SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
Kecanggihan teknologi kian hari kian meningkat. Peningkatan ini tidak terlepas dari hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khusus, pada bidang teknologi kemajuan teknologi
tidak lepas juga dari proses inovasi. Alhasil, saat ini telah hadir dihadapan masyarakat dunia
teknologi terkini yang mampu menghubungkan antar umat manusia diseluruh dunia melalui jejaring
antar komputer yang dikenal dengan internet.

Tak pelak lagi, dengan adanya internet banyak sikap dan perilaku manusia yang berubah. Sesuatu
yang dahulu tidak didapat di dunia nyata, maka kini hal tersebut terjadi. Semisal, dalam hal
kebebasan berekspresi, dengan internet semua orang mampu melakukan kebebasan berekspresi
tanpa ada rasa khawatir akan ada larangan dan tuduhan pelanggaran hukum. Salah satu, bentuk
kebebasan ekspresi yang ada di internet ini berupa kebebasan untuk menyimpan, menggunakan,
memproduksi, mendistribusi dan mentransimiskan data. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila dengan kebebasan ekspresi tersebut acapkali dalam realitasnya menimbulkan kerugian bagi
sebagian orang---pemegang hak cipta.

Realitas kerugian itu, ditunjukan dengan kemudahan untuk diproduksi, dialihwujudkan, mereflkasi
data, memodifikasi data dan mendistribusikan data. Upaya-upaya mereflikasi dan memodifikasi data
terkadang sangat sulit dibedakan dengan data aslinya. Tentu, jika hal ini terjadi terus menerus, maka
dapat meresahkan kepada kepentingan dari kreator/pemegang hak cipta baik secara moral maupun
ekonomi.




Problematika Hak Cipta di Internet

Teknologi internet yang menghubungkan antar satu komputer dengan komputer lainnya diseluruh
dunia dengan memiliki daya kemampuan lintas batas negara dilewati secara mudah (bonderless
world) telah melahirkan suatu era baru yang dikenal dengan era digital. Era digital ini ditandai
dengan karakteristik berupa adanya kemudahan internaksi antar manusia di seluruh dunia dengan
memanfaatkan jaringan internet dan tanpa terhalangi dengan wilayah geografis suatu negara dan
aturan-aturan yang sifatnya teritorial. Sejalan dengan itu juga, di era digital ini ditandai dengan
karakteristik lainnya berupa adanya kemudahan setiap orang untuk memperoleh informasi.
Informasi pada era ini sangat mudah diperoleh, dipertukarkan, diakses dan didistribusikan serta
ditransmisikan kapan saja dan dimana saja.

Dengan karakteristik era digital seperti di atas telah melahirkan suatu tantangan baru. Nicola Lucchi
menyatakan bahwa dengan adanya revolusi teknologi informasi dan digitalisasi contant telah
menghasilkan banyak kemungkinan dan tantangan baru. Salah satu tantangan baru dalam bidang
hukum ini dirasakan pada bidang hak cipta. Hak cipta sebagai sebuah konsep hukum yang
melindungi karya-karya dalam bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan dengan memberikan hak
eksklusif telah mengalami suatu permasalahan yang kompleks. Jika melihat pada kompleksitas hak
cipta di era digital, maka dapat diidentifikasi beberapa tantangan baru dalam bidang hak cipta.
Para pengguna medium digital dapat dengan bebas menentukan konten di medium tersebut.
Internet memunginkan untuk adanya penyebaran informasi secara luas dan dapat dengan cepat
diakses serta berbiaya murah yang langsung terhubung dengan sumbernya oleh pengguna tanpa
perantara. Medium digital bersifat fleksibel, sehingga memudahkan untuk memperbanyak,
memodifikasi, Dalam konteks ini juga melalui digitalisasi konten sangat mudah untuk dilakukan
manipulasi sehingga karya hasil manipulasi akan sulit dibedakan dari karya aslinya.

