SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
biologi



Fenotipe
Genotipe
Tautan
Dihibrid
Monohibrid
Alel
Homozigot
Heterozigot
Prinsip Hereditas



                     Hukum Pewarisan Sifat




   Hukum I Mendel                                Hukum II Mendel

            Dipelajari pada                                 Dipelajari pada
Persilangan Mono Hibrid                       Persilangan Mono Dihibrid

                          Keturunan normal
Jika terjadi

                 Penyimpangan semu hukum Mendel

                                 Dapat berupa


Interaksi gen   Interaksi sel         Tautan      Pindah silang
1). Hukum 1 Mendel
        Mendel diakui sebagai Bapak Genetika karena di anggap sebagai
 penemu prinsip dasar penurunan sifat (hereditas) yg sering dikenal dengan
 hukum Mendel. Dalam percobaannhya, Mendel menanam tanaman kacang
 ercis (Pisum sativum) dan memeriksa keturunan-keturunannya. Keputusan
 Mendel untuk menggunakan kacang ercis sebagai bahan percobaannya
 sangat tepat, karena tanaman ini kuat dan tumbuh dengan cepat. Daun
 bunga seluruhnya menutupi organ-organ seksnya sehingga serangga
 jarang dapat masuk ke dalam organ-organ seksnya dan akan terjadi
 penyerbukan sendiri. Agar dapat terjadi penyerbukan silang, Mendel
 membuka kuncup-kuncupnya dan membuang benang sari sebelum
 masak,kemudian menyapu nyapukan serbuk sari dari tanaman lain pada
 putik.
        Keuntungan yang lain adalah kacang ercis ini banyak menghasilkan
 keturunan varietas yang berlainan secara nyata. Di antara varietas kacang
 ercis memiliki pasangan sifat beda yang menonjol.
Simbol-simbol Persilangan
1). Hibrid         : hasil persilangan dari dua individu dengan sifat beda.

2). Dominan      : sifat yang menang, sifat ini menggunakan simbol huruf besar
misalnya HH (halus) dan KK (kuning).

3). Resesif         : sifat yang kalah, diberi smbol huruf kecil misalnya hh
(kasar),kk (hijau).

4). Intermediet  : sifat di antara dominan dan resesif misalnya merah adalah
dominan (M), sedangkan putih adalah resesif (m), mka merah muda adalah
intermediet (Mm)

5). Genotipe       : merupakan sifat yg ditentukan oleh gen, misalnya MM,mm

6). Fenotipe      : sifat yg muncul dari luar karena adanya akibat dari hubungan
antara faktor genotipe dan lingkungannya.

7). Homozygot      : merupakan bentuk dari gen yg sama pada pasangan
kromosom homolog, misalnya gen K mempunyai alel k sehingga gen dan alel
ditulis KK dan kk.

8). Heterozygot    : individu yg mempunyai pasangan gen dan alel yg tdak sama,
   Sebelum melakukan percobaannya, tanaman kacang
    ercis melakukan penyerbukan sendiri sehingga
    mendapatkan varietas galur murni. Stelah
    mendapatkannya maka Mendel baru melakukan
    percobaannya dengan satu sifat beda untuk setiap
    persilangannya. Misalnya, mempersilangkan antara
    kacang ercis berbiji bulat dengan berbiji keriput. Hasil
    persilangannya menghasilkan keturunan kacang ercis
    berbii bulat, dan hasilnya terlihat muncul satu sifat beda
    lainnya dan menghasilkan 7 macam sifat beda. Dari
    hasil pengmatannya pada keturunan pertama (F1)
    menunjukan ciri-ciri yg sama dengan salah satu
    induknya. Hal itu dapat dilihat pada tabel 5.2
1). Batang panjang><batang            Batang panjang
  pendek
2). Bunga di kerak                    Bunga di kerak batang
  batang><bunga di
  ujung batang
3). Polong halus><polong              Polong halus
  berlekuk
4). Polong hijau><polong kuning
                                      Polong hijau
5). Kulit biji berwarna><kulit biji
  putih
                                      Kulit biji berwarna
6). Biji bulat><biji keriput
7). Biji kuning><biji hijau
                                      Biji bulat
                                      Biji kuning
unyi hukum 1 Mendel : “pada peristiwa pembentukan gamet,gen yg merupakan
sangannyamemisah secara bebas.”

esimpulan hukum Mendel 1 :

 Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yg dinamakn
n, yaitu satu faktor dari induk jantan dan satu faktor dari induk betina.

 Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya bu
au kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel.

Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor
minan akan menutup faktor resesif.

 Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses miosis, pasangan faktor atau masing-
asing alel akan memisah secara bebas.

 Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau rese
ja.
   Pada saat periode yang sama Mendel menyelidiki pewarisan, ia juga
    menyilangkan tanaman ercis yang brbeda dalam dua sifat, persilangan ini
    dinamakan persilangan dihibrid. Mendel menyilangkan varietas ercis berbiji
    bulat berwarna kuning dengan varietas ercis berbiji keriput berwarna hijau.
    ◦ Keturunan pertama (F1) menghasilkan keturunan berbiji bulat warna
       kuning. Kemudian Mendel menyilangkan antara F1 yang menghasilkan
       keturunan F2 sebagai berikut :
           315 varietas ercis berbiji bulat kuning
           101 varietas ercis berbiji keriptu kuning
           108 varietas ercis berbiji bulat hijau
           32       varietas ercis berbiji keriput hijau
          Jika kita amati perbandingan antara tanaman tersebut yaitu
             perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat
             hijau : keriput hijau = 9:3:3:1.
BK       Bk       bK       bk
BK   1). BBKK 2). BBKk 3).      4). BbKk
                       BbKK
Bk   5). BBKk 6). BBkk 7). BbKk 8). Bbkk
bK   9). BbKK 10). BbKk 11).    12). bbKk
                        bbKK
bk   13). BbKk 14).Bbkk 15).    16). bbkk
                        bbKK
Sutton adalah orang yang pertama kali mendalami masalah pola-pola hereditas
berpendapat sebagai berikut.

1). Jumlah kromosom yang terkandung dalam sel telur dan sel sperma adalah sama,
yaitu masing-masing setengah jumlah kromosom yang di kandung oleh setiap sel
induknya.

2). Organisme hasil pembuahan bersifat diploid (setiap selnya mengandung 2
perangkat kromosom)

3). Dalam peristiwa miosis, yaitu kedua perangkat kromosom memisah secara bebas
dan mengelompok secara bebas dengan kromosom lain yang bukan homolognya.

4). Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap, gen sebagai satu kesatuan
faktor penurunan sifat adalah mantap walaupun mengalami peristiwa mitosis atau
miosis.
Pada ayam di kenal 4 macam bentuk pial (jengger), yaitu :
a.   Pial gerigi (ros)
b.   Pial biji (pea)
c.   Pial bilah (single)
d.   Pial sumpel (walnut).

         Sifat pial biji adalah resesif, baik terhadap pial gerigi (ros) maupun terhadap pial biji
   (pea). Pial-pial tersebut dapat disilangkan satu sama lain sebagai berikut.
a. Apabila ayam berpial gerigi galur murni disilangkan dengan ayam berpial bilah, maka F1 100%
   berpial gerigi dan F2 terdiri atas 75% gerigi dan 25% bilah. Ini berarti bahwa pial gerigi dominan
   terhadap pial bilah.
b. Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi bilah, maka F1
   100% berpial biji dan F2 terdiri atas 75% berpial biji dan 25% bilah ini berarti bahwa pial biji
   dominan terhadap pial bilah.
c. Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi galur murni, maka
   F1 100% berpial sumpel (walnut). Jadi sifat pialnya berbeda dengan induk jantan maupun
   induk betina. Sedangkan pada F2-nya diperoleh 4 macam fenotipe dengan perbandingan
   sebagai berikut pial sumpel : pial gerigi : pial biji : pial bilah = 9:3:3:1.
Penyimpangan disini tdak menyangkut perbandingan fenotipe pada F2 tetapi muncul 2 sifat baru
   yang berbeda dengan kedua induknya, yaitu sumpel dan bilah.
2. POLIMERI

          Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda yang
berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ tubuh yang
sama dari suatu organisme disebut polimeri.
          Pada salah satu percobaannya, Nelson Ehle, menyilangkan gandum
berbiji merah dengan gandum berbiji putih, fenotipe F1 semua berbiji merah tetapi
tdak semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-olah terjadi peristiwa dominan tdak
penuh, sedangkan pada F2 diperoleh keturunan dengan ratio fenotipe 15 merah dan
1 putih adalah berasal dari penggabungan (9+3+3):1, berwarna merah dan 4 variasi
yaitu merah tua, merah sedang, merah muda, dan merah muda sekali, sedangakn
berwarna putih hanya ada 1 variasi, maka percobaan ini dikatakan bahwa
pembastaran tersebut adalah dihibrida dan dua pasang alel yang berlainan tadi sama-
sama mempengaruhi sifat yang sama yaitu warna bunga.
          Apabila gen yang menimbulkan pigmen merah diberi simbol M1 dan M2, alel
yang mengakibatkan tdak terbentuknya warna diberi simbol m1 dan m2.
Epistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi antara gen
dominan mengalahkan gen lainnya yang bukan sealel. Gen dominan yang
menutup gen dominan lainnya disebut epistasis dan gen dominan yang
tertutup itu disebut hipostasis.
Nelson Ehle mengadakan percobaan persilangan dengan objek tanaman
gandum. Gandum berkulit biji hitam disilangkan dengan gandum berkulit
putih kuning. Hasilnya (F1) 100% berkulit biji hitam. Pada F2 dengan
fenotipe 75% hitam dan 25% kuning, hasil yg diperoleh mempunyai
perbadingan sebagai berikut 12 hitam : 3 kuning : 1 putih. Persilangan ini
mirip prinsip Mendel yaitu (9+3) : 3 : 1.
Setelah dianalisis, ternyata gen yang menimbulkan pigmentasi hitam dan
kuning berdiri sendiri-sendiri dan keduanya merupakan faktor dominan
terhadap faktor putih. Jadi, gen H (hitam) dominan terhadap h (putih) gen
K (kuning) dominan terhadap k (putih).
P    HHkk ><          hhKK
Hitam         Kuning
Gamet           Hk       hK

F1 HhKk
Hitam
A                   a               P                       p
B                   b
                                    Q                       q
C                   c                                       r
                                    R
D                   d
                                    S                       s
E                   e                        PQRS
                                              pqrs
F                   f
     ABCDEF
      abcdef

    Gambar 5.6 Gen dan alel yang terletak pada sepasang kromosom
Pada peristiwa miosis, kromatid yang berdekatan dari kromosom
homolog tidak selalu belajar berpasangan dan beraturan, tetapi kadang-
kadang saling melilit satu dengan lainnya. Hal ini menyebabkan sering
terjadi sebagian gen-gen suatu kromatid tertukar dengan gen-gen kromatid
homolognya. Peristiwa ini disebut dengan Pindah silang (crossing over).
      Pada pembelahan miosis, sel-sel yang mengadakan pembelahan
bergenotipe AaBb. Gen A bertaut dengan gen B, sedangkan gen a bertaut
dengan gen b. Apabila tidak terjadi peristiwa pindah silang maka sel-sel
anakan yang terbentuk akan mempunyai susunan gen AB dab ab dengan
rasio 50%:50% atau 1:1 yang semuanya terdiri atas kombinasi parental
(KP). Tetapi, apabila sebagian sel yang membelah mengalami pindah
silang maka di samping kombinasi parental, akan terbentuk pula
rekombinan atau kombinasi baru (RK) yang frekuensinya masing-masing
ditentukan oleh frekuensi sel yang mengalami pindah silang.
      Selama miosis, pindah silang dapat terjadi antara gen-gen dalam
kromosom yang sama. Jumlah pindah silang yang terjadi tergantung pada
jarak antara gen-gen itu.
BIOLOGI EXACT XII IPA




      FARHA RAHMATIKA_324

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditaskth97jjk
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelhnffunnisa
 
PPT Interaktif Hukum Mendel
PPT Interaktif Hukum MendelPPT Interaktif Hukum Mendel
PPT Interaktif Hukum Mendelnabilaaanbl
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)AlImamIslamicSchool
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibridaRizki Putrii
 
