SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Proteksi Radiasi,
Peralatan Dasar
Kedokteran Nuklir,
dan Penggunaan
Radio Isotop dalam
Diagnostik Klinik
Created by : Group 4D
Fandi Ahmad

Elok F.

Ramaza R.

Zakiyatul M.

Fifi N.Hidayah
Proteksi radiasi
Proteksi radiasi adalah suatu system untuk
mengendalikan bahaya radiasi dengan
menggunakan peralatan proteksi dan
kerekayasaan yang canggih serta mengikuti
peraturan proteksi yang sudah dibakukan.
Menurut BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga
Nuklir), proteksi radiasi adalah tindakan yang
dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi.
Filosofi Proteksi Radiasi
Mengingat radiasi dapat membahayakan
kesehatan, maka pemakaian radiasi perlu
diawasi, baik melalui peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan pemanfaatan radiasi dan
bahan-bahan radioaktif, maupun adanya badan
pengawas yang bertanggungjawab agar
peraturan-peraturan tersebut diikuti. Di
Indonesia, badan pengawas tersebut adalah
Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).
Badan ICRP
Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh
Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International
Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu
pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya
sebagai berikut:
 Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan
yang positif dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai azas
justifikasi,
 Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa
dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal
sebagai azas optimasi,
 Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang
direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu, yang
dikenal sebagai azas limitasi.
Nilai Batas Dosis (NBD)
Pembatasan dosis radiasi baru dikenal pada tahun
1928 yaitu sejak dibentuknya organisasi internasional untuk
proteksi radiasi (International Commission on Radiological
Protection/ICRP). Pelopor proteksi radiasi yang terkenal
adalah seorang ilmuwan dari Swedia bernama Rolf Sievert.
Ia lahir pada tahun 1896 ketika Henri Becquerel
menemukan zat radioaktif alam. Sievert kemudian
diabadikan sebagai satuan dosis paparan radiasi dalam
sistem Satuan Internasional (SI). 1 Sievert (Sv)
menunjukkan berapa besar dosis paparan radiasi dari
sumber radioaktif yang diserap oleh tubuh per satuan
massa (berat), yang mengakibatkan kerusakan secara
biologis pada sel/jaringan.
Penetapan NBD oleh ICRF
• Untuk pekerja radiasi radiasi tidak boleh
menerima dosis radiasi lebih dari 50 mSv per
tahun dan rata-rata pertahun selama 5 tahun
tidak boleh lebih dari 20 mSv.
• Untuk masyarakat umum nilai batas dosisnya
adalah 1/10 dari pada nilai NBD pekerja radiasi.
• Untuk wanita hamil yang di tempat kerjanya
terkena radiasi, diterapkan batas radiasi yang
lebih ketat. Dosis radiasi paling tinggi yang
diizinkan selama kehamilan adalah 2 mSv.
Tabel NBD Bagi Pekerja dan Masyarakat
Umum
Pekerja Radiasi

NBD

Seluruh tubuh, sumsum tulang,
kelenjar kelamin

5 rem dalam satu tahun atau 3 rem,
dalam 3 bulan, dosis seluruhnya tidak
melebihi 5 rem (N-18) rem. N=umur

Kulit, Tulang, Kelenjar Thiroid

30 rem dalam 1 tahun

Lengan bagian bawah, pangkal kaki

75 rem dalam 1 tahun

Bagian lain dari tubuh

15 rem dalam satu tahun
Tabel NDB Bagi Pekerja dan Masyarakat
Umum
Masyarakat umum