Dengan adanya tantangan di atas, dapat dipahami juga kehadiran medium digital ini memberikan
peluang terhadap lembahnya perlindungan hak cipta. Beberapa peluang lembahnya hak cipta dapat
teridentifikasi dari karakteristik medium internet yang berkaitan dengan hak cipta sebagai berikut:

Pertama, adanya kemudahan dalam melakukan reflikasi. Dalam konteks ini teknologi digunakan
untuk menciptakan dan menggunakan karya digital yang dapat digunakan lagi untuk membuat
salinannya secara terus menerus yang hampir mendekati “kesempurnaan.” Kedua, adanya
kemudahan dalam mentransmisikan dan menggunakannya secara terus menerus. Teknologi jaringan
komputer (networked computers) sangat potensial memfasilitasi dan menyebarluaskan hasil
pembajakan karya digital. Dalam perkembangan dan implementasi selanjutnya melalui bandwith
yang besar dan jaringan bergerak (mobile networks) akan mampu mengantarkan dan memfasilitasi
isi karya multimedia yang beragam. Ketiga, melalui media digital pengguna dapat secara mudah
memodifikasi dan mengadaptasi karya dalam bentuk digital; Keempat, adanya sifat ekuivalen dari
karya-karya dalam bentuk digital, semua karya sepertinya sama. Artinya, karya-karya digital dengan
mudah dikombinasikan dalam bentuk karya baru, seperti karya multimedia. Hal ini disebabkan
karena adanya aspek pemusatan (convergence) –adanya pemaduan antara media, teknologi, dan
jaringan seperti diwujudkan melalui internet, digital broadcasting, layanan kabel dan lain sebagainya.
Kelima, adanya kepadatan karya-karya dalam bentuk digital—perpustakaan secara keseluruhan
dapat disimpan pada sedikit CD-ROMS; Kedepan juga membantu dalam menciptakan karya baru
atau semua orang yang berkumpul dapat mengeprint dan material grafik. Keenam, adanya
penelusuran baru dan kemampuan untuk terhubung. Sebagaimana diketahui dengan internet para
pengguna internet akan sangat mudah untuk saling terhubung. Ketujuh, kadang-kadang ketiadaan
pengarang/pencipta. Karya digital memungkinkan mengenerate melalui bantuan komputer. Hak
cipta sebagai dasar dalam konsep dapat diidentifikasi, pengarang secara personal (Simon Stokes,
2002; 10).

Lemahnya perlindungan hak cipta ditimbulkan karena adanya suatu paham di sebagian kalangan
masyarakat bahwa karya-karya digital di internet hakekatnya merupakan hak publik, di mana publik
berhak untuk mendapatkan itu dan hal ini dilindungi oleh konvensi internasional tentang hak asasi
manusia. Anggapan ini jelas pada akhirnya menimbulkan semakin lemahnya upaya memberikan
perlindungan hak cipta atas karya digital.

Berdasarkan pada realitas-realitas ini, maka sungguh ini menjadi suatu tantangan bagi kalangan
hukum dan ahli teknologi untuk menemukan solusi perlindungan hak cipta atas karya digital. Harus
diakui bahwa berkembangnya karya digital di medium digital, merupakan suatu bentuk kreatifitas
dari para penciptanya. Maka, tidaklah salah apabila pencipta yang notabene-nya adalah pihak yang
menjadikan teknologi digital menarik bagi para penggunanya untuk senantiasa mendapatkan
pengakuan, penghormatan dan perlindungan hak cipta.
Pendekatan Teknologi dalam Hukum

Dengan timbulnya problematika hak cipta di internet, maka berbagai pendekatan diterapkan untuk
mengoptimalisasikan perlindungan hak cipta di internet. Pendekatan tersebut dilakukan melalui
pendekatan hukum dan pendayagunaan teknologi serta mengkolaborasikan antara aspek hukum
dan teknologi. Dalam perkembangan selanjutnya pendekatan yang mengkolaborasikan antara
pendekatan hukum dan teknologi menjadi fokus dan kajian. Pada tataran ini, banyak pihak yang
meyakini bahwa teknologi dapat memiliki manfaat dalam kerangka mendukung perlindungan hak
cipta atas karya digital. Sirinelli menyatakan ada interaksi secara mutual antara hukum dan
teknologi, sehingga menghasikan suatu struktur yang terdiri dari tiga tingkat, yakni: 1). Perlindungan
hukum (hak cipta); 2). Perlindungan teknologi; dan 3). Perlindungan hukum yang dihasilkan dari
bantuan perlindungan teknologi (Carlos Feernandez Molina, 2003; 42).

