SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
Universitas Pendidikan Indonesia
         Sekolah Pasca Sarjana
 Program Studi Administrasi Pendidikan




             Tugas Makalah:
“Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
   Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)
       Dosen: Prof.Dr.H. Djam’an Satori, MA.
         Mahasiswa: Djadja Sardjana - 0907904




                                                13 November 2009
Terdapat minat besar dalam manajemen pendidikan di bagian awal abad 21. Hal ini
karena kualitas kepemimpinan dipercaya secara luas membuat perbedaan yang signifikan kepada
sekolah dan siswa. Di banyak bagian dunia, ada pengakuan bahwa sekolah membutuhkan
pemimpin dan manajer yang efektif jika mereka ingin memberikan pendidikan yang terbaik kepada
pelajar mereka. Ketika ekonomi global mengalami resesi, pemerintah lebih menyadari bahwa aset
utama mereka adalah orang-orang yang kompetitif dan semakin tergantung pada sebuah sistem
pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja terampil. Hal ini memerlukan guru-guru yang terlatih
dan berkomitmen, dan pada gilirannya, memerlukan kepemimpinan kepala sekolah yang sangat
efektif dan dukungan lain manajer senior dan menengah (Bush, in press).
       Bidang manajemen pendidikan adalah pluralis, dengan banyaknya kekurangan perspektif
dan kesepakatan yang tak terelakkan mengenai definisinya. Salah satu kunci perdebatan apakah
manajemen pendidikan telah menjadi bidang yang berbeda atau hanya sebuah cabang studi yang
lebih luas dari manajemen. Sementara pendidikan dapat belajar dari manajemen lain, manajemen
pendidikan harus terpusat tujuan pendidikan. Tujuan atau tujuan ini memberikan arti penting arah
untuk mendukung manajemen sekolah. Kecuali keterkaitan antara tujuan dan manajemen
pendidikan yang jelas dan dekat, ada bahaya 'Managerialism', "Penekanan pada prosedur dengan
mengorbankan tujuan pendidikan serta nilai-nilai " (Bush, 1999:240).


1. Konsep Manajemen
       Dari segi bahasa manajemen berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to
conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus
Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John
M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary
mengartikan ‘to Manage’ sebagai “to succed in doing something especially something difficult…..
Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘Manajemen’ diartikan sebagai “Prose penggunaan
sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari
segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi
yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna
memperoleh pemahaman yang lebih jelas.

Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                       Hal 2
Tabel 1.1 Pendapat Pakar tentang Manajemen

No   Pengertian manajemen                                                Pendapat

1.   The most comporehensive definition views manajemen as an (Lester Robert Bittel
     integrating process by which authorized individual create, (Ed), 1978 : 640)
     maintain, and operate an organization in the selection an
     accomplishment of it’s aims
2.   Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada (Prajudi
     semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan Atmosudirdjo,1982 :
     (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu 124)
     prapta atau tujuan kerja yang tertentu
3.   Manajemen is the use of people and other resources to ( Boone& Kurtz. 1984 :
     accomplish objective                                                4)
4.   .. manajemen-the function of getting things done through people     (Harold Koontz, Cyril
                                                                         O’Donnel:3)
5.   Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari (George R. Terry,
     tindsakan-tindakan      :      Perencanaan,     pengorganisasian, 1986:4)
     menggerakan,    dan    poengawasan,      yang   dilakukan   untuk
     menentukan     serta   mencapai    sasaran-sasaran   yang   telah
     ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta
     sumber-sumber lain
6.   Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau (Sondang P. Siagian.
     ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka 1997 : 5)
     pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan
     demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat
     pelaksana utama administrasi
7.   Manajemen is the process of efficiently achieving the objectives of De Cenzo&Robbin
     the organization with and through people                            1999:5




Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                       Hal 3
Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi
hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh
aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan
seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R
Terry menambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P
Siagian menambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi.
Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang
merah tentang pengertian manajemen yakni :
       1. Manajemen merupakan suatu kegiatan
       2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain
       3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu


       Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi
termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk
mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian
tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan
dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu
keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen
semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.


2. Konsep Manajemen Pendidikan
       Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman
tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta fungsi-fungsinya
nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam substansi yang dijadikan objek
kajiannya yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
       Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga
bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi,
ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi);
dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku
administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen pendidikan mempunyai bidang

Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                        Hal 4
dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan
wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat
disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen.
      Dalam kaitannya dengan makna manajemen Pendidikan berikut ini akan dikemukakan
beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini
penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen dan Administrasi terlepas
dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan
dengan makna yang sama.


Tabel 2.1 Pendapat Pakar tentang manajemen Pendidikan

No    Pengertian manajemen Pendidikan                                Pendapat

1.    Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan Djam’an Satori, (1980: 4)
      proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber
      personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai
      tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan
      efisien…
2.    Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai Made Pidarta, (1988:4)
      aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
      dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan
      sebelumnya
3.    Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng- Biro Perencanaan
      organisasian,     memimpin,      mengendalikan       tenaga Depdikbud, (1993:4)
      pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai
      tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa,
      mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang
      beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
      pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan,
      kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap,
      mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                    Hal 5
No    Pengertian manajemen Pendidikan                                Pendapat

      kebangsaan
4.    educational administration is a social process that take place Castetter. (1996:198)
      within the context of social system
5.    Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses Soebagio Atmodiwirio.
      perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan (2000:23)
      tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai
      tujuan pendidikan…
6.    Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari Engkoswara (2001:2)
      bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang
      telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan
      suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam
      mencapai tujuan yang disepakati bersama


dengan memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen pendidikan pada prinsipnya
merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur
dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi
pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna
tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang-
bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain.
Menurut Engkoswara (2001:2) wilayah kerja manajemen pendidikan dapat digambarkan secara
skematik sebagai berikut :
                                            Perorangan
       Garapan           SDM         SB         SFD
       Fungsi

       Perencanaan                              TPP

       Pelaksanaan

       Pengawasan



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                     Hal 6
Kelembagaan
Tabel 2.2 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
gambar di atas menunjukan suatu kombinasi antara fungsi manajemen dengan bidang garapan
yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar (SB), dan Sumber Fasilitas dan Dana (SFD),
sehingga tergambar apa yang sedang dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam
upaya untuk mencapai Tujuan Pendidikan secara Produktif (TPP) baik untuk perorangan maupun
kelembagaan Lembaga pendidikan seperti organisasi sekolah merupakan kerangka kelembagaan
dimana administrasi pendidikan dapat berperan dalam mengelola organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tingkatan-tingkatan suatu organisasi dalam hal ini
sekolah, administrasi pendidikan dapat dilihat dalam tiga tingkatan yaitu tingkatan institusi
(Institutional level), tingkatan manajerial (managerial level), dan tingkatan teknis (technical level)
(Murphy dan Louis, 1999). Tingkatan institusi berkaitan dengan hubungan antara lembaga
pendidikan (sekolah) dengan lingkungan eksternal, tingkatan manajerial berkaitan dengan
kepemimpinan, dan organisasi lembaga (sekolah), dan tingkatan teknis berkaitan dengan proses
pembelajaran. Dengan demikian manajemen pendidikan dalam konteks kelembagaan pendidikan
mempunyai cakupan yang luas, disamping itu bidang-bidang yang harus ditanganinya juga cukup
banyak dan kompleks dari mulai sumberdaya fisik, keuangan, dan manusia yang terlibat dalam
kegiatan proses pendidikan di sekolah
       Menurut Consortium on Renewing Education (Murphy dan Louis, ed. 1999:515) Sekolah
(lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola untuk keberhasilan
pendidikan yaitu :
       1. Integrative capital (modal integrative)
       2. Human capital (modal manusia)
       3. Financial capital (modal keuangan)
       4. Social capital (modal social)
       5. Political capital (modal politik)


Modal integratif adalah modal yang berkaitan dengan pengintegrasian empat modal lainnya untuk
dapat dimanfaatkan bagi pencapaian program/tujuan pendidikan. Modal manusia adalah
sumberdaya manusia yang kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi kepentingan

Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                            Hal 7
proses pendidikan/pembelajaran. Modal keuangan adalah dana yang diperlukan untuk
menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan. Modal sosial adalah ikatan kepercayaan dan
kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai komunitas. Modal politik adalah dasar otoritas
legal yang dimiliki untuk melakukan proses pendidikan/pembelajaran.
       Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan di atas, nampak bahwa salah satu fungsi
penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini
mencakup dari mulai aspek persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat kualitas dari suatu
proses tersebut, dalam hubungan ini Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan
kegiatan/proses pembelajaran jelas perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses
belajar mengajar ini merupakan kegiatan utama dari suatu sekolah (Hoy dan Miskel 2001). Dengan
demikian nampak bahwa Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam
manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah guru,
karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik dalam suatu lembaga pendidikan akan menentukan
bagaimana kontribusinya bagi pencapaian tujuan, dan kinerja guru merupakan sesuatu yang harus
mendapat perhatian dari fihak manajemen pendidikan di sekolah agar dapat terus berkembang
dan meningkat kompetensinya dan dengan peningkatan tersebut kinerja merekapun akan
meningkat, sehingga akan memberikan berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan sejalan
dengan tuntutan perkembangan global dewasa ini.


