SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Descargar para leer sin conexión
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
    BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN



                                SALINAN

        PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
                   DAN LEMBAGA KEUANGAN

                        NOMOR: PER- 03 /BL/2007

                                TENTANG

        KEGIATAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN
                       PRINSIP SYARIAH

                KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL
                     DAN LEMBAGA KEUANGAN,

Menimbang       : a. bahwa industri perusahaan pembiayaan memerlukan
                     keragaman sumber pembiayaan dan investasi, termasuk
                     melalui sumber pembiayaan dan investasi yang didasarkan
                     pada Syariat Islam;
                  b. bahwa dalam rangka memberikan kerangka hukum yang
                     memadai terhadap sumber pendanaan bagi perusahaan
                     pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, maka dipandang
                     perlu untuk menetapkan Peraturan Bapepam dan Lembaga
                     Keuangan tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan
                     Berdasarkan Prinsip Syariah;
Mengingat       : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
                     Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor
                     106 Tahun 2007);
                  2. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang
                     Lembaga Pembiayaan (Lembaran Negara Republik
                     Indonesia Tahun 1988 Nomor 53);
                  3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
                  4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991
                     tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing);
                  5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006
                     tentang Perusahaan Pembiayaan;
Memperhatikan   : Surat Dewan Syariah Nasional–Majelis Ulama Indonesia (DSN-
                  MUI) Nomor: B-323/DSN-MUI/XI/2007 tanggal 29 Nopember
                  2007 perihal Pernyataan DSN-MUI Atas Peraturan Bapepam
                  dan LK;

                                       MEMUTUSKAN:

Menetapkan      : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR
                  MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG
                  KEGIATAN      PERUSAHAAN     PEMBIAYAAN
                  BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                            -2-

                                     BAB I

                             KETENTUAN UMUM
                                    Pasal 1

          Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
          1. Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pengalihan
             piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut
             pengurusan atas piutang tersebut sesuai dengan Prinsip
             Syariah.
          2. Dewan Pengawas Syariah adalah badan yang ditunjuk oleh
             Dewan Syariah Nasional yang ditempatkan di lembaga
             keuangan atau bisnis syariah yang bertugas mengawasi
             kegiatan usaha perusahaan agar sesuai dengan Prinsip
             Syariah.
          3. Dewan Syariah Nasional adalah Dewan yang dibentuk oleh
             Majelis Ulama Indonesia untuk menangani masalah-
             masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga
             keuangan syariah, yang selanjutnya disebut DSN-MUI.
          4. Ketua adalah Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
             Lembaga Keuangan.
          5. Menteri adalah Menteri Keuangan.
          6. Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) adalah kegiatan
             pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan
             kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran
             sesuai dengan Prinsip Syariah.
          7. Perusahaan Pembiayaan adalah Perusahaan Pembiayaan
             sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
             Keuangan tentang Perusahaan Pembiayaan.
          8. Prinsip Syariah adalah ketentuan hukum Islam yang
             menjadi pedoman dalam kegiatan operasional perusahaan
             dan transaksi antara lembaga keuangan atau lembaga bisnis
             syariah dengan pihak lain yang telah dan akan diatur oleh
             DSN-MUI.
          9. Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan
             dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa
             guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa
             guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk
             digunakan oleh penyewa guna usaha (Lessee) selama jangka
             waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran
             sesuai dengan Prinsip Syariah.
          10. Usaha Kartu Kredit (Credit Card) adalah fasilitas jaminan
              pembayaran untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan
              menggunakan kartu kredit sesuai dengan Prinsip Syariah.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                               -3-


                                         BAB II

           SUMBER PENDANAAN DAN KEGIATAN PEMBIAYAAN
                                      Bagian Pertama
                                 Sumber Pendanaan
                                         Pasal 2

          (1) Sumber pendanaan bagi Perusahaan Pembiayaan yang
              melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah
              wajib diperoleh berdasarkan Prinsip Syariah.
          (2) Sumber    pendanaan   berdasarkan     Prinsip    Syariah
              sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh Perusahaan
              Pembiayaan melalui:
             a. Pendanaan            Mudharabah    Mutlaqah     (unrestricted
                investment);
             b. Pendanaan        Mudharabah        Muqayyadah     (restricted
                investment);
             c. Pendanaan Mudharabah Musytarakah;
             d. Pendanaan Musyarakah (Equity participation); dan
             e. Pendanaan lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah.