Ketika ketentuan teknologi memfasilitasi perlindungan hak cipta atas karya digital, maka melahirkan
berbagai klasifikasi ketentuan teknologi. Schlachter menyatakan bahwa fasilitasi teknologi dalam
melindungi hak cipta dapat menjangkau tiga hal yakni; Pertama, menjadi ketentuan yang merupakan
tindakan pencegahan atas pelanggaran hak (pra-pelanggaran), Kedua, menjamin pembayaran
sebelum saatnya karya tersebut digunakan, dan Ketiga, menjamin bahwa telah digunakan untuk
menemukan pelanggaran dan sebagai sarana memperbaiki aplikasi mereka (pasca-pelanggaran).
Pendapat ini ditegaskan juga oleh Schlachter bukan merupakan pendapat yang final dan ini sangat
bergantung pada momennya. Ia juga menyatakan pendapat lain dari Leymonerie yang membedakan
tiga tipe dari fasilitas teknologi sebagai sarana perlindungan hak cipta, yakni; ketentuan yang
bertujuan untuk mengidentifikasi dan melindungi karya, ketentuan yang bertujuan untuk mengawasi
akses kepada karya, dan ketentuan yang bertujuan untuk mengawasi penggunaan atas karya.

Konsepsi perlindungan hak cipta sesungguhnya meletakan hak cipta sebagai alat untuk mencegah
pelanggaran hak cipta, membatasi penggunaan hak cipta dan menindak segala bentuk pelanggaran
hak cipta sebagaimana yang telah dirumuskan melalui ketentuan hak cipta. Adanya pemahaman atas
perlindungan hak cipta sebagaimana rumusan tersebut, hal ini tentu harusnya mampu
diharmonisasikan pada upaya pengakomodasian teknologi sebagai alat perlindungan hak cipta.
Tatakala teknologi diakomodasi sebagai alat perlindungan hak cipta, maka kedudukan teknologi
sebagai pennguat perlindungan hak cipta atas karya digital tidaklah hanya diposisikan sebagai alat
pencegahan dari penyalahgunaan hak cipta atas karya digital, tetapi diharapkan dapat berfungsi
untuk pengawasan dan penindakan atas pelanggaran hak cipta serta mampu menyeimbangkannya
dengan akses informasi publik sebagaimana yang dikonseptualisasikan dalam doktrin fair use.

Pada akhirnya teknologi yang diakomodasi dalam hukum dan diharapkan dapat berperan sebagai
alat pendukung dari tujuan hukum itu sendiri benar-benar harus diformulasikan secara tepat dan
jelas. Oleh karenanya, sebagai konsekuensi dari pemahaman ini, rumusan hukum yang mendasari
akomodasi teknologi dalam hukum itu sendiri harus dituangkan dengan rumusan-rumusan yang
mencerminkan pengakomodasian teknologi dalam hukum yang implementatif. Pemikiran ini, tentu
tidak lepas juga dalam konteks akomodasi teknologi dalam ketentuan hak cipta, di mana akomodasi
teknologi diletakkan dalam konteks pemaknaan teknologi sebagai alat perlindungan hak cipta.
Teknologi sebagai alat perlindungan hak cipta meletakkan teknologi sebagai alat pencegahan,
pengawasan, penindakan hukum. Di samping itu, teknologi juga tetap membuka peluang bagi
termanfaatkannya karya digital yang dilindungi hak cipta bagi kepentingan penelitian dan pendidikan
serta kepentingan publik (doktrin fair use).

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15Jck Jo
 
Siasdasd
SiasdasdSiasdasd
SiasdasdJck Jo
 
SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...RIRIHSAYEKTI
 
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...Yohanes Agung Nugroho
 
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...AliRasyid2
 
PTI Internet of Things
PTI Internet of ThingsPTI Internet of Things
PTI Internet of Thingsindriwahyuni
 
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...Megania Kharisma
 
Ppt tik hasna
Ppt tik hasnaPpt tik hasna
Ppt tik hasnatyhasnna
 
Ppt tik hasna
Ppt tik hasnaPpt tik hasna
Ppt tik hasnatyhasnna
 
Blockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big DataBlockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big DataDony Riyanto
 
13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...
13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...
13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...Yasmin Al-Hakim
 

La actualidad más candente (16)

Pertemuan 15
Pertemuan 15Pertemuan 15
Pertemuan 15
 
Siasdasd
SiasdasdSiasdasd
Siasdasd
 
SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
SI-PI, Ririh Sayekti, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika Dalam Sistem Informasi ...
 
