SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 30
Descargar para leer sin conexión
Eny Setyo Widiasih
Definisi Obat Palsu
 WHO
  “a medicine, which is deliberately and fraudulently
  mislabelled with respect to identity and/or
  source. Counterfeiting can apply to both branded and
  generic products and counterfeit products may include
  products with the correct ingredients or with the wrong
  ingredients, without active ingredients, with insufficient
  active ingredients or with fake packaging”

 Permenkes No 1010 Tahun 2008
  Obat palsu : obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak
  berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau
  produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas obat lain
  yang telah memiliki izin edar.
Kategori Obat Palsu
Kategori obat dikatakan palsu, jika :
1. Bahan, takaran dan mereknya sama dengan obat asli,
   tetapi dibuat oleh produsen bukan pemegang merek.
2. Produk dengan jumlah zat aktif tidak sesuai dengan yang
   dicantumkan pada label obat .
3. Mereknya sama, tetapi isinya bukan obat dan tidak jelas
   pembuatannya. Jenis ketiga ini paling merugikan.
4. Mencakup suatu produk yang tidak mencapat izin resmi
5. Produk yang ternyata berisi bahan berkhasiat lain
6. Obat kadaluarsa yang kemas kembali
DAMPAK DARI OBAT PALSU
 Kegagalan terapi
 Resistensi obat
 Kematian, karena penyakit tidak mendapatkan
  pengobatan yang tepat
 Kerugian ekonomi
 Penyakit semakin parah
 Reaksi alergi
Kasus yang pernah terjadi
 WHO 48,7%kasus terdokumentasi pemalsuan obat dilaporkan di
  negara berkembang di Western Pasific (Cina, Filipina, dan Vietnam),
  diikuti oleh negara-negara berkembang yang tergabung dalam WHO
  Eastern Mediterranean, dengan 18,7%. Daerah industri dari WHO
  Kantor Wilayah untuk Eropa berada di posisi ketiga, dengan 13,6%.
 India memimpin dalam produksi obat palsu, dengan sebanyak 35%
  dari produksi dunia berasal sana. Nigeria adalah kedua, bertanggung
  jawab atas 23,1%, diikuti oleh Pakistan, dengan pangsa 13,3%. Negara-
  negara Asia Tambahan menjelaskan 14,6% dari obat palsu diproduksi.
 Sekitar 192.000 orang meninggal di Cina pada tahun 2001 sebagai
  akibat dari obat palsu
 Pada tahun 2001 Pemerintah China menutup 1.300 pabrik dan
  diselidiki 480.000 kasus merupakan obat palsu dengan nilai $
  57.000.000
 Tahun 2004-2005 , obat-obatan palsu menyebabkan
  kematian di Argentina
 Tahun 2006 di Panama, 100 pasien meninggal karena
  obat-obatan yang diproduksi dengan gliserin palsu.
Volume Pasar Obat Palsu
 Negara Industri,regulasi efektif (AS,Uni
  Eropa,Australia,Kanada,Jepang, Selandia Baru) < 1%
  dari nilai pasar.
 Negara-negara Afrika, sebagian Asia dan Amerika
  Latin > 30% dari nilai pasar.
 Kebanyakan negara bekas Uni Soviet > 20% dari nilai
  pasar.
Peredaran obat palsu
- Berdasarkan data dari WHO praktik pemalsuan obat
  didunia rata-rata mencapai 10 %. Dan untuk negara-
  negara berkembang mencapai 20-40%.
- WHO Western Pasific 60% obat dikonsumsi di
  seluruh dunia adalah obat palsu.
- Di indonesia sendiri berdasarkan data yang sinyalir
  dari International Pharmaceutical Group (IPMG)
  memperkiran peredaran obat palsu di indonesia
  mencapai 5 triliun atau 25% dari pasar farmasi
  nasional.
Faktor Penyebab Pemalsuan Obat
• Sanksi pidana yang kurang membuat pemalsuan menarik bagi
    pemalsu.
•   Transaksi terjadi dalam banyak perantara sehingga meningkatkan
    kesempatan bagi pemalsu untuk menyusup ke sistem distribusi.
•   Perluasan perdagangan dan deregulasi menawarkan kesempatan yang
    lebih besar untuk memperkenalkan produk palsu ke dalam
    saluran resmi.
•   Kerjasama belum efektif antara stakeholder: badan kesehatan, bea
    cukai,polisi, industri dan pedagang perlu untuk menjalin kerjasama
    yang efektif dan bertukar informasi dalam rangka mendeteksi dan
    menghentikan pemalsu.
•   Kurangnya kemauan politik: di beberapa negara, pemalsu tidak
    terganggu oleh otoritas jika kapasitas ekspor mereka mengambil
    prioritas di atas nilai kesehatan masyarakat dari produk medis
•   Kurangnya kesadaran di kalangan profesional kesehatan dan konsumen
    sehingga menghalangi deteksi dan pelaporan, bahkan ketika pasien
    mengalami kegagalan pengobatan.
STRATEGI
IMPACT
(International Medical Product Anti
      Counterfeiting Taskforce)
 IMPACT merupakan satgas pemberantasan obat palsu
  tingkat internasional yang didirikan oleh WHO pada
  bulan februari tahun 2006.
 IMPACT terdiri dari 193 negara-negara yang menjadi
  anggota WHO, meliputi organisasi internasional,
  penegak,     nasional    otoritas    pengawas   obat,
  kepolisian,    nonpemerintah      organisasi, asosiasi
  mewakili produsen farmasi dan PBF, profesional
  kesehatan dan kelompok pasien.
• Regional Office for South-East Asia
         • Regional Office for Europe
         • Regional Office for the Eastern
           Mediterranean
IMPACT   • Regional Office for the Americas
         • Regional Office for the Western Pacific




