desa




                                                                          5
BAB II
                                PROFIL DESA


2.1.   Kondisi Desa
             Desa Melung termasuk desa pinggir hutan yang secara administrasi
       letak desa Melung berada dalam wilayah Kecamatan Kedungbanteng
       Kabupaten Banyumas pada sebelah utara timur Kecamatan Kedung-banteng
       dan berada di sabuk sebelah barat gunung Slamet.      Sebagaimana pada
       umumnya penduduk desa pinggir hutan untuk tingkat pendidikan masih sangat
       rendah sehingga berimbas pada tingkat ekonomi yang sangat rendah pula.


2.2.   Sejarah Pembangunan Desa
             Sejarah desa Melung dimulai dengan cerita Syech Abdulrahman Kyai
       Melung sebagai pemimpin dan sesepuh desa Melung yang tidak tercatat
       dalam dokumen resmi pemerintahan desa baik sebelum kemerdekaan
       maupun sesudah kemerdekaan cerita tersebut merupakan cerita turun
       temurun yang dilakukan antar generasi. Desa Melung dahulu pada masa
       sebelum kemerdekaan masuk kedalam wilayah administrasi Kecamatan
       Kebumen dan baru sekitar tahun 1955-an dimasukkan kedalam Kecamatan
       Kedungbanteng.
             Berdasarkan sejarah yang informasinya diberikan secara turun temurun
       kepada generasi berikutnya bahwa pada jaman penjajahan Belanda desa
       Melung merupakan kebun kopi dan penghasil alpokat yang sangat terkenal di
       negara Belanda dengan kopi kampungnya, lalu pada tahun 1928 Belanda
       mendirikan PLTA Ketenger yang sesungguhnya berada di Desa Melung.
             Berdasarkan perjalanan panjang sejarah desa Melung yang tercatat
       dan merupakan hasil dari wawancara beberapa tokoh masyarakat yang
       pernah mengalami Lurah Desa Melung yang dialami oleh tokoh masyarakat
       yang dapat menceritakan sejarahnya dimulai pada saat pembangunan PLTA
       Ketenger sehingga catatan sejarah desa Melung dimulai berkisar tahun 1928
       sesuai dengan sejarah berdirinya PLTA Ketenger. Dan yang pernah menjadi
       lurah atau Kepala Desa sejak tahun 1928 sampai dengan tahun 2006 adalah :
       a. Suradirana
                Pada masa sebelum kemerdekaan jabatan lurah merupakan bagian
          dari ketua adat yang jabatannya tidak terbatas dan dapat diturunkan
          kepada anak-anaknya. Menurut cerita orang tua yang pernah mengalami
          lurah Suradirana memimpin Desa pada masa penjajahan Belanda dan
                                                                                6
Jepang. Pembangunan yang diketahui adalah pada pembangunan PLTA
   Ketenger.
b. Mulyadirana
           Merupakan pengganti dari lurah terdahulu dan inipun tidak tercatat
   kapan dan berakhirnya menjadi lurah untuk desa Melung.
c. Wiryo Sukatmo
           Merupakan lurah yang memimpin desa Melung menurut cerita
   menjabat menjadi lurah pada awal-awal kemerdekaan Indonesia.
d. Mursidi
           Memegang jabatan sejak tahun 1957 yang pada masa tersebut
   sedang banyaknya pemberontakan-pemberontakan DI/TII yang bermukim
   di Desa Melung sebagai tempat pelarian dan dijadikan markas gerakannya
   karena wilayah desa Melung yang sangat strategis, bersama sekretaris
   desanya tewas dibunuh pemberontak DI/TII Darul Islam, karena dianggap
   tidak melindungi.
           Hasil pembangunan yang dicapai belum begitu nampak karena
   masyarakat kondisi pada saat itu dari segi keamanan dan ketrentraman
   sangat tidak kondusif ditambah lagi pemberontakan G30S/PKI yang
   berlangsung pada tahun 1965. Pada kondusi negara yang masih belum
   kondusif berdampak pada kegiatan pembangunan di desa-desa.
e. Martareja
           Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah tahun 1965 pada
   saat Desa Melung dipimpin oleh lurah Martareja yang dilakukan yaitu :
   1.     Pembukaan jalan setapak menjadi jalan besar antara desa Melung
          sampai desa Windujaya
   2.     Jalan antara Kaliputra sampai dengan desa Kutaliman.
   3.     Pembangunan kantor dan balai desa.
   4.     Pembangunan lapangan desa.
f. Kusnadi
        Sebagai sekretaris desa yang menjabat sementara kepala desa karena
   Martareja mengundurkan diri akibat sakit.
g. Slamet
           Memegang jabatan dari tahun 1992 –1994 cukup banyak adanya
   pembangunan hanya melanjutkan kerja dari Lurah terdahulunya karena
   menjabat    selama   kurang    lebih   3   tahun   lalu   mengundurkan   diri.
   Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah :
   1. Pembangunan dam Watugayong.
   2. Pembangunan WC/kamar mandi umum.
                                                                               7
3. Pembangunan pasar desa.
          4. Pembangunan listrik masuk desa.
       h. Sirun Ahmad Mahudin
                  Menjadi Kepala Desa dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2002
          dengan hasil pembangunan berupa :
           1.     Pembangunan sarana air bersih dengan sumber mata air Lubang
           2.     Pembangunan sarana air bersih wangan wali dari program PPK
                  tahun 2000.
           3.     Pembangunan jembatan kali Manggis yang menghubungkan jalur
                  gerumbul Melung dengan Selarendeng dari program P3DT.
           4.     Pengerasan jalan Selarendeng sampai desa Kalikesur.
           5.     Adanya listrik masuk desa Melung.
           6.     Adanya program IDT dengan pengembangan ternak kambing.
           7.     Kegiatan LED (Lembaga Ekonomi Desa).
       i. A. Budi Satrio
                Menjabat jadi Kepala desa sejak tahun 2002 sampai dengan tahun
       2006.


2.3.   Demografi
                Jumlah penduduk desa Melung pada pertengahan tahun 2010
       mencapai 2107 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1087 jiwa dan
       perempuan sebanyak 1020 jiwa, memiliki 577 KK sehingga dalam setiap
       keluarga rata-rata terdiri dari 4 (empat) orang.
       Tabel 1. Jumlah Penduduk
                 Kelompok Umur          Laki-laki         Perempuan     Jumlah
                     (tahun)              (jiwa)            (jiwa)       (jiwa)
                      0–4                  88                64          152
                      5–9                  91                76          167
                     10 – 14               105               116         221
                     15 – 19               96                103         199
                     20 – 24               112               91          203
                     25 – 29               107               96          203
                     30 - 34               89                88          177
                     35 - 39               73                69          142
                     40 - 44               62                58          120
                     45 – 49               50                68          118
                     50 – 54               57                35           92

                                                                                  8
55 – 59                42               44          86
                      60 – 64                44               43          87
                      65 – 69                32               29          61
                       > 70                  40               39          79
                      Jumlah                1087              1020       2107
                Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010


                Ketersediaan tenaga kerja dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut
       klasifikasi umur.        Kurangannya ketersediaan tenaga kerja menyebabkan
       tingginya anggaran pembangunan karena harus menyediakan tenaga kerja
       dari luar daerah. Namun sebaliknya apabila disuatu daerah terjadi lonjakan
       jumlah tenaga kerja maka akan terjadi persaingan yang kurang sehat antar
       pekerja, dan banyaknya angkatan kerja terpaksa keluar dari daerah untuk
       mendapatkan pekerjaan. Maka pada umumnya masyarakat pedesaan lebih
       banyak angkatan kerja yang berusia lanjut sehingga proses pembangunan
       sedikit mengalami kendala, karena yang memiliki potensi dan keahlian
       biasanya enggan untuk tinggal di pedesaan.
                Usia angkatan kerja dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : (1)
       angkatan kerja muda usia 15-24 tahun: (2) angkatan kerja sedang usia 25-54
       tahun dan (3) angkatan kerja tua usia diatas 55 tahun. Maka dari tabel diatas
       dapat menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja desa Melung dari jumlah
       penduduk untuk angkatan kerja muda mencapai 19,079 %, angkatan kerja
       sedang sebesar 40,437 % sedangkan untuk angkatan kerja tua sebesar
       14,855 %.


2.4.   Keadaan Sosial
       2.4.1.    Tingkat Pendidikan
                        Tingkat pendidikan masyarakat desa Melung termasuk masih
                 sangat rendah, karena kondisi ekonomi dan pemahaman akan
                 pentingnya pendidikan masih kurang, angka putus sekolah dasar
                 masih cukup tinggi pada tahun-tahun sebelumnya.
                        Desa hanya memiliki satu SD Negeri belum adanya Taman
                 Kanak-kanak atau yang sejenisnya. Dan baru pada tahun 2002 berdiri
                 Kelompok Bermain, serta pada tahun 2007 berdiri pula SMPN 3 Satu
                 Atap Kedungbanteng.        Sehingga diharapkan dapat meningkatkan
                 jenjang kelulusan masyarakat yang tadinya hanya tamat SD namun
                 kedepan minimal masyarakat lulus pada tingkat SMP dan program

                                                                                   9
nasional pendidikan dasar 9 tahun di Desa Melung dapat tercapai
          100% dan menekan angka putus sekolah pendidikan dasar.


    Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Melung
         No         Tingkat pendidikan                 Jumlah (jiwa)
         1     Tidak tamat SD                              567
         2     Tamatan SD                                  784
         3     Tamatan SMP                                  78
         4     Tamatan SMA                                  54
         5     Tamatan D1                                   1
         6     Tamatan D2                                    -
         7     Tamatan D3                                   1
         8     Tamatan S1                                   2
                        Jumlah                             1487
         Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010


2.4.2.    Kelembagaan Desa
               Kelembagaan desa yang ada sekarang ini sudah berjalan cukup
         baik hanya saja perlu peningkatan kapasitas pengurus agar lembaga
         yang ada bisa dan mampu mandiri dalam mengelola lembaga tersebut.
         Adapun lembaga yang ada yaitu :
          1.     Lembaga     Pembangunan      dan      Kemandirian     Desa   (LPKD)
                 merupakan lembaga yang bergerak dibidang perencananaan dan
                 pengelola kegiatan pembangunan.
          2.     Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-
                 PKK)
          3.     Paguyuban PAGER GUNUNG merupakan gabungan kelompok
                 tani    yang bergerak pada kegiatan pertanian, peternakan,
                 perkebunan dan kegiatan konseervasi lahan serta lingkungan.
          4.     Linmas (Perlindungan Masyarakat)
          5.     Pengelola Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Ad-Dhawan
          6.     Koordinator Ekonomi Desa (KED) merupakan bentukkan dari
                 kegiatan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) atau
                 sekarang    ini   adalah   Program       Nasional     Pemberdayaan
                 Masyarakat (PNPM)
          7.     Karang Taruna dengan nama Taruna Karya 14 merupakan
                 lembaga pemuda yang        bergerak pada kegiatan kepemudaan


                                                                                  10
berupa olah raga dan          keberadaannya masih pada tingkat
                     gerumbul yaitu :
                       -     Ikatan Remaja Gerumbul Melung (IRGM)
                       -     Ikatan Remaja RW I dan RW II
                       -     Ikatan Remaja Gerumbul Selarendeng


2.5.   Sarana dan Prasarana
                Sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting dalam
       proses pembangunan wilayah guna peningkatan pertumbuhan ekonomi
       masyarakat. Untuk sarana dan prasarana jalan desa Melung sudah cukup
       baik sebagai prasarana perhubungan jalan ditambah sekarang ini sudah ada
       sarana transportasi angkutan.
                Untuk sarana dan prasarana bidang pendidikan di Desa Melung sudah
       memiliki 1 (satu) unit Sekolah Dasar hanya saja belum adanya prasarana
       ruang perpustakaan dan buku-bukunya, lalu sudah berdirinya Pendidikan Anak
       Dini Usia (PADU) tahun 2002 yang berubah program menjadi Pendidikan Anak
       Usia Dini (PAUD) dengan model Kelompok Bermain SATRIA JAYA,
       sedangkan SMP sudah ada dengan adanya program SD-SMP Satu Atap
       namun baru memiliki 3 ruang kelas dan 1 ruang guru sehingga masih kurang
       dan SMP Negeri, namun untuk prasarana ruang kelas baru pada tahun
       mendatang masih kurang             belum lagi ruang perpustakaan dan ruang
       laboratorium yang lainnya masih banyak kekurangan terutama masalah balai
       desa yang sudah rusak, lapangan sepak bola yang tidak memenuhi standar,
       sarana air bersih, bendungan dan irigasi yang sampai saat ini masih bersifat
       irigasi setengah teknis.


2.6.   Keadaan Ekonomi
       2.6.1.     Mata Pencaharian
                           Mata pencaharian masyarakat sangat dipengaruhi oleh
                  dimana mereka tinggal dan hidup. Karena Desa Melung termasuk
                  dalam desa pinggir hutan maka sebagain besar mengandalkan hidup
                  pada hasil pertanian dan perkebunan baik itu pertanian sawah
                  maupun pertanian kebun.
                           Ketersediaan   tenaga   kerja   untuk   desa   Melung   masih
                  didominasi oleh lulusan SD atau yang sederajat hal ini dapat
                  mempengaruhi kualitas kerja dan pengalaman serta pendapatan
                  yang rendah, oleh karena itu mata pencaharian sebagian besar
                  masyarakat adalah petani, buruh tani, penderes, serta menjadi buruh
                                                                                   11
diluar desa dengan penghasilan yang rendah. Dengan penghasilan
              yang rendah nerpengaruh pada rendahnya tingkat pendidikan dan
              derajat kesehatan masyarakat.
         Tabel 3. Mata Pencaharian
         No              Tingkat pendidikan            Jumlah (jiwa)
     1          Petani                                        79
     2          Buruh tani                                   896
     3          PNS/TNI/POLRI                                      9
     4          Pedagang                                      38
     5          Pensiunan PNS/TNI/POLRI                            6
     6          Buruh harian lepas                           179
     7          Tukang                                        26
     8          Peternak ayam pedaging                        24
     9          Pengrajin gula kelapa                         27
     10.        Lain-lain                                    293
                             Jumlah                         1567
     Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010



2.6.2.        Pola Penggunaan Lahan
                    Penggunaan lahan masyarakat tidak lepas dari sejarah,
              dimana masa masa penjajahan Belanda desa Melung merupakan
              perkebunan kopi, namun sayang dari perkebunan kopi kemudian
              bergeser menjadi perkebunan cengkeh karena pada masa itu
              cengkeh merupakan primadona untuk tanaman perkebunan. Akibat
              harga cengkeh yang rendah maka masyarakat banyak yang
              menebangnya kemudia diganti dengan tanaman albasia. Namun
              pada dasarnya lahan yang dimiliki oleh masyarakat lebih menyukai
              dengan keanekaragaman hayati.
                    Desa Melung memiliki lahan pakuan hutan seluas 318,19 Ha
              merupakan lahan negara Perum PERHUTANI yang menjadi bagian
              dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat sehingga secara
              administratif menjadi satu kesatuan dalam pengelolaan tata ruang
              desa. Merupakan hutan damar dan tanaman seling berupa puspa hal
              tersebut dengan harapan bahwa hutan akan menjadi tetap lestari,
              karena wilayah barat gunung Slamet merupakan daerah penyanggah
              dan daerah konservasi, sebagai daerah resapan air.


                                                                            12
Tabel 4. Pola Penggunaan Lahan Masyarakat
         No           Penggunaan lahan               Jumlah (Ha)
     1             Persawahan                           61,250
     2             Pemukiman                            87,450
     3             Pekarangan                          131,409
     4             Perikanan                            0.840
     5             Pangkuan Hutan                       318,19
     6             Pendidikan                           0,420
     7             Perkantoran                          0,110
     8             Lapangan                             0,210
                         Jumlah                        593,879
     Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010


2.6.3.        Pemilikan Ternak
                      Penduduk desa Melung hampir 80% memelihara ternak
              kambing, baik kambing jawa randu maupun kambing kacang.
              Disamping itu dengan maraknya kegiatan peternakan ternak ayam
              potong dengan sistem kemitraan untuk memenuhi kebutuhan pasar
              maka di Desa Melung ada sekitar 17 peternak yang mengelola ternak
              ayam potong dengan rata-rata memelihara sebanyak 2.000 – 4.000
              ekor.
     Tabel 5. Populasi Ternak
               No             Kepemilikan Ternak    Jumlah (ekor)
               1       Sapi                                      28
               2       Kambing                                   876
               3       Kerbau                                       2
               4       Itik                                      34
               5       Ayam                                      864
               6.      Kelinci                                   26


                          Jumlah populasi                     1830
     Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010


2.6.4.        Sistem Usaha Tani
                      Ditinjau dari komoditas yang diusahakan masyarakat adalah
              komoditas pertanian seperti padi, jagung, ketela, ubi jalar, komoditas
              perkebunan seperti kopi, cengkeh, kelapa, jengkol, petai serta

                                                                                 13
komoditas kehutanan seperti komoditas kayu albasia, sengon dan
                  kayu tahun lainnya. Komoditas unggulan pada sekarang ini sudah
                  tidak ada lagi, hal tersebut dikarenakan jenis tanaman yang
                  diusahakan sangat bervariasi.      Namun lebih didominasi oleh hasil
                  kehutanan rakyat berupa albasia.
                            Pada tahun 2009 ini dikembangan pertanian hortikultura
                  organik dengan memanfaatkan lahan suksara desa atau tanah kas
                  desa yang pemasarannya sangat baik dengan mensuplay beberapa
                  supermarket di wilayah purwokerto dan beberapa kota lainnya.


2.7.   Kondisi Pemerintahan Desa
       Jarak pusat pemerintahan dengan :
                - Desa/kelurahan terjauh                 : 16 Km
                      Lama tempuh                        : 30 menit
                - Pusat kedudukan kecamatan              :   8 Km
                      Lama tempuh                        : 15 menit
                - Ibukota Kabupaten                      : 20 Km
                      Lama tempuh                        : 30 menit
                - Ibukota Propinsi                       : 298 Km
                      Lama tempuh                        : 6 jam


2.8.   Pembagian Wilayah Desa
       2.8.1.    Batas Wilayah
                 -   Sebelah Barat berbatasan dengan desa Windujaya
                 -   Sebelah Timur berbatasan dengan desa Ketenger dan desa
                     Karangtengah
                 -   Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kutaliman dan desa
                     Kalikesur.
                 -   Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sirampok Kecamatan
                     Sirampok Kabupaten Brebes..


       2.8.2.    Topografi dan Jenis Tanah
                      Desa Melung berada pada 7O 19’ 52,71” S dan 109O 12’ 40,94” T.
                 Dengan memiliki topografi berbukit-bukit dengan kemiringan rata-rata
                 45% dan berada pada ketinggian rata-rata 400-700 dpl. Jenis tanah
                 yang pada umumnya adalah latosol dengan batuan vulkanik jenis
                 andesit.

                                                                                    14
2.8.3.    Iklim
                     Karena letaknya sebelah barat gunung Slamet maka desa
          Melung termasuk beriklim sejuk dengan suhu rata-rata antara 20 OC -
          29 OC dan kelembaban rata-rata 70% - 85% serta curah hujan cukup
          tinggi mencapai 3000- 3500 mm/tahun.


