SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 9
Metode Penelitian Pendidikan
Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan
pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus
dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsional-logis.
Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori yang digunakan dan (b)
asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan penelitian. Di
samping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja indera manusia dalam
melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia terhadap data-data lapangan.
Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan empirik harus berjalan konsisten:
artinya kedua unsur (logika dan pengamatan empiris) harus memiliki keterpaduan dan
memungkinkan terjadi dialog intensif. Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan
sesuai dengan pertimbangan logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan
menurunnya prestasi siswa dapat diterangkan dengan asumsi bahwa (a) telah terjadi
berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah sebagai akibat dari
terbatasnya prasarana laboratorium dan buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan
rerata nilai ujian untuk matakuliah tertentu, disebabkan guru belum memahami pelaksanaan
kurikulum yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan).
Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar konsep itu
ditunjukkan dalam sebuah hubungan ........Setiap konsep yang kembangkan sebagai variabel
penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada di lapangan.
Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator empirik yang dapat
diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar guru di dalam kelas (b)
penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas, dan (c) kemampuan guru
mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di kelas.
Hakekat pendidikan untuk mencerdaskan dan mencetak nilai-nilai luhur mengalami
reduksi besar-besaran yang cenderung bertumpu pada kepentingan pragmatis liberal semata.
Dunia dalam percepatan bukan diisi oleh generasi yang mampu menghadapi perubahan,
melainkan lebih pada generasi yang mengabdi pada kekuasaan.
Arah pendidikan makin jelas menuju pada kepentingan jangka pendek, seolah anak
ditempa menjadi manusia yang harus paham berbagai masalah dengan mengabaikan
kebebasan individunya. Anak diharuskan menjadi pribadi dengan predikat superlatif (serba
cakap-pandai), sedangkan yang tak memenuhinya silakan minggir. Menurut Benny, ini akibat
proses belajar yang terjadi bukan secara humanistik melainkan doktriner (h.103) sehingga
pantaslah pendidikan kita hanya menghasilkan generasi robot, generasi yang dituntut selalu
seragam hingga menafikan perilaku luhur.
kutipan:
Pendidikan memang perlu, tapi esensinya sudah tak penting lagi sehingga yang
dikejar adalah titel selangit.
Singkatnya, salah seorang pelopor pendidikan kita, R.A Kartini, menyebut
perengkuhan pendidikan berarti habis gelap terbitlah terang. Dalam sejarah pendidikan di
Indonesia, KI Hajar Dewantoro sebagai Bapak Pendidikan Nasional sebagai bukti konkrit
lain, bahwa melalui pendidikanlah manusia Indonesia bisa jadi maju dan beradab sehingga
bisa bergaul, sejajar, dan dikenal di antara bangsa-bangsa di dunia.
Dalam prakteknya, pendidikan memang beragam. Beberapa metode pendidikan yang
diterapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW di antaranya melalui tiga tingkatan, yakni lisan,
tangan, dan hati. Tiga aspek pendidikan ini kemudian dijabarkan oleh para ahli terori
pendidikan dari Barat, misalnya Bloom, dengan pemenuhan aspek-aspek pengetahuan
(cognitive), keterampilan (psychomotor), dan sikap (affective). Jelasnya, gabungan tiga aspek
inilah yang dikehendaki oleh Islam.
Di bangku sekolah, teori pendidikan dan tujuan pendidikan di atas kelihatannya rumit
sekali. Mahasiswa bisa dibuat puyeng oleh segudang teori pendidikan. Padahal jika dikaji
lebih dalam, kenyataannya tidaklah demikian. Hakekat pendidikan sebenarnya sederhana dan
mudah diterapkan. Pula hasilnya bisa direngkuh.
Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis tentang prinsipprinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Dengan demikian, metodologi dimaksudkan
sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai methods atau cara-cara untuk melakukan
penelitian.
Dalam bahasa sehari-hari, pengertian methodology dan methods ini sering
dikacaukan. Seringkali dijumpai istilah metodologi atau metode penelitian, padahal yang
dimaksudkan sebenarnya adalah methods atau cara penelitian-sebagai salah satu tahap dalam
metodologi penelitian yang kemudian dituangkan dalam usulan penelitian. Dengan demikian,
istilah ”metodologi” di sini adalah dalam arti yang terbatas/sempit.
Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-bagaimanapun, suatu cara
hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara penelitian digunakan secara bervariasi,
tergantung antara lain pada obyek (formal) ilmu pengetahuan, tujuan penelitian, dan tipe data
yang akan diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya tergantung pada logika dan
konsistensi peneliti.
Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu langkah konkret pada tahap awal
penelitian. Seorang guru yang baru meneliti atau ingin meneliti, dalam hal ini ingin
memperoleh informasi dari instrumen yang digunakan. Guru harus memiliki sejumlah
keterampilan khusus. Demikian pula, penelitian itu sedapat mungkin ditujukan untuk
memecahkan suatu masalah pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat, negara, dan ilmu.
Sebagai suatu proses, penelitian membutuhkan tahapan-tahapan tertentu yang oleh
Bailey disebut sebagai suatu siklus yang lazimnya diawali dengan:
1.

pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada);

2.

pembuatan desaian penelitian;

3.

pengumpulan data;

4.

pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi hasilnya.

