Dokumen tersebut membahas tentang pemberian pakan ternak, termasuk zat gizi penting untuk ternak, jenis-jenis pakan, cara pemberian pakan, pengawetan pakan seperti silase dan fermentasi jerami, serta hasil analisis kandungan zat jerami sebelum dan sesudah difermentasi.
1. Oleh:
Ir. H. DJUBAIDIN ABIDIN, MM
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
2012
2. Oleh:
Ir. H. DJUBAIDIN ABIDIN, MM
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
2012
3. LITERATUR
1. Feed and Feeding, Cullison AE
and RS Lowry, 1987, Prentice Hall, Inc, NY
2. Animal Feeding and Nutrition, Jurgens MH,
1983, Kendall/Hunt Publishing Co
3. Field Guide For Hay and Silage
Management, Bollson, 1991, NFIA
4. Forage Conservation and Feeding,
Raymond FG Shepperson and R Walthan,
1975, Farming Press Limited Suffolk
5. A Nutrition Guide,1990,Pioneer Forage Manual,
IOWA USA
4. ZAT NUTRITION (ZAT GIZI)
• Zat – zat gizi didalam bahan pakan yang
sangat diperlukan untuk hidup pokok
ternak meliputi : protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, mineral dan air
• BAHAN PAKAN :
Segala sesuatu yg dapat dimakan dan
dapat dicernak sebagian atau seluruhnya
tanpa mengganggu kesehatan ternak
yang memakannya.
5. RANSUM ;
• Merupakan campuran dari dua atau lebih
bahan pakan yang diberikan untuk seekor
ternak selama sehari semalam. Ransum
harus dapat memenuhi kebutuhan zat
nutrisi/gizi yang diperlukan ternak untuk
berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk
hidup pokok, produksi maupun reproduksi
• RANSUM SEIMBANG :
6. RANSUM SEIMBANG
• Ransum yang diberikan selamaa 24 jam
yang mengandung semua zat nutrisi/gizi
dalam jumlah dan macam nutrisi dengan
perbandingan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan
tujuan pemeliharaan ternak seperti
pertumbuhan, induk bunting dan
menyusui, penggemukan
7. PAKAN
• Adalah makanan ternak yang terdiri dari
hijauan dan konsentrat.
• Hijauan adalah terdiri atas rerumputan
(rumput kultur , rumput alam) dan
leguminosa (pohon, merambat atau
semak/perdu)
• Konsentrat adalah makanan ternak yang
terdiri atas berbagai campuran bahan
pakan dengan kandungan Serat Kasar
(SK) > 18 %
8. ZAT NUTRISI :
• Protein
• Karbohidrat
• Lemak
• Vitamin
• Air
• Mineral
9. ENERGI
• Berasal dari Karbohidrat (KH), Lemak
(lipida) dan Protein
• Sumber energi : biji-bijian, dedak dan
hijauan
• PROTEIN :
Mengganti jaringan tubuh yang rusak,
membentuk jaringan tubuh baru,
kebutuhan protein: 2,13 gram/Bobot
Badan
Sumber : Bungkil kelapa, b, kedelai, b.
kacang tanah, ampas tebu, molases
10. MINERAL :
• Terdiri atas : mineral makro dan mineral
mikro.
Mineral makro : Ca, P, Mg, K, Na, Cl dan
S
Mineral mikro : Fe, Cu, Mo, Zn, Co, MN,
Cr
• VITAMIN :
Sebagai metabolisme zat -- zat makanan
Vitamin larut dalam lemak : vit. A,D,E,K
11. AIR :
• Fungsi air sebagai transportasi makanan
dalam tubuh, mempertahankan suhu
tubuh dan sebagai pelumas pertukaran
gas dan pengencer senyawa beracun
dalam tubuh
12. HIJAUAN
• Hijauan segar dan
• Pakan yang di awetkan misal : hay, silase
dan jerami amoniasi
• Maksud untuk diberikan pada musim
kekurangan pakan atau karena kelebihan
hijauan dimusim hujan.
