SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 12
ACARA IV
EKSTRAKSI KAFEIN
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum acara Ekstraksi Kafein adalah :
1. Mendapatkan kafein yang terkandung dalam bahan pangan dengan cara
ekstraksi menggunakan pelarut etanol, aseton, dan kloroform.
2. Menghitung kadar kafein dalam bahan pangan
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Daun kopi mengandung alkaloida, saponin flavonoida, dan
polivenol. Biji kopi mengandung zat kimia yaitu kafein, sitosterin,
stigmasterin, kolin, dan zat samak. Bagian yang dapat larut dalam air,
kopi menyumbangkan kalori 352 kal; protein 17,4gram; lemak1,3gram;
hidrat arang 69 gram; kalsium 296mg; fosfor 368mg; dan zat besi 4,1mg.
Daun teh mengandung kafeina, teobromina, teofilina, tanin, saponin,
kuersetin, dan minyak atsiri. Semakin muda umur daun teh semakin
tinggi kandungan kafeinnya. Komposisi kimia pada daun teh terdiri atas
selulosa dan serat kasar 34%; protein 17%; klorofil dan pigmen 1,5%;
tanin 25%; kafein 4%; asam amino 8%; gula 3%; dan abu 5,5%. Dalam
teh kering terdapat kira-kira 3% caffeine. Bahan inilah yang
menimbulkan rasa nikmat dari air teh. Pada galibnja kadar caffeine tidak
dimana-mana bagian dari tanaman sama. Daun yang termuda misalnya
mengandung caffeine yang terbanyak, yaitu 3-4%, daun kelima dan
keenam 1½%, sedang dalam tangkai hanya terdapat 0,5% caffeine.
Dalam bulu daun peko terdapat 2% caffeine(Setijo, 2009).
Kopi dan teh mengandung kafein yaitu senyawa yang pahit rasanya.
Kafein ini bersifat diuretik, merangsang pengeluaran kelenjar urine,
merangsang kerja otak, dan aktivitas jantung. Jika konsumsi berlebihan,
kafein memberikan dampak positif yaitu badan terasa segar dan
menghilangkan kantuk. Jika konsumsi melebihi ambang batas, konsumsi
teh dan kopi akan menyebakan jantung berdebar debar, bayi lahir cacat
jika dikonsumsi ibu hamil (Nurchasanah, 2008).
Penurunan kadar kafein kopi yang dihasilkan pada proses
dekafeinasi dipengaruhi oleh waktu proses pelarutan dan ukuran biji
kopi, semakin lama pelarutan dan semakin kecil ukuran buji kopi,akan
meningkatkan jumlah kafein yang terekstrak.Proses dekafeinasi kopi
pada dasarnya tidak mengganggu kesehatan akan tetapi akan menggangu
citarasa kopi yang dihasilkan. Semakin lama proses dekafeinasi
berlangsung semakin merusak citarasa yang dihasilkan. Pada penelitian
ini penurunan kafein berkisar antara 90% sampai dengan 83%. Hasil ini
telah mendekati standar internasional kadar kafein kopi rendah kafein
yaitu 0,1-0,3% (Amin, 2012).
2. Tinjauan Teori
Eter pada umumnya tidak bereaksi dengan asam encer, basa encer,
reduktor ataupun dengan oksidator dan juga tidak bereaksi denga logam
natrium. Inilah yang membedakan dengan alkohol. Kelembaman eter dan
etanol, ditambah dengan kenyataan bahwa bayak senyawa organik yang
larut dalam eter dan etanol, menyebabkan eter dan etanol merupakan
pelarut yang baik untuk melakukan reaksi organik. Pelarut ini sering
digunakan untuk memisahkan senyawa organik dari sumber alamnya.
Karenatitik didihnya yang rendah sehingga mudah diuapkan dari
ekstraknya untuk kemudian dipulihkan kembali sebagai pelarut
(Hart, 1983).
Yang dimaksud dengan ekstraksi adalah pemisahan satu atau
beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut.
Pemisahan terjadi atas dasar kemapuan larut yang berbeda dari
komponen komponen dalam campuran. Pemilihan pelarut pada umumnya
dipengaruhi oleh faktor faktor selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak
saling campur, kerapatan, reaktivitas, dan titik didih. Beberapa pelarut
yang terpenting adalah air asam-asam oragnik dan anorganik,
hidrokarbon jenuh, toluen, karbon disulfit, eter, aseton, hidrokarbon yang
mengandung khlor, isopropanol dan etanol (Bernasconi, 1995).
Jika suatu transfer ekstraksi tidaklah menimbulkan pemisahan yang
bersih, maka dilakukan pemisahan parsial yang berurutan sampai
akhirnya dicapai derajat kemurnian yang diinginkan. Satu fase dapat
diulang dikontakkan dengan porsi yang segar dari suatu fase kedua. Ini
akan dapat diterapkan bila satu zat secara kuantitatif tetap tinggal dalam
satu fase, sedangkan zat yang lain terbagi antara kedua fase. Ekstraktor