                                         Pasal 3

          (1) Pendanaan Mudharabah Mutlaqah diperoleh Perusahaan
              Pembiayaan melalui akad kerja sama dengan pihak lain
              yang bertindak sebagai penyandang dana (shahibul mal),
              dimana shahibul mal tersebut membiayai 100% (seratus
              perseratus) modal kegiatan pembiayaan untuk proyek yang
              tidak ditentukan oleh Perusahan Pembiayaan, dan
              keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang
              dituangkan dalam akad.
          (2) Pendanaan Mudharabah Muqayyadah diperoleh Perusahaan
              Pembiayaan melalui akad kerja sama dengan pihak lain
              yang bertindak sebagai penyandang dana (shahibul mal), di
              mana shahibul mal tersebut membiayai 100% (seratus
              perseratus) modal kegiatan pembiayaan untuk proyek yang
              telah ditentukan oleh Perusahan Pembiayaan, dan
              keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang
              dituangkan dalam akad.
          (3) Pendanaan Mudharabah Musytarakah diperoleh Perusahaan
              Pembiayaan melalui akad kerja sama dengan pihak lain
              yang bertindak sebagai penyandang dana (shahibul mal),
              dimana shahibul mal dan Perusahaan Pembiayaan selaku
              pengelola (mudharib) turut menyertakan modalnya dalam
              kerja sama investasi dan keuntungan usaha dibagi sesuai
              kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                               -4-

          (4) Pendanaan Musyarakah diperoleh Perusahaan Pembiayaan
              melalui akad kerja sama dengan pihak lain untuk usaha
              tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan
              kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan
              risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
              yang dituangkan dalam akad.

                                       Pasal 4

          Sumber pendanaan berdasarkan Prinsip Syariah yang
          diperoleh Perusahaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud
          dalam Pasal 2 dan Pasal 3 wajib diperhitungkan sebagai
          komponen dalam menghitung gearing ratio Perusahaan
          Pembiayaan.

                                     Bagian Kedua
                                Kegiatan Pembiayaan
                                       Pasal 5

          Setiap Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan
          usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib menyalurkan dana
          untuk kegiatan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah

                                       Pasal 6

          Kegiatan   pembiayaan    berdasarkan     Prinsip    Syariah
          sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah:
          a. Sewa Guna Usaha, yang dilakukan berdasarkan:
             1) Ijarah; atau
             2) Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
          b. Anjak Piutang, yang dilakukan berdasarkan akad Wakalah
             bil Ujrah.
          c. Pembiayaan Konsumen, yang dilakukan berdasarkan:
             1) Murabahah;
             2) Salam; atau
             3) Istishna’.
          d. Usaha Kartu Kredit yang dilakukan sesuai dengan Prinsip
             Syariah.
          e. Kegiatan pembiayaan lainnya yang dilakukan sesuai
             dengan Prinsip Syariah.

                                       Pasal 7

          Kegiatan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang tidak
          diatur dalam Pasal 6 hanya dapat dilakukan setelah mendapat
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                              -5-
          opini Dewan Pengawas Syariah dan disetujui oleh Ketua.

