SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 42
@FEUI, 2003 1
PENDUGAAN
INTERVAL
@FEUI, 2003 2
Kemampuan Yang Dihasilkan:
1. Menjelaskan pengertian pendugaan interval
parameter
2. Melakukan pendugaan interval rerata populasi
populasi terbatas dan populasi tak terbatas
3. Melakukan pendugaan interval proporsi populasi
4. Melakukan pendugaan interval selisih rerata
populasi
5. Melakukan pendugaan interval selisih proporsi
populasi
@FEUI, 2003 3
Pengertian
 Inferens: kegiatan penarikan kesimpulan tentang
parameter populasi berdasarkan hasil sampel.
 Pada pendugaan interval kita menyatakan
kemungkinan besarnya parameter populasi dalam
suatu interval tertentu
 Interval kemungkinan besarnya parameter disebut
confidence interval; umumnya 95% dan 99%.
 Confidence interval 95%: penerapan cara itu untuk
sembarang sampel berpeluang benar sebesar 95%.
@FEUI, 2003 4
Ciri-ciri penduga yang baik
 Unbiassed: expected value nilai distribusi sampling
penduga sama dengan nilai yang diduga. Penduga
yang unbiassed untuk adalah .
 Efisien: nilai persebaran dari distribusi sampling
tentang variabel penduganya adalah yang terkecil.
merupakan penduga yang efisien untuk
karena distribusi samplingnya mempunyai ukuran
persebaran yang terkecil.
X
X X
X
@FEUI, 2003 5
Ciri-ciri penduga yang baik
 Konsisten: dengan semakin besarnya sampel
maka nilai penduganya akan semakin
mendekati nilai parameter yang diduga.
merupakan penduga yang baik bagi
karena bila sampel diperbesar maka nilainya
akan semakin mendekati nilai .
X X
X
@FEUI, 2003 6
Penalaran penduga interval
 Pertimbangkan sebuah sampel random dari
populasi normal dengan = 160 dan = 50
serta n = 25. Atribut distribusi samplingnya: =
160 dan =10.
 Bila ditetapkan 95% dari keseluruhan alternatif
sampel di kiri dan kanan nilai sentralnya, akan
didapatkan batas–batas antara 140,4 dan 179,6.
(Gambar 2.1).
X X
X
X
@FEUI, 2003 7
Penalaran penduga interval
 Dapat dinyatakan: 95% dari keseluruhan
kemungkinan sampel akan menghasilkan yang
nilainya terletak pada interval
 Bila 95% itu disebut 1–a, maka a = 0,05.
 Nilai 1,96 adalah nilai Za/2 = Z0,025, yaitu Z yang
luas di ujungnya sebesar 0,025.
XX  96,1
X
@FEUI, 2003 8
Penalaran penduga interval
 Gambar 2.1.
@FEUI, 2003 9
Penalaran penduga interval
 Gambar 2.2.
140,4 179,6160
`X1
=150130,4 169,6
`X2=170 189,6150,4
`X3=139119,4 158,6
95%
@FEUI, 2003 10
Penalaran penduga interval
 Secara lebih umum dapat dinyatakan:
 Dengan:
 parameter populasi yang diduga
 statistik sampel penduga yang sesuai
 deviasi standar distribusi sampling yang
sesuai

  a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp
ˆ
 ˆ
@FEUI, 2003 11
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
diketahui
Sebuah sampel random sebanyak 25
dilakukan terhadap populasi normal untuk
menduga rerata populasi tersebut. Populasi
tersebut mempunyai = 15. Sampelnya
menghasilkan = 40. Dengan tingkat
keyakinan 0,95, bagaimana dugaan interval
tentang rerata hitung populasinya?
X
X
X
@FEUI, 2003 12
Contoh pendugaan interval rerata populasi
dengan diketahui
Jawab:
a = 5% sehingga
sedangkan
Maka:
96,1025,02  ZZa
3
25
15 
95,0)396,140396,140(  Xp 
95,0)88,4512,34(  Xp 
X
@FEUI, 2003 13
Pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
 Pendugaan harus dilakukan dengan
distribusi t
 Distribusi t adalah distribusi normal yang
kelancipannya tergantung pada derajat
bebas (degree of freedom) yang besarnya
adalah n – k: (Gambar 2.3)
 n adalah sample size
 k adalah banyaknya parameter populasi
yang seharusnya diketahui.
X
@FEUI, 2003 14
Pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
 Dengan tidak diketahui maka
 Dan formula duga menjadi:
n
sX
X ˆ
X
X
  a aa  1ˆˆ ,2,2 XdfXXdf tXtXp
@FEUI, 2003 15
Distribusi t
 Gambar 2.3
Z
t, df1
t, df2
t, df3
df1>df2>df3
@FEUI, 2003 16
Cara membaca distribusi t
 Ada banyak sekali distribusi t.
 Untuk keperluan praktis, tabel distribusi t hanya
memuat untuk luas tertentu pada ujung kurva,
yaitu: 0,005; 0,01; 0,025; 0,05; dan 0,10.
 Margin kiri menunjukkan degrees of freedom,
sedangkan margin atas adalah luas di ujung
kurva; sebagian buku menunjukkan luas pada
kedua ujung kurva. (Tabel 2.1).
@FEUI, 2003 17
Cara membaca distribusi t
a
df
0,1 0,05 0,025 0,001 0,005
1 3,0777 6.3137 12.7062 31.8210 63.6559
2 1.8856 2.9200 4.3027 6.9645 9.9250
3 1.6377 2.3534 3.1824 4.5407 5.8408
     
