1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan jika diinginkan merupakan proses yang sehat dan jika
kehamilan itu tidak diinginkan, ia merupakan suatu penyakit.
Kehamilan merupakan suatu proses faal yang secara normal terjadi pada
manusia sebagai instig untuk mempertahankanketurunannya di bumi. Oleh
karenanya kehamilan sebagai tanda akan hadirnya anggota baru dan penerus
keturunan, pada umumnya akan disambut dengan gembira. Kegembiraan itu
sendiri yang sering menutupi resiko yang dihadapi oleh perempuan hamil. Mereka
pada umumnya, tidak sadar bahwa kehamilan dapat mempengruhi kesehatan
bahkan dapat mengancam jiwa si calon ibu. Dan ternyata tidak semua kehamilan
disambut dengan kegembiraan oleh orang tuanya. Beberapa kehamilan justru
tidak diinginkan
Biasanya untuk mengatasi masalah kehamilan yang tidak diinginkan
tersebut mereka menempuh jalan aborsi. Meskipun ara ini penuh resiko dan
mahal. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai alasan
yang membuat kehamilan itu tidak diinginkan dan aborsi
B. TUJUAN PENULISAN
1. TUJUAN UMUM
Agar mahasiswa memahami tentang unwanted pregnancy and aborsi
(kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi)
2. TUJUAN KHUSUS
Agar mahasiswa memahami pengertian unwanted pregnancy and aborsi
Agar mahasiwa dapat mengetahui penyebab atau alasan unwanted
pregnancy
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengeetian aborsi
secara jelas
2. Agar mahasiswa dapt mengetahu jenis-jenis aborsi
Agar mahaiswa dapat mengetahui alasan dilakukannya aborsi
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN UNWANTED PREGNANCY
Unwanted pregnancy adalah kehamilan yang tidak diinginkan oleh orang
tua si janin baik ayah maupun ibu karena alasan psikologis maupun fisik.
Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan
merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses
kelahiran dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat suatu
prilaku seksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang
karena suatu sebab, maka keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau
kedua calon orang tua bayi tersebut. KTD disebabkan oleh faktor kurangnya
pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan dan
metode pencegahan kehamilan akibat terjadinya, tindak perkosaan dan kegagalan
alat kontrasepsi.
Kehamilan yang tak diinginkan dapat dialami oleh pasangan yang belum
menikah maupun pasangan yang sudah menikah, remaja, pasangan muda, ibu ibu setengah baya, bahkan akseptor KB pun, golongan atas, menengah maupun
golongan bawah. Orang yang mengalami KTD secara langsung adalah wanita.
Sebagian besar dari mereka mengambil keputusan dengan pengguguran
kandungannya (aborsi). Karena sampai saat ini aborsi di Indonesia masih
merupakan sesuatu yang tidak legal, banyak dari pasangan - pasangan yang
mengalami KTD mengambil jalan aborsi dengan cara yang tidak aman.
Angka kehamilan yang tidak diinginkan akibat kegagalan KB masih cukup
tinggi, dan 30 - 50% diantaranya menjalani aborsi tidak aman. Kondisi ini turut
menyumbang tingginya kematian ibu hamil di Indonesia, yaitu 450 dari 100.000
kelahiran hidup, masih menjadi yang tertinggi di Asia. Pada tahun 2001 PKBI
menangani 6000 kasus, 80 persen diantaranya adalah kehamilan tak diinginkan
oleh pasangan yang sudah menikah. Ini menandakan KTD sudah menjadi masalah
4. sosial. Apabila fenomena gunung es juga berlaku untuk kasus KTD maka jumlah
KTD keseluruhan akan menjadi berlipat. Sangat logis apabila diperkirakan bahwa
jumlah aborsi di Indonesia adalah 2,5 juta sampai dengan 3 juta per tahunnya.
Sekitar 2 juta wanita di Indonesia setiap tahun menjalani aborsi. Dari
jumlah tersebut ada sekitar 900 wanita yang melakukan aborsi yang tidak aman.