Batas Dosis

Seluruh tubuh, sumsum tulang,
kelenjar kelamin

0,5 rem dalam 1 tahun

Kulit, Tulang, Kelenjar Thiroid

Lengan bagian bawah, pangkal kaki
Bagian lain dari tubuh

3 rem dalam 1 tahun, anak-anak di
bawah umur – 16 tahun, 1,5 rem
dalam 1 tahun untuk kelenjar
thiroid
7,5 rem dalam 1 tahun
1,5 rem dalam 1 tahun
Prinsip Proteksi Radiasi
1. Menggunakan Pelindung (Shielding)
Penggunaan perisai/pelindung
berupa apron berlapis Pb, glove
Pb, kaca mata Pb dsb yang
merupakan sarana proteksi radiasi
individu. Tidak menghandle hewan
secara langsung, hewan dapat
disedasi atau bila perlu dianestesi.
Proteksi terhadap lingkungan
terhadap radiasi dapat dilakukan
dengan melapisi ruang radiografi
menggunakan Pb untuk menyerap
radiasi yang terjadi saat proses
radiografi.
Prinsip Proteksi Radiasi
2. Menjaga Jarak
Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah.
Semakin dekat tubuh kita dengan sumber radiasi maka
paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar.
Pancaran radiasi sebagian akan menjadi pancaran hamburan
saat mengenahi materi. Radiasi hamburan ini akan
menambah jumlah dosis radiasi yang diterima. Untuk
mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak
pada tingkat yang aman dari sumber radiasi.
3. Mempersingkat Waktu Paparan
Sedapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu lama
berada di dekat sumber radiasi saat proses radiografi. Hal ini
untuk mencegah jadinya paparan radiasi yang besar.
3 Jenis Proteksi Radiasi
1. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan
terapi radiasi
Pada terapi dosis tertentu yang diberikan pada
penderita, jaringan sehat sekitarnya perlu
mendapatkan perlindungan sebaik-baiknya.
Contoh : pada penyinaran mata, penyinaran
tumor yang tidak ganas tidak boleh dilakukan
secara terus menerus pada anak-anak karena
akan bersifat karsinogen atau penyebab kanker.
3 Jenis Proteksi Radiasi
2. Proteksi radiasi terhadap pekerja diagnostik radiologi
Pekerja diagnostik radiologi umumnya mendapat radiasi
dari tabung sinar X. Untuk menghindari radiasi dari sinar
X, maka sinar X yang digunakan harus sekecil mungkin, kurang
lebih 50% tanpa mengganggu informasi medis yang diperlukan.
3. Proteksi radiasi terhadap kedokteran nuklir
Seorang dokter harus berkompeten dalam hal-hal berikut :
a. Penggunaan radiofarmasi secara tepat
b. Penderita bagaimanakah yang layak mendapat terapi
radioisotop
c. Memberikan obat radioaktif pada penderita yang benar-benar
memerlukan
d. Memastikan bahwa instrumen deteksi bekerja secara baik dan
benar.
Peralatan Dasar Kedokteran Nuklir
• Alat untuk menetapkan jumlah radioaktivitas
suatu sampel
a) Film
b) Layar Skintilasi
c) Geiger Muller Counter
d) Photomultiplier tube (PMT)
e) Solid states semiconduktor detector
f) Liquid scintilation detector
g) Well counter
Film
Film sangatlah tidak
memuaskan untuk
mendeteksi radioaktivitas.
Namun film masih digunakan
untuk autoradiografi (suatu
bidang riset) untuk
memperoleh bayangan image
dari sinar beta yaitu dengan
cara meletakan film dekat
dengan contoh zat radioaktif.
Layar Skintilasi
Layar skintilasi
digunakan untuk
mendeteksi partikel beta.
Sinar beta ini apabila
menembus kristal ZnSO4
akan menimbulkan cahaya
kelip yang lemah (proses
skintilasi). Para peneliti
dapat menghitung dan
mengamati kelipan
tersebut.
Geiger Muller Counter
Pencacah Geiger, atau disebut juga
Pencacah Geiger-Muller adalah sebuah alat
pengukur radiasi ionisasi. Pencacah Geiger
bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi
alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah
tabung Geiger-Muller, sebuah tabung yang
diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor
ketika partikel atau foton radiasi
menyebabkan gas (umumnya Argon)
menjadi konduktif. Alat tersebut akan
membesarkan sinyal dan menampilkan
pada indikatornya yang bisa berupa jarum
penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana
satu bunyi menandakan satu partikel. Pada
kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat
digunakan untuk mendeteksi radiasi
gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya
kurang. Pencacah geiger tidak bisa
digunakan untuk mendeteksi neutron.
Photomultiplier tube (PMT)
Cara kerja PMT
photomultiplier tube adalah tabung hampa yang kedap cahaya dengan
photokatoda yang berfungsi sebagai masukan pada salah satu ujungnya dan
terdapat beberapa dinode untuk menggandakan elektron. Photokatoda yang
ditempelkan pada bahan sintilator (merupakan suatu bahan padat, cair
maupun gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi
pengion), akan memancarkan elektron bila dikenai cahaya dengan panjang
gelombang yang sesuai. Elektron yang dihasilkannya akan diarahkan, dengan
perbedaan potensial, menuju dinode pertama. Dinode tersebut akan
memancarkan beberapa elektron sekunder bila dikenai oleh elektron.
Elektron-elektron sekunder yang dihasilkan dinode pertama akan menuju
dinode kedua dan dilipatgandakan kemudian ke dinode ketiga dan seterusnya
sehingga elektron yang terkumpul pada dinode terakhir berjumlah sangat
banyak. Dengan sebuah kapasitor kumpulan elektron tersebut akan diubah
menjadi pulsa listrik yang akan dianalisa lewat skala tinggi yang ada.
Solid states semiconduktor detector
Solid states semiconduktor
detector atau detektor radiasi
dimana bahan semikonduktor
seperti silikon atau germanium
kristal merupakan media
mendeteksi . Dan terdapat
sambungan pada salah satu
perangkat tersebut di mana pulsa
arus berkembang ketika partikel
melintasi radiasi pengion itu.
Liquid scintilation detector
Liquid skintilasi sebagai
pengganti NaI(Ti). Liquid ini
dicampur dengan sampel
yang akan diperiksa dan akan
dibuang setelah pemeriksaan
selesai. Detektor ini
mempunyai kemampuan
mendeteksi dan mengukur
sinar beta yang sangat lemah
dan yang sangat sulit
dihitung dengan sistem
apapun.
Well Counter
Merupakan kristal NaI(Ti)
detektor yang dilengkapi
dengan sebuah tempat
untuk tabung reaksi yang
letaknya di atas kristal. Well
counter ini dipergunakan
untuk mengukur volume
darah penderita pada suatu
kejadian atau operasi
dengan teknik dilusi.
Distribusi radioaktivitas
dalam tubuh atau imaging
prinsip peralatan dalam imaging kedokteran nuklir,
yaitu :
1. Rektilinier skanner
ada sua macam imaging /bayangan yang dibentuk
dari distribusi radiasi :
a. Bayangan yang tersimpan pada osiloskop atau
suatu tanda kesan pada kertas .bisa dilihat selama
skanning (pemeriksaan) berlangsung.
b. Bayangan yang dibentuk dengan menggerakkan
suatu sumber cahaya diatas film fotografi.
Distribusi radioaktivitas
dalam tubuh atau imaging
2. Gamma kamera
Gamma kamera juga disebut kamera sintilasi atau kamera
Anger, adalah perangkat yang digunakan untuk gambar gamma
memancarkan radiasi radioisotop.
pengertian lain adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi emisi sinar gamma untuk mencapai informasi yang
fungsional. Instrumen yang digunakan dalam Kedokteran Nuklir
untuk mendeteksi sinar gamma dikenal sebagai kamera Gamma.
Komponen penyusun kamera gamma adalah kolimator,
kristal detektor, photomultiplier tabung array, posisi sirkuit
logika, dan analisis data komputer.
Gamma Kamera
PET dan SPECT
Dua alat imaging yang sangat bermanfaat dalam
kedokteran nuklir adalah Positron Emission Tomography
(PET) dan Single Photon Emission Computed Tomography
(SPECT). Kedua peralatan ini memberikan informasi fungsi
dan anatomi organ dan sangat cocok untuk memantau
proses dinamik seperti metabolisme sel atau aliran
darah dalam jantung, paru, dan juga otak. Keduanya
menggunakan kamera gamma untuk mendeteksi sinar
gamma yang dipancarkan radioisotop tertentu yang ada
dalam tubuh pasien.
PET(Positron Emission Tomography)
Contoh SPECT
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
PADA DIAGNOSTIK KLINIK
KELENJAR THIROID
pemeriksaan yang disebut “24 hours up take
test of radio aktive iodine” merupakan suatu
evaluasi fungsi thiroid dengan menggunakan
detektor skintilasi