2.8.4.        Luas wilayah :
              - Luas wilayah desa Melung 1.320,634 Ha
              - Luas wilayah terdiri dari :
         No            Penggunaan lahan               Jumlah (Ha)
     1.            Persawahan                            61,250
     2.            Pemukiman                             87,450
     3.            Peekebunan/hutan rakyat              131,409
     4.            Perikanan                              1,058
     5.            Pangkuan desa hutan                  318,190
                   negara
     6.            Pendidikan                              0,420
     7.            Perkantoran                             0,175
     8.            Lapangan                                0,210
     9.            Kuburan                                 1,420
     10.           Tempat peribatan                        0,022
     11.           Lain-lain                               3,030
     12            Hutan rimba                           700,250
                          Jumlah                       1.320,634
     Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010



2.8.5.        Wilayah bawahan terdiri dari :
              a. Kepala Dusun I membawahi Gerumbul Depok dan Kaliputra
              b. Kepala Dusun II membawahi gerumbul Melung dan Selarendeng
              Jumlah Rukun Warga ada 4 buah terdiri dari :
              a.     Gerumbul Depok adalah RW 1.
              b.     Gerumbul Kaliputra adalah RW 2
              c.     Gerumbul Melung adalah RW 3
              d.     Gerumbul Selarendeng adalah RW 4.
              Jumlah Rukun Tetangga ada 17 buah terdiri dari
              a. Gerumbul Depok ada 4 RT : RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04



                                                                           15
b. Gerumbul Kaliputra ada 3 RT : RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 dan
                     RT 05
                 c. Gerumbul Melung ada 3 RT : RT 01, RT 02, RT 03. RT 04 dan
                     RT 05
                 d. Gerumbul Selarendeng ada 3 RT : RT 01, RT 02 dan RT 03.


       2.8.6.    Tanah Banda Desa :
                 a. Tanah Sawah            : 18,45       Ha
                 b. Tanah Pekarangan : 1,58              Ha
                 c. Kolam                  : 0,00        Ha
                 d. Lain-lain              : 0,21        Ha



2.9.   Struktur Organisasi Pemerintah Desa
       2.9.1.   Jumlah Perangkat Desa sebanyak 9 orang terdiri dari :
                 -   Kepala Desa                        : A. Budi Satrio
                 -   Sekretaris Desa                    : M. Soim Fathurrohim
                 -   Kepala Urusan Keuangan             : S.B. Margino
                 -   Kepala Urusan Umum                 : Timbul Yulianto
                 -   Kepala Dusun I                     : Natim
                 -   Kepala Dusun II                    : Narwin
                 -   Kasi. Pemerintahan                 : Sulastri
                 -   Kasi. Pembangunan                  : -
                 -   Kasi KPM                           : Khoerudin, S.sos
                 -   Pembantu Kasi. KPM (Kayim)         : Dulrohmat


       2.9.2.   Badan Perwakilan Desa terdiri dari 7 orang :
                 -   Ketua                       : Suparno
                 -   Wakil Ketua                 : Sudarso
                 -   Sekretaris                  : Wijianan Endahyani
                 -   Kabid. Pemerintahan         : Budi Santosa, S.Pd.
                 -   Kabid. Pembangunan          : Sukirno
                 -   Kabid. Kemasyarakat         : Dulatif
                 -   Anggota                     : Suwarjo




                                                                                16
BAB III
                            POTENSI DAN MASALAH


3.1.   Potensi
               Sebagaimana pada umumnya desa pinggir hutan sudah barang tentu
       sangat kaya dengan sumber daya alam baik berupa keindahan alam, kayu,
       sumber mata air.      Desa Melung yang tidak begitu jauh dengan lokawisata
       Baturraden hanya berjarak 4,5 Km serta Kebun Raya Baturraden sudah
       barang tentu pada masa depan sangat memungkinan untuk dikembangan
       sebagai penunjang pariwisata. Budaya masyarakat dalam hal pelestarian
       hutan juga menjadi potensi yang menarik karena kebiasaan masyarakat
       dengan menebang pohon kayu tidak seluruh yang dimiliki namun menebang
       sesuai dengan kebutuhan ekonomi dan dengan segera menanam kembali
       melebihi dari tanaman yang di tebang.
               Disamping itu pada saat sekarang ini sudah dikembangakan pertanian
       hortikultura berbasis organik dengan memanfaatkan lahan tanah kas desa
       yang dikelola oleh lembaga desa Pager Gunung dari hasil sayuran organik
       sudah     berhasil   memasarkan   ke    supermarket-supermarket   di   sekitar
       Purwokerto dan kota-kota sekitar Kabupaten Banyumas.


3.2.   Masalah
               Kondisi yang dihadapi desa Melung di era desentralisasi dan otonomi
       daerah ke depan sangat komplek, sehingga membutuhkan penanganan yang
       cukup serius dan bersungguh-sungguh. Sejalan dengan visi pembangunan
       yang akan dijalankan dan ingin diwujudkan serta mendasari pada misi yang
       akan ditempuh guna mewujudkan visi pembangunan dimaksud, maka dapat
       diidentifikasi adanya 5 (lima) isue–isue strategis yang menjadi permasalahan
       pokok yang dihadapi desa saat ini :
       1. Rendahnya keberdayaan masyarakat dan kemampuan desa.
                  Ditinjau dari aspek ekonomi berbagai permasalahan yang dihadapi
          pembangunan yang dilaksanakan selama ini antara lain : ditingkat
          pemerintahan adanya duplikasi pengembangan usaha ekonomi produktif
          yang membuat pemerintah desa bingung karena harus membuat lembaga
          lagi sesuai dengan program yang diterima, lemahnya kemampuan
          masyarakat untuk membangun organisasi atau lembaga ekonomi rakyat.
                  Dari aspek sosial terdapat keterbatasan data dan informasi serta
          ego sektoral dimana saling tumpang tindihnya lembaga yang ada, karena

                                                                                  17
setiap ada program harus membuat lembaga baru yang mengurusi,
  padahal di desa sudah ada lembaga yang secara tugas dan fungsinya
  sama, dan yang menjadi kesulitan adalah usulan untuk penggabungan
  lembaga ditidak dapat terima pada suatu program.
         Dengan tingkat pendidikan yang rendah maka dilapangan masih
  menghadapi kendala seperti kurangnya biaya untuk sosialisasi, sarana,
  kualitas sumber daya yang terbatas serta kultur budaya yang kurang
  mendukung. Disamping masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia,


2. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.
         Sebagai bagian dari rendahnya tingkat ekonomi maka berdampak
  pada rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, karena tidak mampu
  membiaya sekolah anaknya sampai dengan pendidikan dasar dan putus
  sekolah.    Dengan rendahnya pendidikan maka hasil dari pembangunan
  akan   mengalami    hambatan,       karena   rendahnya   penyerapan   ilmu
  pengetahuan dan teknologi.
         Kesenjangan pendidikan terutama dialami oleh perbedaan tingkat
  pendidikan antara laki-laki dengan perempuan hal tersebut dapat terlihat
  dari banyaknya angka buta huruf dikalangan kaum perempuan, maka
  kedepan diharapkan masyarakat sudah tidak ada lagi yang buta huruf.
         Dilaksanakannya otonomi pendidikan menuntut peran sekolah,
  orang tua dan masyarakat turut serta dalam perencanaan sampai dengan
  pengawasan bidang pendidikan karena permasalahan yang dihadapi
  sekarang ini antara lain, kurangnya pemerataan, rendahnya kualitas
  pelayanan pendidikan, belum optimalnya manajemen sistem pendidikan
  dan kurangnya keterlibatan masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan
  pendidikan.


3. Rendahnya derajat kesehatan
         Rendahnya derajat kesehatan masyarakat juga merupakan efek dari
  rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, dimana biaya obat dan pelayanan
  kesehatan     semakin   meningkat    sementara   kemampuan    masyarakat
  merosot.
         Dengan adanya Pembangunan Poliklinik Desa (PKD) diupayakan
  minimal dapat memberikan pelayanan dasar kesehatan di masyarakat dan
  terjangkau juga dapat melayani masyarakat yang miskin. Disamping itu
  pelayanan posyandu juga perlu ditingkatkan baik sarana prasarana dan
  pemberdayaan kader posyandu itu sendiri. Karena posyandu merupakan
                                                                  18
ujung tombak dalam pelayanan kesehatan balita yang sebagai generasi
  penerus bangsa.
         Sehubungan dengan mahalnya harga obat-obat maka perlu adanya
  upaya kegiatan pelatihan dan sosialisasi manfaat dan penggunaan obat-
  obat tradisonal serta diharapkan sampai dengan pengembangan produk
  obat-obat tradisional.


4. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat dan tingkat kesejahteraan
  masyarakat.
         Masalah pembangunan yang sangat urgen pada saat ini adalah
  masalah kemiskinan yang ditandai oleh banyaknya pengangguran,
  keterbelakangan dan keterpurukan.      Masyarakat Desa Melung yang
  sebagian besar adalah penduduk miskin dengan tingkat ekonomi yang
  rendah disertai rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan banyaknya
  pengangguran.


5. Adanya kerusakan sumber daya alam dan sumber daya air.
         Sumber daya alam sebagai bagian dari kehidupan harus ada
  keseimbangan, khusunya masalah hutan, mengingat           desa Melung
  merupakan desa pinggir hutan sehingga masyarakat lebih banyak
  berinteraksi dengan hutan, baik hutan negara maupun hutan rakyat. Ketika
  hutan rusak maka akan berdampak pada berkurangnya sumber daya air.
         Air di sungai tetap murni karena ia bergerak, bila terperangkapar
  akan mati. Oleh karena itu air harus tetap beredar dan tetap ada, karena
  hampir seluruh mahluk hidup terdiri dari air.    Ketika darah berhenti
  mengalir, tubuh akan membusuk, ketika darah di otak berhenti, ini dapat
  mengancam nyawa. Begitu pula dengan air ketika bicara air maka seluruh
  masyarakat akan dari hulu sampai hilir akan mempermasalahkan air. Dan
  bila air tidak lancar maka akan mempengaruhi tatanan kehidupan
  masyarakat.. Oleh karena itu pembenahan sumber daya air perlu
  dilestarikan dan hutan sebagai salah satu penahan siklus peredaran air
  dimuka bumi ini. Apabila hutan rusak maka berdampak pada sumber daya
  air.




                                                                       19
BAB IV
       RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA


       Dari sejarah perkembangan desa Melung serta kondisi masyarakat yang ada
sekarang ini dengan didukung potensi dan masalah yang ada di Desa Melung maka
harapan dan pengembangan desa kedepan perlu adanya visi dan misi untuk
mengatasi masalah dan mengelola potensi yang ada dalam menuju kesejahteraan
masyarakat.
4.1.   Visi dan Misi
       4.1.1. Visi
                     Berdasarkan kondisi Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng
              Kabupaten Banyumas saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 3 (tiga)
              tahun mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki
              oleh Desa Melung dan amanat pembangunan yang tercantum dalam
              Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
              1945, Visi dalam RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah
              maka visi pembangunan desa Melung tahun 2010–2013 adalah :


                “Desa Melung yang Cerdas, Berbudaya serta Sejahtera”


       4.1.2. Misi
                     Visi Pembangunan Desa Melung ke depan diharapkan mampu
              mewujudkan kebutuhan dan amanat masyarakat dengan tetap menga-
              cu pada maksud otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam UU
              Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yaitu daerah yang
              mempunyai kemandirian, daya saing dan mampu memberikan pelaya-
              nan publik dalam rangka pencapaian tujuan nasional seperti yang di-
              amanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
              Disamping itu visi Desa Melung tidak lepas dari Visi dalam RPJM Na-
              sional dan RPJM Provinsi Jawa Tengah dan RPJM Kabupaten Banyu-
              mas disusun dengan memerhatikan RPJM Nasional, RPJM Provinsi
              dan RPJM Kabupaten Banyumas.
              Visi Pembangunan harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat
       berbudaya dan kesejahteraan yang ingin dicapai.
              “Cerdas” mengandung maksud masyarakat desa Melung untuk
       tingkat pendidikan sudah mulai naik dengan rata-rata minimal SLTP. Hal
       tersebut yang ditandai dengan adanya Kelompok Bermain SATRIA JAYA se-
       bagai pendidikan pra sekolah karena pada massa usia dibawah 6 (enam) ta-
                                                                              20
hun merupkan masa-masa keemasan (golden age) sebagai pembentukan
manusia untuk SD-SMP satu atap dan sudah adanya kelompok bermain. DI-
harapkan pada tahun-tahun mendatang tingkat pendidikan masyarakat sudah
minimal SMP dan sukses untuk kegiatan Wajib Belajar 9 Tahun.
      “Berbudaya” mengandung maksud masyarakat               yang berakhlak
mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab serta mandiri berda-
sarkan falsafah Pancasila . Hal tersebut yang ditandai dengan adanya jati diri
dan karakter masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, me-
matuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beraga-
ma, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, me-
nerapkan nilai-nilai luhur budaya daerah, dan memiliki kebanggaan sebagai
masyarakat desa Melung sebagai bagian dari daerah Indonesia dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan desa pada
khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya. Kemandirian adalah
hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap masyarakat untuk menentukan na-
sibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi daerahnya dalam ke-
rangka negara Kesatuan RI. Oleh karena itu, pembangunan desa, sebagai
usaha untuk mengisi kemerdekaan, haruslah pula merupakan upaya mem-
bangun kemandirian. Kemandirian merupakan konsep yang dinamis karena
mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling ketergantungan senantiasa
berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-nilai yang men-
dasari dan mempengaruhinya. Desa mandiri adalah desa yang mampu mewu-
judkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan desa lain yang telah maju
dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena
itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekono-
mi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan
sekaligus kemandirian. Kemandirian suatu desa tercermin, antara lain, pada
ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi
tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya; kemandirian aparatur
pemerintah desa. dalam menjalankan tugasnya; ketergantungan pembiayaan
pembangunan yang bersumber dari pendapatan desa yang makin kokoh.
Apabila karena sumber daya alam tidak lagi memungkinkan, kelemahan itu di-
imbangi dengan keunggulan lain sehingga tidak membuat ketergantungan dan
kerawanan serta mempunyai daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan
gejolak ekonomi .
      “Kesejahteraan “ terdiri dari dan mengandung maksud Kemajuan De-
sa, keadilan dan kemakmuran. Tingkat kemajuan suatu desa dinilai berdasar-
kan berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu ne-
                                                                             21
gara diukur dari kualitas sumber daya manusianya. Suatu daerah dikatakan
makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki kepribadian daerah,
ber-akhlak mulia, dan berkualitas pendidikan. Tingginya kualitas pendidikan
penduduknya ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah
serta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profe-
sional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Kemajuan suatu desa juga di-
ukur berdasarkan indikator kependudukan, ada kaitan yang erat antara kema-
juan suatu desa dengan laju pertumbuhan penduduk, termasuk derajat kese-
hatan. Desa yang sudah maju ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk
yang lebih kecil; angka harapan hidup yang lebih tinggi; dan kualitas pelaya-
nan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia
yang makin baik akan tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi. Ditinjau
dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan suatu desa diukur dari tingkat
kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan. Selain itu, dalam
proses produksi berkembang keterpaduan antarsektor, terutama sektor perta-
nian, perkebunan dan kehutanan rakyat seerta sektor-sektor jasa; juga peman-
faatan sumber alam secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan.
Desa yang maju umumnya adalah desa yang perekonomiannya stabil. Gejolak
yang berasal dari dalam maupun luar desa dapat diredam oleh ketahanan
ekonominya. Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik.
     Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui 8
(delapan) misi Desa Melung sebagai berikut:
1.    Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional serta sikap
      responsif aparatur sebagai pelayan masyarakat Dalam rangka
      mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu didukung oleh
      aparatur desa yang profesional, serta responsif terhadap permasalahan–
      permasalahan yang timbul di masyarakat.
2.    Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
      berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah
      memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang
      bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
      Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan
      antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengem-
      bangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya daerah, dan
      memiliki kebanggaan sebagai bangsa           Indonesia dalam rangka
      memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan desa
      dan daerah.

                                                                           22
3.   Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi secara
     berkelanjutan.
     Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan
     berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek
     melalui pelatihan-pelatihan serta menambah ketrampilan di masyarakat
     dengan bekerja sama Perguruan Tinggi dan memperkuat perekonomian
     domestik berbasis keunggulan desa           menuju keunggulan kompetitif
     dengan    membangun       keterkaitan    sistem produksi,    distribusi,   dan
     pelayanan termasuk pelayanan jasa. SDM yang memiliki kompetensi
     tinggi tanpa diskriminasi karena hanya SDM yang berkompetenlah yang
     dapat    berkontribusi   secara   optimal    dalam    proses    peningkatan
     kesejahteraan rakyat. Upaya ini lebih diarahkan pada peningkatan
     kesehatan fisik dan      mental masyarakat, peningkatan pendidikan dan
     ketrampilan masyarakat, serta ketahanan keluarga.
4.   Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian,
     perkebunan dan kehutanan rakyat dengan kondisi sosial budaya
     yang berbasis kearifan lokal.
     Pembangunan ekonomi masyarakat berbasiskan ekonomi kerakyatan,
     dan ditopang oleh sektor pertanian yang maju, sektor UMK yang tangguh
     dan industri rumah tangga yang kuat. Pemenuhan kebutuhan dasar
     masyarakat    merupakan      prioritas   utama,    serta   memelihara      dan
     merevitalisasi budaya yang berakar pada kearifan lokal.
     Menjadikan Desa Melung sebagai “Desa Agrowisata dan Ekowisata”
     sebagai penunjang obyek pariwisata Baturraden untuk meningkatkan
     sumber pendapatan Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Desa Melung
     itu sendiri. keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan
     hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan da-
     lam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan
     ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial
     ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi
     sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbai-
     ki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendu-
     kung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehi-
     dupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekara-
     gaman hayati sebagai modal dasar pembangunan desa.
5.   Mewujudkan pemerataan pembangunan desa dan berkeadilan
     Adalah meningkatkan pembangunan desa; mengurangi kesenjangan
     sosial   secara    menyeluruh,      keberpihakan     kepada     masyarakat,
                                                                             23
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran; menyediakan akses yang
            sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana
            dan prasarana ekonomi serta menghilangkan diskriminasi                    dalam
            berbagai aspek termasuk gender.
       6.   Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur.
            Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur lebih
            diarahkan     kepada       sasaran–sasaran        yang    dapat    meningkatkan
            pertumbuhan dan kelancaran roda ekonomi, dengan memperhatikan
            aspek kelestarian alam dan lingkungan hidup serta tata ruang dan tata
            wilayah daerah.


