1. I. NOMOR PERCOBAAN : VII
II. NAMA PERCOBAAN : Lipid
III. TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
2. Mempelajari terjadinya reaksi hidrolisis pada
minyak oleh basa (reaksi penyabunan)
IV. DASAR TEORI
Lipid adalah penyusun penting dari makanan karena mereka adalah sumber nilai
energi tinggi. Lipid juga penting karena vitamin yang larut dalam lemak, dan asam lemak
esensial yang ditemukan dalam lemak dari makanan alami barang. Lemak tubuh berfungsi
sebagai sumber yang sangat baik energi, disimpan dalam jaringan adiposa. Mereka juga
bertindak sebagai bahan isolasi dalam jaringan subkutan dan juga terlihat di sekitar organ-
organ tertentu. Lipid dikombinasikan dengan protein adalah unsur penting dari membran
sel dan mitokondria sel. Lipid secara umum bukan makromolekul.
Lipid yang terjadi secara alami senyawa organik, umumnya dikenal sebagai minyak
dan lemak. Lipid terjadi melalui dunia tinggal di mikroorganisme, tumbuhan tingkat tinggi
dan hewan dan juga dalam semua jenis sel. Lipid berkontribusi terhadap struktur sel,
menyediakan bahan bakar yang disimpan dan juga mengambil bagian dalam berbagai
proses biologi.
Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah:
1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik
misalnya ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut “pelarut organik”;
2. Ada hubungan dengan asam lemak atau esternya;
3. Mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup
Dari rantai asam lemak didapatkan bahwa asam lemak jenuh mempunyai rantai
karbon pendek seperti asam butirat dan kaproat yang mempunyai titik lebur rendah, ini
berarti bahwa kedua asam ini berupa zat cair pada suhu kamar sedangkan makin panjang
2. rantai karbon menunjukkan makin tinggi titik leburnya. Asam palmitat dan stearat berupa
zat padat pada suhu kamar.
Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur rendah. Asam oleat mempunyai
rantai karbon sama panjang dengan asam stearat, tetapi pada suhu kamar asam oleat berupa
zat cair. Makin banyak ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya, ini dapat dilihat pada
pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat.
Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak dalam air berkurang dengan
bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam
palmitat, stearat, oleat dan linoleat tidak larut dalam air. Asam linoleat mempunyai
kelarutan dalam air sangat kecil.
Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung
dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan
gliserol dan garam karboksilat (sejenis sabun). Sabun merupakan garam (natrium) yang
mempunyai rangkaian karbon yang panjang. Reaksi dibawah ini merupakan reaksi
saponifikasi tripalmitin / trigliserida.
Sabun adalah salah satu karbon yang sangat komersial baik dari sisi penggunaan
dalam kehidupan sehari-hari maupun persaingan harga produk yang memberikan
pengembangan yang cukup baik. Sabun merupakan surfaktan yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan yang tercetak seperti
batangan.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi
saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah
(misalnya NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol. Selain C12 dan C16,
sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat
Secara umum lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berada
dalam keadaan padat. Sedangkan minyak adalah trigliserida yang dalam suhu ruang
3. berbentuk cair. Secara lebih pasti tidak ada batasan yang jelas untuk membedakan minyak
dan lemak.
Reaksi dan sifat kimia pada minyak atau lemak:
1. Esterifikasi
Proses Esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi
bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interifikasi atau penukaran estar yang didasarkan pada prinsip trans-esterifikasi Fiedel-
Craft.
2. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak
bebas dan gliserol, proses ini dibantu adanya asam, alkali, uap air, panas, dan eznim
lipolitik seperti lipase. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak yaitu
“hydrolytic rancidity” yaitu terjadi flavor dan rasa tengik pada lemak atau minyak. Hal ini
terjadi karena terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida.
Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan
kemudian gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4. Enzimatis
Enzim yang dapat menguraikan lemak atau minyak dan akan menyebabkan minyak
tersebut menjadi tengik, ketengikan itu disebut “Enzimatic rancidity” Lipase yang
bekerja memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak serta menyebabkan minyak
4. V. ALAT DAN BAHAN :
Alat : Bahan :
1. Tabung reaksi 1. Mentega 9. Amil alcohol
2. Beaker glass 2. Minyak goreng 10. Asam sulfat
3.Batang pengaduk 3. Eter 11. Susu
4.Erlenmeyer 4. Alcohol
5.Pipet tetes 5. HCL
6.Gelas ukur 6. Bensin
7.Penangas air 7. NaOH
8.Tabung sentrifugasi 8. Aquadest
5. VI. PROSEDUR PERCOBAAN
Pemeriksaan kelarutan lemak
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering
2. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng, kemudian
dicampurkan dengan bahan sebagai berikut :
- Tabung I : ditambah dengan 1 ml air
- Tabung II : ditambah dengan 1 ml bensin
- Tabung III : ditambah dengan 1 ml alcohol 96%
- Tabung IV : ditambah dengan 1 ml eter
- Tabung V : ditambah dengan 1 ml NaOH I N
3. Aduk-aduk sampai homogen. Diamkan beberapa menit dan amati serta cata
perubahan yang terjadi
4. Ulangi percobaan diatas dengan memakai susu dan mentega sebagai sumber
lipid.
Reaksi penyabunan dan sifat-sifat asam lemak
1. 5 gram (ml) minyak goreng dimasukkan kedalam beker gelas kemudian
ditambahkan NaOH I N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 700C
sebanyak 5 X 0,142 g = 1,71 g (yang terdapat dalam sekitar 42 ml I N NaOH).
Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk sabun. Kedalam larutan
2. Sabun yang telah terbentuk ditambahkan HCl I N kemudian diamati apa yang
terjadi.
Kedalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau
alcohol 96% dan diamati apa yang terjadi.
6. VIII. HASIL PENGAMATAN
a. Pemeriksaan kelarutan lemak
Sampel Pereaksi Hasil pengamatan Keterangan
1 ml Minyak Goreng 1 ml Air Tidak Larut, Terbentuk 2
Fase
Tidak larut
1 ml Minyak Goreng 1 ml Bensin Larut Larut
1 ml Minyak Goreng 1 ml
Alkohol
Tidak Larut, Terbentuk 2
Fase
Tidak larut
1 ml Minyak Goreng 1 ml Eter Larut Larut
1 ml Minyak Goreng 1 ml NaOH Tidak Larut, Terbentuk 2
Fase
Tidak larut
Sampel Pereaksi Hasil pengamatan Keterangan
1 ml Mentega 1 ml Air Terbentuk 2 Fase Tidak larut
1 ml Mentega 1 ml Bensin larut Larut
1 ml Mentega 1 ml Alkohol Terbentuk 2 Fase Tidak larut
1 ml Mentega 1 ml Eter 1 Larut Larut dan
terelmulsi
1 ml Mentega ml NaOH Terbentuk 2 Fase Tidak larut
Sampel Pereaksi Hasil pengamatan Keterangan
1 ml minyak ikan 1 ml Air Larut Larut
1 ml minyak ikan 1 ml Bensin Terbentuk 2 Fase Tidak larut
1 ml minyak ikan 1 ml Alkohol Larut Larut
1 ml minyak ikan ml Eter Larut Larut
1 ml minyak ikan 1 ml NaOH 1 Larut Larut
7. Sampel Pereaksi Hasil pengamatan Keterangan
1 ml susu 1 ml Air Larut Larut
1 ml susu 1 ml Bensin Terbentuk 2 Fase Tidak Larut
1 ml susu 1 ml Alkohol Larut Larut
1 ml susu 1 ml NaOH Tidak Larut, Terbentuk 2 Fase Larut
1 ml susu 1 ml Eter Larut
b. Reaksi penyabunan dan sifat sifat asam lemak
Sampel Hasil pengamatan Keterangan
Minyak goreng Minyak goreng(kuning) + NaOH 42ml(bening)
terdapat gelembung,2 lapisan + 5ml
HCl(bening) + 5ml alcohol(bening) 2
fase terdapat gelembung
Terbentuk sabun
mentega Mentega(kuning) + NaOH 42ml (bening)
terdapat gelembung,2 lapisan + 5ml
HCl(bening) + 5ml alcohol(bening) 2
fase terdapat gelembung
Terbentuk sabun
8. IX. REAKSI
Uji kelarutan lemak
Kelarutan minyak dalam NaOH :
(C17H33COO)3C3H5 + 3NaOH → 3C17H33COONa + C3H8O3
Kelarutan minyak dalam bensin :
(C17H33COO)3C3H5 + C8H18 → 3C17H33COOC8H18 + C2H5
Kelarutan minyak dalam air :
(C17H33COO)3C3H5 + H2O → (C17H33COO)3C3H5 + H2O
Kelarutan minyak dalam alcohol :
(C17H33COO)3C3H5 + C2H5OH → (C17H33COO)3C3H5 + C2H5OH
Reaksi penyabunan dan sifat-sifat asam lemak
(C17H33COO)3C3H5 + 3NaOH → 3C17H33COONa + C3H8O3
Minyak goreng Sabun Gliserol
9. X. PEMBAHASAN
Percobaan ini mengenai lipid, untuk menguji kelarutan lemak, serta reaksi
penyabunan. Pada percobaan pertama, yaitu uji kelarutan minyak goreng dan mentega yang
direaksikan dengan berbagai macam pereaksi/pelarut yaitu air, bensin, alcohol, NaOH, dan
eter. Minyak goreng yang direaksikan dengan air terbantuk 2 fase atau tidak larut, minyak
yang direaksikan dengan alcohol dan NaOH juga tebentuk 2 fase atau tidak larut.sedangkan
minyak yang dilarutkan dengan eter dan bensin larut.
