SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
Perang Persepsi Pasca Peristiwa
“Charlie Hebdo”
Serangan di Majalah satir Perancis, Charlie Hebdo
Oleh : Mohamad Susilo, Endang Nurdin : 7 Januari 2015
Serangan orang bersenjata di kantor majalah satiris Perancis, Charlie Hebdo
menewaskan 12 orang dan meluaki 10 lainnya, menurut para pejabat perancis. Inilah
sejumlah fakta penting sejauh ini.
 Orang bersenjata menyerang kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris,
Perancis
 12 orang tewas, empat luka parah
 Paris ditetapkan dalam keadaan siaga penuh
 Presiden Hollande menyebut serangan itu “sangat barbar”
 Pada 2011, Penerbitan ini diserang karena menyebut Nabi Muhamad sebagai
“pemimpin redaksi” da nada beberapa muatan jurnalistik yang dinilai
menistakan akidah Islam
 Majalah ini juga menyebut agama-agama lain sebagai objek satir
Pada 21.55 WIB – Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve
mengatakan aparat pemerintah tengah memburu tiga tersangka pelaku penembakan
kantor majalah Charlie Hebdo.
Pada 21.40 – Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama juga mengecam
serangan yang terjadi di Paris, dan menyebut sebagai “visi kebencian para pembunuh”
Pada 21.37 WIB – Facebook Wali Kota Paris, Anne Hidalgo mengeluarkan
pernyataan melalui Facebook, mengecam serangan terhadap kantorCharlie Hebdo dan
menyerukan agar warga turun ke jalan hari ini pukul 18.00 waktu setempat atau 2.00
dini hari WIB.
“Saya bisa merasakan ngerinya serangan ini… kita harus menanggapinya
dengan menunjukkan bahwa kita mendukung penuh nilai-nilai dasar yang dianut
Republik ini,” Kata Hidalgo.
Pada 21.28 WIB – Twitter :Penggunaan tagar #JeSuisCharlie (Saya adalah
Charlie) untuk menyatakan duka terhadap korban di paris.
Pada 21.20 WIB – Gedung putih mengecam serangan di kantorCharlie Hebdo.
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan kepada CNN ia mengecam keras
serangan itu.
“Ini bukan hanya serangan terhadap rakyat perancis, ini serangan terhadap nilai-
nilai dasar yang kita anut di Negara ini – Kebebasan berbicara, kebebasan berekspresi
dan kebabsan pers.”
Pada 21.10 WIB – Tentara dikerahkan di tempat-tempat umum di Paris untuk
pengamanan.Demi mengantisipasi serangan susulan.
Pada 21.05 WIB – Presiden Italia Matteo Renzi mengatakan mengatakan
kekerasan akan selalu bisa dikalahkan oleh kebebasan. Ia menyampaikan kecaman ini
melalui akun twitternya.
Matteo Renzi - @matteorenzi :“Orrore e sgomento per la strage di Parigi,
vicinanza totale a Hollande in questo momento terrible, violenza pardera sempre contro
la liberta.”
Pada 21.00 WIB – Breaking News :Pemimpin redaksi Charlie Hebdo,
Stephane Charbonnier, yang dikenal dengan Charb, dilaporkan meninggal dalam
serangan itu, menurut sumber kehakiman kepada kantor berita Agence France Press.
Tiga Karikaturis yang meninggal yang disebutkan AFP adalah Jean Cabut
(“Cabut”), Bernard Verihac (“Tignous”) dan Georges Wolinski (“Wolinski”).
Pada 20.50 WIB – Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan serangan
terhadap Charlie Hebdo sangat mengerikan. Merkel juga menambahkan bahwa
penembakan di Perancis bukan hanya serangan terhadap rakyat di Perancis, tetapi juga
serangan terhadap kebebasan pers dan kebabasan berpendapat.
Pada 20.35 WIB – Polisi dan pakar forensic memeriksa mobil yang digunakan
oleh orang bersenjata yang menyerbu kantor majalah satir Charlie Hebdo.
Pada 20.30 WIB – Presiden Perancis, Francois Hollande (tengah kiri), diapit
Menteri Dalam Negeri, Bernard Cazeneuve (Kanan), berjalan di luar kantor majalah
satiris Perancis, Charlie Hebdo di Paris. Hollande menyebut serangan tersebut “sangat
barbar”.Red :www.bbc.co.uk/indonesia
Penyebab Terjadinya Penyerangan
Peristiwa serangan ke kantor majalah satir perancis Charlie Hebdo yang berbasis
di Paris, Perancis inidiserang oleh dua orang yang mengaku sebagai ekstrimis Islam
pada tanggal 7 januari lalu. Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan itu.
Salah satu isu yang muncul terkait serangan terhadap Charlie Hebdo itu ialah
karena kenekatannya membuat kartun satire Nabi Muhamad dalam beberapa tahun
terakhir. Hal itu sempat membuat gerang sejumlah umat muslim, terutama kaum
ekstrimis yang disinyalir sebagai penyebab serangan yang terjadi pada majalah itu.
Majalah Charlie Hebdo sudah beberapa kali memuat kartun yang terkesan
menistakan Islam.Buktinya, Charlie Hebdo pernah menerbitkan edisi kartun Nabi
Muhamad yang bertelanjang dan sampul bergambar Nabi Muhammad naik kursi roda
yang didorong oleh seorang Yahudi Ortodoks. Edisi tersebut diterbitkan saat terjadi
kecaman global atas film yang berjudul “innocence of Muslims”. Imbas dari penerbitan
tersebut ialah kecaman serta kemarahan umat Islam secara global hampir diseluruh
bumi kepada Manajemen Charlie Hebdo.
Kelompok Muslim di Perancis mengajukan kegiatan yang dilakukan majalah