Sementara itu untuk tindakan aborsi di seluruh dunia tercatat 46 juta dengan 20
juta diantaranya merupakan aborsi tidak aman. Aborsi tidak aman ini dilakukan
oleh tukang urut, dukun pijat, dukun beranak yang sangat berbahaya karena
penolongnya tidak terlatih atau berkompeten, dilakukan di tempat yang tidak
higienis, peralatan medis tidak tersedia dan tidak memenuhi standar minimal,
serta metode atau prosedur tindakan aborsi yang dilakukan sangat berbahaya dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Akibatnya adalah kematian
wanita akan menjadi salah satu risiko yang didapat dari tindakan aborsi tidak
aman tersebut.
Pasangan suami istri tak luput dari masalah jika kehamilan sang istri tidak
dikehendaki. Misalnya masalah ketidaksiapan, hal mana bisa menimbulkan
depresi ringan sampai berat pada ibu, yang bisa sangat berpengaruh pada janin,
bahkan berakibat keguguran atau terlahir cacat. Apalagi jika Kehamilan tak
diinginkan terjadi pada pasangan yang belum menikah, akibat yang terjadi bisa
jauh lebih besar. Tidak saja karena akan mengalami konflik internal, semisal
ketidaksiapan, tapi juga mesti menghadapi tekanan dari lingkungan sosial, semisal
celaan.
Norma-norma ketimuran masih tetap menganggap kehamilan diluar nikah
sebagai aib bagi keluarga ataupun masyarakat, apapun sebab dari kehamilan itu.
Orang yang hamil diluar nikah dinilai sebagai keburukan, yang kalaupun terjadi
harus di
sembunyikan. Masyarakat
patriarkal
sekarang ini,
cenderung
mempersalahkan wanita dalam kehamilan diluar nikah. Padahal wanita yang
hamil bisa saja merupakan korban perkosaan atau korban keadaan (dipaksa lewat
bujukan untuk melakukan hubungan seksual oleh pacarnya, atau temannya, atau
keluarganya).
5. Kehamilan usia dini, selain berakibat kurang baik bagi tubuh, juga
berakibat hilangnya kesempatan untuk mendapat pendidikan formal. Padahal,
pendidikan formal yang baik merupakan salah satu syarat (meskipun tidak harus)
agar dapat bersaing di masa depan. Menurut saya, alangkah baiknya jika sekolahsekolah tetap mau menerima siswa yang hamil, atau minimalnya memberikan
cuti, bukannya mengeluarkan. Alangkah malangnya siswa yang hamil /
menghamili, yang telah mengalami berbagai masalah yang berat, harus diperberat
masalahnya dengan “ditutup” masa depannya melalui pengeluaran siswa oleh
pihak sekolah.
Begitu besarnya kasus kehamilan di luar nikah dikalangan remaja, yang
tidak saja merugikan remaja itu sendiri tapi juga masyarakat karena kehilangan
remaja-remja potensialnya, tidak bisa tidak akan membawa kepada perlanyaan:
baguimana mencegahnya?
Upaya
pencegahan
tentulah
didasarkan
atas
sebab-sebab
yang
melatarbelakangi. Sebab kehamilan diluar nikah pada remaja dikategorikan dalam
dua dimensi, yakni dimensi pasif (wanita hamil sebagai korban perkosaan dan
pemaksaan sejenis), dan dimensi aktif(wanita memang berkeinginan melakukan
hubungan seksual).
Kedua dimensi dimuka, dipicu oleh sebab-sebab yang luas. Beberapa
diantaranya adalah maraknya pornografi di tengah masyarakat, kemudahan
memperoleh akses ke sumber-sumber pemirasan seksual, kebebasan dalam
pergaulan, dan pergeseran nilai-nilai moral. Sebab-sebab itu tidak akan
melahirkan hubungan seksual pranikah bila remaja memiliki kendali internal
(Internal Locus of Control) yang kuat. Lemahnya kendali internal disebabkan
kegagalan pendidikan seks baik dalam keluarga, sekolah atau masyarakat. Akibat
dari lemahnya kendali internal, remaja mudah terpengaruh oleh hal-hai yang
berasal dari luar dirinya seperti provokasi media, dan pengaruh teman-teman
peernya.
Fokus pada penguatan kendali internal remaja, adalah pencegahan yang
paling mungkin berhasil, apalagi jika yang dilakukan dalam skala kecil. Misalnya
dengan pemberian informasi yang benar, sebab salah satu indikator kuatnya
6. kendali internal adalah adanya informasi benar yang diyakini. Akan tetapi upaya
pencegahan dengan penguatan kendali internal pada remaja kurang bisa berjalan
efektif bila lingkungan sekitar tidak mendukung. Karenanya, mestinya
pencegahan dilakukan secara bersama-sama antara keluarga, sekolah, masyarakat
dan pemerintah.
