Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari proposal penelitian yang membahas penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam upaya peningkatan hasil belajar dasar-dasar elektronika bagi siswa kelas X di SMK Negeri 35 Jakarta Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
1. Connect your Facebook account to check out what your friends are sharing on SlideShare
Connect ×
SlideShare
Upload
Browse
Go Pro
Login
Signup
Email
Favorite
Save
Flag
Embed
5. Jurnal metlitadeng2011baru
Jurnal ismail adiwijaya 5215080279
Proposal Tugas Metlit (PTK)
Proposal tugas metlit m.ning iskandar 5215083427-reguler-2
Tugas metlit ismail adiwijaya 5215080279
6. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada
Mate
Tugas jurnal
Tugas jurnal sodri
Bahasa d elon selesai
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
Tugas jurnal kelar
Tugas Jurnal Bahasa Indonesia
Proposal tesis presentase
Pembelajaran kontekstual apik
7. Tugas jurnal_Dwi Utami
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
0
inShare
Wordpress
+ Follow
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki
5215083425)
by Muhamad_Marzuki on Dec 29, 2011
1,257 views
No comments yet
8. Subscribe to comments Post Comment
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425) —
Document Transcript
1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR DASAR – DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA KELAS X TAV
SMK NEGERI 35 JAKARTA BARAT DI SUSUN OLEH MUHAMAD MARZUKI
5215083425 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
DESEMBER 2011
2. KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat danhidayah-Nya, sehingga proposal penelitian ini telah selesai
meskipun jauh darisempurna. Penulis berharap proposal penelitian ini, dapat diterima
dan bermanfaat bagisemua pihak, khususnya dalam bidang pendidikan.Proposal
penelitian ini disusun untuk menjelaskan tentang PENERAPAN MODELSTUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PEMBELAJARAN
DALAMUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR – DASAR
ELEKTRONIKABAGI SISWA KELAS X TAV SMK NEGERI 35 JAKARTA
BARAT karena denganpenelitian ini sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana
hasil belajar yang dicapaidalam pemberian tugas pekerjaan rumah.Dalam penyusunan
proposal penelitian ini peneliti banyak menghadapi kesulitan baikdalam penyusunan
maupun dalam pengumpulan data. Tetapi semua itu dapat penulisatasi. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihakyang telah
membantu, terutama :1. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan moril
maupun materil.2. Bapak Dr. Bambang Dharma Putra, M.Pd sebagai dosen
pembimbing dalam penelitian.3. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
3. Proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulismengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelengkapan
proposalpenelitian ini. Akhir kata semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat
bagi penuliskhususnya dan pembaca umumnya. Jakarta, Desember 2011 Penulis
4. BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor
penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Arti pendidikan menurut
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional tersebut, maka perlu diselenggarakan pendidikan. Dalam
pendidikan terdapat tiga jalur pendidikan yaitu, pendidikan informasi (informal) yang
diselenggarakan di lingkungan keluarga, pendidikan formal yang diselenggarakan di
lingkungan sekolah, serta pendidikan non formal yang diselenggarakan di lingkungan
masyarakat. Ketiga jalur pendidikan tersebut saling melengkapi dalam mewujudkan
cita-cita nasional melalui pendidikan. Jalur pendidikan formal terbagi lagi menjadi
tiga jenjang, yaitu pendidikan dasar, pendidikan pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan di Indonesia, terdapat pembagian satuan
pendidikan yaitu pendidikan umum yang lebih dikenal dengan Sekolah Menengah
9. Atas (SMA) dan pendidikan kejuruan yang lebih dikenal dengan Sekolah Menengah
Kejuruan
5. (SMK). Sebagai lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan
merupakanlembaga pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat
bekerjadalam bidang tertentu sesuai dengan keahliannya. Dari uraian di atas nampak
jelas tuntutan akan keberadaan pendidikankejuruan adalah untuk membentuk dan
