SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
ISU DAN POTRET
BURAM
PELAYANAN PUBLIK
Anggota :
Agung Dwi P.
125030100111200
Anas Hasyimi
125030100111057

Claudio Auliya
125030100111191
A. Syaifur R

125030107111128

Aldilas Setiawan

125030100111181

M. Arif Rusli
GAMBARAN PELAYANAN PUBLIK
• Fred Luthans
pelayanan Merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang
menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai
tujuannya.
• Adrian Payne
suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidakwujudan (intanbility) yang
berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen
atau dengan properti dalam kepemilikannya dan tidak menghasilkan transfer
kepemilikan. Kotler mengartikan pelayanan merupakan : setiap tindakan atau
unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain secara prinsip
intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya
bisa terikat dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
• Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai
segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun
jasa publik
• Pola pelayanan :
1. Teknis Fungsional:diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya.
2. Satu Pintu :diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah
berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja
3. Satu Atap :dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah
yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing.
4. Terpusat :dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak
selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya
yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang
bersangkutan.

5. Elektronik :menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang
merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat
online
KLASIFIKASI PELAYANAN
P E L AYA N A N YA N G M E M B E D A K A N M E N U R U T
K E C A K A PA N N YA O R A N G :
a ) P E L AYA N A N A M AT I R
P E L AYA N A N A M AT I R D I L A K U K A N O L E H T E N A G A
YA N G B E L U M M E M I L I K I K E T E R A M P I L A N ( N O N
SKILL). CONTOH : PENGETIK KOMPUTER DAN
O P E R AT O R T E L E P O N T E R T E N T U YA N G B E L U M
M E N G I K U T I K U R S U S , L AT I H A N AT A U S U D A H
M E N G I K U T I L AT I H A N T E T A P I B E L U M T E R A M P I L .
b ) P E L AYA N A N P R O F E S S I O N A L
P E L AYA N A N P R O F E S S I O N A L A D A L A H
MEMAMPUAN MENANGGAPI KEBUTUHAN,
MENYELESAIKAN TUGAS, KELUHAN MASALAH
D E N G A N K U A L I TA S B A G U S D A N B A I K . C O N T O H :
P E L AYA N A N K E S E H AT A N M A N U S I A D I L AYA N I
O L E H PA R A M E D I S , D O K T E R ( D O K T E R U M U M ,
SPESIALIS, AHLI RONTGEN DAN AHLI GIZI).
PELAYANAN YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN
ORGANISASI :
a. Pelayanan bantuan administrastratif

Pelayanan ini berupa pemberian izin atau legalitas, pemberian
rekomendasi, fasilitas tertentu. Contoh : izin menanamkan indutri
tambang.
b. Pelayanan bantuan operasional
Contoh ; pelayanan pengujian kelaikan teknis kendaraan bermotor,
laik laut kapal, laik udara pesawat, pelayanan operasional
teknologi dan jasa.
c. Pelayanan teknis operasional
Contoh : Pelayanan informasi dan data oleh operator, pelayanan
operasional sarana kerja, seperti ahli operator telepon, komputer,
alat elektronik dan teknologi modern.
d. Pelayanan bantuan manajemen
Misal, pelayanan bantuan sumber daya manusia berupa proses
seleksi pengadaan tenaga yang tepat kualifikasi. Pelayanan
bantuan manajemen keuangan dengan ahli perencanaan
PELAYANAN YANG BERKAITAN DENGAN SARANA
KERJA
a.

Pelayanan yang membantu kesiapan operasional dan
perpanjangan usia pakai (kelaikan teknis, ekonomis)
sarana kerja atau benda, diberikan oleh penguji teknis,
mutu, ahli pemeliharaan dan perawatan.

b. Pelayanan pengujian sarana serta pengujian kelaikan
teknis kendaraan bermotor, kelaikan kapal laut, pesawat
udara dan timbangan.
c. Pelayanan operasional sarana oleh tenaga terampil
bersertifikat seperti kapten kapal, pilot, sopir.
d. Pelayanan instalasi air, lisitrik, pemadam kebakaran, alatalat kantor yang berteknologi modern, elektronik,
komputer dan lain-lain.
PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN
PUBLIK
• Tidak jelasnya misi pelayanan publik sering
dipergunakan sebagai alasan utama untuk selalu
bersandar pada prosedur dan peraturan.
• Sentralisme kekuasan yang telah berjalan selama
puluhan tahun menyebabkan birokrasi di daerah
lamban dalam merespon problemproblem yang
terjadi di daerahnya.
• Ketiadaan ruang dan kejelasan penanganan keluhan
masyarakat turut mendukung terciptanya kondisi
tersebut. Ketidakjelasan standar pelayanan menjadi
suatu hal yang dianggap wajar dan benar dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.

• Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan
oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan.
INDIKATOR PROSEDUR
PELAYANAN PUBLIK :

a . K E J E L A S A N I N F O R M A S I P E L AYA N A N .
b . K E T E R B U K A A N B I AYA P E L AYA N A N
c . K E T E P AT A N W A K T U P E L AYA N A N , D A N
d . P R O S E S P E L AYA N A N
PATOLOGI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK
•

P R O F. D R . S O N D A N G P. S I A G I A N , M P A ( 1 9 8 8 )
M E N G ATA K A N B A H W A P E N T I N G N YA PAT O L O G I I A L A H
A G A R D A PAT D I K E TA H U I B E R B A G A I J E N I S P E N YA K I T
YA N G M U N G K I N D I D E R I TA O L E H M A N U S I A
1.

P E N YA L A H G U N A A N W E W E N A N G D A N TA N G G U N G
J AWA B

2.

PENGABURAN MASALAH

3.

INDIKASI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME

4.

I N D I K A S I M E M P E R TA H A N K A N S TAT U S Q U O

5.

EMPIRE BUILDING (MEMBINA KERAJAAN)

6.

K E TAK U TA N PAD A P E R U B AH A N , I N O VA S I D A N
RESIKO

7.

K E T I D AK P E D U L I AN PAD A K R I T I K D AN S AR A N

8.

TAK U T M E N G A M B I L K E P U T U S AN

9.

K U R A N G N YA K R E AT I V I TA S D A N
E K S P E R I M E N TAS I

1 0 . K R E D I B I L I TA S YA N G R E N D A H , K U R A N G V I S I
YA N G I M A J I N AT I F
KATEGORI DAN RUANG LINGKUP PATOLOGI
BIROKRASI
Menurut Siagian, patologi birokrasi bisa dikelompokkan dalam lima kategori,
diantara adalah :

1. Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para pejabat di
lingkungan birokrasi. Persepsi gaya manajerial para pejabat dilingkungan
birokrasi yang menyimpang dari prinsip prinsip demokrasi. Hal ini
mengakibatkan bentuk patologi seperti penyalahgunaan wewenang dan
jabatan menerima sogok dan nepotisme.
2. Patologi yang disebabkan karena kurangnya atau rendahnya pengetahuan dan
keterampilan para petugas pelaksana berbagai kegiatan operasional
mengakibatkan produktivitas dan mutu pelayanan yang rendah, serta pegawai
sering berbuat kesalahan.
3. Patologi timbul karena tindakan para anggota birokrasi yang melanggar
norma-norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tindakan pejabat yang melanggar hukum dengan penggemukan pembiayaan,
menerima sogok, korupsi dan sebagainya.
4. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku para birokrat yang bersifat
disfungsional atau negatif seperti sewenang wenang, pura pura sibuk dan
diskriminaitif.
5. Patologi yang merupakan akibat situasi internal dalam berbagai instansi
SMITH MEMETAKAN DUA KONSEP BESAR
DALAM RUANG LINGKUP PATOLOGI BIROKRASI
PELAYANAN PUBLIK YAKNI :
1. Disfunctions of bureaucracy, yakni berkaitan
dengan struktur, aturan, dan prosedur atau
berkaitan dengan karakteristik birokrasi atau
birokrasi secara kelembagaan yang jelek, sehingga
tidak mampu mewujudkan kinerja yang baik, atau
erat kaitannya dengan kualitas birokrasi secara
institusi.
2. Mal administration, yakni berkaitan dengan
ketidakmampuan atau perilaku yang dapat disogok,
meliputi :perilaku korup, tidak sensitive, arogan,
misi-nformasi, tidak peduli dan bias, atau erat
kaitannya dengan kualitas sumber daya manusianya
atau birokrat yang ada di dalam birokrasi.
PARASURAMAN DALAM LUPIYOADI (2001)
TERDAPAT LIMA DIMENSI KUALITAS
PELAYANAN, YAITU :
1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan dalam menunjukkan
eksitensinya kepada pihak eksternal. Yang dimaksudkan bahwa
penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik dan keadaan
lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dan pelayanan yang
diberikan.
2. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
3. Responsiveness, atau tanggapan yaitu suatu kemauan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada
masyarakat dengan menyampaikan informasi yang jelas.
4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai untuk
menumbuhkan rasa percaya terhadap pelanggan.Terdiri dari
beberapa komponen di antaranya adalah komunikasi, kredibilitas,
keamanan, kompetensi dan sopan santun.
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan pelanggan.
LEVINCE MELIHAT KUALITAS PELAYANAN DARI
INDIKATOR-INDIKATOR SEBAGAI BERIKUT :
1. Responsiveness (Responsivilitas)
merupakan mengukur daya tanggap providers terhadap
harapan, keinginan, dan aspirasi, serta tutuntutan dari
costumers.

