3.
Bahan baku berupa padat, serbuk, cair, gas, uap,
dll (pada umumnya bahan kimia) dapat
tersebar berupa hamburan debu, gas dan uap di
udara lingkungan kerja manusia terpapar
melalui udara pernafasan, sebagian besar bahan
bersifat toksik.
Alat produksi/mesin/alat kerja dengan bagian
yang bergerak, berputar dan tajam tanpa
pelindung mesin (machine guarding)
kecelakaan kerja !!
4.
Ukuran, letak/posisi tuas, tombol, dan alat kerja
tidak sesuai dengan karakteristik dan ukuran tubuh
tenaga kerja (tidak sesuai antropometri) TK
cepat lelah dan tidak efisien dalam bekerja
Kondisi operasi seperti tekanan, panas, radioaktif,
peralatan produksi yang menimbulkan bising dan
getaran yang memapar TK produktivitas TK
menurun dan bahkan gangguan kesehatan.
5.
TK sebagai OPERATOR terpapar faktor-faktor
bahaya
yang
berasal
dari
bahan
baku, proses/mesin/alat produksi , kondisi operasi
mengandung potensi bahaya.
Penerapan dan penggunaan teknologi untuk
pemenuhan kebutuhan bila tidak disertai upaya
pengendalian dapat menimbulkan efek samping.
8. 3. Faktor bahaya biologis
antara lain virus, jamur (fungi).
Amuba, bakteri dan baksil
4. Faktor bahaya mekanik
antara lain bagian yang berputarputar atau bergerak tanpa pengaman
(machine guarding), bejana tekan tanpa
keran pengaman (safety valve), dan boiler
tanpa katup pengaman
9. 5. Faktor bahaya faal kerja/alat kerja
antara lain ukuran alat-alat kerja tidak
sesuai dengan sifat, karakteristik dan ukuran
antropometri tenaga kerja atau tidak
ergonomis
6. Faktor bahaya psikologis/kejiwaan
hubungan kerja (atasan – bawahan,
teman sejawat) tidak serasi stres kerja
11. 1. Pengenalan lingkungan (recognition)
pelajari tahap-tahap proses dan operasi
produksi meliputi bahan baku, produk, sisa produksi,
kondisi peralatan.
2. Penilaian lingkungan (evaluation)
secara kuantitatif tingkat faktor bahaya
dengan cara pengukuran, pengambilan contoh uji,
pengujian data di laboratorium.
3. Pengendalian lingkungan (control)
pemasangan alat teknis pada sumbersumber
emisi
untuk
menurunkan
tingkat
keterpaparan sampai batas yang bisa ditoleransi TK
13. PENILAIAN LINGKUNGAN
Manfaat :
1.
Mengetahui tingkat keterpaparan dari TK yang
melampaui NAB
2.
Menetahui adanya potensi kecelakaan pada
alat/pesawat produksi tanpa pengaman
3.
Mengetahui efektivitas alat penanggulangan
4.
Membantu diagnosa PAK
16. SANITASI BANGUNAN
Ruang tempat pengolahan memerlukan udara
bersih, jika udara kotor pencemaran debu, baubauan, atau mikroba sistem ventilasi atau AC
Memenuhi persyaratan teknik dan higienitas
mudah dibersihkan, mudah bongkar pasang dan
mudah operasinya.
18. SANITASI PEKERJA
Dapat dilakukan dengan pakaian dan
badan bersih, sikap dan kebiasaan higienik,
pemeriksaan dokter dan penjagaan
kesehatan umum secara berkala.
Jika TK terlibat langsung dalam proses
pengolahan sumber pencemar
kebersihan TK wajib diterapkan.
19. SANITASI SELAMA PROSES
Dalam industri pangan, meliputi :
1. Pengendalian pencemaran (sampah
dan pencemar)
2. Pembersihan (peralatan dan sarana)
3. Tindakan aseptik (pengadaan bahan
mentah – produk dipasarkan)
21. Hazard Biologis
Salmonella,listeria
Pengendalian
1.
2.
3.
monocytogenes,E.coli
:
Perlakuan panas yang mematikan
selama proses
Proses dan pengujian pemasok yang
efektif
Sertifikat lulus uji, dan lain-lain
22. Hazard Kimiawi
Zat
adiktif kimia, mis., nitrat, nitrit
Pengendalian :
1. Instruksi tertulis praktik produksi dan zat
adiktif yang aman
2. Penyimpanan khusus berlabel yang
tertutup
3. Dan lain-lain
23. Hazard Fisik
a.
b.
c.
e.
Kebisingan
Pengendalian :
Menurunkan kebisingan pada sumber :
Pemilihan mesin dengan tingkat kebisingan
rendah.
Perbaikan mesin yg mengalami gangguan fungsi.
Pemasangan peredam pada mesin, lantai,
dinding dan langit-langit
Pemeliharaan dan pelumasan mesin dengan
teratur