SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 191
BAB. I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Modul dengan judul “Memperbaiki/Reparasi Radio” dengan kode ELKA-
R.AM.004.A berisi materi dan informasi tentang sistem pesawat penerima
dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan Frekuensi Modulasi (FM),
Mengamati gejala kerusakan, Mengalokasi kerusakan, Melakukan analisa hasil
pengukuran, Melakukan perbaikan/reparasi, Menguji hasil perbaikan/reparasi,
Membuat laporan perbaikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai
dengan ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi yang
disampaikan.
Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi
dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut
sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasikan
dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang
benar, setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada.
Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi
dilakukan secara teoritik dan praktik. Uji teoritis dilakukan siswa dengan
menjawab pertanyaan yang ada pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
1
dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki
dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui
evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi
memperbaiki/ reparasi radio dengan sub kompetensi:
1. Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/reparasi
2. Mengamati gejala kerusakan
3. Mengalokasi kerusakan
4. Melakukan analisa hasil pengukuran
5. Melakukan perbaikan/reparasi
6. Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. Membuat laporan perbaikan.
B. PRASARAT
Untuk menguasai kompetensi memperbaiki/reparasi radio dengan kode:
ELKA-MR-AM.004.A peserta didik dipersyaratkan menyelesaikan modul
dengan kompetensi menggunakan alat/instrumen bantu keperluan pengukuran
kode: ELKA-MR. UM. 005. A
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk bagi peserta diklat
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
2
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang
jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang
mengacu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi
yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan
dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
3
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi
lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru
atau instruktur yang mengacu kegiatan pemelajaran yang
bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta
diklat.
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
4
D. TUJUAN AKHIR
Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan imajinasi
psikomotorik seperti unit kompetensi maka peserta diklat diharapkan:
1. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Penerima Radio
a. Pesawat Penerima sistem AM/Band MW
b. Pesawat Penerima sistem FM
c. Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
2. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan
a. Pada Tombol power
b. Tombol Pengatur Volume
c. Tombol Pencari Gelombang
3. Trampil Mengalokasi kerusakan
a. Kerusakan pada komponen
b. Masalah koneksitas pada PCB atau kabel
c. Masalah pada bagian mekanik.
4. Melakukan analisa hasil pengukuran
a. Mengacu pada skema rangkaian
b. Berdasarkan diagnosa jenis kerusakan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
5
5. Trampil Melakukan Perbaikan /reparasi
6. Trampil Menguji hasil perbaikan/reparasi
7. Membuat laporan perbaikan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
6
E. KOMPETENSI:
Modul ELKA-MR-AM.004.A membentuk kompetensi “Memperbaiki/Reparasi Radio”. Uraian kompetensi dan
subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini.
PROGRAM DIKLAT : Memperbaiki/Reparasi Radio
KODE : ELKA-MR.AM.004.A
ALOKASI WAKTU : 100 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
A B C D E F G
2 3 3 2 2 3 3
KONDISI KINERJA
1. Unit kompetensi ini berlaku untuk perbaikan radio AM-FM baik yang dilakukan di pusat
perbaikan (service center) televisi maupun di bengkel-bengkel service radio.
2. Shcematic diagram/buku service manual yang berlaku sesuai dengan merek tipe masing-
masing radio.
3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan:
Peralatan umum perbaikan elektronika radio meliputi: Toolkit, Multitester dan Osiloskop dll.
Bahan: kabel, timah solder, komponen elektronik dan bagian mekanik.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
7
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
8
SUB
KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP
BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1.
Mempersiapkan
pekerjaan
perbaikan/ reparasi
1.1. Spesifikasi dan cara kerja radio
dikuasai lebih dulu.
1.2. Kebutuhan peralatan kerja mekanis
dan alat ukur listrik serta bahan
reparasi dipersiapkan dan
diidentifikasi apakah sesuai dengan
SOP (Standard Operation Procedure).
1.3. Tempat kerja dipersiapkan dan
dibebaskan dari kemungkinan bahaya
kecelakaan.
1.4. Perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja digunakan secara
benar serta langkah pengamanan
dilakukan sesuai dengan prosedur
yang diberlaku-kan
Mereparasi Radio
Tape Recorder
Teliti dalam
Menyiapkan
peralatan kerja
mekanis dan alat
ukur listrik serta
bahan reparasi
sesuai dengan
SOP
Menyiapkan
tempat kerja yang
bebas dari
kemungkinan
kecelakaan kerja
Menggunakan
perlengkapan
keselamatan dan
kesehatan kerja
secara benar serta
dengan langkah
pengamanan
sesuai dengan
prosedur yang
diberlakukan
Sistim Radio AM, FM Menyiapkan peralatan
kerja mekanis dan alat
ukur listrik serta bahan
reparasi sesuai
dengan SOP
Menyiapkan tempat
kerja yang bebas dari
kemungkinan
kecelakaan kerja
Menggunakan
perlengkapan
keselamatan dan
kesehatan kerja
secara benar serta
dengan langkah
pengamanan sesuai
dengan prosedur yang
diberlakukan
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
9
SUB
KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP
BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2.
Mengamati gejala
kerusakan
2.1. Radio tape recorder dioperasikan
untuk diamati gejala kerusakan
yang timbul dengan melakukan
pengamatan pada bagian-bagian:
Tombol power
Tombol pengatur volume
Tombol pencari gelombang
AM/FM.
2.2. Dilakukan identifikasi terhadap gejala
yang timbul sesuai dengan
fungsinya.
Mereparasi Radio
Tape Recorder
Teliti dalam
Mengamati gejala
kerusakan melalui :
Tombol power
Tombol
pengatur
volume
Tombol pencari
gelombang
AM/FM
Mengidentifikasi
gejala kerusakan
yang timbul
Sistim Radio AM, FM Mengamati gejala
kerusakan melalui :
Tombol power
Tombol pengatur
volume
Tombol pencari
gelombang AM/FM
Mengidentifikasi
gejala kerusakan
yang timbul
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
10
SUB
KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP
BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.
Mengalokasi
kerusakan
3.1. Berdasar pada gejala kerusakan yang
timbul lalu diklasifikasikan jenis
kerusakannya yang dapat berupa :
Kerusakan pada komponen
Masalah koneksitas pada
PCB atau kabel
Masalah pada bagian
mekanik.
3.2. Dilakukan pengalokasian kerusakan
pada rangkaian, blok rangkaian atau
bagian mekaniknya
3.3. Urutan pemeriksaan ditetapkan
sesuai prosedur buku petunjuk servis
(service manual) pada titik-titik
pengukuran ditentukan untuk mencari
kerusakannya.
3.4. Dilakukan pengukuran dengan
mengamati tegangan, bentuk pulsa
pada titik-titik pengukuran yang sudah
ditetapkan dengan alat ukur misalnya
Multitester dan Osiloskop.
Mereparasi Radio
Tape Recorder
Teliti dalam
Mendiagnosa jenis
kerusakan pada
komponen,
koneksitas pada
PCB atau kabel,
dan bagian
mekanik
Mengalokasikan
kerusakan pada
rangkaian, blok
rangkaian atau
bagian mekaniknya
Melakukan
pemeriksaan titik-
titik pengukuran
untuk dapat
mencari kerusakan
sesuai urutan pada
prosedur buku
manual.
Melakukan
pengukuran dan
mengamati
tegangan, bentuk
Sistim Radio AM, FM Mendiagnosa jenis
kerusakan pada
komponen, koneksitas
pada PCB atau kabel,
dan bagian mekanik
Mengalokasikan
kerusakan pada
rangkaian, blok
rangkaian atau bagian
mekaniknya
Melakukan
pemeriksaan titik-titik
pengukuran untuk
dapat mencari
kerusakan sesuai
urutan pada prosedur
buku manual.
Melakukan
pengukuran dan
mengamati tegangan,
bentuk pulsa pada titik
pengukuran yang
sudah ditentukan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
11
SUB
KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP
BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4
Melakukan analisa
hasil pengukuran
4.1. Dengan mengacu pada skema
rangkaian serta buku service manual
hasil-hasil pengukuran dianalisa.
4.2. Dari hasil analisa lalu didiagnosa jenis
kerusakan secara benar.
Mereparasi Radio
Tape Recorder
Cermat dan teliti
dalam
Melakukan analisa
hasil-hasil
pengukuran sesuai
buku service
manual
Menetapkan jenis
kerusakan secara
benar
Analisa hasil
pengukuran kerusakan
Melakukan analisa
hasil-hasil pengukuran
sesuai buku service
manual
Menetapkan jenis
ksecara benar
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
12
SUB
KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP
BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
5.
Melakukan
perbaikan/
Reparasi
5.1. Sesuai hasil diagnosa perbaikan
dapat dikerjakan dengan pergantian
komponen, repair/penggantian bagian
mekanik atau dengan perbaikan
solder, adjustement/seting ulang.
5.2. Perbaikan dapat pula dikerjakan
dengan hanya pembersihan pada
jalur-jalur rangkaian, konektro-
konektor atau bagian mekanik bila
tidak perlu dilakukan penggantian
komponen.
Mereparasi Radio
Tape Recorder
Teliti dalam
Mengerjakan
pergantian
komponen, repair/
penggantian
bagian mekanik
atau dengan
perbaikan solder,
adjustement/seting
ulang.
Membersihkan
jalur-jalur
rangkaian,
konektor-konektor
atau bagian
mekanik bila tidak
perlu dilakukan
penggantian
komponen.
Teknik Reparasi Mengerjakan
pergantian komponen,
repair/ penggantian
bagian mekanik atau
dengan perbaikan
solder,
adjustement/seting
ulang.
Membersihkan jalur-
jalur rangkaian,
konektor-konektor atau
bagian mekanik bila
tidak perlu dilakukan
penggantian
komponen.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
13
SUB
KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP
BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
6.
Menguji hasil
perbaikan/ reparasi
6.1.Hasil perbaikan atau pergantian
komponen diuji dengan running test
untuk mengamati aktivasi kerja
sistemnya.
6.2. Dilakukan tindakan korektif jika
pekerjaan running test tidak berjalan
dalam kondisi normal.
6.3. Untuk memastikan kerusakan yang
ditemukan bukan diakibatkan oleh
bagian atau komponen lain sehingga
dapat dihindari kerusakan yang sama
berulang, maka perlu dilakukan
analisa lanjutan.
Mereparasi Radio
Tape Recorder
Teliti dan cermat
dalam
Menguji hasil
perbaikan dengan
running test untuk
mengamati
aktivasi kerja
sistemnya.
Melakukan
tindakan korektif
pada saat
pekerjaan running
test tidak berjalan
dalam kondisi
normal
Pengujian hasil
perbaikan
Menguji hasil
perbaikan dengan
running test untuk
mengamati aktivasi
kerja sistemnya.
Melakukan tindakan
korektif pada saat
pekerjaan running test
tidak berjalan dalam
kondisi normal
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
14
SUB
KOMPETENSI KRITERIA KINERJA
LINGKUP
BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
7.
Membuat laporan
perbaikan
7.1. Setiap selesai dilakukan perbaikan
atau penggantian komponen, perlu
dibuatkan laporan berupa service
check list.
7.2. Pada laporan supaya dituliskan
komponen, bagian mekanik yang
telah dilakukan perbaikan/
penggantian.
7.3. Setiap selesai kegiatan perbaikan
dibuatkan riwayat perbaikan pada
history card.
Mereparasi Radio
Tape Recorder
Teliti dan rapi
dalam Membuat
laporan perbaikan
atau penggantian
komponen dalam
bentuk check list
Membuat riwayat
perbaikan pada
history card
Laporan hasil
perbaikan
Membuat laporan
perbaikan atau
penggantian
komponen dalam
bentuk check list
Membuat riwayat
perbaikan pada history
card
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
15
F. CEK KEMAMPUAN SISWA
Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta diklat
miliki, maka berilah tanda cek list () dengan sikap jujur dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Kompetensi Pernyataan
Saya dapat
melakukan pekerjaan
ini dengan kompeten
Tidak Ya
Jika,
Ya
1. Dapat menjelaskan
prinsip kerja Pesawat
Radio AM/Band MW
 Saya dapat menjelaskan dia
gram blok pesawat penerima
AM/band MW
 Saya dapat memahami prinsip
kerja pesawat radio AM/Band MW
 Saya dapat menjelaskan cara
kerja setiap bagian.
√
Kerjakan
tes
formatif 1
2. Dapat menjelaskan
prinsip kerja Pesawat
Radio FM
 Saya dapat menjelaskan digram
blok pesawat penerima FM
 Saya dapat memahami prinsip
kerja pesawat radio FM
 Saya dapat menjelaskan cara
kerja setiap bagian.
√
Kerjakan
tes
formatif 2
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
11
11
3. Dapat melakukan
teknik mencari gejala
kerusakan
Saya dapat menjelaskan gejala
kerusakan pada tombol power.
 Saya dapat menjelaskan gejala
kerusakan pada tombol pengatur
volume.
 Saya dapat menjelaskan tombol
pencari gelombang.
√
Kerjakan
tes
formatif 3
4. Trampil mengalokasi
kerusakan
Saya dapat menentukan
kerusakan pada komponen.
 Saya dapat menentukan
kerusakan koneksitas pada PCB
atau kabel.
√
Kerjakan
tes
formatif 4
5. Melakukan analisa
hasil pengukuran
Saya dapat menganalisa hasil
pengukuran berdasarkan gambar
rangkaian.
 Saya dapat menganalisa
kerusakan berdasarkan jenis
kerusakan.
√
Kerjakan
tes
formatif 5
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
12
12
6. Trampil melakukan
Perbaikan /reparasi
Saya dapat melakukan perbaikan
berdasarkan analisa pengukuran.
 Saya dapat melakukan perbaikan
berdasarkan pengamatan gejala
kerusakan.
√
Kerjakan
tes
formatif 6
7. Trampil menguji hasil
perbaikan / reparasi
Saya dapat menguji hasil
perbaikan berdasarkan analisa
pengukuran.
 Saya dapat menguji hasil
perbaikan berdasarkan
pengamatan gejala kerusakan.
√
Kerjakan
tes
formatif 7
Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas, maka
pelajarilah pada sub kompetensi modul ini yang tidak anda kuasai sampai anda
kompeten.
BAB. II
PEMBELAJARAN
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
13
13
A. RENCANA BELAJAR SISWA
Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru. Rencana
belajar tersebut adalah sebagai berikut:
NAMA SISWA : ……………………………………….
TINGKAT/KELAS : ……………………………………….
No
.
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Tempat
Belajar
Paraf
Guru
1. - Memahami prinsip kerja
Pesawat Radio AM/Band
MW
- Memahami prinsip kerja
Pesawat Radio FM
- Menyiapkan alat ukur
untuk perbaikan/reparasi.
2. - Memahami teknik
mencari gejala
kerusakan.
3. - Mengalokasi kerusakan
4. - Melakukan analisa hasil
pengukuran
5. - Melakukan Perbaikan
/reparasi
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
14
14
6. - Menguji hasil
perbaikan/reparasi
7. - Membuat Laporan
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1: Persiapan Pekerjaan
Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta diklat
dipersiapkan untuk memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat
penerima AM/band MW, pesawat penerima FM dan menyiapkan alat ukur
keperluan perbaikan/reparasi.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, peserta diklat diharapkan:
1) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima
AM/band MW.
2) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima
FM
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
15
15
3) Menjelaskan diagram blok pesawat penerima AM/band MW dan FM
4) Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan.
b. Uraian Materi
1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW
Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang
lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat
penerima. Pesawat pemancar berfungsi membangkitkan dan
meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang
elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan
kecepatan cahaya yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan
gelombang pembawa (carrier wave) informasi. Pesawat penerima
menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari sejumlah
gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi
suatu informasi yang dapat dimengerti.
Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal dengan
sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu
stasiun pemancar dan dayanya pun sangat lemah. Pesawat penerima
radio, mulai berkembang setelah diketemukan tabung hampa (vacum
tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
16
16
langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai
keuntungan dapat ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih
mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian
penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala,
demikian pula sistem pendeteksiannya.
Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu pesawat
penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik dalam sistem
penerima radio maupun televisi.
Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai berikut:
a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada
antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal
RF tertentu yang kemudian dicampur (dikonversikan) dengan satu
sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat
penerima sendiri.
b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu
sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut
sinyal frekuensi menengah (IF).
c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF)
umumnya 455 kHz.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
17
17
d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu rangkaian
penala divariasikan, maka selisih frekuensinya akan konstan
sebesar frekuensi menengah tersebut. Pencampuran ini mempunyai
keuntungan sebagai berikut:
(1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi
karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF.
(2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang spesifik,
misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio AM.
(3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator
local. Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu
adanya efek frekuensi bayangan. Walaupun IF sudah merupakan
frekuensi selisih
dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi pun
muncul pula.
Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok
diagram sebagai berikut:
Antena
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
18
18
RF AMP
MIX
IF AMP DETEK
TOR
AUDIO
AMP
l o u d s p e k e r
8
AVC
OSC
LOKAL
Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM
Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu
penerima dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang mempunyai
daerah frekuensi 520 kHz – 1630 kHz (577 – 184 meter) yang disebut
daerah gelombang menengah (medium wave band = MW).
Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW dilaksanakan
oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator lokal. Hasil dari
penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada alat praktik merupakan
bagian terpisah dari penala. Untuk lebih memahami prinsip kerja radio
super heterodyne, coba perhatikan diagram blok radio super heterodyne
pada gambar blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian
setelah memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi setiap
bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
19
19
0ut
0
+V
12V
1uF
L3
1uF
+
5pF
L2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok mixer+oscilator.
Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455 kHz
lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk melalui antena.
Gambar 2. Rangkaian Penala
Pencampur (mixer)
pada gambar
rangkaian disamping
menjadi satu dengan
sinyal oscilator.
Karena sinyal-sinyal itu
berbeda 455 kHz,
maka akan
membentuk suatu
sinyal 455 kHz sebagai
hasil selisih dari dua
sinyal tersebut. Sinyal
yang telah diubah
menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh penguat
IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
20
20
R A N G K . I F ( F R E K . M E N E N G A H )
A V C ( a u t o m a t i c
v o l u m e c o n t r o )
+V
12V
.1
IN60
.1
001
1S
1S
1P
1P1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+
220/16
002
+
10/16
C829
C829
100
39k
5k6
470
15k
390
390
47k
demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi
455 kHz.
Gambar 3. Rangkaian Penguat IF
Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic Gain
Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan tegangan (gain)
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
21
21
AGC
R A N G K . D E T E K T O R
T R 3
k e b a s i s T R 2
+V
12V
005
.1
01
5k
IN60
1S1P
5K6
470
R A N G K . A U D I O A M P L I F I E R
1n
0
TP12
TP15
13
14
TP16
TP11
+V
12v
8
+
220/16
+
1uF
+
220/16
.1uf
1uF
.1uF 220pf
IN4148
5k
C1684
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
2k2
1k
470
150k
1k
470k
33k
dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga penguatan ditambah pada
sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang
kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan
untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya.
Gambar 4. Rangkaian Detektor
Rangkaian detektor, digambarkan
seperti gambar 4 rangkaian disamping
dengan detektor dioda. Gulungan primer
transformator IF (T3) menerima sinyal IF
termodulir dari penguat IF terakhir, dan
gulungan ini merupakan beban
impedansi untuk transistor penguat.
Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan sekunder
yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda, karena prinsip kerja
diode sebagai komponen perata.
Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector juga
dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05 mfd.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
22
22
Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier
Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah
penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi
memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan
suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang berfungsi
sebagai volume control.
TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan
konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan melalui R33k
mendapat umpan balik negatif dari output power amplifier. Tujuan
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
23
23
umpan balik ini untuk memperlebar band switch sehingga kualitas suara
menjadi lebih baik. TR C1684 merupakan penguat tegangan tingkat
kedua yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan
konfigurasi yang sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif
melalui R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah
dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan output yang
dapat mengemudikan rangkaian power amplifier. Out-put rangkaian
penguat audio amplifier ini diteruskan ke loudspeaker yang merupakan
beban dari rangkaian. Sinyal informasi melalui pengatur volume maka
sinyal informasi ini dapat diatur besar kecilnya suara.
2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO
FM
BLOK DIAGRAM
Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM.
Antena
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
24
24
RF AMP
Mixer IF AMP Limitter Discriminator
Lokal
Oscilator
Dhemmphasis
Network
AF dan Power
Amplifiers
l o u d s p e k e r
8
AGC
Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM
PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup baik
sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk sistem FM
bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui sistem FM ada
yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan adanya penguat RF ini
maka sistem FM dapat bekerja pada input sinyal yang lebih rendah dari
sistem AM atau SSB, sebab istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang
menggunakan penguat RF karena mereka dapat menekan inherent
noise. Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas
yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM dapat
menerima sinyal 1 µV atau kurang jika dibandingkan dengan sistem AM
dan SSB dengan minimum sinyal input 30 uV. Tetapi bila ingin sinyal 1
uV diumpankan langsung ke mixer, inherent noise yang tinggi yang
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
25
25
dihasilkan oleh komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1
uV tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1 µV itu
sehingga menjadi 10-20 µV sebelum diberikan ke mixer. Itu sebabnya
dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk diperhatikan untuk
sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut, noise
internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh lebih
rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor
yang aktif.
Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan pengaruh
frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal
osilator ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
26
26
O u t p u t
I n p u t
0
0
+V
12V
1 1cv
1np
1C
1C 1C
1C
2N4393
R1
R2
R3
Gambar 7 disamping
salah satu contoh
gambar rangkaian RF
Amplifier dengan
komponen aktif FET.
FET RF AMPLIFIER:
Impedansi input yang
tinggi dari FET bukanlah
dasar digunakannya
FET sebagai komponen
aktif pada penguat RF
sistem FM.
Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn
FET
Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan jauh
menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah suatu kenyataan
bahwa tidak selalu impedansi input merupakan pertimbangan bagi RF
amplifier karena untuk frekuensi tinggi impedansi antena hanya
beberapa ratus ohm atau cukup rendah.
Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi input
dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat sementara tabung
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
27
27
output
input
optional AGC
.1C4
15V
0
0
.1C4
91k
33k
00
1CV1
1000pf
1CV21CV2
1RFC
1L3
1L2
2N3796
0.1C4
hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan BJT mempunyai faktor
eksponensial. Untuk komponen yang bekerja dengan hukum kuadrat
memiliki sinyal output dengan frekuensi yang sama dengan input dengan
distorsi komponen 2 kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara
komponen lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan
FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi.
PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate ganda)
common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti diperlihatkan pada
gambar 8 dibawah:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
28
28
Rangk.LIMITER
output
input
15V
.1C4
00
00
.1C4
.1C4.1C4
R1
R2 R3
R4
1CV1
1CV1
NPN
1CV1
.1
.1
.1.1
Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET
Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan
keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh tegangan AGC. Juga
dengan MOSFET diperoleh keunggulan berupa naiknya daerah dinamis
dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja
pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar dibandingkan
dengan JFET.
LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai
amplitudo output yang konstant untuk semua input yang melebihi level
tertentu. Dalam sistem penerima FM ini dibutuhkan untuk menolak
ampiltudo modulasi dan variasi amplitodo yang tidak diingini, yang
merupakan noise. Kedua hal itu menyebabkan pengaruh yang tidak
diingini pada loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup
AGC untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari yang
ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada diskriminator.
Secara ideal dapat dinyatakan bahwa diskriminator harus idealnya tidak
menanggapi perubahan amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi.
Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter dengan
transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu DC ke kolektor.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
29
29
Secepat input menaik, terjadilah pemotongan puncak sinyal akibat
terbatasnya tegangan kolektor karena seperti diketahui, output transistor
tidak akan dapat melampaui tegangan VCC. Sedangkan rangkaian
tangki pada bagian output ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk
meningkatkan selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus
akibat pemotongan menjadi sinus.
Gambar. 9: Rangkaian Limitter
Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi
tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut detektor pada
sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah
variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
30
30
Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah detektor
yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi
(informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi
rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar
dilakukan preemphasis dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari
intelejen frekuensi dinaikkan.
AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada
Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM
Receiver yang menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga
rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model lama juga dilengkapi
dengan AFC (Automatic Frequency Control). Rangkaian ini berfungsi
mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena
ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan
penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu belum
ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada
daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan
ekonomis. Mixer, osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama
dengan yang telah didiskusikan pada AM. Hanya harus dicatat bahwa
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
31
31
pada sistem FM, frekuensi IF nya adalah 10,7 MHz. Daerah kerja
Frekuensi FM sebesar 88 Mhz -108 Mhz.
3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN
PERBAIKAN/REPARASI
Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan dalam
pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis pesawat elektronika
adalah AVO meter, atau sering juga disebut multimeter/multitester.
Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat elektronika antara lain:
obeng, tang, solder, signal generator/signal injektror, oskiloskop dan
alat Bantu lainnya. Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang
diperlukan dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik:
A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik.
Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan secara rinci
didalam penggunaan alat ukur, karena peserta diklat sudah
memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A.
1. Obeng
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
32
32
Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa mereparasi alat-
alat elektronika atau radio dan lain sebagainya, obeng ini
mempunyai peranan yang sangat penting didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi pesawat radio ataupun pesawat elektronik
lainnya. Fungsinya ialah untuk membuka sekerup atau
memasang sekerup (pekerjaan mekanik).
Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi sebaiknya
persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran dan macam-
macamnya. Yaitu dengan membeli satu set obeng. Jenis obeng
ada yang berujung pipih (-)dan berujung (+) disebut kembang.
Gunanya juga disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka
atau memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng
(+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-) hendaknya
dipakai obeng yang berujung pipih saja. Dalam membuka
sekerup usahakan jangan sampai sekerup cacat atau rusak.
Oleh sebab itu gunakan obeng yang sesuai dan yang masih
baik keadaannya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
33
33
Gambar. 10: Macam-Macam Obeng
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
34
34
Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng untuk
keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani pekerjaan
mekanik.
2. Obeng pengetrim
Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang khusus
untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari plastik dan ujungnya
dari pelat. Gambar 11 di bawah adalah salah satu contoh obeng
yang dapat digunakan sebagai pengetrim.
Gambar 11. Obeng Trim
3. Tang
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
35
35
Gambar 12a dan 12b
adalah yang lajim
dipergunakan.
Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang.
Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-macam
