SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 35
Kelompok 1
Fatin Furoidah (7312002)
Aliafi Anhar (7312021)
Salim Abdul G. (7312032)
Noor Dina M. (7312039)
Gangguan Sekresi
GH (Growth Hormon)
Growth hormone adalah suatu hormone yang
diproduksi oleh hipofisis anterior yang
berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan
metabolisme pada sel target.
 GH juga meningkatkan pertumbuhan linier
yang diperantai oleh insulin like growth factor-1
(IGF-1) yanng juga dikenal SOMATOMEDIN.
Pengertian Etiologi Patofisiologi
Manifestasi Klinis Pemeriksaan
Diagnostik Penatalaksanaan
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal, terutama
dalam tinggi badan (melebihi 2,14 m), akibat
kelebihan growth hormone pada anak sebelum fusi
epififis. (Brooker, 2009).
Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak
umur 6-15 tahun.
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang
berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan
adenoma hipofisis yang menyekresi GH atau
karena kelainan hipotalamus yang mengarah
pada pelepasan GH secara berlebihan.
Sel pembentuk hormone pertumbuhan sangat aktif 
Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan
menjadi sangat tinggi  seluruh jaringan tubuh tumbuh
dengan cepat sekali, termasuk tulang.
Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja,
yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan
batang tulang sehingga tinggi badan akan terus
meningkat (seperti raksasa).
• Tanda-tanda intoleransi glukosa.
• Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar.
• Lingkar kepala bertambah.
• Mandibula tumbuh berlebihan.
• Gigi menjadi terpisah-pisah.
• Kelelehan dan kelemahan.
• Hipogonadisme.
• Keterlambatan maturasi seksual.
• Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan
lapang pandang.
Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan
atas temuan klinis, laboratorium, dan
pencitraan:
• Pemeriksaan kadar GH
• Pemeriksaan kadar IGF-1
• CT Scan
• MRI
• Pemeriksaan fisik tinggi tubuh
abnormal
• Operasi. Termasuk dalam pengobatan yang cepat dan
efektif
• Terapi medikasi. Terapi medis sering digunakan jika
pembedahan tidak berhasil dengan baik.
a. Somatostatin analogs (SSAs)
b. GH reseptor antagonist (GHRAs)
c. Agonis dopamin
• Radioterapi. Diperuntukkan bagi pasien yang
mempunyai sisa-sisa tumor paska pembedahan.
Pengertian Etiologi Patofisiologi
Manifestasi Klinis Pemeriksaan
Diagnostik Penatalaksanaan
• Akromegali merupakan kondisi klinis akibat dari
sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan
pada saat dewasa (Patrik Davey. 2003)
• Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan
somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan
menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan
penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak.
(Syaiffudin. 2006)
Akromegali disebabkan oleh sekresi GHRH yang
berlebih dengan akibat hyperplasia somatotrof.
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan
hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofisa
jinak (adenoma). Sebagian besar (98%) kasus
akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis.
Tumor hipofisis anterior akan menimbulkan efek
massa terhadap struktur sekitarnya. Pembesaran
ukuran tumor akan menyebabkan timbulnya
keluhan sakit kepala, dan penekanan pada
kiasma optikum akan menyebabkan gangguan
penglihatan dan penyempitan lapang pandang.
Hormon pertumbuhan yang berlebihan akan
menyebabkan gangguan organ dalam dan
metabolik dan sisitemik.
• Tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya
membesar.
• Prognatisme (rahang menonjol).
• Tulang rawan pada pita suara menebal sehingga suara
menjadi dalam dan serak.
• Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut.
• Ditemukan nyeri sendi.
• Gangguan penglihatan
• Gangguan dan kelemahan tungkai dan lengannya
• Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala hebat.
• Foto tengkorak
• CT Scan otak. Menunjukkan adanya tumor pada kelenjar
pituitary.
• Tes supresi dengan Dexamethason
• Tes toleransi glukosa. Penderita diberikan sejumlah gula untuk
melihat apakah kadar hormon pertumbuhannya turun.
• Operasi
• Terapi medikasi : okreotid,
bromokriptin.
• Radioterapi
Pengertian Etiologi Patofisiologi
Manifestasi Klinis Pemeriksaan
Diagnostik Penatalaksanaan
• Dwarfisme adalah gangguan pertumbuhan
akibat gangguan pada fungsi hormon.