2. Responsibility (Responsibilitas)
Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses
pemeberian pelayanan publik itu dilakukan dengan tidak
melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Accountability (Akuntabilitas)
Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat
keseuaian antara penyelenggara pelayanan dengan ukuranukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh
stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang dalam
masyarakat.
SENDI-SENDI PELAYANAN PRIMA
(KEPMENPAN 81/93)
1. Kesederhanaan

2. Kejelasan dankepastian
3. Keamanan
4. Keterbukaan
5. Efisiensi
6. Ekonomis
7. Keadilan
8. Ketepatan waktu
SESUAI DENGAN KEP.MENPAN NO. 63/2004
PENYELENGGARAAN PELAYANAN HARUS MEMENUHI
AZAS-AZAS SEBAGAI BERIKUT :
1. Transparansi; bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang memerlukan dan disediakan secara memadai
serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas; dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional; sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dan penerima pelayanan dengan tetap berprinsip pada efesiensi
dan efektifitas.
4. Partisipatif; mendorong peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pelayanan publik dengan memperhatikan
aspirasi , kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak ; tidak deskriminatif, dalam arti tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status
ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban; pemberi dan penerima
pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masingmasing.
AGENDA STRATEGI DALAM MENYELESAIKAN
PERMASALAHAN PELAYANAN.
• Kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuannya
mengatasi berbagai permasalahan di atas sehingga mampu
menyediakan pelayanan publik yang memuaskan masyarakat sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.
• Saran yang kami ajukan pada pemerintah dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik adalah :
1. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP). Untuk
memastikan bahwa proses pelayanan dapat berjalan secara
konsisten diperlukan adanya Standard Operating Procedures.
2. Pengembangan Survey Kepuasan Pelanggan. Untuk menjaga
kepuasan masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme
penilaian kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
3. Sistem Pengelolaan Pengaduan. Pengaduan masyarakat merupakan
satu sumber informasi bagi upaya-upaya pihak penyelenggara
pelayanan untuk secara konsisten menjaga pelayanan yang
dihasilkannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
4. menciptakan sistem akuntabilitas dan
transparansi. Kurangnya rasa bertanggung
jawab yang ada dalam birokrasi membuat para
birokrat semakin berani untuk menyeleweng
dari hal yang semestinya dilakukan
5. menegakkan Good Governance
6. Untuk mengatasi Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme selain hal diatas diharapkan
pemerintah menetapkan perundangan dibidang
infomatika (IT)
7. Perlu dilakukan restrukturisasi birokrasi
pelayanan publik supaya menjadi lancar dan
tidak berbelit-belit dalam proses pelayanan
Isu dan potret buram

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted GaeblerBhaskoro Utomo
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 
Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah Daerah
Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah DaerahUpaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah Daerah
Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah Daerahtemanna #LABEDDU
 
