SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 30
Mesin dan Peralatan T H P
(2–1)

Alat : sarana pembantu untuk melakukan pekerjaan, yg
memiliki suatu kesatuan konstruksi yg sederhana
Contohnya : pisau
mengiris/memotong
Antah
membuat tepung
Mesin : sarana pembantu untuk melakukan pekerjaan, yg
memiliki konstruksi yang lebih komplek
Contohnya : milling
mesin pembuat tepung
Slicing
mesin pengiris ( produk tipis)

Macam-macam proses pengolahan :
1. Heating ( pemanasan )
- drying ( pengeringan )
- steaming ( peng-uapan )
- fraying ( penggorengan )
- Goreng sangan( pemanasan tanpa minyak )
- ovening
2. Milling ( membuat mill / tepung )
3. Slicing ( penipisan ukuran )
4. Sortasing ( pemisahan )
- Centryfugasing (pemisahan dg gaya sentrifugal)
- sedimentasing (pengendapan )
5. Filtering ( penyaringan )
6. Extracting ( ekstraksi )
7. Packaging ( pengemasan / pengepakan )
8. Grinding ( pembutiran )
9. Grading ( peng-klasan )
10. Freezing ( pembekuan)
11.Cooling (pendinginan)
12.Fermentation ( peragian )
13. Mixing ( pencampuran )
14. Peeling ( pengupasan )
15. Cleaning ( pembersihan produk dari kotoran )
16. Smoking ( pengasapan )
Pengeringan
Konsep pengeringan
Diff umum: Proses pemindahan panas dan uap air atau
cairan dari suatu bahan (produk) secara
simultan yang memerlukan energy panas.
Dibidang pertanian,
Pengeringan: proses pengambilan atau pengurangan kadar
air produk pertanian sampai batas tertentu shg dpt
memperlambat proses: kimia, kegiatan mikroorganisme dan aktivitas enzym dalam produk,
sebelum diolah/dipasarkan.
- proses kimia : oksidasi, hidrolisa, reduksi
- kegiatan micro-organisme : telor serangga
menetas, jamur, bakteri, baccillus
- enzym : cairan yg mengatur metabolisme
produk, pernapasan, shg produk matang, mudah
tumbuh/berkecambah
Tujuan pengeringan:
mengurangi kadar air/ cairan dlm produk olahan agar
tahan lebih lama kwalitasnya
Kwalitas :
- nilai gizi : menyakut kandungan yang dimiliki produk
- aroma : menyakut identitas bau produk
- rasa
: menyakut selera
- warna : identitas rasa dan aroma
Manfaat pengeringan:
1.Mengurangi aktivitas enzym, micro-organisme, jamur,
bakteri, dsb
produk tidak mudah busuk/rusak
2. Memperkeras produk
produk tidak mudah rusak
akibat benturan maupun gesekan mekanis
3. Mengurang dimensi produk (volume)
produk lebih
ringkas, tidak memakan tempat/ ruang
4. Mengurangi bobot
beaya trasportasi lebih murah
5. Produk lebih inert
dpt disimpan lebih lama
1
Theori pengeringan
P0

PA

P0

PA

Sebelum dipanasi
Terjadi keseimbangan tekanan
P0 = PA

Setelah dipanasi
Suhu disekeliling produk naik
P0 > PA

Energi panas
Lapisan produk 2
P0
P2

P1
P1

PA
Lapisan produk 1

Pemanasan kontinu :
P0 > P2 > P 1 > PA , akibatnya uap air keluar
dari lap 1 ke PA , Lap 2 ke PA melewati lap2, dan P0
melalui P2 dan P1 ke PA akhirnya produk kering

Faktor 2 yang berpengaruh thd laju pengeringan
1. faktor ekstern ( luar produk )
- kadar air udara pengering ( R H )
- Kecepatan volumetrik udara pengering
- suhu udara pengering
- tekanan atmosfeer
2. faktor intern (dlm produk )
- Dimensi (ukuran produk )
- Kadar air awal produk
- Tekanan uap partial produk (karateristik )
- Bentuk produk (oval, pipih, bulat dsb )
2
CARA PENGERINGAN

1. Pengeringan dengan sinar matahari (sun drying)
2. Pengeringan hibrid (Kombinasi sun + art drying)
3. Pengeringan buatan (artficial / mechanik drying)
ad 1. Pengeringan dengan menggunakan tenaga
sinar ultra violet dan sinar infra merah sbg
sumber tenaga panas. Dilakukan sejak nenek
moyang, terutama produk pertanian yang
tahan terhadap pengaruh sinar matahari.
Keuntungannya:
1. Biaya murah
2. Tidak memerlukan alat dan perlakuan khusus
3. Tidak memerlukan keahlian khusus
4. Sinar infra merah dpt menembus sampai pada
lapisan bagian dalam dari produk
5. Daerah tropis (katulistiwa) sinar matahari tersedia
sepanjang tahun
Kelemahannya:
1. Suhu pengering sulit/tak bisa dikontrol, shg untuk
produk tertentu sering mengalami keretakan (sun
craking/retak karena besarnya sinar mthari)
2. RH tak dapat dikontrol
3. Hanya berlangsung bila ada sinar matahari
4. Memerlukan tempat yang relatif luas
5. Sering terjadi perubahan warna dan nilai gizi
6. Produk mudah terkontaminasi dengan kotoran
7. Kemungkinan kehilangan produk lebih besar, karena
dimakan serangga atau hewan
8. Dapat terjadi proses oksidasi produk, shg produk
cendenrung berwarna kemerahan
9. Bila sa’at pengeringan terjadi hujan dan produk terkena tetes hujan, dapat menurunkan kwalitas produk
3
Lantai jemur
Keterangan lantai penjemuran:
1. Lantai harus di design kedap air, sehingga pori-pori lantai
tidak ada , agar aktifitas air/ kadar air lantai tidak
mengganggu proses pengeringan.
2. Konstruksi lantai sedapat mungkin agak cembung sehingga
air tidak menggenang
3. Posisi lantai penjemuran, sebaiknya ditempatkan pada lokasi
yang banyak mendapatkan sinar matahari ( mis : untuk
selatan katulistiwa bangunan lantai pengering sebaiknya
dibangun disebelah utara bangunan penyimpan / bgn lain
4. Perlu adanya saluran drainasi, agar drainase lantai lancar dan
kondisi lantai benar-benar kering.
5. Bangunan penyimpan dibuat sedekat mungkin agar proses
bongkar/muat dilakukan cepat.
6. Bangunan procesing (pemrosesan lanjut): sedapat mungkin
dibangun dekat dengan lantai pengering
7. Perlu adanya cerobong asap, apabila proses lanjutan
menimbulkan asap atau bau yg mengganggu lingkungan.
8. Dari bangunan penyimpan perlu adanya jalan utk
keperluan distribusi produk
9. Perlu adanya tanaman pelindung disekeliling lantai jemur
yang ditanam sedemikian rupa shg tidak meneduhi lantai
pengering, demi kearifpan lingkungan, kenyamanan kerja,
dan penangkal hembusan angin yang berlebihan.
10.Untuk menghindari kemungkinan produk basah, akibat
adanya hujan mendadak, disiapkan penutup kedap air
11.Untuk menghindari kehilangan produk (losses )
akibat hewan / pencuri perlu dibuat pagar
12.Sebaiknya perlu adanya bangunan penjaga.

selatan

utara

Cembung 5- 10 Cm
Lantai jemur (Tampak samping)
4

add.2 Pengeringan hybrid
Merupakan perpaduan pengeringan secara alami
(tradisionil) dan langkah awal penggunaan tehnologi
pengeringan. Tenaga pengeringan masih dg sinar matahari.
ventilasi