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...Si   pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
Si pi, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
 
Tik andani
Tik andaniTik andani
Tik andani
 
Muhammadyusuf
MuhammadyusufMuhammadyusuf
Muhammadyusuf
 
Ppt uts tik
Ppt uts tikPpt uts tik
Ppt uts tik
 
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
 
Cyber ethics
Cyber ethicsCyber ethics
Cyber ethics
 
PTI Internet of Things
PTI Internet of ThingsPTI Internet of Things
PTI Internet of Things
 
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...
SI-PI, Megania Kharisma, Hapzi Ali, Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informa...
 
Ppt tik hasna
Ppt tik hasnaPpt tik hasna
Ppt tik hasna
 
Ppt tik hasna
Ppt tik hasnaPpt tik hasna
Ppt tik hasna
 
Blockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big DataBlockchain untuk Big Data
Blockchain untuk Big Data
 
13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...
13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...
13. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Telekomunikasi, Internet, dan Teknologi ...
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 

Similar a Hukum telematika

Quiz si & pi minggu 4 55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)
Quiz si & pi minggu 4   55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)Quiz si & pi minggu 4   55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)
Quiz si & pi minggu 4 55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)ADE NURZEN
 
04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...
04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...
04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...ASA LILA
 
4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...Yohanes Agung Nugroho
 
1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptx
1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptx1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptx
1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptxDediPratmoSihite
 
Sim, riyan giri permana, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...
Sim, riyan giri permana,  prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...Sim, riyan giri permana,  prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...
Sim, riyan giri permana, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...Riyan Giri PErmana
 
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik ti
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik tiSIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik ti
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik tiLaurissa DewiP
 
Materi Simdig - Kewargaan Digital 1.pdf
Materi Simdig - Kewargaan Digital 1.pdfMateri Simdig - Kewargaan Digital 1.pdf
Materi Simdig - Kewargaan Digital 1.pdfOneScout
 
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakatPengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat03111995
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeRahmat As-Syaakir
 
Dampak Sosial Informatika.pptx
Dampak Sosial Informatika.pptxDampak Sosial Informatika.pptx
Dampak Sosial Informatika.pptxMasirah1964
 
INFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptx
INFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptxINFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptx
INFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptxsmktekmuh012023
 
Roly Yansyah - Teknologi dan Informasi
Roly Yansyah - Teknologi dan InformasiRoly Yansyah - Teknologi dan Informasi
Roly Yansyah - Teknologi dan Informasibelajarkomputer
 
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of ThingsE-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of ThingsAbdul Fauzan
 
SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...
SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...
SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...Asri Rosa
 
Seminar111204
Seminar111204Seminar111204
Seminar111204fti_ubl
 

Similar a Hukum telematika (20)

Quiz si & pi minggu 4 55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)
Quiz si & pi minggu 4   55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)Quiz si & pi minggu 4   55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)
Quiz si & pi minggu 4 55026 (dosen hapzi, prof. dr. mm)
 
04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...
04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...
04, si pi, asalila, hapzi ali, isu sosial dan etika dalam sistem informasi, u...
 
4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
4.SI-PI, yohanes agung nugroho, hapzi ali, sistem informasi, isu etika, sosia...
 
1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptx
1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptx1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptx
1. 3.10.1. Dampak Sosial Informatika (Etika dalam TIK).pptx
 
Sim, riyan giri permana, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...
Sim, riyan giri permana,  prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...Sim, riyan giri permana,  prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...
Sim, riyan giri permana, prof. dr. ir hapzi ali, mm, cma, implikasi etika, s...
 