jenis tang. Tang diperlukan dalampekerjaan perbaikan/reparasi
pesawat elektronika. Tang ini bentuknya moncong panjang
pada pangkalnya.
Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang kaki
komponen seperti Resisitor, Transistor dan komponen lainnya.
Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang tak
berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong
melipat/membengkokan dan lain sebagainya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
36
36
Gambar 12b. Tang kombinasi
4. Solder
Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk melepas
dan memasang komponen dari PCB (printed circuit board).
Pekerjaan ini diperlukan solder yang sesuai dengan daya
panas pemasangan maupun melepas komponen. Solder
sangat penting dan harus anda punyai. Dibawah ini salah satu
model Solder listrik yang dilengkapi kedudukan:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
37
37
Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan
Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan dengan
komponen yang akan disolder. Panas yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada komponen, dan sebaliknya
solder yang kurang panas dapat mempengaruhi hasil
penyolderan yang sempurna.
B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran.
1. Multimeter
Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang terdapat
pada sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar 14.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
38
38
Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
39
39
KABEL
PENYIDIK
(PROBES)
JEPITAN
MONCONG
BUAYA
(ALIGATOR CLIP)
COMMON (-)
PAPAN
SKALA
JARUM
PENUNJUK
SEKRUP
PENGATUR
POSISI JARUM
(PRESET)
BATAS UKUR
(RANGE)
SAKLAR
JANGKAUAN
UKUR
TOMBOL
PENGATUR
POSISI
JARUM
OUT (+)
SKALA OHM
SKALA VOLT
(ACV-DCV)
SKALA
ARUS
(DCmA)
Gambar 15. Penyidik (probes)
Gambar 16. Papan Skala Multimeter
a) Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil
pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala;
tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm (Ω),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-
skala lainnya. Lihat gambar 16.
b) Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk menentukan
posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika
digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω),
saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika
digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
40
40
arus (mA-µA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur
tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur
yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal,
tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada
pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika
hendak mengukur DCV.
c) Sekrup pengatur posisi jarum (preset): digunakan
untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri
papan skala)
d) Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero
Adjustment): digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistansi. Dalam praktek, kedua
ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar
untuk memosisikan jarum pada angka nol.
e) Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk menghubungkan
kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda
(+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
41
41
transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor
berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk
mengukur kapasitas kapasitor.
f) Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari angka-
angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25,
kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA.
Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur
berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat
arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari
angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur
(range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan
maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian
seterusnya.
h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10
dan kilo Ohm (kΩ). Untuk batas ukur (range) x1, semua
hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala
(pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) x10, semua
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
42
42
hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali
dengan 10 (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo
Ohm (kΩ), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca
pada papan skala (pada satuan kΩ), Untuk batas ukur
(range) x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada
papan skala dan dikali dengan 10kΩ.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
43
43
2. Oskiloskop
Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam
melakukan prosedur reparasi, terutama untuk jenis–jenis
pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam bentuk yang
kompleks, oskiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat
dan menganalisa gejala – gejala listrik. Oskiloskop mempunyai
kemampuan dalam hal – hal sebagai berikut:
a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non perodik.
b) Mengukur tegangan dan arus.
c) Mengukur frekuensi.
d) Mengukur beda fasa.
e) Sebagai penggambar x – y.
Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan ataupun arus
yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud dari tegangan maupun
arus itu dapat dengan jelas. Jadi secara ringkasnya, bentuk
gelombang yang keluar dari hasil pengukuran pada suatu titik
akan mudah dilihat dengan jelas. Salah satu contoh adalah
sebagaimana pada gambar berikut:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
44
44
Gambar 17a. Sebuah
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
45
45
Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini digunakan
sebagai sinyal input didalam penelusuran terminal input untuk
menuju ke output maka pada layar oskiloskop akan terlihat
dengan jelas karakteristik respon frekuensi rangkaian yang
tengah diamati. Misalnya pada rangkaian frekuensi menengah
(IF), rangkaian Audio pada pesawat penerima radio.
3. Signal Injector
Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap
rangkaian–rangkaian transistor (bahkan pada komponen
transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen tersebut.
Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan pada
gambar 18 di bawah ini;
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
46
46
Gambar 17b. Panel
Oskiloskop
Gambar 18. Signal injektor
Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio yang
sangat dominan untuk melacak rangkaian – rangkaian transistor
yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila diinjeksi
dengan alat ini akan memberikan reaksi suara.
Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari gangguan
pada rangkaian–rangkaian audio seperti pesawat radio transistor,
tape recorder ataupun pada pesawat televisi pada rangkaian
sesudah penguat video.
c. Rangkuman.
1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima radio
dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band MW pada
sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-1630kHz dengan
panjang gelombang 577 meter–184 meter. Pesawat penerima radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
47
47
sistem AM atau band MW ini menerima frekuensi sebesar 455 Khz
frekuensi ini disebut Intermediate frekuensi (IF).
2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima radio
dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima AM. Pesawat
penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi menengah (IF) sebesar
10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM dengan Sistem FM antara lain:
a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limiter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC.
3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi
ada dua bagian yaitu:
1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik.
2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran (elektrik).
d. Tugas
1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW dengan
dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian.
2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan dilengkapi
bentuk sinyal setiap bagian.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
48
48
3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik, dan alat
ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan
perbaikan/reparasi.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda
anggap benar.
1. Pesawat Radio sistem AM adalah:
a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz.
b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz.
c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz.
d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz.
2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator
merupakan frekuensi menengah disebut:
a. frekuensi Intermediate frekuensi
b. frekuensi hasil pengurangan
c. frekuensi penala
d. frekuensi modulasi.
3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM adalah:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
49
49
a. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz - 1630
Khz
b. 488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz - 1640
kHz
c. 588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz - 1620
Khz
d. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640
Khz.
4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar sebesar
1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari frekuensi RF, bila
frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator lokal:
a. 1455 Khz
b. 1460 Khz
c. 1475 Khz
d. 1555 Khz
5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah;
a. Fo = IF - RF
b. Fo = IF + RF
c. Ro = Fo + RF
d. Ro = IF – Fo
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
50
50
6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat turun
naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut.
a. Amplifier c. Filter
b. Dektektor d. AGC ( Automatic Gain Control )
7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan sinyal:
a. Sinyal AC dengan sumber tegangan DC
b. Sinyall AC dengan sumber tegangan AC
c. Sinyal DC dengan sumber tegangan DC
d. Sinyal DC dengan sumber tegangan AC
8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri dari
tiga bagian yaitu:
a. Oscilator, Mixer dan Tuner
b. Oscilator, IF dan MIxer
c. Oscilator, Mixer dan RF
d. RF, mixer dan IF
9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal pembawa
dengan sinyal:
a. Sinyal informasi
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
51
51
b. Sinyal Oscilator
c. Sinyal Intermediate frekuensi
d. Sinyal RF
10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah:
a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker
b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF
c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer
d. Sinyal sinus mengandung audio
11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah:
a. Frekuensi kerja lebih tinggi
b. Membutuhkan limitter dan deempasis
c. Berbeda dalam demodulasi
d. a,b dan c benar
12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar:
a. 77 Mhz s/d 107 Mhz
b. 87 Mhz s/d 107 Mhz
c. 88 Mhz s/d 108 Mhz
d. 89 Mhz s/d 108 Mhz
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
52
52
13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah;
a. 88 Mhz
b. 10,7 Mhz
c. 88,7 Mhz
d. 108 Mhz
14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini diperlukan
untuk;
a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi
b. Sebagai pelengkap sistem FM
c. Mencegah terjadinya distorsi
d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF
15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk:
a. Menghasilkan ouput yang konstan
b. Memotong sinyal yang tinggi
c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF
d. Mengurangi terjadinya distorsi
16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan pesawat
elektronika/penerima Radio sebagai;
a. Pekerjaan mekanik
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
53
53
b. Membengkokan komponen
c. Memotong kaki komponen
d. Pemegang komponen sedang disolder
17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika, dapat
digunakan sebagai:
a. Pemotong kaki komponen
b. Penjepit bok pesawat
c. Membuka baut
d. Membengkokan mata solder
18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan kerusakan
komponen dalam;
a. Rangkaian dengan sumber tegangan
b. Rangkaian tanpa tegangan
c. Jalur PCB (printed circuit board)
d. a, b dan c benar
19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan pengukuran;
A. Tegangan dan sinyal
B. Frekuensi dan tegangan
C. Arus yang besar
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
54
54
D. a, b benar
20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak dengan
ouput signal adalah:
a. Sinyal audio
b. Sinyal Sinus AC
c. Sinyal Sinus DC
d. Sinyal Sinus RF
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana memahami
dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun sistem FM serta
peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi.
Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, itu
berarti Anda sudah memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran
persiapan awal untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio
tape recorder.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
55
55
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul
ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami
dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Macam-macam alat ukur dan alat tools.
2. Buku – buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
56
56
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu
kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami cara kerja radio
Tape Reocrder).
2. Catatlah Alat-alat yang diperlukan untuk keperluan pekerjaan
perbaikan/reparasi.
3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari pesawat
penerima radio AM/FM.
4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan peralatan baik
untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan elektrik.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
57
57
Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan
Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati gejala
kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio diopersikan untuk
diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada
bagian-bagian tombol power, tombol pengatur volume, tombol pengatur
pencari gelombang AM/FM.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, peserta diklat diharapkan:
1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power.
2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur volume.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
58
58
3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur pencari
gelombang AM/FM.
b. Uraian materi
Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat Radio
sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu. Pada
pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat memahami gejala
kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power, tombol pengatur volume,
dan tombol pengatur pencarian gelombang. Tentu saja dalam
perkembangan elektronika pesawat radio sistem AM maupun sistem FM
diperoleh dalam satu kemasan yang kita temukan yaitu “Pesawat Radio
Tape Recorder”. Untuk memahami dan mengatahui kerusakan, maka ada
bebrapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat;
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
59
59
Mengamati kerusakan pada tombol power
Gambar 19. Tombol Power
1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan
menekan tombol power on/off maka pesawat radio.
4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala
maka tombol power berpungsi dengan baik, jika lampu indikator
tidak menyala maka tombol power tidak berpungsi sebagaimana
mestinya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
60
60
5. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan
sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol power pada
pesawat radio tape recorder.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta diklat,
bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk pesawat radio
mendapatkan sumber tegangan. Karena pada tombol power ini adalah
salah satu komponen yang bekerja sebagi penghubung dan pemutus arus
yang masuk ke bagian catu daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini
maka peswat radio dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran
yang dipancarkan oleh pemancar radio.
Mengamati kerusakan pada pengatur volume
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
61
61
Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume
1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol
power
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu
menyala maka tombol power berpungsi dengan baik.
5. Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio akan
menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.
6. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan
sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur
volume.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat kepada peserta
diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan komponen yang dapat
mengatur besar kecilnya sinyal yang akan diproses menjadi suara. Karena
pada tombol pengatur volume ini adalah salah satu komponen yang bekerja
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
62
62
sebagai pengatur sinyal yang akan diteruskan kebagian penguat audio
seperti yang dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur
volume maka pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya
suara yang kita inginkan.
Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombang
Gambar 21. Tombol pencari gelombang
1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder!
2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN!
3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol power
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
63
63
4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka
tombol power berpungsi dengan baik.
5. Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan
menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio.
6. Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat radio akan
menyeleksi siaran yang akan diterima dengan indikator pada jarum
penunjuk pencarian gelombang.
7. Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan kerusakan
pada pengaturan tali gelombang.
8. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan
sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur
pencari gelombang.
Catatan:
Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan didapat
kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari gelombang
merupakan bagian yang dapat merubah nilai komponen penala umumnya
komponen ini adalah condenstor variabel. Karena pada tombol pengatur
pencari gelombang ini adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi
oscilator lokal dari pesawat radio tape recorder.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
64
64
c. Rangkuman
Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol power,
tombol pengatur volume dan pengatur pencarian gelombang diperlukan
pesawat Radio Tape Recorder yang dapat bekerja dengan baik.
Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat
mengembangkan pengamatannya yang didapat, agar lebih meningkatkan
kompetensi yang diperoleh dari hasil belajarnya.
1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima siaran
akibat tombol power yang rusak atau tidak bekerja sebagaimana
mestinya.
2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat kerusakan
tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai pengatur sinyal yang
masuk.
3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih siaran dari
pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur tombol pencari
gelombang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
65
65
d. Tugas
1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda, mintakan
infomasi kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada radio tape recorder.
2. Buatlah tabel jenis-jenis kerusakan serta hubungannya terhadap
rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang
Anda anggap benar!
1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika;
a. Tombol power baik
b. Tombol power sebagai penghubung
c. Tombol power sebagai pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off
2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan tombol
power adalah:
a. Pesawat radio bunyi
b. Pesawat radio tidak baik
c. Pesawat radio tidak menerima siaran
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
66
66
3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan
tombol power ?
a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus
b. Karena tombol power sebagai saklar
c. Karena tombol power pemutus arus
d. Tombol power berfungsi on/off suber arus
4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape recorder
adalah:
a. Sumber tegangan dc rusak
b. Trafo rusak
c. Diada penyearah terbakar
d. a,b dan c benar
5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh:
a. Tombol volume rusak
b. Tombol volume maksimum
c. Potensio Volume minimum
d. a,c benar
6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan bunyi jika;
a. Tombol volume dapat dioperasikan
b. Tombol volume tidak rusak
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
67
67
c. Tombol volume maksimum
d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio
7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder
berakibat;
a. Pesawat radio tidak bunyi
b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar
c. Pesawat radio suaranya kecil
d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya.
8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan
tombol volume?
a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke penguat audio
b. Karena tombol volume sebuah potensio
c. Karena tombol volume sebagai saklar
d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus
9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas:
a. Potensio volume sudah haus arangnya.
b. Penguat audio rusak
c. Speaker rusak
d. a,b dan c benar
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
68
68
10. Pesawat RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu gelombang
AM/FM kerusakan pada:
a. Tombol pencari gelombang
b. Tombol Volume
c. Tombol Power
d. Detektor
f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Mengamati Gejala Kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana mengetahui
gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada
pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah-
langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda
akan memiliki kemampuan untuk menyimpulkan jenis-jenis kerusakan
dengan bantuan mengopersikan tombol kontrol dari tape recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
69
69
ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda
fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo)
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
70
70
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu
kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami tombol kontrol
volume, tombol power, dan tombol pengatur pencari gelombang).
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap
tombol kontrol.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat
radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap
rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
71
71
Kegiatan Belajar 3: Mengalokasi Kerusakan
Berdasarkan pengamatan gejala kerusakan Pada kegiatan belajar 2, maka
materi pembelajaran 3 membahas tentang mengalokasikan kerusakan
mengacu pada skema rangkaian yaitui; kerusakan pada komponen,
kerusakan pada koneksitas PCB (printed ciruit board) atau kabel, dan masalah
bagian mekanik.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, peserta diklat diharapkan
mampu menentukan gangguan/kerusakan yang terdapat pada radio tape
recorder antara lain:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
72
72
1. Mengerti secara persis keadaan
gangguan.
2. Menyimpulkan bagian-bagian yang
rusak dengan metode pengukuran
3. Membatasi daerah yang rusak
dengan metoda mengusik rangkaian jalur PCB
4. Menemukan bagian yang rusak
pada bagian mekanik.
b. Uraian materi
Pesawat Radio Tape Recorder pada dasarnya komponen-komponen
elektronika yang di rangkai menjadi satu di atas papan yang di sebut
papan rangkaian tercetak/PRT atau printed circuit board (PCB).
Dalam perjalanan waktu komponen-komponen ini mengalami gangguan
atau kerusakan.
Rangkaian elektronika adalah suatu sistem yang terbagi-bagi, misal: pada
penerima radio ada bagian Penala, IF, Detektor,dan penguat audio
karenanya dalam melacak gangguan perlu penetapan alokasi pada bagian
mana gangguan atau kerusakan terjadi.Biasanya, prosedur pencarian
kerusakan yang umum dilakukan dan juga merupakan cara yang efisien
adalah sebagai berikut:
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
73
73
1. Mengerti secara persis keadaan gangguan
Dalam banyak hal, anda harus mendengarkan secara rinci penjelasan
dari orang yang meminta tolong untuk mereparasi pesawatnya. Jadi
anda harus mendengarkan dengan seksama gangguan–gangguan
macam apa saja yang tengah terjadi pada pesawat bersangkutan.
Kemudian untuk meyakinkan kaeadaan gangguan tersebut, putarlah
tombol–tombol pengatur yang ada pada pesawat.
2. Penyimpulan blok–blok yang rusak
Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah suatu
kesimpulan sementara bahwa gangguan tersebut terjadi karena
adanya kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan sebagainya.
Sebab seperti yang diketahui bahwa sebuah pesawat terdiri dari
beberapa blok sirkuit yang terangkum dalam satu sirkuit lengkap.
Sebuah pesawat radio transistor, ini pada konstruksinya terdiri dari
bagian penala, mixer dan detektor serta penguat akhir. Kalau
gangguannya telah diketahui maka dapat disimpulkan bahwa
kerusakan mungkin terjadi pada bagian penala, atau mixer atau
penguatnya, dan lain sebagainya.
3. Membatasi daerah yang rusak
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
74
74
A B
Meskipun daerah yang dicurigai telah ditemukan berdasarkan keadaan
gangguan, tetapi umumnya daerah tersebut memiliki konstruksi yang
rumit, sehingga yang harus diperiksa bukan hanya satu titik tertentu
saja, tetapi dapat dikatakan cukup luas. Misalnya, walaupun telah
diperkirakan bahwa kerusakan terjadi pada sirkuit bagian penguat, tapi
pada sirkuit bagian penguat itupun terdiri dari penguat awal dan
penguat akhir. Karena itu bagian yang rusak akan lebih mudah
ditemukan dan diperiksa apabila daerah tersebut semakin dipersempit
pada waktu melakukan pemeriksaan. Banyak cara untuk dapat
melakukan hal tersebut salah satu contoh dapat melakukan seperti
diagram dibawah:
Daerah circuit yang dicurigai
Apakah A normal? Tidak
ya
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
75
75
B.
Rusak
A. Rusak
Ini merupakan cara pembagian satu blok menjadi dua bagian dan
selidiki bagian mana yang rusak. Misalnya pada blok penguat dari
sebuah radio transistor. Periksa dulu pada bagian penguat depannya,
kalau berfungsi normal berarti kerusakan terjadi pada penguat akhir.
Begitu juga dengan yang lain.
4. Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran
Pengetesan tegangan ini dimaksudkan untuk mencari bagian
komponen yang rusak, terutama pada transistor–transistor dan IC
berdasarkan tegangan yang keluar dari elektroda–elektrodanya.
Umumnya pengetesan tersebut mempergunakan AVO meter
(multimeter atau multitester) pada daerah pengukuran DC. Normal
atau tidaknya tegangan yang keluar dapat dimengerti dengan
membuat perbandingan antara besaran yang diukur dengan AVO
meter dengan diagram rangkaian yang ada. Dalam hal ini juga perlu
diperhatikan bahwa pada beberapa bagian menunjukan harga yang
berbeda sampai pada batas tertentu yang disebabkan oleh adanya
resistansi dalam AVO meter bersangkutan.
Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan;
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
76
76
+V
5V
1uF
1k 1k
1k
DC V
N
1uF
1k
NPN
+V
5V
1uF
1k 1k
1k
DC~V
NO DATA
1uF
1k
NPN
1. Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancar-
pemancar yang ada dilokasi daerah anda untuk mand MW!
2. Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena dengan
ground pesawat menggunakan kabel penghubung yang tersedia
untuk menghindari adanya sinyal yang masuk kedalam pesawat
anda.
3. Hidupkan kembali pesawat penerima.
4. Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur
tegangan kaki-kaki semua komponen aktip seperti transistor, catat
hasil pengulkuran dan buat tabel hasil pengukuran.
Dibawah ini contoh mencari kerusakan dengan cara pengukuran.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
77
77
Gambar 22. Pengukuran tegangan pada komponen
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
78
78
Mengukur tahanan:
1. Matikan sumber dari pesawat penerima!
2. Gunakan multimeter untuk mengukur tahanan dari elemen (kaki)
semua penguat dan catat hasilnya pada lembar kerja!
3. Lepaskan jumper (penghubuing) antena dan ground, kemudian
simpan peralatan pada tempat semula, buat kesimpulan dari hasil
pengamatan.
5. Mengalokasi kerusakan dengan melacak jalur rangkaian
Dalam menganalisis gangguan pesawat penerima radio, setelah
diyakini bahwa pesawat bekerja normal, maka dapat dilakukan metode
mengusik rangkaian sebagai langkah lanjut untuk melokalisasi
gangguan pesawat tersebut. Metode ini menggunakan alat test yang
sangat sederhana, yaitu obeng logam yang diisolasi pada sebagian
batangnya. Metoda ini berlaku bagi pesawat yang bekerja pada
tegangan rendah dan arus rendah saja. Perlu diingat, janganlah
metode ini digunakan untuk pesawat yang dapat menimbulkan kejutan
listrik.
Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan telunjuk
pada satu titik tertentu, akan diketahui lokasi gangguan yang terjadi
pada pesawat penerima radio. Prosedur percobaan ini dapat dilakukan
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
79
79
secara berurutan, mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu
terminal antena. Bila obeng disentu pada titik input rangkaian
loudspeaker, akan didengar suatu bunyi tertentu yang menyatakan
bahwa loudspeaker bekerja secara normal.
Bila saat pengetesan loudspeaker tidakl mengeluarkan suara maka
rangkaian dibelakang test poin tersebut mendapat gangguan.makin
kedepan titik pengetesan maka suara harus semakin kuat.khusus
pengetesan loudspeaker, kalau tidak berhasil dengan obeng maka
gantilah pengetesan dengan multimeter.
Selanjutnya gambar 23 dapat diperhatikan contoh pengetesan jalur.
Pengetesan kondusi dilakukan untuk menguji atau untuk mengetahui
bahwa mungkin terjadi hubungan kawat yang terputus atau terjadinya
hubungan singkat dalam rangkaian dari komponen – komponen
bersangkutan. Pengetesan ini juga dilakukan dengan menggunakan
multimeter pada posisi pengukuran resistansi. Tentu saja pada waktu
melakukan pengetesan resistansi /hubungan antar jalur pada papan
rangkaian tercetak, perlu diingat pesawat dalam keadaan mati.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
80
80
OHMS
NO DATA
Gambar 23. Pengukuran jalur dengan AVO meter
c. Rangkuman
Didalam menentukan kerusakan dengan cara pengukuran tegangan
maupun pengukuran hambatan jalur rangkaian peserta diklat dapat lebih
cepat menemukan bagian/komponen yang dianggap rusak.
Jika sudah ditemukan bagian atau komponen yang rusak maka kita dapat
mengganti komponen yang baru.
Oleh karenanya penguasaan metoda pengukuran didalam menentukan
bagian yang rusak adalah merupakan kompetensi yang penting dikuasai
oleh peserta diklat.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
81
81
d. Tugas
1. Buatlah kemungkinan kerusakan yang terjadi dari setiap
bagian/komponen pada pesawat tape recorder.
2. Buatlah diagram pengalokasian kerusakan, serta kembangkan
pemahaman dengan mencari sumber lain diluar modul ini.
e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan
jelas.
Dengan menggunakan multimeter analog:
1. Uraikan langkah-langkah untuk pengukuran komponen didalam
rangkaian.
2. Uraikan langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada rangkaian.
3. Uraikan langkah kerja dalam mengukur transistor di luar rangkaian.
4. Uraikan langkah kerja dalam mengukur tahanan.
5. Apakah ada kaitan yang erat antara kemampuan (kompetensi)
mengukur komponen di luar rangkaian dengan kemampuan
memperbaiki sebuah pesawat radio? Jika ada jelaskan, jika tidak ada