• Hay : rerumputan yang sengaja di
keringkan sebelum diambil bijinya.
• Silase : rerumputan yang sengaja di
awetkan tetapi masih setengah
basah/segar
13. Pakan pokok (basal) dapat berupa:
- Rumput
- Legum
- Perdu
- Pohon – pohonan
- Serta tanaman sisa panen
16. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dapat dilakukan
dengan 3 cara :
1.Pengembalaan (Pasture fattening
dan atau breeding)
2.Kereman (dry lot fattening) dan
3.Kombinasi cara pertama dan kedua
18. 1. PENGEMBALAAN
Penggembalaan dilakukan dengan
melepas sapi-sapi di padang rumput, yang
biasanya dilakukan di daerah yang
mempunyai tempat penggembalaan
cukup luas, dan memerlukan waktu sekitar
5-7 jam per hari. Dengan cara ini, maka
tidak memerlukan ransum tambahan
pakan penguat karena sapi telah
memakan bermacam-macam jenis
rumput.
19. 2. Kereman
Adalah pemberian pakan dengan cara
dijatah/disuguhkan
Setiap hari sapi memerlukan pakan kira-
kira sebanyak 10% dari berat badannya
dan juga pakan tambahan 1% - 2% dari
berat badan.
Ransum tambahan berupa dedak halus atau
bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu.
yang diberikan dengan cara dicampurkan
dalam rumput ditempat pakan. Selain itu,
dapat ditambah mineral sebagai penguat
berupa garam dapur, kapur.
20.
21.
22. Untuk meningkatkan kualitas
hijauan dan menghindari masa
krisis pakan dapat dilakukan
dengan cara:
• - Menanam lebih dari satu jenis hijauan.
• - Menjaga keseimbangan dan kesuburan
tanah
• - Mengawetkan hijauan makanan ternak
yang over produksi untuk masa krisis.
23. Beberapa metode pengawetan
bahan makanan ternak antara lain
• - Silase
• - Meningkatkan mutu jerami
• - Cassapro >meningkatkan bahan pakan
mutu rendah (cassava/ubi kayu, onggok,
bungkil inti sawit) dengan cara fermentasi
menggunakan mikroba(starter yg di
gunakan Aspergillus niger)
• - Ferlawit
24. lanjutan
• Ferlawit = fermentasi limbah pengolahan
kelapa sawit yang dikenal dengan lumpur
sawit kering dengan menggunakan
mikroba (Aspergillus niger) proses
fermentasi dilakukan secara aerob selama
3 hari dan anaerob (secara enzimatik)
selama 2 hari
• Ferlawit dapat digunakan sebagai
konsentrat sebanyak 10%.
25. Untuk meningkatkan kualitas
hijauan dan menghindari masa
krisis pakan dapat dilakukan
dengan cara:
• - Menanam lebih dari satu jenis hijauan.
• - Menjaga keseimbangan dan kesuburan
tanah
• - Mengawetkan hijauan makanan ternak
yang over produksi untuk masa krisis.
26. Beberapa metode pengawetan
bahan makanan ternak antara lain
• - Silase
• - Meningkatkan mutu jerami
• - Cassapro >meningkatkan bahan pakan
mutu rendah (cassava/ubi kayu,
onggok,bungkil inti sawit) dengan cara
fermentasi menggunakan mikroba(starter
yg di gunakan Aspergillus niger)
• - Ferlawit
27. lanjutan
• Ferlawit > fermentasi limbah pengolahan
kelapa sawit yang dikenal dengan lumpur
sawit kering dengan menggunakan
mikroba (Aspergillus niger) proses
fermentasi dilakukan secara aerob selama
3 hari dan anaerob (secara enzimatik)
selama 2 hari
• Ferlawit dapat digunakan sebagai
konsentrat sebanyak 10%.