                                      Pasal 8

          (1) Ijarah dalam pembiayaan Sewa Guna Usaha adalah akad
              penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat)
              atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan
              pembayaran sewa (ujrah), antara Perusahaan Pembiayaan
              sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir)
              tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.
          (2) Ijarah Muntahiyah Bittamlik adalah akad penyaluran dana
              untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang
              dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)
              antara Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi sewa
              (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi
              pemindahan hak milik atas barang yang disewa kepada
              penyewa setelah selesai masa sewa.
          (3) Wakalah bil Ujra adalah pelimpahan kuasa oleh satu pihak
              (al muwakkil) kepada pihak lain (al wakil) dalam hal-hal yang
              boleh diwakilkan dengan pemberian keuntungan (ujrah).
          (4) Murabahah adalah akad pembiayaan untuk pengadaan
              suatu barang dengan menegaskan harga belinya (harga
              perolehan) kepada pembeli dan pembeli membayarnya
              secara angsuran dengan harga lebih sebagai laba.
          (5) Salam adalah akad pembiayaan untuk pengadaan suatu
              barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga
              lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati
              para pihak.
          (6) Istishna’ adalah akad pembiayaan untuk pemesanan
              pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
              tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli,
              mustashni`) dan penjual (pembuat, shani`) dengan harga
              yang disepakati bersama oleh para pihak.

                                      Pasal 9

          (1) Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang disalurkan
              oleh Perusahaan Pembiayaan dapat merupakan komponen
              investasi, piutang pembiayaan, atau piutang sewa.
          (2) Komponen investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
              akan diperhitungkan sebagai pembandingan dengan total
              aktiva Perusahaan Pembiayaan yang paling kurang 40 %
              (empat puluh perseratus).
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                            -6-



                                    BAB III

                        DEWAN PENGAWAS SYARIAH
                                   Pasal 10

          (1) Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha
              berdasarkan Prinsip Syariah wajib memiliki Dewan
              Pengawas Syariah yang terdiri dari paling kurang 2 (dua)
              orang anggota dan satu orang ketua.
          (2) Anggota Dewan Pengawas Syariah diangkat dalam rapat
              umum pemegang saham atas rekomendasi Majelis Ulama
              Indonesia.
          (3) Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat
              dan saran kepada direksi, mengawasi aspek syariah
              kegiatan operasional Perusahaan Pembiayaan dan sebagai
              mediator antara Perusahaan Pembiayaan dengan DSN-
              MUI.


                                    BAB IV

                                  PELAPORAN
                                   Pasal 11

          (1) Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan
              berdasarkan Prinsip Syariah wajib melaporkan kegiatannya
              kepada Ketua dengan menggunakan formulir A, formulir
              B, formulir C, formulir D, dan formulir E Lampiran 1
              Peraturan ini.
          (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
              mendapatkan pernyataan kesesuaian Syariah oleh Dewan
              Pengawas Syariah yang dengan tembusan kepada DSN-
              MUI.
          (3) Dokumen laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
              disampaikan kepada Menteri c.q. Biro Pembiayaan dan
              Penjaminan dengan tembusan kepada Bank Indonesia c.q.
              Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter-Bagian Statistik
              Moneter disertai dengan softcopy yang disimpan dalam
              media penyimpanan disket atau compact disc.


                                   Pasal 12

          (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
              wajib disampaikan paling lambat tanggal 10 setiap bulan.
          (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
              wajib disampaikan secara lengkap dan benar.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
      BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

                                       -7-


                                                BAB V

                                               SANKSI
                                               Pasal 13
                     Pelanggaran terhadap Peraturan ini akan dikenakan sanksi
                     sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
                     Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahan Pembiayaan.

                                               BAB VI

                                     KETENTUAN PERALIHAN
                                               Pasal 14

                     Perusahaan Pembiayaan yang telah melaksanakan kegiatan
                     usaha berdasarkan Prinsip Syariah sebelum Peraturan ini
                     ditetapkan, wajib menyesuaikan pelaporan kegiatannya
                     dengan peraturan ini paling lama 1 (satu) tahun sejak
                     peraturan ini ditetapkan.

                                      KETENTUAN PENUTUP
                                               Pasal 15

                    Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

                    Agar    setiap   orang    mengetahuinya, memerintahkan
                    pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam
                    Berita Negara Republik Indonesia.


