SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 73
Descargar para leer sin conexión
KODE MODUL

                                        SPD. OTO 225 - 01




               Fakultas Teknik UNY
               Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif




           SISTEM PENGAPIAN




                         Penyusun :
                 Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.



Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4)
             Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif
                         Juni 2005

                                                               i
KATA PENGANTAR


Modul Sistem Pengapian Sepeda Motor ini digunakan sebagai panduan
kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu :
Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian
Sepeda Motor. Modul ini dapat digunakan untuk mahasiswa Program
Keahlian Mekanik Otomotif.

Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari pemeriksaan, perawatan,
perbaikan dan penyetelan sistem pengapian sepeda motor. Modul ini
terdiri atas dua (2) kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang   memeriksa,    merawat,   memperbaiki   dan   menyetel   sistem
pengapian konvensional sepeda motor tipe AC dan DC. Kegiatan belajar 2
membahas tentang memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem
pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC dan DC.

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat Memeriksa,
Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor.




                                          Yogyakarta, Juni 2005
                                          Penyusun




                                                                       ii
DAFTAR ISI MODUL
                                                                                          Halaman
HALAMAN SAMPUL .....................................................................               i
KATA PENGANTAR ......................................................................              ii
DAFTAR ISI .................................................................................      iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ........................................................                      v
PERISTILAHAN/GLOSARIUM ....................................................                       vi

I.    PENDAHULUAN
      A. DESKRIPSI ........................................................................        1
      B. PRASYARAT ......................................................................          1
      C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ......................................                         2
           1. Petunjuk Bagi Mahasiswa ..............................................              2
           2. Petunjuk Bagi Dosen ....................................................            3
      D. TUJUAN AKHIR .................................................................            3
      E. KOMPETENSI ....................................................................           4
      F. CEK KEMAMPUAN ..............................................................              7

II. PEMELAJARAN
      A. RENCANA BELAJAR MAHASISWA ........................................                       8
      B. KEGIATAN BELAJAR ..........................................................               9

           1. Kegiatan Belajar 1 : memeriksa, merawat, memperbaiki
               dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda
               motor ..........................................................................    9
               a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1 ................................                  9
               b. Uraian Materi 1 .......................................................         9
               c. Rangkuman 1 .........................................................           31
               d. Tugas 1 ..................................................................      33
               e. Tes Formatif 1 ........................................................         34


                                                                                                  iii
f. Kunci Jawaban Formatif 1 ........................................                34
               g. Lembar Kerja 1 .......................................................           34

          2. Kegiatan Belajar 2 : memeriksa, merawat, memperbaiki
               dan menyetel sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda
               motor ...........................................................................   36
               a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 2 ................................                   36
               b. Uraian Materi 2 .......................................................          36
               c. Rangkuman 2 .........................................................            57
               d. Tugas 2 ..................................................................       58
               e. Tes Formatif 2 ........................................................          58
               f. Kunci Jawaban Formatif 2 ........................................                58
               g. Lembar Kerja 2 .......................................................           59


III. EVALUASI
      A. PERTANYAAN ....................................................................           60
      B. KUNCI JAWABAN ...............................................................             62
      C. KTIRERIA KELULUSAN .......................................................                62


IV. PENUTUP .............................................................................          63




                                                                                                   iv
PETA KEDUDUKAN MODUL



A. Diagram Pencapaian Kompetensi
   dan Peta Kedudukan Modul

  Diagram ini menunjukkan tahapan urutan pencapaian kompetensi yang
  dilatihkan pada mahasiswa dalam kurun waktu tiga tahun. Modul
  Sistem Pengapian Sepeda Motor merupakan modul untuk membentuk
  kompetensi Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem
  Pengapian Sepeda Motor.




                                                                 v
PERISTILAHAN / GLOSSARY


Alternating Current (AC) merupakan jenis tegangan yang memiliki arah
       aliran arus bolak-balik (2 arah). Tegangan AC dihasilkan oleh
       sumber tegangan AC, yaitu Generator AC atau biasa disebut
       Alternator.

Breaker Cam, merupakan komponen sistem pengapian konvensional
       yang bertugas membuka kontak platina pada waktu (sudut
       engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur
       menurut ketentuan.

Capacitor Discharge Ignition merupakan salah satu sistem pengapian
       elektronik    yang   bekerja     dengan   memanfaatkan    pengisian
       (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses
       pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh
       saklar elektronik yang berperan sebagai pengganti kontak platina
       (pada sistem pengapian konvensional).

Cold Type Spark Plug adalah busi yang mempunyai kemampuan untuk
       menyerap dan melepas/membuang panas dengan cepat sekali.
       Busi dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur
       kerja dalam ruang bakarnya tinggi.

Contact Breaker merupakan komponen sistem pengapian konvensional,
       berfungsi     sebagai   saklar     rangkaian   primer    pengapian,
       menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir
       melalui kumparan primer pada kumparan pengapian untuk
       menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan
       sekunder dengan cara induksi elektromagnet.


                                                                        vi
Direct Current (DC) merupakan jenis tegangan yang memiliki arah
       aliran arus satu arah saja. Tegangan DC dihasilkan oleh sumber
       tegangan DC, misalnya Generator dan baterai. Atau dapat pula
       dihasilkan oleh sumber tegangan AC (alternator) yang kemudian
       disearahkan sehingga menjadi tegangan DC.

Hot Type Spark plug adalah busi dengan kemampuan menyerap dan
       melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin
       yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah.

Ignition Coil merupakan komponen sistem pengapian yang berfungsi
       untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan
       (alternator/baterai) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan
       untuk melakukan proses pembakaran di dalam silinder motor.

Ignition Switch merupakan komponen sistem kelistrikan sepeda motor
       yang berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan
       memutus     (On-Off)   rangkaian   pengapian      (dan    rangkaian
       kelistrikan lainnya) pada sepeda motor.

Kondensor (Capacitor), mempunyai kemampuan sejumlah muatan
       listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu. Kondensor
       dalam    sistem   pengapian    konvensional      berfungsi   untuk
       menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang
       terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan
       untuk   mempercepat      pemutusan        arus   primer   sehingga
       meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder.

Signal generator/Pick up coil merupakan komponen sistem pengapian
       elektronik yang berfungsi menghasilkan sinyal trigger (pemicu)
       yang dimanfaatkan oleh thyristor switch untuk mengosongkan
       seluruh muatan kapasitor.




                                                                       vii
Spark Plug merupakan komponen sistem pengapian yang berfungsi
       mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga
       api melalui elektrodanya untuk menghasilkan proses pembakaran
       campuran bahan bakar & udara di dalam ruang bakar. Loncatan
       bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan
       diantara kedua kutup elektroda busi (s/d 20.000 volt).

Thyristor switch merupakan saklar elektronik di dalam unit CDI (sistem
       pengapian CDI) yang berfungsi untuk mengosongkan muatan
       kapasitor.




                                                                    viii
BAB I
                      PENDAHULUAN


A. DESKRIPSI

   Modul Sistem Pengapian Sepeda Motor ini membahas tentang
   beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melakukan
   Pemeriksaan, Perawatan, Perbaikan dan Penyetelan Sistem Pengapian
   Sepeda Motor secara efektif, efisien dan aman. Cakupan materi yang
   akan dipelajari dalam modul ini meliputi : (a) Memeriksa, merawat,
   memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda
   motor, dan (b) Memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem
   pengapian elektronik (CDI) sepeda motor.

   Modul ini terdiri atas dua (2) kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1
   membahas tentang memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel
   sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe AC dan DC.
   Kegiatan belajar 2 membahas tentang memeriksa, merawat dan
   memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC
   dan DC.

   Setelah   mempelajari   modul   ini   mahasiswa   diharapkan   dapat
   Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian
   Sepeda Motor.



B. PRASYARAT

   Modul SPD. OTO 225-01 (Sistem Pengapian Sepeda Motor) ini
   merupakan modul awal yang tidak memerlukan prasyarat bagi
   mahasiswa pada Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif.


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                      1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
   1. Petunjuk Bagi Mahasiswa
      Untuk     memperoleh       hasil    belajar   secara   maksimal,    dalam
      menggunakan        modul    ini    maka   langkah-langkah   yang    perlu
      dilaksanakan antara lain :

      a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang
         ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
         kurang jelas, mahasiswa dapat bertanya pada Dosen atau
         Instruktur yang mengampu kegiatan belajar.

      b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
         seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
         materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

      c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik,
         perhatikanlah hal-hal berikut ini :

         1) Perhatikan     petunjuk-petunjuk        keselamatan   kerja   yang
              berlaku.
         2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan
              baik.
         3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
              peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
         4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
         5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,
              harus meminta ijin Dosen atau Instruktur terlebih dahulu.
         6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat
              semula.

      d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi
         pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada
         Dosen atau Instruktur yang mengampu kegiatan pemelajaran
         yang bersangkutan.

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              2
2. Petunjuk Bagi Dosen

      Dalam setiap kegiatan belajar, Dosen atau Instruktur berperan
      untuk :
      a. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar.
      b. Membimbing mahasiswa melalui tugas-tugas pelatihan yang
         dijelaskan dalam tahap belajar.
      c. Membantu mahasiswa dalam memahami konsep, praktik baru,
         dan menjawab pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar
         mahasiswa.
      d. Membantu mahasiswa untuk menentukan dan mengakses
         sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
      e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
      f. Merencanakan seorang ahli / pendamping Dosen dari tempat
         kerja untuk membantu jika diperlukan.


D. TUJUAN AKHIR

   Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
   modul Sistem Pengapian Sepeda Motor ini mahasiswa diharapkan
   mampu :
   1. Menjelaskan   prinsip kerja dan      konstruksi   sistem   pengapian
      konvensional sepeda motor.
   2. Menjelaskan   prinsip kerja dan      konstruksi   sistem   pengapian
      elektronik (CDI) sepeda motor.
   3. Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian
      konvensional sepeda motor, dan
   4. Memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem pengapian elektronik
      (CDI) sepeda motor.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                         3
E. KOMPETENSI

   Modul SPD. OTO 225 - 01 membentuk subkompetensi :
   (a) Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian
   konvensional sepeda motor, dan (b) Memeriksa, merawat dan
   memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor yang
   merupakan unsur untuk membentuk kompetensi Memeriksa, Merawat,
   Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor. Uraian
   subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                   4
KOMPETENSI               : Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian sepeda motor
KODE                     : SPD. OTO 225-01
DURASI PEMELAJARAN       :

                                           A                B                 C                 D                E                    F               G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
                                           1                1                 1                 1                1                    2               1


                                     Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya :
                                       Standard Operation Procedure, peralatan kesehatan dan keselamatan kerja, Service Manual Book dan Hand Tools
KONDISI KINERJA                        Peralatan pendukung yang digunakan : SST, stand
                                       Simulator Sistem Pengapian Konvensional dan Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
                                       Buku laporan kerja



                                                                                                       MATERI POKOK PEMELAJARAN
 SUB KOMPETENSI             KRITERIA KINERJA            LINGKUP BELAJAR
                                                                                          SIKAP                PENGETAHUAN                KETERAMPILAN
1. Memeriksa, merawat,      Prinsip kerja dan           Memahami prinsip kerja        Segala aktifitas         Memahami prinsip           Memeriksa,
   memperbaiki dan          konstruksi sistem           dan konstruksi sistem         praktek                  kerja dan konstruksi       merawat,
   menyetel sistem          pengapian konvensional      pengapian konvensional        (membongkar,             sistem pengapian           memperbaiki dan
   pengapian                digambarkan                 Memahami fungsi dan           memeriksa,               konvensional               menyetel sistem
   konvensional sepeda      Fungsi dan cara kerja       cara kerja masing-            merawat,                 Memahami fungsi            pengapian
   motor                    masing-masing               masing komponen               memperbaiki,             dan cara kerja             konvensional sesuai
                            komponen sistem             sistem pengapian              merakit dan              masing-masing              prosedur
                            pengapian konvensional      konvensional                  menyetel) selalu         komponen sistem
                            dijelaskan                  Memahami dan                  mengacu pada SOP         pengapian
                            Prosedur memeriksa,         menerapkan prosedur           Dalam bekerja selalu     konvensional
                            merawat, memperbaiki        memeriksa, merawat,           memperhatikan K3         Memahami prosedur
                            dan menyetel sistem         memperbaiki dan                                        memeriksa,
                            pengapian konvensional      menyetel sistem                                        merawat,
                            dijelaskan pada simulator   pengapian konvensional                                 memperbaiki dan
                                                                                                               menyetel sistem
                                                                                                               pengapian
                                                                                                               konvensional




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                                                                                             5
MATERI POKOK PEMELAJARAN
  SUB KOMPETENSI          KRITERIA KINERJA        LINGKUP BELAJAR
                                                                               SIKAP              PENGETAHUAN            KETERAMPILAN
2. Memeriksa, merawat,    Prinsip kerja dan       Memahami prinsip kerja   Segala aktifitas       Memahami prinsip       Memeriksa, merawat
   memperbaiki dan        konstruksi sistem       dan konstruksi sistem    praktek                kerja dan konstruksi   dan memperbaiki
   menyetel sistem        pengapian elektronik    pengapian elektronik     (membongkar,           sistem pengapian       sistem pengapian
   pengapian elektronik   (CDI) digambarkan       (CDI)                    memeriksa,             elektronik (CDI)       elektronik (CDI)
   (CDI) sepeda motor     Fungsi dan cara kerja   Memahami fungsi dan      merawat,               Memahami fungsi        sesuai prosedur
                          masing-masing           cara kerja masing-       memperbaiki,           dan cara kerja
                          komponen sistem         masing komponen          merakit dan            masing-masing
                          pengapian elektronik    sistem pengapian         menyetel) selalu       komponen sistem
                          (CDI) dijelaskan        elektronik (CDI)         mengacu pada SOP       pengapian elektronik
                          Prosedur memeriksa,     Memahami dan             Dalam bekerja selalu   (CDI)
                          merawat dan             menerapkan prosedur      memperhatikan K3       Memahami prosedur
                          memperbaiki sistem      memeriksa, merawat                              memeriksa, merawat
                          pengapian elektronik    dan memperbaiki sistem                          dan memperbaiki
                          (CDI) dijelaskan pada   pengapian elektronik                            sistem pengapian
                          simulator               (CDI)                                           elektronik (CDI)




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                                                                          6
F. CEK KEMAMPUAN

   Sebelum mempelajari modul SPD. OTO 225-01, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah dimiliki mahasiswa
   dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :

   Tabel 2. Cek Kemampuan
                                                                                   Jawaban
      Sub Kompetensi                          Pernyataan                                         Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan
                                                                              Ya         Tidak
    1. Memeriksa,           1. Saya mampu menjelaskan tentang pemeriksaan,                       Soal Tes Formatif 1.
       merawat,                perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem
       memperbaiki dan         pengapian konvensional sepeda motor tipe AC.
       menyetel sistem
                            2. Saya mampu menjelaskan tentang pemeriksaan,                       Soal Tes Formatif 2.
       pengapian
                               perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem
       konvensional
                               pengapian konvensional sepeda motor tipe DC.
       sepeda motor


    2. Memeriksa,           1. Saya mampu menjelaskan pemeriksaan,                               Soal Tes Formatif 3.
       merawat dan             perawatan dan perbaikan sistem pengapian
       memperbaiki sistem      elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC.
       pengapian
                            2. Saya mampu menjelaskan pemeriksaan,                               Soal Tes Formatif 4.
       elektronik (CDI)
                               perawatan dan perbaikan sistem pengapian
       sepeda motor
                               elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC.