sebutkan alasannya.
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
82
82
g. Lembar kerja
Mengalokasi kerusakan
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana untuk
menentukan kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada
pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah-
langkah kerja dengan benar, serta menentukan dengan teliti kerusakan
maka Anda akan memiliki kemampuan untuk melokalisai bagian-
bagian/komponen yang terdapat pada pesawat radio tape recorder.
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul
ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda
fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
c. Gambar rangkaian Radio AM/FM
C. Langkah kerja
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
83
83
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu
kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan gejala
kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari setiap
bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat
radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol
terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D. Kesimpulan.
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja
Kegiatan Belajar 4: Menganalisa hasil pengukuran
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
84
84
Berdasarkan skema rangkaian yang telah dijelaskan pada pembelajaran 1,
maka dianalisa setiap bagian/rangkaian untuk dapat diitentukan jenis
kerusakan.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4, peserta diklat diharapkan
Trampil menentukan kerusakan:
Mengacu pada skema rangkaian
Berdasarkan hasil pengukuran untuk menentukan kerusakan dengan
benar.
b. Uraian materi
Perhatikan Gambar 24, ditunjukan gambar rangkaian pesawat radio
AM/MW secara lengkap. Titik yang diberi test poin menunjukan bagian/
komponen untuk dapat dilakukan pengukuran sehingga data hasil
pengukuran dapat dipergunakan analisa kerusakan. Pada pembelajaran ini
dijelaskan ada dua contoh jenis kerusakan untuk dianalisa dan
diindentifikasi kerusakannya.
Jenis kerusakan yang dimaksud adalah:
1) Suara radio lemah.
2) Pesawat Radio tidak ada sinyal.
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
85
85
1) SUARA RADIO LEMAH
No
.
Bagian Yang
Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
1. Detektor
(transistor)
Tegangan bias yg salah
pada transistor
- Betulkan
tegangan bias
- Ganti dengan
transistor yg baru
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
86
86
0ut
0
+V
12V
TP17
TP4
TP3
TP1
1uF
L3
1uF
+
5pF
L2
TP2
D1-D2 4148
1mH
1uF
+
01
005
C829
1k
4k7
47
390
39k
R A N G K . I F ( F R E K . M E N E N G A H )
+V
12V
TP6
TP5
TP10TP9
TP8
TP7
.1
IN60
.1
001
1S
1S
1P
1P1P
1S
5k
004
.1
.1
004
+
220/16
002
+
10/16
C829
C829
100
39k
5k6
470
15k
390
390
47k
R A N G K . D E T E K T O R
T R 3
k e b a s i s T R 2
+V
12V
TP10
TP8
005
.1
01
5k
IN60
1S1P
5K6
470
R A N G K . A U D I O A M P L I F I E R
00
0
0
TP12
TP15
13
14
TP11
+V
12v
8
+
1uF
+
220/16
.1uF 220pf
IN4148
C1684
B698
D734
220
560
1 1
11
470
150k
33k
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
87
Gambar 24 Rangkaian Pesawat Radio AM/MW
Modul ELKA-MR.AM.004.A)
88
No
.
Bagian Yang
Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
2. Detektro (dioda) Tegangan bias yg salah
Pada dioda
- Betulkan tegangan
bias
- Ganti dengan dioda
yg baru
3. Filter AGC Kondensator filter AGC
putus
1. Periksa sirkuit
/komponen sekitar
rangkaian detektor
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:
Tingkat detektor dan AGC radio penerima dapat mengakibatkan suara
radio menjadi lemah, apabila pada tingkat-tingkat itu terdapat kerusakan-
kerusakan antara lain seperti dibawah.
1. Jika detektornya dari transistor, dari hasil pengukuran terjadi kesalahan
tegangan bias pada transistornya.
2. Jika detektornya dari diode, mungkin diode itu diberi tegangan bias yang
salah.
a. Periksalah tegangan bias laju detektor (diode atau transistor).
Kesalahan tegangan ini jangan sampai melebihi 10-20 %. Jika ada
kesalahan tegangan bias ini maka suara radio dapat lemah dan
mungkin disertai dengan distorsi.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61
61
b. Coba gantilah dengan detektor yang baru dan perhatikanlah
perobahannya.
c. Periksalah sirkuit detektor (komponen-komponen detektor lainnya)
seperti tahanan dari kondensator filter. Lepaslah detektor itu dari
sirkuitnya pada waktu pengukuran komponen-komponen sirkuit
tersebut.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62
62
3. Filter AGC rusak.
a. Jika kondensator filter AGC diduga putus (habis nilainya) periksalah
dengan menghubungkan paralel kondensator yang baru.
b. Kondensator filter AGC yang putus dapat mengakibatkan radio
kurang sensitive, dan sering kali disertai dengan regeneration.
Dalam menghubungkan kondensator filter ini jangan sampai terbalik
polaritasnya. Kondesnsator filter AGC radio transistor biasanya dari
elektrolit, jadi berbeda dengan kondensator filter AVC untuk radio
tabung.
4. Ada kerusakan pada diode-overload atau diode pembantu, jika radio
yang bersangkutan menggunakannya.
a. Coba periksalah diode-overload itu jika mungkin hubungan–pendek.
Telitilah hubungan diode itu kalau terbalik pemasangannya dalam
sirkuit.
b. Diode-overload yang terbalik memasangnya atau hubungan pendek
dapat mengakibatkan radio kurang peka (kurang sensitive).
Selain hubungan yang telah diterangkan, kadang-kadang diode-
overload dipasang antara sisi bawah gulungan transformator I-F kedua
bagian primernya dengan gulungan primer sisi atas transformator I-F
pertama. Jika hubungan yang sedemikian itu diode-overload.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63
63
2) TiDAK ADA SINYAL
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64
No
.
Bagian Yang
Rusak
Analisa pengukuran Penyelesaian
1. Gulungan
transformator IF
Hambatan kumparan
sekunder trafo putus
- Ganti trafo IF
2. Detektor (dioda)/
(transistor)
Tegangan bias yg salah
Pada dioda
- Betulkan tegangan
bias
- Ganti dengan dioda
yg baru
3. Oscilator lokal
pada rangkaian
penala
Transistor penguat RF
tegangan bias yg salah
- Priksa sirkuit
/komponen
- Sekitar rangkaian
penala
64
Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini:
1. Gulungan Transformator putus.
Trafo yang rusak dapat mengakibatkan tidak dapat diteruskan sinyal
dari tingkat ketingkat lainnya.
Setelah dilakukan pengukuran pada gulungan primer dan sekunder
transformator IF dengan ohm meter, dan menunjukan nilai yang tidak
sesuai dengan data teknis, maka dapat disimpulkan sinyal berhenti
disatu titik yang pada akhirnya radio tidak bunyi.
2. Transistor detektornya rusak.
Hal ini jika detektor menggunakan transistor, coba lepaslah transistor
itu dan periksalah dengan ohm-meter, atau gantilah dengan transistor
yang baru. Jika transistornya dalam keadaan baik, coba ukurlah
komponen-komponen detektor transistor itu.
3. Diode germanium rusak (jika menggunakan detektor diode
germanium).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65
65
a. Ukurlah tahanan balik dan tahanan laju diode. Jika tahanan
baliknya dibawah 20 k-ohm (20.000 ohm), sebaiknya gantilah
kristal germanium itu. Kristal diode germanium yang masih baik
mempunyai tahanan balik antara 100.000-500.000 ohm dan
tahanan lajunya kurang dari 100 ohm. Makin besar ketetapan
arus diode kristal itu makin rendah pula tahanan lajunya.
b. Mengukur tahanan laju dan tahanan balik diode cukup hanya
dengan membalik kabel pengukur ohm-meter.
c. Gantilah diode yang sudah rusak, dan perhatikanlah polaritasnya
ketika memasang, jangan sampai keliru.
Pada waktu memasang kristal diode, gunakanlah penyalur panas
dengan hati-hati dan secepat mungkin mengerjakannya, agar
supaya diode itu tidak rusak karena panas yang berlebihan.
(Panas ketika menyolder).
4. Tegangan elektrode-elektrode detektor.
a. Jika detektornya dari diode-germanium (kristal diode), ukurlah
tegangan bias laju antara anode dan katodenya. Tegangan bias
laju ini kecil sekali, antara 0,025 volt-0,1 volt.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66
66
b. Jika detektornya dari transistor, ukurlah bias laju antara basis dan
emittor, dan tegangan bias ini juga kecil seperti tegangan bias
pada diode germanium.
c. Dalam pengukuran ini gunakanlah voltmeter d-c dengan batas
ukur yang cukup rendah, sehingga penunjukan jarum voltmeter
mudah dibaca.
5. Osilator lokal pada rangkaian penala dapat menyebakan pesawat radio
tidak ada sinyali, sinyal dari osilator dan sinyal RF yang datang dari
luar (antena) agar menghasilkan sinyal IF dengan frekuensi 455 kHz.
Jika bagian ini tidak bekerja maka pada pesawat tidak akan ada
sinyal.
c. Rangkuman
Didalam menentukan/menganalisa hasil pengukuran pesawat penerima
radio, setelah diyakini bahwa pesawat radio bekerja dengan normal, maka
dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan cara menyocokan data hasil
pengukuran dengan data besaran tegangan dengan kondisi pesawat
bekerja dengan normal.
Tujuan akhir dari anlisa hasil pengukuran adalah ditemukannya
bagian/komponen yang rusak. Oleh karenanya setiap peserta diklat harus
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 67
67
mampu menganalisa suatu data untuk mendapatkan informasi baru yang
akan digunakan sebagai penyelesaian langkah-langkah perbaikan/reparasi.
d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 4 pada modul
ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut:
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4
orang.
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal
anda.
3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah tipe dan jenis kerusakan
pesawat radio yang diperoleh dari bengkel yang anda kunjungi.
4. Setelah memperoleh jenis-jenis kerusakan dapat digunakan sebagai
kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar anda atau dengan
guru.
e. Test formatif
Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan
jelas.
Dengan mengacu pada sekema rangkaian:
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 68
68
1. Uraikan langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran!
2. Dengan cara bagaimanakah anda, memperoleh data pengukuran
dengan kondisi radio tidak normal?
3. Mungkinkah data pengukuran dijadikan bahan untuk menentukan jenis-
jenis kerusakan?
4. Bagaimanakah dapat diketahui oscilator lokal dikatakan tidak bekerja?
5. Kesalahan Tegangan bias setiap transistor akan mengakibatkan radio
menjadi tidak bekerja, jelaskan?
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Menganalisa hasil pengukuran
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana untuk
melakukan analisa data hasil pengukuran untuk memperoleh informasi
jenis-jenis kerusakan. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah
kerja dengan benar, serta menganalisa dengan teliti maka Anda akan
memiliki kemampuan untuk menganalisa kerusakan bagian maupun
komponen yang terdapat pada pesawat radio.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 69
69
Satu hal yang perlu diingat, perbanyak data pengukuran untuk
mendapatkan hasil analisa yang benar. Baca kembali persiapan awal
yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa
yang belum Anda fahami dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
3. Gambar rangkaian Radio AM/FM
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 70
70
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu
kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan gejala
kerusakan).
2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari setiap
bagian atau komponen.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat
radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap
rangkaian yang menjadi bagiannya.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
D.Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 71
71
Kegiatan Belajar 5: Melaksanakan Perbaikan/Reparasi
Pada kegiatan belajar 4 telah diindentifikasi jenis-jenis kerusakan dan
sebabkan dari komponen yang rusak. Pembelajaran selanjutnya peserta
dikalat melaksanakan perbaikan/reparasi.
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat trampil melakukan perbaikan/reparasi dari segala jenis
kerusakan pada pesawat penerima radio.
b. Uraian Materi
Langkah-langkah perbaikan/reparasi pesawat tape recorder.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 72
72
Dalam pekerjaan perbaikan/reparasi dianjurkan mengikuti langkah-langkah
perbaikan /reparasi sebagai berikut:
1. PEMERIKSAAN FISIK (sebelum pesawat-radio dihidupkan):
a) Apakah stelan untuk tegangan jaringan (main voltage) betul?
b) Apakah polaritas baterai betul? (tidak saling tukar terminal
positif/negatifnya).
c)Apakah kontak–kontak baterai baik? (kontak–kontak harus bersih;tidak
berkarat,dan tidak hijau oleh reaksi kimia). Bersihkan dengan kain
basah air panas,kemudian dikeringkan betul.
d) Apakah tak ada perkawatan putus? (ada pelawan hangus,dlsb).
2. PADA SAAT, DAN SEBENTAR SESUDAH, PESAWAT
DIHIDUPKAN:
a) Adakah ada bau asap? (trafo atau dioda, pelawan,terbakar).
b) Apakah ada kenaikan daya yang menyolok pada jaringan umum?
(diukur dengan alat ukur watt atau alat ukur ma)
c)Sampai berapakah tegangan baterainya jatuh?
d) Apakah kawat pijar berpijar semuanya?
e) Berapakah tegangan yang ada pada kondensator tapis pencatu
daya?
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 73
73
3. SELAMA PESAWAT HIDUP
a) Pengeras suara berdengung? Dengung 100Hz ditimbulkan oleh C
tapis kering (habis kapasitasnya).
Dengung 50 Hz ditimbulkan oleh satu sel (dioda) perata yang rusak.
(Dengung 100 Hz lebih tinggi nadanya ketimbang dengung 50 Hz).
b) Pengeras suara berdesah? Ada desah, berarti penerima
menangkap.
c) Putarlah pengatur volume sampai maksimum, kemudian jamahlah
(dengan jari) basis (atatu kisi) penguat audio. Jangkit
dengung,berarti bahwa bagian ini baik.
d) Putar-putarlah saklar jalur (bandswitch) (berpindah-pindah jalur
frekwensi). Ada ”krak” dari pengeras suara? Ada, berarti: penyampur
dan penguat frekwensi antara baik.
e) Sentuh-sentuh terminal antena dengan kawat (atau obeng). Ada
“krak-krak” dari pengeras suara? Ada,berarti sirkit antena baik.
f) Menguji transistor/IC: kalau mencurigai transistor atau
IC, ujilah alat-alat itu, atau ganti saja dengan yang baru.
Untuk menguji transistor, tidak perlu melepaskanya dari sirkit; cukup
mengukur-ukur tegangan kolektor dan tegangan emitornya saja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 74
74
Dengan alat uji transistor khusus,transistor-transistor akan dapat di
uji dengan mudah, tanpa menanggalkanya dari rangkaian. alat uji
yang di maksud adalah plug in circuit transistor tester. Alat uji ini
akan dapat di bangun sendiri dengan mudah.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 75
75
4. TIDAK ADA SUARA
a) Jamahlah sirkit masukan penguat audio. Timbul dengung?
Kalau timbul dengung, berarti kesalahan berada di salah satu
tingkat depannya detector.
b) Jamahlah dengan obeng pada kisi tabung, atau basis
transistor.
c) Ujilah osilator. Cara menguji osilator, Osilator supaya di uji
pada berbagai frekwensi, dengan memutar-mutar kondensator tala
dari posisi minimum hingga maksimum (bersesuaian dengan
frekwensi tertinggi hingga frekwensi terendah, di dalam satu jalur).
Mungkin osilator hanya mau berguncang pada salah satu jalur saja,
atau mungkin mau berguncang pada separuh belah jalur saja.
d) Apakah penguat frekwensi antara berguncang? Ini dapat di
tilik dengan jalan mengukur tegangan yang di hasilkan detector. Kalu
penguat frekwensi antara berguncang akan ada tegangan rata di
keluaran detector. Meskipun penerima sedang tidak menangkap
apapun.
5. BUNYI LEMAH
a) Apakah tegangan pencatu daya (baterai) terlampau rendah?
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 76
76
b) Titik bagian audio. (berilah sinyal lewat terminal masukan untuk “pick
up”. Kalau bunyi ternyata normal, berarti kesalahan berada di salah
satu tingkat didepannya penguat audio.
c) Titik tegangan-tegangan di penguat frekwensi antara dan di
konvertor.
d) Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh salah satu transformator
kopling yang tergeser talaanya (tidak tepat 455 KHz). Kalau bunyi
lemah terjadi hanya ada pada sesuatu bagian dari jalur frekwensi,
maka penilikan dilakukan terbatas pada bagian jalur itu saja!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 77
77
6. BUNYI GEMERTAKAN
a) Potensiometer pengatur volume kotor atau aus. Gantilah dengan
yang baru. Tidak cukup dengan hanya membersihkannya saja,
karena toh akan segera gemertekan lagi!
b) Periksa kondensator tala, kalau-kalau kotor. Dapat di bersihkan
dengan menyemprotkan udara, atau menggesek - gesekkan kertas
tipis di celah-celah kepingnya.
c) Ujilah (periksa) saklar-saklar.
7. SUMBER TEGANGAN DC
Baterai supaya di ukur sementara pesawat sedang hidup. (mengukur
tegangan beban; bukan G.E.M baterai!) Tegangan beban yang merosot
akan membangkitkan bunyi cacat, sebab:
a) Terjadi kopling lewat perlawanan dalam baterai;
b) Kondisi kerja transistor tergeser kebawah.
Jikalau baterai di jajari kondensator-kondensator yang cukup besar, lagi
pula di dalam pesawat terdapat sirkit-sirkit de kopling yang baik,maka
tegangan baterai yang merosot akan tidak menimbulkan cacat yang
sangat. Tetapi oleh kemerosotan tegangan itu,kepekaan penerima
merosot juga.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 78
78
Gejala-gejala yang di timbulkan oleh kemerosotan tegangan baterai
adalah a.l.:
1) Kepekaan penerima berkurang (bunyi dari pneras suara menjadi
lemah). Bunyi cacat.
2) Netralisasi dalam penguat frekwensi antara menjadi kurang
efektif,sehingga penerima cenderung berosilasi (bercuit-cuit).
3) Bunyi dut-dut-dut. (Motorboating).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 79
79
8. KONDENSATOR
Kondensator elektrolit dengan kapasitas besar–besar di pakai dalam
rangkaian transistor-transistor, mengingat bahwa transistor mempunyai
impedansi masukan rendah-rendah.
Dalam sirkit kopling, maka kondensator yang bocor akan menimbulkan
cacat. kondensator yang kering merosotkan penguatan, pula frekwensi
rendah-rendah audio jadi hilang.
Dalam sirkit-sirkit jajaran (by pass) dan dalam tapis-tapis, maka C yang
bocor menurunkan tegangan kerja dan arus kerja, hingga menimbulkan
cacat. C yang kering akan menimbulkan gejala motorboat.
Kondensator kertas harus mempunyai perlawanan isolasi lebih dari 50
M Ohm untuk kapasitas setiap mikro farad. (Contoh: kapasitas 0,5 mfd
harus mempunyai perlawanan isolasi lebih dari 0,5 x 50 Mohm=25
Mohm,dst.).
Perlawan kondensator mika dan keramik harus melebihi 100 Mohm per
mfd nya.
Kondensator elektrolit yang baik dengan tegangan kerja 400 Volt DC
harus mempunyai perlawanan lebih dari 500 K ohm. Kondensator-
kondensator elektrolit untuk tegangan-tegangan kerja kecil mempunyai
perlawanan serendah-rendahnya 100 K ohm.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 80
80
Jikalau sedang menguji kondensator elektrolit, perlulah polaritas-
polaritas alat ukur Ohm di perhatikan, sebab menguji dengan polaritas-
polaritas tertukar akan menimbulkan salah ukur.
PERHATIAN:
Kondensator–kondensator dalam penerima bertransistor lazimnya
bertegangan tembus rendah–rendah (1,5.......15 Volt). Kalau mengiji
alat-alat ini dengan alat ukur Ohm (ataupun alat-alat ukur lain) ingat-
ingatlah, bahwa alat-alat ukur yang bersangkutan mungkin
menggunakan tegangan baterai yang lebih tinggi dari tegangan tembus
kondensator!
c. Rangkuman
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan perbaikan/reparasi diperlukan
pengetahuan yang cukup, pemahaman secara teori/prinsip kerja pesawat
radio, juga diperlukan kompetensi pengoperasian alat ukur.
Selain dari pada itu trampil didalam menggunakan alat mekanik; seperti
Obeng, Tang, Solder.
Sedangkan alat ukur terdiri; multimeter, oskiloskop, signal injektor dan alat
pendukung lainnya.
Tujuan akhir dari pekerjaan perbaikan/reparasi adalah dapat memperbaiki
dari bermacam-macam jenis kerusakan.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 81
81
d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 5 pada modul
ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut :
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4
orang.
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat
tinggal anda.
3. Dapatkan langkah-langkah penyelesaian praktis dalam pekerjaan
perbaikan/reparasi.
4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada guru untuk
dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada kelompok belajar
anda.
e. Test formatif
Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda
anggap benar.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 82
82
1. Dalam perbaikan pesawat elektronik, apakah langkah pertama dalam
pemeriksaan fisik sebelum pesawat-radio dihidupkan?
a. Memeriksa polaritas baterai
b. Memeriksa kontak – kontak baterai
c. Memeriksa perkawatan
d. Memeriksa stelan untuk tegangan jaringan (main voltage)
2. Berapa besar tegangan kerja kondensator elektrolit yang baik?
a. 300 volt DC c. 300 volt AC
b. 400 volt DC d. 400 volt AC
3. Dan kondensator elektrolit tersebut harus mempunyai perlawanan lebih
dari:
a. 500 K Ohm c. 300 K Ohm
b. 400 K Ohm d. 700 K Ohm
4. Apa yang dimaksud dengan plug in circuit transistor tester?
a. Alat pengukur transistor
b. Alat pemberi tegangan pada transistor
c. Alat uji transistor
d. Alat untuk memperbaiki transistor
5. Apa yang dimaksud dengan Bandswitch ?
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 83
83
a. Saklar Jalur c. Saklar Togle
b. Saklar Geser d. Saklar Push On
6. Ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 100 Hz ?
a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak
b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya)
c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor
d. Adanya kerusakan pada speaker
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 84
84
7. Dan ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 50 Hz?
a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak
b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya)
c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor
d. Adanya kerusakan pada speaker
8. Apa yang dimaksud dengan By Pass ?
a. Papan sirkuit tercetak c. Sirkuit-sirkuit searah
b. Sirkui-sirkuit jajaran d. Sirkuit-sirkuit setara
9. Disebabkan oleh apakah terjadinya gejala Motorboating ?
a. Transistor yang bocor c. Resistor yang terbakar
b. Dioda yang bocor d. Condensator yang kering
10.Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh .......
a. Transistor Kopling c. Thyristor Kopling
b. Thermistor Kopling d. Transformator Kopling
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 85
85
f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
g. Lembar kerja
Melaksanakan Perbaikan/Reparasi
A. Pengantar
Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana kita dapat
melaksanakan perbaikan. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah
kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda akan
memiliki kemampuan dan tranpil memperbaiki jenis-jenis kerusakan
dengan mengganti komponen–komponen yang rusak.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 86
86
Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan
keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul
ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami
dengan benar.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo).
2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika
3. Multimeter, Toolkit, solder
C. Langkah kerja
1. Buatlah kelompok belajar (empat orang
atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk
melaksanakan perbaikan).
2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan
yang terdapat dari setiap tombol kontrol.
3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis
kerusakan pada pesawat radio tape recorder.
4. Buat penjelasan singkat tentang
langkah-langkah perbaikan.
5. Selamat bekerja, semoga berhasil.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 87
87
D. Kesimpulan
Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar
kerja.
E. Saran
Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan
pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar
kerja.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 88
88
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 89
89
Kegiatan Belajar 6: Menguji hasil Perbaikan/Reparasi
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan:
1. Mampu menggunakan alat ukur elektronik untuk menguji langkah
perbaikan yang telah dilakukan.
2. Dapat memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan sudah sesuai
dengan standar prosedur operasi yang dipersyaratkan.
3. Dapat memastikan bahwa semua komponen pengganti sudah terpasang
dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur perbaikan dan sesuai
dengan buku petunjuk manual yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
perangkat elektronik yang diperbaiki.
b. Uraian Materi
Sebuah langkah perbaikan terhadap gangguan yang didapat pada suatu
perangkat elektronik pada dasarnya adalah sebuah langkah yang
sistematis yang menuntut ketelitian tinggi dari mekanik elektronik yang
melakukan perbaikan.
Dalam konteks ini adalah suatu keharusan jika kemudian seorang mekanik
melakukan pengujian ulang terhadap perbaikan yang telah dilakukan.
Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan langkah awal
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 90
90
perbaikan. Perbaikan sebuah penerima misalnya dilakukan mulai dari
rangkaian depan (loudspeaker), kemudian dilanjutkan dengan rangkaian
penguat daya, rangkaian penguat tegangan dan seterusnya. Dengan
demikian pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan, dimana
pengujian dilakukan dengan menggunakan multimeter, megukur tegangan
pada titik-titik uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari diagram rangkaian
(schematic diagram) yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat perangkat
elektronik tersebut.
Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan RF
Generator, Frequency Counter dan Oscilloscope, sehingga diketahui sinyal
input dan output dari setiap bagian serta frekuensi yang dihasilkan oleh
perangkat elektronik yang telah diperbaiki sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dikeluarkan oelh pabrik pembuatnya.
Pada modul ini peserta diklat dapat melakukan pengujian/percobaan dari
setiap bagian pada pesawat radio yang diperbaiki. Bagian-bagian yang
akan diuji adalah: 1) RF Amplifier, 2) Osilator, 3) Mixer, 4) IF Amplifier, 5)
Bandwidth Amplifier, 6) Karakteristi Dioda Detektor, 7) Detektor dengan
AVC (Automatic Volume Control), 8) Audio Amplifier, 9) Power Amplifier
10) Power Supply (catu daya).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 91
91
c. Rangkuman
1. Langkah perbaikan pada pesawat elektronik pada dasarnya adalah
sebuah langkah yang sisitematis.
2. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan langkah awal
perbaikan.
3. Perbaikan sebuah penerima radio misalnya dilakukan mulai dari
rangkain depan (loudspeaker).
4. Pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan.
5. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan Multimeter, mengukur
tegangan pada Titik-titik Uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari
diagram rangkain (Schematik Diagram).
6. Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
Frequency Counter dan Osilloscope.
d. Tugas
Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai pengujian hasil perbaikan pada
modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut:
1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok
maksimum 4 orang.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 92
92
2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar
tempat tinggal anda.
3. Dapatkan langkah-langkah pengujian secara singkat dan
praktis.
4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada
guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada kelompok
belajar anda.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 93
93
e. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III)
f. Lembar kerja
RF Amplifier
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta diklat dapat:
1. Membuat kurva respon frekuensi penguat RF berdasarkan hasil
pengamatan praktikum.
2. Menguji/Mengukur besar penguatan penguat tingkat RF.
B. Pengantar
RF amplifier adalah suatu rangkaian yg berfungsi memprkuat sinyal
RF yang datang pada antena yg biasanya sangat kecil harganya. RF
amplifier dasarnya ada dua jenis, yaitu RF amplifier yang berfungsi
sebagai penguat tegangan dan yg berfungsi sebagai penguat daya.
Tujuan utama penguat daya adalah untuk menaikkan daya outputnya
dengan mengingat besarnya tegangan, sedangkan tujuan utama
rangkaian penguat tegangan adalah untuk menaikkan besarnya
tegangan tanpa mengingat besar dayanya.
RF amplifier biasanya dapat memperkuat sinyal dengan frekuensi 30
kHz sampai 300MHz. Sirkuit penguat RF bermacam-macam
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 94
94
variasinya, tergantung pada rangkaian daerah frekuensinya. Pada
rangkaian RF, pesawat ini hanya akan memperkuat sinyal pembawa
beserta kedua jalur sisinya yang berisi informasi dari suatu pemancar.
RF amplifier pada pesawat ini berfungsi sebagai rangkaian konverter
yang terdiri atas komponen L2,CA, dan TR1.
Rangkaian tangki L dan C di sini berfungsi sebagai rangkaian penala
yg akan meneruskan sinyal frekuensi resonansi yg sesuai dengan
selektivitas rangkaian penala tersebut.
Penguat RF (TR1) mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai penguat sinyal RF yg bervariasi tergantung pada perubahan
CA.
2. Dikombinasikan dengan L3 dan CB berfunsi sebagai oksilator lokal.
3. Sebagai mixer yg mencampur sinyal RF dari pemancar dengan
sinyal dari silator lokal dan menghasilkan frekuensi menengah (IF)
tertentu, yaitu 455 kHz. Bila dalam kerja rangkaian pesawat ini CA
dan CB diubah bersama-sama maka selish frekuensi yg dicampur
akan selalu sama. Secara fisik dilakukan dengan cara memasang
CA dan CB menjadi satu poros (ganged capasitor).
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 95
95
Eout
AV =
E in
Contoh penjelasan hal diatas sebagai berikut:
Bila oscilator menghasilkan frekuensi sebesar 1455 kHz dan sinyal
datang sebesar 1000 kHz, maka frekuensi menengah adalah 455 kHz.
Bila CB dirubah maka sinyal oscilator akan berubah, misalnya menjadi
1555 kHz. Demikian pula karena CA berubah maka frekuensi sinyal
yang ditala menjadi 1100 kHz berubah. Dengan demikian sinyal selisih
IF akan tetap besarnya, yaitu 455 kHz. Karena perubahan CA dan CB
terjadi bersama-sama maka rangkaian berikutnya, yaitu IF amplifier,
dapat dirancang untuk bekerja frekuensi tertentu (IF = 455kHz untuk
sistem AM) yang disalurkan melalui IFT-A ke TR2.
Besarnya penguatan tingkat RF ini dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
Dengan : Av = Besarnya penguatan tegangan rangkaian
Eo = Tegangan output (Volt)
Ein = Tegangan input (Volt)
Kurva respon frekuensi dapat dianalisis dengan cara memvariasikan
kedudukan L2 dan CA untuk daerah frekuensi yang sesuai dengan
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 96
96
+V
12V
TP17
TP4
TP3
2L
TP1
1uF
L3
1uF
TP2
D1-D2 4148
+
01
005
C829
1k
4K7
47
390
39K
gelombang pembawa beserta kedua jalur sisinya yang mengandung
informasi.
C. Alat dan Bahan
1. Pesawat radio super heterodyne
2. RF generator
3. Multimeter
4. Osciloscope
5. Frekuensi counter
Gambar 24. Rangkaian RFconverter
D. Langkah Kerja
1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan praktek pengukuran.
2. Atur kedudukan frekuensi RF generator pada posisi 1000 kHz.
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 97
97
3. Hubungkan kabel output generator pada antena dan grond.
4. atur posisi osciloscope untuk daerah pengukuran sekitar 1000 kHz.
5. Sambungkan kabel vertikal input pada test point dengan grond
pesawat penerima.
PENGUKURAN FREKUENSI RESPON
1. Hidupkan RF generator, pesawat penerma AM dan osciloscope.
2. Atur output RF generator sampai didapat output TR1 (TP2 sebesar
2 Volt/p-p) dengan terlebih dulu megatur kedudukan dial penala
untuk output maksimum.
3. Atur frekuensi RF generator menjadi 1010 kHz dan catat hasil
penunjukan pada osciloscope.
4. Naikan frekuensi RF generator dan catat penunjukan di osciloscope.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk frekuensi RF generator sebesar 990
kHz dan 980 kHz.
6. Buatlah kurva respon rangkaian RF amplifier berdasarkan hasil
langkah 3-4 dan 5.
PENGUKURAN PENGUATAN RF AMPLIFIER
1. Atur kembali frekuensi RF generator pada 1000 kHz dan atur posisi
output pada posisi mendekati minimum!
Modul ELKA-MR.AM.004.A) 98
98
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO
DIAGNOSA RADIO

