SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 27
Adab
Menerima
Tamu
Oleh Kelompok 7
Anggota : Farida Al-Qodariah
Fuji Lestari
Oga Sugara
Riska Rachmawati
Pengertian
Secara istilah menerima tamu dimaknai
menyambut tamu dengan berbagai cara
penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan
menurut adat ataupun agama dengan maksud
yang menyenagkan atau memuliakan tamu, atas
dasar keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan
rida dari Allah.
Adab menerima tamu
bagi Tuan Rumah:
1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk
jamuan dengan mengabaikan/melupakan orang-orang
fakir. Rasululloh SAW bersabda:“Seburuk-buruk
makanan adalah makanan pengantinan (walimah),
karena yang diundang hanya orang-orang kaya tanpa
orang-orang faqir.” (Muttafaq‟ alaih).
2. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan
berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat
untuk mengikuti sunnah Rasululloh SAW dan
membahagiakan teman-teman sahabat, ataupun
syukuran dalam rangka bersyukur atas nikmat yang
telah diberikan Allah SWT.
)
3. Tidak memaksakan diri untuk
mengundang tamu. Di dalam hadits
Anas Radhiallaahu anhu ia
menuturkan:“Pada suatu ketika kami
ada di sisi Umar, maka ia berkata:
“Kami dilarang memaksa diri”
(membuat diri sendiri repot).” (HR. Al-
Bukhari
4. Jangan anda membebani tamu untuk
membantumu, karena hal ini
bertentangan dengan kewibawaan.
5. Jangan menampakkan
kejemuan/kebosanan terhadap tamu,
tetapi tunjukkanlah kegembiraan dengan
kahadiran tamu tersebut.
6. Hendaklah segera menghidangkan
makanan untuk tamu, karena yang
demikian itu berarti menghormatinya.
7. Jangan tergesa-gesa untuk
mengangkat makanan (hidangan)
sebelum tamu selesai menikmati
jamuan.
8. Disunnatkan mengantar tamu hingga
di luar pintu rumah. Ini menunjukkan
penerimaan tamu yang baik dan
penuh perhatian.
Adab Bagi Tuan
Rumah
1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya
mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan
orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa),
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam,
,
“Janganlah engkau berteman melainkan dengan
seorang mukmin, dan janganlah memakan
makananmu melainkan orang yang bertakwa!”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang
kaya saja, tanpa mengundang orang miskin,
berdasarkan sabda Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam,
“Sejelek-jelek makanan adalah makanan
walimah di mana orang-orang kayanya diundang
dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR.
Bukhari Muslim)
3. Tidak mengundang seorang yang
diketahui akan memberatkannya
kalau diundang.
4. Disunahkan mengucapkan selamat datang
kepada para tamu sebagaimana hadits yang
diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu
„anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais
datang kepada Nabi shallallahu „alaihi wa
sallam, Beliau bersabda,
“Selamat datang kepada para utusan yang
datang tanpa merasa terhina dan menyesal.”
(HR. Bukhari)
5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan
untuk tamu makanan semampunya saja. Akan
tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk
menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta‟ala
telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim
„alaihis salam bersama tamu-tamunya:
.
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan
membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia
mendekatkan makanan tersebut pada mereka
(tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata:
„Tidakkah kalian makan?‟” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-
27)
6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud
untuk bermegah-megah dan
berbangga-bangga, tetapi bermaksud
untuk mencontoh Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam dan
para Nabi sebelum beliau, seperti
Nabi Ibrahim „alaihis salam. Beliau
diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak
para tamu) karena betapa mulianya
beliau dalam menjamu tamu.
7. Hendaknya juga, dalam
pelayanannya diniatkan untuk
memberikan kegembiraan kepada
sesama muslim.
8. Mendahulukan tamu yang sebelah
kanan daripada yang sebelah kiri.
Hal ini dilakukan apabila para tamu
duduk dengan tertib.
9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada
tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda
beliau shallallahu „alaihi wa sallam:
“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih
kecil dari kami serta tidak menghormati yang
lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.”
(HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad).
Hadits ini menunjukkan perintah untuk
menghormati orang yang lebih tua.
10. Jangan mengangkat makanan yang
dihidangkan sebelum tamu selesai
menikmatinya.
11. Di antara adab orang yang memberikan
hidangan ialah mengajak mereka
berbincang-bincang dengan pembicaraan
yang menyenangkan, tidak tidur sebelum
mereka tidur, tidak mengeluhkan
kehadiran mereka, bermuka manis
ketika mereka datang, dan merasa
kehilangan tatkala pamitan pulang.
12. Mendekatkan makanan kepada tamu
tatkala menghidangkan makanan
tersebut kepadanya sebagaimana Allah
ceritakan tentang Ibrahim „alaihis salam,
“Kemudian Ibrahim mendekatkan
hidangan tersebut pada mereka.” (Qs.
Adz-Dzariyat: 27)
13. Mempercepat untuk menghidangkan
makanan bagi tamu sebab hal
tersebut merupakan penghormatan
bagi mereka.
14. Merupakan adab dari orang yang
memberikan hidangan ialah melayani
para tamunya dan menampakkan
kepada mereka kebahagiaan serta
menghadapi mereka dengan wajah
yang ceria dan berseri-seri.
15. Adapun masa penjamuan tamu adalah
sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam,
:
“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun
memuliakannya sehari semalam dan tidak halal
bagi seorang muslim tinggal pada tempat
saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para
sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana
menyakitinya?” Rasulullah shallallahu „alaihi wa
sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya
sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk
menjamu tamunya.”
16. Hendaknya mengantarkan tamu
yang mau pulang sampai ke depan
rumah.
Contoh Menerima
Tamu
1. Berpakaian yang pantas
Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya
mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima
kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima
kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya
sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakain
rapi, bersih dan sopan. Rasulullah SAW bersabda yang
artinya: “ Makan dan Minumlah kamu, bersedekah kamu
dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang melihat
bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR Baihaqi)
2. Menerima tamu dengan sikap yang baik
Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan
tamu dengan sikap yang baik, misalnya
dengann wajah yang cerah, muka senyum dan
sebagainya. Sekali-kali jangan acuh, apalagi
memalingkan muka dan tidak mau
memandangnya secara wajar. Memalingkan
muka atau tidak melihat kepada tamu berarti
suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauh-
jauhnya.
3. Tidak perlu mengada-adakan
Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh
Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan
rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu
terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi
tuan rumah yang mampu hendaknya
menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan
bagi yang kurang mampu hendaknya
menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya
mampu memberi air putih maka air putih itulah
yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada,
cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan
sikap yang ramah.
4. Lama waktu
Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan
tamu adalah tiga hari, termasuk hari
istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah
sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:

