SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar:

 1. keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih karena bukan didasrkan pada
     kemampuan yang dimiliki, misalnya dalam melaksanakan pekerjaan tertentu, senioritas,
     atau kualifikasi-kualifikasi yang secara moral dianggap sah lainnya.

 2. keputusan yang sepenuhnya diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotipe
     yang salah, atau sikap lain yang secara moral tidak benar.

 3. keputusan yang memiliki pengaruh negatif atau merugikan pada kepentingan-
     kepentingan pegawai, mungkin mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan,
     kesempatan memperoleh pangkat, atau gaji yang lebih baik.



Bentuk-bentuk Diskriminasi: Aspek kesengajaan dan Aspek Institusional

Civil Rights Act (1964), misalnya, tampak menggunakan pandangan diskriminasi saat
menyatakan hal berikut: Adalah praktik ketenagakerjaan yang melanggar hukum apabila
pengusaha :

  1. gagal atau menolak memekerjakan, atau memecat seseorang, atau melakukan
     diskriminasi terhadap siapapun dalam menetapkan kompensasi, persyaratan, kondisi,
     atau hak-hak kepegawaian didasarkan pada ras, warna kulit, agama, atau asal-usulnya.

  2. membatasi, memisahkan atau mengelompokkan pegawai atau pencari kerja dalam cara
     apapun yang mengurangi atau cenderung mengurangi kesempatan seseorang atau hal-
     hal lain yang berpengaruh pada statusnya sebagai pegawai dengan berdasarkan ras,
     warna kulit, agama, jenis kelamin, atau asal usulnya.



Suatu organisasi dianggap melakukan diskriminasi jika representasi kelompok minoritas
dalam jajaran stafnya tidak proporsional dengan jumlah tenaga kerja lokal dari kelompok
yang bersangkutan. Tindakan diskriminasi ini dapat ditangani bila proporsi kelompok
minoritas dalam organisasi disesuaikan dengan proporsi jumlah tenaga kerja yang ada dengan
menggunakan program-program ”tindakan alternatif”.



Tingkat Diskriminasi
Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi semacam itu :

  1. perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang
        terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain.

  2. perbandingan atas kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan
        paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama.

  3. perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih
        menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabtan yang sama.



Diskriminasi: Utilitas, Hak, dan Keadilan

Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi 3 kelompok:

   a.    Argumen utilitarian, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan

         sumber daya manusia secara tidak efisien.

   b.    Argumen hak, yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia,

   c.    Argumen keadilan, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan

         distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.




Tindakan Afirmatif

Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak yang melaksanakan
program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih
repesentatatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan
kelompok minoritas. Inti dari program tindakan afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang
mendetail (”analisis utilisasi”) atas semua klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan.
Keputusan-keputusan Pengadilan tinggi masih belum konsisten sehubungan dengan legalitas
program-program afirmatif. Sejumlah besar keputusan pengadilan federal menyetujui bahwa
penggunaan program tindakan afirmatif untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan
dari diskriminasi masa lalu dalam proses perekrutan pegawai adalah sah. Meskipun program-
program tindakan afirmatif yang memberikan prefensi pada pegawai perempuan dan
minoritas tidak dinyatakan ilegal, namun pengaruhnya akan hilang begitu saja pada saat
perusahaan menghadapi masa sulit dan harus memecat pegawai, karena efek sistem senioritas
akan berpengaruh paling besar pada pegawai perempuan dan minoritas yang direkrut melalui
program tersebut.

James R. Houghton Corning Glass Works, mengatakan:

“ menilai dan menangani tenaga kerja yang beragam adalah lebih dari tindakan yang benar
secara etis dan moral. Demografi tenaga kerja untuk dekade selanjutnya menunjukkan dengan
jelas bahwa perusahaan-perusahaan yang gagal melaksanakan tugas merekrut, melatih, dan
mempromosikan kaum perempuan dan minoritas tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
akan tenaga kerja.”