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiDadang Solihin
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Universitas Pakuan
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
Budaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikBudaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Penguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi DesaPenguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi DesaTri Widodo W. UTOMO
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanNuzulul Putri
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Ian Setiawan
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindleHeru Fernandez
 
7. Kolaboratif.pdf
7. Kolaboratif.pdf7. Kolaboratif.pdf
7. Kolaboratif.pdfMarethaDewi2
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tri Widodo W. UTOMO
 

La actualidad más candente (20)

reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
Evaluasi kebijakan publik
Evaluasi kebijakan publikEvaluasi kebijakan publik
Evaluasi kebijakan publik
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
 
Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah Daerah
Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah DaerahUpaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah Daerah
Upaya Pencegahan Korupsi di Pemerintah Daerah
 
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
 
Smart Governance
Smart GovernanceSmart Governance
Smart Governance
 
Public choice
Public choicePublic choice
Public choice
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Budaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publikBudaya birokrasi pelayanan publik
Budaya birokrasi pelayanan publik
 
Penguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi DesaPenguatan Kapasitas Otonomi Desa
Penguatan Kapasitas Otonomi Desa
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
 
model kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindlemodel kebijakan merille s.grindle
model kebijakan merille s.grindle
 
Ruang lingkup pelayanan publik
Ruang lingkup pelayanan publikRuang lingkup pelayanan publik
Ruang lingkup pelayanan publik
 
7. Kolaboratif.pdf
7. Kolaboratif.pdf7. Kolaboratif.pdf
7. Kolaboratif.pdf
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
 

Similar a Isu dan potret buram

Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangtemanna #LABEDDU
 
Materi Paparan Standar Pelayanan.pptx
Materi Paparan Standar Pelayanan.pptxMateri Paparan Standar Pelayanan.pptx
Materi Paparan Standar Pelayanan.pptxazizah612202
 
PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt
PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.pptPELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt
PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.pptSamsulArifin952284
 
Aksi perubahan v vii
Aksi perubahan v viiAksi perubahan v vii
Aksi perubahan v viiihsanputra3
 
Management Kualitas Pelayanan
Management Kualitas PelayananManagement Kualitas Pelayanan
Management Kualitas PelayananMicheelLi
 
Kerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docx
Kerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docxKerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docx
Kerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docxMAldiPutra1
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikFKP2B Cikarang
 
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance IndexHasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance IndexDadang Solihin
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxLauraGreen887065
 
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan AkuntabilitasStrategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan AkuntabilitasTri Widodo W. UTOMO
 
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapanpengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapanBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
2. Akuntabilitas.pdf
2. Akuntabilitas.pdf2. Akuntabilitas.pdf
2. Akuntabilitas.pdfRoroFitriani
 
Tugas Agenda I, Triaturrahman.pdf
Tugas Agenda I, Triaturrahman.pdfTugas Agenda I, Triaturrahman.pdf
Tugas Agenda I, Triaturrahman.pdfmamanmomon1
 
perencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawas
perencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawasperencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawas
perencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawasFatihElluqmani
 
3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatanAmir Uddin
 
Makalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publikMakalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publikIsrandi
 
Agenda2_Akuntabilitas.pptx
Agenda2_Akuntabilitas.pptxAgenda2_Akuntabilitas.pptx
Agenda2_Akuntabilitas.pptxAstrianYuni
 
Bahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitasBahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitasYe Si
 

Similar a Isu dan potret buram (20)

Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
 
Materi Paparan Standar Pelayanan.pptx
Materi Paparan Standar Pelayanan.pptxMateri Paparan Standar Pelayanan.pptx
Materi Paparan Standar Pelayanan.pptx
 
623 9044-1-pb
623 9044-1-pb623 9044-1-pb
623 9044-1-pb
 
PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt
PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.pptPELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt
PELAYANAN-PUBLIK-Slide-Dosen.ppt
 
Aksi perubahan v vii
Aksi perubahan v viiAksi perubahan v vii
Aksi perubahan v vii
 
Management Kualitas Pelayanan
Management Kualitas PelayananManagement Kualitas Pelayanan
Management Kualitas Pelayanan
 
Kerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docx
Kerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docxKerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docx
Kerangka Karangan Ilmiah_Bahasa Indonesia 22 (1) (2).docx
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance IndexHasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
Hasil Uji Coba Pengukuran Good Governance Index
 
