SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 46
Descargar para leer sin conexión
TRAUMA ABDOMEN
SKENARIO
Lembar 1
Pasien laki-laki,usia 25 thn dtg ke IGD RS Muhammadiyah diantar
keluarganya. Pasien mengeluh nyeri diseluruh lapangan perut.
Dialami pasien sekitar 10 jam sebelum dibawa ke RS
Muhammadiyah. Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas,
mengendarai sepeda motor dengan kencang lalu menabrak
pohon yang berada dipinggir jalan. Riwayat pingsan (-),muntah (),kejang(-). Status present;sensorium compos mentis,TD: 70/40
mmHg,HR:120 x/I,RR: 24x/I, temp: 36,80C, BB:60 kg.
Lembar 2

Pada pemeriksaan fisik dijumpai:
Kepala: mata  konjungtiva palpebra inferior anemis (+/+)

Thoraks
I: simetris, luka lecet (+) dihemitoraks kiri.
P: SF ka=ki,nyeri (-)
P: sonor pada kedua lapangan paru
A: vesikuler pada kedua lapangan paru
Abdomen
I : Simetris,distensiium (+),memar di hipokondrium kiri (+)
A: Peristaltik (-)
P: Timpani
P: Defans muskular (+),nyeri seluruh lapangan perut,nyeri lepas (+)
Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan;akral dingin
Genitalia eksterna : laki-laki,sirkumsisi,echimosis (-),hematoma (-)
Pada pem DRE: Perineum normal,spingter ani longgar, mukosa licin, ampula recti
kolaps,nyeri (+) seluruh arah jarum jam,sarung tangan: feses(+),darah(-),lendir (-).
Lembar 3
Pemeriksaan lab :

Hb/leu/trom :5,8/24.31/109
Na/K/Cl :135/3.1/106

Ureum/creatinin :21.8/0.90
PT/APTT/TT/INR :23.0/40.6/19.4/2.00
Pemeriksaan radiologi:

Chest X-ray : jantung dan paru dalam batas normal;
Foto polos abdomen : erect dan supine : multiple airfluid level
(+).
WE DON’T KNOW
• Hb/leu/trom :5,8/24.31/109
Hb : pria 14-18 mg/dl, wanita 12-16 mg/dl
Leukosit : 4500-11000 /mm3
Trombosit : 150000-450000/mm3

• Ureum/creatinin :21.8/0.90
Ureum : 15 – 40 mg/dl
Kreatinin : 0,6-1,2 mg/dl
• Na/K/Cl :135/3.1/106
 Natrium :136-145 mEq/liter
 Kalium : 3,5-5,0 mEq/liter
 Chlorida : 96-106 mEq/liter
• PT/APTT/TT/INR :23.0/40.6/19.4/2.00
 PT : 22 -37 detik
 APTT : 21 – 45 detik
 TT : dalam rentang 3 detik dari nilai kontrol (nilai kontrol: 1624 detik)
 INR : 0,8 – 1,2
TRAUMA
ABDOMEN

HIPOTESA
DEFINISI & ETIOLOGI
KLASIFIKASI

PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

LEARNING
ISSUE

CMD & DD
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI & PROGNOSA
DEFINISI
• Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap
struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang
diakibatkan oleh luka tumpul atau luka tusuk.
• Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa
trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau
tidak disengaja.
• Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut
dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut
dimana pada penanganannya lebih bersifat kedaruratan dapat
pula dilakukan tindakan laparatomi.
ETIOLOGI
• Trauma abdomen umumnya banyak diakibatkan oleh trauma
tumpul. Pada kecelakaan bermotor, kecepatan,deselerasi yang
tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan
trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda
tumpulnya.
• Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka
tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam
abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat juga
diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit
menyebabkan trauma pada organ internal abdomen.
KLASIFIKASI
• Trauma abdomen disebabkan oleh 2 mekanisme yang
merusak, yaitu :
1. Trauma tumpul
• Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga
peritoneum. Luka pada abdomen bisa disebabkan oleh jatuh,
kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor,
cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselerasi,
kompresi/sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh
kecelakaan.
2. Trauma tembus
• Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam
rongga peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan
oleh tusukan benda tajam atau luka tembak.
• Berdasarkan organ yang terkena trauma abdomen dibagi 2,
yaitu :
1. Trauma pada organ padat seperti hepar, limpa/lien, dengan
gejala utama perdarahan.
2. Trauma pada organ padat berongga seperti usus, saluran
empedu dengan gejala utama adalah peritonitis.
TANDA DAN GEJALA
• Gejala dan tanda dari trauma abdomen sangat tergantung pada
organ yang terkena, bila yang terkena organ-organ solid (hati
dan lien) maka akan tampak gejala perdarahan secara umum
seperti pucat, anemis, bahkan sampai dengan tanda-tanda syok
hemoragic.
• Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat.
Nyeri dapat timbul di daerah yang terluka/menyebar. Terdapat
nyeri saat di tekan dan di lepas.
• Mual muntah
• Penurunan kesadaran ( malaise, latergi, gelisah)
• Peronitis merupakan komplikasi tersering trauma abdomen.
• Gejala dan tanda yang sering muncul pada penderita dengan
peritonitis yaitu :
 Nyeri perut seperti ditusuk
 Perut yang tegang
 Demam (38⁰C)
 Produksi urin sedikit
 Mual dan muntah
 Haus
 Cairan di dalam rongga abdomen
 Tidak bisa buang air besar, buang angin
 Tanda-tanda syok
CMD DAN DD
ANAMNESIS
Anamnesis yang diteliti terhadap pasien yang mengalami
trauma abdomen akibat tabrakan kendaraan bermotor, harus
mencakup :
kecepatan kendaraan
Jenis tabrakan
Berapa besar penyok kendaraan
Jenis pengaman yang digunakan
Ada/tidak air bag
Posisi pasien dalam kendaraan
Status pasien yang lain
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik di arahkan untuk mencari bagian tubuh yang
terkena trauma. Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan
dengan teliti dan sistematis meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi
dan palpasi.
INSPEKSI