   Apabila mahasiswa menjawab Tidak, pelajari modul ini




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                                                                7
BAB II
                         PEMELAJARAN


A. RENCANA BELAJAR MAHASISWA

   Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di
   bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada Dosen jika telah selesai
   mempelajari setiap kegiatan belajar.

   Tabel 3. Rencana Belajar
                                                  Tempat      Alasan    Paraf
        Jenis Kegiatan        Tanggal     Waktu
                                                  Belajar   Perubahan   Dosen
    1. Memeriksa, merawat,
       memperbaiki dan
       menyetel sistem
       pengapian
       konvensional sepeda
       motor.
    2. Memeriksa, merawat
       dan memperbaiki
       sistem pengapian
       elektronik (CDI)
       sepeda motor.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                           8
B. KEGIATAN BELAJAR

  1) Kegiatan Belajar 1 : Memeriksa, merawat, memperbaiki
                          dan menyetel sistem pengapian
                          konvensional sepeda motor
    a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 :
       1) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem
           pengapian konvensional sepeda motor tipe AC.
       2) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem
           pengapian konvensional sepeda motor tipe DC.
       3) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan, perbaikan
           dan penyetelan sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe
           AC.
       4) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan, perbaikan
           dan penyetelan sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe
           DC.

    b. Uraian Materi 1

       SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
       Pengantar
       Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi
       pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan
       udara di dalam silinder.
       Sistem pengapian mempunyai peranan yang sangat penting dalam
       pembangkitan tenaga (daya) yang dihasilkan oleh suatu mesin bensin.
       Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka
       kelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di
       dalam ruang bakar akan terganggu sehingga tenaga yang dihasilkan
       oleh mesin berkurang.




  Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                        9
Klasifikasi Sistem Pengapian
     Menurut sumber tegangannya, sistem pengapian dibedakan menjadi
     dua macam, yaitu : sistem pengapian baterai (DC) dan sistem
     pengapian magnet (AC). Adapun dalam perkembangannya sistem
     pengapian berkembang menjadi dua sistem, yaitu :
     1) Sistem Pengapian Konvensional (Platina)
     2) Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
     Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan kita bahas mengenai sistem
     pengapian konvensional, yaitu :
     1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)
     2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)

     Komponen Sistem Pengapian Konvensional
     1) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang
         diperlukan   oleh sistem     pengapian. Sumber    tegangan   sistem
         pengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yang
         digunakan, yaitu :
         a) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator
            (Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubah
            energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi
            tenaga listrik arus bolak-balik (AC).




                                    Gambar 1. Alternator




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                          10
b) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang
            didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet
            dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan
            DC yang diperlukan oleh sistem pengisian.




                                   Gambar 2. Baterai
     2) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama
         untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian
         (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor.
         Menurut fungsi dan cara kerjanya, kunci kontak dibedakan menjadi
         dua, yaitu :
         a) Kunci kontak untuk pengapian AC (pengendali massa).
            Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan
            tegangan dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan
            oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci
            kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi
            lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan
            hubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1)
            sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.
            Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG
            dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator
            diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapat


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                             11
dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1
            terhubung        sehingga    seluruh      sistem       kelistrikan     dapat
            dioperasikan.




                             Gambar 3. Kunci Kontak Pengapian AC
         b) Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif).
            Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+)
            baterai     ke    seluruh   sistem     kelistrikan     (termasuk     sistem
            pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan
            yang ada.
            Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan
            hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+)
            baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,
            sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.




                             Gambar 4. Kunci Kontak Pengapian DC
     3) Kumparan         Pengapian       (Ignition        Coil),    berfungsi      untuk
         menaikkan      tegangan    yang    diterima       dari    sumber    tegangan
         (alternator)   menjadi    tegangan      tinggi    yang    diperlukan      untuk
         pengapian.
         Dalam    kumparan      pengapian     terdapat     kumparan       primer    dan
         kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat
         besi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm,

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                      12
dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawat
         pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitan
         sebanyak 2000 – 15.000 kali.
         Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan
         sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara
         terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada kumparan
         primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparan
         sekunder akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggi
         sebesar ± 10.000 volt.




                           Gambar 5. Koil Pengapian (AC)
     4) Kontak Platina (Contact Breaker), berfungsi sebagai saklar
         rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan
         arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan
         pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada
         kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.




                              Gambar 6. Kontak Platina

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                       13
5) Nok Platina (Breaker Cam), membuka kontak platina pada waktu
         (sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur
         menurut ketentuan.
     6) Kondensor      (Capacitor),     mempunyai    kemampuan     sejumlah
         muatan listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu.
         Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untuk
         menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang
         terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan
         untuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan
         tegangan pada kumparan pengapian sekunder.




                                Gambar 7. Kondensor
     7) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi
         menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga
         api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua
         kutup elektroda busi (± 10.000 volt).




                            Gambar 8. Bagian-bagian Busi


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                         14
Karena busi bekerja dalam ruang bakar yang mengalami tekanan
         tinggi, perubahan temperatur secara drastis dari sangat panas ke
         dingin secara berulang-ulang, serta harus tahan getaran yang keras
         maka busi dibuat dari bahan-bahan yang tahan terhadap hal-hal
         tersebut.
         Jenis busi pada umumnya diklasifikasikan menurut keadaan panas
         dan temperatur di dalam ruang bakar. Secara umum, pembagian
         jenis busi adalah sebagai berikut :
         a) Busi Dingin (Cold Type Spark Plug)
         b) Busi Panas (Hot Type Spark plug)




                          Gambar 9. Tingkat Nilai Panas Busi
         Busi dingin adalah busi yang mempunyai kemampuan untuk
         menyerap dan melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busi
         dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam
         ruang bakarnya tinggi.
         Busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas
         panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang
         temperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah.
         Diantara kedua jenis busi tersebut terdapat satu jenis busi lagi, yaitu
         Busi Sedang (Medium Type Spark Plug).




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              15
Sistem Kode Busi
         Busi diberi kode dengan huruf dan angka. Sistem kode yang
         digunakan berbeda-beda tergantung pabrik pembuatnya. Berikut ini
         merupakan uraian sistem kode busi yang dibuat oleh NGK.




                        Gambar 10. Kode Busi Menurut NGK




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                       16
Sistem Pengapian Konvensional (Magnet/AC dan Baterai/DC)
     1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)
         Sumber tegangan didapat dari alternator (kumparan pembangkit
         dan magnet), sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-
         balik (AC).
         a) Komponen Sistem Pengapian Magnet Konvensional
            (1) Alternator    (Kumparan      Pembangkit      dan   Magnet),
                berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan
                dari putaran mesin menjadi tenaga listrik (AC).
            (2) Kunci Kontak, berfungsi sebagai saklar utama untuk
                menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan
                sepeda motor.
            (3) Kumparan        Pengapian,    berfungsi   untuk    menaikkan
                tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator)
                menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
            (4) Kontak Platina, berfungsi sebagai saklar rangkaian primer
                pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik
                yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan
                pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi
                pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.
            (5) Nok Platina, membuka kontak platina pada waktu (sudut
                engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur
                menurut ketentuan.
            (6) Kondensor, berfungsi untuk menyerap loncatan bunga api
                pada kontak platina pada saat kontak platina mulai membuka
                dengan tujuan untuk mempercepat pemutusan arus primer
                sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian
                sekunder.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                            17
(7) Busi, mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi
               loncatan bunga api melalui elektrodanya.
         b) Skema Sistem Pengapian Magnet Konvensional




               Gambar 11. Skema Sistem Pengapian Magnet Konvensional
         c) Proses Kerja Sistem Pengapian Magnet Konvensional
            (1) Saat Kunci Kontak Off
               Kunci kontak menghubungkan (by pass) rangkaian primer
               sistem pengapian dengan massa kunci kontak.
               Walaupun kendaraan distarter arus listrik yang dihasilkan
               alternator akan selalu mengalir ke massa melalui kunci
               kontak, tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian primer
               sistem pengapian walaupun kontak platina membuka dan
               menutup sehingga tidak terjadi induksi pada kumparan
               pengapian dan motor tidak dapat dihidupkan.
            (2) Saat Kunci Kontak On
               Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus, sehingga
               arus listrik yang dihasilkan alternator akan disalurkan ke
               sistem pengapian.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                        18
(a) Kontak platina dalam keadaan menutup (Nok/cam pada
                  posisi tidak menekan kontak platina).
                  Kontak platina pada posisi menutup sehingga terjadi
                  hubungan antara tegangan yang dihasilkan alternator
                  dengan massa melalui kontak platina.
                  Arus dari sumber tegangan (alternator) ⇒ Kontak Platina
                  ⇒ Massa.
                  Dalam keadaan ini tidak ada arus listrik yang mengalir ke
                  Kumparan Primer Koil Pengapian.




                          Gambar 12. Saat Kontak Platina Menutup
               (b) Kontak platina mulai membuka
                  Nok/cam pada posisi mulai menekan platina.
                  Kontak Platina membuka, memutuskan arus primer dari
                  alternator yang mengalir ke massa melaui kontak platina.
                  Arus listrik akan mengalir ke kondensor untuk mengisi
                  sesaat sampai muatan kondensor penuh dan menuju
                  kumparan primer koil pengapian.
                  Begitu muatan kondensor penuh, kondensor melepaskan
                  muatannya ke kumparan primer koil sehingga timbul gaya
                  kemagnetan sesaat pada kumparan primer koil dan hal ini
                  menyebabkan pada kumparan sekunder koil pengapian
                  akan terjadi induksi tegangan tinggi (± 10.000 Volt) yang




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                         19
diteruskan ke busi melalui kabel tahanan tinggi (kabel
                  busi).




                             Gambar 13. Saat Kontak Platina Membuka

     2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)
         Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay
         oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan
         arus searah (DC).
         a) Komponen Sistem Pengapian Baterai Konvensional
            (1) Baterai, merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat
               untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda
               motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem
               pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya.
               Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang
               dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang
               memerlukannya.
            (2) Kunci Kontak, berfungsi sebagai saklar utama untuk
               menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan
               sepeda motor.
            (3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk
               menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan
               (baterai ataupun alternator) menjadi tegangan tinggi yang
               diperlukan untuk pengapian.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                        20
(4) Kontak Platina, memutuskan arus listrik yang mengalir
               melalui kumparan primer dari kumparan pengapian untuk
               menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan
               sekunder dengan cara induksi elektromagnet.
            (5) Nok/cam, membuka kontak platina pada waktu (sudut
               engkol) yang tepat.
            (6) Kondensator, menyerap loncatan bunga api pada kontak
               platina pada saat kontak platina mulai membuka dengan
               tujuan   untuk   meningkatkan    tegangan      pada   kumparan
               pengapian sekunder.
            (7) Busi, mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi
               loncatan bunga api melalui elektrodanya.

         b) Skema Sistem Pengapian Baterai Konvensional




            Keterangan :
            1. Baterai                            5.   Busi
            2. Kump. Pengisian (Alternator)       6.   Kontak Platina
            3. Rectifier Regulator                7.   Kondensor
            4. Koil Pengapian (Ignition Coil)     8.   Kunci Kontak (Ig. Switch)
               Gambar 14. Skema Sistem Pengapian Baterai Konvensional




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                             21
c) Proses kerja Sistem Pengapian Baterai Konvensional
            (1) Saat Kunci Kontak Off
               Hubungan      sumber   tegangan    dengan   rangkaian      sistem
               pengapian terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga
               motor tidak dapat dihidupkan.
            (2) Saat Kunci Kontak On
               (a) Kontak platina dalam keadaan menutup (Nok/cam pada
                  posisi tidak menekan kontak platina).
                  Arus dari sumber tegangan (baterai/sistem pengisian) ⇒
                  Kunci Kontak ⇒ Kumparan Primer Koil Pengapian              ⇒
                  Kontak Platina ⇒ Massa.
                  Akibatnya pada Kumparan Primer Koil Pengapian terjadi
                  kemagnetan.
               (b) Kontak platina mulai membuka
                  Nok/cam pada posisi mulai menekan platina.
                  Kontak Platina membuka, memutuskan arus primer yang
                  mengalir ke massa, sehingga kemagnetan pada Kumparan
                  Primer Koil Pengapian hilang. Pada saat yang bersamaan,
                  kondensor akan menyerap arus yang diputus oleh Kontak
                  Platina,    sehingga   pemutusan      arus     primer    akan
                  berlangsung lebih cepat dan sempurna (tanpa adanya
                  loncatan bunga api pada Kontak Platina).
                  Hilangnya    kemagnetan      pada   Kumparan    Primer    Koil
                  Pengapian menyebabkan timbulnya induksi tegangan
                  tinggi (± 10.000 Volt) pada Kumparan Sekunder Koil
                  Pengapian yang diteruskan ke Busi dan diubah menjadi
                  percikan bunga api oleh elektroda Busi yang berguna
                  untuk menciptakan proses pembakaran di dalam silinder.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              22
Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem
     pengapian konvensional sepeda motor (AC dan DC)

     1) Pemeriksaan       alternator    (kumparan     pembangkit/stator     dan
         magnet/rotor)
         a) Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator
            Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap
            terpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor terminal
            alternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator),
            dengan menggunakan ohm meter.




                     Gambar 15. Posisi Kabel/Konektor Stator Alternator
            Posisi     pemeriksaan     tahanan/kontinuitas   kumparan     stator
            alternator menggunakan Ohm meter dapat dilihat pada gambar
            di bawah ini.