3. Perkembangan Manajemen Pendidikan
(1) Teori Manajemen Kuno;
       Sampai dengan tingkat tertentu, manajemen telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno.
Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup kompleks yang
hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Kekaisaran Romawi mengembangkan
struktur organisasi yang jelas, dan sangat membantu komunikasi dan pengendalian.
Meskipun manajemen telah dipraktekkan dan dibicarakan di jaman kuno, tetapi kejadian semacam
itu relatif sporadis, dan tidak ada upaya yang sistematis untuk mempelajari manajemen. Karena itu
manajemen selama beberapa abad kemudian “terlupakan”.



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                        Hal 8
Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang lebih serius.
Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, dan perusahaan-perusahaan berkembang menjadi
perusahaan raksasa.


(2) Teori Manajemen Klasik;
a)       Teori Manajemen Klasik
     •    Robert Owen (1771-1858)
     Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat
peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja
merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga memperbaiki
kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Beliau juga
mendirikan toko, yang mana pekerjanya tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan
harga murah. Ia juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja
dibawah umur 10 tahun.
     Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya
manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga
memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara seperti itu
manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada dengan cepat.


     •    Charles Babbage (1792-1871)
     Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan metode kuantitatifnya beliau
percaya:
          1. Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi,
              produksi naik biaya operasi turun.
          2. Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa dianalisis
              secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan dengan lebih
              mudah.
          3. Dengan melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan
              semakin terampil dan berarti semakin efisien.



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                          Hal 9
b)       Teori Manajemen Ilmiah
     •    Federick Winslow Taylor (1856-1915)
Federick Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada
studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study); dari sini ia mengembangkan analisis
kerja. Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential rate).
Manajemen Taylor didasarkan pada langkah atau prinsip sebagai berikut :
          1. Mengambangkan Ilmu untuk setiap elemen pekerjaan, untuk menggantikan pikiran
             yang didasari tanpa ilmu.
          2. Memilih karyawan secara ilmiah, dan melatih mereka untuk melakukan pekerjaan
             seperti yang ditentukan pada langkah-1.
          3. Mengawasi karyawan secara ilmiah, untuk memastikan mereka mengikuti metode yang
             telah ditentukan.
          4. Kerjasama antara manajemen dengan pekerja ditingkatkan. Persahabatan antara
             keduanya juga ditingkatkan


     •    Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1887-1972)
     Keduanya adalah suami istri yang mempunyai minat yangsama terhadap manajemen. Menurut
Frank pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan. Semangat kerja akan naik
karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Sedang Lilian memberikan kontribusi pada
lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Beliau percaya bahwa tujuan akhir
manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi penuhnya sebagai seorang
manusia. Keduanya mengembangkan rencana promosi tiga tahap, yaitu :
          1. Menyiapkan Promosi
          2. Melatih Calon Pengganti
          3. Melakukan Pekerjaan
Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa, sambil menyiapkan
promosi karir, dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian pekerja akan menjadi pelaksana,
pelajar yaitu menyiapkan karir yang lebih tinggi, dan pengajar dalam arti mengajari dalon
pengganti.



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                      Hal 10
•    Henry L. Gantt (1861-1919)
     Gantt melakukan perbaikan metode sistem penggajian Taylor (differential system) karena
menurutnya metode tersebut kurang memotivasi kerja. Sistem Pengawasan (supervisor)
diterapkannya sebagai upaya untuk memacu semangat kerja karyawan. Disamping itu Gantt juga
memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya merupakan ide Owen. Gantt chart (bagan
Gantt) kemudian populer dan gigunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat scedul (jadwal)
pekerja tertentu.




c)       Teori Manajemen Organisasi
     •    Henry Fayol (1841-1925)
     Henry Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering disebut sebagai bapak aliran manajemen
klasik karena upaya “mensistematisir” studi manajerial. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya
analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.
Fayol adalah orang yang pertama mengelompokkan kegiatan menajerial dalam 4 fungsi
manajemen, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pengarahan, dan (4) Pengendalian.
Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan tetapi diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan
dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-prinsip dasarnya dipahami.


     •    Max Weber (1864-1920)
     Max Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi.
Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan jelas untuk
anggota organisasi tersebut. Organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan
diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebut dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada
aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang jelas.
Konsep birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer, dimana orang cnderung
mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif, yaitu organisasi yang lamban, tidak reponsif
terhadap perubahan.



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                         Hal 11
•   Mary Parker Follet (1868-1933)
   Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena memasukkan elemen
manusia dan struktur organisasi kedalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam
teori perilaku dan hubungan manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia
sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya
bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota
organisasi yang sama.
   Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi dimana seseorang
dikendalikan oleh tiga hal, yaitu :
       1. Pengendalian diri (dari orang tersebut);
       2. Pengendalian kelompok (dari kelompok);
       3. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok).


   •   Chester I Barnard (1886-1961)
   Bernard mengambangkan teori organisasi, menurutnya orang yang datang keorganisasi formal
(seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Pada waktu
mereka berusaha mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan berusaha mencapai tujuannya
sendiri. Organisasi bisa berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dengan
tujuan anggotanya dapat terjaga.
Bernard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan individu dapat dijaga
apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan
menerima instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen.


(3) Teori Manajemen Kontemporer.
       Beberapa pendekatan sudah dibicarakan dimuka, dimana pendekatan-pendekatan tersebut
mengalami perkembangan. Ada beberapa perkembangan yang cenderung mengintegrasikan
pendekatan-pendekatan sebelumnya, menjadikan batas-batas pendekatan yang telah dibicarakan
menjadi tidak jelas. Namun demikian ada pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan-
pendekatan tertentu. Bagian berikut ini akan membicarakan pendekatan baru dalam manajemen :



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                    Hal 12
1)   Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai
suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub-
sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan.
Model pendekatan sistem dapat digambarkan sebagai berikut[10] :




Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem manajemen
pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya sistem pendekatan-pendekatan yang baru.


2)   Pendekatan Situasional (Contingency)
Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang
melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif
apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling baik untuk
mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu.
Pendekatan situasional memberikan “resep praktis” terhadap persoalan manajemen. Tidak
mengherankan jika pendekatan ini dikembangkan manajer, konsultan, atau peneliti yang banyak
berkecimpung dengan dunia nyata. Pendekatan ini menyadarkan manajer bahwa kompleksitas
situasi manajerial, membuat manajer fleksibel atau sensitif dalam memilih teknik-teknik
manajemen yang terbaik berdasarkan situasi yang ada.


Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                       Hal 13
Namun pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak menawarkan sesuatu yang
baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin manajemen baru,
yang mempunyai batas-batas yang jelas.


3)    Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human Relation)
        Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah.
Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif.
Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih
lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W. Edwadr Deming, yang
mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang berfokus pada kualitas kerja dan
hubungan antar karyawan.
        Dalam perjalanannya pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai dikatakan
sebagai aliran manajemen baru. Meskipun demikian pendekatan tersebut cukup populer baik
dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan tersebut banyak mempengaruhi
praktek manajemen saat ini.


4.   STUDI KASUS DI INDONESIA
     a. Penerapan Manajemen Pendidikan di Indonesia
     Ada dua hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan dunia pendidikan, yakni (1) evaluasi
pendidikan, dan (2) pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia. Dari dua hal ini ketika
kita tarik kedalam menejemen pendidikan yang berjalan di Indonesia, ada beberapa fenomena
menarik yang sangat menonjol dewasa ini, diantaranya ialah : a) pendidikan kita tidak
mendewasakan anak didik, b) pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya, c) pendidikan kita
tidak menumbuhkan pola berfikir, d) pendidikan kita tidak menghasilkan manusia terdidik, e)
pendidikan kita dirasa membelenggu, f) pendidikan kita belum mampu membangun individu
belajar, g) pendidikan kita dirasa linier-indroktinatif, h) pendidikan kita belum mampu
menghasilkan kemandirian, dan i) pendidikan kita belum mampu memberdayakan dan
membudayakan peserta didik.
Fenomena tersebut di atas, itu semua adalah tentang evaluasi dari pendidikan kita yang ada
sekarang ini. Sedangkan pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia dirasa selain

Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                      Hal 14
merupakan tuntutan kebutuhan di atas, juga dibutuhkan adanya (1) “peace education” pendidikan
yang damai / menyejukkan; (2) pendidikan yang mampu membangun kehidupan demokratik; (3)
pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat menjunjung tinggi HAM, dan (4) pendidikan
yang mampu membangun keutuhan pribadi manusia berbudaya.
Dari persoalan tersebut diatas, jelas bahwa dunia pendidikan kita masih jauh dari nilai-nilai yang
ingin dicapai. Apa yang salah dari ini semua? Sebuah pertanyaan yang mungkin akan kita jawab
bersama sebagai manusia yang peduli terhadap dunia pendidikan. Kalau kita cermati lebih jauh,
apa yang telah diperbuat oleh lembaga pendidikan dewasa ini - yang telah dengan susah payah
menerapkan berbagai teori manajemen pendidikan yang cocok untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan – masih jauh dari harapan yang sebenarnya.
Kebijakan mulai dari CBSA (cara belajar siswa aktif) sampai sekarang yang didengung-dengungkan
dengan KBK (kurikulum berbasis kompetensi) adalah berbagai upaya dunia pendidikan kita untuk
mencerdaskan anak didiknya sesuai dengan perkembangan zaman. Muncul lagi MBS (manajemen
berbasis sekolah) adalah sebuah alternatif pemecahan yang menginginkan pengelolaan pendidikan
yang dibebankan kepada sekolah, sehingga apa yang diinginkan suatu daerah (lembaga
pendidikan) terhadap potensi anak didiknya bisa tersalurkan dengan baik. Ini adalah sedikit
tentang bagaimana sebenarnya penerapan pendidikan di Indonesia, dn masih banyak lagi model-
model yang diterapkan.
Kalau kita lihat bagaimana sebuah lembaga pendidikan menerapkan apa yang telah ada dalam
teori manajemen pendidikan, maka mungkin apa yang terjadi di atas minimal dapat terhindarkan.
Lagi-lagi itu semua karena kebijakan pendidikan kita selama ini masih sangat semrawut. Sehingga
hasil yang diharapkan dari komponen-komponen penyelenggara pendidikan antara satu
komponen dengan komponen yang lain masih sangat jauh berbeda bahkan ada yang
bertentangan.


   b. Beberapa Masalah Manajemen di Indonesia
   Sejak zaman orde lama, orde baru sampai sekarang zaman reformasi, sistem pendidikan
Nasional kita masih belum mempunyai perubahan yang signifikan. Persoalan pendidikan di
Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut
persoalan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan. Mengenai mutu

Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                       Hal 15
pendidikan menurut Paul Suparno adalah masalah mengenai kurikulum, proses pembelajaran,
evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana. Termasuk pemerataan pendidikan adalah
masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah.
Sedang persoalan manajemen pendidikan adalah menyangkut segala macam pengaturan
pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi agar kualitas dam pemerataan
pendidikan dapat terselesaikan.[11]
Inilah persoalan yang besar sebenarnya, karena bagaimanapun juga ketika sebuah intitusi
pendidikan tidak mempunyai sistim manajemen pendidikan yang baik, maka dapat dipastikan
mutu pendidikannya pun bisa jadi tidak baik pula. Sebagaimana yang dirasakan dalam sistem
manajemen pendidikan kita dewasa ini, dengan munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
dimungkinkan akan sedikit menjawab persoalan tersebut.
Di atas juga sudah diterangkan tentang manajemen secara umum yang itu diterapkan dalan
manajemen pendidikan kita. Seperti halnya sistem manajemen yang ditemukan oleh tokoh-tokoh
manajemen, yaitu (POAC) Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Adalah sistem
manajemen yang sangat luar biasa ketika itu dilakasanakan dengan sempurna.
Sistem Manajemen Pendidikan yang terjadi di Indonesia sejak zaman orde baru (yang masih
menggunakan manajemen pendidikan sentralistik) sampai kemudian muncul Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) yang sudah cenderung kepada otomisasi lembaga-lembaga pendidikan
(desentralisasi pendidikan), mempunyai arti yang sangat luas. Disamping mempunyai kekurangan
dan kelebihan masing-masing. Persoalan inilah yang akan kita bahas selanjutnya.


   c. Analisis
Sejak zaman Orde Baru telah banyak yang di capai dalam pembangunan nasional termasuk bidang
pendidikan. Kemajuan ini juga mendapat pengakuan dari seluruh dunia dengan diberikannya
penghargaan Avisiena kepada Presiden Republik Indonesia karena keberhasilan melaksanakan
wajib belajar sekolah dasar. Namun ditengah-tengah kesuksesan yang telah dicapai tersebut masih
banyak permasalahan yang perlu diselesaikan, seperti halnya pengangguran tenaga-tenaga
terdidik hasil dari sistem pendidikan kita. Disatu pihak pendidikan kita telah melahirkan lulusan
pendidikan tinggi dan menengah tetapi dilain pihak menambah pengangguran.[12]



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                      Hal 16
Sebagaimana dijelaskan oleh H.A.R Tilaar, bahwa di dalam sistem pendidikan sekurang-kurangnya
berisi faktor-faktor biaya, pengelola, institusi, dan sistem manajemennya.[13] Sistem manajemen
pendidikan kita (era orde lama dan orde baru) masih terlalu sentralistik (pemerintah pusat),
sebagaimana kita tahu bahwa suatu sistem yang sentralistik dan birokratik, maka ruang-gerak
untuk inovasi sangat terbatas. Demikian pula kreativitas dari para pendidiknya boleh dikatakan
menjadi hilang karena segala sesuatu telah ditentukan menurut garis-garis yang ditentukan.
Sehingga apa yang diinginkan daerah (lembaga pendidikan) tidak tercapai karena sifat yang
sentralistik tersebut. Hasilnya adalah jumlah out-put banyak namun itu menambah pengangguran
yang banyak pula.
Pada era reformasi mulai muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) seiring dengan bergulirnya
otonomi daerah (pelimpahan wewenang pemerintah pusat pada pemerintah daerah). Konsep
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bahasa Inggris disebut ”School Based Management”
merupakan strategi yang jitu untuk mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Konsep
ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, latar belakangnya adalah ketika itu masyarakat
mempertanyakan apa yang dapat diberikan sekolah kepada masyarakat dan juga apa relevansi dan
korelasi pendidikan dengan tuntutan maupun kebutuhan masyarakat.[14]
Model MBS ini adalah suatu ide dimana kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar, yakni
sekolah. Konsep ini didasarkan pada “Self Determination Theory” yang menyatakan bahwa apabila
seseorang atau kelompok memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan sendiri, maka orang
atau kelompok tersebut akan memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan apa yang
telah diputuskan tersebut.[15] Dalam pelaksanaan MBS tersirat adanya tugas sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan menggunakan strategi yang lebih memberdayakan semua potensi
sekolah secara optimal.
Sisi kelebihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dibandingkan dengan model sentralistik adalah
sekolah memiliki kekuasaan, antara lain : (1) mengambil keputusan berkaitan dengan pengelolaan
kurikulum; (2) keputusan berkaitan dengan rekruitmen dan pengelolaan guru dan pegawai
administrasi; (3) keputusan berkaitan dengan pengelolaan sekolah. Dengan demikian dapat dilihat
sekaligus ditegaskan bahwa model MBS ini pada hakekatnya adalah memberikan otonomi yang



Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                    Hal 17
lebih luas kepada sekolah, dengan tujuan akhir meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan
pendidikan melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua stakeholdernya.
Demikian pula yang disampaikan Mulyasa bahwa kewenangan yang bertumpu pada sekolah
merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan
beberapa keuntungan berikut : (1) Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh
langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru; (2) Bertujuan bagaimana memanfaatkan
sumber daya lokal; dan (3) Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran,
hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.[16]
Disamping itu dalam sebuah sekolah, tanggung jawab pokok untuk pembentukan moral dan
intelektual akhirnya tidak terletak pada salah satu prosedur atau kegiatan baik intra-kurikuler
maupun ekstra-kurikuler; akan tetapi terletak pada pengajarnya. Sekolah merupakan kebersamaan
bersemuka, tempat hubungan personel otentik antara pengajar dan pelajar dapat berkembang.
Tanpa persahabatan ragam itu banyak kekuatan dari pendidikan dan pengajaran akan menghilang.
Hubungan saling percaya dan persahabatan otentik antara pengajar dan pelajar merupakan syarat
mutlak pertumbuhan sejati dari komitmen kepada nilai-nilai. Proses itu semua akan terwujud
ketika berada dalam ruang lingkup manajemen yang baik, dan ini menurut J. Drost, SJ akan
terwujud dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)[17].


DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa, Dr. M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi),
Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003.
H. Syaiful Sagala, Dr. M.Pd., Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung. 2000.
H.A.R. Tilaar, Prof. Dr. M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam
perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998.
J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis
Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara, 2005.
Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972.
Made Pidarta, Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004.
Mamduh M. Hanafi, Drs. MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 1997.

Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                          Hal 18
Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan
Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003.
Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983.
________________________________________
[1] Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan
Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003. hlm. 9
[2] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997. hlm. 30
[3] Prof. Dr. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004,
hlm. 1
[4] Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983. hlm. 01 & 27.
[5] Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972,
hlm. 278-279.
[6] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Op_Cit., hlm. 6
[7] Dr. H. Syaiul Sagala, M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, Alfabeta, 2000,
hlm. 22
[8] Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985.
[9] Prof. Dr. Made Pidarta, Op_Cit., hlm. 04
[10] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Op_Cit., hlm. 46
[11] J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis
Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara. 2005. hlm. ix.
[12] Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam
perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998. hlm. 75
[13] Ibid. hlm. 79.
[14] Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., Op_Cit., hlm. 78.
[15] Ibid., hlm. 79.
[16] Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi),
Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003. hlm. 24.
[17] J. Drost, SJ., Op_Cit., hlm. 120-125.

Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan”
Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701)                                      Hal 19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Presentation personalia[1]
Presentation personalia[1]Presentation personalia[1]
Presentation personalia[1]okta nurulhida
 
Ppt adpen septy
Ppt adpen septyPpt adpen septy
Ppt adpen septy240108
 
Diposkan oleh adie setiawandi
Diposkan oleh adie setiawandiDiposkan oleh adie setiawandi
Diposkan oleh adie setiawandiMuhammad Damsir
 
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN PENDIDIKANPENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN PENDIDIKANNur Komalasari
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanEko Nur Wibowo
 
Tutorial 1
Tutorial 1Tutorial 1
Tutorial 1titaros
 
Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit PendidikanPengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit PendidikanSherly Anggraini
 
Ppt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti SuryaniPpt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti SuryaniYaniUnyil
 
Administrasi pendidikan novita dewi
Administrasi pendidikan novita dewiAdministrasi pendidikan novita dewi
Administrasi pendidikan novita dewiprawitasari_novita
 
Pp administrasi pendidikan siska pratiwi
Pp administrasi pendidikan siska pratiwiPp administrasi pendidikan siska pratiwi
Pp administrasi pendidikan siska pratiwiFirka Akha
 
Fungsi manajemen menurut luther gullick
Fungsi manajemen menurut luther gullickFungsi manajemen menurut luther gullick
Fungsi manajemen menurut luther gullickAndiana Kanendyah
 
Administrasi pendidikkan bab1
Administrasi pendidikkan bab1Administrasi pendidikkan bab1
Administrasi pendidikkan bab1widyaandri
 
Resensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen PendidikanResensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen PendidikanRatih Aini
 
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanManajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanAnie01
 
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik linda_rosalina
 

La actualidad más candente (20)

Presentation personalia[1]
Presentation personalia[1]Presentation personalia[1]
Presentation personalia[1]
 
Ppt adpen septy
Ppt adpen septyPpt adpen septy
Ppt adpen septy
 
Diposkan oleh adie setiawandi
Diposkan oleh adie setiawandiDiposkan oleh adie setiawandi
Diposkan oleh adie setiawandi
 
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN PENDIDIKANPENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikan
 
Makalah mnjmn pnddkn
Makalah mnjmn pnddknMakalah mnjmn pnddkn
Makalah mnjmn pnddkn
 
Tutorial 1
Tutorial 1Tutorial 1
Tutorial 1
 
Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit PendidikanPengelolaan Satuan Unit Pendidikan
Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan
 
Manajemen pendidikan
Manajemen pendidikanManajemen pendidikan
Manajemen pendidikan
 
Ppt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti SuryaniPpt administrasi pendidikan Siti Suryani
Ppt administrasi pendidikan Siti Suryani
 
Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
Konsep Dasar Administrasi Pendidikan Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
Konsep Dasar Administrasi Pendidikan
 
Administrasi pendidikan novita dewi
Administrasi pendidikan novita dewiAdministrasi pendidikan novita dewi
Administrasi pendidikan novita dewi
 
Pp administrasi pendidikan siska pratiwi
Pp administrasi pendidikan siska pratiwiPp administrasi pendidikan siska pratiwi
Pp administrasi pendidikan siska pratiwi
 
Fungsi manajemen menurut luther gullick
Fungsi manajemen menurut luther gullickFungsi manajemen menurut luther gullick
Fungsi manajemen menurut luther gullick
 
Administrasi pendidikkan bab1
Administrasi pendidikkan bab1Administrasi pendidikkan bab1
Administrasi pendidikkan bab1
 
Resensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen PendidikanResensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen Pendidikan
 
Administrasi pendidikan
Administrasi pendidikanAdministrasi pendidikan
Administrasi pendidikan
 
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikanManajemen tenaga pendidik dan kependidikan
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan
 
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah manajemen pendidikan sekolah SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik Makalah pengelolaan peserta didik
Makalah pengelolaan peserta didik
 

Destacado

Manajemen pendidikan di sekolah
Manajemen pendidikan di sekolahManajemen pendidikan di sekolah
Manajemen pendidikan di sekolahPida Alandrian
 
Makalah manajemen pendidikan staffing
Makalah manajemen pendidikan staffingMakalah manajemen pendidikan staffing
Makalah manajemen pendidikan staffingSiti Purwaningsih
 
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen PendidikanUnsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen Pendidikanrizkiariandini
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
Process of Creative Regeneration: Lecture on Corporate Creativity
Process of Creative Regeneration: Lecture on Corporate CreativityProcess of Creative Regeneration: Lecture on Corporate Creativity
Process of Creative Regeneration: Lecture on Corporate CreativityDjadja Sardjana
 
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen PendidikanUnsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen Pendidikanazistia
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahmahmudi moedy
 
Karakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nya
Karakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nyaKarakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nya
Karakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nyaDjadja Sardjana
 
Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...
Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...
Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...Djadja Sardjana
 
Creative Management: Lecture on Corporate Creativity
Creative Management: Lecture on Corporate CreativityCreative Management: Lecture on Corporate Creativity
Creative Management: Lecture on Corporate CreativityDjadja Sardjana
 
LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...
LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...
LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...Sutny_Wulan_Sary_Puasa
 

Destacado (12)

Manajemen pendidikan di sekolah
Manajemen pendidikan di sekolahManajemen pendidikan di sekolah
Manajemen pendidikan di sekolah
 
Makalah manajemen pendidikan staffing
Makalah manajemen pendidikan staffingMakalah manajemen pendidikan staffing
Makalah manajemen pendidikan staffing
 
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen PendidikanUnsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
Process of Creative Regeneration: Lecture on Corporate Creativity
Process of Creative Regeneration: Lecture on Corporate CreativityProcess of Creative Regeneration: Lecture on Corporate Creativity
Process of Creative Regeneration: Lecture on Corporate Creativity
 
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen PendidikanUnsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
 
Karakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nya
Karakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nyaKarakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nya
Karakteristik online learner pendidikan tinggi dan implikasi pedagogis-nya
 
Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...
Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...
Resep menuju kesuksesan: “Dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berba...
 
Creative Management: Lecture on Corporate Creativity
Creative Management: Lecture on Corporate CreativityCreative Management: Lecture on Corporate Creativity
Creative Management: Lecture on Corporate Creativity
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN
MANAJEMEN PENDIDIKANMANAJEMEN PENDIDIKAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN
 
LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...
LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...
LAPORAN MAGANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHAR...
 

Similar a Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan

Makalah manajemen pendidikan sekolah
Makalah manajemen pendidikan sekolahMakalah manajemen pendidikan sekolah
Makalah manajemen pendidikan sekolahSeptian Muna Barakati
 
Makalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulumMakalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulumPendekar Al-Hikmah
 
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDani Rusdani
 
Makalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan iiMakalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan iiJe Riyanz
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanWawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanlinda_rosalina
 
Ppt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septyPpt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septysukma1729
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptxPPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptxsaibani3
 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikansilvia kuswanti
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanSherly Anggraini
 
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/MadrasahManajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/MadrasahFerry Lovita
 
Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091
Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091
Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091DindaMaelaniOktapian
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSheldaviniasari23
 

Similar a Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan (20)

Makalah manajemen pendidikan sekolah
Makalah manajemen pendidikan sekolahMakalah manajemen pendidikan sekolah
Makalah manajemen pendidikan sekolah
 
Makalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulumMakalah manajemen-sekolah-kurikulum
Makalah manajemen-sekolah-kurikulum
 
Adm pend kel1
Adm pend kel1Adm pend kel1
Adm pend kel1
 
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
 
Makalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan iiMakalah administrasi pendidikan ii
Makalah administrasi pendidikan ii
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanWawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Modul manajemen
Modul manajemenModul manajemen
Modul manajemen
 
Ppt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septyPpt administrasi pendidikan septy
Ppt administrasi pendidikan septy
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen PendidikanMini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
Mini Riset: Pembelajaran Sebagai Sarana Mencapai Tujuan Manajemen Pendidikan
 
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptxPPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/MadrasahManajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
 
Kapita selekta ok
Kapita selekta okKapita selekta ok
Kapita selekta ok
 
Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091
Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091
Uts dasar dasar manajemen dinda maelani oktapiandi-l1_c021091
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
 
110946812 manajemen-sekolah
110946812 manajemen-sekolah110946812 manajemen-sekolah
110946812 manajemen-sekolah
 

Más de Djadja Sardjana

Perancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di Perusahaan
Perancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di PerusahaanPerancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di Perusahaan
Perancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di PerusahaanDjadja Sardjana
 
Organisasi dan Tata Kelola e-Learning di Perusahaan
Organisasi dan Tata Kelola e-Learning di PerusahaanOrganisasi dan Tata Kelola e-Learning di Perusahaan
Organisasi dan Tata Kelola e-Learning di PerusahaanDjadja Sardjana
 
Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...
Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...
Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...Djadja Sardjana
 
Digitalization of Learning and Knowledge Management on Corporate
Digitalization of Learning and  Knowledge Management on Corporate  Digitalization of Learning and  Knowledge Management on Corporate
Digitalization of Learning and Knowledge Management on Corporate Djadja Sardjana
 
Konsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di Perusahaan
Konsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di PerusahaanKonsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di Perusahaan
Konsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di PerusahaanDjadja Sardjana
 
Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...
Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...
Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...Djadja Sardjana
 
Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era GlobalisasiPeningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era GlobalisasiDjadja Sardjana
 
TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning
TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning
TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning Djadja Sardjana
 
Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...
Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...
Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...Djadja Sardjana
 
Teknik Kreatif Menjalankan Usaha
Teknik Kreatif Menjalankan UsahaTeknik Kreatif Menjalankan Usaha
Teknik Kreatif Menjalankan UsahaDjadja Sardjana
 