(memuat karikatur yang dinilai menistakan akidah agama Islam) tersebut ke pengadilan
Perancis.Namun, Mantan Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy justru mendukung
Charlie Hebdo.Dia membenarkan tindakan majalah itu sebagai bagian dari “kebebasan
berekspres” dan berbicara. Lalu, Pada 22 Maret 2007, Pengadilan Perancis menyatakan
Charlie Hebdo tidak bersalah atas apa yang dituduhkan oleh kelompok Muslim di
Perancis. Kenapa hal itu bisa terjadi ?
Selain lolos dari dakwaan, Charlie Hebdo juga mendapat banyak dukungan dari
para tokoh eropa atas alasan “Kebebasan Berekspresi” mereka. Lalu, Pertanyaannya
siapa yang harusnya disalahkan atas serangan yang terjadi ? Hanya menyalahkan pelaku
serangan itu tentu tidak adil bukan ? Karena ada alasan yang melatarbelakanginya,
Dengan kata lain tragedi itu bukan berdiri sendiri. Mungkin saja serangan itu
dilatarbelakangi aksi provokatif Charlie Hebdo berupa penistaan terhadap islam. Jika,
hal itu memang penyebab terjadinya serangan itu, maka bisa dipastikan serangan itu
tidak akan terjadi jika Charlie Hebdo tidak melakukan hal yang bisa memancing emosi
publik khususnya umat Muslim.
Analisis Kasus “Penyerangan Charlie Hebdo”
Imbas dari apa yang terjadi di kota yang dianggap paling romantic itu ialah
kerusakan infrastruktur, dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Sekali lagi, siapa
yang harusnya bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi ini ? Pihak Charlie Hebdo
ataukah pelaku penyerangan yang ditengarai sebagai ekstrimis beragama Islam ?
Charli Hebdo memuat karikatur Nabi Muhamma saw. Tentu hal ini berpotensi
besar menimbulkan kecama keras dari kalangan Muslim dunia terhadap Charlie Hebdo
itu sendiri. Apakah Charlie Hebdo sudah mengatisipasinya ? Sebelum majalah itu
menjalankan program “nekat” itu, harusnya manajemen Charlie Hebdo sudah siap
dengan konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi, bukan ? Tapi, mengapa programnya
terus dijalankan ? Itu sebabnya saya sebut program Charlie Hebdo itu “nekat” karena
sudah jelas-jelas akan menimbulkan kontroversi.Apakah hal ini memang murni untuk
meprovokasi Islam ?
Jika saya boleh berasumsi, Charlie Hebdo yakin dengan kenekatannya itu karena
sudah berada di zona aman atau “safe zone”. Itu terbukti dengan lolosnya mereka atas
dakwaan, banyak pihak yang mendeklarasikan dukungan atas tindakan mereka, tak
tanggung-tanggung tokoh-tokoh penting eropa bersuara dan mendukung “kebebasan
berekspresi” versi Charlie Hebdo pasca tragedi penembakan itu. Mungkinkah, asumsi
saya tepat ?entahlah.
Sebanyak empat puluh orang tokoh dan pemimpin Negara ikut ambil bagian
dalam aksi dukungan itu. Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan serangan
terhadap Charlie Hebdo sangat mengerikan. Merkel juga menambahkan bahwa
penembakan di Perancis bukan hanya serangan terhadap rakyat di Perancis, tetapi juga
serangan terhadap kebebasan pers dan kebabasan berpendapat. “Kebebasan” apakah
yang dimaksud ? Bebas berekspresi untuk menyinggung perasaan dan membuat sakit
hati ?
Terlepas dari itu semua, Media massa sangat berperan penting dalam memblow
up “kebebasan berekspresi” itu. Nah, hal itu mengindikasikan bahwa media sendiri
berada pada pihak Charlie Hebdo.Lalu Bagaimana dengan latar belakang penyebab
terjadinya penyerangan itu ? Mengapa penyebab yang diasumsikan itu seakan
disembunyikan ?Apakah ini termasuk strategi komunikasi pihak mereka dalam
membentuk opini dan persepsi publik bahwa penyerangan ini murni terorisme yang
katanya menyerang “kebebasan berekspresi” ?
Berkaca pada Charlie Hebdo yang mampu menguasai pemberitaan“Kebebasan
Berekspresi”mereka melalui media.Itu mengindikasikan bahwa majalah itu menganggap
the media is powerfull seperti yang disebut oleh Firsan Nova dalam bukunya Republic
Relations“Media tidak hanya sanggup mempengaruhi opini publik, tapi juga tindakan
public”. Maka, tidak heran jika aliran simpati publik mengalir deras kearah mereka.
Dari pemberitaan “Kebebasan Berekspresi” itu, pihak Charlie Hebdo dapat
mengontrol, dengan kata lain bisa memanipulasi opini publik sehingga majalah itu bisa
sedikit melonggarkan lilitan respon negatif public (terutama Muslim) tentang penistaaan
agama. Ketika tuduhan penistaan Islam itu bisa tertutupi, Lalu bagaimana dengan para
pelaku penyerangan itu ? Adakah perubahan yang mereka ciptakan dari apa yang
mereka lakukan ?
Beralih pada sisi lainya, apa yang menjadi alasan pelaku menyerang majalah
Charlie Hebdo ? Apakah memang murni karena hal yang telah diasumsikan dan tertulis
di awal ? Jika, Memang iya, Mengapa harus menggunakan cara kekerasan ?Sama
seperti Charlie Hebdo seharusnya mereka (pelaku) harus siap dengan
konsekuensinya.Iya, saya pribadi mengerti bahwa timbulnya penyerangan itu
merupakan salah satu reaksi dari seseorang penganut agama ketika akidahnya
dilecehkan.Tapi, pasti ada cara yang lebih baik dari itu. Karena apa yang dilakukan
