SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 50
HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL 
Manusia sebagai makhluk sosial, baru memiliki arti apabila bekerja sama dengan 
sesamanya. Manusia dalam hidup berbangsa dan negara akan dapat melangsungkan 
kehidupannya jika mengadakan hubungan dengan bangsa lain. Tidak ada satu negara 
di dunia ini yang dapat hidup sendiri dan tidak melibatkan diri dengan negara lain. 
Karena, pada dasarnya antara negara yang satu dengan negara yang lain terdapat 
hubungan saling ketergantungan. 
Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, 
bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar 
negeri agar mampu melakukan diplomasi pro aktif dalam segala bidang untuk 
membangun citra positif Indonesia di dunia Internasional. 
Bangsa Indonesia, dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan 
politik luar negeri yang bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional, 
serta berlandaskan pada prinsip persamaan derajat, serta tidak mencampuri urusan 
dalam negeri negara lain. 
Kesadaran akan prinsip hubungan internasional menegaskan perlunya kerja 
sama dengan bangsa lain. Hal ini juga mempengaruhi sepak terjang 
bangsa Indonesia dalam masyarakat Internasional, baik dalam melaksanakan politik 
luar negeri maupun keterlibatannya dalam berbagai organisasi Internasional. Dengan 
demikian timbul permasalahan, Bagaimanakah negara Indonesiamembina hubungan 
dengan negara-negara di dunia ? Apa saja yang dilakukan bangsa Indonesia dalam 
organisasi Internasional ? 
4.1 Mendeskripsikan Pengertian, Pentingnya, dan Sarana - sarana Hubungan 
Inter- nasional bagi Suatu Negara 
1. Pengertian Hubungan Internasional 
Hubungan internasional adalah hubungan yang diadakan oleh suatu bangsa 
atau negara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut buku Rencana 
Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( Renstra ), hubungan 
internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang 
dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara 
tersebut. 
Hubungan ini di dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan 
antarnegara atau antarindividu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa
hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun hankam. Konsep ini berhubungan 
erat dengan subjek-subjek, seperti organisasi internasional, diplomasi, 
hukum internasional dan politik internasional. 
Hubungan Internasional dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 
disebut dengan hubungan luar negeri. Dalam undang-undang tersebut 
dinyatakan bahwa hubungan luar negeri adalah setiap kegiatan yang 
menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah 
di tingkat pusat dan daerah atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, 
badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya 
masyarakat, atau warga negara Indonesia. 
Pengertian hubungan internasional juga dikemukakan oleh para ahli, antara 
lain: 
a. Charles A. MC. Clelland 
Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan 
yang mengelilingi interaksi. 
b. Warsito Sunaryo 
Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis 
kesatuan – kesatuan social tertentu, termasuk studi tentang keadaan 
relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan 
kesatuan-kesatuan social tertentu, bisa diartikan sebagai negara, bangsa 
maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional. 
c. Tygve Nathiessen 
Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu 
komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional, 
organisasi dan administrasi internasional dan hukum internasional. 
Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjek-subjek 
internasional, seperti organisasi internasional, hukum internasional, politik 
internasional termasuk diplomasi.
Jika dilihat dari subyeknya, hubungan internasional dapat berupa: 
a. hubungan individual, yaitu hubungan antarpribadi atau 
perorangan (interpersonal) antara warga negara suatu negara dengan 
warga negara dari negara lain. Individu-individu tersebut saling 
mengadakan kontak-kontak pribadi sehingga timbul kepentingan timbal 
balik diantara keduanya. 
Misalnya: turis, pelajar, mahasiswa. 
b. hubungan antar kelompok, yaitu hubungan antara kelompok-kelompok 
tertentu dari suatu negara dengan kelompok – kelompok tertentu dari 
negara lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat mengadakan hubungan 
secara periodik, insidental maupun permanen. 
Misalnya hubungan antarlembaga sosial, antarlembaga agama, 
antarorganisasi sosial politik. 
c. hubungan antarnegara, yaitu hubungan antarbadan 
publik/pemerintah/lembaga negara yang dengan negara lainnya dalam 
pergaulan internasional. Dalam hubungan ini negara bertindak sebagai 
institusi. 
Jika dilihat dari sifatnya, hubungan internasional dapat berupa; 
a. hubungan bilateral, yaitu hubungan yang melibatkan dua negara. 
b. Hubungan multilateral, yaitu hubungan yang melibatkan banyak negara 
c. Hubungan regional, yaitu hubungan yang dilakukan oleh beberapa negara 
dalam satu kawasan (region) 
d. Hubungan internasional, yaitu hubungan yang melibatkan lebih dari dua 
negara dan tidak terikat pada suatu kawasan. 
2. Asas-asas hubungan internasional 
Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan 
pada daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan 
warga negara masing-masing. 
Ada tiga asas dalam hubungan internasional yang saling mempengaruhi, yaitu: 
a. Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas 
ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang 
ada di wilayahnya. Jadi terhadap semua barang atau orang yang berada di 
luar wilayah tersebut berlaku hukum asing ( internasional sepenuhnya) 
b. Asas Kebangsaan 
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara terhadap warga negaranya. 
Menurut asas ini, setiap warga negara dimanapun ia berada tetap 
mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya.Asas ini mempunyai 
kekuatan extraterritorial, artinya hukum dari negara tersebut tetap 
berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun di negara asing. 
c. Asas Kepentingan Umum 
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan 
mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini negara 
dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang 
bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak tidak 
terikat pada batas-batas wilayah suatu negara. 
3. Pentingnya hubungan internasional bagi Suatu Negara 
Hubungan Internasioal menjadi penting bagi suatu negara, karena di masa 
sekarang diyakini bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri. Dengan 
adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan negara akan lebih mudah 
dilakukan dan perdamaian dunia lebih mudah diciptakan. 
Dengan demikian tak satu bangsa pun di dunia ini dapat membebaskan diri dari 
keterlibatan dengan bangsa dan negara lain. Bagi suatu negara hubungan dan 
kerjasama internasional sangat penting. Menurut Mochtar 
Kusumaatmadja (1982), hubungan dan kerja sama tersebut timbul karena 
adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian kekayaan alam 
dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia. 
Jadi, ada saling ketergantungan dan membutuhkan antarbangsa. Ketergantungan 
terjadi dipelbagai bidang kehidupan baik perdagangan, kebudayaan, ilmu 
pengetahuan, keagamaan, sosial maupun olah raga. Disamping itu, hubungan 
dan kerja sama internasional juga penting untuk : 
a. memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil 
dengan bangsa lain;
b. mencegah dan menyelesaikan konflik, perselisihan, permusuhan atau 
persengketaan yang mengancam perdamaian dunia sebagai akibat adanya 
kepentingan nasional yang berbeda di antara bangsa dan negara di dunia; 
c. mengembangkan cara penyelesaian masalah secara damai melalui 
perundingan dan diplomasi yang lazim ditempuh negara-negara beradab, 
cinta damai dan berpegang kepada nilai-nilai etik dalam pergaulan 
antarbangsa; 
d. membangun solidaritas dan sikap saling menghormati antarbangsa; 
e. membantu bangsa lain yang terancam keberadaannya sebagai akibat 
pelanggaran atas hak-hak kemerdekaan yang dimiliki; 
f. berpartisipasi dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia 
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social; 
g. menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, kelangsungan keberadaan 
dan kehadirannya ditengah bangsa-bangsa lain. 
Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan 
internasioanal, baik secara bilateral maupun multilateral antara lain adalah 
kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya dan letak geografis. 
Suatu negara dapat mengadakan hubungan internasional manakala 
kemerdekaan nya telah diakui oleh negara lain, baik secara de facto, 
maupun de jure. Perlunya kerjasama dalam bentuk hubungan internasional 
antara lain karena faktor-faktor berikut: 
a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan 
hidupnya baik melaui kudeta maupun intervensi dari negara lain. 
b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri 
bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan 
kerjasama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam 
memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum sosial budaya dan 
pertahanan keamanan. 
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor 
pendorong hubungan internasional adalah sebagai berikut. 
a. Faktor kodrat manusia sebagai makhluk social yang harus mengadakan 
kerjasama dengan sesama.
b. Faktor wilayah yang saling berjauhan akan mengakibatkan timbulnya kerja 
sama regional dan internasional 
c. Faktor pertumbuhan bangsa dan negara itu sendiri. 
d. Faktor kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam 
negeri sendiri. 
e. Faktor tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan 
yang aman, tertib serta damai. 
Disamping itu hubungan kerjasama antar negara di dunia diperlukan guna memenuhi 
kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata 
pergaulan internasional, disamping demi terciptanya perdamaian dan 
kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di 
dunia. 
Kerjasama antarbangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling 
menguntungkan. Kerja sama internasional antara lain bertujuan untuk : 
a. Memacu pertumbuhan ekonomi seiap negara. 
b. Menciptakan saling pengertian antarbangsa dalam membina dan 
menegakkan perdamaian dunia. 
c. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. 
4. Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara 
a. Politik Luar Negeri 
1) Pengertian Politik Luar Negeri 
Prof. Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politikmengatakan bahwa politik 
adalah bermacam-macam kegiatan dalam sutu sistem politik (negara) 
yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan 
melaksanakan tujuan-tujuan itu. Luar Negeri adalah daerah, tempat atau 
wilayah yang bukan merupakan bagian dari daerah, tempat, atau wilayah 
sendiri. Dalam pengertian kita sehari-hari, luar negeri diartikan negara-negara 
lain di luar negara Indonesia.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa politik luar 
negeri adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik 
(negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem 
dan melaksanakan tujuan-tujuan itu dalam mengadakan hubungan dengan 
negara-negara lain atau dalam pergaulan internasional. Atau dengan kata 
lain politik luar negeri adalah kebijakan yang di tetapkan suatu negara 
untuk mengatur mekanisme hubungan dengan negara lain. 
Dalam Undang-Undang No. 37 tahun 1999 dijelaskan tentang 
pengertian politik luar negeri, yaitu kebijakan, sikap, dan langkah 
pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan dengan 
negara lain, organisasi internasional, subyek hukum internasional lainnya 
dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan 
nasional. 
2) Sejarah Politik Luar Negeri Indonesia 
Politik luar negeri Indonesia merupakan hasil perkembangan sejarah 
ketatanegaraan selama kurun waktu yang panjang. Pada tahun-tahun 
pertama berdirinya, negara Indonesia menghadapi persoalan yang 
penting, antara lain usaha konsolidasi bagi kelangsungan hidup negara. 
Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia datang dari pihak Belanda 
yang ingin kembali menjajah negara Indonesia. Ancaman ini, 
menyebabkan pemerintah Indonesiamerumuskan politik luar negerinya. 
Pada tanggal 2 September 1948, pemerintah Indonesiamengumumkan pendirian 
politik luar negerinya dihadapan badan pekerja Komite Nasional 
Indonesia Pusat yang antara lain berbunyi : “….. tetapi mestikah kita, 
bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara 
kita hanya harus memilih antara pro – Rusia atau pro – Amerika ? Apakah 
tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita 
kita”. 
Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian 
untuk menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi 
harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan 
memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesiamerdeka seluruhnya. 
Keterangan inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan politik luar 
negeriIndonesia yang bebas dan aktif. 
3) Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
Landasan pelaksanaan politik luar negeri RepublikIndonesia tertuang dalam 
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. 
Dalam pasal 2 UU No. 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa hubungan luar 
negeri dan politik luar negeri didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan 
Garis-Garis Besar haluan Negara. 
Dengan demikian Landasan bagi pelaksanaan politik luar 
negeri Indonesia adalah sebagai berikut : 
a. Landasan idiil : Pancasila 
b. Landasan Konstitusional : UUD 1945 
c. Landasan operasional : 
- Ketetapan-Ketetapan MPR 
- Kebijakan Presiden berupa Keppres 
- Kebijakan Menlu antara lain peraturan Menlu 
4) Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia 
Politik luar negeri Indonesia antara lain bertujuan sebagai berikut : 
a. Pembentukan satu negara Indonesia yang berbentuk negara kesatuan 
dan negara kebangsaan yang demokrasi dengan wilayah kekuasaan 
dari sabang sampai merauke. 
b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur materialo dan 
spiritual dalam wadah negara kesatuan RI. 
c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara RI dan semua 
negara di dunia. 
Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, 
Drs. Moh. Hatta dalam bukunyaDasar Politik Luar negeri 
Republik Indonesia,merumuskan sebagai berikut : 
a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan 
negara.
b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk 
memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang-barang itu tidak 
atau belum dapat dihasilkan sendiri. 
c. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan 
damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat 
yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat. 
d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksana cita-cita 
yang tersimpul di dalam Pancasila, dasar, dan filsafat negara kita. 
5) Pedoman Perjuangan Politik Luar NegeriIndonesia 
Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan 
pada faktor-faktor sebagai berikut : 
a. Dasa Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-negara 
Asia dan Afrika, dan perjuangan melawan imperialisme dan 
kolonialisme dalam segala bentuk dan manivestasinya serta 
mengandung sifat non intervensi (tidak turut campur urusan negara 
lain). 
b. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh 
bangsa Asia sendiri dengan kerja sama regional. 
c. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negara/bangsa-bangsa lain 
terhadap maksud dan tujuan revolusi Indonesia dengan cara 
memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan kontradiksi 
dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila. 
d. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan 
penanggapan sehingga pengarahannya harus dilakukan untuk 
kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat. 
6) Prinsip-prinsip Pokok Politik Luar NegeriIndonesia 
Berdasarkan Pengumuman pemerintah tanggal 2 September 1948 di 
hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, yang menjadi prinsip-prinsip 
pokok politik luar negeri RI sebagai berikut : 
a. Negara kita menjalankan politik damai.
b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling 
menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak 
pemerintahan negeri masing-masing. 
c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan 
organisasi internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal. 
d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran 
pembayaran internasional. 
e. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan social internasional 
dengan berpedoman pada Piagam PBB. 
f. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menokong perjuangan 
kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah sebab tanpa 
kemerdekaan, persaudaraan, dan perdamaian internasional itu tidak 
akan tercapai. 
7) Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia 
Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan 
sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri 
yang bebas aktif. 
a. Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita 
terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan 
kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis 
bertentangan. 
b. Aktif,artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif 
memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. 
Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dapat 
dilihat dari contoh sebagai berikiut : 
a. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 yang 
melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia afrika yang 
kemudian melahirkan Deklarasi Bandung. 
b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non 
Blok tahun 1961 yang berusaha membantu dunia Internasional untuk 
meredakan ketegangan perang dingin antara Blok barat dan Blok 
Timur.
c. Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan 
organisasi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). 
d. Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang 
saudara di Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintahan 
Filipina dan bangsa Moro, dan lain-lain. 
Dalam pasal 4 UU No 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa politik luar 
negeri dilaksanakan melaluidiplomasi yang kreatif, aktif, antisipatif, 
tidak sekedar rutin, dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian, 
serta rasional dan luwes dalam pendekatan 
1) Pengertian Diplomasi 
Kata diplomasi berasal dari bahasa yunani dan Latin, 
yaitu diploma, yang artinya piagam atau surat perjanjian. Dalam 
perkembangannya, diplomasi diartikan kegiatan yang menyangkut 
hubungan antarnegara atau hubungan resmi suatu negara dengan 
negara lain. Segala hal ihwal yang berkenaan dengan diplomasi 
disebut dengan diplomatic, sedangkan petugas-petugas yang 
melaksanakantugas diplomatic atau kegiatan disebut diplomat. 
Seorang diplomat mempunyai tiga fungsi dalam mewakilim 
negaranya, yaitu: 
a) Sebagai lambang; maksudnya diplomat merupakan lambang 
prestisen nasional di luar negeri, sedangkan di lain pihak proses 
penerimaan diplomat di negara penerima merupakan ujian 
penghargaan negara penerima terhadap negara pengirim, 
misalnya dalam upacara resmi dan upacara kebesaran lainnya. 
b) Sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dalam hubungan 
internasional; maksudnya diplomat mebuat dan menandatangani 
perjanjian yang mengikat menurut hukum, mengumumkan 
pernyataan, dan mempunyai wewenang untuk meratifikasi 
dokumen yang telah disahkan oleh negara pengirim 
c) Sebagai perwakilan politik; maksudnya seorang diplomat 
meneruskan semua keinginan negara pengirim sesuai dengan 
garis yang telah digariskan.
Seorang diplomat mengemban tugas penting dan sangat 
menentukan bagai Negara yang diwakilinya. Menurut Sir H. Nicolson 
dalam bukunya Diplomacy, seorang diplomat harus memenuhi 
persyaratan tertentu, yaitu: 
a) Kejujuran ( aruthulness) 
b) Ketelitian (precision) 
c) Ketenangan (calm) 
d) Temperamen yang baik(good temperate) 
e) Kesabaran dan kesederhanaan (patience and medesty) 
f) Kesetiaan (loyalty) 
2) Kegiatan dan Tujuan Diplomasi 
Kegiatan diplomasi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk 
yaitu diplomasi politik, ekonomi, social dan penerangan serta 
pertahanan dan keamanan. Kegiatan diplomasi meliputi: 
a) menentukan tujuan dengan mempergunakan semua daya dan 
tenaga untuk mencapai tujuan tersebut; 
b) menyesuaikan dari kepentingan bangsa lain dengan kepentingan 
