SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 29
1. PENGERTIAN DNA                                2.TES DNA




                                    4.CONTOH PRAKTIS
      3.ANALISIS HASIL TES DNA   PENERAPAN TEKNIK ISOLASI
                                       DAN UJI DNA
1. PENGERTIAN DNA

    DNA (deoxyribonucleic acid) adalah asam
nukleat yang mengandung materi genetik yang
berguna perkembangan dan fungsi biologis
seluruh organisme hidup. Fungsi utama dari
molekul      DNA    adalah   sebagai     tempat
penyimpanan informasi jangka panjang. DNA
seringkali dianalogkan dengan blue print, karena
DNA mengandung instruksi yang diperlukan
dalam pembentukan komponen sel seperti
protein dan molekul RNA. Segmen DNA yang
membawa informasi genetik disebut gen.(6)
STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK DNA

    DNA berwujud dua rantai polimer panjang (double
helix) yang terdiri dari komponen gula pentosa
(deoksiribosa) dan gugus fosfat yang distabilisasi oleh
ikatan hidrogen antar molekul basa yang terdapat pada
kedua untai.
     Keempat basa DNA adalah Adenin (A), sitosin (C),
guanin (G), dan timin (T), yang kemudian
diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu Purin (pasangan
adenin dan guanin yang memiliki struktur cincin
ganda)dan Pirimidin (pasangan sitosin dan timin yang
mempunyai struktur cincin tungal)
Pada organisme eukariotik, sebagian besar
DNA berada pada inti sel (kromosom), core
DNA (c-DNA) dan mitokondria DNA (mt-DNA).
   c-DNA merupakan materi genetik yang
membawa sifat individu dan diturunkan dari
ayah dan ibu menurut hukum Mendel.
   Sedangkan mt-DNA merupakan materi
genetik yang membawa kode genetik dari
berbagai enzim dan protein yang berkaitan
dengan proses pembentukan dan penuaan.
Gambar 1. Struktur Kimia DNA URL
KROMOSOM
    Setiap sel dalam tubuh seseorang memiliki
rangkaian DNA identik. Rangkaian DNA setiap
sel disebut kromosom.
    Setiap sel dalam tubuh manusia memiliki
23 pasang kromosom yang terdiri atas 22
pasang kromosom autosomal dan satu pasang
kromosom seks (XX pada wanita, dan XY pada
laki-laki)
2. TES DNA
1. Pengertian
    Tes DNA adalah salah satu teknik biologi
molekuler penanda genetik yang dipakai
untuk pengujian terhadap materi profil DNA,
yaitu sehimpunan data yang menggambarkan
susunan DNA yang dianggap khas untuk
individu yang menjadi sampelnya.
    DNA yang biasa digunakan dalam tes
adalah c-DNA dan mt-DNA.
2. Tujuan Tes Dna
     Tes DNA pada umumnya digunakan untuk
 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti
 penentuan perwalian anak atau penentuan
 orang tua dari anak (Tes Paternitas); dan (2)
 tujuan hukum, yang meliputi masalah
 forensik, seperti identifikasi korban yang telah
 hancur maupun untuk pembuktian kasus
 kejahatan semisal kasus pemerkosaan atau
 pembunuhan
3. Sampel Dan Penyiapan Sampel
       Untuk Tes Dna
      Hampir semua sampel biologis tubuh seperti darah
 dan bercak darah, seminal, cairan vaginal, dan bercak
 kering, rambut (baik rambut lengkap dengan akarnya atau
 hanya batang rambut), epitel bibir (misal pada puntung
 rokok), sel buccal, tulang, gigi, saliva dengan nukleus (pada
 amplop, perangko, cangkir), urine, feces, kerokan kuku,
 jaringan otot, ketombe, sidik jari, atau pada peralatan
 pribadi dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang
 sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada
 pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku.
      Untuk kasus-kasus forensik, sampel sperma, daging,
 tulang, kulit, air liur atau sampel biologis lain yang
 ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat
 dijadikan sampel tes DNA
Tahap pengambilan dan penyimpanan bahan atau sampel merupakan
    tahapan yang vital, dan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip dibawah ini :
•   Hindari tempat yang terkontaminasi DNA dengan tidak menyentuh objek
    secara langsung dengan tangan, tidak bersin atau batuk di dekat barang bukti.
•   Menggunakan sarung tangan bersih untuk pengumpulan barang bukti. Sarung
    tangan harus diganti untuk setiap penanganan barang bukti yang berbeda
•   Setiap barang bukti harus disimpan terpisah.
•   Bercak darah, bercak sperma, dan bercak lainnya harus dikeringkan dahulu
    sebelum disimpan.
•   Sampel harus disimpan pada amplop atau kertas setelah dikeringkan. Jangan
    menggunakan bahan plastik karena plastik dapat mempercepat degradasi
    molekul DNA. Setiap amplop harus ditandai nomor kasus, nomor bukti, waktu
    pengumpulan.
•   Bercak pada permukaan meja atau lantai dapat diambil dengan swab kapas
    steril dan alkohol. Keringkan kapas tersebut sebelum dibawa.
•   Di laboratorium, sampel DNA disimpan dalam kulkas bersuhu 4oC atau dalam
    freezer bersuhu -20oC. Sampel yang akan digunakan dalam waktu yang lama,
    dapat disimpan dalam suhu -70oC.
Contoh perlakuan jika kita mengambil sampel Darah dan bercak darah
  (seperti darah pada pakaian, karpet, tempat tidur, perban
o Darah cair
    – Darah cair dari seseorang.
        • Ambil dengan menggunakan semprit.
        • Masukkan ke dalam tabung yang diberikan pengawet EDTA ± 1 ml darah.
        • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan dalam
           termos es, lemari es atau kirim ke laboratorium.
    – Darah cair di TKP.
        • Ambil dengan menggunakan semprit, pipet atau kain.
        • Masukkan ke dalam tabung yang berisikan pengawet EDTA. Bila
           membeku, ambil dengan menggunakan spaltel.
        • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan di termos
           es, lemari es, atau kirim ke laboratorium.
    – Darah cair dalam air/salju/es.
        • Sesegera mungkin, ambil secukupnya, masukkan ke dalam botol.
        • Hindari kontaminasi, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan
           sampel, simpan atau kirim ke lab.
•   Bercak darah basah.
     – Ditemukan pada pakaian
          • Pakaian dengan noda ditempatkan pada permukaan bersih dan keringkan.
          • Setelah kering, masukkan kantong kertas atau amplop.
          • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, kirim ke
            laboratorium.
     – Ditemukan pada benda.
          • Bila benda kecil biarkan kering, tetapi pada benda besar, hisap bercak
            tersebut dengan kain katun dan keringkan.
          • Masukkan amplop, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel,
            dan kirim ke laboratorium.
     – Ditemukan pada karpet atau benda yang dapat dipotong.
          • Potong bagian yang ada nodanya.
          • Tiap potongan diberi label yang jelas, sertakan potongan yang tidak ada
            nodanya sebagai kontrol.
          • Kirim ke laboratorium.
     – Percikan darah kering
          • Gunakan celotape, tempelkan pada percikan noda.
          • Masukkan celotape tersebut kedalam kantong plastik.
          • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, kirim ke
            laboratorium.
4. Teknik Tes Dna
      Adapun jenis-jenis teknik analisa DNA adalah
   sebagai berikut:
1. Restriction Fragment Length Polymorphism
   (RFLP).
2. Polymerase Chain Reaction (PCR).
3.Short Tandem Repeats (STRs).
4. Y-Short Tandem Repeats (Y-STRs).
5. Mitochondrial DNA (mt-DNA).
6. CODIS (Combined DNA Index System).
1. Restriction Fragment Length
        Polymorphism (RFLP
    Teknik pertama yang digunakan analisa DNA dalam
bidang forensik adalah RFLP. Polimorfisme yang
dinamakan Restriction Fragment Leght Polymorphism
(RFLP) adalah suatu polimorfisme DNA yang terjadi
akibat variasi panjang fragmen DNA setelah dipotong
dengan enzim retriksi tertentu menjadi fragmen
Variable Number Of Tandem Repeat (VNTR). Teknik ini
dilakukan dengan memanfaatkan suatu enzim restriksi
yang mampu mengenal urutan basa tertentu dan
memotong DNA (biasanya 4-6 urutan basa). Urutan
basa tersebut disebut sebagai recognition sequence.
2. Polymerase Chain Reaction (PCR).
     Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu
metode untuk memperbanyak DNA template tertentu
dengan enzim polymerase DNA. Reaksi teknik ini didesain
seperti meniru penggandaan atau replikasi DNA yang
terjadi dalam makhluk hidup, hanya pada segmen tertentu
dengan bantuan enzim DNA polymerase sebanyak 20
hingga 40 siklus (umumnya 30 siklus), dengan tingkat
akurasi yang tinggi. Proses ini berlangsung secara in-vitro
dalam tabung reaksi sebesar 200 µl. Walaupun dengan
sampel DNA yang sedikit atau sudah mulai terdegradasi,
PCR mampu menggandakan atau mengkopi DNA template
hingga miliaran kali jumlah semula sehingga dapat
diperoleh informasi.
3.Short Tandem Repeats (STRs).
    Metode STRs (Short Tandem Repeats) adalah salah
satu metode analisis yang berdasar pada metode
Polymerase Chain Reaction (PCR). STRs (Short Tandem
Repeat) adalah suatu istilah genetik yang digunakan
untuk menggambarkan urutan DNA pendek (2 – 5
pasangan basa) yang diulang. Genome setiap manusia
mengandung ratusan STRs. Metode ini paling banyak
dikembangkan karena metode ini cepat, otomatis dan
memiliki kekuatan diskriminasi yang tinggi. Dengan
metode STRs dapat memeriksa sampel DNA yang rusak
atau dibawah standar karena ukuran fragmen DNA
yang diperbanyak oleh PCR hanya berkisar antara 200 –
500 pasangan basa.
4. Y-Short Tandem Repeats (Y-STRs).
   Y-STRs adalah STRs yang ditemukan pada
kromosom Y. Y-STRs dapat diperiksa
menggunakan jumlah sampel kecil dan rusak
dengan metode dan alat yang sama dengan
pemeriksaan       STRs pada kromosom
autosomal. Karena kromosom Y hanya
terdapat pada pria maka Y- STRs dapat
berguna untuk menyaring informasi genetik
yang spesifik dari pria yang yang menjadi
sampel
5. Mitochondrial DNA (mt-DNA).
    Aplikasi penggunaan mt-DNA dalam
identifikasi forensik dimulai pada tahun 1990.
Mitokondria adalah partikel intraselular yang
terdapat di luar nukleus dalam sitoplasma sel.
Mitokondria mengandung DNA kecil berupa
molekul berbentuk sirkular yang terdiri dari
16569      pasangan      basa    yang    dapat
diidentifikasi. Setiap sel mengandung 100 –
1000 mitokondria
6. CODIS (Combined DNA Index
             System).
    CODIS merupakan analisis DNA yang baru
dikembangkan FBI. FBI memilih 13 STR yang
digunakan sebagai deretan lokus utama standar
dan meningkatkan pengembangan kemampuan
laboraturium untuk melakukan pemeriksaan pada
lokus tersebut. Laboratorium di seluruh dunia
menggunakan lokus yang sama. Pengumpulan 13
lokus    utama     meningkatkan   kemampuan
diskriminasi. Kemungkinan ditemukan kecocokan
antara dua orang yang tidak berhubungan
berdasarkan random di Caucasian Amerika
adalah satu diantara 575 trilyun
3. ANALISIS HASIL TES DNA
    Analisis DNA untuk tes paternitas meliputi
beberapa tahap yaitu tahap pengambilan spesimen,
tahap proses laboraturium, tahap perhitungan statistik
dan pengambilan kesimpulan. Untuk metode tes DNA
di Indonesia, masih memanfaatkan metode
elektroforesis DNA. Intrepretasi hasilnya adalah dengan
cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR
(short tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang
tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom
manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang
bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa
STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan
dibandingkan dengan sampel DNA terduga lainnya
4.CONTOH PRAKTIS PENERAPAN
      TEKNIK ISOLASI DAN UJI DNA
1. PENYIAPAN SAMPEL DAN ISOLASI DNA
       Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sampel
   untuk analisis DNA dapat diperoleh dari berbagai jaringan,
   seperti bagian daging (otot), tulang, gigi, darah, sperma,
   saliva, rambut dan sebagainya. Setiap jenis sampel yang
   berbeda mempunyai teknik penyiapan sampel yang
   berbeda dan teknik isolasi DNA yang berbeda pula.
   Jumlah sampel yang umumnya terbatas, tidak menjadi
   kendala, karena jumlah DNA akan digandakan sebelum
   proses analisis dan kuantifikasinya. Dengan kondisi ini,
   maka prosedur isolasi DNA dianggap selesai mketika DNA
   telah terekstrak dan dimurnikan serta siap untuk proses
   penggandaan (melalui PCR).
Salah satu contohnya :