Etika Islam

Masalah kemerosotan moral dewasa ini menjadi santapan keseharian masyarakat kita. Meski demikian

tidak jelas faktor apa yang menjadi penyebabnya. Masalah moral adalah masalah yang pertama muncul

pada diri manusia, "baik ideal maupun realita". Secara ideal bahwa pada ketika pertama manusia di beri

"ruh" untuk pertama kalinya dalam hidupnya, yang padanya disertakan "rasio" penimbang baik dan

buruk (QS 91:7-8). masalah moral adalah masalah "normatif". Di dalam hidupnya manusia dinilai, atau

akan melakukan sesuatu karena nilai. Nilai mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat

pengertian akan nilai tersebut.Pengertian yang dimaksud adalah bahwa manusia memahami apa yang

baik dan buruk serta ia dapat membedakan keduanya dan selanjutnya mengamalkannya. Pengertian

tentang baik-buruk tidak dilalui oleh pengalaman akan tetapi telah ada sejak pertama kali "ruh"

ditiupkan. Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)

kefasikan dan ketakwaannya (QS 91:7-8). Pengertian (pemahaman) baik dan buruk merupakan asasi

manusia yang harus diungkap lebih jelas, "atas dasar apa kita melakukan sesuatu amalan". Imam Al

Ghazali menamakan pengertian apriori sebagai pengertian "awwali". Dari mana pengertian-pengertian

tersebut diperoleh, sebagaimana ucapannya :


"Pikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dan dengan aman dan yakin dapat ia menerima

kembali segala pengertian-pengertian awwali dari akal itu. Semua itu terjadi tidak dengan mengatur

alasan atau menyusun keterangan, melainkan dengan Nur (cahaya) yang dipancarkan Allah SWT ke

dalam batin dari ilmu ma'rifat".


Maka sesungguhnya fitrah itu sejalan dengan kehendak Allah (fitrah Allah), yang disebut dalam Al

Qur'an. "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). (Tetaplah atas) fitrah Allah

yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah)

agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya" (QS 30:30). Pada dasarnya fitrah
manusia itu suci, akan tetapi proses penerimaan ide (ilham) tersebut, terkadang menjadi tidak murni

disebabkan kekotoran jiwa yang diliputi nafsu syahwat. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat Asy

Syams ayat 7-8 : "Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu

(jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu Dan

merugilah orang yang mengotorinya" (QS 91:7-8)".


Betapa bahayanya ilham-ilham tersebut bila diterima oleh jiwa yang kotor, sebab pengetahuan-

pengetahuan itu akan digunakan untuk melakukan hal-hal seperti : mencuri, korupsi, menipu dan

merusak alam semesta. Tetapi alangkah indahnya jika ilham-ilham tersebut diterima oleh jiwa yang

tenang dan bersih yang akan menimbulkan kemaslahatan bagi dirinya maupun alam semesta. Maka dari

sini dapat dimengerti, walau seseorang sudah memiliki pengertian "baik buruk secara apriori", bukan

berarti ia telah tahu secara mutlak, namun pengertiannya masih bersifat relatif dan hal itu akan lebih

jelas jika disinari oleh wahyu ke-Tuhanan. Sebab ia tidak akan mampu menelusuri secara intelektual

tanpa adanya "daya spiritual" dalam menerima ide yang sesuai dengan Fitrah Allah. Sebaliknya kalau

dibiarkan jiwa kita diam, terbelenggu oleh keinginan syahwat, maka apa yang diperoleh oleh jiwa

berupa ide ilmu pengetahuan akan digunakan sesuai dengan kepentingan syahwatnya.


Kembali kepada masalah "nilai". Seseorang pasti akan dinilai atau pasti akan melakukan sesuatu karena

nilai, dan jika "nilai" masih bersifat relatif, maka nilai tersebut akan tergantung kepada dasar yang ia

pakai. Begitupun tata nilai ke-Tuhanan (Islam), setiap "perilaku" Islam sangat menekankan orientasi

niat yang kuat, menyandarkan peribadatannya didasari konsep "Lillahi ta'ala". Pendasaran kepada setiap

"laku" manusia, mengandung tuntutan kesadaran, bukan paksaan. Perilaku seseorang tersebut baru

bisa dikatakan mempunyai nilai. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi : "Sesungguhnya segala perbuatan

itu disertai niat. Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya" (Hadist riwayat Bukhari Muslim). Dalam

hadist tersebut jelas, setiap perilaku mempunyai dasar (niat), sehingga perbuatannya dikategorikan baik

atau buruk dimana ia menggantungkan niatnya. Suatu riwayat, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah,

diungkapkan masalah "niat".