• Defisiensi hormon pertumbuhan biasanya
disebabkan oleh defisiensi GRH.
• Dwarfisme tidak sama dengan kretinisme.
Gejalanya berupa badan pendek, terdapat
penipisan tulang, muka dan suara imatur
(tampak seperti anak kecil).
• Dwarfisme dapat disebabkan oleh
defisiensi GRH, defisiensi IGF-I.
• Gangguan endokrin seperti dwarfisme
hipofisis, hipotiroidime (kritinisme).
• Panhipopituitarisme selama masa
anak-anak.
• Primer bertubuh pendek dan keluarga
dwarfisme
• Jangka panjang kortikosteroid dosis
tinggi.
Pada dwarfisme terdapat defisiensi hormon
pertumbuhan sehingga hormon tidak cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan tubuh dimana
tinggi lebih rendah dari ras yang sama, usia
yang sama.
Dwarfisme disebabkan oleh penyakit genetik
yang disebabkan menyebabkan perawakan
pendek tidak proporsional dan pertumbuhan
tulang.
 Wajah imatur.
 Suara anak- anak.
 Bentuk kepala mikrochepal.
 Hidung menonjol.
 Postur tubuh proporsional.
 Penipisan tulang panjang.
 Tulang kecil dan rapuh.
 Tidak ada penurunan IQ.
 Dislokasi sendi
Defisiensi hormon tumbuh sering
tersembunyi (cryptic) dan hanya bisa
diketahui dengan melaksanakan tes stimulasi
terhadap somatotropin. Dengan foto
roentgen/CT-scan mungkin bisa ditemukan
mikro/makroadenoma dari hipofisis.
Pengobatan hipopituitarisme mencakup
penggantian hormon-hormon yang kurang. GH
manusia jika diberikan pada anak-anak yang
menderita dwarfisme hipofisis, dapat
menyebabkan peningkatan tinggi badan yang
berlebihan.
Sehingga, terapi harian pengganti hormon
kelenjar target akibat defesiensi hipofisis untuk
jangka waktu yang lama, hanya diberikan
sebagai alternatif.
• Identitas
• Keluhan Utama : Pertumbuhan organ tubuh yg berlebih,
postur tubuh tinggi.
• Riwayat penyakit sekarang
• Riwayat penyakit dahulu : Adakah riwayat tumor
hipofisis.
• Riwayat Kesehatan Keluarga : Adakah keluarga yg
mengalami gigantisme / akromegali.
• Riwayat Psikososial
• Pemeriksaan Fisik (B1-B6)
• Pemeriksaan Diagnostik
• Gangguan citra tubuh b/d perubahan
penampilan sekunder pertumbuhan organn
yang berlebihan.
• Intoleransi aktivitas b/d kelelahan sekunder
peningkatan laju metabolisme.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d lidah membesar, mandibula tumbuh
berlebih, gigi menjadi terpisah-pisah.
Asuhan Keperawatan Dwarfisme
1. Pengkajian
• Riwayat penyakit
• Riwayat trauma kepala.
• Sejak kapan keluhan dirasakan.
• Kaji adanya keluhan yang terjadi sejak lahir.
• Kaji TTV dasar
• Keluhan utama klien
• Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa
• Gangguan citra tubuh yang b/d perubahan struktur
dan fungsi tubuh akibat defisiensi ganodotropin dan
defisiensi hormon pertumbuhan.
• Koping individu tidak efektif b/d kronisitas kondisi
penyakit.
• Ansietas (cemas) b/d ancaman atau perubahan status
kesehatan.
• Gangguan integritas kulit b/d menurunnya kadar
hormonal.
No. Intervensi Rasional
1. Dorong mengungkapkan mengenai
masalah tentang proses penyakit
Mendorong mengungkapkan masalah tentang
proses penyakit dan memberikan kesempatan
untuk mengidentifikasi rasa takut.
2. Ikut sertakan pasien dalam
merencanakan perawatan dan
membuat jadwal aktivitas.
Mengikut sertakan pasien dalam memenentukan
perawatan untuk meningkatkan perasaan
kompetensi/ harga diri dan mendorong
kemandirian.
3. Bantu dengan kebutuhan perawatan
yang diperlukan.
Membantu kebutuhan perawatan yang
diperlukan untuk mempertahankan penampilan
yang dapat meningkatkan citra diri.
4. Berikan bantuan positif. Memberikan bantuan positif bila perlu agar
memungkinkan pasien merasa senang terhadap
diri sendiri, menguatkan perilaku positif,
meningkatkan percaya diri.
• Pasien telah mampu beradaptasi
dengan perubahan penampilan dirinya
dan merasa percaya diri.
• Pasien telah mampu meningkatan
aktivitasnya.
• Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
• Pasien lebih percaya diri dengan apa yang
dialaminya.
• Pasien lebih bisa bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar.
• Pasien tidak merasa cemas tentang penyakit yang
dialami.
• Kelembaban kulit terjaga, tidak ada gangguan
integritas kulit.
Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Morbus hansen ppt
Morbus hansen pptMorbus hansen ppt
Morbus hansen ppt
Salimah Aj
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis
sohapi
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
tristyanto
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
Fionna Pohan
 