Dalam kenyataannya, seorang peneliti dapat mengakhiri penelitiannya setelah
interpretasi hasil. Akan tetapi, proses penelitian sendiri tidak berhenti pada tahap itu. Ada
kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana yang
diharapkan. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan revisi atas asumsi/ hipotesisnya dengan
melewati tahap pertama. Atau, mungkin juga asumsi/hipotasisnya benar tetapi terdapat
kesalahan pada hal-hal lain, misalnya kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam
penentuan sampel, kesalahan dalam pengukuran konsep-konsep, atau ketidaktepatan analisis
data. Maka dalan hal ini peneliti harus mengulang seluruh proses penelitiannya (Bailey,
1982:10). Pendapat ini memperkuat posisi, bahwa pelaksanaan penelitian bersifat dinamis:
yaitu penelitian yang bersifat terbuka, dilakukan dengan berbagai pendekatan yang tidak kaku
(rigit). Proses penelitian diketahuai adalah proses yang dinamis, artinya perkembangan suatu
teori diawali dengan pemahaman terhadap teori itu sendiri, yang kemudian menghasilkan
hipotesis, lalu dari hipotesis itu diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada
gilirannya observasi itu menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori itu
mungkin didukung atau ditolak.
Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang
ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban
atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban
tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode
tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa
penelitian merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan
kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu research, yang berasal dari kata re dan search yang
berarti pencarian kembali.
Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau pertanyaan
tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah mempunyai jawaban
sementara atas masalah itu. Dengan demikian seorang peneliti harus berfikir : Apakah
masalah yang sedang terjadi, apakah pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah
hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan penelitian, berbagai macam metode digunakan
seiring dengan rancangan penelitian yang digunakan. Beberapa pertanyaan yang perlu
dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah: Pendekatan apa yang
akan digunakan, metode penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat digunakan dan
bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh.
Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan
yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Saat ini berbagai
macam rancangan penelitian telah dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian
adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai macam definisi tentang penelitian deskriptif, di
antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono : 2003). Pendapat lain mengatakan
bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif
sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga
juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, dalam perkembangannya selain
menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung sebuah penelitian
deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan
atas satu variabel kepada variabel lain. Karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga
dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto : 2005).
Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh
mana hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan pengukuran
beberapa variabel dan saling hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi
rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam
penelitian komparatif akan dihasilkan informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan,
diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada urutan dan pola yang
bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.
Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang diharapkan
adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi guru dan
peningkatan mutu pembelajaran. Untuk itu walaupun penelitian yang dilakukan merupakan
penelitian deskriptif yang bersifat ex post facto, namun tetap harus mendeskripsikan upaya
yang telah dilakukan guru untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran (Suhardjono:
2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru, metode
penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi guru atau dalam
rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai
dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang telah
dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre
Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design
(Sugiyono: 2003). Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah
kejadian berlangsung maka tetap dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Lebih
tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat disebut penelitian deskriptif analitis yang
berorientasi pemecahan masalah, karena sesuai dengan aplikasi tugas guru dalam
memecahkan masalah pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
Ilustrasi
Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru Fisika
SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan
malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya
agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir
untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran
dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda
pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media
pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode
tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan
baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat
segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan
mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan
setelah metode tersebut diterapkan.
Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang
sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran.
Dia mulai menanyai (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana
yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya.
Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam
pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil wawancara,
angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang
penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa
bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam
bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara
sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru,
rumusan masalahnya, landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta te
Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif analitis tentang
upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di knik
analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan hasil penelitiannya.
kelasnya.
Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang
dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin
memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang
harus diatasi apabila kita ingin melakukan sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi
karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian
diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau
setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini
penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data,
pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk
kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan
data, dan cara menganalisisnya.
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori,
konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan itu. Hal
lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas
wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita sadari bahwa semua informasi yang
berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun hasil penelitian para ahli semua sudah
tertuang dalam kepustakaan.
Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
(a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep pada
umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud
buku-buku teks, ensiklopedia, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari
laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya seperti jurnal, tesis, disertasi dan
lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian. Dua kriteria yang biasa
digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah (a) prinsip kemutakhiran dan (b) prinsip
relevansi.
Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan selanjutnya
adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang letakletak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti
harus dapat memberikan sederetan asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini
merupakan landasan teori di dalam melaporkan hasil penelitian nanti. Untuk sebuah
penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan gejala yang ada maka setelah ditetapkan
anggapan dasar maka dapat langsung melangkah pada identifikasi variabel. Namun untuk