Umumnya pasien diperiksa tanpa pakaian, adanya jejas pada
dinding perut dapat menolong kearah kemungkinan adanya
trauma abdomen . Abdomen bagian depan dan belakanh, dada
bagian bawah dan perineum diteliti apakah mengalami ekskoriasi
/ memar , laserasi , dll.
AUSKULTASI
Mendengar bising usus, yang penting adalah ada tidaknya
bising usus tersebut. Darah bebas di retroperineum ataupun
gastrointestinal dapat mengakibatkan ileus yang menghilangkan
bising usus.
PERKUSI
Manuver ini mengakibatkan pergerakan peritoneum tanda
peritonitis. Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani
karena dilatasi lambung akut di kuadran kiri atas ataupun adanya
perkusi redup bila ada hemiperitonium. Adanya darah dalam
rongga perut dapat ditentukan adanya shifting dullness,
sedangkan udara bebas ditentukan dengan pekak hati yang
beranjak atau menghilang.
PALPASI
Adanya kekakuan dinding perut yang involunter nerupakan tanda
yang bermakna untuk merangsang peritoneal.
Tujuan palpasi : untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang
kadang-kadang dalam.
Nyeri lepas sesudah tangan yang menekan kita lepaskan dengan
cepat menunjukkan peritonitis. Yang biasanya oleh kontaminasi
isi usus, maupun hemoperitoneum tahap awal.
PEMERIKSAAN PENIS, PERINEUM &
RECTUM

Adanya darah pada meatus uretra menyebabkan dugaan kuat
robekanya uretra, inspeksi pada skrotum dan perineum dilakukan
untuk melihat ada tidaknya ekimosis meupun hematoma dengan
dugaan yang sama.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan X-Ray untuk screening trauma tumpul.
Rontgen untuk screening adalah Ro-foto cervical lateral,
thorax AP dan pelvis AP dilakukan pada pasien trauma tumpul
dengan multitrauma. Rontgen foto abdomen 3 posisi
(telentang, tegak dan lateral dekubitus) berguna untuk melihat
adanya udara bebas di bawah diafragma ataupun udara di luar
lumen di retroperitonium.
PEMERIKSAAN DARAH RUTIN.
Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi
perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan
hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm3 tanpa
terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak
kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi
menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi
usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan
trauma pada hepar.
PEMERIKSAAN URINE RUTIN
Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai
hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya
trauma pada saluran urogenital.

IVP (Intravenous Pyelogram)
Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada
persangkaan trauma pada ginjal.

DIAGNOSTIK PERITONEAL LAVAGE (DPL)
Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus
dalam rongga perut.
Indikasi untuk melakukan DPL adalah :
Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya
Trauma pada bagian bawah dari dada
Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas
Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat,
alkohol, cedera otak)
Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis
(sumsum tulang belakang)
Patah tulang pelvis
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA TRAUMA
TUMPUL
Beberapa prosedur yang dapat dilakukan antara lain
diagnostik peritoneal lavage, CT scan, maupun Focused
Assesment Sonography in Trauma (USG FAST).

Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
merupakan prosedur invasif yang bisa dikerjakan dengan
cepat, memiliki sensitivitas sebesar 98% untuk perdarahan
intraperitoneal. DPL harus dilakukan pada pasien trauma
tumpul dengan hemodinamik abnormal.
Bila tidak ada darah segar (lebih dari 10 cc) atau cairan
geses, dilakukan lavase dengan 1000 cc (10 cc/kgBB)
larutan Ringer Laktat. Sesudah cairan tercampur
dengan cara menekan, cairan ditampung kembali dan
diperiksa di laboratorium untuk melihat isi
gastrointestinal, serat maupun empedu. Tes dinyatakan
positif apabila dijumpai eritrosit lebih dari 100.000
/mm3, leukosit > 500/mm3

Ultrasound FAST
memberikan cara yang cepat, noninvasif, akurat, dan
murah untuk mendeteksi hemoperitoneum dan dapat
diulang kapan pun.
Faktor yang mempengaruhi penggunaannnya antara
lain obesitas, adanya udara subkutan ataupun bekas
operasi abdomen sebelumnya. Scanning dengan
ultrasound bisa dengan cepat dilakukan untuk
mendeteksi hemoperitoneum.

CT Scan
merupakan prosedur diagnostik di mana kita perlu
memindahkan pasien ke tempat scanner, memberikan
kontras intravena untuk pemeriksaan abdomen atas,
bawah serta pelvis. Akibatnya, dibutuhkan banyak
waktu dan hanya dilakukan pada pasien dengan
hemodinamik stabil, di mana kita tidak perlu segera
melakukan laparatomi.
DIAGNOSA BANDING
TRAUMA TUMPUL
ABDOMEN
RUPTUR
LIENALIS
PERFORASI
COLON
PYEONERFRITIS
ACUTE
TRAUMA TAJAM
ABDOMEN
TRAUMA
GENITOURINA
RI BAG.
BAWAH
PENATALAKSANAAN
• Perawatan pra-Rumah Sakit
– Berfokus pada evaluasi cepat terhadap masalah
yangmengancam jiwa, memulai tindakan resusitasi, dan
memulai transportasi cepat ke perawatan definitif.
– Pasien cedera dengan risiko perdarahan yang terus menerus
membutuhkan transportasi yang cepat ke rumah sakit
terdekat terdekat,
– Mengamankan jalan napas, menempatkan IV line besar ,
cairan IV harus berlangsung dalam perjalanan.
• Pada trauma tumpul abdomen, perlu dilakukan:
– Bed rest, puasa.
– Pasang cairan IVFD.
– AB. Profilaksis, Analgetik tidak diberikan.
– Pasang NGT, DC.
– Pasang lingkar perut
– Monitoring :
• Ku, anemia
• Tensi, Nadi, RR, Suhu tubuh
• Lingkar perut
• isi NGT, produksi urine
• HB serial tiap 1 – 2 jam

32
Trauma Tumpul Abdomen
FAST

(+)

Stabil

Tidak stabil

USG ulang

Stabil
CT

(-)

equivocal

Tidak stabil

OP

(+)
CT / DPL

(-)

(+)

(-)

OP

Observasi

33
Indikasi Bedah EMG

-Vital Sign tidak stabil

Trauma
tembus

- evisceration

Eksplorasi luka

Tembus peritoneum?

- impalement

- Peritonitis

Ya

meragukan

Tidak

- tanda2 perdarahan
Diagnostic
peritoneal
lavage (DPL)

Laparotomi
+ DPL

Observasi

- DPL
Manajemen Non Operatif
• Berdasarkan diagnosis CT scan dan stabilitas hemodinamik
untuk pengobatan cedera organ padat, terutama hati dan limpa
• Angiography sebagai manajemen nonoperative dari cedera
organ padat dari trauma tumpul pada orang dewasa untuk
kontrol perdarahan
• Splenic arteri embolotherapy (SAE), untuk manajemen
nonoperative untuk cedera limpa

35
Manajemen Operatif
Indikasi untuk laparotomi :
• Berdasarkan Evaluasi klinis
– Trauma tumpul dengan Hipotensi terus walaupun dilakukan
resusitasi.
– Adanya peritonitis : defance musculer dan nyeri seluruh perut.
– Hipotensi, Shock atau perdarahan tidak terkontrol
– Perdarahan Gaster, rektum, Genitourinaria pada trauma tembus.
– Luka tembak melintasi rongga peritoneum, retroperitoneum
(viseral / vaskuler ).
– Eviserasi isi perut
– Trauma tumpul dengan DPL +
– Klinis memburuk selama observasi

36
Indikasi untuk laparotomi :
• Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang
– Adanya udara bebas ( air sicle )intra atau retroperitonial
dan ruptura diafragma.
– CT-Scan dengan kontras ada ruptura organ-organ vaskuler.
– Didapatkan hemoperitoneum pada pemeriksaan FAST dan
atau CT-scan.

37
Laparotomi
• Ketika laparotomi diindikasikan, antibiotik spektrum luas
diberikan
• Insisi pada garis tengah biasanya lebih banyak dipakai.
• Jika ada luka organ berongga harus dijahit.
• Dilakukan eksplorasi seluruh isi abdomen.