15 1.3406 1.7531 2.1315 2.6025 2.9467
     
30 1.3104 1.6973 2.0423 2.4573 2.7500
     
120 1.2886 1.6576 1.9799 2.3578 2.6174
0 t1
@FEUI, 2003 18
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
Sebuah usaha percetakan sedang mempertimbangkan
penggunaan jenis huruf arial sebagai pengganti yang biasa
digunakan. Ia mempertimbangkan rerata jumlah kata per
lembar hasil cetakannya. Untuk itu ia melakukan sampel
random terhadap 12 halaman, yang hasilnya adalah:
Bila distribusi jumlah huruf per lembar normal, bagaimana
dugaan interval rerata jumlah huruf per lembar? 1a=0,95
X
Lembar ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah kata 220 230 225 200 240 250 245 230 215 225 205 210
@FEUI, 2003 19
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
Jawab:
Df = n–1 = 11 terlalu kecil untuk digantikan oleh Z.
1–a = 0,95 maka ta/2,df  t0.025,11 = 2,201.
= 224,58333; = 15,58821;
X
X Xs
49993,4
12
58821,15ˆ X
95,0)4999,4201,2583,2244999,4201,2583,224(  Xp 
95,0)62819,23353847,215(  Xp 
@FEUI, 2003 20
Formula umum penduga interval
 Telah diketahui bahwa formula umum pendugaan interval:
 Variasi parameter yang diduga dan statistik penduga:
Parameter Statistik





  a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp
X X
p p
21 XX   21 XX 
21 pp  21 pp 
D D
@FEUI, 2003 21
Daftar deviasi standar distribusi sampling
Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF
Rerata Hitung:
– diketahui Z
– tidak diketahui tdf; df = n-1
Proporsi:
Z ; karena n sangat besar
Selisih proporsi:
Z ; karena n sangat besar
Rerata Selisih: tdf; df = n-1
n
X
X
 
n
sX
X ˆ
n
n
x
n
x
p








1
ˆ
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1 11
ˆ 21 n
n
x
n
x
n
n
x
n
x
pp
















X
X
n
sD
D ˆ
@FEUI, 2003 22
Daftar deviasi standar distribusi sampling
Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF
Selisih Rerata Hitung:
– diketahui Z
Z
– tidak diketahui tdf ; df = n1 + n2 – 2
tdf ; df =
21
11
21 nn
XX  
2
2
1
2
21
21 nn
XX
XX

 
21
11
ˆ 21 nn
spXX 
X
X
2
2
1
2
21
21
ˆ
n
s
n
s XX
XX 
   
2
11
21
2
2
2
12 21



nn
snsn
s
XX
p
s
n
s
n
s
n
n
s
n
n
1
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
21 1
















@FEUI, 2003 23
Pendugaan interval proporsi populasi
 Pembahasan ini berasumsi sampelnya sangat besar
sehingga memungkinkan digunakannya distribusi
normal. (Apabila sampelnya tidak cukup besar,
harus digunakan distribusi binomial)
 Pendekatan normal di sini memerlukan ukuran
sampel sangat besar agar diperoleh interval duga
yang tidak terlalu lebar. (Ukuran sampel sebesar 75
masih menghasilkan lebar duga mencapai 22,17%
bila proporsi sampel 0,4).
@FEUI, 2003 24
Contoh pendugaan interval proporsi populasi
Seorang peneliti di bidang politik ingin mengetahui
popularitas dari presiden dua tahun setelah
pengangkatannya dimata para mahasiswa. Untuk itu
ia mengambil sampel random sebesar 200
mahasiswa. Hasilnya adalah bahwa 75 mahasiswa
menyatakan tetap memberikan dukungan pada
presiden terpilih. Dengan tingkat keyakinan 95%,
bagaimana hasil dugaan proporsi mahasiswa yang
masih mendukung presiden tersebut?
@FEUI, 2003 25
Contoh pendugaan interval proporsi populasi
Jawab:
a = 5% sehingga
Peristiwa sukses sampel 75 sehingga:
dan:
Maka:
96,1025,02  ZZa
375,0
200
75
p
 
03423,0
200
375,01375,0


p
05,01)03423,096,10,37503423,096,1375,0(  pp
95,0)00,442130790,0(  pp
@FEUI, 2003 26
Contoh pendugaan interval selisih proporsi
populasi
Seorang peneliti di bidang periklanan ingin
mengetahui selisih proporsi pemirsa sebuah acara TV
antara kota A dan kota B. Untuk itu ia mengambil
sampel random independen sebesar 300 pemirsa kota
A dan 200 pemira kota B. Hasil dari sampel tersebut
adalah bahwa penonton acara tersebut di kota A ada
sebanyak 90 orang, sedangkan di kota B ada sebanyak
40 orang. Dengan tingkat keyakinan 95%, bagaimana
hasil dugaan selisih proporsi pemirsa acara TV
tersebut antara kota A dan kota B?
@FEUI, 2003 27
Contoh pendugaan interval selisih proporsi
populasi
a = 5% maka
Peristiwa–peristiwa sukses dalam sampel adalah 90
di antara 300 dan 40 di antara 200, sehingga:
Maka:
96,1025,02  ZZa
20,0
200
40
dan30,0
300
90
21  pp
   