WHO
IMPACT
Secretariat: WHO

5 working groups:
 legislative and regulatory infrastructure
 regulatory implementation
 enforcement
 technology
 communication
 WHO     tak memiliki mandat untuk menangani
  kegiatan penegakan hukum. Tetapi sifat pidana
  produk medis palsu membutuhkan kerjasama erat
  antara National Medicines Regulatory Authorities
  (NMRAs)      dan    otoritas   penegakan   hukum.
  Kesepakatan ditandatangani pada bulan Januari 2008
  antara WHO dan INTERPOL, untuk meningkatkan
  kerjasama antara kedua organisasi.
 Januari 2010, INTERPOL menciptakan sebuah unit
  independen, untuk mendukung Sekretariat IMPACT,
  melalui    pengembangan       kegiatan   penegakan
  terkoordinasi.
Penanganan Obat palsu menurut
IMPACT
• Memperkuat infrastruktur undang-undang untuk memastikan bahwa
    pemalsuan produk medis adalah kejahatan.
•   Memperkuat pelaksanaan dan pengawasan regulasi untuk memastikan
    semua proses pembuatan, pembelian dan penjualan, distributor dan
    pengecer telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan
    untuk perputaran distribusi pada semua produk medis.
•   Meningkatkan kerjasama lintas sektor pemerintahan (seperti
    kesehatan,      penegak    hukum,     polisi, bea     cukai,  unit
    administratif lokal, peradilan) yang harus bekerja sama agar dapat
    secara efektif memerangi pemalsuan obat.
•   Menyebarkan informasi teknologi dan pemanfaatan teknologi untuk
    mencegah , menghalangi dan mendeteksi produk obat palsu.
•   Mengembangkan strategi komunikasi untuk memastikan bahwa
    tenaga ahli medis, masyarakat dan media menyadari akan bahaya obat
    palsu.
DATA OBAT-OBATAN YANG SERING
DIPALSUKAN
 Data IMPACT tahun 2010
Contoh Obat Palsu Temuan IMPACT
Conterfeit medicine         Country/Year         Report
Anti-diabetic traditional   China,2009           Contained six times the
medicine                                         normal dose of glibenclamide
                                                 (two people died,nine people
                                                 hospitalized)
Metakelfin(antimalaria)     United Republic of   Discovered in 40 pharmacies :
                            Tanzania, 2009       lacked sufficient active
                                                 ingredients
Viagra & Cialis             Thailand, 2008       Smuggled into Thailand
Xenical                     USA, 2007            No active ingredient, sold via
                                                 internet
Zyprexa (for treating       UK, 2007             Legal supply, lacked sufficient
bipolar disorder and                             active ingredients
schizoprenia)
Lipitor                     UK, 2006             Legal supply, lacked sufficient
                                                 active ingredients
Indonesia.......??????
INDONESIA
 Data Badan POM menunjukkan, tahun 2003 sebanyak
  268 kasus pelanggaran obat yang ditindaklanjuti
  kepolisian (projustisia). Pelanggaran itu meliputi
  peredaran obat keras di sarana tidak resmi (toko obat),
  obat palsu, maupun obat tanpa izin edar, tahun 2004
  (219 kasus), tahun 2005 (266 kasus), dan tahun 2006
  (146 kasus).
 Hasil pengawasan, keamanan, manfaat, dan mutu
  obat tradisional (2010) 5.215 sampel yang diuji, 1.294
  produk obat tradisional tidak memenuhi syarat mutu