oleh pelaku akan berdampak buruk baik untuk dirinya sendiri maupun pada orang
banyak, dalam hal ini nama baik umat Islam-lah yang terancam.
Charlie Hebdo dan Tindakan Pelaku
Charli Hebdo, Majalah yang berbasis di Paris, Perancis ini seringkali memuat
beberapa karikatur Nabi Muhammad saw yang kemudian menimbulkan kemarahan
publik khususnya umat Islam karena dianggap menistakan akidah Islam.Hal itu,
mengindikaskan bahwa Charlie Hebdo tidak mempertimbangkan efek yang ditimbulkan
dari ulah mereka sendiri.
Diluar dari sengaja atau tidaknya Charlie Hebdo memuat hal itu, mereka
haruslah belajar dari peristiwa yang terjadi.Karena kebijakan mereka sudah
menyinggung hati publik terutama umat Islam. Walaupun apa yang dilakukan mereka
atas alasan “Kebebasan Berekspresi”.
“Persepsi Publik ditentukan tergantung dari bagaimana publik menilai sebuah
fakta yang terjadi berdasarkan interpretasi individunya.Kadang publik menilai sesuatu
dengan pertimbangan rasional dan terkadang hanya atas dasar perasaan belas kasih yang
kemudian bermetamorfosis menjadi simpati dan dukungan yang luar biasa.” Demikian
kata Firsan Nova : 2012 dalam bukunya, Republic Relations.
Seringkali saya mendengar tentang “Islamfobia”, baik melalui tv, internet, surat
kabar, bulletin dakwah dan media lainnya. Istilah kontroversial yang merujuk pada
diskriminasi terhadap islam. Runnymede Trust seorang berkebangsaan inggris
mendefinisikan islamfobia sebagai “rasa takut” dan kebencian terhadap islam termasuk
semua Muslim. Istilah itu muncul karena Islam diduga seringkali memiliki keterkaitan
dengan banyaknya kejadian terorisme yang terjadi, terutama pasca peristiwa 11
september 2001.
Nah, Jika kita mengkaitkan metode penyerangan yang digunakan oleh pelaku
dengan istilah “islamfobia”di atas. Maka saya berpendapat bahwa apa yang
dilakukanoleh pelaku penyerangan itu akan mempertegas stempel bahwa “Islam adalah
Teroris”, otomatis istilah “Islamfobia” akan menjadi stigma negatif yang akan melekat
pada Islam. Lalu bagaimana jika pelakunya bukan orang islam ? Menurut saya akan
sama lagi yaitu “stigma baru”. Tapi, itu kambali lagi pada pemberitaan media, apakah
pelaku yang bukan beragama islam akan di blow-up atau tidak. Namun, dari
pengamatan saya, Media “pro barat” cendrung memblow-up tragedi terorisme jika
dalangnya diduga berkaitan dengan Islam. Akibatnya, nama baik Islam-lah yang
terserang.
Perang Merebut Simpati Publik
“Jika perang pemasaran adalah bagaimana merebut pangsa pasar (market share),
maka perang public relations adalah pertarungan merebut hati, empati, dan simpati
publik.Mereka yang dapat meraih hati public akan memenangkan
pertempuran.”Demikian ungkapan dari Firsan Nova dalam bukunya “Republic
Relations”. So, Welcome to the era of public power.
“Ini bukan hanya serangan terhadap rakyat perancis, ini serangan terhadap
nilai-nilai dasar yang kita anut di Negara ini – Kebebasan berbicara, kebebasan
berekspresi dan kebabsan pers.” Ungkap Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest
kepada CNN, ia mengecam keras serangan itu.
Marsudi yang menyandang gelar Doktor bidang Ekonomi Islam tersebut coba
menganalisa, aksi serangan ke Charlie Hebdo dipicu oleh kegemaran memuat karya
jurnalistik yang tidak mengindahkan kaidah toleransi. Tidak hanya karikatur Nabi
Muhammad sebagai ikon Islam, di beberapa edisi lainnya Charlie Hebdo juga
kedapatan menjadikan Paus sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sebagai muatan
medianya dengan nada ejekan. (Republika.co.id, 12/1).
Pihak pro Charlie Hebdo berusaha untuk membentuk persepsi publik bahwa
penyerangan yang terjadi itu ialah penyerangan yang bukan hanya serangan terhadap
rakyat perancis tapi juga serangan terhadap “Kebebasan Berekspresi” sebagai nilai-nilai
dasar yang dianut. Sebaliknya, pihak yang kontra terhadap “Kebebasan Berekspresi”
versi Charlie Hebdoakan berusaha mendapatkan dukungan publik atas dakwaan bahwa
Charlie Hebdo telah melakukan penistaan terhadap Islam.Mudahnya seperti ini, Charlie
Hebdo berusaha membentuk opini bahwa Penyerangan itu adalah penyerangan terhadap
“Kebebasan Berekspresi”, sedangkan lawannya berusaha membentuk opini bahwa
penyerangan itu diakibatkan oleh “Kebebasan Berekspresi” yang kebablasan.
Menurut saya kedua belah pihak yang berseteru ini seperti melakukan
pertaruhan. Jika, Charlie Hebdo kalah dalam pertarungan ini, reputasi dari majalah ini
terancam memburuk alias memunculkan atau bahkan mengekspansi berlakunya stigma
bahwa majalah ini ialah majalah yang gemar “mengejek” agama. Sementara itu, jika
pihak yang kontra terhadap Charlie Hebdo kalah dalam pertempuran ini, maka persepsi
publik dunia akan menganggap penistaan yang dituduhkan kepada majalah Charlie
Hebdo itu termasuk dalam bagian “Kebebasan Berekspresi”. Artinya, penistaan yang
dilakukan majalah itu masih wajar (benar) dimata publik.