Kesimpulan dari tujuan etika Islam, yaitu mengembalikan kepada posisi fitrah manusia, yang dengan

kesadaran itu, maka ia akan menjadi manusia paripurna dan ia akan berakhlaq sebagaimana akhlaq

Allah, dengan kecenderungan berbuat baik tanpa beban dan paksaan. Untuk itu kecenderungan berbuat

baik akan terjadi apabila kita mampu berusaha membersihkan jiwa. Dan kebersihan jiwa akan didapat

apabila kita melaksanakan peribadatan sesuai dengan kriteria-kriteria etika islam.
Diskriminasi adalah tindakan yang membedakan satu objek dengan objek lainnya, suatu tindakan
yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan.
Secara modern, istilah tersebut secara moral tidak netral karena biasanya mengacu pada tindakan
membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun
bersdasarkan prasangka atau sikap yang secara moral tercela.
Kerangka untuk menganalisis bentuk diskriminasi dibuat beberapa tingkat yaitu:
1.Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah (tidak terinstitusionalisasi)
dari seseorang yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi karena adanya prasangka
pribadi.
2.Tindakan diskriminatif mumgki merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah kelompok yang
terinstitusionalisasi, yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi berdasarkan prasangka
pribadi para anggotanya.
3.Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah (tidak terinstitusionalisasi)
dari seseorang yang dengan tidak sengaja dan tidak sadar melakukan diskriminasi terhadap orang
lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik.
4.Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari rutinitas sistematis dari organisasi
perusahaan yang secara tidak sengaja memasukkan prosedur-prosedur formal yang
mendiskriminasikan kelompok minoritas.
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar yaitu: (1)keputusan yang
merugikan seorang pegawai karena bukan didasarkan kemampuan yang dimiliki, (2)keputusan yang
diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual dan, (3)keputusan yang memiliki pengaruh negatif
Pada akhir 1960-an konsep diskriminasi diperluas, lalu awal tahun 1970-an istilah diskriminasi
digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara representasi kelompok minoritas baik disengaja
maupun tidak disengaja.
Tingkat diskriminasi
Indikator munculnya diskriminasi adalah apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota
kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa
mempertimbangkan preferensi atau kemampuan mereka.
Ada 3 cara perbandingan yang dapat digunaka untuk mengetahui distribusi tingkat dikriminasi yaitu:
1.Perbandingan penghasilan rata-rata
2.Perbandingan kelompok penghasilan terendah
3.Perbandingan pekerjaan yang diminati
Diskriminasi: Utilitas, Hak, Keadilan
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
1.Argumen utilitarian, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber
daya manusia secara tidak efisien.
2.Argumen hak, yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia.
3.Argumen keadilan, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbrdaan
distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.
Praktik Diskriminasi
1.Rekrutmen, perusahaan yang tergantung pada referensi verbal saat ini dalam merekrut karyawan
baru cendrung merekrut karyawan dari kelompok ras dan seksual yang sama dengan yang terdapat
dalam perusahaan.
2.Screening, kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
3.Kenaikan Pangkat, proses kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan diskriminatif
jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai
dari kelompok minoritas.



Tindakan Alternatif
Tindakan alternatif adalah suatu program yang dilakukan untuk menghapus pengaruh diskriminasi
masa lalu.
Tujuan tindakan alternatif adalah untuk memberikan suatu cara bagi negara kita guna mengatasi
diskriminasi gender dan ras agar semua orang memperoleh kesempatan yang sama untuk
mengembangkan, melaksanakan, mencapai, dan memberikan sumbangan. Tindakan alternative
merupakan usaha untuk mengembangkan suatu pendekatan sistematis untuk membuka pintu bidang
pendidikan, ketenagakerjaan, dan pengembangan peluang bisnis bagi individu-individu yang
berpotensi dan kebetulan menjadi anggota kelompok-kelompok yang telah lama mengalami
diskriminasi.
Tindakan alternatif selalu mengarah pada preferensi kelompok dibandingkan kebaikan individu,
tindakan alternative selalu mengarah pada diskriminasi, dan pada akhirnya merendahkan orang-
orang yang memperoleh keuntungan darinya dan mendiskriminasikan yang lainnya.




Etika Diskriminasi Pekerjaan (Review bab 7)

1. sifat Diskriminasi pekerjaan

arti dari istilah diskriminasi pekerjaan adalah membedakan satu objek dengan objek lainnya. Suatu
tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Akan tetapi didalam pengertian

modern istilah ini secara moral tidak netral: karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan

seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka

atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan

melibatkan tiga elemen dasar; pertama, keputusan yang merugikan pegawai atau lebih karena bukan

didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya. Kedua, keputusan yang sepenuhnya diambil berdasarkan

prasangka seksual atau rasial. Ketiga, keputusan yang memiliki pengaruh negative atau merugikan pada

kepentingan-kepentingan pegawai, mungkin melibatkan mereka kehilangan pekerjaa.



Bentuk-bentuk Diskriminasi : Aspek kesengajaan dan Aspek Institusional

Pertama, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah dari seseorang

dengan sengaja dan dengan sengaja melakukan diskriminatif karena adanya prasangka pribadi.

