SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 24
Descargar para leer sin conexión
PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
      FORMULA HANDAL UNTUK PERCEPATAN
                REFORMASI BIROKRASI



         KERTAS KERJA PERORANGAN (KKP)




                 COKY FAUZI ALFI, S.E.
                 NIP. 197607242010121002




     KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN
             DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
                            2012
LEMBAR PENGESAHAN




Judul                : Pegawai Negeri Sipil Sebagai Agen Perubahan Formula Handal
                      Untuk Percepatan Reformasi Birokrasi

Penyusun             : Coky Fauzi Alfi, S.E.

NIP                  : 197607242010121002

Instansi             : Politeknik Negeri Sriwijaya

Nomor Absen          : 38 (tiga puluh delapan)




                                               Inderalaya, 5 Mei 2012
                                               Peserta Diklat Prajabatan Golongan III
                                               Tahun 2012




                                               Coky Fauzi Alfi, S.E.
                                               NIP. 197607242010121002


Telah Diperiksa dan Disetujui
Penanggung Jawab Bidang Akademik




Syafriana, M.Pd.
NIP. 19610303 197912 2 001
PENGANTAR




Alhamdulillah, rasa syukur semata Penulis persembahkan untuk Allah Subhanahu Wa
Ta'ala atas segala kasih dan kemurahan-Nya yang akhirnya dapat menyelesaikan
dengan baik tulisan yang berjudul ”Pegawai Negeri Sipil Sebagai Agen Perubahan
Formula Handal Untuk Percepatan Reformasi Birokrasi”. Tulisan ini merupakan
tugas, yang disebut Kertas Kerja Perorangan (KKP), yang menjadi salah satu syarat
kelulusan bagi Peserta Diklat Prajabatan Golongan III Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2012 yang diadakan di Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (LPMP Provinsi Sumsel) pada 15 April
sampai dengan 8 Mei 2012.

Penulis berhasil menyelesaikan tulisan ini karena adanya arahan, dukungan, kesempatan
dan fasilitasi dari berbagai pihak seperti Penanggung Jawab Bidang Akademik (PJBA)
LPMP Provinsi Sumsel, Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya beserta seluruh
jajarannya, para Fasilitator dan Panitia serta seluruh rekan Peserta Diklat Prajabatan
Golongan III. Oleh karena itu Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada mereka.

Akhir kata, Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para Pembaca.
Penulis memohon maaf dan menerima kritikan atau saran jika para Pembaca
menemukan kekurangan atau ketidaksempurnaan pada tulisan ini. Terima kasih.




                                                          Inderalaya, 5 Mei 2012

                                                          Penulis

                                                          Coky Fauzi Alfi, S.E.
                                                          NIP. 197607242010121002




                                                                                   iii
DAFTAR ISI




Sampul ..........................................................................................................      i
Lembar Pengesahan ......................................................................................              ii
Pengantar ......................................................................................................     iii
Daftar Isi .......................................................................................................   iv

BAB I          Pendahuluan .................................................................................          1
               A. Latar Belakang ........................................................................             1
               B. Tujuan .....................................................................................        2
               C. Ruang Lingkup ........................................................................              3

BAB II         Gambaran Keadaan ......................................................................                4

BAB III Alternatif Mengatasi Masalah dan Rencana Tindak .....................                                         9
        A. Pengertian Agen Perubahan ....................................................                             9
        B. Teknik Perubahan Diri ............................................................                        11
        C. Cara Menjadi Agen Perubahan ...............................................                               13
        D. Analisa ...................................................................................               15
        E. Rencana Tindak .....................................................................                      16

BAB IV Kesimpulan dan Saran .................................................................                        19
       A. Kesimpulan ............................................................................                    19
       B. Saran ......................................................................................               19

Daftar Pustaka ............................................................................................          20




                                                                                                                      iv
BAB I
                                 PENDAHULUAN




A. Latar Belakang

Terdapat tiga peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia yang terjadi pada bulan Mei.
Pertama, pada 2 Mei 1889 lahir seorang bayi di Yogyakarta bernama Raden Mas
Soewardi Soerjaningrat yang kelak terkenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Ia
adalah pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di zaman penjajahan Belanda.
Melalui Perguruan Taman Siswa yang didirikannya, Ia mencoba lakukan sebuah
perubahan. Para pribumi jelata boleh bersekolah di Perguruan Taman Siswa sehingga
mempunyai kesempatan yang sama dalam pendidikan dengan para priyayi maupun
orang-orang Belanda. Tanggal kelahiran Soewardi Soerjaningrat selanjutnya diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional dan semboyan ciptaannya, tut wuri handayani,
menjadi slogan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kedua, ketika sejumlah pemuda Indonesia antara lain Sutomo, Soekarno, Tjipto
Mangunkusumo dan Soewardi Soerjaningrat ingin mengubah kondisi negerinya.
Mereka berusaha membangkitkan rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan
nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan ibu pertiwi. Mereka
coba berjuang dengan cara selain perang, yaitu melalui politik etis dengan mendirikan
organisasi politik bernama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Selanjutnya, tanggal
berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Ketiga, saat runtuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa lebih dari tiga dasawarsa
pada 21 Mei 1998. Saat itu, jutaan anak bangsa menuntut terjadinya sebuah perubahan
besar   dan   mendasar   dalam    kehidupan   berbangsa   dan   bernegara.   Pemuda




                                                                                   1
dan mahasiswa yang menjadi pelopornya. Peristiwa pada 21 Mei 1998 itu kemudian
disepakati sebagai waktu mulainya Orde Reformasi.

Dari uraian singkat tiga peristiwa bersejarah di atas, Penulis menemukan sebuah kata
kunci yang sama yaitu perubahan. Perubahan yang dipelopori dan dimotori oleh seorang
atau sejumlah orang. Pada masa kini, mereka sering disebut sebagai Agen Perubahan
(Agent of Changes).

Siapapun dapat menjadi Agen Perubahan, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sampai saat ini karakter PNS yang mengutamakan pelayanan kepada publik (public
service) masih jauh dari seperti yang diharapkan. Pola pikir positif PNS semakin hari
semakin tergerus dan pola pikir negatif PNS semakin lama malahan semakin
mengkristal menjadi kebiasaan. Dari kenyataan tersebut, Penulis melalui tulisan yang
sederhana ini ingin mengajukan sebuah formula baru dalam melakukan perubahan
sosial di lingkungan kerja PNS. Perubahan yang dimulai dari tataran pola pikir hingga
rencana aksi.

Berdasarkan data Badan Kepegawaian Nasional (BKN) menunjukan bahwa jumlah PNS
secara nasional sampai akhir tahun 2011 mencapai 4,6 juta orang. Jika setiap dari
mereka mau berkomitmen dan konsisten melakukan peran sebagai seorang Agen
Perubahan, Penulis yakin perubahan pada sistem birokrasi seperti yang dicita-citakan
oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 akan cepat dan mudah terwujud.




B. Tujuan

Penulis menetapkan tiga tujuan dari tulisan ini yaitu:

1.   Memenuhi salah satu syarat kelulusan dari Diklat Prajabatan Golongan III
     Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012.
2.   Ingin turut memberikan sumbangan pikiran, yang mungkin kelak dapat dikaji lebih
     jauh, perihal peran dan potensi PNS sebagai Agen Perubahan;


                                                                                   2
3.   Mencoba memotivasi Pembaca, terutama yang berstatus PNS, untuk mau menjadi
     Agen Perubahan;




C. Ruang Lingkup

Penulis membatasi lingkup pembahasan dari tulisan ini pada empat hal yaitu:

1.   Menjelaskan hubungan konsep antara pola pikir PNS dengan Agen Perubahan;
2.   Menjelaskan tahapan menjadi Agen Perubahan;
3.   Menganalisa    kekuatan     (strengths),   kelemahan    (weaknesses),    peluang
     (opportunities) dan ancaman (threats) dari formula PNS Sebagai Agen Perubahan;
4.   Menjelaskan rencana aksi (action plan) seorang Agen Perubahan dengan fokus
     utama   pada   Percepatan   Pemberantasan    Korupsi,   Pelayanan    Prima   dan
     Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance).




                                                                                      3
BAB II
                           GAMBARAN KEADAAN




Perubahan. Sebuah kata yang mudah sekali diucapkan namun alih-alih sulit
dilaksanakan. Ternyata, setelah 12 tahun Orde Reformasi berlangsung, upaya rakyat
Indonesia untuk berubah agar menjadi lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara masih belum maksimal jika dianalisa mulai dari proses maupun hasilnya.
Dalam hal ini termasuk berbagai usaha Pemerintah yang sedang melaksanakan
perubahan pada seluruh aspek birokrasi juga seolah-olah berjalan di tempat.

Upaya perubahan sistem dan struktur organisasi pemerintahan atau yang terkenal
dengan nama reformasi birokrasi memang sedang dilakukan Pemerintah. Sedikitnya
melalui lima regulasi yang mengakomodir semangat reformasi birokrasi, yaitu:

1.   Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
     Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2.   Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
     Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
3.   Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
4.   Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand
     Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;
5.   Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
     Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 –
     2014.

Sedangkan dari sisi kualitas PNS secara orang per orang. Dengan sangat mudah
ditemukan fakta bahwa perubahan pola pikir negatif maupun kebiasaan buruk PNS
berlangsung begitu lamban. Masih banyak sekali PNS yang tetap mempertahankan pola
pikir negatif dan kebiasaan lama yang nyata-nyata bertentangan dengan tuntutan
                                                                               4
masyarakat kini. Mungkin mereka sudah terlalu nyaman berada pada zona status quo
sejak dahulu sehingga begitu enggan dan malas untuk berubah.

