1. Layanan iklan
Yusuf Akbar
087718262932
Pin BB: 29738e12
Indra Ramdani
085723887680
Pin BB : 26413d32
M. Adi
089667013387
pin BB : 23b839de
Hotline Pelanggan :
0262- 236380 ( Hunting )
Dudi
08562353133
Zaenal
0823166998
Jhoen
081323584919
PIN BB : 27FFF330
J. Gunawan
085795598959
FAKTA GARUT
MINGGU I FEBRUARI 2014
Program 100 Hari Bupati dan Wakil Bupati Garut
Pemkab ”Gak Punya Duit”
Tapi untuk
sekarang ini
hal tersebut
tidak bisa
dilakukan
Untuk taman saja,
saat ini saya
tidak ada duit
IMB di Garut
Diduga
Tidak Tertib
Pemkab Dituntut Pro Aktif
Kepemilikan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada sejumlah gedung dan pertokoan di Kabupaten Garut dipertanyakan.
Keraguan tersebut didasarkan atas banyaknya
bangunan yang didirikan yang dinilai telah
melanggar atau menyalahi aturan. Sejumlah
pelanggaran yang biasa ditemukan diantaranya adalah penyerobotan sempadan jalan dan
irigasi pada saat bangunan itu didirikan.
Mantan Bupati Garut periode 1997-2002,
Dede Satibi mengatakan, seharusnya instansi
terkait dari Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Garut segera mengiventarisir sejumlah
bangunan yang dianggap melanggar tersebut
dan kemudian menertibkannya.
"Seharusnya bangunan-bangunan tersebut
diteliti kembali. Apakah ada IMB-nya atau tidak. Sebab kalau diperhatikan banyak sekali
pelanggaran. Contoh kecilnya, ada yang melanggar sempadan jalan, ada yang melanggar
sempadan irigasi, dan ada juga yang melanggar estetika," ujarnya, Rabu (29/1).
Dikatakan Dede, salah satu bangunan yang
dinilai telah melanggar sempadan jalan yaitu
Gedung Mutiara yang berlokasi di Jalan Raya
Cipanas Garut. Menurutnya, halaman gedung
yang biasa digunakan untuk pesta serta acaraacara besar lainnya ini dinilai terlalu maju dan
memakan sempadan jalan. Akibatnya, bila
ada acara yang digelar digedung itu, praktis
Jalan Raya Cipanas jadi macet. Disamping itu,
lanjut Dede, selain difungsikan untuk keindahan tata letak jalan, sempadan jalan juga berfungsi untuk memperlambat dan berhentinya
kendaraan yang akan menuju bangunan yang
terletak dipinggir jalan itu.
"Mestinya, badan jalan disisakan beberapa
meter untuk sempadan jalan. Sebab
selain berfungsi untuk keindahan tata letak
jalan, tapi juga untuk melambatnya dan berhentinya kendaraan yang akan menuju ke gedung itu," tuturnya.
Program 100 hari Bupati
dan Wakil Bupati Garut yang
sudah direncanakan akan dilaksanakan terkendala oleh
terbatasnya anggaran. Karena
untuk tahun 2014 ini Bupati
dan Wakil Bupati tidak memiliki anggaran.
Hal tersebut diungkapkan
Bupati Garut, Rudy Gunawan
disela kunjungannya ke kantor Dinas Binamarga Kabupaten Garut di Jalan Raya Samarang, Senin (3/2).
Menurut Rudy, untuk seka-
ke hal 04
Gelapkan
Raskin
Kejasaan Negeri (Kejari) Garut
kembali menahan seorang kepala
desa dan menjebloskannya ke
Rumah Tahanan (Rutan) Garut
di Jalan Dewi Sartika, Rabu (29/1) . Kali ini
yang ditahan adalah Kepala Desa Karyamekar,
Kecamatan Pasirwangi, berinisial TA (34)
Setelah beberapa kali mengungkap kasus
kejahatan penyelewengan program bantuan
untuk masyarakat miskin, baru-baru ini Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Garut kembali
mengungkap dugaan penyelewengan
bantuan beras Raskin. Seperti kasus sebelumnya, tersangka pada kasus ini adalah seorang
kepala desa.
Kasus raskin ini
ke hal 04
memang
begitu
Cuaca Buruk
Hentikan
aktivitas
Nelayan
Ikan dan Komoditi Laut Langka Dipasaran
Ombak besar disertai dengan tingginya gelombang
laut menyebabkan para nelayan di pesisir Garut Selatan
menghentikan
aktivitas
pencarian ikan di laut. Namun, dengan kondisi tersebut mereka mengeluhkan
minimnya bantuan pemerintah.
Akibat kondisi tersebut,
menurut Yudi (47) salah
seorang nelayan di Pantai
Cijayana Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut dia
terpaksa menjadi buruh serabutan. Namun, jika tidak
mendapatkan pekerjaan dia
terpaksa mencari kerang
laut yang semakin sulit dike hal 04
Aparat Hukum
Diminta Meringkus Dalang
Penyeleweng Raskin
ke hal 04
GANJARAN : Beginilah ganjaran
oknum Kades yang memakan hak
rakyat. Kades Karyamekar (TA)
akhirnya berurusan dengan
hukum, karena diduga
menggelapkan uang raskin senilai
Rp 200 juta lebih.
Mojang Priangan
Tari Tradisional
Hasilkan Prestasi
dan Salary
Awalnya Debi Iskandar yang
akrab dipanggil Debi ini
mengikuti kegiatan
menari sejak dirinya
masih duduk
di bangku SD.
Kegiatan menari bersama
teman-temannya ini dilakukan ketika
ada acara 17
Agustusan saja
atau kegiatan
lainnya, yang
sifatnya hiburan
dimana dia tinggal,
yaitu di Perum Griya
Shafira Rancabango.
Namun menginjak
bangku SMP gadis
,
cantik yang lahir di
Garut, 12 April 1996
ini mulai serius dengan mengikuti eskul
seni tari tradisional,
rang ini dirinya tidak memiliki anggaran, sehingga hal ini
menjadi kendala dalam pelaksanaan program kerja 100 hari
yang sudah direncanakan sebelumnya.
“Sekarang ini saya tidak ada
duit, dan itu mengganggu kinerja 100 hari saya. Barusan juga
saya mau minta truk, hanya
Rp 250 juta ditambah triplek
dan lain sebagainya, untuk
kendaraan rescue. Seperti ke-
Kasus penyelewengan Beras Miskin (Raskin) yang menyeret empat Kades dan satu
orang pejabat sekretaris desa
di Kecamatan Cibiuk, nampaknya mendapat perhatian
yang serius dari warga sekitar.
Pasalnya, hampir semua kepala desa di Kecamatan Cibiuk terlibat skandal yang sama.
Selain itu, tokoh masyarakat Cibiuk meminta aparat
penegak hukum untuk menegakan hukum seadil-adilnya,
terhadap terdakwa. Namun
ke hal 04
Gara - gara Uang Rp 100 Ribu
Warga Pamekarsari Bunuh IRT
Kasus pembunuhan terhadap Ny. Euis (47) seorang ibu
rumah tangga warga Kampung
Legon, Desa Kadungora, Kecamatan Kadungora, Kabupaten
Garut, Senin (27/1) lalu dilatar
belakangi utang senilai Rp100
ribu.
Besaran nilai utang ini diketahui berdasarkan keterangan
tersangka Gama (19). Seorang
pemuda putus sekolah, warga
Kampung Serut, Desa Pamekarsari , Kecamatan Banyuresmi
saat dilakukan pemeriksaan.
Redaksi : Jl. Gatot Subroto No. 81 Komplek Cempaka Indah Blok 8 Karangpawitan - Garut Telp. 0262-236380
Keadaan ini sangatlah tragis.
Memang bagi sebagian orang
seperti halnya pejabat, mungkin uang sebesar Rp 100 ribu
sangatlah kecil. Namun, untuk
seebagian masyarakat yang tidak mampu, nilai ini mungkin
sangat berharga, sehingga mereka berani berbuat hal nekat .
Inilah salah satu gambaran
kecil kondisi di masyarakat
Garut, yang notabene sebagai
daerah tertinggal. Selain masih
tingginya rendah pendidikan
dan minimnya pendapatan,
2. 02
FAKTA PRIANGAN
MINGGU I FEBRUARI 2014
Mobil Sedan Pencabut Nyawa
Galih dan Deden Diduga Keracunan CO
AKBP Noffan Widyayoko
M
isteri kematian
dua
sahabat,
dalam mobil sedan di sebuah
Garasi milik H.Enceng Edi
alias Apih, yang sempat
menggemparkan
daerah
Sukalaya Barat-Argasari Kecamatan Cihideung Kota
Tasikmalaya, akhirnya terungkap. Desas-desus rumor
banyak pihak yang menyebutkan kematian Galih dan
Deden karena over dosis
obat dan miras, ternyata rumor tersebut tidak benar.
Hasil visum dan keterangan
dari Pihak Polresta Tasikmalaya, kedua korban yang tergolong masih muda ini ternyata meninggal akibat keracunan
karbon monoksida (CO) yang
dihisap saat tertidur didalam
mobil, sehingga tidak dirasa,
mereka kehabisan oksigen lalu
pingsan disaat tidur itulah keduanya menghisap racun CO
yang di edarkan oleh pendingin
AC didalam mobil yang masih
menyala saat ditemukan.
Saat ini kedua korban yang
dikenal sahabat “tileuleutik”
itu telah di kebumikan oleh
pihak masih-masing keluarga, Jumat (31/1) sore itu juga.
Seperti yang diberitakan,
dua orang warga Kota Tasikmalaya yang diketahui
sahabat sejak masih duduk
di SMA 3 Kota Tasikmalaya,
ditemukan tidak bernyawa
dalam sedan Honda Warna
Putih D 1095 BC di Parkiran
Garasi mobil milik H.Enceng
Edi Jl.Sukalaya Barat RT.5/3
Kelurahan Argasari Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, Jumat (31/1) pagi.
Kematian mereka diduga akibat keracunan karbon monoksida (CO) dari AC mobil
saat mereka tertidur dalam
keadaan mesin mobil hidup.
Para korban itu, Galih Raksa
Santana (37) warga Sukalaya
Barat – Argasari Kecamatan
Cihideung dan sahabatnya
Deden Riswan (37), warga
Indihiang Kota Tasikmalaya.
Informasi yang dihimpun
FAKTA Tasik dilokasi menyebutkan, meninggalnya dua
orang di dalam mobil itu berawal dari kecurigaan orang
tua Galih H.Enceng Edi disaat Jumat pagi itu membuka
garasi mobilnya. H.Enceng
sempat terkejut saat melihat
garasi mobilnya di penuhi
kepulan asap yang dikeluarkan oleh knalpot , dan melihat
sedan di dalam garasinya itu
masih dalam kondisi mesin,
AC dan music tetap hidup.
H.Enceng mulai curiga saat
dirinya mengintip melalui
kaca mobil. Terlihat anaknya
Galih bersama temannya di
dalam mobil seperti sedang
tidur. Tapi, setelah diamati
lama dan dibangunkan keduanya sama sekali tak bergerak. Ia pun pun curiga, lalu
memanggil tetangga serta
langsung melaporkan hal itu
ke polisi. Saat Polisi tiba, pintu mobil yang tidak terkunci
itu akhirnya dibuka petugas,
ternyata, kedua korban sudah kaku tak bernyawa. Polisi
langsung memasang garis
police line di lokasi TKP War.
ga pun mulai berdatangan
hingga membuat macet Jalan
Sukalaya Barat. Aparat dari
Kepolisian Sektor Cihideung
dan Tim identifikasi Polresta
Tasikmalaya mulai berdatangan untuk mengidentifikasi
kejadian. Bahkan Kapolresta
Tasikmalaya AKBP Noffan
Widyayoko sempat terjun
langsung ke TKP
.
Menurut Kapolresta Tasikmalaya saat itu memperkirakan
kedua korban telah meninggal
lebih dari lima jam lalu. Penyebabnya, diduga akibat keracunan asap dari alat pendingin AC
mobil yang mengandung karbon monoksida (CO).
“Kemungkinan setiba mobil masuk ke garasi, keduanya
lelah dan bermaksud istirahat
sejenak dengan menutup rapat
kaca mobil dan membiarkan
AC mobil tetap hidup. Tidak ada
tanda-tanda kekerasan pada tubuh mereka,” jelas Noffan.
Jenazah
kedua
korban
langsung di bawa Ke RSU
Dr.Soekardjo Tasikmalaya untuk di otopsi menggunakan
mobil patrol dari Polsek Cihideung dengan ditemani ayah
korban H.Enceng saat itu
juga. (ton/rian)
Garut Rawan Maling Motor
Polres Ciduk Tujuh Sindikat
S
atuan Reserse Kriminal
(Satreskrim)
Polres Garut menciduk tujuh orang
sindikat pencurian kendaraan bermotor (Curanmor)
yang selama ini sering
melakukan aksinya di
wilayah hukum Polres Garut. Dari tujuh orang yang
berhasil diringkus aparat
kepolisian tersebut, dua
orang diantaranya mengaku sebagai wartawan
sebuah surat kabar mingguan.
Kapolres Garut, AKBP Arif
Rachman mengatakan, terungkapnya sindikat pencurian bermotor tersebut berawal dari banyaknya laporan
masyarakat yang kehilangan
kendaraan bermotor, baik
roda dua maupun roda empat.
Berdasarkan
laporan
tersebut, jelas Arif, pihaknya kemudian melakukan penyelidikan hingga
akhirnya berhasil menangkap tujuh orang tersangka
yang diduga sebagai pemetik dan penadah barang ha-
sil curian itu.
Mereka yang berhasil ditangkap
masing-masing
berinisial Yn, Op, Sf, Od,
As, Ek, dan Dn. Dua orang
diantaranya yaitu, Op dan
Sf terpaksa ditembak kakinya karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap
petugas.
"Kami berhasil mengungkap sindikat pencurian
bermotor yang akhir-akhir
ini membuat resah masyarakat Garut. Mereka
kami tangkap berikut barang bukti hasil curian
," ujar Arif saat ditemui
di Mapolres Garut, Jalan
Sudirman, Senin (3/1).
Menurut Arif, modus operandi yang dilakukan para
tersangka yaitu dengan
cara merusak kunci kontak
kendaraan korban dengan
menggunakan kunci leter
T. setelah berhasil, kendaraan hasil curian dibawa
kabur lalu dijual kepada
penadah.
Ditambahkan Arif, berdasarkan hasil pemeriksaan, para tersangka keban-
yakan melakukan aksinya di
wilayah kabupaten Garut.
Namun, ucapnya, tak menutup kemungkinan mereka
juga pernah melakukannya
diluar wilayah Garut. Sasaran mereka adalah kendaraan yang diparkir sembarangan.
"Barang bukti yang berhasil diamankan dari para
tersangka yaitu satu unit
mobil Suzuki Carry Futura,
satu unit sepeda motor
Honda Supra X warna hitam, kemudian dua buah
kunci shock berbentuk silang, lima buah mata kunci
astag leter T, satu buah kabel socket, serta 10 buah
handphone yang digunakan para tersangka untuk
berkomunikasi," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Arif,
berdasarkan
keterangan
tersangka Dn yang sudah
lebih dulu diamankan dan
sudah dimasukan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP),
serta hasil penyidikan yang
dilakukan Polda Jabar, barang bukti yang sudah diamankan berjumlah 14 unit
kendaraan jenis Pick up
dan tiga unit Toyota Avanza.