Fokus pada penguatan kendali internal remaja, adalah pencegahan yang
paling mungkin berhasil, apalagi jika yang dilakukan dalam skala kecil. Misalnya
dengan pemberian informasi yang benar, sebab salah satu indikator kuatnya
kendali internal adalah adanya informasi benar yang diyakini. Akan tetapi upaya
pencegahan dengan penguatan kendali internal pada remaja kurang bisa berjalan
efektif bila lingkungan sekitar tidak mendukung. Karenanya, mestinya
pencegahan dilakukan secara bersama-sama antara keluarga, sekolah, masyarakat
dan pemerintah.
1. FAKTOR PENYEBAB
a.
Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan
Perkosaan merupakan peristiwa yang traumatis dan meninggalkan aib
pada perempuan yang diperkosa. Dampak psikologis dari perkosan ini cukup
dalam dan akan menetap seumur hidup, jika perkosaan juga mengakibatkan
kehamilan, aib itu tidak hanya akan dialami oleh si korban saja tetapi juga seluruh
keluarganya. Seandainya kehamilan itu diteruskan, maka anak yang dilahirkan
kelak yang akan mengalami tekanan sosial baik dari keluarga orang tuanya sendiri
maupun dari masyarakat sekitarnya. Bahkan ibunya sendiri mungkin akan melihat
anak itu sebagai penjelmaan laki-laki yang memperkosanya atau mungkin juga
menjadi sasaran balas dendam yang sebenarnya ia tujukan kepada laki-laki yang
memperkosanya.
b. Kehamilan datang pada saat yang belum diharapkan.
Hal ini dapat terjadi pada pekerjaan wanita yang sudah terlanjur
menandatangani kontrak bahwa selama beberapa waktu setelah bekerja ia tidak
boleh hamil. Hal semacam itu dapat juga terjadi pada mereka yang masih
meneruskan sekolah atau mereka yang belum ingin hamil lagi atas alasan-alasan
7. yang sah, misalnya karena alasan anak yang terdahulu belum lagi berusia 1 tahun
atau alasan tidak ingin punya anak lagi atau juga karena kesehatan ibu yang
lemah.
c.
Bayi yang dalam kandungan ternyata menderita cacat majemuk yang
berat.
Cacat majemuk tersebut meliputi kelainan kromosom yang mengakibatkan
Tumesis Syndrome, Fragele X Syndrome dan Down Syndrome. Cacat bawaan
yang lain meliputi cacat yang terjadidi otak, tulang belakang, jantung, ginjal, dan
tangan atau kaki. Selaian itu juga dapat terjadi penyakit-penyakit keturunan
seperti TALASEMIA.
Tehknologi kedokteran telahn mampu mendeteksi adanya kelainan atau
cacat pada janin sejak janin masih dalam usia muda. Beberapa tekhnologi itu
adalah:
a)
Amnio Senetsis
b)
Biopsi Plasenta
c)
Ultrasonografi
d)
Kadar Alpha-fetoprotem serum (S-AFP)
e)
Pemeriksaan unsur sel ganin yang terbawa dalam darah
f)
Penapisan Genetik (DNA) atau DNA screening
d. Kehamilan yang terjadi akibat hubungan sexual diluar nikah.
Hubungan sex di luar ikatan perkawinan, menurut norma sosial dan
masyarakat serta agama dianggap buruk. Dalam masyarakat yang lebih modern
pun, hubungan sex di luar nikah dan terus berlangsungperbuatan semacam itu,
membuat kehamilan yang terjadi sebenarnya bukan merupakan kehamilan yang
diinginkan
e.
Kegagalan kontrasepsi
8. 2.
KOMPLIKASI PREGNANCY
a)
b)
Kehamilan luar kandungan (kehamilan ektopik)
c)
BBLR
d)
Anemia pada ibu hamil
e)
3.
Keguguran atau aborsi
Gangguan fsikologis
PENANGANAN PREGNANCY
Menangani sesegera mungkin jika terjadi kimplikasi yang dapat
mengancam jiwa ibu dan janin
Memberikan bimbingan dan konseling pada ibu hamil
Memberikan pendidikan ex education sedini mungkin pada WUS.