4.2.   Kebijakan Pembangunan
               Adanya sinergisitas antara desa, kabupaten, provinsi dan negara
       haruslah dimulai sejak sekarang ini agar kegiatan pembangunan tidak saling
       tumpang tindih dan terencana dengan baik. Kebijakan pembangunan desa
       tidak lepas dari kebijakan pembangunan nasional yaitu pembangunan yang
       berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang berprinsip untuk
       memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
       generasi masa depan. Untuk mencapai keberlanjutan yang menyeluruh,
       diperlukan keterpaduan antara 3 pilar pembangunan, yaitu keberlanjutan
       dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tiga pilar utama tersebut yaitu
       ekonomi, sosial, dan lingkungan saling berintegrasi dan saling memperkuat
       satu dengan yang lain. Untuk itu tiga aspek tersebut harus diintegrasikan
       dalam     perencanaan     dan     pelaksanaan         pembangunan      agar   tercapai
       pembangunan       berkelanjutan     yang     selain    dapat   menjaga    lingkungan
       hidup/ekologi dari kehancuran atau penurunan kualitas, juga dapat menjaga
       keadilan sosial dengan tidak mengorbankan kebutuhan pembangunan
       ekonomi.
               Prediksi perekonomian pada tahun-tahun mendatang diharapkan akan
       lebih baik     dibandingkan tahun sebelumnya., dimana rencana program-
       program      diarahkan   pada     kegiatan    yang     langsung   menyentuh     pada
       masyarakat, bersifat produktif dan merupakan upaya konkrit dalam rangka
       mendorong perkembangan sektor riil. Pada akhirnya, hal-hal tersebut
       diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja perekonomian masyarakat
       desa, Kabupaten Banyumas pada khususnya dan Jawa Tengah serta negara
       secara utuh.
               Faktor-faktor internal yang masih perlu diantisipasi, antara lain semakin
       terbatasnya sumber-sumber pendapatan desa karena banyaknya aturan yang
                                                                           24
terkadang tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang ada. Seperti
penggunaan       ADD    yang    masiih    lebih   banyak     dipergunakan   untuk
pembangunan fisik dan terbatasnya untuk kegiatan pengembangan di sektor
riil.
         Di sisi lain program penanggulangan bencana dan penanggulangan
berbagai penyakit, masih sangat sedikit dana, juga tuntutan adanya honor atau
insentif bagi para pengurus RT dan RW memberikan beban biaya APBDes
yang cukup berat, serta penurunan daya beli masyarakat pada saat
banyaknya hajatan secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja sektor
riil disamping upah tenaga kerja yang terus mengalami kenaikan. Sedangkan
faktor eksternal antara lain dampak terjadinya perubahan ekonomi global
khususnya pasar bebas, fluktuasi perekonomian negara-negara maju dan
perubahan harga minyak dunia yang belum stabil.
         Tantangan ke depan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas, yang mampu meningkatkan
pendapatan per kapita dan mengurangi pengangguran, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Melung.
         Kebijakan pembangunan desa Melung secara umum ditujukan dalam
rangka percepatan dan prioritas sasaran, yaitu :
1.      Memaksimalkan pengembangan potensi SDM aparatur yang telah
        dimiliki, di segala bidang kompeten, profesional dalam melaksanakan
        tugas pokok dan fungsinya yang diarahkan kepada pelayanan serta
        peningkatan     kemampuan        masyarakat.,      mandiri,   bermanfaat,
        meningkatkan fungsi koordinasi, serta penegakan prinsip-prinsip good
        local governance;
2.      Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan Information
        Communication and Technology (ICT) melalui electronic government di
        lingkungan pemerintahan desa dalam rangka meningkatkan pelayanan
        dan kebebasan akses informasi bagi masyarakat.
3.      Mewujudkan masyarakat yang berdaya berkemampuan (empowered)
        dan berdaya-saing (competitive) yang mengarah kepada kemandirian,
        melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat dengan didasari
        keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.      Memaksimalkan       peran   lembaga-lembaga         keagamaan,      dalam
        mewujudkan akhlak dan moral umat (akhlaqul kharimah );
5.      Memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam maupun buatan sesuai
        dengan RTRW Kabupaten Banyumas dan Provinsi Jawa Tengah, hasil
        penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
                                                                        25
guna yang melibatkan kalangan perguruan tinggi, untuk pengurangan
            resiko bencana dan mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat yang
            lebih baik.
       6.   Mengembangkan kawasan agrowisata dan ekowisata untuk mendukung
            percepatan pembangunan pedesaan.
       7.   Menumbuhkembangkan kelompok usaha produktif, Badan Usaha Milik
            Desa, dan Lembaga Keuangan Mikro melalui kemitraan bisnis (Program
            Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh BUMN/BUMD, dan Corporate
            Social Responsibility/ CSR oleh Swasta)
       8.   Pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara bijaksana, penerapan
            teknologi tepat guna,
       9.   Meningkanya peran lembaga keuangan dalam mendukung permodalan
            dan penciptaan iklim kondusif bagi tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang
            dikonsentrasikan pada bidang pertanian, UMK serta tumbuh dan
            berkembangnya potensi ekonomi rakyat;
       10. Memanfaatkan potensi budaya dan kearifan lokal dalam memperkuat
            sistem sosial masyarakat, meningkatakan kualitas pelayanan dasar, serta
            pengembangan dan promosi budaya;
       11. Penyempurnaan produk-produk rencana tata ruang dan menjadikanya
            sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan serta pengembangan
            sarana dan prasarana (infrastruktur) guna mendukung tumbuhnya
            perekonomian desa;
       12. Penyusunan         produk-poduk       hukum   desa   disertai   dengan      upaya
            sosialisasi, penerapan         dan   penegakannya    secara     konsisten    dan
            konsekuen guna menjamin adanya kepastian hukum, terciptanya rasa
            aman dan tenteram bagi masyarakat.

4.3.   Arah Kebijakan Pembangunan
               Arah   Kebijakan    Nasional      ditekankan   pada   upaya     memberikan
       perlindungan       sosial dan keberpihakan terhadap masyarakat miskin serta
       peningkatkan akses dan mutu pelayanan dasar (SEB Meneg PPN/Kepala
       Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0081/M.PPN/04/2008 dan Nomor SE
       57/MK/2008 tentang pagu Indikatif RKP Tahun 2009).
               Arah kebijakan Pembangunan Desa lebih menitik beratkan upaya-
       upaya    peningkatan     kualitas    sumber    daya    manusia,     ditujukan    untuk
       meningkatkan aksesbilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan,
       pembangunan infrastruktur strategis, revitalisasi pertanian, perdagangan, jasa
       dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan koservasi
                                                                                          26
lingkungan serta penataan struktur pemerintahan desa Melung untuk
menyiapkan kemandirian masyarakat Desa Melung.
         Untuk pencapaian visi dan misi maka arah kebijakan pembangunan
adalah :
4.3.1.    Arah Kebijakan Ekonomi
          Arah kebijakan dalam bidang ekonomi adalah :
          a. Memanfaatkan potensi ekonomi lokal melalui kerjasama lokal,
             regional dan antar wilayah dalam mendukung pengembangan
             ekonomi desa, daerah dan provinsi guna meningkatkan daya tarik
             investasi. Sasarannya adalah :
              1. Terbentuknya jejaring kerjasama antar desa dan antar
                  lembaga yang semakin mantap dan sinergis dalam bidang-
                  bidang yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk
                  mengembangkan perekonomian desa dalam pengelolaan
                  sumber daya alam dan lingkungan hidup;
              2. Meningkatnya         ketahanan      pangan       melalui     sistem
                  kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa
                  mandiri pangan;
              3. Meningkatnya        produktivitas pertanian   melalui      pertanian
                  terpadu,   benih     bermutu,    pengendalian    hama      terpadu,
                  optimalisasi pupuk organik dan penerapan teknologi tepat
                  guna.
              4. Meningkatnya        kualitas     manajemen    pariwisata,      yang
                  mendukung pengembangan ekonomi lokal.
              5. Berkembangnya potensi lokal melalui pendekatan klaster dan
                  kawasan, khususnya pertanian, industri dan pariwisata.
          b. Membangun dan mengembangkan jaringan bisnis ekonomi lokal
             melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang
             diarahkan pada pengelolaan usaha oleh pelaku bisnis dan
             masyarakat secara mandiri. Sasarannya adalah :
              1. Terwujudnya masyarakat yang pro aktif dan tanggap dalam
                  mengantisipasi peluang yang tersedia;
              2. Tersusunnya peraturan/regulasi dan SOP Unit usaha Pager
                  Gunung yang mendukung pemberdayaan masyarakat;
              3. Berkembangnya         UMKM       dengan   mempermudah         akses
                  permodalan, mekanisme kinerja kelembagaan UMKM, akses
                  pasar, serta sistem perlindungan yang memadai;

                                                                                  27
4. Berkembangnya daerah penyangga bahan baku bagi UMKM,
                   melalui pemanfaatan teknologi tepat guna;
               5. Berkembangnya pasar produk yang dikelola lembaga Pager
                   Gunung serta menjaga kesinambungan pasar yang sudah
                   ada;


4.3.2.   Arah Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia
         Arah kebijakan dalam peningkatan sumber daya manusia adalah :
         a. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia di segala bidang
              dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
              Maha Esa. Sasarannya adalah :
              1. Meningkatnya kesadaran beragama dimuali sejak usia dini
                 serta sarana peribadatan.
              2. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat dan kemudahan
                 akses dalam menempuh pendidikan tanpa diskriminasi usia
                 kelompok dan jenis kelamin;
              3. Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
                 seni di kalangan masyarakat, melalui pelatihan ketrampilan di
                 bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta eksplorasi di bidang
                 kesenian;
              4. Meningkatnya prestasi olah raga.
              5. Meningkatnya Pembangunan Gender
              6. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat;
              7. Meningkatnya Keluarga Kecil Berkualitas dan Sejahtera.
         b. Terwujudnya masyarakat yang berkemampuan (empowered),
              berdayasaing (competitive) yang mengarah kepada kemandirian,
              melalui   peran   aktif   pemerintah,   swasta   dan   masyarakat.
              Sasarannya adalah :
              1. Meningkatnya ketrampilan masyarakat melalui pelatihan;
              2. Menguatnya      kelembagaan      masyarakat   sebagai    wadah
                 partisipasi masyarakat;
              3. Meningkatnya       partisipasi   masyarakat    dalam    proses
                 pengambilan keputusan.
         c.   Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan profesionalisme
              aparatur Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas pokok dan
              fungsinya yang diarahkan kepada pelayanan serta peningkatan
              kemampuan masyarakat.

                                                                             28
1. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintah desa melalui
                  pendidikan dan pelatihan;
            2. Terwujudnya sistem kerja perangkat desa yang mantap, teruji
                  dan meningkatnya kesejahteraan perangkat desa.
         d. Meningkatnya kepercayaan kepada pemerintahan desa serta
            dapat      membangkitkan      gairah   masyarakat     dalam     berkarya
            membangun bangsa melalui :
            1. Penyusunan produk-produk hukum desa;
            2. Sosialisasi, penerapan dan penegakan produk hukum secara
                  konsisten dan konsekuen.
         e. Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan
            Information    Communication       and   Technology     (ICT)     melalui
            electronic government di lingkungan pemerintahan desa dalam
            rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses informasi
            bagi masyarakat. Sasarannya adalah :
            1. Semakin mantapnya sistem administrasi pemerintahan;
            2. Semakin mantapnya sistem pelayanan kepada masyarakat
                  oleh pemerintah;
            3. Berkembangnya penggunaan sistem ICT dalam tata laksana
                  pemerintahan di desa.
            4. Terwujudnya        transparansi       dan    akuntabilitas      dalam
                  penyelenggaraan pemerintahan. Aparatur pemerintah yang
                  membuka peluang terhadap partisipasi masyarakat dalam
                  penyelenggaraan pemerintahan.


4.3.3.   Arah Kebijakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
                Arah kebijakan pembangunan dibidang sumber dayam alam dan
         lingkungan hidup adalah memanfaatkan secara optimal sumber daya
         alam    maupun    buatan    sesuai    dengan      RTRW    Desa       Melung.
         Sasarannya adalah :
         1. Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam secara optimal,
            tanpa mengganggu keseimbangan dan kelestarian alam itu
            sendiri;
         2. Berkembangnya        ilmu     pengetahuan      dan    teknologi     yang
            memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari;
         3. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian
            alam;
         4. Berkurangnya resiko bencana.
                                                                                   29
4.3.4.   Arah Kebijakan Keuangan Desa
         1. Arah Kebijakan Pendapatan Desa
            Dasar penentuan arah kebijakan keuangan desa adalah Peraturan
            Daerah Kabupaten Banyumas nomor 17 Tahun 2006 tentang
            Sumber Pendapatan Desa. Dalam peraturan tersebut jenis-jenis
            pendapatan    desa     dirinci   menurut    jenis   pendapatan     desa.
            Selanjutnya untuk jenis pungutan desa telah diatur dalam
            peraturan desa.
            Diharapkan pada tahun-tahun kedepan pendapatan asli desa dan
            bantuan-bantuan      dari   pemerintah,    pemerintah   provinsi    dan
            emerintah    daerah     kabupaten    akan     senantiasa   bertambah
            mengingat akan kebutuhan yang semakin meningkat. Komponen
            pendapatan yang meliputi Pendapatan Asli Desa (PADes), Dana
            Perimbangan, dan bantuan baik dari Pemerintah Kabupaten
            Banyumas, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah maupun bantuan
            dari Pemerintah, bantuan dari pihak ketiga serta lain-lain
            pendapatan yang sah, yaitu :
                 a. Pendapatan Asli Desa
                    - Tanah Kas Desa
                    - Tanah Suksara Desa
                    - Kekeyaan Desa lainnya
                    - Pungutan Desa
                 b. Dana Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Banyumas
                    - Alokasi Dana Desa
                    - Bantuan Instruksi Bupati
                    - Bantuan lain-lain
                 c. Dana Bantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah
                    - Bantuan Lain-lain
                 d. Dana Bantuan dari Pemerintah
                    - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
                    - Bantuan lain-lain
                 e. Dana Bantuan dari Pihak Ke Tiga
                    - Bantuan dari PLTA Ketenger
                    - Bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat
                    - Bantuan lainnya yang tidak mengikat
                 f. Dana Tidak Terduga


         2. Arah Kebijakan Belanja Desa
                                                                                 30
Belanja Desa diproyeksikan untuk belanja aparatur dan belanja
                   publik.     Arah kebijakan belanja desa lebih diutamakan dalam
                   upaya-upaya pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian
                   desa, pembangunan infrastruktur yang meliputi :
                    a. Belanja Tidak Langsung :
                         Adalah belanja belanja yang tidak dipengaruhi secara
                         langsung oleh ada tidaknya program dan kegiatan desa yang
                         dipengaruhi jontribusinya terhadap prestasi kerja sukar
                         diukur.         Adapun arah kebijakan belanja tidak langsung
                         meliputi :
                             - Belanja penghasilan tetap perangkat desa.
                             - Belanja tunjangan perangkat desa.
                             - Belanja bantuan keuangan bagi lembaga-lembaga desa.
                             - Belanja       tidak    terduga      yang       meliputi      biaya
                               penanggulangan bencana.
                    b. Belanja Langsung :
                         Adalah belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh
                         program         kegiatan    desa   yang   kontribusinya         terhadap
                         pencapaian prestasi kerja dapat diukur.                 Adapun arah
                         kebjijakan untuk belanja langsung meliputi :
                             - Belanja kegiatan pembangunan infrastruktur.
                             - Belanja kegiatan
                             - Belanja penambahan modal lembaga-lembaga desa.



4.2.   Potensi dan Masalah

       a.   Daftar masalah dan potensi dari bagan Sketsa Desa

       NO                          Masalah                                     Potensi
            BIDANG PEMERINTAHAN & PEMBERDAYAAN MA-
       I
            SYARAKAT
       1.   Honor RT                                               Kas RT
       2.   Informasi                                              Pertemuan/selapanan
       3.   Di RW 4 tidak ada kegiatan pertemuan RT                Struktur
       4.   Kepengurusan RT kurang lengkap                         Warga
       5.   Administrasi kurang tertib


       II   BIDANG KEAGAMAAN
       1.   Kegiatan TPQ terbengkalai/tidak lancar                 Masjid
       2.   Kurangnya kesadaran menjalankan syariat beragama       Tokoh agama
       3.   Sarana prasarana Madrasah Diniyah                      Ustad

                                                                                               31
III        BIDANG KESEHATAN
      1.   Pencemaran lingkungan di Dusun I                         Bidan
      2.   Kegiatan Posyandu masih menumpang                        Kader Posyandu
      3.   Pelayanan PKD kurang maksimal                            Sarana PKD
           Penyakit menahun (Gondok,Exim,Malaria) di RW 4
      4.
           dan 2
      5.   Lingkungan RW 4 kurang sehat


IV         BIDANG PENDIDIKAN
           Kurangnya sarana prasarana SMP khususnya lokal
      1.                                                            Lahan
           kelas
      2.   Kurangnya informasi tentang pendidikan formal            Guru
      3.   Biaya pendidikan mahal                                   Komite
      4.   Kurangnya ketrampilan (pertanian, peternakan)            Wali Murid
      5.   Banyak anak putus sekolah di RW 4
      6.   Tidak ada Kejar Paket B


V          BIDANG EKONOMI
      1.   Irigasi & Bendungan Watu Gayong sering jebol             Lahan pertanian,saluran air
      2.   Irigasi & Bendungan Kali Tuma                            Swadaya
      3.   Irigasi & Bendungan Kali Kracak                          Batu
      4.   Banyak Pengangguran                                      Lahan pertanian,peternakan
      5.   Irigasi & Bendungan Curug Gupit                          Lahan pertanian,saluran air
      6.   Pembangunan jalan Selarendeng Kali kesur
      7.   Pembangunan jalan tembus melung selarendeng              Batu,tenaga gotong royong
      8.   Pembangunan talud dan pagar keliling makam               Batu,tenaga gotong royong


VI         BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA
      1.   Tanah makam sempit RW I                                  Swadaya
      2.   Pagar keliling makam tidak ada RW 3                      Lahan
      3.   Jalan makam sempit RW I                                  Sarana prasarana
      4.   Kegiatan karawitan kurang lancar                         Gamelan,Sanggar
      5.   Kurangnya perhatian pada penyandang cacad                Dinas terkait
      6.   Krisis gotong royong                                     Lembaga Desa
           Di RW 4 kalangan generasi muda banyak yang
      7.                                                            Lahan pertanian
           merantau (urbanisasi) ke luar desa.