Produk yg dikeringkan

Kasa

G

Arang

Udara

Ruang chamber
Mekanisme bekerjanya:
Tenaga sinar mthr menembus papan G yg terbuat dari kaca,
seng, kristal atau bhn lain yang bersifat meneruskan panas, diserap
oleh arang (bhn penyerap panas). Dalam ruangan suhu udara naik
dan mengembang, sehingga berat udara lebih ringan, dan akhirnya
mengalir menuju camber dan didistribusikan menuju produk lewat
lantai kasa.
Keuntungan penggunaan pengering hibrid:
1. Produk tidak terkontaminasi dengan kotoran
2. Kehilangan produk tidak ada
3.Tidak perlu pengawasan dan penanganan lanjut terutama
bila hujan tiba
Kelemahannya :
1. Penggunaan unit pengering hibrid hanya terbatas pada produk
yang berbentuk grain
2. Selama proses pengeringan berlangsung, tidak bisa mengontrol
suhu dan R.H udara pengering.
3. Proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh intensitas dan lama
penyinaran
4. Laju pengeringan sangat dipengaruhi oleh faktor luar. (RH ,
suhu udara, sinar mthr)
5.

Skema unit pengering hybrid two way

Pagi

Sore
C

--------------------- P ------………………….
---------- D --------G

C
Ha

A

B

Keterangan :
G : Bahan tembus panas
Ha : Bahan penyerap panas
A & B : inlet (lubang masuknya udara )
C : Chamber (ruang pengumpul/ pendistribusian panas )
D : Lantai kassa ( berlubang-lubang )
C : Cerobong uap

Mekanisme penyaluran energi:

Tenaga panas mthari menembus papan G (bahan yang terbuat
dari materi yang dpt meneruskan tenaga sinar matahari (kaca, seng,
kristal dsb). Tenaga panas tsb diserap dan disimpan oleh bahan
penyerap panas Ha ( abu, arang dsb ), Karena udara disekitar bahan
penyerp panas naik suhunya, maka menjadi ringan dan menembus
lantai kassa naik menuju produk. Karena udara disekitar produk naik
suhunya, maka terjadilah proses pengeringan.
Keterangan:
1. Pengering tsb bisa difungsikan sebagai gudang penyimpanan
produk, dan pengaman dari gangguan hama gudang
2. Untuk menjaga kestabilan suhu, dinding pengering dapat terbuat
dari batu bata atau bahan lain yang memiliki kapilaritas rendah.
3. Apabila bangunan pengering konstruksinya besar, kasa perlu
penyangga besi plat yang berlubang
6

Skema unit bangunan pengering / penyimpan

Ag

Ag
Ha
V

V

P

P

Produk

- - -- - - - - - - - - - - - B

C

B

Mekanisme penyaluran energi:
Tenaga panas mthari menembus atap (Ag) bangunan
yang terbuat dari bahan yang dpt meneruskan tenaga sinar
matahari (kaca, seng, kristal dsb). Tenaga panas tsb diserap
dan disimpan oleh bahan penyerap panas (Ha : abu, arang
dsb), kemudian dengan kipas (B) udara panas dihisap melalui
pipa (P) menuju ruang chamber (C) dan akhirnya dari camber
tsb udara panas didistribusikan kdlm ruang penyimpan dan
sekaligus sebagai pengering. Uap air dalam produk keluar,
melalui lubang ventilasi (V).
Keterangan:
1. Apabila produk sangat berat, lantai kassa biasanya diganti
pipa (pralon) yang ditanam dalam lantai dan berlubanglubang bagian atasnya
2. Biasanya produk dikemas dalam karung, shg produk sudah
agak kering
3. Debid udara pengering diatur oleh kecepatan kipas (B)
7

ad 3. Pengeringan buatan (artficial drying)
- Sumber tenaga yang digunakan : listrik, batubara,
minyak tanah, kayu bakar, sekam dll
- Memerlukan peralatan dan keahlian khusus,
sesuai dengan jenis produk
- Persyaratan kriteria pengeringan mudah diontrol
Keuntungannya:
1. Tidak tergantung pada cuaca.
Musim panen jatuh pada musim penghujan tidak
masalah, misal : ikan, padi, jagung, singkong dll
2. Kapasitasnya dapat diatur, menurut dimensi mesin
3. Suhu mudah dikontrol, misal untuk keperluan
benih + 45o C, konsumsi 60o - 70oC, maupun
produk lain yang peka thd kenaikan suhu
4. Tidak memerlukan tempat yang luas
5. Dpt dilakukan siang dan malam
Kelemahannya:
1. Memerlukan beaya yang besar, meliputi pengadaan:
mesin dan pemeliharaannya, bahan bakar
2. Memerlukan keahlian khusus dibidang pengeringan.
Misalnya : persyaratan suhu yang dikehendaki,
kadar air, pengaturan suhu pengering dll.
Kriteria suhu pengering
1. Pengeringan suhu sangat rendah ( - 7o s/d –1oC )
( ultra low temperatur drying systeem )
2. Pengeringan suhu rendah ( 35o – 45oC )
( low temperatur drying systeem )
3. Pengeringan suhu tinggi ( 77o – 82oC )
( hight temperatur drying systeem )
4. Pengeringan suhu sangat tinggi ( 93o – 116oC )
( ultra hight temperatur drying systeem )
8
1.Skema unit pengering bin dryer

Produk

ProdukProPp
Ppuotur Produk

K

-- - - - - - - - -- - - - -

C

B

V

H

Bagian utama berikut fungsinya:
1. Blower : unit mengembus udara menuju pemanas
2. Katup : mengatur besar/kecilnya debid udara
3. Heater : pemanas
4. Ruang camber: mendistribusikan udara panas
5. Boom dryer : penampung produk yang dikeringkan
6. Cerobong asap : lubang pengeluaran uap & gas lain
Mekanisme bekerjanya alat pengering type bin:
Udara yg dihembus oleh blower dipanasi oleh heater,
mengalir menuju camber yg berfungsi utk mendistribusikan udara panas menuju produk. Setelah produk panas,
dan tekanan udara disekitar produk lebih rendah
dibanding tekan partial uap air dlm produk, akhirnya uap
air yg berada dlm produk keluar. Karena hembusan
blower terus menerus, maka uap air yang berada disekitar
produk mengalir menuju cerobong uap. Besar kecilnya
debit udara dapat diatur oleh katup, sedang besar kecilnya
suhu diatur dalam heater sesuai dengan suhu yg
dikehendaki.
9

Keterangan:
1. Untuk bin pengering yang modern sering dalam bin
dryer dilengkapi dengan alat thermometer, dan thermostat yang berfungsi untuk menstabilkan suhu agar
produk yg respon thdp suhu tdk mudah rusak.
2. Disamping konstruksi unit pengering tersebut diatas,
sering pada lubang pengeluaran uap air ( outlet ),
ditambah kipas penghisap yang kemampuanya lebih
besar dp blower, shg tekanan udara di dlm bin lebih
kecil dp tek udara luar.
pengeringan lebih cepat

Kapasitas bin dryer:
Yang dimaksud kapasitas kerja pengeringan bin
dryer adalah kemampuan kerja bin dryer dalam
pengeringkan produk, sesuai dengan kadar air akhir
yang disyaratkan, dihitung dalam satuan bobot/waktu
atau satuan volum/waktu.
Cara kerja pengeringan
1. Produk ditimbang
2. Pengukuran kadar air awal produk dg moisture tester
3. Produk dituang kdlm bin
4. Pemanas ( heater ) dihidupkan
5. Blower dihidupkan
6.Setiap selang waktu 1 jam diukur kadar air produk,
pada lapisan bawah, tengah, atas.
7.Setelah kadar air yang disyaratkan dicapai, proses
pengeringan berakhir
8. Produk ditimbang, randement pengeringan :
R = produk kering x 100 %
produk basah
9.Gambar grafik penurunan kadar air dengan koordinat
kadar air dan waktu pengeringan
10