Salah satu contoh kebiasaan buruk yang paling sering dilakukan PNS adalah dalam hal
penerapan waktu masuk dan pulang kerja. Banyak PNS yang sering terlambat saat
masuk kerja dan selalu pulang lebih cepat dari jadwal jam kerja yang sudah ditetapkan.
Karena kerap dilakukan dan tidak dipermasalahkan oleh Atasan maka praktik seperti itu
kemudian seolah menjadi tradisi yang “diperkenankan” dan atau “dimaklumkan.”

Beberapa contoh pola perilaku negatif PNS yang lain yaitu:

1.     Mendahulukan         kepentingan       pribadi,   golongan     atau    kelompok        termasuk
       kepentingan Atasannya ketimbang kepentingan publik;
2.     Adanya perilaku malas dalam mengambil inisiatif di luar peraturan;
3.     Kuatnya menunggu petunjuk dari Atasannya;
4.     Sikap acuh tak acuh terhadap keluhan masyarakat atau publik;
5.     Lamban atau bahkan mempersulit dalam memberikan pelayanan pada publik;
6.     Kurang berminat dalam mensosialisasikan berbagai peraturan kepada masyarakat.

Uraian kondisi di atas dapat dibuatkan ilustrasi diagramnya sebagai berikut.

                                         REFORMASI BIROKRASI


              SISTEM ORGANISASI                                          KARAKTER PNS


           PERUBAHAN SEDANG TERJADI                           PERUBAHAN LAMBAN TERJADI
     Adanya sejumlah regulasi yang mengatur sistem       Banyak    sekali dari     PNS     yang    tetap
     organisasi pemerintahan sesuai dengan semangat      mempertahankan pola pikir negatif dan kebiasaan
     reformasi birokrasi                                 lama yang buruk.




                                                Gambar 2.1

Jangan membiarkan kondisi seperti pada Gambar 2.1 terlalu lama. Masalah tersebut
harus ditangani segera. Karena sebaik apapun perubahan sistem organisasi namun tidak
disertai oleh perubahan karakter atau kebiasaan sumber daya manusianya maka upaya
perubahan tersebut akan sia-sia saja. Seluruh usaha reformasi birokrasi akan terancam
gagal total jika karakter dan perilaku buruk PNS tidak bisa berubah dan atau diubah.
                                                                                                           5
Sesungguhnya PNS sudah memiliki kriteria pola pikir ideal yang menjadi acuan dalam
penilaian periodik. Dikenal dengan sebutan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP3) yang terdiri atas delapan norma-norma sikap perilaku yaitu kesetiaan, prestasi
kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan.
Sayangnya, kedelapan pola pikir ideal tersebut hanya untuk pemenuhan syarat penilaian
administrasi formal saja, tidak lebih.

Upaya mengubah pola pikir negatif dan perilaku buruk PNS juga masuk dalam Road
Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 (Permenpan No 20 Th. 2010) yang dimotori oleh
Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB).
Kemenpan & RB menyebutnya sebagai Program Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 Pada
Tingkat Mikro yang bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten dari
sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu
atau unit kerja di dalamnya untuk menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran
reformasi birokrasi.

Kemenpan & RB mengharapkan pada tingkatan mikro terbentuk sebuah tim
Manajemen Perubahan atau dikenal dengan nama tim Reformasi Birokrasi Internal
(RBI) di setiap instansi pemerintah. Tim tersebut bertugas untuk menyusun strategi
manajemen perubahan dan strategi komunikasi di instansinya serta membangun
komitmen, partisipasi dan perubahan perilaku pada individu seperti yang diinginkan.

Sayangnya, belum semua instansi pemerintah membentuk tim RBI. Sedangkan bagi
instansi pemerintah yang sudah membentuk tim RBI ternyata masih belum maksimal
hasil kerjanya. Kerja tim RBI masih terfokus dan sibuk pada perubahan struktur hirarki
organisasi dan masih menunda untuk membenahi pola pikir dan budaya kerja individu-
individunya.

Selain membentuk tim RBI, cara lain yang dipakai Kemenpan & RB untuk melakukan
perubahan pola pikir negatif dan budaya kerja yang buruk PNS adalah dengan
memberikan tunjangan kinerja dan remunerasi. Tunjangan kinerja berbeda makna dan
tujuan dengan remunerasi. Tunjangan kinerja merupakan fungsi dari keberhasilan
pelaksanaan reformasi birokrasi atas dasar kinerja yang telah dicapai oleh seseorang
individu pegawai. Sedangkan remunerasi adalah semua bentuk imbalan yang diterima
pegawai atas kontribusi yang diberikannya kepada organisasi.

                                                                                      6
Pro dan kontra terjadi di masyarakat mengenai pemberian tunjangan kinerja dan
remunerasi ini. Kelompok yang pro meyakini bahwa pemberian insentif tersebut dapat
memotivasi PNS untuk mengubah pola pikir negatif dan budaya kerjanya yang buruk.
Sedangkan kelompok yang kontra menyayangkan pemberian insentif itu karena akan
semakin “membebani” Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengingat
jumlah PNS di seluruh Indonesia yang mencapai 4,6 juta orang. Bayangkan, berapa
dana APBN yang harus terus dikucurkan untuk pemberian insentif itu? Alasan lainnya,
banyak yang tidak percaya bahwa pola pikir negatif dan budaya kerja buruk PNS dapat
berubah. Ibarat penyakit yang sudah dalam kondisi stadium empat dan akut. Walaupun
diterapkan berbagai cara, pasti tidak akan pernah berhasil jadi percuma saja. Contoh
yang nyata yaitu munculnya kasus korupsi yang terjadi di Direktorat Jenderal Pajak
Kementerian Keuangan yang malah sudah lebih dulu menerapkan tunjangan kinerja dan
remunerasi.

Dari sekian banyak kebijakan tersebut, Penulis menganggap masih perlu mencari
alternatif cara lain yang lebih efektif dan cepat untuk mendorong perubahan pola pikir
negatif dan budaya kerja buruk PNS. Namun bukan artinya cara-cara yang sudah ada
tadi dihentikan pelaksanaan. Cara alternatif ini lebih bersifat komplementer yaitu hanya
menambah atau saling mengisi dengan metode yang sudah ada.

Secara sistematis Penulis dapat mengambarkannya dalam sebuah diagram seperti
berikut ini.


                     PERUBAHAN POLA PIKIR DAN POLA KERJA PNS


       MANAJEMEN             TUNJANGAN         DAFTAR PENILAIAN         ALTERNATIF-
  PERUBAHAN/REFORMASI        KINERJA DAN       PELAKSANAAN              ALTERNATIF
    BIROKRASI INTERNAL       REMUNERASI        PEKERJAAN (DP3)
          (RBI)


                                      Gambar 2.2

Penulis coba menawarkan sebuah alternatif, yaitu mendorong atau memotivasi PNS
untuk menjadi seorang Agen Perubahan. Agen Perubahan adalah orang yang membantu
terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi berencana. Agen Perubahan
melakukan pengenalan dan penerapan inovasi agar kehidupan sosial di sekitarnya akan

                                                                                      7
mengalami kemajuan. Agen Perubahan juga selalu menanamkan sikap optimis demi
terciptanya suatu perubahan.

Jika 4,6 juta orang PNS menjadi sebagai atau berperan seperti Agen Perubahan, Penulis
yakin reformasi birokrasi akan sukses. Karena setiap PNS telah berhasil mengubah pola
pikir negatif dan budaya kerjanya yang buruk secara mandiri dengan penuh kesadaran.
Penjelasan lebih lanjut mengenai Agen Perubahan akan Penulis uraikan pada BAB III
Alternatif Mengatasi Masalah dan Rencana Tindakan.




                                                                                   8
BAB III
                  ALTERNATIF MENGATASI MASALAH
                            DAN RENCANA TINDAK




A. Pengertian Agen Perubahan

Kemampuan organisasi untuk bertahan hidup sangat ditentukan oleh kemampuan
organisasi untuk berubah, menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal
yang dihadapi atau menyesuaikan diri dengan perubahan potensial yang akan terjadi di
masa mendatang. Kemampuan organisasi untuk berkembang ditentukan oleh
kemampuan organisasi dalam menciptakan perubahan. Kemampuan organisasi untuk
berubah ditentukan oleh seberapa berdaya setiap individu melakukan perubahan.
Konsep pemberdayaan pegawai (employee empowerment) menjadi syarat untuk
membangun suatu organisasi yang mampu beradaptasi dengan cepat, bahkan dengan
cepat menciptakan perubahan untuk merespon perubahan lingkungan eksternal yang
telah terjadi atau potensial akan terjadi (Mulyadi, 1997).