soxhlet dapat termasuk dalam kategori ekstraksi ganda juga teknik
pengendapan dalam gravimetri (Underwood, 2002).
Ekstraksi mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam memilih
kondisi operasi, karena jenis dan jumlah pelarutnya dapat diubah ubah.
Ekstraksi lebih menyerupai absorpsi gas dibanding dengan distilasi biasa.
Ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan lebih dari dua komponen
dan dalam penerapan tertentu digunakan campuran pelarut
(Warren, 1985).
Ekstraksi adalah penyaringan dari bahan mentah dengan
menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat
larut. Bahan mentah yang berasal dari tumbuh tumbuhan tidak perlu
diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan da dikeringkan. Ekstraksi
menggunakan pelarut yang ideal adalah yang mempunyai sifat tidak
toksik, tidak eksplosif interval titik didih sempit. Pelarut alkohol
menghasilkan rendemen paling tinggi dan pelarut kloroform paling
rendah tetapi rendemennya paling murni. Hal ini karena alkohol yang
digunakan tidak murni 100% (Petrus, 2012).
Kafein dapat diekstrak dari sampel bahan hasil pertanian dengan
metode ekstraksi yang beraneka ragam, seperti ekstraksi dengan air,
ekstraksi dengan karbon dioksida, dan ekstraksi dengan pelarut organik.
Pelarut seperti kloroform, metil klorida, etanol, dan etil asetat sangat
umum unutk digunakan dalam ekstraksi kafein. Beberapa metode yang
bisa digunakan dalam ekstraksi adalah ekstraksi soxhlet, ekstraksi
ultraviolet, dan ekstraksi Heat Reflux(Nedunjeliyan, 2010).
Ekstraksi dengan menuggunakan soxhlet pada umumnya digunakan
aseton dan alkohol sebagai pelarut untuk menguapkan bahan yang akan
diekstrak. Namun bbila dibandingkan dengan metode PLE (pressurized
liquid extraction), hasil yang didapat dari soxhlet lebih rendah daripada
hasil dari PLE. PLE menghasilkan ekstrak yang lebih banyak dan cepat
dalam penggunaannya. Hasil dari PLE juga rendah dari bahaya
kontaminasi pelarut lain (Noorashikin, 2009).
Berat jenis yang masih terlalu rendah ini dapat juga dipengaruhi
oleh fraksi berat yang bersifat larut dalam air. Fraksi berat tersebut akan
tertinggal dalam air hasil destilasi, karena metode pemisahan yang
digunakan (dengan menggunakan corong pemisah) pada pemisahan
minyak atsiri dan air sulit untuk memisahkan senyawa yang larut dalam
air. Komponen yang larut dalam air sebagian besar terdiri dari senyawa-
senyawa teroksigenasi (termasuk sinamaldehid)yang mempunyai bobot
jenis lebih besar dari senyawa-senyawa tidak teroksigenasi (terpen,
sesqueterpene, dan lain-lain) (Yuliarto, 2012).
C. Metodologi
1. Alat
a. Timbangan analitik
b. Soxhlet
c. Pendingin balik
d. Hotplate
e. Kertas saring
f. Pipet ukur
g. Corong pemisah
h. Beker glass
2. Bahan
a. 8 gram kopi dan 8 gram teh
b. 200ml etanol 96%
c. 2,5 gram MgCl
d. 63 ml aquades
e. 1,5 ml H2SO4
f. 40 ml kloroform
g. 1,5 ml NaOH
3. Cara kerja
Ditimbang dan dimasukkan ke dalam soxhlet
Dimasukkan ke dalam labu pada soxhlet
8 gram kopi / 8 gram teh
Ditambahkan dan dipanaskan hingga kering
200 ml etanol
25 gram MgCl
63 ml aquades
Ditambahkan dan disaring
Panaskan selama 12 sirkulasi
Isi labu dan pindahkan ke gelas beker
1,5 ml H2SO4
D. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1.4 Hasil Pengamatan Ekstraksi Kafein pada Kopi dan Teh
Sumber : Laporan sementara
Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses
pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan
kepada prinsip kelarutan. Jika kedua fasa tersebut adalah zat cair yang tidak
saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair. Dalam sistem ini satu atau lebih
senyawa berpartisipasi di antara kedua pelarut, yaitu sebagian kecil senyawa
akan berada dalam salah satu pelarut dan sebagian besar lainnya akan berada
dalam pelarut yang kedua. Partisi adalah keadaan kesetimbangan keberhasilan
pemisahan sangat tergantung pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut
dalam kedua pelarut. Secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa
tersebut kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut di pelarut
lainnya. Pelarut lainnya adalah pelarut organik yang tidak bercampur dengan