03873,0
200
2,012,0
300
3,013,0
21




 pp
05,01)03873,096,12,00,303873,096,12,03,0( 21  ppp
95,0)07591,00,107591,01,0( 21  ppp
95,0)75910,102409,0( 21  ppp
@FEUI, 2003 28
Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi,
dengan diketahui
Andi, seorang pimpinan pabrik ingin mengetahui perbedaan
rerata umur bola lampu yang dihasilkan dengan rerata umur bola
lampu yang dihasilkan pesaing. Untuk itu diambil dua sampel
random independen sebanyak 10 (dari yang dihasilkannya) dan
12 bola lampu (dari pesaing). Dari sampel diperoleh rerata umur
bola lampu sendiri adalah 1.000 jam dan pesaing adalah 800
jam. Bila umur bola lampu kedua produk didistribusikan normal
dengan deviasi standar 125 jam dan 110 jam, bagaimana hasil
pendugaan interval selisih rerata umur bola lampu keduanya?
Gunakan tingkat keyakinan 95%.
X
@FEUI, 2003 29
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan diketahui
a = 5% sehingga
sedangkan
Maka:
96,1025,02  ZZa
X
70339,50
12
110
10
125 22
21
XX
95,0)70339,5096,1800100070339,5096,18001000( 21
 XXp 
95,0)37864,9920037864,99200( 21
 XXp 
95,0)37864,92962136,100( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 30
Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi
dengan diketahui
Badut, pengusaha angkutan umum ingin mengetahui, dengan
tingkat keyakinan 95%, beda rerata daya kerja ban merek A dan
merek B. Diambilnya sampel random ban dari kedua merek.
Hasilnya disajikan pada tabel di bawah ini. Daya kerja ban
dalam ribuan kilometer jelajah. Spesifikasi dari pabrik menyebut
deviasi standar masing2 sama, yaitu: = 2,7.
Bagaimana hasil dugaan interval untuk selisih rerata keduanya?
21 XX  
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Merek A 26 28 30 32 30 35 34 31 31 30 27 26
Merek B 33 34 35 37 38 40 40 39 38 36 35 33
@FEUI, 2003 31
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan diketahui
Misalkan Merek A adalah X1 dan Merek B adalah X2.
a = 5% sehingga
dan
sedangkan
Maka:
96,1025,02  ZZa
X
301 X 5,362 X
10227,1
12
1
12
1
7,221
XX
95,0)10227,196,15,363010227,196,15,3630( 21
 XXp 
95,0)16045,25,616045,25,6( 21
 XXp 
95,0)33955,466045,8( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 32
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan tidak diketahui
Misalkan untuk contoh daya kerja ban deviasi
standar populasi tidak diketahui namun
diyakini mempunyai nilai yang sama.
Bagaimana 95% confidence interval-nya?
X
@FEUI, 2003 33
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan diketahui
a = 5% ; df = 12+12–2 = 22 maka
Maka:
07,222,025,0,2  tt dfa
X
   
40910,7
21212
45455,611236366,81122



ps
89200,21
Xs 54058,22
Xs
72197,2ps
95,0)11124,107,25,363011124,107,25,3630( 21
 XXp 
11124,1
12
1
12
1
72197,2ˆ 21
XX
95,0)30026,25,630026,25,6( 21
 XXp 
95,0)19974,480026,8( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 34
Contoh pendugaan interval selisih rerata
populasi dengan tidak diketahui
Sebuah perusahaan peternakan penghasil telur ayam ingin
membandingkan rerata berat telur dari dua jenis ayam.
Diambilnya sampel random independen masing2 sebanyak 26
telur dari jenis 1 dan 20 butir dari jenis 2. Hasil sampel tersebut
serta
Dengan 1– α = 95%, bagaimana hasil dugaan interval selisih
rerata populasi berat telur kedua jenis ayam tersebut? Asumsikan
bahwa deviasi standar populasi berat telur keduanya adalah
berbeda.
X
13dan80 11  XsX 11dan71 22  XsX
@FEUI, 2003 35
Contoh pendugaan interval rerata populasi,
dengan tidak diketahui
1–a = 0,95 sehingga ta/2,df  t0.025,44 = 2,02.
Maka:
X
552,43
120
20
11
126
26
13
20
11
26
13
2222
222





















 
df 54260,3
20
11
26
13
ˆ
22
21
XX
95,0)54260,302,2718054260,302,27180( 21
 XXp 
95,0)13964,7913964,79( 21
 XXp 
95,0)16,1396486036,1( 21
 XXp 
@FEUI, 2003 36
Contoh pendugaan interval rerata selisih
populasi
Untuk mengetahui manfaat sebuah pelatihan kerja bagi buruh,
dilakukan sampel random terhadap 35 buruh. Kepada mereka
diamati produktivitas bulanan sebelum (Xi) dan sesudah (Yi)
mengikuti pelatihan. Hasilnya tertera pada tabel. Bagaimana
dugaan interval rerata selisih produktivitas tersebut? a=0,05
X Y X Y X Y X Y X Y
90 98 60 67 88 91 70 82 75 85
85 92 62 65 85 91 80 84 72 79
65 79 70 78 75 76 72 75 77 80
80 82 65 66 80 78 75 87 80 90
85 95 80 89 70 70 70 71 82 85
70 76 75 83 60 62 62 69 75 75
72 76 90 92 65 72 65 69 72 70
@FEUI, 2003 37
Contoh pendugaan interval rerata selisih
populasi
Nilai–nilai variabel Di = (Yi – Xi) = {8, 7, , 0, –2} dengan
n = 35, sehingga df = 34. maka ta/2,df  t0,025,34 = 2,032.
Atribut D:
Maka:
07390,4dan14286,5  DsD
68861,0
35
07390,4ˆ D
95,0)68861,0032,214286,568861,0032,214286,5( D  p
95,0)6,5422974343,3( D  p
@FEUI, 2003 38
Penentuan sample size pada pendugaan interval
rerata populasi
 Dimaksudkan untuk menghasilkan lebar duga tertentu pada
suatu tingkat keyakinan yang tertentu pula
 Lebar duga adalah
 Separuh lebar duga, atau sampling error,
 Maka:
Bila tidak diketahui: lakukan sampel pendahuluan
untuk dapatkan sebagai estimator
 XZ a 2/2
 XZe a  2/
n
Ze X
a  2/
e
Z
n Xa 
 2/
2
2/