2.Unit pengering tunnel dryer
Mesin pengering type tunnel dryer digunakan
terutama apabila produk berbentuk sayatan, irisan,
maupun butiran (grain). Misal: karak, kerupuk yang
hampir kering), kacang-kacangan, emping, dan sbgnya.
Skema mesin pengering tunnel dryer
Hopper
C

P
VIn
PL

T

C

B
Outlet

H(heater
)

(V) Katup

Produk kering

Bagian utama mesin & fungsinya:
1. P(produk yang dikeringkan)
2. R(rotor) pengatur masuknya produk
3. Vin ( klep) : klep pengatur produk masuk
3. V(valve):katup pengatur debid udara pengering
4.PL(pully conveyor): tempat kddk belt conveyor
5. C(belt conveyor: mengalirkan produk)
6. C : cerobong asap, lubang uap air keluar
7. B(blower):kipas pengatur penghembus udara penrng
8. H(heater): pemanas
9. T(termometer) : penunjuk/ pegatur suhu)
9.outlet: lubang produk kering dikeluarkan.
Mekanisme bekerjanya mesin pengr Tunnel dryer:
Sewaktu motor listrik dihidupkan, kipas, pemanas, belt
conveyor, rotor aktif. Katup produk (VIn) dibuka, produk
turun menuju belt conveyor. Pada belt conveyor, produk
dihembus dengan udara panas dari blower (B) yang arah
hembusannya berlawanan dengan arah gerakan conveyor.
Besar/kecil debit udara pemanas diatur oleh klep (v). Uap air,
gas dan materi lain yang ringan akan keluar melalui cerobong
Ca, sedang produk kering akan menuju outlet(Ou).
3.Conveyor dryer
Digunakan untuk produk yang berbentuk cetakan dari pasta,
butiran, irisan, lempengan.
Konstruksi maupun mekanisme bekerjanya mesin : pada
dasarnya sama dengan tunnel dryer, namun conveyornya lebih
dari satu unit. Ket: mesin ini digunakan pabrik mie Tiga Pillar.
Skema mesin pengering tunnel dryer

Hopper
P

C
R
C

T

H(heater)
Produk kering
11

4.Spray dryer
Mesin Spry dryer digunakan pengeringan terutama
untuk produk yang berbentuk cairan, misalnya susu,telor,
cairan buah dan sebagainya.
Bagian utama & fungsinya.
1. Nozzle: pengabut, berputar dengan kecepatan tinggi
membuat produk menjadi kabut
2. kabut produk
3. Heat distributor: meratakan udara panas ddlm mesin (
membuat turbulensi lebih sempurna )
4. Outlet: lubang pengeluaran produk
5. Screener: berfungsi menyaring produk tdk keluar.
6. Cerobong uap
7. Tangki produk
8. Manometer: pengukur tekanan semprotan produk
9. Heater : pemanas
10. Kipas
11.Katup pengatur kecepatan udara
12.Motor pemutar nozlle
Mekanisme bekerjanya mesin:
Produk yang berasal dari tangki (7) disemprotkan
dengan tekanan 2 – 5 Kg/Cm2 kedalam boom pengering
oleh nozzle (1) yg berputar dengan kecepatan tinggi.
Produk yg telah menjadi kabut dilawan arahnya dengan
udara pemanas dg suhu >100oC (atau yg disyaratkan)
Udara pemanas berasal dari hembusan kipas ( 10 ) yg
kemudian dipanasi oleh heater (9) dan didistribusikan
oleh head dstributor ( 3 ). Produk yg telah kering (mejadi
tepung) turun menuju outlet ( 4 ). Untuk mengurangi
kehilangan produk, pada cerobong uap ( 6 ) dipasang
filter/saringan ( 5 ). Pengaturan besar kecilnya debid
hembusan udara, dilakukan dengan mengatur katub (11).
12

Mesin pengering Spry Dryer
12

5
6

8
1
. . .................
.....................
.........2..........
.....................
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
,,
,,,,,,,,
,,
.......3...
....

------ - - 7- -----------

9

4

11
7

10
13

5. Pengering tekan (Pneumatic dryer)
Digunakan untuk pengeringan produk yg berbentuk
tepung, butiran, atau pouder.
Bagian utama dan fungsinya:
1. Tabung produk & produk
2. Blower separator: kipas utk menghaburkan produk
3. Blower pemanas
4. Heater
5. Blower separator
6. Camber mixer: ruang turbelensi aliran udara panas
7. Pipa-pipa pengering
8. Kipas penghisap uap air
9. Kipas outlet: kipas utk mengeluarkan produk
10.Ciklon: ruang/tabung pengendapan produk
11.Screener : penyaring produk agar tdk keluar
Mekanisme bekerjanya mesin
Produk yang turun dari tangki (1) dihamburkan oleh
kipas 2, kemudian dihisap oleh kipas separator 5 dan
ditekan menuju ruang camber mixer 6, dicampur dg
udara panas yg dihembuskan dari kipas 3. Campuran
udara panas dg produk dlm chamber, karena adanya
tekanan dari kipas 2,3 dan kipas 5 masuk kepipa
pengering 7. Dalam chamber dan pipa 2 pengering 7,
produk mengalami proses pengeringan shg berupa debu
kering dan akan turun ke-ruang ciklon (pengendapan).
Dalam ruang pengendapan produk kering dikeluarkan
oleh kipas outlet 9 menuju bak penampungan.
Utk menghindari kehilangan produk akibat pengisap
uap air 8, dipasang screener (filter) diruang ciklon.
Ket: Unutk mendapatkan hasil pengering yang
dikehendaki yang diperhatikan terutama pengaturan
suhu, dan kecepatan kipas- kipas peneringan.
14
6.Fluid Bed dryer
Mesin pengering fluid bed dryer terutama digunakan
utk mengeringkan produk yang berbentuk butiran dan tepung.
Mekanisme bekerjanya mesin:
Produk (2) turun secara grafitatif (dengan gaya beratnya
sendiri menuju ruang pengering. Bersamaan dengan itu
hembusan udara dari blower(4) dan dipanasi oleh heater (3)
mengarah keproduk diruang pengering. Produk diruang
pengering akan kering. yang dimensinya besa langsung
menuju outlet,yang ukuranya kecil masuk keruang ciklon(9)
sedangkan uap air akan keluar dihisap oleh kipas (8)
Alat/mesin pengering Drum dryer
Bagian utama dan fungsinya :
1. Cerobong uap: tempat keluarnya uap air
2. Distributor : pembagi debid cairan yg dikeringkan
3. Heat drum: memanasi/mengeringkan produk
4. Shear knives: mengiris produk kering yg menempel di drum
dryer
5. Katup outlet control : mengatur keluarnya produk kering
dari ruang pengering
6. Blower: pendingin dan penghantar produk menuju outlet.
Mekanisme bekerjanya alat:
Produk cairan yang berada dalam bak(8), mengalir menuju
distributor(2) dan diratakan keseluruh permukaan heat
silinder drum(3) yang berputar. Mengingat Heat drum
berputar permukaannya dlm keadaan panas, produk cairan
menjadi kering dan menempel pada permukaan. Oleh shear
knives(4) produk disisir/diiris shg lepas dari permukaan
silinder, turun menuju katup outlet (5). Produk yang
keringnya belum sempurna belum bisa turun dengan
beratnya sendiri. Sedangkan yang sudah kering benar akan
keluar. Keluarnya produk yang masih panas menuju outlet
didorong oleh hembusan kipas (6) yang sekaligus sebagai
pendingin produk(powder).
15
MESIN PEMARUT KELAPA
Hopper