air (yaitu bukan dari golongan alkohol dan aseton). pelarut organik harus
mempunyai titik didih jauh lebih rendah dari senyawa terekstraksi (biasanya
dibawah 1000
C), tidak mahal dan tidak bersifat racun.
Kafein, ialah senyawa alkaloidxantina berbentuk kristal dan berasa
pahit yang bekerja sebagai obatperangsangpsikoaktif dan diuretik ringan.
Kafein juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga
banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi
(energy drink), cokelat, maupun obat-obatan.
Kelompok Sampel Berat Awal Berat Kafein Kadar Kafein
Shift A Teh 8 gram 0,0018 gram 0,225%
Shift B Kopi 8 gram 0,024 gram 0,30%
Ditambahkan dan diuapkan
Didapat cruide kafein
Prinsip soxhletasi adalah salah satu model ekstraksi yang
menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi
ekstraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut yang konstan yang
juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor). Penarikan komponen kimia
yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong
yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyaring
dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan
oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke
dalam klonsong mencari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari
telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu
alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Penyaringan dan corong pisah. Corong pisah adalah alat untuk
melakukan ekstraksi cair-cair yaitu proses pengocokan sistem dua pelarut,
agar proses partisi bisa berjalan lebih cepat. Setelah dibiarkan beberapa lama
sampai kedua pelarut terpisah dengan baik, baru dilakukan pemisahan salah
satu pelarut. Identifikasi pelarut bagian atas dan bawah, ditentukan atas dasar
perbedaan kerapatannya. Kerapatan yang besar ada di bagian bawah. Proses
penyaringan merupakan bagian penting dalam pemisahan zat padat dari
larutan atau zat cair. Dilakukan dengan menggunakan kertas saring yang
dipasang dalam corong. Kertas saring yang digunakan adalah jenis lipat
(fluted).
Pengeringan ekstrak yang melibatkan air sebagai pelarut umumnya
air akan sedikit terlarut dalam sejumlah pelarut organik seperti kloroform,
benzen dan eter. Air ini harus dikeluarkan sebelum dilakukan destilasi
pelarut. Ada dua tahap pengeringan, pertama ekstrak ditambahkan larutan
jenuh natrium klorida (garam dapur) sejumlah volume yang sama. Garam
akan menaikkan polaritas air berarti menurunkan kelarutannya dalam pelarut
organik. Kemudian tambahkan zat pengering garam anorganik anhidrat yang
betul betul kering atau baru. Zat pengering ini adalah anhidrat dari garam
berair kristal yang kapasitasnya sebanding dengan jumlah air kristalnya.
Dalam ekstraksi soxhlet, terdapat beberapa larutan solvent yang
mempunyai fungsi masing masing. Antara lain adalah MgCl2, H2SO4,
khloroform, dan NaOH. Fungsi penambahan MgCl2 adalah untuk menaikkan
polaritas air berarti menurunkan kelarutannya dalam pelarut
organik.Magnesium klorida larut dalam air menghasilkan larutan asam lemah
(pH = kira-kira 6).Pemberian H2SO4 pada larutan berkafein yang dimana
kafein mengandung alkaloid yang merupakan basa organik, maka ini adalah
cara pengambilan kafein (alkaloid) yang efektif karena pH nya dapat stabil
dengan adanya H2SO4 ini sehingga lebih terpisah lagi antara zat yang kita
butuhkan yakni kafein dan melepaskan dari pengotor- pengotornya.Selain itu
juga larutan ditambah 1,5 ml NaOH setelah ditambah kloroform. Penambahan
NaOH ini agar pH semakin tinggi sehingga kemampuan ekstraksi atau
pemisahan larutan kafein dengan pelarut kloroform semakin besar. Kafein
yang terekstraksi dalam kloroform dicuci dengan NaOH untuk
menghilangkan warna alaminya juga untuk menetralkan kelebihan
H2SO4.Dalam praktikum ini digunakan pelarut berupa etanol dan kloroform.
Ketiga pelarut tersebut merupakan bahan pelarut organik yang biasa
digunakan sebagai zat cair ekstraksi. Dalam praktikum ini tujuan
digunakannya kloroform adalah sebagai pelarut yang efektif untuk alkaloid
(kafein). Karena berdasarkan referensi, kloroform adalah pelarut yang umum
di laboratorium karena relatif tidak reaktif, larut dengan cairan organik.