Pada Tulang
Isolasi DNA untuk tulang dilakukan melalui beberapa tahapan:
• Pertama, hancurkan tulang sampai berupa bubukan halus dan mesin bor
    dengan kecepatan tertentu sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran
    100 µm. Dekalsifikasi 1 gr bubuk tulang dengan 10 ml EDTA 0,5 M (pH 7,5),
    selanjutnya divorteks, diinkubasi pada suhu 56 oC dalam alat ultrasonik
    selama 2 jam. Proses tersebut dipantau dengan menambahkan larutan
    amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan proses dihentikan setelah larutan jernih.
• Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang didekalsifikasi menggunakan 4
    metode, yaitu metode Maxim (Silika/guanidium tiosianat), peranti DNAZol,
    piranti Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam dapur NaCl.
• DNA yang dihasilkan diukur menggunakan piranti DNA DipStick.
• Dan ketiga, dilakukan visualisasi DNA pada gel agarosa konvensional
    menggunakan metode pengecatan perak dan perancangan primer
    menggunakan perangkat lunak pangkalan data (database) the Human
    Genebank dengan sekuen: 5-CTGATGGTTGGCCTCAAGCCTGTG-3 (Indrasex1)
    dan 5-TAAAGAGA-TTCATTAACTTGACTG-3 (Indrasex2) yang dapat
    menghasilkan produk PCR X-spesifik dan Y-spesifik menggunakan gel
    agarosa biasa.
• DNA siap digunakan.
Pada Rambut

  Umumnya Dipergunakan Dua Metode, Yaitu Isolasi DNA Dari
  Rambut Dan Protokol Dr. Glowatzki (Dr. Glowatzki’s Protocol)
   a. Isolasi DNA Sampel Rambut.
           – Potong 10 – 15 helai akar rambut sepanjang 0,5 cm
              kedalam 1,5 ml tabung eppendorf
           – Tambahkan 50 µl 200mM NaOH solusi.
           – Panaskan tabung menggunakan bak air bersuhu 94
              0C selama 10 menit.