Spike drum
(gigi pemarut)

Produk
Pully mesin

Drum

pemarut

* * * * * * * * * * * * * * ** * * *
* * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * **
* * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * ***
* * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * * *

Belt

Bak penampung
parutan
Pully
motor
Motor Penggerak
(Motor Listrik)
Fungsi Bagian Utama
1. Spike drum berfungsi membuat kelapa parutan kelapa
2. Drum pemarut: tempat kedudukan spike drum
3. Pully mesin berfungsi tempat kedudukan belt pengambilan
tenaga dari motor listrik.
4. Belt berfungsi menyalurkan tenaga dari motor listrik menuju
mesin pemarut.
5. Pully motor berfungsi tempat kedudukan belt menyalurkan
tenaga ke drum pemarut
6. Motor penggerak berfungsi sebagai sumber tenaga mesin.
Mekanisme bekerjanya mesin
1. tombol motor listrik dibuka, maka drum mesin pemarut
berputar, perputaran drum pemarut besarnya tergantung
pada ukuran pully mesin, semakin kecil ukuran pully semakin
besar perputaran drum pemarut.
2. Produk (cukilan kelapa) dimasukan kedalam hopper. Untuk
keperluan santan, cukilan kelapa perlu dipegang supaya arah
parutan memotong serat kelapa, untuk keperluan yang lain
cukup dimasukan dalam hopper.
16

Mesin penepung
Produk

Hopper
Disk impact
Thooth impact
screener
outlet

motor listrik
bak penampung
Cassing
Bagian utama & fungsinya :
1. Hopper: penampung pruduk yg akan digiling
2. Disk impact: tempat kedudukan gigi pemukul (thooth
impact)
3. Thooth impact: pemukul produk mjd tepung
4. Screener (ayakan): menyaring tepung sebelum keluar
melalui outlet)
5. Cassing( rumah mesin): tempat kddk mesin

Mekanisme bekerjanya mesin:
Motor listrik dihidupkan. Produk ( beras) yang
ditepung di masukan dalam hooper
masuk kedlm
ruang penepung, beras dipukul oleh gigi thooth imct
ukuran kecil masuk dalam
screener, yg sangat
halus akan keluar menuju outlet, yg masih kasar terpukul
ulang sehingga ukuranya lembut.
17

Mesin Penggilingan daging
2
3

44

4

1
**
**
**
**
**
**
**
**
**

5

6

Bagian utama & fungsi:

1. Cassing (rumah screw roller): tempat kedudukan
screw roller
2. Hopper : tempat produk dimasukan
3. Outlet: lubang pengeluaran produk yg tergiling
4. Pully mesin: Roda penerima tenaga dr motor
5. Screw roller: roll penghancur prd bentuk ulir sekrup
6. Motor penggerak : sumber tenaga pemutar mesin
Mekanisme bekerjanya alat penggiling daging:
Daging yg dimasukan dlm hopper , turun menuju ruang
penggilingan dan langsung dihancurkan oleh screw roller dg
cara diputar dan akhirnya menuju outlet. Derajad kehalusan
ditentukan oleh perputaran screw roller. Perputaran roll >
produk lebih halus
18
Skema alat/mesin distilasi
slang
pendingin
pendingin

pengembun

……………………….
Produk
penampung
distilan
Pemanas
Mekanisme bekerjanya alat:
Produk dimasukan dalam tabung pemasak yang berisi air,
kemudian air dididihkan, sehingga zat yang terkandung dalam
produk larut dengan air yang mendidih. Campuran uap air dan
zat distilan menguap melalui slang pendingin dan masuk kdlm
ruang pengembunan, dan akhirnya embun( cairan ) ditampung
dalam bak penampung distilan.
19
Alat/mesin oven
thermometer

p
ruang

ovenrr

rrr

ruang oven
pipa pemanas A
produk yang dioven

katup bhn bakar

Cara penggunan:
1.Tempatkan produk pada rak /loyang
dlm ruang oven

2.Buka katup tabung gas
3.Nyalakan dengan korek api pada
pipa pemanas A
kemudian bila perlu dapat
dengan pipa pemanas B
4.Amati suhu pemanas dan atur suhu pemanas
sesuai yang dikehendaki, dengan mengatur katup
bahan bakar.
Keterangan:
Selama proses pengolahan harap selalu dlm pengawasan,
terutama bila dioperasikan pada suhu yang tinggi
20
MESIN PENGGORENG SANGAN
1. Inlet (Lubang pemasukan Produk)

2. Pully mesin
***
* *
* *
Drum
* * *
Penggoreng * * * * * *
* * *
* * *
* *

*
*
*
*

*
*
*
*

*
*
*
*

*
*
*
*

*
*
*
*

*
*
*
*

****
* * *
* * * *
* * * * * *
* ** * * * * * *
* * * * ***
* * * * * *
* * *

3. Belt

4. Outlet
5. Pemanas

6. Pully
motor
7. Motor Listrik

Fungsi Bagian Utama
1. Inlet : Lubang untuk memasukan produk yg akan digoreng
2. Pully mesin : rodang pengambilan tenaga dari motor
3. Belt : streng/sabuk pemindah tenaga dari motor ke mesin
4. Outlet : Lubang pengeluaran produk masak
5. Pemanas : berfungsi memanasi produk (berupa kompor)
6. Pully motor : Roda pemberi tenaga
7. Motor penggerak : memutar bum memasak
8. Drum penggoreng: tempat kedudukan produk yg digoreng
Cara kerjanya mesin:
Produk yang telah dituangkan kedlm drum penggoreng, kmd
ditutup dan dipanasi oleh pemanas yang berupa kompor gas
metana atau minyak atau pemanas lain(listrik). Bersamaan
pemanas diaktivkan, drum penggoreng diputar pula agar
didapatkan pemanasan/pemasakan produk yg merata, dengan
membuka tombol motor listrik. Berputarnya drum pemasak
digerakan oleh motor listrik melalui transmisi puly dan belt.
Untuk mendapatkan kwalitas produk masak yg baik perlu
dikontrol setiap saat dengan interval waktu 5 – 10 mnt.
21

MESIN PENGGORENG VAKUM
1. Inlet /outlet (Lubang pemasukan Produk)
2.manometer

3. thermometer

4. Drum

penggoreng

* * * * * * * * * * * * * ** * * * * * *
* * * *

5.Produk *

* * * ***

* * * * * * * * * * * * * * *
* *
* * *

minyak
goreng

5.Pemanas

6. Mesin vakum

Fungsi Bagian Utama
1. Inlet/outlet: Lubang untuk memasukan dan mengeluarkan
produk yg digoreng
2. Manometer: pengukur tekanan dalam drum penggoreng
3. Thermometer: Pengukur suhu
4. Drum penggoreng: tempat kedudukan produk yg digoreng
5. Pemanas : berfungsi memanasi produk (berupa kompor)
6. Mesin vakum: menurunkan tekanan dlm drum penggoreng
Cara kerjanya mesin:
. Produk yg telah dituangkan kedlm drum penggoreng,
kmd ditutup rapat jangan sampai bocor. Kompor pemanas
diaktifkan yg berupa kompor gas metana atau minyak atau
pemanas listrik. Amati tekanan drum penggoreng pada
manometer mesin pemvakum dan atur tekanan dalam drum
penggoreng dgn mengatur kecepatan air dengan klep
pengatur kecepatan air. Amati dan atur suhu penggorengan
yg disyaratkan pada termometer, dengan mengatur besar
kecilnya api pemanas. Untuk mendapatkan kwalitas
produk baik perlu dikontrol lama penggorengan dan
tingkat matang/masak produk setiap saat dengan interval
waktu 5 – 10 menit tergantung jenis prfoduk yg digoreng.
22

