SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 29
Materi Kuliah
Sosiologi Pendidikan
Ganjil, 2013
www. materikuliahevi5.blogspot.com
 Sistem

merupakan suatu kelompok elemen
yang interdependen, yang saling
berhubungan, ketergantungan dan
mempengaruhi satu sama lain.
 Suatu sistem dapat diketahui dari sifatnya
yang konstan (terjadi pengulangan terus
menerus dengan cara yang sama) sehingga
memiliki pola hubungan interaksi yang
terstruktur.
 Jika dikaitkan dengan pengertian social,
maka terdapat istilah sistem sosial.
 Sistem

sosial merupakan interaksi antar
individu yang terjadi secara konstan dan
membentuk hubungan secara saling
berkaitan secara teratur, ketergantungan dan
mempengaruhi satu sama lainnya.
 Oleh sebab itu, sistem sosial itu memiliki ciri
terdapatnya sejumlah kegiatan atau
sejumlah orang yang berhubungan timbal
balik dan bersifat konstan.
 Berdasarkan pengertian di atas, jika melihat
ruang kelas, maka ia terdiri dari beberapa
elemen atau unsure yang saling berkaitan,
tergantung dan mempengaruhi, yakni guru,
murid dan manajemen sekolah.
 Setiap

actor memiliki status dan perannya, jadi
sebelum mereka bertindak mereka harus
memperhatikan status dan perannya.
 Misalnya status sebagai pengelolaan kelas
memainkan perannya sebagai pengelola yang
efektif dari sisi teknis administratif serta
penyedia sarana dan prasarana belajar.
 Sementara status sebagai guru memainkan
peran sebagai pendidik, pengayom, pengasuh
dan pemberi motivasi bagi peserta didik.
 status sebagai murid memainkan peran sebagai
seorang penuntut ilmu, pekerja keras dan
pencari kebenaran
 Dalam

ruang kelas, hubungan antara gurumurid dengan status dan peran masingmasing membentuk suatu jaringan hubungan
yang terpola.
 Pola jaringan hubungan guru murid ini
member dampak pada perilaku, kompetensi,
kapital sosial-budaya dan keberhasilan
peserta didik di masa mendatang.
 Ruang




kelas sebagai sistem interaksi

Hubungan guru-murid diruang kelas merupakan
sebuah interaksi sosial, dimana konsep
persahabatan dan permuridan terjadi dalam
hubungan yang timbal balik, dimana terjalin suatu
kontak dan komunikasi yang bersifat teratur dan
terstruktur.
Hubungan kedua pihak ini berkaitan dengan moral
dan etika profesi kependidikan, dimana masingmasing sebelumnya sudah memiliki motif,
keinginan, kepentingan, kebutuhan dan orientasi
tersendiri berkaitan dengan kependidikan.
 Pada

fase awal terjadi penjajakan
pembentukan pola, yang berkaitan dengan
persepsi, sikap dan tindakan tentang eksistensi
masing-masing.
 Fase lanjutannya, terbentuk pola hubungan
dimana adanya persepsi, sikap dan tindakan
bersama dan menjadi rujukan dalam
berperilaku, seperti disiplin, kerapian,
pekerjaan rumah, ujian dan lain sebagainya.
 Dalam interaksi di ruang kelas diharapkan
masing-masing individu dapat membentuk
situasi, interpretasi realitas dan pemaknaan
kenyataan yang dihadapinya, dalam kerangka
pembentukan kepribadian individu.


Ruang kelas sebagai sistem pertukaran.
 Hubungan guru murid di kelas merupakan sebuah
system pertukaran, dalam rangka memperoleh
keuntungan, baik yang bersifat ekstrinsik berupa
materi dan kebendaan, maupun intristik berupa
nilai (peringkat), penghargaan, pengakuan, cinta
kasih dari para murid, orang tua dan unsur lainnya.
 Dalam hal ini, hubungan pertukaran ini dilakukan
untuk memperoleh proposisi sukses (yakni
mempertimbangkan perolehan ganjaran/hadiah,
sehingga cenderung mengulangi perbuatannya),
 proposisi stimulus (berkaitan dengan tindakan
spekulasi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan
hadiah/ganjaran seperti pada masa lalu),
 proposisi

nilai (pilihan terhadap sesuatu yang
lebih bernilai dibandingkan dengan yang
lainnya),
 proposisi deprivasi-satiasi (berkaitan dengan
tingkat kejenuhan dan kemungkinan
memperoleh nilai),
 proposisi agregasi-persetujuan (berkaitan
dengan ganjaran/hadiah yang tidak sesuai
menurut yang diharapkan)
 dan proposisi rasionalitas (berkaitan dengan
pilihan rasional yang berkaitan dengan
kemungkinan yang paling rasional).
 Terdapat

