Dokumen tersebut merupakan analisis butir soal olimpiade biologi SMA tahun 2013 di beberapa kabupaten di Jawa Timur. Analisis menunjukkan bahwa secara umum soal memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, daya pembeda yang baik, efektivitas distraktor yang baik, validitas dan reliabilitas yang tinggi, serta materi, konstruksi dan bahasa yang sesuai.
1. ANALISIS BUTIR SOAL OLIMPIADE BIOLOGI SMA TAHUN 2013
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
artikel
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh
Sindy Nurinda
4401409030
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
2. ANALISIS BUTIR SOAL OLIMPIADE BIOLOGI SMA TAHUN 2013
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
Sindy Nurinda1*, Ely Rutyatmi2, Saiful Ridlo3
1
Mahasiswa Jurusan Bilogi Universitas Negeri Semarang
2,3
Dosen Jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang
Email: rinda.five@gmail.com
ABSTRACT
This study was aimed to determine the quality of Biology olympiad for high school items
test in Pacitan, Ponorogo, and Trenggalek. The sample in this study are all of olympiad
participations in three districts. Data analysis will be help by Iteman program version 3.00.
Data of this study are the quality of the item consists of item difficulty, discrimination index,
distractor effectiveness, validity, reliability, the accuracy of the materials, construction and
language matter. The results of this study indicate that items have high difficulty level, good
discrimination index, good distractors, fair validity, high reliability, suitable materials,
good item construction and language. The conclusion that can be obtained is the High
School Biology Olympiad items test have a good quality.
Keyword : items analysis, Iteman 3.00, Biology olympiad for high school
ABSTAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal olimpiade biologi SMA tahun
2013 di Kabupaten Pacitan, Ponorogo, dan Trenggalek. Sampel pada penelitian ini
menggunakan seluruh peserta olimpiade di tiga kabupaten. Analisis data dibantu dengan
program Iteman versi 3.00. Data dalam penelitian ini adalah kualitas butir soal secara
kuantitatif yaitu tingkat kesukaran soal, daya pembeda, efektivitas distraktor, validitas,
reliabilitas soal dan kualitas butir soal secara kualitatif berupa ketepatan materi, konstruksi
soal serta bahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa soal memiliki tingkat kesukaran
tinggi, daya pembeda baik, efektifitas distraktor berfungsi baik, validitas cukup, reliabilitas
tinggi, materi yang sesuai, konstruksi soal dan bahasa yang baik. Kesimpulan yang dapat
diperoleh yaitu soal olimpiade biologi SMA tahun 2013 memiliki kualitas yang baik.
Keyword : Analisis butir soal, Iteman 3.00, Olimpiade Biologi SMA
3. PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu yang diikutsertakan dalam Olimpiade
Sains Nasional. Olimpiade Biologi diikuti oleh peserta mulai dari tingkat SMP sampai
SMA. Peserta Olimpiade Biologi harus berkompetisi untuk melewati beberapa seleksi mulai
dari tingkat sekolah sampai tingkat Nasional. Peserta yang berhasil menjuarai Olimpiade
Sains Biologi tingkat Nasional kemudian akan diikutsertakan dalam Olimpiade Biologi
Internasional yaitu International Biology Olympiad (IBO).
Seleksi Olimpiade Sains Biologi (OSN) tingkat Kabupatan/Kota menggunakan tes
tertulis berbentuk pilihan ganda. Pada jenjang SMA, soal seleksi tahun 2013 berjumlah 120
butir soal yang berisi materi biologi mulai dari biologi sel, anatomi dan fisiologi hewan dan
tumbuhan, etologi/perilaku, ekologi, biosistematika, serta genetika dan evolusi. Soal-soal
tersebut sebagian besar memiliki tingkat kesukaran yang tinggi karena disesuaikan dengan
fungsi seleksi yaitu untuk mendapatkan peserta yang benar-benar unggul di bidang biologi
(Dikdasmen 2013).
Kabupaten Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek termasuk Kabupaten di Jawa Timur
yang ikut menyelenggarakan kegiatan Olimpiade Sains Biologi tingkat Kabupaten/Kota.
Berdasarkan keterangan dari Dinas Pendidikan ketiga Kabupaten tersebut, selama ini
pembimbingan calon peserta Olimpiade Sains Biologi SMA di sekolah hanya menggunakan
soal-soal pada tahun-tahun sebelumnya. Padahal di Kabupaten lain seperti Madiun dan
Tulung Agung, terdapat beberapa sekolah yang khusus mendatangkan pakar atau dosen
untuk memberikan bimbingan kepada calon peserta Olimpiade Sains Biologi SMA tingkat
Kabupaten/Kota.