Kedua, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah kelompok yang

terinstitusionalisasi.

Ketiga, tindakan diskriinatif mungkin merupakan bagian dari perilaku yang terpisah dari seseorang yang

secara tidak sengaja dan tidak sadar melakukan diskriminasi terhadap orang lain karena dia menerima

dan melaksanakan praktik-praktik dan stereotype tradisional dari masyarakat.

Keempat, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari rutinitas sistematis dari organisasi

perusahaan atau kelompok yang secara tidak sengaja memasukkan prosedur normal yang

mendiskriminasi kaum minoritas.



2. tingkat Diskriminasi

indicator pertama diskriminasi muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota

kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa

mempertimbangkan prefensi ataupun kemampuan mereka



Perbandingan Penghasilan Rata-Rata

Perbandingan penghasilan juga mengungkapkan adanya berbagai kesenjangan yang berkaitan dengan

gender. Perbandingan penghasilan rata-rata pria dan perempuan menunjukan bahwa perempuan hanya

memperoleh sebagian dari yang diperoleh pria.



Perbandingan Pekerjaan Yang diminati

Bukti diskriminasi rasial dan seksual yang diperoleh dari penilaian kuantitatif yang kita lihat sejauh ini

dapat dikembangkan secara kualitatif dengan mempelajari distributive pekerjaan dari kelompok

minoritas, rasial dan seksual.

Perbedaan antara pria kulit putih dengan perempuan atau kelompok minoritas juga tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya menurut prefensi. Kadang ada yang mengatakan bahwa perempuan secara

sukarela memilih pekerjaan-pekerjaan dengan gaji dan prestise yang rendah.



3. diskriminasi : Utilitas, Hak dan Keadilan



• argument utilitarian yang menantang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa

produktifitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi atau

kebaikan

• argument non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan

bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.

• Kelompok argument non-utilitarian kedua melihat diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-

prinsip keadilan.



Praktik diskriminasi

• Rekrutmen

• Screening (seleksi)

• Kenaikan pangkat

• Kondisi pekerjaan

• PHK



4. tindakan afirmatif

¬ tindakan afirmatif sebagai Kompensasi

¬ tindakan afirmatif sebagai instrument untuk mencapai tujuan social

¬ penerapan tindakan afirmatif dan penanganan keberagaman

¬ gaji yang sebanding untuk pekerjaan yang sebanding

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Konsep konsep audit
Konsep konsep audit Konsep konsep audit
Konsep konsep audit An NHa
 
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehatAntimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehatAnchi Geger
 
Kasus perusahaan coca
Kasus perusahaan cocaKasus perusahaan coca
Kasus perusahaan cocamuzakki070717
 
Bab v. kepribadian dan gaya hidup
Bab v. kepribadian dan gaya hidupBab v. kepribadian dan gaya hidup
Bab v. kepribadian dan gaya hidupvajri rahman
 
Kewirausahaan Usaha Bakso
Kewirausahaan Usaha BaksoKewirausahaan Usaha Bakso
Kewirausahaan Usaha BaksoShevti Arman
 
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Wulan Sari Nur Awalia
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I9elevenStarUnila
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsinatal kristiono
 
Etika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMEtika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMreidjen raden
 
Audit berbasis resiko
Audit berbasis resikoAudit berbasis resiko
Audit berbasis resikoBelqis Oraya
 
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikPenetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikAry Efendi
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaNisa Uzumakiy
 
Group 5 job discrimination
Group 5 job discriminationGroup 5 job discrimination
Group 5 job discriminationHeri Nugroho
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Sophia Ririn
 
Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen)
Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen) Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen)
Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen) Ninnasi Muttaqiin
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemenanggibert
 
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modalIsu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modalhendragustomi
 

La actualidad más candente (20)

Konsep konsep audit
Konsep konsep audit Konsep konsep audit
Konsep konsep audit
 
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehatAntimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
Antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat
 
Kasus perusahaan coca
Kasus perusahaan cocaKasus perusahaan coca
Kasus perusahaan coca
 
Bab v. kepribadian dan gaya hidup
Bab v. kepribadian dan gaya hidupBab v. kepribadian dan gaya hidup
Bab v. kepribadian dan gaya hidup
 
Kewirausahaan Usaha Bakso
Kewirausahaan Usaha BaksoKewirausahaan Usaha Bakso
Kewirausahaan Usaha Bakso
 
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
UTS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
 
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
 
Tugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesia Tugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesia
 
Etika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMEtika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDM
 