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik ti
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik tiSIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik ti
SIM Laurissa, Hapzi Ali, Implikasi etik ti
 
Materi Simdig - Kewargaan Digital 1.pdf
Materi Simdig - Kewargaan Digital 1.pdfMateri Simdig - Kewargaan Digital 1.pdf
Materi Simdig - Kewargaan Digital 1.pdf
 
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakatPengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
Pengaruh aplikasi komputer dalam masyarakat
 
CYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptxCYBER LAW.pptx
CYBER LAW.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crimeMakalah cyber law cyber crime
Makalah cyber law cyber crime
 
UTS
UTSUTS
UTS
 
Internet
InternetInternet
Internet
 
Dampak Sosial Informatika.pptx
Dampak Sosial Informatika.pptxDampak Sosial Informatika.pptx
Dampak Sosial Informatika.pptx
 
INFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptx
INFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptxINFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptx
INFORMATIKA-DSI-ASPEK EKONOMI DAN HUKUM PRODUK TIK .pptx
 
Roly Yansyah - Teknologi dan Informasi
Roly Yansyah - Teknologi dan InformasiRoly Yansyah - Teknologi dan Informasi
Roly Yansyah - Teknologi dan Informasi
 
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of ThingsE-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
E-Magazine Codepolitan : Perkembangan Internet of Things
 
G
GG
G
 
SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...
SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...
SI & PI, asri mustika rosa, hapzi ali, sistem informasi, organisasi dan strat...
 