           – Lalu dinginkan dalam suhu ruangan dan tambahkan
              50 µl solusi yang terdiri dari 200 mM HCL dan 200
              mM Tris-HCL pH 8,5.
           – DNA siap untuk digunakan
b. Isolasi DNA dengan Dr. Glowatzki’s protocol
           – Potong 5-10 akar rambut sekitar 0,5 cm ke dalam tabung
             eppendorf.
           – Gunakan 50 µl larutan di bawah ini sebagai buffer lisis :
                    • 10 mM Tris pH 8,3,
                    • 50 mM KCl,
                    • 0,5% Tween.
           – Tambahkan juga 10 µl larutan 20 µg/ml Proteinase K dalam 10
             mM Tris-HCl (pH 7,5)
           – Sentrifus selama 30 detik.
           – Ultrasentrifus pada 13000 rpm selama 1 detik
           – Inkubasi selama satu malam dalam air hangat bersuhu 560 – 600
             C.
           – Inkubasi kembali selama 10 menit pada suhu 940 C (bertujuan
             untuk mendenaturasi proteinase K).
           – Dinginkan dalam suhu ruangan.
           – Ultrasentrifus pada kecepatan 13000 rpm selama 1 detik
           – DNA siap untuk dilakukan PCR
2. ANALISIS DNA
       yang paling umum digunakan dalam analisis
   DNA adalah metode pemisahan fraksi protein
   berdasarkan berta molekulnya, yakni dengan
   metode Elektroforesis, khususnya Elektroforesis
   dengan      gel Agarose. Teknik ini dilakukan
   berdasarkan fakta bahwa DNA merupakan
   senyawa bermuatan negatif pada pH netral, yang
   disebabkan oleh rangka fosfatnya. Berdasarkan
   sifat ini, maka jika arus listrik diberikan pada
   larutan yang mengandung DNA, molekul DNA
   akan terdorong menuju bagian bidang yang
   bermuatan posistif.
3. KUANTIFIKASI DAN INTERPRETASI
   Berdasarkan pengamatan pada pita DNA hasil
   elektroforesis, maka konsentrasi sampel DNA dapat
   dianalisis. Konsentrasi DNA diperoleh dengan
   membandingkan kekompakan pita dan intensitas
   kecerahannya yang diamati pada pola elektroforesis
   sampel DNA dibandingkan marker DNA (misal λ Hind
   III). Hasil pembandingan dituangkan dalam rasio
   (nisabah)-nya. Berdasarkan rasio pembandingan
   tersebut, maka konsentrasi DNA dapat dikuantifikasi
   mengikuti rumus berikut:
(Ukuran marker x konsentrasi marker x µl marker x rasio
                         perbandingan)
               (ukuran total marker x µl sampel)
Kebanyakan slide yah…




          TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Sejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimuaSejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimuaBoy Ballo
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIARaden Saputra
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Ade Wijaya
 
Konflik indonesia – papua nugini
Konflik indonesia – papua nuginiKonflik indonesia – papua nugini
Konflik indonesia – papua nuginiTary Lestari
 
Gambaran Metabolisme Lipid
Gambaran Metabolisme LipidGambaran Metabolisme Lipid
Gambaran Metabolisme Lipiddimar aji
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokswd_amaliah
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamDokter Tekno
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonRolly Scavengers
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisadinasamei
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidratMifta Rahmat
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...anandajpz
 
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbianlaporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbianSuryani Lubisch
 

La actualidad más candente (20)

Trauma Luka Dan Fraktur
Trauma Luka Dan Fraktur Trauma Luka Dan Fraktur
Trauma Luka Dan Fraktur
 
Sejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimuaSejarah perkembangan biokimua
Sejarah perkembangan biokimua
 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
 
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
Pendekatan Klinis Penurunan Kesadaran
 
Kromatografi penukar ion
Kromatografi penukar ionKromatografi penukar ion
Kromatografi penukar ion
 
Konflik indonesia – papua nugini
Konflik indonesia – papua nuginiKonflik indonesia – papua nugini
Konflik indonesia – papua nugini
 
Gambaran Metabolisme Lipid
Gambaran Metabolisme LipidGambaran Metabolisme Lipid
Gambaran Metabolisme Lipid
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
 
Hormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagonHormon insulin dan glukagon
Hormon insulin dan glukagon
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisa
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Demensia
DemensiaDemensia
Demensia
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak ...
 
Overdosis opiat
Overdosis opiatOverdosis opiat
Overdosis opiat
 
KEGAWAT-DARURATAN NAPZA
KEGAWAT-DARURATAN NAPZAKEGAWAT-DARURATAN NAPZA
KEGAWAT-DARURATAN NAPZA
 
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbianlaporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
 
Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)
 

Destacado

Malware Analysis and Prediction System
Malware Analysis and Prediction SystemMalware Analysis and Prediction System
Malware Analysis and Prediction SystemAzri Hafiz
 
Manfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasiManfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasiedukasiblog
 
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikrobaIsolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikrobaYona Oktasari
 
Presentation Isolasi DNA
Presentation Isolasi DNAPresentation Isolasi DNA
Presentation Isolasi DNARahmat HIdayat
 