Audit berbasis resiko
Audit berbasis resikoAudit berbasis resiko
Audit berbasis resiko
 
Resume Kompensasi SDM
Resume Kompensasi SDMResume Kompensasi SDM
Resume Kompensasi SDM
 
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor PublikPenetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
Penetapan Harga Barang dan Jasa Sektor Publik
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
 
Group 5 job discrimination
Group 5 job discriminationGroup 5 job discrimination
Group 5 job discrimination
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
Rekrutmen SDM
Rekrutmen SDMRekrutmen SDM
Rekrutmen SDM
 
Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen)
Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen) Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen)
Mengelola Keberagaman (Pengantar Manajemen)
 
Kompensasi manajemen
Kompensasi manajemenKompensasi manajemen
Kompensasi manajemen
 
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modalIsu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
Isu isu penelitian akuntansi keuangan dan pasar modal
 

Similar a Diskriminasi dalam ketenagakerjaan

Akhlak tasawuf pembaruan
Akhlak tasawuf pembaruanAkhlak tasawuf pembaruan
Akhlak tasawuf pembaruanMAbdulNasir
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahYusuf Prasetyo
 
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptxManusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptxLianaSyaras
 
Philosophical ethics and business
Philosophical ethics and businessPhilosophical ethics and business
Philosophical ethics and businessAhmad Marzuki
 
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...rianafitri1
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerjaWarnet Raha
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerjaWarnet Raha
 
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiapjj_kemenkes
 
Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Andi Irawan
 

Similar a Diskriminasi dalam ketenagakerjaan (20)

Moralitas
Moralitas Moralitas
Moralitas
 
Moral
MoralMoral
Moral
 
Resume etika profesi
Resume etika profesiResume etika profesi
Resume etika profesi
 
Akhlak tasawuf pembaruan
Akhlak tasawuf pembaruanAkhlak tasawuf pembaruan
Akhlak tasawuf pembaruan
 
Prinsip moral agama katolik 1 lia
Prinsip moral agama katolik 1 liaPrinsip moral agama katolik 1 lia
Prinsip moral agama katolik 1 lia
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul Karimah
 
Spe Bab8
Spe Bab8Spe Bab8
Spe Bab8
 
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptxManusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
Manusia, Nilai, Moral & Hukum.pptx
 
Philosophical ethics and business
Philosophical ethics and businessPhilosophical ethics and business
Philosophical ethics and business
 
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
Tugas topik 6[1]
Tugas topik 6[1]Tugas topik 6[1]
Tugas topik 6[1]
 
Tugas topik 6
Tugas topik 6Tugas topik 6
Tugas topik 6
 
Tugas topik 6
Tugas topik 6Tugas topik 6
Tugas topik 6
 
Tugas topik 6
Tugas topik 6Tugas topik 6
Tugas topik 6
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Makalah etos kerja
Makalah etos kerjaMakalah etos kerja
Makalah etos kerja
 
