Laporan ini memberikan ringkasan hasil uji penetrasi lapangan dengan SPT untuk proyek pembangunan resort di Ternate. Penelitian dilakukan di 6 titik bor dengan kedalaman 4,5 meter, yang menunjukkan lapisan tanah berupa urugan limestone dan campuran lempung dengan kepadatan bervariasi. Analisis data SPT digunakan untuk menentukan kepadatan tanah dan saran perbaikan desain fondasi.
1. LAPORAN
UJI PENETRASI LAPANGAN DENGAN SPT
EDI SUPRIYANTO & PARTNERS
BALI - INDONESIA
2014 / 2015
PROYEK
PEMBANGUNAN RESORT
DI TERNATE
!
2. PENGANTAR
Memenuhi permintaan perihal penyelidikan tanah untuk Proyek Pembangunan
Resort di Ternate, maka kami pihak Edi Supriyanto & Partners telah melaksanakan
pekerjaan yang dimaksud.
Selanjutnya dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan dan dilanjutkan
dengan analisa-analisa teknis (Engineering Analysis), maka kami susun buku laporan
pada rencana pembangunan proyek tersebut di atas.
Demikianlah kami sampaikan agar dapat diterima dengan baik, atas perhatian
dan kerjasamanya dalam pelaksanaan pekerjaan penyelidikan tanah ini, kami ucapkan
banyak terima kasih.
Denpasar, 25 Juni 2014
Koordinator Proyek
( Edi Supriyanto, ST)
3. DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR …………….............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................……………………............................................... ii
I. PENDAHULUAN ..........................................………………….................... 1
1.1. Maksud dan tujuan ...............................................…………………......... 1
1.2. Acuan Normatif ……..............................................……………………..... 1
1.3. Lingkup Pekerjaan ................................................……………………..... 1
1.3.1.Pekerjaan Lapangan ...…...............................………………….......... 1
1.3.2. Pekerjaan Pembuatan Laporan ...................…………………............ 1
II. PROSEDUR PENGUJIAN ............................................…………………...... 2
2.1 Peralatan ……….…….........……………………………………..…….......... 2
2.2 Bahan dan Perlengkapan .......................................................................... 3
2.3 Persiapan Pengujian ................................................................................. 3
2.4 Prosedur Pengujian ................................................................................... 5
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN …............................…………………...... 7
3.1. Hasil Penelitian Boring dan SPT .....................................………….....…. 12
3.2. Hubungan Antara Kepadatan
IV. KOMENTAR DAN SARAN ........................................…………………........ 13
V. PENUTUP ..............................................................……..…………............. 14
LAMPIRAN - LAMPIRAN
4. I. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dari uji penetrasi lapangan dengan SPT adalah untuk
memperoleh parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah timbunan yang telah
dikerjakan sebelumnya oleh kontraktor. Parameter tersebut diperoleh dari jumlah
pukulan terhadap penetrasi konus, yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi
kepadatan perlapisan tanah yang merupakan bagian dari pesyaratan desain.
1.2. Acuan Normatif
• SNI 4153:2008 : Cara Uji Penetrasi Lapangan Dengan SPT
• ASTM D 1586-84 : Standard Penetration Test And Split Barrel Sampling Of
Soils”
• SNI 03-2436 : Metode pencatatan dan interpretasi hasil pemboran inti
1.3. Lingkup Pekerjaan
1.3.1. Pekerjaan lapangan
a. Pekerjaan pengeboran sebanyak 6 (enam) titik dengan kedalaman
masing-masing 4.50 meter.
b. Penelitian Standard Penetration Test (SPT) dilakukan tiap-tiap interval
0.45 meter untuk masing-masing pengeboran.
1.3.2. Pekerjaan pembuatan laporan
Laporan ini disusun berdasarkan pada hasil penyelidikan lapangan yang
berupa boring dan SPT tes, serta dilanjutkan analisa-analisa teknis, komentar
dan saran.
5. II. PROSEDUR PENGUJIAN
2.1 Peralatan
Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai berikut:
a) Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya;
b) Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya;
c) Split barrel sampler yang dilengkapi dengan dimensi seperti diperlihatkan
pada Gambar 1 (ASTM D 1586-84);
d) Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%.
e) Alat penahan (tripod);
f) Rol meter;
g) Alat penyipat datar;
h) Kerekan;
i) Kunci-kunci pipa;
j) Tali yang cukup kuat untuk menarik palu;
k) Perlengkapan lain.
