2. Aliran
Behavioris
didasarkan
pada
perubahan tingkah laku yang dapat diamati.
Oleh karena itu, aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap perubahan
tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam
belajar akan berubah kalau ada stimulus dan
respons. Stimulus dapat berupa perlakuan yang
diberikan pada siswa, sedangkan respons
berupa perubahan tingkah laku yang terjadi
pada siswa.
3. A) TEORI KONDISIONING KLASIK
Biografi Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Pavlov lahir di Rusia dan meninggal di Negara tersebut.
Ayahnya adalah seorang pendeta dan pada mulanya Pavlov
belajar sendiri untuk menjadi seorang pendeta. Lalu dia
berubah fikiran dan menghabiskan sepanjang hidupnya untuk
mempelajari fisiologi. Tahun 1904 dia memperoleh hadiah
nobel berkat penelitiannya mengenai fisiologi pencernaan.
Dia memulai penelitian tentang pengkondisian reflex setelah
berusia 50 tahun lebih.
Dalam riwayat Pavlov kita melihat peristiwa penemuan
ilmiah yang tidak sengaja (accidental discoveries).
Penelitiannya mengenai fisiologi pencernaan menuntunnya
untuk membedah seekor anjing agar cairan getah perut
mengalir melalui selang yang ditadah ke dalam wadah di luar
tubuh si anjing.
4. Konsep Teori Kondisioning Klasik
Beberapa istilah pokok dalam kondisioning klasik antara lain :
a. Unconditioned Stimulus (US) yaitu stimulus yang tidak
dikondisikan, atau stimulus yang bersifat alami. Stimulus
ini menghasilkan respon alamiah dan otomatis dari
organisme.
b. Unconditioned Response (UR ) yaitu respon tidak
dikondisikan di mana respon tersebut bersifat alamiah dan
otomatis yang disebabkan oleh US.
c. Conditioned Stimulus (CS) merupakan stimulus yang
dikondisikan melalui proses tertentu bersifat netral.
d. Conditioned Response (CR) merupakan respon yang
dikondisikan
melalui
proses
tertentu
dengan
mengkombinasikan stimulus alamiah dengan stimulus
netral.
5. Aplikasi Dalam Pembelajaran Pada Anak MI
Teori Pavlov menekankan pentingnya proses
kondisioning dalam pembentukan perilaku. Berdasar
konsep itu, pendidikan bisa diarahkan untuk tujuan
memodifikasi perilaku berdasar rangsang buatan (CR). Hal
ini adakalanya diperlukan bila rangsang alami tidak bisa
dihadirkan.
Dalam dunia pendidikan adakalanya memerlukan
stimulus buatan untuk membentuk perilaku baru atau
mempertahankan perilaku anak yang sudah terbentuk,
yaitu perilaku positif sesuai harapan pendidik. Perilakuperilaku tersebut antara lain: mengerjakan PR, memakai
seragam, masuk ruang kelas tepat waktu, sholat tepat
waktu, mengucapkan, dan menjawab salam.
6. B) TEORI KONEKSIONISME
Biografi Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Edward Lee Thorndike tidak hanya perintis dalam
bidang teori belajar tapi juga dalam praktek pendidikan,
perilaku verbal, psikologi komparatif, pengetesan psikologi,
problem nature, transfer of training, dan aplikasi pengukuran
kuantitatif terhadap problem sosiopsikologis (dia
mengembangkan skala yang membandingkan kualitas
kehidupan di kota).
Thorndike lahir di Williamsburg, Massachusett. Dia
mengaku tidak pernah melihat atau mendengar kata psikologi
hingga dia berada di Universitas Wesleyan. Pada waktu itu ia
membaca tulisan William James yang bertitel ‘Principles of
Psychology’ (1890) dan menjadi sangat tertarik. Dia lantas
pergi ke Harvard dan mengambil kursus dari James.
7. Konsep Teori Koneksionisme
Teori koneksionisme dari Torndike ini sering disebut
dengan bond theory, hal ini karena Thorndike menyebut
asosiasi antara impresi indera dengan tindakan sebagai bond
atau connection. Perhatian Thorndike tidak hanya pada
kondisioning stimulus dan tendensi perilaku tapi juga pada
apa yang mengkombinasikan stimulus dengan respons. Dia
percaya bahwa S-R dihubungkan neural bond (hubungan
syaraf). Oleh karena itu teorinya disebut koneksionisme yang
mengacu pada koneksi neural antara stimulus dan respons.
Bagi Thorndike, bentuk belajar yang paling mendasar
adalah trial and error atau di sebut selecting and connecting.