VII        SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
           Distribusi air bersih di RW 4 kurang merata dan kurang
      1.                                                            Saluran air/Pipa
           lancer
                                                                    Pengurus PAB lengkap
                                                                    Iuran
      2.   Pemilik tanah tidak mengijinkan untuk pengadaan bak      Warga/pemanfaat
      3.   Hilangnya sumber mata air                                Hutan
      4.   Pengambilan batu di tebing /sungai
      5.   Banjir dan erosi di tanah lapangan                       Saluran
      6.   Jalan gelap RW I                                         Listrik
                                                                    Batu,tenaga kerja, gotong
      7.   Jalan & gorong-gorong rusak RT 2/RW 1
                                                                    royong

VIII       SARANA PRASARANA

                                                                                                32
1.     Balai Desa rusak                                       Swadaya
          2.     Jalan dan drainase ke Balai Desa rusak                 Batu
                                                                        Batu, swadaya
          3.     Pembangunan Madrasah Diniyah
                                                                        /gotongroyong
          4.     Irigasi & bendungan Kali Manggis jebol                 Lahan pertanian,petani
          5.     Pintu gerbang Balai Desa                               Gotong royong
          6.     Draenase jalan Kabupaten banyak yang rusak             Batu



      b.        Masalah dan Potensi dari bagan Kalender Musim
      NO                              Masalah                              Potensi
      I                             PANCA ROBA
           1.    Angin ribut                                     Pohon
           2.    Banyak penyakit, flu, batuk                     Obat
           3.    Hasil gula penderes jelek (banyak sekul)
           4.    Tanaman kayu rusak
           5.    Badeg/nira susut
           6.    Hama tanaman



          II                         KEMARAU
           1.    Tanah sawah kering                              Menanam palawija
           2.    Debit air menurun                               Sayuran
           3.    Pakan ternak kurang                             Pupuk kandang
           4.    Produksi pertanian padi menurun
           5.    Harga ternak murah
           6.    Kolam ikan kering
           7.    Produksi gula penderes baik


          III                         HUJAN
           1.    Tanah longsor                                   Musim tanam
           2.    Sumber air bersih keruh                         air melimpah
           3.    Tanah longsor
           4.    Irigasi/bendungan jebol
           5.    Tanaman sayur rusak/lodoh




      c.        Masalah dan Potensi dari Bagan
NO              Lembaga                         Masalah                             Potensi
1    Pemerintah Desa             Perangkat kurang lengkap                Sarana Prasana
                                 Kurang maksimalnya terjun ke masya-
                                 rakat                                   Struktur
                                                                         Pertemuan rutin


                                                                                                 33
2    PKK                  Anggota PKK RT kurang aktif            Struktur pengurus lengkap
                                                                 Pertemuan rutin
                                                                 Arisan


3    RW                   Tidak ada honor                        Struktur kepengurusan
                          Pengurus kurang aktif                  Pertemuan Lembaga
                          Kurangnya informasi


4    RT                   Pengurus belum lengkap                 SDM
                          Administrasi belum rapih               Stempel
                          Kegiatan tidak ada                     Warga/SDM
                          Tidak ada honor                        Struktur kepengurusan
                          Kesadaran berorganisasi masih kurang   Iuran/kamling
                          SDM rendah
                          Keterpakasaan menjadi pengurus

     Pengelola Air Ber-
5    sih (PAB)            Pemanfaatan belum merata               Iuran
                          Iuran tidak lancar                     Strukur kepengurusan
                          Aturan tidak dilaksanakan              Buku administrasi
                          Belum tahu tentang tupoksi


6    PAGER GUNUNG         Insentif Pengurus belum sesuai         Lahan pertanian
                          Kedisiplinan pengurus kurang           Struktur
                          Tidak ada pertemuan anggota            Sanggar/sekretariat
                          Kegiatan UKM kurang lancar             Manager dan staf
                          Lahan belum tergarap maksimal          Petani organik
                          Pemasaran sayur organik terbatas       Pasar


7    LINMAS               Tidak ada kegiatan                     Pertemuan Rutin/arisan
                          Personil LINMAS/HANSIP kebanyakan      Seragam lengkap
                          usia lanjut
                          Kurang kompak


8    BPD                  Masih tergantung kepada PEMDES         Sarana prasarana
                          Tidak ada pertemuan rutin anggota      Tempat/ruangan
                          Anggota kurang kompak/aktif


9    PKD                  Buka satu kali dalam seminggu          Gedung PKD
                          Kurang tenaga medis                    Bidan
                          Bidan praktek di rumah                 Saranaprasarana


10   KARANGTARUNA         Tidak ada kegiatan                     Struktur lengkap
                          Kepengurusan kurang aktif              Pemuda
                          Pemuda susah untuk dikumpulkan


11   LPKD                 Yang aktif hanya ketua                 Struktur Pengurus lengkap
                          Belum paham dengan tupoksinya          Warga
                          Keterlibatan pengurus lainnya kurang
                          Tidak ada pertemuan


                                                                                          34
12     KOMITE SEKOLAH       Kurang aktif                               Struktur pengurus lengkap
                            SDM masih kurang                           Guru
                            Kurang respon terhadap wali murid          Wali Murid



4.3.   Program Pembangunan Desa
               Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan langkah-langkah,
       sasaran prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman, serta kerangka berfikir
       yang melatarbelakangi upaya pencapaian visi dan misi yang akan dilakukan.
       Untuk mencapai visi dan misi maka strategi pembangunan digunakan sebagai
       dasar penyusunan program dan kegiatan pembangunan.
               Penyusunan     Program      Pembangunan          Desa     Melung     Kecamatan
       Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 berdasarkan PP No.
       38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
       Pemerintahan     Daerah       Provinsi,   dan    Pemerintahan          Kabupaten/Kota;
       Permendagri No 13 Tahun 2006 jo Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang
       Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Program-program pembangunan
       dalam RPJM Desa ini juga mengacu program nasional yang terdapat dalam
       RPJP Nasional (UU No. 17 Tahun 2007) dan RPJM Nasional (Perpres No. 7
       Tahun 2004), dan tahapan pembangunan lima tahunan RPJPD Provinsi Jawa
       Tengah (Perda No. 3 Tahun 2008). RPJMD Kabupaten Banyumas Nomor 8
       Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah serta RPJP
       2005 -2025.
               Selain peraturan perundangan di atas, program pembangunan dalam
       RPJM Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas
       Tahun 2007- 2012 mendasarkan pada Perda No. 21 Tahun 2003 tentang
       Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah; Paturan Gubernur No.
       88 Tahun 2008 tentang Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana
       (RADPRB) Provinsi Jawa Tengah. Program pembangunan dalam RPJM Desa
       Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2010- 2013
       meliputi Program Kewenangan Urusan Wajib, Program Kewenangan Urusan
       Pilihan, Pelaksanaan Tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta
       Pelaksanaan Tugas Umum Pemerintahan.


       a) Kewenangan Urusan Wajib
          Kelompok program kewenangan urusan wajib, meliputi 23 kewenangan
          urusan, rincian program masing-masing kewenangan urusan tersebut
          adalah sebagai berikut :
          1.     Pendidikan.
                                                                                               35
Komitmen Pemerintah Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng
     Kabupaten Banyumas untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
     manusia dilaksanakan dengan terus berupaya untuk meningkatkan
     akses dan kualitas pelayanan bidang pendidikan. Adapun rencana
     program adalah :
     1)    Peningkatan pemerataan dan layanan akses pendidikan;
     2)    Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan;
     3)    Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik
           penyelenggaraan pendidikan.
     4)    Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMP,
     5)    Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (Paket A, B dan C),
     6)    Peningkatkan partisipasi masyarakat serta kualitas Komite
           Sekolah.   dan   pencitraan   publik   dalam   penyelenggaraan
           pendidikan.
     7)    Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan
           peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan
           pendidik dan tenaga kependidikan Kelompok Bermain Satria
           Jaya.
     8)    Pembangunan Pos Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok
           Bermain Satria Jaya II Gerumbul Selarendeng.
     9)    Pembangunan pagar keliling sekolah SD-SMP Satu Atap.
     10) Pembangunan laboratorium sekolah.
     11) Pembangunan perpustakaan sekolah.
     12) Pengadaan buku dan sarana pendidikan SD san SMP.
     13) Pembinaan dan peningkatan kemampuan pemuda dalam
           berolah raga.
     14) Peningkatan kelembagaan Karang Taruna dan peran serta
           dalam pembangunan.


2.   Pembangunan Bidang Agama
            Untuk pencapaian sasaran pembangunan, program yang akan
     ditempuh adalah :
     1) Peningkatan jumlah sarana dan prasarana masjid dan mushola.

     2) Meningkatnya pendidikan keagamaan sejak usia dini.
     3) Pembangunan Madrasah Diniyah.
     4) Rehabilitasi Masjid Baitul Muttaqin gerumbul Kaliputra.
     5) Rehabilitasi Masjid Selarendeng.

                                                                       36
6) Rehabilitasi Mushola.
     7) Kegiatan TPQ/TPA.
     8) Kegiatan pengajian dan peringkatan hari besar keagamaan.
     9) Penyediaan sarana peribadatan.
     10) Pembinaan tenaga keagamaan dan peningkatan kualitas tenaga
          keagamaan.


3.   Pemerintahan Umum
          Rencana kerja dalam bidang ini adalah :
     1)    Penyusunan produk hukum desa yang mendorong pencapaian
           akuntabilitas dan kondusifitas penyelenggaraan pemerintahan
           dan pembangunan. penyusunan peraturan desa, pengawasan
           produk hukum, sosialisasi produk-produk hukum, peningkatan
           pelayanan penyelesaian sengketa hukum, penghormatan HAM
           serta koordinasi antar lembaga dalam bidang bantuan hukum.
     2)    Peningkatan     kualitas      dan     kuantitas      penyelenggaran
           pemerintahan dan pembangunan, penataan kelembagaan dan
           ketatalaksanaan.
     3)    Peningkatan    efisiensi     dan    efektivitas     penyelenggaraan
           pemerintahan desa yang mendukung penyelenggaraan otonomi
           desa dan daerah serta meningkatnya sinergitas antara pusat,
           desa dan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah.
     4)    Peningkatan sinkronisasi pelaksanaan administrasi keuangan,
           meningkatnya    tertib     administrasi   keuangan       desa   dalam
           mengefektifkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
           desa, memantapkan tertib administrasi kepemerintahan dalam
           rangka peningkatan kapasitas birokrasi dan profesionalisme
           aparat dengan menekankan pada perubahan sikap dan perilaku
           aparat pemerintah desa yang efektif, efisien, responsif,
           transparan dan akuntabel.
     5)    Peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD).
     6)    Optimalisasi   manajemen        pengelolaan       aset   desa   yang
           diprioritaskan pada pengamanan aset desa, tersedianya data
           aset yang akurat.
     7)    Peningkatan peran dan fungsi Badan Permusyawarahan Desa.
     8)    Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
     9)    Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi.

                                                                              37
4.   Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat :
     Rencana kerja pembangunan urusan kesehatan meliputi :
     1.    Peningkatan peran dan fungsi PKD
     2.    Peningkatan pemberdayaan dalam rangka          perilaku hidup
           bersih dan sehat;
     3.    Peningkatan lingkungan hidup yang sehat;
     4.    Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Fokus kegiatan
           surveilans, pencegahan, pengendalian dan penanggulanan
           penyakit menular termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB)/ bencana
           dan penyakit tidak menular.
     5.    Meningkatnya pengetahuan pemahaman masyarakat tentang
           perumahan dan lingkungan yang sehat, dan aman.
     6.    Peningkatan pelayanan posyandu balita dan posyandu lansia.
     7.    Meningkatkan peserta KB.


5.   Pembangunan sumber daya alam :
          Rencana kerja pembangunan urusan sumber daya alam dan
     lingkungan hidup meliputi :
     1) Meningkatkan pelestarian hutan dan sumber daya air.
     2) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan penting sumber daya
          hutan dan air.
     3) Meningkatkan kawasan konservasi serta daerah aliran sungai.
     4) Meningkatkan kerjasama dengan Perum PERHUTAN dalam
          pengelolaan hutan bersama masyarakat.
     5) Berkurangnya       korban        bencana   alam   geologi   dan
          teridentifikasinya kawasan rawan bencana geologi sebagai upaya
          pengembangan sistem mitigasi bencana.


6.   Ekonomi
     Rencana kerja pembangunan urusan ekonomi meliputi adalah :
     1. Meningkatnya kemampuan lembaga ekonomi desa.
     2. Meningkatkan       pelayanan        dan    kemudahan-kemudahan
          masyarakat dalam memperoleh kredit dari Lembaga Pager
          Gunung.


7.   Sarana dan Prasarana
          Urusan Wajib kegiatan sarana dan prasarana meliputi 3 (tiga)
     bidang yaitu : 1). Bidang Prasarana Jalan, 2). Bidang Pengelolaan
                                                                    38
Sumber Daya Air dan 3). Bidang Prasarana Perdesaan Bangunan.
     Rencana kerja pembangunan meliputi :
     a. Bidang Prasarana Jalan dan Jembatan:
          1)   Pembangunan jalan tembus Depok RT 02/RW I ke RW II.
          2)   Peningkatan akses jalan Selarendeng-Kalikesur untuk
               menjadi jalan kabupaten.
          3)   Rehabilitasi jalan Melung-Kutaliman.
          4)   Pembangunan jembatan kali Manggis.
          5)   Pembangunan draenase jalan kabupaten
          6)   Rehabilitasi gang-gang di wilayah RT dan RW.
     b. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air adalah :
          1)   Pembangunan bendungan dan irigasi :
                a. Bendungan dan irigasi Watu gayong
                b. Bendungan dan Irigasi Lubang
                c. Bendungan dan Irigasi Wangan Wali
                d. Bendungan dan Irigasi Curug gupid
                e. Irigasi Kracak
                f. Irigasi Wangan Tuma.
          2)   Pembangunan talud
          3)   Pembangunan bak penampung air bersih.
          4)   Pemeliharaan bak dan saluran air bersih.
     c.   Prasarana Desa
          1)   Pembangunan balai desa.
          2)   Pembangunan talud lapangan desa
          3)   Pembangunan pos ronda

8.   Penataan Ruang
     Rencana kerja pembangunan Penataan Ruang, meliputi :
     1)    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Desa;
     2)    Penyediaan rencana rinci pengembangan kawasan agrowisata
     3)    Peningkatan      kesadaran   dan   kepatuhan    masyarakat   dan
           pengendalian      serta   pemanfaatan   ruang   sesuai    dengan
           peruntukannya      dan    kewaspadaan      masyarakat    terhadap
           pemanfaatan yang aman dari bencana tanah longsor.
     4)    Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan
           lahan pertanian pangan berkelanjutan;
     5)    Sosialisasi dan pemantauan mitigasi bencana alam geologi
           tanah longsor.
                                                                          39
9.   Perencanaan Pembangunan
          Rencana kerja urusan perencanaan pembangunan adalah :
     1)   Peningkatan kerjasama antara Desa dan dalam perencanaan
          pembangunan.
     2)   Mendorongan kelembagaan BKAD untuk lebih berperan dalam
          perencanaan pembangunan tingkat kecamatan.
     3)   Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan, penelitian
          dan pengembangan pembangunan desa;
     4)   Peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan
          desa;
     5)   Peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan
          daerah rawan bencana;


10. Lingkungan Hidup
          Sasaran rencana kerja pembangunan urusan lingkungan hidup
     adalah:
     1)   Terkendalinya beban pencemaran lingkungan pada usaha
          peternakan    ayam     potong      serta   berkurangnya      resiko
          pencemaran bahan-bahan berbahaya dan beracun (B-3)
          maupun limbah B-3;
     2)   Peningkatan kedisiplinan masyarakat maupun pelaku usaha
          terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan
          hidup;
     3)   Peningkatan     kearifan   lokal/tradisional    masyarakat     dan
          sumberdaya     aparatur    dalam    pencegahan     bencana     dan
          pelestarian lingkungan hidup;
     4)   Peningkatan    penanganan        kawasan   lahan   kritis   dengan
          komoditas perkebunan berupa tanaman keras atau tanaman
          tahunan, dan tanaman penutup tanah;
     5)   Peningkatan pengelolaan lahan, teknik budidaya, manajemen
          usaha tani dan kualitas hasil;
     6)   Peningkatan dan pemulihan daya dukung lingkungan pada
          kawasan lindung, cadangan sumberdaya alam serta lahan di
          ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS/sub DAS);
     7)   Peningkatan kapasitas aparat, masyarakat dan warga sekolah
          dalam     pencegahan       pencemaran,         perusakan,     serta
          pengembangan teknologi ramah lingkungan;
                                                                          40
8)   Pengembangan         Jasa     Lingkungan     Kawasan-Kawasan
         Konservasi    dan    Hutan    Fokus   kegiatan    Pengembangan
         kerjasama pengelolaan lingkungan maupun teknologi antara
         pemangku kepentingan di kawasan hutan.
    9)   Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Fokus
         kegiatan Identifikasi permasalahan dan fasilitasi penanganan
         kawasan lindung serta keanekaragaman hayati, pemberian
         penghargaan     kepada       masyarakat    yang    berjasa   dan
         penanganan masyarakat yang bermasalah dibidang lingkungan.


11. Pertanahan
         Sasaran rencana kerja pembangunan urusan pertanahan
    adalah:
    1)   Pengembangan        cakupan    dan    penerapan    penatagunaan
         pertanahan yang mendasar pada RTRW dalam rangka
         meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan;
    2)   Pengendalian konversi lahan pertanian ke non pertanian;
    3)   Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan peran
         serta masyarakat dalam konservasi SDA yang mempunyai
         potensi fungsi sebagai kawasan lindung dan tanah lahan
         pertanian pangan berkelanjutan serta meningkatkan partisipasi
         dalam pemanfaatan pertanahan.
    4)   Penyusunan database pertanahan


12. Kependudukan dan Catatan Sipil
         Sasaran rencana Urusan Kependudukan dan catatan Sipil
    adalah :
    1)   Peningkatan pembuatan akte kelahiran.
    2)   Peningkatan pelayanan KTP dan KK
    3)   Terwujudnya penyelenggaraan Sistem Informasi Administrasi
         Kependudukan (SIAK).


13. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
          Sasaran rencana kerja urusan pemberdayaan perempuan dan
    perlindungan anak adalah
    1)   Peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak di bidang
         pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi,           kesehatan,
         lingkungan hidup, ekonomi, ketenagakerjaan, politik, SDM,
                                                                41
aparatur dan pengurangan kekerasan terhadap perempuan dan
         anak;
    2)   Peningkatan pemahaman dan komitmen tentang kesetaraan
         dan keadilan gender pada seluruh pembangunan dalam rangka
         mewujudkan       penguatan       kelembagaan    pengarusutamaan
         gender serta mengoptimalkan perlindungan anak secara luas
         melalui penguatan kelembagaan pengarusutamaan anak;
    3)   Peningkatan kualitas hidup serta perlindungan perempuan dan
         anak melalui upaya-upaya membuka dan memperluas akses
         pelayanan kesehatan dan pendidikan, membuka akses dan
         kontrol perempuan pada sumberdaya ekonomi, mewujudkan
         perlindungan dari rasa aman, mengurangi kekerasan dan
         eksploitasi    terhadap    perempuan    dan     anak,    melindungi
         perempuan dan anak terhadap faktor–faktor sosial, budaya,
         ekonomi,      lingkungan   dan    kearifan   lokal     yang    kurang
         mendukung kualitas hidup perempuan dan anak, mewujudkan
         penegakan hukum dan perlindungan terhadap perempuan dan
         anak, serta peningkatan cakupan kepemilikan akte kelahiran.
    4)   Peningkatan pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar bagi
         perempuan dan anak; peningkatan kualitas perlindungan
         reproduksi     sehat   bagi   perempuan,      remaja     dan    anak,
         peningkatan kemampuan dan akses berusaha bagi perempuan
         pada sumber daya ekonomi; penanganan dan pencegahan
         kekerasan berbasis gender dan anak termasuk tindak pidana
         perdagangan orang (trafficking); peningkatan kualitas hidup
         perempuan dan anak di segala bidang pembangunan; advokasi
         dan fasilitasi peningkatan peran dan posisi perempuan dalam
         proses pengambilan keputusan serta perlindungan perempuan
         kelompok rentan.

14. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
         Sasaran rencana kerja urusan pemberdayaan perempuan dan
    perlindungan anak adalah
    1)   Pelayanan Keluarga Berencana Fokus kegiatan peningkatan
         dan perluasan cakupan, jangkauan serta kualitas sarana
         prasarana pelayanan KB; peningkatan peran serta masyarakat
         dan lembaga masyarakat dalam mengendalikan pertumbuhan
         penduduk melalui KB; Fasilitasi, advokasi dan supervise
                                                                            42
peningkatan     partisipasi   masyarakat     dalam   penggerakkan
         program keluarga berencana.
    2)   Peningkatan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran,
         memperkecil angka kematian, peningkatan kualitas program
         keluarga berencana dan keluarga sejahtera, menurunkan angka
         kelahiran melalui turunnya angka Total Fertility Rate (TFR) dan
         Unmetneedd;
    3)   Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Fokus
         kegiatan peningkatan peran kelompok Pengelolaan Informasi
         dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) untuk
         meningkatkan kualitas remaja dalam memahami kesehatan
         reproduksi; peningkatan pencegahan dan penanggulangan
         NAPZA, PMS dan HIV/AIDS di sekolah dan masyarakat.
    4)   Peningkatan kualitas BKB, Posyandu dan Pos PAUD; lembaga
         masyarakat dalam ber KB dan KS.
    5)   Peningkatan peran kelompok Bina Lingkungan Keluarga, Bina
         Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja dan Bina Keluarga
         Lansia.
    6)   Peningkatan kualitas PPKBD.