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiAfdan Rojabi
 
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKSri Wulan Hidayati
 
ppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelsydiksetianto
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbangSimon Patabang
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralelSimon Patabang
 
Simbol simbol gambar listrik
Simbol simbol gambar listrikSimbol simbol gambar listrik
Simbol simbol gambar listrikEko Supriyadi
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIHastih Leo
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasiBeny Nugraha
 
Motor ac sinkron
Motor ac sinkronMotor ac sinkron
Motor ac sinkronRahmat Dani
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Fathan Hakim
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
Menggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogMenggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogIvanAdesmansyah
 

La actualidad más candente (20)

JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem Telekomunikasi
 
Radio penerima am
Radio penerima amRadio penerima am
Radio penerima am
 
Ppt transistor
Ppt transistorPpt transistor
Ppt transistor
 
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIKPP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
PP GGL INDUKSI DAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK
 
ppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralelppt rangkaian seri dan paralel
ppt rangkaian seri dan paralel
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
Simbol simbol gambar listrik
Simbol simbol gambar listrikSimbol simbol gambar listrik
Simbol simbol gambar listrik
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
SISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIKSISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIK
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasiDasar Telekomunikasi - Slide week 3   informasi
Dasar Telekomunikasi - Slide week 3 informasi
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Motor ac sinkron
Motor ac sinkronMotor ac sinkron
Motor ac sinkron
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Menggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogMenggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analog
 

Destacado

Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP ) Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP ) ghufranaka aldrien
 
Bagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video kompositBagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video kompositMaman Nashutyon
 
Merawat dan perbaikan radio penerima
Merawat dan perbaikan radio penerimaMerawat dan perbaikan radio penerima
Merawat dan perbaikan radio penerimaEko Supriyadi
 
Instalasi peralatan sound sistem
Instalasi peralatan sound sistemInstalasi peralatan sound sistem
Instalasi peralatan sound sistemEko Supriyadi
 
Bagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video kompositBagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video kompositEko Supriyadi
 
Soal UN produktif TAV
Soal UN produktif TAVSoal UN produktif TAV
Soal UN produktif TAVAdhe II
 
Instalasi dvd player
Instalasi dvd playerInstalasi dvd player
Instalasi dvd playerEko Supriyadi
 
Prinsip cctv
Prinsip cctvPrinsip cctv
Prinsip cctvSteven
 
Menginstall peralatan home theater
Menginstall peralatan home theaterMenginstall peralatan home theater
Menginstall peralatan home theaterEko Supriyadi
 
Hubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambar
Hubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambarHubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambar
Hubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambarEko Supriyadi
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiDekika
 
Modul 1-pesawat-audio
Modul 1-pesawat-audioModul 1-pesawat-audio
Modul 1-pesawat-audioEko Supriyadi
 
UN PRODUKTIF
UN PRODUKTIFUN PRODUKTIF
UN PRODUKTIFAdhe II
 
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihBagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihEko Supriyadi
 
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalTabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalMustahal SSi
 

Destacado (20)

Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP ) Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
Soal soal Memperbaiki Radio Penerima ( MRP )
 
Memperbaiki radio
Memperbaiki radioMemperbaiki radio
Memperbaiki radio
 
Bagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video kompositBagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video komposit
 
Radio penerima fm
Radio penerima fmRadio penerima fm
Radio penerima fm
 
Merawat dan perbaikan radio penerima
Merawat dan perbaikan radio penerimaMerawat dan perbaikan radio penerima
Merawat dan perbaikan radio penerima
 
Instalasi peralatan sound sistem
Instalasi peralatan sound sistemInstalasi peralatan sound sistem
Instalasi peralatan sound sistem
 
soal to tav paket a
soal to tav paket asoal to tav paket a
soal to tav paket a
 
Bagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video kompositBagian bagian sinyal video komposit
Bagian bagian sinyal video komposit
 
Soal UN produktif TAV
Soal UN produktif TAVSoal UN produktif TAV
Soal UN produktif TAV
 
Instalasi dvd player
Instalasi dvd playerInstalasi dvd player
Instalasi dvd player
 
Prinsip cctv
Prinsip cctvPrinsip cctv
Prinsip cctv
 
Menginstall peralatan home theater
Menginstall peralatan home theaterMenginstall peralatan home theater
Menginstall peralatan home theater
 
Hubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambar
Hubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambarHubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambar
Hubungan jumlah piksel dan kualitas resolosi gambar
 
Jenis cassette
Jenis cassetteJenis cassette
Jenis cassette
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
 
Modul 1-pesawat-audio
Modul 1-pesawat-audioModul 1-pesawat-audio
Modul 1-pesawat-audio
 
UN PRODUKTIF
UN PRODUKTIFUN PRODUKTIF
UN PRODUKTIF
 
1174 kst-teknik audio video
1174 kst-teknik audio video1174 kst-teknik audio video
1174 kst-teknik audio video
 
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putihBagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
Bagian bagian dan fungsi dalam sistem penerima tv hitam putih
 
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan HeksadesimalTabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
Tabel padanan bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal
 

Similar a DIAGNOSA RADIO

Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3
Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3
Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3Birham Hermansyah
 
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheetMateri ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheetSilver Krissan
 
Memperbaiki reparasi televisi_ok
Memperbaiki reparasi televisi_okMemperbaiki reparasi televisi_ok
Memperbaiki reparasi televisi_okEko Supriyadi
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 
1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio video1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio videoEko Supriyadi
 
1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio video1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio videoEko Supriyadi
 
Pemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrik
Pemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrikPemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrik
Pemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrikNanda Hermansa
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)Eko Supriyadi
 
1174 p1-spk-teknik audio video
1174 p1-spk-teknik audio video1174 p1-spk-teknik audio video
1174 p1-spk-teknik audio videoWinarto Winartoap
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)Eko Supriyadi
 

Similar a DIAGNOSA RADIO (20)

Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3
Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3
Rpp sistem pengendalian dan otomatisasi semester 3
 
Sistem pengapian
Sistem pengapianSistem pengapian
Sistem pengapian
 
Modul Instrumen
Modul InstrumenModul Instrumen
Modul Instrumen
 
Tgs modul instrumen
Tgs modul instrumenTgs modul instrumen
Tgs modul instrumen
 
Modul sistem pengisian
Modul sistem pengisianModul sistem pengisian
Modul sistem pengisian
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheetMateri ajar perbaikan peripheral dan job sheet
Materi ajar perbaikan peripheral dan job sheet
 
Memperbaiki reparasi televisi_ok
Memperbaiki reparasi televisi_okMemperbaiki reparasi televisi_ok
Memperbaiki reparasi televisi_ok
 
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 002-1-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 012-1-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-4-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 
1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio video1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio video
 
1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio video1174 p2-spk-teknik audio video
1174 p2-spk-teknik audio video
 
Pemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrik
Pemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrikPemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrik
Pemeliharaan dan perbaikan_rangkaian_listrik
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
50 011-5-pelatihan cbt otomotif electrical (2)
 
1174 p1-spk-teknik audio video
1174 p1-spk-teknik audio video1174 p1-spk-teknik audio video
1174 p1-spk-teknik audio video
 
Kontrol magnetik
Kontrol magnetikKontrol magnetik
Kontrol magnetik
 
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
50 011-2-pelatihan cbt otomotif electrical (3)
 

Más de Eko Supriyadi

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Eko Supriyadi
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2Eko Supriyadi
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalEko Supriyadi
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Eko Supriyadi
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokEko Supriyadi
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Eko Supriyadi
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airEko Supriyadi
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Eko Supriyadi
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkapEko Supriyadi
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017Eko Supriyadi
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019Eko Supriyadi
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viEko Supriyadi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viEko Supriyadi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapEko Supriyadi
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabEko Supriyadi
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatEko Supriyadi
 

Más de Eko Supriyadi (20)

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan Balok
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit air
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
 
Penilaian hots sd
Penilaian hots sdPenilaian hots sd
Penilaian hots sd
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas vi
 
Ppt darah kelas vi
Ppt darah kelas viPpt darah kelas vi
Ppt darah kelas vi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas vi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkap
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi Prajab
 
Soal pretest revisi
Soal pretest revisiSoal pretest revisi
Soal pretest revisi
 
Pre tes prajab
Pre tes prajabPre tes prajab
Pre tes prajab
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
 