 

e
Z
n Xa
X
Xs X
@FEUI, 2003 39
Contoh penentuan sample size pada pendugaan
interval rerata populasi
 Dari sebuah populasi normal dengan = 20, berapa besarnya
sampel yang dibutuhkan untuk pendugaan interval bila
sampling error yang diinginkan adalah 10 dan tingkat
keyakinan sebesar 95%?
 Jawab: e = 10 ; 1–a = 0,95 sehingga: Za/2 = 1,96
X
20X
2
10
2096,1





 
n
  3664,1592,3 2
n
15n
@FEUI, 2003 40
Penentuan sample size pada pendugaan
interval proporsi populasi
 Dengan cara yang sama diperoleh:
 Formulanya melibatkan p yang justru akan diduga sehingga
dilakukan upaya mendapatkan n maksimum
 Maka:
 pZe a  2/
 
n
pp
Ze


1
2/a
 
e
ppZ
n


12/a
 
2
2
2/ 1
e
ppZ
n

 a
   
2
2
2/
2
2
2/ 5,05,05,015,0
e
Z
e
Z
n



 aa
2
2/5,0







e
Z
n a
@FEUI, 2003 41
Contoh penentuan sample size pada
pendugaan interval proporsi populasi
 Sebuah usaha reparasi mesin cetak menyatakan bahwa produk
yang sudah direparasinya akan menghasilkan proporsi gagal
cetak sebesar–besarnya 2%. Berapa besarnya sampel untuk
pendugaan interval proporsi produk yang cacat bila sampling
errornya adalah 0,005 dan tingkat keyakinan 95%?
 e = 0,005. Perkiraan p maksimum 0,02 sehingga digunakan p =
0,02. Maka:
3012n
 
3.011,814
005,0
98,002,096,1
2
2


n
@FEUI, 2003 42
Contoh penentuan sample size pada
pendugaan interval proporsi populasi
 Pendapat para ahli menyebutkan bahwa popularitas
presiden saat ini berkisar pada 45% hingga 60% dari
para pemilihnya. Berapa besarnya sampel untuk
pendugaan interval proporsi popularitas presiden di
mata para pemilihnya dengan sampling error 0,05 dan
1 – a = 95%?
 Jawab: e = 0,05. Perkiraan p: 0,45 – 0,6 sehingga p = 0,5
karena interval tersebut dapat mencakupi nilai 0,5. Maka:
384n
384,16
05,0
96,15,0
2





 
n

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan intervalDanu Saputra
 
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)Kelinci Coklat
 
materi kuliah mekflu 2018
materi kuliah mekflu 2018materi kuliah mekflu 2018
materi kuliah mekflu 2018indrasupriatna2
 
1 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi21 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi2dwe3m3
 
6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asingJuni Effendi
 
Anggaran piutang
Anggaran piutangAnggaran piutang
Anggaran piutangSri Rahayu
 
Integral(5) Mr imam Awaludin
Integral(5) Mr imam AwaludinIntegral(5) Mr imam Awaludin
Integral(5) Mr imam AwaludinFeni_Triminarni
 
Penawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWEN
Penawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWENPenawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWEN
Penawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWENalizainal90
 
MATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdf
MATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdfMATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdf
MATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdfAlfaTreisya
 
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptxPPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptxRayhan Dzikri
 
EKSI 4203 - Modul 6 Penilaian Obligasi
EKSI 4203 - Modul 6 Penilaian ObligasiEKSI 4203 - Modul 6 Penilaian Obligasi
EKSI 4203 - Modul 6 Penilaian ObligasiAncilla Kustedjo
 
Bab 5 estimasi fungsi permintaan & elastisitas
Bab 5   estimasi fungsi permintaan & elastisitasBab 5   estimasi fungsi permintaan & elastisitas
Bab 5 estimasi fungsi permintaan & elastisitasTossan Ihsan
 

La actualidad más candente (20)

Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan interval
 
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
Saham, Yield, dan Return (Matematika Keuangan)
 
3943495.ppt
3943495.ppt3943495.ppt
3943495.ppt
 
Bab. 7 Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Bab. 7 Alokasi Biaya Departemen PendukungBab. 7 Alokasi Biaya Departemen Pendukung
Bab. 7 Alokasi Biaya Departemen Pendukung
 
materi kuliah mekflu 2018
materi kuliah mekflu 2018materi kuliah mekflu 2018
materi kuliah mekflu 2018
 
1 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi21 konsep-dasar-akuntansi2
1 konsep-dasar-akuntansi2
 
6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing
 
Nilai Tukar
Nilai TukarNilai Tukar
Nilai Tukar
 
Anggaran piutang
Anggaran piutangAnggaran piutang
Anggaran piutang
 
Integral(5) Mr imam Awaludin
Integral(5) Mr imam AwaludinIntegral(5) Mr imam Awaludin
Integral(5) Mr imam Awaludin
 
Penawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWEN
Penawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWENPenawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWEN
Penawaran Kerjasama Usaha Makanan - Supplier Abon ABWEN
 
Rate of return
Rate of returnRate of return
Rate of return
 
Sistem moneter internasional
Sistem moneter internasionalSistem moneter internasional
Sistem moneter internasional
 
MATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdf
MATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdfMATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdf
MATERI BAB 7 BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS - AKMEN.pdf
 