  dan keamanan, seperti mengandung bahan kimia obat
  (62 sampel). Selain itu, sebanyak 1.415 sampel juga
  tidak memenuhi persyaratan farmasetik.
 Hasil sampling dan pengujian laboratorium atas obat,
  termasuk narkotika dan psikotropika yang beredar,
  ditemukan 0,99 persen tidak memenuhi syarat. Hal ini
  ditindaklanjuti dengan penarikan dari peredaran.
 Hasil pengawasan kosmetik 2010 terungkap, sebanyak 203
  produk kosmetik tidak memenuhi syarat mutu dan
  keamanan dari 6.213 sampel kosmetik yang diuji.
Pemalsuan dan peredaran obat
palsu mencakup berbagai macam
jenis, meliputi :
1. obat-obatan kimia
2. Jamu
3. suplemen
4. obat tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine)
   yang lazim disebut TCM
Obat Palsu Di Indonesia
 Obat yang paling sering dipalsukan di Indonesia, yaitu:
  - Obat disfungsi ereksi seperti Viagra, Levitra, Cialis.
  - Obat anti kolesterol
  - Obat analgesik seperti Ponstan, Asam Mefenamat.
  - Obat inhaler untuk asma
  - Obat untuk obesitas atau pelangsing
  - Antibiotik seperti Amoksan, Supertetra, Dumociclin.
  - Obat “setelan”
 Jamu mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)
 Obat selundupan seperti obat-obat tradisional China, salep
  kortikosteroid dari Cina.
STRATEGI
REGULASI
 Undang Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
    Konsumen,
   Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
   PP No 72 Tahun 2008 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
    Alat Kesehatan,
   PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian,
   PP No 44/2010 tentang Prekursor
   Permenkes No. 1010 Tahun 2008 tentang Registrasi Obat Jadi
   Per Men Kes, Keputusan Ka BPOM, Pedoman Teknis yang
    mengatur pekerjaan kefarmasian (obat, obat tradisional,
    kosmetika)
   Keputusan Ka BPOM yang mengatur Cara Distribusi Obat Baik
    (CDOB)
EDUKASI
 Public Warning / Press Release Badan POM RI
  mengenai hasil pengawasan peredaran obat palsu.
 Pencanangan Gerakan Waspada Obat dan Makanan
  Palsu (Badan POM, 2013)
Managerial
 Pelaksanaan fungsi pengawasan obat oleh Badan
  POM.
 Pembentukan Tim SATGAS Pemberantasan obat dan
  Makanan illegal yang terdiri dari :
  Kepolisian, Kejaksaan, Bea Cukai, Pengadilan,
  Stakeholder Bidang Kesehatan, Stakeholder Bidang
  Perdagangan, Badan Narkotika.
Upaya Pencegahan
1.   Penegakan hukum yang kuat bagi pelaku pemalsuan.
2.   Regulasi yang kuat untuk kerjasama di antara stakeholder (POM,
     Kesehatan,Perdagangan, Bea Cukai, Kejaksaan , Pengadilan,
     Kepolisian).
3.   Adanya kerja sama antara pemerintah (Depkes, Badan POM,
     kepolisian, pengadilan, kejaksaan) dengan industri, importir,
     distributor, rumah sakit, organisasi profesi, tenaga medis, apotek,
     toko obat, konsumen, dan juga masyarakat.
4.    Jaminan pemerintah kepada setiap warganya untuk dapat hidup
     sehat serta fasilitas yang memudahkan dalam mengakses kesehatan,
     termasuk jaminan terhadap mutu dan kualitasnya.
5.   Pengontrolan harga obat di pasaran oleh pemerintah.
6.    Memberikan informasi yang benar dan seluas luasnya kepada
     masyarakat sehingga memeperluas pengetahuan tentang pemilihan
     obat.
7.   Pemakaian teknologi untuk mencegah dan menanggulangi
     pemalsuan obat.
TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