Contoh detektor
skintilasi
Cara pemakaian detektor skintilasi
pada fungsi kelenjar thiroid
• Sehari sebelum pemeriksaan penderita
disuruh menelan kapsul atau sebagian kecil
131I kira-kira 300 KBq(setara dengan 8 U Ci).
• 24 jam kemudian, hitung jumlah 131I pada
tiroid selama 1 menit.
• 24 jam berikutnya , 131I tersebut diletakkan
pada neck pantom untuk diukur jumlahnya
dengan membandingkannya dengan 131I
standar.
Koreksi pada neck phantom
X 100%
Nilai-nilai yang diperoleh :
• Euthiroid 10-40 %, rata-rata 20 %
• Hipothiroid kurang dari 10 %
• Hiperthiroid lebih besar dari 40 %
Contoh Deteksi Kelenjar Tiroid
Ginjal
Untuk mengetahui fungsi ginjal dapat
mempergunakan detektor skintilasi.
Kira-kira 7 MBq(setara dengan 200 U Ci) dari 131I
yang tersegel oleh asam hippurat diinjeksi ke
dalam aliran darah.
Zat radioaktif ini akan dikeluarkan dari darah
melalui ginjal. Lakukan monitor dari masingmasing ginjal dengan menggunakan ratemeter
sehingga dapat diperoleh percatatan yang
permanen mengenai hubungan count rate dan
waktu pada kertas pencatat.
Metastasis kanker ke hepar
Penyebaran kanker ke liver atau hepar dapat
dideteksi melalui suatu scanning liver. Sifat
jaringan hati yang normal akan dengan sendirinya
menyaring partikel radioaktif sedangkan tumor
hepar tidak bisa.
Pada skanning akan terlihat suatu daerah
yang kurang zat radioaktif. Berdasarkan prinsip ini
maka dilakukan hepar skanning untuk
mengetahui apakah ada tumor di hepar.
Tumor Otak
Tumor otak memberi gejala maupun
keadaan penderita sangat serius, sehingga
dalam kedokteran nuklir timbul upaya untuk
mendeteksi dan mengidentifikasi tumor otak.
Zat radioaktif berupa 500 MBq 99mTC yang
disuntikan ke dalam darah akan banyak
tertumpuk di dalam jaringan tumor ketimbang
jaringan di sekitarnya.
Metastasis Kanker ke tulang
Sering terjadi metastasis kanker ke dalam
tulang dan melakukan skanning tulang adalah
lebih berguna dibandingkan menggunakan
sinar X untuk melakukan deteksi.
Skanning tulang yaitu dengan menyuntikan
ke dalam vena 500 MBq senyawa fosfat
tersegel 99mTC. Tiga jam kemudian diambil
bayangan.
Contoh skanning tulang
Skanning tulang
biasanya dilakukan
untuk menilai
pertumbuhan tulang
dan mencari tumor
tulang. Tumor adalah
daerah gelap yang
terlihat dalam gambar.
• Prisela : penyebab perbedaan nilai batas dosis
untuk pekerja radiasi dan masyarakat umum?
• Prisela : apakah penyebaran karsinogen hanya
terjadi pada anak-anak
• Dian :