"Berdasarkan
keterangan tersangka Dn dan hasil
penyidikan di Polda Jabar,
polisi juga mengamankan
sejumlah barang bukti, diantaranya 14 unit kendaraan jenis pick up, dan tiga
unit Toyota Avanza," katanya.
Lebih jauh Arif mengatakan, tak menutup kemungkinan masih ada tersangka lain dalam sindikat
kejahatan tersebut. Untuk
mempertanggungjawabkan
perbuatannya, para tersangka ditahan di Mapolres Garut
guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Tersangka dijerat dengan
Pasal 363 KUHP tentang
pencurian dengan ancaman
kurungan maksimal tujuh
tahun penjara dan pasal 480
dan 481 KUHP tentang penadah dan membantu aksi
kejahatan dengan ancaman
kurungan maksimal empat
tahun penjara," pungkas Ari.
(ags)
Yaya Tewas Terjatuh dari Pohon Sukun
D
iduga akibat terkena
serangan
jantung, yaya (34)
Warga
Kampung
Bojong Gedang, Desa Maripari, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut meninggal saat tengah berada
diatas pohon sukun, Jumat
(31/1) sekitar pukul 07.00
WIB. Kejadian tersebut tak
pelak membuat geger warga
setempat. Pasalnya, saat ditemukan, Yaya menghembuskan nafas terakhirnya dalam
kondisi terduduk pada salah
satu dahan pohon.
Menurut keterangan saksi
mata yang pertama kali menemukan jasad Yaya, Didi (45),
saat itu sekitar pukul 07.00
WIB dirinya kebetulan melintas di dekat pohon sukun milik salah seorang tetangganya. Saat itu dia melihat Yaya
tengah terduduk di salah satu
dahan pohon sukun tersebut
tanpa bergerak sedikitpun.
Didi pun kemudian mencoba
menyapanya, namun tidak
dijawabnya.
"Saya melihat Yaya seperti
tengah terduduk di salah satu
dahan pohon sukun. Ketika
saya sapa, tapi Yaya tidak
menjawabnya," ujar Didi.
Merasa curiga dengan
kondisi Yaya yang saat itu tidak bergerak dan juga tidak
menjawab sapaannya, Didi
pun tak lantas meninggalkan
tempat tersebut. Dia mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang tengah dilakukan
Yaya saat itu sehingga sama
sekali tidak mengindahkan
keberadaanya di tempat itu.
Namun meski telah berulangkali namanya dipanggil-panggil, bahkan sempat
disentuh dengan menggunakan ranting, Yaya tak juga
memberikan reaksi.
Didi berkayakinan bahwa
telah terjadi sesuatu terhadap tetangganya tersebut,
sehingga dia pun berteriak meminta pertolongan
warga. Mendengar teriakan
Didi, dalam waktu sekejap,
puluhan warga pun langsung berdatangan ke lokasi.
Didi pun memberitahukan
keberadaan Yaya yang saat
itu masih berada di atas pohon sukun.
Setelah mendengar keterangan Didi, sejumlah
warga kemudian naik ke tas
pohon sukun untuk menurunkan Yaya yang saat itu
dalam kondisi tidak sadarkan diri. Namun setelah berada di bawah, warga merasa kaget saat memeriksa
kondisinya ternyata Yaya sudah tidak bernyawa lagi.
"Setelah berhasil diturunkan dari atas pohon, kami
merasa kaget karena saat itu
Yaya sudah tidak bernyawa
lagi. Maka sebagian warga
pun kemudian melaporkan
hal itu ke Polsek," tutur Didi.
Tak lama berselang, petugas kepolisian pun datang ke
lokasi dan langsung memeriksa kondisi korban. Setelah
dipastikan yaya meninggal dunia, polisi kemudian
membawa jasad yaya ke
RSUD dr Slamet untuk di autopsi.
Sementara, Kapolsek Sukawening, AKP Asep Muslihat, membenarkan bila ada
seorang warga yang meninggal saat tengah berada diatas pohon sukun. Namun,
berdasarkan hasil pemerik-
saan terhadap jasad korban,
menurutnya tidak ditemukan adanya tanda-tanda
bekas penganiayaan atau
kekerasan di tubuh korban.
"Kami tidak menemukan
adanya luka ataupun memar di sekujur tubuh korban
yang menandakan telah terjadi penganiayaan. Namun
berdasarkan informasi yang
didapat dari pihak keluarga
korban, diperoleh keterangan kalau korban mempunyai riwayat penyakit jantung," tutur Asep.
Menurut Asep, saat itu pihaknya tidak jadi membawa
jasad korban ke RSUD dr
Slamet Garut untuk diautopsi karena pihak keluarga
merasa keberatan. Dengan
demikian, saat itu juga jasad
korban langsung diserahkan
ke pihak keluarganya untuk
diurus dan dimakamkan.
Lebih jauh Asep mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya,
sebelumnya korban sempat
minta ijin kepada pemilik
pohon sukun untuk memetik
sukun yang sudah matang.
Namun setelah berada diatas pohon, nyatanya korban
malah meninggal.
Sebelumnya sempat berdar
kabar kalau korban tewas
akibat kena setrum saat
berada di atas pohon sukun. Namun Kapolsek tegas
membantah hal itu.
"Korban
meninggalkan
seorang isteri serta 3 orang
anak. Pada Jumat siang,
jasad korban langsung dikuburkan pihak keluarganya di
sebuah tempat pemakaman
umum di kampungnya,"
Pungkas Asep. (ags)
RUBRIK
KONSULTASI KESEHATAN GIGI & NARKOBA
Diasuh oleh : drg. Ervina, MARS.
(Praktisi Dokter Gigi & Penyuluh NARKOBA BNN Kab. Garut)
Praktek : di Apotek Kimia Farma, Jl. Cimanuk No. 11 A Garut
SMS HOTLINE : 089626179431,
EMAIL : konsultasi.drgervina@yahoo.com
Facebook : dokter gigi kimia farma
Pertanyaan 1:
Dok, mau tanya.. Gigi bawah
saya yang di bagian belakang
sudah tiga yang hilang. Dua
gigi di bagian kanan sudah lama
hilang, dan satu di bagian kiri
baru saja di cabut. Saya ingin
memasang gigi palsu tetapi gigi
atas saya agak berjejal dan gigi
di depan bekas pencabutan miring 45 derajat ke samping (arah
gigi yang hilang). Bagaimana
perawatan untuk gigi saya ini?
Apa bisa dibuatkan gigi palsu?
Jawaban:
Gigi belakang atau geraham
besar berguna untuk mengunyah
makanan dan menahan otot-otot
pipi sehingga apabila gigi pada
salah satu bagian kiri/kanan hilang maka akan mengganggu
fungsi pengunyahan dan mempengaruhi keseimbangan bentuk
wajah.
Setelah proses penyembuhan
gusi bekas pencabutan benarbenar selesai gigi yang terlanjur
hilang atau di cabut sebaiknya
segera diganti dengan gigi palsu
agar tidak mengganggu fungsi
pengunyahan dan estetika wajah.
Lamanya proses penyembuhan
berbeda-beda untuk setiap orang,
biasanya berkisar antara 1 (satu)
sampai dengan 2 (dua) bulan
setelah pencabutan. Pembuatan
gigi palsu sebaiknya dilakukan
setelah proses penyembuhan gusi
bekas pencabutan selesai karena
setelah pencabutan gigi tulang
dan gusi akan mengalami penyusutan sehingga apabila pembuatan
gigi palsu dilakukan terlalu cepat
maka lama kelamaan gigi palsu
tersebut akan terasa longgar.
Untuk kasus di atas ada hal yang
perlu diperhatikan bahwa gigi di
depan bekas pencabutan miring
45 derajat ke arah samping (gigi
yang hilang). Hal ini biasanya
terjadi karena fungsi pengunyahan makanan pada gigi yang telah
hilang tersebut di ambil alih oleh
gigi di depannya sehingga lama
kelamaan beban tekanan yang besar dan tidak seimbang pada waktu mengunyah makanan menyebabkan gigi miring ke arah ruang
yang kosong (bekas pencabutan).
Pada keadaan seperti ini apabila
dipaksakan untuk dibuatkan gigi
palsu maka akan menyulitkan
pada waktu memasang dan melepaskan gigi palsu. Selain itu
juga kedudukan gigi palsu tidak
akan stabil sehingga tidak menimbulkan rasa nyaman pada waktu
dipergunakan.
Saran saya dengan pula mempertimbangkan gigi atas yang berjejal sebaiknya posisi gigi geligi
yang miring dan berjejal ini diperbaiki dulu kedudukannya dengan
menggunakan kawat gigi. Setelah
rapi baru kemudian dibuatkan gigi
palsu yang sesuai dengan yang diinginkan.
Gigi palsu ada bermacam-macam jenis dan bahan yang dipergunakan. Pemilihan gigi palsu
dapat disesuaikan dengan kondisi
gigi dan mulut secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan pula
kondisi keuangan. Untuk hal ini
sebaiknya bertemu dan berkonsultasi langsung dengan dokter
giginya.
Pertanyaan 2:
Kakak saya dulu sering memakai narkoba, tapi sekarang
sudah jarang sejak rutin minum
obat dari dokter, apakah kakak
saya bisa sembuh?
Jawab:
Senang sekali mengetahui bahwa mereka yang menggunakan
narkoba memiliki kesadaran dan
keinginan untuk berhenti menggunakan narkoba. Dukungan dari
orang tua dan saudara (keluarga)
termasuk lingkungan sangat besar
pengaruhnya untuk mewujudkan
keinginan baik tersebut.
Seperti yang sudah pernah saya
tulis di rubrik sebelumnya, kerusakan yang ditimbulkan oleh penggunaan narkoba sangatlah besar.
Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain: penyakit jantung, paru-paru, kerusakan fungsi
ginjal, hepatitis B dan C , HIV,
dan AIDS. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya adalah kerusakan
otak yang bersifat permanen. Beberapa dari penyakit di atas dapat
disembuhkan, tetapi ada pula yang
tidak dapat disembuhkan lagi
seperti HIV AIDS dan kerusakan
otak yang sampai sekarang belum
ditemukan obatnya. Sementara
ketergantungan terhadap narkoba
dapat disembuhkan bila dilakukan
dengan cara yang tepat yaitu dengan cara direhabilitasi, baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi
sosial. BNN sebagai institusi resmi
yang bertanggungjawab terhadap
permasalahan narkotika memiliki tempat rehabilitasi yang bisa
diakses oleh korban penyalahgunaan narkotika secara gratis tanpa
dipungut biaya. Informasi lebih
lengkap tentang lokasi tempat rehabilitasi dapat diperoleh di kantor
Badan Narkotika Nasional Kab.
Garut, Jl. Patriot No.3 A.
Saat ini memang ada beberapa dokter praktek swasta yang
memberikan pelayanan bagi korban penyalahgunaan narkotika.
Namun upaya untuk mengoptimalkan proses pemulihan harus
dilakukan sinergis antara residen
(orang yang menggunakan narkotika), dokter, apotek dan BNN
sebagai lembaga yang memiliki
kewenangan secara khusus terhadap permasalahan narkotika.
Saat ini diperoleh informasi ada
beberapa dokter yang memberi-
kan perawatan terhadap pasien
yang terindikasi menggunakan
narkoba dengan memberikan
obat golongan narkotika dengan
dosis tertentu dan bahkan ada
pula beberapa apotek yang menjual bebas obat-obat yang termasuk dalam golongan narkotika
yang biasa dikonsumsi oleh para
pasien tersebut. Hal ini tentunya
cukup mengkhawatirkan bagi
BNN karena setelah ditelusuri
ternyata metode perawatan tersebut kurang atau bahkan tidak
memiliki standar rehabilitasi
yang bisa dipertangungjawabkan baik secara medis terhadap
pasien maupun secara hukum.
Oleh karenanya, niat dan upaya
baik yang selama ini sudah berjalan, alangkah baiknya mampu
disinergiskan dengan BNN agar
proses penyembuhan atau terapi
yang dilakukan terhadap pasien
dapat dilakukan sesuai standar
yang dapat dipertanggungjawabkan bukan malah menjerumuskan para korban penyalahgunaan
narkotika ini ke dalam jurang
ketergantungan yang lebih parah.
Dalam kasus atas pertanyaan di
atas, alangkah baiknya jika dilakukan proses konsultasi terhadap BNN untuk memperoleh informasi secara jelas dan lengkap
tentang penanganan yang tepat
terhadap korban penyalahgunaan
narkotika. Secara khusus pula,
diharapkan para dokter yang
sudah terlanjur terlibat dalam
proses perawatan atau pemberian obat-obatan tertentu kepada
para korban penyalahgunaan narkotika ini agar melakukan koordinasi dengan pihak BNN supaya
tercipta sinergitas penanganan
terhadap korban penyalahgunaan
narkotika secara tepat. Begitu
pula, kepada pihak apotek agar
tidak menjual bebas obat-obat
yang termasuk dalam golongan
narkotika, terlebih lagi tanpa adanya resep dokter. Dalam hal ini,
apihak BNN pun akan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap para dokter maupun apotek
tersebut dengan harapan terjalin
kerja sama secara terpadu dalam
menanggulangi penyalahgunaan
terhadap narkotika.
3. MINGGU I FEBRUARI 2014
FAKTA TASIK
Warga Tak Ridho Kota Tasik
”Las Vegasnya” Priangan Timur
P
olitisi Partai Demokrat
Kota
Tasikmalaya,
Iwan Ridwan,SE beraharap agar seluruh
pengelola tempat hiburan Karaoke untuk mematuhi dan
melaksanakan aturan yang
telah di tetapkan DPRD dan
Pemerintah Kota Tasikmala-
Bupati Tasik
Gencar
Sosialisasikan
Kurikulum 2013
Pembangunan
pendidikan harus
menjadi prioritas
utama dan pertama, sebab
maju mundurnya bangsa kita di
masa depan ditentukan oleh
anak-anak kita yang sekarang
duduk dibangku sekolah
K
urikulum 2013 merupakan terobosan baru pemerintah untuk menciptakan pendidikan
di Indonesia yang berkualitas,
meskipun sempat menjadi perdebatan
oleh beberapa pemerhati pendidikan
di Indonesia. Kurikulm 2013 ini mulai
diterapkan diberbagai daerah di seluruh
Indonesia, seperti halnya yang dilakukan
oleh Bupati Tasikmalaya yang kini begitu
gencar mensosialisasikan kurikulum ini
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.
Bupati Tasikmalaya H.Uu Ruzhanul
Ulum, SE baru- baru ini membuka secara resmi acara Sosialisasi Kurikulum
2013, bertempat di SMP Negeri 1 Kecake hal 06
ya, terkait kenaikan pajak 75%
yang dibebani ke tiap masing masing tempat hiburan
karaoke. “Mudah-mudahan
bisa meminimalisir tempat
hiburan karaoke di Kota Tasik. Kedepannya Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui
BPPT harus lebih ketat lagi
dalam memberikan ijin tempat hiburan karaoke di Kota
Tasikmalaya,” harap anggota
Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya ini kepada FAKTA,
Minggu (2/2) siang.
Iwan pun menyoroti tempat
tempat hiburan seperti karaoke, hampir diseluruh wilayah
termasuk Kota Tasikmalaya,
biasanya tempat karaoke
disalahartikan oleh hampir
banyak orang atau pengunjung dan nama family karaoke hanya sebagai title saja.
