Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengka1
1. LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM TERMODINAMIKA
Oleh:
OLEH :
Kelompok VI
ABDURRAHMAN (20600111022)
ALIYATARRAFIAH(20600111005)
AYU MEGAWATI (20600111015)
ERNI R. MANARA (20600111022)
LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2012/2013
2. LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM TERMODINAMIKA
Telah diperiksa dan dinyatakan sah oleh Asisten Praktikum Termodinamika pada
Jurusan Pendidikan Fisika Kelas A, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Fisika
Golongan
:A
Kelompok
: VI (enam)
No
JUDUL PERCOBAAN
ASISTEN
1
Konsep Tekanan
Suhardiman, S.Pd.
2
Tegangan Permukaan
Awalia Agus
3
Grafik Perubahan Wujud
Maria Ulfah
4
Konstanta Joule
Nur Rahmah
5
Panas Jenis Logam
Nurfadilah
6
Pendinginan Newton
Hajeriati
7
Hukum Boyle
Mustawarman
Penanggung Jawab Praktikum
Elektronika Dasar 1
Santih Angraeni S.Si
NIP
TANDA TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Makassar, Januari 2013
Koordinator Kelas
Nurfadilah
,
NIM : 20404109056
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Pend. Fisika
R a f i q a h, S.Si
NIP : 19790721 200501 2 003
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Adapun Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Panas Jenis Logam”
B. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari tentunya kita sering membuat the panas dan
mengaduk dengan menggunakan sendok dimana kalor itu berpindah kesendok. Hal
ini disebabkan karena kalor dapat berpindah dari benda yang suhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Dimana perpindahan kalor ini disebut dengan perpindahan
kalor secara konduksi. Sedangkan pada saat kita memegang lampu bohlam yang
sedang menyala kita terasa panas hal ini disebabkan karena adanya perpindahan
kalor / panas.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit
Panas jenis logam erat sekali kaitannya dengan prinsip dari asas black yang
berbunyi ketika ada dua benda yang saling bersentuhan, dimana kedua benda ini
memiliki perbedaan suhu maka akan terjadi perpindahan kalor/ panas dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ,sedangkan benda yang
bersuhu lebih rendah akan menerima kalor dari benda yang bersuhu lebih tinggi.
Berdasarkan uraian diatas sehingga dilakukannya percobaan ini agar kami
dapat mengetahui panas jenis suatu logam melalui percobaan, dapat
membuatpersamaan panas jenis beberapa kubus logam, dan dapat membandingkan
panas jenis beberapa kubus logam dari percobaan.
4. C. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan panas jenis suatu logam melalui percobaan?
2. Bagaimana persamaan panas jenis suatu logam melalui percobaan?
3. Bagaimana perbandingan panas jenis percobaan dari beberapa jenis kubus
logam?
D. Tujuan percobaan
Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara menentukan panas jenis suatu logam melalui percobaan
2. Membuat persamaan panas jenis suatu logam melalui percobaan
3. Membandingan panas jenis percobaan dari beberapa jenis kubus logam
5. BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu
proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor
yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).
Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak
spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan
reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal sempurna
murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak
menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika
suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai
nilai positif.
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat (c) dan
perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut
q = m.c.ΔT
Keterangan:
q= jumlah kalor (Joule)
m= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis
.
Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat
menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat
tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi
cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat
tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk
kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
6. 1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC
atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule
pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).