More Related Content

What's hot

Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Putri Nugraheni
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Agung Oktavianto
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
Ich Bin Fandy
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
Nona Zesifa
 
Uji kebocoran kaset radiografi
Uji kebocoran kaset radiografiUji kebocoran kaset radiografi
Uji kebocoran kaset radiografi
Amalia Annisa
 
Prosessing otomatis radiografi
Prosessing otomatis radiografiProsessing otomatis radiografi
Prosessing otomatis radiografi
Amalia Annisa
 

What's hot (20)

Teknik k v tinggi
Teknik k v tinggiTeknik k v tinggi
Teknik k v tinggi
 
7@pet dan spect
7@pet dan spect7@pet dan spect
7@pet dan spect
 
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
Penatalaksanaan radiografi vertebrae thoracolumbal dengan klinis skoliosis di...
 
Appendicografi
AppendicografiAppendicografi
Appendicografi
 
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksiFilm badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
Film badge sebagai alat ukur radiasi (proteksi
 
Penggunaan media kontras
Penggunaan media  kontrasPenggunaan media  kontras
Penggunaan media kontras
 
Teknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 TomografiTeknik Radiografi 2 Tomografi
Teknik Radiografi 2 Tomografi
 
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
ppt Aplikasi pengolahan citra digital pada modalitas digital radiography (DR)
 
Angiografi.
Angiografi.Angiografi.
Angiografi.
 
Gamma kamera
Gamma kameraGamma kamera
Gamma kamera
 
Teknik pemeriksaan radiologi ct
Teknik pemeriksaan radiologi ctTeknik pemeriksaan radiologi ct
Teknik pemeriksaan radiologi ct
 
Gamma kamera (2)
Gamma kamera (2)Gamma kamera (2)
Gamma kamera (2)
 
Radiofotografi Kurva karakteristik
Radiofotografi Kurva karakteristikRadiofotografi Kurva karakteristik
Radiofotografi Kurva karakteristik
 
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)Radiofotografi  ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
Radiofotografi ii ( ATRO NUSANTARA JAKARTA)
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow throughppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
ppt kritisi dan evaluasi radiograf Follow through
 
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografippt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
ppt kritisi dan evaluasi radiograf IVP dan cystografi
 
Uji kebocoran kaset radiografi
Uji kebocoran kaset radiografiUji kebocoran kaset radiografi
Uji kebocoran kaset radiografi
 
Ct scan kel viii
Ct scan kel viiiCt scan kel viii
Ct scan kel viii
 
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan LopografiTeknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
Teknik Radiografi 3 Pemeriksaan Lopografi
 
Prosessing otomatis radiografi
Prosessing otomatis radiografiProsessing otomatis radiografi
Prosessing otomatis radiografi
 

Viewers also liked (8)

Kedokteran nuklir
Kedokteran nuklirKedokteran nuklir
Kedokteran nuklir
 
Gamma Camera Imaging
Gamma Camera ImagingGamma Camera Imaging
Gamma Camera Imaging
 
