SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PROSES PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK

                 PROSES PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA
                                     DIDIK
              Perkembangan moral merupakan suatu yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
              apa yang harus dilakukan manusi dalam berinteraksi dengan orang lain. Sehingga
              pengalaman berinteraksi dengan orang lain menjadi pemicu dalam memahami tentang prilaku
              mana yang baik dikerjakan dan yang tiadak baik dikerjakan. Selain itu perkembangan moral
              juga terjadi karena proses penguatan, penghukuman, dan peniruan. penggambaran atau
              pembagian struktur kepribadian manusia itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu, ide, ego dan
              super ego. Sehingga seseorang yang bermoral yaitu seseorang yang menerima dan menaati
              sistem peraturan yang ada serta bertindak sesuai atas penilaian baik burknya sesuatu. Moral
              bagi seorang remaja merupakan suatu kebutuhan yang penting, terutama sebagai pedoman
              menemukan identitas dirinya, mengembangakan hubungan personal yang harmonis dan
              menghindari konflik-konflik yang terjadi pada masa transisi. Perkembangan spiritualitas
              adalah perkembangan kualitas atau sifat dasar dalam berhubungan dengan diri sendiri orang
              lain, tuhan, dan alam serta kebutuhan terdalam dari diri seseorang untuk menemukan identitas
              dan makna hidup yang penuh arti. Dan terjadinya perkembangan spiritual atau kepercayaan
              dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan intlektual dan emosional yang dicapai
              oleh seseorang. Dimana proses terjadinya secara bertahap melalui tahapan-tahapan, priml
              faith atau kepercayaan terpenting, intuitive-projective atau berdasarkan sifat proyeksi, mythic-
              literal faith atau mengartikan karakter kepercayaan, synthetic-conventional faith atau meniru
              kepercayaan adat, individuative- reflective faith atau individu dalam membayangkan
              kepercayaan. Conjunctive-faith atau kesadaran akan keterbatasan. Dan universalizing faith
              atau perasaan ketuhanan.
ata Kunci : Perkembangan moral, pengalaman berinteraksi, proses penguatan, penghukuman, dan peniruan,
               struktur kepribadian manusia, seseorang yang bermoral, Moral bagi seorang remaja,
               Perkembangan spiritualitas, perkembangan intlektual dan emosional, proses.




              LATAR BELAKANG
                     Perkembangan moral merupakan proses perkembangan kepribadian siswa selaku
              seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan ini
              berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayat. Perkembangan itu sendiri merupakan proses
              perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan
pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada
kemampuan organ psikologis (Purwati dan Nurwidodo.2000:22). Perkembangan moral
hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan sosial, sebab perilaku moral pada
umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Seorang siswa hanya
akan berperilaku sosial tertentu secara memadahi apabila menguasai pemikiran norma
perilaku moral yang diperlukan untuk menguasai pemikiran norma perilaku moral yang
diperlukan

       Seperti dalam proses perkembangan yang lannya, proses perkembangan moral selalu
berkaitan dengan proses belajar. Belajar itu sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi
kebutuhan     yang   belum   terpenuhi   dengan    kompetensi-kompetensi     yang    dimiliki
(Mudjiman.2008:73). Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial sangat bergantung
pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial), baik dilingkungan sekolah, keluarga,
maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini bermakna bahwa proses belajar sangat
menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan
norma moral, agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral yang berlaku dalam
masyarakat.

       Sehingga dapat diartikan bahwa, perkembangan moral merupakan perkembangan
yang berkaitan dengan aturan dan konfensi mengenai apa yang yang seharusnya dilakukan
okleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (desmita.2009:258). Hal ini juga sesuai
dengan pendapat piaget dalam Desmita (2009:260) bahwa, hakikat moralitas yaitu
kecenderungan untuk menerima sistem peraturan.

       spiritual adalah suatu ragam konsep kesadaran individu akan makna hidup, yang
memungkinkan individu berpikir secara kontekstual dan transformatif sehingga kita merasa
sebagai satu pribadi yang utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan
sepiritual merupakan sumber dari kebijaksanaan dan kesadaran akan nilai dan makna hidup,
serta memungkinkan secara kreatif menemukan dan mengembangkan nilai-nilai dan makna
baru dalam kehidupan individu. Kecerdasan spiritual juga mampu menumbuhkan kesadaran
bahwa manusia memiliki kebebasan untuk mengembangkan diri secara bertanggungjawab
dan mampu memiliki wawasan mengenai kehidupan serta memungkinkan menciptakan
secara kreatif karya-karya baru.. Sedngkan ingersol dalam Desmita (2009:264) menyatakan,
spiritualitas sebagai wujud karakter spiritual, kualitas atau sifat dasar dan upaya dalam
berhubungan atau bersatu dengan tuhan.
Sehingga dapat diartikan bahwa, kecerdasan spiritual sebagai bagian dari psikologi
   memandang bahwa seseorang yang beragama belum tentu memiliki kecerdasan spiritual.
   Namun sebaliknya, bisa jadi seseorang yang humanis-non-agamis memiliki kecerdasan
   spiritual yang tinggi, sehingga sikap hidupnya inklusif, setuju dalam perbedaan (agree in
   disagreement), dan penuh toleran. Hal itu menunjukkan bahwa makna "spirituality"
   (keruhanian) disini tidak selalu berarti agama atau bertuhan. Sehingga dari kuti-kutipan diatas
   penulis memilih judul proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik karena, proses
   merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana sangat menentukan hasil atau pencaapain
   puncak dan akhirnya.


   MAKNA PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK
1. Makna Perkembangan Moral Peserta Didik
          . Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan moral,
   sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku
   sosial. Seorang siswa hanya akan berperilaku sosial tertentu secara memadahi apabila
   menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan untuk menguasai pemikiran
   norma perilaku moral yang diperlukan. Perkembangan moral merupakan suatu kebutuhan
   yang penting bagi remaja dalam menemukan identitas dirinya, menghubungkan sikap
   personal yang harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang terjadi selama transisi,
   sehingga perkembangan moral dapat di artikan sebagai perkembangan yang berkaitan dengan
   aturaan dan konvensi mengenai apa yang harus dilakukan oleh manusia dalam interaksi
   dengan orang lain (desmita,2009:258).