Kegiatan analisis butir soal bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang dibuat dan
digunakan baik, kurang baik atau jelek sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap mutu
soal (Kaunang 2010). Menurut Nitko yang diacu dalam Pedoman Analisis Butir Soal oleh
Depdiknas (2008) mengatakan bahwa analisis soal dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diharapkan, memberikan masukan
kepada siswa tentang kemampuan kognitif mereka serta merevisi materi yang dinilai atau
diukur.
Analisis soal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis secara
kuantitatif dan analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif merupakan penilaian yang
dimaksudkan untuk menganalisis butir soal ditinjau dari segi teknis, isi dan keterkaitan soal
4. dengan materi yang diajarkan serta editorial, sedangkan pada analisis kuantitatif, terdapat
tiga karakteristik butir soal, yaitu taraf kesukaran, daya pembeda, dan efektifitas distraktor
(Mardapi 1998). Suatu soal akan dikatakan valid jika memiliki karakteristik butir soal yang
baik. Selain itu, seleksi olimpiade sebagai suatu tes harus memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi sehingga tes tersebut dapat dikatakan reliabel.
OSN Biologi SMA tingkat Kabupaten sebagai kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap
tahun memerlukan adanya persiapan yang matang dari pihak pelaksana dan pihak sekolah.
Persiapan yang dilakukan oleh pihak sekolah meliputi pembinaan yang optimal kepada para
calon peserta OSN Biologi. Sekolah sebagai wadah penyaringan pertama perlu
membimbing calon peserta OSN biologi dengan menggunakan soal-soal yang telah
dianalisis dan diketahui kualitasnya. Hal ini diperlukan agar proses pembimbingan calon
peserta dapat berlangsung secara optimal. Pembimbingan yang optimal maka calon peserta
diharapkan dapat melalui seleksi OSN biologi tingkat kabupaten dengan hasil yang
memuaskan. Oleh karena itu, diperlukan adanya analisis butir soal Olimpiade Biologi SMA
tingkat Kabupaten/Kota di Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Obyek yang digunakan adalah
semua lembar jawaban dan soal olimpiade biologi SMA tahun 2013 di Kabupaten Pacitan,
Ponorogo, dan Trenggalek. Sumber data penelitian diambil dengan cara dokumentasi. Data
penelitian berupa kualitas butir soal secara kuantitatif yaitu tingkat kesukaran soal, daya
pembeda, efektifitas distraktor, validitas dan reliabilitas. Data penelitian berupa kualitas
soal secara kualitatif meliputi ketepatan materi, konstruksi soal, dan bahasa yang digunakan.
Analisis butir soal secara kuantitatif dibantu dengan program Iteman versi 3.00.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis kuantitatif
Hasil analisis butir soal dengan program Iteman versi 3.00 menunjukkan tingkat kesukaran
soal seperti pada tabel 1 berikut.
5. Tabel 1 Tingkat kesukaran soal
Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Jumlah
Prosentase
Mudah
1
0,83%
Sedang
43
35,83%
Sukar
70
58,33%
Sangat Sukar
6
5%
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa 0,83 soal berkategori mudah, 35,83% sedang,
58,33% sukar, dan 5% soal sangat sukar. Menurut Anastasia (2003) tingkat kesukaran soal
ditentukan oleh tujuan dari penggunaan soal yang bersangkutan. Apabila tujuan soal adalah
untuk menyeleksi siswa yang unggul, maka digunakan tingkat kesukaran sukar dan sedang.
Kurpius&Stafford (2006) menyatakan bahwa tingkat kesukaran butir soal yang baik untuk
digunakan dalam menyeleksi siswa yang benar-benar menguasai materi adalah dengan p
dibawah 0,5. Soal ekstrem sukar dengan p mendekati 0 dapat digunakan namun hanya
dalam porsi yang sedikit. Berdasarkan hasil analisis dengan Iteman diketahui bahwa soal
olimpiade biologi SMA tingkat kabupaten memiliki rata-rata p dibawah 0,5. Hal ini
mengindikasikan bahwa soal olimpiade biologi SMA tingkat kabupaten sudah memiliki
tingkat kesukaran yang sesuai untuk tes seleksi.