Bab6tenaganuklear 130512222112-phpapp01
Bab6tenaganuklear 130512222112-phpapp01Bab6tenaganuklear 130512222112-phpapp01
Bab6tenaganuklear 130512222112-phpapp01
 
Suhu dan Pengukuran
Suhu dan PengukuranSuhu dan Pengukuran
Suhu dan Pengukuran
 
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyoteknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
teknik sensor dan aktuator listrik by Okky Prasetiyo
 
Anatomi dan fisiologi untuk paramedis
Anatomi dan fisiologi untuk paramedisAnatomi dan fisiologi untuk paramedis
Anatomi dan fisiologi untuk paramedis
 
Nuklir ppt
Nuklir pptNuklir ppt
Nuklir ppt
 
Nuclear medicine 2
Nuclear medicine 2Nuclear medicine 2
Nuclear medicine 2
 

Similar to Kedokteran Nuklir

KESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASIKESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASI
mila amalia
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
sunarya afaf
 

Similar to Kedokteran Nuklir (20)

DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI_RUDI WIJANARKO_ONC 2023 Rev 1....
DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI_RUDI WIJANARKO_ONC 2023 Rev 1....DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI_RUDI WIJANARKO_ONC 2023 Rev 1....
DASAR - DASAR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI_RUDI WIJANARKO_ONC 2023 Rev 1....
 
Training Radiasi
Training RadiasiTraining Radiasi
Training Radiasi
 
Nuklir
NuklirNuklir
Nuklir
 
Ayu Hardianti.pptx
Ayu Hardianti.pptxAyu Hardianti.pptx
Ayu Hardianti.pptx
 
KESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASIKESELAMATAN RADIASI
KESELAMATAN RADIASI
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
Aplikasi radiofarmasi dalam dunia kesehatan
 
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdfmateri 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
materi 101_Dasar dasar Fisika Radiasi.pdf
 
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehariManfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
Manfaat radio aktif dalam kehidupan sehari
 
Peranan fisika dalam kehidupan
Peranan fisika dalam kehidupan Peranan fisika dalam kehidupan
Peranan fisika dalam kehidupan
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx1 NR I Proteksi PT.pptx
1 NR I Proteksi PT.pptx
 
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
Efek Radiasi dan Proteksi Radiasi pada Pasien Pediatrik [2018]
 
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.pptradiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
radiasi blok Neoplasma pada terapi radiasi.ppt
 
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).pptPROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
PROTEKSI RADIASI INDI (1).ppt
 
Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
 
Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013Perka bapeten 3_2013
Perka bapeten 3_2013
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi munaMakalah bahaya radiasi akbdi muna
Makalah bahaya radiasi akbdi muna
 

More from Jingga Matahari

Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Jingga Matahari
 
Metabolisme sistem pencernaan makanan
Metabolisme sistem pencernaan makananMetabolisme sistem pencernaan makanan
Metabolisme sistem pencernaan makanan
Jingga Matahari
 
Struktur dan organel sel
Struktur dan organel selStruktur dan organel sel
Struktur dan organel sel
Jingga Matahari
 
Sistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasifSistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasif
Jingga Matahari
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasi
Jingga Matahari
 

More from Jingga Matahari (7)

Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
 
Metabolisme sistem pencernaan makanan
Metabolisme sistem pencernaan makananMetabolisme sistem pencernaan makanan
Metabolisme sistem pencernaan makanan
 
Genetika mikroba 1
Genetika mikroba 1Genetika mikroba 1
Genetika mikroba 1
 
Bio sel
Bio selBio sel
Bio sel
 
Struktur dan organel sel
Struktur dan organel selStruktur dan organel sel
Struktur dan organel sel
 
Sistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasifSistem transpor aktif dan pasif
Sistem transpor aktif dan pasif
 
Perkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasiPerkembangan industri farmasi
Perkembangan industri farmasi
 