Dibalik pertempuran itu, nama Islam-lah sedang berada dibawah tekanan, karena
pelaku serangan tersebut mengaku sebagai ekstrimis “Islam”. Maka, bisa kita prediksi
bahwa “Islamfobia” akan semakin melekat jelas pada umat Muslim. Serangan itu
berefek pada menguatkan kebencian publik dunia terhadap Islam. Sangat saya
sayangkan pelaku penyerangan itu “make ngaku” dirinya sebagai ekstrimis Islam.
Komparasi Kekuatan
Dari penguasaan media dan dukungan dari banyak tokoh penting, saya rasa
Charlie Hebdo menjadi pihak yang diuntungkan dalam konteks perang persepsi ini. Jika
dibandingkan dengan pihak musuh (kontra Charlie Hebdo), kekuatannya tidak
sebanding. Ibarat, Prajurit Tombak melawan Sniper, terlebih lagi pelaku penyerangan
disinyalir sebagai ekstrimis “Islam”.
Pertama, Charlie Hebdo menguasai media, hal itu mengindikasikan bahwa
publisitas “Kebebasan Berekspresi” versi Charlie Hebdo dapat menutup dakwaan bahwa
majalah itu telah melakukan penistaan terhadap Islam. Teori Agenda Settingsedang
berjalan dan tentunya memberi keuntungan pada pihak majalah tersebut.Karena,
intensitas pemberitaan tentang penyerangan itu ialah penyerangan terhadap “Kebebasan
Berekspresi” yang tentunya sangat efektif dalam pertarungan ini. Lalu bagaimana
dengan pihak lawannya ? Ya, mungkin kita masih sibuk dengan ancaman istilah
“Islamfobia” itu.
Kedua, simpati yang terus mengalir pada Charlie Hebdo jugadisebabkan oleh
para tokoh penting yang mendukung Charlie Hebdo dengan alasan “Kebebasan
Berekspresi”. Dukungan itu tentunya berdampak positif pada Charlie Hebdo, karena
dukungan itu adalah alat seperti magnet yang dapat menyedot simpati publik dengan
efektif.
Silih Agung Wasesa dalam bukunya yang berjudul “Strategi Public
Relations”(Membangun Pencitraan Berbiaya Minimal dengan Hasil Maksimal),Bila
iklan bertindak sebagai pihak pertama (manajemen) yang memuji-muji diri sendiri,
maka PR harus mampu memanfaatkan pihak ketiga untuk memuji pihak pertama.
Maka bisa disimpulkan bahwa Charlie Hebdo, telah berhasil memanfaatkan
pihak ketiga yaitu para tokoh penting seperti Presiden Perancis, Menteri Dalam Negeri
Perancis, Kanselir Jerman, bahkan Presiden AS ikut memihak pada majalah tersebut,
dengan alasan “Kebebasan Berekspresi”.
Lalu, bagaimana dengan pihak lawannya ?adakah tokoh-tokoh besar terutama
penguasa Muslim yang bersuara berkaitan dengan peristiwa ini ? Seperti sembunyi,
enggan bersuara, atau bahkan takut “bekoar” ? Atau mungkin dukungan itu tidak
terekspose media ?atau medialah yang dengan sengaja menutupi dukungan itu dan tidak
dipublikasikan, demi menghambat perlawanan ? Timbulah pertanyaan dibenak saya,
kemanakah media-media yang independen itu ? Media sekarang seakan larut dengan
seni propaganda-propaganda akut, Ironis.
Jika peristiwa ini dibiarkan begitu saja, itu artinya sama saja dengan mengiyakan
“Kebebasan Berekspresi” versi Charlie Hebdoitu sehingga hal itu akan menguatkan
stigma “Islamfobia” itu.Tapi, harus bagaimana lagi ?“Amunisi”-nya seakan tak mampu
intens melawan “Infantri” mereka (Charlie Hebdo).
Jadi, dari banyak keunggulan yang ada pada pihak Charlie Hebdo itu, kita bisa
melihat kekuatan yang dimilikinya dalam battle of opinions dengan pihak yang kontra
terhadap “Kebebasan Berekspresi” mereka.Charlie Hebdo, menguasai point penting
yaitu : Publisitas Media dan Dukungan (yang terekspose media) dari banyak tokoh-
tokoh penting eropa bahkan dunia.
Segera Berubah!
Semuanya harus segera berubah, tidak ada lagi “Kebebasan Berekspresi” ala
Charlie Hebdo yang menyakiti perasaan atau menimbulkan ketersinggungan pada suatu
pihak. Tidak adalagi reaksi berlebihan seperti mengambil aksi “sok” kuat yang bersifat
merusak apalagi sampai menelan korban jiwa. Selain dikenai ancaman hukum, pelaku
juga telah mencoreng nama Islam, karena pelaku sendiri menggunakan topeng Islam
dalam melancarkan serangan itu. Entah, berita itu benar atau tidak, The Current Image-
nya adalah Islamfobia akan semakin menggema.
Tidak ada lagi aksi provokatif berupa penistaan terhadap agama seperti
“Kebebasan Berekspresi” versi Charlie Hebdo yang justru didukung oleh pemerintah
Perancis dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung Perancis, Aksi itu sudah jelas-jelas
bisa memicu kemarahan pada diri seorang pemeluk agama jika merasa akidahnya
dilecehkan.
Kemana media yang memberitakan dengan berimbang ? Kenapa hal yang
diasumsikan sebagai penyebab terjadinya penyerangan itu seakan disembunyikan ? Atau
mungkin saya yang tidak mendengar pemberitaannya ? entahlah. Tapi yang jelas,
pemberitaannya terkesan menonjolkan sisi bahwa penyerangan itu adalah penyerangan
yang tidak hanya pada rakyat tapi juga terhadap “Kebebasan Berkespresi” entah
kebebasan apa yang dimaksudkan oleh mereka. Mestinya aksi-aksi provokatif Charlie
Hebdo pantas dipertanyakan juga, karena aksi tersebut disinyalir sebagai penyebab
terjadinya penyerangan yang terjadi di Perancis itu.