                     Gambar 16. Pemeriksaan Kumparan Stator Alternator




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              23
b) Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran,
            kondisi pasak/spie pada poros engkol).




                           Gambar 17. Pemeriksaan Rotor Alternator
     2) Pemeriksaan dan perawatan baterai,
         a) Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai
            harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila
            cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas
            tinggi permukaan yang diperbolehkan.
         b) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai
            ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum
            (charged),     sedangkan      apabila   berat   jenis   cairan   baterai
            berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat
            jenis ideal.




                                Gambar 18. Perawatan Baterai
         c) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan
            pipa/slang      ventilasi   dari   kebocoran,    tersumbat       maupun
            kesalahan letak/jalur pemasangannya.
     3) Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antar
         terminal kontak menggunakan multi tester.



Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                  24
4) Pemeriksaan kumparan pengapian (Ignition Coil),
         a) Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder.
            Tahanan kumparan primer (Std = 0,5-1 Ω)
            Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi, Std = 7,2-8,8 KΩ)
            Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi, Std = 11,5-14,5 KΩ)
         b) Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retak-retak/kebocoran
            secara visual maupun dengan tes percikan.




                        Gambar 19. Tes Percikan Api Pengapian
     5) Pemeriksaan, perawatan dan perbaikan kontak platina, serta
         pemeriksaan kondensor
         a) Pemeriksaan keausan dan kondisi permukaan kontak geser
            maupun tetap.




            Keterangan :
               1. Baik       2. Terbakar          3. Miring     4. Bergeser
                            Gambar 20. Keausan Kontak Platina
         b) Kontak yang miring/tergeser dapat diperbaiki dengan diratakan
            menggunakan tang dan amplas halus, sedangkan kontak yang
            terbakar atau habis (karena aus) harus diganti baru.
         c) Memeriksa kondensor, kondensor yang rusak harus diganti baru.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                               25
Gambar 21. Pemeriksaan Kondensor
     6) Pemeriksaan nok platina/cam, meliputi pemeriksaan secara visual
         terhadap keausan, korosi/karat, dan kekocakan nok platina/cam
         terhadap porosnya.
     7) Pemeriksaan dan penyetelan busi,
         a) Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektroda
            berlebihan, busi perlu diganti.
         b) Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan
            elektroda busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan,
            bandingkan dengan spesifikasi yang disarankan.




                        Gambar 22. Warna Hasil Pembakaran Pada Busi
            Keterangan :
            1. Normal         : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin
                                normal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat.
            2. Tidak Normal   : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat
                                kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumas
                                yang berkualitas rendah.
            3. Tidak Normal   : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan
                                bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila
                                tidak ada perubahan naikkan nilai panas busi.
            4. Tidak Normal   : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan
                                kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian.
            5. Tidak Normal   : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkan
                                pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang
                                sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem
                                pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih dingin.



Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                                      26
c) Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan karbon
            mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi. Apabila
            insulator retak atau pecah, busi harus diganti.
         d) Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm.




                   Gambar 23. Pembersihan dan Celah Elektroda Busi
     8) Penyetelan celah platina
         Penyetelan celah platina merupakan penyetelan kerenggangan
         terlebar antara kedua permukaan kontak platina. Tujuannya adalah
         meningkatkan tenaga mesin melalui kesempurnaan tegangan pada
         koil pengapian.
         Langkah penyetelan platina :
         a) Membersihkan dan meratakan persinggungan kedua permukaan
            kontak platina.
         b) Memposisikan puncak Nok platina/cam pada posisi menyentuh
            tumit ebonit kontak platina dengan cara memutar rotor
            alternator (magnet).
         c) Mengendorkan baut pengikat kontak platina (baut jangan sampai
            lepas), kemudian menyetel besar celah kontak sesuai dengan
            spesifikasi yang disarankan (0,3 – 0,4 mm). setelah celah kontak
            disetel, kencangkan lagi baut pengikat kontak platina.




                           Gambar 24. Penyetelan Kontak Platina


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                            27
9) Penyetelan waktu pengapian
         Penyetelan waktu pengapian merupakan kegiatan menepatkan
         waktu (timing), saat piston mencapai batas pemampatan yang
         optimum dengan saat busi memercikkan bunga api listrik (saat
         platina mulai membuka). Tujuannya adalah untuk meningkatkan
         tenaga mesin melalui proses pembakaran agar menghasilkan tenaga
         panas yang sempurna.
         Alat yang dapat digunakan untuk memeriksa dan menyetel waktu
         pengapian :
         a) Saat mesin mati       : Lampu indikator, dan atau multi tester
         b) Saat mesin hidup      : Timing light
         Langkah Pemeriksaan dan penyetelan waktu pengapian :
         *) Syarat utama yang harus dilakukan sebelum menyetel waktu pengapian
            adalah menyetel celah platina.

         a) Pemeriksaan pada saat mesin mati (menggunakan lampu
            indikator/multi tester)
            (1) merangkai alat tester yang digunakan seperti pada gambar,
               posisi kunci kontak “ON”.
            (2) Memutar rotor alternator searah dengan putaran mesin di
               sekitar langkah Kompresi-Usaha, sambil memperhatikan
               tanda pengapian (Garis-F) dan “Penyesuai”.




                 Gambar 25. Pemeriksaan Waktu Pengapian Dengan Lampu

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              28
(3) Apabila perubahan sinyal pada tester terjadi bersamaan
               dengan saat “Garis-F” sejajar dengan tanda “Penyesuai”,
               berarti pengapian tepat.


                                                                     F


                                          F
                                              TEPAT

                                Gambar 26. Waktu Pengapian Tepat
            (4) Apabila perubahan sinyal terjadi sebelum “Garis-F” melewati
               “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu cepat (Voor).
            (5) Sebaliknya, apabila perubahan sinyal pada tester terjadi
               sesudah “Garis-F” melewati “Penyesuai”, berarti pengapian
               terlalu lambat (Naa).

                                                                         T
                                              F                          F


                            F                                 F

                       CEPAT (VOOR)                   LAMBAT (NAA)

                        Gambar 27. Waktu Pengapian Voor dan Naa
         b) Pemeriksaan pada saat mesin hidup (menggunakan timing light)
            (1) Memasang timing light
            (2) Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm).
               Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet.




                             Gambar 28. Penggunaan Timing Light
            (3) Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar
               dengan tanda “Penyesuai”.


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              29
(4) Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”,
               berarti pengapian terlalu cepat (Voor).
            (5) Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati
               “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu lambat (Naa).
            (6) Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila
               terlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”.


                                                          F
                                                          II


                                     F

                                    ADVANCE
                        Gambar 29. Waktu Pengapian Advance (//)
         c) Penyetelan waktu pengapian
            (1) Untuk pengapian baterai, penyetelan waktu pengapian
               dilakukan dengan cara mengendorkan baut pengikat plat
               dudukan/piringan kontak platina, kemudian menggeser plat
               dudukan/piringan kontak platina searah ataupun berlawanan
               dengan putaran rotor magnet.
               (a) Apabila pengapian terlalu cepat (Voor), piringan platina
                  diputar/digeser searah dengan putaran nok platina.
               (b) Apabila pengapian terlalu lambat (Naa), piringan platina
                  diputar/digeser berlawanan dengan putaran nok platina.




                        Gambar 30. Menyetel Waktu Pengapian Baterai



Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                         30
(2) Untuk pengapian magneto, penyetelan waktu pengapian
               dilakukan dengan cara mengubah kerenggangan celah
               platina.
               (a) Apabila pengapian terlalu cepat (Voor), celah platina
                  dirapatkan.
               (b) Apabila pengapian terlalu lambat (Naa), celah platina
                  direnggangkan.




                          Gambar 31. Penyetelan Waktu Pengapian AC
            (3) Setelah dilakukan perubahan setelan waktu pengapian,
               periksa lagi waktu pengapian menggunakan timing light.



  c. Rangkuman 1
     Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi
     pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan
     udara di dalam silinder.
     Menurut sumber tegangannya, sistem pengapian dibedakan menjadi
     dua macam, yaitu : sistem pengapian baterai (DC) dan sistem
     pengapian magnet (AC). Adapun dalam perkembangannya sistem
     pengapian berkembang menjadi dua sistem, yaitu :
     1) Sistem Pengapian Konvensional
     2) Sistem Pengapian Elektronik (CDI)


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                         31
Terdapat dua jenis sistem pengapian konvensional, yaitu :
     1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)
     2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)
     Sumber tegangan sistem pengapian magnet konvensional didapat dari
     alternator (kumparan pembangkit dan magnet), sehingga arus yang
     digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sumber tegangan sistem
     pengapian baterai konvensional diperoleh dari tegangan baterai (yang
     disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan
     merupakan arus searah (DC).
     Komponen Sistem Pengapian Konvensional adalah sebagai berikut :
     1) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang
         diperlukan   oleh sistem    pengapian. Sumber      tegangan   sistem
         pengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yang
         digunakan, yaitu :
         a) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator
            (Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubah
            energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi
            tenaga listrik arus bolak-balik (AC).
         b) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang
            didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet
            dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan
            DC yang diperlukan oleh sistem pengisian.
     2) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama
         untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian
         (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor.
     3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan
         tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi
         tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                           32
4) Kontak Platina (Contact Breaker), berfungsi sebagai saklar rangkaian
         primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik
         yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapian
         untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan
         sekunder dengan cara induksi elektromagnet.
     5) Nok Platina (Breaker Cam), membuka kontak platina pada waktu
         (sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur
         menurut ketentuan.
     6) Kondensor (Capacitor), mempunyai kemampuan sejumlah muatan
         listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu.
         Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untuk
         menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang
         terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan
         untuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan
         tegangan pada kumparan pengapian sekunder.
     7) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi
         loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi
         disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup
         elektroda busi (± 10.000 volt).



  d. Tugas 1
     1) Jelaskan prinsip kerja dari sistem pengapian di bawah ini dengan
         singkat dan jelas, lengkapi dengan skema dan gambar!
         a) Sistem pengapian baterai konvensional
         b) Sistem pengapian magnet konvensional




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                          33
f. Tes Formatif 1
     1) Jelaskan prinsip kerja sistem pengapian magnet konvensional!
     2) Jelaskan prinsip kerja sistem pengapian baterai konvensional!
     3) Jelaskan    langkah-langkah      penyetelan   dan   perbaikan   sistem
         pengapian magnet konvensional !
     4) Jelaskan    langkah-langkah      penyetelan   dan   perbaikan   sistem
         pengapian baterai konvensional !

  f. Kunci Jawaban Formatif 1
     Ada pada lembar tersendiri.

  g. Lembar Kerja 1
     1) Alat dan Bahan
         a) Sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional (AC)
         b) Sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional (DC)
         c) Alat-alat tangan
         d) Multitester
         e) Dwell-tacho tester
         f) Timing light
         g) Thickness Gauge
         h) Amplas halus

     2) Keselamatan Kerja
         a) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
         b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang
            tertera pada lembar kerja.
         c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
            pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
         d) Bila perlu mintalah buku manual dari training object.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                            34
3) Langkah Kerja
         a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan
            seefisien mungkin.
         b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar
            kerja dengan teliti.
         c) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum
            jelas.
         d) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
         e) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan
            bahan yang telah digunakan kepada petugas.

     4) Tugas
         a) Buatlah laporan kegiatan praktek saudara secara ringkas dan
            jelas !
         b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah
            mempelajari kegiatan 1 !




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                           35
2. Kegiatan Belajar 2 : Memeriksa,       merawat,     dan
                        memperbaiki sistem pengapian
                        elektronik (CDI) sepeda motor

  a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 :
     1) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem
         pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC.
     2) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem
         pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC.
     3) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan dan
         perbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe
         AC.
     4) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan dan
         perbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe
         DC.

  b. Uraian Materi 2 :

     SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI)
     Pengantar
     Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada
     busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar
     dan udara di dalam silinder. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem
     pengapian konvensional menggunakan gerakan mekanik kontak
     platina untuk menghubung dan memutus arus primer, maka kontak
     platina mudah sekali aus dan memerlukan penyetelan/perbaikan dan
     penggantian setiap periode tertentu. Hal ini merupakan kelemahan
     mencolok dari sistem pengapian konvensional.
     Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik
     sebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian
     elektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor
     Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan sistem
Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                      36
pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian
     (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses
     pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar
     elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian
     konvensional).
     Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik
     digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristor
     switch) . SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada
     sistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu :
     1) Keuntungan Mekanik :
         a) Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen
            pada SCR, sehingga tidak terjadi keausan komponen.
         b) Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu
            yang pendek seperti pada sistem pengapian konvensional.
         c) Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada
            keausan komponen) sehingga bahan bakar relatif ekonomis
            karena pembakaran lebih sempurna.
         d) Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian
            dapat dikemas kedap air.
     2) Keuntungan Elektrik
         a) Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga
            pembakaran lebih sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.
         b) Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.
     Adapun kekurangan sistem pengapian elektronik adalah :
     1) Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam
         unit CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan
         harus diganti satu unit.
     2) Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.



Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                         37
Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 :
     1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)
         Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang
         digunakan merupakan arus bolak-balik (AC)
     2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)
         Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay
         oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan
         arus searah (DC)

     1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)
         Komponen Sistem Pengapian AC-CDI
         a) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang
            diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem
            pengapian magnet elektronik AC merupakan sumber tegangan
            AC   (Alternating   Current),   berupa   Alternator   (Kumparan
            Pembangkit/stator dan Magnet/rotor). Alternator berfungsi
            untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran
            mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Pada sepeda
            motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel.




                                 Gambar 1. Alternator




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                         38
b) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama
            untuk   menghubung      dan     memutus       (On-Off)   rangkaian
            pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda
            motor. Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipe
            pengendali massa.
            (1) Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan
               tegangan     dari   sumber      tegangan    (alternator)    yang
               dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui
               terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian
               tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK
               kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+)
               baterai (terminal BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem
               kelistrikan tidak dapat dioperasikan.
            (2) Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan
               terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh
               alternator   diteruskan    ke     sistem   pengapian.      Sistem
               pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan
               terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem
               kelistrikan dapat dioperasikan.




                       Gambar 2. Kunci Kontak Pengapian AC-CDI
         c) Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan
            tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator)
            menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
            Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan
            sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi
            tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm,
Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              39
dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter
            kawat pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan
            jumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali.
            Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan
            sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara
            terputus-putus    pada    kumparan    primer     (sehingga      pada
            kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba),
            maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbul
            induksi tegangan tinggi sebesar ± 20.000 volt.