Hukum kekekalan energi menyatakan energi didak dapat dimusnahkan
dan dapat diciptakan melainkan hanya dapt diubah dari satu bentuk kebentuk
lain. Di alam ini bnayak terdapat energi seperti energi listri, energi kalor,energi bunyi
namum energi kalor hanya dapat dirasakan seperti panas matahari. kalorimeter yaitu alat
yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan.Kalor
didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu
juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor
yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor berikut:
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
A. KALOR
Air sumur mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalamipenurunan
suhu. Hal ini menunjukan terjadi perpindahan energidan benda yang mempunyai suhu
tinggi (panas) ke benda yang bersuhu elebih rendah, energi yang berpindah pada
peristiwa diatas adalah kalor.Definisi kalor adalah energi yang berpinda dari benda
yangsuhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda
bersentuhan
1. Kalor Menyebabkan Perubahan Suhu KalorJika kalor diberikan pada suatu
zat, maka ada tiga kemungkinanzat tersebut yaitu zat emengalami perubahan suhu,
zat mengalamiperubahan wujud, dan zat mengalami pemuaian.Semakain lama
7. pemanasan berarti berarti semakin besar kalor yang diberikan, sehingga akan
menaikan suhu benda secara linear
2. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Besarannya KalorBesarnya kalor yang di
perlukan untuk menaikan suhu suatu zatsebanding dengan:
a. Massa zat itu
b. Kenaikan suhunya.
3.
Kalor Jenis Dan Kapasitas Kalor Suatu BendaKalor jenis suatu zat adalah banyaknya
kalor yang di perlukanuntuk menaikan atau melepaskan suhu tiap satu kilogram
massasuatu zat sebesar 10C atau satu Kelvin. Kapasitas kalor suatu benda adalah
kemampuan suatu bendauntuk menerima atau menurunkan suhu benda sebesar
10C Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor. kalorimeter yangmenggunakan
teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah,umumnya digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai
antara lain:kalorimeter alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom
B. Kalorimeter
Kalori meter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu
bentuk kalori meter adalah kalori meter campuran. Kalori meter ini terdiri dari sebuah
bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam
bejana lain yang agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat
misalkan gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran
kalor dengan sekitar kalori meter dapat dikurangi.
Kalori meter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar diperoleh
suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas
penggunaan kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu
berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya,
sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai
keseim- bangan yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus
imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum
kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini dapat
dituliskan sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
8. Dengan Q = m . c . ∆t
dengan:
Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)
m = massa suatu zat yang d iberi kalor (kg)
c = kalor jenis zat (J/kgoC)
∆t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)
C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)
Kalor merupakansuatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan suatu benda. Jumlah energi kalor yang diterima dalam suatu sistem sama
dengan energi kalor yang diserap atau biasa kita sebut dengan Q lepas sama dengan Q
terima. Dalam suatu zat pasti mempunyai kalor jenis yang berbeda.
GAMBAR KALORIMETER
Gambar 2.1 ; calorimeter
BAGIAN-BAGIAN KALORIMETER
9. Gambar 2.2 : Kalorimeter
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk
melakukan pengukuran kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat
digunakan kalorimeter. Gambar 2.1 menunjukkan skema kalorimeter air sederhana.
Salah satu kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor
jenis suatu zat. Pada teknik yang dikenal sebagai “metode campuran”, satu sampel
zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur dengan akurat, dan dengan
cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor yang hilang pada sampel
tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir
campuran tersebut, maka dapat dihitung kalor jenis zat tersebut.
Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan
cepatzat itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan
massanya sudah diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi.
Dengan menggunakan hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat
dihitung.
C. Asas Black
Azas Black berdasarkan teori pertukaran kalor. Azas black juga merupakan
suatu prinsip dalam termodinamika yang ditemukan oleh Joseph Black.
Teori pertukaran kalor menyebutkan jika dua zat yang suhunya berbeda
dicampur, maka akan terjadi pertukaran kalor. Zat yang bersuhu tinggi akan
melepaskan kalor sehingga suhunya akan turun, sedangkan zat yang bersuhu renda
akan menerima kalor sehingga suhunya naik. Hal ini menyebabkan campuran kedua
10. zat tersebut menjadi bersuhu sama. Suhu akhir dari campuran zat itulah yang
merupakan hasil akhir dari pertukaran kalor.
Teori pertukaran kalor ini berdasarkan pada sebuah Azas yang dikenal
dengan istilah Azas Black. Azas black di kemukakan oleh seorang fisikawan bernama
Yoseph Black. Yoseph Black adalah orang pertama yang menemukan suatu cara
untuk mengukur kalor.