                                         Ditetapkan di      :   Jakarta
                                         pada tanggal       :   10 Desember 2007

                                         Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
                                         dan Lembaga Keuangan

                                         ttd


                                         A. Fuad Rahmany
                                         NIP 060063058
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Umum


ttd

Prasetyo Wahyu Adi Suryo
NIP 060076008

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'Murabahah salam istishna'
Murabahah salam istishna'
 
transaksi dan akad dalam bank syariah
transaksi dan akad dalam bank syariahtransaksi dan akad dalam bank syariah
transaksi dan akad dalam bank syariah
 
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariahSistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
Sistem, jenis dan mendapatkan pembiayaan bank syariah
 
Psak 107 ijarah
Psak 107 ijarahPsak 107 ijarah
Psak 107 ijarah
 
Kodifikasi produk perbankan syariah
Kodifikasi produk perbankan syariahKodifikasi produk perbankan syariah
Kodifikasi produk perbankan syariah
 
Akad akad syariah
Akad akad syariahAkad akad syariah
Akad akad syariah
 
Psak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkahPsak 106 musyarkah
Psak 106 musyarkah
 
Kel.6 ijarah
Kel.6 ijarahKel.6 ijarah
Kel.6 ijarah
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
Makalahmanajemenpembiayaanbanksyariah 150314224956-conversion-gate01
Makalahmanajemenpembiayaanbanksyariah 150314224956-conversion-gate01Makalahmanajemenpembiayaanbanksyariah 150314224956-conversion-gate01
Makalahmanajemenpembiayaanbanksyariah 150314224956-conversion-gate01
 
Ppt pegadaian
Ppt pegadaianPpt pegadaian
Ppt pegadaian
 
Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3Akad akad dalam bank syariah bab3
Akad akad dalam bank syariah bab3
 
Dasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ahDasar-dasar transaksi syari'ah
Dasar-dasar transaksi syari'ah
 
Leasing Syariah
Leasing SyariahLeasing Syariah
Leasing Syariah
 
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
 
Perbankan Syariah
Perbankan SyariahPerbankan Syariah
Perbankan Syariah
 
Manajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariahManajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariah
 
Psak 103 salam
Psak 103 salamPsak 103 salam
Psak 103 salam
 
Lembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan SyariahLembaga Keuangan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
 

Similar a KEUANGAN SYARIAH

Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Manajemen Bank Syariah
Manajemen Bank SyariahManajemen Bank Syariah
Manajemen Bank SyariahDwi Anita
 
Bank syariah ; antara teori dan realita
Bank syariah ; antara teori dan realitaBank syariah ; antara teori dan realita
Bank syariah ; antara teori dan realitaShidiq040690
 
Modal ventura syariah
Modal ventura syariahModal ventura syariah
Modal ventura syariahErik Nugroho
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahImba Alfiani
 
Sistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahSistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahAkadusyifa .
 
Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2
Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2
Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2PELANGI ANGGITA
 
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariahInstitusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariahmasids
 
Pegadaian syari'ah
Pegadaian syari'ahPegadaian syari'ah
Pegadaian syari'ahISID
 
HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...
HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...
HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...nabilasafitr
 
Sistem dan operasional bank syariah
Sistem dan operasional bank syariahSistem dan operasional bank syariah
Sistem dan operasional bank syariahJefik Zulfikar
 
2. Perusahaan Pembiayaan.pptx
2. Perusahaan Pembiayaan.pptx2. Perusahaan Pembiayaan.pptx
2. Perusahaan Pembiayaan.pptxdonihasmanto
 
Presentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptx
Presentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptxPresentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptx
Presentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptxTatangAnantatur2
 
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 20185. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018Novi Siti
 

Similar a KEUANGAN SYARIAH (20)

Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007Akad syariah per no 04_tahun_2007
Akad syariah per no 04_tahun_2007
 
Uu no 1_2016 (1)
Uu no 1_2016 (1)Uu no 1_2016 (1)
Uu no 1_2016 (1)
 
Manajemen Bank Syariah
Manajemen Bank SyariahManajemen Bank Syariah
Manajemen Bank Syariah
 
Bank syariah ; antara teori dan realita
Bank syariah ; antara teori dan realitaBank syariah ; antara teori dan realita
Bank syariah ; antara teori dan realita
 
Modal ventura syariah
Modal ventura syariahModal ventura syariah
Modal ventura syariah
 
Analisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariahAnalisis laporan keuangan bank syariah
Analisis laporan keuangan bank syariah
 
modal ventura syariah
modal ventura syariahmodal ventura syariah
modal ventura syariah
 
Materi 05
Materi 05Materi 05
Materi 05
 
Sistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariahSistem pembiayaan keuangan syariah
Sistem pembiayaan keuangan syariah
 
Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2
Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2
Kelompok 7 perbankan syariah tugas 2
 
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankanUu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
Uu nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan
 
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariahInstitusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
Institusi pendukung-lembaga-keuangan-syariah
 
Pegadaian syari'ah
Pegadaian syari'ahPegadaian syari'ah
Pegadaian syari'ah
 
HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...
HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...
HBL 12, Nabila Safitri, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas ...
 
Sistem dan operasional bank syariah
Sistem dan operasional bank syariahSistem dan operasional bank syariah
Sistem dan operasional bank syariah
 
2. Perusahaan Pembiayaan.pptx
2. Perusahaan Pembiayaan.pptx2. Perusahaan Pembiayaan.pptx
2. Perusahaan Pembiayaan.pptx
 
Presentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptx
Presentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptxPresentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptx
Presentasi akad akad MUDHARABAH NEW.pptx
 
Uu 10 th 98
Uu 10 th 98Uu 10 th 98
Uu 10 th 98
 
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 20185. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
5. hbl, novi siti , hapzi ali, aspek hukum lembaga pembiayaan, 2018
 
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
 

Más de ELJUNI EDIN GIRSANG

Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Appendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinanceAppendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinanceELJUNI EDIN GIRSANG
 
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Contoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinanceContoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinanceELJUNI EDIN GIRSANG
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...ELJUNI EDIN GIRSANG
 
Sarana multigriya financial company profile
Sarana multigriya financial company profileSarana multigriya financial company profile
Sarana multigriya financial company profileELJUNI EDIN GIRSANG
 

Más de ELJUNI EDIN GIRSANG (20)

Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
Jadwal pembayaran bunga obligasi v wom finance tahun 2011
 
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
Peraturan bank indonesia (pbi) tentang alat pembayaran menggunakan kartu (apmk)
 
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
Susunan manajemen adira dinamika multi finance 2011
 
Wom honda
Wom hondaWom honda
Wom honda
 
Wom suzuki
Wom suzukiWom suzuki
Wom suzuki
 
Wom kawasaki
Wom kawasakiWom kawasaki
Wom kawasaki
 
Wom tvs
Wom tvsWom tvs
Wom tvs
 
Wom bajaj
Wom bajajWom bajaj
Wom bajaj
 
Wom yamaha
Wom yamahaWom yamaha
Wom yamaha
 
Appendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinanceAppendix task for surveyor multifinance
Appendix task for surveyor multifinance
 
Surveyor Multifinance
Surveyor Multifinance Surveyor Multifinance
Surveyor Multifinance
 
PSAK No 51
PSAK No 51PSAK No 51
PSAK No 51
 
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
Peraturan bapepam lk nomor ix.l.1
 
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
Undang undang fiducia no. 42 tahun 1999
 
Contoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinanceContoh cv fit n proper test multifinance
Contoh cv fit n proper test multifinance
 
Sosialisas fit n_proper_1
Sosialisas  fit n_proper_1Sosialisas  fit n_proper_1
Sosialisas fit n_proper_1
 
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
Peraturan presiden republik indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang lembaga pemb...
 