Human Capital Development & Future Learning for BCA
Human Capital Development & Future Learning for BCAHuman Capital Development & Future Learning for BCA
Human Capital Development & Future Learning for BCADjadja Sardjana
 
Corporate Ethics and Social Responsibility
Corporate Ethics and Social ResponsibilityCorporate Ethics and Social Responsibility
Corporate Ethics and Social ResponsibilityDjadja Sardjana
 
Basic Concept of Strategy & Strategic Management
Basic Concept of Strategy & Strategic Management Basic Concept of Strategy & Strategic Management
Basic Concept of Strategy & Strategic Management Djadja Sardjana
 
Manajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger University
Manajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger UniversityManajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger University
Manajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger UniversityDjadja Sardjana
 
Policy Making and Decision Making in Education
Policy Making and Decision Making in EducationPolicy Making and Decision Making in Education
Policy Making and Decision Making in EducationDjadja Sardjana
 
Kebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga Pendidikan
Kebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga PendidikanKebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga Pendidikan
Kebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga PendidikanDjadja Sardjana
 
ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...
ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...
ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...Djadja Sardjana
 
Management Creativity and Its Form: Lecture on Corporate Creativity
Management Creativity and Its Form: Lecture on Corporate CreativityManagement Creativity and Its Form: Lecture on Corporate Creativity
Management Creativity and Its Form: Lecture on Corporate CreativityDjadja Sardjana
 
The Creative Manager: Lecture on Corporate Creativity
The Creative Manager: Lecture on Corporate CreativityThe Creative Manager: Lecture on Corporate Creativity
The Creative Manager: Lecture on Corporate CreativityDjadja Sardjana
 
ACFTA Trickle Down Effect: ICT Education Roles on Human Resources Readiness...
ACFTA Trickle Down Effect:  ICT Education Roles on Human Resources  Readiness...ACFTA Trickle Down Effect:  ICT Education Roles on Human Resources  Readiness...
ACFTA Trickle Down Effect: ICT Education Roles on Human Resources Readiness...Djadja Sardjana
 

Más de Djadja Sardjana (20)

Perancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di Perusahaan
Perancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di PerusahaanPerancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di Perusahaan
Perancangan Diklat/Training Berbasis e-Learning di Perusahaan
 
Organisasi dan Tata Kelola e-Learning di Perusahaan
Organisasi dan Tata Kelola e-Learning di PerusahaanOrganisasi dan Tata Kelola e-Learning di Perusahaan
Organisasi dan Tata Kelola e-Learning di Perusahaan
 
Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...
Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...
Pengembangan SDM Pertanian Berbasis TIK Dalam Rangka Mengantisipasi MEA (Masy...
 
Digitalization of Learning and Knowledge Management on Corporate
Digitalization of Learning and  Knowledge Management on Corporate  Digitalization of Learning and  Knowledge Management on Corporate
Digitalization of Learning and Knowledge Management on Corporate
 
Konsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di Perusahaan
Konsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di PerusahaanKonsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di Perusahaan
Konsep, Model dan Pengembangan Knowledge Management & e-Learning di Perusahaan
 
Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...
Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...
Corporate Learning Toward Corporate University (Pembelajaran Menuju Universit...
 
Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era GlobalisasiPeningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era Globalisasi
Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Muslim Dalam Menghadapi Era Globalisasi
 
TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning
TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning
TechnoEduPreneur 30 Mei 2013 Higher Education 21st Century Learning
 
Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...
Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...
Seminar TechnoEduPreneur 1 Juni 2013: "Tantangan dan Kesempatan Yang Kita Had...
 
Teknik Kreatif Menjalankan Usaha
Teknik Kreatif Menjalankan UsahaTeknik Kreatif Menjalankan Usaha
Teknik Kreatif Menjalankan Usaha
 
Human Capital Development & Future Learning for BCA
Human Capital Development & Future Learning for BCAHuman Capital Development & Future Learning for BCA
Human Capital Development & Future Learning for BCA
 
Corporate Ethics and Social Responsibility
Corporate Ethics and Social ResponsibilityCorporate Ethics and Social Responsibility
Corporate Ethics and Social Responsibility
 
Basic Concept of Strategy & Strategic Management
Basic Concept of Strategy & Strategic Management Basic Concept of Strategy & Strategic Management
Basic Concept of Strategy & Strategic Management
 
Manajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger University
Manajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger UniversityManajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger University
Manajemen Stratejik dan Manajemen Mutu Terpadu Bapinger University
 
Policy Making and Decision Making in Education
Policy Making and Decision Making in EducationPolicy Making and Decision Making in Education
Policy Making and Decision Making in Education
 
Kebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga Pendidikan
Kebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga PendidikanKebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga Pendidikan
Kebijakan Pembelajaran Dengan e-Learning di Lembaga Pendidikan
 
ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...
ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...
ICBEM2012: Knowledge Management for Small and Medium Enterprises to Win the C...
 
Management Creativity and Its Form: Lecture on Corporate Creativity
Management Creativity and Its Form: Lecture on Corporate CreativityManagement Creativity and Its Form: Lecture on Corporate Creativity
Management Creativity and Its Form: Lecture on Corporate Creativity
 
The Creative Manager: Lecture on Corporate Creativity
The Creative Manager: Lecture on Corporate CreativityThe Creative Manager: Lecture on Corporate Creativity
The Creative Manager: Lecture on Corporate Creativity
 
ACFTA Trickle Down Effect: ICT Education Roles on Human Resources Readiness...
ACFTA Trickle Down Effect:  ICT Education Roles on Human Resources  Readiness...ACFTA Trickle Down Effect:  ICT Education Roles on Human Resources  Readiness...
ACFTA Trickle Down Effect: ICT Education Roles on Human Resources Readiness...
 

Último

slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024ssuser82320b
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1LailaTulangRusukMaha
 
Kel. 4 Administrasi Keuangan.pdf di sekolah
Kel. 4 Administrasi  Keuangan.pdf di sekolahKel. 4 Administrasi  Keuangan.pdf di sekolah
Kel. 4 Administrasi Keuangan.pdf di sekolahaisyahnurul2408
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIsyedharis59
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)RezaWahyuni6
 
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024DedeHendra8
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridYusnelMarni
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxMMuminSholih
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxYusufAmirudin3
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
PAI SD 1_BAB 9. pendidikan agama islam tentang bersuci
PAI SD 1_BAB 9.  pendidikan agama islam tentang bersuciPAI SD 1_BAB 9.  pendidikan agama islam tentang bersuci
PAI SD 1_BAB 9. pendidikan agama islam tentang bersucietiernawati20
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas Xyova9dspensa
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahkrisdanarahmatullah7
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfSMP Hang Kasturi, Batam
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUTeric214073
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIwanalifhikmi
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 

Último (20)

KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptxKOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
KOMUNIKATOR POLITIK ( AKTOR POLITIK).pptx
 
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024slaid penerangan UPUonline  2024 UPU 2024
slaid penerangan UPUonline 2024 UPU 2024
 
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
Power point Materi Pembelajaran Kelas 3 TEMA 7 SUB 2 PB 1
 
Kel. 4 Administrasi Keuangan.pdf di sekolah
Kel. 4 Administrasi  Keuangan.pdf di sekolahKel. 4 Administrasi  Keuangan.pdf di sekolah
Kel. 4 Administrasi Keuangan.pdf di sekolah
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
Materi Pertemuan 1.pdf (Pengantar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tingg)
 
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptxELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
ELEMEN KOMPOL (PESAN BAHASA POLITIK).pptx
 
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
KISI-KISI Sumatif Akhir Jenjang PJOK 2024
 
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan muridAksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
Aksi Nyata Modul 3.3.pdf tentang kepemimpinan murid
 
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptxTanqihul Qoul Bab 14  - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
Tanqihul Qoul Bab 14 - Keutamaan Ibadah Fardhu.pptx
 
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptxDEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
DEFINISI DAN KONTEKS MANAJEMEN ISU DAN KRISIS.pptx
 
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptxUTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
UTS CT (ppg prajabatan gelombang 1 tahun 2023).pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
PAI SD 1_BAB 9. pendidikan agama islam tentang bersuci
PAI SD 1_BAB 9.  pendidikan agama islam tentang bersuciPAI SD 1_BAB 9.  pendidikan agama islam tentang bersuci
PAI SD 1_BAB 9. pendidikan agama islam tentang bersuci
 
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas XPowerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
Powerpoint tentang Kebutuhan Manusia kelas X
 
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrahmateri pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
materi pondok romadon sekolah dasar dengan materi zakat fitrah
 
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdfPTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
PTS Genap 7, 8 & US 9 SMP 51 dan HK 2024.pdf
 
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
1.-Materi-Prof.-Bambang-1.ppt PENYEBAB GAGAL GINJAL AKUT
 
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASIBMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
BMMB 1134 KETERAMPILAN BERBAHASA HALANGAN KOMUNIKASI
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 

Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan

  • 1. Universitas Pendidikan Indonesia Sekolah Pasca Sarjana Program Studi Administrasi Pendidikan Tugas Makalah: “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Dosen: Prof.Dr.H. Djam’an Satori, MA. Mahasiswa: Djadja Sardjana - 0907904 13 November 2009
  • 2. Terdapat minat besar dalam manajemen pendidikan di bagian awal abad 21. Hal ini karena kualitas kepemimpinan dipercaya secara luas membuat perbedaan yang signifikan kepada sekolah dan siswa. Di banyak bagian dunia, ada pengakuan bahwa sekolah membutuhkan pemimpin dan manajer yang efektif jika mereka ingin memberikan pendidikan yang terbaik kepada pelajar mereka. Ketika ekonomi global mengalami resesi, pemerintah lebih menyadari bahwa aset utama mereka adalah orang-orang yang kompetitif dan semakin tergantung pada sebuah sistem pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja terampil. Hal ini memerlukan guru-guru yang terlatih dan berkomitmen, dan pada gilirannya, memerlukan kepemimpinan kepala sekolah yang sangat efektif dan dukungan lain manajer senior dan menengah (Bush, in press). Bidang manajemen pendidikan adalah pluralis, dengan banyaknya kekurangan perspektif dan kesepakatan yang tak terelakkan mengenai definisinya. Salah satu kunci perdebatan apakah manajemen pendidikan telah menjadi bidang yang berbeda atau hanya sebuah cabang studi yang lebih luas dari manajemen. Sementara pendidikan dapat belajar dari manajemen lain, manajemen pendidikan harus terpusat tujuan pendidikan. Tujuan atau tujuan ini memberikan arti penting arah untuk mendukung manajemen sekolah. Kecuali keterkaitan antara tujuan dan manajemen pendidikan yang jelas dan dekat, ada bahaya 'Managerialism', "Penekanan pada prosedur dengan mengorbankan tujuan pendidikan serta nilai-nilai " (Bush, 1999:240). 1. Konsep Manajemen Dari segi bahasa manajemen berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola”(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learner’s Dictionary mengartikan ‘to Manage’ sebagai “to succed in doing something especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘Manajemen’ diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 2
  • 3. Tabel 1.1 Pendapat Pakar tentang Manajemen No Pengertian manajemen Pendapat 1. The most comporehensive definition views manajemen as an (Lester Robert Bittel integrating process by which authorized individual create, (Ed), 1978 : 640) maintain, and operate an organization in the selection an accomplishment of it’s aims 2. Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada (Prajudi semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan Atmosudirdjo,1982 : (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu 124) prapta atau tujuan kerja yang tertentu 3. Manajemen is the use of people and other resources to ( Boone& Kurtz. 1984 : accomplish objective 4) 4. .. manajemen-the function of getting things done through people (Harold Koontz, Cyril O’Donnel:3) 5. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari (George R. Terry, tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, 1986:4) menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain 6. Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan atau (Sondang P. Siagian. ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka 1997 : 5) pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama administrasi 7. Manajemen is the process of efficiently achieving the objectives of De Cenzo&Robbin the organization with and through people 1999:5 Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 3
  • 4. Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terry menambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi nomor lima dari Sondang P Siagian menambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni : 1. Manajemen merupakan suatu kegiatan 2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain 3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan. 2. Konsep Manajemen Pendidikan Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta fungsi-fungsinya nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa manajemen pendidikan mempunyai bidang Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 4
  • 5. dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen. Dalam kaitannya dengan makna manajemen Pendidikan berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen dan Administrasi terlepas dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan makna yang sama. Tabel 2.1 Pendapat Pakar tentang manajemen Pendidikan No Pengertian manajemen Pendidikan Pendapat 1. Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan Djam’an Satori, (1980: 4) proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien… 2. Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai Made Pidarta, (1988:4) aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya 3. Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng- Biro Perencanaan organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga Depdikbud, (1993:4) pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 5
  • 6. No Pengertian manajemen Pendidikan Pendapat kebangsaan 4. educational administration is a social process that take place Castetter. (1996:198) within the context of social system 5. Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses Soebagio Atmodiwirio. perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan (2000:23) tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan… 6. Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari Engkoswara (2001:2) bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama dengan memperhatikan pengertian di atas nampak bahwa manajemen pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidang- bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain. Menurut Engkoswara (2001:2) wilayah kerja manajemen pendidikan dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut : Perorangan Garapan SDM SB SFD Fungsi Perencanaan TPP Pelaksanaan Pengawasan Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 6
  • 7. Kelembagaan Tabel 2.2 Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan gambar di atas menunjukan suatu kombinasi antara fungsi manajemen dengan bidang garapan yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar (SB), dan Sumber Fasilitas dan Dana (SFD), sehingga tergambar apa yang sedang dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk mencapai Tujuan Pendidikan secara Produktif (TPP) baik untuk perorangan maupun kelembagaan Lembaga pendidikan seperti organisasi sekolah merupakan kerangka kelembagaan dimana administrasi pendidikan dapat berperan dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tingkatan-tingkatan suatu organisasi dalam hal ini sekolah, administrasi pendidikan dapat dilihat dalam tiga tingkatan yaitu tingkatan institusi (Institutional level), tingkatan manajerial (managerial level), dan tingkatan teknis (technical level) (Murphy dan Louis, 1999). Tingkatan institusi berkaitan dengan hubungan antara lembaga pendidikan (sekolah) dengan lingkungan eksternal, tingkatan manajerial berkaitan dengan kepemimpinan, dan organisasi lembaga (sekolah), dan tingkatan teknis berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan demikian manajemen pendidikan dalam konteks kelembagaan pendidikan mempunyai cakupan yang luas, disamping itu bidang-bidang yang harus ditanganinya juga cukup banyak dan kompleks dari mulai sumberdaya fisik, keuangan, dan manusia yang terlibat dalam kegiatan proses pendidikan di sekolah Menurut Consortium on Renewing Education (Murphy dan Louis, ed. 1999:515) Sekolah (lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola untuk keberhasilan pendidikan yaitu : 1. Integrative capital (modal integrative) 2. Human capital (modal manusia) 3. Financial capital (modal keuangan) 4. Social capital (modal social) 5. Political capital (modal politik) Modal integratif adalah modal yang berkaitan dengan pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat dimanfaatkan bagi pencapaian program/tujuan pendidikan. Modal manusia adalah sumberdaya manusia yang kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi kepentingan Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 7
  • 8. proses pendidikan/pembelajaran. Modal keuangan adalah dana yang diperlukan untuk menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan. Modal sosial adalah ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai komunitas. Modal politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk melakukan proses pendidikan/pembelajaran. Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan di atas, nampak bahwa salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini mencakup dari mulai aspek persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat kualitas dari suatu proses tersebut, dalam hubungan ini Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran jelas perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar ini merupakan kegiatan utama dari suatu sekolah (Hoy dan Miskel 2001). Dengan demikian nampak bahwa Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik dalam suatu lembaga pendidikan akan menentukan bagaimana kontribusinya bagi pencapaian tujuan, dan kinerja guru merupakan sesuatu yang harus mendapat perhatian dari fihak manajemen pendidikan di sekolah agar dapat terus berkembang dan meningkat kompetensinya dan dengan peningkatan tersebut kinerja merekapun akan meningkat, sehingga akan memberikan berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan sejalan dengan tuntutan perkembangan global dewasa ini. 3. Perkembangan Manajemen Pendidikan (1) Teori Manajemen Kuno; Sampai dengan tingkat tertentu, manajemen telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno. Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat piramida. Bangunan yang cukup kompleks yang hanya bisa diselesaikan dengan koordinasi yang baik. Kekaisaran Romawi mengembangkan struktur organisasi yang jelas, dan sangat membantu komunikasi dan pengendalian. Meskipun manajemen telah dipraktekkan dan dibicarakan di jaman kuno, tetapi kejadian semacam itu relatif sporadis, dan tidak ada upaya yang sistematis untuk mempelajari manajemen. Karena itu manajemen selama beberapa abad kemudian “terlupakan”. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 8