penelitian deskriptif yang akan dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar
variabel, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Konsep penting lain
mengenai hipotesis adalah mengenai hipotesis nol. Hipotesis nol, yang biasa dilambangkan
dengan Ho, adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua
variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok
yang satu dan kelompok yang lainnya. Di dalam analisis statistik, uji statistik biasanya
mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan
hipotesis nol disebut hipotesis alternatif, yang biasa dilambangkan dengan Ha, yang
menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya
perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya,
kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-variabel tersebut perlu
didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi
operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk
digunakan.Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel
kuantitatif misalnya banyaknya siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum yang disediakan
dan sejenisnya. Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan siswa, keseriusan guru dalam
mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi
empat jenis, yaitu (1) data nominal; (2) data ordinal; (3) data interval; dan (4) data ratio.
Demikian pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel
nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh : jenis
kelamin, status perkawinan, dan sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun
berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang
di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya diberi angka 3, dan dibawahnya lagi diberi
angka 4, dan seterusnya. Contoh : hasil lomba cerdas cermat, peringkat siswa di kelas, dan
sejenisnya. Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam
pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh : variabel
interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap metode pembelajaran, dan sejenisnya.
Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak.
Dalam hal subyek peneltian, maka peneliti dapat memilih apakah akan meneliti
populasi atau sampel. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau
penelitiannya
Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka selanjutnya
dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan data dapat dilakukan di
kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan penelitian deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data
dapat dilakukan dengan menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau
wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan
siswa atas metode pembelajaran baru yang telah dilakukan guru atau hasil observasi atas
sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran dengan metode baru. Data lain yang
perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode
dokumentasi, dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan
pengolahan data. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data
yang rendah reliabilitas dan validitasnya serta data yang kurang lengkap digugurkan atau
dilengkapi sesuai aturan. Selanjutnya data yang lolos seleksi tersebut disajikan dalam bentuk
tabel, diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya.
Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data kuantitatif (data
dalam bentuk bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data yang bersifat kualitatif
(deskriptif kualitatif) dilakukan analisis non statistik. Data deskriptif kualitatif sering hanya
dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content
analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi
frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus, persentase, standar deviasi atau
lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan
rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada
penjelasan masalah dan upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk
meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket,
pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna
atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana
hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji
hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar
variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf
signifikansi tertentu, misalnya 5% atau 10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel
penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari
hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak) berarti
menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya perbedaan diterima
sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil
yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati hipotesis
nol yang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau
penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa
pelaksanaan penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus
diberi interprestasi atau pemaknaan.
Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk
itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil
pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian dipastikan seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan
terbukti kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan
menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi
jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan
menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber
masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian. Akhirnya
dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangan
sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan
kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika
berpikir yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki
konsistensi dalam alur penelitiannya.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan pada tiga jenis
karya ilmiah, yaitu penelitian deskriptif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas.
Dalam kaitannya dengan penilaian angka kredit guru terhadap penulisan karya ilmiah, maka
salah satu kriteria karya tulis ilmiah adalah Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono,
2006). Jadi yang perlu diperhatikan bahwa karya tulis ilmiah tersebut harus asli buatan
sendiri (bukan dibuat orang lain), perlu atau bermanfaat untuk pengembangan profesi guru,
ilmiah dalam arti sesuai kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta konsisten dalam hal
bidang yang diteliti, yang diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu bidang
pendidikan khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang
bersangkutan.
Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai kemanfaatan
adalah keharusan adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya yang dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian, jenis karya tulis ilmiah yang
sesuai dengan kriteria tersebut adalah jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian
eksperimen. Dengan demikian meskipun jenis penelitian deskriptif diperbolehkan, namun
tetap harus memiliki nilai manfaat untuk pengembangan profesinya. Jadi tidak boleh hanya
penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kejadian yang ”biasa” terjadi, misalnya (yang
banyak ditulis dan ditolak/tidak diberikan angka kredit) : Hubungan Antara Kondisi Ekonomi
Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi Belajar
Siswa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan sejenisnya.
Penelitian tentang hal itu memang termasuk penelitian yang bersifat ilmiah, tetapi kurang
bermanfaat dalam hal pengembangan profesi guru. Agar penelitian deskriptif tetap memiliki
nilai manfaat yang tinggi maka materi yang diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau
telaah tentang tindakan yang dilakukan atau upaya yang telah dilakukan oleh guru (si penulis
sendiri) untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas di sini dikutip pendapat
Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi persyaratan dalam hal
kemanfaatan:
”(a) Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan
permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si penulis.
(b) Masalah yang ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam
peningkatan/pengembangan profesinya.
(c) Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya, telah
jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang mengulang-ulang.”
Selain hal di atas, agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan bahwa
penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilampirkan beberapa hal yang
berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman wawancara, pedoman observasi,
angket, test hasil relajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil penelitian, print-out
analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Ryni Svinndal
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianFredika Ayu Lestari
 