          Dalam sistem moralitas, baik dan buruk dijabarkan secara kronologis mulai yang
   paling abstrak hingga yang lebih operasional. Nilai merupakan perangkat moralitas yang
   paling abstrak. Nilai merupakan suatu perangkat keyakinan atupun perasaan yang diyakini
   sebagai suatu identitas yang memberikan corak kusus kepada pola pemikiran, perasaan,
   keterikatan dan prilaku (syahidin dkk.2009:239). Moral dapat berbentuk formula, peraturan,
   atau ketentuan pelaksanaan, misalnya saja etika belajar, etika mengajar dan lain sebagainya.
   Dilihat dari sumber nilai ataupun moral dapat diambil dari wahyu ilahiataupun dari budaya.
   Dengan demikian dapat diartikanbahwa, moral sama saja dengan akhlak manakala sumber
   atau produk budayasesuai dengan prinsip-prinsip akhlak (syahidin dkk.2009:239).

2. Makna Perkembangan Spiritual Peserta Didik
Echoks dan Shadily dalam Desmiata (2009:264) berpendapat bahwa, kata sepiritual
     berasal dari bahasa Inggris yaitu ”spirituality”. Kata dasarnya “spirit” yang berarti roh, jiwaa,
     semangat. Sedangkan Ingersoll dalam Desmiata (2009:264) berpendapat bahwa, kata
     sepiritual berasal dari kata latin “spiritus” yang berarti, luas atu dalam (breath), ketegu han
     hati atau keyakinan (caorage), energy atau semangat (vigor), dan kehidupan. Kata sifat
     spiritual berasal dari kata latin spiritualis yang berarti ”of the spirit” (kerohanian)
                Menurut Aliah dan purwakania hasan dalam Desmita (2009:265) menyatakan
     spiritualitas memiliki ruang lingkup dan makna pribadi yang luas, dengan kata kunci sebagai
     berikut :

a.    Meaning (makna). Makna merupkan sesuatu yang signifikan dalam kehidupan manusia,
     merasakan situasi, memiliki dan mengarah pada suatu tujuan.
b. Values (nilai-nilai). Nilai-nilai adalah kpercayaa, standard an etika yang dihargai.
c.    Transcendence (transendensensi). Transendensi merupakan pengalaman, kesadaran dan
     penghargaan terhadap dimensi transendental bagi kehidupan di atas diri seseorang.
d. connecting (bersambung). Bersambung adalah meningkatkan kesadaran terhadap hubungan
     dengan diri sendiri, orang lain, tuhan dan alam.
e.    Becoming (menjadi). Menjadi adalah membuka kehidupan yang menuntut refleksi dan
     pengalaman, termasuk siapa seseorang dan bagai mana seseorang mengetahui.
                Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa perkembangan spiritual adalah jiwa
     seorang manusia memiliki semangat dan memiliki kepercayaan yang dalam terhadap diiri
     sendiri, orang lain, tuhan dan alam, yang terjadi karena pengalaman dan kesadaran dalam
     kehidupan diatas diri seseorang. Sedangkan pendapat Fowler dalam Desmita (2009:279)
     menyebut spiritual atau kepercayaan suatu yang universal, ciri dari seluruh hidup, tindakan
     pengertian diri semua manusia, entah mereka menyatakan diri sebagai manusia yang percaya
     dan orang yang berkeagamaan atau sebagai orang yang tidak percaya sebagai apapun.

     KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SPIRITUAL
A. Karakteristik perkembangan spiritualitas anak usia sekolah
                Tahap mythic-literal faith, yang dimulai usia 7-11 tahun. Menurut Fowler dalam
     desmita (2009:281), berpendapat bahwa tahap ini, sesuai dengan tahap perkembangan
     kognitifnya, anak mulai berfikir secara logis dan mengatur dunia dengan katagori-katagori
     baru. Pada tahap ini anak secara sistematis mulai mengambil makna dari tradisi
     masyarakatnya, dan secara khusus menemukan koherensi serta makna pada bentuk-bentuk
     naratif.
Sebagai anak yang tengah berada dalam tahap pemikiran operasional konkret, maka
     anak usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan interpretasi
     secara konkret. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemahaman mengenai konsep-konsep
     keagamaan. Dengan demikian, gagasan-gagasan keagamaan yang bersifat abstrak yang
     tadinya dipahami secara konkret, seperti tuhan itu satu,tuhan itu amat dekat, tuhan ada di
     mana-mana, mulai dapat di pahami secara abstrak.
 B. Karakteristik perkembangan spiritualitas remaja
            Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya keyakinan agama remaja telah
     mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada awal masa anak-anak ketika
     mereka baru memiliki kemampuan berfikir simbolik Tuhan dibayangkan sebagai person yang
     berada di awan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep
     yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman terhadap
     keyakinan agama sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya.
            Oleh sebab itu, meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh
     orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuan dalam
     perkembangan kognitifnya. Mungkin mereka mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan
     agama mereka sendiri. Menurut Muhammad Idrus dalam Desmita (2009:283), pola
     kepercayaan yang dibangun remaja bersifat konvensional, sebab secara kognitif, efektif dan
     sosial, remaja mulai menyesuaikan diri dengan orang lain yang berarti baginya (significant
     others) dan dengan mayoritas lainya.


 PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRUTYAL TERHADAP PENDIDIKAN                                    Untuk
     mengembangkan moral dan spiritual, pendidikan sekolah formal yang di tuntut untuk
     membantu peserta didik dalam mengembangkan moral dan spiritual mereka, sehingga
     mereka dapat menjadi manusia yang moralis dan religious.Sejatinya pendidikan tidak boleh
     menghasilkan manusia bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal
     yang hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. Pendidikan selayaknya
     menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat membekali manusianya
     agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat (Elmubarok,2008:30).
         Strategi yang mungkin dilakukan guru di sekolah dalam membantu perkembangan moral
     dan spiritual peserta didik yaitu sebagai berikut.
a.    Memberikan pendidikan moral dan keagamaan melalui kurikulum tersembunyi, yakni
     menjadi sekolah sebagai atmosfer moral dan agama secara keseluruhan.
b. Memberikan pendidikan moral secara langsung, yakni pendidikan moral dengan pendidikan
      pada nilai dan juga sifat selam jangka waktu tertentu atau menyatukan nilai-nilai dan sifat-
      sifat tersebut ke dalam kurikulum.
 c.    Memberikan pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai, yaitu pendekatan
      pendidikan moral tidak langsung yang berfokus pada upaya membantu siswa untuk
      memperoleh kejelasan mengenai tujuan hidup mereka dan apa yang berharga untuk di cari.
 d.   Menjadikan wahana yang kondusif bagi peserta didik untuk menghayati agamanya, tidak
      hanya sekedar bersifat teoritis, tetapi penghayatan yang benar-benar dikontruksi dari
      pengalaman keberagamaan.
 e.    Membantu peserta didik mengembangkan rasa ketuhanan melalui pendekatan spiritual
      paranting,seperti:
 1. Memupuk hubungan sadar anak dengan tuhan melalui doa setiap hari.
 2. Menanyakan kepada anak bagaimana tuhan terlibat dalam aktivitasnya sehari-hari.
 3.    Memberikan kesadaran kepada anak bahwa tuhan akan membimbing kita apabila kita
      meminta.
 4.    Menyuruh anak merenungkan bahwa tuhan itu ada dalam jiwa mereka dengan cara
      menjelaskan bahwa mereka tidak dapat melihat diri mereka tumbuh atau mendengar darah
      mereka mengalir, tetapi tahu bahwa semua itu sungguh-sungguh terjadi sekalipun mereka
      tidak melihat apapun (Desmita,2009:287).


      PROSES PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK
1. Poses Perkembangan Moral Peserta Didik
             Teori Perkembangan moral dalam psikologi umum menurut Kohlbergdalam Desmita
      (2009:261) terdapat 3 tingkat dan 6 tahap diantaranya sebagai berikut :
      Tingkatan perkembngan moral peserta didik yaitu :
  1. Perkenvensional moralitas. Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak
      yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan, (
      hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman dari otoritas.
  2. Konvensional. Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas atau
      kelompok sebaya.
  3. Pasca konvensional. Pada level ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang
      sebagai tujuan akhir, tetapi di perlukan sebagai subjek. Anak mentaati aturan untuk
      menghindari hukuman kata hati.
      Tahap perkembangan moral peserta didik yaitu :
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh
     otoritas. Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dari otoritas.
2.   Orientasi hedonistic instrumental suatu perbuatan dinilai baik apabila berfungsi sebagai
     instrumen untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri.
3. Orientasi anak yang baik tindakan berorientasikan pada orang lain. Suatu perbuatan dinilai
     baik apabila menyenangkan bagi orang lain.
4.   Orientasi keteraturan dan otoritas prilaku yang dinilai baik adalah menunaikan kewajiban,
     menghormati otoritas, dan memelihara ketertiban sosial.
5.   Orientasi kontrol sosial legalistik ada semacam perjanjian antara dirinya dan lingkungan
     sosial. Perbuatan dinilai baik apabila sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
6. Orientasi kata hati kebenaran ditemukan oleh kata hati, sesuai dengan prinsip-prinsip etika
     universal yang bersifat abstrak dan penghormatan terhadap martabat manusia