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
 
Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1
 

Diskriminasi dalam ketenagakerjaan

  • 1. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar: 1. keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih karena bukan didasrkan pada kemampuan yang dimiliki, misalnya dalam melaksanakan pekerjaan tertentu, senioritas, atau kualifikasi-kualifikasi yang secara moral dianggap sah lainnya. 2. keputusan yang sepenuhnya diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotipe yang salah, atau sikap lain yang secara moral tidak benar. 3. keputusan yang memiliki pengaruh negatif atau merugikan pada kepentingan- kepentingan pegawai, mungkin mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan memperoleh pangkat, atau gaji yang lebih baik. Bentuk-bentuk Diskriminasi: Aspek kesengajaan dan Aspek Institusional Civil Rights Act (1964), misalnya, tampak menggunakan pandangan diskriminasi saat menyatakan hal berikut: Adalah praktik ketenagakerjaan yang melanggar hukum apabila pengusaha : 1. gagal atau menolak memekerjakan, atau memecat seseorang, atau melakukan diskriminasi terhadap siapapun dalam menetapkan kompensasi, persyaratan, kondisi, atau hak-hak kepegawaian didasarkan pada ras, warna kulit, agama, atau asal-usulnya. 2. membatasi, memisahkan atau mengelompokkan pegawai atau pencari kerja dalam cara apapun yang mengurangi atau cenderung mengurangi kesempatan seseorang atau hal- hal lain yang berpengaruh pada statusnya sebagai pegawai dengan berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, atau asal usulnya. Suatu organisasi dianggap melakukan diskriminasi jika representasi kelompok minoritas dalam jajaran stafnya tidak proporsional dengan jumlah tenaga kerja lokal dari kelompok yang bersangkutan. Tindakan diskriminasi ini dapat ditangani bila proporsi kelompok minoritas dalam organisasi disesuaikan dengan proporsi jumlah tenaga kerja yang ada dengan menggunakan program-program ”tindakan alternatif”. Tingkat Diskriminasi
  • 2. Ada tiga perbandingan yang bisa membuktikan distribusi semacam itu : 1. perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan pada kelompok lain. 2. perbandingan atas kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama. 3. perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabtan yang sama. Diskriminasi: Utilitas, Hak, dan Keadilan Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi 3 kelompok: a. Argumen utilitarian, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia secara tidak efisien. b. Argumen hak, yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia, c. Argumen keadilan, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat. Tindakan Afirmatif Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak yang melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih repesentatatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas. Inti dari program tindakan afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail (”analisis utilisasi”) atas semua klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan. Keputusan-keputusan Pengadilan tinggi masih belum konsisten sehubungan dengan legalitas program-program afirmatif. Sejumlah besar keputusan pengadilan federal menyetujui bahwa penggunaan program tindakan afirmatif untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan dari diskriminasi masa lalu dalam proses perekrutan pegawai adalah sah. Meskipun program- program tindakan afirmatif yang memberikan prefensi pada pegawai perempuan dan minoritas tidak dinyatakan ilegal, namun pengaruhnya akan hilang begitu saja pada saat perusahaan menghadapi masa sulit dan harus memecat pegawai, karena efek sistem senioritas
  • 3. akan berpengaruh paling besar pada pegawai perempuan dan minoritas yang direkrut melalui program tersebut. James R. Houghton Corning Glass Works, mengatakan: “ menilai dan menangani tenaga kerja yang beragam adalah lebih dari tindakan yang benar secara etis dan moral. Demografi tenaga kerja untuk dekade selanjutnya menunjukkan dengan jelas bahwa perusahaan-perusahaan yang gagal melaksanakan tugas merekrut, melatih, dan mempromosikan kaum perempuan dan minoritas tidak akan mampu memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.” Etika Islam Masalah kemerosotan moral dewasa ini menjadi santapan keseharian masyarakat kita. Meski demikian tidak jelas faktor apa yang menjadi penyebabnya. Masalah moral adalah masalah yang pertama muncul pada diri manusia, "baik ideal maupun realita". Secara ideal bahwa pada ketika pertama manusia di beri "ruh" untuk pertama kalinya dalam hidupnya, yang padanya disertakan "rasio" penimbang baik dan buruk (QS 91:7-8). masalah moral adalah masalah "normatif". Di dalam hidupnya manusia dinilai, atau akan melakukan sesuatu karena nilai. Nilai mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat pengertian akan nilai tersebut.Pengertian yang dimaksud adalah bahwa manusia memahami apa yang baik dan buruk serta ia dapat membedakan keduanya dan selanjutnya mengamalkannya. Pengertian tentang baik-buruk tidak dilalui oleh pengalaman akan tetapi telah ada sejak pertama kali "ruh" ditiupkan. Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (QS 91:7-8). Pengertian (pemahaman) baik dan buruk merupakan asasi manusia yang harus diungkap lebih jelas, "atas dasar apa kita melakukan sesuatu amalan". Imam Al Ghazali menamakan pengertian apriori sebagai pengertian "awwali". Dari mana pengertian-pengertian tersebut diperoleh, sebagaimana ucapannya : "Pikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dan dengan aman dan yakin dapat ia menerima kembali segala pengertian-pengertian awwali dari akal itu. Semua itu terjadi tidak dengan mengatur alasan atau menyusun keterangan, melainkan dengan Nur (cahaya) yang dipancarkan Allah SWT ke dalam batin dari ilmu ma'rifat". Maka sesungguhnya fitrah itu sejalan dengan kehendak Allah (fitrah Allah), yang disebut dalam Al Qur'an. "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah). (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya" (QS 30:30). Pada dasarnya fitrah