                               Gambar 3. Koil Pengapian

         d) Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik
            yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian,
            menghubungkan       dan     memutuskan        arus    listrik   yang
            dimanfaatkan     untuk    melakukan   pengisian      (charge)   dan
            pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkan
            melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan
            arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan
            cara induksi elektromagnet.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              40
RECTIFIER           CAPACITOR
                         (1)                                        (3)




                                                       THYRISTOR
                                      RECTIFIER
                                                        SWITCH
                         (2)

                                                           (4)
                         Keterangan :
                         1. Dari Sumber Tegangan (Alternator)
                         2. Dari Signal Generator (Pick Up Coil)
                         3. Ke Ignition Coil
                         4. Massa CDI
                               Gambar 4. Basic Circuit AC-CDI
            Prinsip kerja AC-CDI adalah sebagai berikut :
            Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh
            sumber tegangan (alternator) maupun oleh signal generator
            (pick up coil).
            Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari
            kumparan stator alternator dimana terdapat magnet permanen
            yang berputar (rotor alternator) di dekat kumparan stator.
            Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan
            mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut,
            sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up
            coil yang mengalir melalui kaki Gate (G). Akibatnya Thyristor
            aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui
            terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada
            Thyristor.
            Kapasitor     akan      melepaskan       muatannya     secara   cepat
            (discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (Ignition
            Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                               41
maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil
            pengapian.
            *) Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang bekerja
               lebih cepat daripada kontak platina (saklar mekanik) dan
               kapasitor mendischarge sangat cepat.
               Karena itu, tegangan tinggi yang dihasilkan semakin besar
               karena kumparan sekunder koil pengapian terinduksi
               dengan cepat, sehingga pijaran api yang dihasilkan pada
               busi menjadi lebih kuat.
         e) Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil),
            bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger
            (pemicu)     yang         dimanfaatkan       oleh       Thyristor   untuk
            mendischarge seluruh muatan kapasitor.
            Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan
            menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan
            garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang
            pada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat
            pada gambar di bawah ini.




                                  1             2               3

                            (+)

                             0

                            (-)
                                        1        2        3
                            Keterangan :
                            1. Reluctor mencapai Pick Up Coil
                            2. Reluctor di tengah Pick Up Coil
                            3. Reluctor meninggalkan Pick Up Coil

                          Gambar 5. Prinsip Kerja Pick Up Coil




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                   42
f) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi
            menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan
            bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan
            diantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt).

         Skema Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)
                         IG. SWITCH

            ALTERNATOR



                                  D1                  C

                                           A
                                                SCR
                                       G   K



                                  D2

                                                          IG. COIL      SPARK
            SIGNAL GENERATOR           AC-CDI                            PLUG
              (PICK UP COIL)            UNIT
                    Gambar 6. Skema Sistem Pengapian AC-CDI
         Proses Kerja Sistem Pengapian AC-CDI
         a) Saat Kunci Kontak (Ig. Switch) OFF
            Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik
            yang dihasilkan sumber tegangan (Alternator) dibelokkan ke
            massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir ke
            unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor
            tidak dapat dihidupkan.

         b) Saat Kunci Kontak ON
            Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga
            arus listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke
            sistem pengapian.
            Ketika rotor alternator (magnet) berputar, kumparan stator
            menghasilkan arus listrik ⇒ disearahkan dioda            ⇒ mengisi
            kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh.

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                             43
Pada saat yang ditentukan (saat pengapian), arus sinyal
            dihasilkan oleh signal generator (pick up coil). Arus sinyal pick
            up coil     ⇒ Gate (G) Thyristor switch dan mengaktifkan
            Thyristor. Thyristor aktif (kaki Anoda ke Katoda terhubung) dan
            arus listrik dapat mengalir dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K).
            Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan
            muatannya) dengan cepat       ⇒ melalui kumparan primer koil
            pengapian    ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer
            koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200
            – 300 V.
            Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul
            induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt        ⇒ disalurkan
            melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api
            listrik.


     2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)
         Komponen Sistem Pengapian DC-CDI

         a) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang
            didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet
            dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan
            DC yang diperlukan oleh sistem pengapian.




                                   Gambar 7. Baterai




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                           44
b) Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif).
            (1) Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan
               (+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem
               pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan
               yang ada.
            (2) Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan
               hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+)
               baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,
               sehingga      seluruh    sistem    kelistrikan      tidak    dapat
               dioperasikan.




                           Gambar 8. Kunci Kontak Pengapian DC

         c) Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan
            tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator)
            menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
            Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan
            sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi
            tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm,
            dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter
            kawat pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan
            jumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali.
            Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan
            sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara
            terputus-putus     pada    kumparan    primer       (sehingga   pada
            kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba),

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                               45
maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbul
            induksi tegangan tinggi sebesar ± 20.000 volt.




                                 Gambar 9. Koil Pengapian

         d) Unit DC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik
            yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian,
            menghubungkan        dan      memutuskan           arus        listrik   yang
            dimanfaatkan    untuk      melakukan       pengisian       (charge)      dan
            pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkan
            melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan
            arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan
            cara induksi elektromagnet.

                           (1)                     CAPACITOR         (3)
                                     DC - DC
                                   CONVENTER



                                                  THYRISTOR
                                                   SWITCH
                                   AMPLIFIER
                           (2)
                                                       (4)
                           Keterangan :
                           1. Dari Sumber Tegangan (Baterai)
                           2. Dari Signal Generator (Pick Up Coil)
                           3. Ke Ignition Coil
                           4. Massa CDI

                            Gambar 10. Basic Circuit DC-CDI



Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                       46
Prinsip kerja DC-CDI adalah sebagai berikut :
            DC-DC Conventer merupakan serangkaian komponen elektronik
            yang     menaikkan     tegangan     sumber      (baterai)    dan
            menyearahkannya lagi untuk dialirkan ke kapasitor.
            Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari DC-
            DC Conventer sampai kapasitas muatannya penuh.
            Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan
            mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut,
            sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up
            coil yang terlebih dahulu diperkuat di dalam rangkaian penguat
            sinyal (amplifier), dialirkan ke kaki Gate (G). Akibatnya
            Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor
            melalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada
            Thyristor.
            Kapasitor    akan    melepaskan   muatannya      secara     cepat
            (discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (Ignition
            Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer
            maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil
            pengapian.
            *) Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang bekerja
               lebih cepat daripada kontak platina (saklar mekanik) dan
               kapasitor mendischarge sangat cepat.
               Karena itu, tegangan tinggi yang dihasilkan semakin besar
               karena kumparan sekunder koil pengapian terinduksi
               dengan cepat, sehingga pijaran api yang dihasilkan pada
               busi menjadi lebih kuat.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                           47
e) Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil),
            bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger
            (pemicu)    yang         dimanfaatkan      oleh        Thyristor   untuk
            mendischarge seluruh muatan kapasitor.
            Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan
            menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan
            garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang
            pada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat
            pada gambar di bawah ini.




                                 1             2              3

                           (+)

                            0

                           (-)
                                       1        2        3
                           Keterangan :
                           1. Reluctor mencapai Pick Up Coil
                           2. Reluctor di tengah Pick Up Coil
                           3. Reluctor meninggalkan Pick Up Coil

                         Gambar 11. Prinsip Kerja Pick up coil
         f) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi
            menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan
            bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan
            diantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt).




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                  48
Skema Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)
                                    IG. SWITCH        FUSE       BATTERY


        ALTERNATOR

                                 Kump.           D           C


                        SWITCH

                                    Tr
                                                       SCR



                        IG. TIMING CONTROL CIRCUIT/
                                 AMPLIFIER
                                                                   IG. COIL   SPARK
        SIGNAL GENERATOR                 DC-CDI                               PLUG
          (PICK UP COIL)                  UNIT

                  Gambar 12. Skema Sistem Pengapian DC-CDI

     Proses Kerja Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)
     1) Saat Kunci Kontak OFF
         Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian
         terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dapat
         dihidupkan.

     2) Saat Kunci Kontak ON
         Kunci kontak menghubungkan sumber tegangan ((+) baterai)
         dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik dari
         baterai dapat disalurkan ke unit CDI (DC-DC Conventer).
         Ketika rotor alternator (magnet) berputar, reluctor ikut berputar.
         Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick up
         coil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untuk
         mengaktifkan Switch Transistor (Tr) pada DC-DC Conventer.
         Kumparan primer dan sekunder (Kump.) pada DC-DC Conventer
         akan bekerja secara induksi menaikkan tegangan sumber ⇒
         disearahkan lagi oleh dioda (D) ⇒ mengisi kapasitor (C) sehingga
         muatan kapasitor penuh.


Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                       49
*) Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum mampu
              membuka gerbang (Gate) Thyristor switch (SCR) sehingga SCR
              belum bekerja.
         Pada saat yang hampir bersamaan (saat pengapian), arus sinyal
         yang dihasilkan oleh signal generator (pick up coil) mampu
         membuka gerbang SCR sehingga SCR menjadi aktif dan membuka
         hubungan arus listrik dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K).
         Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan
         muatannya) dengan cepat         ⇒ melalui kumparan primer koil
         pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil
         pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300
         V.
         Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul
         induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui
         kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                          50
Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem
     pengapian elektronik (CDI) sepeda motor

     1) Pemeriksaan       alternator    (kumparan    pembangkit/stator      dan
         magnet/rotor)
         a) Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator
            Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap
            terpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor terminal
            alternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator),
            dengan menggunakan Ohm Meter.




                     Gambar 13. Posisi Kabel/Konektor Stator Alternator
            Posisi    pemeriksaan      tahanan/kontinuitas   kumparan     stator
            alternator menggunakan Ohm Meter dapat dilihat pada gambar
            di bawah ini.




                 Gambar 14. Pemeriksaan Kumparan Stator Alternator
            Tahanan kumparan stator alternator : 100 – 400       (Honda)




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                              51
b) Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran,
            kondisi pasak/spie pada poros engkol).




                           Gambar 15. Pemeriksaan Rotor Alternator
     2) Pemeriksaan dan perawatan baterai,
         a) Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai
            harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila
            cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas
            atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.
         b) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai
            ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum
            (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai
            berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat
            jenis ideal.




                                Gambar 16. Perawatan Baterai
         c) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan
            pipa/slang      ventilasi   dari   kebocoran,   tersumbat   maupun
            kesalahan letak/jalur pemasangannya.




Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                             52
3) Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antar
         terminal kontak menggunakan multi tester.




                      Gambar 17. Pemeriksaan Kunci Kontak
     4) Pemeriksaan koil pengapian (Ignition Coil),
         a) Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder.
            (1) Tahanan kumparan primer = 0,5-1 Ω
            (2) Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi = 7,2-8,8 KΩ)
            (3) Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi = 11,5-14,5 KΩ)




                        Gambar 18. Pemeriksaan Ignition Coil

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                      53
b) Memeriksa          kabel     tegangan      tinggi     busi        dari   retak-
            retak/kebocoran secara visual maupun dengan tes percikan.
            Pengapian yang baik : percikan lebih dari 6 mm




                             Gambar 19. Tes Percikan Api Pengapian
     5) Pemeriksaan unit CDI, dengan mengukur kontinuitas antar
         terminal-terminalnya menggunakan Ohm Meter.
         Tabel . Pemeriksaan Hubungan Antar Terminal Unit CDI (KΩ)
               (+)
                       SW        EXT           FP/PC      E           IGN
          (-)
             SW                   ~              ~        ~           ~
            EXT        16                       260      180          ~
           FP/PC      260         ~                       60          ~
              E        18         ~             22                    ~
            IGN         ~         ~             ~         ~
         *) Honda : Astrea Supra

               (+)
                      SW         EXT        FP/PC         E           IGN
          (-)
            SW                    100        100         100          ~
            EXT         5                      ~          ~           ~
           FP/PC       75         35                     14           ~
              E       16,5         5          60                      ~
            IGN        ~           ~           ~          ~
         *) Honda : Astrea Prima, Astrea Star, Win
        SW      :   Switch (Bl/W)                               IGN    EXT
        EXT     :   Exiter (Bl/R)
        FP/PC   :   Fixed Pulser/Pick up coil (Bu/Y)                   SW
        E       :   Earth (G/W)
                                                              FP/PC       E
        IGN     :   Ignition (Bl/Y)

                         Gambar 20. Contoh Pemeriksaan Unit CDI
     6) Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa (pick up coil), dengan
         memeriksa tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter. Tahanan
         pick up coil : 50 – 200         (Honda).

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                         54
7) Pemeriksaan dan penyetelan busi,
         a) Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektroda
            berlebihan, busi perlu diganti.
         b) Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan
            elektroda busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan,
            bandingkan dengan spesifikasi yang disarankan.




                        Gambar 21. Warna Hasil Pembakaran Pada Busi
            Keterangan :
            1. Normal         : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin
                                normal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat.
            2. Tidak Normal   : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat
                                kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli
                                pelumas yang berkualitas rendah.
            3. Tidak Normal   : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan
                                bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila
                                tidak ada perubahan naikkan nilai panas busi.
            4. Tidak Normal   : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan
                                kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian.
            5. Tidak Normal   : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh
                                disebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan
                                menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun
                                sistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih
                                dingin.

         c) Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan
            karbon mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi.
            Apabila insulator retak atau pecah, busi harus diganti.
         d) Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm.




                    Gambar 22. Pembersihan dan Celah Elektroda Busi

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                                      55
8) Pemeriksaan waktu pengapian
         Pemeriksaan waktu pengapian merupakan kegiatan memeriksa
         ketepatan   waktu     (timing),       saat      piston    mencapai    batas
         pemampatan yang optimum dengan saat busi memijarkan bunga
         api listrik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tenaga mesin
         melalui proses pembakaran agar menghasilkan tenaga panas yang
         sempurna.
         Pemeriksaan waktu pengapian dilakukan dalam keadaan mesin
         hidup, menggunakan timing light. Langkah-langkah pemeriksaan :
         a) Memasang timing light
         b) Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm).
            Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet.




                           Gambar 23. Penggunaan Timing light
         c) Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan
            tanda “Penyesuai”.


                                                                  F


                                           F
                                               TEPAT

                             Gambar 24. Waktu Pengapian Tepat
         d) Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berarti
            pengapian terlalu cepat (Voor).
         e) Sebaliknya,   Apabila   “Garis-F”          terlihat   sesudah   melewati
            “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu lambat (Naa).



Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                  56
T
                                                    F                            F


                             F                                    F

                        CEPAT (VOOR)                      LAMBAT (NAA)

                         Gambar 25. Waktu Pengapian Voor dan Naa
         f) Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila
            terlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”.


                                                                         F
                                                                         II


                                           F

                                          ADVANCE
                          Gambar 26. Waktu Pengapian Advance (//)
         g) Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapian
            elektronik tidak dapat disetel karena konstruksi dudukan
            komponen (pick up coil dan reluctor, dsb) dibuat tetap. Apabila
            hasil pemeriksaan menunjukkan waktu pengapian tidak tepat,
            maka    biasanya           disebabkan       adanya        komponen   sistem
            pengapian       yang        mengalami       kerusakan/perubahan          nilai
            tahanan/ tegangannya.


  c. Rangkuman 2
     Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada
     busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar
     dan udara di dalam silinder.
     Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik
     sebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian
     elektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor
     Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan sistem
     pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                                       57
(charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses
     pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar
     elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian
     konvensional).
     Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 :
     1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI)
         Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang
         digunakan merupakan arus bolak-balik (AC)
     2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI)
         Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay
         oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan
         arus searah (DC)

  d. Tugas 2
     1) Carilah informasi perkembangan teknologi sistem pengapian
         elektronik terkini, disertai skema rangkaian/bagannya, kemudian
         berikan ulasan/penjelasan prinsip kerjanya !

  e. Tes Formatif 2
     1) Jelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik
         (CDI) sepeda motor tipe AC !
     2) Jelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik
         (CDI) sepeda motor tipe DC !
     3) Jelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapian
         elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC !
     4) Jelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapian
         elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC !

  f. Kunci Jawaban Formatif 2
     Ada pada lembar tersendiri.



Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                       58
g. Lembar Kerja 2
     1) Alat dan Bahan
         a) Sepeda motor dengan sistem pengapian AC-CDI & DC-CDI
         b) Alat-alat tangan
         c) Multitester
         d) Dwell-tacho tester
         e) Timing light
         f) Thickness Gauge
         g) Amplas
     2) Keselamatan Kerja
         a) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya.
         b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang
            tertera pada lembar kerja.
         c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
            pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
         d) Bila perlu mintalah buku manual dari training object.
     3) Langkah Kerja
         a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan
            seefisien mungkin.
         b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar
            kerja dengan teliti.
         c) Mintalah penjelasan mengenai hal yang belum jelas.
         d) Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas.
         e) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan
            bahan yang telah digunakan kepada petugas.
     4) Tugas
         a) Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas !
         b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah
            mempelajari kegiatan 2 !

Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1                        59
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Formulir pengajuan sp pjt
Formulir pengajuan sp pjtFormulir pengajuan sp pjt
Formulir pengajuan sp pjtAde Asrial
 
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022juna48
 
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptxPENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptxJoeIsmail2
 
26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolah26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolahUjang Kasah
 
Surat pernyataan-siswa
Surat pernyataan-siswaSurat pernyataan-siswa
Surat pernyataan-siswaIsmail Andi
 
Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4
Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4
Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4smpnegerisatuseulimeum
 
Sk penunjukan bendahara bos
Sk penunjukan bendahara bosSk penunjukan bendahara bos
Sk penunjukan bendahara bosAdi Patriansah
 
Laporan hasil tracer study smk
Laporan hasil  tracer study smkLaporan hasil  tracer study smk
Laporan hasil tracer study smkDaly Indra
 
Laporan supervisi akademik
Laporan supervisi akademikLaporan supervisi akademik
Laporan supervisi akademikmatsanu09
 
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3Deden Andi
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI  AKADEMIKSUPERVISI  AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIKAfdan Rojabi
 
Rekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolah
Rekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolahRekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolah
Rekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolahYohan Apriandi
 
33. DRAFT SOP PSAJ SIGENUK TAHUN 2023.docx
33. DRAFT SOP PSAJ  SIGENUK  TAHUN 2023.docx33. DRAFT SOP PSAJ  SIGENUK  TAHUN 2023.docx
33. DRAFT SOP PSAJ SIGENUK TAHUN 2023.docxsyukronzahidi
 
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2Bams Sasmita
 
Contoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriContoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriKahar Muzakkir
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsYasir Rifai
 
Surat pernyataan ppdb
Surat pernyataan ppdbSurat pernyataan ppdb
Surat pernyataan ppdbMahfud Sidik
 
Format buku penghubung siswa
Format buku penghubung siswaFormat buku penghubung siswa
Format buku penghubung siswaGus Fendi
 

La actualidad más candente (20)

Formulir pengajuan sp pjt
Formulir pengajuan sp pjtFormulir pengajuan sp pjt
Formulir pengajuan sp pjt
 
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
Berita acara dan daftar hadir pas 20212022
 
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptxPENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH 2023 (2).pptx
 
26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolah26 rencana kerja sekolah
26 rencana kerja sekolah
 
Surat pernyataan-siswa
Surat pernyataan-siswaSurat pernyataan-siswa
Surat pernyataan-siswa
 
Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4
Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4
Surat keterangan untuk mendapatkan pembayaran tunj. keluarga kp4
 
Sk penunjukan bendahara bos
Sk penunjukan bendahara bosSk penunjukan bendahara bos
Sk penunjukan bendahara bos
 
Laporan hasil tracer study smk
Laporan hasil  tracer study smkLaporan hasil  tracer study smk
Laporan hasil tracer study smk
 
Laporan supervisi akademik
Laporan supervisi akademikLaporan supervisi akademik
Laporan supervisi akademik
 
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
Contoh peraturan-perusahaan syafriyadi-mml3
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI  AKADEMIKSUPERVISI  AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 
Rekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolah
Rekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolahRekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolah
Rekapitulasi hasil penilaian kinerja kepala sekolah
 
PROPOSAL BLK.doc
PROPOSAL BLK.docPROPOSAL BLK.doc
PROPOSAL BLK.doc
 
33. DRAFT SOP PSAJ SIGENUK TAHUN 2023.docx
33. DRAFT SOP PSAJ  SIGENUK  TAHUN 2023.docx33. DRAFT SOP PSAJ  SIGENUK  TAHUN 2023.docx
33. DRAFT SOP PSAJ SIGENUK TAHUN 2023.docx
 
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
Peran kepala sekolah sebagai edukator 2
 
Contoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diriContoh laporan pengembangan diri
Contoh laporan pengembangan diri
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
 
Surat pernyataan ppdb
Surat pernyataan ppdbSurat pernyataan ppdb
Surat pernyataan ppdb
 
SOAL US PRAKTEK PJOK.pdf
SOAL US PRAKTEK PJOK.pdfSOAL US PRAKTEK PJOK.pdf
SOAL US PRAKTEK PJOK.pdf
 
Format buku penghubung siswa
Format buku penghubung siswaFormat buku penghubung siswa
Format buku penghubung siswa
 

Destacado

Hybrid System Overview
Hybrid System OverviewHybrid System Overview
Hybrid System OverviewAhmad Faozi
 
Melepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaMelepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaAhmad Faozi
 
Tips merawat kopling biar awet
Tips merawat kopling biar awetTips merawat kopling biar awet
Tips merawat kopling biar awetWayan Sariada
 
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katupCrankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katupAhmad Faozi
 
Tune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinTune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinAhmad Faozi
 
Bahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIBahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIYusuf AL-Rosyadi
 
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1Ahmad Faozi
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasis
Modul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasisModul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasis
Modul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasislaskar laskarullah
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianAhmad Faozi
 
bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII Yusuf AL-Rosyadi
 
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORSISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORbram santo
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianAhmad Faozi
 
Job Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starter
Job Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starterJob Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starter
Job Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starterCharis Muhammad
 

Destacado (20)

Hybrid System Overview
Hybrid System OverviewHybrid System Overview
Hybrid System Overview
 
Melepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_rodaMelepas memasang dan_menyetel_roda
Melepas memasang dan_menyetel_roda
 
Toyota soluna
Toyota solunaToyota soluna
Toyota soluna
 
MODUL CVT
MODUL CVTMODUL CVT
MODUL CVT
 
Tips merawat kopling biar awet
Tips merawat kopling biar awetTips merawat kopling biar awet
Tips merawat kopling biar awet
 
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katupCrankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
Crankshaft Valve Lub Cooling & FO diagram katup
 
Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
 
Las listrik
Las listrikLas listrik
Las listrik
 
Tune-up Motor Bensin
Tune-up Motor BensinTune-up Motor Bensin
Tune-up Motor Bensin
 
Las asetilin
Las asetilinLas asetilin
Las asetilin
 
Bahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XIIBahasa Indonesia kelas XII
Bahasa Indonesia kelas XII
 
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
Modul praktek-rangkaian-lampu-tanda-belok-dan-hazard1
 
CMU_13
CMU_13CMU_13
CMU_13
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasis
Modul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasisModul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasis
Modul teknologi sepeda motor (oto225 04)- chasis
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapian
 
bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII bahasa Indonesia kelas XII
bahasa Indonesia kelas XII
 
Ban & velg
Ban & velgBan & velg
Ban & velg
 
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTORSISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
SISTEM PENGISIAN PADA MOTOR
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapian
 
Job Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starter
Job Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starterJob Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starter
Job Sheet Pembongkaran, pemeriksaan dan perakitan starter
 

Similar a Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t

Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapianModul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapianJamal Wahdi
 
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapianModul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapianRyan Firmansyah
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisianModul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisianantony96
 
Pengapian konvensional
Pengapian konvensionalPengapian konvensional
Pengapian konvensionalbudisantoso458
 
Prinsip dasar arus_searah
Prinsip dasar arus_searahPrinsip dasar arus_searah
Prinsip dasar arus_searahEko Supriyadi
 
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tanggaPerawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tanggaEko Supriyadi
 
Step 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricityStep 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricitySlamet Setiyono
 
Pemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendinginPemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendinginasharis
 
Pengapian konvensional
Pengapian konvensionalPengapian konvensional
Pengapian konvensionalbudisantoso458
 
Teknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaTeknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaEko Supriyadi
 
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputerMenggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputerEko Supriyadi
 
Buku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkap
Buku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkapBuku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkap
Buku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkapLAZY MAGICIAN
 
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennyayasri05
 
Menggambar teknik elektronika_berbantuan_komputer
Menggambar teknik elektronika_berbantuan_komputerMenggambar teknik elektronika_berbantuan_komputer
Menggambar teknik elektronika_berbantuan_komputerEko Supriyadi
 
Laporan PKL PT Badak NGL
Laporan PKL PT Badak NGLLaporan PKL PT Badak NGL
Laporan PKL PT Badak NGLMaulani Candra
 
melepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_groupmelepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_groupNurdin Al-Azies
 
Teknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_dieselTeknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_dieselRio Eka Pratama
 

Similar a Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t (20)

Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapianModul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- pengapian
 
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapianModul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
Modul+teknologi+sepeda+motor+(oto225 01)-+pengapian
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisianModul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
 
Pengapian konvensional
Pengapian konvensionalPengapian konvensional
Pengapian konvensional
 
Prinsip dasar arus_searah
Prinsip dasar arus_searahPrinsip dasar arus_searah
Prinsip dasar arus_searah
 
Motor bakarku 3
Motor bakarku 3Motor bakarku 3
Motor bakarku 3
 
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tanggaPerawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
Perawatan dan perbaikan peralatan listrik rumah tangga
 
Step 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricityStep 1-electrical basic electricity
Step 1-electrical basic electricity
 
Pemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendinginPemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendingin
 
Pengapian konvensional
Pengapian konvensionalPengapian konvensional
Pengapian konvensional
 
Teknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronikaTeknologi bengkel elektronika
Teknologi bengkel elektronika
 
2 rangkaian listrik
2 rangkaian listrik2 rangkaian listrik
2 rangkaian listrik
 
Pemrosesan pcb
Pemrosesan pcbPemrosesan pcb
Pemrosesan pcb
 
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputerMenggambar layout pcb_berbantuan_komputer
Menggambar layout pcb_berbantuan_komputer
 
Buku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkap
Buku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkapBuku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkap
Buku pegangan-kuliah-dasar-mikroprosesor-lengkap
 
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
 
Menggambar teknik elektronika_berbantuan_komputer
Menggambar teknik elektronika_berbantuan_komputerMenggambar teknik elektronika_berbantuan_komputer
Menggambar teknik elektronika_berbantuan_komputer
 
Laporan PKL PT Badak NGL
Laporan PKL PT Badak NGLLaporan PKL PT Badak NGL
Laporan PKL PT Badak NGL
 
melepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_groupmelepas_dan_memasang_cylinder_head_group
melepas_dan_memasang_cylinder_head_group
 
Teknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_dieselTeknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_diesel
 

Más de Ahmad Faozi

Más de Ahmad Faozi (6)

Rpp PDTO KD 3
Rpp PDTO KD 3Rpp PDTO KD 3
Rpp PDTO KD 3
 
Rpp PDTO KD 2
Rpp PDTO KD 2Rpp PDTO KD 2
Rpp PDTO KD 2
 
Rpp PDTO KD 1
Rpp PDTO KD 1Rpp PDTO KD 1
Rpp PDTO KD 1
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
Modul Sistem Hydraulic
Modul Sistem HydraulicModul Sistem Hydraulic
Modul Sistem Hydraulic
 

Último

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 

Último (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

Modul teknologi sepeda motor (oto225 01)- sistem pengapian oleh beni setya nugraha, s.pd.t