38
• Setelah cedera intraperitoneal yang dikontrol, retroperitoneum
dan pelvis harus diperiksa.
• Jangan melakukan eksplorasi hematoma pelvis.
• Gunakan fiksasi eksternal dari patah tulang pelvis untuk
mengurangi atau menghentikan kehilangan darah.
• Embolisasi arteriografi, jika ada hematoma pelvis dan pasien
terus kehilangan darah setelah fiksasi eksternal

39
•

•

Gambar: Algoritma untuk evaluasi awal dari trauma tumpul abdomen. DPL = peritoneal
lavage diagnostik; LUQ = = left lower quadrant; US = USG.
Sumber: Schwartz’s principles of surgery

40
Gambar: Algoritma untuk evaluasi awal dari trauma tembusl abdomen
Sumber: emedicine.medscape.com

41
Manajemen Perioperatif
• Observasi pre-op
– Bukan hanya tanda vital (TNRS) saja
– USG FAST, CT-Scan, urine, GCS, laboratorium, dapat
digunakan untuk OBSERVASI
– Kontinu dan, jika mungkin, oleh orang yang sama
– Pasien STABIL juga harus OBSERVASI periodik
– Pasien TIDAK STABIL harus OBSERVASI KETAT 
jika perlu, setiap saat

42
KOMPLIKASI

PROGNOSA
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada trauma abdomen
adalah PERITONITIS. Komplikasi yang dapat timbul pada
trauma abdomen adalah, cidera yang terlewatkan, latrogenic,
intraabdomen, sepsis dan abses.
PROGNOSA
PROGNOSIS
Prognosis untuk pasien dengan trauma abdomen bervariasi
tanpa data statistik yang menggambarkan jumlah kematian diluar
rumah sakit, dan jumlah pasien total dengan trauma abdomen
gambaran spesifik prognosis untuk pasien trauma intraabdomen
sulit. Angka kematian untuk pasien rawat inap berkisar antara 510%.
REFERENSI
• Aji Setia Utama, S. Ked. Referat Trauma Abdomen. SMF
BEDAH RSD dr. SOEBANDI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER 2011
• TRAUMA ABDOMEN. SUPERVISOR: dr. ASRUL, Sp.B –
KBD.DEPARTEMEN ILMU BEDAH FK USU/RSUP HAM MEDAN
2012.
• Sjamsuhidajat,R.2004.Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2.Penerbit
EGC:Jakarta

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
Dwika Marbun
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Christian Paomey
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
 

La actualidad más candente (20)

Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Referat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur GinjalReferat Ruptur Ginjal
Referat Ruptur Ginjal
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.BMakalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
Makalah hernia dr dr koernia swa oetomo Sp.B
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada AnakPemeriksaan Jantung Pada Anak
Pemeriksaan Jantung Pada Anak
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi KasusHipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
Hipokalemia (Hypokalemia) - Presentasi Kasus
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 

Destacado

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
Noveldy Pitna
 
Referat trauma abdomen
Referat trauma abdomenReferat trauma abdomen
Referat trauma abdomen
geelieman1990
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
NJL
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Alvian P Windiramadhan
 
Kuliah neoro radiologi revisi
Kuliah neoro radiologi revisiKuliah neoro radiologi revisi
Kuliah neoro radiologi revisi
lee25tom9
 

Destacado (20)

Makalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomenMakalah trauma abdomen
Makalah trauma abdomen
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Referat trauma abdomen
Referat trauma abdomenReferat trauma abdomen
Referat trauma abdomen
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 
Gagal napas e.c ppok dan pneumonia
Gagal napas e.c ppok dan pneumoniaGagal napas e.c ppok dan pneumonia
Gagal napas e.c ppok dan pneumonia
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
 
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
Gadar ''trauma abdomen'' AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Kuliah neoro radiologi revisi
Kuliah neoro radiologi revisiKuliah neoro radiologi revisi
Kuliah neoro radiologi revisi
 
Dispepsia organik pleno
Dispepsia organik plenoDispepsia organik pleno
Dispepsia organik pleno
 
Panduan praktis pemeriksaan fisik umum
Panduan praktis pemeriksaan fisik umumPanduan praktis pemeriksaan fisik umum
Panduan praktis pemeriksaan fisik umum
 
Pencitraan trauma abdomen pada anak
Pencitraan trauma abdomen pada anakPencitraan trauma abdomen pada anak
Pencitraan trauma abdomen pada anak
 
Kolik abdomen
Kolik abdomenKolik abdomen
Kolik abdomen
 
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologiSakit perut bagian kanan uronefrologi
Sakit perut bagian kanan uronefrologi
 
Epidemiologi dan etiologi goiter
Epidemiologi  dan etiologi goiterEpidemiologi  dan etiologi goiter
Epidemiologi dan etiologi goiter
 