beberapa pendekatan sosiologi
terhadap ruang kelas yakni:
1. Pendekatan Interaksi (memberikan
perhatian pada metode pengajaran
dalam mengelola ruang kelas yang
efisen), berkaitan dengan hal:
 Perilaku

dominatif berkaitan dengan posisi
guru sebagai sumber kebenaran, yang
dipandang maha tahu, tokoh penentu benar
salah, dalam hal ini murid dianggap sebagai
mahluk yang senantiasa harus dibimbing dan
diarahakan oleh guru.
 Sebaliknya perilaku integratif berkaitan
dengan posisi guru sebagai sumber motivasi
dan inspirasi bagi peserta didik, tidak
diskriminatif apapun latar belakang perserta
didik, dalam hal ini murid didorong untuk
mencari sendiri pengetahuan dan
kebenarannya.
 Gaya

kepemimpinan guru dapat
mempengaruhi produktifitas murid di ruang
kelas, yang dibedakan menjadi:
 autokratik (kepemimpinan yang otoriter
yang tidak memberikan ruang bertukar
pendapat atau pandangan antara gurumurid),
 demokratik (adanya ruang untuk bertukar
pandangan atau pendapat dan kebaikan
bersama dikonstruksikan secara bersama
melalui musyawarah)
 laisser-faire

(kepemimpinan yang cuek
dimana peserta didik diperbolehkan
melakukan apa saja apabila dipandang
penting untuk dilakukan).

 Gaya

demokratis diharapkan merupakan
gaya yang diharapkan karena memberikan
ruang gerak bagi kreatifitas bersama yang
membentuk sosial-budaya yang solider
dan saling menghargai.
 Dalam

hal ini, proses belajar mengajar itu
berpusat pada guru atau perpusat pada
pelajar. Berpusat pada guru akan
membentuk ketergantungan murid pada
guru, sementara berpusat pada murid akan
membentuk kemandirian pada murid.
 Jadi pendekatan berpusat pada murid lebih
efektif.
 Interpretasi

dipahami sebagai proses
mendefenisi situasi, dengan proses penilaian &
pertimbangan melalui pemberian makna
terhadap stimulus.
 Dalam istilah W.I. Thomas: “Jika seseorang
mendefenisikan sesuatu itu sebagai nyata,
situasi itu nyata dalam konsekuensinya”;
misalnya jika murid disituasikan bodoh, maka ia
akan bodoh
 Dalam pemahaman ini, sebenarnya sekolah
dapat dikatakan sebagai alat untuk melakukan
penanaman defenisi situasi dan melakukan
kontrol sosial.
 Pendekatan

ini dikatakan radikal karena
mempertanyakan “apa memang seharusnya
demikian?” & memberika alternatif cara pandang
 Pendekatan ini melakukan analisa kritis
terhadap teori labelling, bahwa label merupakan
bagian dari konsep diri, yang membawa
seseorang ke arah persepsi, prasangka atau
penyimpangan, seperti yang dikenakan padanya.
 Dampak pemberian label pada murid ialah selffulfilling (pembenaran ramalan pribadi), yakni
pembenaran terhadap label dengan menegaskan
persepsi dan praduga tentang diri mereka
sebagaimana orang lain memandang mereka.
 Pemeliharaan

ketertiban dan disiplin
memiliki keterkaitan yang sangat erat, yang
berkaitan dengan kemampuan diri untuk
menjadi tertib sesuai dengan konstruksi
sosial dan hukum yang ada, dan juga
kemampuan diri untuk taat, patuh dan
berkomitmen untuk sesuai dengan apa yang
dipandang baik oleh masyarakat.
 Oleh sebab itu orang yang memiliki disiplin
akan cenderung memelihara ketertiban,
misalnya murid yang disiplin akan terlihat
dari usahanya untuk cenderung menciptakan
ruangan kelas yang tertib.
 Disiplin

merupakan sebuah proses internalisasi
nilai pada diri individu, yang dilakukan secara
sadar untuk taat pada aturan yang berlaku.
 Lalu, kenapa suatu ruangan kelas bisa
mengalami tidak tertib dan disiplin?
 Berkaitan dua hal yakni guru dan murid; dalam
hal ini berkaitan dengan cara guru
mensosialisasikan ketaatan (nilai yang penting)
dan komitmennya terhadap rencana dan
tujuannya. Ketidaktertiban itu bisa muncul
dari kegagalan memainkan peran guru,
memahami konsep disiplin dan ketiadaan
dukungan kelembagaan.
 Sementara