nasional sesuai dengan daya dan tenaga yang ada; 
c) menentukan sesuai dan tidaknya tujuan nasioanal dengan 
kepentingan bangsa atau negara lain; 
d) mempergunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya; 
Kegiatan diplomasi merupakan hal yang sangat penting dalam 
hubungan antarnegara. Kegagalan dalam melaksanakan kegiatan 
diplomasi dapat membahayakan perdamaian dan ketertiban dunia. 
Tujuan diplomasi adalah mengusahakan agar pihak-pihak yang 
mengadakan mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi 
kesejahteraan rakyat masing-masing. 
3) Alat Perlengkapan atau Instrumen Diplomasi
Alat perlengkapan atau instrument dalam melaksanakan 
diplomasi ada dua, yaitu. 
a) Perwakilan diplomatik 
Perwakilan diplomatik ditugaskan atau ditempatkan di negara 
lain. Perwakilan diplomatik merupakan penyambung lidah di 
negara yang di wakilinya 
b) Departemen luar negeri 
Departemen luar negeri merupakan unsur pelaksana dari seluruh 
kegiatan politik luar negeri suatu negara. 
b. Peranan Departemen Luar negeri 
Departemen luar negeri biasanya bertempat di ibukota negara. 
Departemen luar negeri merupakan pusat dari seluruh kegiatan politik 
luar negeri suatu negara. Di departemen luar negeri bahan-bahan dari 
berbagai sumber diolah dan dirumuskan, kemudian dinilai. Hasil penilaian 
ini akan dijadikan pedoman dalam mengambil langkah-langkah yang 
diperlukan. 
1) Kedudukan dan Tugas Pokok Departemen Luar Negeri 
Departemen luar negeri Republik Indonesiadibentuk 
berdasarkan Keputusan Presiden No 44 Tahun 1974, tentang Pokok- 
Pokok Organisasi departemen. Departemen luar negeri adalah bagian 
dari pemerintah negara yang dipimpin oleh seorang menteri dan 
bertanggungjawab langsung kepada presiden.Tugas pokok 
departemen luar negeri adalah menyelenggarakan sebagian tugas 
umum pemerintahan dan pembangunan di bidang politik dan hubungan 
luar negeri. 
2) Tugas Umum dan Peranan Departemen Luar Negeri 
Tugas umum departemen luar negeri antara lain sebagai berikut. 
a) Menjaga agar pelaksanaan politik luar negeriIndonesia tidak 
menyimpang dari peraturan pemerintah dan tetap berpedoman 
kepada kepentingan nasional;
b) Menjaga nama baik, kedaulatan dan martabat 
Republik Indonesia di mata internasional 
Departemen luar negeri Republik Indonesiajuga mempunyai 
tugas-tugas khusus yang biasanya dijalankan oleh lembaga-lembaga 
di bawah departemen luar negeri, antara lain, yaitu: 
a) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan dan 
pembinaan serta perijinan di bidang politik dan hubungan luar 
negeri sesuai dengan kebijakan menteri luar negeri. Tugas ini 
dibebankan kepada Dirjen Politik Departemen Luar Negeri; 
b) Mengadakan pengamanan, penerangan dan pembinaan 
masyarakat Indonesia di luar negeri. Tugas ini dilaksanakan oleh 
Dirjen Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri; 
c) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan, pembinaan 
dan perijinan di bidang protocol, konsuler dan fasilitas 
diplomatic. Tugas ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal 
Protokoler dan konsuler. 
Banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh departemen luar 
negeri menyebabkan departemen ini memiliki peranan penting. Fungsi 
dan peranan departemen luar negeri Indonesiadalam mengadakan 
hubungan dengan negara-negara lain, antara lain, yaitu: 
a) Membawakan aspirasi nasional ke tengah-tengah pergaulan 
antarnegara serta melaksanakan tugas pemerintahan dan 
pembangunanyang meliputi bidang politik dan hubungan luar 
negeri; 
b) Membantu presiden dan melaksanakan politik luar negeri 
Republik Indonesia yang bebas dan aktif dengan berorientasi 
pada kepentingan nasional; 
c) Melaksanakan dan membina hubungan dengan negara-negara lain, 
baik hubungan yang bersifat politis maupun non politis; 
d) Mengolah, merumuskan, menilai data-data dan bahan-bahan dari 
berbagai sumber, kemudian menentukan langkah-langkah yang 
diperlukan;serta
e) Bertanggungjawab atas tugas pengawasan terhadap perwakilan 
diplomatic dan konsuler. 
Dalam melaksanakan tugas diplomatiknya, departemen luar 
negeri harus diberitahu tentang: 
a) Pengangkatan anggota-anggota misi, kedatangan, pemberangkatan 
dan berakhirnya tugas misi tersebut; 
b) Kedatangan dan pemberangkatan orang-orang yang termasuk 
anggota misi atau anggota keluarga serta berakhirnya tugas atau 
keberadaan mereka; 
c) Kedatangan dan pemberangkatan para pembantu yang 
diperbantukan kepada pejabat diplomatic; 
d) Penempatan warga negara penerima sebagai anggota misi atau 
sebagai pembantu pribadi yang mempunyai hak istimewa atau hak 
kekebalan. 
4.1 Menjelaskan Tahap - Tahap Perjanjian Internasional 
1. Pengertian Perjanjian Internasional 
Secara umum perjanjian internasional dapat diartikan sebagai suatu 
persetujuan yang dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara 
mengenai penetapan, penentuan, atau syarat timbal balik tentang hak dan 
kewajiban masing-masing pihak. 
Dalam perjanjian internasional, pihak-pihak dinyatakan secara sukarela 
dan didasarkan pada persamaan kedudukan, serta kepentingan bersama, 
baik di masa damai maupun perang. Pada umumnya perjanjian ditaati oleh 
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian karena adanya adagium “Pacta Sunt 
Servanda” (persetujuan antarnegara harus ditaati. 
Pengertian perjanjian internasional juga dikemukakan oleh beberapa 
tokoh atau ahli, antara lain: 
a. Oppenheimer - Lauterpacht
Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang 
menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakan 
perjanjian. 
b. G. Schwarzenberger 
Perjanian internasional sebagai suatu persetujuan antara obyek-obyek 
hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang 
mengikat dalam hukum internasional, dapat berbentuk bilateral maupun 
multilateral. Subyek-subyek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga 
internasional juga negara-negara. 
a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M. 
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota 
masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat 
hukum tertentu. 
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, yang termasuk perjanjian 
internasional antara lain: 
1) Perjanjian anta Negara-negara; 
2) Perjanjian antara Negara dengan organisasi internasional, misalnya 
antara Negara Amerika dengan PBB mengenai status hukum tempat 
kedudukan tetap PBB di New York; 
3) Perjanjian aantara organisasi internasional dengan organisasi 
internasional lainnya; 
b. Konferensi Wina 1969 
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara 
atau lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum 
tertentu. Tegasnya perjanjian internasional mengatur perjanjian antar 
negara saja selaku subyek hukum internasional 
c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 
Perjanjian internasional yaitu perjanjian dalam bentuk dan nama 
tertentu yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara 
tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.
2. Penggolongan Perjanjian Internasional 
a. Penggolongan Menurut Subyeknya 
1) Perjanjian antarnegara, misalnya antara negaraIndonesia dengan 
negara Malaysia 
2) Perjanjian antarnegara dengan subyek hukum internasional lainnya, 
misalnya antara negaraIndonesia dengan ASEAN 
3) Perjanjian antara sesame subyek hukum internasional lain selain 
negara, misalnya antara ASEAN dengan MEE 
b. Penggolongan Menurut Isinya 
Perjanjian internasional dapat mencakup berbagai bidang sebagai 
berikut. 
1) Politis, misalnya pakta pertahanan, pakta perdamaian; 
2) Ekonomi, misalnya bantuan ekonomi, bantuan keuangan dan perjanjian 
perdagangan 
3) Hukum, misalnya perjanjian ekstradisi; 
4) Batas wilayah, misalnya batas ZEE, landas kontinen; 
5) Kesehata, misalnya karantina dan Sars 
c. Penggolongan Menurut Fungsinya 
1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties) yaitu suatu 
perjanjian yang meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat 
internasional secara keseluruhan. Perjanjian ini bersifat multilateral 
dan terbuka bagi pihak ketiga. 
Contoh: Konvensi Wina Tahun 1958 tentang hubungan diplomatik 
2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian 
yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi pihk-pihak yang 
mengadakan perjanjian saja. Biasanya bersifat bilateral. 
Contoh: Perjanjian republik Indonesia dengan RRC mengenai 
dwikewarganegaraan
d. Penggolongan Menurut Jumlah Pihak Pihak yang Mengadakan 
Perjanjian 
1) Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh dua negara 
2) Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh lebih dua 
negara/ banyak negara. 
e. Penggolongan Menurut Bentuknya 
1) Perjanjian antar kepala negara (head of state form) 
2) Perjanjian antar pemerintah (intergovernmental form) 
3) Perjanjian antar menteri (interdepartemental form) 
f. Penggolongan Menurut Proses/ Tahapan Pembentukannya 
1) Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melalui tiga tahap,yaitu 
proses perundingan, penandatanganan. dan ratifikasi. 
2) Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, 
yaitu perundingan dan penandatanganan.Biasanya digunakan kata 
persetujuan atau agreement. 
3. Tahap-tahap (Proses) Pembuatan Perjanjian Internasional 
Proses pembuatan perjanjian internasional biasanya diatur oleh konstitusi/ undang-undang 
dasar atau hukum kebiasaan masing-masing negara. Oleh karena itu 
dengan sendirinya tidak ada keseragaman antara negara yang satu dengan 
negara yang lainnya. Berdasarkan praktek dari berbagai negara terdapat dua 
macam proses pembuatan perjanjian internasional, yaitu 
a. Proses yang melaui dua tahap 
1) Perundingan (negotiation) 
2) Penandatanganan (signature) 
b. Proses yang melalui tiga tahap 
1) Perundingan (negotiation) 
2) Penandatanganan (signature)
3) Pengesahan (ratification) 
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 pasal 
6, pembuatan perjanjian internasional dilaksanakan melalui tahap-tahap : 
a. Penjajakan 
b. Perundingan 
c. Perumusan naskah 
d. Penerimaan 
e. Penandatanganan 
Dalam Konvensi Wina tahun 1969, tentang Hukum Perjanjian 
Internasional disebutkan bahwa dalam pembuatan perjanjian internasional 
baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melakukan tahap-tahap: 
a. Perundingan (negotiation) 
Perundingan merupakan tahap awal proses pembuatan perjanjian 
internasional, yang dimaksudkan untuk mencapai suatu kesepakatan 
antara pihak-pihak melalui wakil-wakilnya yang ditunjuk untuk 
m,engadakan perundingan. 
Menurut tatacara yang berlaku yang dapat mewakili perundingan adalah 
kepala negara, menteri luar negeri atau wakil diplomatiknya. Dapat juga 
diwakili orang lain yang mendapat surat kuasa penuh (full power). 
Perundingan ini dapat dilakukan dalam acara resmi maupun tidak resmi. 
Cara ini sering disebut dengan istilah “corridor talk” atau “lobbying” 
misalnya secara informal di waktu-waktu istirahat saling bertukar 
pikiran, saling mempengaruhi dan lain-lain. 
b. Penandatanganan (Signature) 
Bagi traktat yang harus diratifikasi( melalui tiga tahap), penandatanganan 
hanya memberikan arti bahwa utusan-utusan telah menyetujui teks dan 
bersedia menerima, serta akan meneruskannya kepada pemerintah yang 
berhak menolak atau menerima traktat itu. Sehingga dapat dikatakan 
bahwa penandatanganan ini masih bersifat sementara dan masih harus 
disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
Namun bagi perjanjian yang melalui dua tahap, setelah penandatanganan 
dilakukan, perjanjian itu telah berlaku sehingga memiliki kekuatan 
mengikat bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian. 
Untuk perjanjian yang bersifat multilateral, penandatangan teks 
perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir 
memberikan suara, kecuali ditentukan lain. 
c. Pengesahan (ratification) 
Perkataan ratifikasi berasal dari bahasa latin ratificare(pengesahan), 
sedangkan dalam bahasa Inggris sama dengan confirmation ( penegasan 
/pengesahan). Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969 ratifikasi adakah 
perbuatan negara yang dalam taraf internasional menetapkan 
persetujuannya untuk terikat pada suatu perjanjian internasional yang 
sudah ditandatangani perutusannya. Pelaksanaannya tergantung pada 
hukum nasional negara yang bersangkutan. Undang-Undang No 24 Tahun 
2000 tentang Perjanjian internasional membedakan pengertian 
antara ratifikasi danpengesahan. Pengesahan adalah perbuatan hukum 
untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian internasional dalam bentuk 
ratifikasi(ratification), aksesi(accession), penerimaan(acceptance), dan 
penyetujuan(approval). Jadi menurut UU ini, ratifikasi merupakan bagian 
dari pengesahan. PemerintahIndonesia akan mengesahkan suatu 
perjanjian internasional sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian 
internasional tersebut. Ratifikasi mempunyai dua arti pokok, yaitu: 
1) Persetujuan secara formal terhadap perjanjian yang melahirkan 
kewajiban-kewajiban internasional setelah ditandatangani. 
2) Persetujuan terhadap rencana perjanjian itu agar supaya menjadi 
suatu perjanjian yang berlaku bagi masing-masing negara peserta. 
Tujuan ratifikasi adalah memberikan kesempatan kepada negara-negara 
guna mengadakan peninjauan serta pengamatan yang seksama apakah 
negaranya dapat diikat oleh perjanjian tersebut. 
Adapun dasar pembenaran adanya ratifikasi antara lain: 
1) Bahwa negara berhak meninjau kembali hasil perundingan perutusannya 
sebelum menerima kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian 
internasional yang bersangkutan.
2) Negara tersebut mungkin memerlukan penyesuaian hukum nasionalnya 
terhadap ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan. 
Namun demikian hukum internasional tidak mewajibkan negara yang 
perutusannya telah menandatangani hasil perundingan, baik menurut 
hukum maupun moral untuk meratifikasi perjanjian tersebut. Tidak 
adanya kewajiban tersebut karena setiap negara adalah berdaulat. 
Dalam pelaksanaannya, ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan 
menjadi 3 sistem, yaitu; 
1) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan eksekutif. 
Sistem ini biasa dilakukan oleh raja-raja absolute dan pemerintahan 
otoriter. 
2) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan legislative. Cara 
ini jarang digunakan. 
3) Sistem campuran yang dilakukan oleh badan eksekutif dan legislative (Pemerintah 
dan DPR). Sistem ini paling banyak digunakan karena peranan 
legislative dan eksekutif sama-sama menentukan dalam proses 
ratifikasi suatu perjanjian internasional. 
Dalam Konvensi Wina tahun 1969, pasal 24 disebutkan bahwa berlakunya 
sebuah perjanjian internasional adalah sebagai berikut: 
1) Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian 
tersebut. 
2) Pada saat peserta perjanjian mengikat diri dengan perjanjian tersebut 
bila dalam naskah tidak disebutkan saat berlakunya. Persetujuan untuk 
mengikat diri dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada 
persetujuan mereka. Misalnya dengan penandatanganan, ratifikasi, 
pernyataan turut serta (accession) ataupun pernyataan 
menerima(acceptance) dan dapat juga dengan pertukaran naskah yang 
telah ditandatangani. 
Di Indonesia, pelaksanaan ratifikasi didasarkan pada landasan yuridis 
konstitusional UUD 1945 pasal 11 yang berbunyi sebagai berikut: 
1) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat 
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainya yang 
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat 
yang terkait dengan kebutuhan keuangan negara dan mengharuskan 
perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan 
persetujuan DPR. 
3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan 
Undang-undang. 
Lebih lanjut disebutkan dalam pasal 10 UU No 24 Tahun 2000, 
pengesahan perjanjian dilakukan dengan undang-undang apabila 
berkenaan dengan: 
1) Masalah politik, perdamaian, pertahanan dan keamanan. 
2) Perubahan batas wilayah atau penetapan batas wilayah negara 
Republik Indonesia 
3) Kedaulatan atau hak berdaulat negara. 
4) Pembentukan kaidah hukum baru, atau 
5) Pinjaman dan atau hibah luar negeri. 
Pengesahan perjanjian internasional yang materinya tidak termasuk 
seperti dimaksud dalam pasal 10 UU No 24 Tahun 2000 dilakukan dengan 
keputusan presiden. 
Berikut ini beberapa contoh yang dapat dikemukakan dalam perjalanan 
sejarah bangsa Indonesia. 
1) Persetujuan Indonesia dengan Belanda mengenai penyerahan Irian 
Barat (sekarang Irian Jaya). Karena pentingnya materi yang diatur 
dalamagreement tersebut maka dianggap sama dengantreaty. Sebagai 
konsekuensinya, presiden memerlukan persetujuan DPR dalam bentuk 
pernyataan pendapat. 
2) Persetujuan Indonesia dengan Australia mengenai garis batas wilayah 
antara Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di 
Jakarta 12 Februari 1973 dalam bentuk agreement. Namun karena 
pentingnya materi yang diatur dalamagreement tersebut maka 
pemgesahannya memerlukan persetujuan DPR dan dituangkan dalam 
bentuk undang-undang
3) Persetujua garis batas landas kontinen antaraIndonesia dengan 
Singapura tentang selat Singapura, 25 Mei 1973. Sebenarnya materi 
persetujuan ini cukup penting, namun dalam pengesahannya tidak 
meminta persetujuan DPR melainkan dituangkan dalam bentuk 
keputusan presiden. 
4. Berlakunya Perjanjian Internasional 
Perjanjian internasional mulai berlaku pada saat peristiwa berikut : 
a. Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui 
oleh negara-negara perunding. 
b. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku 
segera setelah perjanjian diikat dan dinyatakan oleh semua negara 
perunding. 
c. Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah 
perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu 
pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain. 
d. Ketentuan-ketentuan yang mengatur pengesahan teks, pernyataan 
persetujuan,suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan 
tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan 
masalah-masalah lain yang timbul sebelum berlakunya perjanjian itu, 
berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu. 
Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000, Pemerintah 
Republik Indonesia mengikatkan diri pada perjanjian internasional melalui 
cara-cara sebagai berikut : 
a. Penandatanganan; 
b. Pengesahan; 
c. Pertukaran dokumen perjanjian/nota diplomatik; 
d. Cara-cara lain sebagaimana disepakati para pihak dalam perjanjian 
internasional. 
5. Pembatalan Perjanjian Internasional
Berdasrkan Konvensi Wina 1969 karena berbagai alasan suatu perjanjian 
dapat batal, antara lain : 
a. Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan hukum 
nasionalnya 
b. Adanya unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat. 
c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara 
peserta lain pada waktu pembentukan perjanjian. 
d. Adanya unsur penyalahgunaan/kecurangan(corruption) melalui kelicikan 
atau penyuapan. 
e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. 
f. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum. 
6. Berakhirnya Perjanjian Internasional 
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH dalam bukunyaPengantar Hukum 
Internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir apabila: 
a. Telah tercapainya tujuan perjanjian. 
b. Masa berlakunya perjanjian internasional sudah habis. 
c. Salah satu pihak peserta perjanjian internasional menghilang, atau 
punahnya obyek perjanjian internasional. 
d. Adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri perjanjian. 
e. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan 
perjanjian yang terdahulu 
f. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan 
perjanjian sudah terpenuhi. 
g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran 
itu diterima pihak lain. 
Berdasarkan pasal 18 UU No 24 Tahun 2000, perjanjian internasional 
berakhir apabila:
a. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam 
perjanjian; 
b. Tujuan perjanjian tersebut telah selesai 
c. Terdapat perubahan yang mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan 
perjanjian; 
d. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar perjanjian 
internasional; 
e. Dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama; 
f. Muncul norma-norma baru dalam hukum internasional; 
g. Obyek perjanjian hilang; 
h. Terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan nasional. 
4.1 Menganalisis Fungsi Perwakilan Diplomatik 
Perwakilan diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas 
dalam membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas dan wewenang ini 
dilakukan oleh perangkat korps diplomatik, yaitu duta besar, kuasa usaha dan 