2. Proses Perkembangan Spiritual Peserta Didik
        Teori Fowler dalam Desmita (2009:279) mengusulkan tahap perkembangan spiritual dan
     keyakinan dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan intlektual dan emosional
     yang dicapai oleh seseorang. Dan ketujuh tahap perkembangan agama itu adalah :
1. Tahap prima faith. Tahap keprcayaan ini terjadi pada usia 0-2 tahun yang ditandai dengan
     rasa percaya dan setia anak pada pengasuhnya. Kepercayaan ini tumbuh dari pengalaman
     relasi mutual. Berupa saling memberi dan menerima yang diritualisasikan dalam interaksi
     antara anak dan pengasuhnya.
2.    Tahap intuitive-projective, yang berlangsung antara usia 2-7 tahun. pada tahap ini
     kepercayaan anak bersifat peniruan, karena kepercayaan yang dimilikinya masih merupakan
     gabungan hasil pengajaran dan contoh-contoh signivikan dari orang dewasa, anak kemudian
     berhasil merangsang, membentuk, menyalurkan dan mengarahkan perhatian seponten serta
     gambaran intuitif dan proyektifnya pafda ilahi.
3. Tahap mythic-literal faith, Dimulai dari usia 7-11 tahun. pada tahap ini, sesuai dengan tahap
     kongnitifnya, anak secara sistematis mulai mengambil makna dari tradisi masyarakatnya.
     Gambaran tentang tuhan diibaratkan sebagai seorang pribadi, orangtua atau penguasa, yang
     bertindak dengan sikap memerhatikan secara konsekuen, tegas dan jika perlu tegas.
4.   Tahap synthetic-conventional faith, yang terjadi pada usia 12-akhir masa remaja atau awal
     masa dewasa. Kepercayaan remaja pada tahap ini ditandai dengan kesadaran tentang
     simbolisme dan memiliki lebih dari satu cara untuk mengetahui kebenaran. Sistem
     kepercayaan remaja mencerminkan pola kepercayaan masyarakat pada umumnya, namun
kesadaran kritisnya sesuai dengan tahap operasional formal, sehingga menjadikan remaja
     melakukan kritik atas ajaran-ajaran yang diberikan oleh lembaga keagamaan resmi
     kepadanya. Pada tahap ini, remaja juga mulai mencapai pengalaman bersatu dengan yang
     transenden melalui symbol dan upacara keagamaan yang dianggap sacral. Symbol-simbol
     identik kedalaman arti itu sendiri. Allah dipandang sebagai “pribadi lain” yang berperan
     penting dalam kehidupan mereka. Lebih dari itu, Allah dipandang sebagai sahabat yang
     paling intim, yang tanpa syarat. Selanjutnya muncul pengakuan bahwa allah lebih dekat
     dengan dirinya sendiri. Kesadaran ini kemudian memunculkan pengakuan rasa komitmen
     dalam diri remaja terhadap sang khalik
5. Tahap individuative- reflective faith, yang terjadi pada usia 19 tahun atau pada masa dewasa
     awal, pada tahap in8i mulai muncul sintesis kepercayaan dan tanggung jawab individual
     terhadap kepercayaan tersebut. Pengalaman personal pada tahap ini memainkan peranan
     penting dalam kepercayaan seseorang. Menurut Fowler dalam Desmita (2009:280) pada
     tahap ini ditandai dengan.
a.   Adanya kesadaran terhadap relativitas pandangan dunia yang diberikan orang lain, individu
     mengambil jarak kritis terhadap asumsi-asumsi sistem nilai terdahulu.
b.   Mengabaikan kepercayaan terhadap otoritas eksternal dengan munculnya “ego eksekutif”
     sebagai tanggung jawab dalam memilih antara prioritas dan komitmen yang akan
     membantunya membentuk identitas diri.
6.   Tahap Conjunctive-faith, disebut juga paradoxical-consolidation faith, yang dimulai pada
     usia 30 tahun sampai masa dewasa akhir. Tahap ini ditandai dengan perasaan terintegrasi
     dengan symbol-simbol, ritual-ritual dan keyakinan agama. Dalam tahap ini seseorang juga
     lebih terbuka terhadap pandangan-pandangan yang paradoks dan bertentangan, yang berasal
     dari kesadaran akan keterbatasan dan pembatasan seseorang.
7.   Tahap universalizing faith, yang berkembang pada usia lanjut. Perkembangan agama pada
     masa ini ditandai dengan munculnya sisitem kepercayaan transcendental untuk mencapai
     perasaan ketuhanan, serta adanya desentransasi diri dan pengosongan diri. Pristiwa-prisiwa
     konflik tidak selamanya dipandangan sebagai paradoks, sebaliknya, pada tahap ini orang
     mulai berusaha mencari kebenaran universal. Dalam proses pencarian kebenara ini, seseorang
     akan menerima banyak kebenaran dari banyak titik pandang yang berbeda serta berusaha
     menyelaraskan perspektifnya sendiri dengan perspektif orang lain yang masuk dalam
     jangkauan universal yang paling lua.
     KESIMPULAN
Sehingga dapat diartikan bahwa, perkembangan moral merupakan perkembangan
       yang berkaitan dengan aturan dan konfensi mengenai apa yang yang seharusnya dilakukan
       okleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain dan perkembangan spiritual adalah jiwa
       seorang manusia memiliki semangat dan memiliki kepercayaan yang dalam terhadap diiri
       sendiri, orang lain, tuhan dan alam, yang terjadi karena pengalaman dan kesadaran dalam
       kehidupan diatas diri seseorang. Dan proses perkembangan moral terjdi secara bertahap yaitu,
       Orientasi kepatuhan dan hukuman,Orientasi hedonistic instrumental suatu perbuatan,
       Orientasi anak yang baik tindakan berorientasikan pada orang lain,Orientasi keteraturan dan
       otoritas prilaku yang dinilai baik,Orientasi kontrol sosial legalistik ada semacam perjanjian
       antara dirinya dan lingkungan,Orientasi kata hati kebenaran ditemukan oleh kata hati. Dan
       tahapan moralitas yaitu, priml faith atau kepercayaan terpenting, intuitive-projective atau
       berdasarkan sifat proyeksi, mythic-literal faith atau mengartikan karakter kepercayaan,
       synthetic-conventional faith atau meniru kepercayaan adat, individuative- reflective faith atau
       individu dalam membayangkan kepercayaan. Conjunctive-faith atau kesadaran akan
       keterbatasan. Dan universalizing faith atau perasaan ketuhanan.




       DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
         Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan pendidikan nilai. Bandung: CV. Alfabeta
         Mudjiman, Haris. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta : UNS (UNS pres)

Poerwati, Endang dan Nurwidodo. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Malang: FKIP – UMM.
Syahidin, dkk. 2009. Moral Kongnisi Islam. Bandung : CV Alvabeta

More Related Content

What's hot

Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiAlwiAssegaf
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Hafiza .h
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockKaRen GiNting
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRipan Nugraha Harahap
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistikPujiati Puu
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakterMenciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karaktererna yuniar
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamNovita Widianingsih
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikPutriMeka
 
hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikanyelti
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 

What's hot (20)

Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwiSoal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
Soal dan jawaban filsafat ilmu dari semua materi.docx alwi
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Prinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlockPrinsip perkembangan menurut hurlock
Prinsip perkembangan menurut hurlock
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistik
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakterMenciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
hakekat pendidikan
hakekat pendidikanhakekat pendidikan
hakekat pendidikan
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 

Viewers also liked

Perkembangan moral dan spritual peserta didik
Perkembangan moral dan spritual peserta didikPerkembangan moral dan spritual peserta didik
Perkembangan moral dan spritual peserta didikLala DrealMinoz
 
4. Kepemimpinan, Spiritualitas, Luka Dan Diri
4. Kepemimpinan,  Spiritualitas, Luka Dan Diri4. Kepemimpinan,  Spiritualitas, Luka Dan Diri
4. Kepemimpinan, Spiritualitas, Luka Dan Dirirobby chandra
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaTri Astuti Utomo (iyas)
 
Kecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iiiKecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iiidila semangat
 
pengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didik
pengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didikpengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didik
pengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didikHeriyani Akasih
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didikManajemen peserta didik
Manajemen peserta didikUrwatul Wutsqo
 

Viewers also liked (12)

Perkembangan moral dan spritual peserta didik
Perkembangan moral dan spritual peserta didikPerkembangan moral dan spritual peserta didik
Perkembangan moral dan spritual peserta didik
 
Makalah perkembangan spiritual
Makalah perkembangan spiritualMakalah perkembangan spiritual
Makalah perkembangan spiritual
 
4. Kepemimpinan, Spiritualitas, Luka Dan Diri
4. Kepemimpinan,  Spiritualitas, Luka Dan Diri4. Kepemimpinan,  Spiritualitas, Luka Dan Diri
4. Kepemimpinan, Spiritualitas, Luka Dan Diri
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
 
Kecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iiiKecerdasan spiritual gol_iii
Kecerdasan spiritual gol_iii
 