  • 9. Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang lebih serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, dan perusahaan-perusahaan berkembang menjadi perusahaan raksasa. (2) Teori Manajemen Klasik; a) Teori Manajemen Klasik • Robert Owen (1771-1858) Owen berkesimpulan bahwa manajer harus menjadi pembaharu (reformer). Beliau melihat peranan pekerja sebagai yang cukup penting sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan saja merupakan input, tetapi merupakan sumber daya perusahaan yang signifikan. Ia juga memperbaiki kondisi pekerjanya, dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Beliau juga mendirikan toko, yang mana pekerjanya tidak kesusahan dan dapat membeli kebutuhan dengan harga murah. Ia juga mengurangi jam kerja dari 15 jam menjadi 10,5 jam, dan menolah pekerja dibawah umur 10 tahun. Owen berpendapat dengan memperbaiki kondisi kerja atau invertasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu Owen juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari. Dengan cara seperti itu manajer diharapkan bisa melokalisir masalah yang ada dengan cepat. • Charles Babbage (1792-1871) Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan metode kuantitatifnya beliau percaya: 1. Bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produksi naik biaya operasi turun. 2. Pembagian Kerja (division of labor); dengan ini kerja/operasi pabriknya bisa dianalisis secara terpisah. Dengan cara semacam ini pula training bisa dilakukan dengan lebih mudah. 3. Dengan melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang, maka pekerja akan semakin terampil dan berarti semakin efisien. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 9
  • 10. b) Teori Manajemen Ilmiah • Federick Winslow Taylor (1856-1915) Federick Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study); dari sini ia mengembangkan analisis kerja. Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential rate). Manajemen Taylor didasarkan pada langkah atau prinsip sebagai berikut : 1. Mengambangkan Ilmu untuk setiap elemen pekerjaan, untuk menggantikan pikiran yang didasari tanpa ilmu. 2. Memilih karyawan secara ilmiah, dan melatih mereka untuk melakukan pekerjaan seperti yang ditentukan pada langkah-1. 3. Mengawasi karyawan secara ilmiah, untuk memastikan mereka mengikuti metode yang telah ditentukan. 4. Kerjasama antara manajemen dengan pekerja ditingkatkan. Persahabatan antara keduanya juga ditingkatkan • Frank B. Gilberth (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1887-1972) Keduanya adalah suami istri yang mempunyai minat yangsama terhadap manajemen. Menurut Frank pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan. Semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Sedang Lilian memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Beliau percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi penuhnya sebagai seorang manusia. Keduanya mengembangkan rencana promosi tiga tahap, yaitu : 1. Menyiapkan Promosi 2. Melatih Calon Pengganti 3. Melakukan Pekerjaan Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa, sambil menyiapkan promosi karir, dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian pekerja akan menjadi pelaksana, pelajar yaitu menyiapkan karir yang lebih tinggi, dan pengajar dalam arti mengajari dalon pengganti. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 10
  • 11. Henry L. Gantt (1861-1919) Gantt melakukan perbaikan metode sistem penggajian Taylor (differential system) karena menurutnya metode tersebut kurang memotivasi kerja. Sistem Pengawasan (supervisor) diterapkannya sebagai upaya untuk memacu semangat kerja karyawan. Disamping itu Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang awalnya merupakan ide Owen. Gantt chart (bagan Gantt) kemudian populer dan gigunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat scedul (jadwal) pekerja tertentu. c) Teori Manajemen Organisasi • Henry Fayol (1841-1925) Henry Fayol merupakan industrialis Prancis, ia sering disebut sebagai bapak aliran manajemen klasik karena upaya “mensistematisir” studi manajerial. Menurut Fayol, praktek manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer. Fayol adalah orang yang pertama mengelompokkan kegiatan menajerial dalam 4 fungsi manajemen, yaitu : (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Pengarahan, dan (4) Pengendalian. Fayol percaya bahwa manajer bukan dilahirkan tetapi diajarkan. Manajemen bisa dipelajari dan dipraktekkan secara efektif apabila prinsip-prinsip dasarnya dipahami. • Max Weber (1864-1920) Max Weber adalah seorang ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri dari ribuan anggota membutuhkan aturan jelas untuk anggota organisasi tersebut. Organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebut dengan jelas. Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional yang dapat dipakai untuk mendesain struktur organisasi yang jelas. Konsep birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer, dimana orang cnderung mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif, yaitu organisasi yang lamban, tidak reponsif terhadap perubahan. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 11
  • 12. Mary Parker Follet (1868-1933) Mary Parker Follet agak berbeda sedikit dengan pendahulunya karena memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi kedalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan manusia. Follet percaya bahwa seseorang akan menjadi manusia sepenuhnya apabila manusia menjadi anggota suatu kelompok. Konsekuensinya, Follet percaya bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kepentingan yang sama, karena menjadi anggota organisasi yang sama. Selanjutnya Follet mengembangkan model perilaku pengendalian organisasi dimana seseorang dikendalikan oleh tiga hal, yaitu : 1. Pengendalian diri (dari orang tersebut); 2. Pengendalian kelompok (dari kelompok); 3. Pengendalian bersama (dari orang tersebut dan dari kelompok). • Chester I Barnard (1886-1961) Bernard mengambangkan teori organisasi, menurutnya orang yang datang keorganisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri. Pada waktu mereka berusaha mencapai tujuan organisasi, mereka juga akan berusaha mencapai tujuannya sendiri. Organisasi bisa berjalan dengan efektif apabila keseimbangan tujuan organisasi dengan tujuan anggotanya dapat terjaga. Bernard percaya bahwa keseimbangan antara tujuan organisasi dengan individu dapat dijaga apabila manajer mengerti konsep wilayah penerimaan (zone of acceptance), dimana pekerja akan menerima instruksi atasannya tanpa mempertanyakan otoritas manajemen. (3) Teori Manajemen Kontemporer. Beberapa pendekatan sudah dibicarakan dimuka, dimana pendekatan-pendekatan tersebut mengalami perkembangan. Ada beberapa perkembangan yang cenderung mengintegrasikan pendekatan-pendekatan sebelumnya, menjadikan batas-batas pendekatan yang telah dibicarakan menjadi tidak jelas. Namun demikian ada pendekatan yang tetap berakar pada pendekatan- pendekatan tertentu. Bagian berikut ini akan membicarakan pendekatan baru dalam manajemen : Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 12
  • 13. 1) Pendekatan Sistem Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan (sub- sistem), dan sistem/organisasi tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan. Model pendekatan sistem dapat digambarkan sebagai berikut[10] : Pada proses selanjutnya pendekatan inilah yang selama ini digunakan dalam sistem manajemen pendidikan di indonesia. Sebelum munculnya sistem pendekatan-pendekatan yang baru. 2) Pendekatan Situasional (Contingency) Pendekatan ini menganggap bahwa efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatarbelakanginya. Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi, dan waktu yang tertentu. Pendekatan situasional memberikan “resep praktis” terhadap persoalan manajemen. Tidak mengherankan jika pendekatan ini dikembangkan manajer, konsultan, atau peneliti yang banyak berkecimpung dengan dunia nyata. Pendekatan ini menyadarkan manajer bahwa kompleksitas situasi manajerial, membuat manajer fleksibel atau sensitif dalam memilih teknik-teknik manajemen yang terbaik berdasarkan situasi yang ada. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 13
  • 14. Namun pendekatan ini dalam perkembangannya dikritik karena tidak menawarkan sesuatu yang baru. Pendekatan ini juga belum dapat dikatakan sebagai aliran atau disiplin manajemen baru, yang mempunyai batas-batas yang jelas. 3) Pendekatan Hubungan Manusia Baru (Neo-Human Relation) Pendekatan ini berusaha mengintegrasikan sis positif manusia dan manajemen ilmiah. Pendekatan ini melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif. Dengan memahami kedudukan manusia tersebut, prinsip manajemen dapat dikembangkan lebih lanjut. Tokoh yang dapat disebut mewakili aliran ini adalah W. Edwadr Deming, yang mengembangkan prinsip-prinsip manajemen seperti Fayol yang berfokus pada kualitas kerja dan hubungan antar karyawan. Dalam perjalanannya pendekatan ini masih membutuhkan waktu untuk sampai dikatakan sebagai aliran manajemen baru. Meskipun demikian pendekatan tersebut cukup populer baik dilingkungan akademis maupun praktis. Ide-ide pendekatan tersebut banyak mempengaruhi praktek manajemen saat ini. 4. STUDI KASUS DI INDONESIA a. Penerapan Manajemen Pendidikan di Indonesia Ada dua hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan dunia pendidikan, yakni (1) evaluasi pendidikan, dan (2) pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia. Dari dua hal ini ketika kita tarik kedalam menejemen pendidikan yang berjalan di Indonesia, ada beberapa fenomena menarik yang sangat menonjol dewasa ini, diantaranya ialah : a) pendidikan kita tidak mendewasakan anak didik, b) pendidikan kita telah kehilangan objektivitasnya, c) pendidikan kita tidak menumbuhkan pola berfikir, d) pendidikan kita tidak menghasilkan manusia terdidik, e) pendidikan kita dirasa membelenggu, f) pendidikan kita belum mampu membangun individu belajar, g) pendidikan kita dirasa linier-indroktinatif, h) pendidikan kita belum mampu menghasilkan kemandirian, dan i) pendidikan kita belum mampu memberdayakan dan membudayakan peserta didik. Fenomena tersebut di atas, itu semua adalah tentang evaluasi dari pendidikan kita yang ada sekarang ini. Sedangkan pemikiran untuk memfungsikan pendidikan di Indonesia dirasa selain Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 14