Individu-individu yang sudah berdaya dan kemudian menciptakan perubahan disebut
Agen Perubahan. Ronald G. Havelock merumuskan bahwa Agen Perubahan adalah
orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau melakukan suatu inovasi
berencana. (Havelock, 1973:5)

Menurutnya, Agen Perubahan dapat berlaku seperti katalisator (a catalyst) yang
berkarakter mempercepat dalam penyelesaian tugas kerja, atau seperti pemberi solusi (a
solution giver) yang selalu memberikan solusi untuk setiap kendala, atau seperti
kontributor aktif (a process helper) yang selalu memberikan kontribusi maksimal pada
setiap proses kerja, dan atau seperti penghubung informasi (a resource linker) yang
mempunyai akses berharga atau mengetahui data dan informasi berguna yang
membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas kerja. (Havelock, 1973:7)
                                                                                    9
Agent of                                   Agent of
                  Changes as                                 Changes as a
                   a Catalyst                               Solution Giver

                                       Agent of
                                       Changes

                   Agent of                                    Agent of
                 Changes as a                                Changes as a
                Resource Linker                             Process Helper




                                       Gambar 3.1

Terdapat tiga unsur utama penggerak perubahan yaitu:

1.   Sponsor
     Yaitu orang atau organisasi yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
     melakukan perubahan. Beberapa contoh kegiatan dari Sponsor antara lain:
     a.   Memahami perubahan yang dibuat, seperti:
          • Mengetahui keadaan masa datang yang dikehendaki;
          • Menentukan batas-batas perubahan, fleksibilitas;
          • Gambaran proses perubahan: struktur, proses, orang, budaya;
          • Keahlian dan kemampuan yang perlu dimiliki.
     b.   Mengelola sumber daya, seperti:
          •    Menaksir kebutuhan biaya dan waktu untuk perubahan;
          •    Menyediakan biaya, waktu dan fasilitas atau sumber daya lain;
          •    Menyelenggarakan pelatihan dan imbalan.
     c.   Komunikasi dengan orang yang terlibat, seperti:
          •    Memahami perubahan pada orang yang terlibat;
          •    Menjelaskan perubahan yang akan dilakukan;
          •    Mendengarkan keluhan, mendorong, menasehati orang yang terlibat.
2.   Champion
     Yaitu orang atau organisasi yang membuat rencana dan pendukung utama
     perubahan. Beberapa contoh dari tindakan yang dilakukan Champion antara lain:
     •    Harus dapat mempengaruhi senior staf dan rekan sejawat;
                                                                                     10
•   Menginisiasi perubahan dan mengambil tanggung jawab;
     •   Memimpin dan memotivasi Player bahwa program akan terlaksana;
     •   Menentukan kebutuhan apa yang perlu diubah dikaitkan dengan budaya,
         struktur dan proses dalam institusi;
     •   Menilai bidang mana yang akan ada hambatan;
     •   Mendengar orang, menasehati, melatih dan mengembangkan team;
     •   Memonitor kemajuan proses perubahan.
3.   Player
     Orang yang sehari-hari mengerjakan perubahan.

Hubungan antara Sponsor – Champion – Player dapat digambar seperti diagram di
bawah ini.




                                        SPONSOR

                         COMMAND                    DIRECT


                                       CHAMPION
                         LEAD                       MANAGE




                                         PLAYER

                                MAKE CHANGE HAPPEN

                                       Gambar 3.2




B. Teknik Perubahan Diri

Sebelum seorang PNS melakukan peran sebagai Agen Perubahan, sudah seharusnya
PNS tersebut berhasil lebih dulu menjalankan perubahan terhadap diri sendiri. Beberapa
teknik perubahan yang dapat digunakan antara lain teknik pertanyaan kritis, teknik
afirmasi dan visualisasi, teknik hipnoterapi, teknik Neuro Linguistic Programming
(NLP) serta teknik EFT (Emotional Freedom Therapy).


                                                                                   11
Penulis tidak akan menguraikan lagi teknik-teknik perubahan seperti yang disebutkan di
atas. Karena semua penjelasan tentang hal itu telah dipaparkan secara jelas pada Bahan
Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III berjudul Pola Pikir Pegawai Negeri Sipil
yang disusun oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Penulis memilih untuk mengetengahkan alternatif lain
dari teknik perubahan diri yang penerapannya lebih mudah, sederhana dan efektif, yaitu
teknik kontemplasi atau perenungan atau muhasabah atau ESQ technique.

Berikut tahapan-tahapan teknik kontemplasi yaitu:

1.   Mengenali tujuan hidup (konsep diri manusia);
2.   Melakukan kontemplasi;
3.   Mengevaluasi diri;
4.   Mengenali sifat baik dan buruk diri;
5.   Membersihkan hati (qolbu);
6.   Membuang sifat yang buruk;
7.   Membuat komitmen pada sifat yang baik;
8.   Terus menerus melakukan perbaikan.

Sesungguhnya kunci sukses dari semua teknik perubahan diri adalah ketika berhasil
membersihkan kotoran hati atau sifat buruk yang kontra produktif dengan tujuan hidup.


             Mengenali                 Melakukan             Mengevaluasi
            tujuan hidup              kontemplasi                diri




                                                            Mengenali sifat
             Membuang                Membersihkan
                                                            baik dan buruk
          sifat yang buruk              hati
                                                                  diri




               Membuat               Terus menerus
           komitmen pada               melakukan
            sifat yang baik            perbaikan


                                      Gambar 3.3
                                                                                   12
C. Cara Menjadi Agen Perubahan

Setiap orang bisa menjadi Agen Perubahan. Syaratnya, punya komitmen dan konsisten
menjalaninya. Apalagi seorang PNS yang memiliki peran dan fungsi strategis di
masyarakat, Penulis merasa sudah seharusnya semua PNS berani dan mau menyatakan
komitmen dan konsisten untuk menjadi Agen Perubahan.

Untuk menjadi seorang Agen Perubahan, terdapat lima tahapan yang dilalui yaitu:

1.    Menyatakan komitmen untuk melakukan sebuah perubahan;
2.    Melakukan perubahan pada diri sendiri;
3.    Mengaplikasikan empat macam perilaku Agen Perubahan yaitu sebagai katalisator
      (a catalyst), pemberi solusi (a solution giver), kontributor aktif (a process helper)
      dan penghubung informasi (a resource linker);
4.    Menyesuaikan posisi jabatan formal atau informal dengan salah satu fungsi dari
      tiga unsur penggerak perubahan yaitu Sponsor, Champion dan Player;
5.    Konsisten untuk melakukan perbaikan.




                                    Catalyst,       Sponsor,
                  Perubahan      Solution Giver,   Champion                     Agen
     Komitmen                    Process Helper                Konsisten
                     Diri         dan Resource        atau                   Perubahan
                                     Linker          Player




                                          Gambar 3.4

Setelah seorang Agen Perubahan telah mampu konsisten menjalankan perannya maka
tahapan selanjutnya adalah mengajak, memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar
juga mau menjadi Agen Perubahan. Terdapat beberapa teknik mempengaruhi (influence
tactics) yang sudah diformulasikan secara ilmiah menjadi sebuah metode. Salah satunya
yang terkenal yaitu metode Influence Behavior Questionaire (IBQ). Suatu metode yang
dikembangkan oleh peneliti bernama Gary Yukl, seorang Profesor di Universitas
Albany di Amerika Serikat.

                                                                                        13
Metode IBQ memformulasikan sembilan strategi dan teknik mempengaruhi orang lain
(Yukl, 1992), yaitu:

1.   Rational Persuasion Tactics

     Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan
     rasional.

2.   Inspiration Appeals Tactics

     Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa
     antusias dan semangat dari orang lain.

3.   Consultation Tactics

     Adalah siasat dengan meminta orang lain untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
     yang diagendakan.

4.   Ingratiation Tactics

     Adalah suatu siasat dengan membuat hati orang lain senang dan nyaman dahulu,
     sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya.

5.   Personal Appeals Tactics

     Adalah suatu siasat mempengaruhi orang lain dengan landasan hubungan
     persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya.

6.   Exchange Tactics

     Mirip dengan Personal Appeal Tactics namun sifatnya adalah bukan karena
     hubungan personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran
     pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dan sebagainya.

7.   Coalition Tactics

     Adalah suatu siasat dimana terjadi koalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk
     melakukan proses mempengaruhi.




                                                                                   14
8.   Pressure Tactics

     Adalah suatu siasat mempengaruhi orang lain dengan peringatan ataupun ancaman
     yang menekan.

9.   Legitimizing Tactics

     Adalah suatu siasat dengan menggunakan otoritas dan kedudukan atau jabatan atau
     status sosial untuk mempengaruhi orang lain.




D. Analisa

Penulis akan menganalisa formula PNS Sebagai Agen Perubahan dengan menggunakan
metode analisa SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Analisis
SWOT adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) terhadap suatu
keputusan.

 Analisa Formula PNS Sebagai Agen Perubahan dengan Metode Analisis SWOT

          Evaluasi                                       Uraian
 Kekuatan (strengths)         •   Kesadaran tentang perubahan pola pikir negatif dan
                                  budaya kerja yang buruk berasal dari diri sendiri atau
                                  tidak dipaksakan sehingga perubahan akan lebih
                                  sungguh-sungguh dilakukan;
                              •   Setiap orang dapat menjadi Agen Perubahan karena
                                  mudah prosesnya.
 Kelemahan (weaknesses)       •   Sosialisasi tentang Agen Perubahan masih minimal
                                  sehingga banyak PNS yang belum mengetahui
                                  tentang formula ini.
 Peluang (opportunities)      •   Jika 4,7 juta PNS di seluruh Indonesia dapat
                                  berperan sebagai Agen Perubahan maka program
                                  reformasi birokrasi akan sukses.
 Ancaman (threats)            •   Tidak memperoleh insentif (uang) ketika menjadi
                                  Agen Perubahan sehingga PNS belum tentu bersedia.

                                                                                      15
Dari analisa SWOT, Penulis mengidentifikasi bahwa terdapat kelemahan dan ancaman
terhadap formula PNS Sebagai Agen Perubahan. Perihal kelemahan, “Sosialisasi
tentang Agen Perubahan masih minimal sehingga banyak PNS yang belum mengetahui
tentang formula ini,” dapat diselesaikan dengan cara meningkatkan frekuensi
penyebaran informasi tentang pengertian Agen Perubahan melalui berbagai media
informasi. Sedangkan mengenai ancaman, “Tidak memperoleh insentif (uang) ketika
menjadi Agen Perubahan sehingga PNS belum tentu bersedia,” dapat diatasi dengan
cara menumbuhkan rasa bangga pada PNS apabila mereka bisa memberi kontribusi
penting dalam proses perubahan sosial di masyarakat. Apabila rasa bangga sudah
tumbuh maka insentif berupa uang sudah tidak diperlukan lagi.




E. Rencana Tindak

Tugas utama seorang Agen Perubahan adalah membantu terlaksananya suatu perubahan
sosial di lingkungan kehidupannya. Agen Perubahan menunjukkan aksi nyata bukan
hanya retorika. Oleh karena itu, ketika Penulis berkomitmen untuk menjadi seorang
Agen Perubahan maka sudah seharusnya diikuti dengan suatu rencana aksi atau tindak
(action plan) yang terukur agar tujuan perubahan sosial terwujud.