DIAGNOSA RADIO

  • 1. BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Modul dengan judul “Memperbaiki/Reparasi Radio” dengan kode ELKA- R.AM.004.A berisi materi dan informasi tentang sistem pesawat penerima dengan sistem Amplitudo Modulasi (AM) dan Frekuensi Modulasi (FM), Mengamati gejala kerusakan, Mengalokasi kerusakan, Melakukan analisa hasil pengukuran, Melakukan perbaikan/reparasi, Menguji hasil perbaikan/reparasi, Membuat laporan perbaikan. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai dengan ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasikan dengan kunci jawaban. Guna melatih keterampilan dan sikap kerja yang benar, setiap siswa dapat berlatih dengan pedoman lembar kerja yang ada. Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teoritik dan praktik. Uji teoritis dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan yang ada pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik Modul ELKA-MR.AM.004.A) 1
  • 2. dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi memperbaiki/ reparasi radio dengan sub kompetensi: 1. Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/reparasi 2. Mengamati gejala kerusakan 3. Mengalokasi kerusakan 4. Melakukan analisa hasil pengukuran 5. Melakukan perbaikan/reparasi 6. Menguji hasil perbaikan/reparasi 7. Membuat laporan perbaikan. B. PRASARAT Untuk menguasai kompetensi memperbaiki/reparasi radio dengan kode: ELKA-MR-AM.004.A peserta didik dipersyaratkan menyelesaikan modul dengan kompetensi menggunakan alat/instrumen bantu keperluan pengukuran kode: ELKA-MR. UM. 005. A C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk bagi peserta diklat Modul ELKA-MR.AM.004.A) 2
  • 3. Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengacu kegiatan belajar. b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 3
  • 4. d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengacu kegiatan pemelajaran yang bersangkutan. 2. Petunjuk Bagi Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk: a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat. d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 4
  • 5. D. TUJUAN AKHIR Dari kriteria unjuk kerja ketrampilan kognitip maupun dengan imajinasi psikomotorik seperti unit kompetensi maka peserta diklat diharapkan: 1. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Penerima Radio a. Pesawat Penerima sistem AM/Band MW b. Pesawat Penerima sistem FM c. Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan. 2. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan a. Pada Tombol power b. Tombol Pengatur Volume c. Tombol Pencari Gelombang 3. Trampil Mengalokasi kerusakan a. Kerusakan pada komponen b. Masalah koneksitas pada PCB atau kabel c. Masalah pada bagian mekanik. 4. Melakukan analisa hasil pengukuran a. Mengacu pada skema rangkaian b. Berdasarkan diagnosa jenis kerusakan. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 5
  • 6. 5. Trampil Melakukan Perbaikan /reparasi 6. Trampil Menguji hasil perbaikan/reparasi 7. Membuat laporan perbaikan. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 6
  • 7. E. KOMPETENSI: Modul ELKA-MR-AM.004.A membentuk kompetensi “Memperbaiki/Reparasi Radio”. Uraian kompetensi dan subkompetensi ini dijabarkan seperti di bawah ini. PROGRAM DIKLAT : Memperbaiki/Reparasi Radio KODE : ELKA-MR.AM.004.A ALOKASI WAKTU : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 3 3 2 2 3 3 KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku untuk perbaikan radio AM-FM baik yang dilakukan di pusat perbaikan (service center) televisi maupun di bengkel-bengkel service radio. 2. Shcematic diagram/buku service manual yang berlaku sesuai dengan merek tipe masing- masing radio. 3. Peralatan dan bahan yang dipergunakan: Peralatan umum perbaikan elektronika radio meliputi: Toolkit, Multitester dan Osiloskop dll. Bahan: kabel, timah solder, komponen elektronik dan bagian mekanik. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 7
  • 9. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 1. Mempersiapkan pekerjaan perbaikan/ reparasi 1.1. Spesifikasi dan cara kerja radio dikuasai lebih dulu. 1.2. Kebutuhan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi dipersiapkan dan diidentifikasi apakah sesuai dengan SOP (Standard Operation Procedure). 1.3. Tempat kerja dipersiapkan dan dibebaskan dari kemungkinan bahaya kecelakaan. 1.4. Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja digunakan secara benar serta langkah pengamanan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberlaku-kan Mereparasi Radio Tape Recorder Teliti dalam Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi sesuai dengan SOP Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerja Menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan Sistim Radio AM, FM Menyiapkan peralatan kerja mekanis dan alat ukur listrik serta bahan reparasi sesuai dengan SOP Menyiapkan tempat kerja yang bebas dari kemungkinan kecelakaan kerja Menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja secara benar serta dengan langkah pengamanan sesuai dengan prosedur yang diberlakukan Modul ELKA-MR.AM.004.A) 9
  • 10. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 2. Mengamati gejala kerusakan 2.1. Radio tape recorder dioperasikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada bagian-bagian: Tombol power Tombol pengatur volume Tombol pencari gelombang AM/FM. 2.2. Dilakukan identifikasi terhadap gejala yang timbul sesuai dengan fungsinya. Mereparasi Radio Tape Recorder Teliti dalam Mengamati gejala kerusakan melalui : Tombol power Tombol pengatur volume Tombol pencari gelombang AM/FM Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul Sistim Radio AM, FM Mengamati gejala kerusakan melalui : Tombol power Tombol pengatur volume Tombol pencari gelombang AM/FM Mengidentifikasi gejala kerusakan yang timbul Modul ELKA-MR.AM.004.A) 10
  • 11. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3. Mengalokasi kerusakan 3.1. Berdasar pada gejala kerusakan yang timbul lalu diklasifikasikan jenis kerusakannya yang dapat berupa : Kerusakan pada komponen Masalah koneksitas pada PCB atau kabel Masalah pada bagian mekanik. 3.2. Dilakukan pengalokasian kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya 3.3. Urutan pemeriksaan ditetapkan sesuai prosedur buku petunjuk servis (service manual) pada titik-titik pengukuran ditentukan untuk mencari kerusakannya. 3.4. Dilakukan pengukuran dengan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik-titik pengukuran yang sudah ditetapkan dengan alat ukur misalnya Multitester dan Osiloskop. Mereparasi Radio Tape Recorder Teliti dalam Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik Mengalokasikan kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya Melakukan pemeriksaan titik- titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan sesuai urutan pada prosedur buku manual. Melakukan pengukuran dan mengamati tegangan, bentuk Sistim Radio AM, FM Mendiagnosa jenis kerusakan pada komponen, koneksitas pada PCB atau kabel, dan bagian mekanik Mengalokasikan kerusakan pada rangkaian, blok rangkaian atau bagian mekaniknya Melakukan pemeriksaan titik-titik pengukuran untuk dapat mencari kerusakan sesuai urutan pada prosedur buku manual. Melakukan pengukuran dan mengamati tegangan, bentuk pulsa pada titik pengukuran yang sudah ditentukan. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 11
  • 12. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 4 Melakukan analisa hasil pengukuran 4.1. Dengan mengacu pada skema rangkaian serta buku service manual hasil-hasil pengukuran dianalisa. 4.2. Dari hasil analisa lalu didiagnosa jenis kerusakan secara benar. Mereparasi Radio Tape Recorder Cermat dan teliti dalam Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manual Menetapkan jenis kerusakan secara benar Analisa hasil pengukuran kerusakan Melakukan analisa hasil-hasil pengukuran sesuai buku service manual Menetapkan jenis ksecara benar Modul ELKA-MR.AM.004.A) 12
  • 13. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 5. Melakukan perbaikan/ Reparasi 5.1. Sesuai hasil diagnosa perbaikan dapat dikerjakan dengan pergantian komponen, repair/penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang. 5.2. Perbaikan dapat pula dikerjakan dengan hanya pembersihan pada jalur-jalur rangkaian, konektro- konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen. Mereparasi Radio Tape Recorder Teliti dalam Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang. Membersihkan jalur-jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen. Teknik Reparasi Mengerjakan pergantian komponen, repair/ penggantian bagian mekanik atau dengan perbaikan solder, adjustement/seting ulang. Membersihkan jalur- jalur rangkaian, konektor-konektor atau bagian mekanik bila tidak perlu dilakukan penggantian komponen. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 13
  • 14. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 6. Menguji hasil perbaikan/ reparasi 6.1.Hasil perbaikan atau pergantian komponen diuji dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya. 6.2. Dilakukan tindakan korektif jika pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal. 6.3. Untuk memastikan kerusakan yang ditemukan bukan diakibatkan oleh bagian atau komponen lain sehingga dapat dihindari kerusakan yang sama berulang, maka perlu dilakukan analisa lanjutan. Mereparasi Radio Tape Recorder Teliti dan cermat dalam Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya. Melakukan tindakan korektif pada saat pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal Pengujian hasil perbaikan Menguji hasil perbaikan dengan running test untuk mengamati aktivasi kerja sistemnya. Melakukan tindakan korektif pada saat pekerjaan running test tidak berjalan dalam kondisi normal Modul ELKA-MR.AM.004.A) 14
  • 15. SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 7. Membuat laporan perbaikan 7.1. Setiap selesai dilakukan perbaikan atau penggantian komponen, perlu dibuatkan laporan berupa service check list. 7.2. Pada laporan supaya dituliskan komponen, bagian mekanik yang telah dilakukan perbaikan/ penggantian. 7.3. Setiap selesai kegiatan perbaikan dibuatkan riwayat perbaikan pada history card. Mereparasi Radio Tape Recorder Teliti dan rapi dalam Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check list Membuat riwayat perbaikan pada history card Laporan hasil perbaikan Membuat laporan perbaikan atau penggantian komponen dalam bentuk check list Membuat riwayat perbaikan pada history card Modul ELKA-MR.AM.004.A) 15
  • 16. F. CEK KEMAMPUAN SISWA Tabel dibawah ini untuk mengetahui kemampuan awal yang peserta diklat miliki, maka berilah tanda cek list () dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan. Kompetensi Pernyataan Saya dapat melakukan pekerjaan ini dengan kompeten Tidak Ya Jika, Ya 1. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Radio AM/Band MW  Saya dapat menjelaskan dia gram blok pesawat penerima AM/band MW  Saya dapat memahami prinsip kerja pesawat radio AM/Band MW  Saya dapat menjelaskan cara kerja setiap bagian. √ Kerjakan tes formatif 1 2. Dapat menjelaskan prinsip kerja Pesawat Radio FM  Saya dapat menjelaskan digram blok pesawat penerima FM  Saya dapat memahami prinsip kerja pesawat radio FM  Saya dapat menjelaskan cara kerja setiap bagian. √ Kerjakan tes formatif 2 Modul ELKA-MR.AM.004.A) 11 11
  • 17. 3. Dapat melakukan teknik mencari gejala kerusakan Saya dapat menjelaskan gejala kerusakan pada tombol power.  Saya dapat menjelaskan gejala kerusakan pada tombol pengatur volume.  Saya dapat menjelaskan tombol pencari gelombang. √ Kerjakan tes formatif 3 4. Trampil mengalokasi kerusakan Saya dapat menentukan kerusakan pada komponen.  Saya dapat menentukan kerusakan koneksitas pada PCB atau kabel. √ Kerjakan tes formatif 4 5. Melakukan analisa hasil pengukuran Saya dapat menganalisa hasil pengukuran berdasarkan gambar rangkaian.  Saya dapat menganalisa kerusakan berdasarkan jenis kerusakan. √ Kerjakan tes formatif 5 Modul ELKA-MR.AM.004.A) 12 12
  • 18. 6. Trampil melakukan Perbaikan /reparasi Saya dapat melakukan perbaikan berdasarkan analisa pengukuran.  Saya dapat melakukan perbaikan berdasarkan pengamatan gejala kerusakan. √ Kerjakan tes formatif 6 7. Trampil menguji hasil perbaikan / reparasi Saya dapat menguji hasil perbaikan berdasarkan analisa pengukuran.  Saya dapat menguji hasil perbaikan berdasarkan pengamatan gejala kerusakan. √ Kerjakan tes formatif 7 Apabila anda menjawab TIDAK pada salah satu pernyataan di atas, maka pelajarilah pada sub kompetensi modul ini yang tidak anda kuasai sampai anda kompeten. BAB. II PEMBELAJARAN Modul ELKA-MR.AM.004.A) 13 13
  • 19. A. RENCANA BELAJAR SISWA Rencana belajar siswa diisi oleh siswa dan disetujui oleh guru. Rencana belajar tersebut adalah sebagai berikut: NAMA SISWA : ………………………………………. TINGKAT/KELAS : ………………………………………. No . Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Paraf Guru 1. - Memahami prinsip kerja Pesawat Radio AM/Band MW - Memahami prinsip kerja Pesawat Radio FM - Menyiapkan alat ukur untuk perbaikan/reparasi. 2. - Memahami teknik mencari gejala kerusakan. 3. - Mengalokasi kerusakan 4. - Melakukan analisa hasil pengukuran 5. - Melakukan Perbaikan /reparasi Modul ELKA-MR.AM.004.A) 14 14
  • 20. 6. - Menguji hasil perbaikan/reparasi 7. - Membuat Laporan B. KEGIATAN BELAJAR Kegiatan Belajar 1: Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi Pada kegiatan belajar 1 ini membahas materi pembelajaran peserta diklat dipersiapkan untuk memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima AM/band MW, pesawat penerima FM dan menyiapkan alat ukur keperluan perbaikan/reparasi. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1, peserta diklat diharapkan: 1) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima AM/band MW. 2) Memahami dan mengerti prinrip-prinsip dasar pesawat penerima FM Modul ELKA-MR.AM.004.A) 15 15
  • 21. 3) Menjelaskan diagram blok pesawat penerima AM/band MW dan FM 4) Menyiapkan instrumen/alat ukur keperluan perbaikan. b. Uraian Materi 1) DASAR-DASAR PESAWAT PENERIMA AM/BAND MW Semua sistem komunikasi, baik itu dari radio,televise,maupun yang lainnya terdiri atas dua bagian dasar:pesawat pemancar dan pesawat penerima. Pesawat pemancar berfungsi membangkitkan dan meradiasikan suatu informasi melalui suatu gelombang elektromagnetik.Kecepatan gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya yaitu sebesar 300.000 km/detik dan dinamakan gelombang pembawa (carrier wave) informasi. Pesawat penerima menangkap salah satu gelombang radio yang spesifik dari sejumlah gelombang yang ada di udara pada saat itu dan mengolahnya menjadi suatu informasi yang dapat dimengerti. Jenis pesawat penerima yang pertama kali ditemukan dikenal dengan sebutan radio kristal. Penerima jenis ini hanya mampu menerima satu stasiun pemancar dan dayanya pun sangat lemah. Pesawat penerima radio, mulai berkembang setelah diketemukan tabung hampa (vacum tube) yang selanjutnya dibuat pesawat penerima yang disebut radio Modul ELKA-MR.AM.004.A) 16 16
  • 22. langsung (straight receiver). Straight Receiver ini mempunyai keuntungan dapat ditala pada beberapa stasiun pemancar, hanya masih mempunyai kelemahan yaitu harus mempunyai beberapa rangkaian penguat dan penala sesuai dengan frekuensi stasiun yang ditala, demikian pula sistem pendeteksiannya. Suatu sistem pesawat penerima yang dikembangkan, yaitu pesawat penerima super heterodyne, dapat dipergunakan baik dalam sistem penerima radio maupun televisi. Pesawat penerima super heterodyne prinsip bekerjanya sebagai berikut: a) Informasi bersama gelombang pembawanya (RF) yang datang pada antena, diseleksi oleh rangkaian penala sampai didapat suatu sinyal RF tertentu yang kemudian dicampur (dikonversikan) dengan satu sinyal RF yang berasal dari osilator yang ada pada pesawat penerima sendiri. b) Pencampuran kedua sinyal RF tersebut akan menghasilkan suatu sinyal selisih dari kedua sinyal tersebut, yang biasanya disebut sinyal frekuensi menengah (IF). c) Pada sistem penerima radio AM besar frekuensi menengah (IF) umumnya 455 kHz. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 17 17
  • 23. d) Oleh karena frekuensi osilator local bervariasi pada waktu rangkaian penala divariasikan, maka selisih frekuensinya akan konstan sebesar frekuensi menengah tersebut. Pencampuran ini mempunyai keuntungan sebagai berikut: (1) Kekerasan hasil penguatan mempunyai harga yang lebih tinggi karena IF mempunyai frekuensi yang lebih rendah dari RF. (2) Amplifier IF dapat dirancang untuk suatu frekuensi yang spesifik, misalnya 455 kHz untuk setiap penerima radio AM. (3) Hanya ada dua penala yaitu rangkaian penala RF dan osilator local. Sistem super heterodyne mempunyai kelemahan, yaitu adanya efek frekuensi bayangan. Walaupun IF sudah merupakan frekuensi selisih dari RF dari osilator local, namun jumlah kedua frekuensi pun muncul pula. Sistem penerima super heterodyne dapat digambarkan dengan blok diagram sebagai berikut: Antena Modul ELKA-MR.AM.004.A) 18 18 RF AMP MIX IF AMP DETEK TOR AUDIO AMP l o u d s p e k e r 8 AVC OSC LOKAL
  • 24. Gambar 1. Diagram Blok Pesawat Penerima AM Pesawat penerima radio yang dipelajari sekarang adalah suatu penerima dengan sistem amplitudo modulasi (AM) yang mempunyai daerah frekuensi 520 kHz – 1630 kHz (577 – 184 meter) yang disebut daerah gelombang menengah (medium wave band = MW). Penalaan untuk mendapatkan frekuensi pada daerah MW dilaksanakan oleh kerja sama antena, RF amplifier, dan osilator lokal. Hasil dari penalaan diberikan ke IF amplifier yang pada alat praktik merupakan bagian terpisah dari penala. Untuk lebih memahami prinsip kerja radio super heterodyne, coba perhatikan diagram blok radio super heterodyne pada gambar blok diagram penerima super heterodyne. Kemudian setelah memahi secara blok diagram, pelajari dengan teliti fungsi setiap bagian, seperti gambar 2 rangkaian Penala dibawah ini: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 19 19
  • 25. 0ut 0 +V 12V 1uF L3 1uF + 5pF L2 D1-D2 4148 1mH 1uF + 01 005 C829 1k 4k7 47 390 39k Sinyal radio masuk melalui antena dan masuk ke blok mixer+oscilator. Oscilator berfungsi membangkitkan sinyal dengan frekuensi 455 kHz lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal yang masuk melalui antena. Gambar 2. Rangkaian Penala Pencampur (mixer) pada gambar rangkaian disamping menjadi satu dengan sinyal oscilator. Karena sinyal-sinyal itu berbeda 455 kHz, maka akan membentuk suatu sinyal 455 kHz sebagai hasil selisih dari dua sinyal tersebut. Sinyal yang telah diubah menjadi 455 kHz tersebut (sinyal IF) kemudian diperkuat oleh penguat IF tingkat pertama (IF1) dan penguat IF tingkat kedua (IF2). Dengan Modul ELKA-MR.AM.004.A) 20 20
  • 26. R A N G K . I F ( F R E K . M E N E N G A H ) A V C ( a u t o m a t i c v o l u m e c o n t r o ) +V 12V .1 IN60 .1 001 1S 1S 1P 1P1P 1S 5k 004 .1 .1 004 + 220/16 002 + 10/16 C829 C829 100 39k 5k6 470 15k 390 390 47k demikian, penguat IF itu hanya akan menguatkan sinyal yang berfungsi 455 kHz. Gambar 3. Rangkaian Penguat IF Gambar 3 dapat ditunjukan bagian/komponen AGC. Automatic Gain Control (AGC) berfungsi sebagai pengatur penguatan tegangan (gain) Modul ELKA-MR.AM.004.A) 21 21 AGC
  • 27. R A N G K . D E T E K T O R T R 3 k e b a s i s T R 2 +V 12V 005 .1 01 5k IN60 1S1P 5K6 470 R A N G K . A U D I O A M P L I F I E R 1n 0 TP12 TP15 13 14 TP16 TP11 +V 12v 8 + 220/16 + 1uF + 220/16 .1uf 1uF .1uF 220pf IN4148 5k C1684 C1684 B698 D734 220 560 1 1 11 2k2 1k 470 150k 1k 470k 33k dari penguat IF1 sedemikian rupa, sehingga penguatan ditambah pada sinyal-sinyal masuk yang lemah dikurangi pada sinyal-sinyal masuk yang kuat. Dengan demikian, akan didapatkan suatu penguatan yang konstan untuk sinyal yang berbeda-beda intensitasnya. Gambar 4. Rangkaian Detektor Rangkaian detektor, digambarkan seperti gambar 4 rangkaian disamping dengan detektor dioda. Gulungan primer transformator IF (T3) menerima sinyal IF termodulir dari penguat IF terakhir, dan gulungan ini merupakan beban impedansi untuk transistor penguat. Sinyal IF dalam setiap siklus akan mengalir melalui gulungan sekunder yang selanjutnya sinyal ini diratakan oleh dioda, karena prinsip kerja diode sebagai komponen perata. Sinyal audio akan diperoleh karena pada rangkaian detector juga dilengkapi kondenstor filter detector nilainya 0.01-0.05 mfd. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 22 22
  • 28. Gambar 5. Rangkaian Audio Amplifier Rangkaian audio amplifier pada pesawat ini terdiri atas empat buah penguat (TR D734) sampai dengan TR B698) dan berfungsi memperkuat sinyal informasi hasil dari rangkaian detektor. Kekerasan suara dapat diatur dengan mengubah kedudukan VR 5k yang berfungsi sebagai volume control. TR C1684 berfungsi sebagai penguat pertama audio amplifier dengan konfigurasi emitter terbumi (common emitter) dan melalui R33k mendapat umpan balik negatif dari output power amplifier. Tujuan Modul ELKA-MR.AM.004.A) 23 23
  • 29. umpan balik ini untuk memperlebar band switch sehingga kualitas suara menjadi lebih baik. TR C1684 merupakan penguat tegangan tingkat kedua yang dapat disebut pula sebagai driver amplifier dengan konfigurasi yang sama. Transistor inipun mendapat umpan balik negatif melalui R150k (lihat gambar). Penguatan kedua transistor inipun sudah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan output yang dapat mengemudikan rangkaian power amplifier. Out-put rangkaian penguat audio amplifier ini diteruskan ke loudspeaker yang merupakan beban dari rangkaian. Sinyal informasi melalui pengatur volume maka sinyal informasi ini dapat diatur besar kecilnya suara. 2) SISTEM PESAWAT PENERIMA RADIO FM BLOK DIAGRAM Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio FM. Antena Modul ELKA-MR.AM.004.A) 24 24 RF AMP Mixer IF AMP Limitter Discriminator Lokal Oscilator Dhemmphasis Network AF dan Power Amplifiers l o u d s p e k e r 8
  • 30. AGC Gambar 6. Diagram Blok Pesawat Penerima Radio FM PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup baik sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk sistem FM bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui sistem FM ada yang bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan adanya penguat RF ini maka sistem FM dapat bekerja pada input sinyal yang lebih rendah dari sistem AM atau SSB, sebab istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang menggunakan penguat RF karena mereka dapat menekan inherent noise. Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan sensitivitas yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM dapat menerima sinyal 1 µV atau kurang jika dibandingkan dengan sistem AM dan SSB dengan minimum sinyal input 30 uV. Tetapi bila ingin sinyal 1 uV diumpankan langsung ke mixer, inherent noise yang tinggi yang Modul ELKA-MR.AM.004.A) 25 25
  • 31. dihasilkan oleh komponen aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1 uV tadi. Oleh sebab itu sangat penting untuk menguatkan sinyal 1 µV itu sehingga menjadi 10-20 µV sebelum diberikan ke mixer. Itu sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM. Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk diperhatikan untuk sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut, noise internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh lebih rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor yang aktif. Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan pengaruh frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal osilator ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 26 26