Skema mesin pemvakum:
tttt

Tekanan < 1 atm
tekanaqn

Drum penggoreng

D
Air

Pompa
A

B
C

Mekanisme bekerjanya mesin vakum
Azas Bornuolli : aliran fluida dalam pipa, PV = constan
Dimana P = tekanan fluida
V = kecepatan aliran
Pada saat mesin penggoreng belum aktif: P di A = di B = di C

Pada saat mesin penggoreng aktif:
Pipa A dihubungkan dengan bak penampung air, demikian juga
pipa C. Pada waktu pompa air dihidupkan, maka air terhisap
dari bak, melalui pipa A, pipa B, pipa C dan akhirnya masuk ke
bak penampung lagi. Pada saat pompa bekerja,
PV di 3 titik = constan, kecepatan air di B sangat besar, tetapi
tekanan di B sangat kecil, demikian juga tekanan di D. Karena
tekanan di D sangat kecil maka tekanan di drum penggoreng
juga berkurang. Besar kecilnya tekanan di drum penggoreng
sangat dipengaruhi oleh bekerjanya mesin pompa.
Kegunaan mesin penggoreng vakum

Terutama digunakan untuk menggoreng produk-pertanian yang
nilai gizinya mudah rusak karena suhu tinggi, misalnya buahbuahan dan sayuran
23
Mesin Perajang
1

8

2

4

3
5

6
7

Fungsi Bagian Utama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Inlet : Lubang untuk memasukan produk yg akan dirajang
Rotor disc : tempat keduduan pisau pengiris ( blade )
Blade : Pisau pengiris
Pully mesin : roda pengambilan tenaga dari motor
Belt : streng/sabuk pemindah tenaga dari motor ke mesin
Pully motor listrik : roda transmisi tenaga dari motor listrik
Motor penggerak : sumber tenaga perajangan
Pull handle : mengatur kedudukan produk
Dasar mekanisme bekerjanya mesin:

Produk yg akan diiris (ditipiskan) ditempatkan pd inlet
mesin, kmd dg gerakan disc rotor yang berputar, produk
teriris oleh blade (pisau pemotong) menjadi irisan tipistipis. Tebal /tipisnya produk ditentukan dg cara mengatur
kedudukan blade pada disc rotor.
Cara pengoperasian mesin slicing (perajangan):
1.
2.
3.
4.

Produk yg dirajang diletakan di inlet pd posisi membujur
Motor listrik dihidupkan
Dorong produk dg pull handle hingga produk habis teriris
Untuk menentukan tebal/tipisnya hasil irisan produk,
dilakukan dengan mengatur posisi blade pada rotor disc
5. Untuk mendapatkan irisan yang baik pisau harus selalu
tajam dan bersih dari kotoran produk.
24

Randement dan effiensi mesin
Randement adalah perbandingan antara output dengan input.
- output mesin kinerja mesin pada umumnya berupa
produk yang dikehendaki (head yeald)
- input mesin pada umumnya berupa produk brutto
Contoh :
1. Pengoperasian mesin penepung beras
randemen penepungan = bobot tepung . x 100%
beras
Misal diketahui bobot beras 1 Kg, bobot tepung setelah
beras ditepungkan 0,95 Kg, maka
randement penepungan = 0,9 Kg x 100% = 90%
1 Kg
Bobot tepung kurang dari 1 Kg, karena ada tepung
yang tercecer, terbang, dan kemungkinan kehilangan kadar
air tepung akibat panas gesekan mesin.
2. Proses distilasi minyak mawar
Randement =

minyak wangi . x 100 %
Berat mawar

Misal diketahui hasil distilasi bunga mawar 100 kg, sebesar
1,5 liter minyak wangi, maka bila diasumsikan bert jenis
munyak 0,8, maka
randement = 1,5 x 0,8 x 100% = 1,2 %
100
3. Pengoperasian mesin perajang singkong
Misal diketahui bobot brutto singkong 1 Kw, setelah dirajang
akan dijadikan keripik beratnya 75 Kg, maka
Randement perajangan = 75 Kg . x 100% = 75%
100 Kg
Kehilangan berat 25 Kg, karena : kulit singkong, irisan
tercecer, kotoran, maupun ada uap air yang hilang (kecil).
Effisiensi: perbandingan Output dengan input tenaga mesin.
Misalkan motor listrik 1,5 Hp dioperasikan untuk menggilling
daging, ternyata setelah dioperasikan hanya mampu mengeluarkan
daya 1,2 Hp, maka
effisiensi motor 1,2 . x 100% = 80%
1,5
Hilangnya tenaga karena ada gesekan pada belt transmisi dan
hilang sebagai tenaga panas;

25

Drum perontok
Thresher (perontok type drum), biasanya digunakan untuk
merontokan hasil pertanian yang berupa butir, contohnya
padi, kedele, sorgum.
Bagian utama dan fungsi bagian utama:
1. Floor inlet: tempat awal produk yang akan dirontok
2. Drum perontok: tempat kedudukan gigi-gigi
perontok/rotor
3. Gigi rotor: berfungsi memukul produk dengan cara
berputar hingga lepas dari tangkai butir
4. Saringan(screen): menyaring /memisahkan butir-butir
produk dengan tangkai atau seresah lainya
5. Blower: berfungsi untuk memisahkan produk bersih
dengan kotoran.
Mekanisme bekerjanya mesin:
Produk yang berada di floor inlet didorong menuju ruang
perontokan. Dalam ruang perontokkan produk dibentur
dengan benturan gigi perontok(rotor).
Dengan gaya beratnya sendiri produk akan turun menuju
screen (saringan).Dalam screen produk dipisahkan antara
jerami & kotoran lainya dengan butir produk. Butir
produk yang telah melewati saringan, langsung turun
menuju outlet. Agar produk bersih, kotoran (jerami,
seresah) dihisap oleh blower.
Mesin penggilingan padi (huller, Rice milling)

Bagian utama dan fungsinya:
1. Hopper: tempat gabah yang akan digiling
2. Katup inlet: mengatur besar/kecilnya gabah yang
akan digiling menuju roll penggiling
3. Pengatur jarak roll: mengatur renggang-dekatnya
kedua roll, sehungga berpengaruh terhadap kwalitas
penggilingan.
4. Roll utama: mengupas gabah dengan cara gesekan
dengan produk, beputar lebih cepat dari pada roll
penuntun
5. Roll penuntun: mengupas dan mengarahkan gabah
tergiling menuju screen
7.separator: memisahkan beras utuh dengan beras
pecah, dengan gerakan oxilasi (geser kanan-kiri)
8.Pintu pengatur kecepatan angin: berfungsi mengatur
deras/tidaknya udara yang dihembus blower untuk
membersihkan beras dari kotoran.
Keterangan:
Untuk mendapatkan kwalitas giling yang baik hal
yang perlu diperhatikan adalah kadar air gabah ( +
18 %), dan pengaturan jarak roll utama dan roll
penuntun. Terlalu dekat, beras mudah pecah, terlalu
renggang, derajad penggilingan kurang baik (masih
banyak gabah yang belum tergiling)
Jadwal kerja wajib Pak Basito
Hari
Mtk