Terdapat tiga fokus utama dari rencana aksi yang akan dilakukan yaitu Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik (Good
Governance). Berikut adalah tabel uraian rencana aksi yang akan dilakukan.

I.   Rencana Aksi: Percepatan Pemberantasan Korupsi

      Agen Perubahan                           Uraian Rencana Aksi
Sebagai Catalyst              • Mempercepat sosialisasi tentang bagaimana cara
                                 melaporkan sebuah dugaan tindak pidana korupsi
                                 (tipikor) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebagai Solution Giver        • Menjelaskan secara sistematis mengenai pengertian
                                 tipikor kepada rekan-rekan kerja.
Sebagai Process Helper        • Berperan aktif pada semua aktivitas yang bertujuan
                                 untuk pemberantasan korupsi. Seperti gerakan untuk
                                 membudayakan kejujuran dalam bekerja.

                                                                                    16
Sebagai Resource Linker     • Menghubungi       KPK     untuk    minta    dikirimkan
                                 sejumlah Buku Saku Anti Korupsi yang akan
                                 dibagikan di tempat kerja.



 II.   Rencana Aksi: Pelayanan Prima

        Agen Perubahan                         Uraian Rencana Aksi
  Sebagai Catalyst            • Mempercepat      penyelesaian     segala   permohonan
                                 pelayanan (internal dan eksternal) sebelum batas
                                 waktu yang ditetapkan.
  Sebagai Solution Giver      • Mengajukan konsep pelayanan secara terpadu (satu
                                 atap atau satu pintu) bagi unit-unit kerja yang terkait
                                 dalam proses atau menghasilkan satu produk
                                 pelayanan.
  Sebagai Process Helper      • Berperan aktif dalam membudayakan pelayanan
                                 prima di lingkungan kerja.
  Sebagai Resource Linker     • Memberitahu secara lengkap dan jelas kepada
                                 pelanggan tentang informasi persyaratan, prosedur,
                                 biaya tarif pelayanan dan batas waktu penyelesaian
                                 pelayanan.



III.   Rencana Aksi: Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance)

        Agen Perubahan                         Uraian Rencana Aksi
  Sebagai Catalyst            • Mempercepat        penyediaan      media     pelayanan
                                 pengaduan pelanggan di instansi kerja seperti kotak
                                 saran dan website.
  Sebagai Solution Giver      • Menanggapi keluhan pelanggan jika merasa tidak
                                 puas terhadap layanan yang ada.
  Sebagai Process Helper      • Berperan aktif dalam membudayakan 8 (delapan)
                                 prinsip Kepemerintahan Yang Baik di instansi kerja,
                                 yaitu:


                                                                                      17
1) Prinsip Partisipasi;
                            2) Prinsip Supremasi Hukum;
                            3) Prinsip Transparansi;
                            4) Prinsip Ketanggapan;
                            5) Prinsip Berorientasi Konsensus;
                            6) Prinsip Kesetaraan dan Inklusivitas;
                            7) Prinsip Efektivitas dan Efisiensi;
                            8) Prinsip Akuntabilitas
Sebagai Resource Linker   • Menyebarkan informasi di instansi kerja tentang
                            contoh-contoh penerapan Kepemerintahan Yang
                            Baik di Indonesia.




                                                                         18
BAB IV
                        KESIMPULAN DAN SARAN




A. Kesimpulan

Peran Agen Perubahan bertujuan bukan untuk memberangus pola pikir positif PNS dan
menggantinya dengan pola pikir yang baru. Agen Perubahan hadir untuk melakukan
perubahan terhadap pola pikir negatif PNS agar menjadi positif serta mempercepat
terjadinya perubahan budaya kerja yang buruk agar menjadi baik.

Intisari dari Agen Perubahan adalah terciptanya aksi-aksi perubahan yang nyata dan
bukan hanya wacana. Agen Perubahan selalu melakukan empat macam aksi nyata untuk
menciptakan suatu perubahan di lingkungan sosialnya yaitu sebagai katalisator (a
catalyst), pemberi solusi (a solution giver), kontributor aktif (a process helper) dan
penghubung informasi (a resource linker).

Setelah dilakukan analisa ilmiah dengan menggunakan metode SWOT terhadap formula
PNS Sebagai Agen Perubahan, Penulis akhirnya mengambil kesimpulan bahwa Agen
Perubahan yang merupakan aplikasi dari konsep pemberdayaan pegawai (employee
empowerment) merupakan metode yang handal untuk melakukan percepatan perubahan
pola pikir negatif PNS menjadi positif dan budaya kerja yang buruk PNS menjadi baik.
Agen Perubahan juga akan memberi dampak besar yang positif untuk kesuksesan
reformasi birokrasi jika diaplikasikan pada Percepatan Pemberantasan Korupsi,
Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance).




B. Saran

Penulis hanya ingin menyampaikan sebuah saran yaitu bagi seluruh PNS sudah
seharusnya juga berperan sebagai seorang Agen Perubahan (Agent of Changes) selain
sebagai seorang Pelayan Publik (Public Service).



                                                                                   19
DAFTAR PUSTAKA




Mulyadi, Manajemen Perubahan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.12 No. 3
  Hal. 51-74, 1997.

Havelock, Ronald G., The Change Agent’s Guide to Innovation in Education,
  Educational Technology Publications, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1973.

G. A. Yukl dan J. B. Tracey, Consequences of Influence Tactics used with Subordinates,
  Peers, and the Boss, Journal of Applied Psychology,Vol. 77, Hal. 525-535, 1992.

Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Pola Pikir Pegawai Negeri Sipil,
  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Budaya Kerja Organisasi
  Pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Percepatan Pemberantasan
  Korupsi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Pelayanan Prima, Kementerian
  Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Kepemerintahan Yang Baik,
  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.




                                                                                    20

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnUu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnParja Negara
 
1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensi1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensiMikhail Rasyid
 
Bahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptx
Bahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptxBahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptx
Bahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptxdeliindra1
 
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )Bayu Wahyudi
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-temanna #LABEDDU
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefTri Widodo W. UTOMO
 
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-temanna #LABEDDU
 
Pengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance IndexPengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance IndexDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Assessment individu berdasarkan kompetensi
Assessment individu berdasarkan kompetensiAssessment individu berdasarkan kompetensi
Assessment individu berdasarkan kompetensipracoyo cipto nugroho
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Sujatmiko Wibowo
 
22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptx
22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptx22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptx
22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptxWardatulJamilah1
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Ridho Fitrah Hyzkia
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset 93220872
 

La actualidad más candente (20)

Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen PerencanaanMekanisme dan Dokumen Perencanaan
Mekanisme dan Dokumen Perencanaan
 
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnUu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
 
1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensi1.02 komitmen terhadap kompetensi
1.02 komitmen terhadap kompetensi
 
Bahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptx
Bahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptxBahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptx
Bahan Paparan - DIY 21 Febr 2020 SYSTEM MERIT.pptx
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
 
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
 
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
 
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy BriefMenulis Policy Paper dan Policy Brief
Menulis Policy Paper dan Policy Brief
 
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
Agenda ii pkp-modul diagnosa organisasi-
 
Pengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance IndexPengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance Index
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Assessment individu berdasarkan kompetensi
Assessment individu berdasarkan kompetensiAssessment individu berdasarkan kompetensi
Assessment individu berdasarkan kompetensi
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
29. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
Penilaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi (New SPIP) pada Perguru...
 
22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptx
22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptx22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptx
22 Materi Sosialisasi Uji Kompetensi JF PK dan APK APBN (PER-4).pptx
 
pengukuran dan evaluasi kinerja
pengukuran dan evaluasi kinerja pengukuran dan evaluasi kinerja
pengukuran dan evaluasi kinerja
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset
 

Destacado

Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)Tri Widodo W. UTOMO
 
Agen pembaharuan (agent of change)
Agen pembaharuan (agent of change)Agen pembaharuan (agent of change)
Agen pembaharuan (agent of change)Adzani Nur Syamsina
 
Asn sebagai agent of change
Asn sebagai agent of changeAsn sebagai agent of change
Asn sebagai agent of changeRamliyanto
 
5000 role models of excellence project program overview
5000 role models of excellence project program overview5000 role models of excellence project program overview
5000 role models of excellence project program overviewBruce Douglas
 
Sk tim asesor penilaian
Sk tim asesor penilaianSk tim asesor penilaian
Sk tim asesor penilaianHidayat Spdi
 
Budaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintahBudaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintahMartin Darmasetiawan
 
prinsip keterbukaan dan benturan kepentingan
prinsip keterbukaan dan benturan kepentinganprinsip keterbukaan dan benturan kepentingan
prinsip keterbukaan dan benturan kepentingananak kepo
 
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...Noviyarti Badri
 
How To Be a Better Change Agent
How To Be a Better Change AgentHow To Be a Better Change Agent
How To Be a Better Change AgentAugie Ray
 
Becoming an Agent of Change in Your Organization v6
Becoming an Agent of Change in Your Organization v6Becoming an Agent of Change in Your Organization v6
Becoming an Agent of Change in Your Organization v6Beck Tench
 
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)Dea_tita
 
A Twelve Step Guide to Being a Change Agent
A Twelve Step Guide to Being a Change AgentA Twelve Step Guide to Being a Change Agent
A Twelve Step Guide to Being a Change AgentEric Hackathorn
 
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarahMemahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarahKHartoko
 
Tahapan Penelitian Sejarah by Nesya
Tahapan Penelitian Sejarah by NesyaTahapan Penelitian Sejarah by Nesya
Tahapan Penelitian Sejarah by Nesyavirginia yanesya
 
Zaman batu tua (palaeolitikum)
Zaman batu tua (palaeolitikum) Zaman batu tua (palaeolitikum)
Zaman batu tua (palaeolitikum) Ali Must Can
 