Gambar 1 Alat pengambilan contoh tabung belah
2.2 Bahan dan perlengkapan
Bahan penunjang pengujian yang dipergunakan adalah:
6. a) bahan bakar (bensin, solar);
b) bahan pelumas;
c) balok dan papan;
d) tali atau selang;
e) kawat;
f) kantong plastik;
g) formulir untuk pengujian;
h) perlengkapan lain.
2.3 Persiapan pengujian
Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan
sebagai berikut (Gambar 2):
a) Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor;
b) Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas
penahan;
c) Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari
bekas-bekas pengeboran;
d) Pasang split barrel sampler pada pipa bor, dan pada ujung lainnya
disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan;
e) Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai
kedalaman pengujian yang diinginkan;
f) Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15
cm, 30 cm dan 45 cm.
8. 2.4 Prosedur pengujian
Prosedur pengujian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval
sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;
b) Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm);
c) Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan (Gambar 3);
d) Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm;
e) Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang
pertama;
f) Ulangi 2), 3), 4) dan 5) sampai pada penetrasi 15 cm yang ke-dua dan ke-
tiga;
g) Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm:
15 cm pertama dicatat N1;
15 cm ke-dua dicatat N2;
15 cm ke-tiga dicatat N3;
h) Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan
tambah pengujian sampai minimum 6 meter;
i) Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
10. III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian Boring dan SPT
3.1.1. Boring BH-1
Dari kedalaman 0.00 meter sampai 4.50 meter berupa urugan limestone putih
kecoklatan, dengan tingkat kepadatan dari sedang sampai dengan sangat padat.
Nilai N SPT berkisar antara 7 blows/feet sampai dengan 60 blows/feet.
Tabel BH-1 : Kedalaman bor dan Nilai N (maksimum nilai N SPT 60 pukulan)
2.1.2. Boring BH-2
Dari kedalaman 0.00 meter sampai 4.50 meter berupa urugan limestone putih
kecoklatan, dengan tingkat kepadatan dari sangat lepas sampai dengan sangat
padat. Nilai N SPT berkisar antara 2 blows/feet sampai dengan 60 blows/feet.
11. Tabel BH-2 : Kedalaman bor dan Nilai N (maksimum nilai N SPT 60 pukulan)
2.1.3. Boring BH-3
Dari kedalaman 0.00 meter sampai 0.90 meter berupa urugan limestone putih
kecoklatan, dengan tingkat kepadatan sedang, serta Nilai N SPT berkisar antara
17 blows/feet sampai dengan 23 blows/feet. Kemudian dari kedalaman
0.90 meter sampai 4.20 meter berupa urugan limestone putih kecoklatan
bercampur lempung, dengan tingkat kepadatan dari lepas sampai dengan sedang,
serta Nilai N SPT berkisar antara 4 blows/feet sampai dengan 22 blows/feet.
Kemudian dari kedalaman 4.20 meter sampai 4.50 meter berupa limestone putih
keputihan, dengan tingkat kepadatan sangat padat, serta Nilai N SPT sebesar
60 blows/feet.
12. Tabel BH-3 : Kedalaman bor dan Nilai N (maksimum nilai N SPT 60 pukulan)
2.1.4. Boring BH-4
Dari kedalaman 0.00 meter sampai 0.60 meter berupa urugan limestone putih
kecoklatan, dengan tingkat kepadatan sedang, serta Nilai N SPT sebesar
13 blows/feet. Kemudian dari kedalaman 0.60 meter sampai 1.50 meter berupa
urugan limestone putih kecoklatan bercampur lempung, dengan tingkat kepadatan
sedang, serta Nilai N SPT berkisar antara 16 blows/feet sampai dengan
26 blows/feet. Kemudian dari kedalaman 1.50 meter sampai 2.00 meter berupa
urugan limestone putih kecoklatan, dengan tingkat kepadatan sedang, serta Nilai
N SPT sebesar 11 blows/feet. Kemudian dari kedalaman 2.00 meter sampai
4.50 meter berupa limestone putih keputihan, dengan tingkat kepadatan sangat
padat, serta Nilai N SPT sebesar 60 blows/feet.