Kebanyakan, malah dijadikan
ke hal 06
Dugaan Korupsi
Bupati Tasik
Mulai ”Tercium” Kejaksaan
Kita telah mengklarifikasi dan memanggil dua pejabat di Dinas Tarkim
dan Binamarga Kabupaten Tasikmalaya untuk dimintai keterangan. Dan
saat ini kita sedang menghimpun
bukti dan data data baru, yang jelas
kasus dugaan pelanggaran tentang
anggaran Negara ini, akan kita
proses dan ditindaklanjuti,
B
upati Tasikmalaya H.Uu Ruzhanul Ulum mengawali tahun 2014, rasanya akan mulai “gerah”
dan “panas” menduduki kursi bupati. Pasalnya,
dipertengahan masa jabatannya yang seharusnya akan berakhir pada tahun 2016, malah diramalkan
oleh sejumlah pengamat dan beberapa tokoh Tasikmalaya, posisi bupati Uu mulai terancam. Bahkan, tidak sedikit publik menilai dan meragukan jabatan bupati yang
disandangnya sejak dilanke hal 06
tik tahun 2011 itu tidak
Ratusan PNS
Tuntut Walikota
Tasikmalaya
S
ebanyak 110 Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya
masih belum disesuaikan
izajahnya. Ratusan PNS ini
masih disesuaikan dengan
ijazah SMA ketika pertama
kali mereka bekerja sebagai
abdi negara, sedangkan
banyak dari mereka kini Izajahnya sudah berpendidikan
sarjana. Permasalahan ini
rasanya sudah hampir tidak
diperhatikan bahkan terlupakan oleh pihak pemkot,
Mojang Priangan
Rima Rahmawati
Siapkan Diri
Menjadi Apoteker
R
ima Rahmawati, gadis berusia
20 tahun ini
adalah pemilik zodiak Taurus. Selain
memiliki paras
cantik, mojang
priangan yang
satu inipun
memiliki suara
yang bagus.
Sehingga,
dengan
suaranya
yang merdu,
diapun sering
diminta untuk
menyanyi.
Rima yang
ditemui Fakta
di Kafe Kayuku, Kota
Tasikmalaya
ini nampak
asik dengan
lagu-lagu yang
dibawakannya.
Pengujung Café
pun terlihat sangat menikmati
merduanya suara
yang keluar dari
bibir gadis berwajah manis ini.
Namun sayangnya, nampaknya
Rima bukanlah
gadis yang memiliki
cita-cita menjadi
seorang penyanyi
profesional. Kegiatannya menyanyi
hanya ia lakukan
untuk menghibur diri
semata. “aku menyanyi
kalau lagi senang atau
ke hal 06
ke hal 06
Dituding Terima Grativikasi
Para Penghulu
Keadilan
Minta
T
KEMITRAAN : Fakta Tasik pererat tali silaturhami dengan Kejaksaan Negeri Kab. Tasikmalaya. Wartawan Fakta
Tasik Tono Efendi bergandengan dengan Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Tasikmalaya Tri Karyono SH MH.
erkait para penghulu
yang
menikahkan
pasangan pengantin
diluar jam kerja atau
hari libur dituduh menerima
dana gratifikasi atau hadiah
dari sohibul bait atau tuan
rumah. Penerimaan dana
tersebut dinilai melanggar
aturan, khususnya yang ter-
kait dengan UU Korupsi.
Tudingan ini tentunya
mendapat reaksi keras dari
sejumlah penghulu didaerah, termasuk para penghulu yang ada di Tasikmalaya.
Obing, salah satu Pembantu
Pencatatan Nikah (PPN)
ke hal 06
Ribuan Mahasiswa Unsil Ikut Pendidikan Bela Negara
Seluruh peserta saya
harapkan untuk bisa mengikuti kegiatan ini dengan
sepenuh hati, dan untuk
panitia jadikan peserta menjadi mahasiswa yang cinta
terhadap Negara
P
endidikan Bela Negara
(PBN) bagi mahasiswa
dan mahasiswi Universitas Siliwangi (unsil)
bertujuan untuk meningkatkan rasa Nasionalisme Pelajar,
khususnya Mahasiswa di Universitas Siliwangi Kota Tasik-
Redaksi : Jl. Gatot Subroto No. 81 Komplek Cempaka Indah Blok 8 Karangpawitan - Garut Telp. 0262-236380
malaya. Kegiatan yang rutin dilaksanakan tiap tahun ini wajib
diikuti oleh seluruh Mahasiswa
baru di Universitas Siliwangi.
Para peserta Pendidikan Bela
Negara (PBN) ini diberikan materi dan Praktek tentang Peraturan Baris-Berbaris (PBB),
Peraturan Penghormatan Militer (PPM) serta pengetahuan
tentang penumbuhan jiwa nasionalisme.
Hal tersebut diungkapkan
oleh Pof DR Deden Mulayana
SE, M.Si sat acara pembukaan
ke hal 06
4. S ambungan
04
FAKTA GARUT
FAKTA GARUT / MINGGU IV JANUARI 2014
MINGGU I FEBRUARI 2014
santer terjadi di Kabupaten
Garut. Bahkan sejumlah
aparatur desa menyebutkan, apabila kasus ini terus
diungkap, maka bukan tidak
mungkin hampir semua kepala desa (kades) akan terseret dalam kasus yang sama.
Namun, apakah aparat pengak hukum mampu menyeret semua pelaku dugaan kejahatan penyeleweng raskin
bisa menghuni prodeo.
Diduga
telah
menyelewengkan beras Raskin,
Kejasaan Negeri
(Kejari)
Garut kembali menahan
seorang kepala desa dan
menjebloskannya ke Rumah
Tahanan (Rutan) Garut di Jalan Dewi Sartika, Rabu (29/1)
. Kali ini yang ditahan adalah
Kepala Desa Karyamekar,
Kecamatan
Pasirwangi,
berinisial TA (34).
Kepala Kejaksaan Negeri
(Kajari) Garut Agus Suratno,
didampingi Kepala Seksi
Pidana Khusus (Kasi Pidsus)
Yadi Rachmat mengatakan,
tersangka resmi ditahan
dalam tingkat penuntutan.
Menurutnya, sebelum dilakukan penahanan dan
dititipkan di rumah tahanan
(Rutan) Garut, sebelumnya
tersangka sempat diperiksa
selama kurang lebih 3 jam.
...Gak Punya Duit”
marin saya turun ke daerah
ditemukan ada rumah yang
akan ambruk, dananya tidak
ada,” ujar Rudy.
Diungkapkan Rudy, pada
awalnya ia berangan-angan
tentang keberadaan truk
rescue tersebut. Satu untuk
Bupati dan satu untuk Wakil
Bupati. Dan ketika turun ke
daerah atau kemana-mana
truk tersebut ikut, sehingga
begitu ditemukan ada rumah
yang tidak layak huni akan
langsung diperbaiki, tak jauh
beda dengan bedah rumah.
"Tapi untuk sekarang ini
hal tersebut tidak bisa dilakukan. Untuk taman saja,
saat ini saya tidak ada duit,"
jelasnya.
Saat disinggung maksud
kedatangan dirinya bersama Wakil Bupati, Helmi Budiman ke beberapa kantor
dinas, menurut Rudy, hal itu
dilakukan sebagai bentuk
komunikasi disamping juga
menekankan agar dalam
melakukan
perencanaan
yang dilakukan oleh dinasdinas dalam Rencana Kerja
Anggaran (RKA) yang sekarang ini sedang disusun harus didasari dengan kualitas.
“Kita menginginkan anggaran yang berkualitas. Coba
lihat saja di Binamarga, jalan
yang baru dibuat tiga bulan
saja sudah rusak. Makanya
untuk kedepan akan dirubah
teknologinya menjadi betonisasi, tidak lagi ada jalan yang
seperti jalan-jalan proyek
seperti sekarang. Minimal
hotmix,” tandasnya.
Namun menurut Rudy,
karena untuk sekarang anggaran sudah disahkan dan
tidak memiliki anggaran,
maka semua itu untuk diimplementasikan pada tahun
2015 mendatang.
“Kan sekarang sudah selesai. Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) nya juga
sudah selsai, kita tidak bisa
apa-apa. Jadi ini untuk 2015
bukan untuk 2014,” pungkasnya. (ags)
Gelapkan Raskin
TA dituduh telah menggelapkan beras untuk rumah
tangga miskin (Raskin) di
Desa Karyamekar pada bulan September, November,
Desember, dan beras ke-13
pada 2012, serta pada bulan Februari dan Maret 2013
dengan jumlah kerugian
negara mencapai sekitar
Rp200 juta.
Dikatakan Kajari, penahanan terhadap tersangka
TA dilakukan dengan alasan
perbuatan yang dilakukan
tersangka diancam hukuman lebih dari lima tahun
penjara. Selain itu, ucapnya,
tersangka juga dikhawatir-
nya ATM dilokasi yang seharusnya dijadikan lahan
parkir seperti yang terjadi
dikompleks pertokoan Intan Bisnis Center (IBC)
Jalan Pramuka. "Selain
pelanggaran fungsi, ada
pula pelanggaran estetika,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Badan
Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten
Garut, Budi Gan Gan, mengatakan, pada 2014 ini pihaknya akan menganalisa
kembali IMB setiap bangunan di Garut. Sedangkan, terkait adanya dugaan
pelanggaran
sejumlah
demikian, warga pun berharap penegakan hukum
bisa memperlihatkan kinerja yang profesional. Salah
satunya dengan menghukum pelaku-pelaku lain
yang terlibat dalam skandal yang memang terbukti
merugikan
masyarakat
miskin.
Dede Sulaeman salah satu
tokoh di Desa Cibiuk Kidul
mengatakan, peristiwa yang
menimpa aparat desa di Kecamatan Cibiuk merupakan
sebuah aib. Namun demikian, kiranya masyarakat bisa
bekerjasama agar kejadian
tersebut tidak terulang kembali.
Untuk mengurangi angka pelanggaran di Cibiuk,
sambung Dede, diharapkan semua komponen masyarakat bisa menyatukan
persepsi dan menggalang
persatuan. Hal itu, lanjut
dia, merupakan langkah
amukan tersangka sehingga mengalami 15 luka tusukan di dada
dan perut serta luka gorokan di
leher.
"Sebelum menggoroknya, tersangka menganiaya Euis dengan
menghunjamkan pisau dapur ke
beberapa bagian tubuhnya hingga
korban mengalami 15 tusukan. Sementara Hilman yang saat itu masih dalam kondisi sadar, berusaha
lari ke luar rumah untuk meminta
pertolongan," ucap Dadang.
Menurut Dadang, meski terbilang selamat dari upaya pembunuhan itu, namun kondisi Hilman cukup parah dengan luka
tebasan pisau di leher.
Seperti diberitakan sebelumnya,
tersangka datang ke rumah korban untuk menagih utang. Berdasarkan informasi, anak pertama
korban memiliki utang kepada kakak tersangka.
“Anak pertama korban dengan
kakak tersangka ini berteman dan
sama-sama bekerja di Jakarta.
Mungkin karena ada sesuatu hal,
anak korban meminjam uang kepada kakak tersangka. Kakak tersangka ini kemudian menyuruhnya untuk menagih uang kepada
ibu korban. Tersangka pun datang
ke rumah korban dan menagih
utang sebesar Rp100 ribu itu,”
ucapnya.
Akibat perbuatannya, tersangka
dijerat pasal berlapis dimulai dari
Pasal 340 tentang pembunuhan
berencana, pasal 338 tentang
pembunuhan, dan pasal 351 tentang penganiayaan yang mengakibatkan seseorang meninggal
dunia.
Sementara itu, Kapolres Garut
AKBP Arif Rachman menegaskan,
atas perbuatan yang telah dilakukannya, tersangka terancam hukuman diatas 10 tahun penjara.
“Kita akan beri tersangka hukuman
berat, diatas 10 tahun (penjara),”
tandasnya. (ags)
terbaik dalam membangun
suatu daerah. “Daerah itu
bisa maju, tatkala masyarakatnya kompak. Dalam hal
ini masyarakat harus berani
bertanya tentang apa dan
bagaimana serta siapa saja
yang terlibat dalam kasus
ini. Sehingga masyarakat
pun memiliki kejelasan tentang peritiwa tersebut,” tegasnya.
Terkait dengan persolan
Raskin yang menyeret sejumlah aparat desa, Dede
berharap, semua pelaku
yang kini sudah menjalani
persidangan di Pengadilan
Tinggi Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung,
dapat bersifat kooperatif,
terbuka dan transparan.
“Saya cenderung menilai kepala desa itu korban. Karena
saya menduga keras bahwa
dibelakang meraka ada
pelaku-pelaku yang menjadi
dalang. Mereka inilah yang
harus mendapat hukuman
yang lebih berat. Untuk itu,
saya berharap kepala desa
yang kini tersandung hukum untuk bersikap jujur,
sehingga mendapat dukungan masyarakat dan nama
baik keluarganya bisa terjaga,” ujarnya.
Alasan Dede berpendapat
demikian, dikarenakan kepala desa manapun tidak
akan berani melakukan
pelanggaran apabila tidak
ada yang mendalanginya.
Sebut saja, lanjut Dede
apabila aparat penegak
hukum bertindak tegas,
maka dirinya yakin kepala
desa akan merasa takut
untuk melakukan pelanggaran, apalagi memanfaatkan hak-hak masyarakat
miskin, yang nota bene
menjadi tanggung jawab
aparat desa.
Namun demikian, yang
menjadi pertanyaan ma-
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal
64 ayat (1) KUHP dengan
ancaman pidana, minimal 4
tahun penjara dan maksimal
20 tahun penjara.
Lebih jauh Agus mengatakan, selama 2013 dan
2014 pihaknya telah memenjarakan tiga orang aparatur
desa yang menjadi tersangka
penggelapan raskin. Dua
orang diantaranya kepala
desa, dan satu orang lainnya
meupakan perangkat desa
setingkat Kaur.
"Sedangkan, lima aparatur desa penyeleweng raskin
lainnya merupakan limpah-
an dari Polres Garut," pungkasnya.
Sebelumnya, Kajari Agus
Suratno juga menegaskan,
bahwa pihaknya sangat
konsen dalam menegakan
supremsi hukum di Kabupaten Garut. Pihaknya tidak memilah-milah kasus,
termasuk persoalan raskin.
“Beras raskin ini adalah hak
masyarakat. Sehingga apabila ada pihak-pihak yang
dengan sengaja melakukan
kejahatan tentang raskin,
kami pun akan melakukan
proses hukum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku,” ungkapnya. (asp)
syarakat sambung Dede,
siapa dalang di belakang
oknum-oknum kades dan
oknum pejabat raskin ini.
“Mari kita berfikir objektif dan bisa dinalar oleh
logika. Bagaimana kadeskades itu berni melakukan
pelanggaran, apabila dibelakang mereka tidak ada
yang terlibat. Karena tidak
mungkin kejahatan seperti
ini dilakukan sendiri. Untuk itu, penegakah hukum
seperti pihak kepolisian
dan kejaksaan harus menghukum dalang penyalahguna program raskin. Karena akibat mereka inilah,
sehingga hak-hak masyarakat tidak tepat sasaran,”
paparnya.
Sementara itu, ketua LSM
Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI), Dra Enung
menambahkan, persoalan
kasus raskin merupakan
prilaku yang buruk dari oknum aparat yang memanfaatkan hak orang miskin.
Untuk itu, persoalan ini
harus terus dipantau. Agar
pelaku-pelaku
kejahatan
seperti ini bisa jera dan tidak
mengulangi kejahatannya.
“Pelaku kejahatan raskin
harus di kikis habis. Agar
mereka benar-benar jera,”
jelasnya.
Dikatakannya, aparat penegak hukum sudah saatnya
bekerja lebih tegas. Siapapun yang terlibat harus diproses hukum, tanpa pandang bulu. “Jangan hanya
segelintir oknum aparat
desa yang diberi hukuman.