Destacado

Counterfeit drugs: what a doctor should know
Counterfeit drugs: what a doctor should knowCounterfeit drugs: what a doctor should know
Counterfeit drugs: what a doctor should knowMark Davison
 
Proper procedure of counterfeit investigations by Omega Investigation
Proper procedure of counterfeit investigations by Omega InvestigationProper procedure of counterfeit investigations by Omega Investigation
Proper procedure of counterfeit investigations by Omega InvestigationPhilip Stallone
 
Counterfeits Kill
Counterfeits KillCounterfeits Kill
Counterfeits Killcmebahamas
 
Tyno facts and figures
Tyno facts and figuresTyno facts and figures
Tyno facts and figuresrekopharmacal
 
Spot the fake
Spot the fakeSpot the fake
Spot the fakeAEI
 
Fake Drugs Quote
Fake Drugs QuoteFake Drugs Quote
Fake Drugs QuoteAlanClock
 
Anti-Counterfeit Packaging Technologies
Anti-Counterfeit Packaging TechnologiesAnti-Counterfeit Packaging Technologies
Anti-Counterfeit Packaging TechnologiesBilcare Research
 
Anti counterfeit packaging
Anti counterfeit packaging Anti counterfeit packaging
Anti counterfeit packaging Samiksha Sawant
 
Psychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic Drugs
Psychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic DrugsPsychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic Drugs
Psychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic DrugsGanapathy Tamilselvan
 
Presentation on Counterfeit Identification
Presentation on Counterfeit Identification Presentation on Counterfeit Identification
Presentation on Counterfeit Identification patent_unitedipr
 
Recent advances in the treatment of alzheimer's disease
Recent advances in the treatment of alzheimer's diseaseRecent advances in the treatment of alzheimer's disease
Recent advances in the treatment of alzheimer's diseaseDr. Mohit Kulmi
 
Drug regulatory agency of pakistan ---------
Drug regulatory agency of pakistan ---------Drug regulatory agency of pakistan ---------
Drug regulatory agency of pakistan ---------Searle Pakistan Limited
 
Cns stimulants & cognition enhancers
Cns stimulants & cognition enhancersCns stimulants & cognition enhancers
Cns stimulants & cognition enhancersRudhra Prabhakar
 
Stability testing and shelf life estimation
Stability testing and shelf life estimationStability testing and shelf life estimation
Stability testing and shelf life estimationManish sharma
 

Destacado (20)

Counterfeit medicine
Counterfeit medicineCounterfeit medicine
Counterfeit medicine
 
Counterfeit drugs: what a doctor should know
Counterfeit drugs: what a doctor should knowCounterfeit drugs: what a doctor should know
Counterfeit drugs: what a doctor should know
 
Proper procedure of counterfeit investigations by Omega Investigation
Proper procedure of counterfeit investigations by Omega InvestigationProper procedure of counterfeit investigations by Omega Investigation
Proper procedure of counterfeit investigations by Omega Investigation
 
Counterfeits Kill
Counterfeits KillCounterfeits Kill
Counterfeits Kill
 
Fake brand in rural market
Fake brand in rural marketFake brand in rural market
Fake brand in rural market
 
Spurious goods
Spurious goodsSpurious goods
Spurious goods
 
Tyno facts and figures
Tyno facts and figuresTyno facts and figures
Tyno facts and figures
 