15. Sosial
         Sasaran yang akan dicapai dalam pemberdayaan masyarakat
    meliputi:
    1)   Berkurangnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan
         Sosial (PMKS).
    2)   Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial,
    3)   Peningkatan kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial;
    4)   Peningkatan pelayanan dan penyantunan masalah keluarga
         rawan sosial ekonomi dan wanita rawan sosial ekonomi
    5)   Penyaluran RASKIN kepada masyarakat.
    6)   Terpenuhinya kebutuhan masyarakat RTM akan rumah yang
         layak huni;
    7)   Pelatihan     penyelamatan    dan   evakuasi    terhadap   korban
         bencana, penanganan pengungsi dan pemulihan sarana
         prasaran vital untuk aktifitas masyarakat.
    8)   Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha (Corporate
         Social Responbility).

                                                                        43
Review rpjm des paling update1
Review rpjm des paling update1
Review rpjm des paling update1
Review rpjm des paling update1
Review rpjm des paling update1
Review rpjm des paling update1
Review rpjm des paling update1
Review rpjm des paling update1

More Related Content

What's hot

[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)Ryadhi EthniCitizen
 
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaFormasi Org
 
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024Strobillus Found
 
Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif Jusa Erza
 
Sk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdes
Sk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdesSk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdes
Sk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdesPemdes Seboro Sadang
 
Susunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maligano
Susunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maliganoSusunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maligano
Susunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maliganoOperator Warnet Vast Raha
 
Keputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desaKeputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desaPeno Wirawan
 
Formulir usulan pembangunan desa
Formulir usulan pembangunan desaFormulir usulan pembangunan desa
Formulir usulan pembangunan desaRizky Nugraha
 
Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013
Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013
Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013Aji Sahdi Sutisna
 
Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa Umi Arifah
 
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptxPendampingKotaDenpas
 
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...TV Desa
 
Kak kegiatan desa
Kak kegiatan desaKak kegiatan desa
Kak kegiatan desaglora sby
 
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK santy_wahyuni
 
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa KedungjaranPerdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaranari saridjo
 

What's hot (20)

[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
[Presentasi] Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD)
 
Tupoksi sotk baru
Tupoksi sotk baruTupoksi sotk baru
Tupoksi sotk baru
 
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
 
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
LAPORAN HASIL PENGISIAN KEANGGOTAAN BPD PERIODE 2018-2024
 
RPJM Desa
RPJM DesaRPJM Desa
RPJM Desa
 
Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif Sk sekdes definitif
Sk sekdes definitif
 
Sk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdes
Sk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdesSk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdes
Sk no. 11 2018 sop pelayan dan tata hubungan pemdes
 
Susunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maligano
Susunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maliganoSusunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maligano
Susunan acara pelantikan ketua tp pkk desa lingkup kecamatan maligano
 
Keputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desaKeputusan bersama kepala desa
Keputusan bersama kepala desa
 
Talud sumber
Talud sumberTalud sumber
Talud sumber
 
Contoh persetujuan camat
Contoh persetujuan camatContoh persetujuan camat
Contoh persetujuan camat
 
Formulir usulan pembangunan desa
Formulir usulan pembangunan desaFormulir usulan pembangunan desa
Formulir usulan pembangunan desa
 
Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013
Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013
Laporan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Panjalu Kab. Ciamis Tahun 2013
 
Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa Penyusunan RPJMDesa
Penyusunan RPJMDesa
 
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
 
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
Permendesa Nomor 3 tahun 2021 Tentang Pendaftaran, Pendataan Dan Pemeringkata...
 
Lppd
LppdLppd
Lppd
 
Kak kegiatan desa
Kak kegiatan desaKak kegiatan desa
Kak kegiatan desa
 
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
Buku Panduan Penyusunan RP2KPKPK
 
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa KedungjaranPerdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
 

Similar to Review rpjm des paling update1

RPJMDes Cilayung
RPJMDes CilayungRPJMDes Cilayung
RPJMDes CilayungAbdul Kohar
 
RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018
RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018
RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018Kang Margino
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaTeguh Kristyanto
 
LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016Ary Andalee
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Operator Warnet Vast Raha
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerigi Tua
 
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptxBAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptxberesdigitaltec
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Operator Warnet Vast Raha
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaAgus hariyanto
 
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESARPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESAgunawankusumo
 
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Tomy Risqi
 
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Pemdes Wlahar Wetan
 

Similar to Review rpjm des paling update1 (20)

RPJMDes Cilayung
RPJMDes CilayungRPJMDes Cilayung
RPJMDes Cilayung
 
RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018
RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018
RPJM Desa Melung Tahun 2014-2018
 
5. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 20155. bab i rkp desa jatilor 2015
5. bab i rkp desa jatilor 2015
 
95532571 makalah
95532571 makalah95532571 makalah
95532571 makalah
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desa
 
LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016LPPD desa langir 2016
LPPD desa langir 2016
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desa
 
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptxBAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa(1)
 
Renstra
RenstraRenstra
Renstra
 
iv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.pptiv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.ppt
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
 
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESARPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
RPJMDES & TATA KELOLA PEMERINTAH DESA
 
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
Panduan Penyusunan Perdes sept 2015
 