Peluang Dalam Pewarisan Sifat
Peluang Dalam Pewarisan SifatPeluang Dalam Pewarisan Sifat
Peluang Dalam Pewarisan Sifattundungmemolo
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismailismail fizh
 
Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditasvigaoliv
 
Persilangan monohibrid
Persilangan monohibridPersilangan monohibrid
Persilangan monohibriddefiyandini
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPATezzara Clara Sutjipto
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Muhamad Toha
 

La actualidad más candente (20)

POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT POLA PEWARISAN SIFAT
POLA PEWARISAN SIFAT
 
Power poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendelPower poiint-hukum-mendel
Power poiint-hukum-mendel
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Penyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendelPenyimpangan semu hukum mendel
Penyimpangan semu hukum mendel
 
PPT Interaktif Hukum Mendel
PPT Interaktif Hukum MendelPPT Interaktif Hukum Mendel
PPT Interaktif Hukum Mendel
 
POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)
POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)
POLA HEREDITAS (BIOLOGI SMA)
 
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
Kls 9 pewarisan_sifat_(_26_agst_2020)
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
 
Prinsip genetika2
Prinsip genetika2Prinsip genetika2
Prinsip genetika2
 
Buku xii bab 4
Buku xii bab 4Buku xii bab 4
Buku xii bab 4
 
Arinda (autosaved)
Arinda (autosaved)Arinda (autosaved)
Arinda (autosaved)
 
Peluang Dalam Pewarisan Sifat
Peluang Dalam Pewarisan SifatPeluang Dalam Pewarisan Sifat
Peluang Dalam Pewarisan Sifat
 
Pola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas IsmailPola Pola Hereditas Ismail
Pola Pola Hereditas Ismail
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Hukum mendel
Hukum mendelHukum mendel
Hukum mendel
 
Penyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola HereditasPenyimpangan Pola Hereditas
Penyimpangan Pola Hereditas
 
Book slide
Book slideBook slide
Book slide
 
Persilangan monohibrid
Persilangan monohibridPersilangan monohibrid
Persilangan monohibrid
 
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPABab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
Bab 5 pola pola hereditas kelas XII SMA IPA
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
 

Destacado

Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)
Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)
Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)Araldo dei Sacri Cuori
 
Tabla de especificaciones intermedia lenguaje primer año básico
Tabla de especificaciones intermedia  lenguaje primer año básicoTabla de especificaciones intermedia  lenguaje primer año básico
Tabla de especificaciones intermedia lenguaje primer año básicoPaola Molina
 
PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1
PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1
PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1Jazilah Aida
 
Bab 2 tegasan suhu & bar majmuk.
Bab 2   tegasan suhu & bar majmuk.Bab 2   tegasan suhu & bar majmuk.
Bab 2 tegasan suhu & bar majmuk.Jazilah Aida
 
MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記
MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記
MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記Kentaro Yoshida
 
Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記
Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記
Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記Kentaro Yoshida
 
Fluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasual
Fluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasualFluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasual
Fluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasualKentaro Yoshida
 
MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"
MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"
MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"Kentaro Yoshida
 
PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2
PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2
PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2Jazilah Aida
 
MySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearch
MySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearchMySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearch
MySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearchKentaro Yoshida
 
トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編
トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編
トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編Kentaro Yoshida
 
Hivemallで始める不動産価格推定サービス
Hivemallで始める不動産価格推定サービスHivemallで始める不動産価格推定サービス
Hivemallで始める不動産価格推定サービスKentaro Yoshida
 
Fluentdのお勧めシステム構成パターン
Fluentdのお勧めシステム構成パターンFluentdのお勧めシステム構成パターン
Fluentdのお勧めシステム構成パターンKentaro Yoshida
 
MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」
MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」
MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」Kentaro Yoshida
 
ElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウ
ElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウ
ElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウKentaro Yoshida
 

Destacado (16)

Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)
Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)
Araldo dei Sacri Cuori (Mese Gennaio e Febbraio 2013)
 
Tabla de especificaciones intermedia lenguaje primer año básico
Tabla de especificaciones intermedia  lenguaje primer año básicoTabla de especificaciones intermedia  lenguaje primer año básico
Tabla de especificaciones intermedia lenguaje primer año básico
 
PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1
PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1
PB201- ENTREPRENEUSHIP Chapter 1
 
Bab 2 tegasan suhu & bar majmuk.
Bab 2   tegasan suhu & bar majmuk.Bab 2   tegasan suhu & bar majmuk.
Bab 2 tegasan suhu & bar majmuk.
 
MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記
MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記
MySQL 5.6への完全移行を実現したTritonnからMroongaへの移行体験記
 
Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記
Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記
Tritonn (MySQL5.0.87+Senna)からの mroonga (MySQL5.6) 移行体験記
 
Fluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasual
Fluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasualFluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasual
Fluentdベースのミドルウェア"Yamabiko"でMySQLのテーブルをElasticsearchへレプリケートする話 #fluentdcasual
 
MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"
MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"
MySQLと組み合わせて始める全文検索プロダクト"elasticsearch"
 
PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2
PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2
PB201 - ENTREPRENEUSHIP Chapter 2
 
MySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearch
MySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearchMySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearch
MySQLユーザ視点での小さく始めるElasticsearch
 
トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編
トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編
トレジャーデータ 導入体験記 リブセンス編
 
Hivemallで始める不動産価格推定サービス
Hivemallで始める不動産価格推定サービスHivemallで始める不動産価格推定サービス
Hivemallで始める不動産価格推定サービス
 
Fluentdのお勧めシステム構成パターン
Fluentdのお勧めシステム構成パターンFluentdのお勧めシステム構成パターン
Fluentdのお勧めシステム構成パターン
 
Universal holiday centre
Universal holiday centreUniversal holiday centre
Universal holiday centre
 
MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」
MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」
MySQL Casual Talks Vol.4 「MySQL-5.6で始める全文検索 〜InnoDB FTS編〜」
 
ElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウ
ElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウ
ElasticSearch+Kibanaでログデータの検索と視覚化を実現するテクニックと運用ノウハウ
 

Similar a Pewarisan sifat 2

BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxXIISMANSADAIPS
 
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfPpt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfWandraApriyoza
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxTaufikMunkinaza
 
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Devia Rahayu
 
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxavita12
 
Penelitian gregory mendel
Penelitian gregory mendelPenelitian gregory mendel
Penelitian gregory mendelKamel Yusuf
 
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptxSalinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptxDidaParidAbdullah
 
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptxBab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptxdinabudiono1
 
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptxbudin9
 
Bab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifatBab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifatdionadya p
 
Praktikum iii mandel ii (mawar)
Praktikum iii mandel ii (mawar)Praktikum iii mandel ii (mawar)
Praktikum iii mandel ii (mawar)aris trea
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanAswin Ndraha
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxNairaParsa
 
Bab 3 Pewarisan Sifat.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat.pptxBab 3 Pewarisan Sifat.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat.pptxIrwanPriyanto5
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola HereditasDa Idaa
 
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan MonohibridTeori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibridsafirards12
 

Similar a Pewarisan sifat 2 (20)

BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptxBAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
BAB 5 POLA PEWARISAN SIFAT PADA HUKUM MENDEL dan BAB 6 POLA-POLA HEREDITAS.pptx
 
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdfPpt kelompok 2 Genetika 2.pdf
Ppt kelompok 2 Genetika 2.pdf
 
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptxPERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
PERSILANGAN MONOHIBRIDA.pptx
 
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
Hukum i medel (zulfatun mahmudah)
 
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptxhukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
hukum_mendel_1_monohibrid_intermediet.pptx
 
Penelitian gregory mendel
Penelitian gregory mendelPenelitian gregory mendel
Penelitian gregory mendel
 
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptxSalinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
Salinan Bab Pewarisan Sifat dan kelainan genetik.pptx
 
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptxBab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat coretan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 3 - www.ilmuguru.org.pptx
 
hukum mendel
hukum mendelhukum mendel
hukum mendel
 
Bab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifatBab 6 ~ Pewarisan sifat
Bab 6 ~ Pewarisan sifat
 