Hasil analisis butir soal dengan program Iteman versi 3.00 menunjukkan daya pembeda soal
seperti pada tabel 1 berikut.
Tabel 2 Daya pembeda soal
Kategori Daya Pembeda Soal
Jumlah
Prosentase
Baik
44
36,67%
Cukup
54
45%
Jelek
22
18,33%
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa soal olimpiade biologi SMA tingkat kabupaten
memiliki daya beda baik 36,67%, cukup baik sebesar 45, dan jelek sebesar 18,33%. Secara
keseluruhan, dari hasil penelitian, soal Olimpiade Biologi SMA tahun 2013 memiliki daya
pembeda yang baik dan cukup. Soal yang memiliki daya pembeda baik dan cukup baik
artinya sudah dapat membedakan siswa yang berkemampuan rendah dan yang
berkemampuan tinggi. Sebuah soal yang memiliki daya pembeda soal yang jelek harus
dibuang atau dihilangkan meskipun memiliki nilai tingkat kesukaran yang dapat diterima
6. (Kurpius&Stafford 2006). Sesuai dengan hasil analisis, diketahui bahwa soal yang memiliki
daya pembeda jelek adalah soal dengan tingkat kesukaran (p) mendekati 0. Pada tes seleksi,
butir soal dengan tingkat kesukaran mendekati 0 masih dapat diterima, namun apabila
memiliki daya pembeda yang jelek maka butir soal tersebut sebaiknya tetap harus dibuang
atau dihilangkan.
Hasil analisis efektifitas distraktor dengan program Iteman dapat ditunjukkan dalam tabel 3
sebagai berikut.
Tabel 3 Efektifitas distraktor
Kategori Efektifitas Distraktor
Jumlah
Prosentase
Berfungsi
86
71,67%
Tidak Berfungsi
34
28,33%
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa 71,87% pilihan jawaban pada soal dapat
berfungsi. Artinya distraktor telah berfungsi sebagaimana mestinya sedangkan sebanyak
28,33% distraktor masih belum berfungsi dengan baik. Sebuah distraktor dikatakan baik
apabila dipilih oleh minimal 5% peserta tes (Depdiknas 2008). Jika distraktor lebih banyak
dipilih oleh peserta yang berkemampuan tinggi maka dapat dikatakan distraktor tersebut
jelek. Apabila distraktor mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut tes maka dapat
dikatakan distraktor tersebut berfungsi dengan baik (Arikunto 2011).
Nilai validitas soal berdasarkan nilai poit biserial tersaji dalam tabel 4 sebagai betikut.
Tabel 4 Validitas butir soal
Kategori
Jumlah
Prosentase
Valid
65
54,16%
Tidak Valid
55
45,83%
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tidak semua butir soal valid. Sebanyak 54,16%
soal valid dan 45,83% soal masih belum valid. Soal Olimpiade merupakan soal yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, sedangkan tidak semua
peserta Olimpiade mampu menyelesaikan soal tersebut. Hal inilah yang menyebabkan soal
menjadi tidak valid. Menurut Sugiharto (2010), validitas bersifat spesifik. Suatu soal
mungkin hanya valid untuk kelompok tertentu saja dan tidak valid untuk kelompok yang
7. lain. Hal ini berarti bahwa soal Olimpiade Biologi tingkat Kabupaten/Kota Tahun 2013
dapat valid jika diujikan pada kelompok peserta dari Kabupaten yang lain.
Nilai reliabilitas soal berdasarkan nilai koefisien alpha pada analisis dengan Iteman
diperoleh nilai 0,782. Hal ini berarti soal memiliki nilai keajegan yang tinggi. Tinggi
rendahnya koefisien reliabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Depdiknas
(2008), faktor-faktor yang mempengaruhi nilai reliabilitas adalah panjang tes, panjang
waktu mengerjakan soal, homogenitas belahan dan tingkat kesukaran soal. Pada
pembahasan taraf kesukaran soal dapat dilihat bahwa rata-rata soal Olimpiade memiliki
tingkat kesukaran sedang dan sukar. Artinya soal tersebut masih dapat dikerjakan oleh
sebagian peserta Olimpiade sehingga mempengaruhi nilai reliabilitas menjadi tinggi. Selain
itu soal olimpiade biologi SMA tahun 2013 tingkat kabupaten terdiri atas 120 butir soal
pilihan ganda. Jumlah butir soal tersebut sudah cukup panjang untuk sebuah tes.