Skenario 2 amy
Skenario 2 amySkenario 2 amy
Skenario 2 amy
 
Askep obstruksi usus
Askep obstruksi ususAskep obstruksi usus
Askep obstruksi usus
 
Modul 4 (skenario terminologi)
Modul 4 (skenario terminologi)Modul 4 (skenario terminologi)
Modul 4 (skenario terminologi)
 
Skenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7bSkenario 3 perdarahan 7b
Skenario 3 perdarahan 7b
 
Trauma 2
Trauma 2Trauma 2
Trauma 2
 

Similar a Trauma abdomen

abdomen
 abdomen abdomen
abdomen
fadzan
 
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptxAsuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
chatariahhusna
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Materi Presentasi Kamar Operasi Presentation
Materi Presentasi Kamar Operasi PresentationMateri Presentasi Kamar Operasi Presentation
Materi Presentasi Kamar Operasi Presentation
Mery384011
 

Similar a Trauma abdomen (20)

Trauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in criticalTrauma abdomen in emergency case in critical
Trauma abdomen in emergency case in critical
 
presentasi trauma abdomen.pdf
presentasi trauma abdomen.pdfpresentasi trauma abdomen.pdf
presentasi trauma abdomen.pdf
 
TRAUMA_ABDOMEN[1].pptx
TRAUMA_ABDOMEN[1].pptxTRAUMA_ABDOMEN[1].pptx
TRAUMA_ABDOMEN[1].pptx
 
Kgd trauma abdomen
Kgd trauma abdomenKgd trauma abdomen
Kgd trauma abdomen
 
KGD SISTEM PENCERNAAN.pptx
KGD SISTEM PENCERNAAN.pptxKGD SISTEM PENCERNAAN.pptx
KGD SISTEM PENCERNAAN.pptx
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
abdomen
 abdomen abdomen
abdomen
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
askep truma abdomen
askep truma abdomenaskep truma abdomen
askep truma abdomen
 
3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx3. AKUT ABDOMEN.pptx
3. AKUT ABDOMEN.pptx
 
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxPresentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptx
 
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptxAsuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
Asuhan keperawatan gawat darurat ‘’ trauma abdomen’’.pptx
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Trauma Abdomen
 
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA Askep husna  2 b  AKPER PEMKAB MUNA
Askep husna 2 b AKPER PEMKAB MUNA
 
AKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdfAKUT ABDOMEN.pdf
AKUT ABDOMEN.pdf
 
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
Asuhan keperawatan klien dengan appendicitis AKPER MUNA
 
Management pasca operasi
Management pasca operasiManagement pasca operasi
Management pasca operasi
 
Materi Presentasi Kamar Operasi Presentation
Materi Presentasi Kamar Operasi PresentationMateri Presentasi Kamar Operasi Presentation
Materi Presentasi Kamar Operasi Presentation
 

Más de Fionna Pohan

Más de Fionna Pohan (12)

Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
Puskesmas
 
Puskesmas lengkap
Puskesmas lengkapPuskesmas lengkap
Puskesmas lengkap
 
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatanPelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan
 