Azas Black berbunyi: “Kalor yang dilepas oleh suatu benda sama dengan kalor
yang diterima oleh Benda lain.” Berdasarkan azas black diatas maka teori
pertukaran kalor di rumuskan sebagai berikut :
Kalor Lepas
= Kalor Terima
Q lepas = Q terima Menurut asas Black
Kalor Yang Dilepas = Kalor Yang Diterima
Catatan:
1. Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapitergantung
pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatubenda adalah kecil maka
kenaikan suhu benda tersebut akan cepat biladipanaskan.
2. Pada setiap penyelesaian persoalan kalor (asas Black) lebih mudah jika dibuat
diagram alirnya.
Teori pertukaran kalor yang dirumuskan dalam azas Black oleh Yoseph Black
pada prakteknya dapat dilihat pada aktivitas keseharian kita, yaitu pada saat kita
akan mandi air hangat. Untuk mendapatkan air bersuhu hangat, maka kita harus
mencampur air panas dengan air dingin. Dengan begitu akan didapat air hangat.
D. KALOR JENIS
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram
atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). Dalam praktikum
kalorimetri media cair yang digunakan adala larutan air garam dan kopi.dengan
adanya kalor menyebabkan perubahan suhu atau bentuk wujudnya. Dalam SI,
satuan kalor adalah joule (J). Satuan lainnya dari kalor adalah kalori (kal) dan
kilokalori (kkal).
Pengertiannya :
1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 1 0C.
11. 1 kilokalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kilogram air
sebesar10C
Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi
yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.
Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.
Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas=Qterima
Qair panas= Qair dingin+ Qkalorimetri
m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)
Keterangan:
m1= massa air panas
m2= massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter
termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang
lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga
bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya
diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama.
12. Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter
sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur.
Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul
akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika
reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan
menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya
kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan
suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi= mlarutan. Clarutan. ΔT
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta
memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah, pengaduk,
termometer). Jumlah kalor yang diserap/dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan
jika kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal ini jumlah kalor yang
dibebaskan /diserap oleh reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan
oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh
larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak dapat dimusnahkan atau
diciptakan, maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan)
13. BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Alat
a. Kalorimeter
1 buah
b. Termometer
2 buah
c. Gelas ukur
2 buah
d. Pembakar spirtus
1 buah
e. Kaki tiga
1 buah
f. Kasa
1 buah
g. Neraca digital
1 buah
h. Korek api
1 buah
i. Tali penghubung
secukupnya
2. Bahan
a. Logam tembaga
1 buah
b. Logam besi
1 buah
c. Air
secukupnya
d. Tissue
secukupnya
B. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menimbang massa calorimeter dengan neraca digital
2. Menimbang massa alumanium
3. Mengisi calorimeter dengan kira kira 2/3 bagian volumenya dan menimbang
calorimeter dengan air. Dari langkah 1 sampai 3 ini dapat menentukan massa air
14. 4. Mengukur suhu awal dari air pada calorimeter dengan menggunakan
thermometer
5. Mengambil gelas kimia dan mengisi dengan air 1/3 bagian atas secukupnya,
kemudian memasukkan logam alumanium kedalam gelas ukur dan memanaskan
dengan pembakar spirtus sampai suhu 800 C.
6. Setelah suhu mencapai 800 C dengan menggunakan tali, mengambil logam
aluminium dari gelas ukur dan segera memasukkan kedalam calorimeter.
7. Menutup calorimeter dengan rapat dan mengaduk air dalam calorimeter secara
kontinyu
8. Mengamati suhu air dalam calorimeter sampai mencapai suhu keseimbangan
antara aluminium dan sistem calorimeter
9. Melakukan kegiatan 1 sampai 8 dengan mengganti logam aluminium dengan
logam besi dan mencatat pada tabel pengamatan.