Memberikan penyuluhan pada orangtua untuk lebih memperhatikan
pergaulan putra putri mereka
B. PENGERTIAN ABORSI
Aborsi
Abortion
dalam
kamus
Inggris-Indonesia
diterjemahkan
dengan
pengguguran kandungan. WHO memperkirakan ada 4,2 juta aborsi dilakukan per
tahun, 750.000 – 1,5 juta dilakukan di Indonesia. Macam-macam aborsi
diantaranya spontaneus, inkompletus, iminen dan sebagainya. Etika ditinjau dari
segi Etika, Agama dan Hukum.
Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak
diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti
prosedur kesehatan atau kedua-duanya (Definisi WHO). Dari 46 juta aborsi/tahun,
20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800 wanita diantaranya meninggal karena
komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen kontribusi Angka
Kematian Ibu Global.
Aborsi mungkin sudah menjadi kebutuhan karena alasan di atas, namun
karena adanya larangan baik hukum maupun atas nama agama, menimbulkan
9. praktek aborsi tidak aman meluas. Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten
memperlihatkan 53 % Jumlah aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36
kali lebih kecil dari pedesaan, dan pelayan aborsi dilakukan oleh tenaga yang
tidak terlatih terdapat di 16 % titik pelayanan aborsi di kota oleh dukun bayi dan
57 % di Kabupaten. Kasus aborsi yang ditangani dukun bayi sebesar 11 % di kota
dan 70 % di Kabupaten dan dari semua titik pelayanan 54 % di kota dan 85 % di
Kabupaten dilakukan oleh swasta/ pribadi (PPKLP-UI, 2001).
Defenisi Aborsi
Ensiklopedi Indonesia mermberikan penjelasan bahwa abortus diartikan
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum
janin mencapai berat 1.000 gram.
Menurut Eastmen abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana
fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus, karena masih dalam usia
kehamilan kurang dari 28 minggu. Sama halnya dengan Jefflot memberikan
definisi abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum viable by llaous.
Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu
kelahiran dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar
kandungan. Pada umumnya janin yang keluar itu sudah tidak bernyawa lagi.
Sedangkan secara yuridis abortus provokatus kriminalis adalah setiap penghentian
kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa memperhitungkan umur bayi
dalam kandungan dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup.
Jenis-jenis Aborsi Abortus spontaneous
Adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
ataupun medicinalis semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah. Rustam
Mochtar dalam Muhdiono menyebutkan macam-macam aborsi spontan:
a. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi
dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong.
10. b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari
hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan
plasenta
c. Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam
hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat
hormonal dan anti pasmodica
d. Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada
dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
e. Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana
penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
f.
Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi
genital.
Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia
muda (satu sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara
lain: demam; panas tinggi; ginjal, TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik.
Pada aborsi spontan tidak jarang janin keluar dalam keadaan utuh.
Abortus provokatus (indoset abortion)
Adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun
alat-alat, ini terbagi menjadi dua:
a. Abortus provocatus medicinalis adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter
atas dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan
membahayakan jiwa ibu.
b. Abortus provocatus criminalis adalah aborsi yang terjadi oleh karena
tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis,
sebagai contoh aborsi yang dilakukan dalam rangka melenyapkan janin
sebagai akibat hubungan seksual di luar perkawinan.
11. Alasan terjadinya Aborsi
1.
Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak ber-KB
atau gagal ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang terlalu
pendek.
2.
Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung
bersikap menolak kelahiran anak.
3.
Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di
luar nikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita selalu
disalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan
disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melakukan aborsi.
4.
Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil
(meskipun punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil
akan dihentikan dari pekerjaannya.
5.
Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku
sekolah,
misal
SMA, mengakibatkan
kecelakaan
dan
membuahkan
kehamilan. Karena merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau
kesempatan belajarnya terhenti dan barangkali masa depannya pun menjadi
buruk. Ditambah dengan tekanan masyarakat yang menyisihkan sehingga
akhirnya ia melakukan aborsi supaya tetap eksistensi di masyarakat dan dapat
melanjutkan sekolah.
6.
Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila
seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria
risiko tinggi. Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang
mengalaminya lebih menjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya
akan melakukan aborsi.
7.
Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain
adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan
memicu seorang wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan
aborsi dengan alasan usia bayi belum sampai 3 bulan.