pada sisi mahasiswa, terjadi
karena persiapan peran yang tidak memadai
dan tarikan kelompok rujukan, sehingga
terdapat tarik menarik antara nilai yang
diajarkan dengan yang tidak diajarkan.
 Ketidaktertiban ini tercipta karena adanya
perbenturan antara kebutuhan subkultur
siswa dengan nilai budaya ideal dalam
masyarakat. Misalnya “anak gaul itu identik
dengan dugem” memunculkan perilaku bebas
dan kehidupan postmodern.
 Ruang

kelas memakai bahasa sebagai alat
komunikasi, dan bahasa merupakan alat
untuk mensosialisasikan nilai,
menggambarkan kenyataan atau perubahan
dalam cara pandang orang lain.
 Penggunaan bahasa dalam ruang kelas
ternyata berkaitan penyampaian dan
penerimaan pesan dan kesan keilmuan.
 Kemampuan guru menggunakan bahasa yang
baik dan benar dengan intonasi yang sesuai
memudahkan mahasiswa menerima transfer
ilmu seperti yang diharapkan, dengan lancar.
 Contoh

kasus: Guru A dan B memberikan
pertanyaan pada masing-masing murid:
 “Berapa hasil dari 10+3-4?” Murid dari Guru A
dan B sama menjawab: “8, Guru!” Guru A
memberi respon: “Salah!” (dengan intonasi
kesal) dan Guru B menjawab: “Hampir
benar!” (dengan intonasi ramah dan
senyuman).
 Manakah respon dan penggunaan bahasa yang
berdampak baik pada perasaan murid? Tentu
saja, Guru B, karena terlihat sikap yang
mendorong murid untuk menjawab dengan
benar.
 Begitulah kekuatan bahasa terhadap sikap,
perilaku dan pemikiran manusia.
 Ruang

kelas memiliki dinamika tersendiri,
yang bisa saja berjalan dengan aktif, akrab,
lentur dan harmonis, atau sebaliknya
menjadi pasif, renggang, kaku dan ricuh,
bergantung pada beberapa hal berikut ini:
 Ruang

kelas yang diisi terlalu banyak murid
akan menyulitkan penguasaan dan
pengenalan guru terhadap peserta didik,
sekaligus menyulitkan dalam melakukan
proses dan pencapaian tujuan pembelajaran
dan pendidikan.
 Jumlah ideal berkisar antara 20 murid
perguru.
 Selain itu, suasana kelas yang nyaman juga
membantu guru-murid dalam berkonsentrasi
pada proses pembelajaran, sehingga tercapai
hubungan guru-murid yang dinamis.
 Pengelompokan

kelas pada “grup pintar” dan
“grup bodoh” akan menciptkan ruang kelas
yang tidak kondusif untuk belajar, karena
akan menimbulkan sikap diskriminatif dan
arogansi terhadap kelas sosial tertentu.
 Bahkan pemerintah sendiri melakukan
“diskriminasi terselubung” dengan
melakukan program kelas internasional, yang
berdampak pada pendidikan “elit” dan
reguler, dimana Kelas Internasional menjadi
anak emas pemerintah.
 Pengaturan

posisi tempat duduk dan
penggunaan teknologi dalam proses belajar
mengajar dapat membantu memperlancar
atau menghambat dinamika para siswa dalam
kelas, bergantung pada kemampuan guru
untuk mengkoordinasikannya dengan tujuan
pembelajaran.
 Komunikasi

dialogis akan menciptakan
ruangan yang dinamis, dengan cara
mendiskusikan suatu topik tertentu.
Komunikasi ini akan menciptakan hubungan
guru-murid dengan gaya kepemimpinan yang
demokratis.
 Ruang

kelas adalah tempat untuk
mensosialisasikan nilai kemandirian,
kejujuran, persaingan sehat, optimisme dan
kerja keras. Sosialisasi nilai-nilai ini
merupakan “Hidden curicullum” yang
tercipta dalam ruangan yang dinamis.
 Damsar,