Materi 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitianMateri 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitiantoha ardi nugraha
 
Konsep dasar-penelitian
Konsep dasar-penelitianKonsep dasar-penelitian
Konsep dasar-penelitianadult415
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianAlfaze Ghautama
 
Pengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitianPengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitianTri Ramdani
 
Konsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikanKonsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikanIBNU UBAIDILAH
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFSanjaya Koembara
 
Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)Budionno Abdulloh
 
Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...
Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...
Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...Chairani Rahiimi
 
1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu PenelitianRatzman III
 
Metodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitian
Metodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitianMetodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitian
Metodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitianjayamartha
 
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisSri Handayani
 
Pengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitianPengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitianArip Amin
 
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...Tyaseta Sardjono
 
Metode dan penderkatan penelitian
Metode dan penderkatan penelitianMetode dan penderkatan penelitian
Metode dan penderkatan penelitianSuaidin -Dompu
 

La actualidad más candente (20)

Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
 
Pengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitianPengertian dan urgensi penelitian
Pengertian dan urgensi penelitian
 
Materi 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitianMateri 1 - konsep dasar penelitian
Materi 1 - konsep dasar penelitian
 
Pengertian Penelitian
Pengertian Penelitian Pengertian Penelitian
Pengertian Penelitian
 
Konsep dasar-penelitian
Konsep dasar-penelitianKonsep dasar-penelitian
Konsep dasar-penelitian
 
Makalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi PenelitianMakalah Metodologi Penelitian
Makalah Metodologi Penelitian
 
Urgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis PenelitianUrgensi dan jenis Penelitian
Urgensi dan jenis Penelitian
 
Pengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitianPengertian metode dan metodologi penelitian
Pengertian metode dan metodologi penelitian
 
Konsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikanKonsep dasar penelitian pendidikan
Konsep dasar penelitian pendidikan
 
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
 
Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)Metodologi penelitian.ppt (2)
Metodologi penelitian.ppt (2)
 
Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...
Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...
Pendekatan penelitian kualitatif dan kuantittatif (Kelas X IIS 1 SMAN 1 Karaw...
 
1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian1 - Apa Itu Penelitian
1 - Apa Itu Penelitian
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Metodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitian
Metodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitianMetodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitian
Metodologi Penelitian (10) konsep dasar penelitian
 
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesisDasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
Dasar - dasar penelitian, variabel dan hipotesis
 
Pengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitianPengantar metodologi penelitian
Pengantar metodologi penelitian
 
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
Bab III Kecerdasan Emosi pada Remaja yang Mengikuti Kelas Unggulan di SMPN 10...
 
Metode dan penderkatan penelitian
Metode dan penderkatan penelitianMetode dan penderkatan penelitian
Metode dan penderkatan penelitian
 

Destacado

Taksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi PendidikanTaksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi Pendidikaneryeryey
 
Kedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasiKedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasiRiska Ratnasari
 
Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14
Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14
Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14Fard80
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode PenelitianLia Rusdyana Dewi
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswayohanesagus
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasaroisah453
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013Drs Sukarma
 
RPP SMA Ekonomi Kelas XII
RPP SMA Ekonomi Kelas XIIRPP SMA Ekonomi Kelas XII
RPP SMA Ekonomi Kelas XIIDiva Pendidikan
 
RPP SMA Ekonomi Kelas XI
RPP SMA Ekonomi Kelas XIRPP SMA Ekonomi Kelas XI
RPP SMA Ekonomi Kelas XIDiva Pendidikan
 
Etika penelitian kesehatan
Etika penelitian kesehatanEtika penelitian kesehatan
Etika penelitian kesehatanPeny Ariani
 
Contoh rpp ekonomi badan usaha
Contoh rpp ekonomi badan usahaContoh rpp ekonomi badan usaha
Contoh rpp ekonomi badan usahaKasmadi Rais
 
Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013
Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013
Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013Nida Za'hehe
 

Destacado (19)

Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan
Laporan Penelitian Pengelolaan PendidikanLaporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan
Laporan Penelitian Pengelolaan Pendidikan
 
Teori dan Psikologi Belajar
Teori dan Psikologi Belajar Teori dan Psikologi Belajar
Teori dan Psikologi Belajar
 
Belajar Resume Buku
Belajar Resume BukuBelajar Resume Buku
Belajar Resume Buku
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
Taksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi PendidikanTaksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi Pendidikan
 
RPP PENGANTAR PARIWISATA
RPP PENGANTAR PARIWISATARPP PENGANTAR PARIWISATA
RPP PENGANTAR PARIWISATA
 
Kedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasiKedudukan dan urgensi evaluasi
Kedudukan dan urgensi evaluasi
 
Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14
Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14
Contoh laporan aktiviti pendidikan islam 14
 
Makalah al qur'an
Makalah al qur'anMakalah al qur'an
Makalah al qur'an
 
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode PenelitianMateri Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
Materi Kuliah Metodologi Penelitian 1 - Pengenalan Metode Penelitian
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswa
 
ragam bahasa
ragam bahasaragam bahasa
ragam bahasa
 
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 20131. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
1. contoh RPP KELAS 5 KURIKULUM 2013
 
RPP SMA Ekonomi Kelas XII
RPP SMA Ekonomi Kelas XIIRPP SMA Ekonomi Kelas XII
RPP SMA Ekonomi Kelas XII
 
RPP SMA Ekonomi Kelas XI
RPP SMA Ekonomi Kelas XIRPP SMA Ekonomi Kelas XI
RPP SMA Ekonomi Kelas XI
 
Etika penelitian kesehatan
Etika penelitian kesehatanEtika penelitian kesehatan
Etika penelitian kesehatan
 
Contoh rpp ekonomi badan usaha
Contoh rpp ekonomi badan usahaContoh rpp ekonomi badan usaha
Contoh rpp ekonomi badan usaha
 
RPP SMA Ekonomi Kelas X
RPP SMA Ekonomi Kelas XRPP SMA Ekonomi Kelas X
RPP SMA Ekonomi Kelas X
 
Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013
Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013
Rpp ekonomi kelas x kurikulum 2013
 

Similar a Metode Penelitian

Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMakalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMuhammad Iqbal
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)rsd kol abundjani
 
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfRagam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfFauzyOji1
 
Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...
Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...
Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...iqbalbale02
 
psikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi Pendidikan
psikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi Pendidikanpsikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi Pendidikan
psikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi PendidikanNadya Ayunisa
 
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Valentino Selayan
 
Makalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologiMakalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologiFrendiUtama
 
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28farah@salim & co.
 
Tugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitianTugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitiananihdx
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitianaldyz123456
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 

Similar a Metode Penelitian (20)

Penelitian Bahasa Arab -1
Penelitian Bahasa Arab -1Penelitian Bahasa Arab -1
Penelitian Bahasa Arab -1
 
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdfMakalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
Makalah tentang Metode Penelitian (masbabal.com).pdf
 
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
Penelitian deskriptif analitis (sulipan)
 
Pendekatan Penelitian
Pendekatan PenelitianPendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian
 
Tugas resume jurnal
Tugas resume jurnalTugas resume jurnal
Tugas resume jurnal
 
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdfRagam Penelitian Pendidikan.pdf
Ragam Penelitian Pendidikan.pdf
 
Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...
Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...
Qualitative approaches/abshor marantika/kelompok 14 : Muhammad Iqbal (2201846...
 
psikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi Pendidikan
psikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi Pendidikanpsikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi Pendidikan
psikologi pendidikan tentang Metode, Tujuan, dan Peranan Psikologi Pendidikan
 
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
Tugaskelompok1metodologipendidikan 120319040405-phpapp02
 
Makalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologiMakalah pendidikan metodologi
Makalah pendidikan metodologi
 
Mak 1
Mak 1Mak 1
Mak 1
 
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikan
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikanTugas kelompok 1 metodologi pendidikan
Tugas kelompok 1 metodologi pendidikan
 
Uas ipa
Uas ipaUas ipa
Uas ipa
 
4 modelnl
4 modelnl4 modelnl
4 modelnl
 
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
 
Tugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitianTugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitian
 
Web laksmi purnayanti
Web laksmi purnayantiWeb laksmi purnayanti
Web laksmi purnayanti
 
Scientific inquiry
Scientific inquiryScientific inquiry
Scientific inquiry
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
Ppt Metodologi Penelitian: 1. Pengantar Metodologi Penelitian | Kelas: 6B | D...
 