atase-atase. Ketentuan mengenai perwakilan diplomatik diatur dalam UUD 1945, 
pasal 13 sebagai berikut : 
1. Presiden mengangkat duta dan konsul. 
1. Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan 
Perwakilan Rakyat. 
2. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan 
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. 
Kekuasaan Presiden untuk mengangkat dan menerima duta dari negara lain ada 
dalam kedudukannya sebagai Kepala Negara. Sedangkan prosedur maupun teknis 
pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar Negeri. 
Untuk lebih jelasnya mengenai perwakilan diplomatik akan diuraikan sebagai 
berikut : 
1. Perwakilan Diplomatik
a. Pembukaan/ Pengangkatan, dan Penerimaa Perwakilan Diplomatik 
Pada masa sekarang ini hampir setiap negara memiliki perwakilan diplomatik di 
negara-negara lain karena perwakilan ini merupakan jalan atau cara yang 
paling baik dalam mengadakan pembicaraan atau perundingan mengenai 
permasalahan nasional masing-masing negara, baik masalah politik, 
perdagangan, ekonomi, kebudayaan maupun bidang-bidang lain yang 
menyangkut masalah masyarakat internasional. 
Menurut Sir H.. Nicolson, penetapan tingkat kepala perwakilan diplomatic suatu 
negara ditentukan oleh beberapa pertimbangan, seperti: 
a. Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan penerima perwakilan itu. 
b. Erat tidaknya hubungan antara negara yang mengadakan perhubungan 
c. Besar kecilnya kepentingan antara negara yang saling berhubungan. 
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran 
perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut: 
a. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang akan mengadakan 
pembukaan atau pertukaran diplomatik. Kesepakatan tersebut 
berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam bentuk 
persetujuan bersama (joint agreement) dan komunikasi bersama (joint 
declaration) 
b. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara 
dapat melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik 
berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal 
balik(resiprositas). 
Alur pengangkatan perwakilan diplomatic dapat digambarkan melalui 
bagan berikut: 
a. Tugas dan Fungsi Perwakilan Doplomatik 
1) Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik, meliputi : 
(a) Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala 
negara dengan pemerintah asing (membawa surat resmi negaranya).
(b) Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara 
itu dan berusaha untuk menyelesaikannya. 
(c) Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain. 
(d) Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan 
sipil, pemberian paspor, dan sebagainya. 
Tugas perwakilan diplomatik, menurut Wirjono Projodikoro, SH dalam 
bukunya Asas-asas Hukum Publik Internasional mencakup hal-hal berikut: 
a. Representasi, artinya seorang wakil diplomatik tidak hanya bertindak di 
dalam kesempatan ceremonial saja, ia juga dapat melakukan protes atau 
mengadakan penyelidikan atau pertanyaan dengan negara penerima. Ia 
mewakili kepentingan politik pemerintah negaranya 
b. Negosiasi, merupakan bentuk hubungan antarnegara berupa perundingan 
atau pembicaraan, baik dengan negara tempat ia diakreditasi maupun 
dengan negara-negara lainnya. Perundingan atau pembicaraan merupakan 
satu tugas diplomatik dalam mewakili negaranya. Dalam perundingan, 
seorang diplomatik harus mengemukakan sikap negaranya kepada negara 
penerima menyangkut kepentingan dari kedua negara. Selain itu 
menyangkut juga sikap yang diambil oleh negaranya mengenai 
perkembangan internasional 
c. Observasi, dimaksudkan untuk menelaah dengan sangat teliti setiap 
kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara penerima yang mungkin 
dapat mempengauhi kepentingan negaranya. Selanjutnya, jika dianggap 
penting maka pejabat diplomatik mengirimkan laporan kepada 
pemerintahnya. 
d. Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda dan kepentingan warga 
negaranya yang berada di luar negeri. 
e. Relationship, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan, 
mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan serta ilmu pengetahuan di 
antara negara pengirim dan negara penerima. 
2) Fungsi Perwakilan Diplomatik Berdasarkan Konggres Wina 1961 
Dalam keputusan Kongres Wina 1961 disebutkan bahwa fungsi perwakilan 
diplomatik mencakup hal-hal berikut.
(a) Mewakili negara pengirim di negara penerima 
(b) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara 
penerima di dalam batas –batas yang diperkenankan oleh hukum 
internasional 
(c) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima 
(d) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara 
penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada 
pemerintah negara pengirim. 
(e) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara. 
3) Peranan Perwakilan Diplomatik 
Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri yang 
berperan sebagai berikut : 
(a) Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam 
mencapai tujuan tersebut. 
(b) Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional 
sesuai dengan tenaga dan daya yang ada. 
(c) Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan 
kepentingan negara lain. 
(d) Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. 
Pada umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap 
negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan 
menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi. 
4) Tujuan Diadakannya Perwakilan Diplomatik 
Tujuan diadakan perwakilan di negara lain adalah sebagai berikut: 
(a) Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika 
terjadi sesuatu utusan perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah 
untuk menyelesaikannya. 
(b) Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara 
penerima
(c) Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada negara 
penerima. 
5) Perangkat Perwakilan Diplomatik 
Menurut ketetapan Konggres Wina 1815 dan Konggres Aux La Chapella 
1818 (konggres Achen), pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna 
membina hubungan dengan negara lain dilakukan oleh perangkat-perangkat 
berikut. 
a. Duta Besar Berkuasa Penuh (ambassador), adalah tingkat tertinggi 
dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar 
biasa. Ambassador ditempatkan pada negara yang banyak menjalin 
hubungan timbale balik. 
b. Duta (gerzant), adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah 
dari duta besar, Dalam menyelesaikn segala persoalan kedua negara 
dia harus berkonsultasi dengan pemerintah negaranya. 
c. Menteri Residen, seorang menteri residen dianggap bukan wakil pribadi 
kepala negara. Dia hanya mengurus urusan negara dan pada dasarnya 
tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara dimana dia 
berugas. 
d. Kuasa Usaha (charge d’Affair). Dia tidak ditempatkan oleh kepala 
negara kepada kepala negara tetapi ditempatkan oleh menteri luar 
negeri kepada menteri luar negeri. 
e. Atase-atase, adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. 
Atase terdiri atas dua bagian, yaitu: 
1). Atase Pertahanan 
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan 
departemen Luar negeri dan ditempatkan di kedutaan besar negara 
bersangkutan, serta diberi kedudukan sebagai seorang diplomat. 
Tugasnya adalah memberikan nasehat di bidang militer dan 
pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh. 
2). Atase Teknis 
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang 
tidak berasal dari lingkungan Departemen Luar Negeri dan
ditempatkan di salah satu kedutaan besar untuk membantu duta 
besar. Dia berkuasa penuh dalam melaksanakan tugas-tugas teknis 
sesuai dengan tugas pokok dari departemennya sendiri. Misalnya 
Atase Perdagangan, Perindustrian, Pendidikan Kebudayaan. 
6) Kekebalan dan keistimewaan perwakilan diplomatic. 
Istilah yang sering digunakan berkenaan dengan asas kekebalan dan 
keistimewaan diplomatic adalah“exteritoriallity” atau “extra 
teritoriallity”. Istilah ini mencerminkan bahwa para diplomat hampir 
dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar 
wilayah negara penerima. Para diplomat beserta stafnya tidak tunduk 
pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima. 
Menurut Konvensi Wina 1961, para perwakilan diplomatic diberikan 
kekebalan dan keistimewaan, dengan maksud : 
(a) Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatic sebagai 
wakil negara. 
(b) Menjamin pelaksanaan fungsi perwakilan diplomatik secara efisien. 
Kekebalan perwakilan diplomatik atau inviolability (tidak dapat diganggu 
gugat), yaitu kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima 
dan kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para pejabat 
diplomatik. Kekebalan diplomatik (immunity), antara lain mencakup : 
(a) Pribadi pejabat diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat 
kekuasaan negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap 
gangguan dari serangan atas kebebasan dan kehormatannya, dan 
kekebalan dari kewajiban menjadi saksi. 
(b) Kantor perwakilan (rumah kediaman), yaitu mencakup kekebalan 
gedung kedutaan, halaman, rumah kediaman yang ditandai dengan 
lambing bendera. Daerah itu sering disebut daerah ekstrateritorial 
(dianggap negara dari yang mewakilinya). Bila penjahat atau pencari 
suaka politik yang masuk ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan 
atas permintaan pemerintah sebab para diplomat tidak memiliki hak 
asylum. Hak asylum adalah hak untuk memberi kesempatan kepada 
suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara 
asing yang melarikan diri.
(c) Korespondesi diplomatik, yaitu kekebalan yang 
mencakup surat menyurat, arsip, dokumen termasuk kantor diplomatik 
dan sebagainya (semua kebal dari pemeriksaan isinya). 
Sedangkan keistimewaan perwakilan diplomatik dilaksanakan atas dasar 
timbal balik sebagaibana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963. 
Keistimewaan tersebut mencakup : 
(a) Pembebasan dari membayar pajak yaitu antara lain pajak penghasilan, 
kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televise, bumi dan bangunan, 
rumah tangga, dan sebagainya. 
(b) Pembebasan dari kwajiban pabean yaitu antara lain bea masuk, bea 
keluar, bea cukai terhadap barang-barang keperluan dinas, misi 
perwakilan, barang keperluan sendiri, keperluan rumah tangga, dan 
sebagainya. 
7) Berakhirnya Perwakilan Diplomatik 
Perwakilan diplomatik dapat berakhir karena hal-hal berikut: 
(a) Negara pengirim berinisiatif memanggil kembali (recall) pejabat 
perwakilan diplomatiknya.Dalam hal ini pejabat perwakilan diplomatik 
itu meminta ijin kepada negara penerima dan 
menyerahkan suratpemanggilan (letter de rappel) Negara penerima 
menjawab surat panggilan itu dengan menerbitkansurat kepercayaan . 
(b) Negara penerima meminta agar pejabat perwakilan diplomatik 
meninggalkan negaranya karena pejabat tersebut dinyatakan 
sebagai persona nongrata ( orang yang tidak disukai) Peristiwa ini 
dalam dunia diplomatik disebut mengembalikan paspor. Menurut 
kebiasaan, seorang pejabat perwakilan diplomatiknya menyimpan 
paspornya pada departemen luar negeri negara penerima. Apabila 
pejabat perwakilan diplomatik tersebut meminta kembali paspornya, 
berarti ia meninggalkan negara penerima. 
(c) Tujuan perwakilan diplomatik sudah selesai. 
2. Perwakilan Konsuler 
Pembukaan hubungan konsuler terjadi dengan persetujuan timbal balik, baik secara 
sendiri maupun tercakup dalam persetujuan pembukaan hubungan diplomatic.
Walaupun demikian, pemutusan hubungan diplomatic tidak otomatis berakibat 
pada putusnya hubungan konsuler. 
a. Fungsi Perwakilan konsuler. 
Adapun fungsi perwakilan konsuler secara rinci disebut dalam pasal 5 Konvensi Wina 
mengenai hubungan Konsuler dan Optimal Protokol tahun 1963 yaitu : 
1) melindungi, di dalam negara penerima, kepentingan-kepentingan negara 
pengirim dan warga negaranya, individu-individu, dan badan-badan hokum, di 
dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional; 
2) memajukan pembangunan hubungan dagang,ekonomi,kebudayaan dan ilmiah 
antar kedua negara; 
3) mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga negara-negara 
pengirim, dan visa atau dokumen-dokumen yang pantas untuk orang yang ingin 
pergi ke negara pengirim; 
4) bertindak sebagai notaries dan panitera sipil dan di dalam kapasitas dari 
macam yang sama, serta melakukan fungsi-fungsi tertentu yang bersifat 
administrasi, dengan syarat tidak bertentangan dengan hokum dan peraturan 
dari negara penerima. 
Kantor-kantor konsulat tempat bekerjanya korps perwakilan konsuler dapat berupa 
: 
1) Kantor Konsulat jenderal (consulate general), 
2) Konsul Konsulat (consulate), 
3) Kantor Wakil Konsulat (vice consulate), dan 
4) Kantor Perwakilan Konsuler (consuler agency). 
Sedangkan golongan kepala-kepala kantor konsuler terdiri atas : 
1) Konsul Jenderal. Konsul Jenderal mengepalai kantor Konsulat Jenderal yang 
dapat membawahi beberapa konsuler. 
2) Konsul. Konsul mengepalai kantor konsulat yang membawahi satu daerah 
kekonsulan. 
Dapat saja seorang konsul diperbantukan kepada konsul jenderal atau konsul.
3) Konsul Muda. Konsul Muda mengepalai kantor wakil konsulat yang ada di dalam 
satu daerah kekonsulan. Dapat saja seorang konsul muda diperbantukan 
kepada konsul jenderal atau konsul. 
4) Agen Konsul. Agen konsul diangkat oleh Konsul Jenderal atau oleh Konsul dan 
ditugaskan menangani beberapa hal tertentu yang berhubungan dengan 
kekonsulan, biasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan. 
b. Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan. 
Hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas kekonsulan antara lain mencakup : 
1) Bidang ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan 
menggalakkan ekspor komoditas non migas, promosi perdagangan, 
mengawasi pelayanan pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain. 
2) Bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, seperti tukar menukar pelajar, 
mahasiswa dan lain-lain. 
3) Bidang-bidang lain seperti : 
Memberikan paspor dan dokumentasi perjalanan kepada warga pengirim 
dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi daerah 
pengirim; 
Bertindak sebagai notaries dan pencatat sipil serta menyelenggarakan 
fungsi administrasi lainnya; 
Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan 
atau badan lain di negara penerima. 
Perbedaan diplomatik dan konsuler secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut: 
No Korps Diplomatik Korps Konsuler 
1 
2 
3 
4 
5 
Memelihara kepentingan negaranya 
dengan melakukan hubungan dengan 
pejabat-pejabat pusat 
Berhak mengadakan hubungan yang 
bersifat politik 
Satu negara hanya mempunyai satu 
perwakilan diplomatik saja dalam 
Memelihara kepentingan 
negaranya dengan melaksanakan 
hubungan dengan pejabat-pejabat 
tingakat daerah 
(setempat) 
Berhak menagadakan hubungan 
yang bersifat non politik
satu negara penerima 
Mempunyai hak ekstrateritorial 
(tidak tunduk pada pelaksana 
kekuasaan peradialan) 
Beerkedudukan di ibukota negara 
Satu negara dapat mempunyai 
lebih dari satu perwakilan 
konsuler 
Tidak mempunyai hak 
ekstrateritorial (tunduk pada 
pelaksanan kekuasaan peradilan) 
Berkedudukan di kota-kota 
tertentu 
4.1 Menkaji Peranan Organisasi Internasional ( ASEAN, AA, PBB ) dalam 
Meningkatkan Hubungan Internasional 
Dalam pergaulan internasional yang menyangkut hubungan antar negara, bayak sekali 
organisasi yang diadakan oleh beberapa negara. Bahkan saat ini organisasi 
internasional dapat dikatakan telah menjadi lembaga hukum. Menurut 
perkembangannya, organisasi internasional timbul pada tahun 1815 dan menjadi 
lembaga hukum internasional sejak konggres Wina. Pada tahun 1920 didirikanlah 
LBB yang benar-benar merupakan organisasi internasional dan anggota-anggotanya 
sanggup menjamin suatu perdamaian dunia. Tetapi jaminan itu tidak 
berhasil, karena pada 1945 meletus Perang Dunia II. 
Organisasi Internasional secara sederhamna dapat dimaknai sebagai badan hukum 
yang didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki 
kepentingan dan tujuan yang sama. 
Sedang Clive Archer (1983) mendefinisikan organisasi internasional adalah sebagai 
struktur formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara 
anggota-anggota (pemerintah dan non pemerintah) dari dua atau lebih negara 
berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya. 
Dibawah ini akan kami uraikan beberapa organisasi internasional sebagai berikut : 
1. ASEAN ( Association of South East Asia Nations) 
a. Sejarah Singkat ASEAN 
ASEAN adalah bentuk kerjasama regional di antara negara-negara di wilayah 
Asia Tenggara. Anggotanya 
meliputiIndonesia, Singapura, Malaysia, Philipina, Thailand, Brunai 
Darussalam ( 7 januari
1984), Vietnam (1995),Laos (1997), Myanmar (1997), dan Kamboja ( 30 
April 1999). 
Sebelum ASEAN berdiri di Asia Tenggara telah ada organisasi regional 
ASA (Association of South East Asia) yang berdiri pada tanggal 31 Juli 
1961 di Bangkok, oleh Malaysia, Philipina dan Muang Thai. Pada tanggal 18 
Agustus 1967 negara anggota ASA dengan Indonesia dan Singapura, 
menetapkan persetujuan untuk memperluas keanggotaan ASA dengan 
sebuah nama baru yaitu, ASEAN. 
Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN, 
oleh 5 menteri luar negeri negara ASEAN, pada tanggal 8 Agustrus 1967 
. Tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration) itu 
adalah: 
a. H. Adam Malik; Menteri Presidium Urusan Politik / Menteri Luar 
Negeri Indonesia. 
b. Tun Abdul Razak; Pejabat Perdana Menteri Malaysia. 
c. S. Rajaratman; Menteri Luar Negeri Singapura. 
d. Narsisco Ramos; Menteri Luar Negeri Filipina. 
e. Thanat Khoman; Menteri Luar Negeri Thailand 
Sejarah pembentukan ASEAN didasarkan pada kepentingan bersama 
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, factor internal, dan eksternal. 
1) Faktor internal, yaitu tekad bersatu untuk memperjuangkan 
kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas negara jajahan 
barat; 
2) Faktor eksternal, yaitu adanya perang Vietnam dan sikap RRC ingin 
mendominasi Asia Tenggara. 
Dalam perkembangan selanjutnya keanggotaan ASEAN bertambah satu 
persatu seiring dengan perkembangan jaman diantaranya : 
Brunai Darussalam, tanggal 8 Januari 1984; 
Vietnam, tanggal 28 Juli 1995; 
Laos dan Myanmar, tanggal 23 Juli 1997;
Kamboja, tanggal 30 April 1999. 
Dengan demikian sampai saat ini ASEAN beranggotakan semua negara di 
Asia Tenggara kecuali Timor Leste dan Papua Nugini. 
b. Asas ASEAN 
ASEAN sebagai organisasi kerjasama regional di Asia Tenggara 
menganut asas keanggotaan terbuka. Ini berarti bahwa ASEAN memberi 
kesempatan kerjasama kepada negara-negara lain di kawasan Asia 
Tenggara, seperti Timor Leste dan Papua Nugini. 
c. Dasar ASEAN 
Pembentukan ASEAN didasarkan pada hal-hal berikut. 
1) Saling menghormati terhadap kemerdekaan, integritas territorial dan 
identitas semua bangsa. 
2) Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas 
dari turut campur subversi serta intervensi dari luar. 
3) Tidak saling turut campur urusan dalam negeri negara masing-masing. 
4) Penyelesaian persengketaan dan pertengkaran secara damai. 
5) Tidak mempergunakan ancaman atau penggunaan kekuatan. 
6) Menjalankan kerjasama secara aktif. 
d. Tujuan ASEAN 
1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan 
pengembangan kebudayaan di Asiatenggara. 
2) Memelihara perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menaati 
keadilan tata hukum dalam hubungan antara negara-negara 
Asia tenggara serta berpegang teguh pada asas-asas Piagam 
PBB. 
3) Memajukan kerjasama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial budaya, 
teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi. 
4) Saling memberi bantuan dalam bentuk fasilitas latihan dan penelitian.
5) Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan jasa dan 
meningkatkan taraf hidup. 
6) Memajukan studi tentang Asia Tenggara. 
7) Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-organisasi 
internasional dan regional lain, yang sama tujuannya dengan 
tujuan ASEAN. 
e. Struktur ASEAN 
Untuk memperlancar tugas dan tujuan ASEAN, dibentuklah struktur 
organisasi sebagai berikut : 
1. Sebelum KTT di Bali 1976 
a). ASEAN Ministerial Meeting (Sidang TahunanPara Menteri) 
b). Standing Committee (Badan yang bersidang di antara dua siding 
menlu negara ASEAN untuk menangani persoalan-persoalan yang 
memerlukan keputusan para menteri.) 
c). Komite-komite tetap dan komite-komite khusus. 
d). Sekretariat nasioanal ASEAN pada setiap ibukota negara-negara 
anggota ASEAN. 
2. Setelah KTT di Bali 1976 
Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur pada tahun 1977, peserta KTT telah 