Pengantar Sosiologi Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2011
 Bentuk

kelompok yang terdiri dari 5-7 orang
anggota.
 Diskusikan dalam kelompok pertanyaan ini:
“Apakah Ruang Kelas di Fisip UNPAR ini sudah
memadai untuk mencapai proses belajar
mengajar yang baik?” dan “Bagaimana cara
mengoptimalkan ruang kelas di FISIP menurut
kelompok?”
 Disampaikan dalam bentuk makalah, kerta A4,
spasi 1,5, tidak lebih dari 5 halaman.
 Dikumpulkan tanggal 22 Oktober 2013

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakterMenciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karaktererna yuniar
 
Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumMitha Ye Es
 
Manajemen keuangan sekolah
Manajemen keuangan sekolahManajemen keuangan sekolah
Manajemen keuangan sekolahDyah Dewi
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranMayawi Karim
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifUniversitas Negeri Semarang
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanAbdau Qur'ani
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasremintha
 
ASESMEN PEMBELAJARAN
 ASESMEN PEMBELAJARAN ASESMEN PEMBELAJARAN
ASESMEN PEMBELAJARANwalya2
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsEnmoiya
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKcandraabdillah1
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptx
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptxPemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptx
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptxAgusDedi6
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanSepti Ratnasari
 
Strategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran Demonstrasi
Strategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran DemonstrasiStrategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran Demonstrasi
Strategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran DemonstrasiSalim_Kurni
 
Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolahbagibagiilmu
 
kode etik guru terhadap orang tua siswa
kode etik guru terhadap orang tua siswakode etik guru terhadap orang tua siswa
kode etik guru terhadap orang tua siswaCecep Kustandi
 

La actualidad más candente (20)

Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakterMenciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
Menciptakan proses pembelajaran berbasis karakter
 
Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum
 
Sistem Pembelajaran
Sistem PembelajaranSistem Pembelajaran
Sistem Pembelajaran
 
Manajemen keuangan sekolah
Manajemen keuangan sekolahManajemen keuangan sekolah
Manajemen keuangan sekolah
 
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan PembelajaranHakikat Belajar dan Pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan PendidikanKebijakan Pendidikan
Kebijakan Pendidikan
 
Power point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelasPower point pengelolaan kelas
Power point pengelolaan kelas
 
ASESMEN PEMBELAJARAN
 ASESMEN PEMBELAJARAN ASESMEN PEMBELAJARAN
ASESMEN PEMBELAJARAN
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ips
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
desain instruksional
desain instruksionaldesain instruksional
desain instruksional
 
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptx
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptxPemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptx
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.pptx
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
 
Strategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran Demonstrasi
Strategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran DemonstrasiStrategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran Demonstrasi
Strategi Pembelajaran : Metode Pembelajaran Demonstrasi
 
Model model manajemen berbasis sekolah
Model  model manajemen berbasis sekolahModel  model manajemen berbasis sekolah
Model model manajemen berbasis sekolah
 
Taksonomi bloom
Taksonomi bloomTaksonomi bloom
Taksonomi bloom
 
kode etik guru terhadap orang tua siswa
kode etik guru terhadap orang tua siswakode etik guru terhadap orang tua siswa
kode etik guru terhadap orang tua siswa
 

Destacado

02 remaja dan permasalahannya
02 remaja dan permasalahannya02 remaja dan permasalahannya
02 remaja dan permasalahannyaAbror Addahuri
 
Kalkulus - Integral
Kalkulus - Integral Kalkulus - Integral
Kalkulus - Integral UIN Arraniry
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikNoenu Nurjanna
 
01 integral tak tentu
01 integral tak tentu01 integral tak tentu
01 integral tak tentuZhand Radja
 
Integral Tak Tentu
Integral Tak TentuIntegral Tak Tentu
Integral Tak Tentualfurofika
 
1. sifat sifat matematika ekonomi
1. sifat sifat matematika ekonomi1. sifat sifat matematika ekonomi
1. sifat sifat matematika ekonomithohaboice
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanJeanny Jannah
 
Konsep konsep dasar perkembangan remaja
Konsep konsep dasar perkembangan remajaKonsep konsep dasar perkembangan remaja
Konsep konsep dasar perkembangan remajajunaidi ismael
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja yosifarah
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianSeptia Darmayanti
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaWiwin Hendriani
 
Modul Sarana dan Prasarana Adm. Perkantoran
Modul Sarana dan Prasarana Adm. PerkantoranModul Sarana dan Prasarana Adm. Perkantoran
Modul Sarana dan Prasarana Adm. PerkantoranAna Miladiyah
 

Destacado (14)

02 remaja dan permasalahannya
02 remaja dan permasalahannya02 remaja dan permasalahannya
02 remaja dan permasalahannya
 