  • 32. O u t p u t I n p u t 0 0 +V 12V 1 1cv 1np 1C 1C 1C 1C 2N4393 R1 R2 R3 Gambar 7 disamping salah satu contoh gambar rangkaian RF Amplifier dengan komponen aktif FET. FET RF AMPLIFIER: Impedansi input yang tinggi dari FET bukanlah dasar digunakannya FET sebagai komponen aktif pada penguat RF sistem FM. Gambar 7. Penguat RF Amplifier dgn FET Sebab pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan jauh menurun akibat adanya kapasitas junctionnya. Adalah suatu kenyataan bahwa tidak selalu impedansi input merupakan pertimbangan bagi RF amplifier karena untuk frekuensi tinggi impedansi antena hanya beberapa ratus ohm atau cukup rendah. Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki distorsi input dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat sementara tabung Modul ELKA-MR.AM.004.A) 27 27
  • 33. output input optional AGC .1C4 15V 0 0 .1C4 91k 33k 00 1CV1 1000pf 1CV21CV2 1RFC 1L3 1L2 2N3796 0.1C4 hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan BJT mempunyai faktor eksponensial. Untuk komponen yang bekerja dengan hukum kuadrat memiliki sinyal output dengan frekuensi yang sama dengan input dengan distorsi komponen 2 kali lebih kecil dari frekuensi inputnya, sementara komponen lainnya memiliki distorsi yang justru lebih besar. Juga dengan FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi distorsi. PENGUAT RF DENGAN MOSFET: Sebuah dual gate (gate ganda) common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti diperlihatkan pada gambar 8 dibawah: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 28 28
  • 34. Rangk.LIMITER output input 15V .1C4 00 00 .1C4 .1C4.1C4 R1 R2 R3 R4 1CV1 1CV1 NPN 1CV1 .1 .1 .1.1 Gambar. 8: Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET Penggunaan MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan keuntungan dapat diisolasinya input dari pengaruh tegangan AGC. Juga dengan MOSFET diperoleh keunggulan berupa naiknya daerah dinamis dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain, MOSFET masih bekerja pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar dibandingkan dengan JFET. LIMITTER: Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai amplitudo output yang konstant untuk semua input yang melebihi level tertentu. Dalam sistem penerima FM ini dibutuhkan untuk menolak ampiltudo modulasi dan variasi amplitodo yang tidak diingini, yang merupakan noise. Kedua hal itu menyebabkan pengaruh yang tidak diingini pada loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup AGC untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari yang ditetapkan, untuk memberikan input yang konstant pada diskriminator. Secara ideal dapat dinyatakan bahwa diskriminator harus idealnya tidak menanggapi perubahan amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi. Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian limitter dengan transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu DC ke kolektor. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 29 29
  • 35. Secepat input menaik, terjadilah pemotongan puncak sinyal akibat terbatasnya tegangan kolektor karena seperti diketahui, output transistor tidak akan dapat melampaui tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki pada bagian output ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk meningkatkan selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus akibat pemotongan menjadi sinus. Gambar. 9: Rangkaian Limitter Discriminator: berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi tinggi pembawanya. Discriminator dapat juga disebut detektor pada sistem AM. Dapat juga di definisikan sebagai rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa menjadi variasi amplitudo. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 30 30
  • 36. Deemphasis: adalah rangkaian yang dipasangkan setelah detektor yang berfungsi mengembalikan frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi (informasi) kembali pada level amplitudo yang setara dengan frekuensi rendahnya. Seperti diketahui, untuk menekan noise, pada pemancar dilakukan preemphasis dimana level amplitudo frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi dinaikkan. AGC: (Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada Pesawat penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM Receiver yang menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga rangkaian AGC ini. Radio penerima FM model lama juga dilengkapi dengan AFC (Automatic Frequency Control). Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat itu belum ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada daerah sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan ekonomis. Mixer, osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama dengan yang telah didiskusikan pada AM. Hanya harus dicatat bahwa Modul ELKA-MR.AM.004.A) 31 31
  • 37. pada sistem FM, frekuensi IF nya adalah 10,7 MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88 Mhz -108 Mhz. 3) ALAT UKUR/INSTRUMEN KEPERLUAN PERBAIKAN/REPARASI Instrumen ataupun peralatan ukur yang sangat berperan dalam pekerjaan perbaikan/raparasi dalam semua jenis pesawat elektronika adalah AVO meter, atau sering juga disebut multimeter/multitester. Peralatan lain yang juga tidak kalah pentingnya didalam pekerjaan perbaikan/reparasi dari segala jenis pesawat elektronika antara lain: obeng, tang, solder, signal generator/signal injektror, oskiloskop dan alat Bantu lainnya. Dengan demikian ada dua jenis peralatan yang diperlukan dalam perbaikan/reparasi pesawat elektronik: A) Peralatan yang dibutuhkan didalam pekerjaan mekanik. Di bawah ini akan ditunjukan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi, disini tidak dijelaskan secara rinci didalam penggunaan alat ukur, karena peserta diklat sudah memperoleh kompetensi EKA-MR. UM. 005 .A. 1. Obeng Modul ELKA-MR.AM.004.A) 32 32
  • 38. Tanpa mempunyai obeng, kita tidak akan bisa mereparasi alat- alat elektronika atau radio dan lain sebagainya, obeng ini mempunyai peranan yang sangat penting didalam pekerjaan perbaikan/reparasi pesawat radio ataupun pesawat elektronik lainnya. Fungsinya ialah untuk membuka sekerup atau memasang sekerup (pekerjaan mekanik). Agar memudahkan anda dalam pekerjaan/reparasi sebaiknya persiapkan obeng yang berbagai jenis ukuran dan macam- macamnya. Yaitu dengan membeli satu set obeng. Jenis obeng ada yang berujung pipih (-)dan berujung (+) disebut kembang. Gunanya juga disesuaikan keperluan. Jika kita akan membuka atau memasang sekerup kembang hendaknya dipakai obeng (+) kembang. Jika kita memasang sekerup (-) hendaknya dipakai obeng yang berujung pipih saja. Dalam membuka sekerup usahakan jangan sampai sekerup cacat atau rusak. Oleh sebab itu gunakan obeng yang sesuai dan yang masih baik keadaannya. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 33 33
  • 39. Gambar. 10: Macam-Macam Obeng Modul ELKA-MR.AM.004.A) 34 34
  • 40. Pada gambar 10 adalah gambar macam-macam obeng untuk keperluan perbaikan/reparasi dalam menangani pekerjaan mekanik. 2. Obeng pengetrim Untuk keperluan mengetrim diperlukan obeng yang khusus untuk itu, biasanya pangkalnya terbuat dari plastik dan ujungnya dari pelat. Gambar 11 di bawah adalah salah satu contoh obeng yang dapat digunakan sebagai pengetrim. Gambar 11. Obeng Trim 3. Tang Modul ELKA-MR.AM.004.A) 35 35
  • 41. Gambar 12a dan 12b adalah yang lajim dipergunakan. Gambar 12a. Tang yang bermoncong panjang. Selain dari pada obeng, kita juga butuh bermacam-macam jenis tang. Tang diperlukan dalampekerjaan perbaikan/reparasi pesawat elektronika. Tang ini bentuknya moncong panjang pada pangkalnya. Fungsi untuk membengkokan kawat atau memegang kaki komponen seperti Resisitor, Transistor dan komponen lainnya. Tang kombinasi ini ada yang berisolasi dan ada yang tak berisolasi. Fungsinya banyak, bisa untuk memotong melipat/membengkokan dan lain sebagainya. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 36 36
  • 42. Gambar 12b. Tang kombinasi 4. Solder Solder Merupakan peralatan yang diperlukan untuk melepas dan memasang komponen dari PCB (printed circuit board). Pekerjaan ini diperlukan solder yang sesuai dengan daya panas pemasangan maupun melepas komponen. Solder sangat penting dan harus anda punyai. Dibawah ini salah satu model Solder listrik yang dilengkapi kedudukan: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 37 37
  • 43. Gambar 13. Solder listrik dengan kedudukan Daya panas Solder dapat dipilih dan disesuaikan dengan komponen yang akan disolder. Panas yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen, dan sebaliknya solder yang kurang panas dapat mempengaruhi hasil penyolderan yang sempurna. B) Peralatan yang digunakan didalam pekerjaan pengukuran. 1. Multimeter Konfigurasi multimeter dan perangkat-perangkat yang terdapat pada sebuah multimeter diperlihatkan pada gambar 14. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 38 38
  • 44. Gambar 14. Sebuah Multimeter Analog Modul ELKA-MR.AM.004.A) 39 39 KABEL PENYIDIK (PROBES) JEPITAN MONCONG BUAYA (ALIGATOR CLIP) COMMON (-) PAPAN SKALA JARUM PENUNJUK SEKRUP PENGATUR POSISI JARUM (PRESET) BATAS UKUR (RANGE) SAKLAR JANGKAUAN UKUR TOMBOL PENGATUR POSISI JARUM OUT (+) SKALA OHM SKALA VOLT (ACV-DCV) SKALA ARUS (DCmA)
  • 45. Gambar 15. Penyidik (probes) Gambar 16. Papan Skala Multimeter a) Papan Skala: digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistansi (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala- skala lainnya. Lihat gambar 16. b) Saklar Jangkauan Ukur: digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat Modul ELKA-MR.AM.004.A) 40 40
  • 46. arus (mA-µA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV. c) Sekrup pengatur posisi jarum (preset): digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala) d) Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment): digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistansi. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol. e) Lubang Kabel Penyidik: tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe Modul ELKA-MR.AM.004.A) 41 41
  • 47. transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor. f) Batas Ukur (Range) Kuat Arus: biasanya terdiri dari angka- angka; 0,25 – 25 – 500 mA. Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA. Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA. g) Batas Ukur (range) Tegangan (ACV-DCV): terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 – 1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah 50 Volt, demikian seterusnya. h) Batas Ukur (Range) Ohm: terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ). Untuk batas ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) x10, semua Modul ELKA-MR.AM.004.A) 42 42
  • 48. hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10 (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ), semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kΩ), Untuk batas ukur (range) x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali dengan 10kΩ. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 43 43
  • 49. 2. Oskiloskop Oskiloskop merupakan salah satu alat yang dominan dalam melakukan prosedur reparasi, terutama untuk jenis–jenis pesawat yang terdiri dari susunan sirkuit dalam bentuk yang kompleks, oskiloskop merupakan suatu alat yang mampu melihat dan menganalisa gejala – gejala listrik. Oskiloskop mempunyai kemampuan dalam hal – hal sebagai berikut: a) Melihat bentuk tegangan periodik maupun non perodik. b) Mengukur tegangan dan arus. c) Mengukur frekuensi. d) Mengukur beda fasa. e) Sebagai penggambar x – y. Dengan oskiloskop tidak hanya besarnya tegangan ataupun arus yang dapat kita ketahui tapi bentuk wujud dari tegangan maupun arus itu dapat dengan jelas. Jadi secara ringkasnya, bentuk gelombang yang keluar dari hasil pengukuran pada suatu titik akan mudah dilihat dengan jelas. Salah satu contoh adalah sebagaimana pada gambar berikut: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 44 44 Gambar 17a. Sebuah
  • 51. Bila sinyal Audio generator atau RF generator ini digunakan sebagai sinyal input didalam penelusuran terminal input untuk menuju ke output maka pada layar oskiloskop akan terlihat dengan jelas karakteristik respon frekuensi rangkaian yang tengah diamati. Misalnya pada rangkaian frekuensi menengah (IF), rangkaian Audio pada pesawat penerima radio. 3. Signal Injector Alat ini digunakan untuk melakukan pengetesan terhadap rangkaian–rangkaian transistor (bahkan pada komponen transistornya) untuk mengetahui keadaan komponen tersebut. Sebagai contoh alat signal injektor adalah ditunjukan pada gambar 18 di bawah ini; Modul ELKA-MR.AM.004.A) 46 46 Gambar 17b. Panel Oskiloskop Gambar 18. Signal injektor
  • 52. Signal injektor ini sebenarnya merupakan osilator audio yang sangat dominan untuk melacak rangkaian – rangkaian transistor yang rusak. Karena pada rangkaian yang rusak bila diinjeksi dengan alat ini akan memberikan reaksi suara. Biasanya signal injektor ini digunakan untuk mencari gangguan pada rangkaian–rangkaian audio seperti pesawat radio transistor, tape recorder ataupun pada pesawat televisi pada rangkaian sesudah penguat video. c. Rangkuman. 1. Pesawat Penerima Radio sistem AM adalah pesawat penerima radio dengan penerimaan gelombang medium wave (MW).Band MW pada sistem AM yang mempunyai daerah frekuensi 520khz-1630kHz dengan panjang gelombang 577 meter–184 meter. Pesawat penerima radio Modul ELKA-MR.AM.004.A) 47 47
  • 53. sistem AM atau band MW ini menerima frekuensi sebesar 455 Khz frekuensi ini disebut Intermediate frekuensi (IF). 2. Pesawat Penerima Radio sistem FM adalah pesawat penerima radio dengan frekuensi kerja lebih tinggi dari pesawat penerima AM. Pesawat penerima radio sistem FM ini dengan frekuensi menengah (IF) sebesar 10,7 Mhz. Perbedaan antara Sistem AM dengan Sistem FM antara lain: a. Pada Sistem FM frekuensi kerja lebih tinggi b. Membutuhkan limiter dan deempasis c. Berbeda dalam demodulasi d. Perbedaan methoda dalam mendapatkan AGC. 3. Alat/instrumen yang dibutuhkan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi ada dua bagian yaitu: 1) Alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik. 2) Alat yang digunakan keperluan pekerjaan pengukuran (elektrik). d. Tugas 1. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem AM/band MW dengan dilengkapi bentuk sinyal tiap-tiap bagian. 2. Buatlah diagram blok pesawat penerima sistem FM dan dilengkapi bentuk sinyal setiap bagian. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 48 48
  • 54. 3. Sebutkan alat yang digunakan sebagai pekerjaan mekanik, dan alat ukur /instrumen yang sangat pokok didalam pekerjaan perbaikan/reparasi. e. Test formatif Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda anggap benar. 1. Pesawat Radio sistem AM adalah: a. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 445Khz. b. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 455Khz. c. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 465Khz. d. Pesawat penerima Radio dengan frekuensi IF 10,7Khz. 2. Selisih kedua Frekuensi yang diperoleh dari Mixer dan Oscilator merupakan frekuensi menengah disebut: a. frekuensi Intermediate frekuensi b. frekuensi hasil pengurangan c. frekuensi penala d. frekuensi modulasi. 3. Panjang gelombang untuk frekuensi Pesawat Radio sistem AM adalah: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 49 49
  • 55. a. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 520 Khz - 1630 Khz b. 488 meter - 194 meter dengan frekuensi 530 kHz - 1640 kHz c. 588 meter - 198 meter dengan frekuensi 510 Khz - 1620 Khz d. 577 meter - 184 meter dengan frekuensi 530 Khz - 1640 Khz. 4. Jika Pesawat penerima radio menerima frekuensi dari pemancar sebesar 1000kHz, Frekuensi oscillator lokal lebih tinggi dari frekuensi RF, bila frekuensi IF 455kHz maka frekuensi oscilator lokal: a. 1455 Khz b. 1460 Khz c. 1475 Khz d. 1555 Khz 5. Pada Soal No 4 Berlaku rumus untuk oscillator local adalah; a. Fo = IF - RF b. Fo = IF + RF c. Ro = Fo + RF d. Ro = IF – Fo Modul ELKA-MR.AM.004.A) 50 50
  • 56. 6. Suatu rangkaian yang dapat mengatur secara otomatis akibat turun naiknya sinyal input yang diperoleh dari antena disebut. a. Amplifier c. Filter b. Dektektor d. AGC ( Automatic Gain Control ) 7. Oscilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan sinyal: a. Sinyal AC dengan sumber tegangan DC b. Sinyall AC dengan sumber tegangan AC c. Sinyal DC dengan sumber tegangan DC d. Sinyal DC dengan sumber tegangan AC 8. Rangkaian Penala dari sebuah pesawat radio AM/band MW terdiri dari tiga bagian yaitu: a. Oscilator, Mixer dan Tuner b. Oscilator, IF dan MIxer c. Oscilator, Mixer dan RF d. RF, mixer dan IF 9. Dioda detektor berfungsi sebagai pemisah antara sinyal pembawa dengan sinyal: a. Sinyal informasi Modul ELKA-MR.AM.004.A) 51 51
  • 57. b. Sinyal Oscilator c. Sinyal Intermediate frekuensi d. Sinyal RF 10. Sinyal yang masuk ke penguat Audio adalah: a. Sinyal suara yang diteruskan ke Loadspeaker b. Sinyal suara yang diperoleh dari penguat IF c. Sinyal suara yang diperkuat dari Mixer d. Sinyal sinus mengandung audio 11. Yang membedakan sistem AM terhadap sistem FM adalah: a. Frekuensi kerja lebih tinggi b. Membutuhkan limitter dan deempasis c. Berbeda dalam demodulasi d. a,b dan c benar 12. Daerah kerja frekuensi sistem FM sebesar: a. 77 Mhz s/d 107 Mhz b. 87 Mhz s/d 107 Mhz c. 88 Mhz s/d 108 Mhz d. 89 Mhz s/d 108 Mhz Modul ELKA-MR.AM.004.A) 52 52
  • 58. 13. Untuk frekuensi menengah sistem radio FM adalah; a. 88 Mhz b. 10,7 Mhz c. 88,7 Mhz d. 108 Mhz 14. Penguat RF amplifier diperlukan pada sistem FM dalam hal ini diperlukan untuk; a. Menguatkan sinyal dengan frekuensi yang tinggi b. Sebagai pelengkap sistem FM c. Mencegah terjadinya distorsi d. Agar tidak terjadi cacat sinyal RF 15. Limitter pada sistem FM digunakan untuk: a. Menghasilkan ouput yang konstan b. Memotong sinyal yang tinggi c. Menghitung sinyal yang datang dari Penguat IF d. Mengurangi terjadinya distorsi 16. Obeng termasuk alat yang digunakan untuk pekerjaan perbaikan pesawat elektronika/penerima Radio sebagai; a. Pekerjaan mekanik Modul ELKA-MR.AM.004.A) 53 53
  • 59. b. Membengkokan komponen c. Memotong kaki komponen d. Pemegang komponen sedang disolder 17. Tang kombinasi dalam pekerjaan perbaikan pesawat elektronika, dapat digunakan sebagai: a. Pemotong kaki komponen b. Penjepit bok pesawat c. Membuka baut d. Membengkokan mata solder 18. Multitester/Multimeter dapat dipergunakan menentukan kerusakan komponen dalam; a. Rangkaian dengan sumber tegangan b. Rangkaian tanpa tegangan c. Jalur PCB (printed circuit board) d. a, b dan c benar 19. Oskiloskop suatu alat yang dapat digunakan melakukan pengukuran; A. Tegangan dan sinyal B. Frekuensi dan tegangan C. Arus yang besar Modul ELKA-MR.AM.004.A) 54 54
  • 60. D. a, b benar 20. Signal injektor digunakan untuk melacak bagian yang rusak dengan ouput signal adalah: a. Sinyal audio b. Sinyal Sinus AC c. Sinyal Sinus DC d. Sinyal Sinus RF f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III) g. Lembar kerja Persiapan Pekerjaan Perbaikan/Reparasi A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana memahami dasar-dasar pesawat radio sistem AM maupun sistem FM serta peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan perbaikan/reparasi. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, itu berarti Anda sudah memiliki kemampuan dari hasil pembelajaran persiapan awal untuk kompetensi memperbaiki pesawat penerima radio tape recorder. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 55 55
  • 61. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan 1. Macam-macam alat ukur dan alat tools. 2. Buku – buku penunjang untuk pembahasan pesawat radio Modul ELKA-MR.AM.004.A) 56 56
  • 62. C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami cara kerja radio Tape Reocrder). 2. Catatlah Alat-alat yang diperlukan untuk keperluan pekerjaan perbaikan/reparasi. 3. Buat ringkasan pemahaman tentang prinsip-prinsip dari pesawat penerima radio AM/FM. 4. Buat penjelasan singkat dari tatacara menggunakan peralatan baik untuk pekerjaan mekanik maupun pekerjaan elektrik. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil. D.Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja. E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 57 57
  • 63. Kegiatan Belajar 2 : Mengamati Gejala Kerusakan Pada kegiatan belajar 2 ini materi pembelajaran tentang mengamati gejala kerusakan pada pesawat radio tape recorder. Pesawat radio diopersikan untuk diamati gejala kerusakan yang timbul dengan melakukan pengamatan pada bagian-bagian tombol power, tombol pengatur volume, tombol pengatur pencari gelombang AM/FM. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 2, peserta diklat diharapkan: 1. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol power. 2. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur volume. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 58 58
  • 64. 3. Memahami kerusakan yang ditimbulkan pada tombol pengatur pencari gelombang AM/FM. b. Uraian materi Seperti pada kegiatan belajar 1 telah dijelaskan bahwa pesawat Radio sistem AM maupun sistem FM yang dijelaskan satu persatu. Pada pembelajaran berikuti peserta diklat diharapkan dapat memahami gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh tombol power, tombol pengatur volume, dan tombol pengatur pencarian gelombang. Tentu saja dalam perkembangan elektronika pesawat radio sistem AM maupun sistem FM diperoleh dalam satu kemasan yang kita temukan yaitu “Pesawat Radio Tape Recorder”. Untuk memahami dan mengatahui kerusakan, maka ada bebrapa langkah yang harus dilakukan oleh peserta diklat; Modul ELKA-MR.AM.004.A) 59 59
  • 65. Mengamati kerusakan pada tombol power Gambar 19. Tombol Power 1. Ambillah Pesawat Radio Tape Recorder! 2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN! 3. Hidupkan pesawat penerima radio Tape Recorder dengan menekan tombol power on/off maka pesawat radio. 4. Mati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka tombol power berpungsi dengan baik, jika lampu indikator tidak menyala maka tombol power tidak berpungsi sebagaimana mestinya. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 60 60
  • 66. 5. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol power pada pesawat radio tape recorder. Catatan: Pemahaman tentang tombol power akan didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol power merupakan bagian utama untuk pesawat radio mendapatkan sumber tegangan. Karena pada tombol power ini adalah salah satu komponen yang bekerja sebagi penghubung dan pemutus arus yang masuk ke bagian catu daya DC. Dengan sumber tegangan DC ini maka peswat radio dapat bekerja dengan baik dan dapat menerima siaran yang dipancarkan oleh pemancar radio. Mengamati kerusakan pada pengatur volume Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61 61
  • 67. Gambar 20. Menunjukan Tombol Volume 1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder! 2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN! 3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol power 4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka tombol power berpungsi dengan baik. 5. Opersikan Tombol Pengatur volume dan pesawat radio akan menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio. 6. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur volume. Catatan: Pemahaman tentang tombol pengatur volume akan didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur volume merupakan komponen yang dapat mengatur besar kecilnya sinyal yang akan diproses menjadi suara. Karena pada tombol pengatur volume ini adalah salah satu komponen yang bekerja Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62 62