menyepakati dan mengesahkan struktur organisasi ASEAN sebagai 
berikut : 
a) Pertemuan para Kepala pemerintahan (summit meeting) merupakan 
kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN. Pertemuan Tingkat Tinggi 
(KTT) ini adalah apabila perlu untuk memberikan pengarahan 
kepada ASEAN. 
b) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (Annual Ministerial 
Meeting). 
Peranan dan tanggung jawab siding ini adalah perumusan garis 
kebijaksanaan dan koordinasi kegiatan-kegiatan ASEAN sesuai 
dengan Deklarasi Bangkok.
c) Sidang Para menteri Ekonomi 
Sidang ini diselenggarakan satu tahun 2 kali, yamg tugasnya selain 
merumuskan kebijaksanaan –kebijaksanaan dan koordinasi yang 
khusus, yang menyangkut kerjasama yang ada di bawahnya. 
d) Sidang Para menteri lainnya / Non ekonomi 
Sidang ini merumuskan kebijaksanaan –kebijaksanaan yang 
menyangkut bidangnya masing-masing, seperti pendidikan, 
kesehatan, sosial budaya, penerangan, perburuhan, ilmu 
pengetahuan dan teknologi. 
b) Standing Committee 
Badan ini tugasnya membuat keputusan-keputusan dan 
menjalankan tugas-tugas perhimpunan di antara dua buah siding 
tahunan menteri luar negeri. 
c) Komite-komite ASEAN 
Dalam KTT ini disetujui pula bahwa tempat Sekretariat ASEAN di 
Jakarta. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh sekretaris jendral atas 
dasar pengangkatan oleh para Menlu ASEAN secara bergilir. 
Sekretaris jendral ASEAN mempunyai masa jabatan dua tahun. Dia 
dibantu staf regional dan staf nasional. 
2. Konferensi ASIA AFRIKA 
a. Latar Belakang KAA 
Setelah sepuluh tahun berakhirnya Perang Dunia II, usaha PBB dalam 
menegakkan perdamaian dunia belum berhasil secara memuaskan. 
Sementara itu, rakyat-rakyat di Asia Afrika terus bergolak untuk 
membebaskan diri dalam mencapai kemerdekaan. Di pihak 
lain, Indonesia juga mengalami revolusi fisik sejak tahun 1945-1950. 
Indonesia, sebagai salah satu Negara yang baru saja merdeka 
mengajukan gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. 
Gagasan ini diajukan dalam Konferensi Kolombo di Sri Lanka Ternyata 
gagasan ini mendapat sambutan dari perdana menteri negara-negara yang 
hadir. Konferensi Kolombo ini dihadiri oleh limanegara, yaitu:
1) Indonesia diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo; 
2) India diwakili oleh PM Pandit J Nehru 
3) Pakistan diwakili oleh PM Muh Ali 
4) Myanmar diwakili oleh PM Unu 
5) Srilanka diwakili oleh PM Sir John Kotelawala 
Secara lebih rinci gagasan lahirnya KAA di Bandung dapat diuraikan 
sebagai berikut : 
1) Tanggal 23 Agustus 1953, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo 
(Indonesia) di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan 
perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika bagi 
perdamaian dunia. 
2) Tanggal 25 April – 2 Mei 1954 berlangsung Persidangan Kolombo di 
Srilangka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin 
dari India,Pakistan, Burma (sekarang Myanmar) danIndonesia. Dalam 
konferensi ini Indonesiamemberikan usulan perlu adanya Konferensi 
Asia Afrika. 
3) Tanggal 28-29 Desember 1954, Untuk mematangkan gagasan masalah 
persidangan Asia-Afrika, diadakan persidangan Bogor. Dalam 
persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, 
serta siapa saja yang akan diundang. 
4) Tanggal 18-24 April 1955, Konferensi Asia Afrika berlangsung di 
Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden 
Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari 
persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan nama 
Dasasila Bandung. 
b. Tujuan KAA 
Tujuan konferensi ini adalah : 
a. Meningkatkan kemauan baik dan kerjasama antara bangsa Asia Afrika, 
serta untuk menjajagi dan melanjutkan baik kepentingan timbal balik 
maupun kepentingan bersama
b. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan budaya dalam 
hubungannya dengan negara-negara peserta, 
c. Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus yang 
menyangkut rakyat Asia-Afrika, dalam hal ini menyangkut kedaulatan 
nasional, rasialisme, dan kolonialisme, 
d. Meninjau posisi Asia Afrika dan rakyatnya dalam dunia masa kini dan 
sumbangan yang dapat diberikan dalam peningkatan perdamaian dunia 
dan kerjasama internasional. 
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan prinsip-prinsip yang dikenal 
dengan “DASASILA BANDUNG” (Bandung Declaration) yang kemudian 
menjadi dasar-dasar hubungan antar bangsa negara-negara Asia Afrika. 
Isi dari Dasasila Bandung adalah: 
a. menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas 
yang termuat dalam Piagam PBB; 
b. menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa; 
c. mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik besar 
maupun kecil; 
d. tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam 
negeri negara lain; 
e. menghormati tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara 
sendiri maupun kolektif sesuai dengan Piagam PBB; 
f. tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk 
bertindak bagi kepentingan khusus, tidak melakukan tekanan terhadap 
negara lain; 
g. tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan 
kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik 
suatu negara; 
h. menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai; 
i. memajukan kepentingan bersama dan kerjasama; 
j. menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Konferensi Asia Afrika di Bandung juga melahirkan 
semangat Bandung di antara anggota-anggotanya. Semangat Bandung 
adalah perdamaian, kemerdekaan, hidup berdampingan secara damai, 
kerjasama internasional untuk kepentingan bersama, dan perdamaian. 
Menurut peserta konferensi, kemerdekaan dan perdamaian saling 
bergantung satu sama lain . 
c. Arti Penting KAA 
Konferensi Asia-Afrika di bandung tahun 1955, mempunyai arti yang 
sangat penting bagi perkembangana kehidupan bangsa Asia – Afrika 
khususnya ataupuin dunia internasional pada 
umumnya.Dasasila bandung menjadi sangat terkenal dan merupakan suatu 
asas yang dapat diterima dan digunakan dalam menyelesaikan masalah 
penting dunia sesuai dengan piagam PBB. 
Arti penting Konferensi Asia-Afrika ada;lah sebagai berikut ; 
1) Perjuangan bangsa Asia – Afrika seperti yang tercantum dalam 
Deklarasi Bandung ternyata sampai sekarang masih relevan. 
Pelaksanaannya selalu ditingkatkan untuk menggalang solidaritas 
didalam melawan imperialisme. 
2) Konferensi Asia-Afrika mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok yang 
anggotanya tidak hanya bangsa Asia-Afrika, tetapi dalam wilayah yang 
lebih luas, yaitu dunia internasional. 
Konferensi Asia-Afrika juga berpengaruh besar terhadap solidaritas 
perjuangan kemerdekaan Asia- Afrika. Konferensi ini menjadi pendorong 
yang kuat bagi kebangkitan semangat kebebasan dan kemerdekaan bangsa-bangsa 
di Asia- Afrika. Fakta membuktikan dalam jangka waktu lima tahun 
negara-negara merdeka mulai bermunculan dikawasan wilayah Asia-Afrika, 
seperti Maroko, Ghana, Guyana, Senegal, Somalia dan lain-lainnnya. 
Di samping itu KAA juga berpengaruh besar terhadap dunia, seperti : 
1) Ketegangan dunia semakin mereda 
2) Amerika serikat dan Australia berusaha menghapuskan rasdiskriminasi 
di negaranya
3) Munculnya organisasi gerakan Non Blok yang bertujuan meredakan 
perselisihan paham dari Blok Amerika dan Blok Uni Soviet 
Manfaat Konferensi Asia Afrika bagi bangsa-bangsa di Asia Afrika 
adalah sebagai berikut : 
1) Merupakan titik kulminasi dari solidaritas di kalangannya. 
2) Awal kerja sama baru dan pemberian dukungan yang lebih tegas 
terhadap perjuangan kemerdekaan. 
Sedangkan manfaat konferensi Asia-Afrika bagiIndonesia adalah 
membawa keuntungan yang nyata seperti berikut : 
1) Ditandatangani persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan 
RRC. Seorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih 
salah satu, yaitu menjadi warga negara Indonesia atau RRC. Warga 
negara yang tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan ayahnya. 
2) Memperoleh dukungan berupa putusan KonferensiAsia-Afrika mengenai 
perjuangan merebut Irian Barat. 
3. PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa) 
a. Sejarah Singkat PBB 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi internasional 
yang anggoanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk 
untuk memfasilitasi hukum internasional, pengamanan internasional, 
lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. 
Tahun 1915, AS berhasil menuangkan suatu konsep yang dirumuskan 
oleh beberapa tokoh di Inggris mengenai pembentukan “liga” dengan 
tujuan untuk menghindarkan ancaman peperangan. Konferensi 
berpendapat bahwa melalui organisasi internasional dapat dijamin 
perdamaian internasional. 
Atas usul Presiden AS, Woodrow Wilson pada tanggal 10 Januari 1920, 
dibentuk suatu organisasi internasional yang diberi nama Liga bangsa- 
Bangsa (league of nations). Tujuan dari Liga bangsa-Bangsa ini adalah 
mempertahankan perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama 
internasional.
Tugas dari Liga Bangsa-Bangsa adalah menyelesaikan sengketa secara 
damai, sehingga peperangan dapat dicegah. Ada beberapa hasil dari Liga 
bangsa-bangsa, misalnya : Perjanjian Locarno (1925) dan Perjanjian Kallog 
Briand (1928) 
Akan tetapi, LBB tidak mampu menciptakan perdamaian dunia. Perang 
Dunia II meletus. Hal ini terjadi karena munculnya kekuasaan kaum 
NAZI di bawah pimpinan HITLER (Jerman), dan kaum Fasis 
dipimpin Mussolini dari Italia, serta imperialis Jepang yang sudah 
mengkhianati isi Liga bangsa-Bangsa. 
Pada saat perang dunia II berkecamuk, sangat dibutuhkan organisasi 
dunia untuk mengadakan kerjasama antar bangsa untuk mengatasi 
kerusuhan yang melanda dunia. Presiden AS, Franklin Delano Roosevelt 
dan PM Inggris Winston Churchill, telah mengadakan pertemuan yang 
mengahasilkan Piagam Atlantik (Atlantic Charter) yang isinya sebagai 
berikut : 
1) Tidak melakukan perluasan wilayah diantar sesamanya 
2) Menghormati hak setiap bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan 
dan menentukan nasib sendiri 
3) Mengakui hak semua negara untuk turut serta dalam perdaganagan 
dunia 
4) Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunia, dimana setiap bangsa 
berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari rasa takut 
dankemiskinan 
5) Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai 
Pokok-Pokok Piagam Atlantik itu pada tanggal 14 Agustus 1941 menjadi dasar 
konferensi-konferensi internasional dalam penyelesaian perang dunia 
kedua dan menuju pembentukan PBB. Beberap pertemuan sebelum 
terbentuknya PBB, antara lain adalah sebagai berikut ; 
1) Tanggal 30 Oktober 1943, di Moskow dilahirkan deklarasi Moskow 
tentang keamanan umum yang ditandatangani oleh Inggris, USA, 
Rusia, Cina yang mengakui pentingnya organisasi internasional 
perdamaian dunia
2) Tanggal 21 Agustus 1944, di Washington DC, dilangsungkan 
konferensi Dumbarton Oaks(Dumbarton Oaks Conference) yang 
diikuti oleh 39 negara yang membahas tentang rencana mendirikan 
PBB 
3) Pada pertemuan Dumbarton Oaks, Washington DC, tanggal 21 Agustus 
- 7 Oktober 1945, dipersiapkan Piagam PBB. 
4) Piagam PBB ditandatangani di San Fransisco tanggal 26 Juni 1945 dan 
mulai berlaku tanggal 24 Oktober 1945. Penandatanganan piagam itu 
diikuti oleh 50 negara, yaitu 47 negara penandatangan“Declarations 
of united nations” ditambah dengan negara Ukraina, Belorusia dan 
Argentina. Kelima puluh negara penandatangan tersebut dikenal 
sebagai negara pendiri (original members). Tanggal inilah yang 
menjadi hari kelahiran PBB. 
Piagam PBB terdiri dari hal-hal berikut : 
I. Mukadimah (4 alinia) 
II. Batang Tubuh 19 Bab dan 111 pasal. 
Isinya memuat tujuan, asas, alat perlengkapan PBB, badan khusus, 
tugas dan kewajiaban alat perlengkapan serta keanggotaan PBB. 
Negara Indonesia masuk pertama kali menjadi anggota PBB pada 
tanggal 28 September 1950, dan keluar pada tanggal 7 Januari 1965 
dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966. 
b. Tujuan Organisasi PBB 
Tujuan PBB yang terdapat dalam pasal 1 Piagam PBB adalah sebagai berikut ; 
1) Memelihara perdamaian dan keamanan internasional; 
2) Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan internasional; 
3) Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah usaha 
internasional dalam bidang ekonomi, social budaya dan hak asasi; 
4) Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan 
bersama cita-cita di atas. 
c. Asas Organisasi PBB
Asas-asas PBB yang terdapat dalam pasal 2 Piagam PBB adalah sebagai 
berikut : 
1) Susunan PBB berdasarkan persamaan kedaulatandari semua anggota; 
2) Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-kewajiban 
mereka sebagaimana tercantum dalam piagam PBB; 
3) Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-persengketaan 
interna sional dengan jalan damai tanpa membahayakan 
perdamaian, keamanan dan keadilan; 
4) Dalam hubungan – hubungan internasional semua anggota harus 
menjauhi penggunaan ancaman kekerasan terhadap negara lain. 
d. Struktur Organisasi PBB 
Konferensi San Fransisco, menghasilkan suatu piagam yang menyebutkan 
Struktur Organisasi PBB, yaitu : 
1) Majelis Umum (General Assembly) 
2) Dewan Keamanan (Security Council) 
3) Dewan ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) 
4) Dewa perwalian (Trusteeship Council), 
5) Mahkamah internasional (International Court of Justice ), dan 
6) Sekretariat (Secretariay) 
1) Majelis Umum (General Asembly ) 
Majelis Umum atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam 
badan utama PBB. Majelis ini terdiri atas anggota dari seluruh negara 
anggota PBB dan bertemu setiap tahun di bawah pimpinan seorang 
Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan 
pertama diadakan pada tanggal 10 Januari 1946 di Hall Tengah 
Westminster di London dan anggotanya wakil dari 51 negara. 
Setiap negara dapat menunjuk 5 orang wakil untuk hadir dalam Sidang 
Umum, tetapi hanya berhak mengeluarkan satu suara. Dalam setiap 
sidang PBB, Majelis Umum memilih seorang ketua. Sidang Umum
mempunyai kekuasaan untuk mengatur organisasi dan administrasi 
PBB, kecuali masalah yang sedang diselesaikan Dewan Keamanan,. 
Bahasa resmi yang digunakan antara lain : Bahasa Inggris, Perancis, 
Rusia, Spanyol, dan Cina. 
Tugas dan kekuasaan Majelis Umum sangat luas, sebagai berikut ; 
a. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional. 
b. Berhubungan dengan kerjasama ekonomi, kebudayaan, pendidikan, 
kesehatan danperikemanusiaan. 
c. Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah yang 
belum mempunyai pemerintahan sendiri yang bukan daerah 
strategis 
d. Berhubungan dengan keuangan 
e. Penetapan keanggotaan 
f. Mengadakan perubahan piagam 
g. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan 
Sosial, Dewan Perwakilan, Hakim Mahkamah internasional, dan 
sebagainya 
2) Dewan Keamanan (Security Council) 
Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah 
menjaga perdamaian dan keamanan antarnegara. Sedangkan badan 
PBB lainnya hanya dapat memberikan rekomendasi kepada para 
anggota. Dewan keamanan mempunyai kekuatan untuk mengambil 
keputusan yang harus dilaksanakan para anggota di bawah Piagam 
PBB. 
Dewan Keamanan mengadakan pertemuan pertamanya tanggal 17 Januari 
1946 di Church House, Londondan keputusan yang mereka tetapkan 
disebut Resolusi Dewan Keamanan PBB. 
Dewan Keamanan terdiri : 5 anggota tetap yang mempunyai hak 
veto, yaitu: Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis dan 
Cina ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang dipilih untuk masa 
2 tahun oleh Majelis Umum. Hak Veto adalah hak untuk membatalkan
keputusan atau resolusi yang diajukan oleh PBB atau Dewan Keamanan 
PBB. Hak Veto sampai sekarang hanya dimiliki oleh negara-negara 
anggota tetap Dewan Keamanan PBB. 
Dewan keamanan diberi hak dan wewenang untuk menentukan 
suatu hal atau masalah yang dianggap mengganggu perdamaian, 
mengancam perdamaian, atau tindakan agresif. Dewan Keamanan 
diberikan wewenang untuk melakukan tindakan segera guna menjaga 
ketertiban dan kemanan dunia. 
3) Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Councilatau 
ECOSOC) 
ECOSOC beranggotakan 54 negara, dipilih oleh Sidang Umum 
untuk masa 3 tahun dan bersidang sedikitnya tiga kali dalam 1 tahun. 
Tugas ECOSOC sebagai berikut ; 
a. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan ekonomi, dan 
sosial yang digariskan oleh PBB 
b. Mengembangkan ekonomi, sosial dan politik 
c. Memupuk hak asasi manusia 
d. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dari bidang khusus dengan 
konsultasi dan menyampaikannya pada sidang umum kepada mereka 
dan anggota PBB 
4) Dewan Perwalian (Trusteeship Council) 
Dewan Perwalian merupakan lembaga PBB yang dibentuk dalam rangka 
untuk mendorong dan membantu mengusahakan kemajuan penduduk 
daerah perwalian untuk mencapai kemerdekaannya. 
Dewan ini terdiri dari : 
a) Anggota yang menguasai daerah perwalian 
b) Anggota tetap dewan Keamanan 
c) Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh Sidang 
Umum
Fungsi Dewan Perwalian 
a. Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dalam negara 
untuk mencapai kemerdekaan sendiri 
b. Memberikan dorongan untuk menghormati hak-hak manusia 
c. Melaporkan hasil pengawasan kepada sidang umum PBB 
Piagam PBB menyebutkan bahwa kolonialisme harus dihapuskan. Oleh 
karena itu, daerah yang belum merdeka diusahakan oleh Dewan 
Perwalian untuk mendapatkan kemerdekaannya. Pada umumnya 
sekarang daerah-daerah perwalian itu sudah merdeka. 
5) Mahkamah Internasional (International Court of Justice) 
Mahkamah Internasional adalah badan perlengkapan PBB yang 
berkedudukan di Den Hag (Belanda). Anggotanya terdiri atas ahli 
hukum dari berbagai negara anggota PBB. Masa jabatannya adalah 9 
tahun, sedangkan tugasnya adalah memberikan saran dan pendapat 
kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum bila diminta. 
Mahkamah Agung Internasional merupakan Mahkamah Pengadilan 
Tertinggi di seluruh dunia. Mahkamah Internasional terdiri atas 15 
orang hakim yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya 
dalam hukum. Semua anggota PBB adalah Piagam Mahkamah 
Internasional. 
Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman 
pada perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat dan 
kebiasaan internasional) sebagai sumber-sumber hukum. Keputusan 
Mahkamah Internasional merupakan keputusan terakhir walaupun 
dapat dimintakan banding. 
Tugas pokok Mahkamah Internasional adalah mencakup hal-hal berikut 
: 
a. Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota 
PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional; 
b. Memberi pendaat kepada Majelis Umum tentang penyelesaian 
sengketa antara negara-negara anggota PBB;
c. Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah 
satu pihak yang menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional; 
d. Memberi nasehat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum 
dan Dewan Keamanan. 
6) Sekretariat (Secretariat) 
Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama PBB dan dikepalai oleh 
seorang Sekretaris Jendral PBB, dibantu oleh seorang staf pembantu 
pemerintah sedunia. 
Sekretariat Terdiri atas : 
a. Sekretaris jenderal, dipilih oleh Sidang Umum atas usul Dewan 
keamanan dan dapat dipilih kembali. Biasanya, Sekretaris Jendral 
berasal dari negara yang tidak terlibat dalam politik besar 
b. Sekretaris Jenderal Pembantu, sebanyak 8 sekretaris pembantu 
yang mengepalai satu departemen., yaitu: 
1) Sekretaris Jendera pambantu urusan Dewan keamanan. 
2) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Ekonomi. 
3) Sekretaris jenderal pembantu urusan perwalian dan Penerangan 
untuk daerah yang belum merdeka. 
4) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Sosial. 
5) Sekretaris Jenderal untuk pembantu urusa hukum. 
6) Sekretaris jenderal pembantu unutk urusan Penerangan. 
7) Sekretaris Jenderal pembantu urusan koperasi dan Pelayanan 
Umum. 
8) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Tata Usaha dan 
keuangan. 
Tanggung jawab sekretaris jenderal pembantu adalah sebagai berikut: 
a. Mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka penyelenggaraan 
pertemuan yang akan diadakan oleh majelis Umum dan badan-badan 
utama lain.
b. Melaksanakan keputusan yang telah dihasilkan oleh badan-badan PBB 
dengan sebaik-baiknya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah hubungan internasional dengan organisasi internasional
Makalah hubungan internasional dengan organisasi internasionalMakalah hubungan internasional dengan organisasi internasional
Makalah hubungan internasional dengan organisasi internasionalAbdillah Arief
 