La actualidad más candente (20)

Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
HORMON DAN OBAT KORTIKOSTEROID (FARMAKOLOGI)
 
Fisiologi batuk
Fisiologi batukFisiologi batuk
Fisiologi batuk
 
Konjungtivitis
KonjungtivitisKonjungtivitis
Konjungtivitis
 
patofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besipatofisiologi anemia defisiensi besi
patofisiologi anemia defisiensi besi
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
hemostasis dan komponen
hemostasis dan komponenhemostasis dan komponen
hemostasis dan komponen
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal151025700 case-radikulopati-lumbal
151025700 case-radikulopati-lumbal
 
Morbus hansen ppt
Morbus hansen pptMorbus hansen ppt
Morbus hansen ppt
 
221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis221524892 preskas-ureterolithiasis
221524892 preskas-ureterolithiasis
 
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADHAsuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
Asuhan Keperawatan Sindrom Cushing dan SIADH
 
Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13Sifilis. bag. 13
Sifilis. bag. 13
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Hormon tiroid
Hormon tiroidHormon tiroid
Hormon tiroid
 

Destacado (18)

Akromegali
AkromegaliAkromegali
Akromegali
 
Kretinisme
KretinismeKretinisme
Kretinisme
 
Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1Hipopituitarisme 1
Hipopituitarisme 1
 
Cebol
CebolCebol
Cebol
 
Akromegali
AkromegaliAkromegali
Akromegali
 
Tik1
Tik1Tik1
Tik1
 
Critical Success Factor, Delphi Method, Balance Scorecard
Critical Success Factor, Delphi Method, Balance ScorecardCritical Success Factor, Delphi Method, Balance Scorecard
Critical Success Factor, Delphi Method, Balance Scorecard
 
Pathway asidosis mantap
Pathway asidosis mantapPathway asidosis mantap
Pathway asidosis mantap
 
HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Struma 2
Struma 2Struma 2
Struma 2
 
Patofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin iPatofisiologi sistem endokrin i
Patofisiologi sistem endokrin i
 
Insulin like growth-factor_1
Insulin like growth-factor_1Insulin like growth-factor_1
Insulin like growth-factor_1
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
 