Trauma abdomen

  • 2. SKENARIO Lembar 1 Pasien laki-laki,usia 25 thn dtg ke IGD RS Muhammadiyah diantar keluarganya. Pasien mengeluh nyeri diseluruh lapangan perut. Dialami pasien sekitar 10 jam sebelum dibawa ke RS Muhammadiyah. Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas, mengendarai sepeda motor dengan kencang lalu menabrak pohon yang berada dipinggir jalan. Riwayat pingsan (-),muntah (),kejang(-). Status present;sensorium compos mentis,TD: 70/40 mmHg,HR:120 x/I,RR: 24x/I, temp: 36,80C, BB:60 kg.
  • 3. Lembar 2 Pada pemeriksaan fisik dijumpai: Kepala: mata  konjungtiva palpebra inferior anemis (+/+) Thoraks I: simetris, luka lecet (+) dihemitoraks kiri. P: SF ka=ki,nyeri (-) P: sonor pada kedua lapangan paru A: vesikuler pada kedua lapangan paru Abdomen I : Simetris,distensiium (+),memar di hipokondrium kiri (+) A: Peristaltik (-) P: Timpani P: Defans muskular (+),nyeri seluruh lapangan perut,nyeri lepas (+) Ekstremitas : tidak dijumpai kelainan;akral dingin Genitalia eksterna : laki-laki,sirkumsisi,echimosis (-),hematoma (-) Pada pem DRE: Perineum normal,spingter ani longgar, mukosa licin, ampula recti kolaps,nyeri (+) seluruh arah jarum jam,sarung tangan: feses(+),darah(-),lendir (-).
  • 4. Lembar 3 Pemeriksaan lab : Hb/leu/trom :5,8/24.31/109 Na/K/Cl :135/3.1/106 Ureum/creatinin :21.8/0.90 PT/APTT/TT/INR :23.0/40.6/19.4/2.00 Pemeriksaan radiologi: Chest X-ray : jantung dan paru dalam batas normal; Foto polos abdomen : erect dan supine : multiple airfluid level (+).
  • 5. WE DON’T KNOW • Hb/leu/trom :5,8/24.31/109 Hb : pria 14-18 mg/dl, wanita 12-16 mg/dl Leukosit : 4500-11000 /mm3 Trombosit : 150000-450000/mm3 • Ureum/creatinin :21.8/0.90 Ureum : 15 – 40 mg/dl Kreatinin : 0,6-1,2 mg/dl
  • 6. • Na/K/Cl :135/3.1/106  Natrium :136-145 mEq/liter  Kalium : 3,5-5,0 mEq/liter  Chlorida : 96-106 mEq/liter • PT/APTT/TT/INR :23.0/40.6/19.4/2.00  PT : 22 -37 detik  APTT : 21 – 45 detik  TT : dalam rentang 3 detik dari nilai kontrol (nilai kontrol: 1624 detik)  INR : 0,8 – 1,2
  • 8. DEFINISI & ETIOLOGI KLASIFIKASI PATOFISIOLOGI MANIFESTASI KLINIS LEARNING ISSUE CMD & DD PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI & PROGNOSA
  • 9. DEFINISI • Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau luka tusuk. • Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. • Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganannya lebih bersifat kedaruratan dapat pula dilakukan tindakan laparatomi.
  • 10. ETIOLOGI • Trauma abdomen umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan bermotor, kecepatan,deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpulnya. • Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal abdomen.
  • 11. KLASIFIKASI • Trauma abdomen disebabkan oleh 2 mekanisme yang merusak, yaitu : 1. Trauma tumpul • Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka pada abdomen bisa disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi/sabuk pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan.
  • 12. 2. Trauma tembus • Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam atau luka tembak. • Berdasarkan organ yang terkena trauma abdomen dibagi 2, yaitu : 1. Trauma pada organ padat seperti hepar, limpa/lien, dengan gejala utama perdarahan. 2. Trauma pada organ padat berongga seperti usus, saluran empedu dengan gejala utama adalah peritonitis.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. TANDA DAN GEJALA • Gejala dan tanda dari trauma abdomen sangat tergantung pada organ yang terkena, bila yang terkena organ-organ solid (hati dan lien) maka akan tampak gejala perdarahan secara umum seperti pucat, anemis, bahkan sampai dengan tanda-tanda syok hemoragic. • Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di daerah yang terluka/menyebar. Terdapat nyeri saat di tekan dan di lepas. • Mual muntah • Penurunan kesadaran ( malaise, latergi, gelisah)
  • 17. • Peronitis merupakan komplikasi tersering trauma abdomen. • Gejala dan tanda yang sering muncul pada penderita dengan peritonitis yaitu :  Nyeri perut seperti ditusuk  Perut yang tegang  Demam (38⁰C)  Produksi urin sedikit  Mual dan muntah  Haus  Cairan di dalam rongga abdomen  Tidak bisa buang air besar, buang angin  Tanda-tanda syok
  • 19. ANAMNESIS Anamnesis yang diteliti terhadap pasien yang mengalami trauma abdomen akibat tabrakan kendaraan bermotor, harus mencakup : kecepatan kendaraan Jenis tabrakan Berapa besar penyok kendaraan Jenis pengaman yang digunakan Ada/tidak air bag Posisi pasien dalam kendaraan Status pasien yang lain
