2. Beberapa pendapat para ahli:
1. Sigmund Neumann memberikan batasan partai politik sebagi
berikut : “ partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri
dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu
mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian
kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh
dukungan rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai
pandangan yang berbeda-beda.
Dengan demikian partai politik merupakan perantara yang besar
yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi-ideologi
sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang
mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik
yang lebih luas “.
1. R.H. Soltau partai politik adalah sekelompok warga negara yang
sedikit banyak teroganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan
politik dan yang – dengan memanfaatkan kekuasasannya untuk
memilih – bertujuan menguasai pemerintah dan melaksanakan
kekuaasaan umum mereka. “
( A group of citizens more or less organized, who act as a political
unit and who, by the use of theri voting power, aim to control the
government and carry out their general policieis).
Introduction of Political Science 2
3. 3. Joseph Scumpeter memiliki kesamaan dalam hal tujuan umum,
yaitu dalam setiap definisi partai politik, akan ditemukan
kekuasaan (jabatan publik) sebagai tujuan umum yang dimiliki
oleh setiap partai politik di manapun, ketika melakukan
berbagai aktivitasnya baik secara formal maupun informal.
4. Leon D. Epstein, partai politik adalah setiap kelompok-kelompok
, meskipun terorganisir secara sederhana, yang
bertujuan untuk mendapatkan jabatan publik dalam
pemerintahan, dengan identitas-identitas tertentu)
5. Jean Blondel, mendefinisikan partai politik sebagai kelompok-kelompok
dengan sistem keanggotaan yang terbuka dan
menfokuskan kegiatannya pada seluruh spektrum dari sisi-sisi
negara.
6. Huszar dan Stevenson menyatakan bahwa : “ partai politik
ialah sekelompok orang yang terorganisir serta berusaha untuk
mengendalikan pemerintahan agar supaya dapat menjalankan
program-programnya dan menempatkan/mendudukkan anggota-anggotanya
dalam jabatan pemerintahan.
Introduction of Political Science 3
5. KKaarraakktteerriissttiikk PPaarrttaaii PPoolliittiikk
(( AAuussttiinn RRaannnneeyy))
1. Berwujud kelompok-kelompok masyarakat yang
beridentitas
2. Terdiri dari kelompok yang terorganisir, yang
dengan sengaja bertindak bersama-sama untuk
mencapai tujuan partai
3. Masyarakat mengakui partai politik memiliki
legitimasi berupa hak-hak untuk
mengkoordinasikan dan mengembangkan diri
mereka
4. Beberapa tujuannya mengembangkan aktivitas,
partai bekerja melalui mekanisme pemerintahan
yang mencerminkan pilihan rakyat
5. Aktivitas inti partai politik adalah menyeleksi
kandidat untuk jabatan publik
Introduction of Political Science 5
6. FFuunnggssii PPaarrttaaii PPoolliittiikk
1. Partai Politik sebagai sarana komunikasi politik
Salah satu fungsi partai politik adalah sebagai sarana
komunikasi politik. Dalam hal ini partai politik bertindak
sebagai penghubung, maksudnya menghubungkan antara
pihak yang memerintah dengan pihak yang diperintah. Partai
politik bertindak sebagai penghubung yang menampung arus
informasi, baik informasi yang berasal dari pihak penguasa
kepada masyarakat ataupun informasi yang berasal dari
masyarakat kepada pihak penguasa.
2. Partai Politik Sebagai Sarana Artikulasi dan Agregasi
Kepentingan
Proses untuk mengolah dan kemudian merumuskan pendapat,
aspirasi maupun tuntutan masyarakat sehingga dapat
disampaikan kepada pemerintah dalam bentuk tuntutan dan
dukungan, dinamakan artikulasi kepentingan.
Proses penggabungan tuntutan-tuntutan, dukungan-dukungan,
dan sikap-sikap dari berbagai kelompok yang
terdapat didalam masyarakat yang sedikit banyak
mempunyai persamaan disebut dengan agregasi kepentingan.