Pola Hubungan Internasional
Pola Hubungan InternasionalPola Hubungan Internasional
Pola Hubungan Internasionalnoussevarenna
 
Hubungan Internasional
Hubungan InternasionalHubungan Internasional
Hubungan InternasionalLia Melinda
 
Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia
Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia
Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia noussevarenna
 
Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional Yuuto Backboners
 
Bab 5 ppkn kelas xii smk
Bab 5 ppkn kelas xii smkBab 5 ppkn kelas xii smk
Bab 5 ppkn kelas xii smkwahyuti wahyuti
 
Makalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian duniaMakalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian duniaYudha Irawan
 

La actualidad más candente (12)

Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesia
 
Makalah hubungan internasional dengan organisasi internasional
Makalah hubungan internasional dengan organisasi internasionalMakalah hubungan internasional dengan organisasi internasional
Makalah hubungan internasional dengan organisasi internasional
 
Pola Hubungan Internasional
Pola Hubungan InternasionalPola Hubungan Internasional
Pola Hubungan Internasional
 
Hub internas
Hub internasHub internas
Hub internas
 
Hubungan Internasional
Hubungan InternasionalHubungan Internasional
Hubungan Internasional
 
Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia
Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia
Pola hubungan internasional yang dibangun indonesia
 
Hubungan internasional
Hubungan internasionalHubungan internasional
Hubungan internasional
 
Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional Tugas pkn hub. internasional
Tugas pkn hub. internasional
 
Bab 5 ppkn kelas xii smk
Bab 5 ppkn kelas xii smkBab 5 ppkn kelas xii smk
Bab 5 ppkn kelas xii smk
 
Makalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian duniaMakalah indonesia dan perdamaian dunia
Makalah indonesia dan perdamaian dunia
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pkn materi smstr1
Pkn materi smstr1Pkn materi smstr1
Pkn materi smstr1
 

Destacado

Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)ICT Watch
 
Surat kuasa richky irawan
Surat kuasa richky irawanSurat kuasa richky irawan
Surat kuasa richky irawanRichky Irawan
 
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Septian Muna Barakati
 
Kelompok 3 liga arab
Kelompok 3 liga arabKelompok 3 liga arab
Kelompok 3 liga arabDewi_Sejarah
 
Penentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab Semarang
Penentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab SemarangPenentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab Semarang
Penentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab SemarangSally Indah N
 
Proklamasi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaanProklamasi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaanAsh Ash
 
Cahaya & Alat Optik
Cahaya & Alat OptikCahaya & Alat Optik
Cahaya & Alat Optikboim007
 
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012  rkl rplLampiran iii permen 16 th 2012  rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rplDewi Hadiwinoto
 
contoh rpp kurtilas
contoh rpp kurtilascontoh rpp kurtilas
contoh rpp kurtilasAkmal Zahir
 
Fungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanahFungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanahDwi Annisah
 
Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga
Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga
Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga Debby Zalina
 
29. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 12021629. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 120216Riechesna Riezna
 
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeanalisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeSmanten Smanten
 
Mengenal sistem operasi linux
Mengenal sistem operasi linuxMengenal sistem operasi linux
Mengenal sistem operasi linuxRochmat Saliim
 
Representasi pengetahuan
Representasi pengetahuanRepresentasi pengetahuan
Representasi pengetahuanbungpoetra
 
manfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiamanfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiameidina silviaaa
 
Kode kehormatan
Kode kehormatanKode kehormatan
Kode kehormatanHeru Heru
 

Destacado (20)

Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
Modul Tata Kelola Internet (UNAPCICT)
 
Makalah pbb
Makalah pbbMakalah pbb
Makalah pbb
 
Surat kuasa richky irawan
Surat kuasa richky irawanSurat kuasa richky irawan
Surat kuasa richky irawan
 
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
Makalah perserikatan bangsa bangsa (pbb)
 
Kelompok 3 liga arab
Kelompok 3 liga arabKelompok 3 liga arab
Kelompok 3 liga arab
 
Penentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab Semarang
Penentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab SemarangPenentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab Semarang
Penentuan Lokasi Optimal Pembangunan Waduk di Kab Semarang
 
Kalender 2013
Kalender 2013Kalender 2013
Kalender 2013
 
Proklamasi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaanProklamasi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan
 
Cahaya & Alat Optik
Cahaya & Alat OptikCahaya & Alat Optik
Cahaya & Alat Optik
 
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012  rkl rplLampiran iii permen 16 th 2012  rkl rpl
Lampiran iii permen 16 th 2012 rkl rpl
 
contoh rpp kurtilas
contoh rpp kurtilascontoh rpp kurtilas
contoh rpp kurtilas
 
Fungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanahFungsi dan Manfaat tanah
Fungsi dan Manfaat tanah
 
Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga
Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga
Tugas Fisika - Tuas jenis ketiga
 
Akor 2
Akor 2Akor 2
Akor 2
 
29. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 12021629. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 120216
 
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika okeanalisis tujuan mata pelajaran fisika oke
analisis tujuan mata pelajaran fisika oke
 
Mengenal sistem operasi linux
Mengenal sistem operasi linuxMengenal sistem operasi linux
Mengenal sistem operasi linux
 
Representasi pengetahuan
Representasi pengetahuanRepresentasi pengetahuan
Representasi pengetahuan
 
manfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusiamanfaat virus bagi manusia
manfaat virus bagi manusia
 
Kode kehormatan
Kode kehormatanKode kehormatan
Kode kehormatan
 

Similar a Bab 4 kelas xi

Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484
Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484
Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484Viennda1
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalSeptian Muna Barakati
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalWarnet Raha
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalWarnet Raha
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaWarnet Raha
 
Makalah hubungan internasional di indonesia (2)
Makalah hubungan internasional di indonesia (2)Makalah hubungan internasional di indonesia (2)
Makalah hubungan internasional di indonesia (2)Septian Muna Barakati
 
Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional Yoel Immanuella
 
Hubungan International
Hubungan InternationalHubungan International
Hubungan InternationalDevita Sagita
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiHubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiapotek agam farma
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5eli priyatna laidan
 
Dinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptx
Dinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptxDinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptx
Dinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptxsariasih59
 
Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02
Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02
Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02Evi Sulastri
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalYingyangwizard
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalYingyangwizard
 

Similar a Bab 4 kelas xi (20)

Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484
Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484
Paket Fun Offroad di Batu Malang, Hub 0819-4343-1484
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasionalMakalah hakikat hubungan internasional
Makalah hakikat hubungan internasional
 
Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesia
 
Makalah hubungan internasional di indonesia (2)
Makalah hubungan internasional di indonesia (2)Makalah hubungan internasional di indonesia (2)
Makalah hubungan internasional di indonesia (2)
 
Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesia
 
Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesia
 
Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional
Yoel Immanuella ~ Pengertian, Pentingnya & Sarana-Sarana Hubungan Internasional
 
Kewarganegaraan KD 4.1
Kewarganegaraan KD 4.1Kewarganegaraan KD 4.1
Kewarganegaraan KD 4.1
 
Hubungan International
Hubungan InternationalHubungan International
Hubungan International
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xiHubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
Hubungan internasional dan organisasi internasional kelas xi
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 5
 
Pkn kelompok 1
Pkn kelompok 1Pkn kelompok 1
Pkn kelompok 1
 
Dinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptx
Dinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptxDinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptx
Dinamika perdamaian Indonesia pertemuan 1 sem 2.pptx
 
Hubungan internasional
Hubungan internasionalHubungan internasional
Hubungan internasional
 
Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02
Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02
Hubunganinternasionaldanorganisasiinternasionalkelasxi 130128073426-phpapp02
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasional
 
Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasionalHubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional dan organisasi internasional
 

Más de fatimaharyenfa

Más de fatimaharyenfa (14)

Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3
 
Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3Bab 4 kelas 3
Bab 4 kelas 3
 
Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3
 
Bab 2 kelas 3
Bab 2 kelas 3Bab 2 kelas 3
Bab 2 kelas 3
 
Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3Bab 1 kelas 3
Bab 1 kelas 3
 
Kels xi bab5
Kels xi bab5Kels xi bab5
Kels xi bab5
 
Bab 3 kelas xi
Bab 3 kelas xiBab 3 kelas xi
Bab 3 kelas xi
 
Bab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xiBab 2 kelas xi
Bab 2 kelas xi
 
Bab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xiBab 1 kelas xi
Bab 1 kelas xi
 
Hukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas xHukum bab 5 kelas x
Hukum bab 5 kelas x
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
Bentuk dan kedaulatan negara pkn bab 3
 