Ppt sindrom cushing
Ppt sindrom cushingPpt sindrom cushing
Ppt sindrom cushing
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrin
 
Gigantism
GigantismGigantism
Gigantism
 
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
Anatomi dan fisiologi sistem endokrin
 
Pituitary Gland
Pituitary GlandPituitary Gland
Pituitary Gland
 

Similar a Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem

perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
REISA Class
 
Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3
Aan DuisterLeven
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Haryudi Cahyono
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Icha Nurrahmia
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Haryudi Cahyono
 

Similar a Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem (20)

perawakan-pendek
perawakan-pendekperawakan-pendek
perawakan-pendek
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
 
Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3Makalah hormon pertumbuhan 3
Makalah hormon pertumbuhan 3
 
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHANFARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
FARMAKOLOGI HORMON PERTUMBUHAN
 
Makalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docxMakalah Indeks-Antropometri.docx
Makalah Indeks-Antropometri.docx
 
Askep hipopituitari
Askep hipopituitariAskep hipopituitari
Askep hipopituitari
 
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
Skrining Bayi Baru Lahir Hipotiroid Kongenital - Sosialisasi Kalimantan Selatan
 
hipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrinhipofise sistem endokrin
hipofise sistem endokrin
 
Perawakan pendek atau
Perawakan pendek atauPerawakan pendek atau
Perawakan pendek atau
 
Perawakan pendek atau
Perawakan pendek atauPerawakan pendek atau
Perawakan pendek atau
 
Sistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusiaSistem hormon-manusia
Sistem hormon-manusia
 
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptxKP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
KP-34aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhy.pptx
 
KELAINAN PADA EMBRIO
KELAINAN PADA EMBRIOKELAINAN PADA EMBRIO
KELAINAN PADA EMBRIO
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
Hiperpituitari
HiperpituitariHiperpituitari
Hiperpituitari
 
Pmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrinPmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrin
 
struma
strumastruma
struma
 
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2Kuliah Pertumbuhan Rev 2
Kuliah Pertumbuhan Rev 2
 
Struma endemik
Struma endemikStruma endemik
Struma endemik
 

Más de Fatin Cassie

Asuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan EndometriosisAsuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan Endometriosis
Fatin Cassie
 
The skeletal system
The skeletal systemThe skeletal system
The skeletal system
Fatin Cassie
 

Más de Fatin Cassie (10)

Asuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan EndometriosisAsuhan Keperawatan Endometriosis
Asuhan Keperawatan Endometriosis
 
Fraktur Humerus
Fraktur HumerusFraktur Humerus
Fraktur Humerus
 
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
SAP GASTROENTERITIS (DIARE)
 
SAP KATARAK
SAP KATARAKSAP KATARAK
SAP KATARAK
 
Hipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan PenangananHipoglikemia dan Penanganan
Hipoglikemia dan Penanganan
 
Talak & Rujuk
Talak & RujukTalak & Rujuk
Talak & Rujuk
 
Sap katarak ready
Sap katarak   readySap katarak   ready
Sap katarak ready
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
The skeletal system
The skeletal systemThe skeletal system
The skeletal system
 
Sap flu burung
Sap flu burungSap flu burung
Sap flu burung
 

Último

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Último (20)

LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Gigantisme, Akromegali, Dwarfisem