Landasan Religius dalam BK
Landasan Religius dalam BKLandasan Religius dalam BK
Landasan Religius dalam BK
 
pengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didik
pengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didikpengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didik
pengertian, prinsip dan landasan manajemen peserta didik
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
 
Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didikManajemen peserta didik
Manajemen peserta didik
 
Modul metasploit
Modul metasploitModul metasploit
Modul metasploit
 
Modul agama kristen
Modul agama kristenModul agama kristen
Modul agama kristen
 
PPT BERTANGGUNG JAWAB
PPT BERTANGGUNG JAWABPPT BERTANGGUNG JAWAB
PPT BERTANGGUNG JAWAB
 

Similar to Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik

ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docxETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docxRIFATSALIMUDDIN
 
Haris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eHaris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eRizz Aee
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologiHary Ihsan
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Istna Zakia Iriana
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapodaxboy
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaZarevi1
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiFarRhah Ay
 
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7rayn mboeik
 
Psikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawanPsikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawanDIANTO IRAWAN
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Rewa D
 
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Nanang Galing
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxZukét Printing
 
perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxDeskijulianda
 
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSNMembangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSNSeta Wicaksana
 

Similar to Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik (20)

Modul 5 kb 4
Modul 5 kb 4Modul 5 kb 4
Modul 5 kb 4
 
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docxETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
ETIKA KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM.docx
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Haris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.eHaris krismana ii.a p.e
Haris krismana ii.a p.e
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 4- Perkembangan Moral Dan Spiritual Peser...
 
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikapPerkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
Perkembangan nilai,-moral,-dan-sikap
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesi
 
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
Perkembangan nilai dan moral kelompok 7
 
Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensiPengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
Pengaruh kematangan beragama terhadap kompetensi
 
Psikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawanPsikologi agama BY dianto irawan
Psikologi agama BY dianto irawan
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
AKHLAK
AKHLAKAKHLAK
AKHLAK
 
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
 
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
 
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docxMakalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
Makalah Sumber Ajaran Ahlak Dan Etika UNZAH GENGGONG By_ Zuket Printing.docx
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
 
perkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptxperkembangan kepribadian.pptx
perkembangan kepribadian.pptx
 
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSNMembangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN
 

More from Deep Walker

Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7Deep Walker
 
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13Deep Walker
 
dropbox quick start
dropbox quick startdropbox quick start
dropbox quick startDeep Walker
 
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)Deep Walker
 
Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013Deep Walker
 
Thesis free writing
Thesis free writingThesis free writing
Thesis free writingDeep Walker
 
Memahami kemandirian
Memahami kemandirianMemahami kemandirian
Memahami kemandirianDeep Walker
 
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diriHal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diriDeep Walker
 
Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,Deep Walker
 

More from Deep Walker (10)

Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
Silabus kurikulum 2013 smp bahasa inggris kelas 7
 
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
soal mid bahasa inggris kelas 7 K13
 
dropbox quick start
dropbox quick startdropbox quick start
dropbox quick start
 
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
Rpp Bahasa Inggris 2013 kelas VII (7)
 
Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013Penilaian kurikulum 2013
Penilaian kurikulum 2013
 
Thesis free writing
Thesis free writingThesis free writing
Thesis free writing
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Memahami kemandirian
Memahami kemandirianMemahami kemandirian
Memahami kemandirian
 
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diriHal2 yang berhubungan dngan konsep diri
Hal2 yang berhubungan dngan konsep diri
 
Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,Tingkah laku pro social.,
Tingkah laku pro social.,
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 

Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik

  • 1. PROSES PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK PROSES PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK Perkembangan moral merupakan suatu yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang harus dilakukan manusi dalam berinteraksi dengan orang lain. Sehingga pengalaman berinteraksi dengan orang lain menjadi pemicu dalam memahami tentang prilaku mana yang baik dikerjakan dan yang tiadak baik dikerjakan. Selain itu perkembangan moral juga terjadi karena proses penguatan, penghukuman, dan peniruan. penggambaran atau pembagian struktur kepribadian manusia itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu, ide, ego dan super ego. Sehingga seseorang yang bermoral yaitu seseorang yang menerima dan menaati sistem peraturan yang ada serta bertindak sesuai atas penilaian baik burknya sesuatu. Moral bagi seorang remaja merupakan suatu kebutuhan yang penting, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangakan hubungan personal yang harmonis dan menghindari konflik-konflik yang terjadi pada masa transisi. Perkembangan spiritualitas adalah perkembangan kualitas atau sifat dasar dalam berhubungan dengan diri sendiri orang lain, tuhan, dan alam serta kebutuhan terdalam dari diri seseorang untuk menemukan identitas dan makna hidup yang penuh arti. Dan terjadinya perkembangan spiritual atau kepercayaan dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan intlektual dan emosional yang dicapai oleh seseorang. Dimana proses terjadinya secara bertahap melalui tahapan-tahapan, priml faith atau kepercayaan terpenting, intuitive-projective atau berdasarkan sifat proyeksi, mythic- literal faith atau mengartikan karakter kepercayaan, synthetic-conventional faith atau meniru kepercayaan adat, individuative- reflective faith atau individu dalam membayangkan kepercayaan. Conjunctive-faith atau kesadaran akan keterbatasan. Dan universalizing faith atau perasaan ketuhanan. ata Kunci : Perkembangan moral, pengalaman berinteraksi, proses penguatan, penghukuman, dan peniruan, struktur kepribadian manusia, seseorang yang bermoral, Moral bagi seorang remaja, Perkembangan spiritualitas, perkembangan intlektual dan emosional, proses. LATAR BELAKANG Perkembangan moral merupakan proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang anggota masyarakat dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan ini berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayat. Perkembangan itu sendiri merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan
  • 2. pada organ jasmani tersebut, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada kemampuan organ psikologis (Purwati dan Nurwidodo.2000:22). Perkembangan moral hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan sosial, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Seorang siswa hanya akan berperilaku sosial tertentu secara memadahi apabila menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan untuk menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan Seperti dalam proses perkembangan yang lannya, proses perkembangan moral selalu berkaitan dengan proses belajar. Belajar itu sendiri memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi dengan kompetensi-kompetensi yang dimiliki (Mudjiman.2008:73). Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan sosial sangat bergantung pada kualitas proses belajar (khususnya belajar sosial), baik dilingkungan sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini bermakna bahwa proses belajar sangat menentukan kemampuan siswa dalam bersikap dan berperilaku sosial yang selaras dengan norma moral, agama, moral tradisi, moral hukum, dan norma moral yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga dapat diartikan bahwa, perkembangan moral merupakan perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konfensi mengenai apa yang yang seharusnya dilakukan okleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (desmita.2009:258). Hal ini juga sesuai dengan pendapat piaget dalam Desmita (2009:260) bahwa, hakikat moralitas yaitu kecenderungan untuk menerima sistem peraturan. spiritual adalah suatu ragam konsep kesadaran individu akan makna hidup, yang memungkinkan individu berpikir secara kontekstual dan transformatif sehingga kita merasa sebagai satu pribadi yang utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan sepiritual merupakan sumber dari kebijaksanaan dan kesadaran akan nilai dan makna hidup, serta memungkinkan secara kreatif menemukan dan mengembangkan nilai-nilai dan makna baru dalam kehidupan individu. Kecerdasan spiritual juga mampu menumbuhkan kesadaran bahwa manusia memiliki kebebasan untuk mengembangkan diri secara bertanggungjawab dan mampu memiliki wawasan mengenai kehidupan serta memungkinkan menciptakan secara kreatif karya-karya baru.. Sedngkan ingersol dalam Desmita (2009:264) menyatakan, spiritualitas sebagai wujud karakter spiritual, kualitas atau sifat dasar dan upaya dalam berhubungan atau bersatu dengan tuhan.
  • 3. Sehingga dapat diartikan bahwa, kecerdasan spiritual sebagai bagian dari psikologi memandang bahwa seseorang yang beragama belum tentu memiliki kecerdasan spiritual. Namun sebaliknya, bisa jadi seseorang yang humanis-non-agamis memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, sehingga sikap hidupnya inklusif, setuju dalam perbedaan (agree in disagreement), dan penuh toleran. Hal itu menunjukkan bahwa makna "spirituality" (keruhanian) disini tidak selalu berarti agama atau bertuhan. Sehingga dari kuti-kutipan diatas penulis memilih judul proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik karena, proses merupakan suatu hal yang sangat penting, dimana sangat menentukan hasil atau pencaapain puncak dan akhirnya. MAKNA PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK 1. Makna Perkembangan Moral Peserta Didik . Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan merupakan perkembangan moral, sebab perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Seorang siswa hanya akan berperilaku sosial tertentu secara memadahi apabila menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan untuk menguasai pemikiran norma perilaku moral yang diperlukan. Perkembangan moral merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi remaja dalam menemukan identitas dirinya, menghubungkan sikap personal yang harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang terjadi selama transisi, sehingga perkembangan moral dapat di artikan sebagai perkembangan yang berkaitan dengan aturaan dan konvensi mengenai apa yang harus dilakukan oleh manusia dalam interaksi dengan orang lain (desmita,2009:258). Dalam sistem moralitas, baik dan buruk dijabarkan secara kronologis mulai yang paling abstrak hingga yang lebih operasional. Nilai merupakan perangkat moralitas yang paling abstrak. Nilai merupakan suatu perangkat keyakinan atupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak kusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan dan prilaku (syahidin dkk.2009:239). Moral dapat berbentuk formula, peraturan, atau ketentuan pelaksanaan, misalnya saja etika belajar, etika mengajar dan lain sebagainya. Dilihat dari sumber nilai ataupun moral dapat diambil dari wahyu ilahiataupun dari budaya. Dengan demikian dapat diartikanbahwa, moral sama saja dengan akhlak manakala sumber atau produk budayasesuai dengan prinsip-prinsip akhlak (syahidin dkk.2009:239). 2. Makna Perkembangan Spiritual Peserta Didik