Kalkulus - Integral
Kalkulus - Integral Kalkulus - Integral
Kalkulus - Integral
 
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta DidikKarakteristik Psikomotorik Peserta Didik
Karakteristik Psikomotorik Peserta Didik
 
01 integral tak tentu
01 integral tak tentu01 integral tak tentu
01 integral tak tentu
 
Integral Tak Tentu
Integral Tak TentuIntegral Tak Tentu
Integral Tak Tentu
 
1. sifat sifat matematika ekonomi
1. sifat sifat matematika ekonomi1. sifat sifat matematika ekonomi
1. sifat sifat matematika ekonomi
 
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikanperkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
perkembangan kepribadian remaja dan implikasinya dalam pendidikan
 
Konsep konsep dasar perkembangan remaja
Konsep konsep dasar perkembangan remajaKonsep konsep dasar perkembangan remaja
Konsep konsep dasar perkembangan remaja
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja
 
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadianperkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
perkembangan masa remaja kognitif, emosional dan kepribadian
 
Remaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannyaRemaja dan perkembangannya
Remaja dan perkembangannya
 
Kalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integralKalkulus 2 integral
Kalkulus 2 integral
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
Modul Sarana dan Prasarana Adm. Perkantoran
Modul Sarana dan Prasarana Adm. PerkantoranModul Sarana dan Prasarana Adm. Perkantoran
Modul Sarana dan Prasarana Adm. Perkantoran
 

Similar a Sistem Sosial Ruang Kelas dan Dinamikanya

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMuhamad Yogi
 
Kps presentation (1)
Kps presentation (1)Kps presentation (1)
Kps presentation (1)farah_afifah
 
Interaksi dan pembelajaraan
Interaksi dan pembelajaraanInteraksi dan pembelajaraan
Interaksi dan pembelajaraanAwin Ayura
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranRosida Marasabessy
 
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Mayawi Karim
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualSyam Sheya
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakusintaroyani
 
Ppt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajaranPpt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajarantalshazianetti
 
Ciri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifCiri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifJunidah Sukiman
 
Bab2 konsep sosialisasi
Bab2 konsep sosialisasiBab2 konsep sosialisasi
Bab2 konsep sosialisasizuraidanasri
 
Psikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & MengajarPsikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & Mengajardewiratnasari18
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialAri Sanjaya
 
TUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdf
TUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdfTUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdf
TUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdfDesiiRahmawatii1
 
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENTANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENEsra Shehomebink
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranIyens Syeikhbu
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranIyens Syeikhbu
 

Similar a Sistem Sosial Ruang Kelas dan Dinamikanya (20)

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
Kps presentation (1)
Kps presentation (1)Kps presentation (1)
Kps presentation (1)
 
Interaksi dan pembelajaraan
Interaksi dan pembelajaraanInteraksi dan pembelajaraan
Interaksi dan pembelajaraan
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Makalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan lakuMakalah model pengawasan laku
Makalah model pengawasan laku
 
Ppt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajaranPpt teori belajar dan pembelajaran
Ppt teori belajar dan pembelajaran
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Ciri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifCiri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusif
 
Bab2 konsep sosialisasi
Bab2 konsep sosialisasiBab2 konsep sosialisasi
Bab2 konsep sosialisasi
 
Psikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & MengajarPsikologi Belajar & Mengajar
Psikologi Belajar & Mengajar
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
 
TUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdf
TUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdfTUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdf
TUGAS 1 PDGK4205 PEMBELAJARAN TERPADU DI SD_DESI RAHMAWATI_857093259.pdf
 
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTENTANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR DIAJAR MENURUT AGAMA KRISTEN
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran
 
Penulisan akademik
Penulisan akademikPenulisan akademik
Penulisan akademik
 
Ppp2
Ppp2Ppp2
Ppp2
 

Más de evinurleni

Más de evinurleni (20)

Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitianPertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Lampiran
LampiranLampiran
Lampiran
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
Abstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dllAbstrak,daftr isi,dll
Abstrak,daftr isi,dll
 
7. kapital sosial
7. kapital sosial7. kapital sosial
7. kapital sosial
 
6. guru
6. guru6. guru
6. guru
 
3. sosialisasi
3. sosialisasi3. sosialisasi
3. sosialisasi
 
2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan2. pendekatan pendidikan
2. pendekatan pendidikan
 
8. outline sak
8. outline sak8. outline sak
8. outline sak
 
7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah7. merumuskan masalah
7. merumuskan masalah
 