Percobaan selanjutnya menggunakan sampel mentega, dengan pelarut eter dan
bensin mentega dapat larut, sedangkan dengan pelarut air,alcohol, dan NaOH mentega
membentuk 2 fase atau tidak larut.
Percobaan menggunakan sampel minyak ikan pada pelarut bensin, minyak ikan
tidak larut sedangkan menggunkan pelarut air, lakohol,eter,dan NaOH hasilnya larut. Hal
yang sama Pada sampel susu, menggunakan pelarut bensin terbentuk 2 fase atau tidak larut.
Sedangkan saat direaksikan dengan pelarut lainnya. Sampel tidak larut.
Secara teori, lipid merupakan sekumpulan senyawa biomolekul yang dapat larut
dalam pelarut-pelarut organik nonpolar seperti kloroform, eter, benzene, aseton, dan
petroleum eter. Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan minyak
goreng dan mentega hanya larut dengan bensin dan eter dan tidak larut dengan air, alcohol,
dan NaOH. hasil percobaan ini membuktikan bahwa lipid larut dalam kloroform karena
kloroform merupakan pelarut non polar sedangkan alcohol tidak karena alcohol merupakan
pelarut polar begitu pula dengan alkali
Pada percobaan kedua, yaitu reaksi penyabunan. Minyak goreng dan mentega
direaksikan dengan NaOH sambil dilakukan pemanasan. Asam lemak bila bergabung
dengan alkali (KOH/NaOH) akan membentuk sabun, yang berfungsi sebagai emuglator.
Dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (NaOH) maka senyawa lemak akan
membentuk gliserol dan sabun atau garam asam lemak.Menurut teori, lemak dan minyak
10. dapat terhidrolisis dengan bantuan basa kuat, seperti NaOH atau KOH melalui pemanasan
dan menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Sabun yang terbentuk dari sampel minyak lebih banyak bila dibandingkan dengan
sabun dari sampel mentega. Karena minyak goreng atau minyak sawit memiliki kadar
lemak jenuh yang tinggi.
XI. KESIMPULAN
1. Lipid larut dalam pelarut organik yang bersifat nonpolar
2. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil apabila dibiarkan,
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
3. Pada reaksi penyabunan dihasilkan campuran gliserol dan sabun, reaksi positif
ditandai dengan munculnya busa dan lama-kelamaan alcohol akan menguap.
4. Sabun yang terbuat dari miyak lebih banyak dibandingkan dari mentega.
5. Minyak terbuat dari minyak goreng lebih banyak dari sabun yang terbuat dari
mentega.
11. XII. DAFTAR PUSTAKA
Aen,andri than ang. Penyabunan. https://www.academia.edu/2042797/ PENYABUNAN_
New. Diakses pada 22 november 2014
Dianti,sri.2013. Pengertian dan Ciri Lipid http://www.sridianti.com/pengertian-dan-ciri-
lipid.html. Diakses pada 22 november 2014
Pahzal,ahmad.2012. Pengertian Lipid dan Klasifikasi Lipid.http:// apahzal.blogspot.
com/2012/03/all-about-lipid.html. Diakses pada 22 november 2014
Veronika.2012. Llipid biokimia. http://veronikafoju.wordpress.com/i-love-biology/
biokimia /biokimia-lipid/. Diakses pada 22 november 2014