Kedokteran Nuklir

  • 1. Proteksi Radiasi, Peralatan Dasar Kedokteran Nuklir, dan Penggunaan Radio Isotop dalam Diagnostik Klinik Created by : Group 4D
  • 2. Fandi Ahmad Elok F. Ramaza R. Zakiyatul M. Fifi N.Hidayah
  • 3. Proteksi radiasi Proteksi radiasi adalah suatu system untuk mengendalikan bahaya radiasi dengan menggunakan peralatan proteksi dan kerekayasaan yang canggih serta mengikuti peraturan proteksi yang sudah dibakukan. Menurut BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.
  • 4. Filosofi Proteksi Radiasi Mengingat radiasi dapat membahayakan kesehatan, maka pemakaian radiasi perlu diawasi, baik melalui peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan radiasi dan bahan-bahan radioaktif, maupun adanya badan pengawas yang bertanggungjawab agar peraturan-peraturan tersebut diikuti. Di Indonesia, badan pengawas tersebut adalah Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).
  • 5. Badan ICRP Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut:  Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai azas justifikasi,  Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal sebagai azas optimasi,  Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai azas limitasi.
  • 6. Nilai Batas Dosis (NBD) Pembatasan dosis radiasi baru dikenal pada tahun 1928 yaitu sejak dibentuknya organisasi internasional untuk proteksi radiasi (International Commission on Radiological Protection/ICRP). Pelopor proteksi radiasi yang terkenal adalah seorang ilmuwan dari Swedia bernama Rolf Sievert. Ia lahir pada tahun 1896 ketika Henri Becquerel menemukan zat radioaktif alam. Sievert kemudian diabadikan sebagai satuan dosis paparan radiasi dalam sistem Satuan Internasional (SI). 1 Sievert (Sv) menunjukkan berapa besar dosis paparan radiasi dari sumber radioaktif yang diserap oleh tubuh per satuan massa (berat), yang mengakibatkan kerusakan secara biologis pada sel/jaringan.
  • 7. Penetapan NBD oleh ICRF • Untuk pekerja radiasi radiasi tidak boleh menerima dosis radiasi lebih dari 50 mSv per tahun dan rata-rata pertahun selama 5 tahun tidak boleh lebih dari 20 mSv. • Untuk masyarakat umum nilai batas dosisnya adalah 1/10 dari pada nilai NBD pekerja radiasi. • Untuk wanita hamil yang di tempat kerjanya terkena radiasi, diterapkan batas radiasi yang lebih ketat. Dosis radiasi paling tinggi yang diizinkan selama kehamilan adalah 2 mSv.
  • 8. Tabel NBD Bagi Pekerja dan Masyarakat Umum Pekerja Radiasi NBD Seluruh tubuh, sumsum tulang, kelenjar kelamin 5 rem dalam satu tahun atau 3 rem, dalam 3 bulan, dosis seluruhnya tidak melebihi 5 rem (N-18) rem. N=umur Kulit, Tulang, Kelenjar Thiroid 30 rem dalam 1 tahun Lengan bagian bawah, pangkal kaki 75 rem dalam 1 tahun Bagian lain dari tubuh 15 rem dalam satu tahun
  • 9. Tabel NDB Bagi Pekerja dan Masyarakat Umum Masyarakat umum Batas Dosis Seluruh tubuh, sumsum tulang, kelenjar kelamin 0,5 rem dalam 1 tahun Kulit, Tulang, Kelenjar Thiroid Lengan bagian bawah, pangkal kaki Bagian lain dari tubuh 3 rem dalam 1 tahun, anak-anak di bawah umur – 16 tahun, 1,5 rem dalam 1 tahun untuk kelenjar thiroid 7,5 rem dalam 1 tahun 1,5 rem dalam 1 tahun
  • 10. Prinsip Proteksi Radiasi 1. Menggunakan Pelindung (Shielding) Penggunaan perisai/pelindung berupa apron berlapis Pb, glove Pb, kaca mata Pb dsb yang merupakan sarana proteksi radiasi individu. Tidak menghandle hewan secara langsung, hewan dapat disedasi atau bila perlu dianestesi. Proteksi terhadap lingkungan terhadap radiasi dapat dilakukan dengan melapisi ruang radiografi menggunakan Pb untuk menyerap radiasi yang terjadi saat proses radiografi.
  • 11. Prinsip Proteksi Radiasi 2. Menjaga Jarak Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah. Semakin dekat tubuh kita dengan sumber radiasi maka paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar. Pancaran radiasi sebagian akan menjadi pancaran hamburan saat mengenahi materi. Radiasi hamburan ini akan menambah jumlah dosis radiasi yang diterima. Untuk mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak pada tingkat yang aman dari sumber radiasi. 3. Mempersingkat Waktu Paparan Sedapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu lama berada di dekat sumber radiasi saat proses radiografi. Hal ini untuk mencegah jadinya paparan radiasi yang besar.