Penyusutan
PenyusutanPenyusutan
Penyusutan
 
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptxPPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
PPT KEL 6 (PENENTUAN KURS MATA UANG ASING).pptx
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
EKSI 4203 - Modul 6 Penilaian Obligasi
EKSI 4203 - Modul 6 Penilaian ObligasiEKSI 4203 - Modul 6 Penilaian Obligasi
EKSI 4203 - Modul 6 Penilaian Obligasi
 
Bab 5 estimasi fungsi permintaan & elastisitas
Bab 5   estimasi fungsi permintaan & elastisitasBab 5   estimasi fungsi permintaan & elastisitas
Bab 5 estimasi fungsi permintaan & elastisitas
 

Similar a Statekbis - Pendugaan Interval

Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan intervalDanu Saputra
 
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptxaf31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptxRianAbang
 
Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiSelvin Hadi
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)rizka_safa
 
Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013aiiniR
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiPerum Perumnas
 
Materi 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasarMateri 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasardydik
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Vina R Ipina
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIsri sayekti
 
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptxsalomoSitumorang
 
Statistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi EstimasiStatistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi EstimasiAfdan Rojabi
 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxrajazulvan1
 

Similar a Statekbis - Pendugaan Interval (20)

Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan interval
 
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptxaf31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
af31319af4158e0bbdaf5085471ecfdf.pptx
 
Statistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersiStatistik 1 3 dispersi
Statistik 1 3 dispersi
 
Ek107 122215-838-11
Ek107 122215-838-11Ek107 122215-838-11
Ek107 122215-838-11
 
Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)Ukuran dispersi(5)
Ukuran dispersi(5)
 
Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013Pert 02 statistik deskriptif 2013
Pert 02 statistik deskriptif 2013
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
simp-rata-rata.ppt
simp-rata-rata.pptsimp-rata-rata.ppt
simp-rata-rata.ppt
 
Materi 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasarMateri 2 statistika dasar
Materi 2 statistika dasar
 
Chi Kuadrat
Chi KuadratChi Kuadrat
Chi Kuadrat
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
 
Statistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TIStatistik SMK Kelas XII TI
Statistik SMK Kelas XII TI
 
Chi square
Chi squareChi square
Chi square
 
Statistika dan probabilitas tugas iii
Statistika dan probabilitas tugas iiiStatistika dan probabilitas tugas iii
Statistika dan probabilitas tugas iii
 
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
1. Distribusi Frekuensi & Penyajian Data (1).pptx
 
Statistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi EstimasiStatistika Inferensi Estimasi
Statistika Inferensi Estimasi
 
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptxSLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
SLIDEDistribusi_Diskret_dan_Kontinu.pptx
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2Pengantar Statistika 2
Pengantar Statistika 2
 

Más de Danu Saputra

Más de Danu Saputra (9)

Sampling distribution
Sampling distributionSampling distribution
Sampling distribution
 
Trend dan vm
Trend dan vmTrend dan vm
Trend dan vm
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Trend dan vm
Trend dan vmTrend dan vm
Trend dan vm
 
Sampling distribution
Sampling distributionSampling distribution
Sampling distribution
 
Pendugaan interval
Pendugaan intervalPendugaan interval
Pendugaan interval
 
Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesisPengujian hipotesis
Pengujian hipotesis
 