  • 1. Kelompok 1 Fatin Furoidah (7312002) Aliafi Anhar (7312021) Salim Abdul G. (7312032) Noor Dina M. (7312039) Gangguan Sekresi GH (Growth Hormon)
  • 2. Growth hormone adalah suatu hormone yang diproduksi oleh hipofisis anterior yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan metabolisme pada sel target.  GH juga meningkatkan pertumbuhan linier yang diperantai oleh insulin like growth factor-1 (IGF-1) yanng juga dikenal SOMATOMEDIN.
  • 3.
  • 4. Pengertian Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan
  • 5. Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal, terutama dalam tinggi badan (melebihi 2,14 m), akibat kelebihan growth hormone pada anak sebelum fusi epififis. (Brooker, 2009). Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak umur 6-15 tahun.
  • 6. Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan adenoma hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
  • 7. Sel pembentuk hormone pertumbuhan sangat aktif  Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi  seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
  • 8. • Tanda-tanda intoleransi glukosa. • Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar. • Lingkar kepala bertambah. • Mandibula tumbuh berlebihan. • Gigi menjadi terpisah-pisah. • Kelelehan dan kelemahan. • Hipogonadisme. • Keterlambatan maturasi seksual. • Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang.
  • 9.
  • 10. Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan atas temuan klinis, laboratorium, dan pencitraan: • Pemeriksaan kadar GH • Pemeriksaan kadar IGF-1 • CT Scan • MRI • Pemeriksaan fisik tinggi tubuh abnormal
  • 11. • Operasi. Termasuk dalam pengobatan yang cepat dan efektif • Terapi medikasi. Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan baik. a. Somatostatin analogs (SSAs) b. GH reseptor antagonist (GHRAs) c. Agonis dopamin • Radioterapi. Diperuntukkan bagi pasien yang mempunyai sisa-sisa tumor paska pembedahan.
  • 12. Pengertian Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan
  • 13. • Akromegali merupakan kondisi klinis akibat dari sekresi hormon pertumbuhan (GH) yang berlebihan pada saat dewasa (Patrik Davey. 2003) • Akromegali adalah keadaan setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. (Syaiffudin. 2006)
  • 14. Akromegali disebabkan oleh sekresi GHRH yang berlebih dengan akibat hyperplasia somatotrof. Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofisa jinak (adenoma). Sebagian besar (98%) kasus akromegali disebabkan oleh tumor hipofisis.
  • 15. Tumor hipofisis anterior akan menimbulkan efek massa terhadap struktur sekitarnya. Pembesaran ukuran tumor akan menyebabkan timbulnya keluhan sakit kepala, dan penekanan pada kiasma optikum akan menyebabkan gangguan penglihatan dan penyempitan lapang pandang. Hormon pertumbuhan yang berlebihan akan menyebabkan gangguan organ dalam dan metabolik dan sisitemik.
  • 16. • Tulang wajah menjadi kasar, tangan dan kakinya membesar. • Prognatisme (rahang menonjol). • Tulang rawan pada pita suara menebal sehingga suara menjadi dalam dan serak. • Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. • Ditemukan nyeri sendi. • Gangguan penglihatan • Gangguan dan kelemahan tungkai dan lengannya • Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala hebat.
  • 17.
  • 18. • Foto tengkorak • CT Scan otak. Menunjukkan adanya tumor pada kelenjar pituitary. • Tes supresi dengan Dexamethason • Tes toleransi glukosa. Penderita diberikan sejumlah gula untuk melihat apakah kadar hormon pertumbuhannya turun.
  • 19. • Operasi • Terapi medikasi : okreotid, bromokriptin. • Radioterapi
  • 20. Pengertian Etiologi Patofisiologi Manifestasi Klinis Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan
  • 21. • Dwarfisme adalah gangguan pertumbuhan akibat gangguan pada fungsi hormon. • Defisiensi hormon pertumbuhan biasanya disebabkan oleh defisiensi GRH. • Dwarfisme tidak sama dengan kretinisme. Gejalanya berupa badan pendek, terdapat penipisan tulang, muka dan suara imatur (tampak seperti anak kecil).