Cobit dan coso
Cobit dan cosoCobit dan coso
Cobit dan coso
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
 
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan AkuntabilitasStrategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
 
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapanpengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
pengukuran indeks kinerja pelayanan publik (IKPP) di bontang dan balikpapan
 
2. Akuntabilitas.pdf
2. Akuntabilitas.pdf2. Akuntabilitas.pdf
2. Akuntabilitas.pdf
 
Tugas Agenda I, Triaturrahman.pdf
Tugas Agenda I, Triaturrahman.pdfTugas Agenda I, Triaturrahman.pdf
Tugas Agenda I, Triaturrahman.pdf
 
perencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawas
perencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawasperencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawas
perencanaan kegiatan yanlik pelatihan kepemimpinan pengawas
 
3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan3 pembaharuan prajabatan
3 pembaharuan prajabatan
 
Makalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publikMakalah ak publik audit sektor publik
Makalah ak publik audit sektor publik
 
Agenda2_Akuntabilitas.pptx
Agenda2_Akuntabilitas.pptxAgenda2_Akuntabilitas.pptx
Agenda2_Akuntabilitas.pptx
 
Bahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitasBahan tayang materi akuntabilitas
Bahan tayang materi akuntabilitas
 

Más de Enchink Qw

ekonomi sektor publik
ekonomi sektor publik ekonomi sektor publik
ekonomi sektor publik Enchink Qw
 
paulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arifpaulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arifEnchink Qw
 
Klhs wajib vs sukarela
Klhs wajib vs sukarelaKlhs wajib vs sukarela
Klhs wajib vs sukarelaEnchink Qw
 
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganEnchink Qw
 
pengembangan transportasi
pengembangan transportasipengembangan transportasi
pengembangan transportasiEnchink Qw
 
reinventing goverment
reinventing govermentreinventing goverment
reinventing govermentEnchink Qw
 
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitDesentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitEnchink Qw
 
desentralisasi public service dalam era otonomi daerah
desentralisasi public service dalam era otonomi daerahdesentralisasi public service dalam era otonomi daerah
desentralisasi public service dalam era otonomi daerahEnchink Qw
 
Desentralisasi Public Service dalam Era Otonomi Daerah
Desentralisasi Public Service dalam Era Otonomi DaerahDesentralisasi Public Service dalam Era Otonomi Daerah
Desentralisasi Public Service dalam Era Otonomi DaerahEnchink Qw
 
Penerapan Prinsip Governance pada PEMILU
Penerapan Prinsip Governance pada PEMILUPenerapan Prinsip Governance pada PEMILU
Penerapan Prinsip Governance pada PEMILUEnchink Qw
 
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8Enchink Qw
 
Lingkungan organisasi
Lingkungan organisasiLingkungan organisasi
Lingkungan organisasiEnchink Qw
 
Otonomi Daerah dan Perkembangannya didaerah
Otonomi Daerah dan Perkembangannya didaerahOtonomi Daerah dan Perkembangannya didaerah
Otonomi Daerah dan Perkembangannya didaerahEnchink Qw
 
Bu shinta spi kelompok 3
Bu shinta spi kelompok 3Bu shinta spi kelompok 3
Bu shinta spi kelompok 3Enchink Qw
 

Más de Enchink Qw (16)

ekonomi sektor publik
ekonomi sektor publik ekonomi sektor publik
ekonomi sektor publik
 
paulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arifpaulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arif
 
Kuliah AMDAL
Kuliah AMDALKuliah AMDAL
Kuliah AMDAL
 
Klhs wajib vs sukarela
Klhs wajib vs sukarelaKlhs wajib vs sukarela
Klhs wajib vs sukarela
 
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan PanganPengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
Pengembangan lingkungan terhadap Ketahanan Pangan
 
pengembangan transportasi
pengembangan transportasipengembangan transportasi
pengembangan transportasi
 
reinventing goverment
reinventing govermentreinventing goverment
reinventing goverment
 
k
kk
k
 
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitDesentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
 
desentralisasi public service dalam era otonomi daerah
desentralisasi public service dalam era otonomi daerahdesentralisasi public service dalam era otonomi daerah
desentralisasi public service dalam era otonomi daerah
 