Último

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 

Último (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 

Statekbis - Pendugaan Interval

  • 2. @FEUI, 2003 2 Kemampuan Yang Dihasilkan: 1. Menjelaskan pengertian pendugaan interval parameter 2. Melakukan pendugaan interval rerata populasi populasi terbatas dan populasi tak terbatas 3. Melakukan pendugaan interval proporsi populasi 4. Melakukan pendugaan interval selisih rerata populasi 5. Melakukan pendugaan interval selisih proporsi populasi
  • 3. @FEUI, 2003 3 Pengertian  Inferens: kegiatan penarikan kesimpulan tentang parameter populasi berdasarkan hasil sampel.  Pada pendugaan interval kita menyatakan kemungkinan besarnya parameter populasi dalam suatu interval tertentu  Interval kemungkinan besarnya parameter disebut confidence interval; umumnya 95% dan 99%.  Confidence interval 95%: penerapan cara itu untuk sembarang sampel berpeluang benar sebesar 95%.
  • 4. @FEUI, 2003 4 Ciri-ciri penduga yang baik  Unbiassed: expected value nilai distribusi sampling penduga sama dengan nilai yang diduga. Penduga yang unbiassed untuk adalah .  Efisien: nilai persebaran dari distribusi sampling tentang variabel penduganya adalah yang terkecil. merupakan penduga yang efisien untuk karena distribusi samplingnya mempunyai ukuran persebaran yang terkecil. X X X X
  • 5. @FEUI, 2003 5 Ciri-ciri penduga yang baik  Konsisten: dengan semakin besarnya sampel maka nilai penduganya akan semakin mendekati nilai parameter yang diduga. merupakan penduga yang baik bagi karena bila sampel diperbesar maka nilainya akan semakin mendekati nilai . X X X
  • 6. @FEUI, 2003 6 Penalaran penduga interval  Pertimbangkan sebuah sampel random dari populasi normal dengan = 160 dan = 50 serta n = 25. Atribut distribusi samplingnya: = 160 dan =10.  Bila ditetapkan 95% dari keseluruhan alternatif sampel di kiri dan kanan nilai sentralnya, akan didapatkan batas–batas antara 140,4 dan 179,6. (Gambar 2.1). X X X X
  • 7. @FEUI, 2003 7 Penalaran penduga interval  Dapat dinyatakan: 95% dari keseluruhan kemungkinan sampel akan menghasilkan yang nilainya terletak pada interval  Bila 95% itu disebut 1–a, maka a = 0,05.  Nilai 1,96 adalah nilai Za/2 = Z0,025, yaitu Z yang luas di ujungnya sebesar 0,025. XX  96,1 X
  • 8. @FEUI, 2003 8 Penalaran penduga interval  Gambar 2.1.
  • 9. @FEUI, 2003 9 Penalaran penduga interval  Gambar 2.2. 140,4 179,6160 `X1 =150130,4 169,6 `X2=170 189,6150,4 `X3=139119,4 158,6 95%
  • 10. @FEUI, 2003 10 Penalaran penduga interval  Secara lebih umum dapat dinyatakan:  Dengan:  parameter populasi yang diduga  statistik sampel penduga yang sesuai  deviasi standar distribusi sampling yang sesuai    a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp ˆ  ˆ
  • 11. @FEUI, 2003 11 Contoh pendugaan interval rerata populasi, diketahui Sebuah sampel random sebanyak 25 dilakukan terhadap populasi normal untuk menduga rerata populasi tersebut. Populasi tersebut mempunyai = 15. Sampelnya menghasilkan = 40. Dengan tingkat keyakinan 0,95, bagaimana dugaan interval tentang rerata hitung populasinya? X X X
  • 12. @FEUI, 2003 12 Contoh pendugaan interval rerata populasi dengan diketahui Jawab: a = 5% sehingga sedangkan Maka: 96,1025,02  ZZa 3 25 15  95,0)396,140396,140(  Xp  95,0)88,4512,34(  Xp  X
  • 13. @FEUI, 2003 13 Pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui  Pendugaan harus dilakukan dengan distribusi t  Distribusi t adalah distribusi normal yang kelancipannya tergantung pada derajat bebas (degree of freedom) yang besarnya adalah n – k: (Gambar 2.3)  n adalah sample size  k adalah banyaknya parameter populasi yang seharusnya diketahui. X
  • 14. @FEUI, 2003 14 Pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui  Dengan tidak diketahui maka  Dan formula duga menjadi: n sX X ˆ X X   a aa  1ˆˆ ,2,2 XdfXXdf tXtXp
  • 15. @FEUI, 2003 15 Distribusi t  Gambar 2.3 Z t, df1 t, df2 t, df3 df1>df2>df3
  • 16. @FEUI, 2003 16 Cara membaca distribusi t  Ada banyak sekali distribusi t.  Untuk keperluan praktis, tabel distribusi t hanya memuat untuk luas tertentu pada ujung kurva, yaitu: 0,005; 0,01; 0,025; 0,05; dan 0,10.  Margin kiri menunjukkan degrees of freedom, sedangkan margin atas adalah luas di ujung kurva; sebagian buku menunjukkan luas pada kedua ujung kurva. (Tabel 2.1).
  • 17. @FEUI, 2003 17 Cara membaca distribusi t a df 0,1 0,05 0,025 0,001 0,005 1 3,0777 6.3137 12.7062 31.8210 63.6559 2 1.8856 2.9200 4.3027 6.9645 9.9250 3 1.6377 2.3534 3.1824 4.5407 5.8408       15 1.3406 1.7531 2.1315 2.6025 2.9467       30 1.3104 1.6973 2.0423 2.4573 2.7500       120 1.2886 1.6576 1.9799 2.3578 2.6174 0 t1
  • 18. @FEUI, 2003 18 Contoh pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui Sebuah usaha percetakan sedang mempertimbangkan penggunaan jenis huruf arial sebagai pengganti yang biasa digunakan. Ia mempertimbangkan rerata jumlah kata per lembar hasil cetakannya. Untuk itu ia melakukan sampel random terhadap 12 halaman, yang hasilnya adalah: Bila distribusi jumlah huruf per lembar normal, bagaimana dugaan interval rerata jumlah huruf per lembar? 1a=0,95 X Lembar ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah kata 220 230 225 200 240 250 245 230 215 225 205 210