  • 15. merupakan tuntutan kebutuhan di atas, juga dibutuhkan adanya (1) “peace education” pendidikan yang damai / menyejukkan; (2) pendidikan yang mampu membangun kehidupan demokratik; (3) pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat menjunjung tinggi HAM, dan (4) pendidikan yang mampu membangun keutuhan pribadi manusia berbudaya. Dari persoalan tersebut diatas, jelas bahwa dunia pendidikan kita masih jauh dari nilai-nilai yang ingin dicapai. Apa yang salah dari ini semua? Sebuah pertanyaan yang mungkin akan kita jawab bersama sebagai manusia yang peduli terhadap dunia pendidikan. Kalau kita cermati lebih jauh, apa yang telah diperbuat oleh lembaga pendidikan dewasa ini - yang telah dengan susah payah menerapkan berbagai teori manajemen pendidikan yang cocok untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan – masih jauh dari harapan yang sebenarnya. Kebijakan mulai dari CBSA (cara belajar siswa aktif) sampai sekarang yang didengung-dengungkan dengan KBK (kurikulum berbasis kompetensi) adalah berbagai upaya dunia pendidikan kita untuk mencerdaskan anak didiknya sesuai dengan perkembangan zaman. Muncul lagi MBS (manajemen berbasis sekolah) adalah sebuah alternatif pemecahan yang menginginkan pengelolaan pendidikan yang dibebankan kepada sekolah, sehingga apa yang diinginkan suatu daerah (lembaga pendidikan) terhadap potensi anak didiknya bisa tersalurkan dengan baik. Ini adalah sedikit tentang bagaimana sebenarnya penerapan pendidikan di Indonesia, dn masih banyak lagi model- model yang diterapkan. Kalau kita lihat bagaimana sebuah lembaga pendidikan menerapkan apa yang telah ada dalam teori manajemen pendidikan, maka mungkin apa yang terjadi di atas minimal dapat terhindarkan. Lagi-lagi itu semua karena kebijakan pendidikan kita selama ini masih sangat semrawut. Sehingga hasil yang diharapkan dari komponen-komponen penyelenggara pendidikan antara satu komponen dengan komponen yang lain masih sangat jauh berbeda bahkan ada yang bertentangan. b. Beberapa Masalah Manajemen di Indonesia Sejak zaman orde lama, orde baru sampai sekarang zaman reformasi, sistem pendidikan Nasional kita masih belum mempunyai perubahan yang signifikan. Persoalan pendidikan di Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar antara lain menyangkut persoalan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan. Mengenai mutu Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 15
  • 16. pendidikan menurut Paul Suparno adalah masalah mengenai kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana. Termasuk pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Sedang persoalan manajemen pendidikan adalah menyangkut segala macam pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transparansi agar kualitas dam pemerataan pendidikan dapat terselesaikan.[11] Inilah persoalan yang besar sebenarnya, karena bagaimanapun juga ketika sebuah intitusi pendidikan tidak mempunyai sistim manajemen pendidikan yang baik, maka dapat dipastikan mutu pendidikannya pun bisa jadi tidak baik pula. Sebagaimana yang dirasakan dalam sistem manajemen pendidikan kita dewasa ini, dengan munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dimungkinkan akan sedikit menjawab persoalan tersebut. Di atas juga sudah diterangkan tentang manajemen secara umum yang itu diterapkan dalan manajemen pendidikan kita. Seperti halnya sistem manajemen yang ditemukan oleh tokoh-tokoh manajemen, yaitu (POAC) Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. Adalah sistem manajemen yang sangat luar biasa ketika itu dilakasanakan dengan sempurna. Sistem Manajemen Pendidikan yang terjadi di Indonesia sejak zaman orde baru (yang masih menggunakan manajemen pendidikan sentralistik) sampai kemudian muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang sudah cenderung kepada otomisasi lembaga-lembaga pendidikan (desentralisasi pendidikan), mempunyai arti yang sangat luas. Disamping mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Persoalan inilah yang akan kita bahas selanjutnya. c. Analisis Sejak zaman Orde Baru telah banyak yang di capai dalam pembangunan nasional termasuk bidang pendidikan. Kemajuan ini juga mendapat pengakuan dari seluruh dunia dengan diberikannya penghargaan Avisiena kepada Presiden Republik Indonesia karena keberhasilan melaksanakan wajib belajar sekolah dasar. Namun ditengah-tengah kesuksesan yang telah dicapai tersebut masih banyak permasalahan yang perlu diselesaikan, seperti halnya pengangguran tenaga-tenaga terdidik hasil dari sistem pendidikan kita. Disatu pihak pendidikan kita telah melahirkan lulusan pendidikan tinggi dan menengah tetapi dilain pihak menambah pengangguran.[12] Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 16
  • 17. Sebagaimana dijelaskan oleh H.A.R Tilaar, bahwa di dalam sistem pendidikan sekurang-kurangnya berisi faktor-faktor biaya, pengelola, institusi, dan sistem manajemennya.[13] Sistem manajemen pendidikan kita (era orde lama dan orde baru) masih terlalu sentralistik (pemerintah pusat), sebagaimana kita tahu bahwa suatu sistem yang sentralistik dan birokratik, maka ruang-gerak untuk inovasi sangat terbatas. Demikian pula kreativitas dari para pendidiknya boleh dikatakan menjadi hilang karena segala sesuatu telah ditentukan menurut garis-garis yang ditentukan. Sehingga apa yang diinginkan daerah (lembaga pendidikan) tidak tercapai karena sifat yang sentralistik tersebut. Hasilnya adalah jumlah out-put banyak namun itu menambah pengangguran yang banyak pula. Pada era reformasi mulai muncul Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) seiring dengan bergulirnya otonomi daerah (pelimpahan wewenang pemerintah pusat pada pemerintah daerah). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bahasa Inggris disebut ”School Based Management” merupakan strategi yang jitu untuk mencapai manajemen sekolah yang efektif dan efisien. Konsep ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, latar belakangnya adalah ketika itu masyarakat mempertanyakan apa yang dapat diberikan sekolah kepada masyarakat dan juga apa relevansi dan korelasi pendidikan dengan tuntutan maupun kebutuhan masyarakat.[14] Model MBS ini adalah suatu ide dimana kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar, yakni sekolah. Konsep ini didasarkan pada “Self Determination Theory” yang menyatakan bahwa apabila seseorang atau kelompok memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan sendiri, maka orang atau kelompok tersebut akan memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan apa yang telah diputuskan tersebut.[15] Dalam pelaksanaan MBS tersirat adanya tugas sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan menggunakan strategi yang lebih memberdayakan semua potensi sekolah secara optimal. Sisi kelebihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dibandingkan dengan model sentralistik adalah sekolah memiliki kekuasaan, antara lain : (1) mengambil keputusan berkaitan dengan pengelolaan kurikulum; (2) keputusan berkaitan dengan rekruitmen dan pengelolaan guru dan pegawai administrasi; (3) keputusan berkaitan dengan pengelolaan sekolah. Dengan demikian dapat dilihat sekaligus ditegaskan bahwa model MBS ini pada hakekatnya adalah memberikan otonomi yang Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 17
  • 18. lebih luas kepada sekolah, dengan tujuan akhir meningkatkan mutu hasil penyelenggaraan pendidikan melalui peningkatan kinerja dan partisipasi semua stakeholdernya. Demikian pula yang disampaikan Mulyasa bahwa kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut : (1) Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua, dan guru; (2) Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal; dan (3) Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah.[16] Disamping itu dalam sebuah sekolah, tanggung jawab pokok untuk pembentukan moral dan intelektual akhirnya tidak terletak pada salah satu prosedur atau kegiatan baik intra-kurikuler maupun ekstra-kurikuler; akan tetapi terletak pada pengajarnya. Sekolah merupakan kebersamaan bersemuka, tempat hubungan personel otentik antara pengajar dan pelajar dapat berkembang. Tanpa persahabatan ragam itu banyak kekuatan dari pendidikan dan pengajaran akan menghilang. Hubungan saling percaya dan persahabatan otentik antara pengajar dan pelajar merupakan syarat mutlak pertumbuhan sejati dari komitmen kepada nilai-nilai. Proses itu semua akan terwujud ketika berada dalam ruang lingkup manajemen yang baik, dan ini menurut J. Drost, SJ akan terwujud dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)[17]. DAFTAR PUSTAKA E. Mulyasa, Dr. M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003. H. Syaiful Sagala, Dr. M.Pd., Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung. 2000. H.A.R. Tilaar, Prof. Dr. M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998. J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara, 2005. Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972. Made Pidarta, Prof. Dr., Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004. Mamduh M. Hanafi, Drs. MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 18
  • 19. Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003. Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983. ________________________________________ [1] Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Yogyakarta, Media Wacana Press, 2003. hlm. 9 [2] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Manajemen, Yogyakarta, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 1997. hlm. 30 [3] Prof. Dr. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Crt. II, Jakarta, Rineka Cipta, 2004, hlm. 1 [4] Wajong J, Fungsi Administrasi Negara, Jakarta, Djambatan, 1983. hlm. 01 & 27. [5] Luwis R. Benston, Supervision and Management, New York, McGraw Hill Book Company, 1972, hlm. 278-279. [6] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Op_Cit., hlm. 6 [7] Dr. H. Syaiul Sagala, M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung, Alfabeta, 2000, hlm. 22 [8] Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, Jakarta, Gunung Agung, 1985. [9] Prof. Dr. Made Pidarta, Op_Cit., hlm. 04 [10] Drs. Mamduh M. Hanafi, MBA, Op_Cit., hlm. 46 [11] J. Drost, SJ., Dari KBK (Kurikulum Bertujuan Kompetensi) Sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Jakarta, PT. Kompas Media Nusantara. 2005. hlm. ix. [12] Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc.Ed., Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional (dalam perspektif abad 21), Magelang, Tera Indonesia. 1998. hlm. 75 [13] Ibid. hlm. 79. [14] Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., Op_Cit., hlm. 78. [15] Ibid., hlm. 79. [16] Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi), Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, cet. 3 & 4, 2003. hlm. 24. [17] J. Drost, SJ., Op_Cit., hlm. 120-125. Tugas Makalah “Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan” Mata Kuliah Dasar Administrasi Pendidikan (AP701) Hal 19