Artha buana
Artha buanaArtha buana
Artha buana
 
Sarana multigriya financial company profile
Sarana multigriya financial company profileSarana multigriya financial company profile
Sarana multigriya financial company profile
 
BFI INDONESIA
BFI INDONESIABFI INDONESIA
BFI INDONESIA
 

KEUANGAN SYARIAH

  • 1. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 03 /BL/2007 TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa industri perusahaan pembiayaan memerlukan keragaman sumber pembiayaan dan investasi, termasuk melalui sumber pembiayaan dan investasi yang didasarkan pada Syariat Islam; b. bahwa dalam rangka memberikan kerangka hukum yang memadai terhadap sumber pendanaan bagi perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, maka dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan tentang Kegiatan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 106 Tahun 2007); 2. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 53); 3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing); 5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan; Memperhatikan : Surat Dewan Syariah Nasional–Majelis Ulama Indonesia (DSN- MUI) Nomor: B-323/DSN-MUI/XI/2007 tanggal 29 Nopember 2007 perihal Pernyataan DSN-MUI Atas Peraturan Bapepam dan LK; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN TENTANG KEGIATAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH.
  • 2. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan pengalihan piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut sesuai dengan Prinsip Syariah. 2. Dewan Pengawas Syariah adalah badan yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional yang ditempatkan di lembaga keuangan atau bisnis syariah yang bertugas mengawasi kegiatan usaha perusahaan agar sesuai dengan Prinsip Syariah. 3. Dewan Syariah Nasional adalah Dewan yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia untuk menangani masalah- masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan syariah, yang selanjutnya disebut DSN-MUI. 4. Ketua adalah Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. 5. Menteri adalah Menteri Keuangan. 6. Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance) adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan Prinsip Syariah. 7. Perusahaan Pembiayaan adalah Perusahaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Perusahaan Pembiayaan. 8. Prinsip Syariah adalah ketentuan hukum Islam yang menjadi pedoman dalam kegiatan operasional perusahaan dan transaksi antara lembaga keuangan atau lembaga bisnis syariah dengan pihak lain yang telah dan akan diatur oleh DSN-MUI. 9. Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran sesuai dengan Prinsip Syariah. 10. Usaha Kartu Kredit (Credit Card) adalah fasilitas jaminan pembayaran untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan menggunakan kartu kredit sesuai dengan Prinsip Syariah.
  • 3. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -3- BAB II SUMBER PENDANAAN DAN KEGIATAN PEMBIAYAAN Bagian Pertama Sumber Pendanaan Pasal 2 (1) Sumber pendanaan bagi Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib diperoleh berdasarkan Prinsip Syariah. (2) Sumber pendanaan berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh Perusahaan Pembiayaan melalui: a. Pendanaan Mudharabah Mutlaqah (unrestricted investment); b. Pendanaan Mudharabah Muqayyadah (restricted investment); c. Pendanaan Mudharabah Musytarakah; d. Pendanaan Musyarakah (Equity participation); dan e. Pendanaan lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah. Pasal 3 (1) Pendanaan Mudharabah Mutlaqah diperoleh Perusahaan Pembiayaan melalui akad kerja sama dengan pihak lain yang bertindak sebagai penyandang dana (shahibul mal), dimana shahibul mal tersebut membiayai 100% (seratus perseratus) modal kegiatan pembiayaan untuk proyek yang tidak ditentukan oleh Perusahan Pembiayaan, dan keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam akad. (2) Pendanaan Mudharabah Muqayyadah diperoleh Perusahaan Pembiayaan melalui akad kerja sama dengan pihak lain yang bertindak sebagai penyandang dana (shahibul mal), di mana shahibul mal tersebut membiayai 100% (seratus perseratus) modal kegiatan pembiayaan untuk proyek yang telah ditentukan oleh Perusahan Pembiayaan, dan keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam akad. (3) Pendanaan Mudharabah Musytarakah diperoleh Perusahaan Pembiayaan melalui akad kerja sama dengan pihak lain yang bertindak sebagai penyandang dana (shahibul mal), dimana shahibul mal dan Perusahaan Pembiayaan selaku pengelola (mudharib) turut menyertakan modalnya dalam kerja sama investasi dan keuntungan usaha dibagi sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