Bab 2 kelas x
Bab 2 kelas xBab 2 kelas x
Bab 2 kelas x
 
Pkn kelas 10
Pkn kelas 10Pkn kelas 10
Pkn kelas 10
 

Bab 4 kelas xi

  • 1. HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL Manusia sebagai makhluk sosial, baru memiliki arti apabila bekerja sama dengan sesamanya. Manusia dalam hidup berbangsa dan negara akan dapat melangsungkan kehidupannya jika mengadakan hubungan dengan bangsa lain. Tidak ada satu negara di dunia ini yang dapat hidup sendiri dan tidak melibatkan diri dengan negara lain. Karena, pada dasarnya antara negara yang satu dengan negara yang lain terdapat hubungan saling ketergantungan. Dalam rangka peningkatan kualitas kerja sama internasional, bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia Internasional. Bangsa Indonesia, dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional, serta berlandaskan pada prinsip persamaan derajat, serta tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Kesadaran akan prinsip hubungan internasional menegaskan perlunya kerja sama dengan bangsa lain. Hal ini juga mempengaruhi sepak terjang bangsa Indonesia dalam masyarakat Internasional, baik dalam melaksanakan politik luar negeri maupun keterlibatannya dalam berbagai organisasi Internasional. Dengan demikian timbul permasalahan, Bagaimanakah negara Indonesiamembina hubungan dengan negara-negara di dunia ? Apa saja yang dilakukan bangsa Indonesia dalam organisasi Internasional ? 4.1 Mendeskripsikan Pengertian, Pentingnya, dan Sarana - sarana Hubungan Inter- nasional bagi Suatu Negara 1. Pengertian Hubungan Internasional Hubungan internasional adalah hubungan yang diadakan oleh suatu bangsa atau negara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI ( Renstra ), hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan ini di dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan antarnegara atau antarindividu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa
  • 2. hubungan politis, budaya, ekonomi ataupun hankam. Konsep ini berhubungan erat dengan subjek-subjek, seperti organisasi internasional, diplomasi, hukum internasional dan politik internasional. Hubungan Internasional dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 disebut dengan hubungan luar negeri. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa hubungan luar negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan daerah atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia. Pengertian hubungan internasional juga dikemukakan oleh para ahli, antara lain: a. Charles A. MC. Clelland Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. b. Warsito Sunaryo Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan – kesatuan social tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan social tertentu, bisa diartikan sebagai negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional. c. Tygve Nathiessen Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu komponen-komponen hubungan internasional meliputi politik internasional, organisasi dan administrasi internasional dan hukum internasional. Konsep hubungan internasional berhubungan erat dengan subjek-subjek internasional, seperti organisasi internasional, hukum internasional, politik internasional termasuk diplomasi.
  • 3. Jika dilihat dari subyeknya, hubungan internasional dapat berupa: a. hubungan individual, yaitu hubungan antarpribadi atau perorangan (interpersonal) antara warga negara suatu negara dengan warga negara dari negara lain. Individu-individu tersebut saling mengadakan kontak-kontak pribadi sehingga timbul kepentingan timbal balik diantara keduanya. Misalnya: turis, pelajar, mahasiswa. b. hubungan antar kelompok, yaitu hubungan antara kelompok-kelompok tertentu dari suatu negara dengan kelompok – kelompok tertentu dari negara lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat mengadakan hubungan secara periodik, insidental maupun permanen. Misalnya hubungan antarlembaga sosial, antarlembaga agama, antarorganisasi sosial politik. c. hubungan antarnegara, yaitu hubungan antarbadan publik/pemerintah/lembaga negara yang dengan negara lainnya dalam pergaulan internasional. Dalam hubungan ini negara bertindak sebagai institusi. Jika dilihat dari sifatnya, hubungan internasional dapat berupa; a. hubungan bilateral, yaitu hubungan yang melibatkan dua negara. b. Hubungan multilateral, yaitu hubungan yang melibatkan banyak negara c. Hubungan regional, yaitu hubungan yang dilakukan oleh beberapa negara dalam satu kawasan (region) d. Hubungan internasional, yaitu hubungan yang melibatkan lebih dari dua negara dan tidak terikat pada suatu kawasan. 2. Asas-asas hubungan internasional Dalam hubungan internasional, dikenal beberapa asas yang didasarkan pada daerah dan ruang lingkup berlakunya ketentuan hukum bagi daerah dan warga negara masing-masing. Ada tiga asas dalam hubungan internasional yang saling mempengaruhi, yaitu: a. Asas Teritorial
  • 4. Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut berlaku hukum asing ( internasional sepenuhnya) b. Asas Kebangsaan Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara terhadap warga negaranya. Menurut asas ini, setiap warga negara dimanapun ia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya.Asas ini mempunyai kekuatan extraterritorial, artinya hukum dari negara tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun di negara asing. c. Asas Kepentingan Umum Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara. 3. Pentingnya hubungan internasional bagi Suatu Negara Hubungan Internasioal menjadi penting bagi suatu negara, karena di masa sekarang diyakini bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri. Dengan adanya hubungan internasional, pencapaian tujuan negara akan lebih mudah dilakukan dan perdamaian dunia lebih mudah diciptakan. Dengan demikian tak satu bangsa pun di dunia ini dapat membebaskan diri dari keterlibatan dengan bangsa dan negara lain. Bagi suatu negara hubungan dan kerjasama internasional sangat penting. Menurut Mochtar Kusumaatmadja (1982), hubungan dan kerja sama tersebut timbul karena adanya kebutuhan yang disebabkan antara lain oleh pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri yang tidak merata di dunia. Jadi, ada saling ketergantungan dan membutuhkan antarbangsa. Ketergantungan terjadi dipelbagai bidang kehidupan baik perdagangan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, keagamaan, sosial maupun olah raga. Disamping itu, hubungan dan kerja sama internasional juga penting untuk : a. memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil dengan bangsa lain;
  • 5. b. mencegah dan menyelesaikan konflik, perselisihan, permusuhan atau persengketaan yang mengancam perdamaian dunia sebagai akibat adanya kepentingan nasional yang berbeda di antara bangsa dan negara di dunia; c. mengembangkan cara penyelesaian masalah secara damai melalui perundingan dan diplomasi yang lazim ditempuh negara-negara beradab, cinta damai dan berpegang kepada nilai-nilai etik dalam pergaulan antarbangsa; d. membangun solidaritas dan sikap saling menghormati antarbangsa; e. membantu bangsa lain yang terancam keberadaannya sebagai akibat pelanggaran atas hak-hak kemerdekaan yang dimiliki; f. berpartisipasi dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social; g. menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, kelangsungan keberadaan dan kehadirannya ditengah bangsa-bangsa lain. Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses hubungan internasioanal, baik secara bilateral maupun multilateral antara lain adalah kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber daya dan letak geografis. Suatu negara dapat mengadakan hubungan internasional manakala kemerdekaan nya telah diakui oleh negara lain, baik secara de facto, maupun de jure. Perlunya kerjasama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut: a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melaui kudeta maupun intervensi dari negara lain. b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, politik, hukum sosial budaya dan pertahanan keamanan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pendorong hubungan internasional adalah sebagai berikut. a. Faktor kodrat manusia sebagai makhluk social yang harus mengadakan kerjasama dengan sesama.
  • 6. b. Faktor wilayah yang saling berjauhan akan mengakibatkan timbulnya kerja sama regional dan internasional c. Faktor pertumbuhan bangsa dan negara itu sendiri. d. Faktor kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam negeri sendiri. e. Faktor tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tertib serta damai. Disamping itu hubungan kerjasama antar negara di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, disamping demi terciptanya perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan negara di dunia. Kerjasama antarbangsa di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan. Kerja sama internasional antara lain bertujuan untuk : a. Memacu pertumbuhan ekonomi seiap negara. b. Menciptakan saling pengertian antarbangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian dunia. c. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. 4. Sarana-sarana Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara a. Politik Luar Negeri 1) Pengertian Politik Luar Negeri Prof. Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politikmengatakan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam sutu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Luar Negeri adalah daerah, tempat atau wilayah yang bukan merupakan bagian dari daerah, tempat, atau wilayah sendiri. Dalam pengertian kita sehari-hari, luar negeri diartikan negara-negara lain di luar negara Indonesia.
  • 7. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa politik luar negeri adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan itu dalam mengadakan hubungan dengan negara-negara lain atau dalam pergaulan internasional. Atau dengan kata lain politik luar negeri adalah kebijakan yang di tetapkan suatu negara untuk mengatur mekanisme hubungan dengan negara lain. Dalam Undang-Undang No. 37 tahun 1999 dijelaskan tentang pengertian politik luar negeri, yaitu kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan dengan negara lain, organisasi internasional, subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. 2) Sejarah Politik Luar Negeri Indonesia Politik luar negeri Indonesia merupakan hasil perkembangan sejarah ketatanegaraan selama kurun waktu yang panjang. Pada tahun-tahun pertama berdirinya, negara Indonesia menghadapi persoalan yang penting, antara lain usaha konsolidasi bagi kelangsungan hidup negara. Ancaman terhadap kemerdekaan Indonesia datang dari pihak Belanda yang ingin kembali menjajah negara Indonesia. Ancaman ini, menyebabkan pemerintah Indonesiamerumuskan politik luar negerinya. Pada tanggal 2 September 1948, pemerintah Indonesiamengumumkan pendirian politik luar negerinya dihadapan badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat yang antara lain berbunyi : “….. tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara pro – Rusia atau pro – Amerika ? Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam mengejar cita-cita kita”. Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus kita ambil adalah pendirian untuk menjadi objek dalam pertarungan politik internasional, tetapi harus tetap menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri, yaitu Indonesiamerdeka seluruhnya. Keterangan inilah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan politik luar negeriIndonesia yang bebas dan aktif. 3) Landasan Politik Luar Negeri Indonesia
  • 8. Landasan pelaksanaan politik luar negeri RepublikIndonesia tertuang dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Dalam pasal 2 UU No. 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa hubungan luar negeri dan politik luar negeri didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, dan Garis-Garis Besar haluan Negara. Dengan demikian Landasan bagi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut : a. Landasan idiil : Pancasila b. Landasan Konstitusional : UUD 1945 c. Landasan operasional : - Ketetapan-Ketetapan MPR - Kebijakan Presiden berupa Keppres - Kebijakan Menlu antara lain peraturan Menlu 4) Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia Politik luar negeri Indonesia antara lain bertujuan sebagai berikut : a. Pembentukan satu negara Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara kebangsaan yang demokrasi dengan wilayah kekuasaan dari sabang sampai merauke. b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur materialo dan spiritual dalam wadah negara kesatuan RI. c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara RI dan semua negara di dunia. Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, Drs. Moh. Hatta dalam bukunyaDasar Politik Luar negeri Republik Indonesia,merumuskan sebagai berikut : a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
  • 9. b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat apabila barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan sendiri. c. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat. d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksana cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila, dasar, dan filsafat negara kita. 5) Pedoman Perjuangan Politik Luar NegeriIndonesia Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut : a. Dasa Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika, dan perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manivestasinya serta mengandung sifat non intervensi (tidak turut campur urusan negara lain). b. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri dengan kerja sama regional. c. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negara/bangsa-bangsa lain terhadap maksud dan tujuan revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan kontradiksi dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila. d. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan sehingga pengarahannya harus dilakukan untuk kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi rakyat. 6) Prinsip-prinsip Pokok Politik Luar NegeriIndonesia Berdasarkan Pengumuman pemerintah tanggal 2 September 1948 di hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, yang menjadi prinsip-prinsip pokok politik luar negeri RI sebagai berikut : a. Negara kita menjalankan politik damai.
  • 10. b. Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-masing. c. Negara kita memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan organisasi internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal. d. Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional. e. Negara kita membantu pelaksanaan keadilan social internasional dengan berpedoman pada Piagam PBB. f. Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menokong perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih dijajah sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan, dan perdamaian internasional itu tidak akan tercapai. 7) Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera, negara kita harus tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif. a. Bebas, artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis bertentangan. b. Aktif,artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian dunia. Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dapat dilihat dari contoh sebagai berikiut : a. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia afrika yang kemudian melahirkan Deklarasi Bandung. b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non Blok tahun 1961 yang berusaha membantu dunia Internasional untuk meredakan ketegangan perang dingin antara Blok barat dan Blok Timur.
  • 11. c. Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan organisasi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). d. Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara di Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintahan Filipina dan bangsa Moro, dan lain-lain. Dalam pasal 4 UU No 37 Tahun 1999 dinyatakan bahwa politik luar negeri dilaksanakan melaluidiplomasi yang kreatif, aktif, antisipatif, tidak sekedar rutin, dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian, serta rasional dan luwes dalam pendekatan 1) Pengertian Diplomasi Kata diplomasi berasal dari bahasa yunani dan Latin, yaitu diploma, yang artinya piagam atau surat perjanjian. Dalam perkembangannya, diplomasi diartikan kegiatan yang menyangkut hubungan antarnegara atau hubungan resmi suatu negara dengan negara lain. Segala hal ihwal yang berkenaan dengan diplomasi disebut dengan diplomatic, sedangkan petugas-petugas yang melaksanakantugas diplomatic atau kegiatan disebut diplomat. Seorang diplomat mempunyai tiga fungsi dalam mewakilim negaranya, yaitu: a) Sebagai lambang; maksudnya diplomat merupakan lambang prestisen nasional di luar negeri, sedangkan di lain pihak proses penerimaan diplomat di negara penerima merupakan ujian penghargaan negara penerima terhadap negara pengirim, misalnya dalam upacara resmi dan upacara kebesaran lainnya. b) Sebagai wakil yuridis yang sah menurut hukum dalam hubungan internasional; maksudnya diplomat mebuat dan menandatangani perjanjian yang mengikat menurut hukum, mengumumkan pernyataan, dan mempunyai wewenang untuk meratifikasi dokumen yang telah disahkan oleh negara pengirim c) Sebagai perwakilan politik; maksudnya seorang diplomat meneruskan semua keinginan negara pengirim sesuai dengan garis yang telah digariskan.
  • 12. Seorang diplomat mengemban tugas penting dan sangat menentukan bagai Negara yang diwakilinya. Menurut Sir H. Nicolson dalam bukunya Diplomacy, seorang diplomat harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu: a) Kejujuran ( aruthulness) b) Ketelitian (precision) c) Ketenangan (calm) d) Temperamen yang baik(good temperate) e) Kesabaran dan kesederhanaan (patience and medesty) f) Kesetiaan (loyalty) 2) Kegiatan dan Tujuan Diplomasi Kegiatan diplomasi dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk yaitu diplomasi politik, ekonomi, social dan penerangan serta pertahanan dan keamanan. Kegiatan diplomasi meliputi: a) menentukan tujuan dengan mempergunakan semua daya dan tenaga untuk mencapai tujuan tersebut; b) menyesuaikan dari kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan daya dan tenaga yang ada; c) menentukan sesuai dan tidaknya tujuan nasioanal dengan kepentingan bangsa atau negara lain; d) mempergunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya; Kegiatan diplomasi merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan antarnegara. Kegagalan dalam melaksanakan kegiatan diplomasi dapat membahayakan perdamaian dan ketertiban dunia. Tujuan diplomasi adalah mengusahakan agar pihak-pihak yang mengadakan mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat masing-masing. 3) Alat Perlengkapan atau Instrumen Diplomasi
  • 13. Alat perlengkapan atau instrument dalam melaksanakan diplomasi ada dua, yaitu. a) Perwakilan diplomatik Perwakilan diplomatik ditugaskan atau ditempatkan di negara lain. Perwakilan diplomatik merupakan penyambung lidah di negara yang di wakilinya b) Departemen luar negeri Departemen luar negeri merupakan unsur pelaksana dari seluruh kegiatan politik luar negeri suatu negara. b. Peranan Departemen Luar negeri Departemen luar negeri biasanya bertempat di ibukota negara. Departemen luar negeri merupakan pusat dari seluruh kegiatan politik luar negeri suatu negara. Di departemen luar negeri bahan-bahan dari berbagai sumber diolah dan dirumuskan, kemudian dinilai. Hasil penilaian ini akan dijadikan pedoman dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan. 1) Kedudukan dan Tugas Pokok Departemen Luar Negeri Departemen luar negeri Republik Indonesiadibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No 44 Tahun 1974, tentang Pokok- Pokok Organisasi departemen. Departemen luar negeri adalah bagian dari pemerintah negara yang dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggungjawab langsung kepada presiden.Tugas pokok departemen luar negeri adalah menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang politik dan hubungan luar negeri. 2) Tugas Umum dan Peranan Departemen Luar Negeri Tugas umum departemen luar negeri antara lain sebagai berikut. a) Menjaga agar pelaksanaan politik luar negeriIndonesia tidak menyimpang dari peraturan pemerintah dan tetap berpedoman kepada kepentingan nasional;
  • 14. b) Menjaga nama baik, kedaulatan dan martabat Republik Indonesia di mata internasional Departemen luar negeri Republik Indonesiajuga mempunyai tugas-tugas khusus yang biasanya dijalankan oleh lembaga-lembaga di bawah departemen luar negeri, antara lain, yaitu: a) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan dan pembinaan serta perijinan di bidang politik dan hubungan luar negeri sesuai dengan kebijakan menteri luar negeri. Tugas ini dibebankan kepada Dirjen Politik Departemen Luar Negeri; b) Mengadakan pengamanan, penerangan dan pembinaan masyarakat Indonesia di luar negeri. Tugas ini dilaksanakan oleh Dirjen Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri; c) Merumuskan kebijakan teknis, memberikan bimbingan, pembinaan dan perijinan di bidang protocol, konsuler dan fasilitas diplomatic. Tugas ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Protokoler dan konsuler. Banyaknya tugas yang harus dilaksanakan oleh departemen luar negeri menyebabkan departemen ini memiliki peranan penting. Fungsi dan peranan departemen luar negeri Indonesiadalam mengadakan hubungan dengan negara-negara lain, antara lain, yaitu: a) Membawakan aspirasi nasional ke tengah-tengah pergaulan antarnegara serta melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunanyang meliputi bidang politik dan hubungan luar negeri; b) Membantu presiden dan melaksanakan politik luar negeri Republik Indonesia yang bebas dan aktif dengan berorientasi pada kepentingan nasional; c) Melaksanakan dan membina hubungan dengan negara-negara lain, baik hubungan yang bersifat politis maupun non politis; d) Mengolah, merumuskan, menilai data-data dan bahan-bahan dari berbagai sumber, kemudian menentukan langkah-langkah yang diperlukan;serta
  • 15. e) Bertanggungjawab atas tugas pengawasan terhadap perwakilan diplomatic dan konsuler. Dalam melaksanakan tugas diplomatiknya, departemen luar negeri harus diberitahu tentang: a) Pengangkatan anggota-anggota misi, kedatangan, pemberangkatan dan berakhirnya tugas misi tersebut; b) Kedatangan dan pemberangkatan orang-orang yang termasuk anggota misi atau anggota keluarga serta berakhirnya tugas atau keberadaan mereka; c) Kedatangan dan pemberangkatan para pembantu yang diperbantukan kepada pejabat diplomatic; d) Penempatan warga negara penerima sebagai anggota misi atau sebagai pembantu pribadi yang mempunyai hak istimewa atau hak kekebalan. 4.1 Menjelaskan Tahap - Tahap Perjanjian Internasional 1. Pengertian Perjanjian Internasional Secara umum perjanjian internasional dapat diartikan sebagai suatu persetujuan yang dinyatakan secara formal antara dua atau lebih negara mengenai penetapan, penentuan, atau syarat timbal balik tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Dalam perjanjian internasional, pihak-pihak dinyatakan secara sukarela dan didasarkan pada persamaan kedudukan, serta kepentingan bersama, baik di masa damai maupun perang. Pada umumnya perjanjian ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakan perjanjian karena adanya adagium “Pacta Sunt Servanda” (persetujuan antarnegara harus ditaati. Pengertian perjanjian internasional juga dikemukakan oleh beberapa tokoh atau ahli, antara lain: a. Oppenheimer - Lauterpacht
  • 16. Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. b. G. Schwarzenberger Perjanian internasional sebagai suatu persetujuan antara obyek-obyek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional, dapat berbentuk bilateral maupun multilateral. Subyek-subyek hukum dalam hal ini selain lembaga-lembaga internasional juga negara-negara. a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M. Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu. Menurut Mochtar Kusumaatmadja, yang termasuk perjanjian internasional antara lain: 1) Perjanjian anta Negara-negara; 2) Perjanjian antara Negara dengan organisasi internasional, misalnya antara Negara Amerika dengan PBB mengenai status hukum tempat kedudukan tetap PBB di New York; 3) Perjanjian aantara organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya; b. Konferensi Wina 1969 Perjanjian internasional adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu. Tegasnya perjanjian internasional mengatur perjanjian antar negara saja selaku subyek hukum internasional c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 Perjanjian internasional yaitu perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.
  • 17. 2. Penggolongan Perjanjian Internasional a. Penggolongan Menurut Subyeknya 1) Perjanjian antarnegara, misalnya antara negaraIndonesia dengan negara Malaysia 2) Perjanjian antarnegara dengan subyek hukum internasional lainnya, misalnya antara negaraIndonesia dengan ASEAN 3) Perjanjian antara sesame subyek hukum internasional lain selain negara, misalnya antara ASEAN dengan MEE b. Penggolongan Menurut Isinya Perjanjian internasional dapat mencakup berbagai bidang sebagai berikut. 1) Politis, misalnya pakta pertahanan, pakta perdamaian; 2) Ekonomi, misalnya bantuan ekonomi, bantuan keuangan dan perjanjian perdagangan 3) Hukum, misalnya perjanjian ekstradisi; 4) Batas wilayah, misalnya batas ZEE, landas kontinen; 5) Kesehata, misalnya karantina dan Sars c. Penggolongan Menurut Fungsinya 1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties) yaitu suatu perjanjian yang meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan. Perjanjian ini bersifat multilateral dan terbuka bagi pihak ketiga. Contoh: Konvensi Wina Tahun 1958 tentang hubungan diplomatik 2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi pihk-pihak yang mengadakan perjanjian saja. Biasanya bersifat bilateral. Contoh: Perjanjian republik Indonesia dengan RRC mengenai dwikewarganegaraan