Kalau semua terlibat, maka
seyogyanya diberi sangsi
hukum. Selain itu, saya yakin dibelakang mereka ada
oknum-oknum lain yang
harus juga dikikis habis,” tukasnya.
Jauh sebelumnya, Kades
Ciparean,
Kecamatan
Cibiuk Ata Sutisna kepada
Fakta mengatakan, selain
dirinya yang mendapat
keuntungan dari raskin,
juga ada oknum kepolisian
dari Polres Garut. “Semua
sudah saya sampaikan ke
pihak penyidik Polres Garut saat di lakukan BAP,”
katanya. (asp)
...Hentikan aktivitas Nelayan
bangunan, menurut Budi,
pihaknya belum memiliki
data konkret tentang hal
itu.
“Memang, terkadang banyak juga pelanggaran yang
dilakukan oleh pemilik
bangunan. Misalnya untuk
sempadan jalan. Yang harusnya dibangun dengan
jarak lima meter dari bahu
jalan, namun hal itu kadang
terkendala oleh sempitnya
badan jalan yang ada serta
sempitnya lahan yang dimiliki oleh pemilik. Tapi di
2014 ini kami akan menganalisis kembali IMB setiap
bangunan di Garut,” pungkasnya. (asp)
Gara - gara Uang...
mengakibatkan munculnya perbuatan kriminalitas. Keadaan ini
merupakan tugas bersama yang
harus segera dicarikan solusinya.
Sehingga aknga kriminalitas di
kota santri tidak terus mengalami
peningkatan.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP
Dadang Garnadi mengatakan,
pada awalnya petugas memang
sulit untuk mengorek keterangan
dari tersangka karena memang
pemuda putus sekolah asal Kampung Serut, Desa Pamekarsari, Kecamatan Banyuresmi tersebut saat
itu dalam kondisi mabuk. Namun
setelah sadar, tersangka kemudian
menerangkan pemicu dari pembantaian yang dilakukannya itu
adalah uang senilai Rp 100 ribu.
Menurut Dadang, motif tersangka
mendatangi rumah korban adalah
untuk menagih utang. Nilainya
tidak besar, hanya Rp100 ribu.
Namun saat itu tersangka merasa
tersinggung saat korban mengatakan tidak punya uang.
"Motif tersangka mendatangi
rumah korban untuk menagih
utang. Namun saat itu korban
mengaku tidak punya uang sehingga tersangka merasa tersinggung dan berniat menghabisi korban," ujar Dadang saat ditemui di
Mapolres Garut, Jalan Sudirman,
Senin (3/2).
Dikatakan Dadang, setelah mendengar ucapan korban yang mengaku tidak mempunyai uang, selanjutnya tersangka berpura-pura
ikut ke kamar mandi untuk buang
air kecil. Saat melintasi dapur tersangka mengambil pisau lalu kembali ke ruang tamu. Diruang tamu,
saat itu ada anak korban, Hilman
Alamsyah (9) yang tengah makan
kue. Tiba-tiba tersangka langsung
menebas leher Hilman hingga Hilman kesakitan dan langsung terkapar. Melihat itu, sang ibu langsung berusaha menolong anaknya
namun diapun malah jadi sasaran
gan pribadi," ujar Agus, saat
ditemui diruang kerjanya,
Rabu (29/1).
Menurutnya, jumlah beras
yang diselewengkan tersangka TA yaitu sebanyak 45.555
Kilogram dengan harga keseluruhan
Rp200.442.000.
Atas perbuatannya, tersangka dikenakan pasal 2 ayat (1)
Jo pasal 3 Jo pasal 9 ayat (1)
Jo pasal 18 huruf b Undangundang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Jo Undang-undang Nomor
20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-undng Nomor 31 Tahun 1999
...Aparat Hukum...
...Diduga Tidak Tertib
Sedangkan, contoh lainnya yang dinilai melanggar sempadan irigasi yaitu
pembangunan pertokoan
di kawasan Jalan Suherman, Kecamatan TarogongKidul.
Menurutnya, sempadan
irigasi yang dilanggar dalam
proyek pembangunan komplek pertokoan ini bisa berdampak terjadinya banjir.
"Sekarang memang belum
terasa, tapi dampaknya
akan terasa nanti," ucapnya.
Selain kedua hal tadi,
jelas Dede, ada juga
pelanggaran fungsi. Contohnya dengan dibangun-
kan akan menghilangkan
barang bukti, melarikan diri,
mengulangi kembali perbuatannya, serta mempengaruhi
saksi. Penahanan terhadap
TA akan dilakukan selama 20
hari ke depan hingga 17 Februari 2014.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, tersangka
melakukan
kejahatannya
seorang diri. Tersangka mengaku menjual raskin itu kepada dua orang yang baru
dikenal yang sampai saat
ini masih merupakan DPO.
Sedangkan, uang hasil penjualan Raskin itu digunakan
tersangka untuk kepentin-
cari di pesisir pantai saat
ombak sedikit surut.
“Sampai saat ini kami sebagai nelayan menantikan
bantuan pemerintah. Kalau lah kami diberi modal
mungkin
penghidupan
kami saat ini tidak sesulit
saat ini,” keluhnya.
Dijelaskannya,
jika
dibanding dengan korban
bencana alam seperti yang
terjadi di berbagai kabupaten atau bahkan seperti yang
terjadi di Ibu Kota Jakarta
yang terkena banjir. Kondisinya saat ini tidak jauh berbedadan mungkin lebih
memprihatinkan.
Sebab,
kata dia, jika para korban
bencana agak sedikit lega
karena mereka mendapatkan perhatian dan berbagai
bantuan. Namun, dia yang
juga merasakan dampak cuaca buruk tidak sama sekali
mendapatkan bantuan.
“Sekali lagi saya meminta
kepada pemerintah baik itu
kabupaten, provinsi atau
bahkan pusat agar memperhatikan kami juga yang terkena dampak cuaca buruk
kali ini. Kami tidak menuntut lebih, yang kami inginkan sedikit perhatian baik
itu dengan bantuan modal
usaha atau yang lainnya,”
terang dia.
Hal yang sama diungkap-
kan oleh Dindin (43) nelayan di Pantai Santolo Kecamatan Cikelet Kabupaten
Garut. Menurutnya, sudah
hampir sebulan ini dia bersama nelayan lainnya berhenti melaut karena cuaca
buruk. Oleh karenanya, kata
dia, agar dapat menyambung hidup dia harus mencari pekerjaan serabutan.
“Jika tidak mendapat kerjaan biasanya saya mencari mata lembu atau sejenis
kerang lainnya. Itu pun kalau laut tengah surut,” katanya.
Sementara itu, menurut Ujang Deni (37) salah
seorang pedagang ikan
PKL
Tari Tradisional....
Pedagang Kaki Lima Siap Direlokasi
Asal ada Kesepakatan Bersama
Kawasan Jalan Ahmad Yani
Garut merupakan daerah
yang ditetapkan sebagai Kawasan tertib lalulintas (KTL),
namun kondisinya kini disinyalir sebagai kawasan yang
paling tidak tertib. Hal itu
disebabkan oleh maraknya
praktek parkir ilegal yang diduga dibekingi oknum aparat.
Sehingga Pemerintah tak berani bertindak.
Selain itu, sepanjang ruas
badan jalan tersebut nyaris
tak ada ruang yang tidak ada
lapak pedagang kaki lima
(PKL). Kondisi yang semrawut
ini sudah berlangsung cukup
lama. Oleh karena itu Pemkab
Garut berencana memberesihkan PKL dari jalan yang
ada di pusat kota tersebut.
Hal itu disampaikan H. Rudi
Gunawan pada kesempatan
melaksanakan tugas perta-
laut di Pasar Guntur Garut
menyebutkan bahwa akhir-akhir ini ikan laut seperti tongkol, cumi dan yang
lainnya mulai langka. Akibat
kelangkaan komoditi ikan
laut tersebut omset dagangnya mulai merosot.
“Kemerosotan
omset
yang saya rasakan memang sangat signifikan.
Jika di hari-hari biasa saat
ikan laut banyak di pasaran saya bisa meraup omset hingga Rp 5 juta. Namun, akibat cuaca buruk
saat ini paling saya bisa
menghasilkan tidak lebih
dari satu juta perharinya,”
keluh dia. (zen)
manya, sehari setelah pelantikan dirinya sebagai Bupati
Garut.
Ketua Lembaga Pedagang
Kaki Lima Garut (LPKLG),
Tatang
mengaku
belum
mendapat keterangan resmi
dari pihak terkait dan baru
mengetahui rencana itu dari
pemberitaan Fakta Garut.
"Kami belum mendapatkan
pemberitahuan dari pihak
manapun. Dan kami baru
baca di media ini. Kami juga
belum jelas, apakah akan ditiadakan, atau ditertibkan?,"
katanya.
Menanggapi rencana Pemkab Garut tersebut, Tatang
menjelaskan, PKL siap dipindahkan ke mana pun, asal
tempatnya disepakati oleh
kedua belah pihak, yakni
pemerintah dan PKL. "Pada
dasarnya para PKL itu siap
direlokasi, asal tempatnya
disepakati kedua belah pihak.
Kalau tempat relokasinya
akan mengubah tarap hidup
lebih baik dengan menempati
kios, kenapa tidak!," tandasnya.
Untuk itu ia berharap
pemerintah tidak memindahkan mereka seperti membuang sampah sembarangan,
karena menyangkut soal kehidupan ribuan warganya.
Oleh sebab itu, ia meminta
pemerintah
menyediakan
tempat yang layak dan ramai
pengunjung. Jika tidak, maka
mereka sepakat akan meno-
lak rencana tersebut.
"Saya ini asli orang Garut,
rumah saya di sekitar sini.
Kami pun ingin Garut ini tertib dan bersih. Jadi PKL ini
bukan cita-cita awal, hanya
keterpaksaan lah kami jadi
PKL. Kami harap lebih baik
kami tetap diijinkan di sini,
seperti kesepakatan waktu
Bupati Pak Aceng Fikri, dengan komitmen penataan yang
lebih baik. Dan kami siap," tegasnya.
Ditambahkannya, rencana
revitalisasi keberadaan PKL
di pusat Kota Garut, atau yang
lebih di kenal dengan nama
Pengkolan itu, telah dituangkan dalam surat keputusan bersama (SKB) dan telah
dimusyawarahkan
berkalikali pada era kepemimpinan Aceng HM Fikri. Yang
disinyalir bupati kontroversi
itu mendapat dukungan dari
ribuan PKL pada saat Pemilu
2009 silam.
Disebutkannya, jumlah PKL
di kawasan Pengkolan saat
ini totalnya mencapai sekitar
1700 pedagang, 800 pedagang
diantaranya berjualan di kawasan Jalan Ahmad Yani. Dan
lima persen PKL merupakan
pendatang, termasuk perantau dari Pulau Sumatra.
Atas nama para PKL, ia menyampaikan
permohonan
maaf kepada pemerintah dan
pemilik toko yang merasa
terganggu dengan kehadiran
mereka selama ini. (as)
khususnya jaipong di sekolahnya.
"Awalnya saya hanya ingin mengembangkan tari seperti biasa saja, tetapi
saya bersama teman-teman malah
terpilih untuk mengikuti lomba seni
tari antar SMP dan akhirnya mndapat
,
juara. Semenjak itu saya semakin
menyukai seni tari tepatnya jaipongan. Sampai detik ini pun saya selalu
berlatih untuk lebih baik dengan
mengikuti sanggar, sanggar yang saya
ikuti yaitu d sanggar Galura Kencana
di Ciledug sampai sekarang," tutur
Debi.
Debi menambahkan, dirinya juga
selalu ikut dalam mengisi acara
pernikahan yang didalamnya terselip
tari pembuka tradisional/ jaipongan
setiap minggunya. Dengan kegiatan
rutin itu, dirinya bisa membanggakan orang tuanya, karena sudah
bisa mencari uang sendiri. "Lumayan
lah buat tambahan uang jajan," tutur
gadis pemilik tinggi 155 cm / 47 kg
ini bangga.
Tidak hanya menghasilkan salary saja, dari kegiatan Debi menari,
puluhan prestasi pun menghampiri.
Puluhan piala berjejer rapi dirumah
gadis cantik alumni SMKN 1 Garut
ini. Diantaranya deretan prestasinya
ini juara seni tari tingkat SMP Kabupaten Garut tahun 2008. Perwakilan
SMP dari Garut mengikuti lomba
seni tari tingkat provinsi Jawa Barat
tahun 2008, juara 1 lomba seni tari
bertema tingkat SMP Kabupaten
Garut tahun 2009, juara 3 lomba seni
tari tingkat Provinsi Jabar di Bandung
tahun 2009, juara 1 lomba seni tari
jaipong tingkat umum Kabupaten
Garut tahun 2011.
Putri bungsu dari dua bersaudara
pasangan almarhum Usman Sukandar ( TNI AD) dengan Ny. Onyas
Rosita ini berharap dari dunia menarinya tetap bisa menjadikan dirinya
eksis serta menghasilkan materi yang
cukup, minimal buat dirinya pribadi
ataupun buat keluarganya. Namun
jika ditanya cita cita, Debi berharap
dirinya menjadi seorang Pramugari.
5. MINGGU I FEBRUARI 2014
FAKTA JABAR
Jabar Selatan
Belum Mencapai Titik Optimal
Masyarakat Tuntut Janji Gubernur
BPJ Wilayah II
Bandung
Keterlaluan
Padahal Kementerian Pekerjaan
Umum melalui Satker PJN Wilayah II
Provinsi Jabar sudah menyelesaikan
pekerjaan fisiknya di tahun 2013, walau
menghadapi kendala teknis, termasuk
pembebasan lahannya, namun pekerjaan tersebut tuntas dikerjakan
Sebagaimana dinyatakan
Gubernur Jabar Ahcmad
Heryawan (Aher) pada masa
kampanye Pilgub Jabar 2013
yang lalau, salah satu janjinya akan menganggarkan
alokasi dana dari APBD
Provinsi Jabar sebesar Rp 98
miliar, untuk pembebasan
lahan bagi pelebaran infrastruktur jalan Lintas Jabar
Selatan.
Dilansir koran ini sebelumnya, mewakili masyarake hal 09
Proyek Drainase Kopo Soreang Asal-Asalan
Jalan Nasional
Kendati musim hujan mulai turun hampir merata di seluruh kawasan wilayah
Bandung sejak beberapa bulan terakhir
ini, namun ternyata kondisi musim hujan
ini tidak diimbangi dengan adanya kualitas
pembangunan drainase. Khususnya paket proyek peningkatan jalan dan drainase
Kopo-Soreang yang ditangani Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pelayanan (BPJ Wipel)
II Bandung.
Proyek peningkatan jalan dan drainase
Kopo-Soreang yang didanai APBD Provinsi
Jawa Barat cukup signifikan anggarannya. Tahun 2013 ini saja, proyek normalisasi jalan dan drainase itu sebesar Rp 3.
489.710.206.03. Namun, implementasinya
dilapangan, hasil pekerjaan PT. Yasuba
Dewi Perkasa ternyata dikerjakan asal-asalan.
Penyimpangan tersebut meliputi item
pekerjaan pembangunan drainase. Faktanya, mulai dari kedalaman, lebar saluran
air, pasangan batu, hingga rabat beton
atas penutup drainase tidak sesuai dengan
RAB (rencana anggaran biaya) yang sudah
ditentukan. Sampai indikasi ketidak beresan, persepsinya, penempatan besi ukuran
dalam bangunan yang mestinya menggunakan ukuran 12 inc, tapi kelihatannya
menggunakan dibawahnya, ukuran 8 inc.