2. Analisis kualitatif
Berdasarkan hasil analisis soal secara kualitatif dengan menggunakan format
penelaahan yang mencakup materi, konstruksi dan bahasa, sebagian besar soal sudah
termasuk ke dalam soal yang baik. Dari segi materi 100% soal sudah sesuai dengan kisi-kisi
soal olimpiade biologi tingkat kabupaten/kota. Semua soal sudah sesuai dengan materi yang
diujikan. Materi yang diujikan mencakup materi biologi sel (molekuler, mikrobiologi, dan
bioteknologi), anatomi dan fisiologi hewan dengan penekanan pada tumbuhan berbiji,
anotomi dan fisiologi hewan dengan penekanan pada hewan vertebrata, etologi/perilaku,
ekologi, biosistematika, serta genetika.
Soal Olimpiade mengacu pada ranah kognitif C1 sebesar 7,5% (9 soal), C2 35%
(42 soal), C3 9,2% (11 soal), C4 33,3% (40 soal), C5 7,5% (9 soal) dan C6 7,5% (9 soal).
Dari hasil tersebut dapat diketahui perbandingan ranah kognitif pada soal Olimpiade adalah
1:4:1:4:1:1. Ranah kognitif C2 dan C4 memiliki proporsi yang paling besar dari ranah
kognitif yang lain. Hal ini karena soal olimpiade lebih banyak menyajikan soal pemahaman
dan analisis. Ranah kognitif C1 memiliki proporsi yang kecil karena ranah ini merupakan
tingkatan ranah kognitif yang paling rendah sehingga kurang sesuai untuk jenis soal
olimpiade.
Soal C3, C4 dan C5 merupakan soal yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi
(high order thinking) untuk menyelesaikannya. Pada analisis tingkat kesukaran soal dengan
menggunakan Iteman, diketahui bahwa 58,33% soal merupakan soal dengan kategori sukar.
8. Hal ini selaras dengan hasil analisis secara kualitatif yang menunjukkan bahwa soal
olimpiade biologi memiliki proporsi soal C3, C4, dan C5 separuh dari keseluruhan soal.
Menurut Maiza (2013) soal olimpiade adalah soal yang dikerjakan oleh siswa yang telah
menguasai konsep dasar untuk jenjang tertentu dengan tingkat kesulitan analitis yang lebih
kompleks, maka soal olimpiade seharusnya lebih banyak berupa soal-soal analisis.
Hasil analisis segi konstruksi soal, pokok soal dan rumusannya sudah memenuhi
aturan yang sesuai. Panjang pilihan jawaban sudah relatif sama. Namun pada pilihan
jawaban nomor 49, 65, dan 40 masih menggunakan kalimat “semua jawaban benar”. Hal ini
seharusnya dihindari karena dapat membuat efektivitas distraktor kurang berfungsi.
Hasil analisis dari segi bahasa, seluruh soal sudah menggunakan kaidah penulisan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik soal maupun pilihan jawaban tidak
menggunakan bahasa yang tabu. Namun terdapat beberapa soal yang masih salah ketik.
Meskipun demikian, soal masih dapat dipahami dengan baik.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa soal olimpiade
biologi SMA tahun 2013 tingkat kabupaten di Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek memiliki
tingkat kesukaran yang tinggi, daya pembeda baik, efektifitas distraktor baik, validitas
cukup, reliabilitas yang tinggi dan kualitas yang baik dilihat dari segi materi, konstruksi
serta bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia US. 2003. Psycological Testing. New Jersey: Prentice-Hall
Arikunto S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
[Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta:
Depdiknas.
[Ditjen Dikdasmen] Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah . 2013. Pedoman
Pelaksanaan Seleksi Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi .
Jakarta: Ditjet Dikdasmen.
Kaunang ROW. 2010. Menganalisis butir soal. Jurnal Inovasi 7(1):1-5.
Kurpius SE & Stafford ME. 2006. Testing and Measurement : A User-Friendly Guide.
California : Sage Publications, Inc
9. Maiza R. 2013. Analisis butir soal tes tertulis tingkat SMP pada olimpiade Fisika se-Riau
tahun 2013. Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau 1:111.
Mardapi D. 1998. Analisis butir soal dengan teori tes klasik dan teori respon butir. Jurnal
Kependidikan. Edisi Khusus Dies Tahun XXVIII.
Sugiharto
B.
2010.
Validitas
dan
Reliabilitas.
Online
at
http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/11/validitas-reliabilitasbowo.pdf [diakses
tanggal 28 Oktober 2013]