Más contenido relacionado

Similar a Harry analisis - perang persepsi, pasca peristiwa charlie hebdo

Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam TerorismePindai Media
 
Sepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismeSepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismebahanamahasiswa
 
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesiaFasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesiaHarunyahyaBahasaIndonesia
 
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalismeBagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalismeAndreas Harsono
 
Sisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapSisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapRizky Faisal
 

Similar a Harry analisis - perang persepsi, pasca peristiwa charlie hebdo (9)

Transnasional
TransnasionalTransnasional
Transnasional
 
Transnasional
TransnasionalTransnasional
Transnasional
 
Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam Terorisme
 
Sepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalismeSepuluh elemen jurnalisme
Sepuluh elemen jurnalisme
 
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesiaFasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
Fasisme, ideologi berdarah darwinisme. indonesian. bahasa indonesia
 
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalismeBagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
Bagaimana meliput kekerasan agama, etnik dan nasionalisme
 
Sisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapSisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkap
 
SISI LAIN HITLER
SISI LAIN HITLERSISI LAIN HITLER
SISI LAIN HITLER
 
3_BAB II.pdf
3_BAB II.pdf3_BAB II.pdf
3_BAB II.pdf
 

Último

BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaMichael Rada
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.nuranisasignature
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptxPernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx20931002
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUsayangkamuu240203
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTRikoMappedeceng1
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptIka Putri
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxZainalArifin848408
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptJhonSutarka1
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...syafiraw266
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 

Último (20)

BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
Abortion pills in Muscat ( Oman) +966572737505! Get CYTOTEC, unwanted kit mis...
 