S1
Mesin

Limbah

Senin
Selasa 7.00 – 8.40 IT 1A 7.00 – 840 ITP 3A
9.40 -12.20 IT 1B
Rabu
Kamis 8.50- 10.30
8.50- 10.30 7A
Jum’at
13.00–14.40ITP B 14.50-16.307B

Hari
Mtk
16.40-18.30 Thp B

D3
Pengemasan

Sanitasi

R
20, 8
20, 9
20.19
9,20

R
Senin
3
Selasa
17.40 - 18.30 Thp
7
Rabu 16.40-18.30 Thp A
4
Kamis
18.30 - 19.20 Far
5
Jum’at
16.40-17.30Thp A 5
17.40-18.30Thp B

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

Untuk semua 3. 39 selesai
Untuk semua 3. 39 selesaiUntuk semua 3. 39 selesai
Untuk semua 3. 39 selesai
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
makalah dryer
makalah dryermakalah dryer
makalah dryer
 
Evaporator apr 2013
Evaporator apr 2013Evaporator apr 2013
Evaporator apr 2013
 
Nofri wibowo
Nofri wibowoNofri wibowo
Nofri wibowo
 
Alat uji mutu benih
Alat uji mutu benihAlat uji mutu benih
Alat uji mutu benih
 
Pengeringan
PengeringanPengeringan
Pengeringan
 
Ppt ibr fix
Ppt ibr fixPpt ibr fix
Ppt ibr fix
 
Freeze Drying
Freeze DryingFreeze Drying
Freeze Drying
 
Penyimpanan8
Penyimpanan8Penyimpanan8
Penyimpanan8
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
 
Bioreaktor
BioreaktorBioreaktor
Bioreaktor
 
PENGENALAN DAN OPERASIONA MESIN PENGERING PADI
PENGENALAN DAN OPERASIONA  MESIN PENGERING PADIPENGENALAN DAN OPERASIONA  MESIN PENGERING PADI
PENGENALAN DAN OPERASIONA MESIN PENGERING PADI
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan NanasPengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
 
Pt evaporasi
Pt evaporasiPt evaporasi
Pt evaporasi
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Sistem Bioreaktor
Sistem BioreaktorSistem Bioreaktor
Sistem Bioreaktor
 
Cpob presentase
Cpob presentaseCpob presentase
Cpob presentase
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 

Destacado

Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan TeknologiProgram Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan TeknologiEko Priyanto
 
mesin penggiling daging - mincer
mesin penggiling daging - mincermesin penggiling daging - mincer
mesin penggiling daging - mincerBBPP_Batu
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen value
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen valueITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen value
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen valueFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrumITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrumFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)L. Novia Wisudyaningrum
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 

Destacado (20)

Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan TeknologiProgram Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
Program Kreatif Mahasiwa Bidang Penerapan Teknologi
 
mesin penggiling daging - mincer
mesin penggiling daging - mincermesin penggiling daging - mincer
mesin penggiling daging - mincer
 
Orde2
Orde2Orde2
Orde2
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
Interpolasi
InterpolasiInterpolasi
Interpolasi
 
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen value
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen valueITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen value
ITP UNS Semester 3, Rancangan Percobaan: Titik optimum & eigen value
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
Orde1
Orde1Orde1
Orde1
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrumITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
ITP UNS SEMESTER 2 Soal UK 1 mikrum
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
Mikrobiologi dan Akuatik (PEMBUATAN MEDIA)
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 

Similar a ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan

Vacuum dryer, extruder, double drum dryer
Vacuum dryer, extruder, double drum dryerVacuum dryer, extruder, double drum dryer
Vacuum dryer, extruder, double drum dryerDeasy Lucyana
 
Pengeringan (drying)
Pengeringan (drying)Pengeringan (drying)
Pengeringan (drying)Agnescia Sera
 
Teknologi pendinginan dan pembekuan by kiman siregar
Teknologi pendinginan dan pembekuan  by kiman siregarTeknologi pendinginan dan pembekuan  by kiman siregar
Teknologi pendinginan dan pembekuan by kiman siregarKiman Siregar
 
Freeze Drying.pptx
Freeze Drying.pptxFreeze Drying.pptx
Freeze Drying.pptxGioV3
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806Muhammad Luthfan
 
Produk Semen Gresik
Produk Semen GresikProduk Semen Gresik
Produk Semen GresikRuth Novitha
 
Aziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptxAziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptxMulya33
 
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptxElectrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptxMuhammadIskandar99
 
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 7
MATERIAL TECHNOLOGY  - CHAPTER 7MATERIAL TECHNOLOGY  - CHAPTER 7
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 7Asraf Malik
 
Modul dasar pembentukan_logam_smk
Modul dasar pembentukan_logam_smkModul dasar pembentukan_logam_smk
Modul dasar pembentukan_logam_smkzul fandri
 
DCU Thermal Cracking
DCU Thermal CrackingDCU Thermal Cracking
DCU Thermal CrackingDwi Rahmawati
 
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriBonita Susimah
 
PP pagilaran 2 . 26 39
PP pagilaran 2 . 26 39PP pagilaran 2 . 26 39
PP pagilaran 2 . 26 39sahrini
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace distributor boiler
 

Similar a ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan (20)

Vacuum dryer, extruder, double drum dryer
Vacuum dryer, extruder, double drum dryerVacuum dryer, extruder, double drum dryer
Vacuum dryer, extruder, double drum dryer
 
konsep pengeringan (1).pptx
konsep pengeringan (1).pptxkonsep pengeringan (1).pptx
konsep pengeringan (1).pptx
 
Pengeringan (drying)
Pengeringan (drying)Pengeringan (drying)
Pengeringan (drying)
 
perancangan proses kimia
perancangan proses kimiaperancangan proses kimia
perancangan proses kimia
 
Teknologi pendinginan dan pembekuan by kiman siregar
Teknologi pendinginan dan pembekuan  by kiman siregarTeknologi pendinginan dan pembekuan  by kiman siregar
Teknologi pendinginan dan pembekuan by kiman siregar
 
Freeze Drying.pptx
Freeze Drying.pptxFreeze Drying.pptx
Freeze Drying.pptx
 
Liopilisasi
LiopilisasiLiopilisasi
Liopilisasi
 
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
PUP (Perencanaan Unit Pengolahan) Utilitas Air 160704042806
 
Produk Semen Gresik
Produk Semen GresikProduk Semen Gresik
Produk Semen Gresik
 
Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
 
Aziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptxAziz_Insenerasi.pptx
Aziz_Insenerasi.pptx
 
Vacuum forming
Vacuum formingVacuum forming
Vacuum forming
 
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptxElectrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
Electrical Maintainance (MEA 10013) Penyaman udara.pptx
 
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 7
MATERIAL TECHNOLOGY  - CHAPTER 7MATERIAL TECHNOLOGY  - CHAPTER 7
MATERIAL TECHNOLOGY - CHAPTER 7
 
Modul dasar pembentukan_logam_smk
Modul dasar pembentukan_logam_smkModul dasar pembentukan_logam_smk
Modul dasar pembentukan_logam_smk
 
DCU Thermal Cracking
DCU Thermal CrackingDCU Thermal Cracking
DCU Thermal Cracking
 
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
 
PP pagilaran 2 . 26 39
PP pagilaran 2 . 26 39PP pagilaran 2 . 26 39
PP pagilaran 2 . 26 39
 
Pengeringan
PengeringanPengeringan
Pengeringan
 
Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace Pengertian boiler tungku furnace
Pengertian boiler tungku furnace
 

