2. Karakteristik Buku Besar dan Buku
Pembantu
Buku besar (general ledger) merupakan kumpulan
rekening-rekening yang digunakan untuk
menyortasi dan meringkas informasi yang telah
dicatat dalam jurnal.
Buku pembantu (subsidiary ledger) adalah suatu
cabang buku besar yang berisi rincian rekening
tertentu yang ada dalam buku besar.
Rekening adalah judul suatu catatan akuntansi yang
umumnya berbentuk T, yang dibagi dua, sebelah
kiri disebut debit, dan sebelah kanan disebut
kredit, sebagai alat untuk mengklasifikasikan dan
mencatat transaksi berdasar prinsip tata buku
berpasangan (double entry bookkeeping).
3. Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam
buku besar dan buku pembantu disebut dengan
pembukuan (posting).
Empat tahap posting :
Pembuatan rekapitulasi jurnal
Penyortasian rekening yang akan diisi dengan
data rekapitulasi
Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening
yang bersangkutan
Pengembalian rekening ke dalam arsip pada
urutannya semula
4. Formulir Rekening Buku Besar
1. Rekening dengan debit lebar (wide debit ledger)
Bentuk rekening ini menyediakan kolom
“keterangan” pada sebelah debit lebih lebar
dibandingkan sebelah kredit, karena penjelasan
yang bersangkutan dengan transaksi pendebitan
lebih banyak bila dibandingkan dengan
penjelasan yang bersangkutan dengan transaksi
pengkreditan, dan jika penentuan saldonya perlu
dilakukan secara periodik.
5. 2. Rekening biasa (regular ledger)
Rekening ini mempunyai kolom “keterangan”
yang sama lebarnya untuk sebelah debit dan
kredit. Umumnya rekening buku besar
menggunakan bentuk rekening ini. Buku
pembantu yang menggunakan bentuk rekening
ini adalah buku pembantu piutang dan buku
pembantu utang.
7. 3. Rekening berkolom saldo di tengah (center
balance ledger)
Digunakan jika diperlukan informasi saldo
rekening setiap saat, baik saldo debit maupun
saldo kredit dan diperlukan penjelasan yang
relatif sama banyaknya baik untuk transaksi
pendebitan maupun pengkreditan
9. 4. Rekening berkolom saldo (balance ledger)
Digunakan jika diperlukan penjelasan yang
banyak, baik untuk transaksi pendebitan
maupun pengkreditan, dan jika diperlukan
informasi saldo berjalan setiap saat. Kolom saldo
diletakkan di sebelah kanan untuk memudahkan
penyusunan neraca sisa
Untuk menunjukkan apakah saldo yang
tercantum dalam kolom “saldo” merupakan saldo
debit atau kredit, ada 2 cara merancangnya :
1. Mencantumkan kolom D/K
11. 2. Membuat kolom saldo debit terpisah dari
kolom saldo kredit.
Nama Rekening :
Tgl
Keterangan
No. Rekening :
Fol
√
Debit
Kredit
Saldo
Debit
Kredit
12. 5. Rekening ganda berkolom saldo (double ledger
with balance ledger)
Digunakan hanya jika hanya diperlukan
penjelasan singkat untuk setiap transaksi
pendebitan dan pengkreditan, informasi saldo
berjalan diperlukan setiap saat, dan rekening
sangat aktif dipakai.
14. 6. Rekening dengan saldo lama dan saldo baru
(old and new balance ledger)
Biasanya digunakan jika perusahaan
menggunakan mesin pembukuan sebagai alat
postingnya. Operasi posting dengan mesin
pembukuan memerlukan kegiatan penjemputan
saldo lama (old balance pick up) untuk
memungkinkan mesin pembukuan dengan
otomatis menghitung saldo baru. Oleh karena
itu formulir rekening didesain dengan
menyediakan kolom-kolom saldo lama dan
saldo baru
16. Susunan Rekening Buku Besar
Rekening – rekening yang dibentuk dalam buku
besar harus disesuaikan dengan jenis dan
susunan informasi yang akan disajikan dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan yang
dipakai sebagai dasar pembentukan dan
penyusunan rekening-rekening buku besar
adalah neraca dan laporan laba rugi.
17. Kode Rekening
Kode adalah suatu rerangka (framework) yang
menggunakan angka atau huruf atau kombinasi
keduanya untuk memberi tanda terhadap
klasifikasi yang sebelumnya dibuat. Kode
memudahkan identifikasi dan pembedaan
elemen-elemen yang ada di dalam suatu
klasifikasi.