  • 4. manusia itu suci, akan tetapi proses penerimaan ide (ilham) tersebut, terkadang menjadi tidak murni disebabkan kekotoran jiwa yang diliputi nafsu syahwat. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat Asy Syams ayat 7-8 : "Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu Dan merugilah orang yang mengotorinya" (QS 91:7-8)". Betapa bahayanya ilham-ilham tersebut bila diterima oleh jiwa yang kotor, sebab pengetahuan- pengetahuan itu akan digunakan untuk melakukan hal-hal seperti : mencuri, korupsi, menipu dan merusak alam semesta. Tetapi alangkah indahnya jika ilham-ilham tersebut diterima oleh jiwa yang tenang dan bersih yang akan menimbulkan kemaslahatan bagi dirinya maupun alam semesta. Maka dari sini dapat dimengerti, walau seseorang sudah memiliki pengertian "baik buruk secara apriori", bukan berarti ia telah tahu secara mutlak, namun pengertiannya masih bersifat relatif dan hal itu akan lebih jelas jika disinari oleh wahyu ke-Tuhanan. Sebab ia tidak akan mampu menelusuri secara intelektual tanpa adanya "daya spiritual" dalam menerima ide yang sesuai dengan Fitrah Allah. Sebaliknya kalau dibiarkan jiwa kita diam, terbelenggu oleh keinginan syahwat, maka apa yang diperoleh oleh jiwa berupa ide ilmu pengetahuan akan digunakan sesuai dengan kepentingan syahwatnya. Kembali kepada masalah "nilai". Seseorang pasti akan dinilai atau pasti akan melakukan sesuatu karena nilai, dan jika "nilai" masih bersifat relatif, maka nilai tersebut akan tergantung kepada dasar yang ia pakai. Begitupun tata nilai ke-Tuhanan (Islam), setiap "perilaku" Islam sangat menekankan orientasi niat yang kuat, menyandarkan peribadatannya didasari konsep "Lillahi ta'ala". Pendasaran kepada setiap "laku" manusia, mengandung tuntutan kesadaran, bukan paksaan. Perilaku seseorang tersebut baru bisa dikatakan mempunyai nilai. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi : "Sesungguhnya segala perbuatan itu disertai niat. Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya" (Hadist riwayat Bukhari Muslim). Dalam hadist tersebut jelas, setiap perilaku mempunyai dasar (niat), sehingga perbuatannya dikategorikan baik atau buruk dimana ia menggantungkan niatnya. Suatu riwayat, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, diungkapkan masalah "niat". Kesimpulan dari tujuan etika Islam, yaitu mengembalikan kepada posisi fitrah manusia, yang dengan kesadaran itu, maka ia akan menjadi manusia paripurna dan ia akan berakhlaq sebagaimana akhlaq Allah, dengan kecenderungan berbuat baik tanpa beban dan paksaan. Untuk itu kecenderungan berbuat baik akan terjadi apabila kita mampu berusaha membersihkan jiwa. Dan kebersihan jiwa akan didapat apabila kita melaksanakan peribadatan sesuai dengan kriteria-kriteria etika islam.
  • 5. Diskriminasi adalah tindakan yang membedakan satu objek dengan objek lainnya, suatu tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Secara modern, istilah tersebut secara moral tidak netral karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun bersdasarkan prasangka atau sikap yang secara moral tercela. Kerangka untuk menganalisis bentuk diskriminasi dibuat beberapa tingkat yaitu: 1.Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah (tidak terinstitusionalisasi) dari seseorang yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi karena adanya prasangka pribadi. 2.Tindakan diskriminatif mumgki merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah kelompok yang terinstitusionalisasi, yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi berdasarkan prasangka pribadi para anggotanya. 3.Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah (tidak terinstitusionalisasi) dari seseorang yang dengan tidak sengaja dan tidak sadar melakukan diskriminasi terhadap orang lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik. 4.Tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari rutinitas sistematis dari organisasi perusahaan yang secara tidak sengaja memasukkan prosedur-prosedur formal yang mendiskriminasikan kelompok minoritas. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar yaitu: (1)keputusan yang merugikan seorang pegawai karena bukan didasarkan kemampuan yang dimiliki, (2)keputusan yang diambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual dan, (3)keputusan yang memiliki pengaruh negatif Pada akhir 1960-an konsep diskriminasi diperluas, lalu awal tahun 1970-an istilah diskriminasi digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara representasi kelompok minoritas baik disengaja maupun tidak disengaja. Tingkat diskriminasi Indikator munculnya diskriminasi adalah apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan preferensi atau kemampuan mereka. Ada 3 cara perbandingan yang dapat digunaka untuk mengetahui distribusi tingkat dikriminasi yaitu: 1.Perbandingan penghasilan rata-rata 2.Perbandingan kelompok penghasilan terendah 3.Perbandingan pekerjaan yang diminati Diskriminasi: Utilitas, Hak, Keadilan Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok: 1.Argumen utilitarian, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia secara tidak efisien. 