Más de Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipida
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipidaITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipida
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipidaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PendinginanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PendinginanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausaha
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausahaITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausaha
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausahaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diriITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diriFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diriITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diriFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluan
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluanITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluan
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluanFransiska Puteri
 

Más de Fransiska Puteri (18)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipida
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipidaITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipida
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: Tambahan lipida
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PendinginanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pendinginan
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausaha
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausahaITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausaha
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: sikap mental wirausaha
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diriITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: membangun percaya diri
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diriITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluan
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluanITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluan
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: pendahuluan
 

ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan

  • 1. Mesin dan Peralatan T H P (2–1) Alat : sarana pembantu untuk melakukan pekerjaan, yg memiliki suatu kesatuan konstruksi yg sederhana Contohnya : pisau mengiris/memotong Antah membuat tepung Mesin : sarana pembantu untuk melakukan pekerjaan, yg memiliki konstruksi yang lebih komplek Contohnya : milling mesin pembuat tepung Slicing mesin pengiris ( produk tipis) Macam-macam proses pengolahan : 1. Heating ( pemanasan ) - drying ( pengeringan ) - steaming ( peng-uapan ) - fraying ( penggorengan ) - Goreng sangan( pemanasan tanpa minyak ) - ovening 2. Milling ( membuat mill / tepung ) 3. Slicing ( penipisan ukuran ) 4. Sortasing ( pemisahan ) - Centryfugasing (pemisahan dg gaya sentrifugal) - sedimentasing (pengendapan ) 5. Filtering ( penyaringan ) 6. Extracting ( ekstraksi ) 7. Packaging ( pengemasan / pengepakan ) 8. Grinding ( pembutiran ) 9. Grading ( peng-klasan ) 10. Freezing ( pembekuan) 11.Cooling (pendinginan) 12.Fermentation ( peragian ) 13. Mixing ( pencampuran ) 14. Peeling ( pengupasan ) 15. Cleaning ( pembersihan produk dari kotoran ) 16. Smoking ( pengasapan )
  • 2. Pengeringan Konsep pengeringan Diff umum: Proses pemindahan panas dan uap air atau cairan dari suatu bahan (produk) secara simultan yang memerlukan energy panas. Dibidang pertanian, Pengeringan: proses pengambilan atau pengurangan kadar air produk pertanian sampai batas tertentu shg dpt memperlambat proses: kimia, kegiatan mikroorganisme dan aktivitas enzym dalam produk, sebelum diolah/dipasarkan. - proses kimia : oksidasi, hidrolisa, reduksi - kegiatan micro-organisme : telor serangga menetas, jamur, bakteri, baccillus - enzym : cairan yg mengatur metabolisme produk, pernapasan, shg produk matang, mudah tumbuh/berkecambah Tujuan pengeringan: mengurangi kadar air/ cairan dlm produk olahan agar tahan lebih lama kwalitasnya Kwalitas : - nilai gizi : menyakut kandungan yang dimiliki produk - aroma : menyakut identitas bau produk - rasa : menyakut selera - warna : identitas rasa dan aroma Manfaat pengeringan: 1.Mengurangi aktivitas enzym, micro-organisme, jamur, bakteri, dsb produk tidak mudah busuk/rusak 2. Memperkeras produk produk tidak mudah rusak akibat benturan maupun gesekan mekanis 3. Mengurang dimensi produk (volume) produk lebih ringkas, tidak memakan tempat/ ruang 4. Mengurangi bobot beaya trasportasi lebih murah 5. Produk lebih inert dpt disimpan lebih lama 1
  • 3. Theori pengeringan P0 PA P0 PA Sebelum dipanasi Terjadi keseimbangan tekanan P0 = PA Setelah dipanasi Suhu disekeliling produk naik P0 > PA Energi panas Lapisan produk 2 P0 P2 P1 P1 PA Lapisan produk 1 Pemanasan kontinu : P0 > P2 > P 1 > PA , akibatnya uap air keluar dari lap 1 ke PA , Lap 2 ke PA melewati lap2, dan P0 melalui P2 dan P1 ke PA akhirnya produk kering Faktor 2 yang berpengaruh thd laju pengeringan 1. faktor ekstern ( luar produk ) - kadar air udara pengering ( R H ) - Kecepatan volumetrik udara pengering - suhu udara pengering - tekanan atmosfeer 2. faktor intern (dlm produk ) - Dimensi (ukuran produk ) - Kadar air awal produk - Tekanan uap partial produk (karateristik ) - Bentuk produk (oval, pipih, bulat dsb )
  • 4. 2 CARA PENGERINGAN 1. Pengeringan dengan sinar matahari (sun drying) 2. Pengeringan hibrid (Kombinasi sun + art drying) 3. Pengeringan buatan (artficial / mechanik drying) ad 1. Pengeringan dengan menggunakan tenaga sinar ultra violet dan sinar infra merah sbg sumber tenaga panas. Dilakukan sejak nenek moyang, terutama produk pertanian yang tahan terhadap pengaruh sinar matahari. Keuntungannya: 1. Biaya murah 2. Tidak memerlukan alat dan perlakuan khusus 3. Tidak memerlukan keahlian khusus 4. Sinar infra merah dpt menembus sampai pada lapisan bagian dalam dari produk 5. Daerah tropis (katulistiwa) sinar matahari tersedia sepanjang tahun Kelemahannya: 1. Suhu pengering sulit/tak bisa dikontrol, shg untuk produk tertentu sering mengalami keretakan (sun craking/retak karena besarnya sinar mthari) 2. RH tak dapat dikontrol 3. Hanya berlangsung bila ada sinar matahari 4. Memerlukan tempat yang relatif luas 5. Sering terjadi perubahan warna dan nilai gizi 6. Produk mudah terkontaminasi dengan kotoran 7. Kemungkinan kehilangan produk lebih besar, karena dimakan serangga atau hewan 8. Dapat terjadi proses oksidasi produk, shg produk cendenrung berwarna kemerahan 9. Bila sa’at pengeringan terjadi hujan dan produk terkena tetes hujan, dapat menurunkan kwalitas produk