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
 

Review rpjm des paling update1

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provin- si, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerin- tahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi di- maksudkan untuk mempercepat proses terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Dengan adanya otonomi desa berdasarkan hak dan asal usul yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah diharapkan pemerintah desa mampu meningkatkan daya saing, melalui prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dalam pembangunan, meningkatkan daya gu- na potensi dan keanekaragaman sumber daya daerah. Walaupun undang- undang secara jelas menyatakan bahwa pemerintah desa mempunyai kewe- nangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan desa tetap harus memperhatikan perencanaan pe- merintah daerah pemerintah provinsi dan pusat, sehingga pencapaian tujuan desah mendukung pencapaian tujuan nasional. Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan baik yang terkait dengan hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya, pelayanan umum serta keuangan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 20 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Perancanaa Pembangunan Desa bahwa Kepala Desa terpilih harus membuat RPJMD 3 (Tiga) bulan setelah pelantikan yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman laporan keterangan pertang- gungjawaban Kepala Desa maupun Laporan Penyelenggaraan Pemerintah De- sa ke Bupati. Dalam rangka perencanaan pembangunan nasional, pemerintah, provinsi dan daerah harus memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan pedoman tata kelola pemerintahan. Oleh karena itu tu- juan dan sasaran pembangunan harus memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh pemerintah, provinsi dan daerah. Alokasi sumber daya desa harus mendukung penyelesaian masalah nasional dan masalah yang dihadapi daerah itu sendiri. RPJMDes Tahun 2008 – 2013 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Banyu- mas Tahun 2005 – 2025. 1
  • 2. Secara tujuan dan sasaran pembangunan desa Melung tahun 2010-2012 adalah tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (good government) kelembagaan dan organisasi pe- rangkat daerah, laju pertumbuhan penduduk yang terkendali, pemanfaatan ruang yang serasi dan efisien, meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup serta tersedianya kelengkapan sarana dan prasa- rana pendukung perekonomian desa. Dalam upaya melaksanakan dan menca- pai tujuan dan sasaran pembangunan daerah, terdapat beberapa peluang dan kendala strategis yang dapat mempengaruhi kinerja pembangunan, yaitu mun- culnya beberapa issue strategis nasional yang diantaranya adalah : 1. Pemanasan Global (Global Warming), 2. Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, 3. Aksesibilitas dan pelayanan pendidikan, 4. Aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat, 5. Belum optimalnya pemanfaatan tata ruang wilayah 6. Masih rendahnya kinerja lembaga-lembaga desa Pemerintah Desa Melung akan berusaha mengembangkan potensi dan me- minimalisasi kekurangan yang dimiliki untuk merespon peluang dan kendala yang muncul atas issue-issue strategis tersebut guna melaksanakan dan men- capai kinerja pembangunan 2010-2013. Perencanaan pembangunan desa adalah suatu proses pengambilan keputu- san yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dengan memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan perkemban- gan global. Untuk maksud tersebut diperlukan upaya yang tepat dalam menca- pai hasil melalui pemahaman persoalan yang benar-benar nyata dan pada ak- hirnya mampu untuk diatasi dengan baik dan tepat sasaran. Sesuai dengan filosofis pembangunan yang ada sekarang ini yaitu “Desa Membangun”, partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk menggali kebutu- han masyarakat bukan hanya sekedar keinginan dari masyarakat, suksesnya pembagunan di Desa perlu adanya dukungan dan partisipasi dari masyarakat serta pihak-pihak terkait. 1.2. Dasar Hukum Dasar hukum dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa adalah : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2
  • 3. 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah: 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. 9. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas nomor 20 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa. 10. Peraturan Bupati Banyumas nomor 200 tahun 2006 tentang Pedoman Tata Cara Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten Banyumas. 1.3. Pengertian : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Melung Kecamatan Ke- dungbanteng Kabupaten Banyumas adalah dokumen perencanaan pembangunan desa untuk periode 6 (enam) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai dengan ta- hun 2013. Dan RPJM-Desa ini merupakan revisi atau perubahan atas Peraturan Desa Melung Nomor 01 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Desa Me- lung Tahun 2008 – 2013. 1.4. Maksud dan Tujuan 1.1. Maksud Penyusunan RPJMDes Melung Tahun 2010 – 2013 adalah sebagai doku- men perencanaan pembangunan untuk memberikan : a. Arah kebijakan pembangunan Desa Melung, b. Arah kebijakan keuangan Desa Melung, c. Sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama 3 (tiga) tahun kedepan yang diejawantahkan dalam Program Pembangunan Dan Rencana Kerja, 1.2. Tujuan Penyusunan RPJMDes Melung Tahun 2010 – 2013 adalah : 3
  • 4. a. Untuk menjabarkan visi, misi, sasaran, strategi, kebijakan-kebijakan dan program-program pembangunan Desa Melung. b. Sebagai pedoman dasar dalam kegiatan pembangunan dalam 3 (tiga) tahun dan merangkum kegiatan masyarakat dalam pembangunan desa. c. Menampung aspirasi masyarakat dan membangun consensus dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan untuk menentukan arah pembangunan Desa Melung di masa yang akan datang yang penyusunannya mengacu kepada RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah dan RPJMD Kabupaten Banyumas. 1.5. SISTEMATIKA PENULISAN RANCANGAN RPJM-Desa BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Pengertian 1.4. Maksud dan Tujuan BAB II : PROFIL DESA 2.1. Kondisi Desa 2.2. Sejarah Desa 2.3. Demografi 2.4. Keadaan Sosial 2.5. Sarana dan Prasaran 2.6. Keadaan Ekonomi 2.7. Kondisi Pemerintahan Desa 2.8. Pembagian wilayah desa 2.9. Struktur Organisasi Pemerintah Desa BAB III : POTENSI DAN MASALAH 3.1. Potensi 3.2. Masalah BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA 4.1. Visi dan Misi 4.1.1 Visi 4.1.2 Misi 4.2. Kebijakan Pembangunan 4.3. Arah Kebijakan Pembangunan Desa 4.4. Potensi dan Masalah 4.5. Program Pembangunan Desa 4.6. Strategi Pencapaian 4
  • 5. BAB. V : PENUTUP Lampiran: 1.3. Peta Sosial Desa 1.4. Tabel data potensi. masalah, dan tindakan pemecahan masalah 1.5. Tabel Rencana Pembangunan Desa 5
  • 6. BAB II PROFIL DESA 2.1. Kondisi Desa Desa Melung termasuk desa pinggir hutan yang secara administrasi letak desa Melung berada dalam wilayah Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas pada sebelah utara timur Kecamatan Kedung-banteng dan berada di sabuk sebelah barat gunung Slamet. Sebagaimana pada umumnya penduduk desa pinggir hutan untuk tingkat pendidikan masih sangat rendah sehingga berimbas pada tingkat ekonomi yang sangat rendah pula. 2.2. Sejarah Pembangunan Desa Sejarah desa Melung dimulai dengan cerita Syech Abdulrahman Kyai Melung sebagai pemimpin dan sesepuh desa Melung yang tidak tercatat dalam dokumen resmi pemerintahan desa baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan cerita tersebut merupakan cerita turun temurun yang dilakukan antar generasi. Desa Melung dahulu pada masa sebelum kemerdekaan masuk kedalam wilayah administrasi Kecamatan Kebumen dan baru sekitar tahun 1955-an dimasukkan kedalam Kecamatan Kedungbanteng. Berdasarkan sejarah yang informasinya diberikan secara turun temurun kepada generasi berikutnya bahwa pada jaman penjajahan Belanda desa Melung merupakan kebun kopi dan penghasil alpokat yang sangat terkenal di negara Belanda dengan kopi kampungnya, lalu pada tahun 1928 Belanda mendirikan PLTA Ketenger yang sesungguhnya berada di Desa Melung. Berdasarkan perjalanan panjang sejarah desa Melung yang tercatat dan merupakan hasil dari wawancara beberapa tokoh masyarakat yang pernah mengalami Lurah Desa Melung yang dialami oleh tokoh masyarakat yang dapat menceritakan sejarahnya dimulai pada saat pembangunan PLTA Ketenger sehingga catatan sejarah desa Melung dimulai berkisar tahun 1928 sesuai dengan sejarah berdirinya PLTA Ketenger. Dan yang pernah menjadi lurah atau Kepala Desa sejak tahun 1928 sampai dengan tahun 2006 adalah : a. Suradirana Pada masa sebelum kemerdekaan jabatan lurah merupakan bagian dari ketua adat yang jabatannya tidak terbatas dan dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Menurut cerita orang tua yang pernah mengalami lurah Suradirana memimpin Desa pada masa penjajahan Belanda dan 6
  • 7. Jepang. Pembangunan yang diketahui adalah pada pembangunan PLTA Ketenger. b. Mulyadirana Merupakan pengganti dari lurah terdahulu dan inipun tidak tercatat kapan dan berakhirnya menjadi lurah untuk desa Melung. c. Wiryo Sukatmo Merupakan lurah yang memimpin desa Melung menurut cerita menjabat menjadi lurah pada awal-awal kemerdekaan Indonesia. d. Mursidi Memegang jabatan sejak tahun 1957 yang pada masa tersebut sedang banyaknya pemberontakan-pemberontakan DI/TII yang bermukim di Desa Melung sebagai tempat pelarian dan dijadikan markas gerakannya karena wilayah desa Melung yang sangat strategis, bersama sekretaris desanya tewas dibunuh pemberontak DI/TII Darul Islam, karena dianggap tidak melindungi. Hasil pembangunan yang dicapai belum begitu nampak karena masyarakat kondisi pada saat itu dari segi keamanan dan ketrentraman sangat tidak kondusif ditambah lagi pemberontakan G30S/PKI yang berlangsung pada tahun 1965. Pada kondusi negara yang masih belum kondusif berdampak pada kegiatan pembangunan di desa-desa. e. Martareja Pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah tahun 1965 pada saat Desa Melung dipimpin oleh lurah Martareja yang dilakukan yaitu : 1. Pembukaan jalan setapak menjadi jalan besar antara desa Melung sampai desa Windujaya 2. Jalan antara Kaliputra sampai dengan desa Kutaliman. 3. Pembangunan kantor dan balai desa. 4. Pembangunan lapangan desa. f. Kusnadi Sebagai sekretaris desa yang menjabat sementara kepala desa karena Martareja mengundurkan diri akibat sakit. g. Slamet Memegang jabatan dari tahun 1992 –1994 cukup banyak adanya pembangunan hanya melanjutkan kerja dari Lurah terdahulunya karena menjabat selama kurang lebih 3 tahun lalu mengundurkan diri. Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah : 1. Pembangunan dam Watugayong. 2. Pembangunan WC/kamar mandi umum. 7
  • 8. 3. Pembangunan pasar desa. 4. Pembangunan listrik masuk desa. h. Sirun Ahmad Mahudin Menjadi Kepala Desa dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2002 dengan hasil pembangunan berupa : 1. Pembangunan sarana air bersih dengan sumber mata air Lubang 2. Pembangunan sarana air bersih wangan wali dari program PPK tahun 2000. 3. Pembangunan jembatan kali Manggis yang menghubungkan jalur gerumbul Melung dengan Selarendeng dari program P3DT. 4. Pengerasan jalan Selarendeng sampai desa Kalikesur. 5. Adanya listrik masuk desa Melung. 6. Adanya program IDT dengan pengembangan ternak kambing. 7. Kegiatan LED (Lembaga Ekonomi Desa). i. A. Budi Satrio Menjabat jadi Kepala desa sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. 2.3. Demografi Jumlah penduduk desa Melung pada pertengahan tahun 2010 mencapai 2107 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1087 jiwa dan perempuan sebanyak 1020 jiwa, memiliki 577 KK sehingga dalam setiap keluarga rata-rata terdiri dari 4 (empat) orang. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (tahun) (jiwa) (jiwa) (jiwa) 0–4 88 64 152 5–9 91 76 167 10 – 14 105 116 221 15 – 19 96 103 199 20 – 24 112 91 203 25 – 29 107 96 203 30 - 34 89 88 177 35 - 39 73 69 142 40 - 44 62 58 120 45 – 49 50 68 118 50 – 54 57 35 92 8
  • 9. 55 – 59 42 44 86 60 – 64 44 43 87 65 – 69 32 29 61 > 70 40 39 79 Jumlah 1087 1020 2107 Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010 Ketersediaan tenaga kerja dapat dilihat dari jumlah penduduk menurut klasifikasi umur. Kurangannya ketersediaan tenaga kerja menyebabkan tingginya anggaran pembangunan karena harus menyediakan tenaga kerja dari luar daerah. Namun sebaliknya apabila disuatu daerah terjadi lonjakan jumlah tenaga kerja maka akan terjadi persaingan yang kurang sehat antar pekerja, dan banyaknya angkatan kerja terpaksa keluar dari daerah untuk mendapatkan pekerjaan. Maka pada umumnya masyarakat pedesaan lebih banyak angkatan kerja yang berusia lanjut sehingga proses pembangunan sedikit mengalami kendala, karena yang memiliki potensi dan keahlian biasanya enggan untuk tinggal di pedesaan. Usia angkatan kerja dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu : (1) angkatan kerja muda usia 15-24 tahun: (2) angkatan kerja sedang usia 25-54 tahun dan (3) angkatan kerja tua usia diatas 55 tahun. Maka dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja desa Melung dari jumlah penduduk untuk angkatan kerja muda mencapai 19,079 %, angkatan kerja sedang sebesar 40,437 % sedangkan untuk angkatan kerja tua sebesar 14,855 %. 2.4. Keadaan Sosial 2.4.1. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat desa Melung termasuk masih sangat rendah, karena kondisi ekonomi dan pemahaman akan pentingnya pendidikan masih kurang, angka putus sekolah dasar masih cukup tinggi pada tahun-tahun sebelumnya. Desa hanya memiliki satu SD Negeri belum adanya Taman Kanak-kanak atau yang sejenisnya. Dan baru pada tahun 2002 berdiri Kelompok Bermain, serta pada tahun 2007 berdiri pula SMPN 3 Satu Atap Kedungbanteng. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jenjang kelulusan masyarakat yang tadinya hanya tamat SD namun kedepan minimal masyarakat lulus pada tingkat SMP dan program 9
  • 10. nasional pendidikan dasar 9 tahun di Desa Melung dapat tercapai 100% dan menekan angka putus sekolah pendidikan dasar. Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Melung No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) 1 Tidak tamat SD 567 2 Tamatan SD 784 3 Tamatan SMP 78 4 Tamatan SMA 54 5 Tamatan D1 1 6 Tamatan D2 - 7 Tamatan D3 1 8 Tamatan S1 2 Jumlah 1487 Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010 2.4.2. Kelembagaan Desa Kelembagaan desa yang ada sekarang ini sudah berjalan cukup baik hanya saja perlu peningkatan kapasitas pengurus agar lembaga yang ada bisa dan mampu mandiri dalam mengelola lembaga tersebut. Adapun lembaga yang ada yaitu : 1. Lembaga Pembangunan dan Kemandirian Desa (LPKD) merupakan lembaga yang bergerak dibidang perencananaan dan pengelola kegiatan pembangunan. 2. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP- PKK) 3. Paguyuban PAGER GUNUNG merupakan gabungan kelompok tani yang bergerak pada kegiatan pertanian, peternakan, perkebunan dan kegiatan konseervasi lahan serta lingkungan. 4. Linmas (Perlindungan Masyarakat) 5. Pengelola Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Ad-Dhawan 6. Koordinator Ekonomi Desa (KED) merupakan bentukkan dari kegiatan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) atau sekarang ini adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 7. Karang Taruna dengan nama Taruna Karya 14 merupakan lembaga pemuda yang bergerak pada kegiatan kepemudaan 10
  • 11. berupa olah raga dan keberadaannya masih pada tingkat gerumbul yaitu : - Ikatan Remaja Gerumbul Melung (IRGM) - Ikatan Remaja RW I dan RW II - Ikatan Remaja Gerumbul Selarendeng 2.5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembangunan wilayah guna peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Untuk sarana dan prasarana jalan desa Melung sudah cukup baik sebagai prasarana perhubungan jalan ditambah sekarang ini sudah ada sarana transportasi angkutan. Untuk sarana dan prasarana bidang pendidikan di Desa Melung sudah memiliki 1 (satu) unit Sekolah Dasar hanya saja belum adanya prasarana ruang perpustakaan dan buku-bukunya, lalu sudah berdirinya Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) tahun 2002 yang berubah program menjadi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan model Kelompok Bermain SATRIA JAYA, sedangkan SMP sudah ada dengan adanya program SD-SMP Satu Atap namun baru memiliki 3 ruang kelas dan 1 ruang guru sehingga masih kurang dan SMP Negeri, namun untuk prasarana ruang kelas baru pada tahun mendatang masih kurang belum lagi ruang perpustakaan dan ruang laboratorium yang lainnya masih banyak kekurangan terutama masalah balai desa yang sudah rusak, lapangan sepak bola yang tidak memenuhi standar, sarana air bersih, bendungan dan irigasi yang sampai saat ini masih bersifat irigasi setengah teknis. 2.6. Keadaan Ekonomi 2.6.1. Mata Pencaharian Mata pencaharian masyarakat sangat dipengaruhi oleh dimana mereka tinggal dan hidup. Karena Desa Melung termasuk dalam desa pinggir hutan maka sebagain besar mengandalkan hidup pada hasil pertanian dan perkebunan baik itu pertanian sawah maupun pertanian kebun. Ketersediaan tenaga kerja untuk desa Melung masih didominasi oleh lulusan SD atau yang sederajat hal ini dapat mempengaruhi kualitas kerja dan pengalaman serta pendapatan yang rendah, oleh karena itu mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah petani, buruh tani, penderes, serta menjadi buruh 11
  • 12. diluar desa dengan penghasilan yang rendah. Dengan penghasilan yang rendah nerpengaruh pada rendahnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat. Tabel 3. Mata Pencaharian No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) 1 Petani 79 2 Buruh tani 896 3 PNS/TNI/POLRI 9 4 Pedagang 38 5 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 6 6 Buruh harian lepas 179 7 Tukang 26 8 Peternak ayam pedaging 24 9 Pengrajin gula kelapa 27 10. Lain-lain 293 Jumlah 1567 Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010 2.6.2. Pola Penggunaan Lahan Penggunaan lahan masyarakat tidak lepas dari sejarah, dimana masa masa penjajahan Belanda desa Melung merupakan perkebunan kopi, namun sayang dari perkebunan kopi kemudian bergeser menjadi perkebunan cengkeh karena pada masa itu cengkeh merupakan primadona untuk tanaman perkebunan. Akibat harga cengkeh yang rendah maka masyarakat banyak yang menebangnya kemudia diganti dengan tanaman albasia. Namun pada dasarnya lahan yang dimiliki oleh masyarakat lebih menyukai dengan keanekaragaman hayati. Desa Melung memiliki lahan pakuan hutan seluas 318,19 Ha merupakan lahan negara Perum PERHUTANI yang menjadi bagian dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat sehingga secara administratif menjadi satu kesatuan dalam pengelolaan tata ruang desa. Merupakan hutan damar dan tanaman seling berupa puspa hal tersebut dengan harapan bahwa hutan akan menjadi tetap lestari, karena wilayah barat gunung Slamet merupakan daerah penyanggah dan daerah konservasi, sebagai daerah resapan air. 12
  • 13. Tabel 4. Pola Penggunaan Lahan Masyarakat No Penggunaan lahan Jumlah (Ha) 1 Persawahan 61,250 2 Pemukiman 87,450 3 Pekarangan 131,409 4 Perikanan 0.840 5 Pangkuan Hutan 318,19 6 Pendidikan 0,420 7 Perkantoran 0,110 8 Lapangan 0,210 Jumlah 593,879 Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010 2.6.3. Pemilikan Ternak Penduduk desa Melung hampir 80% memelihara ternak kambing, baik kambing jawa randu maupun kambing kacang. Disamping itu dengan maraknya kegiatan peternakan ternak ayam potong dengan sistem kemitraan untuk memenuhi kebutuhan pasar maka di Desa Melung ada sekitar 17 peternak yang mengelola ternak ayam potong dengan rata-rata memelihara sebanyak 2.000 – 4.000 ekor. Tabel 5. Populasi Ternak No Kepemilikan Ternak Jumlah (ekor) 1 Sapi 28 2 Kambing 876 3 Kerbau 2 4 Itik 34 5 Ayam 864 6. Kelinci 26 Jumlah populasi 1830 Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010 2.6.4. Sistem Usaha Tani Ditinjau dari komoditas yang diusahakan masyarakat adalah komoditas pertanian seperti padi, jagung, ketela, ubi jalar, komoditas perkebunan seperti kopi, cengkeh, kelapa, jengkol, petai serta 13
  • 14. komoditas kehutanan seperti komoditas kayu albasia, sengon dan kayu tahun lainnya. Komoditas unggulan pada sekarang ini sudah tidak ada lagi, hal tersebut dikarenakan jenis tanaman yang diusahakan sangat bervariasi. Namun lebih didominasi oleh hasil kehutanan rakyat berupa albasia. Pada tahun 2009 ini dikembangan pertanian hortikultura organik dengan memanfaatkan lahan suksara desa atau tanah kas desa yang pemasarannya sangat baik dengan mensuplay beberapa supermarket di wilayah purwokerto dan beberapa kota lainnya. 2.7. Kondisi Pemerintahan Desa Jarak pusat pemerintahan dengan : - Desa/kelurahan terjauh : 16 Km Lama tempuh : 30 menit - Pusat kedudukan kecamatan : 8 Km Lama tempuh : 15 menit - Ibukota Kabupaten : 20 Km Lama tempuh : 30 menit - Ibukota Propinsi : 298 Km Lama tempuh : 6 jam 2.8. Pembagian Wilayah Desa 2.8.1. Batas Wilayah - Sebelah Barat berbatasan dengan desa Windujaya - Sebelah Timur berbatasan dengan desa Ketenger dan desa Karangtengah - Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kutaliman dan desa Kalikesur. - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sirampok Kecamatan Sirampok Kabupaten Brebes.. 2.8.2. Topografi dan Jenis Tanah Desa Melung berada pada 7O 19’ 52,71” S dan 109O 12’ 40,94” T. Dengan memiliki topografi berbukit-bukit dengan kemiringan rata-rata 45% dan berada pada ketinggian rata-rata 400-700 dpl. Jenis tanah yang pada umumnya adalah latosol dengan batuan vulkanik jenis andesit. 14
  • 15. 2.8.3. Iklim Karena letaknya sebelah barat gunung Slamet maka desa Melung termasuk beriklim sejuk dengan suhu rata-rata antara 20 OC - 29 OC dan kelembaban rata-rata 70% - 85% serta curah hujan cukup tinggi mencapai 3000- 3500 mm/tahun. 2.8.4. Luas wilayah : - Luas wilayah desa Melung 1.320,634 Ha - Luas wilayah terdiri dari : No Penggunaan lahan Jumlah (Ha) 1. Persawahan 61,250 2. Pemukiman 87,450 3. Peekebunan/hutan rakyat 131,409 4. Perikanan 1,058 5. Pangkuan desa hutan 318,190 negara 6. Pendidikan 0,420 7. Perkantoran 0,175 8. Lapangan 0,210 9. Kuburan 1,420 10. Tempat peribatan 0,022 11. Lain-lain 3,030 12 Hutan rimba 700,250 Jumlah 1.320,634 Sumber : Database sekunder Desa Melung 2010 2.8.5. Wilayah bawahan terdiri dari : a. Kepala Dusun I membawahi Gerumbul Depok dan Kaliputra b. Kepala Dusun II membawahi gerumbul Melung dan Selarendeng Jumlah Rukun Warga ada 4 buah terdiri dari : a. Gerumbul Depok adalah RW 1. b. Gerumbul Kaliputra adalah RW 2 c. Gerumbul Melung adalah RW 3 d. Gerumbul Selarendeng adalah RW 4. Jumlah Rukun Tetangga ada 17 buah terdiri dari a. Gerumbul Depok ada 4 RT : RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 15
  • 16. b. Gerumbul Kaliputra ada 3 RT : RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 dan RT 05 c. Gerumbul Melung ada 3 RT : RT 01, RT 02, RT 03. RT 04 dan RT 05 d. Gerumbul Selarendeng ada 3 RT : RT 01, RT 02 dan RT 03. 2.8.6. Tanah Banda Desa : a. Tanah Sawah : 18,45 Ha b. Tanah Pekarangan : 1,58 Ha c. Kolam : 0,00 Ha d. Lain-lain : 0,21 Ha 2.9. Struktur Organisasi Pemerintah Desa 2.9.1. Jumlah Perangkat Desa sebanyak 9 orang terdiri dari : - Kepala Desa : A. Budi Satrio - Sekretaris Desa : M. Soim Fathurrohim - Kepala Urusan Keuangan : S.B. Margino - Kepala Urusan Umum : Timbul Yulianto - Kepala Dusun I : Natim - Kepala Dusun II : Narwin - Kasi. Pemerintahan : Sulastri - Kasi. Pembangunan : - - Kasi KPM : Khoerudin, S.sos - Pembantu Kasi. KPM (Kayim) : Dulrohmat 2.9.2. Badan Perwakilan Desa terdiri dari 7 orang : - Ketua : Suparno - Wakil Ketua : Sudarso - Sekretaris : Wijianan Endahyani - Kabid. Pemerintahan : Budi Santosa, S.Pd. - Kabid. Pembangunan : Sukirno - Kabid. Kemasyarakat : Dulatif - Anggota : Suwarjo 16