Seminar111204
Seminar111204Seminar111204
Seminar111204
 

Hukum telematika

  • 1. Kecanggihan teknologi kian hari kian meningkat. Peningkatan ini tidak terlepas dari hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khusus, pada bidang teknologi kemajuan teknologi tidak lepas juga dari proses inovasi. Alhasil, saat ini telah hadir dihadapan masyarakat dunia teknologi terkini yang mampu menghubungkan antar umat manusia diseluruh dunia melalui jejaring antar komputer yang dikenal dengan internet. Tak pelak lagi, dengan adanya internet banyak sikap dan perilaku manusia yang berubah. Sesuatu yang dahulu tidak didapat di dunia nyata, maka kini hal tersebut terjadi. Semisal, dalam hal kebebasan berekspresi, dengan internet semua orang mampu melakukan kebebasan berekspresi tanpa ada rasa khawatir akan ada larangan dan tuduhan pelanggaran hukum. Salah satu, bentuk kebebasan ekspresi yang ada di internet ini berupa kebebasan untuk menyimpan, menggunakan, memproduksi, mendistribusi dan mentransimiskan data. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila dengan kebebasan ekspresi tersebut acapkali dalam realitasnya menimbulkan kerugian bagi sebagian orang---pemegang hak cipta. Realitas kerugian itu, ditunjukan dengan kemudahan untuk diproduksi, dialihwujudkan, mereflkasi data, memodifikasi data dan mendistribusikan data. Upaya-upaya mereflikasi dan memodifikasi data terkadang sangat sulit dibedakan dengan data aslinya. Tentu, jika hal ini terjadi terus menerus, maka dapat meresahkan kepada kepentingan dari kreator/pemegang hak cipta baik secara moral maupun ekonomi. Problematika Hak Cipta di Internet Teknologi internet yang menghubungkan antar satu komputer dengan komputer lainnya diseluruh dunia dengan memiliki daya kemampuan lintas batas negara dilewati secara mudah (bonderless world) telah melahirkan suatu era baru yang dikenal dengan era digital. Era digital ini ditandai dengan karakteristik berupa adanya kemudahan internaksi antar manusia di seluruh dunia dengan memanfaatkan jaringan internet dan tanpa terhalangi dengan wilayah geografis suatu negara dan aturan-aturan yang sifatnya teritorial. Sejalan dengan itu juga, di era digital ini ditandai dengan karakteristik lainnya berupa adanya kemudahan setiap orang untuk memperoleh informasi. Informasi pada era ini sangat mudah diperoleh, dipertukarkan, diakses dan didistribusikan serta ditransmisikan kapan saja dan dimana saja. Dengan karakteristik era digital seperti di atas telah melahirkan suatu tantangan baru. Nicola Lucchi menyatakan bahwa dengan adanya revolusi teknologi informasi dan digitalisasi contant telah menghasilkan banyak kemungkinan dan tantangan baru. Salah satu tantangan baru dalam bidang hukum ini dirasakan pada bidang hak cipta. Hak cipta sebagai sebuah konsep hukum yang melindungi karya-karya dalam bidang seni, sastra, dan ilmu pengetahuan dengan memberikan hak eksklusif telah mengalami suatu permasalahan yang kompleks. Jika melihat pada kompleksitas hak cipta di era digital, maka dapat diidentifikasi beberapa tantangan baru dalam bidang hak cipta.
  • 2. Para pengguna medium digital dapat dengan bebas menentukan konten di medium tersebut. Internet memunginkan untuk adanya penyebaran informasi secara luas dan dapat dengan cepat diakses serta berbiaya murah yang langsung terhubung dengan sumbernya oleh pengguna tanpa perantara. Medium digital bersifat fleksibel, sehingga memudahkan untuk memperbanyak, memodifikasi, Dalam konteks ini juga melalui digitalisasi konten sangat mudah untuk dilakukan manipulasi sehingga karya hasil manipulasi akan sulit dibedakan dari karya aslinya. Dengan adanya tantangan di atas, dapat dipahami juga kehadiran medium digital ini memberikan peluang terhadap lembahnya perlindungan hak cipta. Beberapa peluang lembahnya hak cipta dapat teridentifikasi dari karakteristik medium internet yang berkaitan dengan hak cipta sebagai berikut: Pertama, adanya kemudahan dalam melakukan reflikasi. Dalam konteks ini teknologi digunakan untuk menciptakan dan menggunakan karya digital yang dapat digunakan lagi untuk membuat salinannya secara terus menerus yang hampir mendekati “kesempurnaan.” Kedua, adanya kemudahan dalam mentransmisikan dan menggunakannya secara terus menerus. Teknologi jaringan komputer (networked computers) sangat potensial memfasilitasi dan menyebarluaskan hasil pembajakan karya digital. Dalam perkembangan dan implementasi selanjutnya melalui bandwith yang besar dan jaringan bergerak (mobile networks) akan mampu mengantarkan dan memfasilitasi isi karya multimedia yang beragam. Ketiga, melalui media digital pengguna dapat secara mudah memodifikasi dan mengadaptasi karya dalam bentuk digital; Keempat, adanya sifat ekuivalen dari karya-karya dalam bentuk digital, semua karya sepertinya sama. Artinya, karya-karya digital dengan mudah dikombinasikan dalam bentuk karya baru, seperti karya multimedia. Hal ini disebabkan karena adanya aspek pemusatan (convergence) –adanya pemaduan antara media, teknologi, dan jaringan seperti diwujudkan melalui internet, digital broadcasting, layanan kabel dan lain sebagainya. Kelima, adanya kepadatan karya-karya dalam bentuk digital—perpustakaan secara keseluruhan dapat disimpan pada sedikit CD-ROMS; Kedepan juga membantu dalam menciptakan karya baru atau