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptxPernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
Pernyataan SAK 1 Pelaporan Keuangan.pptx
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptxbahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
bahan paparan satgas penilaian kinerja tpps.pptx
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)pptPelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)ppt
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 

Harry analisis - perang persepsi, pasca peristiwa charlie hebdo

  • 1. Perang Persepsi Pasca Peristiwa “Charlie Hebdo” Serangan di Majalah satir Perancis, Charlie Hebdo Oleh : Mohamad Susilo, Endang Nurdin : 7 Januari 2015 Serangan orang bersenjata di kantor majalah satiris Perancis, Charlie Hebdo menewaskan 12 orang dan meluaki 10 lainnya, menurut para pejabat perancis. Inilah sejumlah fakta penting sejauh ini.  Orang bersenjata menyerang kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris, Perancis  12 orang tewas, empat luka parah  Paris ditetapkan dalam keadaan siaga penuh  Presiden Hollande menyebut serangan itu “sangat barbar”  Pada 2011, Penerbitan ini diserang karena menyebut Nabi Muhamad sebagai “pemimpin redaksi” da nada beberapa muatan jurnalistik yang dinilai menistakan akidah Islam  Majalah ini juga menyebut agama-agama lain sebagai objek satir Pada 21.55 WIB – Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve mengatakan aparat pemerintah tengah memburu tiga tersangka pelaku penembakan kantor majalah Charlie Hebdo. Pada 21.40 – Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama juga mengecam serangan yang terjadi di Paris, dan menyebut sebagai “visi kebencian para pembunuh” Pada 21.37 WIB – Facebook Wali Kota Paris, Anne Hidalgo mengeluarkan pernyataan melalui Facebook, mengecam serangan terhadap kantorCharlie Hebdo dan menyerukan agar warga turun ke jalan hari ini pukul 18.00 waktu setempat atau 2.00 dini hari WIB.
  • 2. “Saya bisa merasakan ngerinya serangan ini… kita harus menanggapinya dengan menunjukkan bahwa kita mendukung penuh nilai-nilai dasar yang dianut Republik ini,” Kata Hidalgo. Pada 21.28 WIB – Twitter :Penggunaan tagar #JeSuisCharlie (Saya adalah Charlie) untuk menyatakan duka terhadap korban di paris. Pada 21.20 WIB – Gedung putih mengecam serangan di kantorCharlie Hebdo. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan kepada CNN ia mengecam keras serangan itu. “Ini bukan hanya serangan terhadap rakyat perancis, ini serangan terhadap nilai- nilai dasar yang kita anut di Negara ini – Kebebasan berbicara, kebebasan berekspresi dan kebabsan pers.” Pada 21.10 WIB – Tentara dikerahkan di tempat-tempat umum di Paris untuk pengamanan.Demi mengantisipasi serangan susulan. Pada 21.05 WIB – Presiden Italia Matteo Renzi mengatakan mengatakan kekerasan akan selalu bisa dikalahkan oleh kebebasan. Ia menyampaikan kecaman ini melalui akun twitternya. Matteo Renzi - @matteorenzi :“Orrore e sgomento per la strage di Parigi, vicinanza totale a Hollande in questo momento terrible, violenza pardera sempre contro la liberta.” Pada 21.00 WIB – Breaking News :Pemimpin redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang dikenal dengan Charb, dilaporkan meninggal dalam serangan itu, menurut sumber kehakiman kepada kantor berita Agence France Press. Tiga Karikaturis yang meninggal yang disebutkan AFP adalah Jean Cabut (“Cabut”), Bernard Verihac (“Tignous”) dan Georges Wolinski (“Wolinski”). Pada 20.50 WIB – Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan serangan terhadap Charlie Hebdo sangat mengerikan. Merkel juga menambahkan bahwa penembakan di Perancis bukan hanya serangan terhadap rakyat di Perancis, tetapi juga serangan terhadap kebebasan pers dan kebabasan berpendapat.
  • 3. Pada 20.35 WIB – Polisi dan pakar forensic memeriksa mobil yang digunakan oleh orang bersenjata yang menyerbu kantor majalah satir Charlie Hebdo. Pada 20.30 WIB – Presiden Perancis, Francois Hollande (tengah kiri), diapit Menteri Dalam Negeri, Bernard Cazeneuve (Kanan), berjalan di luar kantor majalah satiris Perancis, Charlie Hebdo di Paris. Hollande menyebut serangan tersebut “sangat barbar”.Red :www.bbc.co.uk/indonesia Penyebab Terjadinya Penyerangan Peristiwa serangan ke kantor majalah satir perancis Charlie Hebdo yang berbasis di Paris, Perancis inidiserang oleh dua orang yang mengaku sebagai ekstrimis Islam pada tanggal 7 januari lalu. Sebanyak 12 orang tewas dalam serangan itu. Salah satu isu yang muncul terkait serangan terhadap Charlie Hebdo itu ialah karena kenekatannya membuat kartun satire Nabi Muhamad dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu sempat membuat gerang sejumlah umat muslim, terutama kaum ekstrimis yang disinyalir sebagai penyebab serangan yang terjadi pada majalah itu. Majalah Charlie Hebdo sudah beberapa kali memuat kartun yang terkesan menistakan Islam.Buktinya, Charlie Hebdo pernah menerbitkan edisi kartun Nabi Muhamad yang bertelanjang dan sampul bergambar Nabi Muhammad naik kursi roda yang didorong oleh seorang Yahudi Ortodoks. Edisi tersebut diterbitkan saat terjadi kecaman global atas film yang berjudul “innocence of Muslims”. Imbas dari penerbitan tersebut ialah kecaman serta kemarahan umat Islam secara global hampir diseluruh bumi kepada Manajemen Charlie Hebdo. Kelompok Muslim di Perancis mengajukan kegiatan yang dilakukan majalah (memuat karikatur yang dinilai menistakan akidah agama Islam) tersebut ke pengadilan Perancis.Namun, Mantan Presiden Perancis, Nicholas Sarkozy justru mendukung Charlie Hebdo.Dia membenarkan tindakan majalah itu sebagai bagian dari “kebebasan berekspres” dan berbicara. Lalu, Pada 22 Maret 2007, Pengadilan Perancis menyatakan Charlie Hebdo tidak bersalah atas apa yang dituduhkan oleh kelompok Muslim di Perancis. Kenapa hal itu bisa terjadi ?