  • 20. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik di arahkan untuk mencari bagian tubuh yang terkena trauma. Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan dengan teliti dan sistematis meliputi inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi. INSPEKSI Umumnya pasien diperiksa tanpa pakaian, adanya jejas pada dinding perut dapat menolong kearah kemungkinan adanya trauma abdomen . Abdomen bagian depan dan belakanh, dada bagian bawah dan perineum diteliti apakah mengalami ekskoriasi / memar , laserasi , dll.
  • 21. AUSKULTASI Mendengar bising usus, yang penting adalah ada tidaknya bising usus tersebut. Darah bebas di retroperineum ataupun gastrointestinal dapat mengakibatkan ileus yang menghilangkan bising usus. PERKUSI Manuver ini mengakibatkan pergerakan peritoneum tanda peritonitis. Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karena dilatasi lambung akut di kuadran kiri atas ataupun adanya perkusi redup bila ada hemiperitonium. Adanya darah dalam rongga perut dapat ditentukan adanya shifting dullness, sedangkan udara bebas ditentukan dengan pekak hati yang beranjak atau menghilang.
  • 22. PALPASI Adanya kekakuan dinding perut yang involunter nerupakan tanda yang bermakna untuk merangsang peritoneal. Tujuan palpasi : untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang kadang-kadang dalam. Nyeri lepas sesudah tangan yang menekan kita lepaskan dengan cepat menunjukkan peritonitis. Yang biasanya oleh kontaminasi isi usus, maupun hemoperitoneum tahap awal. PEMERIKSAAN PENIS, PERINEUM & RECTUM Adanya darah pada meatus uretra menyebabkan dugaan kuat robekanya uretra, inspeksi pada skrotum dan perineum dilakukan untuk melihat ada tidaknya ekimosis meupun hematoma dengan dugaan yang sama.
  • 23. PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN RADIOLOGI Pemeriksaan X-Ray untuk screening trauma tumpul. Rontgen untuk screening adalah Ro-foto cervical lateral, thorax AP dan pelvis AP dilakukan pada pasien trauma tumpul dengan multitrauma. Rontgen foto abdomen 3 posisi (telentang, tegak dan lateral dekubitus) berguna untuk melihat adanya udara bebas di bawah diafragma ataupun udara di luar lumen di retroperitonium.
  • 24. PEMERIKSAAN DARAH RUTIN. Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line data bila terjadi perdarahan terus menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematokrit. Pemeriksaan leukosit yang melebihi 20.000/mm3 tanpa terdapatnya infeksi menunjukkan adanya perdarahan cukup banyak kemungkinan ruptura lienalis. Serum amilase yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pankreas atau perforasi usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
  • 25. PEMERIKSAAN URINE RUTIN Menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih bila dijumpai hematuri. Urine yang jernih belum dapat menyingkirkan adanya trauma pada saluran urogenital. IVP (Intravenous Pyelogram) Karena alasan biaya biasanya hanya dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal. DIAGNOSTIK PERITONEAL LAVAGE (DPL) Dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut.
  • 26. Indikasi untuk melakukan DPL adalah : Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya Trauma pada bagian bawah dari dada Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat, alkohol, cedera otak) Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang belakang) Patah tulang pelvis
  • 27. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA TRAUMA TUMPUL Beberapa prosedur yang dapat dilakukan antara lain diagnostik peritoneal lavage, CT scan, maupun Focused Assesment Sonography in Trauma (USG FAST). Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL) merupakan prosedur invasif yang bisa dikerjakan dengan cepat, memiliki sensitivitas sebesar 98% untuk perdarahan intraperitoneal. DPL harus dilakukan pada pasien trauma tumpul dengan hemodinamik abnormal.
  • 28. Bila tidak ada darah segar (lebih dari 10 cc) atau cairan geses, dilakukan lavase dengan 1000 cc (10 cc/kgBB) larutan Ringer Laktat. Sesudah cairan tercampur dengan cara menekan, cairan ditampung kembali dan diperiksa di laboratorium untuk melihat isi gastrointestinal, serat maupun empedu. Tes dinyatakan positif apabila dijumpai eritrosit lebih dari 100.000 /mm3, leukosit > 500/mm3 Ultrasound FAST memberikan cara yang cepat, noninvasif, akurat, dan murah untuk mendeteksi hemoperitoneum dan dapat diulang kapan pun.
  • 29. Faktor yang mempengaruhi penggunaannnya antara lain obesitas, adanya udara subkutan ataupun bekas operasi abdomen sebelumnya. Scanning dengan ultrasound bisa dengan cepat dilakukan untuk mendeteksi hemoperitoneum. CT Scan merupakan prosedur diagnostik di mana kita perlu memindahkan pasien ke tempat scanner, memberikan kontras intravena untuk pemeriksaan abdomen atas, bawah serta pelvis. Akibatnya, dibutuhkan banyak waktu dan hanya dilakukan pada pasien dengan hemodinamik stabil, di mana kita tidak perlu segera melakukan laparatomi.