  • 1. KODE MODUL SPD. OTO 225 - 01 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4) Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Juni 2005 i
  • 2. KATA PENGANTAR Modul Sistem Pengapian Sepeda Motor ini digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi, yaitu : Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor. Modul ini dapat digunakan untuk mahasiswa Program Keahlian Mekanik Otomotif. Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem pengapian sepeda motor. Modul ini terdiri atas dua (2) kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe AC dan DC. Kegiatan belajar 2 membahas tentang memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC dan DC. Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor. Yogyakarta, Juni 2005 Penyusun ii
  • 3. DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................. iii PETA KEDUDUKAN MODUL ........................................................ v PERISTILAHAN/GLOSARIUM .................................................... vi I. PENDAHULUAN A. DESKRIPSI ........................................................................ 1 B. PRASYARAT ...................................................................... 1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................... 2 1. Petunjuk Bagi Mahasiswa .............................................. 2 2. Petunjuk Bagi Dosen .................................................... 3 D. TUJUAN AKHIR ................................................................. 3 E. KOMPETENSI .................................................................... 4 F. CEK KEMAMPUAN .............................................................. 7 II. PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR MAHASISWA ........................................ 8 B. KEGIATAN BELAJAR .......................................................... 9 1. Kegiatan Belajar 1 : memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor .......................................................................... 9 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 1 ................................ 9 b. Uraian Materi 1 ....................................................... 9 c. Rangkuman 1 ......................................................... 31 d. Tugas 1 .................................................................. 33 e. Tes Formatif 1 ........................................................ 34 iii
  • 4. f. Kunci Jawaban Formatif 1 ........................................ 34 g. Lembar Kerja 1 ....................................................... 34 2. Kegiatan Belajar 2 : memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor ........................................................................... 36 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 2 ................................ 36 b. Uraian Materi 2 ....................................................... 36 c. Rangkuman 2 ......................................................... 57 d. Tugas 2 .................................................................. 58 e. Tes Formatif 2 ........................................................ 58 f. Kunci Jawaban Formatif 2 ........................................ 58 g. Lembar Kerja 2 ....................................................... 59 III. EVALUASI A. PERTANYAAN .................................................................... 60 B. KUNCI JAWABAN ............................................................... 62 C. KTIRERIA KELULUSAN ....................................................... 62 IV. PENUTUP ............................................................................. 63 iv
  • 5. PETA KEDUDUKAN MODUL A. Diagram Pencapaian Kompetensi dan Peta Kedudukan Modul Diagram ini menunjukkan tahapan urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada mahasiswa dalam kurun waktu tiga tahun. Modul Sistem Pengapian Sepeda Motor merupakan modul untuk membentuk kompetensi Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor. v
  • 6. PERISTILAHAN / GLOSSARY Alternating Current (AC) merupakan jenis tegangan yang memiliki arah aliran arus bolak-balik (2 arah). Tegangan AC dihasilkan oleh sumber tegangan AC, yaitu Generator AC atau biasa disebut Alternator. Breaker Cam, merupakan komponen sistem pengapian konvensional yang bertugas membuka kontak platina pada waktu (sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur menurut ketentuan. Capacitor Discharge Ignition merupakan salah satu sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik yang berperan sebagai pengganti kontak platina (pada sistem pengapian konvensional). Cold Type Spark Plug adalah busi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya tinggi. Contact Breaker merupakan komponen sistem pengapian konvensional, berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. vi
  • 7. Direct Current (DC) merupakan jenis tegangan yang memiliki arah aliran arus satu arah saja. Tegangan DC dihasilkan oleh sumber tegangan DC, misalnya Generator dan baterai. Atau dapat pula dihasilkan oleh sumber tegangan AC (alternator) yang kemudian disearahkan sehingga menjadi tegangan DC. Hot Type Spark plug adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah. Ignition Coil merupakan komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator/baterai) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk melakukan proses pembakaran di dalam silinder motor. Ignition Switch merupakan komponen sistem kelistrikan sepeda motor yang berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Kondensor (Capacitor), mempunyai kemampuan sejumlah muatan listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu. Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untuk menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan untuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder. Signal generator/Pick up coil merupakan komponen sistem pengapian elektronik yang berfungsi menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh thyristor switch untuk mengosongkan seluruh muatan kapasitor. vii
  • 8. Spark Plug merupakan komponen sistem pengapian yang berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya untuk menghasilkan proses pembakaran campuran bahan bakar & udara di dalam ruang bakar. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi (s/d 20.000 volt). Thyristor switch merupakan saklar elektronik di dalam unit CDI (sistem pengapian CDI) yang berfungsi untuk mengosongkan muatan kapasitor. viii
  • 9. BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Modul Sistem Pengapian Sepeda Motor ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melakukan Pemeriksaan, Perawatan, Perbaikan dan Penyetelan Sistem Pengapian Sepeda Motor secara efektif, efisien dan aman. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi : (a) Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor, dan (b) Memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor. Modul ini terdiri atas dua (2) kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe AC dan DC. Kegiatan belajar 2 membahas tentang memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC dan DC. Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor. B. PRASYARAT Modul SPD. OTO 225-01 (Sistem Pengapian Sepeda Motor) ini merupakan modul awal yang tidak memerlukan prasyarat bagi mahasiswa pada Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 1
  • 10. C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Mahasiswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, mahasiswa dapat bertanya pada Dosen atau Instruktur yang mengampu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi- materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini : 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin Dosen atau Instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula. d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Dosen atau Instruktur yang mengampu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 2
  • 11. 2. Petunjuk Bagi Dosen Dalam setiap kegiatan belajar, Dosen atau Instruktur berperan untuk : a. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing mahasiswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu mahasiswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar mahasiswa. d. Membantu mahasiswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli / pendamping Dosen dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. D. TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul Sistem Pengapian Sepeda Motor ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian konvensional sepeda motor. 2. Menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor. 3. Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor, dan 4. Memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 3
  • 12. E. KOMPETENSI Modul SPD. OTO 225 - 01 membentuk subkompetensi : (a) Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor, dan (b) Memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor yang merupakan unsur untuk membentuk kompetensi Memeriksa, Merawat, Memperbaiki dan Menyetel Sistem Pengapian Sepeda Motor. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 4
  • 13. KOMPETENSI : Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian sepeda motor KODE : SPD. OTO 225-01 DURASI PEMELAJARAN : A B C D E F G LEVEL KOMPETENSI KUNCI 1 1 1 1 1 2 1 Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : Standard Operation Procedure, peralatan kesehatan dan keselamatan kerja, Service Manual Book dan Hand Tools KONDISI KINERJA Peralatan pendukung yang digunakan : SST, stand Simulator Sistem Pengapian Konvensional dan Sistem Pengapian Elektronik (CDI) Buku laporan kerja MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 1. Memeriksa, merawat, Prinsip kerja dan Memahami prinsip kerja Segala aktifitas Memahami prinsip Memeriksa, memperbaiki dan konstruksi sistem dan konstruksi sistem praktek kerja dan konstruksi merawat, menyetel sistem pengapian konvensional pengapian konvensional (membongkar, sistem pengapian memperbaiki dan pengapian digambarkan Memahami fungsi dan memeriksa, konvensional menyetel sistem konvensional sepeda Fungsi dan cara kerja cara kerja masing- merawat, Memahami fungsi pengapian motor masing-masing masing komponen memperbaiki, dan cara kerja konvensional sesuai komponen sistem sistem pengapian merakit dan masing-masing prosedur pengapian konvensional konvensional menyetel) selalu komponen sistem dijelaskan Memahami dan mengacu pada SOP pengapian Prosedur memeriksa, menerapkan prosedur Dalam bekerja selalu konvensional merawat, memperbaiki memeriksa, merawat, memperhatikan K3 Memahami prosedur dan menyetel sistem memperbaiki dan memeriksa, pengapian konvensional menyetel sistem merawat, dijelaskan pada simulator pengapian konvensional memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 5
  • 14. MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 2. Memeriksa, merawat, Prinsip kerja dan Memahami prinsip kerja Segala aktifitas Memahami prinsip Memeriksa, merawat memperbaiki dan konstruksi sistem dan konstruksi sistem praktek kerja dan konstruksi dan memperbaiki menyetel sistem pengapian elektronik pengapian elektronik (membongkar, sistem pengapian sistem pengapian pengapian elektronik (CDI) digambarkan (CDI) memeriksa, elektronik (CDI) elektronik (CDI) (CDI) sepeda motor Fungsi dan cara kerja Memahami fungsi dan merawat, Memahami fungsi sesuai prosedur masing-masing cara kerja masing- memperbaiki, dan cara kerja komponen sistem masing komponen merakit dan masing-masing pengapian elektronik sistem pengapian menyetel) selalu komponen sistem (CDI) dijelaskan elektronik (CDI) mengacu pada SOP pengapian elektronik Prosedur memeriksa, Memahami dan Dalam bekerja selalu (CDI) merawat dan menerapkan prosedur memperhatikan K3 Memahami prosedur memperbaiki sistem memeriksa, merawat memeriksa, merawat pengapian elektronik dan memperbaiki sistem dan memperbaiki (CDI) dijelaskan pada pengapian elektronik sistem pengapian simulator (CDI) elektronik (CDI) Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 6
  • 15. F. CEK KEMAMPUAN Sebelum mempelajari modul SPD. OTO 225-01, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan : Tabel 2. Cek Kemampuan Jawaban Sub Kompetensi Pernyataan Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan Ya Tidak 1. Memeriksa, 1. Saya mampu menjelaskan tentang pemeriksaan, Soal Tes Formatif 1. merawat, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem memperbaiki dan pengapian konvensional sepeda motor tipe AC. menyetel sistem 2. Saya mampu menjelaskan tentang pemeriksaan, Soal Tes Formatif 2. pengapian perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem konvensional pengapian konvensional sepeda motor tipe DC. sepeda motor 2. Memeriksa, 1. Saya mampu menjelaskan pemeriksaan, Soal Tes Formatif 3. merawat dan perawatan dan perbaikan sistem pengapian memperbaiki sistem elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC. pengapian 2. Saya mampu menjelaskan pemeriksaan, Soal Tes Formatif 4. elektronik (CDI) perawatan dan perbaikan sistem pengapian sepeda motor elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC. Apabila mahasiswa menjawab Tidak, pelajari modul ini Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 7
  • 16. BAB II PEMELAJARAN A. RENCANA BELAJAR MAHASISWA Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada Dosen jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Tabel 3. Rencana Belajar Tempat Alasan Paraf Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Belajar Perubahan Dosen 1. Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor. 2. Memeriksa, merawat dan memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 8
  • 17. B. KEGIATAN BELAJAR 1) Kegiatan Belajar 1 : Memeriksa, merawat, memperbaiki dan menyetel sistem pengapian konvensional sepeda motor a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 : 1) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe AC. 2) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe DC. 3) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe AC. 4) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem pengapian konvensional sepeda motor tipe DC. b. Uraian Materi 1 SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL Pengantar Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Sistem pengapian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangkitan tenaga (daya) yang dihasilkan oleh suatu mesin bensin. Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka kelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar akan terganggu sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 9
  • 18. Klasifikasi Sistem Pengapian Menurut sumber tegangannya, sistem pengapian dibedakan menjadi dua macam, yaitu : sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian magnet (AC). Adapun dalam perkembangannya sistem pengapian berkembang menjadi dua sistem, yaitu : 1) Sistem Pengapian Konvensional (Platina) 2) Sistem Pengapian Elektronik (CDI) Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan kita bahas mengenai sistem pengapian konvensional, yaitu : 1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC) 2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC) Komponen Sistem Pengapian Konvensional 1) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yang digunakan, yaitu : a) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Gambar 1. Alternator Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 10
  • 19. b) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengisian. Gambar 2. Baterai 2) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Menurut fungsi dan cara kerjanya, kunci kontak dibedakan menjadi dua, yaitu : a) Kunci kontak untuk pengapian AC (pengendali massa). Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapat Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 11
  • 20. dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan. Gambar 3. Kunci Kontak Pengapian AC b) Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif). Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada. Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Gambar 4. Kunci Kontak Pengapian DC 3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Dalam kumparan pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm, Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 12
  • 21. dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawat pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali. Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 10.000 volt. Gambar 5. Koil Pengapian (AC) 4) Kontak Platina (Contact Breaker), berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. Gambar 6. Kontak Platina Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 13
  • 22. 5) Nok Platina (Breaker Cam), membuka kontak platina pada waktu (sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur menurut ketentuan. 6) Kondensor (Capacitor), mempunyai kemampuan sejumlah muatan listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu. Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untuk menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan untuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder. Gambar 7. Kondensor 7) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi (± 10.000 volt). Gambar 8. Bagian-bagian Busi Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 14
  • 23. Karena busi bekerja dalam ruang bakar yang mengalami tekanan tinggi, perubahan temperatur secara drastis dari sangat panas ke dingin secara berulang-ulang, serta harus tahan getaran yang keras maka busi dibuat dari bahan-bahan yang tahan terhadap hal-hal tersebut. Jenis busi pada umumnya diklasifikasikan menurut keadaan panas dan temperatur di dalam ruang bakar. Secara umum, pembagian jenis busi adalah sebagai berikut : a) Busi Dingin (Cold Type Spark Plug) b) Busi Panas (Hot Type Spark plug) Gambar 9. Tingkat Nilai Panas Busi Busi dingin adalah busi yang mempunyai kemampuan untuk menyerap dan melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya tinggi. Busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah. Diantara kedua jenis busi tersebut terdapat satu jenis busi lagi, yaitu Busi Sedang (Medium Type Spark Plug). Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 15
  • 24. Sistem Kode Busi Busi diberi kode dengan huruf dan angka. Sistem kode yang digunakan berbeda-beda tergantung pabrik pembuatnya. Berikut ini merupakan uraian sistem kode busi yang dibuat oleh NGK. Gambar 10. Kode Busi Menurut NGK Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 16