Spot the fake
Spot the fakeSpot the fake
Spot the fake
 
BusTrackingVid
BusTrackingVidBusTrackingVid
BusTrackingVid
 
Fake Drugs Quote
Fake Drugs QuoteFake Drugs Quote
Fake Drugs Quote
 
Anti-Counterfeit Packaging Technologies
Anti-Counterfeit Packaging TechnologiesAnti-Counterfeit Packaging Technologies
Anti-Counterfeit Packaging Technologies
 
Anti counterfeit packaging
Anti counterfeit packaging Anti counterfeit packaging
Anti counterfeit packaging
 
Psychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic Drugs
Psychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic DrugsPsychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic Drugs
Psychostimulants ,Adaptogens, Analeptics, Antidepressants and Nootropic Drugs
 
Presentation on Counterfeit Identification
Presentation on Counterfeit Identification Presentation on Counterfeit Identification
Presentation on Counterfeit Identification
 
Recent advances in the treatment of alzheimer's disease
Recent advances in the treatment of alzheimer's diseaseRecent advances in the treatment of alzheimer's disease
Recent advances in the treatment of alzheimer's disease
 
Irum naila
Irum nailaIrum naila
Irum naila
 
Drap afsheen.2
Drap afsheen.2Drap afsheen.2
Drap afsheen.2
 
Drug regulatory agency of pakistan ---------
Drug regulatory agency of pakistan ---------Drug regulatory agency of pakistan ---------
Drug regulatory agency of pakistan ---------
 
Cns stimulants & cognition enhancers
Cns stimulants & cognition enhancersCns stimulants & cognition enhancers
Cns stimulants & cognition enhancers
 
Stability testing and shelf life estimation
Stability testing and shelf life estimationStability testing and shelf life estimation
Stability testing and shelf life estimation
 

Similar a Counterfeit medicines 2013 presentasi

PKPO SUTOTO.pptx
PKPO SUTOTO.pptxPKPO SUTOTO.pptx
PKPO SUTOTO.pptxDidikLukman
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxhanik mariana
 
392185039-Farmakovigilance.pptx
392185039-Farmakovigilance.pptx392185039-Farmakovigilance.pptx
392185039-Farmakovigilance.pptxpuspapameswari
 
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalBahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalMaria Finit
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalShesanthiCitrariana
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
 
Makalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apotekerMakalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apotekerAkira Sama
 
BPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat Palsu
BPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat PalsuBPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat Palsu
BPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat PalsuNefertiti Karismaida
 
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKkaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKmataram indonesia
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatNs. Lutfi
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
 

Similar a Counterfeit medicines 2013 presentasi (20)

PKPO SUTOTO.pptx
PKPO SUTOTO.pptxPKPO SUTOTO.pptx
PKPO SUTOTO.pptx
 
Bahan debat
Bahan debatBahan debat
Bahan debat
 
MATERI_GEMA_CERMAT.pptx
MATERI_GEMA_CERMAT.pptxMATERI_GEMA_CERMAT.pptx
MATERI_GEMA_CERMAT.pptx
 
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptxRational Use of Drug Medicines (POR).pptx
Rational Use of Drug Medicines (POR).pptx
 
392185039-Farmakovigilance.pptx
392185039-Farmakovigilance.pptx392185039-Farmakovigilance.pptx
392185039-Farmakovigilance.pptx
 
6.pp kebijakan obat
6.pp kebijakan obat6.pp kebijakan obat
6.pp kebijakan obat
 
Dayat
DayatDayat
Dayat
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalBahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
 
Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
 
Makalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apotekerMakalah tugas dan fungsi apoteker
Makalah tugas dan fungsi apoteker
 
BPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat Palsu
BPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat PalsuBPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat Palsu
BPOM RI dan Sanofi Adakan Seminar Waspadai Penggunaan dan Peredaran Obat Palsu
 
Formularium 2
Formularium 2Formularium 2
Formularium 2
 
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMKkaitan antara undang-undang, PP,PMK
kaitan antara undang-undang, PP,PMK
 
Tugas isna 2
Tugas isna 2Tugas isna 2
Tugas isna 2
 
Tugas isna 2
Tugas isna 2Tugas isna 2
Tugas isna 2
 
Kedudukan Farmasi dalam KOTRANAS
Kedudukan Farmasi dalam KOTRANASKedudukan Farmasi dalam KOTRANAS
Kedudukan Farmasi dalam KOTRANAS
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obat
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
 