Power point-dna-rna
Power point-dna-rnaPower point-dna-rna
Power point-dna-rnaAtikHa TatHa
 
DNA extraction presentation
DNA extraction presentationDNA extraction presentation
DNA extraction presentationnortje
 

Destacado (9)

Malware Analysis and Prediction System
Malware Analysis and Prediction SystemMalware Analysis and Prediction System
Malware Analysis and Prediction System
 
Isolasi dna gyshaa
Isolasi dna gyshaaIsolasi dna gyshaa
Isolasi dna gyshaa
 
Dvi
DviDvi
Dvi
 
Manfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasiManfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasi
 
Isolasi DNA
Isolasi DNAIsolasi DNA
Isolasi DNA
 
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikrobaIsolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
 
Presentation Isolasi DNA
Presentation Isolasi DNAPresentation Isolasi DNA
Presentation Isolasi DNA
 
Power point-dna-rna
Power point-dna-rnaPower point-dna-rna
Power point-dna-rna
 
DNA extraction presentation
DNA extraction presentationDNA extraction presentation
DNA extraction presentation
 

Similar a Porensik ppt pelajari

BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptxBIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptxHandayaniHalik1
 
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptxdnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptxIbnuUbaidillah17
 
Artikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi Modern
Artikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi ModernArtikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi Modern
Artikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi Modernzhalsabella kh bahri
 
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
menggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpananmenggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpananSatria Manggala
 
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptxIbnuUbaidillah17
 
tugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang buktitugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang buktiDewa Ayu Ika Pramitha
 
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1almansyahnis .
 
Bahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan EkspresinyaBahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan EkspresinyaFitriDamayanti9
 
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and QuantificationForensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and QuantificationZainulHasan13
 
PPT Materi Genetik.pptx
PPT Materi Genetik.pptxPPT Materi Genetik.pptx
PPT Materi Genetik.pptxUmrotunFaridah
 
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfAnalisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfKurdianto MSi
 
Belajar gen, dna dan kromosom 2
Belajar gen, dna dan kromosom  2Belajar gen, dna dan kromosom  2
Belajar gen, dna dan kromosom 2Faridatul Amaniyah
 
Belajar gen, dna dan kromosom 2
Belajar gen, dna dan kromosom  2Belajar gen, dna dan kromosom  2
Belajar gen, dna dan kromosom 2Zahidah Farhatiy
 

Similar a Porensik ppt pelajari (20)

BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptxBIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
 
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptxdnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
 
Artikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi Modern
Artikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi ModernArtikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi Modern
Artikel Pengujian/Profiling DNA - Bioteknologi Modern
 
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
 
Dna
DnaDna
Dna
 
menggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpananmenggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpanan
 
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
 
tugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang buktitugas forensik analisis barang bukti
tugas forensik analisis barang bukti
 
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1
RPP BIOLOGI KLS 12 KD 3.1
 
Bahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan EkspresinyaBahan Gen dan Ekspresinya
Bahan Gen dan Ekspresinya
 
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and QuantificationForensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
 
Tugastyu
TugastyuTugastyu
Tugastyu
 
PPT Materi Genetik.pptx
PPT Materi Genetik.pptxPPT Materi Genetik.pptx
PPT Materi Genetik.pptx
 
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfAnalisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
 
Bahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptxBahan Genetik.pptx
Bahan Genetik.pptx
 
Substansigenetika
SubstansigenetikaSubstansigenetika
Substansigenetika
 
Pcr ii
Pcr iiPcr ii
Pcr ii
 
Belajar gen, dna dan kromosom 2
Belajar gen, dna dan kromosom  2Belajar gen, dna dan kromosom  2
Belajar gen, dna dan kromosom 2
 
Belajar gen, dna dan kromosom 2
Belajar gen, dna dan kromosom  2Belajar gen, dna dan kromosom  2
Belajar gen, dna dan kromosom 2
 
SUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKASUBSTANSI GENETIKA
SUBSTANSI GENETIKA
 

Último

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 

Último (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 

Porensik ppt pelajari

  • 1.
  • 2. 1. PENGERTIAN DNA 2.TES DNA 4.CONTOH PRAKTIS 3.ANALISIS HASIL TES DNA PENERAPAN TEKNIK ISOLASI DAN UJI DNA
  • 3. 1. PENGERTIAN DNA DNA (deoxyribonucleic acid) adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik yang berguna perkembangan dan fungsi biologis seluruh organisme hidup. Fungsi utama dari molekul DNA adalah sebagai tempat penyimpanan informasi jangka panjang. DNA seringkali dianalogkan dengan blue print, karena DNA mengandung instruksi yang diperlukan dalam pembentukan komponen sel seperti protein dan molekul RNA. Segmen DNA yang membawa informasi genetik disebut gen.(6)
  • 4. STRUKTUR DAN KARAKTERISTIK DNA DNA berwujud dua rantai polimer panjang (double helix) yang terdiri dari komponen gula pentosa (deoksiribosa) dan gugus fosfat yang distabilisasi oleh ikatan hidrogen antar molekul basa yang terdapat pada kedua untai. Keempat basa DNA adalah Adenin (A), sitosin (C), guanin (G), dan timin (T), yang kemudian diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu Purin (pasangan adenin dan guanin yang memiliki struktur cincin ganda)dan Pirimidin (pasangan sitosin dan timin yang mempunyai struktur cincin tungal)
  • 5. Pada organisme eukariotik, sebagian besar DNA berada pada inti sel (kromosom), core DNA (c-DNA) dan mitokondria DNA (mt-DNA). c-DNA merupakan materi genetik yang membawa sifat individu dan diturunkan dari ayah dan ibu menurut hukum Mendel. Sedangkan mt-DNA merupakan materi genetik yang membawa kode genetik dari berbagai enzim dan protein yang berkaitan dengan proses pembentukan dan penuaan.
  • 6. Gambar 1. Struktur Kimia DNA URL
  • 7. KROMOSOM Setiap sel dalam tubuh seseorang memiliki rangkaian DNA identik. Rangkaian DNA setiap sel disebut kromosom. Setiap sel dalam tubuh manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom autosomal dan satu pasang kromosom seks (XX pada wanita, dan XY pada laki-laki)
  • 8. 2. TES DNA 1. Pengertian Tes DNA adalah salah satu teknik biologi molekuler penanda genetik yang dipakai untuk pengujian terhadap materi profil DNA, yaitu sehimpunan data yang menggambarkan susunan DNA yang dianggap khas untuk individu yang menjadi sampelnya. DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah c-DNA dan mt-DNA.
  • 9. 2. Tujuan Tes Dna Tes DNA pada umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak (Tes Paternitas); dan (2) tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik, seperti identifikasi korban yang telah hancur maupun untuk pembuktian kasus kejahatan semisal kasus pemerkosaan atau pembunuhan
  • 10. 3. Sampel Dan Penyiapan Sampel Untuk Tes Dna Hampir semua sampel biologis tubuh seperti darah dan bercak darah, seminal, cairan vaginal, dan bercak kering, rambut (baik rambut lengkap dengan akarnya atau hanya batang rambut), epitel bibir (misal pada puntung rokok), sel buccal, tulang, gigi, saliva dengan nukleus (pada amplop, perangko, cangkir), urine, feces, kerokan kuku, jaringan otot, ketombe, sidik jari, atau pada peralatan pribadi dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sampel sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis lain yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA
  • 11. Tahap pengambilan dan penyimpanan bahan atau sampel merupakan tahapan yang vital, dan harus dilakukan dengan prinsip-prinsip dibawah ini : • Hindari tempat yang terkontaminasi DNA dengan tidak menyentuh objek secara langsung dengan tangan, tidak bersin atau batuk di dekat barang bukti. • Menggunakan sarung tangan bersih untuk pengumpulan barang bukti. Sarung tangan harus diganti untuk setiap penanganan barang bukti yang berbeda • Setiap barang bukti harus disimpan terpisah. • Bercak darah, bercak sperma, dan bercak lainnya harus dikeringkan dahulu sebelum disimpan. • Sampel harus disimpan pada amplop atau kertas setelah dikeringkan. Jangan menggunakan bahan plastik karena plastik dapat mempercepat degradasi molekul DNA. Setiap amplop harus ditandai nomor kasus, nomor bukti, waktu pengumpulan. • Bercak pada permukaan meja atau lantai dapat diambil dengan swab kapas steril dan alkohol. Keringkan kapas tersebut sebelum dibawa. • Di laboratorium, sampel DNA disimpan dalam kulkas bersuhu 4oC atau dalam freezer bersuhu -20oC. Sampel yang akan digunakan dalam waktu yang lama, dapat disimpan dalam suhu -70oC.