Praktikum iii mandel ii (mawar)
Praktikum iii mandel ii (mawar)Praktikum iii mandel ii (mawar)
Praktikum iii mandel ii (mawar)
 
Biologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhanBiologi pertumbuhan
Biologi pertumbuhan
 
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptxBab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
Bab 5 Pola-pola Hereditas. coret.pptx
 
Bab 3 Pewarisan Sifat.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat.pptxBab 3 Pewarisan Sifat.pptx
Bab 3 Pewarisan Sifat.pptx
 
Mendelisme1
Mendelisme1Mendelisme1
Mendelisme1
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan MonohibridTeori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
Teori Genetika Mendel dan Persilangan Monohibrid
 
Ppt evolusi kel 3
Ppt evolusi kel 3Ppt evolusi kel 3
Ppt evolusi kel 3
 

Pewarisan sifat 2

  • 2. Prinsip Hereditas Hukum Pewarisan Sifat Hukum I Mendel Hukum II Mendel Dipelajari pada Dipelajari pada Persilangan Mono Hibrid Persilangan Mono Dihibrid Keturunan normal
  • 3. Jika terjadi Penyimpangan semu hukum Mendel Dapat berupa Interaksi gen Interaksi sel Tautan Pindah silang
  • 4. 1). Hukum 1 Mendel Mendel diakui sebagai Bapak Genetika karena di anggap sebagai penemu prinsip dasar penurunan sifat (hereditas) yg sering dikenal dengan hukum Mendel. Dalam percobaannhya, Mendel menanam tanaman kacang ercis (Pisum sativum) dan memeriksa keturunan-keturunannya. Keputusan Mendel untuk menggunakan kacang ercis sebagai bahan percobaannya sangat tepat, karena tanaman ini kuat dan tumbuh dengan cepat. Daun bunga seluruhnya menutupi organ-organ seksnya sehingga serangga jarang dapat masuk ke dalam organ-organ seksnya dan akan terjadi penyerbukan sendiri. Agar dapat terjadi penyerbukan silang, Mendel membuka kuncup-kuncupnya dan membuang benang sari sebelum masak,kemudian menyapu nyapukan serbuk sari dari tanaman lain pada putik. Keuntungan yang lain adalah kacang ercis ini banyak menghasilkan keturunan varietas yang berlainan secara nyata. Di antara varietas kacang ercis memiliki pasangan sifat beda yang menonjol.
  • 5. Simbol-simbol Persilangan 1). Hibrid : hasil persilangan dari dua individu dengan sifat beda. 2). Dominan : sifat yang menang, sifat ini menggunakan simbol huruf besar misalnya HH (halus) dan KK (kuning). 3). Resesif : sifat yang kalah, diberi smbol huruf kecil misalnya hh (kasar),kk (hijau). 4). Intermediet : sifat di antara dominan dan resesif misalnya merah adalah dominan (M), sedangkan putih adalah resesif (m), mka merah muda adalah intermediet (Mm) 5). Genotipe : merupakan sifat yg ditentukan oleh gen, misalnya MM,mm 6). Fenotipe : sifat yg muncul dari luar karena adanya akibat dari hubungan antara faktor genotipe dan lingkungannya. 7). Homozygot : merupakan bentuk dari gen yg sama pada pasangan kromosom homolog, misalnya gen K mempunyai alel k sehingga gen dan alel ditulis KK dan kk. 8). Heterozygot : individu yg mempunyai pasangan gen dan alel yg tdak sama,
  • 6. Sebelum melakukan percobaannya, tanaman kacang ercis melakukan penyerbukan sendiri sehingga mendapatkan varietas galur murni. Stelah mendapatkannya maka Mendel baru melakukan percobaannya dengan satu sifat beda untuk setiap persilangannya. Misalnya, mempersilangkan antara kacang ercis berbiji bulat dengan berbiji keriput. Hasil persilangannya menghasilkan keturunan kacang ercis berbii bulat, dan hasilnya terlihat muncul satu sifat beda lainnya dan menghasilkan 7 macam sifat beda. Dari hasil pengmatannya pada keturunan pertama (F1) menunjukan ciri-ciri yg sama dengan salah satu induknya. Hal itu dapat dilihat pada tabel 5.2