  • 31. PENATALAKSANAAN • Perawatan pra-Rumah Sakit – Berfokus pada evaluasi cepat terhadap masalah yangmengancam jiwa, memulai tindakan resusitasi, dan memulai transportasi cepat ke perawatan definitif. – Pasien cedera dengan risiko perdarahan yang terus menerus membutuhkan transportasi yang cepat ke rumah sakit terdekat terdekat, – Mengamankan jalan napas, menempatkan IV line besar , cairan IV harus berlangsung dalam perjalanan.
  • 32. • Pada trauma tumpul abdomen, perlu dilakukan: – Bed rest, puasa. – Pasang cairan IVFD. – AB. Profilaksis, Analgetik tidak diberikan. – Pasang NGT, DC. – Pasang lingkar perut – Monitoring : • Ku, anemia • Tensi, Nadi, RR, Suhu tubuh • Lingkar perut • isi NGT, produksi urine • HB serial tiap 1 – 2 jam 32
  • 33. Trauma Tumpul Abdomen FAST (+) Stabil Tidak stabil USG ulang Stabil CT (-) equivocal Tidak stabil OP (+) CT / DPL (-) (+) (-) OP Observasi 33
  • 34. Indikasi Bedah EMG -Vital Sign tidak stabil Trauma tembus - evisceration Eksplorasi luka Tembus peritoneum? - impalement - Peritonitis Ya meragukan Tidak - tanda2 perdarahan Diagnostic peritoneal lavage (DPL) Laparotomi + DPL Observasi - DPL
  • 35. Manajemen Non Operatif • Berdasarkan diagnosis CT scan dan stabilitas hemodinamik untuk pengobatan cedera organ padat, terutama hati dan limpa • Angiography sebagai manajemen nonoperative dari cedera organ padat dari trauma tumpul pada orang dewasa untuk kontrol perdarahan • Splenic arteri embolotherapy (SAE), untuk manajemen nonoperative untuk cedera limpa 35
  • 36. Manajemen Operatif Indikasi untuk laparotomi : • Berdasarkan Evaluasi klinis – Trauma tumpul dengan Hipotensi terus walaupun dilakukan resusitasi. – Adanya peritonitis : defance musculer dan nyeri seluruh perut. – Hipotensi, Shock atau perdarahan tidak terkontrol – Perdarahan Gaster, rektum, Genitourinaria pada trauma tembus. – Luka tembak melintasi rongga peritoneum, retroperitoneum (viseral / vaskuler ). – Eviserasi isi perut – Trauma tumpul dengan DPL + – Klinis memburuk selama observasi 36
  • 37. Indikasi untuk laparotomi : • Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang – Adanya udara bebas ( air sicle )intra atau retroperitonial dan ruptura diafragma. – CT-Scan dengan kontras ada ruptura organ-organ vaskuler. – Didapatkan hemoperitoneum pada pemeriksaan FAST dan atau CT-scan. 37
  • 38. Laparotomi • Ketika laparotomi diindikasikan, antibiotik spektrum luas diberikan • Insisi pada garis tengah biasanya lebih banyak dipakai. • Jika ada luka organ berongga harus dijahit. • Dilakukan eksplorasi seluruh isi abdomen. 38
  • 39. • Setelah cedera intraperitoneal yang dikontrol, retroperitoneum dan pelvis harus diperiksa. • Jangan melakukan eksplorasi hematoma pelvis. • Gunakan fiksasi eksternal dari patah tulang pelvis untuk mengurangi atau menghentikan kehilangan darah. • Embolisasi arteriografi, jika ada hematoma pelvis dan pasien terus kehilangan darah setelah fiksasi eksternal 39
  • 40. • • Gambar: Algoritma untuk evaluasi awal dari trauma tumpul abdomen. DPL = peritoneal lavage diagnostik; LUQ = = left lower quadrant; US = USG. Sumber: Schwartz’s principles of surgery 40
  • 41. Gambar: Algoritma untuk evaluasi awal dari trauma tembusl abdomen Sumber: emedicine.medscape.com 41
  • 42. Manajemen Perioperatif • Observasi pre-op – Bukan hanya tanda vital (TNRS) saja – USG FAST, CT-Scan, urine, GCS, laboratorium, dapat digunakan untuk OBSERVASI – Kontinu dan, jika mungkin, oleh orang yang sama – Pasien STABIL juga harus OBSERVASI periodik – Pasien TIDAK STABIL harus OBSERVASI KETAT  jika perlu, setiap saat 42
  • 44. KOMPLIKASI KOMPLIKASI Komplikasi yang sering terjadi pada trauma abdomen adalah PERITONITIS. Komplikasi yang dapat timbul pada trauma abdomen adalah, cidera yang terlewatkan, latrogenic, intraabdomen, sepsis dan abses.
  • 45. PROGNOSA PROGNOSIS Prognosis untuk pasien dengan trauma abdomen bervariasi tanpa data statistik yang menggambarkan jumlah kematian diluar rumah sakit, dan jumlah pasien total dengan trauma abdomen gambaran spesifik prognosis untuk pasien trauma intraabdomen sulit. Angka kematian untuk pasien rawat inap berkisar antara 510%.
  • 46. REFERENSI • Aji Setia Utama, S. Ked. Referat Trauma Abdomen. SMF BEDAH RSD dr. SOEBANDI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2011 • TRAUMA ABDOMEN. SUPERVISOR: dr. ASRUL, Sp.B – KBD.DEPARTEMEN ILMU BEDAH FK USU/RSUP HAM MEDAN 2012. • Sjamsuhidajat,R.2004.Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2.Penerbit EGC:Jakarta