Pengolahan data akuntansi sangat tergantung
pada penggunaan kode untuk
mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan, dan
mengambil data keuangan. Penggunaan kode
rekening, bukan nama rekening, akan
mempercepat pencarian rekening yang akan
diisi dengan informasi dalam proses posting.
18.
Tujuan Kode
Mengidentifikasi Data Akuntansi secara Unik
Meringkas Data
Mengklasifikasi Rekening atau Transaksi
Menyampaikan Makna Tertentu
Metode Pemberian Kode Rekening
a. Kode Angka atau Alfabet Urut
Rekening buku besar diberi kode angka atau
huruf yang berurutan. Kelemahannya : jika
terjadi perluasan jumlah rekening,akan
mengakibatkan perubahan menyeluruh
terhadap kode rekening yang mempunyai kode
angka yang lebih besar.
19. Contoh :
1. Kas dan Bank
2. Investasi sementara
3. Piutang
4. Cadangan kerugian piutang
5. Persediaan produk jadi
6. Persediaan produk dalam proses
7. Persediaan bahan baku dan bahan penolong
8. Persekot biaya
9. Aktiva lancar lain
dll.
20. b. Kode Angka Blok
Rekening buku besar dikelompokkan menjadi
beberapa golongan dan setiap golongan
disediakan satu blok angka yang berurutan
untuk memberi kodenya. Dalam setiap blok
angka disediakan angka cadangan perluasan
sehingga perluasan rekening hanya akan
mempengaruhi pemberian kode rekening dalam
blok yang bersangkutan.
21. Contoh :
1-24
Aktiva Lancar
25-39 Investasi Jangka Panjang
40-69 Aktiva Tetap Berwujud
70-79 Aktiva Tidak Berwujud
80-99 Aktiva Lain-lain
100-124
Utang Lancar
125-129
Utang Jangka Panjang
130-139
Modal
140-169
Pendapatan Penjualan
170-199
Harga Pokok Penjualan
200-299
Biaya Produksi
dst
22. c. Kode Angka Kelompok
Terbentuk dari dua atau lebih subcodes yang
dikombinasikan menjadi satu kode.
Karakteristik :
Rekening diberi kode angka atau kombinasi
angka dan huruf.
Jumlah angka dan/atau huruf dalam kode
adalah tetap.
Posisi angka dan/atau huruf dalam kode
mempunyai arti tertentu.
Perluasan klasifikasi dilakukan dengan memberi
cadangan angka dan/atau huruf ke kanan.
23.
Kode Angka Kelompok dapat juga digunakan
untuk menunjukkan hirarkhi data. Contoh :
pemakaian Kode Angka Kelompok untuk
memberi kode rekening biaya guna
menghasilkan informasi biaya yang
menggambarkan :
Hubungan biaya dengan pusat
pertanggungjawaban dalam perusahaan, yang
dibagi menurut hirarkhi :
Direksi
Departemen
Bagian
24.
Jenis Biaya
Berdasarkan data dapat ditentukan bahwa
jumlah angka dalam kode adalah 5 : 3 angka
pertama menunjukkan hubungan biaya dengan
struktur organisasi, 2 sisanya menunjukkan
jenis biaya (jumlah jenis biaya diperkirakan
tidak akan lebih dari 100, sehingga hanya
diperlukan 2 angka saja).
1
Direktorat
2
Departemen
3
4
Bagian
5
Jenis Biaya
25. d. Kode Angka Desimal
Kode Angka Desimal memberi kode angka terhadap
klasifikasi yang membagi kelompok menjadi
maksimum 10 subkelompok dan membagi
subkelompok menjadi maksimum 10 golongan yang
lebih kecil dari subkelompok tersebut.
Contoh :
1. Persediaan
1.1 Persediaan Suku Cadang
1.2 Persediaan bahan penolong
1.3 Persediaan bahan baku
1.4 Persediaan Lain – lain
26. Persediaan Bahan Baku dibagi menjadi
maksimum 10 golongan :
1.3.1
Bahan Baku Kayu
1.3.2
Bahan Baku Ampas Tebu
1.3.3
Bahan Baku Jerami
1.3.4
Bahan Baku Bambu
1.3.5
Bahan Baku Lain-lain
27. e. Kode Angka Urut Didahului dengan Huruf
Metode ini menggunakan kode berupa
kombinasi angka dan huruf. Setiap rekening
diberi kode angka yang di mukanya dicantumkan
huruf singkatan kelompok rekening tsb.