  • 18. d. Penggolongan Menurut Jumlah Pihak Pihak yang Mengadakan Perjanjian 1) Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh dua negara 2) Perjanjian Multilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan oleh lebih dua negara/ banyak negara. e. Penggolongan Menurut Bentuknya 1) Perjanjian antar kepala negara (head of state form) 2) Perjanjian antar pemerintah (intergovernmental form) 3) Perjanjian antar menteri (interdepartemental form) f. Penggolongan Menurut Proses/ Tahapan Pembentukannya 1) Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melalui tiga tahap,yaitu proses perundingan, penandatanganan. dan ratifikasi. 2) Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan penandatanganan.Biasanya digunakan kata persetujuan atau agreement. 3. Tahap-tahap (Proses) Pembuatan Perjanjian Internasional Proses pembuatan perjanjian internasional biasanya diatur oleh konstitusi/ undang-undang dasar atau hukum kebiasaan masing-masing negara. Oleh karena itu dengan sendirinya tidak ada keseragaman antara negara yang satu dengan negara yang lainnya. Berdasarkan praktek dari berbagai negara terdapat dua macam proses pembuatan perjanjian internasional, yaitu a. Proses yang melaui dua tahap 1) Perundingan (negotiation) 2) Penandatanganan (signature) b. Proses yang melalui tiga tahap 1) Perundingan (negotiation) 2) Penandatanganan (signature)
  • 19. 3) Pengesahan (ratification) Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 pasal 6, pembuatan perjanjian internasional dilaksanakan melalui tahap-tahap : a. Penjajakan b. Perundingan c. Perumusan naskah d. Penerimaan e. Penandatanganan Dalam Konvensi Wina tahun 1969, tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan bahwa dalam pembuatan perjanjian internasional baik bilateral maupun multilateral dapat dilakukan melakukan tahap-tahap: a. Perundingan (negotiation) Perundingan merupakan tahap awal proses pembuatan perjanjian internasional, yang dimaksudkan untuk mencapai suatu kesepakatan antara pihak-pihak melalui wakil-wakilnya yang ditunjuk untuk m,engadakan perundingan. Menurut tatacara yang berlaku yang dapat mewakili perundingan adalah kepala negara, menteri luar negeri atau wakil diplomatiknya. Dapat juga diwakili orang lain yang mendapat surat kuasa penuh (full power). Perundingan ini dapat dilakukan dalam acara resmi maupun tidak resmi. Cara ini sering disebut dengan istilah “corridor talk” atau “lobbying” misalnya secara informal di waktu-waktu istirahat saling bertukar pikiran, saling mempengaruhi dan lain-lain. b. Penandatanganan (Signature) Bagi traktat yang harus diratifikasi( melalui tiga tahap), penandatanganan hanya memberikan arti bahwa utusan-utusan telah menyetujui teks dan bersedia menerima, serta akan meneruskannya kepada pemerintah yang berhak menolak atau menerima traktat itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa penandatanganan ini masih bersifat sementara dan masih harus disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya.
  • 20. Namun bagi perjanjian yang melalui dua tahap, setelah penandatanganan dilakukan, perjanjian itu telah berlaku sehingga memiliki kekuatan mengikat bagi negara-negara yang mengadakan perjanjian. Untuk perjanjian yang bersifat multilateral, penandatangan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali ditentukan lain. c. Pengesahan (ratification) Perkataan ratifikasi berasal dari bahasa latin ratificare(pengesahan), sedangkan dalam bahasa Inggris sama dengan confirmation ( penegasan /pengesahan). Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969 ratifikasi adakah perbuatan negara yang dalam taraf internasional menetapkan persetujuannya untuk terikat pada suatu perjanjian internasional yang sudah ditandatangani perutusannya. Pelaksanaannya tergantung pada hukum nasional negara yang bersangkutan. Undang-Undang No 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian internasional membedakan pengertian antara ratifikasi danpengesahan. Pengesahan adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian internasional dalam bentuk ratifikasi(ratification), aksesi(accession), penerimaan(acceptance), dan penyetujuan(approval). Jadi menurut UU ini, ratifikasi merupakan bagian dari pengesahan. PemerintahIndonesia akan mengesahkan suatu perjanjian internasional sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian internasional tersebut. Ratifikasi mempunyai dua arti pokok, yaitu: 1) Persetujuan secara formal terhadap perjanjian yang melahirkan kewajiban-kewajiban internasional setelah ditandatangani. 2) Persetujuan terhadap rencana perjanjian itu agar supaya menjadi suatu perjanjian yang berlaku bagi masing-masing negara peserta. Tujuan ratifikasi adalah memberikan kesempatan kepada negara-negara guna mengadakan peninjauan serta pengamatan yang seksama apakah negaranya dapat diikat oleh perjanjian tersebut. Adapun dasar pembenaran adanya ratifikasi antara lain: 1) Bahwa negara berhak meninjau kembali hasil perundingan perutusannya sebelum menerima kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian internasional yang bersangkutan.
  • 21. 2) Negara tersebut mungkin memerlukan penyesuaian hukum nasionalnya terhadap ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan. Namun demikian hukum internasional tidak mewajibkan negara yang perutusannya telah menandatangani hasil perundingan, baik menurut hukum maupun moral untuk meratifikasi perjanjian tersebut. Tidak adanya kewajiban tersebut karena setiap negara adalah berdaulat. Dalam pelaksanaannya, ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan menjadi 3 sistem, yaitu; 1) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan eksekutif. Sistem ini biasa dilakukan oleh raja-raja absolute dan pemerintahan otoriter. 2) Sistem ratifikasi yang semata-mata dilakukan oleh badan legislative. Cara ini jarang digunakan. 3) Sistem campuran yang dilakukan oleh badan eksekutif dan legislative (Pemerintah dan DPR). Sistem ini paling banyak digunakan karena peranan legislative dan eksekutif sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi suatu perjanjian internasional. Dalam Konvensi Wina tahun 1969, pasal 24 disebutkan bahwa berlakunya sebuah perjanjian internasional adalah sebagai berikut: 1) Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian tersebut. 2) Pada saat peserta perjanjian mengikat diri dengan perjanjian tersebut bila dalam naskah tidak disebutkan saat berlakunya. Persetujuan untuk mengikat diri dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada persetujuan mereka. Misalnya dengan penandatanganan, ratifikasi, pernyataan turut serta (accession) ataupun pernyataan menerima(acceptance) dan dapat juga dengan pertukaran naskah yang telah ditandatangani. Di Indonesia, pelaksanaan ratifikasi didasarkan pada landasan yuridis konstitusional UUD 1945 pasal 11 yang berbunyi sebagai berikut: 1) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
  • 22. 2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan kebutuhan keuangan negara dan mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan DPR. 3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan Undang-undang. Lebih lanjut disebutkan dalam pasal 10 UU No 24 Tahun 2000, pengesahan perjanjian dilakukan dengan undang-undang apabila berkenaan dengan: 1) Masalah politik, perdamaian, pertahanan dan keamanan. 2) Perubahan batas wilayah atau penetapan batas wilayah negara Republik Indonesia 3) Kedaulatan atau hak berdaulat negara. 4) Pembentukan kaidah hukum baru, atau 5) Pinjaman dan atau hibah luar negeri. Pengesahan perjanjian internasional yang materinya tidak termasuk seperti dimaksud dalam pasal 10 UU No 24 Tahun 2000 dilakukan dengan keputusan presiden. Berikut ini beberapa contoh yang dapat dikemukakan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. 1) Persetujuan Indonesia dengan Belanda mengenai penyerahan Irian Barat (sekarang Irian Jaya). Karena pentingnya materi yang diatur dalamagreement tersebut maka dianggap sama dengantreaty. Sebagai konsekuensinya, presiden memerlukan persetujuan DPR dalam bentuk pernyataan pendapat. 2) Persetujuan Indonesia dengan Australia mengenai garis batas wilayah antara Indonesia dengan Papua New Guinea yang ditandatangani di Jakarta 12 Februari 1973 dalam bentuk agreement. Namun karena pentingnya materi yang diatur dalamagreement tersebut maka pemgesahannya memerlukan persetujuan DPR dan dituangkan dalam bentuk undang-undang
  • 23. 3) Persetujua garis batas landas kontinen antaraIndonesia dengan Singapura tentang selat Singapura, 25 Mei 1973. Sebenarnya materi persetujuan ini cukup penting, namun dalam pengesahannya tidak meminta persetujuan DPR melainkan dituangkan dalam bentuk keputusan presiden. 4. Berlakunya Perjanjian Internasional Perjanjian internasional mulai berlaku pada saat peristiwa berikut : a. Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara-negara perunding. b. Jika tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah perjanjian diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding. c. Bila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara itu pada tanggal tersebut, kecuali bila perjanjian menentukan lain. d. Ketentuan-ketentuan yang mengatur pengesahan teks, pernyataan persetujuan,suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan, fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang timbul sebelum berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000, Pemerintah Republik Indonesia mengikatkan diri pada perjanjian internasional melalui cara-cara sebagai berikut : a. Penandatanganan; b. Pengesahan; c. Pertukaran dokumen perjanjian/nota diplomatik; d. Cara-cara lain sebagaimana disepakati para pihak dalam perjanjian internasional. 5. Pembatalan Perjanjian Internasional
  • 24. Berdasrkan Konvensi Wina 1969 karena berbagai alasan suatu perjanjian dapat batal, antara lain : a. Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan hukum nasionalnya b. Adanya unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat. c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain pada waktu pembentukan perjanjian. d. Adanya unsur penyalahgunaan/kecurangan(corruption) melalui kelicikan atau penyuapan. e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. f. Bertentangan dengan suatu kaidah dasar hukum internasional umum. 6. Berakhirnya Perjanjian Internasional Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH dalam bukunyaPengantar Hukum Internasional mengatakan bahwa suatu perjanjian berakhir apabila: a. Telah tercapainya tujuan perjanjian. b. Masa berlakunya perjanjian internasional sudah habis. c. Salah satu pihak peserta perjanjian internasional menghilang, atau punahnya obyek perjanjian internasional. d. Adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri perjanjian. e. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu f. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian sudah terpenuhi. g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima pihak lain. Berdasarkan pasal 18 UU No 24 Tahun 2000, perjanjian internasional berakhir apabila:
  • 25. a. Terdapat kesepakatan para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian; b. Tujuan perjanjian tersebut telah selesai c. Terdapat perubahan yang mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian; d. Salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar perjanjian internasional; e. Dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian lama; f. Muncul norma-norma baru dalam hukum internasional; g. Obyek perjanjian hilang; h. Terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan nasional. 4.1 Menganalisis Fungsi Perwakilan Diplomatik Perwakilan diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas dan wewenang ini dilakukan oleh perangkat korps diplomatik, yaitu duta besar, kuasa usaha dan atase-atase. Ketentuan mengenai perwakilan diplomatik diatur dalam UUD 1945, pasal 13 sebagai berikut : 1. Presiden mengangkat duta dan konsul. 1. Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. 2. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Kekuasaan Presiden untuk mengangkat dan menerima duta dari negara lain ada dalam kedudukannya sebagai Kepala Negara. Sedangkan prosedur maupun teknis pelaksanaannya, diatur oleh Menteri Luar Negeri. Untuk lebih jelasnya mengenai perwakilan diplomatik akan diuraikan sebagai berikut : 1. Perwakilan Diplomatik
  • 26. a. Pembukaan/ Pengangkatan, dan Penerimaa Perwakilan Diplomatik Pada masa sekarang ini hampir setiap negara memiliki perwakilan diplomatik di negara-negara lain karena perwakilan ini merupakan jalan atau cara yang paling baik dalam mengadakan pembicaraan atau perundingan mengenai permasalahan nasional masing-masing negara, baik masalah politik, perdagangan, ekonomi, kebudayaan maupun bidang-bidang lain yang menyangkut masalah masyarakat internasional. Menurut Sir H.. Nicolson, penetapan tingkat kepala perwakilan diplomatic suatu negara ditentukan oleh beberapa pertimbangan, seperti: a. Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan penerima perwakilan itu. b. Erat tidaknya hubungan antara negara yang mengadakan perhubungan c. Besar kecilnya kepentingan antara negara yang saling berhubungan. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembukaan atau pertukaran perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut: a. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang akan mengadakan pembukaan atau pertukaran diplomatik. Kesepakatan tersebut berdasarkan Pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam bentuk persetujuan bersama (joint agreement) dan komunikasi bersama (joint declaration) b. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara dapat melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik(resiprositas). Alur pengangkatan perwakilan diplomatic dapat digambarkan melalui bagan berikut: a. Tugas dan Fungsi Perwakilan Doplomatik 1) Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik, meliputi : (a) Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan pemerintah asing (membawa surat resmi negaranya).
  • 27. (b) Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara itu dan berusaha untuk menyelesaikannya. (c) Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain. (d) Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian paspor, dan sebagainya. Tugas perwakilan diplomatik, menurut Wirjono Projodikoro, SH dalam bukunya Asas-asas Hukum Publik Internasional mencakup hal-hal berikut: a. Representasi, artinya seorang wakil diplomatik tidak hanya bertindak di dalam kesempatan ceremonial saja, ia juga dapat melakukan protes atau mengadakan penyelidikan atau pertanyaan dengan negara penerima. Ia mewakili kepentingan politik pemerintah negaranya b. Negosiasi, merupakan bentuk hubungan antarnegara berupa perundingan atau pembicaraan, baik dengan negara tempat ia diakreditasi maupun dengan negara-negara lainnya. Perundingan atau pembicaraan merupakan satu tugas diplomatik dalam mewakili negaranya. Dalam perundingan, seorang diplomatik harus mengemukakan sikap negaranya kepada negara penerima menyangkut kepentingan dari kedua negara. Selain itu menyangkut juga sikap yang diambil oleh negaranya mengenai perkembangan internasional c. Observasi, dimaksudkan untuk menelaah dengan sangat teliti setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi di negara penerima yang mungkin dapat mempengauhi kepentingan negaranya. Selanjutnya, jika dianggap penting maka pejabat diplomatik mengirimkan laporan kepada pemerintahnya. d. Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda dan kepentingan warga negaranya yang berada di luar negeri. e. Relationship, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan, mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan serta ilmu pengetahuan di antara negara pengirim dan negara penerima. 2) Fungsi Perwakilan Diplomatik Berdasarkan Konggres Wina 1961 Dalam keputusan Kongres Wina 1961 disebutkan bahwa fungsi perwakilan diplomatik mencakup hal-hal berikut.
  • 28. (a) Mewakili negara pengirim di negara penerima (b) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batas –batas yang diperkenankan oleh hukum internasional (c) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima (d) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. (e) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara. 3) Peranan Perwakilan Diplomatik Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar negeri yang berperan sebagai berikut : (a) Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam mencapai tujuan tersebut. (b) Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada. (c) Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan negara lain. (d) Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Pada umumnya dalam menjalankan tugas diplomasi antar bangsa, setiap negara menggunakan sarana diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan militer dan ekonomi. 4) Tujuan Diadakannya Perwakilan Diplomatik Tujuan diadakan perwakilan di negara lain adalah sebagai berikut: (a) Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu utusan perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikannya. (b) Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima
  • 29. (c) Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada negara penerima. 5) Perangkat Perwakilan Diplomatik Menurut ketetapan Konggres Wina 1815 dan Konggres Aux La Chapella 1818 (konggres Achen), pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna membina hubungan dengan negara lain dilakukan oleh perangkat-perangkat berikut. a. Duta Besar Berkuasa Penuh (ambassador), adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Ambassador ditempatkan pada negara yang banyak menjalin hubungan timbale balik. b. Duta (gerzant), adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta besar, Dalam menyelesaikn segala persoalan kedua negara dia harus berkonsultasi dengan pemerintah negaranya. c. Menteri Residen, seorang menteri residen dianggap bukan wakil pribadi kepala negara. Dia hanya mengurus urusan negara dan pada dasarnya tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara dimana dia berugas. d. Kuasa Usaha (charge d’Affair). Dia tidak ditempatkan oleh kepala negara kepada kepala negara tetapi ditempatkan oleh menteri luar negeri kepada menteri luar negeri. e. Atase-atase, adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri atas dua bagian, yaitu: 1). Atase Pertahanan Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan departemen Luar negeri dan ditempatkan di kedutaan besar negara bersangkutan, serta diberi kedudukan sebagai seorang diplomat. Tugasnya adalah memberikan nasehat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh. 2). Atase Teknis Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang tidak berasal dari lingkungan Departemen Luar Negeri dan
  • 30. ditempatkan di salah satu kedutaan besar untuk membantu duta besar. Dia berkuasa penuh dalam melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas pokok dari departemennya sendiri. Misalnya Atase Perdagangan, Perindustrian, Pendidikan Kebudayaan. 6) Kekebalan dan keistimewaan perwakilan diplomatic. Istilah yang sering digunakan berkenaan dengan asas kekebalan dan keistimewaan diplomatic adalah“exteritoriallity” atau “extra teritoriallity”. Istilah ini mencerminkan bahwa para diplomat hampir dalam segala hal harus diperlakukan sebagaimana mereka berada di luar wilayah negara penerima. Para diplomat beserta stafnya tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima. Menurut Konvensi Wina 1961, para perwakilan diplomatic diberikan kekebalan dan keistimewaan, dengan maksud : (a) Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatic sebagai wakil negara. (b) Menjamin pelaksanaan fungsi perwakilan diplomatik secara efisien. Kekebalan perwakilan diplomatik atau inviolability (tidak dapat diganggu gugat), yaitu kekebalan terhadap alat-alat kekuasaan negara penerima dan kekebalan dari segala gangguan yang merugikan para pejabat diplomatik. Kekebalan diplomatik (immunity), antara lain mencakup : (a) Pribadi pejabat diplomatik, yaitu mencakup kekebalan terhadap alat kekuasaan negara penerima, hak mendapat perlindungan terhadap gangguan dari serangan atas kebebasan dan kehormatannya, dan kekebalan dari kewajiban menjadi saksi. (b) Kantor perwakilan (rumah kediaman), yaitu mencakup kekebalan gedung kedutaan, halaman, rumah kediaman yang ditandai dengan lambing bendera. Daerah itu sering disebut daerah ekstrateritorial (dianggap negara dari yang mewakilinya). Bila penjahat atau pencari suaka politik yang masuk ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan atas permintaan pemerintah sebab para diplomat tidak memiliki hak asylum. Hak asylum adalah hak untuk memberi kesempatan kepada suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara asing yang melarikan diri.
  • 31. (c) Korespondesi diplomatik, yaitu kekebalan yang mencakup surat menyurat, arsip, dokumen termasuk kantor diplomatik dan sebagainya (semua kebal dari pemeriksaan isinya). Sedangkan keistimewaan perwakilan diplomatik dilaksanakan atas dasar timbal balik sebagaibana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963. Keistimewaan tersebut mencakup : (a) Pembebasan dari membayar pajak yaitu antara lain pajak penghasilan, kekayaan, kendaraan bermotor, radio, televise, bumi dan bangunan, rumah tangga, dan sebagainya. (b) Pembebasan dari kwajiban pabean yaitu antara lain bea masuk, bea keluar, bea cukai terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan sendiri, keperluan rumah tangga, dan sebagainya. 7) Berakhirnya Perwakilan Diplomatik Perwakilan diplomatik dapat berakhir karena hal-hal berikut: (a) Negara pengirim berinisiatif memanggil kembali (recall) pejabat perwakilan diplomatiknya.Dalam hal ini pejabat perwakilan diplomatik itu meminta ijin kepada negara penerima dan menyerahkan suratpemanggilan (letter de rappel) Negara penerima menjawab surat panggilan itu dengan menerbitkansurat kepercayaan . (b) Negara penerima meminta agar pejabat perwakilan diplomatik meninggalkan negaranya karena pejabat tersebut dinyatakan sebagai persona nongrata ( orang yang tidak disukai) Peristiwa ini dalam dunia diplomatik disebut mengembalikan paspor. Menurut kebiasaan, seorang pejabat perwakilan diplomatiknya menyimpan paspornya pada departemen luar negeri negara penerima. Apabila pejabat perwakilan diplomatik tersebut meminta kembali paspornya, berarti ia meninggalkan negara penerima. (c) Tujuan perwakilan diplomatik sudah selesai. 2. Perwakilan Konsuler Pembukaan hubungan konsuler terjadi dengan persetujuan timbal balik, baik secara sendiri maupun tercakup dalam persetujuan pembukaan hubungan diplomatic.
  • 32. Walaupun demikian, pemutusan hubungan diplomatic tidak otomatis berakibat pada putusnya hubungan konsuler. a. Fungsi Perwakilan konsuler. Adapun fungsi perwakilan konsuler secara rinci disebut dalam pasal 5 Konvensi Wina mengenai hubungan Konsuler dan Optimal Protokol tahun 1963 yaitu : 1) melindungi, di dalam negara penerima, kepentingan-kepentingan negara pengirim dan warga negaranya, individu-individu, dan badan-badan hokum, di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional; 2) memajukan pembangunan hubungan dagang,ekonomi,kebudayaan dan ilmiah antar kedua negara; 3) mengeluarkan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga negara-negara pengirim, dan visa atau dokumen-dokumen yang pantas untuk orang yang ingin pergi ke negara pengirim; 4) bertindak sebagai notaries dan panitera sipil dan di dalam kapasitas dari macam yang sama, serta melakukan fungsi-fungsi tertentu yang bersifat administrasi, dengan syarat tidak bertentangan dengan hokum dan peraturan dari negara penerima. Kantor-kantor konsulat tempat bekerjanya korps perwakilan konsuler dapat berupa : 1) Kantor Konsulat jenderal (consulate general), 2) Konsul Konsulat (consulate), 3) Kantor Wakil Konsulat (vice consulate), dan 4) Kantor Perwakilan Konsuler (consuler agency). Sedangkan golongan kepala-kepala kantor konsuler terdiri atas : 1) Konsul Jenderal. Konsul Jenderal mengepalai kantor Konsulat Jenderal yang dapat membawahi beberapa konsuler. 2) Konsul. Konsul mengepalai kantor konsulat yang membawahi satu daerah kekonsulan. Dapat saja seorang konsul diperbantukan kepada konsul jenderal atau konsul.
  • 33. 3) Konsul Muda. Konsul Muda mengepalai kantor wakil konsulat yang ada di dalam satu daerah kekonsulan. Dapat saja seorang konsul muda diperbantukan kepada konsul jenderal atau konsul. 4) Agen Konsul. Agen konsul diangkat oleh Konsul Jenderal atau oleh Konsul dan ditugaskan menangani beberapa hal tertentu yang berhubungan dengan kekonsulan, biasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan. b. Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan. Hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas kekonsulan antara lain mencakup : 1) Bidang ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas non migas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan pelaksanaan perjanjian perdagangan dan lain-lain. 2) Bidang kebudayaan dan ilmu pengetahuan, seperti tukar menukar pelajar, mahasiswa dan lain-lain. 3) Bidang-bidang lain seperti : Memberikan paspor dan dokumentasi perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi daerah pengirim; Bertindak sebagai notaries dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi administrasi lainnya; Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan lain di negara penerima. Perbedaan diplomatik dan konsuler secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut: No Korps Diplomatik Korps Konsuler 1 2 3 4 5 Memelihara kepentingan negaranya dengan melakukan hubungan dengan pejabat-pejabat pusat Berhak mengadakan hubungan yang bersifat politik Satu negara hanya mempunyai satu perwakilan diplomatik saja dalam Memelihara kepentingan negaranya dengan melaksanakan hubungan dengan pejabat-pejabat tingakat daerah (setempat) Berhak menagadakan hubungan yang bersifat non politik