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...rahayu wullandari
 

Destacado (20)

Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
Peran Agen Perubahan (Agent of Change)
 
Agen pembaharuan (agent of change)
Agen pembaharuan (agent of change)Agen pembaharuan (agent of change)
Agen pembaharuan (agent of change)
 
Asn sebagai agent of change
Asn sebagai agent of changeAsn sebagai agent of change
Asn sebagai agent of change
 
Agen perubahan
Agen perubahanAgen perubahan
Agen perubahan
 
5000 role models of excellence project program overview
5000 role models of excellence project program overview5000 role models of excellence project program overview
5000 role models of excellence project program overview
 
Sk tim asesor penilaian
Sk tim asesor penilaianSk tim asesor penilaian
Sk tim asesor penilaian
 
Budaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintahBudaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintah
 
prinsip keterbukaan dan benturan kepentingan
prinsip keterbukaan dan benturan kepentinganprinsip keterbukaan dan benturan kepentingan
prinsip keterbukaan dan benturan kepentingan
 
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...
Pedoman Monitoring dan Evaluasi Reformasi Birokrasi, Draf Presentasi, Noviyar...
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
 
How To Be a Better Change Agent
How To Be a Better Change AgentHow To Be a Better Change Agent
How To Be a Better Change Agent
 
Becoming an Agent of Change in Your Organization v6
Becoming an Agent of Change in Your Organization v6Becoming an Agent of Change in Your Organization v6
Becoming an Agent of Change in Your Organization v6
 
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
Materi 2 (konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia)
 
Etika Bisnis
Etika BisnisEtika Bisnis
Etika Bisnis
 
A Twelve Step Guide to Being a Change Agent
A Twelve Step Guide to Being a Change AgentA Twelve Step Guide to Being a Change Agent
A Twelve Step Guide to Being a Change Agent
 
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarahMemahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
 
Tahapan Penelitian Sejarah by Nesya
Tahapan Penelitian Sejarah by NesyaTahapan Penelitian Sejarah by Nesya
Tahapan Penelitian Sejarah by Nesya
 
Zaman batu tua (palaeolitikum)
Zaman batu tua (palaeolitikum) Zaman batu tua (palaeolitikum)
Zaman batu tua (palaeolitikum)
 
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
Makalah perjuangan bangsa indonesia sebelum dan sesudah kebangkitan nasional ...
 
Change Agents
Change AgentsChange Agents
Change Agents
 

Similar a PNS Sebagai Agen Perubahan

Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Ruth Dian
 
Mulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati Rahman
 
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Muhammad Nasrulloh
 
Makalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanMakalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanRicky Ramadhan
 
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaruPelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaruDandan Aly Syabibi
 
Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013Budhi Emha
 
Buku guru PPKn kelas 8
Buku guru PPKn kelas 8Buku guru PPKn kelas 8
Buku guru PPKn kelas 8Muhammad Idris
 
Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...
Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...
Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...Hidul Arifuloh
 
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Modul whole of government cetak
Modul whole of government cetakModul whole of government cetak
Modul whole of government cetakHarun Surya
 
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah awaliatussaadah
 
KKN Moch Reza Dikta G FIX
KKN Moch Reza Dikta G FIXKKN Moch Reza Dikta G FIX
KKN Moch Reza Dikta G FIXM Reza Dikta
 

Similar a PNS Sebagai Agen Perubahan (20)

Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
 
Mulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awalMulyati supervisi awal
Mulyati supervisi awal
 
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
Laporan kkn desa damarsi m nasrulloh B14170020
 
Makalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikanMakalah pengelolaan pendidikan
Makalah pengelolaan pendidikan
 
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaruPelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
Pelaporan kkn ismail 2020 fix terbaru
 
Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Pkn smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
 
Buku guru PPKn kelas 8
Buku guru PPKn kelas 8Buku guru PPKn kelas 8
Buku guru PPKn kelas 8
 
Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru PPKN Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
 
Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...
Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...
Lkti ftum 2014 eko susanto uny_enterpreneur day sebagai metode pembelajaran k...
 
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Laporan pengembangan diri (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Modul whole of government cetak
Modul whole of government cetakModul whole of government cetak
Modul whole of government cetak
 
Baru
BaruBaru
Baru
 
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
Laporan akhir kkn unusida berdaya 2021 awaliatus sa'adah
 
Laporan kkn ( indah )
Laporan kkn ( indah ) Laporan kkn ( indah )
Laporan kkn ( indah )
 
c51_011.pdf
c51_011.pdfc51_011.pdf
c51_011.pdf
 
KKN Moch Reza Dikta G FIX
KKN Moch Reza Dikta G FIXKKN Moch Reza Dikta G FIX
KKN Moch Reza Dikta G FIX
 
KKN UNUSIDA 2020
KKN UNUSIDA 2020KKN UNUSIDA 2020
KKN UNUSIDA 2020
 
Smp9ips ips sanusi
Smp9ips ips sanusiSmp9ips ips sanusi
Smp9ips ips sanusi
 
Anatomi hewan
Anatomi hewanAnatomi hewan
Anatomi hewan
 
Wawasan nkri3
Wawasan nkri3Wawasan nkri3
Wawasan nkri3
 

Más de Coky Fauzi Alfi

Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?Coky Fauzi Alfi
 
Ogd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publicationOgd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publicationCoky Fauzi Alfi
 
Gsar id final 18 apr _smaller
Gsar id final 18 apr _smallerGsar id final 18 apr _smaller
Gsar id final 18 apr _smallerCoky Fauzi Alfi
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Coky Fauzi Alfi
 
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43Coky Fauzi Alfi
 
M05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desainM05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desainCoky Fauzi Alfi
 
M03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skillsM03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skillsCoky Fauzi Alfi
 
M04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desainM04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desainCoky Fauzi Alfi
 
M06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputerM06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputerCoky Fauzi Alfi
 
M02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desainM02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desainCoky Fauzi Alfi
 
M05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunakM05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunakCoky Fauzi Alfi
 
M04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat kerasM04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat kerasCoky Fauzi Alfi
 
M01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemenM01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemenCoky Fauzi Alfi
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiCoky Fauzi Alfi
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiCoky Fauzi Alfi
 

Más de Coky Fauzi Alfi (20)

Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
Bagaimana Memahami Islamic Marketing?
 
Ogd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publicationOgd indonesia-final-for-publication
Ogd indonesia-final-for-publication
 
Gsar id final 18 apr _smaller
Gsar id final 18 apr _smallerGsar id final 18 apr _smaller
Gsar id final 18 apr _smaller
 
Buku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakauBuku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakau
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
 
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
Annual report kip_(17_juli_2012)_rev_1_opt43
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Uu 2008 14..
Uu 2008 14..Uu 2008 14..
Uu 2008 14..
 
M05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desainM05 mengelola proses desain
M05 mengelola proses desain
 
M03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skillsM03 mengelola strategi desain-key skills
M03 mengelola strategi desain-key skills
 
M04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desainM04 mengelola strategi desain
M04 mengelola strategi desain
 
M06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputerM06 introduksi jaringan komputer
M06 introduksi jaringan komputer
 
M02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desainM02 introduksi manajemen desain
M02 introduksi manajemen desain
 
M05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunakM05 introduksi perangkat lunak
M05 introduksi perangkat lunak
 
M04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat kerasM04 introduksi perangkat keras
M04 introduksi perangkat keras
 
M01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemenM01 introduksi teori manajemen
M01 introduksi teori manajemen
 
M03 introduksi dikw
M03 introduksi dikwM03 introduksi dikw
M03 introduksi dikw
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasi
 
M02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasiM02 introduksi teknologi informasi
M02 introduksi teknologi informasi
 