Introduction of Political Science 6
8. 5. Partai Politik sebagai sarana Pembuatan
Kebijaksanaan
Dapatlah dinyatakan bahwa partai politik sebagai
sarana pembuatan kebijaksanaan apabila partai
tersebut merupakan yang memegang tampuk
pemerintahan dan menduduki badan perwakilan secara
mayoritas mutlak. Apabila partai tersebut hanya
berkedudukan sebagai partai oposisi, maka partai
tersebut tidak merupakan sarana pembuatan
kebijaksanaan akan tetapi sebagai pengkritik
kebijaksanaan-kebijaksanan pemerintah
Introduction of Political Science 8
10. KKllaassiiffiikkaassii PPaarrttaaii PPoolliittiikk
Dari segi komposisi dan fungsi keanggotaanya, secara umum dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu partai massa dan partai kader
◦ Partai massa, sesuai dengan sebutannya, yang menjadi ciri
utamanya adalah jumlah anggota atau pendukungnya yang
banyak. Dalam partai massa ini jumlah anggota memang
dipentingkan atau diutamakan. Meskipun demikian partai jenis
ini tetap mempunyai program, walaupun program-program
partai agak kabur dan masih terlampau umum. Para anggota
atau pendukung partai massa ini biasanya berasal dari berbagai
macam golongan atau kelompok yang ada di dalam masyarakat.
Partai jenis ini akan cenderung menjadi lemah apabila golongan
atau kelompok yang tergabung di dalam partai tersebut
mempunyai keinginan untuk melaksanakan kepentingan-kepentingan
golongan atau kelompoknya sendiri. Apabila hal
yang seperti ini terjadi bisanya golongan atau kelompok
tersebut akan berusaha untuk memisahkan diri dari partai, dan
akan membentuk partai baru yang merupakan partai tandingan.
Dalam keadaan yang demikian ini maka partai massa akan
menjadi lemah.
Introduction of Political Science 10
11. ◦ Partai kader tidak mempunyai anggota atau
pendukung sebanyak yang dipunyai partai massa.
Partai kader tidak begitu mementingkan jumlah
anggota yang banyak. Partai kader lebih
mementingkan disiplin anggota-anggotanya dan
ketetatan dalam organisasi. Doktrin atau ideologi
partai di dalam partai jenis ini harus tetap terjamin
kemurniannya. Bagi anggota-anggotanya yang
menyeleweng dari doktrin atau ideologi partai akan
dipecat dari keanggotaan partai.
Introduction of Political Science 11
12. Pengklasifikasian dari segi sifat dan oorriieennttaassiinnyyaa,, ppaarrttaaii
ddaappaatt ddiibbaaggii mmeennjjaaddii dduuaa jjeenniiss ppuullaa,, yyaaiittuu ppaarrttaaii lliinndduunnggaann
(( ppaattrroonnaaggee ppaarrttyy )) ddaann PPaarrttaaii iiddeeoollooggii aattaauu ppaarrttaaii aassaass
(( pprrooggaammmmaattiicc ppaarrttyy ))..
Partai lindungan adalah partai yang biasanya aktif pada saat-saat
menjelang dilangsungkannya pemilihan umum saja.
Adapun yang menjadi tujuannya adalah berusaha
memenangkan pemilihan umum, yang berarti pula berusaha
untuk mendudukkan anggota-anggota partai pada jabatan-jabatan
politik maupun pemerintahan yang memang sudah
ditargetkan. Partai lindungan ini pada umumnya kurang
mempunyaui disiplin yang kuuat diantara anggota-anggotanya.
Introduction of Political Science 12
13. Partai ideologi atau partai asas pada umumnya
mempunyai disiplin yang kuat dan mengikat diantara
anggota-anggotanya. Pedoman partai digariskan dengan
tegas dan dilaksanakan dengan ketat pula. Para warga
negara yang akan masuk menjadi anggota partai jenis
ini harus melalui penyaringan terlebih dahulu. Demikian
pula diadakan seleksi yang ketat bagi anggota-anggota
partai yang akan diorbitkan menjadi pemimpin.
Introduction of Political Science 13
14. KKooaalliissii ppaarrttaaii
((AArreenndd LLiijjpphhaarrtt ))
1. minimal winning coalitions,
Menurut teori ini, terdapat beberapa
kemungkinan koalisi yang diprediksi yakni, ABC,
BCD, CDE, AC, dan CD. Prinsip dasar dari koalisi
ini adalah maksimalisasi kekuasaan atau
sebanyak mungkin memperoleh kursi dikabinet
dan mengabaikan partai yang tidak perlu.