  • 4. Echoks dan Shadily dalam Desmiata (2009:264) berpendapat bahwa, kata sepiritual berasal dari bahasa Inggris yaitu ”spirituality”. Kata dasarnya “spirit” yang berarti roh, jiwaa, semangat. Sedangkan Ingersoll dalam Desmiata (2009:264) berpendapat bahwa, kata sepiritual berasal dari kata latin “spiritus” yang berarti, luas atu dalam (breath), ketegu han hati atau keyakinan (caorage), energy atau semangat (vigor), dan kehidupan. Kata sifat spiritual berasal dari kata latin spiritualis yang berarti ”of the spirit” (kerohanian) Menurut Aliah dan purwakania hasan dalam Desmita (2009:265) menyatakan spiritualitas memiliki ruang lingkup dan makna pribadi yang luas, dengan kata kunci sebagai berikut : a. Meaning (makna). Makna merupkan sesuatu yang signifikan dalam kehidupan manusia, merasakan situasi, memiliki dan mengarah pada suatu tujuan. b. Values (nilai-nilai). Nilai-nilai adalah kpercayaa, standard an etika yang dihargai. c. Transcendence (transendensensi). Transendensi merupakan pengalaman, kesadaran dan penghargaan terhadap dimensi transendental bagi kehidupan di atas diri seseorang. d. connecting (bersambung). Bersambung adalah meningkatkan kesadaran terhadap hubungan dengan diri sendiri, orang lain, tuhan dan alam. e. Becoming (menjadi). Menjadi adalah membuka kehidupan yang menuntut refleksi dan pengalaman, termasuk siapa seseorang dan bagai mana seseorang mengetahui. Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa perkembangan spiritual adalah jiwa seorang manusia memiliki semangat dan memiliki kepercayaan yang dalam terhadap diiri sendiri, orang lain, tuhan dan alam, yang terjadi karena pengalaman dan kesadaran dalam kehidupan diatas diri seseorang. Sedangkan pendapat Fowler dalam Desmita (2009:279) menyebut spiritual atau kepercayaan suatu yang universal, ciri dari seluruh hidup, tindakan pengertian diri semua manusia, entah mereka menyatakan diri sebagai manusia yang percaya dan orang yang berkeagamaan atau sebagai orang yang tidak percaya sebagai apapun. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SPIRITUAL A. Karakteristik perkembangan spiritualitas anak usia sekolah Tahap mythic-literal faith, yang dimulai usia 7-11 tahun. Menurut Fowler dalam desmita (2009:281), berpendapat bahwa tahap ini, sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya, anak mulai berfikir secara logis dan mengatur dunia dengan katagori-katagori baru. Pada tahap ini anak secara sistematis mulai mengambil makna dari tradisi masyarakatnya, dan secara khusus menemukan koherensi serta makna pada bentuk-bentuk naratif.
  • 5. Sebagai anak yang tengah berada dalam tahap pemikiran operasional konkret, maka anak usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan interpretasi secara konkret. Hal ini juga berpengaruh terhadap pemahaman mengenai konsep-konsep keagamaan. Dengan demikian, gagasan-gagasan keagamaan yang bersifat abstrak yang tadinya dipahami secara konkret, seperti tuhan itu satu,tuhan itu amat dekat, tuhan ada di mana-mana, mulai dapat di pahami secara abstrak. B. Karakteristik perkembangan spiritualitas remaja Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada awal masa anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berfikir simbolik Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman terhadap keyakinan agama sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya. Oleh sebab itu, meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuan dalam perkembangan kognitifnya. Mungkin mereka mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri. Menurut Muhammad Idrus dalam Desmita (2009:283), pola kepercayaan yang dibangun remaja bersifat konvensional, sebab secara kognitif, efektif dan sosial, remaja mulai menyesuaikan diri dengan orang lain yang berarti baginya (significant others) dan dengan mayoritas lainya. PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRUTYAL TERHADAP PENDIDIKAN Untuk mengembangkan moral dan spiritual, pendidikan sekolah formal yang di tuntut untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan moral dan spiritual mereka, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang moralis dan religious.Sejatinya pendidikan tidak boleh menghasilkan manusia bermental benalu dalam masyarakat, yakni lulusan pendidikan formal yang hanya menggantungkan hidup pada pekerjaan formal semata. Pendidikan selayaknya menanamkan kemandirian, kerja keras dan kreatifitas yang dapat membekali manusianya agar bisa survive dan berguna dalam masyarakat (Elmubarok,2008:30). Strategi yang mungkin dilakukan guru di sekolah dalam membantu perkembangan moral dan spiritual peserta didik yaitu sebagai berikut. a. Memberikan pendidikan moral dan keagamaan melalui kurikulum tersembunyi, yakni menjadi sekolah sebagai atmosfer moral dan agama secara keseluruhan.
  • 6. b. Memberikan pendidikan moral secara langsung, yakni pendidikan moral dengan pendidikan pada nilai dan juga sifat selam jangka waktu tertentu atau menyatukan nilai-nilai dan sifat- sifat tersebut ke dalam kurikulum. c. Memberikan pendekatan moral melalui pendekatan klarifikasi nilai, yaitu pendekatan pendidikan moral tidak langsung yang berfokus pada upaya membantu siswa untuk memperoleh kejelasan mengenai tujuan hidup mereka dan apa yang berharga untuk di cari. d. Menjadikan wahana yang kondusif bagi peserta didik untuk menghayati agamanya, tidak hanya sekedar bersifat teoritis, tetapi penghayatan yang benar-benar dikontruksi dari pengalaman keberagamaan. e. Membantu peserta didik mengembangkan rasa ketuhanan melalui pendekatan spiritual paranting,seperti: 1. Memupuk hubungan sadar anak dengan tuhan melalui doa setiap hari. 2. Menanyakan kepada anak bagaimana tuhan terlibat dalam aktivitasnya sehari-hari. 3. Memberikan kesadaran kepada anak bahwa tuhan akan membimbing kita apabila kita meminta. 4. Menyuruh anak merenungkan bahwa tuhan itu ada dalam jiwa mereka dengan cara menjelaskan bahwa mereka tidak dapat melihat diri mereka tumbuh atau mendengar darah mereka mengalir, tetapi tahu bahwa semua itu sungguh-sungguh terjadi sekalipun mereka tidak melihat apapun (Desmita,2009:287). PROSES PERKEMBANGAN MORAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK 1. Poses Perkembangan Moral Peserta Didik Teori Perkembangan moral dalam psikologi umum menurut Kohlbergdalam Desmita (2009:261) terdapat 3 tingkat dan 6 tahap diantaranya sebagai berikut : Tingkatan perkembngan moral peserta didik yaitu : 1. Perkenvensional moralitas. Pada level ini anak mengenal moralitas berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah) atau menyakitkan, ( hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan ancaman hukuman dari otoritas. 2. Konvensional. Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila mematuhi harapan otoritas atau kelompok sebaya. 3. Pasca konvensional. Pada level ini aturan dan institusi dari masyarakat tidak dipandang sebagai tujuan akhir, tetapi di perlukan sebagai subjek. Anak mentaati aturan untuk menghindari hukuman kata hati. Tahap perkembangan moral peserta didik yaitu :