12. Aborsi dalam etika
Dalam masyarakat yang kompleks sebagai dampak modernisasi, terjadi
pergeseran moral dan etika ke arah keterpurukan. Untuk mencegah penurunan
moral etik, diperlukan sikap etis yang menunjukkan bahwa sikap tindakan moral
terdiri atas hak dan kewajiban yang ditentukan dengan peraturan yang bertujuan
legalisasi dari moral dan moralisasi dari hukum ”legalism and medical ethics”.
Suatu contoh konflik moral :
1. Aborsi
2. Bayi tabung
3. Sewa rahim
4. Bank sperma
5. Klonnin
Untuk mengatasi konflik moral tersebut, semua pihak harus menyadari hak
dan kewajibannya serta mampu menempatkan diri dalam porsi yang tepat.
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan atau biasa disebut keguguran, kehamilan yang tidak diinginkan
sebagian besar diselesaikan dengan aborsi. Meskipun ada sebagian besar yang
melanjutan kehamilannnya perdebatan tentang aborsi pada umumnya didasari
anggapan bahwa aborsi adalah identik dengan pembunuhan karena janin dianggap
sebagaiu makhluk yang bernyawa.
Alasan Aborsi Dilakukan
Beberapa alasan kenapa aborsi dilakukan antara lain :
- Kemanusiaan
- Agama
- Ekonomi
- Kesehatan
13. Macam-Macam Aborsi
a.
keguguran spontan
yaitu keguguran yang terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan
kekuatan sendiri.
b.
keguguran buatan
yaitu keguguran yang sengaja dilakuakan untuk megakhiri kehamilan
Penyebab Keguguran
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janiunn
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi di keluarkan. Gangguan
pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi arena:
Faktor kromosom
Faktor lingkungan endometrium
Pengaruh luar
2. Kelainan pada plasenta
a) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi.
b) Gangguan pembuluh darah plasenta, dianntaranya padadiabetes mellitus.
c) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimulkan gangguan.
3.
Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mengganggu pertumbvuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta.
1. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, asites
2. Anemia
3. Penyakit menahun, seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
penyait PM
4. Kelainan yang terdapat dalam rahim.
14. Tanda- Tanda Keguguran
Terjadi perdarahan banyak atau sedikit
Dapat diikuti dengan peneluaran hasil konsepsi
Disertai sakit perut
Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau negative
Penanganan Aborsi
Upaya untuk emnghilangkan hasil konsepsi dapat dilakuakan berdasarkan :
1.
Indikasi medis
Yaitu menhilangkan kehamilan atas indikasi ibu maksudnya yaitu untuk
menyelamatkan jiwa ibu.
Indikasi medis tersebut antara lain:
-
Ibu dengan gangguan jiwa
-
Ibu dnegan gangguan pertumbuhan dan perkemnbangan dalam rahim
2.
Ibu dengan penyakit jantung, ginjal atau hati yang berat
Ibu dengan kelainan bawaan berat pada pemeriksaan ultrasonografi.
Indikasi Sosial
Yaitu pengguran kandungan dilakukan atas dasar aspek sosial karena :
-
Menginginkan jenis kelamin tertentu
-
Tidak ingain punya anak
-
Jarak terlalu pendek
-
Belum siap untuk hamil
-
Kehamilan yang tidak diinginkan
Berdasarkan pelaku pengguran kandungan dikelompokan menjadi:
1. Keguguran buatan terapeutik
yaitu keguguran kandungan yang dilakukan tenaga medis secara legal
berdasarkan indikasi medis
2. Keguguran buatan illegal
yaitu pengguran kandungan yang dilakuakan tamnoa dasar hokum/ melawan
hukum
15. Berdasarkan gambaran klinisnya keguguran dibagi menjadi:
1.
Keguguran yang terancam.
Kondisi ini kemungkinan akibat perdarahan dari rahim yang terjadi
sebelum usia kandungan 20 minggu, tapi posisi serviks tertutup dan janin masih
hidup.
2.
Keguguran yang tak bisa dihindarkan.
Kondisi ini jika ada perdarahan dari uterus dan terjadi pembukaan serviks
sebelum usia kehamilan 20 minggu, tapi baik plasenta ataupun janin sudah keluar
dari tubuh sang ibu. Kemungkinan akibat selaput yang ada di sekeliling janin
sudah pecah atau rusak.