  • 34. satu negara penerima Mempunyai hak ekstrateritorial (tidak tunduk pada pelaksana kekuasaan peradialan) Beerkedudukan di ibukota negara Satu negara dapat mempunyai lebih dari satu perwakilan konsuler Tidak mempunyai hak ekstrateritorial (tunduk pada pelaksanan kekuasaan peradilan) Berkedudukan di kota-kota tertentu 4.1 Menkaji Peranan Organisasi Internasional ( ASEAN, AA, PBB ) dalam Meningkatkan Hubungan Internasional Dalam pergaulan internasional yang menyangkut hubungan antar negara, bayak sekali organisasi yang diadakan oleh beberapa negara. Bahkan saat ini organisasi internasional dapat dikatakan telah menjadi lembaga hukum. Menurut perkembangannya, organisasi internasional timbul pada tahun 1815 dan menjadi lembaga hukum internasional sejak konggres Wina. Pada tahun 1920 didirikanlah LBB yang benar-benar merupakan organisasi internasional dan anggota-anggotanya sanggup menjamin suatu perdamaian dunia. Tetapi jaminan itu tidak berhasil, karena pada 1945 meletus Perang Dunia II. Organisasi Internasional secara sederhamna dapat dimaknai sebagai badan hukum yang didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Sedang Clive Archer (1983) mendefinisikan organisasi internasional adalah sebagai struktur formal dan berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara anggota-anggota (pemerintah dan non pemerintah) dari dua atau lebih negara berdaulat dengan tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya. Dibawah ini akan kami uraikan beberapa organisasi internasional sebagai berikut : 1. ASEAN ( Association of South East Asia Nations) a. Sejarah Singkat ASEAN ASEAN adalah bentuk kerjasama regional di antara negara-negara di wilayah Asia Tenggara. Anggotanya meliputiIndonesia, Singapura, Malaysia, Philipina, Thailand, Brunai Darussalam ( 7 januari
  • 35. 1984), Vietnam (1995),Laos (1997), Myanmar (1997), dan Kamboja ( 30 April 1999). Sebelum ASEAN berdiri di Asia Tenggara telah ada organisasi regional ASA (Association of South East Asia) yang berdiri pada tanggal 31 Juli 1961 di Bangkok, oleh Malaysia, Philipina dan Muang Thai. Pada tanggal 18 Agustus 1967 negara anggota ASA dengan Indonesia dan Singapura, menetapkan persetujuan untuk memperluas keanggotaan ASA dengan sebuah nama baru yaitu, ASEAN. Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN, oleh 5 menteri luar negeri negara ASEAN, pada tanggal 8 Agustrus 1967 . Tokoh yang menandatangani Deklarasi Bangkok (Bangkok Declaration) itu adalah: a. H. Adam Malik; Menteri Presidium Urusan Politik / Menteri Luar Negeri Indonesia. b. Tun Abdul Razak; Pejabat Perdana Menteri Malaysia. c. S. Rajaratman; Menteri Luar Negeri Singapura. d. Narsisco Ramos; Menteri Luar Negeri Filipina. e. Thanat Khoman; Menteri Luar Negeri Thailand Sejarah pembentukan ASEAN didasarkan pada kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, factor internal, dan eksternal. 1) Faktor internal, yaitu tekad bersatu untuk memperjuangkan kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas negara jajahan barat; 2) Faktor eksternal, yaitu adanya perang Vietnam dan sikap RRC ingin mendominasi Asia Tenggara. Dalam perkembangan selanjutnya keanggotaan ASEAN bertambah satu persatu seiring dengan perkembangan jaman diantaranya : Brunai Darussalam, tanggal 8 Januari 1984; Vietnam, tanggal 28 Juli 1995; Laos dan Myanmar, tanggal 23 Juli 1997;
  • 36. Kamboja, tanggal 30 April 1999. Dengan demikian sampai saat ini ASEAN beranggotakan semua negara di Asia Tenggara kecuali Timor Leste dan Papua Nugini. b. Asas ASEAN ASEAN sebagai organisasi kerjasama regional di Asia Tenggara menganut asas keanggotaan terbuka. Ini berarti bahwa ASEAN memberi kesempatan kerjasama kepada negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Timor Leste dan Papua Nugini. c. Dasar ASEAN Pembentukan ASEAN didasarkan pada hal-hal berikut. 1) Saling menghormati terhadap kemerdekaan, integritas territorial dan identitas semua bangsa. 2) Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari turut campur subversi serta intervensi dari luar. 3) Tidak saling turut campur urusan dalam negeri negara masing-masing. 4) Penyelesaian persengketaan dan pertengkaran secara damai. 5) Tidak mempergunakan ancaman atau penggunaan kekuatan. 6) Menjalankan kerjasama secara aktif. d. Tujuan ASEAN 1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan di Asiatenggara. 2) Memelihara perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menaati keadilan tata hukum dalam hubungan antara negara-negara Asia tenggara serta berpegang teguh pada asas-asas Piagam PBB. 3) Memajukan kerjasama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi. 4) Saling memberi bantuan dalam bentuk fasilitas latihan dan penelitian.
  • 37. 5) Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan jasa dan meningkatkan taraf hidup. 6) Memajukan studi tentang Asia Tenggara. 7) Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-organisasi internasional dan regional lain, yang sama tujuannya dengan tujuan ASEAN. e. Struktur ASEAN Untuk memperlancar tugas dan tujuan ASEAN, dibentuklah struktur organisasi sebagai berikut : 1. Sebelum KTT di Bali 1976 a). ASEAN Ministerial Meeting (Sidang TahunanPara Menteri) b). Standing Committee (Badan yang bersidang di antara dua siding menlu negara ASEAN untuk menangani persoalan-persoalan yang memerlukan keputusan para menteri.) c). Komite-komite tetap dan komite-komite khusus. d). Sekretariat nasioanal ASEAN pada setiap ibukota negara-negara anggota ASEAN. 2. Setelah KTT di Bali 1976 Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur pada tahun 1977, peserta KTT telah menyepakati dan mengesahkan struktur organisasi ASEAN sebagai berikut : a) Pertemuan para Kepala pemerintahan (summit meeting) merupakan kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN. Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) ini adalah apabila perlu untuk memberikan pengarahan kepada ASEAN. b) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (Annual Ministerial Meeting). Peranan dan tanggung jawab siding ini adalah perumusan garis kebijaksanaan dan koordinasi kegiatan-kegiatan ASEAN sesuai dengan Deklarasi Bangkok.
  • 38. c) Sidang Para menteri Ekonomi Sidang ini diselenggarakan satu tahun 2 kali, yamg tugasnya selain merumuskan kebijaksanaan –kebijaksanaan dan koordinasi yang khusus, yang menyangkut kerjasama yang ada di bawahnya. d) Sidang Para menteri lainnya / Non ekonomi Sidang ini merumuskan kebijaksanaan –kebijaksanaan yang menyangkut bidangnya masing-masing, seperti pendidikan, kesehatan, sosial budaya, penerangan, perburuhan, ilmu pengetahuan dan teknologi. b) Standing Committee Badan ini tugasnya membuat keputusan-keputusan dan menjalankan tugas-tugas perhimpunan di antara dua buah siding tahunan menteri luar negeri. c) Komite-komite ASEAN Dalam KTT ini disetujui pula bahwa tempat Sekretariat ASEAN di Jakarta. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh sekretaris jendral atas dasar pengangkatan oleh para Menlu ASEAN secara bergilir. Sekretaris jendral ASEAN mempunyai masa jabatan dua tahun. Dia dibantu staf regional dan staf nasional. 2. Konferensi ASIA AFRIKA a. Latar Belakang KAA Setelah sepuluh tahun berakhirnya Perang Dunia II, usaha PBB dalam menegakkan perdamaian dunia belum berhasil secara memuaskan. Sementara itu, rakyat-rakyat di Asia Afrika terus bergolak untuk membebaskan diri dalam mencapai kemerdekaan. Di pihak lain, Indonesia juga mengalami revolusi fisik sejak tahun 1945-1950. Indonesia, sebagai salah satu Negara yang baru saja merdeka mengajukan gagasan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Gagasan ini diajukan dalam Konferensi Kolombo di Sri Lanka Ternyata gagasan ini mendapat sambutan dari perdana menteri negara-negara yang hadir. Konferensi Kolombo ini dihadiri oleh limanegara, yaitu:
  • 39. 1) Indonesia diwakili oleh PM Ali Sastroamidjojo; 2) India diwakili oleh PM Pandit J Nehru 3) Pakistan diwakili oleh PM Muh Ali 4) Myanmar diwakili oleh PM Unu 5) Srilanka diwakili oleh PM Sir John Kotelawala Secara lebih rinci gagasan lahirnya KAA di Bandung dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Tanggal 23 Agustus 1953, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika bagi perdamaian dunia. 2) Tanggal 25 April – 2 Mei 1954 berlangsung Persidangan Kolombo di Srilangka. Hadir dalam pertemuan tersebut para pemimpin dari India,Pakistan, Burma (sekarang Myanmar) danIndonesia. Dalam konferensi ini Indonesiamemberikan usulan perlu adanya Konferensi Asia Afrika. 3) Tanggal 28-29 Desember 1954, Untuk mematangkan gagasan masalah persidangan Asia-Afrika, diadakan persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci tentang tujuan persidangan, serta siapa saja yang akan diundang. 4) Tanggal 18-24 April 1955, Konferensi Asia Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh PM Ali Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan ini berupa persetujuan yang dikenal dengan nama Dasasila Bandung. b. Tujuan KAA Tujuan konferensi ini adalah : a. Meningkatkan kemauan baik dan kerjasama antara bangsa Asia Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan baik kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama
  • 40. b. Mempertimbangkan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan budaya dalam hubungannya dengan negara-negara peserta, c. Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan khusus yang menyangkut rakyat Asia-Afrika, dalam hal ini menyangkut kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme, d. Meninjau posisi Asia Afrika dan rakyatnya dalam dunia masa kini dan sumbangan yang dapat diberikan dalam peningkatan perdamaian dunia dan kerjasama internasional. Konferensi Asia-Afrika menghasilkan prinsip-prinsip yang dikenal dengan “DASASILA BANDUNG” (Bandung Declaration) yang kemudian menjadi dasar-dasar hubungan antar bangsa negara-negara Asia Afrika. Isi dari Dasasila Bandung adalah: a. menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat dalam Piagam PBB; b. menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa; c. mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik besar maupun kecil; d. tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri negara lain; e. menghormati tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendiri maupun kolektif sesuai dengan Piagam PBB; f. tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus, tidak melakukan tekanan terhadap negara lain; g. tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara; h. menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai; i. memajukan kepentingan bersama dan kerjasama; j. menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
  • 41. Konferensi Asia Afrika di Bandung juga melahirkan semangat Bandung di antara anggota-anggotanya. Semangat Bandung adalah perdamaian, kemerdekaan, hidup berdampingan secara damai, kerjasama internasional untuk kepentingan bersama, dan perdamaian. Menurut peserta konferensi, kemerdekaan dan perdamaian saling bergantung satu sama lain . c. Arti Penting KAA Konferensi Asia-Afrika di bandung tahun 1955, mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangana kehidupan bangsa Asia – Afrika khususnya ataupuin dunia internasional pada umumnya.Dasasila bandung menjadi sangat terkenal dan merupakan suatu asas yang dapat diterima dan digunakan dalam menyelesaikan masalah penting dunia sesuai dengan piagam PBB. Arti penting Konferensi Asia-Afrika ada;lah sebagai berikut ; 1) Perjuangan bangsa Asia – Afrika seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bandung ternyata sampai sekarang masih relevan. Pelaksanaannya selalu ditingkatkan untuk menggalang solidaritas didalam melawan imperialisme. 2) Konferensi Asia-Afrika mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok yang anggotanya tidak hanya bangsa Asia-Afrika, tetapi dalam wilayah yang lebih luas, yaitu dunia internasional. Konferensi Asia-Afrika juga berpengaruh besar terhadap solidaritas perjuangan kemerdekaan Asia- Afrika. Konferensi ini menjadi pendorong yang kuat bagi kebangkitan semangat kebebasan dan kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia- Afrika. Fakta membuktikan dalam jangka waktu lima tahun negara-negara merdeka mulai bermunculan dikawasan wilayah Asia-Afrika, seperti Maroko, Ghana, Guyana, Senegal, Somalia dan lain-lainnnya. Di samping itu KAA juga berpengaruh besar terhadap dunia, seperti : 1) Ketegangan dunia semakin mereda 2) Amerika serikat dan Australia berusaha menghapuskan rasdiskriminasi di negaranya
  • 42. 3) Munculnya organisasi gerakan Non Blok yang bertujuan meredakan perselisihan paham dari Blok Amerika dan Blok Uni Soviet Manfaat Konferensi Asia Afrika bagi bangsa-bangsa di Asia Afrika adalah sebagai berikut : 1) Merupakan titik kulminasi dari solidaritas di kalangannya. 2) Awal kerja sama baru dan pemberian dukungan yang lebih tegas terhadap perjuangan kemerdekaan. Sedangkan manfaat konferensi Asia-Afrika bagiIndonesia adalah membawa keuntungan yang nyata seperti berikut : 1) Ditandatangani persetujuan dwi kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC. Seorang yang memegang dwi kewarganegaraan harus memilih salah satu, yaitu menjadi warga negara Indonesia atau RRC. Warga negara yang tidak memilih dapat mengikuti kewarganegaraan ayahnya. 2) Memperoleh dukungan berupa putusan KonferensiAsia-Afrika mengenai perjuangan merebut Irian Barat. 3. PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa) a. Sejarah Singkat PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi internasional yang anggoanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial. Tahun 1915, AS berhasil menuangkan suatu konsep yang dirumuskan oleh beberapa tokoh di Inggris mengenai pembentukan “liga” dengan tujuan untuk menghindarkan ancaman peperangan. Konferensi berpendapat bahwa melalui organisasi internasional dapat dijamin perdamaian internasional. Atas usul Presiden AS, Woodrow Wilson pada tanggal 10 Januari 1920, dibentuk suatu organisasi internasional yang diberi nama Liga bangsa- Bangsa (league of nations). Tujuan dari Liga bangsa-Bangsa ini adalah mempertahankan perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama internasional.
  • 43. Tugas dari Liga Bangsa-Bangsa adalah menyelesaikan sengketa secara damai, sehingga peperangan dapat dicegah. Ada beberapa hasil dari Liga bangsa-bangsa, misalnya : Perjanjian Locarno (1925) dan Perjanjian Kallog Briand (1928) Akan tetapi, LBB tidak mampu menciptakan perdamaian dunia. Perang Dunia II meletus. Hal ini terjadi karena munculnya kekuasaan kaum NAZI di bawah pimpinan HITLER (Jerman), dan kaum Fasis dipimpin Mussolini dari Italia, serta imperialis Jepang yang sudah mengkhianati isi Liga bangsa-Bangsa. Pada saat perang dunia II berkecamuk, sangat dibutuhkan organisasi dunia untuk mengadakan kerjasama antar bangsa untuk mengatasi kerusuhan yang melanda dunia. Presiden AS, Franklin Delano Roosevelt dan PM Inggris Winston Churchill, telah mengadakan pertemuan yang mengahasilkan Piagam Atlantik (Atlantic Charter) yang isinya sebagai berikut : 1) Tidak melakukan perluasan wilayah diantar sesamanya 2) Menghormati hak setiap bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan dan menentukan nasib sendiri 3) Mengakui hak semua negara untuk turut serta dalam perdaganagan dunia 4) Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunia, dimana setiap bangsa berhak mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari rasa takut dankemiskinan 5) Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai Pokok-Pokok Piagam Atlantik itu pada tanggal 14 Agustus 1941 menjadi dasar konferensi-konferensi internasional dalam penyelesaian perang dunia kedua dan menuju pembentukan PBB. Beberap pertemuan sebelum terbentuknya PBB, antara lain adalah sebagai berikut ; 1) Tanggal 30 Oktober 1943, di Moskow dilahirkan deklarasi Moskow tentang keamanan umum yang ditandatangani oleh Inggris, USA, Rusia, Cina yang mengakui pentingnya organisasi internasional perdamaian dunia
  • 44. 2) Tanggal 21 Agustus 1944, di Washington DC, dilangsungkan konferensi Dumbarton Oaks(Dumbarton Oaks Conference) yang diikuti oleh 39 negara yang membahas tentang rencana mendirikan PBB 3) Pada pertemuan Dumbarton Oaks, Washington DC, tanggal 21 Agustus - 7 Oktober 1945, dipersiapkan Piagam PBB. 4) Piagam PBB ditandatangani di San Fransisco tanggal 26 Juni 1945 dan mulai berlaku tanggal 24 Oktober 1945. Penandatanganan piagam itu diikuti oleh 50 negara, yaitu 47 negara penandatangan“Declarations of united nations” ditambah dengan negara Ukraina, Belorusia dan Argentina. Kelima puluh negara penandatangan tersebut dikenal sebagai negara pendiri (original members). Tanggal inilah yang menjadi hari kelahiran PBB. Piagam PBB terdiri dari hal-hal berikut : I. Mukadimah (4 alinia) II. Batang Tubuh 19 Bab dan 111 pasal. Isinya memuat tujuan, asas, alat perlengkapan PBB, badan khusus, tugas dan kewajiaban alat perlengkapan serta keanggotaan PBB. Negara Indonesia masuk pertama kali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950, dan keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966. b. Tujuan Organisasi PBB Tujuan PBB yang terdapat dalam pasal 1 Piagam PBB adalah sebagai berikut ; 1) Memelihara perdamaian dan keamanan internasional; 2) Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan internasional; 3) Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah usaha internasional dalam bidang ekonomi, social budaya dan hak asasi; 4) Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan bersama cita-cita di atas. c. Asas Organisasi PBB
  • 45. Asas-asas PBB yang terdapat dalam pasal 2 Piagam PBB adalah sebagai berikut : 1) Susunan PBB berdasarkan persamaan kedaulatandari semua anggota; 2) Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-kewajiban mereka sebagaimana tercantum dalam piagam PBB; 3) Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-persengketaan interna sional dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian, keamanan dan keadilan; 4) Dalam hubungan – hubungan internasional semua anggota harus menjauhi penggunaan ancaman kekerasan terhadap negara lain. d. Struktur Organisasi PBB Konferensi San Fransisco, menghasilkan suatu piagam yang menyebutkan Struktur Organisasi PBB, yaitu : 1) Majelis Umum (General Assembly) 2) Dewan Keamanan (Security Council) 3) Dewan ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council) 4) Dewa perwalian (Trusteeship Council), 5) Mahkamah internasional (International Court of Justice ), dan 6) Sekretariat (Secretariay) 1) Majelis Umum (General Asembly ) Majelis Umum atau Sidang Umum PBB adalah salah satu dari enam badan utama PBB. Majelis ini terdiri atas anggota dari seluruh negara anggota PBB dan bertemu setiap tahun di bawah pimpinan seorang Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 10 Januari 1946 di Hall Tengah Westminster di London dan anggotanya wakil dari 51 negara. Setiap negara dapat menunjuk 5 orang wakil untuk hadir dalam Sidang Umum, tetapi hanya berhak mengeluarkan satu suara. Dalam setiap sidang PBB, Majelis Umum memilih seorang ketua. Sidang Umum
  • 46. mempunyai kekuasaan untuk mengatur organisasi dan administrasi PBB, kecuali masalah yang sedang diselesaikan Dewan Keamanan,. Bahasa resmi yang digunakan antara lain : Bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol, dan Cina. Tugas dan kekuasaan Majelis Umum sangat luas, sebagai berikut ; a. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional. b. Berhubungan dengan kerjasama ekonomi, kebudayaan, pendidikan, kesehatan danperikemanusiaan. c. Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah yang belum mempunyai pemerintahan sendiri yang bukan daerah strategis d. Berhubungan dengan keuangan e. Penetapan keanggotaan f. Mengadakan perubahan piagam g. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwakilan, Hakim Mahkamah internasional, dan sebagainya 2) Dewan Keamanan (Security Council) Dewan Keamanan PBB adalah badan terkuat di PBB. Tugasnya adalah menjaga perdamaian dan keamanan antarnegara. Sedangkan badan PBB lainnya hanya dapat memberikan rekomendasi kepada para anggota. Dewan keamanan mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan yang harus dilaksanakan para anggota di bawah Piagam PBB. Dewan Keamanan mengadakan pertemuan pertamanya tanggal 17 Januari 1946 di Church House, Londondan keputusan yang mereka tetapkan disebut Resolusi Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan terdiri : 5 anggota tetap yang mempunyai hak veto, yaitu: Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis dan Cina ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang dipilih untuk masa 2 tahun oleh Majelis Umum. Hak Veto adalah hak untuk membatalkan
  • 47. keputusan atau resolusi yang diajukan oleh PBB atau Dewan Keamanan PBB. Hak Veto sampai sekarang hanya dimiliki oleh negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Dewan keamanan diberi hak dan wewenang untuk menentukan suatu hal atau masalah yang dianggap mengganggu perdamaian, mengancam perdamaian, atau tindakan agresif. Dewan Keamanan diberikan wewenang untuk melakukan tindakan segera guna menjaga ketertiban dan kemanan dunia. 3) Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Councilatau ECOSOC) ECOSOC beranggotakan 54 negara, dipilih oleh Sidang Umum untuk masa 3 tahun dan bersidang sedikitnya tiga kali dalam 1 tahun. Tugas ECOSOC sebagai berikut ; a. Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan ekonomi, dan sosial yang digariskan oleh PBB b. Mengembangkan ekonomi, sosial dan politik c. Memupuk hak asasi manusia d. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dari bidang khusus dengan konsultasi dan menyampaikannya pada sidang umum kepada mereka dan anggota PBB 4) Dewan Perwalian (Trusteeship Council) Dewan Perwalian merupakan lembaga PBB yang dibentuk dalam rangka untuk mendorong dan membantu mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian untuk mencapai kemerdekaannya. Dewan ini terdiri dari : a) Anggota yang menguasai daerah perwalian b) Anggota tetap dewan Keamanan c) Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh Sidang Umum
  • 48. Fungsi Dewan Perwalian a. Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dalam negara untuk mencapai kemerdekaan sendiri b. Memberikan dorongan untuk menghormati hak-hak manusia c. Melaporkan hasil pengawasan kepada sidang umum PBB Piagam PBB menyebutkan bahwa kolonialisme harus dihapuskan. Oleh karena itu, daerah yang belum merdeka diusahakan oleh Dewan Perwalian untuk mendapatkan kemerdekaannya. Pada umumnya sekarang daerah-daerah perwalian itu sudah merdeka. 5) Mahkamah Internasional (International Court of Justice) Mahkamah Internasional adalah badan perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den Hag (Belanda). Anggotanya terdiri atas ahli hukum dari berbagai negara anggota PBB. Masa jabatannya adalah 9 tahun, sedangkan tugasnya adalah memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Keamanan dan Majelis Umum bila diminta. Mahkamah Agung Internasional merupakan Mahkamah Pengadilan Tertinggi di seluruh dunia. Mahkamah Internasional terdiri atas 15 orang hakim yang dipilih dari 15 negara berdasarkan kecakapannya dalam hukum. Semua anggota PBB adalah Piagam Mahkamah Internasional. Mahkamah Internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada perjanjian-perjanjian internasional (traktat-traktat dan kebiasaan internasional) sebagai sumber-sumber hukum. Keputusan Mahkamah Internasional merupakan keputusan terakhir walaupun dapat dimintakan banding. Tugas pokok Mahkamah Internasional adalah mencakup hal-hal berikut : a. Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota PBB yang diserahkan kepada Mahkamah Internasional; b. Memberi pendaat kepada Majelis Umum tentang penyelesaian sengketa antara negara-negara anggota PBB;
  • 49. c. Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah satu pihak yang menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional; d. Memberi nasehat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan Dewan Keamanan. 6) Sekretariat (Secretariat) Sekretariat PBB adalah salah satu badan utama PBB dan dikepalai oleh seorang Sekretaris Jendral PBB, dibantu oleh seorang staf pembantu pemerintah sedunia. Sekretariat Terdiri atas : a. Sekretaris jenderal, dipilih oleh Sidang Umum atas usul Dewan keamanan dan dapat dipilih kembali. Biasanya, Sekretaris Jendral berasal dari negara yang tidak terlibat dalam politik besar b. Sekretaris Jenderal Pembantu, sebanyak 8 sekretaris pembantu yang mengepalai satu departemen., yaitu: 1) Sekretaris Jendera pambantu urusan Dewan keamanan. 2) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Ekonomi. 3) Sekretaris jenderal pembantu urusan perwalian dan Penerangan untuk daerah yang belum merdeka. 4) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Sosial. 5) Sekretaris Jenderal untuk pembantu urusa hukum. 6) Sekretaris jenderal pembantu unutk urusan Penerangan. 7) Sekretaris Jenderal pembantu urusan koperasi dan Pelayanan Umum. 8) Sekretaris Jenderal pembantu urusan Tata Usaha dan keuangan. Tanggung jawab sekretaris jenderal pembantu adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka penyelenggaraan pertemuan yang akan diadakan oleh majelis Umum dan badan-badan utama lain.
  • 50. b. Melaksanakan keputusan yang telah dihasilkan oleh badan-badan PBB dengan sebaik-baiknya.