Pemerhati masalah sosial dan
politik Kota Bandung, RH. Gatot Wiranatakusumah, menilai aneh kalau dalam
pembangunan yang seharusnya menjadi
ajang manfaat masyarakat malah tidak
diterapkan dengan sebenarnya. “Gelagatke hal 09
Ruas Pamengpeuk-Cikaengan
MULUS
Jalan Nasional Jabar Selatan ruas Pamengpeuk,
Kabupaten Garut sampai ke
Cikaengan perbatasan Kabupaten Garut dan Tasikmalaya kini dalam kondisi mulus. Kondisi tersebut dapat
dicapai tidak terlepas dari
upaya Balai Besar Wilayah IV
Jakarta melalui Satuan Kerja
Pengelolaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah II
Ingkar Janji, 70 PKL Jalan
Merdeka Bandung Kecewa
Ruas Pameungpeuk - Cikaengang / Foto : Tommy
Tergantung KPK Mau Membidiknya Kemana...?
Pasalnya, bukan saja karena dianggap terlalu mewah,
tapi juga mobil lama jenis suv Isuzu Dymax yang
sebelumnya dipakai oleh
masing-masing Kepala Balai Pengelolaan Jalan (BPJ)
di lingkungan (DBM) ini
juga masih sangat baik dan
layak. “Dengan perawatan
yang ekstra, mobil dinas
yang lama ini bahkan belum mencapai sampai lima
tahun digunakan oleh masing-masing Kepala Balai,”
cetusnya bernada kesal.
LAMPIRAN III
:
TANGGAL :
No.
1.
2.
3.
4.
5.
JABATAN
Menteri
Eselon 1
Eselon 2
Eselon 3
Eselon 4
Pengadaan mobdin ini tak
ayal menuai kontroversi di
masyarakat. Mereka menilai Pemprov Jabar selain
telah memboroskan anggaran hingga miliaran ru-
Sebanyak 70 orang Pedagang Kaki Lima (PKL) jalan
Merdeka Bandung merasa
kecewa atas sikap pengurus
yang ingkar janji. Masalahnya, jauh sebelum penggusuran mereka dijanjikan
pengurus akan dipindahkan
ke dalam gedung Bandung
Indah Plaza (BIP). Tepatnya
dipelataran lahan escalator
dengan ukuran masing-masing PKL mendapat 1,5 M X 1
M. Namun pada kenyataannya, sekarang akan menempati basement P1 (parkiran
lantai bawah).
Dengan ukuran tempat tike hal 09
ke hal 09
: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR
Antisipasi Banjir
50 Tahun 2011
14 Oktober 2011
JENIS KENDARAAN
Sedan, Jeep
Sedan, Jeep
Sedan atau Minibus
Sedan atau Minibus
Sedan atau Minibus
KAPASITAS/ISI SILINDER
(MAKSIMAL)
3.000 - 3.500 cc
2.500 - 3.000 cc
2.000 cc
1.500 cc
1.300 cc
Rangkaian Pelantikan Enam Pejabat
Gubernur Ingatkan Jangan Remehkan Media
KODIM 0611
Garut
Bersihkan Sampah
di Sungai
GARUT - Sejumlah anggota TNI dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0611/
Garut dibantu petugas Kepolisian serta masyarakat
bersama-sama membersihkan tumpukan sampah yang
menyumbat aliran sungai
di kawasan Karangpawitan,
Selasa (4/2).
Komandan Kodim 0611/
Garut, Letkol Inf B. Hadi
Suseno mengatakan, aksi sosial dengan membersihkan
sungai dan lorong jembatan
dari tumpukan sampah
tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan
ke hal 09
Usir Dulu
Solusi Menyusul
Pengadaan Mobdin Bina Marga Langgar Kepmendagri No. 50/2011
Terkait pengadaan mobil
dinas (mobdin) untuk pejabat setingkat eselon III
di lingkungan Dinas Bina
Marga (DBM) Jabar sebagaimana diberitakan koran ini sebelumnya “ Pengadaan Mobdin di BM Jabar
Bisa Dijadikan Pintu Masuk
KPK ?” kini semakin disorot
masyarakat. “Pertanyaannya sekarang tergantung
KPK mau membidiknya kemana,” demikian dikemukan Asep Parta, pemerhati
kebijakan publik dan aktivis
anti korupsi dari Nasional
Corruption Watch (NCW)
menanggapi pemberitaan
Fakta Jabar.
Provinsi Jawa Barat yang secara terus menerus melakukan perbaikan melalui penanganan peningkatan, rehab
maupun pemeliharaan rutin.
Sebesar
Rp.
85.824.317.193,00
dana
APBN tahun anggaran 2013
dialokasikan untuk membi-
Kodim 0611/Garut dalam
rangka ikut menjaga kebersihan Garut dari tumpukan
sampah.
"Kami membersihkan dan
mengangkut sampah ini
selain menciptakan kebersihan, juga untuk mencegah terjadinya banjir. Sebab
selama ini banyak laporan
akibat banyaknya tumpukan
sampah, maka setiap kali turun hujan selalu saja terjadi
banjir," Ujar Hadi.
Diterangkannya, beberapa
kawasan aliran sungai yang
ke hal 09
Dengan diberlakukannya ASN tersebut
diharapkan pegawai
negeri sipil yang ada
di lingkungan Provinsi
Jawa Barat dapat semakin Profesional, berintegritas, netral, bersih
dari korupsi, kolusi dan
nepotisme sehingga
dapat, memberikan
pelayanan kepada publik dengan baik
membaca pemberitaan di
media masa. Sekecil apapun
pemberitaan tentang kondisi
Jabar terutama dari aspirasi
masyarakat, harus cepat dir-
Gubernur
Jawa
Barat
(Jabar) Ahmad Heryawan
(Aher), mengingatkan seluruh pejabat dan karyawan
yang ada di lingkungan
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar harus sering
Redaksi : Jl. Gatot Subroto No. 81 Komplek Cempaka Indah Blok 8 Karangpawitan - Garut Telp. 0262-236380
espon dan ditanggapi. Selain
itu, pejabat harus sering turun kelapangan.
Penegasan ini di sampaikan
Aher saat melantik dan men-
gambil sumpah enam orang
pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Jabar dan OPD,
diruang Aula Barat Gedung
Sate pekan lalu. Yang dihad-
iri juga oleh Wakil Gubernur
Jabar Deddy Mizwar, Sekda
Jabar Wawan Ridwan dan
pimpinan OPD, serta Ketua
Korpri Jabar M Guntoro (Kadis Bina Marga).
Menurut Aher, selaku penyelenggara negara sekarang
ini harus memiliki komitmen pengabdian kepada
negara dengan mengedepankan profesionalisme dalan meningkatkan etos kerja,
terlebih pada tahun ini telah
diberlakukannya UU Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurut Aher, dengan
diberlakukannya ASN tersebut diharapkan pegawai
negeri sipil yang ada di lingke hal 09
6. S ambungan
MINGGU I FEBRUARI 2014
...”Las Vegasnya” Priangan Timur
ajang tempat maksiat. “Saya
teringat masa kuliah dulu
di Bandung, sekitar tahun
1995 tempat tempat karaoke
di Kota Bandung suasanya
tidak jauh beda. Kalau di
ibaratkan tahun 2013 di Kota
Tasikmalaya, apalagi tahun
2014 suasana tempat karaoke
di Kota Tasik rasanya akan
lebih dahsyat nuansanya dari
kota Bandung. Jadi, tempat
karaoke dinilai kental sekali
dengan nuansa maksiatnya,
ketimbang nuansa hiburannya. Apalagi dimalam hari,
walaupun tidak seluruhnya
demikian,” katanya.
Disebutkannya,
keberadaan wanita Pemandu
Lagu (PL), menurutnya perlu
di tertibkan terutama dalam
berpakaian. Termasuk para
pengunjung yang diketahui
membawa miras ataupun sejenis obat terlarang lainnya
perlu ketegasan dari pihak
pengelola dan keamanan setempat. Jangan sampai setiap
pengunjung dan PL diperiksa
ketat, akan tetapi kurir pembawa tas berisi miras diberi
kelonggaran keluar masuk
ruangan karaoke. “Ini sama
saja bohong,” kata Iwan.
Tengok saja beberapa kejadian yang sering kali terjadi akhir
akhir ini di tempat karaokedi
Kota Tasik, selalu saja ada
kabar kurang sedap di tempat hiburan karaoke, seperti
perkelahian, intimidasi termasuk kejahatan kekerasan antar
pengunjung dengan meng-
gunakan senjata tajam. “ Seperti kasus di Reyhans beberapa
waktu lalu,” katanya.
Dikatakannya, menurut
pengamatannya,
setelah
pihaknya terjun kelapangan, beberapa kejadian tadi
semua berawal dari minuman keras dan bisa jadi beberapa pengunjung menggunakan obat terlarang
lainnya seperti
narkoba.
“Longgarnya
pengawasan
yang lemah dari pihak pengelola dan pihak keamanan,
kemungkinan kejadian-kejadian seperti ini bukan tidak mungkin akan terus dan
terjadi kembali”, ungkapnya.
Padahal rajia-rajia dari setiap elemen, seperti pihak
Kepolisian, Satpol PP serta
,
ormas lain sering dilakukan,
tetapi kenapa kejadian-kejadian yang memalukan acap
kali terjadi di tempat karaoke.
Terkait ada usulan yang berharap agar Walikota Tasikmalaya Drs.H.Budi Budiman
supaya terjun langsung sidak
ketempat karaoke, Iwan pun
sangat sependapat dengan
usulan warga yang peduli
terhadap moral bangsa ini,
karena yang demikian perlu
di respon positif oleh Walikota. “Walikota langsung
sidak ketempat karaoke tidak
ada salahnya, Malah akan
berdampak positif karena
selama ini yang kita tahu walikota sering sidak ke kantor
kantor atau ke tempat sarana
umum dan insfratruktur,”
ujarnya.
Walikota sidak ke tempat
karaoke ini mungkin dapat
memberikan sentuhan positif langsung, baik kepada
pengelola dan warganya,
karena bisa jadi masyarakat
Kota Tasik sekarang sudah
mulai “kendur” kepercayaannya kepada pihak keamanan
ataupun instansi yang ada di
Pemkot di bawah komando
walikota. “Walikota sidak ke
tempat tempat umum dan
kantor kantor itu biasa, tapi
kalau sidak ke tempat hiburan seperti karaoke, itu
baru luar biasa,” ujarnya.
Masyarakat Kota Tasikmalaya meminta serta berharap
Walikota Tasikmalaya untuk
melakukan sidak ketempat
karaoke secara langsung,
ini manandakan bahwa kejadian kejadian tindak kekerasan yang sering terjadi
ditempat karaoke di Kota
Tasik, termasuk peredaran
miras dan narkoba yang sudah mulai memprihatinkan.
Ada juga dugaan banyak pihak, bahwa tempat karaoke
kerap digunakan dijadikan
tempat maksiat terselubung
serta transaksi seks bebas.
“Kondisi seperti ini membuktikan seakan Kota Tasikmalaya sebagai kota agamis
dan “nyantri” jangan sampai
dijadikan atau mendapat julukan negatif sebagai Kota
Las Vegasnya di Priangan
Timur. Nauzubilla,” pungkasnya. (ton/rian)
Ratusan PNS....
padahal dari data yang
berhasil dihimpun FAKTA
para PNS tersebut sudah
mempunyai Ijazah Sarjana sejak tahun 2009. Ada
juga yang sudah memiliki
ijazah sarjana dari tahun
2007, tapi sampai saat ini
tidak disesuaikan golongan kepangkatannya oleh
pihak pemkot.
Menyikapi permasalahan tersebut, banyak beberapa pihak yang menilai
pihak Pemkot Tasikmalaya seakan menelantarkan hak-hak mereka para
PNS yang sudah memiliki
titel sarjana sejak lama.
Beberapa kritikan sempat
dilontarkan salah satu ormas pemerhati kebijakan
pemerintah diantaranya
dari Pemuda Demokrat
Tasikmalaya.
Melalui
ketuanya, Andi Nugraha
kepada FAKTA di sekretariatnya (2/2), mengungkapkan, PNS yang sudah sarjana harus segera
disesuaikan
ijazahnya,
karena sesuai dengan peraturan pemerintah no 18
tahun 2002 yang berbunyi
bahwa PNS yang memperoleh ijazah dan pangkatnya masih dibawah
pangkat yang sesuai dengan ijazahnya. “Maka PNS
tersebut harus diangkat
jabatannya / diberi tugas
yang memerlukan pengetahuan keahlian yang
sesuai dengan izajahnya,”
jelas tokoh pemuda demokrat ini yang sering
mengkritisi kebijakan dilingkungan pemerintah.
“Jadi secara tegas saya
mengharapkan
kepada
pemerintah Kota Tasikmalaya untuk segera menyesuaikan izajah sesuai
dengan amanat PP No. 18
tahun 2002 tersebut,” ungkap Abuy, sapaan akrabnya Andi Nugraha.
Masih kata Andi, saat ini
sebanyak 110 PNS dilingkungan Pemkot Tasikmalaya, yang masih belum
disesuaikan
izajahnya,
hanya menerima gaji setara denga SMA. “Kasihan para PNS yang belum
disesuaikan
izajahnya
sampai saat ini, masih
menerima gaji dengan lulusan SMA. Padahal mereka akan sudah sarjana
ditambah
pengalaman
kerjanya yang cukup lama
mengabdi,” katanya.
Ia juga megibaratkan,
seandainya
dikalkulasikan gaji PNS yang belum disesuikan ijazahnya
tersebut maka PNS-PNS
tadi hanya menerima
gaji Rp 2,5 juta per bulan
yang disetarakan dengan
penghasilan PNS Golongan II. Sedangkan mereka
sudah sarjana hampir di
atas 5 tahun lebih yang
seharusnya menerima gaji
per bulannya Rp 3,5 juta
setara Golongan III. “Berarti selisih tiap bulan hak
mereka hilang sekitar Rp
1 juta, sedangkan mereka
sudah pra jabatan dari tahun 2009, berarti sudah 5
tahun atau 60 bulan mereka para PNS tidak menerima sisa hak gajinya,”
terang Abuy.
Masih kata Abuy, Pemkot Tasikmalaya jelas harus menanggung dan bertanggung
jawab untuk
memenuhi serta membayar sisa hak hak ratusan
PNS yang belum disesuaikan ijazahnya tadi. “Dari
perhitungan saya, kiranya
Pemkot Tasik berhutang
hampir miliyaran rupiah,
kepada PNS yang belum
disesuaikan
izajahnya
tadi,” tegas Abuy yang
juga pengurus salah satu
LSM Forum Kebijakan
Publik (FPK) Tasikmalaya.
Beberapa PNS yang belum disesuikan ijazahnya,
sempat mengeluhkan atas
sikap Pemerintah yang
dinilainya menelantarkan
hak-hak mereka sebagai
PNS yang telah mengabdi
cukup lama dilingkungan
Pemkot Tasikmalaya. Kepada wartawan beberapa
PNS tadi mengaku telah
bersabar cukup lama tetapi merasa tidak diperhatikan. “Terkadang saya iri
dan bertanya-tanya dengan pegawai baru yang
baru masuk dan diangkat
di Pemkot. Ditambah jabatannya langsung melejit ke atas, padahal saya
ini kan bekerja di Pemkot Tasik sudah cukup
lama, ditambah
izajah
saya sudah sarjana, ehh
gaji yang diterima masih
gaji lulusan SMA. Padahal
saya sudah hampir 5 tahun lebih mendapatkan
izajah Sarjana,” celetuk
PNS ini yang tidak ingin
namanya di publikasikan
kepada Fakta seraya menambahkan,
pokoknya
Walikota Tasikmalaya kini
harus cepat tanggap dan
mendengar aspirasi ratusan PNS yang kini sudah
sarjana, tapi masih belum
disesuaikan ijazahnya, sehingga golongan kepangkatan saya jadi terhambat
termasuk gaji kami yang
belum disesuaikan.