  • 17. BAB III POTENSI DAN MASALAH 3.1. Potensi Sebagaimana pada umumnya desa pinggir hutan sudah barang tentu sangat kaya dengan sumber daya alam baik berupa keindahan alam, kayu, sumber mata air. Desa Melung yang tidak begitu jauh dengan lokawisata Baturraden hanya berjarak 4,5 Km serta Kebun Raya Baturraden sudah barang tentu pada masa depan sangat memungkinan untuk dikembangan sebagai penunjang pariwisata. Budaya masyarakat dalam hal pelestarian hutan juga menjadi potensi yang menarik karena kebiasaan masyarakat dengan menebang pohon kayu tidak seluruh yang dimiliki namun menebang sesuai dengan kebutuhan ekonomi dan dengan segera menanam kembali melebihi dari tanaman yang di tebang. Disamping itu pada saat sekarang ini sudah dikembangakan pertanian hortikultura berbasis organik dengan memanfaatkan lahan tanah kas desa yang dikelola oleh lembaga desa Pager Gunung dari hasil sayuran organik sudah berhasil memasarkan ke supermarket-supermarket di sekitar Purwokerto dan kota-kota sekitar Kabupaten Banyumas. 3.2. Masalah Kondisi yang dihadapi desa Melung di era desentralisasi dan otonomi daerah ke depan sangat komplek, sehingga membutuhkan penanganan yang cukup serius dan bersungguh-sungguh. Sejalan dengan visi pembangunan yang akan dijalankan dan ingin diwujudkan serta mendasari pada misi yang akan ditempuh guna mewujudkan visi pembangunan dimaksud, maka dapat diidentifikasi adanya 5 (lima) isue–isue strategis yang menjadi permasalahan pokok yang dihadapi desa saat ini : 1. Rendahnya keberdayaan masyarakat dan kemampuan desa. Ditinjau dari aspek ekonomi berbagai permasalahan yang dihadapi pembangunan yang dilaksanakan selama ini antara lain : ditingkat pemerintahan adanya duplikasi pengembangan usaha ekonomi produktif yang membuat pemerintah desa bingung karena harus membuat lembaga lagi sesuai dengan program yang diterima, lemahnya kemampuan masyarakat untuk membangun organisasi atau lembaga ekonomi rakyat. Dari aspek sosial terdapat keterbatasan data dan informasi serta ego sektoral dimana saling tumpang tindihnya lembaga yang ada, karena 17
  • 18. setiap ada program harus membuat lembaga baru yang mengurusi, padahal di desa sudah ada lembaga yang secara tugas dan fungsinya sama, dan yang menjadi kesulitan adalah usulan untuk penggabungan lembaga ditidak dapat terima pada suatu program. Dengan tingkat pendidikan yang rendah maka dilapangan masih menghadapi kendala seperti kurangnya biaya untuk sosialisasi, sarana, kualitas sumber daya yang terbatas serta kultur budaya yang kurang mendukung. Disamping masih terbatasnya kualitas sumber daya manusia, 2. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Sebagai bagian dari rendahnya tingkat ekonomi maka berdampak pada rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, karena tidak mampu membiaya sekolah anaknya sampai dengan pendidikan dasar dan putus sekolah. Dengan rendahnya pendidikan maka hasil dari pembangunan akan mengalami hambatan, karena rendahnya penyerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kesenjangan pendidikan terutama dialami oleh perbedaan tingkat pendidikan antara laki-laki dengan perempuan hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya angka buta huruf dikalangan kaum perempuan, maka kedepan diharapkan masyarakat sudah tidak ada lagi yang buta huruf. Dilaksanakannya otonomi pendidikan menuntut peran sekolah, orang tua dan masyarakat turut serta dalam perencanaan sampai dengan pengawasan bidang pendidikan karena permasalahan yang dihadapi sekarang ini antara lain, kurangnya pemerataan, rendahnya kualitas pelayanan pendidikan, belum optimalnya manajemen sistem pendidikan dan kurangnya keterlibatan masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan pendidikan. 3. Rendahnya derajat kesehatan Rendahnya derajat kesehatan masyarakat juga merupakan efek dari rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, dimana biaya obat dan pelayanan kesehatan semakin meningkat sementara kemampuan masyarakat merosot. Dengan adanya Pembangunan Poliklinik Desa (PKD) diupayakan minimal dapat memberikan pelayanan dasar kesehatan di masyarakat dan terjangkau juga dapat melayani masyarakat yang miskin. Disamping itu pelayanan posyandu juga perlu ditingkatkan baik sarana prasarana dan pemberdayaan kader posyandu itu sendiri. Karena posyandu merupakan 18
  • 19. ujung tombak dalam pelayanan kesehatan balita yang sebagai generasi penerus bangsa. Sehubungan dengan mahalnya harga obat-obat maka perlu adanya upaya kegiatan pelatihan dan sosialisasi manfaat dan penggunaan obat- obat tradisonal serta diharapkan sampai dengan pengembangan produk obat-obat tradisional. 4. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Masalah pembangunan yang sangat urgen pada saat ini adalah masalah kemiskinan yang ditandai oleh banyaknya pengangguran, keterbelakangan dan keterpurukan. Masyarakat Desa Melung yang sebagian besar adalah penduduk miskin dengan tingkat ekonomi yang rendah disertai rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan banyaknya pengangguran. 5. Adanya kerusakan sumber daya alam dan sumber daya air. Sumber daya alam sebagai bagian dari kehidupan harus ada keseimbangan, khusunya masalah hutan, mengingat desa Melung merupakan desa pinggir hutan sehingga masyarakat lebih banyak berinteraksi dengan hutan, baik hutan negara maupun hutan rakyat. Ketika hutan rusak maka akan berdampak pada berkurangnya sumber daya air. Air di sungai tetap murni karena ia bergerak, bila terperangkapar akan mati. Oleh karena itu air harus tetap beredar dan tetap ada, karena hampir seluruh mahluk hidup terdiri dari air. Ketika darah berhenti mengalir, tubuh akan membusuk, ketika darah di otak berhenti, ini dapat mengancam nyawa. Begitu pula dengan air ketika bicara air maka seluruh masyarakat akan dari hulu sampai hilir akan mempermasalahkan air. Dan bila air tidak lancar maka akan mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat.. Oleh karena itu pembenahan sumber daya air perlu dilestarikan dan hutan sebagai salah satu penahan siklus peredaran air dimuka bumi ini. Apabila hutan rusak maka berdampak pada sumber daya air. 19
  • 20. BAB IV RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA Dari sejarah perkembangan desa Melung serta kondisi masyarakat yang ada sekarang ini dengan didukung potensi dan masalah yang ada di Desa Melung maka harapan dan pengembangan desa kedepan perlu adanya visi dan misi untuk mengatasi masalah dan mengelola potensi yang ada dalam menuju kesejahteraan masyarakat. 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Berdasarkan kondisi Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 3 (tiga) tahun mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh Desa Melung dan amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Visi dalam RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah maka visi pembangunan desa Melung tahun 2010–2013 adalah : “Desa Melung yang Cerdas, Berbudaya serta Sejahtera” 4.1.2. Misi Visi Pembangunan Desa Melung ke depan diharapkan mampu mewujudkan kebutuhan dan amanat masyarakat dengan tetap menga- cu pada maksud otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yaitu daerah yang mempunyai kemandirian, daya saing dan mampu memberikan pelaya- nan publik dalam rangka pencapaian tujuan nasional seperti yang di- amanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Disamping itu visi Desa Melung tidak lepas dari Visi dalam RPJM Na- sional dan RPJM Provinsi Jawa Tengah dan RPJM Kabupaten Banyu- mas disusun dengan memerhatikan RPJM Nasional, RPJM Provinsi dan RPJM Kabupaten Banyumas. Visi Pembangunan harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat berbudaya dan kesejahteraan yang ingin dicapai. “Cerdas” mengandung maksud masyarakat desa Melung untuk tingkat pendidikan sudah mulai naik dengan rata-rata minimal SLTP. Hal tersebut yang ditandai dengan adanya Kelompok Bermain SATRIA JAYA se- bagai pendidikan pra sekolah karena pada massa usia dibawah 6 (enam) ta- 20
  • 21. hun merupkan masa-masa keemasan (golden age) sebagai pembentukan manusia untuk SD-SMP satu atap dan sudah adanya kelompok bermain. DI- harapkan pada tahun-tahun mendatang tingkat pendidikan masyarakat sudah minimal SMP dan sukses untuk kegiatan Wajib Belajar 9 Tahun. “Berbudaya” mengandung maksud masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab serta mandiri berda- sarkan falsafah Pancasila . Hal tersebut yang ditandai dengan adanya jati diri dan karakter masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, me- matuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beraga- ma, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, me- nerapkan nilai-nilai luhur budaya daerah, dan memiliki kebanggaan sebagai masyarakat desa Melung sebagai bagian dari daerah Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan desa pada khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya. Kemandirian adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap masyarakat untuk menentukan na- sibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi daerahnya dalam ke- rangka negara Kesatuan RI. Oleh karena itu, pembangunan desa, sebagai usaha untuk mengisi kemerdekaan, haruslah pula merupakan upaya mem- bangun kemandirian. Kemandirian merupakan konsep yang dinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-nilai yang men- dasari dan mempengaruhinya. Desa mandiri adalah desa yang mampu mewu- judkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan desa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekono- mi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Kemandirian suatu desa tercermin, antara lain, pada ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya; kemandirian aparatur pemerintah desa. dalam menjalankan tugasnya; ketergantungan pembiayaan pembangunan yang bersumber dari pendapatan desa yang makin kokoh. Apabila karena sumber daya alam tidak lagi memungkinkan, kelemahan itu di- imbangi dengan keunggulan lain sehingga tidak membuat ketergantungan dan kerawanan serta mempunyai daya tahan tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi . “Kesejahteraan “ terdiri dari dan mengandung maksud Kemajuan De- sa, keadilan dan kemakmuran. Tingkat kemajuan suatu desa dinilai berdasar- kan berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu ne- 21
  • 22. gara diukur dari kualitas sumber daya manusianya. Suatu daerah dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki kepribadian daerah, ber-akhlak mulia, dan berkualitas pendidikan. Tingginya kualitas pendidikan penduduknya ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profe- sional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Kemajuan suatu desa juga di- ukur berdasarkan indikator kependudukan, ada kaitan yang erat antara kema- juan suatu desa dengan laju pertumbuhan penduduk, termasuk derajat kese- hatan. Desa yang sudah maju ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil; angka harapan hidup yang lebih tinggi; dan kualitas pelaya- nan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya manusia yang makin baik akan tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi. Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan suatu desa diukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan. Selain itu, dalam proses produksi berkembang keterpaduan antarsektor, terutama sektor perta- nian, perkebunan dan kehutanan rakyat seerta sektor-sektor jasa; juga peman- faatan sumber alam secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Desa yang maju umumnya adalah desa yang perekonomiannya stabil. Gejolak yang berasal dari dalam maupun luar desa dapat diredam oleh ketahanan ekonominya. Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik. Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi Desa Melung sebagai berikut: 1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional serta sikap responsif aparatur sebagai pelayan masyarakat Dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu didukung oleh aparatur desa yang profesional, serta responsif terhadap permasalahan– permasalahan yang timbul di masyarakat. 2. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengem- bangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya daerah, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan desa dan daerah. 22
  • 23. 3. Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi secara berkelanjutan. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui pelatihan-pelatihan serta menambah ketrampilan di masyarakat dengan bekerja sama Perguruan Tinggi dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan desa menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa. SDM yang memiliki kompetensi tinggi tanpa diskriminasi karena hanya SDM yang berkompetenlah yang dapat berkontribusi secara optimal dalam proses peningkatan kesejahteraan rakyat. Upaya ini lebih diarahkan pada peningkatan kesehatan fisik dan mental masyarakat, peningkatan pendidikan dan ketrampilan masyarakat, serta ketahanan keluarga. 4. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian, perkebunan dan kehutanan rakyat dengan kondisi sosial budaya yang berbasis kearifan lokal. Pembangunan ekonomi masyarakat berbasiskan ekonomi kerakyatan, dan ditopang oleh sektor pertanian yang maju, sektor UMK yang tangguh dan industri rumah tangga yang kuat. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat merupakan prioritas utama, serta memelihara dan merevitalisasi budaya yang berakar pada kearifan lokal. Menjadikan Desa Melung sebagai “Desa Agrowisata dan Ekowisata” sebagai penunjang obyek pariwisata Baturraden untuk meningkatkan sumber pendapatan Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Desa Melung itu sendiri. keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan da- lam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbai- ki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendu- kung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehi- dupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekara- gaman hayati sebagai modal dasar pembangunan desa. 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan desa dan berkeadilan Adalah meningkatkan pembangunan desa; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, 23
  • 24. menanggulangi kemiskinan dan pengangguran; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender. 6. Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur. Peningkatan perwujudan pembangunan fisik dan infrastruktur lebih diarahkan kepada sasaran–sasaran yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelancaran roda ekonomi, dengan memperhatikan aspek kelestarian alam dan lingkungan hidup serta tata ruang dan tata wilayah daerah. 4.2. Kebijakan Pembangunan Adanya sinergisitas antara desa, kabupaten, provinsi dan negara haruslah dimulai sejak sekarang ini agar kegiatan pembangunan tidak saling tumpang tindih dan terencana dengan baik. Kebijakan pembangunan desa tidak lepas dari kebijakan pembangunan nasional yaitu pembangunan yang berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Untuk mencapai keberlanjutan yang menyeluruh, diperlukan keterpaduan antara 3 pilar pembangunan, yaitu keberlanjutan dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tiga pilar utama tersebut yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan saling berintegrasi dan saling memperkuat satu dengan yang lain. Untuk itu tiga aspek tersebut harus diintegrasikan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan agar tercapai pembangunan berkelanjutan yang selain dapat menjaga lingkungan hidup/ekologi dari kehancuran atau penurunan kualitas, juga dapat menjaga keadilan sosial dengan tidak mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi. Prediksi perekonomian pada tahun-tahun mendatang diharapkan akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya., dimana rencana program- program diarahkan pada kegiatan yang langsung menyentuh pada masyarakat, bersifat produktif dan merupakan upaya konkrit dalam rangka mendorong perkembangan sektor riil. Pada akhirnya, hal-hal tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja perekonomian masyarakat desa, Kabupaten Banyumas pada khususnya dan Jawa Tengah serta negara secara utuh. Faktor-faktor internal yang masih perlu diantisipasi, antara lain semakin terbatasnya sumber-sumber pendapatan desa karena banyaknya aturan yang 24
  • 25. terkadang tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang ada. Seperti penggunaan ADD yang masiih lebih banyak dipergunakan untuk pembangunan fisik dan terbatasnya untuk kegiatan pengembangan di sektor riil. Di sisi lain program penanggulangan bencana dan penanggulangan berbagai penyakit, masih sangat sedikit dana, juga tuntutan adanya honor atau insentif bagi para pengurus RT dan RW memberikan beban biaya APBDes yang cukup berat, serta penurunan daya beli masyarakat pada saat banyaknya hajatan secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja sektor riil disamping upah tenaga kerja yang terus mengalami kenaikan. Sedangkan faktor eksternal antara lain dampak terjadinya perubahan ekonomi global khususnya pasar bebas, fluktuasi perekonomian negara-negara maju dan perubahan harga minyak dunia yang belum stabil. Tantangan ke depan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas, yang mampu meningkatkan pendapatan per kapita dan mengurangi pengangguran, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Melung. Kebijakan pembangunan desa Melung secara umum ditujukan dalam rangka percepatan dan prioritas sasaran, yaitu : 1. Memaksimalkan pengembangan potensi SDM aparatur yang telah dimiliki, di segala bidang kompeten, profesional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diarahkan kepada pelayanan serta peningkatan kemampuan masyarakat., mandiri, bermanfaat, meningkatkan fungsi koordinasi, serta penegakan prinsip-prinsip good local governance; 2. Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan Information Communication and Technology (ICT) melalui electronic government di lingkungan pemerintahan desa dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses informasi bagi masyarakat. 3. Mewujudkan masyarakat yang berdaya berkemampuan (empowered) dan berdaya-saing (competitive) yang mengarah kepada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4. Memaksimalkan peran lembaga-lembaga keagamaan, dalam mewujudkan akhlak dan moral umat (akhlaqul kharimah ); 5. Memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam maupun buatan sesuai dengan RTRW Kabupaten Banyumas dan Provinsi Jawa Tengah, hasil penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat 25
  • 26. guna yang melibatkan kalangan perguruan tinggi, untuk pengurangan resiko bencana dan mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat yang lebih baik. 6. Mengembangkan kawasan agrowisata dan ekowisata untuk mendukung percepatan pembangunan pedesaan. 7. Menumbuhkembangkan kelompok usaha produktif, Badan Usaha Milik Desa, dan Lembaga Keuangan Mikro melalui kemitraan bisnis (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh BUMN/BUMD, dan Corporate Social Responsibility/ CSR oleh Swasta) 8. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara bijaksana, penerapan teknologi tepat guna, 9. Meningkanya peran lembaga keuangan dalam mendukung permodalan dan penciptaan iklim kondusif bagi tumbuhnya ekonomi kerakyatan yang dikonsentrasikan pada bidang pertanian, UMK serta tumbuh dan berkembangnya potensi ekonomi rakyat; 10. Memanfaatkan potensi budaya dan kearifan lokal dalam memperkuat sistem sosial masyarakat, meningkatakan kualitas pelayanan dasar, serta pengembangan dan promosi budaya; 11. Penyempurnaan produk-produk rencana tata ruang dan menjadikanya sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan serta pengembangan sarana dan prasarana (infrastruktur) guna mendukung tumbuhnya perekonomian desa; 12. Penyusunan produk-poduk hukum desa disertai dengan upaya sosialisasi, penerapan dan penegakannya secara konsisten dan konsekuen guna menjamin adanya kepastian hukum, terciptanya rasa aman dan tenteram bagi masyarakat. 4.3. Arah Kebijakan Pembangunan Arah Kebijakan Nasional ditekankan pada upaya memberikan perlindungan sosial dan keberpihakan terhadap masyarakat miskin serta peningkatkan akses dan mutu pelayanan dasar (SEB Meneg PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor 0081/M.PPN/04/2008 dan Nomor SE 57/MK/2008 tentang pagu Indikatif RKP Tahun 2009). Arah kebijakan Pembangunan Desa lebih menitik beratkan upaya- upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, ditujukan untuk meningkatkan aksesbilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis, revitalisasi pertanian, perdagangan, jasa dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan koservasi 26
  • 27. lingkungan serta penataan struktur pemerintahan desa Melung untuk menyiapkan kemandirian masyarakat Desa Melung. Untuk pencapaian visi dan misi maka arah kebijakan pembangunan adalah : 4.3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Arah kebijakan dalam bidang ekonomi adalah : a. Memanfaatkan potensi ekonomi lokal melalui kerjasama lokal, regional dan antar wilayah dalam mendukung pengembangan ekonomi desa, daerah dan provinsi guna meningkatkan daya tarik investasi. Sasarannya adalah : 1. Terbentuknya jejaring kerjasama antar desa dan antar lembaga yang semakin mantap dan sinergis dalam bidang- bidang yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk mengembangkan perekonomian desa dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; 2. Meningkatnya ketahanan pangan melalui sistem kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa mandiri pangan; 3. Meningkatnya produktivitas pertanian melalui pertanian terpadu, benih bermutu, pengendalian hama terpadu, optimalisasi pupuk organik dan penerapan teknologi tepat guna. 4. Meningkatnya kualitas manajemen pariwisata, yang mendukung pengembangan ekonomi lokal. 5. Berkembangnya potensi lokal melalui pendekatan klaster dan kawasan, khususnya pertanian, industri dan pariwisata. b. Membangun dan mengembangkan jaringan bisnis ekonomi lokal melalui Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diarahkan pada pengelolaan usaha oleh pelaku bisnis dan masyarakat secara mandiri. Sasarannya adalah : 1. Terwujudnya masyarakat yang pro aktif dan tanggap dalam mengantisipasi peluang yang tersedia; 2. Tersusunnya peraturan/regulasi dan SOP Unit usaha Pager Gunung yang mendukung pemberdayaan masyarakat; 3. Berkembangnya UMKM dengan mempermudah akses permodalan, mekanisme kinerja kelembagaan UMKM, akses pasar, serta sistem perlindungan yang memadai; 27
  • 28. 4. Berkembangnya daerah penyangga bahan baku bagi UMKM, melalui pemanfaatan teknologi tepat guna; 5. Berkembangnya pasar produk yang dikelola lembaga Pager Gunung serta menjaga kesinambungan pasar yang sudah ada; 4.3.2. Arah Kebijakan Peningkatan Sumber Daya Manusia Arah kebijakan dalam peningkatan sumber daya manusia adalah : a. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia di segala bidang dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sasarannya adalah : 1. Meningkatnya kesadaran beragama dimuali sejak usia dini serta sarana peribadatan. 2. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat dan kemudahan akses dalam menempuh pendidikan tanpa diskriminasi usia kelompok dan jenis kelamin; 3. Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di kalangan masyarakat, melalui pelatihan ketrampilan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta eksplorasi di bidang kesenian; 4. Meningkatnya prestasi olah raga. 5. Meningkatnya Pembangunan Gender 6. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat; 7. Meningkatnya Keluarga Kecil Berkualitas dan Sejahtera. b. Terwujudnya masyarakat yang berkemampuan (empowered), berdayasaing (competitive) yang mengarah kepada kemandirian, melalui peran aktif pemerintah, swasta dan masyarakat. Sasarannya adalah : 1. Meningkatnya ketrampilan masyarakat melalui pelatihan; 2. Menguatnya kelembagaan masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat; 3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. c. Meningkatkan kemampuan, kompetensi dan profesionalisme aparatur Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang diarahkan kepada pelayanan serta peningkatan kemampuan masyarakat. 28