Más de Dedi Yulianto

Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimediaDedi Yulianto
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraDedi Yulianto
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Dedi Yulianto
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisDedi Yulianto
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiDedi Yulianto
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksionalDedi Yulianto
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistemDedi Yulianto
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran Dedi Yulianto
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDedi Yulianto
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualDedi Yulianto
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlDedi Yulianto
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoDedi Yulianto
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatDedi Yulianto
 

Más de Dedi Yulianto (20)

Sk tim perencana
Sk tim perencanaSk tim perencana
Sk tim perencana
 
Komputer & multimedia
Komputer & multimediaKomputer & multimedia
Komputer & multimedia
 
Media pembelajaran
Media  pembelajaranMedia  pembelajaran
Media pembelajaran
 
Penelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancaraPenelitian kualitatif dan wawancara
Penelitian kualitatif dan wawancara
 
Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)Analisis butir soal (v)
Analisis butir soal (v)
 
Pengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisisPengembangan bhn ujian dan analisis
Pengembangan bhn ujian dan analisis
 
Sekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasiSekilas konsep evaluasi
Sekilas konsep evaluasi
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
Disain instruksional
Disain instruksionalDisain instruksional
Disain instruksional
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitian
 
Desain pesan
Desain pesanDesain pesan
Desain pesan
 
Instruksional sistem
Instruksional sistemInstruksional sistem
Instruksional sistem
 
Model assure media pembelajaran
Model assure media  pembelajaran Model assure media  pembelajaran
Model assure media pembelajaran
 
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksiDeskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
Deskriptif dan preskriptif teori pembelajaran dan instruksi
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Contextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctlContextual teaching-and-learning-ctl
Contextual teaching-and-learning-ctl
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 
Filsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kunoFilsafat zaman yunani kuno
Filsafat zaman yunani kuno
 
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafatHubungan ilmu pengetahuan filsafat
Hubungan ilmu pengetahuan filsafat
 