Sementara itu Kepala
Badan Kepegawaian Kota
Tasikmalaya
Drs.Kuswa
Wardana saat dikonfirmasi Fakta terkait permasalahan ini, senin(3/2) diruang
kerjanya tidak berada ditempat, begitupun dengan
Kabid Mutasi sedang berada diluar. “Saya menanggapinya takut salah, lebih
baik langsung kepada pak
kepala atau kabid mutasi
yang berkompeten tentang masalah ini,” ucap
Sekdis BKD Kota Tasikmalaya.(rian)
....Menjadi Apoteker
lagi BT. Saat ini aku jujur,
lagi punya problem,” ujar
Rima polos sambil tersenyum.
Wanita yang tercatat
sebagai warga Kp. Arsani Rt
01/04 Keluarahan Sukamaju
Kidul, Kecamatan Indihiang
Kota tasikmlaya ini mengaku malah bermimpi untuk
menjadi seorang apoteker.
Alasannya, dia ingin memiliki usaha sendiri. “Suatu
kelak nanti, aku ingin membantu masyarakat dengan
menyediakan obat-obatan
yang dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Putri ketiga dari empat
bersaudara pasangan Dedi
Haryadi dan Fatonah kini
tengah menempuh pendidikan di Stikes Bhakti Tunas
Husada, Semester 2 Kota
Tasikmalaya. Jenjang pendidikan yang dijalaninya ini
memang sudah dia persiapkan untuk masa depannya.
“Untuk menjadi seorang
apoteker yang profesional
itu bukan hal yang mudah.
Alhamdulillah di kampus ini
aku mendapatkan berbagai
ilmu yang aku butuhkan.
Insyallah ilmu apa yang aku
butuhkan dapat aku peroleh
Stikes bhakti Husada,” ujar
Rima.
Cita-citanya menjadi
apoteker ini nampaknya
sudah menjadi pilihan
terakhir. Rima pun mengaku mendapat banyak
dukungan dari orangorang terdekatnya. Bahkan, Kakak perempuannya seorang perawat. Dia
sangat mendukung impian
Rima. SehinggaGadis berambut panjang ini semakin yakin dengan cita-citaknya. Karena disaat duduk
di bangku SMK, dirinya
mengambil jurusan farmasi. “Sejak SMK sampai aku
kuliah aku memang sudah
mendalami ilmu farmasi,”
urainya.
Ketika disinggung tentang
hobinya, alumni SMK Bina
Putra Nusantara (BPN) ini
mengaku menyanyikan
lagu-lagu jazz. Sedangkan lagu yang lain seperti
dangdut, tidak disukainya.
Untuk penyanyi Jazz, iapun
sangat menggandrungi penyanyi kelas dunia, Whitney
Houston. “Teknik vokal penyanyi favoritku ini nyaris
sempurna,” pungkasnya.
(asp)
06
FAKTA GARUT
Mulai ”Tercium” Kejaksaan
akan mulus sampai masa
periode akhir, bahkan akan
berhenti di tengah jalan.
Belum lagi, ditunjang
dengan rumor yang menyebutkan hubungan Bupati dan wakil bupatinya
H.ade Sugianto kini terkesan kurang harmonis, bahkan tidak jarang kebijakan
kedua pasangan ini sudah
mulai bersebrangan dan tidak sepaham.
Beberapa sorotan permasalahan serta kasus yang
menerpa politisi PPP ini,
mulai di bidik pihak Kepolisian dan Kejaksaan.
Bahkan pihak Kejati termasuk Polda Jabar sudah mulai membuat “ancang-ancang” terhadap beberapa
kasusnya yang kini sudah
dan dalam penyelidikan
pihak berwajib, termasuk
beberapa laporan dari sejumlah elemen mahasiswa
dan LSM yang telah masuk
di Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) di Jakarta.
Beberapa permasalahan
yang menerpa seperti pasir
besi. Terakhir kasus dugaan
korupsi perjalanan dinas
bupati dan wakil bupati
sebesar Rp 902 juta yang
belum tuntas. Kini muncul
kembali dugaan korupsi
Pembangunan Rumah Susun Sewa (RUSUNAWA) di
Komplek Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya yang
disinyalir rusunawa itu di
bangun di tanah milik keluarga Bupati Tasikmalaya.
Pembangunan Rusunawa
itu merupakan program
dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera)
yang didanai oleh APBN
tahun 2012 sebesar Rp
5 Milyar yang dianggap
keberadaan
rusunawa
tersebut tidak sesuai peruntukannya dan dinilai
kurang efisien. Belum lagi
pembangunan jalan yang
menuju ke lokasi dan komplek pesantren sepanjang
600 meter dengan lebar
lima meter yang di danai
oleh APBD Propinsi Jabar
sekitar 1,4 Milyar, termasuk didalamnya ada lahan
parkir yang menggunakan
kas APBD Kabupaten Tasikmalaya sebesar Rp 500
juta.
Kedua proyek yang ditanggani oleh pihak Dinas
Tarkim dan Binamarga Ka-
bupaten Tasikmalaya ini,
diduga telah terjadi mark
up anggaran dana untuk
pembebasan lahan dan
jalan. Bahkan pengadaan
Alat Kesehatan (Alkes ) di
RSUD Kabupaten Tasikmalaya kini mulai menjadi sorotan, mengingat
hampir disejumlah daerah,
pengadaan proyek yang
melibatkan Kepala Daerah
dalam masalah pengadaan
Alkes rawan untuk di korupsi, seperti kejadian yang
menimpa Gubernur Banten
yang kini telah mendekam
di tahanan KPK.
Kajari Singaparna Tri
Karyono,SH,M.Hum saat
bincang bincang dengan
Fakta Tasik diruang kerjanya, Rabu (29/1) lalu
membenarkan dan mengakui beberapa kasus yang
disebutkan tadi, kini dalam
penyelidikan pihak Kejaksaan. “Khusus kasus Rusunawa ini merupakan limpahan laporan dari Kejati
Jawa Barat. Dimana dalam
laporan tersebut telah terjadi dugaan korupsi pembangunan rusunawa di
komplek Ponpes Miftahul
Huda Manonjaya,” jelas Tri.
Dari laporan tadi, masih kata Tri, ada beberapa
kejanggalan serta dugaan
mark up yang di indikasikan kepada tindak pidana
korupsi dalam pembangunan rusunawa. “Bahkan, pembangunan jalan
menuju lokasi termasuk
didalamnya lahan parkir,
yang ditanggani oleh Dinas Tarkim dan Binamarga,
disinyalir adanya markup
untuk pembebasan lahan,”
ungkapnya.
Dari hasil penyelidikan,
khususnya pembangunan
jalan, terdapat kejanggalan
dalam pagu awal yang seharusnya untuk peningkatan
jalan, ini malah membangun jalan baru. “Kita telah
mengklarifikasi dan memanggil dua pejabat di Dinas Tarkim dan Binamarga
Kabupaten
Tasikmalaya
untuk dimintai keterangan.
Dan saat ini kita sedang
menghimpun bukti dan
data data baru, yang jelas
kasus dugaan pelanggaran
tentang anggaran Negara
ini, akan kita proses dan
ditindaklanjuti,” janji mantan Kajari Payakumbuh Sumatera Barat ini. (ton/rian)
Bupati Tasik Gencar...
matan Sukaratu Kabupaten
Tasikmalaya Sabtu (1/2) lalu.
Dalam amanatnya, bupati
mengatakan,
pendidikan
merupakan kunci untuk
mengembangakan sumber
daya manusia. Tinggi rendahnya kualitas suatu bangsa
ditentukan oleh tinggi rendahnya kualitas bangsa itu
sendiri.
“Pembangunan
pendidikan harus menjadi
prioritas utama dan pertama, sebab maju mundurnya
bangsa kita di masa depan
ditentukan oleh anak-anak
kita yang sekarang duduk
dibangku sekolah,” tuturnya.
Masih kata Uu, Pendidikan tidak hanya mengembangkan kapasitas intelektual siswa, tapi harus pula
mampu mengembangkan
keimanan dan ketaqwaan,
sehingga anak-anak kita cerdas dan terampil, sekaligus
berahlak mulia, bertanggungjawab terhadap nasib
bangsa dan negaranya.
Uu juga menambahkan,
hal ini tidak mungkin hanya
dilakukan oleh pemerin-
tah, namun secara sinergis harus didukung oleh
elemen-elemen masyarakat
yang memiliki potensi dan
kemampuan untuk melaksanakan
pendampingan,
pembimbingan dan pelatihan-pelatihan serta sosialisasi. “Sehingga masyarakat
yang ingin diberdayakan
memiliki kecakapan dasar
untuk
mengembangakan
diri dan lingkungannya,”
ungkapnya.
Diakhir sambutannya Uu
berterima kasih kepada warga pendidikan Kecamatan
Sukaratu serta para narasumber, yang telah dan akan
mengambil langkah-langkah
strategis, termasuk didalamnya upaya mensosialisasikan
Kurikulum 2013 ini.
Sementara, Kepala SMPN
1 Sukaratu dalam laporannya antara lain mengatakan, Kurikulum 2013
merupakan perubahan dari
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang
mulai berlaku mulai tahun
ajaran 2013/2014. Perubah-
an kurikulum tersebut telah
menuntut semua pihak untuk berbenah diri, menata
dan mempersiapkan baik secara fisik material, maupun
secara mental (pola pikir)
untuk
diberlanjutkannya
Kurikulun 2013.
Hadir pada kesempatan
tersebut sejumlah Anggota
DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya,
Drs. H. E.Z. Alfian, M.Pd, Camat Sukaratu, Kepala SMP
Negeri 1 Sukaratu, unsur
Muspika, para Kepala Desa,
para Guru se Kecamatan Sukaratu, serta tamu undangan
lainnya. (rian)
Dituding Terima Grativikasi....
Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi Kota
Tasikmalaya, mengaku tudingan tersebut rasanya sangat
tidak adil, bila para penghulu di anggap demikian. “Menikah itu dianggap memiliki
nilai sakral, pelaksanaan
nikah harus mengindahkan
perhitungan dari kedua pasangan pengantin, khususnya
orang tua. Sementara untuk
operasional penghulu saja
tidak ada, padahal dari sisi
geografis wilayah dan jarak
tempuh, jika dikaitkan dengan kegiatannya, tantangan
penghulu sungguh berat,
negara dalam hal ini pemerintah sebetulnya telah mengabaikan penghulu,” ucap
lelaki kelahiran tahun 1958
ini yang mengaku sudah
hampir 10 tahun menjadi
penghulu diwilayahnya.
Masyarakat di daerah biasanya memiliki tradisitradisi
tertentu terkait
dengan pelaksanaan pernikahan, karena pernikahan
merupakan sesuatu yang dianggap sakral oleh masyara-
kat, sehingga perlu waktu
khusus, hari khusus bahkan
tempat khusus dan mereka
meyakini apabila petuah itu
dilanggar maka akan menimbulkan bencana/bala.
Kepercayaan itulah yang
menimbulkan “pemaksaan”
terhadap
PPN/Penghulu
untuk bekerja ekstra diluar
hari dan jam kerja, serta memicu keengganan masyarakat untuk menikah di balai
nikah KUA. Padahal KUA
tidak memiliki mata anggaran untuk transportasi PPN/
Penghulu yang menghadiri
akad nikah di luar balai Nikah KUA, sehingga pihak
calon pengantin harus menyediakan sendiri anggaran
transportasi PPN/Penghulu
yang menghadiri akad nikahnya. Menjadi pertanyaan
selanjutnya adalah apakah
transport yang diterima
oleh PPN/Penghulu selain
yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan PP
51 tahun 2000 jo PP 47 tahun 2004 yang ditetapkan
sebesar 30.000 per peristiwa
itu termasuk dalam kategori
gratifikasi?,” Tanya Obing.
Menurut Obing, sebetulnya
permohonan pelaksanaan
akad nikah diluar balai nikah
KUA dapat ditolak oleh PPN/
Kepala KUA yang memiliki
kewenangan
berdasarkan
PMA 11 tahun 2007 pasal 21
yang menyatakan pada ayat
(1) Akad Nikah dilaksanakan
di KUA. Pada ayat (2) Atas
permintaan calon pengantin dan atas persetujuan
PPN, akad nikah dapat dilaksanakan di luar KUA
Maka dari itu, masih kata
dia, sesuai dengan aturan
tersebut seharusnya Kepala
KUA selaku PPN mempertimbangkan lokasi wilayah
kerja yang dihadapi sebelum
mengabulkan
permohonan akad nikah diluar balai
nikah. Namun apakah masyarakat kita benar-benar
sudah siap jika pelaksanaan
akad nikah semuanya diwajibkan dibalai nikah KUA?
Apabila demikian, hal ini
tentunya akan terjadi gejolak
besar di masyarakat apabila
pelaksanaan akad nikah diwajibkan dibalai nikah KUA,
mengingat masyarakat kita
memiliki kultur budaya serta
tradisi tradisi khusus terkait
pernikahan.
Pemerintah juga seharusnya menganggarkan biaya
transportasi PPN/penghulu
yang menghadiri akad nikah di luar balai nikah KUA
dengan system dan metoda
pembayarannya
tertentu.
Adanya uang transport/jasa
yang diterima oleh PPN/Penghulu dari masyakat yang
menurut kalangan disebut
grativikasi, seyogyanya jangan penghulu yang dituding
habis-habisan. Seharusnya
kesalahan pengambil kebijakan yang kurang tegas
dalam membuat peraturan
perundang-undangan.
“
Sehingga apabila pemerintah melalui Peraturan yang
dibuat mampu mengakomodir semua pihak maka tidak
akan muncul istilah pungutan liar atau gratifikasi,”
pugkasnya. (rian/yoga)
Ribuan Mahasiswa Unsil...
PBN yang dilaksanakan di
Lapang Universitas Siliwangi (3/2). Deden juga menyampaikan dalam sambutan upacara PBN Kali ini
diikuti oleh sebanyak 3086
mahasiswa angkatan ke 28
tahun akademik 2014.
Masih kata dia, NKRI harus dibela oleh karena itu
setiap Tahun Universitas
Siliwangi selalu mengadakan PBN. “Hal ini sesuai
dengan amanat undangundang pasal 27 ayat 3
dan pasal 30 ayat 1 yang
isinya setiap warga Nega-
ra berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan Negara serta pasal
30 ayat 1 tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib
ikut serta dalam pertahanan dan keamanan Negara,” jelasnya.
Diakhir sambutan Deden
berpesan kepada seluruh
peserta PBN dan panitia,
untuk mengikuti kegiatan
tersebut dengan sungguhsungguh. Selain itu, Deden
juga meminta peserta PBM
untuk menghormati para
pelatih. Tidak hanya itu, ke-
pada panitia tolong bimbing seluruh peserta untuk
dijadikan mahasiswa yang
cinta terhadap Negara.
“Seluruh peserta saya harapkan untuk bisa mengikuti kegiatan ini dengan
sepenuh hati, dan untuk
panitia jadikan peserta
menjadi mahasiswa yang
cinta terhadap Negara,” tuturnya.