  • 68. sebagai pengatur sinyal yang akan diteruskan kebagian penguat audio seperti yang dijelaskan pada pembelajaran 1. Dengan tombol pengatur volume maka pesawat penerima radio dapat menghasilkan besar kecilnya suara yang kita inginkan. Mengamati kerusakan pada Pengatur pencari gelombang Gambar 21. Tombol pencari gelombang 1. Ambillah Pesawat penerima Radio Tape Recorder! 2. Hubungkan penghubung kabel AC pada sumber PLN! 3. Hidupkan pesawat radio Tape recorder dengan menekan tombol power Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63 63
  • 69. 4. Amati bagian panel radio atau lampu indikator jika lampu menyala maka tombol power berpungsi dengan baik. 5. Operasikan Tombol Pengatur volume pesawat radio akan menerima siaran radio yang dipancarkan dari pemancar radio. 6. Lakukan pengaturan tombol gelombang maka pesawat radio akan menyeleksi siaran yang akan diterima dengan indikator pada jarum penunjuk pencarian gelombang. 7. Jika pada tombol ini tidak bekerja maka kemungkinan kerusakan pada pengaturan tali gelombang. 8. Buat catatan dari hasil pengamatan ini, kemudian diskusikan sehingga memperoleh pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang. Catatan: Pemahaman tentang tombol pengatur pencari gelombang akan didapat kepada peserta diklat, bahwa tombol pengatur pencari gelombang merupakan bagian yang dapat merubah nilai komponen penala umumnya komponen ini adalah condenstor variabel. Karena pada tombol pengatur pencari gelombang ini adalah bagian yang bekerja dapat merubah frekuensi oscilator lokal dari pesawat radio tape recorder. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64 64
  • 70. c. Rangkuman Untuk mengamati gejala kerusakan yang diakibatkan oleh tombol power, tombol pengatur volume dan pengatur pencarian gelombang diperlukan pesawat Radio Tape Recorder yang dapat bekerja dengan baik. Kegiatan pembelajaran kedua ini peserta diklat harus dapat mengembangkan pengamatannya yang didapat, agar lebih meningkatkan kompetensi yang diperoleh dari hasil belajarnya. 1. Pesawat penerima radio tape recorder tidak dapat menerima siaran akibat tombol power yang rusak atau tidak bekerja sebagaimana mestinya. 2. Pesawat radio tape recorder tidak menghasilkan suara akibat kerusakan tombol pengatur volume tidak berfungsi sebagai pengatur sinyal yang masuk. 3. Pesawat radio tape recorder tidak dapat menyeleksi/memilih siaran dari pemancar akibat kerusakan pada bagian pengatur tombol pencari gelombang. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65 65
  • 71. d. Tugas 1. Datangi bengkel-bengkel reparasi disekitar kota anda, mintakan infomasi kepada teknisi jenis-jenis kerusakan pada radio tape recorder. 2. Buatlah tabel jenis-jenis kerusakan serta hubungannya terhadap rangkaian/bagian terhadap jenis kerusakan tersebut. e. Test formatif Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda anggap benar! 1. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran, jika; a. Tombol power baik b. Tombol power sebagai penghubung c. Tombol power sebagai pemutus arus d. Tombol power berfungsi on/off 2. Kerusakan Pada pesawat Radio tape recorder yang disebabkan tombol power adalah: a. Pesawat radio bunyi b. Pesawat radio tidak baik c. Pesawat radio tidak menerima siaran d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66 66
  • 72. 3. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan tombol power ? a. Karena Tombol power untuk menghubungkan sumber arus b. Karena tombol power sebagai saklar c. Karena tombol power pemutus arus d. Tombol power berfungsi on/off suber arus 4. Kemungkinan lain yang mengakibatkan tidak bekerjanya tape recorder adalah: a. Sumber tegangan dc rusak b. Trafo rusak c. Diada penyearah terbakar d. a,b dan c benar 5. Pesawat RadioTape Recorder tidak bunyi disebabkan oleh: a. Tombol volume rusak b. Tombol volume maksimum c. Potensio Volume minimum d. a,c benar 6. Pesawat Radio Tape Recorder dapat menerima siaran dan bunyi jika; a. Tombol volume dapat dioperasikan b. Tombol volume tidak rusak Modul ELKA-MR.AM.004.A) 67 67
  • 73. c. Tombol volume maksimum d. Tombol volume dapat meneruskan sinyal ke penguat audio 7. Kerusakan Pada pengatur volume pesawat Radio tape recorder berakibat; a. Pesawat radio tidak bunyi b. Pesawat radio tidak dapat menerima siaran dari pemancar c. Pesawat radio suaranya kecil d. Pesawat radio tidak nyala lampu indikatornya. 8. Mengapa radio tape recorder tidak bekerja, jika disebabkan kerusakan tombol volume? a. Karena pengatuir volume untuk meneruskan sinyal ke penguat audio b. Karena tombol volume sebuah potensio c. Karena tombol volume sebagai saklar d. Tombol volume berfungsi penerus suber arus 9. Kemungkinan lain yang mengakibatkan suara kurang jelas: a. Potensio volume sudah haus arangnya. b. Penguat audio rusak c. Speaker rusak d. a,b dan c benar Modul ELKA-MR.AM.004.A) 68 68
  • 74. 10. Pesawat RadioTape Recorder hanya dapat menerima satu gelombang AM/FM kerusakan pada: a. Tombol pencari gelombang b. Tombol Volume c. Tombol Power d. Detektor f. Kunci Jawabab (Terlampir pada BAB. III) g. Lembar kerja Mengamati Gejala Kerusakan A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana mengetahui gejala kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah- langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki kemampuan untuk menyimpulkan jenis-jenis kerusakan dengan bantuan mengopersikan tombol kontrol dari tape recorder. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul Modul ELKA-MR.AM.004.A) 69 69
  • 75. ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan 1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo) 2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 70 70
  • 76. C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk memahami tombol kontrol volume, tombol power, dan tombol pengatur pencari gelombang). 2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil. D.Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja. E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 71 71
  • 77. Kegiatan Belajar 3: Mengalokasi Kerusakan Berdasarkan pengamatan gejala kerusakan Pada kegiatan belajar 2, maka materi pembelajaran 3 membahas tentang mengalokasikan kerusakan mengacu pada skema rangkaian yaitui; kerusakan pada komponen, kerusakan pada koneksitas PCB (printed ciruit board) atau kabel, dan masalah bagian mekanik. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 3, peserta diklat diharapkan mampu menentukan gangguan/kerusakan yang terdapat pada radio tape recorder antara lain: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 72 72
  • 78. 1. Mengerti secara persis keadaan gangguan. 2. Menyimpulkan bagian-bagian yang rusak dengan metode pengukuran 3. Membatasi daerah yang rusak dengan metoda mengusik rangkaian jalur PCB 4. Menemukan bagian yang rusak pada bagian mekanik. b. Uraian materi Pesawat Radio Tape Recorder pada dasarnya komponen-komponen elektronika yang di rangkai menjadi satu di atas papan yang di sebut papan rangkaian tercetak/PRT atau printed circuit board (PCB). Dalam perjalanan waktu komponen-komponen ini mengalami gangguan atau kerusakan. Rangkaian elektronika adalah suatu sistem yang terbagi-bagi, misal: pada penerima radio ada bagian Penala, IF, Detektor,dan penguat audio karenanya dalam melacak gangguan perlu penetapan alokasi pada bagian mana gangguan atau kerusakan terjadi.Biasanya, prosedur pencarian kerusakan yang umum dilakukan dan juga merupakan cara yang efisien adalah sebagai berikut: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 73 73
  • 79. 1. Mengerti secara persis keadaan gangguan Dalam banyak hal, anda harus mendengarkan secara rinci penjelasan dari orang yang meminta tolong untuk mereparasi pesawatnya. Jadi anda harus mendengarkan dengan seksama gangguan–gangguan macam apa saja yang tengah terjadi pada pesawat bersangkutan. Kemudian untuk meyakinkan kaeadaan gangguan tersebut, putarlah tombol–tombol pengatur yang ada pada pesawat. 2. Penyimpulan blok–blok yang rusak Bila gejala gangguan telah diketahui secara pasti, buatlah suatu kesimpulan sementara bahwa gangguan tersebut terjadi karena adanya kerusakan pada bagian inti atau bagian itu dan sebagainya. Sebab seperti yang diketahui bahwa sebuah pesawat terdiri dari beberapa blok sirkuit yang terangkum dalam satu sirkuit lengkap. Sebuah pesawat radio transistor, ini pada konstruksinya terdiri dari bagian penala, mixer dan detektor serta penguat akhir. Kalau gangguannya telah diketahui maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan mungkin terjadi pada bagian penala, atau mixer atau penguatnya, dan lain sebagainya. 3. Membatasi daerah yang rusak Modul ELKA-MR.AM.004.A) 74 74
  • 80. A B Meskipun daerah yang dicurigai telah ditemukan berdasarkan keadaan gangguan, tetapi umumnya daerah tersebut memiliki konstruksi yang rumit, sehingga yang harus diperiksa bukan hanya satu titik tertentu saja, tetapi dapat dikatakan cukup luas. Misalnya, walaupun telah diperkirakan bahwa kerusakan terjadi pada sirkuit bagian penguat, tapi pada sirkuit bagian penguat itupun terdiri dari penguat awal dan penguat akhir. Karena itu bagian yang rusak akan lebih mudah ditemukan dan diperiksa apabila daerah tersebut semakin dipersempit pada waktu melakukan pemeriksaan. Banyak cara untuk dapat melakukan hal tersebut salah satu contoh dapat melakukan seperti diagram dibawah: Daerah circuit yang dicurigai Apakah A normal? Tidak ya Modul ELKA-MR.AM.004.A) 75 75 B. Rusak A. Rusak
  • 81. Ini merupakan cara pembagian satu blok menjadi dua bagian dan selidiki bagian mana yang rusak. Misalnya pada blok penguat dari sebuah radio transistor. Periksa dulu pada bagian penguat depannya, kalau berfungsi normal berarti kerusakan terjadi pada penguat akhir. Begitu juga dengan yang lain. 4. Mengalokasi kerusakan dengan metode pengukuran Pengetesan tegangan ini dimaksudkan untuk mencari bagian komponen yang rusak, terutama pada transistor–transistor dan IC berdasarkan tegangan yang keluar dari elektroda–elektrodanya. Umumnya pengetesan tersebut mempergunakan AVO meter (multimeter atau multitester) pada daerah pengukuran DC. Normal atau tidaknya tegangan yang keluar dapat dimengerti dengan membuat perbandingan antara besaran yang diukur dengan AVO meter dengan diagram rangkaian yang ada. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan bahwa pada beberapa bagian menunjukan harga yang berbeda sampai pada batas tertentu yang disebabkan oleh adanya resistansi dalam AVO meter bersangkutan. Langkah-langkah Mengukur tegangan yang harus dilakukan; Modul ELKA-MR.AM.004.A) 76 76
  • 82. +V 5V 1uF 1k 1k 1k DC V N 1uF 1k NPN +V 5V 1uF 1k 1k 1k DC~V NO DATA 1uF 1k NPN 1. Hidupkan pesawat penerima radio dan datalah pemancar- pemancar yang ada dilokasi daerah anda untuk mand MW! 2. Matikan pesawat penerima, kemudian sambungkan antena dengan ground pesawat menggunakan kabel penghubung yang tersedia untuk menghindari adanya sinyal yang masuk kedalam pesawat anda. 3. Hidupkan kembali pesawat penerima. 4. Mengukur tegangan, gunakan Multimeter untuk mengukur tegangan kaki-kaki semua komponen aktip seperti transistor, catat hasil pengulkuran dan buat tabel hasil pengukuran. Dibawah ini contoh mencari kerusakan dengan cara pengukuran. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 77 77
  • 83. Gambar 22. Pengukuran tegangan pada komponen Modul ELKA-MR.AM.004.A) 78 78
  • 84. Mengukur tahanan: 1. Matikan sumber dari pesawat penerima! 2. Gunakan multimeter untuk mengukur tahanan dari elemen (kaki) semua penguat dan catat hasilnya pada lembar kerja! 3. Lepaskan jumper (penghubuing) antena dan ground, kemudian simpan peralatan pada tempat semula, buat kesimpulan dari hasil pengamatan. 5. Mengalokasi kerusakan dengan melacak jalur rangkaian Dalam menganalisis gangguan pesawat penerima radio, setelah diyakini bahwa pesawat bekerja normal, maka dapat dilakukan metode mengusik rangkaian sebagai langkah lanjut untuk melokalisasi gangguan pesawat tersebut. Metode ini menggunakan alat test yang sangat sederhana, yaitu obeng logam yang diisolasi pada sebagian batangnya. Metoda ini berlaku bagi pesawat yang bekerja pada tegangan rendah dan arus rendah saja. Perlu diingat, janganlah metode ini digunakan untuk pesawat yang dapat menimbulkan kejutan listrik. Dengan menggunakan metode obeng yng disentuh dengan telunjuk pada satu titik tertentu, akan diketahui lokasi gangguan yang terjadi pada pesawat penerima radio. Prosedur percobaan ini dapat dilakukan Modul ELKA-MR.AM.004.A) 79 79
  • 85. secara berurutan, mulai loudspeaker sampai ke depan rangkaian yaitu terminal antena. Bila obeng disentu pada titik input rangkaian loudspeaker, akan didengar suatu bunyi tertentu yang menyatakan bahwa loudspeaker bekerja secara normal. Bila saat pengetesan loudspeaker tidakl mengeluarkan suara maka rangkaian dibelakang test poin tersebut mendapat gangguan.makin kedepan titik pengetesan maka suara harus semakin kuat.khusus pengetesan loudspeaker, kalau tidak berhasil dengan obeng maka gantilah pengetesan dengan multimeter. Selanjutnya gambar 23 dapat diperhatikan contoh pengetesan jalur. Pengetesan kondusi dilakukan untuk menguji atau untuk mengetahui bahwa mungkin terjadi hubungan kawat yang terputus atau terjadinya hubungan singkat dalam rangkaian dari komponen – komponen bersangkutan. Pengetesan ini juga dilakukan dengan menggunakan multimeter pada posisi pengukuran resistansi. Tentu saja pada waktu melakukan pengetesan resistansi /hubungan antar jalur pada papan rangkaian tercetak, perlu diingat pesawat dalam keadaan mati. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 80 80 OHMS NO DATA
  • 86. Gambar 23. Pengukuran jalur dengan AVO meter c. Rangkuman Didalam menentukan kerusakan dengan cara pengukuran tegangan maupun pengukuran hambatan jalur rangkaian peserta diklat dapat lebih cepat menemukan bagian/komponen yang dianggap rusak. Jika sudah ditemukan bagian atau komponen yang rusak maka kita dapat mengganti komponen yang baru. Oleh karenanya penguasaan metoda pengukuran didalam menentukan bagian yang rusak adalah merupakan kompetensi yang penting dikuasai oleh peserta diklat. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 81 81
  • 87. d. Tugas 1. Buatlah kemungkinan kerusakan yang terjadi dari setiap bagian/komponen pada pesawat tape recorder. 2. Buatlah diagram pengalokasian kerusakan, serta kembangkan pemahaman dengan mencari sumber lain diluar modul ini. e. Test formatif Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan jelas. Dengan menggunakan multimeter analog: 1. Uraikan langkah-langkah untuk pengukuran komponen didalam rangkaian. 2. Uraikan langkah kerja dalam mengukur jalur PCB pada rangkaian. 3. Uraikan langkah kerja dalam mengukur transistor di luar rangkaian. 4. Uraikan langkah kerja dalam mengukur tahanan. 5. Apakah ada kaitan yang erat antara kemampuan (kompetensi) mengukur komponen di luar rangkaian dengan kemampuan memperbaiki sebuah pesawat radio? Jika ada jelaskan, jika tidak ada sebutkan alasannya. f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III) Modul ELKA-MR.AM.004.A) 82 82
  • 88. g. Lembar kerja Mengalokasi kerusakan A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana untuk menentukan kerusakan dengan mengoperasikan tombol kontrol pada pesawat radio Tape Recorder. Jika Anda dapat melakukan langkah- langkah kerja dengan benar, serta menentukan dengan teliti kerusakan maka Anda akan memiliki kemampuan untuk melokalisai bagian- bagian/komponen yang terdapat pada pesawat radio tape recorder. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan a. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo). b. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika c. Gambar rangkaian Radio AM/FM C. Langkah kerja Modul ELKA-MR.AM.004.A) 83 83
  • 89. 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan gejala kerusakan). 2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari setiap bagian atau komponen. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap rangkaian yng menjadi bagiannya. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil. D. Kesimpulan. Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja. E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja Kegiatan Belajar 4: Menganalisa hasil pengukuran Modul ELKA-MR.AM.004.A) 84 84
  • 90. Berdasarkan skema rangkaian yang telah dijelaskan pada pembelajaran 1, maka dianalisa setiap bagian/rangkaian untuk dapat diitentukan jenis kerusakan. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 4, peserta diklat diharapkan Trampil menentukan kerusakan: Mengacu pada skema rangkaian Berdasarkan hasil pengukuran untuk menentukan kerusakan dengan benar. b. Uraian materi Perhatikan Gambar 24, ditunjukan gambar rangkaian pesawat radio AM/MW secara lengkap. Titik yang diberi test poin menunjukan bagian/ komponen untuk dapat dilakukan pengukuran sehingga data hasil pengukuran dapat dipergunakan analisa kerusakan. Pada pembelajaran ini dijelaskan ada dua contoh jenis kerusakan untuk dianalisa dan diindentifikasi kerusakannya. Jenis kerusakan yang dimaksud adalah: 1) Suara radio lemah. 2) Pesawat Radio tidak ada sinyal. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 85 85
  • 91. 1) SUARA RADIO LEMAH No . Bagian Yang Rusak Analisa pengukuran Penyelesaian 1. Detektor (transistor) Tegangan bias yg salah pada transistor - Betulkan tegangan bias - Ganti dengan transistor yg baru Modul ELKA-MR.AM.004.A) 86 86
  • 92. 0ut 0 +V 12V TP17 TP4 TP3 TP1 1uF L3 1uF + 5pF L2 TP2 D1-D2 4148 1mH 1uF + 01 005 C829 1k 4k7 47 390 39k R A N G K . I F ( F R E K . M E N E N G A H ) +V 12V TP6 TP5 TP10TP9 TP8 TP7 .1 IN60 .1 001 1S 1S 1P 1P1P 1S 5k 004 .1 .1 004 + 220/16 002 + 10/16 C829 C829 100 39k 5k6 470 15k 390 390 47k R A N G K . D E T E K T O R T R 3 k e b a s i s T R 2 +V 12V TP10 TP8 005 .1 01 5k IN60 1S1P 5K6 470 R A N G K . A U D I O A M P L I F I E R 00 0 0 TP12 TP15 13 14 TP11 +V 12v 8 + 1uF + 220/16 .1uF 220pf IN4148 C1684 B698 D734 220 560 1 1 11 470 150k 33k Modul ELKA-MR.AM.004.A) 87
  • 93. Gambar 24 Rangkaian Pesawat Radio AM/MW Modul ELKA-MR.AM.004.A) 88
  • 94. No . Bagian Yang Rusak Analisa pengukuran Penyelesaian 2. Detektro (dioda) Tegangan bias yg salah Pada dioda - Betulkan tegangan bias - Ganti dengan dioda yg baru 3. Filter AGC Kondensator filter AGC putus 1. Periksa sirkuit /komponen sekitar rangkaian detektor Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini: Tingkat detektor dan AGC radio penerima dapat mengakibatkan suara radio menjadi lemah, apabila pada tingkat-tingkat itu terdapat kerusakan- kerusakan antara lain seperti dibawah. 1. Jika detektornya dari transistor, dari hasil pengukuran terjadi kesalahan tegangan bias pada transistornya. 2. Jika detektornya dari diode, mungkin diode itu diberi tegangan bias yang salah. a. Periksalah tegangan bias laju detektor (diode atau transistor). Kesalahan tegangan ini jangan sampai melebihi 10-20 %. Jika ada kesalahan tegangan bias ini maka suara radio dapat lemah dan mungkin disertai dengan distorsi. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 61 61
  • 95. b. Coba gantilah dengan detektor yang baru dan perhatikanlah perobahannya. c. Periksalah sirkuit detektor (komponen-komponen detektor lainnya) seperti tahanan dari kondensator filter. Lepaslah detektor itu dari sirkuitnya pada waktu pengukuran komponen-komponen sirkuit tersebut. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 62 62
  • 96. 3. Filter AGC rusak. a. Jika kondensator filter AGC diduga putus (habis nilainya) periksalah dengan menghubungkan paralel kondensator yang baru. b. Kondensator filter AGC yang putus dapat mengakibatkan radio kurang sensitive, dan sering kali disertai dengan regeneration. Dalam menghubungkan kondensator filter ini jangan sampai terbalik polaritasnya. Kondesnsator filter AGC radio transistor biasanya dari elektrolit, jadi berbeda dengan kondensator filter AVC untuk radio tabung. 4. Ada kerusakan pada diode-overload atau diode pembantu, jika radio yang bersangkutan menggunakannya. a. Coba periksalah diode-overload itu jika mungkin hubungan–pendek. Telitilah hubungan diode itu kalau terbalik pemasangannya dalam sirkuit. b. Diode-overload yang terbalik memasangnya atau hubungan pendek dapat mengakibatkan radio kurang peka (kurang sensitive). Selain hubungan yang telah diterangkan, kadang-kadang diode- overload dipasang antara sisi bawah gulungan transformator I-F kedua bagian primernya dengan gulungan primer sisi atas transformator I-F pertama. Jika hubungan yang sedemikian itu diode-overload. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 63 63
  • 97. 2) TiDAK ADA SINYAL Modul ELKA-MR.AM.004.A) 64 No . Bagian Yang Rusak Analisa pengukuran Penyelesaian 1. Gulungan transformator IF Hambatan kumparan sekunder trafo putus - Ganti trafo IF 2. Detektor (dioda)/ (transistor) Tegangan bias yg salah Pada dioda - Betulkan tegangan bias - Ganti dengan dioda yg baru 3. Oscilator lokal pada rangkaian penala Transistor penguat RF tegangan bias yg salah - Priksa sirkuit /komponen - Sekitar rangkaian penala 64
  • 98. Dari tabel diatas dijelaskan lebih rinci seperti dibawah ini: 1. Gulungan Transformator putus. Trafo yang rusak dapat mengakibatkan tidak dapat diteruskan sinyal dari tingkat ketingkat lainnya. Setelah dilakukan pengukuran pada gulungan primer dan sekunder transformator IF dengan ohm meter, dan menunjukan nilai yang tidak sesuai dengan data teknis, maka dapat disimpulkan sinyal berhenti disatu titik yang pada akhirnya radio tidak bunyi. 2. Transistor detektornya rusak. Hal ini jika detektor menggunakan transistor, coba lepaslah transistor itu dan periksalah dengan ohm-meter, atau gantilah dengan transistor yang baru. Jika transistornya dalam keadaan baik, coba ukurlah komponen-komponen detektor transistor itu. 3. Diode germanium rusak (jika menggunakan detektor diode germanium). Modul ELKA-MR.AM.004.A) 65 65
  • 99. a. Ukurlah tahanan balik dan tahanan laju diode. Jika tahanan baliknya dibawah 20 k-ohm (20.000 ohm), sebaiknya gantilah kristal germanium itu. Kristal diode germanium yang masih baik mempunyai tahanan balik antara 100.000-500.000 ohm dan tahanan lajunya kurang dari 100 ohm. Makin besar ketetapan arus diode kristal itu makin rendah pula tahanan lajunya. b. Mengukur tahanan laju dan tahanan balik diode cukup hanya dengan membalik kabel pengukur ohm-meter. c. Gantilah diode yang sudah rusak, dan perhatikanlah polaritasnya ketika memasang, jangan sampai keliru. Pada waktu memasang kristal diode, gunakanlah penyalur panas dengan hati-hati dan secepat mungkin mengerjakannya, agar supaya diode itu tidak rusak karena panas yang berlebihan. (Panas ketika menyolder). 4. Tegangan elektrode-elektrode detektor. a. Jika detektornya dari diode-germanium (kristal diode), ukurlah tegangan bias laju antara anode dan katodenya. Tegangan bias laju ini kecil sekali, antara 0,025 volt-0,1 volt. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 66 66