  • 25. Sistem Pengapian Konvensional (Magnet/AC dan Baterai/DC) 1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC) Sumber tegangan didapat dari alternator (kumparan pembangkit dan magnet), sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak- balik (AC). a) Komponen Sistem Pengapian Magnet Konvensional (1) Alternator (Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik (AC). (2) Kunci Kontak, berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor. (3) Kumparan Pengapian, berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. (4) Kontak Platina, berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. (5) Nok Platina, membuka kontak platina pada waktu (sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur menurut ketentuan. (6) Kondensor, berfungsi untuk menyerap loncatan bunga api pada kontak platina pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan untuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 17
  • 26. (7) Busi, mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. b) Skema Sistem Pengapian Magnet Konvensional Gambar 11. Skema Sistem Pengapian Magnet Konvensional c) Proses Kerja Sistem Pengapian Magnet Konvensional (1) Saat Kunci Kontak Off Kunci kontak menghubungkan (by pass) rangkaian primer sistem pengapian dengan massa kunci kontak. Walaupun kendaraan distarter arus listrik yang dihasilkan alternator akan selalu mengalir ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian primer sistem pengapian walaupun kontak platina membuka dan menutup sehingga tidak terjadi induksi pada kumparan pengapian dan motor tidak dapat dihidupkan. (2) Saat Kunci Kontak On Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus, sehingga arus listrik yang dihasilkan alternator akan disalurkan ke sistem pengapian. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 18
  • 27. (a) Kontak platina dalam keadaan menutup (Nok/cam pada posisi tidak menekan kontak platina). Kontak platina pada posisi menutup sehingga terjadi hubungan antara tegangan yang dihasilkan alternator dengan massa melalui kontak platina. Arus dari sumber tegangan (alternator) ⇒ Kontak Platina ⇒ Massa. Dalam keadaan ini tidak ada arus listrik yang mengalir ke Kumparan Primer Koil Pengapian. Gambar 12. Saat Kontak Platina Menutup (b) Kontak platina mulai membuka Nok/cam pada posisi mulai menekan platina. Kontak Platina membuka, memutuskan arus primer dari alternator yang mengalir ke massa melaui kontak platina. Arus listrik akan mengalir ke kondensor untuk mengisi sesaat sampai muatan kondensor penuh dan menuju kumparan primer koil pengapian. Begitu muatan kondensor penuh, kondensor melepaskan muatannya ke kumparan primer koil sehingga timbul gaya kemagnetan sesaat pada kumparan primer koil dan hal ini menyebabkan pada kumparan sekunder koil pengapian akan terjadi induksi tegangan tinggi (± 10.000 Volt) yang Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 19
  • 28. diteruskan ke busi melalui kabel tahanan tinggi (kabel busi). Gambar 13. Saat Kontak Platina Membuka 2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC) Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC). a) Komponen Sistem Pengapian Baterai Konvensional (1) Baterai, merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya. (2) Kunci Kontak, berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor. (3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (baterai ataupun alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 20
  • 29. (4) Kontak Platina, memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari kumparan pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. (5) Nok/cam, membuka kontak platina pada waktu (sudut engkol) yang tepat. (6) Kondensator, menyerap loncatan bunga api pada kontak platina pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan untuk meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder. (7) Busi, mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. b) Skema Sistem Pengapian Baterai Konvensional Keterangan : 1. Baterai 5. Busi 2. Kump. Pengisian (Alternator) 6. Kontak Platina 3. Rectifier Regulator 7. Kondensor 4. Koil Pengapian (Ignition Coil) 8. Kunci Kontak (Ig. Switch) Gambar 14. Skema Sistem Pengapian Baterai Konvensional Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 21
  • 30. c) Proses kerja Sistem Pengapian Baterai Konvensional (1) Saat Kunci Kontak Off Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dapat dihidupkan. (2) Saat Kunci Kontak On (a) Kontak platina dalam keadaan menutup (Nok/cam pada posisi tidak menekan kontak platina). Arus dari sumber tegangan (baterai/sistem pengisian) ⇒ Kunci Kontak ⇒ Kumparan Primer Koil Pengapian ⇒ Kontak Platina ⇒ Massa. Akibatnya pada Kumparan Primer Koil Pengapian terjadi kemagnetan. (b) Kontak platina mulai membuka Nok/cam pada posisi mulai menekan platina. Kontak Platina membuka, memutuskan arus primer yang mengalir ke massa, sehingga kemagnetan pada Kumparan Primer Koil Pengapian hilang. Pada saat yang bersamaan, kondensor akan menyerap arus yang diputus oleh Kontak Platina, sehingga pemutusan arus primer akan berlangsung lebih cepat dan sempurna (tanpa adanya loncatan bunga api pada Kontak Platina). Hilangnya kemagnetan pada Kumparan Primer Koil Pengapian menyebabkan timbulnya induksi tegangan tinggi (± 10.000 Volt) pada Kumparan Sekunder Koil Pengapian yang diteruskan ke Busi dan diubah menjadi percikan bunga api oleh elektroda Busi yang berguna untuk menciptakan proses pembakaran di dalam silinder. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 22
  • 31. Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem pengapian konvensional sepeda motor (AC dan DC) 1) Pemeriksaan alternator (kumparan pembangkit/stator dan magnet/rotor) a) Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor terminal alternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator), dengan menggunakan ohm meter. Gambar 15. Posisi Kabel/Konektor Stator Alternator Posisi pemeriksaan tahanan/kontinuitas kumparan stator alternator menggunakan Ohm meter dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 16. Pemeriksaan Kumparan Stator Alternator Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 23
  • 32. b) Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie pada poros engkol). Gambar 17. Pemeriksaan Rotor Alternator 2) Pemeriksaan dan perawatan baterai, a) Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan. b) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal. Gambar 18. Perawatan Baterai c) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya. 3) Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antar terminal kontak menggunakan multi tester. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 24
  • 33. 4) Pemeriksaan kumparan pengapian (Ignition Coil), a) Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder. Tahanan kumparan primer (Std = 0,5-1 Ω) Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi, Std = 7,2-8,8 KΩ) Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi, Std = 11,5-14,5 KΩ) b) Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retak-retak/kebocoran secara visual maupun dengan tes percikan. Gambar 19. Tes Percikan Api Pengapian 5) Pemeriksaan, perawatan dan perbaikan kontak platina, serta pemeriksaan kondensor a) Pemeriksaan keausan dan kondisi permukaan kontak geser maupun tetap. Keterangan : 1. Baik 2. Terbakar 3. Miring 4. Bergeser Gambar 20. Keausan Kontak Platina b) Kontak yang miring/tergeser dapat diperbaiki dengan diratakan menggunakan tang dan amplas halus, sedangkan kontak yang terbakar atau habis (karena aus) harus diganti baru. c) Memeriksa kondensor, kondensor yang rusak harus diganti baru. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 25
  • 34. Gambar 21. Pemeriksaan Kondensor 6) Pemeriksaan nok platina/cam, meliputi pemeriksaan secara visual terhadap keausan, korosi/karat, dan kekocakan nok platina/cam terhadap porosnya. 7) Pemeriksaan dan penyetelan busi, a) Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektroda berlebihan, busi perlu diganti. b) Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan elektroda busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan, bandingkan dengan spesifikasi yang disarankan. Gambar 22. Warna Hasil Pembakaran Pada Busi Keterangan : 1. Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat. 2. Tidak Normal : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumas yang berkualitas rendah. 3. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan naikkan nilai panas busi. 4. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian. 5. Tidak Normal : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih dingin. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 26
  • 35. c) Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan karbon mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi. Apabila insulator retak atau pecah, busi harus diganti. d) Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm. Gambar 23. Pembersihan dan Celah Elektroda Busi 8) Penyetelan celah platina Penyetelan celah platina merupakan penyetelan kerenggangan terlebar antara kedua permukaan kontak platina. Tujuannya adalah meningkatkan tenaga mesin melalui kesempurnaan tegangan pada koil pengapian. Langkah penyetelan platina : a) Membersihkan dan meratakan persinggungan kedua permukaan kontak platina. b) Memposisikan puncak Nok platina/cam pada posisi menyentuh tumit ebonit kontak platina dengan cara memutar rotor alternator (magnet). c) Mengendorkan baut pengikat kontak platina (baut jangan sampai lepas), kemudian menyetel besar celah kontak sesuai dengan spesifikasi yang disarankan (0,3 – 0,4 mm). setelah celah kontak disetel, kencangkan lagi baut pengikat kontak platina. Gambar 24. Penyetelan Kontak Platina Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 27
  • 36. 9) Penyetelan waktu pengapian Penyetelan waktu pengapian merupakan kegiatan menepatkan waktu (timing), saat piston mencapai batas pemampatan yang optimum dengan saat busi memercikkan bunga api listrik (saat platina mulai membuka). Tujuannya adalah untuk meningkatkan tenaga mesin melalui proses pembakaran agar menghasilkan tenaga panas yang sempurna. Alat yang dapat digunakan untuk memeriksa dan menyetel waktu pengapian : a) Saat mesin mati : Lampu indikator, dan atau multi tester b) Saat mesin hidup : Timing light Langkah Pemeriksaan dan penyetelan waktu pengapian : *) Syarat utama yang harus dilakukan sebelum menyetel waktu pengapian adalah menyetel celah platina. a) Pemeriksaan pada saat mesin mati (menggunakan lampu indikator/multi tester) (1) merangkai alat tester yang digunakan seperti pada gambar, posisi kunci kontak “ON”. (2) Memutar rotor alternator searah dengan putaran mesin di sekitar langkah Kompresi-Usaha, sambil memperhatikan tanda pengapian (Garis-F) dan “Penyesuai”. Gambar 25. Pemeriksaan Waktu Pengapian Dengan Lampu Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 28
  • 37. (3) Apabila perubahan sinyal pada tester terjadi bersamaan dengan saat “Garis-F” sejajar dengan tanda “Penyesuai”, berarti pengapian tepat. F F TEPAT Gambar 26. Waktu Pengapian Tepat (4) Apabila perubahan sinyal terjadi sebelum “Garis-F” melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu cepat (Voor). (5) Sebaliknya, apabila perubahan sinyal pada tester terjadi sesudah “Garis-F” melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu lambat (Naa). T F F F F CEPAT (VOOR) LAMBAT (NAA) Gambar 27. Waktu Pengapian Voor dan Naa b) Pemeriksaan pada saat mesin hidup (menggunakan timing light) (1) Memasang timing light (2) Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm). Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet. Gambar 28. Penggunaan Timing Light (3) Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan tanda “Penyesuai”. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 29
  • 38. (4) Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu cepat (Voor). (5) Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu lambat (Naa). (6) Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”. F II F ADVANCE Gambar 29. Waktu Pengapian Advance (//) c) Penyetelan waktu pengapian (1) Untuk pengapian baterai, penyetelan waktu pengapian dilakukan dengan cara mengendorkan baut pengikat plat dudukan/piringan kontak platina, kemudian menggeser plat dudukan/piringan kontak platina searah ataupun berlawanan dengan putaran rotor magnet. (a) Apabila pengapian terlalu cepat (Voor), piringan platina diputar/digeser searah dengan putaran nok platina. (b) Apabila pengapian terlalu lambat (Naa), piringan platina diputar/digeser berlawanan dengan putaran nok platina. Gambar 30. Menyetel Waktu Pengapian Baterai Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 30
  • 39. (2) Untuk pengapian magneto, penyetelan waktu pengapian dilakukan dengan cara mengubah kerenggangan celah platina. (a) Apabila pengapian terlalu cepat (Voor), celah platina dirapatkan. (b) Apabila pengapian terlalu lambat (Naa), celah platina direnggangkan. Gambar 31. Penyetelan Waktu Pengapian AC (3) Setelah dilakukan perubahan setelan waktu pengapian, periksa lagi waktu pengapian menggunakan timing light. c. Rangkuman 1 Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Menurut sumber tegangannya, sistem pengapian dibedakan menjadi dua macam, yaitu : sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian magnet (AC). Adapun dalam perkembangannya sistem pengapian berkembang menjadi dua sistem, yaitu : 1) Sistem Pengapian Konvensional 2) Sistem Pengapian Elektronik (CDI) Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 31
  • 40. Terdapat dua jenis sistem pengapian konvensional, yaitu : 1) Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC) 2) Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC) Sumber tegangan sistem pengapian magnet konvensional didapat dari alternator (kumparan pembangkit dan magnet), sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sumber tegangan sistem pengapian baterai konvensional diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC). Komponen Sistem Pengapian Konvensional adalah sebagai berikut : 1) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yang digunakan, yaitu : a) Sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit dan Magnet), berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). b) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengisian. 2) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. 3) Kumparan Pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 32
  • 41. 4) Kontak Platina (Contact Breaker), berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada kumparan pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. 5) Nok Platina (Breaker Cam), membuka kontak platina pada waktu (sudut engkol) yang tepat, sehingga saat pengapian dapat diatur menurut ketentuan. 6) Kondensor (Capacitor), mempunyai kemampuan sejumlah muatan listrik sesuai kapasitasnya dan dalam waktu tertentu. Kondensor dalam sistem pengapian konvensional berfungsi untuk menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang terjadi pada saat kontak platina mulai membuka dengan tujuan untuk mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder. 7) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi (± 10.000 volt). d. Tugas 1 1) Jelaskan prinsip kerja dari sistem pengapian di bawah ini dengan singkat dan jelas, lengkapi dengan skema dan gambar! a) Sistem pengapian baterai konvensional b) Sistem pengapian magnet konvensional Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 33
  • 42. f. Tes Formatif 1 1) Jelaskan prinsip kerja sistem pengapian magnet konvensional! 2) Jelaskan prinsip kerja sistem pengapian baterai konvensional! 3) Jelaskan langkah-langkah penyetelan dan perbaikan sistem pengapian magnet konvensional ! 4) Jelaskan langkah-langkah penyetelan dan perbaikan sistem pengapian baterai konvensional ! f. Kunci Jawaban Formatif 1 Ada pada lembar tersendiri. g. Lembar Kerja 1 1) Alat dan Bahan a) Sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional (AC) b) Sepeda motor dengan sistem pengapian konvensional (DC) c) Alat-alat tangan d) Multitester e) Dwell-tacho tester f) Timing light g) Thickness Gauge h) Amplas halus 2) Keselamatan Kerja a) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d) Bila perlu mintalah buku manual dari training object. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 34
  • 43. 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c) Mintalah penjelasan pada instruktur mengenai hal yang belum jelas. d) Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. e) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas. 4) Tugas a) Buatlah laporan kegiatan praktek saudara secara ringkas dan jelas ! b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan 1 ! Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 35
  • 44. 2. Kegiatan Belajar 2 : Memeriksa, merawat, dan memperbaiki sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor a. Tujuan Kegiatan Belajar 2 : 1) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC. 2) Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC. 3) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC. 4) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC. b. Uraian Materi 2 : SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) Pengantar Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem pengapian konvensional menggunakan gerakan mekanik kontak platina untuk menghubung dan memutus arus primer, maka kontak platina mudah sekali aus dan memerlukan penyetelan/perbaikan dan penggantian setiap periode tertentu. Hal ini merupakan kelemahan mencolok dari sistem pengapian konvensional. Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik sebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian elektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan sistem Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 36
  • 45. pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional). Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristor switch) . SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem pengapian elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu : 1) Keuntungan Mekanik : a) Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR, sehingga tidak terjadi keausan komponen. b) Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang pendek seperti pada sistem pengapian konvensional. c) Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan komponen) sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran lebih sempurna. d) Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat dikemas kedap air. 2) Keuntungan Elektrik a) Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran lebih sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan. b) Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna. Adapun kekurangan sistem pengapian elektronik adalah : 1) Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus diganti satu unit. 2) Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 37