28. Silase
• Silase : rumput yang sengaja dipotong
sebelum berbuah atau berbiji, disimpan
untuk diberikan pada ternak pada musim
kekurangan pakan atau karena kelebihan
produksi rumput di musim hujan
• Silase dapat dibuat dari Rumput gajah,
rumput raja atau rumput benggala atau
jerami basah.
29. Contoh pembuatan silase
• HMT yang dapat di silase antara lain;
jerami, rumput kering, limbah jagung,
limbah kacang-kacangan, pakis dll
• Cara pembuatan :
• - Limbah pertanian yang sudah dipanen
dilayukan selama 1 malam.
• - Timbang limbah pertanian dan bahan
pengawet ; dedak 5 kg/100 kg limbah
pertanian atau tepung jagung 3,5
kg/100kg limbah pertanian atau ......
30. Lanjutan......
• Atau 5 kg gaplek /100kg limbah pertanian
• - Limbah pertanian atau hijauan tersebut
dicacah sekitar 5 cm/dipotong kecil-kecil
• - Ambil kantong plastik yang telah dilapis
dengan kantong plastik lainnya dengan
ukuran kantong plastik yg besar dan tidak
bocor.
31. lanjutan
• - limbah atau hijauan tersebut dimasukan
kekantong selapis demi selapis dan
pengawet ditaburkan diatas lapisan
limbah/hijauan tersebut.
• - Hijauan tersebut dimampatkan saat
dimasukan selapis demi selapis dalam
kantong plastik tersebut.
• - setelah tersusun rapi, kantong plastik
ditutup rapat-rapat tanpa udara luar masuk
kedalam kantong
32. Lanjutan.....
• - diamkan selama 2 bulan, bila setelah 2
bulan akan diberikan keternak sebaiknya
diangin-anginkan terlebih dahulu.
33. Meningkatkan mutu jerami
• - Jerami kering dengan urea
• - Jerami kering dengan tetes tebu
• - Jerami kering dengan fermentasi mikroba
• Contoh : Jerami kering dengan urea (EM 4)
• - Jerami bisa dalam keadaan kering
maupun basah
• - Bila jerami kering urea yg digunakan
34. lanjutan
• Harus dilarutkan kedalam air terlebih
dahulu
• - 100 kg jerami, 100 liter air untuk pelarut
urea. Kebutuhan urea 10 % dr berat
jerami kering.
• - jerami ditumpuk teratur setebal 10cm,
kemudian urea disiram merata, tumpuk
lagi jerami setebal 10cm disiram urea dan
begitu seterusny
35. Lanjutan
• Dibiarkan satu malam dengan maksud
memberikan waktu agar silika dan lignin
pada selulosa jerami dapat terdegradasi
sehingga jerami dapat dicerna dan kadar
nitrogen pada jerami dapat ditingkatkan.
42. THE LAW OF RETURN
MAN
Food
Food
ANIMAL ORGANIC WASTE
Feed Composting
PLANT SOIL
LHM Research Station
info@lembahhijau.com
43. PROSE F RM NT
S E E ASI J RAM
E I
Bangunan terbuka lantai tanah
(hanya berfungsi sebagai naungan)
Waktu proses selama 21 hari
Kadar air jerami awal
Prosesing 60%
Lapisan kedua dan seterusnya dibuat sama
seperti lapisan pertama
Siram / percikkan air hingga kadar jerami 60%
Taburkan Urea rata dipermukaan jerami
Taburkan Starbio rata dipermukaan jerami
Susun Jerami setebal 30 cm
30 cm
LHM Research Station
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
44. Bahan baku:
Jerami segar
Untuk setiap ton jerami
dibutuhkan :
• 6 kg St ar bi O
• 6 kg Urea
LHM Research Station
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
45. Tumpukan jerami setebal
30 cm, ditaburi Starbio dan
urea secara Merata
dipermukaan tumpukan
Siram / percik air hingga
kadar air tumpukan jerami
60%
LHM Research Station
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
46. Proses Fermentasi berjalan
Selama 21 hari
Setelah 21 hari,
Bongkar, keringkan,
Berikan ke ternak atau
disimpan sebagai stok pakan
LHM Research Station
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
47. Contoh P enyimpanan
Jerami Fermentasi
LHM Research Station
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
48.