  • 19. @FEUI, 2003 19 Contoh pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui Jawab: Df = n–1 = 11 terlalu kecil untuk digantikan oleh Z. 1–a = 0,95 maka ta/2,df  t0.025,11 = 2,201. = 224,58333; = 15,58821; X X Xs 49993,4 12 58821,15ˆ X 95,0)4999,4201,2583,2244999,4201,2583,224(  Xp  95,0)62819,23353847,215(  Xp 
  • 20. @FEUI, 2003 20 Formula umum penduga interval  Telah diketahui bahwa formula umum pendugaan interval:  Variasi parameter yang diduga dan statistik penduga: Parameter Statistik        a aa  1ˆˆ ˆ2ˆ2 ZZp X X p p 21 XX   21 XX  21 pp  21 pp  D D
  • 21. @FEUI, 2003 21 Daftar deviasi standar distribusi sampling Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF Rerata Hitung: – diketahui Z – tidak diketahui tdf; df = n-1 Proporsi: Z ; karena n sangat besar Selisih proporsi: Z ; karena n sangat besar Rerata Selisih: tdf; df = n-1 n X X   n sX X ˆ n n x n x p         1 ˆ 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 11 ˆ 21 n n x n x n n x n x pp                 X X n sD D ˆ
  • 22. @FEUI, 2003 22 Daftar deviasi standar distribusi sampling Distribusi Sampling Devisi Standar Distribusi dan DF Selisih Rerata Hitung: – diketahui Z Z – tidak diketahui tdf ; df = n1 + n2 – 2 tdf ; df = 21 11 21 nn XX   2 2 1 2 21 21 nn XX XX    21 11 ˆ 21 nn spXX  X X 2 2 1 2 21 21 ˆ n s n s XX XX      2 11 21 2 2 2 12 21    nn snsn s XX p s n s n s n n s n n 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 21 1                
  • 23. @FEUI, 2003 23 Pendugaan interval proporsi populasi  Pembahasan ini berasumsi sampelnya sangat besar sehingga memungkinkan digunakannya distribusi normal. (Apabila sampelnya tidak cukup besar, harus digunakan distribusi binomial)  Pendekatan normal di sini memerlukan ukuran sampel sangat besar agar diperoleh interval duga yang tidak terlalu lebar. (Ukuran sampel sebesar 75 masih menghasilkan lebar duga mencapai 22,17% bila proporsi sampel 0,4).
  • 24. @FEUI, 2003 24 Contoh pendugaan interval proporsi populasi Seorang peneliti di bidang politik ingin mengetahui popularitas dari presiden dua tahun setelah pengangkatannya dimata para mahasiswa. Untuk itu ia mengambil sampel random sebesar 200 mahasiswa. Hasilnya adalah bahwa 75 mahasiswa menyatakan tetap memberikan dukungan pada presiden terpilih. Dengan tingkat keyakinan 95%, bagaimana hasil dugaan proporsi mahasiswa yang masih mendukung presiden tersebut?
  • 25. @FEUI, 2003 25 Contoh pendugaan interval proporsi populasi Jawab: a = 5% sehingga Peristiwa sukses sampel 75 sehingga: dan: Maka: 96,1025,02  ZZa 375,0 200 75 p   03423,0 200 375,01375,0   p 05,01)03423,096,10,37503423,096,1375,0(  pp 95,0)00,442130790,0(  pp
  • 26. @FEUI, 2003 26 Contoh pendugaan interval selisih proporsi populasi Seorang peneliti di bidang periklanan ingin mengetahui selisih proporsi pemirsa sebuah acara TV antara kota A dan kota B. Untuk itu ia mengambil sampel random independen sebesar 300 pemirsa kota A dan 200 pemira kota B. Hasil dari sampel tersebut adalah bahwa penonton acara tersebut di kota A ada sebanyak 90 orang, sedangkan di kota B ada sebanyak 40 orang. Dengan tingkat keyakinan 95%, bagaimana hasil dugaan selisih proporsi pemirsa acara TV tersebut antara kota A dan kota B?
  • 27. @FEUI, 2003 27 Contoh pendugaan interval selisih proporsi populasi a = 5% maka Peristiwa–peristiwa sukses dalam sampel adalah 90 di antara 300 dan 40 di antara 200, sehingga: Maka: 96,1025,02  ZZa 20,0 200 40 dan30,0 300 90 21  pp     03873,0 200 2,012,0 300 3,013,0 21      pp 05,01)03873,096,12,00,303873,096,12,03,0( 21  ppp 95,0)07591,00,107591,01,0( 21  ppp 95,0)75910,102409,0( 21  ppp
  • 28. @FEUI, 2003 28 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi, dengan diketahui Andi, seorang pimpinan pabrik ingin mengetahui perbedaan rerata umur bola lampu yang dihasilkan dengan rerata umur bola lampu yang dihasilkan pesaing. Untuk itu diambil dua sampel random independen sebanyak 10 (dari yang dihasilkannya) dan 12 bola lampu (dari pesaing). Dari sampel diperoleh rerata umur bola lampu sendiri adalah 1.000 jam dan pesaing adalah 800 jam. Bila umur bola lampu kedua produk didistribusikan normal dengan deviasi standar 125 jam dan 110 jam, bagaimana hasil pendugaan interval selisih rerata umur bola lampu keduanya? Gunakan tingkat keyakinan 95%. X
  • 29. @FEUI, 2003 29 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui a = 5% sehingga sedangkan Maka: 96,1025,02  ZZa X 70339,50 12 110 10 125 22 21 XX 95,0)70339,5096,1800100070339,5096,18001000( 21  XXp  95,0)37864,9920037864,99200( 21  XXp  95,0)37864,92962136,100( 21  XXp 
  • 30. @FEUI, 2003 30 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui Badut, pengusaha angkutan umum ingin mengetahui, dengan tingkat keyakinan 95%, beda rerata daya kerja ban merek A dan merek B. Diambilnya sampel random ban dari kedua merek. Hasilnya disajikan pada tabel di bawah ini. Daya kerja ban dalam ribuan kilometer jelajah. Spesifikasi dari pabrik menyebut deviasi standar masing2 sama, yaitu: = 2,7. Bagaimana hasil dugaan interval untuk selisih rerata keduanya? 21 XX   X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Merek A 26 28 30 32 30 35 34 31 31 30 27 26 Merek B 33 34 35 37 38 40 40 39 38 36 35 33