Contoh :
AL
101
ATL
112
MO
245
AL = Aktiva Lancar
ATL = Aktiva Tidak Lancar
MO = Modal
28.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam
Merancang Kode Rekening :
Rerangka kode harus secara logis memenuhi
kebutuhan pemakai dan metode pengolahan
data yang digunakan
Setiap kode harus mewakili secara unik unsur
yang diberi kode.
Desain kode harus mudah disesuaikan dengan
tuntutan perubahan
29. Buku pembantu adalah suatu kelompok rekening
yang merupakan rincian rekening tertentu dalam
buku besar, yang dibentuk untuk mempermudah
dan mempercepat penyusunan laporan dan neraca
percobaan.
Umumnya
perusahaan
manufaktur
menyelenggarakan berbagai buku pembantu
seperti berikut:
Buku pembantu persediaan
Buku pembantu piutang
Buku pembantu utang
Buku pembantu harga pokok produksi
Buku pembantu biaya
Buku pembantu aktiva tetap
30. Posting ke dalam Rekening Buku Besar dan Buku
Pembantu
1.
2.
3.
4.
Posting jurnal ke dalam rekening buku besar
dengan tulisan tangan dan posting dokumen
sumber ke dalam rekening buku pembantu dengan
cara yang sama
Posting dokumen sumber ke dalam rekening buku
pembantu yang telah menghasilkan jurnal sebagai
tembusan posting ke dalam rekening tersebut.
Posting ke dalam buku pembantu sebagai akibat
dari pengisian dokumen sumber , yang sekaligus
menghasilkan jurnal sebagai tembusan pengisian
bukti tersebut.
Pembukuan tanpa buku pembantu.
31. Cara Penanganan Dokumen Sumber
Dokumen sumber seringkali disebut dengan
istilah media dapat digolongkan menjadi dua:
media tunggal (single document atau single
media) dan media campuran (mixed document
atau mixed media).
Media tunggal adalah dokumen sumber yang
hanya berisi satu rekening yang didebit atau
satu rekening yang di kredit. Sedangkan media
campuran adalah dokumen sumber yang berisi
lebih dari satu rekening yang di kredit atau lebih
dari satu rekening yang di debit.
32. Penanganan Media Tunggal
Posting media tunggal ke dalam rekening pembantu
tidak menimbulkan masalah.
Contoh media tunggal adalah faktur penjualan
kredit yang merupakan dokumen sumber dalam
pencatatan piutang ke dalam rekening pembantu
piutang. Faktur penjualan kredit dibuat untuk setiap
pembeli, sehingga setiap faktur hanya berisi satu
perdebitan ke dalam rekening pembantu piutang
debitur yang namanya tercantum dalam faktur. Oleh
karena itu faktur penjualan kredit merupakan
contoh media tunggal yang berisi satu pendebitan
ke dalam rekening pembantu piutang debitur yang
bersangkutan.
33. Penanganan Media Campuran
Posting media campuran ke dalam rekening pembantu
dilakukan dengan salah satu dari dua metode ini:
Random posting
Dalam metode posting ini, media campuran diposting ke
dalam rekening sesuai dengan urutannya pada saat diterima
boleh petugas posting. Petugas posting mengambil media
pertama dari tumpukan media yang diterima, mem-posting
setiap debit atau setiap kredit ke dalam rekening yang
bersangkutan. Kemudian setelah selesai, mengambil media
urutan berikutnya dan mem-posting seperti yang dilakukan
pada media pertama tersebut. Begitu seterusnya sampai
semua media diposting ke dalam rekening yang
bersangkutan. Karakteristik random posting :
- Setiap media hanya diambil sekali untuk diposting kedalam
rekening.
- Rekening dapat diambil nlebih dari sau kali selama periode
posting.
34.
Exhaust posting
Dalam metode posting ini, media
dikelompokkan dan dikelompokkan kembali
menurut rekening yang akan di debit atau di
kredit. Rekening hanya diisi sekali dengan
semua debit atau kredit selama posting semua
media.
Karakteristik exhaust posting :
- Setiap rekening hanya diambil sekali untuk
diisi posting dari media.
- Media dapat diambil lebih dari satu kali untuk
di-posting ke dalam rekening selama periode
posting.