49.
50. Dipadang Rumput Yang Hijau
Ternyata …………..
Jerami Fermentasi
Juga LEZAT.
KACAMATA HIJAU ? ? ? . .
TIDAK P LU !!!
ER
LHM Research Station
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
51. FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UGM
Jursan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
Bulaksumur, Telp. (0274) 901704 Yogyakarta
HASIL ANALISA
No. Macam Analisa Jerami Segar
Jerami Fermentasi
1 Air 59. 16 10. 17
2 Abu 24. 50 19. 87
3 Protein 4. 3 9. 03
4 Lemak 2. 5 1. 52
5 Serat K asar 33. 8 31. 8
Cat at an:
1. Hasil Analisa t idak unt uk diumumkan
2. Ber laku pada wakt u sampel dianalisa
LHM Research Station
E-mail :
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
52. PABRIK GULA
SEKARANG INI
LHM Research Station
lembahhijau@lembahhijau.com
lembah@indo.net.id
56. •Jalan-jalan ke anjungan
•Singgah dipinyuh membeli selasih
•Akhir kata cukup sekian
•Ada salah mohon maaf dan tmakasih
57. PENINGKATAN KUALITAS PAKAN
TERNAK RUMINANSIA
TUJUAN :
• Merubah ukuran partikel bahan pakan
• Merubah densitas pakan
• Merubah kadar air
• Meningkatkan palatabilitas/akseptabilitas
• Merubah kandungan nutrisi
• Meningkatkan ketersediaan nutrisi selama
penyimpanan
• Mengurangi kontaminasi
59. PENINGKATAN KUALITAS/MUTU
PAKAN TERNAK RUMINANSIA
• Melalui teknologi pengolahan bahan
pakan yaitu ada 3 cara :
1.Pembuatan hay
2.Pembuatan silase
3.Amoniasi.
60. • Hay adalah tanaman hijauan yang diaWETKAN
DENGAN CARA DIKERINGKAN DIBAWAH
SINAR MATAHARI KEMUDIAN DISIMPAN
DALAM BENTUK KERING.
• Syarat bahan hijauan dibuat Hay :
- Bertekstur halus (berbatang halus) agar mudah
kering.
- Dipanen pada awal musim berbunga
- Hijauan dipanen dari tanah yang subur
61. PEMBUATAN HAY ADA 2 CARA (METODE
HAMPARAN DAN METODE POD)
• Metode hamparan : dilakukan dgn cara
menghamparkan hijauan yang dipotong
dilapangan terbuka dibawa sinar matahari.
Setiap hari hamparan di balik – balik hingga
kering. Hay dgn cara ini mengandung kadar air
sekitar 20 % ditandai dgn warna ke coklatan
• Metode pod : menggunakan semacam rak sbg
tempat penyimpanan hijauan, dijemur selama 1
– 3 hari. Kadar air sekitar 50 %
62. CARA PEMBUATAN HAY
• Bahan : jerami padi/jagung
• Alat – alat : sabit rumput atau mesin panen
rumput, pelataran utk jemur dan rak utk
menghamparkan hijauan, alat pengukur
kandungan airr hay (Delmhorst digital hay meter
and bale sensor), gudang utk penyimpanan hay,
tali utk pengikat hay dan timbangan rumput
• Langkah kerja :
63. LANGKAH KERJA PEMBUATAN HAY
• Hay disabit dari kebun rumput
• Lakukan penimbangan rumput
• Bila dgn sinar matahari lakukan di lantai jemur
• Bila menggunakan para – para (rak) mendatar
atau miring, hijauan dibalik setiap 2 (dua) jam
• Lama pengeringan tergantung tercapainya
kadar air : 12 – 20 %
• Bila menggunakan “dryer” hijauan masukan dlm
pengering. Gunakan suhu 150 – 250 derajad
Celsius. Hentikan bila kadar air sudah 12 – 20%