PNS Sebagai Agen Perubahan

  • 1. PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI AGEN PERUBAHAN FORMULA HANDAL UNTUK PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI KERTAS KERJA PERORANGAN (KKP) COKY FAUZI ALFI, S.E. NIP. 197607242010121002 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN 2012
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Judul : Pegawai Negeri Sipil Sebagai Agen Perubahan Formula Handal Untuk Percepatan Reformasi Birokrasi Penyusun : Coky Fauzi Alfi, S.E. NIP : 197607242010121002 Instansi : Politeknik Negeri Sriwijaya Nomor Absen : 38 (tiga puluh delapan) Inderalaya, 5 Mei 2012 Peserta Diklat Prajabatan Golongan III Tahun 2012 Coky Fauzi Alfi, S.E. NIP. 197607242010121002 Telah Diperiksa dan Disetujui Penanggung Jawab Bidang Akademik Syafriana, M.Pd. NIP. 19610303 197912 2 001
  • 3. PENGANTAR Alhamdulillah, rasa syukur semata Penulis persembahkan untuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala kasih dan kemurahan-Nya yang akhirnya dapat menyelesaikan dengan baik tulisan yang berjudul ”Pegawai Negeri Sipil Sebagai Agen Perubahan Formula Handal Untuk Percepatan Reformasi Birokrasi”. Tulisan ini merupakan tugas, yang disebut Kertas Kerja Perorangan (KKP), yang menjadi salah satu syarat kelulusan bagi Peserta Diklat Prajabatan Golongan III Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2012 yang diadakan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (LPMP Provinsi Sumsel) pada 15 April sampai dengan 8 Mei 2012. Penulis berhasil menyelesaikan tulisan ini karena adanya arahan, dukungan, kesempatan dan fasilitasi dari berbagai pihak seperti Penanggung Jawab Bidang Akademik (PJBA) LPMP Provinsi Sumsel, Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya beserta seluruh jajarannya, para Fasilitator dan Panitia serta seluruh rekan Peserta Diklat Prajabatan Golongan III. Oleh karena itu Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada mereka. Akhir kata, Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para Pembaca. Penulis memohon maaf dan menerima kritikan atau saran jika para Pembaca menemukan kekurangan atau ketidaksempurnaan pada tulisan ini. Terima kasih. Inderalaya, 5 Mei 2012 Penulis Coky Fauzi Alfi, S.E. NIP. 197607242010121002 iii
  • 4. DAFTAR ISI Sampul .......................................................................................................... i Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii Pengantar ...................................................................................................... iii Daftar Isi ....................................................................................................... iv BAB I Pendahuluan ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Tujuan ..................................................................................... 2 C. Ruang Lingkup ........................................................................ 3 BAB II Gambaran Keadaan ...................................................................... 4 BAB III Alternatif Mengatasi Masalah dan Rencana Tindak ..................... 9 A. Pengertian Agen Perubahan .................................................... 9 B. Teknik Perubahan Diri ............................................................ 11 C. Cara Menjadi Agen Perubahan ............................................... 13 D. Analisa ................................................................................... 15 E. Rencana Tindak ..................................................................... 16 BAB IV Kesimpulan dan Saran ................................................................. 19 A. Kesimpulan ............................................................................ 19 B. Saran ...................................................................................... 19 Daftar Pustaka ............................................................................................ 20 iv
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat tiga peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia yang terjadi pada bulan Mei. Pertama, pada 2 Mei 1889 lahir seorang bayi di Yogyakarta bernama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang kelak terkenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Ia adalah pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di zaman penjajahan Belanda. Melalui Perguruan Taman Siswa yang didirikannya, Ia mencoba lakukan sebuah perubahan. Para pribumi jelata boleh bersekolah di Perguruan Taman Siswa sehingga mempunyai kesempatan yang sama dalam pendidikan dengan para priyayi maupun orang-orang Belanda. Tanggal kelahiran Soewardi Soerjaningrat selanjutnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional dan semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kedua, ketika sejumlah pemuda Indonesia antara lain Sutomo, Soekarno, Tjipto Mangunkusumo dan Soewardi Soerjaningrat ingin mengubah kondisi negerinya. Mereka berusaha membangkitkan rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan ibu pertiwi. Mereka coba berjuang dengan cara selain perang, yaitu melalui politik etis dengan mendirikan organisasi politik bernama Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Selanjutnya, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Ketiga, saat runtuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa lebih dari tiga dasawarsa pada 21 Mei 1998. Saat itu, jutaan anak bangsa menuntut terjadinya sebuah perubahan besar dan mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda 1
  • 6. dan mahasiswa yang menjadi pelopornya. Peristiwa pada 21 Mei 1998 itu kemudian disepakati sebagai waktu mulainya Orde Reformasi. Dari uraian singkat tiga peristiwa bersejarah di atas, Penulis menemukan sebuah kata kunci yang sama yaitu perubahan. Perubahan yang dipelopori dan dimotori oleh seorang atau sejumlah orang. Pada masa kini, mereka sering disebut sebagai Agen Perubahan (Agent of Changes). Siapapun dapat menjadi Agen Perubahan, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sampai saat ini karakter PNS yang mengutamakan pelayanan kepada publik (public service) masih jauh dari seperti yang diharapkan. Pola pikir positif PNS semakin hari semakin tergerus dan pola pikir negatif PNS semakin lama malahan semakin mengkristal menjadi kebiasaan. Dari kenyataan tersebut, Penulis melalui tulisan yang sederhana ini ingin mengajukan sebuah formula baru dalam melakukan perubahan sosial di lingkungan kerja PNS. Perubahan yang dimulai dari tataran pola pikir hingga rencana aksi. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Nasional (BKN) menunjukan bahwa jumlah PNS secara nasional sampai akhir tahun 2011 mencapai 4,6 juta orang. Jika setiap dari mereka mau berkomitmen dan konsisten melakukan peran sebagai seorang Agen Perubahan, Penulis yakin perubahan pada sistem birokrasi seperti yang dicita-citakan oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 akan cepat dan mudah terwujud. B. Tujuan Penulis menetapkan tiga tujuan dari tulisan ini yaitu: 1. Memenuhi salah satu syarat kelulusan dari Diklat Prajabatan Golongan III Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012. 2. Ingin turut memberikan sumbangan pikiran, yang mungkin kelak dapat dikaji lebih jauh, perihal peran dan potensi PNS sebagai Agen Perubahan; 2
  • 7. 3. Mencoba memotivasi Pembaca, terutama yang berstatus PNS, untuk mau menjadi Agen Perubahan; C. Ruang Lingkup Penulis membatasi lingkup pembahasan dari tulisan ini pada empat hal yaitu: 1. Menjelaskan hubungan konsep antara pola pikir PNS dengan Agen Perubahan; 2. Menjelaskan tahapan menjadi Agen Perubahan; 3. Menganalisa kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari formula PNS Sebagai Agen Perubahan; 4. Menjelaskan rencana aksi (action plan) seorang Agen Perubahan dengan fokus utama pada Percepatan Pemberantasan Korupsi, Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance). 3
  • 8. BAB II GAMBARAN KEADAAN Perubahan. Sebuah kata yang mudah sekali diucapkan namun alih-alih sulit dilaksanakan. Ternyata, setelah 12 tahun Orde Reformasi berlangsung, upaya rakyat Indonesia untuk berubah agar menjadi lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara masih belum maksimal jika dianalisa mulai dari proses maupun hasilnya. Dalam hal ini termasuk berbagai usaha Pemerintah yang sedang melaksanakan perubahan pada seluruh aspek birokrasi juga seolah-olah berjalan di tempat. Upaya perubahan sistem dan struktur organisasi pemerintahan atau yang terkenal dengan nama reformasi birokrasi memang sedang dilakukan Pemerintah. Sedikitnya melalui lima regulasi yang mengakomodir semangat reformasi birokrasi, yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025; 5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014. Sedangkan dari sisi kualitas PNS secara orang per orang. Dengan sangat mudah ditemukan fakta bahwa perubahan pola pikir negatif maupun kebiasaan buruk PNS berlangsung begitu lamban. Masih banyak sekali PNS yang tetap mempertahankan pola pikir negatif dan kebiasaan lama yang nyata-nyata bertentangan dengan tuntutan 4
  • 9. masyarakat kini. Mungkin mereka sudah terlalu nyaman berada pada zona status quo sejak dahulu sehingga begitu enggan dan malas untuk berubah. Salah satu contoh kebiasaan buruk yang paling sering dilakukan PNS adalah dalam hal penerapan waktu masuk dan pulang kerja. Banyak PNS yang sering terlambat saat masuk kerja dan selalu pulang lebih cepat dari jadwal jam kerja yang sudah ditetapkan. Karena kerap dilakukan dan tidak dipermasalahkan oleh Atasan maka praktik seperti itu kemudian seolah menjadi tradisi yang “diperkenankan” dan atau “dimaklumkan.” Beberapa contoh pola perilaku negatif PNS yang lain yaitu: 1. Mendahulukan kepentingan pribadi, golongan atau kelompok termasuk kepentingan Atasannya ketimbang kepentingan publik; 2. Adanya perilaku malas dalam mengambil inisiatif di luar peraturan; 3. Kuatnya menunggu petunjuk dari Atasannya; 4. Sikap acuh tak acuh terhadap keluhan masyarakat atau publik; 5. Lamban atau bahkan mempersulit dalam memberikan pelayanan pada publik; 6. Kurang berminat dalam mensosialisasikan berbagai peraturan kepada masyarakat. Uraian kondisi di atas dapat dibuatkan ilustrasi diagramnya sebagai berikut. REFORMASI BIROKRASI SISTEM ORGANISASI KARAKTER PNS PERUBAHAN SEDANG TERJADI PERUBAHAN LAMBAN TERJADI Adanya sejumlah regulasi yang mengatur sistem Banyak sekali dari PNS yang tetap organisasi pemerintahan sesuai dengan semangat mempertahankan pola pikir negatif dan kebiasaan reformasi birokrasi lama yang buruk. Gambar 2.1 Jangan membiarkan kondisi seperti pada Gambar 2.1 terlalu lama. Masalah tersebut harus ditangani segera. Karena sebaik apapun perubahan sistem organisasi namun tidak disertai oleh perubahan karakter atau kebiasaan sumber daya manusianya maka upaya perubahan tersebut akan sia-sia saja. Seluruh usaha reformasi birokrasi akan terancam gagal total jika karakter dan perilaku buruk PNS tidak bisa berubah dan atau diubah. 5