C. Tabel pengamatan
Massa calorimeter kosong =
kg
Massa calorimeter + air
=
kg
Cair
=
kal/gr0C
Ckalorimeter
=
kal/gr0C
0
NST Termometer
=
C
NST Neraca digital
=
kg
Tabel 3.1 : Kalor jenis aluminium
Massa alumanium
=
kg
Massa calorimeter
=
kg
Massa air
To
T akhir
Tc
∆T terima
∆Tlepas
0
0
0
0
(gr)
( C)
( C)
( C)
( C)
(0C)
Tabel 4.2 : kalor jenis besi
Massa calorimeter + air
Massa air
Massa air
To
(gr)
(0C)
=
=
kg
T akhir
(0C)
kg
Tc
(0C)
∆T terima
(0C)
∆Tlepas
(0C)
15. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada perrcobaan ini adalah sebagai berikut :
Massa calorimeter kosong =
125,54 kg
Massa calorimeter + air
=
224,98 kg
Cair
=
1,00 kal/gr0C
Ckalorimeter
=
0,215 kal/gr0C
NST Termometer
=
1,0 0C
NST Neraca digital
=
0,01 kg
Tabel 4.1 : Kalor jenis aluminium
Massa alumanium
=
21,05 kg
Massa calorimeter
=
125,54 kg
Massa air
To
T akhir
Tc
∆T terima
0
0
0
(gr)
( C)
( C)
( C)
(0C)
104,41
28
80
31
3
∆Tlepas
(0C)
49
16. Gambar 4.1 : kalor jenis alumanium
Tabel 4.2 : kalor jenis besi
Massa calorimeter + air
Massa air
Massa besi
Massa air
To
(gr)
(0C)
99,44
28
=
224,98 kg
=
99,44 kg
=
62,71 kg
T akhir
Tc
0
( C)
(0C)
80
31
∆T terima
(0C)
3
∆Tlepas
(0C)
49
17. Gambar 4.2 : Kalor jenis besi
B. Analisis data
1. Kalor jenis alumanium
Massa calorimeter kosong
=
125,54 gr
Massa calorimeter + air
=
224,98 gr
Massa alumanium
=
21,05 gr
Cair
=
1,00 kal/gr0C
Ckalorimeter
=
0,215 kal/gr0C
NST Termometer
=
1,0 0C
NST Neraca digital
=
0,01 kg
Massa air
=
(mkal + air)- mkal
=
229,98 -125,54
=
104,41 gr
=
=
= 0,38 kal/gr0C
2. Kalor jenis besi
Massa calorimeter kosong
Massa calorimeter + air
Massa besi
Cair
Ckalorimeter
NST Termometer
NST Neraca digital
Massa air
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
125,54 gr
224,98 gr
62,71 gr
1,00 kal/gr0C
0,215 kal/gr0C
1,0 0C
0,01 kg
(mkal + air)- mkal
224,98 -125,54
99,44 gr
18. =
=
= 0,12 kal/gr0C
C. Pembahasan
1. Logam alumanium
Pada percobaan ini , kami menggunakan kubus atau logam alumanium yang
memiliki massa 21,05 gram, calorimeter dengan massa kosong 125,54 gr, massa
calorimeter + air adalah 229,95 gr, mengukur massa dengan neraca digital yang
memiliki NST 0,01 gr dan thermometer dengan NST 10C. Dari hasil analisis massa
air yang diperoleh dari pengukuran massa calorimeter + air dan massa
calorimeter kosong, diketahui massa air yang digunakan adalah 104,41 gr, suhu
awal dari air adalah 280C dan setelah dipanaskan didalam gelas ukur suhunya
naik menjadi 800C. sehingga ∆T yang diperoleh adalah 20C. pada saat alumanium
dimasukkan kedalam calorimeter yang berisi air kemudian dilakukan pengadukan
maka diperoleh suhu campuran antara logam tembaga dengan air sebesar 31 0C.
yang selanjutnya hasil pengukuran tersebut digunakan untuk menghitung kalor
jenis logam alumanium yang berdasarkan percobaan diperoleh kalor jenisnya
yaitu 0,38 kal/gr0C.