Pada praktikum uji kadar kafein ini mendapatkan hasil kadar kafein
pada teh sebesar 0,225 % dan kadar kafein pada kopi sebesar 0,3 %.
Sedangkan menurut Setijo(2009), dalam teh kering terdapat kira-kira 3%
caffeine. Daun yang termuda misalnya mengandung caffeine yang terbanyak,
yaitu 3-4%, daun kelima dan keenam 1½%, sedang dalam tangkai hanya
terdapat 0,5% caffeine. Dalam bulu daun peko terdapat 2% caffeine.Kadar
kafein dalam biji kopi (Cafea sp.) ialah 0,2 - 2,2 %. Misalnya kadar kafein
pada kopi robusta 1,5 – 2,5 persen, kopi arabika 1,0 – 1,2 % kopi liberia 1,4 -
1,6 % dan kopi mukka 1,4 – 1 %. Dapat kita ketahui bahwa kadar kafein
antara teh dan kopi lebih besar kadar kafein pada teh (0,30%) daripada kadar
kafein pada kopi (0,225%). Pada prinsipnya pembuatan kopi dekafein ialah
melarutkan kafein dengan suatu pelarut tertentu.Berdasarkan teori, kandungan
kafein dalam teh relatif lebih besar daripada kandungan kafein yang terdapat
dalam kopi, namun pemakaian teh dalam minuman lebih encer dibandingkan
dengan kopi. Hal ini menyebabkan kadar kafein yang terdapat dalam teh
berkurang sehingga jika dibandingkan dengan kopi kadar kafeinnya lebih
rendah.
E. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Ektraksi Kafein
antara lain :
1. Prinsip soxhletasi adalah salah satu model ekstraksi yang menggunakan
pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ekstraksi yang
kontinyu dengan adanya jumlah pelarut yang konstan yang juga dibantu
dengan pendingin balik (kondensor).
2. Pada proses ekstraksi, MgCl2 digunakan untuk menaikkan polaritas cairan
ekstrak. Pemberian H2SO4 adalah cara pengambilan kafein (alkaloid) yang
efektif karena pH nya dapat stabil dengan adanya H2SO4 ini sehingga lebih
terpisah lagi antara zat yang kita butuhkan yakni kafein dan melepaskan
dari pengotor- pengotornya. NaOH digunakan untuk mencuci ekstrak
kafein yang sudah tercampur dengan khloroform dan H2SO4. Dan
kloroform digunakan sebagai pelarut kafein yang efektif karena tidak
reaktif dan larut dalam senyawa organik.
3. Menurut teori kadar kafein pada teh sebesar 3% dan pada kopi sebesar 0,2
– 2,2 %. Sedangkan data yang diperoleh kadar kafein pada teh sebesar
0,225% dan pada kopi sebesar 0,3%. Pemakaian teh dalam minuman lebih
encer dibandingkan dengan kopi. Hal ini menyebabkan kadar kafein yang
terdapat dalam teh berkurang sehingga jika dibandingkan dengan kopi
kadar kafeinnya lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Bernasconi. 1995. Teknologi Kimia Bagian 2. Pradnya Paramita Pustaka
Teknologi dan Informasi. Jakarta.
Darmawan, Petrus. 2012. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Rendemen Minyak
Bunga Cengkeh Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Soxhletasi.
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Setia Budi.
Surakarta.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.
McCabe, Warren. 1985. Operasi Teknik Kimia Jilid Dua Edisi Keempat. PT
Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Nedunjeliyan. 2010. Batch Solvent Extraction Of Caffeine From Mcbc2. Faculty
of Chemical and Natural Resources Engineering University Malaysia
Pahang. Malaysia.
Nurchasanah. 2008. What Is In Your Food. Multi Trust Creative. Bandung.
Pitojo, Setijo. 2009. Pewarna Nabati Makanan. Penerbit Kanisius. Jogjakarta.
Rejo, Amin. 2012. Karakteristik Mutu Biji Kopi Pada Proses Dekafeinasi.
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang. Vol.5. Hal.8.
Saleh, Noorashikin. 2009. Comparison Of Pressurized Liquid Extraction With
Soxhlet Extraction In The Determination Of Polycyclic Aromatic
Hydrocarbons In Soil. Department of Chemical Sciences Faculty of
Science and Technology. Malaysia. Vol.13. No.1. Hal.141-145.
Underwood, AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Yuliarto, Fuki Tri. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi
(Destilasi Air Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas Minyak
Atsiri Kulit Kayu Manis. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Vol.1. No.1. Hal.17-
18.
Analisis perhitungan
Rumus : Kadar kafein =
a. Sampel teh
Kadar kafein =
b. Sampel kopi
Kadar kafein =
Foto Dokumentasi