6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf6. kertas dan huruf
6. kertas dan huruf
 

Sistem Sosial Ruang Kelas dan Dinamikanya

  • 1. Materi Kuliah Sosiologi Pendidikan Ganjil, 2013 www. materikuliahevi5.blogspot.com
  • 2.  Sistem merupakan suatu kelompok elemen yang interdependen, yang saling berhubungan, ketergantungan dan mempengaruhi satu sama lain.  Suatu sistem dapat diketahui dari sifatnya yang konstan (terjadi pengulangan terus menerus dengan cara yang sama) sehingga memiliki pola hubungan interaksi yang terstruktur.  Jika dikaitkan dengan pengertian social, maka terdapat istilah sistem sosial.
  • 3.  Sistem sosial merupakan interaksi antar individu yang terjadi secara konstan dan membentuk hubungan secara saling berkaitan secara teratur, ketergantungan dan mempengaruhi satu sama lainnya.  Oleh sebab itu, sistem sosial itu memiliki ciri terdapatnya sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang berhubungan timbal balik dan bersifat konstan.  Berdasarkan pengertian di atas, jika melihat ruang kelas, maka ia terdiri dari beberapa elemen atau unsure yang saling berkaitan, tergantung dan mempengaruhi, yakni guru, murid dan manajemen sekolah.
  • 4.  Setiap actor memiliki status dan perannya, jadi sebelum mereka bertindak mereka harus memperhatikan status dan perannya.  Misalnya status sebagai pengelolaan kelas memainkan perannya sebagai pengelola yang efektif dari sisi teknis administratif serta penyedia sarana dan prasarana belajar.  Sementara status sebagai guru memainkan peran sebagai pendidik, pengayom, pengasuh dan pemberi motivasi bagi peserta didik.  status sebagai murid memainkan peran sebagai seorang penuntut ilmu, pekerja keras dan pencari kebenaran
  • 5.  Dalam ruang kelas, hubungan antara gurumurid dengan status dan peran masingmasing membentuk suatu jaringan hubungan yang terpola.  Pola jaringan hubungan guru murid ini member dampak pada perilaku, kompetensi, kapital sosial-budaya dan keberhasilan peserta didik di masa mendatang.
  • 6.  Ruang   kelas sebagai sistem interaksi Hubungan guru-murid diruang kelas merupakan sebuah interaksi sosial, dimana konsep persahabatan dan permuridan terjadi dalam hubungan yang timbal balik, dimana terjalin suatu kontak dan komunikasi yang bersifat teratur dan terstruktur. Hubungan kedua pihak ini berkaitan dengan moral dan etika profesi kependidikan, dimana masingmasing sebelumnya sudah memiliki motif, keinginan, kepentingan, kebutuhan dan orientasi tersendiri berkaitan dengan kependidikan.
  • 7.  Pada fase awal terjadi penjajakan pembentukan pola, yang berkaitan dengan persepsi, sikap dan tindakan tentang eksistensi masing-masing.  Fase lanjutannya, terbentuk pola hubungan dimana adanya persepsi, sikap dan tindakan bersama dan menjadi rujukan dalam berperilaku, seperti disiplin, kerapian, pekerjaan rumah, ujian dan lain sebagainya.  Dalam interaksi di ruang kelas diharapkan masing-masing individu dapat membentuk situasi, interpretasi realitas dan pemaknaan kenyataan yang dihadapinya, dalam kerangka pembentukan kepribadian individu.
  • 8.  Ruang kelas sebagai sistem pertukaran.  Hubungan guru murid di kelas merupakan sebuah system pertukaran, dalam rangka memperoleh keuntungan, baik yang bersifat ekstrinsik berupa materi dan kebendaan, maupun intristik berupa nilai (peringkat), penghargaan, pengakuan, cinta kasih dari para murid, orang tua dan unsur lainnya.  Dalam hal ini, hubungan pertukaran ini dilakukan untuk memperoleh proposisi sukses (yakni mempertimbangkan perolehan ganjaran/hadiah, sehingga cenderung mengulangi perbuatannya),  proposisi stimulus (berkaitan dengan tindakan spekulasi sebagai kemungkinan untuk mendapatkan hadiah/ganjaran seperti pada masa lalu),