  • 10. Sesungguhnya PNS sudah memiliki kriteria pola pikir ideal yang menjadi acuan dalam penilaian periodik. Dikenal dengan sebutan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang terdiri atas delapan norma-norma sikap perilaku yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Sayangnya, kedelapan pola pikir ideal tersebut hanya untuk pemenuhan syarat penilaian administrasi formal saja, tidak lebih. Upaya mengubah pola pikir negatif dan perilaku buruk PNS juga masuk dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 (Permenpan No 20 Th. 2010) yang dimotori oleh Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB). Kemenpan & RB menyebutnya sebagai Program Reformasi Birokrasi 2010 – 2014 Pada Tingkat Mikro yang bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan budaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya untuk menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran reformasi birokrasi. Kemenpan & RB mengharapkan pada tingkatan mikro terbentuk sebuah tim Manajemen Perubahan atau dikenal dengan nama tim Reformasi Birokrasi Internal (RBI) di setiap instansi pemerintah. Tim tersebut bertugas untuk menyusun strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi di instansinya serta membangun komitmen, partisipasi dan perubahan perilaku pada individu seperti yang diinginkan. Sayangnya, belum semua instansi pemerintah membentuk tim RBI. Sedangkan bagi instansi pemerintah yang sudah membentuk tim RBI ternyata masih belum maksimal hasil kerjanya. Kerja tim RBI masih terfokus dan sibuk pada perubahan struktur hirarki organisasi dan masih menunda untuk membenahi pola pikir dan budaya kerja individu- individunya. Selain membentuk tim RBI, cara lain yang dipakai Kemenpan & RB untuk melakukan perubahan pola pikir negatif dan budaya kerja yang buruk PNS adalah dengan memberikan tunjangan kinerja dan remunerasi. Tunjangan kinerja berbeda makna dan tujuan dengan remunerasi. Tunjangan kinerja merupakan fungsi dari keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi atas dasar kinerja yang telah dicapai oleh seseorang individu pegawai. Sedangkan remunerasi adalah semua bentuk imbalan yang diterima pegawai atas kontribusi yang diberikannya kepada organisasi. 6
  • 11. Pro dan kontra terjadi di masyarakat mengenai pemberian tunjangan kinerja dan remunerasi ini. Kelompok yang pro meyakini bahwa pemberian insentif tersebut dapat memotivasi PNS untuk mengubah pola pikir negatif dan budaya kerjanya yang buruk. Sedangkan kelompok yang kontra menyayangkan pemberian insentif itu karena akan semakin “membebani” Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengingat jumlah PNS di seluruh Indonesia yang mencapai 4,6 juta orang. Bayangkan, berapa dana APBN yang harus terus dikucurkan untuk pemberian insentif itu? Alasan lainnya, banyak yang tidak percaya bahwa pola pikir negatif dan budaya kerja buruk PNS dapat berubah. Ibarat penyakit yang sudah dalam kondisi stadium empat dan akut. Walaupun diterapkan berbagai cara, pasti tidak akan pernah berhasil jadi percuma saja. Contoh yang nyata yaitu munculnya kasus korupsi yang terjadi di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan yang malah sudah lebih dulu menerapkan tunjangan kinerja dan remunerasi. Dari sekian banyak kebijakan tersebut, Penulis menganggap masih perlu mencari alternatif cara lain yang lebih efektif dan cepat untuk mendorong perubahan pola pikir negatif dan budaya kerja buruk PNS. Namun bukan artinya cara-cara yang sudah ada tadi dihentikan pelaksanaan. Cara alternatif ini lebih bersifat komplementer yaitu hanya menambah atau saling mengisi dengan metode yang sudah ada. Secara sistematis Penulis dapat mengambarkannya dalam sebuah diagram seperti berikut ini. PERUBAHAN POLA PIKIR DAN POLA KERJA PNS MANAJEMEN TUNJANGAN DAFTAR PENILAIAN ALTERNATIF- PERUBAHAN/REFORMASI KINERJA DAN PELAKSANAAN ALTERNATIF BIROKRASI INTERNAL REMUNERASI PEKERJAAN (DP3) (RBI) Gambar 2.2 Penulis coba menawarkan sebuah alternatif, yaitu mendorong atau memotivasi PNS untuk menjadi seorang Agen Perubahan. Agen Perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi berencana. Agen Perubahan melakukan pengenalan dan penerapan inovasi agar kehidupan sosial di sekitarnya akan 7
  • 12. mengalami kemajuan. Agen Perubahan juga selalu menanamkan sikap optimis demi terciptanya suatu perubahan. Jika 4,6 juta orang PNS menjadi sebagai atau berperan seperti Agen Perubahan, Penulis yakin reformasi birokrasi akan sukses. Karena setiap PNS telah berhasil mengubah pola pikir negatif dan budaya kerjanya yang buruk secara mandiri dengan penuh kesadaran. Penjelasan lebih lanjut mengenai Agen Perubahan akan Penulis uraikan pada BAB III Alternatif Mengatasi Masalah dan Rencana Tindakan. 8
  • 13. BAB III ALTERNATIF MENGATASI MASALAH DAN RENCANA TINDAK A. Pengertian Agen Perubahan Kemampuan organisasi untuk bertahan hidup sangat ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk berubah, menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal yang dihadapi atau menyesuaikan diri dengan perubahan potensial yang akan terjadi di masa mendatang. Kemampuan organisasi untuk berkembang ditentukan oleh kemampuan organisasi dalam menciptakan perubahan. Kemampuan organisasi untuk berubah ditentukan oleh seberapa berdaya setiap individu melakukan perubahan. Konsep pemberdayaan pegawai (employee empowerment) menjadi syarat untuk membangun suatu organisasi yang mampu beradaptasi dengan cepat, bahkan dengan cepat menciptakan perubahan untuk merespon perubahan lingkungan eksternal yang telah terjadi atau potensial akan terjadi (Mulyadi, 1997). Individu-individu yang sudah berdaya dan kemudian menciptakan perubahan disebut Agen Perubahan. Ronald G. Havelock merumuskan bahwa Agen Perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau melakukan suatu inovasi berencana. (Havelock, 1973:5) Menurutnya, Agen Perubahan dapat berlaku seperti katalisator (a catalyst) yang berkarakter mempercepat dalam penyelesaian tugas kerja, atau seperti pemberi solusi (a solution giver) yang selalu memberikan solusi untuk setiap kendala, atau seperti kontributor aktif (a process helper) yang selalu memberikan kontribusi maksimal pada setiap proses kerja, dan atau seperti penghubung informasi (a resource linker) yang mempunyai akses berharga atau mengetahui data dan informasi berguna yang membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas kerja. (Havelock, 1973:7) 9
  • 14. Agent of Agent of Changes as Changes as a a Catalyst Solution Giver Agent of Changes Agent of Agent of Changes as a Changes as a Resource Linker Process Helper Gambar 3.1 Terdapat tiga unsur utama penggerak perubahan yaitu: 1. Sponsor Yaitu orang atau organisasi yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan perubahan. Beberapa contoh kegiatan dari Sponsor antara lain: a. Memahami perubahan yang dibuat, seperti: • Mengetahui keadaan masa datang yang dikehendaki; • Menentukan batas-batas perubahan, fleksibilitas; • Gambaran proses perubahan: struktur, proses, orang, budaya; • Keahlian dan kemampuan yang perlu dimiliki. b. Mengelola sumber daya, seperti: • Menaksir kebutuhan biaya dan waktu untuk perubahan; • Menyediakan biaya, waktu dan fasilitas atau sumber daya lain; • Menyelenggarakan pelatihan dan imbalan. c. Komunikasi dengan orang yang terlibat, seperti: • Memahami perubahan pada orang yang terlibat; • Menjelaskan perubahan yang akan dilakukan; • Mendengarkan keluhan, mendorong, menasehati orang yang terlibat. 2. Champion Yaitu orang atau organisasi yang membuat rencana dan pendukung utama perubahan. Beberapa contoh dari tindakan yang dilakukan Champion antara lain: • Harus dapat mempengaruhi senior staf dan rekan sejawat; 10
  • 15. Menginisiasi perubahan dan mengambil tanggung jawab; • Memimpin dan memotivasi Player bahwa program akan terlaksana; • Menentukan kebutuhan apa yang perlu diubah dikaitkan dengan budaya, struktur dan proses dalam institusi; • Menilai bidang mana yang akan ada hambatan; • Mendengar orang, menasehati, melatih dan mengembangkan team; • Memonitor kemajuan proses perubahan. 3. Player Orang yang sehari-hari mengerjakan perubahan. Hubungan antara Sponsor – Champion – Player dapat digambar seperti diagram di bawah ini. SPONSOR COMMAND DIRECT CHAMPION LEAD MANAGE PLAYER MAKE CHANGE HAPPEN Gambar 3.2 B. Teknik Perubahan Diri Sebelum seorang PNS melakukan peran sebagai Agen Perubahan, sudah seharusnya PNS tersebut berhasil lebih dulu menjalankan perubahan terhadap diri sendiri. Beberapa teknik perubahan yang dapat digunakan antara lain teknik pertanyaan kritis, teknik afirmasi dan visualisasi, teknik hipnoterapi, teknik Neuro Linguistic Programming (NLP) serta teknik EFT (Emotional Freedom Therapy). 11
  • 16. Penulis tidak akan menguraikan lagi teknik-teknik perubahan seperti yang disebutkan di atas. Karena semua penjelasan tentang hal itu telah dipaparkan secara jelas pada Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III berjudul Pola Pikir Pegawai Negeri Sipil yang disusun oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penulis memilih untuk mengetengahkan alternatif lain dari teknik perubahan diri yang penerapannya lebih mudah, sederhana dan efektif, yaitu teknik kontemplasi atau perenungan atau muhasabah atau ESQ technique. Berikut tahapan-tahapan teknik kontemplasi yaitu: 1. Mengenali tujuan hidup (konsep diri manusia); 2. Melakukan kontemplasi; 3. Mengevaluasi diri; 4. Mengenali sifat baik dan buruk diri; 5. Membersihkan hati (qolbu); 6. Membuang sifat yang buruk; 7. Membuat komitmen pada sifat yang baik; 8. Terus menerus melakukan perbaikan. Sesungguhnya kunci sukses dari semua teknik perubahan diri adalah ketika berhasil membersihkan kotoran hati atau sifat buruk yang kontra produktif dengan tujuan hidup. Mengenali Melakukan Mengevaluasi tujuan hidup kontemplasi diri Mengenali sifat Membuang Membersihkan baik dan buruk sifat yang buruk hati diri Membuat Terus menerus komitmen pada melakukan sifat yang baik perbaikan Gambar 3.3 12