mengembangkan keahlian danketerampilan, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, kreativitas, mutu danefisiensi kerja. SMK melaksanakan kurikulum
seperti yang ditetapkan pemerintah.Dimana telah disusun program pendidikan dan
pelatihan yang terbagi menjadi tigayaitu : Normatif, Adaptif dan Produktif. Untuk
kategori Normatif di dalamnyamencakup pelajaran Agama, PPKN, Bahasa Indonesia,
dan Sejarah. KelompokAdaptif adalah Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Kimia dan
Komputer.Sedangkan kelompok produktif khususnya jurusan elektronika (audio-
video) yaitugambar teknik, elektronika dasar, teknik audio, rangkaian listrik,
komunikasi data,teknik televisi dan audio, teknik digital dan lain sebagainya. Ketiga
kurikulumyang ditetapkan pemerintah tersebut saling melengkapi dan
menunjangketerampilan siswa terlebih lagi dalam kelompok kategori Adaptif dan
Produktif.Salah satu sekolah yang menggunakan kurikulum tersebut adalah SMKN 35
diJakarta Barat. SMK Negeri 35 Jakarta Barat merupakan salah satu bagian
daripendidikan formal yang memiliki 3 (tiga) program studi. Salah satu diantaranya
6. yaitu Audio Video. Program studi Audio Video mempunyai beberapa kompetensi
yang seluruhnya dijadikan judul mata diklat. Salah satu dari mata diklat itu yaitu
Teori Dasar Elektronika dengan Standar Kompetensi Menguasai Dasar-dasar
Elektronika. Mata diklat ini diberikan pada kelas X semester I. Salah satu solusi yang
dapat diterapkan untuk mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan
tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan untuk
meningkatkan hasil belajar adalah dengan mengubah cara belajarnya dan
menggunakan model pembelajaran dengan model cooperative learning yang bertujuan
merangsang keaktifan siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran itu adalah
penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).2.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah : Apakah melalui penerapan
model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat
meningkatkan prestasi belajar dasar-dasar elektronika siswa kelas X Teknik Audio
Video SMK Negeri 35 Jakarta Barat ? 3. Pembatasan Masalah
7. Dari latar belakang masalah dan berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi di
atas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, pembahasan
masalah hanya mencakup: “Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatakan hasil
belajar Dasar – Dasar Elektronika”?4. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar
belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DASAR –DASAR ELEKTRONIKA BAGI
SISWA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO (TAV) SMK NEGERI 35 JAKARTA
BARAT”.5. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan peneliti yang diharapkan dari
penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan kegiatan
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Divisions (STAD). 2. Tujuan Khusus
10. 8. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah melalui
model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).dapat
meningkatkan hasil belajar dasar-dasar elektronika bagi siswa kelas X TAV SMK
Negeri 35 Jakarta Barat.”3. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi : 1. Sekolah 1. Dalam hal ini adalah SMK Negeri 35 Jakarta Barat
dengan hasil penelitian ini diharapkan SMK Negeri 35 Jakarta Barat dapat lebih
meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD) agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu
dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain. 2. Berbagi informasi dengan sekolah lain
dalam menerapkan pembelajaran. 2. Guru1. Guru sebagai bahan masukan guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.2. Menambah wawasan guru untuk
menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD).
9. 3. Menjadi umpan balik untuk mengetaui kesulitan siswa yang dihadapi siswa. 3.
Siswa1. Menggembangkan kemamapuan berfikir, belajar berdiskusi, serta kerja sama
dalam kegiatan belajar dasar – dasar elektronika.2. Menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD).3. Meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada
mata pelajaran Dasar – Dasar Elektronika. 4. Peneliti 1. Memperoleh pengalaman
strategi pembelajaran, melakukan seleksi materi, dan mengembangkan seleksi
instrument. 2. Memperoleh pengalaman tentang pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang berorientasi pada
hasil belajar siswa.
10. BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS1. Kerangka Teoritis1. Hakikat BelajarHasil belajar
menurut Rohani adalah kemajuan belajar peserta didik dalam penguasaanmateri
pelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Sedangkan
menurut Winarno Surahmad (1997 : 88) sebagai berikut : hasil belajaradalah hasil
dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif
yangdiperhatikan adalah menempatkan tingkah laku. Sedangkan menurut
pendapatSuharsimi Arikunto, hasil belajar adalah akhir setelah mengalami proses
belajar, dimanatingkah itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan
diukur. Belajardalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru
agar mendapat danmampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah
pelajaran DasarDasar Eelektronika Teknik Audio Video.2. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian
kegiatan instruksional tertentu. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitannya
dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru
11. sebelumnya. Hasil dan bukti belajar ialah adanya perubahan tingkah laku
orangyang belajar yang terjadi karena proses kematangan dan hasil belajar
bersifatrelatif menetap, misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak
mengertimenjadi mengerti. Menurut Mudjiono (2000), bahwa hasil dan bukti
belajaradalah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar. Menurut Howard
Kingsley (Sudjana, 1989), ada tiga macam hasil belajaryakni (a) keterampilan dan
kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikapdan cita-cita, yang masing-
masing dapat golongan, dapat diisi dengan bahanyang diterapkan dalam kurikulum
sekolah. Benyamin Bloom berpendapatbahwa tujuan pendidikan yang hendak kita
capai terdiri dari tiga bidang, yaitubidang kognitif, bidang afektif, dan bidang
psikomotorik. Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin
mengetahuihasilnya, demikian pula dengan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil
kegiatanpembelajaran, harus dilakukan pengukuran dan penilaian. Pengukuran
11. adalahsuatu usaha untuk mengetahui sesuatu seperti apa adanya, sedangkan
penilaianadalah usaha yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar
dalampenguasaan kompetensi (Haling, 2002). Dengan demikian pengukuran
hasilbelajar adalah suatu usaha untuk mengetahui kondisi status kompetensi
denganmenggunakan alat ukur sesuai dengan apa yang diukur, sedangkan
penilaianadalah usaha untuk membandingkan hasil pengukuran dengan patokan
yangditetapkan.
12. 3. Hasil Belajar Dasar – Dasar Elektronika Seperti yang telah di jelaskan
sebelumnya bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Maka hasil belajar dasar –
dasar elektronika adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang erat kaitannya
dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya pada hal ini
adalah penyesuaian pencapaian indikator kriteria keberhasilan dalam hasil belajar atau
Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah di tetapkan oleh seorang guru
sebelum mengajar pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam
hal ini tentunya seorang guru hendaknya menentukan terlebih dahulu Standar
Kompetensi serta Kompetensi Dasar apa saja yang akan di ajarkan dalam kegiatan
pembelaran yang semuanya telah tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan silabus dalam hal ini adalah mata pelajaran Dasar - Dasar Elektronika.
Dasar - Dasar Elektronika adalah salah satu mata pelajaran kejuruan teknik audio
video yang ada di SMK. Bahkan sebagian mata pelajaran ada yang sudah menjadi
mata diklat pada kejuruan teknik audio video. Hasil belajar yang dicapai dapat di lihat
melalui hasil belajar teori atau praktik pada saat kegiatan pembelajaran dan tentunya
mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus yang digunakan
pada saat Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM).
13. 4. Hakikat Model Pembelajaran Model dirancang untuk mewakili realitas yang
sesungguhnya, walaupunmodel itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang
sebenarnya. Atas dasarpengertian tersebut, maka model mengajar dapat dipahami
sebagai kerangkakonseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang
sistematik dalammengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk
mencapai tujuanbelajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan
pengajaran bagi paraguru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sagala,
2005:176). Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus yang
direncanakanuntuk mencapai tujuan belajar tertentu ( Agustian, 2004:8). Model
pembelajaransesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar, dimana guru
membantu siswauntuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir
danmengekspresikan dirinya (Joyce et al, 2009:7).5. Hakikat Model Pembelajaran
Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkanfaham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dengansejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda.Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok
harus salingbekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam
14. pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalamkelompok belum menguasai bahan pelajaran Pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:1. Untuk
memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama2.