  • 31. @FEUI, 2003 31 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui Misalkan Merek A adalah X1 dan Merek B adalah X2. a = 5% sehingga dan sedangkan Maka: 96,1025,02  ZZa X 301 X 5,362 X 10227,1 12 1 12 1 7,221 XX 95,0)10227,196,15,363010227,196,15,3630( 21  XXp  95,0)16045,25,616045,25,6( 21  XXp  95,0)33955,466045,8( 21  XXp 
  • 32. @FEUI, 2003 32 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan tidak diketahui Misalkan untuk contoh daya kerja ban deviasi standar populasi tidak diketahui namun diyakini mempunyai nilai yang sama. Bagaimana 95% confidence interval-nya? X
  • 33. @FEUI, 2003 33 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan diketahui a = 5% ; df = 12+12–2 = 22 maka Maka: 07,222,025,0,2  tt dfa X     40910,7 21212 45455,611236366,81122    ps 89200,21 Xs 54058,22 Xs 72197,2ps 95,0)11124,107,25,363011124,107,25,3630( 21  XXp  11124,1 12 1 12 1 72197,2ˆ 21 XX 95,0)30026,25,630026,25,6( 21  XXp  95,0)19974,480026,8( 21  XXp 
  • 34. @FEUI, 2003 34 Contoh pendugaan interval selisih rerata populasi dengan tidak diketahui Sebuah perusahaan peternakan penghasil telur ayam ingin membandingkan rerata berat telur dari dua jenis ayam. Diambilnya sampel random independen masing2 sebanyak 26 telur dari jenis 1 dan 20 butir dari jenis 2. Hasil sampel tersebut serta Dengan 1– α = 95%, bagaimana hasil dugaan interval selisih rerata populasi berat telur kedua jenis ayam tersebut? Asumsikan bahwa deviasi standar populasi berat telur keduanya adalah berbeda. X 13dan80 11  XsX 11dan71 22  XsX
  • 35. @FEUI, 2003 35 Contoh pendugaan interval rerata populasi, dengan tidak diketahui 1–a = 0,95 sehingga ta/2,df  t0.025,44 = 2,02. Maka: X 552,43 120 20 11 126 26 13 20 11 26 13 2222 222                        df 54260,3 20 11 26 13 ˆ 22 21 XX 95,0)54260,302,2718054260,302,27180( 21  XXp  95,0)13964,7913964,79( 21  XXp  95,0)16,1396486036,1( 21  XXp 
  • 36. @FEUI, 2003 36 Contoh pendugaan interval rerata selisih populasi Untuk mengetahui manfaat sebuah pelatihan kerja bagi buruh, dilakukan sampel random terhadap 35 buruh. Kepada mereka diamati produktivitas bulanan sebelum (Xi) dan sesudah (Yi) mengikuti pelatihan. Hasilnya tertera pada tabel. Bagaimana dugaan interval rerata selisih produktivitas tersebut? a=0,05 X Y X Y X Y X Y X Y 90 98 60 67 88 91 70 82 75 85 85 92 62 65 85 91 80 84 72 79 65 79 70 78 75 76 72 75 77 80 80 82 65 66 80 78 75 87 80 90 85 95 80 89 70 70 70 71 82 85 70 76 75 83 60 62 62 69 75 75 72 76 90 92 65 72 65 69 72 70
  • 37. @FEUI, 2003 37 Contoh pendugaan interval rerata selisih populasi Nilai–nilai variabel Di = (Yi – Xi) = {8, 7, , 0, –2} dengan n = 35, sehingga df = 34. maka ta/2,df  t0,025,34 = 2,032. Atribut D: Maka: 07390,4dan14286,5  DsD 68861,0 35 07390,4ˆ D 95,0)68861,0032,214286,568861,0032,214286,5( D  p 95,0)6,5422974343,3( D  p
  • 38. @FEUI, 2003 38 Penentuan sample size pada pendugaan interval rerata populasi  Dimaksudkan untuk menghasilkan lebar duga tertentu pada suatu tingkat keyakinan yang tertentu pula  Lebar duga adalah  Separuh lebar duga, atau sampling error,  Maka: Bila tidak diketahui: lakukan sampel pendahuluan untuk dapatkan sebagai estimator  XZ a 2/2  XZe a  2/ n Ze X a  2/ e Z n Xa   2/ 2 2/         e Z n Xa X Xs X
  • 39. @FEUI, 2003 39 Contoh penentuan sample size pada pendugaan interval rerata populasi  Dari sebuah populasi normal dengan = 20, berapa besarnya sampel yang dibutuhkan untuk pendugaan interval bila sampling error yang diinginkan adalah 10 dan tingkat keyakinan sebesar 95%?  Jawab: e = 10 ; 1–a = 0,95 sehingga: Za/2 = 1,96 X 20X 2 10 2096,1        n   3664,1592,3 2 n 15n
  • 40. @FEUI, 2003 40 Penentuan sample size pada pendugaan interval proporsi populasi  Dengan cara yang sama diperoleh:  Formulanya melibatkan p yang justru akan diduga sehingga dilakukan upaya mendapatkan n maksimum  Maka:  pZe a  2/   n pp Ze   1 2/a   e ppZ n   12/a   2 2 2/ 1 e ppZ n   a     2 2 2/ 2 2 2/ 5,05,05,015,0 e Z e Z n     aa 2 2/5,0        e Z n a
  • 41. @FEUI, 2003 41 Contoh penentuan sample size pada pendugaan interval proporsi populasi  Sebuah usaha reparasi mesin cetak menyatakan bahwa produk yang sudah direparasinya akan menghasilkan proporsi gagal cetak sebesar–besarnya 2%. Berapa besarnya sampel untuk pendugaan interval proporsi produk yang cacat bila sampling errornya adalah 0,005 dan tingkat keyakinan 95%?  e = 0,005. Perkiraan p maksimum 0,02 sehingga digunakan p = 0,02. Maka: 3012n   3.011,814 005,0 98,002,096,1 2 2   n
  • 42. @FEUI, 2003 42 Contoh penentuan sample size pada pendugaan interval proporsi populasi  Pendapat para ahli menyebutkan bahwa popularitas presiden saat ini berkisar pada 45% hingga 60% dari para pemilihnya. Berapa besarnya sampel untuk pendugaan interval proporsi popularitas presiden di mata para pemilihnya dengan sampling error 0,05 dan 1 – a = 95%?  Jawab: e = 0,05. Perkiraan p: 0,45 – 0,6 sehingga p = 0,5 karena interval tersebut dapat mencakupi nilai 0,5. Maka: 384n 384,16 05,0 96,15,0 2        n