  • 7. 1. Orientasi kepatuhan dan hukuman pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan oleh otoritas. Kepatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman dari otoritas. 2. Orientasi hedonistic instrumental suatu perbuatan dinilai baik apabila berfungsi sebagai instrumen untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri. 3. Orientasi anak yang baik tindakan berorientasikan pada orang lain. Suatu perbuatan dinilai baik apabila menyenangkan bagi orang lain. 4. Orientasi keteraturan dan otoritas prilaku yang dinilai baik adalah menunaikan kewajiban, menghormati otoritas, dan memelihara ketertiban sosial. 5. Orientasi kontrol sosial legalistik ada semacam perjanjian antara dirinya dan lingkungan sosial. Perbuatan dinilai baik apabila sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 6. Orientasi kata hati kebenaran ditemukan oleh kata hati, sesuai dengan prinsip-prinsip etika universal yang bersifat abstrak dan penghormatan terhadap martabat manusia 2. Proses Perkembangan Spiritual Peserta Didik Teori Fowler dalam Desmita (2009:279) mengusulkan tahap perkembangan spiritual dan keyakinan dapat berkembang hanya dalam lingkup perkembangan intlektual dan emosional yang dicapai oleh seseorang. Dan ketujuh tahap perkembangan agama itu adalah : 1. Tahap prima faith. Tahap keprcayaan ini terjadi pada usia 0-2 tahun yang ditandai dengan rasa percaya dan setia anak pada pengasuhnya. Kepercayaan ini tumbuh dari pengalaman relasi mutual. Berupa saling memberi dan menerima yang diritualisasikan dalam interaksi antara anak dan pengasuhnya. 2. Tahap intuitive-projective, yang berlangsung antara usia 2-7 tahun. pada tahap ini kepercayaan anak bersifat peniruan, karena kepercayaan yang dimilikinya masih merupakan gabungan hasil pengajaran dan contoh-contoh signivikan dari orang dewasa, anak kemudian berhasil merangsang, membentuk, menyalurkan dan mengarahkan perhatian seponten serta gambaran intuitif dan proyektifnya pafda ilahi. 3. Tahap mythic-literal faith, Dimulai dari usia 7-11 tahun. pada tahap ini, sesuai dengan tahap kongnitifnya, anak secara sistematis mulai mengambil makna dari tradisi masyarakatnya. Gambaran tentang tuhan diibaratkan sebagai seorang pribadi, orangtua atau penguasa, yang bertindak dengan sikap memerhatikan secara konsekuen, tegas dan jika perlu tegas. 4. Tahap synthetic-conventional faith, yang terjadi pada usia 12-akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Kepercayaan remaja pada tahap ini ditandai dengan kesadaran tentang simbolisme dan memiliki lebih dari satu cara untuk mengetahui kebenaran. Sistem kepercayaan remaja mencerminkan pola kepercayaan masyarakat pada umumnya, namun
  • 8. kesadaran kritisnya sesuai dengan tahap operasional formal, sehingga menjadikan remaja melakukan kritik atas ajaran-ajaran yang diberikan oleh lembaga keagamaan resmi kepadanya. Pada tahap ini, remaja juga mulai mencapai pengalaman bersatu dengan yang transenden melalui symbol dan upacara keagamaan yang dianggap sacral. Symbol-simbol identik kedalaman arti itu sendiri. Allah dipandang sebagai “pribadi lain” yang berperan penting dalam kehidupan mereka. Lebih dari itu, Allah dipandang sebagai sahabat yang paling intim, yang tanpa syarat. Selanjutnya muncul pengakuan bahwa allah lebih dekat dengan dirinya sendiri. Kesadaran ini kemudian memunculkan pengakuan rasa komitmen dalam diri remaja terhadap sang khalik 5. Tahap individuative- reflective faith, yang terjadi pada usia 19 tahun atau pada masa dewasa awal, pada tahap in8i mulai muncul sintesis kepercayaan dan tanggung jawab individual terhadap kepercayaan tersebut. Pengalaman personal pada tahap ini memainkan peranan penting dalam kepercayaan seseorang. Menurut Fowler dalam Desmita (2009:280) pada tahap ini ditandai dengan. a. Adanya kesadaran terhadap relativitas pandangan dunia yang diberikan orang lain, individu mengambil jarak kritis terhadap asumsi-asumsi sistem nilai terdahulu. b. Mengabaikan kepercayaan terhadap otoritas eksternal dengan munculnya “ego eksekutif” sebagai tanggung jawab dalam memilih antara prioritas dan komitmen yang akan membantunya membentuk identitas diri. 6. Tahap Conjunctive-faith, disebut juga paradoxical-consolidation faith, yang dimulai pada usia 30 tahun sampai masa dewasa akhir. Tahap ini ditandai dengan perasaan terintegrasi dengan symbol-simbol, ritual-ritual dan keyakinan agama. Dalam tahap ini seseorang juga lebih terbuka terhadap pandangan-pandangan yang paradoks dan bertentangan, yang berasal dari kesadaran akan keterbatasan dan pembatasan seseorang. 7. Tahap universalizing faith, yang berkembang pada usia lanjut. Perkembangan agama pada masa ini ditandai dengan munculnya sisitem kepercayaan transcendental untuk mencapai perasaan ketuhanan, serta adanya desentransasi diri dan pengosongan diri. Pristiwa-prisiwa konflik tidak selamanya dipandangan sebagai paradoks, sebaliknya, pada tahap ini orang mulai berusaha mencari kebenaran universal. Dalam proses pencarian kebenara ini, seseorang akan menerima banyak kebenaran dari banyak titik pandang yang berbeda serta berusaha menyelaraskan perspektifnya sendiri dengan perspektif orang lain yang masuk dalam jangkauan universal yang paling lua. KESIMPULAN
  • 9. Sehingga dapat diartikan bahwa, perkembangan moral merupakan perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konfensi mengenai apa yang yang seharusnya dilakukan okleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain dan perkembangan spiritual adalah jiwa seorang manusia memiliki semangat dan memiliki kepercayaan yang dalam terhadap diiri sendiri, orang lain, tuhan dan alam, yang terjadi karena pengalaman dan kesadaran dalam kehidupan diatas diri seseorang. Dan proses perkembangan moral terjdi secara bertahap yaitu, Orientasi kepatuhan dan hukuman,Orientasi hedonistic instrumental suatu perbuatan, Orientasi anak yang baik tindakan berorientasikan pada orang lain,Orientasi keteraturan dan otoritas prilaku yang dinilai baik,Orientasi kontrol sosial legalistik ada semacam perjanjian antara dirinya dan lingkungan,Orientasi kata hati kebenaran ditemukan oleh kata hati. Dan tahapan moralitas yaitu, priml faith atau kepercayaan terpenting, intuitive-projective atau berdasarkan sifat proyeksi, mythic-literal faith atau mengartikan karakter kepercayaan, synthetic-conventional faith atau meniru kepercayaan adat, individuative- reflective faith atau individu dalam membayangkan kepercayaan. Conjunctive-faith atau kesadaran akan keterbatasan. Dan universalizing faith atau perasaan ketuhanan. DAFTAR PUSTAKA Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Elmubarok, Zaim. 2008. Membumikan pendidikan nilai. Bandung: CV. Alfabeta Mudjiman, Haris. 2008. Belajar Mandiri. Surakarta : UNS (UNS pres) Poerwati, Endang dan Nurwidodo. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Malang: FKIP – UMM. Syahidin, dkk. 2009. Moral Kongnisi Islam. Bandung : CV Alvabeta