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
RekristalisasiTillapia
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoiddharma281276
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri AgataMelati
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikDwi Karyani
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidratalvi lmp
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaErnalia Rosita
 

La actualidad más candente (20)

Protein
ProteinProtein
Protein
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Kimia organik-5
Kimia organik-5Kimia organik-5
Kimia organik-5
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 
Analisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganikAnalisis kualitatif anorganik
Analisis kualitatif anorganik
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
 
Uji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan LemakUji Kelarutan Lemak
Uji Kelarutan Lemak
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol1 alkohol dan fenol
1 alkohol dan fenol
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 

Destacado

Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Atika Fitria Ningrum
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2Fransiska Puteri
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlcITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlcFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4Fransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrumITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrumFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografiFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Pemeriksaan hb dan protein urine
Pemeriksaan hb dan protein urinePemeriksaan hb dan protein urine
Pemeriksaan hb dan protein urineFriska Silalahi
 

Destacado (20)

Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 2 Identifikasi 2
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
1609 p1-spk-kimia industri
1609 p1-spk-kimia industri1609 p1-spk-kimia industri
1609 p1-spk-kimia industri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
 
Ketengikan
KetengikanKetengikan
Ketengikan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlcITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi pc dan tlc
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrumITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 6 kromatografi
 
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 KarbohidratITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 3 Karbohidrat
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Pemeriksaan hb dan protein urine
Pemeriksaan hb dan protein urinePemeriksaan hb dan protein urine
Pemeriksaan hb dan protein urine
 
minyak nabati
minyak nabatiminyak nabati
minyak nabati
 

Similar a ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein

Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)evindatoh
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumMarsono Tarmadi
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Hani Ani
 
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...IkaAnia
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Hani Ani
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONTri Setyo Ningsih
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mintan nurmala
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaWulung Gono
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptSarniSarni9
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineIvander Gultom
 
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfAnonimousCyber
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKSapan Nada
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Rahmahhutami
 

Similar a ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein (20)

Percobaan iv budi
Percobaan iv budiPercobaan iv budi
Percobaan iv budi
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassumJurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
Jurnal 4-kajian-sifat-fisikokimia-ekstrak-rumput-laut-coklat-sargassum
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
Studi tekanan (pressure) sublimasi terhadap rendemen kristal kafein dari serb...
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
 
Teh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklatTeh, kopi, coklat
Teh, kopi, coklat
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
 
uji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdfuji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdf
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeine
 
Sokletasi
SokletasiSokletasi
Sokletasi
 
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
 
Teh
TehTeh
Teh
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
 

Más de Fransiska Puteri

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

Más de Fransiska Puteri (20)