Koalisi, dengan demikian, dibentuk tanpa terlalu
mempedulikan posisi partai dan spektrum
ideologi. Berdasarkan asumsi ini, maka sesuatu
yang mustahil bisa saja muncul, sebagai misal,
koalisi antara Golkar dan PDI-P (alternatif AC).
Masalahnya adalah apakah Golkar bersedia
duduk bersama dengan PDI-Introduction
of Political Science 14
15. 2. Minimum size coalitions,
Berdasarkan teori ini, partai dengan perolehan suara
terbanyak akan mencari partai yang lebih kecil untuk
sekadar untuk mencapai suara mayoritas. Sebagai misal,
Golkar akan cenderung berkoalisi dengan PKB dan PBB
(koalisi BCD) dengan perolehan suara mayoritas terkecil (53
kursi). Alasan utamanya adalah Golkar akan tetap
mendapatkan kursi kabinet terbesar dalam koalisi ini karena
perolehan kursi di parlemen terbanyak (33 kursi yang
merupakan 62% dari 53 kursi). Jika teori ini dipraktekkan,
orang akan bertanya-tanya apakah mungkin Golkar akan
bergabung dengan PKB, partai yang dalam deklarasinya
mengundang para “pecundang” Munaslub Golkar seperti
Eddy Sudrajat dan Tri Sutrisno ? akan tetapi tendahnya
probabilitas pemanfaatan teori ini adalah karena secara
empiris ia menduduki posisi terendah dalam jajaran teori
koalisi yang banyak diterapkan negara-negara di dunia.
Introduction of Political Science 15
17. 4. Minimal Connected Winning Coalitions,
Teori ini adalah teori yang paling banyak diterapkan dalam dunia nyata. Dasar
berpijak teori ini adalah bahwa partai-partai berkoalisi karena masing-masing
memiliki kedekatan dalam orientasi kebijaksanaannya. Partai-partai akan
mencari anggota koalisi dari parati yang terdekat secara ideologis yang dengan
sendirinya tercermin pada orientasi kebijaksanaan partai. Sehingga partai-partai
tidak sekedar bergabung untuk merebut kekuasaan namun juga
mempertimbangkan benar-benar kedekatan kebijaksanaan masing-masing
partai. Oleh karena itu, berdasarkan teori ini prediksi kabinet mendatang
adalah koalisi PDI-P-PKB-Golkar, PKB-Golkar-PAN, Golkar-PAN-PBB.
Introduction of Political Science 17
18. 5. Minimal range Coalitions,
Menurut teori ini, kabinet koalisi yang bakal terbentuk dengan perolehan
kursi sebagaimana dihipotesiskan di atas adalah PDI-P, PKB, Golkar dan
PKB-Golkar-PAN. Dasar dari koalisi ini adalah kedekatan pada
kecenderungan-kecenderungan ideologis memudahkan partai-partai
berkoalisi membentuk kabinet. Akan tetapi koalisi PDIP-PKB-Golkar dan
PKB-Golkar-PAN tidak mudah terbentuk karena mengabaikan perbedaan
arah dan perioritas kebijaksanaan masing-masing partai. PDI-P, sebagai
partai berbasis massa, tentu akan lebih banyak mengarahkan kebijaksanaan
yang bersifat populis dan cenderung bertentangan dengan pemodal besar.
Padahal Golkar tidak mungkin hidup tanpa pemodal besar disampingnya.
Sementara PKB, yang hanya mengandalkan pemilih NU tradisional, pada
hakekatnya tidak banyak berbeda dengan PDI-P. Wal hasil menurut teori
ini hanya Golkar-PAN yang berpeluang untuk membangun koalisi karena
memiliki kemiripan dalam hal kebijaksanaan partai.
Introduction of Political Science 18
19. SSiisstteemm KKeeppaarrttaaiiaann
Pendapat para ahli:
1. Ramlan Surbakti, yang dimaksud dengan sistem kepartaian
adalah pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah partai
politik dalam suatu sistem politik
2. Ranney istilah sistem kepartaian mengacu pada pemahaman
tentang karakteristik umum konflik partai (interaksi) dalam
lingkungan dimana dia berkiprah, yang bisa diklasifikasikan
menurut berbagai kriteria.