  • 29. 1. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintah desa melalui pendidikan dan pelatihan; 2. Terwujudnya sistem kerja perangkat desa yang mantap, teruji dan meningkatnya kesejahteraan perangkat desa. d. Meningkatnya kepercayaan kepada pemerintahan desa serta dapat membangkitkan gairah masyarakat dalam berkarya membangun bangsa melalui : 1. Penyusunan produk-produk hukum desa; 2. Sosialisasi, penerapan dan penegakan produk hukum secara konsisten dan konsekuen. e. Memantapkan administrasi pemerintahan dengan penerapan Information Communication and Technology (ICT) melalui electronic government di lingkungan pemerintahan desa dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kebebasan akses informasi bagi masyarakat. Sasarannya adalah : 1. Semakin mantapnya sistem administrasi pemerintahan; 2. Semakin mantapnya sistem pelayanan kepada masyarakat oleh pemerintah; 3. Berkembangnya penggunaan sistem ICT dalam tata laksana pemerintahan di desa. 4. Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aparatur pemerintah yang membuka peluang terhadap partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan. 4.3.3. Arah Kebijakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Arah kebijakan pembangunan dibidang sumber dayam alam dan lingkungan hidup adalah memanfaatkan secara optimal sumber daya alam maupun buatan sesuai dengan RTRW Desa Melung. Sasarannya adalah : 1. Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam secara optimal, tanpa mengganggu keseimbangan dan kelestarian alam itu sendiri; 2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari; 3. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian alam; 4. Berkurangnya resiko bencana. 29
  • 30. 4.3.4. Arah Kebijakan Keuangan Desa 1. Arah Kebijakan Pendapatan Desa Dasar penentuan arah kebijakan keuangan desa adalah Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas nomor 17 Tahun 2006 tentang Sumber Pendapatan Desa. Dalam peraturan tersebut jenis-jenis pendapatan desa dirinci menurut jenis pendapatan desa. Selanjutnya untuk jenis pungutan desa telah diatur dalam peraturan desa. Diharapkan pada tahun-tahun kedepan pendapatan asli desa dan bantuan-bantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan emerintah daerah kabupaten akan senantiasa bertambah mengingat akan kebutuhan yang semakin meningkat. Komponen pendapatan yang meliputi Pendapatan Asli Desa (PADes), Dana Perimbangan, dan bantuan baik dari Pemerintah Kabupaten Banyumas, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah maupun bantuan dari Pemerintah, bantuan dari pihak ketiga serta lain-lain pendapatan yang sah, yaitu : a. Pendapatan Asli Desa - Tanah Kas Desa - Tanah Suksara Desa - Kekeyaan Desa lainnya - Pungutan Desa b. Dana Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Banyumas - Alokasi Dana Desa - Bantuan Instruksi Bupati - Bantuan lain-lain c. Dana Bantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Tengah - Bantuan Lain-lain d. Dana Bantuan dari Pemerintah - Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Bantuan lain-lain e. Dana Bantuan dari Pihak Ke Tiga - Bantuan dari PLTA Ketenger - Bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat - Bantuan lainnya yang tidak mengikat f. Dana Tidak Terduga 2. Arah Kebijakan Belanja Desa 30
  • 31. Belanja Desa diproyeksikan untuk belanja aparatur dan belanja publik. Arah kebijakan belanja desa lebih diutamakan dalam upaya-upaya pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian desa, pembangunan infrastruktur yang meliputi : a. Belanja Tidak Langsung : Adalah belanja belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung oleh ada tidaknya program dan kegiatan desa yang dipengaruhi jontribusinya terhadap prestasi kerja sukar diukur. Adapun arah kebijakan belanja tidak langsung meliputi : - Belanja penghasilan tetap perangkat desa. - Belanja tunjangan perangkat desa. - Belanja bantuan keuangan bagi lembaga-lembaga desa. - Belanja tidak terduga yang meliputi biaya penanggulangan bencana. b. Belanja Langsung : Adalah belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh program kegiatan desa yang kontribusinya terhadap pencapaian prestasi kerja dapat diukur. Adapun arah kebjijakan untuk belanja langsung meliputi : - Belanja kegiatan pembangunan infrastruktur. - Belanja kegiatan - Belanja penambahan modal lembaga-lembaga desa. 4.2. Potensi dan Masalah a. Daftar masalah dan potensi dari bagan Sketsa Desa NO Masalah Potensi BIDANG PEMERINTAHAN & PEMBERDAYAAN MA- I SYARAKAT 1. Honor RT Kas RT 2. Informasi Pertemuan/selapanan 3. Di RW 4 tidak ada kegiatan pertemuan RT Struktur 4. Kepengurusan RT kurang lengkap Warga 5. Administrasi kurang tertib II BIDANG KEAGAMAAN 1. Kegiatan TPQ terbengkalai/tidak lancar Masjid 2. Kurangnya kesadaran menjalankan syariat beragama Tokoh agama 3. Sarana prasarana Madrasah Diniyah Ustad 31
  • 32. III BIDANG KESEHATAN 1. Pencemaran lingkungan di Dusun I Bidan 2. Kegiatan Posyandu masih menumpang Kader Posyandu 3. Pelayanan PKD kurang maksimal Sarana PKD Penyakit menahun (Gondok,Exim,Malaria) di RW 4 4. dan 2 5. Lingkungan RW 4 kurang sehat IV BIDANG PENDIDIKAN Kurangnya sarana prasarana SMP khususnya lokal 1. Lahan kelas 2. Kurangnya informasi tentang pendidikan formal Guru 3. Biaya pendidikan mahal Komite 4. Kurangnya ketrampilan (pertanian, peternakan) Wali Murid 5. Banyak anak putus sekolah di RW 4 6. Tidak ada Kejar Paket B V BIDANG EKONOMI 1. Irigasi & Bendungan Watu Gayong sering jebol Lahan pertanian,saluran air 2. Irigasi & Bendungan Kali Tuma Swadaya 3. Irigasi & Bendungan Kali Kracak Batu 4. Banyak Pengangguran Lahan pertanian,peternakan 5. Irigasi & Bendungan Curug Gupit Lahan pertanian,saluran air 6. Pembangunan jalan Selarendeng Kali kesur 7. Pembangunan jalan tembus melung selarendeng Batu,tenaga gotong royong 8. Pembangunan talud dan pagar keliling makam Batu,tenaga gotong royong VI BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA 1. Tanah makam sempit RW I Swadaya 2. Pagar keliling makam tidak ada RW 3 Lahan 3. Jalan makam sempit RW I Sarana prasarana 4. Kegiatan karawitan kurang lancar Gamelan,Sanggar 5. Kurangnya perhatian pada penyandang cacad Dinas terkait 6. Krisis gotong royong Lembaga Desa Di RW 4 kalangan generasi muda banyak yang 7. Lahan pertanian merantau (urbanisasi) ke luar desa. VII SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Distribusi air bersih di RW 4 kurang merata dan kurang 1. Saluran air/Pipa lancer Pengurus PAB lengkap Iuran 2. Pemilik tanah tidak mengijinkan untuk pengadaan bak Warga/pemanfaat 3. Hilangnya sumber mata air Hutan 4. Pengambilan batu di tebing /sungai 5. Banjir dan erosi di tanah lapangan Saluran 6. Jalan gelap RW I Listrik Batu,tenaga kerja, gotong 7. Jalan & gorong-gorong rusak RT 2/RW 1 royong VIII SARANA PRASARANA 32
  • 33. 1. Balai Desa rusak Swadaya 2. Jalan dan drainase ke Balai Desa rusak Batu Batu, swadaya 3. Pembangunan Madrasah Diniyah /gotongroyong 4. Irigasi & bendungan Kali Manggis jebol Lahan pertanian,petani 5. Pintu gerbang Balai Desa Gotong royong 6. Draenase jalan Kabupaten banyak yang rusak Batu b. Masalah dan Potensi dari bagan Kalender Musim NO Masalah Potensi I PANCA ROBA 1. Angin ribut Pohon 2. Banyak penyakit, flu, batuk Obat 3. Hasil gula penderes jelek (banyak sekul) 4. Tanaman kayu rusak 5. Badeg/nira susut 6. Hama tanaman II KEMARAU 1. Tanah sawah kering Menanam palawija 2. Debit air menurun Sayuran 3. Pakan ternak kurang Pupuk kandang 4. Produksi pertanian padi menurun 5. Harga ternak murah 6. Kolam ikan kering 7. Produksi gula penderes baik III HUJAN 1. Tanah longsor Musim tanam 2. Sumber air bersih keruh air melimpah 3. Tanah longsor 4. Irigasi/bendungan jebol 5. Tanaman sayur rusak/lodoh c. Masalah dan Potensi dari Bagan NO Lembaga Masalah Potensi 1 Pemerintah Desa Perangkat kurang lengkap Sarana Prasana Kurang maksimalnya terjun ke masya- rakat Struktur Pertemuan rutin 33
  • 34. 2 PKK Anggota PKK RT kurang aktif Struktur pengurus lengkap Pertemuan rutin Arisan 3 RW Tidak ada honor Struktur kepengurusan Pengurus kurang aktif Pertemuan Lembaga Kurangnya informasi 4 RT Pengurus belum lengkap SDM Administrasi belum rapih Stempel Kegiatan tidak ada Warga/SDM Tidak ada honor Struktur kepengurusan Kesadaran berorganisasi masih kurang Iuran/kamling SDM rendah Keterpakasaan menjadi pengurus Pengelola Air Ber- 5 sih (PAB) Pemanfaatan belum merata Iuran Iuran tidak lancar Strukur kepengurusan Aturan tidak dilaksanakan Buku administrasi Belum tahu tentang tupoksi 6 PAGER GUNUNG Insentif Pengurus belum sesuai Lahan pertanian Kedisiplinan pengurus kurang Struktur Tidak ada pertemuan anggota Sanggar/sekretariat Kegiatan UKM kurang lancar Manager dan staf Lahan belum tergarap maksimal Petani organik Pemasaran sayur organik terbatas Pasar 7 LINMAS Tidak ada kegiatan Pertemuan Rutin/arisan Personil LINMAS/HANSIP kebanyakan Seragam lengkap usia lanjut Kurang kompak 8 BPD Masih tergantung kepada PEMDES Sarana prasarana Tidak ada pertemuan rutin anggota Tempat/ruangan Anggota kurang kompak/aktif 9 PKD Buka satu kali dalam seminggu Gedung PKD Kurang tenaga medis Bidan Bidan praktek di rumah Saranaprasarana 10 KARANGTARUNA Tidak ada kegiatan Struktur lengkap Kepengurusan kurang aktif Pemuda Pemuda susah untuk dikumpulkan 11 LPKD Yang aktif hanya ketua Struktur Pengurus lengkap Belum paham dengan tupoksinya Warga Keterlibatan pengurus lainnya kurang Tidak ada pertemuan 34
  • 35. 12 KOMITE SEKOLAH Kurang aktif Struktur pengurus lengkap SDM masih kurang Guru Kurang respon terhadap wali murid Wali Murid 4.3. Program Pembangunan Desa Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan langkah-langkah, sasaran prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman, serta kerangka berfikir yang melatarbelakangi upaya pencapaian visi dan misi yang akan dilakukan. Untuk mencapai visi dan misi maka strategi pembangunan digunakan sebagai dasar penyusunan program dan kegiatan pembangunan. Penyusunan Program Pembangunan Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2008-2013 berdasarkan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota; Permendagri No 13 Tahun 2006 jo Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Program-program pembangunan dalam RPJM Desa ini juga mengacu program nasional yang terdapat dalam RPJP Nasional (UU No. 17 Tahun 2007) dan RPJM Nasional (Perpres No. 7 Tahun 2004), dan tahapan pembangunan lima tahunan RPJPD Provinsi Jawa Tengah (Perda No. 3 Tahun 2008). RPJMD Kabupaten Banyumas Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah serta RPJP 2005 -2025. Selain peraturan perundangan di atas, program pembangunan dalam RPJM Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2007- 2012 mendasarkan pada Perda No. 21 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah; Paturan Gubernur No. 88 Tahun 2008 tentang Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana (RADPRB) Provinsi Jawa Tengah. Program pembangunan dalam RPJM Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2010- 2013 meliputi Program Kewenangan Urusan Wajib, Program Kewenangan Urusan Pilihan, Pelaksanaan Tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta Pelaksanaan Tugas Umum Pemerintahan. a) Kewenangan Urusan Wajib Kelompok program kewenangan urusan wajib, meliputi 23 kewenangan urusan, rincian program masing-masing kewenangan urusan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan. 35
  • 36. Komitmen Pemerintah Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dilaksanakan dengan terus berupaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan bidang pendidikan. Adapun rencana program adalah : 1) Peningkatan pemerataan dan layanan akses pendidikan; 2) Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan; 3) Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik penyelenggaraan pendidikan. 4) Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMP, 5) Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan (Paket A, B dan C), 6) Peningkatkan partisipasi masyarakat serta kualitas Komite Sekolah. dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan. 7) Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik dan tenaga kependidikan Kelompok Bermain Satria Jaya. 8) Pembangunan Pos Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok Bermain Satria Jaya II Gerumbul Selarendeng. 9) Pembangunan pagar keliling sekolah SD-SMP Satu Atap. 10) Pembangunan laboratorium sekolah. 11) Pembangunan perpustakaan sekolah. 12) Pengadaan buku dan sarana pendidikan SD san SMP. 13) Pembinaan dan peningkatan kemampuan pemuda dalam berolah raga. 14) Peningkatan kelembagaan Karang Taruna dan peran serta dalam pembangunan. 2. Pembangunan Bidang Agama Untuk pencapaian sasaran pembangunan, program yang akan ditempuh adalah : 1) Peningkatan jumlah sarana dan prasarana masjid dan mushola. 2) Meningkatnya pendidikan keagamaan sejak usia dini. 3) Pembangunan Madrasah Diniyah. 4) Rehabilitasi Masjid Baitul Muttaqin gerumbul Kaliputra. 5) Rehabilitasi Masjid Selarendeng. 36
  • 37. 6) Rehabilitasi Mushola. 7) Kegiatan TPQ/TPA. 8) Kegiatan pengajian dan peringkatan hari besar keagamaan. 9) Penyediaan sarana peribadatan. 10) Pembinaan tenaga keagamaan dan peningkatan kualitas tenaga keagamaan. 3. Pemerintahan Umum Rencana kerja dalam bidang ini adalah : 1) Penyusunan produk hukum desa yang mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. penyusunan peraturan desa, pengawasan produk hukum, sosialisasi produk-produk hukum, peningkatan pelayanan penyelesaian sengketa hukum, penghormatan HAM serta koordinasi antar lembaga dalam bidang bantuan hukum. 2) Peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan, penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan. 3) Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa yang mendukung penyelenggaraan otonomi desa dan daerah serta meningkatnya sinergitas antara pusat, desa dan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah. 4) Peningkatan sinkronisasi pelaksanaan administrasi keuangan, meningkatnya tertib administrasi keuangan desa dalam mengefektifkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan desa, memantapkan tertib administrasi kepemerintahan dalam rangka peningkatan kapasitas birokrasi dan profesionalisme aparat dengan menekankan pada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah desa yang efektif, efisien, responsif, transparan dan akuntabel. 5) Peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD). 6) Optimalisasi manajemen pengelolaan aset desa yang diprioritaskan pada pengamanan aset desa, tersedianya data aset yang akurat. 7) Peningkatan peran dan fungsi Badan Permusyawarahan Desa. 8) Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM). 9) Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. 37
  • 38. 4. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat : Rencana kerja pembangunan urusan kesehatan meliputi : 1. Peningkatan peran dan fungsi PKD 2. Peningkatan pemberdayaan dalam rangka perilaku hidup bersih dan sehat; 3. Peningkatan lingkungan hidup yang sehat; 4. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Fokus kegiatan surveilans, pencegahan, pengendalian dan penanggulanan penyakit menular termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB)/ bencana dan penyakit tidak menular. 5. Meningkatnya pengetahuan pemahaman masyarakat tentang perumahan dan lingkungan yang sehat, dan aman. 6. Peningkatan pelayanan posyandu balita dan posyandu lansia. 7. Meningkatkan peserta KB. 5. Pembangunan sumber daya alam : Rencana kerja pembangunan urusan sumber daya alam dan lingkungan hidup meliputi : 1) Meningkatkan pelestarian hutan dan sumber daya air. 2) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan penting sumber daya hutan dan air. 3) Meningkatkan kawasan konservasi serta daerah aliran sungai. 4) Meningkatkan kerjasama dengan Perum PERHUTAN dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat. 5) Berkurangnya korban bencana alam geologi dan teridentifikasinya kawasan rawan bencana geologi sebagai upaya pengembangan sistem mitigasi bencana. 6. Ekonomi Rencana kerja pembangunan urusan ekonomi meliputi adalah : 1. Meningkatnya kemampuan lembaga ekonomi desa. 2. Meningkatkan pelayanan dan kemudahan-kemudahan masyarakat dalam memperoleh kredit dari Lembaga Pager Gunung. 7. Sarana dan Prasarana Urusan Wajib kegiatan sarana dan prasarana meliputi 3 (tiga) bidang yaitu : 1). Bidang Prasarana Jalan, 2). Bidang Pengelolaan 38
  • 39. Sumber Daya Air dan 3). Bidang Prasarana Perdesaan Bangunan. Rencana kerja pembangunan meliputi : a. Bidang Prasarana Jalan dan Jembatan: 1) Pembangunan jalan tembus Depok RT 02/RW I ke RW II. 2) Peningkatan akses jalan Selarendeng-Kalikesur untuk menjadi jalan kabupaten. 3) Rehabilitasi jalan Melung-Kutaliman. 4) Pembangunan jembatan kali Manggis. 5) Pembangunan draenase jalan kabupaten 6) Rehabilitasi gang-gang di wilayah RT dan RW. b. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air adalah : 1) Pembangunan bendungan dan irigasi : a. Bendungan dan irigasi Watu gayong b. Bendungan dan Irigasi Lubang c. Bendungan dan Irigasi Wangan Wali d. Bendungan dan Irigasi Curug gupid e. Irigasi Kracak f. Irigasi Wangan Tuma. 2) Pembangunan talud 3) Pembangunan bak penampung air bersih. 4) Pemeliharaan bak dan saluran air bersih. c. Prasarana Desa 1) Pembangunan balai desa. 2) Pembangunan talud lapangan desa 3) Pembangunan pos ronda 8. Penataan Ruang Rencana kerja pembangunan Penataan Ruang, meliputi : 1) Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Desa; 2) Penyediaan rencana rinci pengembangan kawasan agrowisata 3) Peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dan pengendalian serta pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya dan kewaspadaan masyarakat terhadap pemanfaatan yang aman dari bencana tanah longsor. 4) Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan lahan pertanian pangan berkelanjutan; 5) Sosialisasi dan pemantauan mitigasi bencana alam geologi tanah longsor. 39
  • 40. 9. Perencanaan Pembangunan Rencana kerja urusan perencanaan pembangunan adalah : 1) Peningkatan kerjasama antara Desa dan dalam perencanaan pembangunan. 2) Mendorongan kelembagaan BKAD untuk lebih berperan dalam perencanaan pembangunan tingkat kecamatan. 3) Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan, penelitian dan pengembangan pembangunan desa; 4) Peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan desa; 5) Peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah rawan bencana; 10. Lingkungan Hidup Sasaran rencana kerja pembangunan urusan lingkungan hidup adalah: 1) Terkendalinya beban pencemaran lingkungan pada usaha peternakan ayam potong serta berkurangnya resiko pencemaran bahan-bahan berbahaya dan beracun (B-3) maupun limbah B-3; 2) Peningkatan kedisiplinan masyarakat maupun pelaku usaha terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup; 3) Peningkatan kearifan lokal/tradisional masyarakat dan sumberdaya aparatur dalam pencegahan bencana dan pelestarian lingkungan hidup; 4) Peningkatan penanganan kawasan lahan kritis dengan komoditas perkebunan berupa tanaman keras atau tanaman tahunan, dan tanaman penutup tanah; 5) Peningkatan pengelolaan lahan, teknik budidaya, manajemen usaha tani dan kualitas hasil; 6) Peningkatan dan pemulihan daya dukung lingkungan pada kawasan lindung, cadangan sumberdaya alam serta lahan di ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS/sub DAS); 7) Peningkatan kapasitas aparat, masyarakat dan warga sekolah dalam pencegahan pencemaran, perusakan, serta pengembangan teknologi ramah lingkungan; 40
  • 41. 8) Pengembangan Jasa Lingkungan Kawasan-Kawasan Konservasi dan Hutan Fokus kegiatan Pengembangan kerjasama pengelolaan lingkungan maupun teknologi antara pemangku kepentingan di kawasan hutan. 9) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Fokus kegiatan Identifikasi permasalahan dan fasilitasi penanganan kawasan lindung serta keanekaragaman hayati, pemberian penghargaan kepada masyarakat yang berjasa dan penanganan masyarakat yang bermasalah dibidang lingkungan. 11. Pertanahan Sasaran rencana kerja pembangunan urusan pertanahan adalah: 1) Pengembangan cakupan dan penerapan penatagunaan pertanahan yang mendasar pada RTRW dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan; 2) Pengendalian konversi lahan pertanian ke non pertanian; 3) Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan peran serta masyarakat dalam konservasi SDA yang mempunyai potensi fungsi sebagai kawasan lindung dan tanah lahan pertanian pangan berkelanjutan serta meningkatkan partisipasi dalam pemanfaatan pertanahan. 4) Penyusunan database pertanahan 12. Kependudukan dan Catatan Sipil Sasaran rencana Urusan Kependudukan dan catatan Sipil adalah : 1) Peningkatan pembuatan akte kelahiran. 2) Peningkatan pelayanan KTP dan KK 3) Terwujudnya penyelenggaraan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). 13. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sasaran rencana kerja urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah 1) Peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, lingkungan hidup, ekonomi, ketenagakerjaan, politik, SDM, 41
  • 42. aparatur dan pengurangan kekerasan terhadap perempuan dan anak; 2) Peningkatan pemahaman dan komitmen tentang kesetaraan dan keadilan gender pada seluruh pembangunan dalam rangka mewujudkan penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender serta mengoptimalkan perlindungan anak secara luas melalui penguatan kelembagaan pengarusutamaan anak; 3) Peningkatan kualitas hidup serta perlindungan perempuan dan anak melalui upaya-upaya membuka dan memperluas akses pelayanan kesehatan dan pendidikan, membuka akses dan kontrol perempuan pada sumberdaya ekonomi, mewujudkan perlindungan dari rasa aman, mengurangi kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan dan anak, melindungi perempuan dan anak terhadap faktor–faktor sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan kearifan lokal yang kurang mendukung kualitas hidup perempuan dan anak, mewujudkan penegakan hukum dan perlindungan terhadap perempuan dan anak, serta peningkatan cakupan kepemilikan akte kelahiran. 4) Peningkatan pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar bagi perempuan dan anak; peningkatan kualitas perlindungan reproduksi sehat bagi perempuan, remaja dan anak, peningkatan kemampuan dan akses berusaha bagi perempuan pada sumber daya ekonomi; penanganan dan pencegahan kekerasan berbasis gender dan anak termasuk tindak pidana perdagangan orang (trafficking); peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak di segala bidang pembangunan; advokasi dan fasilitasi peningkatan peran dan posisi perempuan dalam proses pengambilan keputusan serta perlindungan perempuan kelompok rentan. 14. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Sasaran rencana kerja urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah 1) Pelayanan Keluarga Berencana Fokus kegiatan peningkatan dan perluasan cakupan, jangkauan serta kualitas sarana prasarana pelayanan KB; peningkatan peran serta masyarakat dan lembaga masyarakat dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui KB; Fasilitasi, advokasi dan supervise 42
  • 43. peningkatan partisipasi masyarakat dalam penggerakkan program keluarga berencana. 2) Peningkatan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian, peningkatan kualitas program keluarga berencana dan keluarga sejahtera, menurunkan angka kelahiran melalui turunnya angka Total Fertility Rate (TFR) dan Unmetneedd; 3) Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Fokus kegiatan peningkatan peran kelompok Pengelolaan Informasi dan Konsultasi Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK KRR) untuk meningkatkan kualitas remaja dalam memahami kesehatan reproduksi; peningkatan pencegahan dan penanggulangan NAPZA, PMS dan HIV/AIDS di sekolah dan masyarakat. 4) Peningkatan kualitas BKB, Posyandu dan Pos PAUD; lembaga masyarakat dalam ber KB dan KS. 5) Peningkatan peran kelompok Bina Lingkungan Keluarga, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja dan Bina Keluarga Lansia. 6) Peningkatan kualitas PPKBD. 15. Sosial Sasaran yang akan dicapai dalam pemberdayaan masyarakat meliputi: 1) Berkurangnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 2) Peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial, 3) Peningkatan kapasitas kelembagaan kesejahteraan sosial; 4) Peningkatan pelayanan dan penyantunan masalah keluarga rawan sosial ekonomi dan wanita rawan sosial ekonomi 5) Penyaluran RASKIN kepada masyarakat. 6) Terpenuhinya kebutuhan masyarakat RTM akan rumah yang layak huni; 7) Pelatihan penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana, penanganan pengungsi dan pemulihan sarana prasaran vital untuk aktifitas masyarakat. 8) Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha (Corporate Social Responbility). 43