Counterfeit medicines 2013 presentasi

  • 2. Definisi Obat Palsu  WHO “a medicine, which is deliberately and fraudulently mislabelled with respect to identity and/or source. Counterfeiting can apply to both branded and generic products and counterfeit products may include products with the correct ingredients or with the wrong ingredients, without active ingredients, with insufficient active ingredients or with fake packaging”  Permenkes No 1010 Tahun 2008 Obat palsu : obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau produksi obat dengan penandaan yang meniru identitas obat lain yang telah memiliki izin edar.
  • 3. Kategori Obat Palsu Kategori obat dikatakan palsu, jika : 1. Bahan, takaran dan mereknya sama dengan obat asli, tetapi dibuat oleh produsen bukan pemegang merek. 2. Produk dengan jumlah zat aktif tidak sesuai dengan yang dicantumkan pada label obat . 3. Mereknya sama, tetapi isinya bukan obat dan tidak jelas pembuatannya. Jenis ketiga ini paling merugikan. 4. Mencakup suatu produk yang tidak mencapat izin resmi 5. Produk yang ternyata berisi bahan berkhasiat lain 6. Obat kadaluarsa yang kemas kembali
  • 4. DAMPAK DARI OBAT PALSU  Kegagalan terapi  Resistensi obat  Kematian, karena penyakit tidak mendapatkan pengobatan yang tepat  Kerugian ekonomi  Penyakit semakin parah  Reaksi alergi
  • 5. Kasus yang pernah terjadi  WHO 48,7%kasus terdokumentasi pemalsuan obat dilaporkan di negara berkembang di Western Pasific (Cina, Filipina, dan Vietnam), diikuti oleh negara-negara berkembang yang tergabung dalam WHO Eastern Mediterranean, dengan 18,7%. Daerah industri dari WHO Kantor Wilayah untuk Eropa berada di posisi ketiga, dengan 13,6%.  India memimpin dalam produksi obat palsu, dengan sebanyak 35% dari produksi dunia berasal sana. Nigeria adalah kedua, bertanggung jawab atas 23,1%, diikuti oleh Pakistan, dengan pangsa 13,3%. Negara- negara Asia Tambahan menjelaskan 14,6% dari obat palsu diproduksi.  Sekitar 192.000 orang meninggal di Cina pada tahun 2001 sebagai akibat dari obat palsu  Pada tahun 2001 Pemerintah China menutup 1.300 pabrik dan diselidiki 480.000 kasus merupakan obat palsu dengan nilai $ 57.000.000
  • 6.  Tahun 2004-2005 , obat-obatan palsu menyebabkan kematian di Argentina  Tahun 2006 di Panama, 100 pasien meninggal karena obat-obatan yang diproduksi dengan gliserin palsu.
  • 7. Volume Pasar Obat Palsu  Negara Industri,regulasi efektif (AS,Uni Eropa,Australia,Kanada,Jepang, Selandia Baru) < 1% dari nilai pasar.  Negara-negara Afrika, sebagian Asia dan Amerika Latin > 30% dari nilai pasar.  Kebanyakan negara bekas Uni Soviet > 20% dari nilai pasar.
  • 8. Peredaran obat palsu - Berdasarkan data dari WHO praktik pemalsuan obat didunia rata-rata mencapai 10 %. Dan untuk negara- negara berkembang mencapai 20-40%. - WHO Western Pasific 60% obat dikonsumsi di seluruh dunia adalah obat palsu. - Di indonesia sendiri berdasarkan data yang sinyalir dari International Pharmaceutical Group (IPMG) memperkiran peredaran obat palsu di indonesia mencapai 5 triliun atau 25% dari pasar farmasi nasional.