  • 12. 3 Jenis Proteksi Radiasi 1. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi Pada terapi dosis tertentu yang diberikan pada penderita, jaringan sehat sekitarnya perlu mendapatkan perlindungan sebaik-baiknya. Contoh : pada penyinaran mata, penyinaran tumor yang tidak ganas tidak boleh dilakukan secara terus menerus pada anak-anak karena akan bersifat karsinogen atau penyebab kanker.
  • 13. 3 Jenis Proteksi Radiasi 2. Proteksi radiasi terhadap pekerja diagnostik radiologi Pekerja diagnostik radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung sinar X. Untuk menghindari radiasi dari sinar X, maka sinar X yang digunakan harus sekecil mungkin, kurang lebih 50% tanpa mengganggu informasi medis yang diperlukan. 3. Proteksi radiasi terhadap kedokteran nuklir Seorang dokter harus berkompeten dalam hal-hal berikut : a. Penggunaan radiofarmasi secara tepat b. Penderita bagaimanakah yang layak mendapat terapi radioisotop c. Memberikan obat radioaktif pada penderita yang benar-benar memerlukan d. Memastikan bahwa instrumen deteksi bekerja secara baik dan benar.
  • 14. Peralatan Dasar Kedokteran Nuklir • Alat untuk menetapkan jumlah radioaktivitas suatu sampel a) Film b) Layar Skintilasi c) Geiger Muller Counter d) Photomultiplier tube (PMT) e) Solid states semiconduktor detector f) Liquid scintilation detector g) Well counter
  • 15. Film Film sangatlah tidak memuaskan untuk mendeteksi radioaktivitas. Namun film masih digunakan untuk autoradiografi (suatu bidang riset) untuk memperoleh bayangan image dari sinar beta yaitu dengan cara meletakan film dekat dengan contoh zat radioaktif.
  • 16. Layar Skintilasi Layar skintilasi digunakan untuk mendeteksi partikel beta. Sinar beta ini apabila menembus kristal ZnSO4 akan menimbulkan cahaya kelip yang lemah (proses skintilasi). Para peneliti dapat menghitung dan mengamati kelipan tersebut.
  • 17. Geiger Muller Counter Pencacah Geiger, atau disebut juga Pencacah Geiger-Muller adalah sebuah alat pengukur radiasi ionisasi. Pencacah Geiger bisa digunakan untuk mendeteksi radiasi alpha dan beta. Sensornya adalah sebuah tabung Geiger-Muller, sebuah tabung yang diisi oleh gas yang akan bersifat konduktor ketika partikel atau foton radiasi menyebabkan gas (umumnya Argon) menjadi konduktif. Alat tersebut akan membesarkan sinyal dan menampilkan pada indikatornya yang bisa berupa jarum penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu bunyi menandakan satu partikel. Pada kondisi tertentu, pencacah Geiger dapat digunakan untuk mendeteksi radiasi gamma, walaupun tingkat reliabilitasnya kurang. Pencacah geiger tidak bisa digunakan untuk mendeteksi neutron.
  • 19. Cara kerja PMT photomultiplier tube adalah tabung hampa yang kedap cahaya dengan photokatoda yang berfungsi sebagai masukan pada salah satu ujungnya dan terdapat beberapa dinode untuk menggandakan elektron. Photokatoda yang ditempelkan pada bahan sintilator (merupakan suatu bahan padat, cair maupun gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi pengion), akan memancarkan elektron bila dikenai cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai. Elektron yang dihasilkannya akan diarahkan, dengan perbedaan potensial, menuju dinode pertama. Dinode tersebut akan memancarkan beberapa elektron sekunder bila dikenai oleh elektron. Elektron-elektron sekunder yang dihasilkan dinode pertama akan menuju dinode kedua dan dilipatgandakan kemudian ke dinode ketiga dan seterusnya sehingga elektron yang terkumpul pada dinode terakhir berjumlah sangat banyak. Dengan sebuah kapasitor kumpulan elektron tersebut akan diubah menjadi pulsa listrik yang akan dianalisa lewat skala tinggi yang ada.
  • 20. Solid states semiconduktor detector Solid states semiconduktor detector atau detektor radiasi dimana bahan semikonduktor seperti silikon atau germanium kristal merupakan media mendeteksi . Dan terdapat sambungan pada salah satu perangkat tersebut di mana pulsa arus berkembang ketika partikel melintasi radiasi pengion itu.
  • 21. Liquid scintilation detector Liquid skintilasi sebagai pengganti NaI(Ti). Liquid ini dicampur dengan sampel yang akan diperiksa dan akan dibuang setelah pemeriksaan selesai. Detektor ini mempunyai kemampuan mendeteksi dan mengukur sinar beta yang sangat lemah dan yang sangat sulit dihitung dengan sistem apapun.
  • 22. Well Counter Merupakan kristal NaI(Ti) detektor yang dilengkapi dengan sebuah tempat untuk tabung reaksi yang letaknya di atas kristal. Well counter ini dipergunakan untuk mengukur volume darah penderita pada suatu kejadian atau operasi dengan teknik dilusi.