Artinya: “ Menghormati tamu itu sampai tiga hari.
Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah
baginya.” (HR Muttafaqu Alaihi)
6. Antarkan sampai ke pintu halaman
jika tamu pulang
Salah satu cara terpuji yang dapat
menyenangkan tamu adalah apabila tuan
rumah mengantarkan tamunya sampai ke
pintu halaman. Tamu akan merasa lebih
semangat karena merasa dihormati tuan
rumah dan kehadirannya diterima dengan
baik.
Hikmah dan Tujuan
Menerima Tamu
Hikmah dan Tujuan Bertamu yaitu :
 Setiap muslim telah diikat oleh suetu
tata aturan supaya hidup bertetangga
dan bersahabat dengan orang lain,
sekalipun berbeda agama atau suku.
Hak-hak mereka tidak boleh
dikurangi dan tidak boleh dilanggar
undang-undang perjanjian yang
mengikat di antara sesame manusia.
 Menerima tamu sebagai perwujudan keimanan,
artinya semakin kuat iman seseorang, maka
semakin ramah dan antun dalam menyambut
tamunya karena orang yang beriman meyakini
bahwa menyambut tamu bagian dari perintah
Allah.
 Menyambut tamu dapat meningkatkan akhlak,
mengembangkan kepribadian, dan tamu juga
dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mendpatkan kemashalatan dunia ataupun
akhirat.
Terimakasih atas
perhatiannya.
Assalamualikum
Wr.Wb.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Presentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi IslamPresentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi IslamYodhia Antariksa
 
Materi ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.D
Materi ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.DMateri ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.D
Materi ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.Drendra visual
 
Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'el-hafiy
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Daurah rekrutmen
Daurah rekrutmenDaurah rekrutmen
Daurah rekrutmenAbdul Hakim
 
Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)
Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)
Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)Norizan Hassan
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTAnas Wibowo
 
Hakikat akhlak
Hakikat akhlakHakikat akhlak
Hakikat akhlakSukrinTaib
 
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuPPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuNaili Ajja
 
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWPower Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWSuryono .
 