  • 9. Faktor Penyebab Pemalsuan Obat • Sanksi pidana yang kurang membuat pemalsuan menarik bagi pemalsu. • Transaksi terjadi dalam banyak perantara sehingga meningkatkan kesempatan bagi pemalsu untuk menyusup ke sistem distribusi. • Perluasan perdagangan dan deregulasi menawarkan kesempatan yang lebih besar untuk memperkenalkan produk palsu ke dalam saluran resmi. • Kerjasama belum efektif antara stakeholder: badan kesehatan, bea cukai,polisi, industri dan pedagang perlu untuk menjalin kerjasama yang efektif dan bertukar informasi dalam rangka mendeteksi dan menghentikan pemalsu. • Kurangnya kemauan politik: di beberapa negara, pemalsu tidak terganggu oleh otoritas jika kapasitas ekspor mereka mengambil prioritas di atas nilai kesehatan masyarakat dari produk medis • Kurangnya kesadaran di kalangan profesional kesehatan dan konsumen sehingga menghalangi deteksi dan pelaporan, bahkan ketika pasien mengalami kegagalan pengobatan.
  • 11. IMPACT (International Medical Product Anti Counterfeiting Taskforce)
  • 12.  IMPACT merupakan satgas pemberantasan obat palsu tingkat internasional yang didirikan oleh WHO pada bulan februari tahun 2006.  IMPACT terdiri dari 193 negara-negara yang menjadi anggota WHO, meliputi organisasi internasional, penegak, nasional otoritas pengawas obat, kepolisian, nonpemerintah organisasi, asosiasi mewakili produsen farmasi dan PBF, profesional kesehatan dan kelompok pasien.
  • 13. • Regional Office for South-East Asia • Regional Office for Europe • Regional Office for the Eastern Mediterranean IMPACT • Regional Office for the Americas • Regional Office for the Western Pacific WHO
  • 14. IMPACT Secretariat: WHO 5 working groups:  legislative and regulatory infrastructure  regulatory implementation  enforcement  technology  communication
  • 15.  WHO tak memiliki mandat untuk menangani kegiatan penegakan hukum. Tetapi sifat pidana produk medis palsu membutuhkan kerjasama erat antara National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) dan otoritas penegakan hukum. Kesepakatan ditandatangani pada bulan Januari 2008 antara WHO dan INTERPOL, untuk meningkatkan kerjasama antara kedua organisasi.  Januari 2010, INTERPOL menciptakan sebuah unit independen, untuk mendukung Sekretariat IMPACT, melalui pengembangan kegiatan penegakan terkoordinasi.
  • 16. Penanganan Obat palsu menurut IMPACT • Memperkuat infrastruktur undang-undang untuk memastikan bahwa pemalsuan produk medis adalah kejahatan. • Memperkuat pelaksanaan dan pengawasan regulasi untuk memastikan semua proses pembuatan, pembelian dan penjualan, distributor dan pengecer telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perputaran distribusi pada semua produk medis. • Meningkatkan kerjasama lintas sektor pemerintahan (seperti kesehatan, penegak hukum, polisi, bea cukai, unit administratif lokal, peradilan) yang harus bekerja sama agar dapat secara efektif memerangi pemalsuan obat. • Menyebarkan informasi teknologi dan pemanfaatan teknologi untuk mencegah , menghalangi dan mendeteksi produk obat palsu. • Mengembangkan strategi komunikasi untuk memastikan bahwa tenaga ahli medis, masyarakat dan media menyadari akan bahaya obat palsu.
  • 17. DATA OBAT-OBATAN YANG SERING DIPALSUKAN  Data IMPACT tahun 2010
  • 18. Contoh Obat Palsu Temuan IMPACT Conterfeit medicine Country/Year Report Anti-diabetic traditional China,2009 Contained six times the medicine normal dose of glibenclamide (two people died,nine people hospitalized) Metakelfin(antimalaria) United Republic of Discovered in 40 pharmacies : Tanzania, 2009 lacked sufficient active ingredients Viagra & Cialis Thailand, 2008 Smuggled into Thailand Xenical USA, 2007 No active ingredient, sold via internet Zyprexa (for treating UK, 2007 Legal supply, lacked sufficient bipolar disorder and active ingredients schizoprenia) Lipitor UK, 2006 Legal supply, lacked sufficient active ingredients