  • 23. Distribusi radioaktivitas dalam tubuh atau imaging prinsip peralatan dalam imaging kedokteran nuklir, yaitu : 1. Rektilinier skanner ada sua macam imaging /bayangan yang dibentuk dari distribusi radiasi : a. Bayangan yang tersimpan pada osiloskop atau suatu tanda kesan pada kertas .bisa dilihat selama skanning (pemeriksaan) berlangsung. b. Bayangan yang dibentuk dengan menggerakkan suatu sumber cahaya diatas film fotografi.
  • 24. Distribusi radioaktivitas dalam tubuh atau imaging 2. Gamma kamera Gamma kamera juga disebut kamera sintilasi atau kamera Anger, adalah perangkat yang digunakan untuk gambar gamma memancarkan radiasi radioisotop. pengertian lain adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi emisi sinar gamma untuk mencapai informasi yang fungsional. Instrumen yang digunakan dalam Kedokteran Nuklir untuk mendeteksi sinar gamma dikenal sebagai kamera Gamma. Komponen penyusun kamera gamma adalah kolimator, kristal detektor, photomultiplier tabung array, posisi sirkuit logika, dan analisis data komputer.
  • 26. PET dan SPECT Dua alat imaging yang sangat bermanfaat dalam kedokteran nuklir adalah Positron Emission Tomography (PET) dan Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT). Kedua peralatan ini memberikan informasi fungsi dan anatomi organ dan sangat cocok untuk memantau proses dinamik seperti metabolisme sel atau aliran darah dalam jantung, paru, dan juga otak. Keduanya menggunakan kamera gamma untuk mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan radioisotop tertentu yang ada dalam tubuh pasien.
  • 29. PENGGUNAAN RADIOISOTOP PADA DIAGNOSTIK KLINIK KELENJAR THIROID pemeriksaan yang disebut “24 hours up take test of radio aktive iodine” merupakan suatu evaluasi fungsi thiroid dengan menggunakan detektor skintilasi Contoh detektor skintilasi
  • 30. Cara pemakaian detektor skintilasi pada fungsi kelenjar thiroid • Sehari sebelum pemeriksaan penderita disuruh menelan kapsul atau sebagian kecil 131I kira-kira 300 KBq(setara dengan 8 U Ci). • 24 jam kemudian, hitung jumlah 131I pada tiroid selama 1 menit. • 24 jam berikutnya , 131I tersebut diletakkan pada neck pantom untuk diukur jumlahnya dengan membandingkannya dengan 131I standar.
  • 31. Koreksi pada neck phantom X 100% Nilai-nilai yang diperoleh : • Euthiroid 10-40 %, rata-rata 20 % • Hipothiroid kurang dari 10 % • Hiperthiroid lebih besar dari 40 %
  • 33. Ginjal Untuk mengetahui fungsi ginjal dapat mempergunakan detektor skintilasi. Kira-kira 7 MBq(setara dengan 200 U Ci) dari 131I yang tersegel oleh asam hippurat diinjeksi ke dalam aliran darah. Zat radioaktif ini akan dikeluarkan dari darah melalui ginjal. Lakukan monitor dari masingmasing ginjal dengan menggunakan ratemeter sehingga dapat diperoleh percatatan yang permanen mengenai hubungan count rate dan waktu pada kertas pencatat.
  • 34. Metastasis kanker ke hepar Penyebaran kanker ke liver atau hepar dapat dideteksi melalui suatu scanning liver. Sifat jaringan hati yang normal akan dengan sendirinya menyaring partikel radioaktif sedangkan tumor hepar tidak bisa. Pada skanning akan terlihat suatu daerah yang kurang zat radioaktif. Berdasarkan prinsip ini maka dilakukan hepar skanning untuk mengetahui apakah ada tumor di hepar.
  • 35. Tumor Otak Tumor otak memberi gejala maupun keadaan penderita sangat serius, sehingga dalam kedokteran nuklir timbul upaya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi tumor otak. Zat radioaktif berupa 500 MBq 99mTC yang disuntikan ke dalam darah akan banyak tertumpuk di dalam jaringan tumor ketimbang jaringan di sekitarnya.
  • 36. Metastasis Kanker ke tulang Sering terjadi metastasis kanker ke dalam tulang dan melakukan skanning tulang adalah lebih berguna dibandingkan menggunakan sinar X untuk melakukan deteksi. Skanning tulang yaitu dengan menyuntikan ke dalam vena 500 MBq senyawa fosfat tersegel 99mTC. Tiga jam kemudian diambil bayangan.
  • 37. Contoh skanning tulang Skanning tulang biasanya dilakukan untuk menilai pertumbuhan tulang dan mencari tumor tulang. Tumor adalah daerah gelap yang terlihat dalam gambar.
  • 38.
  • 39. • Prisela : penyebab perbedaan nilai batas dosis untuk pekerja radiasi dan masyarakat umum? • Prisela : apakah penyebaran karsinogen hanya terjadi pada anak-anak • Dian :