13. Tabel BH-4 : Kedalaman bor dan Nilai N (maksimum nilai N SPT 60 pukulan)
14. 2.1.5. Boring BH-5
Dari kedalaman 0.00 meter sampai 0.45 meter berupa urugan limestone putih
kecoklatan, dengan tingkat kepadatan padat, serta Nilai N SPT berkisar sebesar
42 blows/feet. Kemudian dari kedalaman 0.45 meter 4.50 meter berupa limestone
putih keputihan, dengan tingkat kepadatan sangat padat, serta Nilai N SPT
sebesar 60 blows/feet.
Tabel BH-5 : Kedalaman bor dan Nilai N (maksimum nilai N SPT 60 pukulan)
2.1.6. Boring BH-6
Dari kedalaman 0.00 meter sampai 4.50 meter berupa urugan limestone putih
kecoklatan bercampur lempung, dengan tingkat kepadatan dari lepas sampai
dengan sedang, serta Nilai N SPT berkisar antara 3 blows/feet sampai dengan
23 blows/feet.
15. Tabel BH-6 : Kedalaman bor dan Nilai N (maksimum nilai N SPT 60 pukulan)
16. 3.2. Hubungan Antara Kepadatan dan Nilai N SPT
Dari hasil pengeboran yang disertai pengujian SPT maka kita akan memperoleh nilai N
SPT. Selanjutnya nilai tersebut bisa kita korelasikan dengan berbagai macam
parameter yang disesuaikan dengan kepentingannya.
Berikut di tabelkan hubungan antara kepadatan dengan nilai N SPT yang diambil dari
Meyerhof, 1965 sebagai berikut :
Tabel 7 : Hubungan Antara Kepadatan dan Nilai N SPT
17. IV. KOMENTAR DAN SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes boring dan SPT test dapat disimpulkan
sebagai berikut :
• Timbunan terdiri atas timbunan limestone, limestone bercampur lempung, serta
pada beberapa boring sudah mencapai lapisan limestone eksisting (bukan
urugan). Untuk nilai N SPT berkisar antara 2 blows/feet sampai 60 blows/feet
dengan tingkat kepadatan dari sangat lepas sampai dengan sangat padat.
Maka berdasarkan kondisi kepadatan urugan serta nilai N SPT yang didapat dari
penelitian dilapangan, dapat disarankan sebagai berikut :
• Dengan kondisi tingkat kepadatan yang tidak merata mulai dari sangat lepas
sampai dengan sangat padat (pada level yang berbeda-beda) maka di sarankan
untuk membongkar ulang seluruh urugan yang telah dikerjakan,
• Bahan urugan yang bercampur lempung cukup banyak sebaiknya diganti
dengan urugan material yang lebih baik misalnya limestone, kemudian
dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal masing-masing lapisan
0.50 meter, kemudian dipadatkan sesuai dengan standar pemadatan.
• Nilai kepadatan di tempat tersebut dibandingkan dengan hasil test standar
proctor dengan jenis tanah yang sama. Nilai kepadatan di lapangan harus lebih
besar dari atau sama dengan persyaratan standar proctornya (umumnya lebih
besar 95% kepadatan dilaboratorium). Apabila kepadatan di lapangan di bawah
standar, maka diperlukan upaya pemadatan lagi untuk mencapai tingkat
kepadatan yang memenuhi syarat.
18. V. PENUTUP
Demikian buku laporan hasil penyelidikan tanah pada Proyek Pembangunan
Resort di Ternate, yang telah kami susun berdasarkan pada hasil penyelidikan
lapangan yang berupa Boring da SPT tes, yang kemudian dilanjutkan dengan analisa-
analisa teknis (Engineering Analysis) serta diberikan komentar dan saran.
Apabila dari pihak perencana dan atau pengawas menganggap perlu untuk
mendiskusikan isi laporan ini lebih lanjut, maka kami bersedia untuk itu.
Sebagai akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan
dan kerjasama yang baik dalam mengikutsertakan kami pada proyek pembangunan
tersebut di atas.