  • 4. Selain lolos dari dakwaan, Charlie Hebdo juga mendapat banyak dukungan dari para tokoh eropa atas alasan “Kebebasan Berekspresi” mereka. Lalu, Pertanyaannya siapa yang harusnya disalahkan atas serangan yang terjadi ? Hanya menyalahkan pelaku serangan itu tentu tidak adil bukan ? Karena ada alasan yang melatarbelakanginya, Dengan kata lain tragedi itu bukan berdiri sendiri. Mungkin saja serangan itu dilatarbelakangi aksi provokatif Charlie Hebdo berupa penistaan terhadap islam. Jika, hal itu memang penyebab terjadinya serangan itu, maka bisa dipastikan serangan itu tidak akan terjadi jika Charlie Hebdo tidak melakukan hal yang bisa memancing emosi publik khususnya umat Muslim. Analisis Kasus “Penyerangan Charlie Hebdo” Imbas dari apa yang terjadi di kota yang dianggap paling romantic itu ialah kerusakan infrastruktur, dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Sekali lagi, siapa yang harusnya bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi ini ? Pihak Charlie Hebdo ataukah pelaku penyerangan yang ditengarai sebagai ekstrimis beragama Islam ? Charli Hebdo memuat karikatur Nabi Muhamma saw. Tentu hal ini berpotensi besar menimbulkan kecama keras dari kalangan Muslim dunia terhadap Charlie Hebdo itu sendiri. Apakah Charlie Hebdo sudah mengatisipasinya ? Sebelum majalah itu menjalankan program “nekat” itu, harusnya manajemen Charlie Hebdo sudah siap dengan konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi, bukan ? Tapi, mengapa programnya terus dijalankan ? Itu sebabnya saya sebut program Charlie Hebdo itu “nekat” karena sudah jelas-jelas akan menimbulkan kontroversi.Apakah hal ini memang murni untuk meprovokasi Islam ? Jika saya boleh berasumsi, Charlie Hebdo yakin dengan kenekatannya itu karena sudah berada di zona aman atau “safe zone”. Itu terbukti dengan lolosnya mereka atas dakwaan, banyak pihak yang mendeklarasikan dukungan atas tindakan mereka, tak tanggung-tanggung tokoh-tokoh penting eropa bersuara dan mendukung “kebebasan berekspresi” versi Charlie Hebdo pasca tragedi penembakan itu. Mungkinkah, asumsi saya tepat ?entahlah.
  • 5. Sebanyak empat puluh orang tokoh dan pemimpin Negara ikut ambil bagian dalam aksi dukungan itu. Kanselir Jerman, Angela Merkel mengatakan serangan terhadap Charlie Hebdo sangat mengerikan. Merkel juga menambahkan bahwa penembakan di Perancis bukan hanya serangan terhadap rakyat di Perancis, tetapi juga serangan terhadap kebebasan pers dan kebabasan berpendapat. “Kebebasan” apakah yang dimaksud ? Bebas berekspresi untuk menyinggung perasaan dan membuat sakit hati ? Terlepas dari itu semua, Media massa sangat berperan penting dalam memblow up “kebebasan berekspresi” itu. Nah, hal itu mengindikasikan bahwa media sendiri berada pada pihak Charlie Hebdo.Lalu Bagaimana dengan latar belakang penyebab terjadinya penyerangan itu ? Mengapa penyebab yang diasumsikan itu seakan disembunyikan ?Apakah ini termasuk strategi komunikasi pihak mereka dalam membentuk opini dan persepsi publik bahwa penyerangan ini murni terorisme yang katanya menyerang “kebebasan berekspresi” ? Berkaca pada Charlie Hebdo yang mampu menguasai pemberitaan“Kebebasan Berekspresi”mereka melalui media.Itu mengindikasikan bahwa majalah itu menganggap the media is powerfull seperti yang disebut oleh Firsan Nova dalam bukunya Republic Relations“Media tidak hanya sanggup mempengaruhi opini publik, tapi juga tindakan public”. Maka, tidak heran jika aliran simpati publik mengalir deras kearah mereka. Dari pemberitaan “Kebebasan Berekspresi” itu, pihak Charlie Hebdo dapat mengontrol, dengan kata lain bisa memanipulasi opini publik sehingga majalah itu bisa sedikit melonggarkan lilitan respon negatif public (terutama Muslim) tentang penistaaan agama. Ketika tuduhan penistaan Islam itu bisa tertutupi, Lalu bagaimana dengan para pelaku penyerangan itu ? Adakah perubahan yang mereka ciptakan dari apa yang mereka lakukan ? Beralih pada sisi lainya, apa yang menjadi alasan pelaku menyerang majalah Charlie Hebdo ? Apakah memang murni karena hal yang telah diasumsikan dan tertulis di awal ? Jika, Memang iya, Mengapa harus menggunakan cara kekerasan ?Sama seperti Charlie Hebdo seharusnya mereka (pelaku) harus siap dengan konsekuensinya.Iya, saya pribadi mengerti bahwa timbulnya penyerangan itu
  • 6. merupakan salah satu reaksi dari seseorang penganut agama ketika akidahnya dilecehkan.Tapi, pasti ada cara yang lebih baik dari itu. Karena apa yang dilakukan oleh pelaku akan berdampak buruk baik untuk dirinya sendiri maupun pada orang banyak, dalam hal ini nama baik umat Islam-lah yang terancam. Charlie Hebdo dan Tindakan Pelaku Charli Hebdo, Majalah yang berbasis di Paris, Perancis ini seringkali memuat beberapa karikatur Nabi Muhammad saw yang kemudian menimbulkan kemarahan publik khususnya umat Islam karena dianggap menistakan akidah Islam.Hal itu, mengindikaskan bahwa Charlie Hebdo tidak mempertimbangkan efek yang ditimbulkan dari ulah mereka sendiri. Diluar dari sengaja atau tidaknya Charlie Hebdo memuat hal itu, mereka haruslah belajar dari peristiwa yang terjadi.Karena kebijakan mereka sudah menyinggung hati publik terutama umat Islam. Walaupun apa yang dilakukan mereka atas alasan “Kebebasan Berekspresi”. “Persepsi Publik ditentukan tergantung dari bagaimana publik menilai sebuah fakta yang terjadi berdasarkan interpretasi individunya.Kadang publik menilai sesuatu dengan pertimbangan rasional dan terkadang hanya atas dasar perasaan belas kasih yang kemudian bermetamorfosis menjadi simpati dan dukungan yang luar biasa.” Demikian kata Firsan Nova : 2012 dalam bukunya, Republic Relations. Seringkali saya mendengar tentang “Islamfobia”, baik melalui tv, internet, surat kabar, bulletin dakwah dan media lainnya. Istilah kontroversial yang merujuk pada diskriminasi terhadap islam. Runnymede Trust seorang berkebangsaan inggris mendefinisikan islamfobia sebagai “rasa takut” dan kebencian terhadap islam termasuk semua Muslim. Istilah itu muncul karena Islam diduga seringkali memiliki keterkaitan dengan banyaknya kejadian terorisme yang terjadi, terutama pasca peristiwa 11 september 2001. Nah, Jika kita mengkaitkan metode penyerangan yang digunakan oleh pelaku dengan istilah “islamfobia”di atas. Maka saya berpendapat bahwa apa yang dilakukanoleh pelaku penyerangan itu akan mempertegas stempel bahwa “Islam adalah
  • 7. Teroris”, otomatis istilah “Islamfobia” akan menjadi stigma negatif yang akan melekat pada Islam. Lalu bagaimana jika pelakunya bukan orang islam ? Menurut saya akan sama lagi yaitu “stigma baru”. Tapi, itu kambali lagi pada pemberitaan media, apakah pelaku yang bukan beragama islam akan di blow-up atau tidak. Namun, dari pengamatan saya, Media “pro barat” cendrung memblow-up tragedi terorisme jika dalangnya diduga berkaitan dengan Islam. Akibatnya, nama baik Islam-lah yang terserang. Perang Merebut Simpati Publik “Jika perang pemasaran adalah bagaimana merebut pangsa pasar (market share), maka perang public relations adalah pertarungan merebut hati, empati, dan simpati publik.Mereka yang dapat meraih hati public akan memenangkan pertempuran.”Demikian ungkapan dari Firsan Nova dalam bukunya “Republic Relations”. So, Welcome to the era of public power. “Ini bukan hanya serangan terhadap rakyat perancis, ini serangan terhadap nilai-nilai dasar yang kita anut di Negara ini – Kebebasan berbicara, kebebasan berekspresi dan kebabsan pers.” Ungkap Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest kepada CNN, ia mengecam keras serangan itu. Marsudi yang menyandang gelar Doktor bidang Ekonomi Islam tersebut coba menganalisa, aksi serangan ke Charlie Hebdo dipicu oleh kegemaran memuat karya jurnalistik yang tidak mengindahkan kaidah toleransi. Tidak hanya karikatur Nabi Muhammad sebagai ikon Islam, di beberapa edisi lainnya Charlie Hebdo juga kedapatan menjadikan Paus sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sebagai muatan medianya dengan nada ejekan. (Republika.co.id, 12/1). Pihak pro Charlie Hebdo berusaha untuk membentuk persepsi publik bahwa penyerangan yang terjadi itu ialah penyerangan yang bukan hanya serangan terhadap rakyat perancis tapi juga serangan terhadap “Kebebasan Berekspresi” sebagai nilai-nilai dasar yang dianut. Sebaliknya, pihak yang kontra terhadap “Kebebasan Berekspresi” versi Charlie Hebdoakan berusaha mendapatkan dukungan publik atas dakwaan bahwa