Power point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujurPower point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujurlilifatri
 

La actualidad más candente (20)

Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
 
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi IslamPresentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
Presentasi Motivasi Islami - Presentasi Islam
 
Materi ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.D
Materi ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.DMateri ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.D
Materi ibc 13 qodlo dan qodar - UST.dWI CONDRO TRIONO Ph.D
 
05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia05 - Potensi Akal Manusia
05 - Potensi Akal Manusia
 
Pp haji dan umrah
Pp haji dan umrahPp haji dan umrah
Pp haji dan umrah
 
Manasik haji lengkap
Manasik haji lengkapManasik haji lengkap
Manasik haji lengkap
 
Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'Keterikatan hukum syara'
Keterikatan hukum syara'
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
 
Daurah rekrutmen
Daurah rekrutmenDaurah rekrutmen
Daurah rekrutmen
 
Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)
Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)
Perbincangan Isu-isu Sembelihan Dari Segi Hukum (Fiqh Ibadah)
 
PPT Dzikir Do'a Shalat
PPT Dzikir Do'a ShalatPPT Dzikir Do'a Shalat
PPT Dzikir Do'a Shalat
 
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPTMenutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
Menutup Aurat yang Benar - Sesuai Syariah .PPT
 
Hakikat akhlak
Hakikat akhlakHakikat akhlak
Hakikat akhlak
 
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima TamuPPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
PPT Adab Bertamu & Adab Menerima Tamu
 
Iman Kepada Rasul Allah
Iman Kepada Rasul AllahIman Kepada Rasul Allah
Iman Kepada Rasul Allah
 
Karakter Pemuda Islam
Karakter Pemuda IslamKarakter Pemuda Islam
Karakter Pemuda Islam
 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
 
Fiqih dakwah
Fiqih dakwahFiqih dakwah
Fiqih dakwah
 
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWPower Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
 
Power point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujurPower point kd 3.6 jujur
Power point kd 3.6 jujur
 

Similar a Adab menerima tamu

Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuNurul Wulandari
 
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuAdab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuNaili Ajja
 
ADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdf
ADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdfADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdf
ADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdfLintasLti
 

Similar a Adab menerima tamu (8)

Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
 
Adab Menerima Tamu
Adab Menerima TamuAdab Menerima Tamu
Adab Menerima Tamu
 
Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
 
Berperilaku Terpuji
Berperilaku TerpujiBerperilaku Terpuji
Berperilaku Terpuji
 
Tata krama makan
Tata krama makanTata krama makan
Tata krama makan
 
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima TamuAdab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
Adab Bertamu dan Adab Menerima Tamu
 
ADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdf
ADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdfADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdf
ADAB ADAB TEMA 6 TUAN RUMAH.pdf
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Adab menerima tamu

