Lebaran di Indonesia sering diidentikkan dengan mudik, namun aktivitas ini mengakibatkan banyak korban jiwa di jalan raya. Pada H+3 Lebaran tahun lalu sudah lebih dari 500 orang tewas akibat kecelakaan. Teks ini membahas apakah perlu ada korban jiwa sebanyak itu hanya untuk merayakan Lebaran atau silaturahmi, atau apakah cara merayakan Lebaran perlu diperbaiki.

1. Lebaran
Lebaran di negara kita ini kadang terkesan cukup unik, dimana lebaran itu sangat
identik dengan mudik. Pada H+3 saja acara mudik (Lebaran) sudah lebih dari 500
nyawa melayang dijalanan. Jumlah itu hanyalah jumlah yang terdata dan terpantau
media, yang tidak terdata dan tidak terpantau media tentu lebih banyak lagi
karena wilayah Indonesia yang begitu luas.
Sekarang mari kita merenung bersama, apakah lebaran memang perlu berkorban nyawa
sebanyak itu? ataukah Lebaran Idul Fitri ini mau kita jadikan tandingan Lebaran
Idul Adha, dimana Idul Adha adalah Hari Raya korban sapi atau kambing atau domba
sedangkan Idul Fitri kita jadikan Hari Raya Korban Manusia.
Saya bukan orang yang anti pati dengan silaturrahmi, tapi saya pikir waktu
bersilaturrahmi itu bukan satu-satunya waktu pada Idul Fitri. Apa lagi harus
mengorbankan nyawa sebanyak itu, ataukah ada yang salah dari cara kita merayakan
Idul Fitri? Wallahualam Bissawab.