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein

  • 1. ACARA IV EKSTRAKSI KAFEIN A. Tujuan Tujuan dari praktikum acara Ekstraksi Kafein adalah : 1. Mendapatkan kafein yang terkandung dalam bahan pangan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol, aseton, dan kloroform. 2. Menghitung kadar kafein dalam bahan pangan B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Bahan Daun kopi mengandung alkaloida, saponin flavonoida, dan polivenol. Biji kopi mengandung zat kimia yaitu kafein, sitosterin, stigmasterin, kolin, dan zat samak. Bagian yang dapat larut dalam air, kopi menyumbangkan kalori 352 kal; protein 17,4gram; lemak1,3gram; hidrat arang 69 gram; kalsium 296mg; fosfor 368mg; dan zat besi 4,1mg. Daun teh mengandung kafeina, teobromina, teofilina, tanin, saponin, kuersetin, dan minyak atsiri. Semakin muda umur daun teh semakin tinggi kandungan kafeinnya. Komposisi kimia pada daun teh terdiri atas selulosa dan serat kasar 34%; protein 17%; klorofil dan pigmen 1,5%; tanin 25%; kafein 4%; asam amino 8%; gula 3%; dan abu 5,5%. Dalam teh kering terdapat kira-kira 3% caffeine. Bahan inilah yang menimbulkan rasa nikmat dari air teh. Pada galibnja kadar caffeine tidak dimana-mana bagian dari tanaman sama. Daun yang termuda misalnya mengandung caffeine yang terbanyak, yaitu 3-4%, daun kelima dan keenam 1½%, sedang dalam tangkai hanya terdapat 0,5% caffeine. Dalam bulu daun peko terdapat 2% caffeine(Setijo, 2009). Kopi dan teh mengandung kafein yaitu senyawa yang pahit rasanya. Kafein ini bersifat diuretik, merangsang pengeluaran kelenjar urine, merangsang kerja otak, dan aktivitas jantung. Jika konsumsi berlebihan, kafein memberikan dampak positif yaitu badan terasa segar dan
  • 2. menghilangkan kantuk. Jika konsumsi melebihi ambang batas, konsumsi teh dan kopi akan menyebakan jantung berdebar debar, bayi lahir cacat jika dikonsumsi ibu hamil (Nurchasanah, 2008). Penurunan kadar kafein kopi yang dihasilkan pada proses dekafeinasi dipengaruhi oleh waktu proses pelarutan dan ukuran biji kopi, semakin lama pelarutan dan semakin kecil ukuran buji kopi,akan meningkatkan jumlah kafein yang terekstrak.Proses dekafeinasi kopi pada dasarnya tidak mengganggu kesehatan akan tetapi akan menggangu citarasa kopi yang dihasilkan. Semakin lama proses dekafeinasi berlangsung semakin merusak citarasa yang dihasilkan. Pada penelitian ini penurunan kafein berkisar antara 90% sampai dengan 83%. Hasil ini telah mendekati standar internasional kadar kafein kopi rendah kafein yaitu 0,1-0,3% (Amin, 2012). 2. Tinjauan Teori Eter pada umumnya tidak bereaksi dengan asam encer, basa encer, reduktor ataupun dengan oksidator dan juga tidak bereaksi denga logam natrium. Inilah yang membedakan dengan alkohol. Kelembaman eter dan etanol, ditambah dengan kenyataan bahwa bayak senyawa organik yang larut dalam eter dan etanol, menyebabkan eter dan etanol merupakan pelarut yang baik untuk melakukan reaksi organik. Pelarut ini sering digunakan untuk memisahkan senyawa organik dari sumber alamnya. Karenatitik didihnya yang rendah sehingga mudah diuapkan dari ekstraknya untuk kemudian dipulihkan kembali sebagai pelarut (Hart, 1983). Yang dimaksud dengan ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemapuan larut yang berbeda dari komponen komponen dalam campuran. Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor faktor selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, kerapatan, reaktivitas, dan titik didih. Beberapa pelarut yang terpenting adalah air asam-asam oragnik dan anorganik,
  • 3. hidrokarbon jenuh, toluen, karbon disulfit, eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung khlor, isopropanol dan etanol (Bernasconi, 1995). Jika suatu transfer ekstraksi tidaklah menimbulkan pemisahan yang bersih, maka dilakukan pemisahan parsial yang berurutan sampai akhirnya dicapai derajat kemurnian yang diinginkan. Satu fase dapat diulang dikontakkan dengan porsi yang segar dari suatu fase kedua. Ini akan dapat diterapkan bila satu zat secara kuantitatif tetap tinggal dalam satu fase, sedangkan zat yang lain terbagi antara kedua fase. Ekstraktor soxhlet dapat termasuk dalam kategori ekstraksi ganda juga teknik pengendapan dalam gravimetri (Underwood, 2002). Ekstraksi mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam memilih kondisi operasi, karena jenis dan jumlah pelarutnya dapat diubah ubah. Ekstraksi lebih menyerupai absorpsi gas dibanding dengan distilasi biasa. Ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan lebih dari dua komponen dan dalam penerapan tertentu digunakan campuran pelarut (Warren, 1985). Ekstraksi adalah penyaringan dari bahan mentah dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut. Bahan mentah yang berasal dari tumbuh tumbuhan tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan da dikeringkan. Ekstraksi menggunakan pelarut yang ideal adalah yang mempunyai sifat tidak toksik, tidak eksplosif interval titik didih sempit. Pelarut alkohol menghasilkan rendemen paling tinggi dan pelarut kloroform paling rendah tetapi rendemennya paling murni. Hal ini karena alkohol yang digunakan tidak murni 100% (Petrus, 2012). Kafein dapat diekstrak dari sampel bahan hasil pertanian dengan metode ekstraksi yang beraneka ragam, seperti ekstraksi dengan air, ekstraksi dengan karbon dioksida, dan ekstraksi dengan pelarut organik. Pelarut seperti kloroform, metil klorida, etanol, dan etil asetat sangat umum unutk digunakan dalam ekstraksi kafein. Beberapa metode yang