  • 46. Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 : 1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI) Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC) 2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI) Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC) 1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI) Komponen Sistem Pengapian AC-CDI a) Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian magnet elektronik AC merupakan sumber tegangan AC (Alternating Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit/stator dan Magnet/rotor). Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik arus bolak-balik (AC). Pada sepeda motor, rotor juga berfungsi sebagai fly wheel. Gambar 1. Alternator Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 38
  • 47. b) Kunci Kontak (Ignition Switch), berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC merupakan tipe pengendali massa. (1) Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan tegangan dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja. Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. (2) Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan. Gambar 2. Kunci Kontak Pengapian AC-CDI c) Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm, Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 39
  • 48. dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawat pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali. Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20.000 volt. Gambar 3. Koil Pengapian d) Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 40
  • 49. RECTIFIER CAPACITOR (1) (3) THYRISTOR RECTIFIER SWITCH (2) (4) Keterangan : 1. Dari Sumber Tegangan (Alternator) 2. Dari Signal Generator (Pick Up Coil) 3. Ke Ignition Coil 4. Massa CDI Gambar 4. Basic Circuit AC-CDI Prinsip kerja AC-CDI adalah sebagai berikut : Rectifier bekerja menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh sumber tegangan (alternator) maupun oleh signal generator (pick up coil). Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari kumparan stator alternator dimana terdapat magnet permanen yang berputar (rotor alternator) di dekat kumparan stator. Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang mengalir melalui kaki Gate (G). Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada Thyristor. Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat (discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (Ignition Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 41
  • 50. maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian. *) Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang bekerja lebih cepat daripada kontak platina (saklar mekanik) dan kapasitor mendischarge sangat cepat. Karena itu, tegangan tinggi yang dihasilkan semakin besar karena kumparan sekunder koil pengapian terinduksi dengan cepat, sehingga pijaran api yang dihasilkan pada busi menjadi lebih kuat. e) Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil), bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 1 2 3 (+) 0 (-) 1 2 3 Keterangan : 1. Reluctor mencapai Pick Up Coil 2. Reluctor di tengah Pick Up Coil 3. Reluctor meninggalkan Pick Up Coil Gambar 5. Prinsip Kerja Pick Up Coil Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 42
  • 51. f) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt). Skema Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI) IG. SWITCH ALTERNATOR D1 C A SCR G K D2 IG. COIL SPARK SIGNAL GENERATOR AC-CDI PLUG (PICK UP COIL) UNIT Gambar 6. Skema Sistem Pengapian AC-CDI Proses Kerja Sistem Pengapian AC-CDI a) Saat Kunci Kontak (Ig. Switch) OFF Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus listrik yang dihasilkan sumber tegangan (Alternator) dibelokkan ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir ke unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor tidak dapat dihidupkan. b) Saat Kunci Kontak ON Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga arus listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke sistem pengapian. Ketika rotor alternator (magnet) berputar, kumparan stator menghasilkan arus listrik ⇒ disearahkan dioda ⇒ mengisi kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 43
  • 52. Pada saat yang ditentukan (saat pengapian), arus sinyal dihasilkan oleh signal generator (pick up coil). Arus sinyal pick up coil ⇒ Gate (G) Thyristor switch dan mengaktifkan Thyristor. Thyristor aktif (kaki Anoda ke Katoda terhubung) dan arus listrik dapat mengalir dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K). Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V. Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik. 2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI) Komponen Sistem Pengapian DC-CDI a) Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sistem pengapian. Gambar 7. Baterai Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 44
  • 53. b) Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif). (1) Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada. (2) Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Gambar 8. Kunci Kontak Pengapian DC c) Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. Dalam koil pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi tipis. Diameter kawat pada kumparan primer 0,6 – 0,9 mm, dengan jumlah lilitan 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawat pada kumparan sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 2000 – 15.000 kali. Karena perbedaan jumlah gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan cara mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 45
  • 54. maka kumparan sekunder akan terinduksi sehingga timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20.000 volt. Gambar 9. Koil Pengapian d) Unit DC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan untuk melakukan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet. (1) CAPACITOR (3) DC - DC CONVENTER THYRISTOR SWITCH AMPLIFIER (2) (4) Keterangan : 1. Dari Sumber Tegangan (Baterai) 2. Dari Signal Generator (Pick Up Coil) 3. Ke Ignition Coil 4. Massa CDI Gambar 10. Basic Circuit DC-CDI Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 46
  • 55. Prinsip kerja DC-CDI adalah sebagai berikut : DC-DC Conventer merupakan serangkaian komponen elektronik yang menaikkan tegangan sumber (baterai) dan menyearahkannya lagi untuk dialirkan ke kapasitor. Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari DC- DC Conventer sampai kapasitas muatannya penuh. Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil yang terlebih dahulu diperkuat di dalam rangkaian penguat sinyal (amplifier), dialirkan ke kaki Gate (G). Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada Thyristor. Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat (discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (Ignition Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian. *) Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang bekerja lebih cepat daripada kontak platina (saklar mekanik) dan kapasitor mendischarge sangat cepat. Karena itu, tegangan tinggi yang dihasilkan semakin besar karena kumparan sekunder koil pengapian terinduksi dengan cepat, sehingga pijaran api yang dihasilkan pada busi menjadi lebih kuat. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 47
  • 56. e) Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil), bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge seluruh muatan kapasitor. Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan garis gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 1 2 3 (+) 0 (-) 1 2 3 Keterangan : 1. Reluctor mencapai Pick Up Coil 2. Reluctor di tengah Pick Up Coil 3. Reluctor meninggalkan Pick Up Coil Gambar 11. Prinsip Kerja Pick up coil f) Busi (Spark Plug), mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua kutup elektroda busi (± 20.000 volt). Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 48
  • 57. Skema Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI) IG. SWITCH FUSE BATTERY ALTERNATOR Kump. D C SWITCH Tr SCR IG. TIMING CONTROL CIRCUIT/ AMPLIFIER IG. COIL SPARK SIGNAL GENERATOR DC-CDI PLUG (PICK UP COIL) UNIT Gambar 12. Skema Sistem Pengapian DC-CDI Proses Kerja Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI) 1) Saat Kunci Kontak OFF Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak dapat dihidupkan. 2) Saat Kunci Kontak ON Kunci kontak menghubungkan sumber tegangan ((+) baterai) dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik dari baterai dapat disalurkan ke unit CDI (DC-DC Conventer). Ketika rotor alternator (magnet) berputar, reluctor ikut berputar. Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan pick up coil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan untuk mengaktifkan Switch Transistor (Tr) pada DC-DC Conventer. Kumparan primer dan sekunder (Kump.) pada DC-DC Conventer akan bekerja secara induksi menaikkan tegangan sumber ⇒ disearahkan lagi oleh dioda (D) ⇒ mengisi kapasitor (C) sehingga muatan kapasitor penuh. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 49
  • 58. *) Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum mampu membuka gerbang (Gate) Thyristor switch (SCR) sehingga SCR belum bekerja. Pada saat yang hampir bersamaan (saat pengapian), arus sinyal yang dihasilkan oleh signal generator (pick up coil) mampu membuka gerbang SCR sehingga SCR menjadi aktif dan membuka hubungan arus listrik dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda (K). Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge (dikosongkan muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri sebesar 200 – 300 V. Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒ disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi pijaran api listrik. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 50
  • 59. Pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan penyetelan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor 1) Pemeriksaan alternator (kumparan pembangkit/stator dan magnet/rotor) a) Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Pemeriksaan dilakukan melalui konektor terminal alternator (atau dapat pula pada konektor rectifier/regulator), dengan menggunakan Ohm Meter. Gambar 13. Posisi Kabel/Konektor Stator Alternator Posisi pemeriksaan tahanan/kontinuitas kumparan stator alternator menggunakan Ohm Meter dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 14. Pemeriksaan Kumparan Stator Alternator Tahanan kumparan stator alternator : 100 – 400 (Honda) Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 51
  • 60. b) Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran, kondisi pasak/spie pada poros engkol). Gambar 15. Pemeriksaan Rotor Alternator 2) Pemeriksaan dan perawatan baterai, a) Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan. b) Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal. Gambar 16. Perawatan Baterai c) Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 52
  • 61. 3) Pemeriksaan kunci kontak, memeriksa kerja dan hubungan antar terminal kontak menggunakan multi tester. Gambar 17. Pemeriksaan Kunci Kontak 4) Pemeriksaan koil pengapian (Ignition Coil), a) Memeriksa tahanan kumparan primer dan kumparan sekunder. (1) Tahanan kumparan primer = 0,5-1 Ω (2) Tahanan kumparan sekunder (tanpa cap busi = 7,2-8,8 KΩ) (3) Tahanan kump. sekunder (dengan cap busi = 11,5-14,5 KΩ) Gambar 18. Pemeriksaan Ignition Coil Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 53
  • 62. b) Memeriksa kabel tegangan tinggi busi dari retak- retak/kebocoran secara visual maupun dengan tes percikan. Pengapian yang baik : percikan lebih dari 6 mm Gambar 19. Tes Percikan Api Pengapian 5) Pemeriksaan unit CDI, dengan mengukur kontinuitas antar terminal-terminalnya menggunakan Ohm Meter. Tabel . Pemeriksaan Hubungan Antar Terminal Unit CDI (KΩ) (+) SW EXT FP/PC E IGN (-) SW ~ ~ ~ ~ EXT 16 260 180 ~ FP/PC 260 ~ 60 ~ E 18 ~ 22 ~ IGN ~ ~ ~ ~ *) Honda : Astrea Supra (+) SW EXT FP/PC E IGN (-) SW 100 100 100 ~ EXT 5 ~ ~ ~ FP/PC 75 35 14 ~ E 16,5 5 60 ~ IGN ~ ~ ~ ~ *) Honda : Astrea Prima, Astrea Star, Win SW : Switch (Bl/W) IGN EXT EXT : Exiter (Bl/R) FP/PC : Fixed Pulser/Pick up coil (Bu/Y) SW E : Earth (G/W) FP/PC E IGN : Ignition (Bl/Y) Gambar 20. Contoh Pemeriksaan Unit CDI 6) Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa (pick up coil), dengan memeriksa tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter. Tahanan pick up coil : 50 – 200 (Honda). Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 54
  • 63. 7) Pemeriksaan dan penyetelan busi, a) Memeriksa keausan elektroda busi. Apabila keausan elektroda berlebihan, busi perlu diganti. b) Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan elektroda busi. Perhatikan pula kode busi yang digunakan, bandingkan dengan spesifikasi yang disarankan. Gambar 21. Warna Hasil Pembakaran Pada Busi Keterangan : 1. Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna coklat atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan penggunaan nilai panas busi yang tepat. 2. Tidak Normal : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung insulator dan elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumas yang berkualitas rendah. 3. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam disebabkan campuran bahan bakar & udara terlalu kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila tidak ada perubahan naikkan nilai panas busi. 4. Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna hitam dan basah disebabkan kebocoran oli pelumas atau kesalahan pengapian. 5. Tidak Normal : Ujung insulator berwarna putih mengkilat dan elektroda meleleh disebabkan pengapian terlalu maju atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang sistem pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang lebih dingin. c) Membersihkan insulator dan elektroda busi dari endapan karbon mempergunakan sikat kawat atau alat pembersih busi. Apabila insulator retak atau pecah, busi harus diganti. d) Menyetel celah elektroda busi. Celah spesifikasi : 0,6 – 0,7 mm. Gambar 22. Pembersihan dan Celah Elektroda Busi Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 55
  • 64. 8) Pemeriksaan waktu pengapian Pemeriksaan waktu pengapian merupakan kegiatan memeriksa ketepatan waktu (timing), saat piston mencapai batas pemampatan yang optimum dengan saat busi memijarkan bunga api listrik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan tenaga mesin melalui proses pembakaran agar menghasilkan tenaga panas yang sempurna. Pemeriksaan waktu pengapian dilakukan dalam keadaan mesin hidup, menggunakan timing light. Langkah-langkah pemeriksaan : a) Memasang timing light b) Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm). Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet. Gambar 23. Penggunaan Timing light c) Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan tanda “Penyesuai”. F F TEPAT Gambar 24. Waktu Pengapian Tepat d) Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu cepat (Voor). e) Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati “Penyesuai”, berarti pengapian terlalu lambat (Naa). Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 56
  • 65. T F F F F CEPAT (VOOR) LAMBAT (NAA) Gambar 25. Waktu Pengapian Voor dan Naa f) Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat “Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”. F II F ADVANCE Gambar 26. Waktu Pengapian Advance (//) g) Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapian elektronik tidak dapat disetel karena konstruksi dudukan komponen (pick up coil dan reluctor, dsb) dibuat tetap. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan waktu pengapian tidak tepat, maka biasanya disebabkan adanya komponen sistem pengapian yang mengalami kerusakan/perubahan nilai tahanan/ tegangannya. c. Rangkuman 2 Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Dalam perkembangannya, ditemukan sistem pengapian elektronik sebagai penyempurna sistem pengapian. Salah satu sistem pengapian elektronik yang populer adalah sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition). Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang bekerja dengan memanfaatkan pengisian Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 57
  • 66. (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina (pada sistem pengapian konvensional). Sistem Pengapian Elektronik (CDI) dibagi 2 : 1) Sistem Pengapian Magnet Elektronik (AC-CDI) Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC) 2) Sistem Pengapian Baterai Elektronik (DC-CDI) Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC) d. Tugas 2 1) Carilah informasi perkembangan teknologi sistem pengapian elektronik terkini, disertai skema rangkaian/bagannya, kemudian berikan ulasan/penjelasan prinsip kerjanya ! e. Tes Formatif 2 1) Jelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC ! 2) Jelaskan prinsip kerja dan konstruksi sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC ! 3) Jelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe AC ! 4) Jelaskan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sistem pengapian elektronik (CDI) sepeda motor tipe DC ! f. Kunci Jawaban Formatif 2 Ada pada lembar tersendiri. Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 58
  • 67. g. Lembar Kerja 2 1) Alat dan Bahan a) Sepeda motor dengan sistem pengapian AC-CDI & DC-CDI b) Alat-alat tangan c) Multitester d) Dwell-tacho tester e) Timing light f) Thickness Gauge g) Amplas 2) Keselamatan Kerja a) Gunakanlah peralatan yang sesuai dengan fungsinya. b) Ikutilah instruksi dari instruktur ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c) Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d) Bila perlu mintalah buku manual dari training object. 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktek secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b) Perhatikan penjelasan prosedur penggunaan alat, baca lembar kerja dengan teliti. c) Mintalah penjelasan mengenai hal yang belum jelas. d) Buatlah catatan penting kegiatan praktek secara ringkas. e) Setelah selesai, bersihkan dan kembalikan semua peralatan dan bahan yang telah digunakan kepada petugas. 4) Tugas a) Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas ! b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang anda peroleh setelah mempelajari kegiatan 2 ! Sistem Pengapian Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O1 59