Metode Penelitian

  • 1. Metode Penelitian Pendidikan Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok, yaitu logika dan pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri pokok penelitian ini harus dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu harus memiliki hubungan fungsional-logis. Dalam hal ini logika merujuk kepada (a) pemahaman terhadap teori yang digunakan dan (b) asumsi dasar yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan penelitian. Di samping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja indera manusia dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia terhadap data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan empirik harus berjalan konsisten: artinya kedua unsur (logika dan pengamatan empiris) harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan terjadi dialog intensif. Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan sesuai dengan pertimbangan logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang pendidikan menurunnya prestasi siswa dapat diterangkan dengan asumsi bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana laboratorium dan buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian untuk matakuliah tertentu, disebabkan guru belum memahami pelaksanaan kurikulum yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan). Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian. Hubungan antar konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan ........Setiap konsep yang kembangkan sebagai variabel penelitian harus dapat menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada di lapangan. Sebagai contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator empirik yang dapat diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar guru di dalam kelas (b) penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di kelas, dan (c) kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran tertentu di kelas. Hakekat pendidikan untuk mencerdaskan dan mencetak nilai-nilai luhur mengalami reduksi besar-besaran yang cenderung bertumpu pada kepentingan pragmatis liberal semata. Dunia dalam percepatan bukan diisi oleh generasi yang mampu menghadapi perubahan, melainkan lebih pada generasi yang mengabdi pada kekuasaan. Arah pendidikan makin jelas menuju pada kepentingan jangka pendek, seolah anak ditempa menjadi manusia yang harus paham berbagai masalah dengan mengabaikan kebebasan individunya. Anak diharuskan menjadi pribadi dengan predikat superlatif (serba cakap-pandai), sedangkan yang tak memenuhinya silakan minggir. Menurut Benny, ini akibat proses belajar yang terjadi bukan secara humanistik melainkan doktriner (h.103) sehingga pantaslah pendidikan kita hanya menghasilkan generasi robot, generasi yang dituntut selalu seragam hingga menafikan perilaku luhur. kutipan: Pendidikan memang perlu, tapi esensinya sudah tak penting lagi sehingga yang dikejar adalah titel selangit. Singkatnya, salah seorang pelopor pendidikan kita, R.A Kartini, menyebut perengkuhan pendidikan berarti habis gelap terbitlah terang. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, KI Hajar Dewantoro sebagai Bapak Pendidikan Nasional sebagai bukti konkrit lain, bahwa melalui pendidikanlah manusia Indonesia bisa jadi maju dan beradab sehingga
  • 2. bisa bergaul, sejajar, dan dikenal di antara bangsa-bangsa di dunia. Dalam prakteknya, pendidikan memang beragam. Beberapa metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW di antaranya melalui tiga tingkatan, yakni lisan, tangan, dan hati. Tiga aspek pendidikan ini kemudian dijabarkan oleh para ahli terori pendidikan dari Barat, misalnya Bloom, dengan pemenuhan aspek-aspek pengetahuan (cognitive), keterampilan (psychomotor), dan sikap (affective). Jelasnya, gabungan tiga aspek inilah yang dikehendaki oleh Islam. Di bangku sekolah, teori pendidikan dan tujuan pendidikan di atas kelihatannya rumit sekali. Mahasiswa bisa dibuat puyeng oleh segudang teori pendidikan. Padahal jika dikaji lebih dalam, kenyataannya tidaklah demikian. Hakekat pendidikan sebenarnya sederhana dan mudah diterapkan. Pula hasilnya bisa direngkuh. Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis tentang prinsipprinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. Dengan demikian, metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai methods atau cara-cara untuk melakukan penelitian. Dalam bahasa sehari-hari, pengertian methodology dan methods ini sering dikacaukan. Seringkali dijumpai istilah metodologi atau metode penelitian, padahal yang dimaksudkan sebenarnya adalah methods atau cara penelitian-sebagai salah satu tahap dalam metodologi penelitian yang kemudian dituangkan dalam usulan penelitian. Dengan demikian, istilah ”metodologi” di sini adalah dalam arti yang terbatas/sempit. Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-bagaimanapun, suatu cara hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara penelitian digunakan secara bervariasi, tergantung antara lain pada obyek (formal) ilmu pengetahuan, tujuan penelitian, dan tipe data yang akan diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya tergantung pada logika dan konsistensi peneliti. Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu langkah konkret pada tahap awal penelitian. Seorang guru yang baru meneliti atau ingin meneliti, dalam hal ini ingin memperoleh informasi dari instrumen yang digunakan. Guru harus memiliki sejumlah keterampilan khusus. Demikian pula, penelitian itu sedapat mungkin ditujukan untuk memecahkan suatu masalah pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat, negara, dan ilmu. Sebagai suatu proses, penelitian membutuhkan tahapan-tahapan tertentu yang oleh Bailey disebut sebagai suatu siklus yang lazimnya diawali dengan: 1. pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada); 2. pembuatan desaian penelitian; 3. pengumpulan data; 4. pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi hasilnya. Dalam kenyataannya, seorang peneliti dapat mengakhiri penelitiannya setelah interpretasi hasil. Akan tetapi, proses penelitian sendiri tidak berhenti pada tahap itu. Ada
  • 3. kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana yang diharapkan. Dalam hal ini peneliti perlu melakukan revisi atas asumsi/ hipotesisnya dengan melewati tahap pertama. Atau, mungkin juga asumsi/hipotasisnya benar tetapi terdapat kesalahan pada hal-hal lain, misalnya kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam pengukuran konsep-konsep, atau ketidaktepatan analisis data. Maka dalan hal ini peneliti harus mengulang seluruh proses penelitiannya (Bailey, 1982:10). Pendapat ini memperkuat posisi, bahwa pelaksanaan penelitian bersifat dinamis: yaitu penelitian yang bersifat terbuka, dilakukan dengan berbagai pendekatan yang tidak kaku (rigit). Proses penelitian diketahuai adalah proses yang dinamis, artinya perkembangan suatu teori diawali dengan pemahaman terhadap teori itu sendiri, yang kemudian menghasilkan hipotesis, lalu dari hipotesis itu diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada gilirannya observasi itu menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori itu mungkin didukung atau ditolak. Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu research, yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali. Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau pertanyaan tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah mempunyai jawaban sementara atas masalah itu. Dengan demikian seorang peneliti harus berfikir : Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan penelitian, berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian yang digunakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah: Pendekatan apa yang akan digunakan, metode penelitian dan cara pengumpulan data apa yang dapat digunakan dan bagaimana cara menganalisis data yang diperoleh. Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan cara-cara pendekatan yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan rancangan penelitiannya. Saat ini berbagai macam rancangan penelitian telah dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian adalah Penelitian Deskriptif. Berbagai macam definisi tentang penelitian deskriptif, di antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono : 2003). Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto : 2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain. Karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga
  • 4. dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto : 2005). Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian jenis ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam penelitian komparatif akan dihasilkan informasi mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalan, diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada urutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu. Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang diharapkan adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk itu walaupun penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bersifat ex post facto, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan guru untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005). Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru, metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang telah dilakukuan), sebenarnya penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono: 2003). Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian dilakukan setelah kejadian berlangsung maka tetap dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah, karena sesuai dengan aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.