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan
12. jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan
tersebut.4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif1. Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan
kinerja siswa dalm tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul
dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.2. Penerimaan
terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai macam latar belakang.3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk
mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain,
15. memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam
kelompok.4. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :Fase Indikator Aktivitas
Guru1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
memotivasi siswa ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa2
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan3 Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya ke dalam kelompok- membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok belajar kelompok agar melakukan transisi efisien4
Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada bekerja
dan belajar saat mengerjakan tugas5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau
hasil
16. belajar siswa baik individu maupun kelompok.1. Hakikat Model Pembelajaran
STAD STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswadalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
siswa yangmemiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 langkah tahapan
yaitu : persiapan, penyajian materi (precentation), tahap kerja kelompok (teams),
tahap tes individu, dan tahap perhargaan kelompok ( team recognition). Berdasarkan
apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD
memiliki ciri – ciri sebagai berikut.1. Siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok
Kecil Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan
5sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras
yangberbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat
memotifasisiswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih
dengan siswa yangberkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini
akan menyebabkantumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara
kooperatif sangatmenyenangkan.2. Tahap Tes Individu
17. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes
secara individual atau quiz mengenai materi yang telah dipelajari dengan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended tasks dimana tes individu dilakukan
pada akhir setiap pertemuan. Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman
dan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per individu ini
didata dan diarsipkan sebagai bahan untuk perhitungan skor kelompok.3.
Penghargaan Kelompok Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan
kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor
kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing –
masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota
kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh
kelompok tersebut. Penghargaan pada kelompok terdiri atas 3 tingkat, yaitu:1. Super
13. team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 252. Great team
diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 203. Good team diberikan
bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 154. Kerangka Berfikir Proses belajar
mengajar (PBM) dipandang berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna dan
ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Proses belajar
18. mengajar dapat dikatakan berhasil jika siswa menunjukkan tingkat
penguasaanyang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dikuasai dengan
sasaran dantujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pendidik bertanggung
jawabmerencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan belajar mengajar sesuai
dengantuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran. Di
dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswadapat belajar
secara efektif dan efisiensi, mengena pada tujuan yang diharapkan.Salah satu strategi
yang harus dimiliki oleh guru adalah harus menguasai cara –cara penyajian atau biasa
disebut model pembelajaran. Model pembelajaran adalah pola pembelajaran khusus
yangdirencanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini
gurumenngunakan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya dengantujuan
agar siswa dapat berfikir kritis, kreatif, dan mengembangkan kerja samaantar tim
dalam pembelajaran kooperatif Berbagai macam-macam model pembelajaran, model
pembelajarankooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
diharapkan siswadapat lebih berminat dalam belajar mata pelajaran Dasar – Dasar
Elektronikadan dapat memberikan solusi dalam memahami materi, serta
memberikankeaktifan, perhatian, belajar memecahkan masalah yang dapat
berpengaruhpositif terhadap hasil belajar siswa dalam rangka perbaikan proses
belajarmengajar. Dengan demikian diharapkan agar siswa dapat
meningkatkanprestasinya.
19. 5. Perumusan Hipotesis Hipotesis yang akan diajukan dalam proposal penelitian
ini adalah Jika pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
diterapkan maka ada peningkatan hasil belajar Dasar – Dasar Elektronika pada siswa
kelas X Teknik Audio Video (TAV) SMK NEGERI 35 Jakarta Barat.
20. BAB III METODOLOGI PENELITIAN1. Lokasi dan Waktu Penelitian1. Lokasi
PenelitianLokasi penelitian yang akan di ajukan dalam proposal penelitian ini adalah
SMK Negeri35 Jakarta Barat.2. Waktu PenelitianDengan beberapa pertimbangan dan
alasan penulis menentukan menggunakan waktupenelitian selama 3 bulan Februari s/d
April.1. Subyek penelitian Subyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X SMK Negeri 35 Jakarta Barat dengan jumlah sampel siswa 40 orang.2.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain : 1.