3.
Keguguran tidak lengkap.
Kondisi ini terjadi jika sebagian dari janin atau plasenta sudah ada yang
keluar dari tubuh, tapi sebagian lagi masih berada di dalam rahim ibunya.
4.
Keguguran lengkap.
Kondisi ini terjadi jika janin dan semua membran di sekitar janin serta
plasenta telah sepenuhnya keluar dan leher rahim telah menutup sebelum usia
kandungan mencapai 20 minggu.
5.
Keguguran yang berulang.
Seorang perempuan dikatakan keguguran berulang jika telah mengalami
keguguran sebanyak tiga kali secara berturut-turut. Sekitar 1 persen perempuan
mengalami keguguran berulang.
6.
Keguguran yang suram atau kehamilan anembryonic.
Kondisi ini terjadi jika terbentuk sebuah kantung kehamilan di dalam
rahim, tapi tidak ada janin yang tumbuh hingga usia kandungan mencapai 7
minggu.
7.
Keguguran akibat infeksi.
Kondisi ini biasanya menimbulkan risiko kesehatan terutama bagi ibunya.
Keguguran ini terjadi akibat adanya infeksi pada rahim yang menyebabkan
penyebaran infeksi ke seluruh tubuh. Gejalanya meliputi perdarahan vagina, sakit
perut, demam, menggigil dan kelelahan.
16. Jika kehamilan berakhir setelah usia kandungan 20 minggu, maka tidak
lagi disebut dengan keguguran meskipun bayi yang dilahirkan meninggal.
Komplikasi
a) Infeksi
infeksi lebih sering terjadi pada abortus buatan, dimana pada saat tindakan
dilakukan tidak memperhatikan asepsis dan antisepsis, hal ini menyebabkan
bakteri dan kuman menyebar masuk ke peredran/ peritoneum.
b) Perdarahan
abortus biasanya disertai perdarahan, perdarahan bisa sedikit / banyak
perdarahan akan bertambah banyak jika masih ada sisa, hasil konsepsi. Hal ini
dilakuakan dengan pengosongan uterus dari sisa “hasil konsepsi”. Perdarahan
yang banyak jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan kematian.
c) Perforasi/ perlukaan
Perforasi yang terjadi ada waktudilatsqai dan koretase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
Dengan adanya dugaan/ kepastian terjadi perforasi maka penjahitan luka
tersebut harus segera tergantung dari luas dan bentuknya.
d) Syock
syock pada abortus bisa terjadai disbabkan oleh:
·
perdarahan yang banyak (Haemorragic)
·
infeksi berat.
Pencegahan
a.
Ibu Hamil
Seorang wanita yang mempunyai riwayat abortus dan ingin langsung
hamil lagi. Sebaiknya menunda kehamilan berikutnya sampai ia benar-benar
pulih. Jika wanita itu sudah terlanjur hamil maka ia hartus hatyi-hati menjaga
kehamilannya. Hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Selalu memeriksakan kehamnilanya ke bidan/ dokter
2. Memenuhi kebutuhan nurisi iu hamil
3. Tidak dilakukan pekerjaan yang berat
17. 4. Istirahat yang cukup
b.
Pra Nikah
Aborsi sering terjadi pada pra nikah. Hal ini disebabkan beberapa factor.
Aborsi pra nikah dapat dicegah dengan tidak bolh melakukan hubungan sexual
diluar nikah. Jika kehamilannya, maka kehamilan sebaiknya dipoertahankan dan
menjaga kehamilannya.
C. HUBUNGAN ANTARA UNWANTED PREGNANCY AND ABORSI
Sebagian orang berpikiran bahwa penyelesaian dari kehamilan yang tidak
diinginkan (nwanted pregnancy) hanyalah dengan aborsi . padahal kenyataanya ,
kehamilan itu banyak juga yang diteruskan hingga dilahirkan meskipun
selanjutnya bayiitu ada yang dibuang atau diserahkan kepada keluarga lain.
Adapun UU yang berhubungan dengan tindakan aborsi adalah UU no. 23 tahun
1992 yaitu tentang kesehatan, menyatakan bahwa:
Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan alasaan
apapun, dilarang arena bertentangan dengan noma hokum, agama, kesusilaan, dan
norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat.