Menurut kedua definisi diatas dapat difahami bahwa sistem
kepartaian menyaratkan adanya hubungan dalam aktivitas partai
politik, yang pada akhirnya akan menentukan perilaku partai
politik. Sistem kepartaian juga berkaitan dengan sistem politik
di mana partai-partai politik itu berinteraksi, dan tipe sistem
politik akan menentukan sistem kepartaian yang berlaku.
Terakhir, secara logis konsep sistem kepartaian, berkonsekuensi
pada keberadaan jumlah partai politik di suatu negara harus
lebih dari satu.
Introduction of Political Science 19
20. Klasifikasi SSiisstteemm KKeeppaarrttaaiiaann
((MMaauurriiccee DDuuvveerrggeerr ddaallaamm bbuukkuunnyyaa ““PPoolliittiiccaall
PPaarrttiieess ““))
1. Sistem partai tunggal. Apabila disuatu negara hanya
terdapat satu partai politik saja yang berperan, maka
dinegara tersebut dapat dinyatakan menganut sistem
partai tunggal. Di negara-negara yang menganut
sistem partai tunggal, mungkin di negara tersebut
benar-benar hanya terdapat satu partai politik saja;
akan tetapi mungkin pula terdapat beberapa partai
politik namun yang mempunyai peran yang sangat
dominan hanya satu partai politik saja, sedangkan
partai-partai yang lain hampir sama sekali tidak
berperan
Introduction of Political Science 20
21. 2. Sistem dwi partai, negara di mana terdapat dua partai politik
yang memainkan peran di bidang kehidupan politik. Sistem dwi
partai ini dapat pula dianut oleh suatu negara yang mempunyai
beberapa partai politik ( lebih dari dua ), akan tetapi yang
memainkan peran di dalam kehidupan politik hanya dua partai
saja, sedangkan partai-partai yang lainnya merupakan partai-partai
minoritas yang peranannnya sangat kecil.
Sistem dwi partai ini dapat berjalan dengan baik asalkan
dapat memenuhi beberapa macam persyaratan. Sehubungn
dengan hal ini, Pulzer mengajukan tiga macam persayaratan
agar sistem dwi partai dapat berjalan dengan baik, yaitu:
komposisi masyarakatnya adalah homogen ( social
homogeinity ),
konsensus dalam masyarakat mengenai asas dan tujuan
sosial yang pokok ( political concensus ) adalah kuat, dan
adanya konstinuitas sejarah ( historical continuity ).
Introduction of Political Science 21
22. Sistem multy partai. Sistem multi partai sering pula
disebut dengan sistem banyak parati. Pada umumnya
sistem multi partai ini dianaut oleh suatu negara di
mana dinegara tersebut terdapat beberapa partai
politik ( lebih dari dua ) dan diantara partai-partai
politik yang ada itu memiliki kekuatan yang seimbang
Introduction of Political Science 22
23. Tabel Penggolongan Sistem Kepartaian Berdasarkan jumlah
Partai
DDaassaarr
PPeennggggoolloonnggaann
SSiisstteemm
KKeeppaarrttaaiiaann VVaarriiaassii CCoonnttoohh AApplliikkaassii
JJuummllaahh PPaarrttaaii ppaarrttaaii oottoorriitteerr ppaarrttaaii ddoommiinnaann JJeeppaanngg
ppaarrttaaii ttuunnggggaall
ttoottaalliitteerr
NNeeggaarraa--nneeggaarraa
KKoommuunniiss ddaann ffaassiiss
Introduction of Political Science 23
TTaannzzaanniiaa,,
SSiinnggaappuurraa
SSiisstteemm dduuaa ppaarrttaaii
ddoommiinnaann ddaann
bbeerrssaaiinngg
AAmmeerriikkaa SSeerriikkaatt
ddaann AAuussttrraalliiaa
SSiisstteemm bbaannyyaakk
PPaarrttaaii
BBeellaannddaa,,
PPeerraanncciiss,,
JJeerrmmaann ,, IIttaallyy,,
IInnddoonneessiiaa