  • 8. Charlie Hebdo telah melakukan penistaan terhadap Islam.Mudahnya seperti ini, Charlie Hebdo berusaha membentuk opini bahwa Penyerangan itu adalah penyerangan terhadap “Kebebasan Berekspresi”, sedangkan lawannya berusaha membentuk opini bahwa penyerangan itu diakibatkan oleh “Kebebasan Berekspresi” yang kebablasan. Menurut saya kedua belah pihak yang berseteru ini seperti melakukan pertaruhan. Jika, Charlie Hebdo kalah dalam pertarungan ini, reputasi dari majalah ini terancam memburuk alias memunculkan atau bahkan mengekspansi berlakunya stigma bahwa majalah ini ialah majalah yang gemar “mengejek” agama. Sementara itu, jika pihak yang kontra terhadap Charlie Hebdo kalah dalam pertempuran ini, maka persepsi publik dunia akan menganggap penistaan yang dituduhkan kepada majalah Charlie Hebdo itu termasuk dalam bagian “Kebebasan Berekspresi”. Artinya, penistaan yang dilakukan majalah itu masih wajar (benar) dimata publik. Dibalik pertempuran itu, nama Islam-lah sedang berada dibawah tekanan, karena pelaku serangan tersebut mengaku sebagai ekstrimis “Islam”. Maka, bisa kita prediksi bahwa “Islamfobia” akan semakin melekat jelas pada umat Muslim. Serangan itu berefek pada menguatkan kebencian publik dunia terhadap Islam. Sangat saya sayangkan pelaku penyerangan itu “make ngaku” dirinya sebagai ekstrimis Islam. Komparasi Kekuatan Dari penguasaan media dan dukungan dari banyak tokoh penting, saya rasa Charlie Hebdo menjadi pihak yang diuntungkan dalam konteks perang persepsi ini. Jika dibandingkan dengan pihak musuh (kontra Charlie Hebdo), kekuatannya tidak sebanding. Ibarat, Prajurit Tombak melawan Sniper, terlebih lagi pelaku penyerangan disinyalir sebagai ekstrimis “Islam”. Pertama, Charlie Hebdo menguasai media, hal itu mengindikasikan bahwa publisitas “Kebebasan Berekspresi” versi Charlie Hebdo dapat menutup dakwaan bahwa majalah itu telah melakukan penistaan terhadap Islam. Teori Agenda Settingsedang berjalan dan tentunya memberi keuntungan pada pihak majalah tersebut.Karena, intensitas pemberitaan tentang penyerangan itu ialah penyerangan terhadap “Kebebasan
  • 9. Berekspresi” yang tentunya sangat efektif dalam pertarungan ini. Lalu bagaimana dengan pihak lawannya ? Ya, mungkin kita masih sibuk dengan ancaman istilah “Islamfobia” itu. Kedua, simpati yang terus mengalir pada Charlie Hebdo jugadisebabkan oleh para tokoh penting yang mendukung Charlie Hebdo dengan alasan “Kebebasan Berekspresi”. Dukungan itu tentunya berdampak positif pada Charlie Hebdo, karena dukungan itu adalah alat seperti magnet yang dapat menyedot simpati publik dengan efektif. Silih Agung Wasesa dalam bukunya yang berjudul “Strategi Public Relations”(Membangun Pencitraan Berbiaya Minimal dengan Hasil Maksimal),Bila iklan bertindak sebagai pihak pertama (manajemen) yang memuji-muji diri sendiri, maka PR harus mampu memanfaatkan pihak ketiga untuk memuji pihak pertama. Maka bisa disimpulkan bahwa Charlie Hebdo, telah berhasil memanfaatkan pihak ketiga yaitu para tokoh penting seperti Presiden Perancis, Menteri Dalam Negeri Perancis, Kanselir Jerman, bahkan Presiden AS ikut memihak pada majalah tersebut, dengan alasan “Kebebasan Berekspresi”. Lalu, bagaimana dengan pihak lawannya ?adakah tokoh-tokoh besar terutama penguasa Muslim yang bersuara berkaitan dengan peristiwa ini ? Seperti sembunyi, enggan bersuara, atau bahkan takut “bekoar” ? Atau mungkin dukungan itu tidak terekspose media ?atau medialah yang dengan sengaja menutupi dukungan itu dan tidak dipublikasikan, demi menghambat perlawanan ? Timbulah pertanyaan dibenak saya, kemanakah media-media yang independen itu ? Media sekarang seakan larut dengan seni propaganda-propaganda akut, Ironis. Jika peristiwa ini dibiarkan begitu saja, itu artinya sama saja dengan mengiyakan “Kebebasan Berekspresi” versi Charlie Hebdoitu sehingga hal itu akan menguatkan stigma “Islamfobia” itu.Tapi, harus bagaimana lagi ?“Amunisi”-nya seakan tak mampu intens melawan “Infantri” mereka (Charlie Hebdo). Jadi, dari banyak keunggulan yang ada pada pihak Charlie Hebdo itu, kita bisa melihat kekuatan yang dimilikinya dalam battle of opinions dengan pihak yang kontra
  • 10. terhadap “Kebebasan Berekspresi” mereka.Charlie Hebdo, menguasai point penting yaitu : Publisitas Media dan Dukungan (yang terekspose media) dari banyak tokoh- tokoh penting eropa bahkan dunia. Segera Berubah! Semuanya harus segera berubah, tidak ada lagi “Kebebasan Berekspresi” ala Charlie Hebdo yang menyakiti perasaan atau menimbulkan ketersinggungan pada suatu pihak. Tidak adalagi reaksi berlebihan seperti mengambil aksi “sok” kuat yang bersifat merusak apalagi sampai menelan korban jiwa. Selain dikenai ancaman hukum, pelaku juga telah mencoreng nama Islam, karena pelaku sendiri menggunakan topeng Islam dalam melancarkan serangan itu. Entah, berita itu benar atau tidak, The Current Image- nya adalah Islamfobia akan semakin menggema. Tidak ada lagi aksi provokatif berupa penistaan terhadap agama seperti “Kebebasan Berekspresi” versi Charlie Hebdo yang justru didukung oleh pemerintah Perancis dan dibenarkan oleh Mahkamah Agung Perancis, Aksi itu sudah jelas-jelas bisa memicu kemarahan pada diri seorang pemeluk agama jika merasa akidahnya dilecehkan. Kemana media yang memberitakan dengan berimbang ? Kenapa hal yang diasumsikan sebagai penyebab terjadinya penyerangan itu seakan disembunyikan ? Atau mungkin saya yang tidak mendengar pemberitaannya ? entahlah. Tapi yang jelas, pemberitaannya terkesan menonjolkan sisi bahwa penyerangan itu adalah penyerangan yang tidak hanya pada rakyat tapi juga terhadap “Kebebasan Berkespresi” entah kebebasan apa yang dimaksudkan oleh mereka. Mestinya aksi-aksi provokatif Charlie Hebdo pantas dipertanyakan juga, karena aksi tersebut disinyalir sebagai penyebab terjadinya penyerangan yang terjadi di Perancis itu.