  • 4. bisa digunakan dalam ekstraksi adalah ekstraksi soxhlet, ekstraksi ultraviolet, dan ekstraksi Heat Reflux(Nedunjeliyan, 2010). Ekstraksi dengan menuggunakan soxhlet pada umumnya digunakan aseton dan alkohol sebagai pelarut untuk menguapkan bahan yang akan diekstrak. Namun bbila dibandingkan dengan metode PLE (pressurized liquid extraction), hasil yang didapat dari soxhlet lebih rendah daripada hasil dari PLE. PLE menghasilkan ekstrak yang lebih banyak dan cepat dalam penggunaannya. Hasil dari PLE juga rendah dari bahaya kontaminasi pelarut lain (Noorashikin, 2009). Berat jenis yang masih terlalu rendah ini dapat juga dipengaruhi oleh fraksi berat yang bersifat larut dalam air. Fraksi berat tersebut akan tertinggal dalam air hasil destilasi, karena metode pemisahan yang digunakan (dengan menggunakan corong pemisah) pada pemisahan minyak atsiri dan air sulit untuk memisahkan senyawa yang larut dalam air. Komponen yang larut dalam air sebagian besar terdiri dari senyawa- senyawa teroksigenasi (termasuk sinamaldehid)yang mempunyai bobot jenis lebih besar dari senyawa-senyawa tidak teroksigenasi (terpen, sesqueterpene, dan lain-lain) (Yuliarto, 2012). C. Metodologi 1. Alat a. Timbangan analitik b. Soxhlet c. Pendingin balik d. Hotplate e. Kertas saring f. Pipet ukur g. Corong pemisah h. Beker glass 2. Bahan a. 8 gram kopi dan 8 gram teh b. 200ml etanol 96%
  • 5. c. 2,5 gram MgCl d. 63 ml aquades e. 1,5 ml H2SO4 f. 40 ml kloroform g. 1,5 ml NaOH 3. Cara kerja Ditimbang dan dimasukkan ke dalam soxhlet Dimasukkan ke dalam labu pada soxhlet 8 gram kopi / 8 gram teh Ditambahkan dan dipanaskan hingga kering 200 ml etanol 25 gram MgCl 63 ml aquades Ditambahkan dan disaring Panaskan selama 12 sirkulasi Isi labu dan pindahkan ke gelas beker 1,5 ml H2SO4
  • 6. D. Hasil dan Pembahasan Tabel 1.4 Hasil Pengamatan Ekstraksi Kafein pada Kopi dan Teh Sumber : Laporan sementara Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan kepada prinsip kelarutan. Jika kedua fasa tersebut adalah zat cair yang tidak saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair. Dalam sistem ini satu atau lebih senyawa berpartisipasi di antara kedua pelarut, yaitu sebagian kecil senyawa akan berada dalam salah satu pelarut dan sebagian besar lainnya akan berada dalam pelarut yang kedua. Partisi adalah keadaan kesetimbangan keberhasilan pemisahan sangat tergantung pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut dalam kedua pelarut. Secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa tersebut kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut di pelarut lainnya. Pelarut lainnya adalah pelarut organik yang tidak bercampur dengan air (yaitu bukan dari golongan alkohol dan aseton). pelarut organik harus mempunyai titik didih jauh lebih rendah dari senyawa terekstraksi (biasanya dibawah 1000 C), tidak mahal dan tidak bersifat racun. Kafein, ialah senyawa alkaloidxantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obatperangsangpsikoaktif dan diuretik ringan. Kafein juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, coklat, minuman berenergi (energy drink), cokelat, maupun obat-obatan. Kelompok Sampel Berat Awal Berat Kafein Kadar Kafein Shift A Teh 8 gram 0,0018 gram 0,225% Shift B Kopi 8 gram 0,024 gram 0,30% Ditambahkan dan diuapkan Didapat cruide kafein
  • 7. Prinsip soxhletasi adalah salah satu model ekstraksi yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ekstraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut yang konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor). Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyaring dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong mencari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Penyaringan dan corong pisah. Corong pisah adalah alat untuk melakukan ekstraksi cair-cair yaitu proses pengocokan sistem dua pelarut, agar proses partisi bisa berjalan lebih cepat. Setelah dibiarkan beberapa lama sampai kedua pelarut terpisah dengan baik, baru dilakukan pemisahan salah satu pelarut. Identifikasi pelarut bagian atas dan bawah, ditentukan atas dasar perbedaan kerapatannya. Kerapatan yang besar ada di bagian bawah. Proses penyaringan merupakan bagian penting dalam pemisahan zat padat dari larutan atau zat cair. Dilakukan dengan menggunakan kertas saring yang dipasang dalam corong. Kertas saring yang digunakan adalah jenis lipat (fluted). Pengeringan ekstrak yang melibatkan air sebagai pelarut umumnya air akan sedikit terlarut dalam sejumlah pelarut organik seperti kloroform, benzen dan eter. Air ini harus dikeluarkan sebelum dilakukan destilasi pelarut. Ada dua tahap pengeringan, pertama ekstrak ditambahkan larutan jenuh natrium klorida (garam dapur) sejumlah volume yang sama. Garam akan menaikkan polaritas air berarti menurunkan kelarutannya dalam pelarut organik. Kemudian tambahkan zat pengering garam anorganik anhidrat yang betul betul kering atau baru. Zat pengering ini adalah anhidrat dari garam berair kristal yang kapasitasnya sebanding dengan jumlah air kristalnya.