Desentralisasi Public Service dalam Era Otonomi Daerah
Desentralisasi Public Service dalam Era Otonomi DaerahDesentralisasi Public Service dalam Era Otonomi Daerah
Desentralisasi Public Service dalam Era Otonomi Daerah
 
Penerapan Prinsip Governance pada PEMILU
Penerapan Prinsip Governance pada PEMILUPenerapan Prinsip Governance pada PEMILU
Penerapan Prinsip Governance pada PEMILU
 
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
Resume buku james caporaso dan levine Bab 8
 
Lingkungan organisasi
Lingkungan organisasiLingkungan organisasi
Lingkungan organisasi
 
Otonomi Daerah dan Perkembangannya didaerah
Otonomi Daerah dan Perkembangannya didaerahOtonomi Daerah dan Perkembangannya didaerah
Otonomi Daerah dan Perkembangannya didaerah
 
Bu shinta spi kelompok 3
Bu shinta spi kelompok 3Bu shinta spi kelompok 3
Bu shinta spi kelompok 3
 

Último

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Último (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

Isu dan potret buram

  • 1. ISU DAN POTRET BURAM PELAYANAN PUBLIK Anggota : Agung Dwi P. 125030100111200 Anas Hasyimi 125030100111057 Claudio Auliya 125030100111191 A. Syaifur R 125030107111128 Aldilas Setiawan 125030100111181 M. Arif Rusli
  • 2. GAMBARAN PELAYANAN PUBLIK • Fred Luthans pelayanan Merupakan proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya. • Adrian Payne suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketidakwujudan (intanbility) yang berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Kotler mengartikan pelayanan merupakan : setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terikat dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
  • 3. • Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik • Pola pelayanan : 1. Teknis Fungsional:diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya. 2. Satu Pintu :diberikan secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja 3. Satu Atap :dilakukan secara terpadu pada satu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan masing-masing. 4. Terpusat :dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. 5. Elektronik :menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang bersifat online
  • 4. KLASIFIKASI PELAYANAN P E L AYA N A N YA N G M E M B E D A K A N M E N U R U T K E C A K A PA N N YA O R A N G : a ) P E L AYA N A N A M AT I R P E L AYA N A N A M AT I R D I L A K U K A N O L E H T E N A G A YA N G B E L U M M E M I L I K I K E T E R A M P I L A N ( N O N SKILL). CONTOH : PENGETIK KOMPUTER DAN O P E R AT O R T E L E P O N T E R T E N T U YA N G B E L U M M E N G I K U T I K U R S U S , L AT I H A N AT A U S U D A H M E N G I K U T I L AT I H A N T E T A P I B E L U M T E R A M P I L . b ) P E L AYA N A N P R O F E S S I O N A L P E L AYA N A N P R O F E S S I O N A L A D A L A H MEMAMPUAN MENANGGAPI KEBUTUHAN, MENYELESAIKAN TUGAS, KELUHAN MASALAH D E N G A N K U A L I TA S B A G U S D A N B A I K . C O N T O H : P E L AYA N A N K E S E H AT A N M A N U S I A D I L AYA N I O L E H PA R A M E D I S , D O K T E R ( D O K T E R U M U M , SPESIALIS, AHLI RONTGEN DAN AHLI GIZI).
  • 5. PELAYANAN YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN ORGANISASI : a. Pelayanan bantuan administrastratif Pelayanan ini berupa pemberian izin atau legalitas, pemberian rekomendasi, fasilitas tertentu. Contoh : izin menanamkan indutri tambang. b. Pelayanan bantuan operasional Contoh ; pelayanan pengujian kelaikan teknis kendaraan bermotor, laik laut kapal, laik udara pesawat, pelayanan operasional teknologi dan jasa. c. Pelayanan teknis operasional Contoh : Pelayanan informasi dan data oleh operator, pelayanan operasional sarana kerja, seperti ahli operator telepon, komputer, alat elektronik dan teknologi modern. d. Pelayanan bantuan manajemen Misal, pelayanan bantuan sumber daya manusia berupa proses seleksi pengadaan tenaga yang tepat kualifikasi. Pelayanan bantuan manajemen keuangan dengan ahli perencanaan