  • 4. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -4- (4) Pendanaan Musyarakah diperoleh Perusahaan Pembiayaan melalui akad kerja sama dengan pihak lain untuk usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad. Pasal 4 Sumber pendanaan berdasarkan Prinsip Syariah yang diperoleh Perusahaan Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 wajib diperhitungkan sebagai komponen dalam menghitung gearing ratio Perusahaan Pembiayaan. Bagian Kedua Kegiatan Pembiayaan Pasal 5 Setiap Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib menyalurkan dana untuk kegiatan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah Pasal 6 Kegiatan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 adalah: a. Sewa Guna Usaha, yang dilakukan berdasarkan: 1) Ijarah; atau 2) Ijarah Muntahiyah Bittamlik. b. Anjak Piutang, yang dilakukan berdasarkan akad Wakalah bil Ujrah. c. Pembiayaan Konsumen, yang dilakukan berdasarkan: 1) Murabahah; 2) Salam; atau 3) Istishna’. d. Usaha Kartu Kredit yang dilakukan sesuai dengan Prinsip Syariah. e. Kegiatan pembiayaan lainnya yang dilakukan sesuai dengan Prinsip Syariah. Pasal 7 Kegiatan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang tidak diatur dalam Pasal 6 hanya dapat dilakukan setelah mendapat
  • 5. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -5- opini Dewan Pengawas Syariah dan disetujui oleh Ketua. Pasal 8 (1) Ijarah dalam pembiayaan Sewa Guna Usaha adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri. (2) Ijarah Muntahiyah Bittamlik adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) antara Perusahaan Pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) disertai opsi pemindahan hak milik atas barang yang disewa kepada penyewa setelah selesai masa sewa. (3) Wakalah bil Ujra adalah pelimpahan kuasa oleh satu pihak (al muwakkil) kepada pihak lain (al wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan dengan pemberian keuntungan (ujrah). (4) Murabahah adalah akad pembiayaan untuk pengadaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya (harga perolehan) kepada pembeli dan pembeli membayarnya secara angsuran dengan harga lebih sebagai laba. (5) Salam adalah akad pembiayaan untuk pengadaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati para pihak. (6) Istishna’ adalah akad pembiayaan untuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni`) dan penjual (pembuat, shani`) dengan harga yang disepakati bersama oleh para pihak. Pasal 9 (1) Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang disalurkan oleh Perusahaan Pembiayaan dapat merupakan komponen investasi, piutang pembiayaan, atau piutang sewa. (2) Komponen investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diperhitungkan sebagai pembandingan dengan total aktiva Perusahaan Pembiayaan yang paling kurang 40 % (empat puluh perseratus).
  • 6. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -6- BAB III DEWAN PENGAWAS SYARIAH Pasal 10 (1) Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari paling kurang 2 (dua) orang anggota dan satu orang ketua. (2) Anggota Dewan Pengawas Syariah diangkat dalam rapat umum pemegang saham atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. (3) Dewan Pengawas Syariah bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi, mengawasi aspek syariah kegiatan operasional Perusahaan Pembiayaan dan sebagai mediator antara Perusahaan Pembiayaan dengan DSN- MUI. BAB IV PELAPORAN Pasal 11 (1) Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah wajib melaporkan kegiatannya kepada Ketua dengan menggunakan formulir A, formulir B, formulir C, formulir D, dan formulir E Lampiran 1 Peraturan ini. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan pernyataan kesesuaian Syariah oleh Dewan Pengawas Syariah yang dengan tembusan kepada DSN- MUI. (3) Dokumen laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri c.q. Biro Pembiayaan dan Penjaminan dengan tembusan kepada Bank Indonesia c.q. Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter-Bagian Statistik Moneter disertai dengan softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan disket atau compact disc. Pasal 12 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) wajib disampaikan paling lambat tanggal 10 setiap bulan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) wajib disampaikan secara lengkap dan benar.
  • 7. DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN -7- BAB V SANKSI Pasal 13 Pelanggaran terhadap Peraturan ini akan dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahan Pembiayaan. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 Perusahaan Pembiayaan yang telah melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah sebelum Peraturan ini ditetapkan, wajib menyesuaikan pelaporan kegiatannya dengan peraturan ini paling lama 1 (satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan. KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 10 Desember 2007 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ttd A. Fuad Rahmany NIP 060063058 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Umum ttd Prasetyo Wahyu Adi Suryo NIP 060076008