  • 8. Dalam ekstraksi soxhlet, terdapat beberapa larutan solvent yang mempunyai fungsi masing masing. Antara lain adalah MgCl2, H2SO4, khloroform, dan NaOH. Fungsi penambahan MgCl2 adalah untuk menaikkan polaritas air berarti menurunkan kelarutannya dalam pelarut organik.Magnesium klorida larut dalam air menghasilkan larutan asam lemah (pH = kira-kira 6).Pemberian H2SO4 pada larutan berkafein yang dimana kafein mengandung alkaloid yang merupakan basa organik, maka ini adalah cara pengambilan kafein (alkaloid) yang efektif karena pH nya dapat stabil dengan adanya H2SO4 ini sehingga lebih terpisah lagi antara zat yang kita butuhkan yakni kafein dan melepaskan dari pengotor- pengotornya.Selain itu juga larutan ditambah 1,5 ml NaOH setelah ditambah kloroform. Penambahan NaOH ini agar pH semakin tinggi sehingga kemampuan ekstraksi atau pemisahan larutan kafein dengan pelarut kloroform semakin besar. Kafein yang terekstraksi dalam kloroform dicuci dengan NaOH untuk menghilangkan warna alaminya juga untuk menetralkan kelebihan H2SO4.Dalam praktikum ini digunakan pelarut berupa etanol dan kloroform. Ketiga pelarut tersebut merupakan bahan pelarut organik yang biasa digunakan sebagai zat cair ekstraksi. Dalam praktikum ini tujuan digunakannya kloroform adalah sebagai pelarut yang efektif untuk alkaloid (kafein). Karena berdasarkan referensi, kloroform adalah pelarut yang umum di laboratorium karena relatif tidak reaktif, larut dengan cairan organik. Pada praktikum uji kadar kafein ini mendapatkan hasil kadar kafein pada teh sebesar 0,225 % dan kadar kafein pada kopi sebesar 0,3 %. Sedangkan menurut Setijo(2009), dalam teh kering terdapat kira-kira 3% caffeine. Daun yang termuda misalnya mengandung caffeine yang terbanyak, yaitu 3-4%, daun kelima dan keenam 1½%, sedang dalam tangkai hanya terdapat 0,5% caffeine. Dalam bulu daun peko terdapat 2% caffeine.Kadar kafein dalam biji kopi (Cafea sp.) ialah 0,2 - 2,2 %. Misalnya kadar kafein pada kopi robusta 1,5 – 2,5 persen, kopi arabika 1,0 – 1,2 % kopi liberia 1,4 - 1,6 % dan kopi mukka 1,4 – 1 %. Dapat kita ketahui bahwa kadar kafein antara teh dan kopi lebih besar kadar kafein pada teh (0,30%) daripada kadar
  • 9. kafein pada kopi (0,225%). Pada prinsipnya pembuatan kopi dekafein ialah melarutkan kafein dengan suatu pelarut tertentu.Berdasarkan teori, kandungan kafein dalam teh relatif lebih besar daripada kandungan kafein yang terdapat dalam kopi, namun pemakaian teh dalam minuman lebih encer dibandingkan dengan kopi. Hal ini menyebabkan kadar kafein yang terdapat dalam teh berkurang sehingga jika dibandingkan dengan kopi kadar kafeinnya lebih rendah. E. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Ektraksi Kafein antara lain : 1. Prinsip soxhletasi adalah salah satu model ekstraksi yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ekstraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut yang konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor). 2. Pada proses ekstraksi, MgCl2 digunakan untuk menaikkan polaritas cairan ekstrak. Pemberian H2SO4 adalah cara pengambilan kafein (alkaloid) yang efektif karena pH nya dapat stabil dengan adanya H2SO4 ini sehingga lebih terpisah lagi antara zat yang kita butuhkan yakni kafein dan melepaskan dari pengotor- pengotornya. NaOH digunakan untuk mencuci ekstrak kafein yang sudah tercampur dengan khloroform dan H2SO4. Dan kloroform digunakan sebagai pelarut kafein yang efektif karena tidak reaktif dan larut dalam senyawa organik. 3. Menurut teori kadar kafein pada teh sebesar 3% dan pada kopi sebesar 0,2 – 2,2 %. Sedangkan data yang diperoleh kadar kafein pada teh sebesar 0,225% dan pada kopi sebesar 0,3%. Pemakaian teh dalam minuman lebih encer dibandingkan dengan kopi. Hal ini menyebabkan kadar kafein yang terdapat dalam teh berkurang sehingga jika dibandingkan dengan kopi kadar kafeinnya lebih rendah.
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Bernasconi. 1995. Teknologi Kimia Bagian 2. Pradnya Paramita Pustaka Teknologi dan Informasi. Jakarta. Darmawan, Petrus. 2012. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Rendemen Minyak Bunga Cengkeh Dengan Menggunakan Metode Ekstraksi Soxhletasi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Setia Budi. Surakarta. Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta. McCabe, Warren. 1985. Operasi Teknik Kimia Jilid Dua Edisi Keempat. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Nedunjeliyan. 2010. Batch Solvent Extraction Of Caffeine From Mcbc2. Faculty of Chemical and Natural Resources Engineering University Malaysia Pahang. Malaysia. Nurchasanah. 2008. What Is In Your Food. Multi Trust Creative. Bandung. Pitojo, Setijo. 2009. Pewarna Nabati Makanan. Penerbit Kanisius. Jogjakarta. Rejo, Amin. 2012. Karakteristik Mutu Biji Kopi Pada Proses Dekafeinasi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang. Vol.5. Hal.8. Saleh, Noorashikin. 2009. Comparison Of Pressurized Liquid Extraction With Soxhlet Extraction In The Determination Of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons In Soil. Department of Chemical Sciences Faculty of Science and Technology. Malaysia. Vol.13. No.1. Hal.141-145. Underwood, AL. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta. Yuliarto, Fuki Tri. 2012. Pengaruh Ukuran Bahan Dan Metode Destilasi (Destilasi Air Dan Destilasi Uap-Air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Vol.1. No.1. Hal.17- 18.
  • 11. Analisis perhitungan Rumus : Kadar kafein = a. Sampel teh Kadar kafein = b. Sampel kopi Kadar kafein =