2.Argumen hak, yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia. 3.Argumen keadilan, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya perbrdaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat. Praktik Diskriminasi 1.Rekrutmen, perusahaan yang tergantung pada referensi verbal saat ini dalam merekrut karyawan baru cendrung merekrut karyawan dari kelompok ras dan seksual yang sama dengan yang terdapat dalam perusahaan. 2.Screening, kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. 3.Kenaikan Pangkat, proses kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan diskriminatif jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas. Tindakan Alternatif Tindakan alternatif adalah suatu program yang dilakukan untuk menghapus pengaruh diskriminasi masa lalu. Tujuan tindakan alternatif adalah untuk memberikan suatu cara bagi negara kita guna mengatasi diskriminasi gender dan ras agar semua orang memperoleh kesempatan yang sama untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai, dan memberikan sumbangan. Tindakan alternative merupakan usaha untuk mengembangkan suatu pendekatan sistematis untuk membuka pintu bidang
  • 6. pendidikan, ketenagakerjaan, dan pengembangan peluang bisnis bagi individu-individu yang berpotensi dan kebetulan menjadi anggota kelompok-kelompok yang telah lama mengalami diskriminasi. Tindakan alternatif selalu mengarah pada preferensi kelompok dibandingkan kebaikan individu, tindakan alternative selalu mengarah pada diskriminasi, dan pada akhirnya merendahkan orang- orang yang memperoleh keuntungan darinya dan mendiskriminasikan yang lainnya. Etika Diskriminasi Pekerjaan (Review bab 7) 1. sifat Diskriminasi pekerjaan arti dari istilah diskriminasi pekerjaan adalah membedakan satu objek dengan objek lainnya. Suatu
  • 7. tindakan yang secara moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Akan tetapi didalam pengertian modern istilah ini secara moral tidak netral: karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan prasangka atau berdasarkan sikap-sikap yang secara moral tercela. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar; pertama, keputusan yang merugikan pegawai atau lebih karena bukan didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya. Kedua, keputusan yang sepenuhnya diambil berdasarkan prasangka seksual atau rasial. Ketiga, keputusan yang memiliki pengaruh negative atau merugikan pada kepentingan-kepentingan pegawai, mungkin melibatkan mereka kehilangan pekerjaa. Bentuk-bentuk Diskriminasi : Aspek kesengajaan dan Aspek Institusional Pertama, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku terpisah dari seseorang dengan sengaja dan dengan sengaja melakukan diskriminatif karena adanya prasangka pribadi. Kedua, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah kelompok yang terinstitusionalisasi. Ketiga, tindakan diskriinatif mungkin merupakan bagian dari perilaku yang terpisah dari seseorang yang secara tidak sengaja dan tidak sadar melakukan diskriminasi terhadap orang lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik dan stereotype tradisional dari masyarakat. Keempat, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari rutinitas sistematis dari organisasi perusahaan atau kelompok yang secara tidak sengaja memasukkan prosedur normal yang mendiskriminasi kaum minoritas. 2. tingkat Diskriminasi indicator pertama diskriminasi muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa mempertimbangkan prefensi ataupun kemampuan mereka Perbandingan Penghasilan Rata-Rata Perbandingan penghasilan juga mengungkapkan adanya berbagai kesenjangan yang berkaitan dengan gender. Perbandingan penghasilan rata-rata pria dan perempuan menunjukan bahwa perempuan hanya memperoleh sebagian dari yang diperoleh pria. Perbandingan Pekerjaan Yang diminati Bukti diskriminasi rasial dan seksual yang diperoleh dari penilaian kuantitatif yang kita lihat sejauh ini dapat dikembangkan secara kualitatif dengan mempelajari distributive pekerjaan dari kelompok minoritas, rasial dan seksual. Perbedaan antara pria kulit putih dengan perempuan atau kelompok minoritas juga tidak dapat
  • 8. dijelaskan sepenuhnya menurut prefensi. Kadang ada yang mengatakan bahwa perempuan secara sukarela memilih pekerjaan-pekerjaan dengan gaji dan prestise yang rendah. 3. diskriminasi : Utilitas, Hak dan Keadilan • argument utilitarian yang menantang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa produktifitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi atau kebaikan • argument non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia. • Kelompok argument non-utilitarian kedua melihat diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip- prinsip keadilan. Praktik diskriminasi • Rekrutmen • Screening (seleksi) • Kenaikan pangkat • Kondisi pekerjaan • PHK 4. tindakan afirmatif ¬ tindakan afirmatif sebagai Kompensasi ¬ tindakan afirmatif sebagai instrument untuk mencapai tujuan social ¬ penerapan tindakan afirmatif dan penanganan keberagaman ¬ gaji yang sebanding untuk pekerjaan yang sebanding