  • 22. • Dwarfisme dapat disebabkan oleh defisiensi GRH, defisiensi IGF-I. • Gangguan endokrin seperti dwarfisme hipofisis, hipotiroidime (kritinisme). • Panhipopituitarisme selama masa anak-anak. • Primer bertubuh pendek dan keluarga dwarfisme • Jangka panjang kortikosteroid dosis tinggi.
  • 23. Pada dwarfisme terdapat defisiensi hormon pertumbuhan sehingga hormon tidak cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh dimana tinggi lebih rendah dari ras yang sama, usia yang sama. Dwarfisme disebabkan oleh penyakit genetik yang disebabkan menyebabkan perawakan pendek tidak proporsional dan pertumbuhan tulang.
  • 24.  Wajah imatur.  Suara anak- anak.  Bentuk kepala mikrochepal.  Hidung menonjol.  Postur tubuh proporsional.  Penipisan tulang panjang.  Tulang kecil dan rapuh.  Tidak ada penurunan IQ.  Dislokasi sendi
  • 25. Defisiensi hormon tumbuh sering tersembunyi (cryptic) dan hanya bisa diketahui dengan melaksanakan tes stimulasi terhadap somatotropin. Dengan foto roentgen/CT-scan mungkin bisa ditemukan mikro/makroadenoma dari hipofisis.
  • 26. Pengobatan hipopituitarisme mencakup penggantian hormon-hormon yang kurang. GH manusia jika diberikan pada anak-anak yang menderita dwarfisme hipofisis, dapat menyebabkan peningkatan tinggi badan yang berlebihan. Sehingga, terapi harian pengganti hormon kelenjar target akibat defesiensi hipofisis untuk jangka waktu yang lama, hanya diberikan sebagai alternatif.
  • 27.
  • 28. • Identitas • Keluhan Utama : Pertumbuhan organ tubuh yg berlebih, postur tubuh tinggi. • Riwayat penyakit sekarang • Riwayat penyakit dahulu : Adakah riwayat tumor hipofisis. • Riwayat Kesehatan Keluarga : Adakah keluarga yg mengalami gigantisme / akromegali. • Riwayat Psikososial • Pemeriksaan Fisik (B1-B6) • Pemeriksaan Diagnostik
  • 29. • Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan sekunder pertumbuhan organn yang berlebihan. • Intoleransi aktivitas b/d kelelahan sekunder peningkatan laju metabolisme. • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lidah membesar, mandibula tumbuh berlebih, gigi menjadi terpisah-pisah.
  • 30. Asuhan Keperawatan Dwarfisme 1. Pengkajian • Riwayat penyakit • Riwayat trauma kepala. • Sejak kapan keluhan dirasakan. • Kaji adanya keluhan yang terjadi sejak lahir. • Kaji TTV dasar • Keluhan utama klien • Pemeriksaan fisik
  • 31. 2. Diagnosa • Gangguan citra tubuh yang b/d perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi ganodotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan. • Koping individu tidak efektif b/d kronisitas kondisi penyakit. • Ansietas (cemas) b/d ancaman atau perubahan status kesehatan. • Gangguan integritas kulit b/d menurunnya kadar hormonal.
  • 32. No. Intervensi Rasional 1. Dorong mengungkapkan mengenai masalah tentang proses penyakit Mendorong mengungkapkan masalah tentang proses penyakit dan memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut. 2. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. Mengikut sertakan pasien dalam memenentukan perawatan untuk meningkatkan perasaan kompetensi/ harga diri dan mendorong kemandirian. 3. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan. Membantu kebutuhan perawatan yang diperlukan untuk mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri. 4. Berikan bantuan positif. Memberikan bantuan positif bila perlu agar memungkinkan pasien merasa senang terhadap diri sendiri, menguatkan perilaku positif, meningkatkan percaya diri.
  • 33. • Pasien telah mampu beradaptasi dengan perubahan penampilan dirinya dan merasa percaya diri. • Pasien telah mampu meningkatan aktivitasnya. • Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
  • 34. • Pasien lebih percaya diri dengan apa yang dialaminya. • Pasien lebih bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. • Pasien tidak merasa cemas tentang penyakit yang dialami. • Kelembaban kulit terjaga, tidak ada gangguan integritas kulit.