  • 6. PELAYANAN YANG BERKAITAN DENGAN SARANA KERJA a. Pelayanan yang membantu kesiapan operasional dan perpanjangan usia pakai (kelaikan teknis, ekonomis) sarana kerja atau benda, diberikan oleh penguji teknis, mutu, ahli pemeliharaan dan perawatan. b. Pelayanan pengujian sarana serta pengujian kelaikan teknis kendaraan bermotor, kelaikan kapal laut, pesawat udara dan timbangan. c. Pelayanan operasional sarana oleh tenaga terampil bersertifikat seperti kapten kapal, pilot, sopir. d. Pelayanan instalasi air, lisitrik, pemadam kebakaran, alatalat kantor yang berteknologi modern, elektronik, komputer dan lain-lain.
  • 7. PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN PUBLIK • Tidak jelasnya misi pelayanan publik sering dipergunakan sebagai alasan utama untuk selalu bersandar pada prosedur dan peraturan. • Sentralisme kekuasan yang telah berjalan selama puluhan tahun menyebabkan birokrasi di daerah lamban dalam merespon problemproblem yang terjadi di daerahnya. • Ketiadaan ruang dan kejelasan penanganan keluhan masyarakat turut mendukung terciptanya kondisi tersebut. Ketidakjelasan standar pelayanan menjadi suatu hal yang dianggap wajar dan benar dalam penyelenggaraan pelayanan publik. • Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan.
  • 8. INDIKATOR PROSEDUR PELAYANAN PUBLIK : a . K E J E L A S A N I N F O R M A S I P E L AYA N A N . b . K E T E R B U K A A N B I AYA P E L AYA N A N c . K E T E P AT A N W A K T U P E L AYA N A N , D A N d . P R O S E S P E L AYA N A N
  • 9. PATOLOGI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK • P R O F. D R . S O N D A N G P. S I A G I A N , M P A ( 1 9 8 8 ) M E N G ATA K A N B A H W A P E N T I N G N YA PAT O L O G I I A L A H A G A R D A PAT D I K E TA H U I B E R B A G A I J E N I S P E N YA K I T YA N G M U N G K I N D I D E R I TA O L E H M A N U S I A 1. P E N YA L A H G U N A A N W E W E N A N G D A N TA N G G U N G J AWA B 2. PENGABURAN MASALAH 3. INDIKASI KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME 4. I N D I K A S I M E M P E R TA H A N K A N S TAT U S Q U O 5. EMPIRE BUILDING (MEMBINA KERAJAAN) 6. K E TAK U TA N PAD A P E R U B AH A N , I N O VA S I D A N RESIKO 7. K E T I D AK P E D U L I AN PAD A K R I T I K D AN S AR A N 8. TAK U T M E N G A M B I L K E P U T U S AN 9. K U R A N G N YA K R E AT I V I TA S D A N E K S P E R I M E N TAS I 1 0 . K R E D I B I L I TA S YA N G R E N D A H , K U R A N G V I S I YA N G I M A J I N AT I F
  • 10. KATEGORI DAN RUANG LINGKUP PATOLOGI BIROKRASI Menurut Siagian, patologi birokrasi bisa dikelompokkan dalam lima kategori, diantara adalah : 1. Patologi yang timbul karena persepsi dan gaya manajerial para pejabat di lingkungan birokrasi. Persepsi gaya manajerial para pejabat dilingkungan birokrasi yang menyimpang dari prinsip prinsip demokrasi. Hal ini mengakibatkan bentuk patologi seperti penyalahgunaan wewenang dan jabatan menerima sogok dan nepotisme. 2. Patologi yang disebabkan karena kurangnya atau rendahnya pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana berbagai kegiatan operasional mengakibatkan produktivitas dan mutu pelayanan yang rendah, serta pegawai sering berbuat kesalahan. 3. Patologi timbul karena tindakan para anggota birokrasi yang melanggar norma-norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tindakan pejabat yang melanggar hukum dengan penggemukan pembiayaan, menerima sogok, korupsi dan sebagainya. 4. Patologi yang dimanifestasikan dalam perilaku para birokrat yang bersifat disfungsional atau negatif seperti sewenang wenang, pura pura sibuk dan diskriminaitif. 5. Patologi yang merupakan akibat situasi internal dalam berbagai instansi
  • 11. SMITH MEMETAKAN DUA KONSEP BESAR DALAM RUANG LINGKUP PATOLOGI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK YAKNI : 1. Disfunctions of bureaucracy, yakni berkaitan dengan struktur, aturan, dan prosedur atau berkaitan dengan karakteristik birokrasi atau birokrasi secara kelembagaan yang jelek, sehingga tidak mampu mewujudkan kinerja yang baik, atau erat kaitannya dengan kualitas birokrasi secara institusi. 2. Mal administration, yakni berkaitan dengan ketidakmampuan atau perilaku yang dapat disogok, meliputi :perilaku korup, tidak sensitive, arogan, misi-nformasi, tidak peduli dan bias, atau erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusianya atau birokrat yang ada di dalam birokrasi.