  • 7. 1). Batang panjang><batang Batang panjang pendek 2). Bunga di kerak Bunga di kerak batang batang><bunga di ujung batang 3). Polong halus><polong Polong halus berlekuk 4). Polong hijau><polong kuning Polong hijau 5). Kulit biji berwarna><kulit biji putih Kulit biji berwarna 6). Biji bulat><biji keriput 7). Biji kuning><biji hijau Biji bulat Biji kuning
  • 8. unyi hukum 1 Mendel : “pada peristiwa pembentukan gamet,gen yg merupakan sangannyamemisah secara bebas.” esimpulan hukum Mendel 1 : Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yg dinamakn n, yaitu satu faktor dari induk jantan dan satu faktor dari induk betina. Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya bu au kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel. Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor minan akan menutup faktor resesif. Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses miosis, pasangan faktor atau masing- asing alel akan memisah secara bebas. Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau rese ja.
  • 9. Pada saat periode yang sama Mendel menyelidiki pewarisan, ia juga menyilangkan tanaman ercis yang brbeda dalam dua sifat, persilangan ini dinamakan persilangan dihibrid. Mendel menyilangkan varietas ercis berbiji bulat berwarna kuning dengan varietas ercis berbiji keriput berwarna hijau. ◦ Keturunan pertama (F1) menghasilkan keturunan berbiji bulat warna kuning. Kemudian Mendel menyilangkan antara F1 yang menghasilkan keturunan F2 sebagai berikut :  315 varietas ercis berbiji bulat kuning  101 varietas ercis berbiji keriptu kuning  108 varietas ercis berbiji bulat hijau  32 varietas ercis berbiji keriput hijau Jika kita amati perbandingan antara tanaman tersebut yaitu perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput hijau = 9:3:3:1.
  • 10. BK Bk bK bk BK 1). BBKK 2). BBKk 3). 4). BbKk BbKK Bk 5). BBKk 6). BBkk 7). BbKk 8). Bbkk bK 9). BbKK 10). BbKk 11). 12). bbKk bbKK bk 13). BbKk 14).Bbkk 15). 16). bbkk bbKK
  • 11. Sutton adalah orang yang pertama kali mendalami masalah pola-pola hereditas berpendapat sebagai berikut. 1). Jumlah kromosom yang terkandung dalam sel telur dan sel sperma adalah sama, yaitu masing-masing setengah jumlah kromosom yang di kandung oleh setiap sel induknya. 2). Organisme hasil pembuahan bersifat diploid (setiap selnya mengandung 2 perangkat kromosom) 3). Dalam peristiwa miosis, yaitu kedua perangkat kromosom memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas dengan kromosom lain yang bukan homolognya. 4). Bentuk dan identitas setiap kromosom adalah tetap, gen sebagai satu kesatuan faktor penurunan sifat adalah mantap walaupun mengalami peristiwa mitosis atau miosis.
  • 12. Pada ayam di kenal 4 macam bentuk pial (jengger), yaitu : a. Pial gerigi (ros) b. Pial biji (pea) c. Pial bilah (single) d. Pial sumpel (walnut). Sifat pial biji adalah resesif, baik terhadap pial gerigi (ros) maupun terhadap pial biji (pea). Pial-pial tersebut dapat disilangkan satu sama lain sebagai berikut. a. Apabila ayam berpial gerigi galur murni disilangkan dengan ayam berpial bilah, maka F1 100% berpial gerigi dan F2 terdiri atas 75% gerigi dan 25% bilah. Ini berarti bahwa pial gerigi dominan terhadap pial bilah. b. Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi bilah, maka F1 100% berpial biji dan F2 terdiri atas 75% berpial biji dan 25% bilah ini berarti bahwa pial biji dominan terhadap pial bilah. c. Apabila ayam berpial biji galur murni disilangkan dengan ayam berpial gerigi galur murni, maka F1 100% berpial sumpel (walnut). Jadi sifat pialnya berbeda dengan induk jantan maupun induk betina. Sedangkan pada F2-nya diperoleh 4 macam fenotipe dengan perbandingan sebagai berikut pial sumpel : pial gerigi : pial biji : pial bilah = 9:3:3:1. Penyimpangan disini tdak menyangkut perbandingan fenotipe pada F2 tetapi muncul 2 sifat baru yang berbeda dengan kedua induknya, yaitu sumpel dan bilah.