  • 12. Contoh perlakuan jika kita mengambil sampel Darah dan bercak darah (seperti darah pada pakaian, karpet, tempat tidur, perban o Darah cair – Darah cair dari seseorang. • Ambil dengan menggunakan semprit. • Masukkan ke dalam tabung yang diberikan pengawet EDTA ± 1 ml darah. • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan dalam termos es, lemari es atau kirim ke laboratorium. – Darah cair di TKP. • Ambil dengan menggunakan semprit, pipet atau kain. • Masukkan ke dalam tabung yang berisikan pengawet EDTA. Bila membeku, ambil dengan menggunakan spaltel. • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan di termos es, lemari es, atau kirim ke laboratorium. – Darah cair dalam air/salju/es. • Sesegera mungkin, ambil secukupnya, masukkan ke dalam botol. • Hindari kontaminasi, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, simpan atau kirim ke lab.
  • 13. Bercak darah basah. – Ditemukan pada pakaian • Pakaian dengan noda ditempatkan pada permukaan bersih dan keringkan. • Setelah kering, masukkan kantong kertas atau amplop. • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, kirim ke laboratorium. – Ditemukan pada benda. • Bila benda kecil biarkan kering, tetapi pada benda besar, hisap bercak tersebut dengan kain katun dan keringkan. • Masukkan amplop, beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, dan kirim ke laboratorium. – Ditemukan pada karpet atau benda yang dapat dipotong. • Potong bagian yang ada nodanya. • Tiap potongan diberi label yang jelas, sertakan potongan yang tidak ada nodanya sebagai kontrol. • Kirim ke laboratorium. – Percikan darah kering • Gunakan celotape, tempelkan pada percikan noda. • Masukkan celotape tersebut kedalam kantong plastik. • Beri label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel, kirim ke laboratorium.
  • 14. 4. Teknik Tes Dna Adapun jenis-jenis teknik analisa DNA adalah sebagai berikut: 1. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP). 2. Polymerase Chain Reaction (PCR). 3.Short Tandem Repeats (STRs). 4. Y-Short Tandem Repeats (Y-STRs). 5. Mitochondrial DNA (mt-DNA). 6. CODIS (Combined DNA Index System).
  • 15. 1. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP Teknik pertama yang digunakan analisa DNA dalam bidang forensik adalah RFLP. Polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment Leght Polymorphism (RFLP) adalah suatu polimorfisme DNA yang terjadi akibat variasi panjang fragmen DNA setelah dipotong dengan enzim retriksi tertentu menjadi fragmen Variable Number Of Tandem Repeat (VNTR). Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan suatu enzim restriksi yang mampu mengenal urutan basa tertentu dan memotong DNA (biasanya 4-6 urutan basa). Urutan basa tersebut disebut sebagai recognition sequence.
  • 16.
  • 17. 2. Polymerase Chain Reaction (PCR). Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu metode untuk memperbanyak DNA template tertentu dengan enzim polymerase DNA. Reaksi teknik ini didesain seperti meniru penggandaan atau replikasi DNA yang terjadi dalam makhluk hidup, hanya pada segmen tertentu dengan bantuan enzim DNA polymerase sebanyak 20 hingga 40 siklus (umumnya 30 siklus), dengan tingkat akurasi yang tinggi. Proses ini berlangsung secara in-vitro dalam tabung reaksi sebesar 200 µl. Walaupun dengan sampel DNA yang sedikit atau sudah mulai terdegradasi, PCR mampu menggandakan atau mengkopi DNA template hingga miliaran kali jumlah semula sehingga dapat diperoleh informasi.
  • 18. 3.Short Tandem Repeats (STRs). Metode STRs (Short Tandem Repeats) adalah salah satu metode analisis yang berdasar pada metode Polymerase Chain Reaction (PCR). STRs (Short Tandem Repeat) adalah suatu istilah genetik yang digunakan untuk menggambarkan urutan DNA pendek (2 – 5 pasangan basa) yang diulang. Genome setiap manusia mengandung ratusan STRs. Metode ini paling banyak dikembangkan karena metode ini cepat, otomatis dan memiliki kekuatan diskriminasi yang tinggi. Dengan metode STRs dapat memeriksa sampel DNA yang rusak atau dibawah standar karena ukuran fragmen DNA yang diperbanyak oleh PCR hanya berkisar antara 200 – 500 pasangan basa.
  • 19. 4. Y-Short Tandem Repeats (Y-STRs). Y-STRs adalah STRs yang ditemukan pada kromosom Y. Y-STRs dapat diperiksa menggunakan jumlah sampel kecil dan rusak dengan metode dan alat yang sama dengan pemeriksaan STRs pada kromosom autosomal. Karena kromosom Y hanya terdapat pada pria maka Y- STRs dapat berguna untuk menyaring informasi genetik yang spesifik dari pria yang yang menjadi sampel
  • 20. 5. Mitochondrial DNA (mt-DNA). Aplikasi penggunaan mt-DNA dalam identifikasi forensik dimulai pada tahun 1990. Mitokondria adalah partikel intraselular yang terdapat di luar nukleus dalam sitoplasma sel. Mitokondria mengandung DNA kecil berupa molekul berbentuk sirkular yang terdiri dari 16569 pasangan basa yang dapat diidentifikasi. Setiap sel mengandung 100 – 1000 mitokondria
  • 21. 6. CODIS (Combined DNA Index System). CODIS merupakan analisis DNA yang baru dikembangkan FBI. FBI memilih 13 STR yang digunakan sebagai deretan lokus utama standar dan meningkatkan pengembangan kemampuan laboraturium untuk melakukan pemeriksaan pada lokus tersebut. Laboratorium di seluruh dunia menggunakan lokus yang sama. Pengumpulan 13 lokus utama meningkatkan kemampuan diskriminasi. Kemungkinan ditemukan kecocokan antara dua orang yang tidak berhubungan berdasarkan random di Caucasian Amerika adalah satu diantara 575 trilyun