Ditempat terpisah Sekretaris Yayasan Universitas
Siliwangi H. Dede Zainul
Zachra, S.E., M.Pd mengatakan, pendidikan Bela
Negara merupakan suatu
pendidikan untuk menciptakan kader bangsa
yang cinta terhadap Negara. Begitu pentingnya
PBN, oleh karena itu pihak Unsil selalu mengadakan PBN setiap tahunnya.
“Mahasiswa merupakan
kader bangsa jadi harus
mengikuti PBN. Kami dari
pertama kali berdiri, tidak
lepas selalu mengadakan
PBN. Bahkan, dulu angkatan pertama karyawan unsil ikut PBN,” kenangnya.
(rian)
7. METRO PRIANGAN
MINGGU I FEBRUARI 2014
07
FAKTA GARUT
Lintas Selatan Garut Masih Rusak
Sebagian Ruas Jalan Sudah
Mulai Diaspal
W
alaupun
sebagian ruas jalan
Lintas
Selatan
Garut mulai dari
Pameungpeuk hingga Pantai Ranca Buaya sudah diperbaiki dengan dilebarkan
dan dilapisi aspal. Namun,
tak semua pengerjaan perbaikan jalan rampung dilaksanakan. Bahkan, ruas
jalan Mekar Mukti mulai dari
Cikelet jalan terlihat rusak
berat.
Akibatnya, ruas jalan tersebut seringkali memakan korban baik pengendara motor
yang terjatuh hingga mobil
yang terperosok. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Maman (38) warga
Cijayana Kecamatan Mekar
Mukti Garut yang tengah
melintas di jalan tersebut.
Menurutnya, kondisi jalan
tersebut memang sudah
lama rusak dan belum pernah diperbaiki.
“Saat masyarakat Mekar
Mukti mendengar akan adanya perbaikan jalan secara
permanen dengan proyek
Jabar Selatannya masyarakat menyembutnya dengan
baik. Namun, sampai saat ini
masyarakat terus menunggu
dan tak kunjung diperbaiki,”
katanya.
Setelah melihat ruas jalan
Pamengpeuk-Cikelet diperbaiki, lanjut dia, masyarakat
berharap
pengerjaannya
dilanjutkan hingga Mekar
Mukti. Namun, setelah ditunggu sekian lama pengerjaan jalan di Mekar Mukti tak
kunjung dilakukan.
Dijelaskannya, akibat jalan
rusak tak hanya membahayakan pengendara kendaraan
baik roda dua maupun roda
empat. Namun, komoditi pertanian di daerah tersebut sulit
untuk didistribusikan akibat
mahalnya ongkos angkut.
“Ya.. jelas lah ongkos angkut mahal karena resiko
kendaraan sangat tinggi. Jadi
tidak banyak angkutan khususunya elf yang mau untuk
mengangkut hasil kebun,”
terangnya.
Hal senada diungkapkan
oleh Ucup (60) warga Kecamatan Cikelet yang berbatasan dengan Kecamatan
Mekarmukti. Menurutnya,
kondisi jalan memang dikeluhkan sejak dulu oleh masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya. Namun, dia bersama masyarakat lainnya
berharap pengerjaan proyek
Jabat Selatan ini terus berlanjut dan tidak di korup.
(zen)
Ratusan
Unggas
Mati
Mendadak
Kabupaten Garut Siaga
Penyebaran Virus
Flu Burung
S
RUSAK PARAH. Walaupun sebagian Jalan Lintas Selatan sudah mulai diperbaiki, namun akses menuju Kecamatan Mekar Mukti masih rusak dan membahayakan pengendara.
Kinerja 42 Kecamatan
Akan Dievaluasi
Kabupaten
Garut Belum
Punya Perda
Kebersihan
S
elama ini kesadaran
warga dalam membuang sampah dinilai
masih rendah. Oleh
karena itu, di tahun 2014 ini
Dinas Lingkungan Hidup,
Kebersihan dan Pertamanan
(LHKP) Kabupaten Garut
berencana akan menyusun
Peraturan Daerah (Perda) tentang kebersihan.
Hal tersebut disampaikan
Kepala Dinas Lingkungan
Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (LHKP) Kabupaten Garut, Toni Somantri belum lama
ini. Menurut Toni, Perda Kebersihan mesti disusun karena
kesadaran warga dalam membuang sampah masih rendah.
"Untuk dapat menangani
masalah kebersihan, kami memerlukan payung hukumnya.
Sebab sebaik apapun kami
menjalankan tugas untuk
membersihkan Garut, tapi
kalau tidak diikuti oleh kedisiplinan masyarakat Garut, itu
akan percuma dan sia-sia,”
ujar Toni belum lama ini.
Dikatakan Tony, rendahnya
tingkat kesadaran dan kedisiplinan ini dapat dibuktikan
dengan masih adanya warga
yang membuang sampah
sembarangan di jalan raya
hingga ke aliran sungai. Namun, ucap Toni, pihaknya
tidak dapat bertindak tegas
karena tak memiliki dasar hukum.
“Meski sudah ada peringatan
jangan membuang sampah
sembarangan, tetap saja ada
orang yang buang sampah
di lokasi itu. Dengan adanya
aturan yang jelas, kami bisa
berkoordinasi dengan pihak
terkait untuk melakukan penindakan. Harus ada sanksi
denda agar menjadi efek jera,”
tuturnya.
Toni menargetkan, Perda
Kebersihan ini harus sudah
efektif di 2015 mendatang.
Untuk itu pihaknya berjanji
akan mendorong DPRD dalam
pengesahan Perda tersebut.
“Biasanya yang lama prosesnya itu di DPRD. Tapi kita
akan dorong DPRD untuk
mempercepatnya. Garut sangat memerlukan perda, sebab
jangankan kesadaran membuang sampah, kesadaran
warga dalam hal retribusi
sampah pun juga masih sama
rendah,” pungkas Toni. (ags)
Ada
beberapa bidang yang
menjadi fokus
penilaian kami,
salah satunya
yaitu bidang
tugas umum
pemerintahan.
S
ebanyak 42 Kecamatan di Kabupaten
Garut akan dievaluasi. Berdasarkan keterangan yang dikeluarkan
Bagian Administrasi Pemerintahan Kabupaten Garut,
pelaksanaan Evaluasi Kinerja Aparatur Kecamatan
Tahun 2014 ini akan dilakukan hingga 13 Februari 2104
mendatang.
Kepala Bagian (Kabag)
Administrasi Pemerintahan
Setda Garut, Jajat Darajat
mengatakan, dalam evaluasi ini pihaknya menerjunkan sebanyak tiga tim
yang akan disebar ke seluruh kecamatan tersebut.
Tim Evaluasi akan dipimpin
oleh Asisten Pemerintahan
Setda Garut selaku Ketua
Umum. Sedangkan aspek
penilaian, menurutnya, akan
disesuaikan dengan ketentuan dalam pasal 32 ayat 1
PP Tahun 2008 tentang kecamatan.
Menurut Jajat, kegiatan
yang merupakan agenda rutin tahunan dalam rangka
memperingati hari Jadi
Garut (HJG) ini, kecamatan
yang berhasil meraih
nilai tertinggi akan menerima penghargaan Bupati Garut berupa Pataka
Intan Kedaton sebagai bukti atas upaya yang dilakukan
pihak Kecamatan
dalam
penyelengaraan
Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di
tiap tiap Kecamatan.
“Ada beberapa bidang yang
menjadi fokus penilaian
kami, salah satunya yaitu
bidang tugas umum pemerintahan,” ujarnya, Jumat
(31/1).
Menurutnya, pada bidang
ini terdapat beberapa poin
yang mesti dinilai, yaitu
pemberdayaan masyarakat,
koordinasi dalam upaya penyelenggaraan ketentraman
dan ketertiban, penerapan
dan penegakan UU, pemeliharaan sarana dan prasarana
fasilitas umum, serta poin
lainnya. Pada poin pemberdayaan masyarakat, pihak pemerintah kecamatan
akan dinilai dalam upayanya
mendorong partisipasi ma-
syarakat dalam perencanaan
pembangunan di lingkup kecamatannya.
“Kegiatan
musyawarah
perencanaan pembangunan
desa atau kelurahan di lingkup kecamatan pun akan ikut
dinilai. Jadi semuanya akan
dinilai, termasuk bidang
lainnya,” tambahnya.
Ditambahkan Jajat, pada
proses evaluasi tersebut
kompetensi masing-masing
camat pun akan ikut disorot. Penilaian akan difokuskan pada kemampuan dan
pemahaman camat dalam
merumuskan
kebijakan
teknis Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan kemampuan atau pemahaman
dalam melaksanakan sebagian urusan kewenangan
otonomi daerah yang dilimpahkan.
Jadi secara tidak langsung,
tutur Jajat, kemampuan atau
pemahaman setiap camat
dalam melaksanakan kewenangan otonomi daerah
yang dilimpahkan pun akan
dapat terlihat melalui evaluasi ini.
"Ada 39 dokumen pendukung yang harus dipersiapkan pihak kecamatan untuk
mendukung seluruh tahapan
evaluasi. Saya harap Pihak
Kecamatan dapat mempersiapkan semua yang sudah
disyaratkan dalam penilaian
ini," pungkasnya. (ags)
Objek Wisata Pasir Putih Memprihatinkan
Tak Sedikit pun Mendapatan Sentuhan Pemerintah Daerah
T
ak seperti objel
wisata yang berada di Garut
Tengah atau pun
Utara, hampir sebagian
besar objek wisata di daerah pesisir Selatan Garut
kurang
mendapatkan
perhatian. Salah satu contohnya objek wisata Pasir
Putih di Kecamatan Mekar Mukti Selatan Garut.
Selain minim fasilitas akses menuju objek wisata
tersebut sangat sulit.
Keluhan akan minimnya
fasilitas tersebut seperti
yang diungkapkan oleh
Nendah (24) salah seoang
pengnjung asal Kecamatan
Cisurupan Garut yang
tengah berlibur beberapa
waktu lalu. Msneurutnya,
jika objek wisata tersebut
dikelola dengan baik maka
tidak menutup kemungkinan akan banyak wisatawan yang datang.
“Dengan fasilitas seadanya saja pengunjung sudah
banyak yang datang. Apalagi dikelola dengan baik
oleh pemerintah,” katanya.
Sementara itu, menurut
Adul (34) salah seorang
pedagang makanan di lokasi wisata tersebut dia
bersama pedagang dan
masyarakat sekitar mengharapkan datangnya uluran tangan pemerintah
untuk membenahi lokasi
wisata tersebut.
Sebab, kata dia, jika kunjungan wisata ke sana sudah mulai banyak tidak
menutup
kemungkinan
lokasi tersebut akan banyak
menghasilakan pundi-pundi rupiah bagi kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
“Jika masih dibiarkan seperti ini mana ada yang mau
datang ke sini. Selain akses
jalannya sulit fasilitas pun
minim,” ujarnya. (zen)
elama Januari 2014 lalu, ratusan unggas di dua kecamatan di Kabupaten Garut,
tepatnya di wilayah Kecamatan Banyuresmi dan Kecamatan
Leuwigoong dilaporkan mati mendadak. Beruntung, penyakit yang
menyebabkan ratusan unggas mati
tersebut tidak sempat menular atau
mengganggu kesehatan warga setempat.
Kasi Kesehatan Hewan pada Dinas
Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disnakanla), Kabupaten Garut, drh Dyah Savitri mengatakan,
setelah pihaknya mendapat laporan pada Januari lalu, saat itu juga
langsung turun ke lapangan untuk
memeriksa kondisinya. Pasalnya,
ucap Dyah, kasus tersebut terjadi
di salah satu kawasan endemis flu
burung, yakni Kecamatan Banyuresmi.
Numun, jelas Dyah, berdasarkan
hasil pemeriksaan yang dilakukan,
matinya ratusan unggas yang terjadi di dua kecamatan ini disebabkan oleh penyakit saraf. Sedangkan,
angka kematian yang mencapai
ratusan itu adalah akumulasi sejak
dua bulan terakhir ini.
"Setelah dilakukan pemeriksaan,
semua unggas jenis itik yang mati
itu negatif terserang flu burung. Di
Kecamatan Banyuresmi, kematian
itik akibat terserang penyakit saraf
tersebut terjadi di dua desa. Sedangkan di Kecamatan Leuwigoong
penyakit tersebut menjangkiti satu
desa," ujarnya, Senin (3/2).
Dikatakan Dyah, penyakit yang
menjangkiti unggas-unggas tersebut biasanya terjadi pada saat
musim hujan, terutama saat intensitasnya meninggi yaitu pada bulan
November sampai Maret. Selain itu,
jelas Dyah, warga setempat pun
nampaknya sudah menduga ini
bukan flu burung karena penyakit
ini sudah biasa menjangkiti unggas setiap kali datang musim hujan.
Namun menurutnya, terkait hal itu
pihaknya sudah melakukan upaya
pencegahan di dua kawasan tersebut.
"Untuk mengantisifasi kemungkinan munculnya wabah penyakit
unggas, termasuk flu burung, kami
sudah siapkan sebanyak 10 Petugas
Participatory Disease Surveillance
Response (PDSR) dan 28 Petugas
UPTD Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Disnakanla) Kabupaten Garut," imbuhnya.
Menurut Dyah, meskipun jumlah
petugas yang disiapkan ini tidak
sebanding dengan luas Kabupaten
Garut yang memiliki 42 kecamatan
dan jumlah peternak yang mencapai ribuan. Namun, pihaknya
akan tetap bekerja sekeras mungkin dengan dukungan para relawan
serta dibantu mulai dari perangkat
pemerintah kecamatan, desa, sampai tingkat RW dan RT.
"Monitoring akan dilakukan di sejumlah tempat yang rawan penyakit
unggas, seperti wilayah Kecamatan
Banyuresmi yang pernah terjangkit
flu burung," tuturnya.
Sebelumnya pada Desember 2012
hingga Januari 2013 lalu, sekitar
2.500 unggas peliharaan ditemukan mati mendadak di wilayah Kecamatan Bayongbong, Samarang,
dan Cisurupan. Sedangkan, pada
Januari 2014, ratusan ekor unggas
juga dilaporkan mati mendadak di
Kecamatan Banyuresmi dan Leuwigoong. (ags)
Jl. Siliwangi No. 145 Tlp. 0265 - 3333777 Kota Tasikmalaya
11
8. FAKTA GARUT
olitika
MINGGU IIV JANUARI 2014
FEBRUARI
08
Dana Kampanye Demokrat Paling Besar
PBB Konsen Galakan
Pendidikan Politik
M
Saya lihat
masih kecil,
karena kalau dibagi 50
orang Caleg,
cuma berapa.
eski besar kecilnya dana kampanye yang dikeluarkan
para
calon legislatif (Caleg) dan
partai politik, tidak menjadi
jaminan target kursi yang
ditetapkan akan bisa diraih
atau tidak, namun yang jelas
nilai tersebut akan menjadi
ukuran kemampuan modal
politik para caleg dan partai
itu sendiri.
Berdasarkan laporan dana
kampanye partai politik
peserta Pemilu Tahun 2014
yang telah masuk ke Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut, tercatat dana
kampanye Partai Demokrat
paling besar dibanding partai
politik lainnya, yakni Rp 1,6
miliar. Sedangkan Partai Bulan Bintang (PBB) termiskin,
yakni hanya Rp 50 juta.
Ketua DPD Partai Demokrat
Kabupaten Garut, Achmad
Bajuri mengatakan, dana
sebesar itu dianggapnya
masih kurang untuk dana
kampanye. "Saya lihat masih
kecil, karena kalau dibagi 50
orang Caleg, cuma berapa,"
ujarnya saat dimintai komentarnya soal besarnya dana
kampanye partainya.