  • 17. C. Cara Menjadi Agen Perubahan Setiap orang bisa menjadi Agen Perubahan. Syaratnya, punya komitmen dan konsisten menjalaninya. Apalagi seorang PNS yang memiliki peran dan fungsi strategis di masyarakat, Penulis merasa sudah seharusnya semua PNS berani dan mau menyatakan komitmen dan konsisten untuk menjadi Agen Perubahan. Untuk menjadi seorang Agen Perubahan, terdapat lima tahapan yang dilalui yaitu: 1. Menyatakan komitmen untuk melakukan sebuah perubahan; 2. Melakukan perubahan pada diri sendiri; 3. Mengaplikasikan empat macam perilaku Agen Perubahan yaitu sebagai katalisator (a catalyst), pemberi solusi (a solution giver), kontributor aktif (a process helper) dan penghubung informasi (a resource linker); 4. Menyesuaikan posisi jabatan formal atau informal dengan salah satu fungsi dari tiga unsur penggerak perubahan yaitu Sponsor, Champion dan Player; 5. Konsisten untuk melakukan perbaikan. Catalyst, Sponsor, Perubahan Solution Giver, Champion Agen Komitmen Process Helper Konsisten Diri dan Resource atau Perubahan Linker Player Gambar 3.4 Setelah seorang Agen Perubahan telah mampu konsisten menjalankan perannya maka tahapan selanjutnya adalah mengajak, memotivasi atau mempengaruhi orang lain agar juga mau menjadi Agen Perubahan. Terdapat beberapa teknik mempengaruhi (influence tactics) yang sudah diformulasikan secara ilmiah menjadi sebuah metode. Salah satunya yang terkenal yaitu metode Influence Behavior Questionaire (IBQ). Suatu metode yang dikembangkan oleh peneliti bernama Gary Yukl, seorang Profesor di Universitas Albany di Amerika Serikat. 13
  • 18. Metode IBQ memformulasikan sembilan strategi dan teknik mempengaruhi orang lain (Yukl, 1992), yaitu: 1. Rational Persuasion Tactics Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional. 2. Inspiration Appeals Tactics Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat dari orang lain. 3. Consultation Tactics Adalah siasat dengan meminta orang lain untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diagendakan. 4. Ingratiation Tactics Adalah suatu siasat dengan membuat hati orang lain senang dan nyaman dahulu, sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya. 5. Personal Appeals Tactics Adalah suatu siasat mempengaruhi orang lain dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya. 6. Exchange Tactics Mirip dengan Personal Appeal Tactics namun sifatnya adalah bukan karena hubungan personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dan sebagainya. 7. Coalition Tactics Adalah suatu siasat dimana terjadi koalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk melakukan proses mempengaruhi. 14
  • 19. 8. Pressure Tactics Adalah suatu siasat mempengaruhi orang lain dengan peringatan ataupun ancaman yang menekan. 9. Legitimizing Tactics Adalah suatu siasat dengan menggunakan otoritas dan kedudukan atau jabatan atau status sosial untuk mempengaruhi orang lain. D. Analisa Penulis akan menganalisa formula PNS Sebagai Agen Perubahan dengan menggunakan metode analisa SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Analisis SWOT adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) terhadap suatu keputusan. Analisa Formula PNS Sebagai Agen Perubahan dengan Metode Analisis SWOT Evaluasi Uraian Kekuatan (strengths) • Kesadaran tentang perubahan pola pikir negatif dan budaya kerja yang buruk berasal dari diri sendiri atau tidak dipaksakan sehingga perubahan akan lebih sungguh-sungguh dilakukan; • Setiap orang dapat menjadi Agen Perubahan karena mudah prosesnya. Kelemahan (weaknesses) • Sosialisasi tentang Agen Perubahan masih minimal sehingga banyak PNS yang belum mengetahui tentang formula ini. Peluang (opportunities) • Jika 4,7 juta PNS di seluruh Indonesia dapat berperan sebagai Agen Perubahan maka program reformasi birokrasi akan sukses. Ancaman (threats) • Tidak memperoleh insentif (uang) ketika menjadi Agen Perubahan sehingga PNS belum tentu bersedia. 15
  • 20. Dari analisa SWOT, Penulis mengidentifikasi bahwa terdapat kelemahan dan ancaman terhadap formula PNS Sebagai Agen Perubahan. Perihal kelemahan, “Sosialisasi tentang Agen Perubahan masih minimal sehingga banyak PNS yang belum mengetahui tentang formula ini,” dapat diselesaikan dengan cara meningkatkan frekuensi penyebaran informasi tentang pengertian Agen Perubahan melalui berbagai media informasi. Sedangkan mengenai ancaman, “Tidak memperoleh insentif (uang) ketika menjadi Agen Perubahan sehingga PNS belum tentu bersedia,” dapat diatasi dengan cara menumbuhkan rasa bangga pada PNS apabila mereka bisa memberi kontribusi penting dalam proses perubahan sosial di masyarakat. Apabila rasa bangga sudah tumbuh maka insentif berupa uang sudah tidak diperlukan lagi. E. Rencana Tindak Tugas utama seorang Agen Perubahan adalah membantu terlaksananya suatu perubahan sosial di lingkungan kehidupannya. Agen Perubahan menunjukkan aksi nyata bukan hanya retorika. Oleh karena itu, ketika Penulis berkomitmen untuk menjadi seorang Agen Perubahan maka sudah seharusnya diikuti dengan suatu rencana aksi atau tindak (action plan) yang terukur agar tujuan perubahan sosial terwujud. Terdapat tiga fokus utama dari rencana aksi yang akan dilakukan yaitu Percepatan Pemberantasan Korupsi, Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance). Berikut adalah tabel uraian rencana aksi yang akan dilakukan. I. Rencana Aksi: Percepatan Pemberantasan Korupsi Agen Perubahan Uraian Rencana Aksi Sebagai Catalyst • Mempercepat sosialisasi tentang bagaimana cara melaporkan sebuah dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebagai Solution Giver • Menjelaskan secara sistematis mengenai pengertian tipikor kepada rekan-rekan kerja. Sebagai Process Helper • Berperan aktif pada semua aktivitas yang bertujuan untuk pemberantasan korupsi. Seperti gerakan untuk membudayakan kejujuran dalam bekerja. 16
  • 21. Sebagai Resource Linker • Menghubungi KPK untuk minta dikirimkan sejumlah Buku Saku Anti Korupsi yang akan dibagikan di tempat kerja. II. Rencana Aksi: Pelayanan Prima Agen Perubahan Uraian Rencana Aksi Sebagai Catalyst • Mempercepat penyelesaian segala permohonan pelayanan (internal dan eksternal) sebelum batas waktu yang ditetapkan. Sebagai Solution Giver • Mengajukan konsep pelayanan secara terpadu (satu atap atau satu pintu) bagi unit-unit kerja yang terkait dalam proses atau menghasilkan satu produk pelayanan. Sebagai Process Helper • Berperan aktif dalam membudayakan pelayanan prima di lingkungan kerja. Sebagai Resource Linker • Memberitahu secara lengkap dan jelas kepada pelanggan tentang informasi persyaratan, prosedur, biaya tarif pelayanan dan batas waktu penyelesaian pelayanan. III. Rencana Aksi: Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance) Agen Perubahan Uraian Rencana Aksi Sebagai Catalyst • Mempercepat penyediaan media pelayanan pengaduan pelanggan di instansi kerja seperti kotak saran dan website. Sebagai Solution Giver • Menanggapi keluhan pelanggan jika merasa tidak puas terhadap layanan yang ada. Sebagai Process Helper • Berperan aktif dalam membudayakan 8 (delapan) prinsip Kepemerintahan Yang Baik di instansi kerja, yaitu: 17
  • 22. 1) Prinsip Partisipasi; 2) Prinsip Supremasi Hukum; 3) Prinsip Transparansi; 4) Prinsip Ketanggapan; 5) Prinsip Berorientasi Konsensus; 6) Prinsip Kesetaraan dan Inklusivitas; 7) Prinsip Efektivitas dan Efisiensi; 8) Prinsip Akuntabilitas Sebagai Resource Linker • Menyebarkan informasi di instansi kerja tentang contoh-contoh penerapan Kepemerintahan Yang Baik di Indonesia. 18
  • 23. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Peran Agen Perubahan bertujuan bukan untuk memberangus pola pikir positif PNS dan menggantinya dengan pola pikir yang baru. Agen Perubahan hadir untuk melakukan perubahan terhadap pola pikir negatif PNS agar menjadi positif serta mempercepat terjadinya perubahan budaya kerja yang buruk agar menjadi baik. Intisari dari Agen Perubahan adalah terciptanya aksi-aksi perubahan yang nyata dan bukan hanya wacana. Agen Perubahan selalu melakukan empat macam aksi nyata untuk menciptakan suatu perubahan di lingkungan sosialnya yaitu sebagai katalisator (a catalyst), pemberi solusi (a solution giver), kontributor aktif (a process helper) dan penghubung informasi (a resource linker). Setelah dilakukan analisa ilmiah dengan menggunakan metode SWOT terhadap formula PNS Sebagai Agen Perubahan, Penulis akhirnya mengambil kesimpulan bahwa Agen Perubahan yang merupakan aplikasi dari konsep pemberdayaan pegawai (employee empowerment) merupakan metode yang handal untuk melakukan percepatan perubahan pola pikir negatif PNS menjadi positif dan budaya kerja yang buruk PNS menjadi baik. Agen Perubahan juga akan memberi dampak besar yang positif untuk kesuksesan reformasi birokrasi jika diaplikasikan pada Percepatan Pemberantasan Korupsi, Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance). B. Saran Penulis hanya ingin menyampaikan sebuah saran yaitu bagi seluruh PNS sudah seharusnya juga berperan sebagai seorang Agen Perubahan (Agent of Changes) selain sebagai seorang Pelayan Publik (Public Service). 19
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Mulyadi, Manajemen Perubahan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.12 No. 3 Hal. 51-74, 1997. Havelock, Ronald G., The Change Agent’s Guide to Innovation in Education, Educational Technology Publications, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1973. G. A. Yukl dan J. B. Tracey, Consequences of Influence Tactics used with Subordinates, Peers, and the Boss, Journal of Applied Psychology,Vol. 77, Hal. 525-535, 1992. Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Pola Pikir Pegawai Negeri Sipil, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Budaya Kerja Organisasi Pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Percepatan Pemberantasan Korupsi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Pelayanan Prima, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. Bahan Pembelajaran Diklat Prajabatan Golongan III, Kepemerintahan Yang Baik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012. 20