  • 22. 3. ANALISIS HASIL TES DNA Analisis DNA untuk tes paternitas meliputi beberapa tahap yaitu tahap pengambilan spesimen, tahap proses laboraturium, tahap perhitungan statistik dan pengambilan kesimpulan. Untuk metode tes DNA di Indonesia, masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Intrepretasi hasilnya adalah dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sampel DNA terduga lainnya
  • 23. 4.CONTOH PRAKTIS PENERAPAN TEKNIK ISOLASI DAN UJI DNA 1. PENYIAPAN SAMPEL DAN ISOLASI DNA Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sampel untuk analisis DNA dapat diperoleh dari berbagai jaringan, seperti bagian daging (otot), tulang, gigi, darah, sperma, saliva, rambut dan sebagainya. Setiap jenis sampel yang berbeda mempunyai teknik penyiapan sampel yang berbeda dan teknik isolasi DNA yang berbeda pula. Jumlah sampel yang umumnya terbatas, tidak menjadi kendala, karena jumlah DNA akan digandakan sebelum proses analisis dan kuantifikasinya. Dengan kondisi ini, maka prosedur isolasi DNA dianggap selesai mketika DNA telah terekstrak dan dimurnikan serta siap untuk proses penggandaan (melalui PCR).
  • 24. Salah satu contohnya : Pada Tulang Isolasi DNA untuk tulang dilakukan melalui beberapa tahapan: • Pertama, hancurkan tulang sampai berupa bubukan halus dan mesin bor dengan kecepatan tertentu sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran 100 µm. Dekalsifikasi 1 gr bubuk tulang dengan 10 ml EDTA 0,5 M (pH 7,5), selanjutnya divorteks, diinkubasi pada suhu 56 oC dalam alat ultrasonik selama 2 jam. Proses tersebut dipantau dengan menambahkan larutan amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan proses dihentikan setelah larutan jernih. • Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang didekalsifikasi menggunakan 4 metode, yaitu metode Maxim (Silika/guanidium tiosianat), peranti DNAZol, piranti Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam dapur NaCl. • DNA yang dihasilkan diukur menggunakan piranti DNA DipStick. • Dan ketiga, dilakukan visualisasi DNA pada gel agarosa konvensional menggunakan metode pengecatan perak dan perancangan primer menggunakan perangkat lunak pangkalan data (database) the Human Genebank dengan sekuen: 5-CTGATGGTTGGCCTCAAGCCTGTG-3 (Indrasex1) dan 5-TAAAGAGA-TTCATTAACTTGACTG-3 (Indrasex2) yang dapat menghasilkan produk PCR X-spesifik dan Y-spesifik menggunakan gel agarosa biasa. • DNA siap digunakan.
  • 25. Pada Rambut Umumnya Dipergunakan Dua Metode, Yaitu Isolasi DNA Dari Rambut Dan Protokol Dr. Glowatzki (Dr. Glowatzki’s Protocol) a. Isolasi DNA Sampel Rambut. – Potong 10 – 15 helai akar rambut sepanjang 0,5 cm kedalam 1,5 ml tabung eppendorf – Tambahkan 50 µl 200mM NaOH solusi. – Panaskan tabung menggunakan bak air bersuhu 94 0C selama 10 menit. – Lalu dinginkan dalam suhu ruangan dan tambahkan 50 µl solusi yang terdiri dari 200 mM HCL dan 200 mM Tris-HCL pH 8,5. – DNA siap untuk digunakan
  • 26. b. Isolasi DNA dengan Dr. Glowatzki’s protocol – Potong 5-10 akar rambut sekitar 0,5 cm ke dalam tabung eppendorf. – Gunakan 50 µl larutan di bawah ini sebagai buffer lisis : • 10 mM Tris pH 8,3, • 50 mM KCl, • 0,5% Tween. – Tambahkan juga 10 µl larutan 20 µg/ml Proteinase K dalam 10 mM Tris-HCl (pH 7,5) – Sentrifus selama 30 detik. – Ultrasentrifus pada 13000 rpm selama 1 detik – Inkubasi selama satu malam dalam air hangat bersuhu 560 – 600 C. – Inkubasi kembali selama 10 menit pada suhu 940 C (bertujuan untuk mendenaturasi proteinase K). – Dinginkan dalam suhu ruangan. – Ultrasentrifus pada kecepatan 13000 rpm selama 1 detik – DNA siap untuk dilakukan PCR
  • 27. 2. ANALISIS DNA yang paling umum digunakan dalam analisis DNA adalah metode pemisahan fraksi protein berdasarkan berta molekulnya, yakni dengan metode Elektroforesis, khususnya Elektroforesis dengan gel Agarose. Teknik ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa DNA merupakan senyawa bermuatan negatif pada pH netral, yang disebabkan oleh rangka fosfatnya. Berdasarkan sifat ini, maka jika arus listrik diberikan pada larutan yang mengandung DNA, molekul DNA akan terdorong menuju bagian bidang yang bermuatan posistif.
  • 28. 3. KUANTIFIKASI DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengamatan pada pita DNA hasil elektroforesis, maka konsentrasi sampel DNA dapat dianalisis. Konsentrasi DNA diperoleh dengan membandingkan kekompakan pita dan intensitas kecerahannya yang diamati pada pola elektroforesis sampel DNA dibandingkan marker DNA (misal λ Hind III). Hasil pembandingan dituangkan dalam rasio (nisabah)-nya. Berdasarkan rasio pembandingan tersebut, maka konsentrasi DNA dapat dikuantifikasi mengikuti rumus berikut: (Ukuran marker x konsentrasi marker x µl marker x rasio perbandingan) (ukuran total marker x µl sampel)
  • 29. Kebanyakan slide yah… TERIMA KASIH