Thorndike menyimpulkan bahwa belajar adalah proses
peningkatan (incremental) bukan insight (aha!).
8. Terkait dengan belajar, Thorndike menyampaikan tiga hukum
belajar yang utama dan itu diturunkan dari hasil penelitiannya,
yaitu:
a. Hukum efek
Yaitu menyebutkan bahwa keadaan memuaskan menyusul
respons memperkuat hubungan antara stimulus dan tingkah
laku, sedangkan keadaan menjengkelkan memperlemah
pautan itu.
a. Hukum latihan
Yaitu menjelaskan keadaan seperti dikatakan pepatah,
“latihan menjadikan sempurna”.
a. Hukum kesiapan
Yaitu melukiskan syarat-syarat yang menentukan keadaan
yang disebut “memuaskan” atau “menjengkelkan” itu.
9. Aplikasi Dalam Pembelajaran Pada Anak MI
Bagi Thorndike mengajar bukan mengharap murid tahu apa
yang diajarkan, tetapi mengajar adalah tahu apa yang akan
diajarkan, respons apa yang diharapkan, apa tujuan
pendidikan, kapan harus memberi hadiah. Untuk itu
Thorndike memberikan aturan sebagai berikut:
a. Memperhatikan situasi murid.
b. Menentukan respons yang diharapkan dari situasi
tersebut.
c. Sengaja menciptakan hubungan antara respons murid dan
stimulusnya.
d. Perhatikan jangan sampai ada situasi lain yang dapat
mengganggu hubungan stimulus-respons.
e. Bila akan menciptakan hubungan baru, jangan membuat
yang sejenis.
10. C) TEORI KONDISIONING OPERAN
Biografi Burrhus Frederik Skinner (1904-1990)
Burrhus Frederik Skinner (1904-1990) memperoleh gelar
doctor dari Harvard, setelah mengajar beberapa tahun di
university of Minnesota dan Indiana, akhirnya kembali lagi ke
Harvard. Dia adalah pelopor dan tokoh psikologi pendidikan
selama beberapa dekade. Inovatif, praktis, bijak dan jenaka itula
karakter Skinner yang pengaruh pemikirannya pun masih terasa
hingga saat ini.
Debut Skinner dimulai pada saat pengaruh kondisioning
klasik dari Pavlov menyebar ke seluruh penjuru ilmiah tapi dia
mencoba membuktikan bahwa lingkungan memiliki pengaruh luar
biasa pada proses belajar dan perilaku lebih dari yang pernah
dipahami Pavlov. Skinner memberikan contoh sederhana pengaruh
lingkungan yaitu keberadaan orang tua kita, guru-guru kita serta
teman-teman sebaya memberi reaksi terhadap apa yang kita
lakukan demikian juga mereka dapat mengukuhkan perilaku
maupun menghilangkan apa yang kita lakukan.
11. Konsep Dasar Teori Kondisioning Operan
Skinner merupakan behavioris yang paling banyak
mengembangkan kondisioning operan. Beberapa pokok
pikiran teori kondisioning operan antara lain:
Dua jenis perilaku menurut Skinner, yaitu:
a. Responden behavior yaitu perilaku yang stimulusnya
diketahui asal- muasalnya. Contohnya: mengerjapkan
mata karena sinar mata hari.
b. Operant behavior yaitu perilaku yang tidak di ketahui asal
– muasalnya, perilaku yang begitu saja dilakukan.
Contohnya: berdiri, tertawa, menggerakan tangan, dsb.
12. Aplikasi Dalam Pembelajaran Pada Anak MI
Prinsip pengajaran berdasar kondisioning operan, yaitu:
a. Perlu tujuan tentang tingkah laku apa yang diharapkan dan dicapai
siswa.
b. Memberi tekanan pada kemajuan belajar siswa sesuai dengan
kemampuannya.
c. Perlu penilaian yang terus menerus untuk memantau tingkat
kemajuan belajarnya.
d. Prosedur pengajaran dilakukan melalui modifikasi atas hasil evaluasi
dan kemajuan belajar yang telah dicapai.
e. Gunakan pengukuhan positif secara sistematis, bervariasi, dan
segera setelah respon anak muncul.
f. Perlu menerapkan prinsip belajar tuntas agar tingkah laku yang
dihasilkan sesuai tujuan pengajaran.
g. Perlu menyusun program remedial bagi siswa yang belum tuntas
dalam belajar.
h. Peran guru adalah sebagai arsitek atau pembentuk perilaku atau
perancang perilaku.