64. SILASE
• Silase merupakan pakan hijauan segar yg telah
diawetkan melalui proses ensilase (fermentasi)
oleh bakteri asam laktat dalam suasana asam
dan anaerob (tanpa udara/oksigen). Utk
memacu suasana asam di tambahkan bahan
aditif berupa Karbohidrat mudah dicerna seperti
: tetes, dedak, onggok, tepung jagung dll
65. CARA PEMBUATAN SILASE
• Bahan : rumput gajah 15 kg, bahan aditif mis
bekatul sebanyak 1 kg
• Alat – alat : timbangan, plastik 1 lembar ukuran
90 x 200 cm untuk mencampur, plastik kantong
1 lembar ukuran 90 x 150 cm rangkap, alat
pencacah hijuan (chopper), parang atau bendo
dan tali pengikat
• Cara pembuatan silase :
66. CARA PEMBUATAN SILASE
• Layukan hijauan selama 1 (satu) hari (kadar air 50
– 60 %)
• Hijauan dipotong ; 5 – 10 cm, dihamparkan pada
plastik
• Taburkan bekatul sedikit demi sedikit secara
merata dan di aduk – aduk
• Masukan hijauan kedalam plastik kmdn padatkan
dan ikat dengan erat
• Usahakan tidak ada ronga udara dan tidak bocor
• Proses selama 3 (tiga) minggu. Sebelum diberikan
pd ternak di angin2kan dulu agar bau asam yang
67. AMONIASI
• Adalah cara pengolahan pakan secara kimia
dengan menggunakan amoniak (NH3).
• Ada dua cara pembuatan amoniasi yaitu
(1). Amoniasi cara basah dan
(2), Amoniasi cara kering
68. AMONIASI CARA BASAH
• Bahan :
- Gunakan urea sebagai sumber NH3 dan air
- Batang padi atau jerami padi 15 kg
- Urea 870 gram da Air 5 liter
- Bila menggunakan drum ; jerami 30 kg, urea
1,74 kg dan air 10 liter.
- Bila menggunakan silo : jerami 1.000 kg, urea
60 kg dan air 400 liter
- Alat – alat :
69. • Alat – alat :
- Timbangan
- Gelas ukur (literan)
- Kantong plastik disesuaikan jumlah bahan yang
akan di amoniasi
- 1 lbr plastik 180 x 200 cm utk mencampur.
- 1 lbr plasstik kantong 100 x 150 cm rangkap
atau drum bekas.
- 1 buah ember
- 1 alat pengaduk
70. • Silo tanah ukuran 1 x 2 x 1 meter (lebar 1 m,
panjang 2 m dan dalam 1 m)
• 2 buah drum bekas yang terbuka atasnya dgn
kapasitas 200 liter.
• 25 meter lembaran plastik dengan lebar 2 meter
(1/2 rol)
• Metode amoniasi kering :
71. METODE AMONIASI KERING
• Bahan : 100 kg jerami padi kering dan urea 3 kg
• Alat – alat : timbangan, lembaran plastik tebal
0,4 cm, tali yang terbuat dari bambu dan kayu
untuk pengemas jerami.
• Cara pembuatan amoniasi kering
- Jerami ditimbang dan di ikat dgn tali kemudian di
kemas.
- Taburi urea secara merata pada setiap ikatan
atau bal jerami.
72. - Taburi urea merata pada setiap bal jerami
- Setelah merata bungkus dgn plastik secara rapat.
- Simpan ditempat teduh dan tidak kena hujan/air.
Sebaiknya berikan beban di atas plastik, biarkan
selama 1 (satu) bulan
- Setelah 1 bulan bungkus plastik boleh dibuka
- Silase yang baik ditandai dengan bau amoniak
yang menyengat.
- Setelah bau menyengat berkurang, pindahkan
keruang penyimpanan
- Gudang penyimpanan harus mempunyai ventilasi.