Dokumen ini membahas penerapan teknik cerita berantai untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Teknik ini melibatkan siswa saling berbisik menyampaikan pesan dari guru hingga tiga siswa. Hasilnya keberanian berbicara siswa meningkat dan informasi yang disampaikan lebih akurat dibandingkan kelas lain.
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Sri Dianawati_10410245_7F
1. PENERAPAN TEKNIK CERITA BERANTAI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA
SISWA
Oleh:
SRI DIANAWATI
NPM: 10410245
E-Mail: diana.prasetyo@rocket.mail.com
2. Menurut Nuraeni (2002), “Banyak orang
beranggapan berbicara adalah suatu pekerjaan yang
mudah dan tidak perlu dipelajari.” Untuk situasi yang
tidak resmi barangkali anggapan ini ada benarnya,
namun pada situasi resmi pernyataan tersebut tidak
berlaku.
Kenyataannya tidak semua siswa yang berani
dan mau berbicara di depan kelas, sebab mereka
umumnya kurang terampil sebagai akibat dari
kurangnya latihan berbicara. Untuk itu, guru bahasa
Indonesia merasa perlu melatih siswa untuk
berbicara. Latihan pertama kali yang perlu dilakukan
guru ialah menumbuhkan keberanian siswa untuk
berbicara.
3. Teknik cerita berantai bisa dimulai dari seorang
siswa yang menerima informasi dari guru, kemudian
siswa tadi membisikkan informasi itu kepada teman
lain, dan teman yang telah menerima bisikan
meneruskannya kepada teman yang lain lagi. Begitulah
seterusnya. Pada akhir kegiatan akan dievaluasi,
yaitu: siswa yang mana yang menerima informasi yang
benar atau salah. Siswa yang salah menerima
informasi tentu akan salah pula menyampaikan
informasi kepada orang lain.
Sebaliknya, bisa saja terjadi informasi yang
diterima oleh siswa itu benar tetapi mereka keliru
menyampaikannya kepada teman yang lain. Untuk itu,
diperlukan pertimbangan yang cukup bijak dari guru
untuk menilai keberhasilan teknik cerita berantai ini.
4. Pembentukan kelompok dalam menerapkan
teknik cerita berantai dapat membangkitkan
minat dan motivasi siswa untuk berbicara dan
sekaligus menyimak bahan pembicaraan. Pada
waktu siswa menyimak pesan, tampak siswa
saling mengingatkan dengan sesama anggota
kelompok.
Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya
guru untuk menarik perhatian, minat, dan motivasi
siswa sehingga pada akhirnya dapat menciptakan
keaktifan dan ketelitian siswa pada waktu akan
menyampaikan isi bahan simakan di depan kelas.
5. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif karena data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, kalimat, pencatatan
dokumen maupun arsip yang memilki arti yang
sangat lebih dari sekedar angka atau
frekuensi.
Penelitian kualitatif (Qualitative research)
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktifitas sosial,sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelmpok (Nana Syaodih s., 2010: 60).
6. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan ketika PPL di SMA 2 Semarang
Metode/teknik ini diterapkan di kelas XI.Awalnya
dikelas XI IPS 1 dan ternyata hasil tidak maksimal.
Jam berikutnya saya menerapkan metode/ teknik
cerita berantai di kelas XI IPS 3 dan hasilnya jauh
berbeda. Jauh lebih baik.
Adapun langkah-langkahnya :
1. Guru menyiapkan sehelai kertas yang bertuliskan
pesan (kurang lebih satu atau tiga kalimat)yang akan
disampaikan kepada siswa.
7. 2. Pesan yang hendak disampaikan guru
menyangkut kejadian-kejadian yang cukup
menarik dan berarti bagi siswa.
3. Siswa yang duduk didepan menerima pesan
dari guru dan meneruskannya kepada siswa
yang duduk di sebelahnya. Kegiatan ini
dilakukan siswa di depan kelas sambil berdiri.
4. Siswa yang telah menerima pesan
meneruskannya kembali kepada siswa lain.
Kegitan ini dilakukan sampai pada tiga orang
siswa saja. Kemudian siswa ketiga
menceritakan isi cerita kepada siswa pertama.
5. Guru dan siswa membandingkan isi cerita
siswa pertama dengan ketiga.