  • 1. Adab Menerima Tamu Oleh Kelompok 7 Anggota : Farida Al-Qodariah Fuji Lestari Oga Sugara Riska Rachmawati
  • 2. Pengertian Secara istilah menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut adat ataupun agama dengan maksud yang menyenagkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan rida dari Allah.
  • 3. Adab menerima tamu bagi Tuan Rumah: 1. Jangan hanya mengundang orang-orang kaya untuk jamuan dengan mengabaikan/melupakan orang-orang fakir. Rasululloh SAW bersabda:“Seburuk-buruk makanan adalah makanan pengantinan (walimah), karena yang diundang hanya orang-orang kaya tanpa orang-orang faqir.” (Muttafaq‟ alaih). 2. Undangan jamuan hendaknya tidak diniatkan berbangga-bangga dan berfoya-foya, akan tetapi niat untuk mengikuti sunnah Rasululloh SAW dan membahagiakan teman-teman sahabat, ataupun syukuran dalam rangka bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. )
  • 4. 3. Tidak memaksakan diri untuk mengundang tamu. Di dalam hadits Anas Radhiallaahu anhu ia menuturkan:“Pada suatu ketika kami ada di sisi Umar, maka ia berkata: “Kami dilarang memaksa diri” (membuat diri sendiri repot).” (HR. Al- Bukhari
  • 5. 4. Jangan anda membebani tamu untuk membantumu, karena hal ini bertentangan dengan kewibawaan. 5. Jangan menampakkan kejemuan/kebosanan terhadap tamu, tetapi tunjukkanlah kegembiraan dengan kahadiran tamu tersebut. 6. Hendaklah segera menghidangkan makanan untuk tamu, karena yang demikian itu berarti menghormatinya.
  • 6. 7. Jangan tergesa-gesa untuk mengangkat makanan (hidangan) sebelum tamu selesai menikmati jamuan. 8. Disunnatkan mengantar tamu hingga di luar pintu rumah. Ini menunjukkan penerimaan tamu yang baik dan penuh perhatian.
  • 7. Adab Bagi Tuan Rumah 1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang bertakwa, bukan orang yang fajir (bermudah-mudahan dalam dosa), sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, , “Janganlah engkau berteman melainkan dengan seorang mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang bertakwa!” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
  • 8. 2. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, “Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.” (HR. Bukhari Muslim)
  • 9. 3. Tidak mengundang seorang yang diketahui akan memberatkannya kalau diundang.
  • 10. 4. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu „anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu „alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.” (HR. Bukhari)
  • 11. 5. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta‟ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim „alaihis salam bersama tamu-tamunya: . “Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: „Tidakkah kalian makan?‟” (Qs. Adz-Dzariyat: 26- 27)
  • 12. 6. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam dan para Nabi sebelum beliau, seperti Nabi Ibrahim „alaihis salam. Beliau diberi gelar “Abu Dhifan” (Bapak para tamu) karena betapa mulianya beliau dalam menjamu tamu.
  • 13. 7. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim. 8. Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. Hal ini dilakukan apabila para tamu duduk dengan tertib.
  • 14. 9. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu „alaihi wa sallam: “Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.
  • 15. 10. Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya. 11. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.
  • 16. 12. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan tersebut kepadanya sebagaimana Allah ceritakan tentang Ibrahim „alaihis salam, “Kemudian Ibrahim mendekatkan hidangan tersebut pada mereka.” (Qs. Adz-Dzariyat: 27)
  • 17. 13. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka. 14. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri.
  • 18. 15. Adapun masa penjamuan tamu adalah sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, : “Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”
  • 19. 16. Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah.
  • 20. Contoh Menerima Tamu 1. Berpakaian yang pantas Sebagaimana orang yang bertamu, tuan rumah hendaknya mengenakan pakaian yang pantas pula dalam menerima kedatangan tamunya. Berpakaian pantas dalam menerima kedatangan tamu berarti menghormati tamu dan dirinya sendiri. Islam menghargai kepada seorang yang berpakain rapi, bersih dan sopan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “ Makan dan Minumlah kamu, bersedekah kamu dan berpakaianlah kamu, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah amat senang melihat bekas nikmatnya pada hambanya.” (HR Baihaqi)
  • 21. 2. Menerima tamu dengan sikap yang baik Tuan rumah hendaknya menerima kedatangan tamu dengan sikap yang baik, misalnya dengann wajah yang cerah, muka senyum dan sebagainya. Sekali-kali jangan acuh, apalagi memalingkan muka dan tidak mau memandangnya secara wajar. Memalingkan muka atau tidak melihat kepada tamu berarti suatu sikap sombong yang harus dijauhi sejauh- jauhnya.
  • 22. 3. Tidak perlu mengada-adakan Kewajiban menjamu tamu yang ditentukan oleh Islam hanyalah sebatas kemampuan tuan rumah. Oleh sebab itu, tuan rumah tidak perlu terlalu repot dalam menjamu tamunya. Bagi tuan rumah yang mampu hendaknya menyediakan jamuan yang pantas, sedangkan bagi yang kurang mampu hendaknya menyesuaikan kesanggupannya. Jika hanya mampu memberi air putih maka air putih itulah yang disuguhkan. Apabila air putih tidak ada, cukuplah menjamu tamunya dengan senyum dan sikap yang ramah.
  • 23. 4. Lama waktu Sesuai dengan hak tamu, kewajiban memuliakan tamu adalah tiga hari, termasuk hari istimewanya. Selebihnya dari waktu itu adalah sedekah baginya. Sabda Rasulullah SAW:  Artinya: “ Menghormati tamu itu sampai tiga hari. Adapun selebihnya adalah merupakan sedekah baginya.” (HR Muttafaqu Alaihi)
  • 24. 6. Antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang Salah satu cara terpuji yang dapat menyenangkan tamu adalah apabila tuan rumah mengantarkan tamunya sampai ke pintu halaman. Tamu akan merasa lebih semangat karena merasa dihormati tuan rumah dan kehadirannya diterima dengan baik.
  • 25. Hikmah dan Tujuan Menerima Tamu Hikmah dan Tujuan Bertamu yaitu :  Setiap muslim telah diikat oleh suetu tata aturan supaya hidup bertetangga dan bersahabat dengan orang lain, sekalipun berbeda agama atau suku. Hak-hak mereka tidak boleh dikurangi dan tidak boleh dilanggar undang-undang perjanjian yang mengikat di antara sesame manusia.
  • 26.  Menerima tamu sebagai perwujudan keimanan, artinya semakin kuat iman seseorang, maka semakin ramah dan antun dalam menyambut tamunya karena orang yang beriman meyakini bahwa menyambut tamu bagian dari perintah Allah.  Menyambut tamu dapat meningkatkan akhlak, mengembangkan kepribadian, dan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendpatkan kemashalatan dunia ataupun akhirat.