  • 5. Ilustrasi Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba menerapkan metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah dirancang langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah metode tersebut diterapkan. Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara) siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik, mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam
  • 6. pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya. Dari hasil wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan analisis dan pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah dan sebagainya. Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode pembelajaran baru, rumusan masalahnya, landasan teori dan metode penelitian yang digunakan serta te Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif analitis tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran di knik analisis/pembahasan dan akhirnya menyusun kesimpulan hasil penelitiannya. kelasnya. Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau dirasakan. Yang dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan yang membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin melakukan sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya kesenjangan (gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu. Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan. Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan jelas, memberi petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan cara menganalisisnya. Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi para calon peneliti, karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun hasil penelitian para ahli semua sudah tertuang dalam kepustakaan. Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat diketemukan dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya seperti jurnal, tesis, disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian. Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah (a) prinsip kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi. Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang letakletak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan teori di dalam melaporkan hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan gejala yang ada maka setelah ditetapkan anggapan dasar maka dapat langsung melangkah pada identifikasi variabel. Namun untuk
  • 7. penelitian deskriptif yang akan dilanjutkan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah mengenai hipotesis nol. Hipotesis nol, yang biasa dilambangkan dengan Ho, adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan kelompok yang lainnya. Di dalam analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif, yang biasa dilambangkan dengan Ha, yang menyatakan adanya saling hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar. Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif misalnya banyaknya siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum yang disediakan dan sejenisnya. Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan siswa, keseriusan guru dalam mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan kuantifikasi, data biasa digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (1) data nominal; (2) data ordinal; (3) data interval; dan (4) data ratio. Demikian pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh : jenis kelamin, status perkawinan, dan sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya diberi angka 3, dan dibawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh : hasil lomba cerdas cermat, peringkat siswa di kelas, dan sejenisnya. Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Contoh : variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap metode pembelajaran, dan sejenisnya. Variabel ratio, adalah variabel yang dalam kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak. Dalam hal subyek peneltian, maka peneliti dapat memilih apakah akan meneliti populasi atau sampel. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas, maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang guru, pengumpulan data dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan penelitian deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara (bagi siswa TK atau SD) dan data yang dikumpulkan misalnya tentang tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru yang telah dilakukan guru atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran dengan metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi, dan keaktifan siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan
  • 8. pengolahan data. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya serta data yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi sesuai aturan. Selanjutnya data yang lolos seleksi tersebut disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis selanjutnya. Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data kuantitatif (data dalam bentuk bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data yang bersifat kualitatif (deskriptif kualitatif) dilakukan analisis non statistik. Data deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan karenanya analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis). Dalam analisis deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus, persentase, standar deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan harus sesuai dengan rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket, pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan diberi makna atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji. Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji hubungan, maka akan diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau 10%., atau dapat terjadi hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya perbedaan diterima sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harus diberi interprestasi atau pemaknaan. Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian dipastikan seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan terbukti kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan menjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memiliki konsistensi dalam alur penelitiannya. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan pada tiga jenis karya ilmiah, yaitu penelitian deskriptif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas. Dalam kaitannya dengan penilaian angka kredit guru terhadap penulisan karya ilmiah, maka
  • 9. salah satu kriteria karya tulis ilmiah adalah Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono, 2006). Jadi yang perlu diperhatikan bahwa karya tulis ilmiah tersebut harus asli buatan sendiri (bukan dibuat orang lain), perlu atau bermanfaat untuk pengembangan profesi guru, ilmiah dalam arti sesuai kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta konsisten dalam hal bidang yang diteliti, yang diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu bidang pendidikan khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang bersangkutan. Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai kemanfaatan adalah keharusan adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian, jenis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen. Dengan demikian meskipun jenis penelitian deskriptif diperbolehkan, namun tetap harus memiliki nilai manfaat untuk pengembangan profesinya. Jadi tidak boleh hanya penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kejadian yang ”biasa” terjadi, misalnya (yang banyak ditulis dan ditolak/tidak diberikan angka kredit) : Hubungan Antara Kondisi Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi Belajar Siswa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan sejenisnya. Penelitian tentang hal itu memang termasuk penelitian yang bersifat ilmiah, tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan profesi guru. Agar penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi yang diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau telaah tentang tindakan yang dilakukan atau upaya yang telah dilakukan oleh guru (si penulis sendiri) untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas di sini dikutip pendapat Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi persyaratan dalam hal kemanfaatan: ”(a) Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si penulis. (b) Masalah yang ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan/pengembangan profesinya. (c) Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya, telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang mengulang-ulang.” Selain hal di atas, agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilampirkan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, test hasil relajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil penelitian, print-out analisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.