Sebagai upaya menyelamatkjann jiwa ibu dan atau janin yang
dikandungnya, dapat diambil tindakan medis tertentu.
Selain itu, pasal yang menerangkan mengenai Aborsi antara lain:
I. Pasal 299 KUH Pidana
1. Barang siapa dengan sengaja mengonbati seorang wanita atau menyuruh
seorang wanita supaya diobati dengan memberitahu atau menerbitkan
pengharapan bahwa oleh karena pengobatan itu dapat gugur kandunganya.
Dipiudanan dengan pidana penjara selama lamanya empat tahun atau
dengda sebanyak –banyaknya empat puluh lima rupiah.
2. Kalau yang bersalah berbuat karemna mencari keuntungan, atau
melakukan kejahatan itu ebagai mata pencaharian atau kebiasaan atau
kalau ia seorang dokter, bidan atau juru obat pidaba dapat ditambah
sepertiganya.
18. 3. Kalau yang bersalah melakukan kejahatan itu dalam pekerjaannya, maka
dapat dicabut haknya melakuakan pekerjaan itu.
II. Pasal 346 KUH pidana
“Wanita yang dengan menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau ,
menyuruh orang lain meneyebakan itu, dipidana penjara selama-lamanya empat
tahun.
Bagi beberapa orang, „tindakan medias tertentu “ yang tercantum dalam
UU No. 23 tahun 1992 memang ditafsirkan sebagaui aborsi. Tetap di sisi lain ,
pengadilan atau pemerinytah dapat saja menafsirkanya sebagai tiundakan lain
selain aborsi.
Selain ini UU memandang, bahwa aborsi merupakan tindakan pidana.
Meskipun begitu, praktek aborsi bukan merupakan barang baru lagi.
D. PENYELESAIAN
Di masyarakat, keghadiran bayti dari kehamilan yang tidak diinginkan
sebagian besar diselesaikan dengan cara pengguguran , diteruskan kehamilan
tetapi atau bahkan dengan aborsi.
Aborsi dilegalkan apabila dengan melihat alasan-alasan:
1. Kesehatan
2. Korban perkosaan
Tetapi sebenarnya dengan alasan apapun, aborsi tetap tidak di legalkan
mnurut hokum manapun norma yang ada.
19. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Unwanted pregnancy adalah kehamilan yang tidak diinginkan oleh orang
tua si janin baik ayah maupun ibu karena alasan psikologis maupun fisik. Aborsi
adalah hasil konsepsi janin dapat hidup diluar kandungan secara paksa.
Aborsi selalu dijadikan sebagai satau-satunya jalan penyelesaian dai kehamilan
yang tidak sebagai ibu dan si janin sangat besar.
Baik secara psikologis (mereka telah melakukan pembunuhan), maupun
fisik (dapat menimbulkan kemandulan) dan norma (masyarakat jadi tahu bahwa
“dia “ telah melakuakan tidndakan asusila)
B. SARAN
Setelah membuat kesimpulan, maka penulis mempunyai beberapa saran:
1. Jangan melakukan aborsi dengan alasan apapun
2. Berikan penyyuluhan tentang kesehatan reproduksi sedini mungkin.
3. Jelaskan bahwa, aborssi bukan sebuah solusi, tapi sebuah masalah-masalah
yang menimulkan masalah baru.
4. Kalau sudah resmi menjadi suami istri dan belum ingiun mempunyai anak
harus benar-benar menggunakan alat konrasepsi.
5. Mencegah berhubungan sex sebelum nikah.
20. DAFTAR PUSTAKA
Bari, Sarifudin Abdul. BP3K Maternal dan Neonatal. 2002. Jakarta; Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Prawirahardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. 2006. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
21. KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini yang berjudul " Unwanted Pregnancy Dan Aborsi "
selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Watampone, Maret 2012
Penulis
22. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….……….
1
B. Tujuan Penulisan …..…………………………………………
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Unwanted Pregnancy ……………………………..
3
1. Faktor Penyebab …………………………………………..
6
2. Komplikasi Pregnancy ……………………………………
8
3. Penanganan Pregnancy ……………………………………
8
B. Pengertian Aborsi ……………………………………………..
8
C. Hubungan Antara Unwanted Pregnancy dan Aborsi ………….
17
D. Penyelesaian ………………..…………………………………
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………..
29
B. Saran …………………………………………………………
19
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………
20