  • 13. 2. POLIMERI Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ tubuh yang sama dari suatu organisme disebut polimeri. Pada salah satu percobaannya, Nelson Ehle, menyilangkan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih, fenotipe F1 semua berbiji merah tetapi tdak semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-olah terjadi peristiwa dominan tdak penuh, sedangkan pada F2 diperoleh keturunan dengan ratio fenotipe 15 merah dan 1 putih adalah berasal dari penggabungan (9+3+3):1, berwarna merah dan 4 variasi yaitu merah tua, merah sedang, merah muda, dan merah muda sekali, sedangakn berwarna putih hanya ada 1 variasi, maka percobaan ini dikatakan bahwa pembastaran tersebut adalah dihibrida dan dua pasang alel yang berlainan tadi sama- sama mempengaruhi sifat yang sama yaitu warna bunga. Apabila gen yang menimbulkan pigmen merah diberi simbol M1 dan M2, alel yang mengakibatkan tdak terbentuknya warna diberi simbol m1 dan m2.
  • 14.
  • 15. Epistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi antara gen dominan mengalahkan gen lainnya yang bukan sealel. Gen dominan yang menutup gen dominan lainnya disebut epistasis dan gen dominan yang tertutup itu disebut hipostasis. Nelson Ehle mengadakan percobaan persilangan dengan objek tanaman gandum. Gandum berkulit biji hitam disilangkan dengan gandum berkulit putih kuning. Hasilnya (F1) 100% berkulit biji hitam. Pada F2 dengan fenotipe 75% hitam dan 25% kuning, hasil yg diperoleh mempunyai perbadingan sebagai berikut 12 hitam : 3 kuning : 1 putih. Persilangan ini mirip prinsip Mendel yaitu (9+3) : 3 : 1. Setelah dianalisis, ternyata gen yang menimbulkan pigmentasi hitam dan kuning berdiri sendiri-sendiri dan keduanya merupakan faktor dominan terhadap faktor putih. Jadi, gen H (hitam) dominan terhadap h (putih) gen K (kuning) dominan terhadap k (putih). P HHkk >< hhKK Hitam Kuning Gamet Hk hK F1 HhKk Hitam
  • 16. A a P p B b Q q C c r R D d S s E e PQRS pqrs F f ABCDEF abcdef Gambar 5.6 Gen dan alel yang terletak pada sepasang kromosom
  • 17. Pada peristiwa miosis, kromatid yang berdekatan dari kromosom homolog tidak selalu belajar berpasangan dan beraturan, tetapi kadang- kadang saling melilit satu dengan lainnya. Hal ini menyebabkan sering terjadi sebagian gen-gen suatu kromatid tertukar dengan gen-gen kromatid homolognya. Peristiwa ini disebut dengan Pindah silang (crossing over). Pada pembelahan miosis, sel-sel yang mengadakan pembelahan bergenotipe AaBb. Gen A bertaut dengan gen B, sedangkan gen a bertaut dengan gen b. Apabila tidak terjadi peristiwa pindah silang maka sel-sel anakan yang terbentuk akan mempunyai susunan gen AB dab ab dengan rasio 50%:50% atau 1:1 yang semuanya terdiri atas kombinasi parental (KP). Tetapi, apabila sebagian sel yang membelah mengalami pindah silang maka di samping kombinasi parental, akan terbentuk pula rekombinan atau kombinasi baru (RK) yang frekuensinya masing-masing ditentukan oleh frekuensi sel yang mengalami pindah silang. Selama miosis, pindah silang dapat terjadi antara gen-gen dalam kromosom yang sama. Jumlah pindah silang yang terjadi tergantung pada jarak antara gen-gen itu.
  • 18. BIOLOGI EXACT XII IPA FARHA RAHMATIKA_324