Secara teori nilai atau tetapan dari kalor jenis logam alumanium adalah 0,215
kal/gr0C. adanya perbedaan antara tetapan nilai kalor jenis logam alumanium
secara teori dengan hasil percobaan yang diperoleh karena kurang rapatnya
calorimeter pada saat melakukan pengadukan, sehingga suatu campuran logam
alumanium dengan air yang diperoleh lebih kecil dari sebagaimana mestinya,
karena adanya pengaruh suhu dari luar.
2. Logam besi
Pada percobaan ini kami menggunakan kubus atau logam besi yang memiliki
massa 62,71 gr. Calorimeter dengan massa 125,54 gr massa calorimeter dan air
sebesar 224,98 gr. Mengukur massa dengan neraca digital yang memiliki NST
0,01 gr dan thermometer dengan NST 1,00 0C dari analisis massa yang diperoleh
dari pengurangan massa calorimeter + air dari massa calorimeter kosong
diketahui bahwa massa air yang digunakan adalah 99,44 gr suhu awal dari air
adalah 280C dan setelah dipanaskan didalam gelas ukur suhunya naik menjadi
800C sehingga
yang diterima 30C pada saat logam besi dimasukkan kedalam
19. calorimeter yang berisi air kemudian dialkukan pengadukan, maka diperoleh
suhu campuran antara logam besi dengan air sebesar 310C yang selanjutnya
hasil pengukuran tersebut digunakan untuk menghitung kalor jens besi yang
berdasarkan percobaan ini diperoleh kalor jenis besi adalah 0,12 kal/gr0C.
Secara teori nilai atau tetapan nilai dari kalor jenis logam besi adalah
0
0,11 kal/gr C. adanya perbedaan antara tetapan nialai kalor jenis logam besi
dengan hasil percobaan yang kami peroleh ini karena adanya pengaruh dari luar
calorimeter sehingga suhu campuran yang diperoleh lebih kecil. Atau
dikarenakan adanya zat cair dalam calorimeter saat ditimbang sehingga massa
yang diperoleh lebih besar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Panas jenis suatu logam melalui percobaan dapat ditentuksn dengan cara
menghitung massa air dan peubahan suhu dari air yang digunakan untuk
memanaskan llogam, kemudian menghitung kalor jenis dari logam tersebut.
2. Persamaan panas jenis untuk logam alumanium adalah
Persamaan panas jenis untuk logam besi adalah
20. 3. Panas jenis dari percobaan unntuk logam aluminium adalah 0,38 kal/gr0C
sedangkan panas jenis aluminium berdasarkan teori adalah 0,215 kal/gr0C . dan
untuk logam besi diperoleh nilai panas jenisnya berdasarkan percobaan adalah
0,12 sedangkan panas jenis besi berdasarkan teori adalah 0,11 kal/gr0C. artinya
panas jenis alumanium lebih besar dari pada jenis besi.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Praktikan hendaknya lebih teliti dalam pembacaan skala thermometer pada
calorimeter maupun pafda saat mengukur suhu logam ketika dipanaskan.
2. Praktikan hendaknya berhati hati ketika memindahkan kubus logam dari
gelas ukur ke calorimeter.
3. Praktikan hendaknya menutup rapat calorimeter ketika kubus logam telah
dimasukkan kedalam calorimeter agar percobaan yang dilakukan
mendapatkan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Moran, Michael J 2004. Termodinamika jilid 1. Jakarta : Erlangga
Sulistianti, Asnie khunati riza. 2010. Termodinamika . semarang graham ilmu
Tim Dosen UIN Alauddin Makassar. 2012. Penuntun praktikum termodinamika . Makassar.
UIN
Http//agnes blog spot. Com. 03/2011/kalor jenis logam.httm//diakses tanggal 25
november.