  • 21.  Data Badan POM menunjukkan, tahun 2003 sebanyak 268 kasus pelanggaran obat yang ditindaklanjuti kepolisian (projustisia). Pelanggaran itu meliputi peredaran obat keras di sarana tidak resmi (toko obat), obat palsu, maupun obat tanpa izin edar, tahun 2004 (219 kasus), tahun 2005 (266 kasus), dan tahun 2006 (146 kasus).  Hasil pengawasan, keamanan, manfaat, dan mutu obat tradisional (2010) 5.215 sampel yang diuji, 1.294 produk obat tradisional tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan, seperti mengandung bahan kimia obat (62 sampel). Selain itu, sebanyak 1.415 sampel juga tidak memenuhi persyaratan farmasetik.
  • 22.  Hasil sampling dan pengujian laboratorium atas obat, termasuk narkotika dan psikotropika yang beredar, ditemukan 0,99 persen tidak memenuhi syarat. Hal ini ditindaklanjuti dengan penarikan dari peredaran.  Hasil pengawasan kosmetik 2010 terungkap, sebanyak 203 produk kosmetik tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan dari 6.213 sampel kosmetik yang diuji.
  • 23. Pemalsuan dan peredaran obat palsu mencakup berbagai macam jenis, meliputi : 1. obat-obatan kimia 2. Jamu 3. suplemen 4. obat tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine) yang lazim disebut TCM
  • 24. Obat Palsu Di Indonesia  Obat yang paling sering dipalsukan di Indonesia, yaitu: - Obat disfungsi ereksi seperti Viagra, Levitra, Cialis. - Obat anti kolesterol - Obat analgesik seperti Ponstan, Asam Mefenamat. - Obat inhaler untuk asma - Obat untuk obesitas atau pelangsing - Antibiotik seperti Amoksan, Supertetra, Dumociclin. - Obat “setelan”  Jamu mengandung Bahan Kimia Obat (BKO)  Obat selundupan seperti obat-obat tradisional China, salep kortikosteroid dari Cina.
  • 26. REGULASI  Undang Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,  Undang Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,  PP No 72 Tahun 2008 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan,  PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian,  PP No 44/2010 tentang Prekursor  Permenkes No. 1010 Tahun 2008 tentang Registrasi Obat Jadi  Per Men Kes, Keputusan Ka BPOM, Pedoman Teknis yang mengatur pekerjaan kefarmasian (obat, obat tradisional, kosmetika)  Keputusan Ka BPOM yang mengatur Cara Distribusi Obat Baik (CDOB)
  • 27. EDUKASI  Public Warning / Press Release Badan POM RI mengenai hasil pengawasan peredaran obat palsu.  Pencanangan Gerakan Waspada Obat dan Makanan Palsu (Badan POM, 2013)
  • 28. Managerial  Pelaksanaan fungsi pengawasan obat oleh Badan POM.  Pembentukan Tim SATGAS Pemberantasan obat dan Makanan illegal yang terdiri dari : Kepolisian, Kejaksaan, Bea Cukai, Pengadilan, Stakeholder Bidang Kesehatan, Stakeholder Bidang Perdagangan, Badan Narkotika.
  • 29. Upaya Pencegahan 1. Penegakan hukum yang kuat bagi pelaku pemalsuan. 2. Regulasi yang kuat untuk kerjasama di antara stakeholder (POM, Kesehatan,Perdagangan, Bea Cukai, Kejaksaan , Pengadilan, Kepolisian). 3. Adanya kerja sama antara pemerintah (Depkes, Badan POM, kepolisian, pengadilan, kejaksaan) dengan industri, importir, distributor, rumah sakit, organisasi profesi, tenaga medis, apotek, toko obat, konsumen, dan juga masyarakat. 4. Jaminan pemerintah kepada setiap warganya untuk dapat hidup sehat serta fasilitas yang memudahkan dalam mengakses kesehatan, termasuk jaminan terhadap mutu dan kualitasnya. 5. Pengontrolan harga obat di pasaran oleh pemerintah. 6. Memberikan informasi yang benar dan seluas luasnya kepada masyarakat sehingga memeperluas pengetahuan tentang pemilihan obat. 7. Pemakaian teknologi untuk mencegah dan menanggulangi pemalsuan obat.