1. Penelitian Kualitatif
Berdasarkan pikiran-pikiran dasar (hakekat realita) :
Kehidupan itu berkembang
Kebenaran itu kontekstual / subjektif
Kebenaran itu kompleks / multidimensional
Dari pikiran dasar tersebut berkembang ciri pokok :
Penelitian dilakukan secara induktif, discovery
Melihat situs secara alami / natural setting
Menemukan makna (tidak hanya melihat luarnya saja)
Implikasinya dalam kerja penelitian :
Pada disain penelitian : berubah & terus berkemban, serta tidak rinci
Instrumen : peneliti sebagai instrumen, pengembangannya tidak rinci dan
dapat berubah
Waktu di lapangan selama mungkin
Analisis data dilakukan sejak awal pengumpulan data
2. Penelitian kualitatif (rancangan)
Rancangan penelitian kualitatif (disain) sifatnya lebih
fleksibel, terbuka untuk perubahan & revisi selama proses
penelitian
Rancangan akan lebih baik jika didahului dengan
preliminari (studi lapangan, studi
dokumentasi, mempelajari data sekunder)
Hal-hal yang perlu dijelaskan dalam disain :
APA mengacu pada permasalahan
MENGAPA alasan, latar belakang, signifikansi penelitian
BAGAIMANA menyangkut
metode, instrumen, subjek, lokasi, pengumpulan dan pengolahan
data
APA kembali pada pertanyaan awal, apa yang dihasilkan
3. Penelitian kualitatif (memasuki lapangan)
Menjalin hubungan kerja :
Meski masuk ke dunia subjek tetapi tetap terlepas dari subjek
Berusaha belajar dari subjek tetapi tidak menjadi seperti subjek
Tidak bersaing dengan subjek
Berupaya memahami pola pikir subjek tetapi tidak berpikir sebagai
subjek
Empati dan reflektif
Menentukan lokasi situasi sosial
Memperoleh ijin atau akses
Hari-hari awal di lapangan
Kelanjutan partisipan / pengamatan
Meninggalkan lapangan
4. III. Perencanaan Wawancara
Agar mendapatkan data yang baik, perlu juga
diperhatikan langkah-langkah yang dapat
mempertinggi hasil pengumpulan data yaitu :
a. Menetapkan sampel yang akan di wawancarai
b. Menyusun pedoman wawancara
c. Mencobakan wawancara (try out)
5. Menurut Lexy J. Moleong,
persiapan wawancara tak terstruktur dapat
diselenggarakan menurut
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Menemui siapa yang akan diwawancarai.
b. Mencari tahu bagaimana cara yang
sebaiknya untuk mengadakan kontak
dengan responden.
c. Mengadakan persiapan yang
matang untuk pelaksanaan wawancara.
6. IV. Pelaksanaan dan Kegiatan Sesudah
Wawancara
1. Pelaksanaan Wawancara
a.Pewawancara berpakaian sepantasnya.
b. Pewawancara senantiasa menepati janji, terutama
janji waktu.
c. Pewawancara memperkenalkan diri terlebih dahulu.
d. Lingkungan tempat wawancara nyaman
dan menyenangkan
e. Pewawancara bertindak sebagai
seorang yang netral.
f. Pewawancara mengembangkan kemampuan
mendengan yang baik, akurat dan tepat agar apa
yang didengarnya secara tepat dapat dimanfaatkan
sebagai informasi yangmenunjang pemecahan
masalah penelitian.
7. 2. Strategi dan Taktik Berwawancara
Tugas pokok yang paling rawan ialah menanamkan
kepercayaan dan menjalin kerjasama dengan
responden.
3.Pencatatan Data Wawancara
Ada pencatatan data yang dilakukan
melalui tape-recorder dan ada pula yang
dilakukan melalui pencatatan
pewawancara sendiri
8. 4. Kegiatan sesudah Wawancara Kegiatan sesudah
wawancara berakhir cukup penting, dalam rangka
pengecekan keabsahan dan kualitas data.
Kegiatan tersebut adalah sebagai beriktu :
a. Memeriksa apakah tape-recorder berfungsi
dengan baik atau tidak
b. Membuat catatan lapangan secara lengkap tentang
tempat wawancara, siapa yang menjadi
terwawancara, bagaimana reaksinya, bagaimana
peranan pewawancara itu sendiri dan hal-hal
apa yang dapat dicatat untuk memperkaya wawancara
c. Memeriksa seluruh informasi yang diperlukan
dalam wawancara
d. Mengorganisasi dan mensistematisasi data agar
siap dijadikan bahas analisa.
9. V. Kebaikan dan Kelemahan Interview /
Wawancara
1. Interview merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan
keadaan pribadi
subyek wawancara.
2. Dapat dilaksanakan terhadap setiap tingkatan umur.
3. Interview selalu digunakan untuk mengumpulkan data pelengkap
terhadap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
4. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
5. Wawancara memungkinkan peneliti, untuk memperoleh
dan mengumpulkan data dalam jangka waktu yang lebih
cepat, apabila dibandaingkan dengan penggunaan alat-alat
pengumpulan data lainnya
6. Wawancara memberikan jaminan kepada peneliti, bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepada responden, mendapatkan jawaban yang
dikehendaki oleh peneliti. Setidak-tidaknya jawaban yang diperoleh
merupakan data yang proporsional dengan tujuan penelitian.
10. 7. Penggunaan wawancara, memungkinkan peneliti
untuk bersikap
tidak terlampau kaku atau ketat (jadi, dapat berlaku
lebih luwes)
8. Peneliti lebih banyak dapat menerapkan pengawasan
dan pengendalian
terhadap situasi yang dihadapi, didalam penerapan
wawancara.
9. Data yang diberikan oleh responden,
secara langsung dapat diperiksa kebenarannnya,
melalui tingkah laku non verbal dari responden.
Disampingkeuntungan-keuntungan tersebut diatas,
maka penggunaan wawancara juga mempunya
kelemahan-kelemahan.