  • 12. PARASURAMAN DALAM LUPIYOADI (2001) TERDAPAT LIMA DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, YAITU : 1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan dalam menunjukkan eksitensinya kepada pihak eksternal. Yang dimaksudkan bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik dan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dan pelayanan yang diberikan. 2. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 3. Responsiveness, atau tanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada masyarakat dengan menyampaikan informasi yang jelas. 4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya terhadap pelanggan.Terdiri dari beberapa komponen di antaranya adalah komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun. 5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan.
  • 13. LEVINCE MELIHAT KUALITAS PELAYANAN DARI INDIKATOR-INDIKATOR SEBAGAI BERIKUT : 1. Responsiveness (Responsivilitas) merupakan mengukur daya tanggap providers terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi, serta tutuntutan dari costumers. 2. Responsibility (Responsibilitas) Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemeberian pelayanan publik itu dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. 3. Accountability (Akuntabilitas) Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat keseuaian antara penyelenggara pelayanan dengan ukuranukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stakeholders, seperti nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
  • 14. SENDI-SENDI PELAYANAN PRIMA (KEPMENPAN 81/93) 1. Kesederhanaan 2. Kejelasan dankepastian 3. Keamanan 4. Keterbukaan 5. Efisiensi 6. Ekonomis 7. Keadilan 8. Ketepatan waktu
  • 15. SESUAI DENGAN KEP.MENPAN NO. 63/2004 PENYELENGGARAAN PELAYANAN HARUS MEMENUHI AZAS-AZAS SEBAGAI BERIKUT : 1. Transparansi; bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang memerlukan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 2. Akuntabilitas; dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Kondisional; sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berprinsip pada efesiensi dan efektifitas. 4. Partisipatif; mendorong peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi , kebutuhan dan harapan masyarakat. 5. Kesamaan hak ; tidak deskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi. 6. Keseimbangan hak dan kewajiban; pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masingmasing.
  • 16. AGENDA STRATEGI DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PELAYANAN. • Kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuannya mengatasi berbagai permasalahan di atas sehingga mampu menyediakan pelayanan publik yang memuaskan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. • Saran yang kami ajukan pada pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah : 1. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP). Untuk memastikan bahwa proses pelayanan dapat berjalan secara konsisten diperlukan adanya Standard Operating Procedures. 2. Pengembangan Survey Kepuasan Pelanggan. Untuk menjaga kepuasan masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik. 3. Sistem Pengelolaan Pengaduan. Pengaduan masyarakat merupakan satu sumber informasi bagi upaya-upaya pihak penyelenggara pelayanan untuk secara konsisten menjaga pelayanan yang dihasilkannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
  • 17. 4. menciptakan sistem akuntabilitas dan transparansi. Kurangnya rasa bertanggung jawab yang ada dalam birokrasi membuat para birokrat semakin berani untuk menyeleweng dari hal yang semestinya dilakukan 5. menegakkan Good Governance 6. Untuk mengatasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme selain hal diatas diharapkan pemerintah menetapkan perundangan dibidang infomatika (IT) 7. Perlu dilakukan restrukturisasi birokrasi pelayanan publik supaya menjadi lancar dan tidak berbelit-belit dalam proses pelayanan