Perencanaan
21. Meliputi penyampaian Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP), materi
pelajaran, Guru membentuk siswa ke dalam beberapa grup, membantu pekerjaan
siswa, latihan soal, pembahasan latian soal, ulangan harian. Bagian ini berisikan
perlakuan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan yang tertulis pada rencana
tindakan. Di luar itu adalah pembelajaran-biasa yang telah anda lakukan sehari-hari,
tidak perlu dituliskan di sini. Harus dibedakan benar antara pembelajaran biasa
dengan PTK. Yang dituliskan dalam siklus hanyalah bagian yang diteliti saja. 2.
Tindakan ( Action ) Pada fase Tindakan ini kegiatan mencakup :1. Siklus I, meliputi :
Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.2. Siklus II ( sama dengan I )3. Siklus III (
sama dengan I dan II ) 4. Pengamatan Bagian ini berisikan hasil pengamatan
menggunakan berbagai instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat
triangulasi dan saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan
di sini. 5. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus – siklus tersebut
14. untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.Refleksi berisikan
penjelasan tentang keberhasilan atau kegagalan yang terjadi
22. setelah selang waktu tertentu. Refleksi diakhiri dengan perencanaan kembali
untuk siklus berikutnya.1. Instrument penelitian Instrument penelitian yang digunakan
dalam pengajuan proposal ini adalah: 1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik
Audio Video (TAV) Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel 40 siswa pada
data hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar – dasar elektronika. 2. Dokumen
siswa Dokumen siswa berupa catatan siswa untuk menunjang lembar observasi
berkurangnya kemalasan maupun kebosanan siswa. Dokumen siswa dilihat dan
dicatat peneliti pada setiap akhir pelajaran. 3. Catatan Lapangan Catatan – catatan
lapangan diperlukan untuk merekam kejadian – kejadian selama proses pembelajaran
berlangsung. Catatan lapangan meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Berdasarkan dari hasil refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan –
perbaikanterhadap rencana awal. 4. Wawancara dengan siswa Wawancara dengan
siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan pemilihan siswa yang diwawancarai
secara acak sesuai dengan kebutuhan refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus
berikutnya. Pedoman wawancara dengan siswa
23. menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan belajar siswa selama proses
pembelajaran berikutnya.1. Teknik analisis data Data hasil belajar siswa berupa tes
akan dianalisis dengan menggunakan skor yang berdasarkan penilaian acuan patokan,
dihitung berdasarkan skor maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa. Nilai yang
diperoleh dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Di samping itu juga dideskripsikan hasil
pengamatan aktifitas pembelajaran dan perilaku siswa yang diketahui dari hasil
pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada pelaksanaan
proses belajar mengajar. Tabel 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa
Tingkat Penguasaan Kategori 8,0-10 Sangat Tinggi 6,6-7,9 Tinggi 5,6-6,5 Sedang 40-
5,5 Rendah 0-3,9 Sangat Rendah
24. DAFTAR PUSTAKAAli Imron. (1996). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Pustaka Jaya.Ahmad Rohani. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta.Bambang Prasetyo, Lina Mifhatul Jannah. (2006). Metode Penelitian
Kuantitatif.Jakarta : Raja Grafindo Persada.Depdiknas. (2004). GBBP dan Kurikulum
SMK Edisi 2004. Jakarta : Depdiknas.Dekdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Bandung : Balai Pustaka.Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.PengertianBelajardanHasilBelajar.Dalamhttp://duniabaca.com/pengertian-
belajar-hasil-belajar.html.diunduh pada 4 Desember 2011.
Connect on LinkedIn
Follow us on Twitter
Find us on Facebook
Find us on Google+
Learn About Us
About
Careers
Our Blog