semua orang yang berkumpul dapat mengeprint dan material grafik. Keenam, adanya penelusuran baru dan kemampuan untuk terhubung. Sebagaimana diketahui dengan internet para pengguna internet akan sangat mudah untuk saling terhubung. Ketujuh, kadang-kadang ketiadaan pengarang/pencipta. Karya digital memungkinkan mengenerate melalui bantuan komputer. Hak cipta sebagai dasar dalam konsep dapat diidentifikasi, pengarang secara personal (Simon Stokes, 2002; 10). Lemahnya perlindungan hak cipta ditimbulkan karena adanya suatu paham di sebagian kalangan masyarakat bahwa karya-karya digital di internet hakekatnya merupakan hak publik, di mana publik berhak untuk mendapatkan itu dan hal ini dilindungi oleh konvensi internasional tentang hak asasi manusia. Anggapan ini jelas pada akhirnya menimbulkan semakin lemahnya upaya memberikan perlindungan hak cipta atas karya digital. Berdasarkan pada realitas-realitas ini, maka sungguh ini menjadi suatu tantangan bagi kalangan hukum dan ahli teknologi untuk menemukan solusi perlindungan hak cipta atas karya digital. Harus diakui bahwa berkembangnya karya digital di medium digital, merupakan suatu bentuk kreatifitas dari para penciptanya. Maka, tidaklah salah apabila pencipta yang notabene-nya adalah pihak yang menjadikan teknologi digital menarik bagi para penggunanya untuk senantiasa mendapatkan pengakuan, penghormatan dan perlindungan hak cipta.
  • 3. Pendekatan Teknologi dalam Hukum Dengan timbulnya problematika hak cipta di internet, maka berbagai pendekatan diterapkan untuk mengoptimalisasikan perlindungan hak cipta di internet. Pendekatan tersebut dilakukan melalui pendekatan hukum dan pendayagunaan teknologi serta mengkolaborasikan antara aspek hukum dan teknologi. Dalam perkembangan selanjutnya pendekatan yang mengkolaborasikan antara pendekatan hukum dan teknologi menjadi fokus dan kajian. Pada tataran ini, banyak pihak yang meyakini bahwa teknologi dapat memiliki manfaat dalam kerangka mendukung perlindungan hak cipta atas karya digital. Sirinelli menyatakan ada interaksi secara mutual antara hukum dan teknologi, sehingga menghasikan suatu struktur yang terdiri dari tiga tingkat, yakni: 1). Perlindungan hukum (hak cipta); 2). Perlindungan teknologi; dan 3). Perlindungan hukum yang dihasilkan dari bantuan perlindungan teknologi (Carlos Feernandez Molina, 2003; 42). Ketika ketentuan teknologi memfasilitasi perlindungan hak cipta atas karya digital, maka melahirkan berbagai klasifikasi ketentuan teknologi. Schlachter menyatakan bahwa fasilitasi teknologi dalam melindungi hak cipta dapat menjangkau tiga hal yakni; Pertama, menjadi ketentuan yang merupakan tindakan pencegahan atas pelanggaran hak (pra-pelanggaran), Kedua, menjamin pembayaran sebelum saatnya karya tersebut digunakan, dan Ketiga, menjamin bahwa telah digunakan untuk menemukan pelanggaran dan sebagai sarana memperbaiki aplikasi mereka (pasca-pelanggaran). Pendapat ini ditegaskan juga oleh Schlachter bukan merupakan pendapat yang final dan ini sangat bergantung pada momennya. Ia juga menyatakan pendapat lain dari Leymonerie yang membedakan tiga tipe dari fasilitas teknologi sebagai sarana perlindungan hak cipta, yakni; ketentuan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan melindungi karya, ketentuan yang bertujuan untuk mengawasi akses kepada karya, dan ketentuan yang bertujuan untuk mengawasi penggunaan atas karya. Konsepsi perlindungan hak cipta sesungguhnya meletakan hak cipta sebagai alat untuk mencegah pelanggaran hak cipta, membatasi penggunaan hak cipta dan menindak segala bentuk pelanggaran hak cipta sebagaimana yang telah dirumuskan melalui ketentuan hak cipta. Adanya pemahaman atas perlindungan hak cipta sebagaimana rumusan tersebut, hal ini tentu harusnya mampu diharmonisasikan pada upaya pengakomodasian teknologi sebagai alat perlindungan hak cipta. Tatakala teknologi diakomodasi sebagai alat perlindungan hak cipta, maka kedudukan teknologi sebagai pennguat perlindungan hak cipta atas karya digital tidaklah hanya diposisikan sebagai alat pencegahan dari penyalahgunaan hak cipta atas karya digital, tetapi diharapkan dapat berfungsi untuk pengawasan dan penindakan atas pelanggaran hak cipta serta mampu menyeimbangkannya dengan akses informasi publik sebagaimana yang dikonseptualisasikan dalam doktrin fair use. Pada akhirnya teknologi yang diakomodasi dalam hukum dan diharapkan dapat berperan sebagai alat pendukung dari tujuan hukum itu sendiri benar-benar harus diformulasikan secara tepat dan jelas. Oleh karenanya, sebagai konsekuensi dari pemahaman ini, rumusan hukum yang mendasari akomodasi teknologi dalam hukum itu sendiri harus dituangkan dengan rumusan-rumusan yang mencerminkan pengakomodasian teknologi dalam hukum yang implementatif. Pemikiran ini, tentu tidak lepas juga dalam konteks akomodasi teknologi dalam ketentuan hak cipta, di mana akomodasi
  • 4. teknologi diletakkan dalam konteks pemaknaan teknologi sebagai alat perlindungan hak cipta. Teknologi sebagai alat perlindungan hak cipta meletakkan teknologi sebagai alat pencegahan, pengawasan, penindakan hukum. Di samping itu, teknologi juga tetap membuka peluang bagi termanfaatkannya karya digital yang dilindungi hak cipta bagi kepentingan penelitian dan pendidikan serta kepentingan publik (doktrin fair use).