  • 9.  proposisi nilai (pilihan terhadap sesuatu yang lebih bernilai dibandingkan dengan yang lainnya),  proposisi deprivasi-satiasi (berkaitan dengan tingkat kejenuhan dan kemungkinan memperoleh nilai),  proposisi agregasi-persetujuan (berkaitan dengan ganjaran/hadiah yang tidak sesuai menurut yang diharapkan)  dan proposisi rasionalitas (berkaitan dengan pilihan rasional yang berkaitan dengan kemungkinan yang paling rasional).
  • 10.  Terdapat beberapa pendekatan sosiologi terhadap ruang kelas yakni: 1. Pendekatan Interaksi (memberikan perhatian pada metode pengajaran dalam mengelola ruang kelas yang efisen), berkaitan dengan hal:
  • 11.  Perilaku dominatif berkaitan dengan posisi guru sebagai sumber kebenaran, yang dipandang maha tahu, tokoh penentu benar salah, dalam hal ini murid dianggap sebagai mahluk yang senantiasa harus dibimbing dan diarahakan oleh guru.  Sebaliknya perilaku integratif berkaitan dengan posisi guru sebagai sumber motivasi dan inspirasi bagi peserta didik, tidak diskriminatif apapun latar belakang perserta didik, dalam hal ini murid didorong untuk mencari sendiri pengetahuan dan kebenarannya.
  • 12.  Gaya kepemimpinan guru dapat mempengaruhi produktifitas murid di ruang kelas, yang dibedakan menjadi:  autokratik (kepemimpinan yang otoriter yang tidak memberikan ruang bertukar pendapat atau pandangan antara gurumurid),  demokratik (adanya ruang untuk bertukar pandangan atau pendapat dan kebaikan bersama dikonstruksikan secara bersama melalui musyawarah)
  • 13.  laisser-faire (kepemimpinan yang cuek dimana peserta didik diperbolehkan melakukan apa saja apabila dipandang penting untuk dilakukan).  Gaya demokratis diharapkan merupakan gaya yang diharapkan karena memberikan ruang gerak bagi kreatifitas bersama yang membentuk sosial-budaya yang solider dan saling menghargai.
  • 14.  Dalam hal ini, proses belajar mengajar itu berpusat pada guru atau perpusat pada pelajar. Berpusat pada guru akan membentuk ketergantungan murid pada guru, sementara berpusat pada murid akan membentuk kemandirian pada murid.  Jadi pendekatan berpusat pada murid lebih efektif.
  • 15.  Interpretasi dipahami sebagai proses mendefenisi situasi, dengan proses penilaian & pertimbangan melalui pemberian makna terhadap stimulus.  Dalam istilah W.I. Thomas: “Jika seseorang mendefenisikan sesuatu itu sebagai nyata, situasi itu nyata dalam konsekuensinya”; misalnya jika murid disituasikan bodoh, maka ia akan bodoh  Dalam pemahaman ini, sebenarnya sekolah dapat dikatakan sebagai alat untuk melakukan penanaman defenisi situasi dan melakukan kontrol sosial.
  • 16.  Pendekatan ini dikatakan radikal karena mempertanyakan “apa memang seharusnya demikian?” & memberika alternatif cara pandang  Pendekatan ini melakukan analisa kritis terhadap teori labelling, bahwa label merupakan bagian dari konsep diri, yang membawa seseorang ke arah persepsi, prasangka atau penyimpangan, seperti yang dikenakan padanya.  Dampak pemberian label pada murid ialah selffulfilling (pembenaran ramalan pribadi), yakni pembenaran terhadap label dengan menegaskan persepsi dan praduga tentang diri mereka sebagaimana orang lain memandang mereka.
  • 17.  Pemeliharaan ketertiban dan disiplin memiliki keterkaitan yang sangat erat, yang berkaitan dengan kemampuan diri untuk menjadi tertib sesuai dengan konstruksi sosial dan hukum yang ada, dan juga kemampuan diri untuk taat, patuh dan berkomitmen untuk sesuai dengan apa yang dipandang baik oleh masyarakat.  Oleh sebab itu orang yang memiliki disiplin akan cenderung memelihara ketertiban, misalnya murid yang disiplin akan terlihat dari usahanya untuk cenderung menciptakan ruangan kelas yang tertib.
  • 18.  Disiplin merupakan sebuah proses internalisasi nilai pada diri individu, yang dilakukan secara sadar untuk taat pada aturan yang berlaku.  Lalu, kenapa suatu ruangan kelas bisa mengalami tidak tertib dan disiplin?  Berkaitan dua hal yakni guru dan murid; dalam hal ini berkaitan dengan cara guru mensosialisasikan ketaatan (nilai yang penting) dan komitmennya terhadap rencana dan tujuannya. Ketidaktertiban itu bisa muncul dari kegagalan memainkan peran guru, memahami konsep disiplin dan ketiadaan dukungan kelembagaan.