  • 100. b. Jika detektornya dari transistor, ukurlah bias laju antara basis dan emittor, dan tegangan bias ini juga kecil seperti tegangan bias pada diode germanium. c. Dalam pengukuran ini gunakanlah voltmeter d-c dengan batas ukur yang cukup rendah, sehingga penunjukan jarum voltmeter mudah dibaca. 5. Osilator lokal pada rangkaian penala dapat menyebakan pesawat radio tidak ada sinyali, sinyal dari osilator dan sinyal RF yang datang dari luar (antena) agar menghasilkan sinyal IF dengan frekuensi 455 kHz. Jika bagian ini tidak bekerja maka pada pesawat tidak akan ada sinyal. c. Rangkuman Didalam menentukan/menganalisa hasil pengukuran pesawat penerima radio, setelah diyakini bahwa pesawat radio bekerja dengan normal, maka dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan cara menyocokan data hasil pengukuran dengan data besaran tegangan dengan kondisi pesawat bekerja dengan normal. Tujuan akhir dari anlisa hasil pengukuran adalah ditemukannya bagian/komponen yang rusak. Oleh karenanya setiap peserta diklat harus Modul ELKA-MR.AM.004.A) 67 67
  • 101. mampu menganalisa suatu data untuk mendapatkan informasi baru yang akan digunakan sebagai penyelesaian langkah-langkah perbaikan/reparasi. d. Tugas Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 4 pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut: 1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4 orang. 2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal anda. 3. Menggunakan contoh format diatas, catatlah tipe dan jenis kerusakan pesawat radio yang diperoleh dari bengkel yang anda kunjungi. 4. Setelah memperoleh jenis-jenis kerusakan dapat digunakan sebagai kajian pembahasan /diskusi kepada kelompok belajar anda atau dengan guru. e. Test formatif Bacalah pertanyaan berikut, jawab pertanyaan dengan ringkas teratur dan jelas. Dengan mengacu pada sekema rangkaian: Modul ELKA-MR.AM.004.A) 68 68
  • 102. 1. Uraikan langkah-langkah untuk menganalisa hasil pengukuran! 2. Dengan cara bagaimanakah anda, memperoleh data pengukuran dengan kondisi radio tidak normal? 3. Mungkinkah data pengukuran dijadikan bahan untuk menentukan jenis- jenis kerusakan? 4. Bagaimanakah dapat diketahui oscilator lokal dikatakan tidak bekerja? 5. Kesalahan Tegangan bias setiap transistor akan mengakibatkan radio menjadi tidak bekerja, jelaskan? f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III) g. Lembar kerja Menganalisa hasil pengukuran A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana untuk melakukan analisa data hasil pengukuran untuk memperoleh informasi jenis-jenis kerusakan. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta menganalisa dengan teliti maka Anda akan memiliki kemampuan untuk menganalisa kerusakan bagian maupun komponen yang terdapat pada pesawat radio. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 69 69
  • 103. Satu hal yang perlu diingat, perbanyak data pengukuran untuk mendapatkan hasil analisa yang benar. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan 1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo). 2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika 3. Gambar rangkaian Radio AM/FM Modul ELKA-MR.AM.004.A) 70 70
  • 104. C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk menjelaskan gejala kerusakan). 2. Buatlah tabel, Catatlah jenis kerusakan yang terdapat dari setiap bagian atau komponen. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat terhadap hubungan tombol kontrol terhadap rangkaian yang menjadi bagiannya. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil. D.Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja. E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 71 71
  • 105. Kegiatan Belajar 5: Melaksanakan Perbaikan/Reparasi Pada kegiatan belajar 4 telah diindentifikasi jenis-jenis kerusakan dan sebabkan dari komponen yang rusak. Pembelajaran selanjutnya peserta dikalat melaksanakan perbaikan/reparasi. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat trampil melakukan perbaikan/reparasi dari segala jenis kerusakan pada pesawat penerima radio. b. Uraian Materi Langkah-langkah perbaikan/reparasi pesawat tape recorder. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 72 72
  • 106. Dalam pekerjaan perbaikan/reparasi dianjurkan mengikuti langkah-langkah perbaikan /reparasi sebagai berikut: 1. PEMERIKSAAN FISIK (sebelum pesawat-radio dihidupkan): a) Apakah stelan untuk tegangan jaringan (main voltage) betul? b) Apakah polaritas baterai betul? (tidak saling tukar terminal positif/negatifnya). c)Apakah kontak–kontak baterai baik? (kontak–kontak harus bersih;tidak berkarat,dan tidak hijau oleh reaksi kimia). Bersihkan dengan kain basah air panas,kemudian dikeringkan betul. d) Apakah tak ada perkawatan putus? (ada pelawan hangus,dlsb). 2. PADA SAAT, DAN SEBENTAR SESUDAH, PESAWAT DIHIDUPKAN: a) Adakah ada bau asap? (trafo atau dioda, pelawan,terbakar). b) Apakah ada kenaikan daya yang menyolok pada jaringan umum? (diukur dengan alat ukur watt atau alat ukur ma) c)Sampai berapakah tegangan baterainya jatuh? d) Apakah kawat pijar berpijar semuanya? e) Berapakah tegangan yang ada pada kondensator tapis pencatu daya? Modul ELKA-MR.AM.004.A) 73 73
  • 107. 3. SELAMA PESAWAT HIDUP a) Pengeras suara berdengung? Dengung 100Hz ditimbulkan oleh C tapis kering (habis kapasitasnya). Dengung 50 Hz ditimbulkan oleh satu sel (dioda) perata yang rusak. (Dengung 100 Hz lebih tinggi nadanya ketimbang dengung 50 Hz). b) Pengeras suara berdesah? Ada desah, berarti penerima menangkap. c) Putarlah pengatur volume sampai maksimum, kemudian jamahlah (dengan jari) basis (atatu kisi) penguat audio. Jangkit dengung,berarti bahwa bagian ini baik. d) Putar-putarlah saklar jalur (bandswitch) (berpindah-pindah jalur frekwensi). Ada ”krak” dari pengeras suara? Ada, berarti: penyampur dan penguat frekwensi antara baik. e) Sentuh-sentuh terminal antena dengan kawat (atau obeng). Ada “krak-krak” dari pengeras suara? Ada,berarti sirkit antena baik. f) Menguji transistor/IC: kalau mencurigai transistor atau IC, ujilah alat-alat itu, atau ganti saja dengan yang baru. Untuk menguji transistor, tidak perlu melepaskanya dari sirkit; cukup mengukur-ukur tegangan kolektor dan tegangan emitornya saja. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 74 74
  • 108. Dengan alat uji transistor khusus,transistor-transistor akan dapat di uji dengan mudah, tanpa menanggalkanya dari rangkaian. alat uji yang di maksud adalah plug in circuit transistor tester. Alat uji ini akan dapat di bangun sendiri dengan mudah. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 75 75
  • 109. 4. TIDAK ADA SUARA a) Jamahlah sirkit masukan penguat audio. Timbul dengung? Kalau timbul dengung, berarti kesalahan berada di salah satu tingkat depannya detector. b) Jamahlah dengan obeng pada kisi tabung, atau basis transistor. c) Ujilah osilator. Cara menguji osilator, Osilator supaya di uji pada berbagai frekwensi, dengan memutar-mutar kondensator tala dari posisi minimum hingga maksimum (bersesuaian dengan frekwensi tertinggi hingga frekwensi terendah, di dalam satu jalur). Mungkin osilator hanya mau berguncang pada salah satu jalur saja, atau mungkin mau berguncang pada separuh belah jalur saja. d) Apakah penguat frekwensi antara berguncang? Ini dapat di tilik dengan jalan mengukur tegangan yang di hasilkan detector. Kalu penguat frekwensi antara berguncang akan ada tegangan rata di keluaran detector. Meskipun penerima sedang tidak menangkap apapun. 5. BUNYI LEMAH a) Apakah tegangan pencatu daya (baterai) terlampau rendah? Modul ELKA-MR.AM.004.A) 76 76
  • 110. b) Titik bagian audio. (berilah sinyal lewat terminal masukan untuk “pick up”. Kalau bunyi ternyata normal, berarti kesalahan berada di salah satu tingkat didepannya penguat audio. c) Titik tegangan-tegangan di penguat frekwensi antara dan di konvertor. d) Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh salah satu transformator kopling yang tergeser talaanya (tidak tepat 455 KHz). Kalau bunyi lemah terjadi hanya ada pada sesuatu bagian dari jalur frekwensi, maka penilikan dilakukan terbatas pada bagian jalur itu saja! Modul ELKA-MR.AM.004.A) 77 77
  • 111. 6. BUNYI GEMERTAKAN a) Potensiometer pengatur volume kotor atau aus. Gantilah dengan yang baru. Tidak cukup dengan hanya membersihkannya saja, karena toh akan segera gemertekan lagi! b) Periksa kondensator tala, kalau-kalau kotor. Dapat di bersihkan dengan menyemprotkan udara, atau menggesek - gesekkan kertas tipis di celah-celah kepingnya. c) Ujilah (periksa) saklar-saklar. 7. SUMBER TEGANGAN DC Baterai supaya di ukur sementara pesawat sedang hidup. (mengukur tegangan beban; bukan G.E.M baterai!) Tegangan beban yang merosot akan membangkitkan bunyi cacat, sebab: a) Terjadi kopling lewat perlawanan dalam baterai; b) Kondisi kerja transistor tergeser kebawah. Jikalau baterai di jajari kondensator-kondensator yang cukup besar, lagi pula di dalam pesawat terdapat sirkit-sirkit de kopling yang baik,maka tegangan baterai yang merosot akan tidak menimbulkan cacat yang sangat. Tetapi oleh kemerosotan tegangan itu,kepekaan penerima merosot juga. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 78 78
  • 112. Gejala-gejala yang di timbulkan oleh kemerosotan tegangan baterai adalah a.l.: 1) Kepekaan penerima berkurang (bunyi dari pneras suara menjadi lemah). Bunyi cacat. 2) Netralisasi dalam penguat frekwensi antara menjadi kurang efektif,sehingga penerima cenderung berosilasi (bercuit-cuit). 3) Bunyi dut-dut-dut. (Motorboating). Modul ELKA-MR.AM.004.A) 79 79
  • 113. 8. KONDENSATOR Kondensator elektrolit dengan kapasitas besar–besar di pakai dalam rangkaian transistor-transistor, mengingat bahwa transistor mempunyai impedansi masukan rendah-rendah. Dalam sirkit kopling, maka kondensator yang bocor akan menimbulkan cacat. kondensator yang kering merosotkan penguatan, pula frekwensi rendah-rendah audio jadi hilang. Dalam sirkit-sirkit jajaran (by pass) dan dalam tapis-tapis, maka C yang bocor menurunkan tegangan kerja dan arus kerja, hingga menimbulkan cacat. C yang kering akan menimbulkan gejala motorboat. Kondensator kertas harus mempunyai perlawanan isolasi lebih dari 50 M Ohm untuk kapasitas setiap mikro farad. (Contoh: kapasitas 0,5 mfd harus mempunyai perlawanan isolasi lebih dari 0,5 x 50 Mohm=25 Mohm,dst.). Perlawan kondensator mika dan keramik harus melebihi 100 Mohm per mfd nya. Kondensator elektrolit yang baik dengan tegangan kerja 400 Volt DC harus mempunyai perlawanan lebih dari 500 K ohm. Kondensator- kondensator elektrolit untuk tegangan-tegangan kerja kecil mempunyai perlawanan serendah-rendahnya 100 K ohm. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 80 80
  • 114. Jikalau sedang menguji kondensator elektrolit, perlulah polaritas- polaritas alat ukur Ohm di perhatikan, sebab menguji dengan polaritas- polaritas tertukar akan menimbulkan salah ukur. PERHATIAN: Kondensator–kondensator dalam penerima bertransistor lazimnya bertegangan tembus rendah–rendah (1,5.......15 Volt). Kalau mengiji alat-alat ini dengan alat ukur Ohm (ataupun alat-alat ukur lain) ingat- ingatlah, bahwa alat-alat ukur yang bersangkutan mungkin menggunakan tegangan baterai yang lebih tinggi dari tegangan tembus kondensator! c. Rangkuman Untuk dapat melaksanakan pekerjaan perbaikan/reparasi diperlukan pengetahuan yang cukup, pemahaman secara teori/prinsip kerja pesawat radio, juga diperlukan kompetensi pengoperasian alat ukur. Selain dari pada itu trampil didalam menggunakan alat mekanik; seperti Obeng, Tang, Solder. Sedangkan alat ukur terdiri; multimeter, oskiloskop, signal injektor dan alat pendukung lainnya. Tujuan akhir dari pekerjaan perbaikan/reparasi adalah dapat memperbaiki dari bermacam-macam jenis kerusakan. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 81 81
  • 115. d. Tugas Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai uraian materi 5 pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut : 1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4 orang. 2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal anda. 3. Dapatkan langkah-langkah penyelesaian praktis dalam pekerjaan perbaikan/reparasi. 4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada kelompok belajar anda. e. Test formatif Berilah tanda silang pada butir; a, b, c, dan d, untuk pernyataan yang Anda anggap benar. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 82 82
  • 116. 1. Dalam perbaikan pesawat elektronik, apakah langkah pertama dalam pemeriksaan fisik sebelum pesawat-radio dihidupkan? a. Memeriksa polaritas baterai b. Memeriksa kontak – kontak baterai c. Memeriksa perkawatan d. Memeriksa stelan untuk tegangan jaringan (main voltage) 2. Berapa besar tegangan kerja kondensator elektrolit yang baik? a. 300 volt DC c. 300 volt AC b. 400 volt DC d. 400 volt AC 3. Dan kondensator elektrolit tersebut harus mempunyai perlawanan lebih dari: a. 500 K Ohm c. 300 K Ohm b. 400 K Ohm d. 700 K Ohm 4. Apa yang dimaksud dengan plug in circuit transistor tester? a. Alat pengukur transistor b. Alat pemberi tegangan pada transistor c. Alat uji transistor d. Alat untuk memperbaiki transistor 5. Apa yang dimaksud dengan Bandswitch ? Modul ELKA-MR.AM.004.A) 83 83
  • 117. a. Saklar Jalur c. Saklar Togle b. Saklar Geser d. Saklar Push On 6. Ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 100 Hz ? a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya) c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor d. Adanya kerusakan pada speaker Modul ELKA-MR.AM.004.A) 84 84
  • 118. 7. Dan ditimbulkan oleh apa pengeras suara berdengung sebesar 50 Hz? a. Ditimbulkan oleh satu sel (Dioda) perata yang rusak b. Ditimbulkan oleh C tapis yang kering (habis kapasitasnya) c. Ditimbulkan oleh kebocoran transistor d. Adanya kerusakan pada speaker 8. Apa yang dimaksud dengan By Pass ? a. Papan sirkuit tercetak c. Sirkuit-sirkuit searah b. Sirkui-sirkuit jajaran d. Sirkuit-sirkuit setara 9. Disebabkan oleh apakah terjadinya gejala Motorboating ? a. Transistor yang bocor c. Resistor yang terbakar b. Dioda yang bocor d. Condensator yang kering 10.Bunyi lemah dapat juga ditimbulkan oleh ....... a. Transistor Kopling c. Thyristor Kopling b. Thermistor Kopling d. Transformator Kopling Modul ELKA-MR.AM.004.A) 85 85
  • 119. f. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III) g. Lembar kerja Melaksanakan Perbaikan/Reparasi A. Pengantar Lembar kerja ini berisi langkah-langkah praktek bagaimana kita dapat melaksanakan perbaikan. Jika Anda dapat melakukan langkah-langkah kerja dengan benar, serta mengamati dengan teliti maka Anda akan memiliki kemampuan dan tranpil memperbaiki jenis-jenis kerusakan dengan mengganti komponen–komponen yang rusak. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 86 86
  • 120. Satu hal yang perlu diingat, utamakan keselamatan diri Anda dan keselamatan alat. Baca kembali persiapan awal yang ada pada modul ini. Konsultasikan selalu dengan guru apa-apa yang belum Anda fahami dengan benar. B. Alat dan bahan 1. Pesawat Radio Tape Recorder (mini compo). 2. Buku manual petunjuk penggunaan pesawat elektronika 3. Multimeter, Toolkit, solder C. Langkah kerja 1. Buatlah kelompok belajar (empat orang atau lebih dalam satu kelompok, Kemudian buat diskusi untuk melaksanakan perbaikan). 2. Buatlah tabel, Catatlah gejala kerusakan yang terdapat dari setiap tombol kontrol. 3. Buat ringkasan pemahaman setiap jenis kerusakan pada pesawat radio tape recorder. 4. Buat penjelasan singkat tentang langkah-langkah perbaikan. 5. Selamat bekerja, semoga berhasil. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 87 87
  • 121. D. Kesimpulan Tulislah kesimpulan dari apa yang telah Anda lakukan berdasar lembar kerja. E. Saran Jika dianggap perlu, tulislah saran-saran yang berkaitan dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan berdasarkan petunjuk dari lembar kerja. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 88 88
  • 123. Kegiatan Belajar 6: Menguji hasil Perbaikan/Reparasi a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan: 1. Mampu menggunakan alat ukur elektronik untuk menguji langkah perbaikan yang telah dilakukan. 2. Dapat memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar prosedur operasi yang dipersyaratkan. 3. Dapat memastikan bahwa semua komponen pengganti sudah terpasang dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur perbaikan dan sesuai dengan buku petunjuk manual yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat perangkat elektronik yang diperbaiki. b. Uraian Materi Sebuah langkah perbaikan terhadap gangguan yang didapat pada suatu perangkat elektronik pada dasarnya adalah sebuah langkah yang sistematis yang menuntut ketelitian tinggi dari mekanik elektronik yang melakukan perbaikan. Dalam konteks ini adalah suatu keharusan jika kemudian seorang mekanik melakukan pengujian ulang terhadap perbaikan yang telah dilakukan. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan langkah awal Modul ELKA-MR.AM.004.A) 90 90
  • 124. perbaikan. Perbaikan sebuah penerima misalnya dilakukan mulai dari rangkaian depan (loudspeaker), kemudian dilanjutkan dengan rangkaian penguat daya, rangkaian penguat tegangan dan seterusnya. Dengan demikian pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan, dimana pengujian dilakukan dengan menggunakan multimeter, megukur tegangan pada titik-titik uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari diagram rangkaian (schematic diagram) yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat perangkat elektronik tersebut. Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan RF Generator, Frequency Counter dan Oscilloscope, sehingga diketahui sinyal input dan output dari setiap bagian serta frekuensi yang dihasilkan oleh perangkat elektronik yang telah diperbaiki sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oelh pabrik pembuatnya. Pada modul ini peserta diklat dapat melakukan pengujian/percobaan dari setiap bagian pada pesawat radio yang diperbaiki. Bagian-bagian yang akan diuji adalah: 1) RF Amplifier, 2) Osilator, 3) Mixer, 4) IF Amplifier, 5) Bandwidth Amplifier, 6) Karakteristi Dioda Detektor, 7) Detektor dengan AVC (Automatic Volume Control), 8) Audio Amplifier, 9) Power Amplifier 10) Power Supply (catu daya). Modul ELKA-MR.AM.004.A) 91 91
  • 125. c. Rangkuman 1. Langkah perbaikan pada pesawat elektronik pada dasarnya adalah sebuah langkah yang sisitematis. 2. Menguji hasil perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan langkah awal perbaikan. 3. Perbaikan sebuah penerima radio misalnya dilakukan mulai dari rangkain depan (loudspeaker). 4. Pengujian hasil perbaikan juga dimulai dari depan. 5. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan Multimeter, mengukur tegangan pada Titik-titik Uji (Test Point/TP) yang dapat dilihat dari diagram rangkain (Schematik Diagram). 6. Pengujian hasil perbaikan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Frequency Counter dan Osilloscope. d. Tugas Untuk lebih mendalami dan lebih menguasai pengujian hasil perbaikan pada modul ini, Anda sebaiknya melakukan tugas berikut: 1. Buatlah kelompok belajar, masing-masing kelompok maksimum 4 orang. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 92 92
  • 126. 2. Kunjungilah bengkel elektronika/bengkel reparasi sekitar tempat tinggal anda. 3. Dapatkan langkah-langkah pengujian secara singkat dan praktis. 4. Setelah memperoleh petunjuk praktis laporkan kepada guru untuk dijadikan bahan kajian pembahasan/diskusi kepada kelompok belajar anda. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 93 93
  • 127. e. Kunci Jawaban (Terlampir pada BAB. III) f. Lembar kerja RF Amplifier A. Tujuan Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan peserta diklat dapat: 1. Membuat kurva respon frekuensi penguat RF berdasarkan hasil pengamatan praktikum. 2. Menguji/Mengukur besar penguatan penguat tingkat RF. B. Pengantar RF amplifier adalah suatu rangkaian yg berfungsi memprkuat sinyal RF yang datang pada antena yg biasanya sangat kecil harganya. RF amplifier dasarnya ada dua jenis, yaitu RF amplifier yang berfungsi sebagai penguat tegangan dan yg berfungsi sebagai penguat daya. Tujuan utama penguat daya adalah untuk menaikkan daya outputnya dengan mengingat besarnya tegangan, sedangkan tujuan utama rangkaian penguat tegangan adalah untuk menaikkan besarnya tegangan tanpa mengingat besar dayanya. RF amplifier biasanya dapat memperkuat sinyal dengan frekuensi 30 kHz sampai 300MHz. Sirkuit penguat RF bermacam-macam Modul ELKA-MR.AM.004.A) 94 94
  • 128. variasinya, tergantung pada rangkaian daerah frekuensinya. Pada rangkaian RF, pesawat ini hanya akan memperkuat sinyal pembawa beserta kedua jalur sisinya yang berisi informasi dari suatu pemancar. RF amplifier pada pesawat ini berfungsi sebagai rangkaian konverter yang terdiri atas komponen L2,CA, dan TR1. Rangkaian tangki L dan C di sini berfungsi sebagai rangkaian penala yg akan meneruskan sinyal frekuensi resonansi yg sesuai dengan selektivitas rangkaian penala tersebut. Penguat RF (TR1) mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai penguat sinyal RF yg bervariasi tergantung pada perubahan CA. 2. Dikombinasikan dengan L3 dan CB berfunsi sebagai oksilator lokal. 3. Sebagai mixer yg mencampur sinyal RF dari pemancar dengan sinyal dari silator lokal dan menghasilkan frekuensi menengah (IF) tertentu, yaitu 455 kHz. Bila dalam kerja rangkaian pesawat ini CA dan CB diubah bersama-sama maka selish frekuensi yg dicampur akan selalu sama. Secara fisik dilakukan dengan cara memasang CA dan CB menjadi satu poros (ganged capasitor). Modul ELKA-MR.AM.004.A) 95 95
  • 129. Eout AV = E in Contoh penjelasan hal diatas sebagai berikut: Bila oscilator menghasilkan frekuensi sebesar 1455 kHz dan sinyal datang sebesar 1000 kHz, maka frekuensi menengah adalah 455 kHz. Bila CB dirubah maka sinyal oscilator akan berubah, misalnya menjadi 1555 kHz. Demikian pula karena CA berubah maka frekuensi sinyal yang ditala menjadi 1100 kHz berubah. Dengan demikian sinyal selisih IF akan tetap besarnya, yaitu 455 kHz. Karena perubahan CA dan CB terjadi bersama-sama maka rangkaian berikutnya, yaitu IF amplifier, dapat dirancang untuk bekerja frekuensi tertentu (IF = 455kHz untuk sistem AM) yang disalurkan melalui IFT-A ke TR2. Besarnya penguatan tingkat RF ini dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Dengan : Av = Besarnya penguatan tegangan rangkaian Eo = Tegangan output (Volt) Ein = Tegangan input (Volt) Kurva respon frekuensi dapat dianalisis dengan cara memvariasikan kedudukan L2 dan CA untuk daerah frekuensi yang sesuai dengan Modul ELKA-MR.AM.004.A) 96 96
  • 130. +V 12V TP17 TP4 TP3 2L TP1 1uF L3 1uF TP2 D1-D2 4148 + 01 005 C829 1k 4K7 47 390 39K gelombang pembawa beserta kedua jalur sisinya yang mengandung informasi. C. Alat dan Bahan 1. Pesawat radio super heterodyne 2. RF generator 3. Multimeter 4. Osciloscope 5. Frekuensi counter Gambar 24. Rangkaian RFconverter D. Langkah Kerja 1. Siapkan pesawat radio AM yang akan digunakan praktek pengukuran. 2. Atur kedudukan frekuensi RF generator pada posisi 1000 kHz. Modul ELKA-MR.AM.004.A) 97 97
  • 131. 3. Hubungkan kabel output generator pada antena dan grond. 4. atur posisi osciloscope untuk daerah pengukuran sekitar 1000 kHz. 5. Sambungkan kabel vertikal input pada test point dengan grond pesawat penerima. PENGUKURAN FREKUENSI RESPON 1. Hidupkan RF generator, pesawat penerma AM dan osciloscope. 2. Atur output RF generator sampai didapat output TR1 (TP2 sebesar 2 Volt/p-p) dengan terlebih dulu megatur kedudukan dial penala untuk output maksimum. 3. Atur frekuensi RF generator menjadi 1010 kHz dan catat hasil penunjukan pada osciloscope. 4. Naikan frekuensi RF generator dan catat penunjukan di osciloscope. 5. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk frekuensi RF generator sebesar 990 kHz dan 980 kHz. 6. Buatlah kurva respon rangkaian RF amplifier berdasarkan hasil langkah 3-4 dan 5. PENGUKURAN PENGUATAN RF AMPLIFIER 1. Atur kembali frekuensi RF generator pada 1000 kHz dan atur posisi output pada posisi mendekati minimum! Modul ELKA-MR.AM.004.A) 98 98