Politisi yang tidak mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di Pemilu April
mendatang, meski kini ia
menduduki jabatan Ketua
DPRD Garut itu, menambahkan, bahwa besarnya dana
kampanye dari para Calegnya
itu menunjukan aktifitas sosialisasi para kadernya cukup
tinggi. Ditambah mereka pun
harus membuat alat peraga
sebagai pendukung sosialisasi.
"Ya mungkin aktifitas para
caleg ini cukup banyak, mereka pun harus membuat
berbagai alat peraga, seperti
baligo dan yang lainya," imbuhnya.
Sementara itu Ketua DPC
Partai Bulan Bintang (PBB)
Kabupaten Garut, H. Ustad.
Hudan Mushafuddin membenarkan
kecilnya
dana
kampanye yang dilaporkan
ke KPU Garut. "Ya memang
segitu adanya, tapi itu kan
baru tahap awal pelaporan.
Kami tidak merekayasa data,"
tegasnya.
Namun pada laporan tahap berikutnya sambung
Hudan, nilainya akan terus
bertambah, sebab kegiatan
para Calegnya terus bertambah, bahkan katanya bisa saja
mencapai Rp 1 M, jika ke 50
Caleg PBB rata-rata menge-
luarkan
dana
sosialisasi
dan cost politiknya Rp 200
juta."Tapi saya yakin dana
kampanye PBB ini tetap akan
menjadi yang terkecil, sebab
partai kami ini masih perlu
dibantu," tambahnya.
Diakuinya, dana sebesar itu
tidak akan mencukupi untuk
bisa meraih target raihan kursi di DPRD, jika kenyataan di
lapangan sikap sebagian masyarakat yang sudah sangat
pragmatis alias sudah berani
melakukan transaksi jual beli
suara.
"Terus terang kami shok
mendapati sikap masyarakat
yang mematok harga suara.
Tapi para caleg kita sudah
diinstruksikan untuk tidak
mengikuti keinginan masyarakat seperti itu. Kita akan
tetap memberikan pemahaman dan pendidikan politik
KPU
BEBERKAN
DANA KAMPANYE
PARPOL
D
iantara
partaipartai peserta Pemilu lainnya di
Kabupaten Garut,
Partai Demokrat memiliki
sumbangan dana kampanye paling besar, yakni Rp
1.688.640.000.
Sedangkan
partai politik pemilik sumbangan dana terbesar berikutnya adalah Partai Amanat
Nasional (PAN) dengan jumlah Rp 1.654.005.000, disusul
Partai Golongan Karya (Golkar) sebesar Rp 908.900.000.
Sementara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berada di
posisi ke empat dengan jumlah Rp715.847.877. Selanjutnya Partai Kesatuan dan
Persatuan Indonesia (PKPI)
dengan jumlah dana kampanye Rp672.895.000, Berturut-turut Partai Gerindra
Rp657.400.000, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rp514.573.324,
dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebesar
Rp452.500.000.
Sementara itu, urutan kesembilan ditempati Partai
Hanura dengan jumlah dana
sumbangan kampanye Rp
175.850.000.
Selanjutnya
Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) dengan dana Rp
165.000.000, Partai Nasdem
Rp 69.750.000, dan paling
bontot ditempati Partai Bulan Bintang (PBB) sebesar
Rp50.350.000.
Kepala Bagian Hukum
dan Humas Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)
Kabupaten Garut, Dudung
Dzulkifli mengatakan, angka-angka tersebut tertera
dalam laporan sumbangan
dana kampanye partai politik di Kabupaten Garut yang
diserahkan ke KPUD Kabupaten Garut hingga 29 Desember 2013 lalu.
Menurutnya, laporan dana
sumbangan kampanye partai politik telah diatur dalam
Peraturan Komisi Pemilihan
Umum (PKPU) Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pedoman
Pelaporan Dana Kampanye
DPR, DPD, dan DPRD.
"Laporan sumbangan dana
kampanye dari partai politik tersebut telah diserahkan pada KPU Provinsi Jawa
Barat pada 28 Desember
2013 lalu," ujarnya, Jumat
(30/1).
Kami telah
menyampaikan
surat kepada
KPU. Intinya
Panwas meminta
agar KPU tegas
dalam hal laporan dana kampanye yang disampaikan oleh
partai politik
Lebih jauh Dudung mengatakan, setelah memberikan laporan sumbangan
dana kampanye tersebut,
partai politik juga harus
kembali melaporkan dana
awal kampanye sebelum
masa kampanye, paling
lambat 2 Maret 2014. Sebab
menurutnya, jika partai politik tidak menyerahkan atau
melaporkan dana awal kampanye, maka akan terancam
diskualifikasi dalam Pemilu
2014 nanti.
"Hal ini sudah diatur dalam
Peraturan Komisi Pemilihan
Umum (PKPU) Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelanggaran Dana Kampanye DPR, DPD, Dan DPRD,"
ucapnya.
Terpisah, Panitia pengawas
Pemilu (Panwaslu) kabupaten Garut, Asep Nurjaman
mengatakan, bila dilihat
secara administratif, laporan dana kampanye yang
diserahkan semua partai
peserta Pemilu 2014 itu dinilai masih belum memenuhi
ketentuan. ketentuan yang
dimaksud adalah Peraturan
Komisi Pemilihan Umum
(PKPU) Nomor 17 Tahun
2013 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye
DPR, DPD dan DPRD.
"Pada umumnya partai
politik peserta Pemilu 2014
ini dalam pelaporan dana
kampanye kepada KPU secara administratif belum
memenuhi
ketentuan,"
ujarnya, Jumat (30/1).
Menurut Asep, hal itu disebabkan karena dalam laporan dana kampanye yang
diserahkan partai politik
tersebut, yang dilaporkan
baru sebatas nama penyumbang dan jumlah dana yang
disumbangkan saja. Padahal, tuturnya, berdasarkan
PKPU Nomor 17 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelaporan
Dana Kampanye DPR, DPD,
dan DPRD, selain mencantumkan nama penyumbang
dan jumlah dana yang disumbangkan, juga secara
detail mesti dicantumkan
alamat jelas, kelompok atau
perusahaan yang menyumbang, serta nomor wajib
pajak.
Dengan demikian, jelas
Asep, pihaknya berkesimpulan bahwa partai politik
di Kabupaten Garut pada
umumnya dapat dikatakan
telah menyalahi aturan
PKPU Nomor 17 Tahun
2013.
"Kami telah menyampaikan surat kepada KPU. Intinya Panwas meminta agar
KPU tegas dalam hal laporan dana kampanye yang
disampaikan oleh partai
politik," ucapnya.
Asep juga mengimbau
agar partai potik peserta
Pemilu 2014 di Kabupaten
Garut mentaati Peraturan
Komisi Pemilihan Umum
(PKPU). (ags)
kepada masyarakat, bahwa
kita ini nyaleg bukan untuk
mencari materi, tapi ingin
mengabdi. Dan saya yakin
masih banyak masyarakat
yang tidak pragmatis," paparnya.
Meski demikian, dirinya
menyadari dalam berpolitik memerlukan cost politik,
namun tidak untuk melakukan money politic. Terlebih
pimpinan pusat partai telah
menanamkan prinsip Mudah, murah, menang. Untuk
itu para calegnya diarahkan
untuk melakukan pendekatan dengan bersilaturahmi
dan memberikan pendidikan
poilitik.
Adapun target kursi di DPRD
Garut yang dipatoknya, cukup lima kursi dengan asumsi satu daerah pemilihan
meraih satu kursi. (as)
Kita akan
tetap memberikan pemahaman dan
pendidikan
politik kepada
masyarakat.
Hidup adalah tantangan, pengorbanan dan
pengabdian. Oleh karena itu, saya selalu
tertantang untuk melakukan pengabdian walau harus disertai pengorbanan selama saya
menjalani setiap apa yang dipercayakan
Allah pada saya.
Iwan Ridwan,SE
Menjadi Wakil Rakyat
Dibuktikan dengan Karya Nyata
A
nggota DPRD Kota Tasikmalaya dari Partai Demokrat ini
memang dikenal low profil
dilingkungannya, di kawasan
Gunung Ceuri Keluraharan Tugaraja,
Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Selama menjadi anggota dewan,
pria berkacamata yang kini duduk
di Komisi IV itu, banyak pihak menilai sepak terjangnya selama menjadi
wakil rakyat, tidak sedikit program
dan perhatiannya kepada masyarakat
ia wakafkan untuk kepentingan orang
banyak. Sosoknya yang santun dan
dikenal cukup dekat dengan masyarakat ini, tetap berpedoman dan memiliki prinsip yang teguh, menjadi wakil
rakyat itu sebuah pengabdian yang
tulus.
Itulah
sekelumit
sosok
Iwan
Ridwan,SE dalam menjalankan aktifitasnya sebagai anggota dewan. Tidak
ada yang tak tahu sepak terjang selama
melaksanakan pengabdiannya kepada
masyarakat. Ia terkenal perhatian dan
tak kenal kompromi terkait masalah
rakyat, baginya sejak dilantik sebagai
anggota dewan, maka sejak saat itu kehidupannya adalah milik rakyat, tidak
hanya sebatas konstituen, akan tetapi
seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya.
Walaupun saat ini Partai Demokrat
boleh dikatakan sedang terjadi krisis
kepercayaan, karena beberapa kader
petingginya terlibat kasus korupsi
khususnya di tingkat nasional, namun
bagi Iwan ini adalah sebuah tantangan, dan ujian ini harus bisa disikapi
dan di imbangi dengan program karya
nyata pro rakyat yang dapat menyentuh langsung warganya, khususnya di
daerah. “Masyarakat tidak akan yakin
tanpa ada karya nyata yang kita buktikan pada mereka. Oleh karena itu,
saya akan berusaha berbuat untuk
masyarakat dan membuktikan bahwa
pilihan politiknya juga mampu berbuat yang lebih baik untuk masyarakat
Kota Tasikmalaya,” ungkapnya.
“Walaupun partai saya tidak berjargon agama, Insya Allah saya akan
berusaha berbuat sesuatu hal yang baik
untuk kemajuan agama saya, atau walaupun beroposisi dengan pemerintah
kota saya yakin bisa ikut berpartisipasi
dalam pembangunan,” ujar Iwan lagi.
Akhirnya atas keuletan membesarkan Partai Demokrat, Iwan Ridwan
benar-benar dibesarkan rakyat juga,
ia untuk pertama kali terpilih menjadi
wakil rakyat pada pemilu 2009 untuk
DPRD Kota Tasikmalaya di Dapil Cihi-
deung – Tawang saat itu, dari sinilah ia
benar-benar membuktikan karya nyata kepada masyarakat yang ia wakili.
Iwan menjelaskan, selama menjadi
anggota dewan ia selalu memprioritaskan program-program pro rakyat, karena
menurutnya target utama dari pembangunan adalah masyarakat menengah ke
bawah, oleh karena itu mereka lah yang
paling pantas diperjuangkan.
Selain itu, selama menjadi anggota
dewan ia tidak menghilangkan sikap
kerakyatannya. Karena menurutnya,
ia hanyalah orang biasa yang diamanahkan untuk mewakili mereka
(rakyat). Oleh sebab itu, Iwan tidak
pernah canggung untuk berbaur dengan mereka, selalu meluangkan waktu
untuk sekedar ngopi atau “nongkrong
“sekaligus untuk menampung aspirasi
masyarakat.
“Orang lain menuduh anggota dewan hanya akan ramah kalau akan
memasuki tahun politik, maka saya
tidak canggung-canggung untuk ikut
berbaur dengan masyarakat, karang
taruna, mengikuti beberapa pengajian, kerja bhakti kebersihan, membantu masyarakat yang membutuhkan
perhatiannya, atau sekedar berkumpul dengan tukang becak walapun
bukan masa kampanye, karena pada
dasarnya saya juga berasal dari mereka,” lanjut Anggota Dewan ini yang
tempat tinggalnya masih mengontrak
di daerah Tuguraja.
Terpilihnya Iwan menjadi anggota
DPRD Kota Tasikmalaya pada Pemilu
Legislatif tahun 2009 lalu, ternyata tidak lantas membuat ia jumawa dan
sombong, karena baginya menjadi
wakil rakyat sebuah tantangan yang
harus diperjuangkan, dan tak jarang
juga dengan pengorbanan serta dipertanggungjawabkan.
“Sikap saya tidak berubah, saya tetap
Iwan yang dulu, rumah kontrakan
saya selalu terbuka terhadap siapapun. Bahkan, tak jarang saya melayani setiap masyarakat yang datang ke
rumah. Ada tokoh pemuda, masyarakat biasa, pengurus masjid dan mahasiswa. Mereka yang membesarkan
saya maka saya juga wajib membesarkan mereka,” ujarnya lagi.
Pengabdian Iwan Ridwan di DPRD
Kota Tasikmalaya Barat ternyata diapresiasi masyarakat khususnya di daerah pemilihannya Cihideung, Tawang,
Bungursari untuk maju kembali pada
pemilu legislatif pada 2014. Atas dorongan dan dukungan itu pula lah Iwan
didesak oleh masyarakat diwilayahnya,
karena program-program Iwan selama
menjadi Anggota DPRD terasa menyentuh kepada masyarakat khususnya
lapisan bawah. Masyarakat menilai sosok Iwan adalah figur yang tepat untuk
mengemban amanat masyarakat. Seperti yang di utarakan salah satu tokoh
masyarakat Gunung Ceuri Tuguraja,
H Apendi Saefudin yang mengaku sosok Iwan Ridwan masih dibutuhkan
oleh warga saat ini. “Selama menjadi
anggota dewan, pak Iwan begitu besar perhatiannya kepada masyarakat,
tidak sedikit masyarakat merasa terbantu olehnya. Sosoknya yang santun,
keberpihakannya kepada rakyat kecil
dan dekat dengan lapisan masyarakat
adalah modal utamanya sehingga masih dipercaya warga,” ungkap purnawirawan TNI AD ini kepada wartawan.
Hal senada disampaikan Asep Saprulloh, warga Bungursari yang melihat sosok
Iwan adalah sosok wakil rakyat yang peduli terhadap lingkungan. “Masih muda,
energik dan tidak neko neko hidupnya,
ditambah dengan pengalamannya yang
sudah teruji dalam memperjuangkan aspirasi rakyat,” ungkap Asep.
Demikian pula yang dituturkan
ibu rumah tangga asal Cikalang Kecamatan Tawang. Kepada Fakta,
Ny.Yuliawati ini berharap agar Iwan
Ridwan mampu memperjuangkan
aspirasi kaum perempuan, terutama
bagi para ibu rumah tangga. “Sosok
kang Iwan memang dikalangan wanita cukup familiar. Disamping santun
orangnya, ia juga merupakan figur
wakil rakyat yang terlihat tidak ambisius dalam pencalonannya kembali,
biasanya figur yang seperti inilah calon
wakil rakyat yang tidak akan macam
macam,” tutur ibu ini yang enggan
menjelaskan lebih gamblang.
“Jika saya terpilih kembali, Insya Allah saya akan berusaha memberikan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat yang belum pernah diberikan oleh
wakil di dapil saya selama ini. Saya
ingin membuktikan kembali, bahwa
wakil rakyat dari dapil 1 nomor urut
2 dari Partai Demokrat ini, Insya Allah
dengan kemampuan saya yang maksimal, mampu berbuat lebih untuk
dapil saya khususnya dan umumnya
kemajuan Kota Tasikmalaya di masa
mendatang,” ujarnya.
Intinya saya berusaha akan menjadi
wakil yang amanah dan jauh dari sikap
orang seperti “Fathonah,” tutup Iwan
setengah bercanda. (ton/rian)