  • 19.  Sementara pada sisi mahasiswa, terjadi karena persiapan peran yang tidak memadai dan tarikan kelompok rujukan, sehingga terdapat tarik menarik antara nilai yang diajarkan dengan yang tidak diajarkan.  Ketidaktertiban ini tercipta karena adanya perbenturan antara kebutuhan subkultur siswa dengan nilai budaya ideal dalam masyarakat. Misalnya “anak gaul itu identik dengan dugem” memunculkan perilaku bebas dan kehidupan postmodern.
  • 20.  Ruang kelas memakai bahasa sebagai alat komunikasi, dan bahasa merupakan alat untuk mensosialisasikan nilai, menggambarkan kenyataan atau perubahan dalam cara pandang orang lain.  Penggunaan bahasa dalam ruang kelas ternyata berkaitan penyampaian dan penerimaan pesan dan kesan keilmuan.  Kemampuan guru menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan intonasi yang sesuai memudahkan mahasiswa menerima transfer ilmu seperti yang diharapkan, dengan lancar.
  • 21.  Contoh kasus: Guru A dan B memberikan pertanyaan pada masing-masing murid:  “Berapa hasil dari 10+3-4?” Murid dari Guru A dan B sama menjawab: “8, Guru!” Guru A memberi respon: “Salah!” (dengan intonasi kesal) dan Guru B menjawab: “Hampir benar!” (dengan intonasi ramah dan senyuman).  Manakah respon dan penggunaan bahasa yang berdampak baik pada perasaan murid? Tentu saja, Guru B, karena terlihat sikap yang mendorong murid untuk menjawab dengan benar.  Begitulah kekuatan bahasa terhadap sikap, perilaku dan pemikiran manusia.
  • 22.  Ruang kelas memiliki dinamika tersendiri, yang bisa saja berjalan dengan aktif, akrab, lentur dan harmonis, atau sebaliknya menjadi pasif, renggang, kaku dan ricuh, bergantung pada beberapa hal berikut ini:
  • 23.  Ruang kelas yang diisi terlalu banyak murid akan menyulitkan penguasaan dan pengenalan guru terhadap peserta didik, sekaligus menyulitkan dalam melakukan proses dan pencapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan.  Jumlah ideal berkisar antara 20 murid perguru.  Selain itu, suasana kelas yang nyaman juga membantu guru-murid dalam berkonsentrasi pada proses pembelajaran, sehingga tercapai hubungan guru-murid yang dinamis.
  • 24.  Pengelompokan kelas pada “grup pintar” dan “grup bodoh” akan menciptkan ruang kelas yang tidak kondusif untuk belajar, karena akan menimbulkan sikap diskriminatif dan arogansi terhadap kelas sosial tertentu.  Bahkan pemerintah sendiri melakukan “diskriminasi terselubung” dengan melakukan program kelas internasional, yang berdampak pada pendidikan “elit” dan reguler, dimana Kelas Internasional menjadi anak emas pemerintah.
  • 25.  Pengaturan posisi tempat duduk dan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar dapat membantu memperlancar atau menghambat dinamika para siswa dalam kelas, bergantung pada kemampuan guru untuk mengkoordinasikannya dengan tujuan pembelajaran.
  • 26.  Komunikasi dialogis akan menciptakan ruangan yang dinamis, dengan cara mendiskusikan suatu topik tertentu. Komunikasi ini akan menciptakan hubungan guru-murid dengan gaya kepemimpinan yang demokratis.
  • 27.  Ruang kelas adalah tempat untuk mensosialisasikan nilai kemandirian, kejujuran, persaingan sehat, optimisme dan kerja keras. Sosialisasi nilai-nilai ini merupakan “Hidden curicullum” yang tercipta dalam ruangan yang dinamis.
  • 28.  Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011
  • 29.  Bentuk kelompok yang terdiri dari 5-7 orang anggota.  Diskusikan dalam kelompok pertanyaan ini: “Apakah Ruang Kelas di Fisip UNPAR ini sudah memadai untuk mencapai proses belajar mengajar yang baik?” dan “Bagaimana cara mengoptimalkan ruang kelas di FISIP menurut kelompok?”  Disampaikan dalam bentuk makalah, kerta A4, spasi 1,5, tidak lebih dari 5 halaman.  Dikumpulkan tanggal 22 Oktober 2013