  • 5. 3 Lantai jemur Keterangan lantai penjemuran: 1. Lantai harus di design kedap air, sehingga pori-pori lantai tidak ada , agar aktifitas air/ kadar air lantai tidak mengganggu proses pengeringan. 2. Konstruksi lantai sedapat mungkin agak cembung sehingga air tidak menggenang 3. Posisi lantai penjemuran, sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang banyak mendapatkan sinar matahari ( mis : untuk selatan katulistiwa bangunan lantai pengering sebaiknya dibangun disebelah utara bangunan penyimpan / bgn lain 4. Perlu adanya saluran drainasi, agar drainase lantai lancar dan kondisi lantai benar-benar kering. 5. Bangunan penyimpan dibuat sedekat mungkin agar proses bongkar/muat dilakukan cepat. 6. Bangunan procesing (pemrosesan lanjut): sedapat mungkin dibangun dekat dengan lantai pengering 7. Perlu adanya cerobong asap, apabila proses lanjutan menimbulkan asap atau bau yg mengganggu lingkungan. 8. Dari bangunan penyimpan perlu adanya jalan utk keperluan distribusi produk 9. Perlu adanya tanaman pelindung disekeliling lantai jemur yang ditanam sedemikian rupa shg tidak meneduhi lantai pengering, demi kearifpan lingkungan, kenyamanan kerja, dan penangkal hembusan angin yang berlebihan. 10.Untuk menghindari kemungkinan produk basah, akibat adanya hujan mendadak, disiapkan penutup kedap air 11.Untuk menghindari kehilangan produk (losses ) akibat hewan / pencuri perlu dibuat pagar 12.Sebaiknya perlu adanya bangunan penjaga. selatan utara Cembung 5- 10 Cm Lantai jemur (Tampak samping)
  • 6. 4 add.2 Pengeringan hybrid Merupakan perpaduan pengeringan secara alami (tradisionil) dan langkah awal penggunaan tehnologi pengeringan. Tenaga pengeringan masih dg sinar matahari. ventilasi Produk yg dikeringkan Kasa G Arang Udara Ruang chamber Mekanisme bekerjanya: Tenaga sinar mthr menembus papan G yg terbuat dari kaca, seng, kristal atau bhn lain yang bersifat meneruskan panas, diserap oleh arang (bhn penyerap panas). Dalam ruangan suhu udara naik dan mengembang, sehingga berat udara lebih ringan, dan akhirnya mengalir menuju camber dan didistribusikan menuju produk lewat lantai kasa. Keuntungan penggunaan pengering hibrid: 1. Produk tidak terkontaminasi dengan kotoran 2. Kehilangan produk tidak ada 3.Tidak perlu pengawasan dan penanganan lanjut terutama bila hujan tiba Kelemahannya : 1. Penggunaan unit pengering hibrid hanya terbatas pada produk yang berbentuk grain 2. Selama proses pengeringan berlangsung, tidak bisa mengontrol suhu dan R.H udara pengering. 3. Proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh intensitas dan lama penyinaran
  • 7. 4. Laju pengeringan sangat dipengaruhi oleh faktor luar. (RH , suhu udara, sinar mthr) 5. Skema unit pengering hybrid two way Pagi Sore C --------------------- P ------…………………. ---------- D --------G C Ha A B Keterangan : G : Bahan tembus panas Ha : Bahan penyerap panas A & B : inlet (lubang masuknya udara ) C : Chamber (ruang pengumpul/ pendistribusian panas ) D : Lantai kassa ( berlubang-lubang ) C : Cerobong uap Mekanisme penyaluran energi: Tenaga panas mthari menembus papan G (bahan yang terbuat dari materi yang dpt meneruskan tenaga sinar matahari (kaca, seng, kristal dsb). Tenaga panas tsb diserap dan disimpan oleh bahan penyerap panas Ha ( abu, arang dsb ), Karena udara disekitar bahan penyerp panas naik suhunya, maka menjadi ringan dan menembus lantai kassa naik menuju produk. Karena udara disekitar produk naik suhunya, maka terjadilah proses pengeringan. Keterangan: 1. Pengering tsb bisa difungsikan sebagai gudang penyimpanan produk, dan pengaman dari gangguan hama gudang 2. Untuk menjaga kestabilan suhu, dinding pengering dapat terbuat dari batu bata atau bahan lain yang memiliki kapilaritas rendah.
  • 8. 3. Apabila bangunan pengering konstruksinya besar, kasa perlu penyangga besi plat yang berlubang 6 Skema unit bangunan pengering / penyimpan Ag Ag Ha V V P P Produk - - -- - - - - - - - - - - - B C B Mekanisme penyaluran energi: Tenaga panas mthari menembus atap (Ag) bangunan yang terbuat dari bahan yang dpt meneruskan tenaga sinar matahari (kaca, seng, kristal dsb). Tenaga panas tsb diserap dan disimpan oleh bahan penyerap panas (Ha : abu, arang dsb), kemudian dengan kipas (B) udara panas dihisap melalui pipa (P) menuju ruang chamber (C) dan akhirnya dari camber tsb udara panas didistribusikan kdlm ruang penyimpan dan sekaligus sebagai pengering. Uap air dalam produk keluar, melalui lubang ventilasi (V). Keterangan: 1. Apabila produk sangat berat, lantai kassa biasanya diganti pipa (pralon) yang ditanam dalam lantai dan berlubanglubang bagian atasnya 2. Biasanya produk dikemas dalam karung, shg produk sudah agak kering 3. Debid udara pengering diatur oleh kecepatan kipas (B)
  • 9. 7 ad 3. Pengeringan buatan (artficial drying) - Sumber tenaga yang digunakan : listrik, batubara, minyak tanah, kayu bakar, sekam dll - Memerlukan peralatan dan keahlian khusus, sesuai dengan jenis produk - Persyaratan kriteria pengeringan mudah diontrol Keuntungannya: 1. Tidak tergantung pada cuaca. Musim panen jatuh pada musim penghujan tidak masalah, misal : ikan, padi, jagung, singkong dll 2. Kapasitasnya dapat diatur, menurut dimensi mesin 3. Suhu mudah dikontrol, misal untuk keperluan benih + 45o C, konsumsi 60o - 70oC, maupun produk lain yang peka thd kenaikan suhu 4. Tidak memerlukan tempat yang luas 5. Dpt dilakukan siang dan malam Kelemahannya: 1. Memerlukan beaya yang besar, meliputi pengadaan: mesin dan pemeliharaannya, bahan bakar 2. Memerlukan keahlian khusus dibidang pengeringan. Misalnya : persyaratan suhu yang dikehendaki, kadar air, pengaturan suhu pengering dll. Kriteria suhu pengering 1. Pengeringan suhu sangat rendah ( - 7o s/d –1oC ) ( ultra low temperatur drying systeem ) 2. Pengeringan suhu rendah ( 35o – 45oC ) ( low temperatur drying systeem ) 3. Pengeringan suhu tinggi ( 77o – 82oC ) ( hight temperatur drying systeem ) 4. Pengeringan suhu sangat tinggi ( 93o – 116oC ) ( ultra hight temperatur drying systeem ) 8
  • 10. 1.Skema unit pengering bin dryer Produk ProdukProPp Ppuotur Produk K -- - - - - - - - -- - - - - C B V H Bagian utama berikut fungsinya: 1. Blower : unit mengembus udara menuju pemanas 2. Katup : mengatur besar/kecilnya debid udara 3. Heater : pemanas 4. Ruang camber: mendistribusikan udara panas 5. Boom dryer : penampung produk yang dikeringkan 6. Cerobong asap : lubang pengeluaran uap & gas lain Mekanisme bekerjanya alat pengering type bin: Udara yg dihembus oleh blower dipanasi oleh heater, mengalir menuju camber yg berfungsi utk mendistribusikan udara panas menuju produk. Setelah produk panas, dan tekanan udara disekitar produk lebih rendah dibanding tekan partial uap air dlm produk, akhirnya uap air yg berada dlm produk keluar. Karena hembusan blower terus menerus, maka uap air yang berada disekitar produk mengalir menuju cerobong uap. Besar kecilnya debit udara dapat diatur oleh katup, sedang besar kecilnya suhu diatur dalam heater sesuai dengan suhu yg dikehendaki. 9 Keterangan:
  • 11. 1. Untuk bin pengering yang modern sering dalam bin dryer dilengkapi dengan alat thermometer, dan thermostat yang berfungsi untuk menstabilkan suhu agar produk yg respon thdp suhu tdk mudah rusak. 2. Disamping konstruksi unit pengering tersebut diatas, sering pada lubang pengeluaran uap air ( outlet ), ditambah kipas penghisap yang kemampuanya lebih besar dp blower, shg tekanan udara di dlm bin lebih kecil dp tek udara luar. pengeringan lebih cepat Kapasitas bin dryer: Yang dimaksud kapasitas kerja pengeringan bin dryer adalah kemampuan kerja bin dryer dalam pengeringkan produk, sesuai dengan kadar air akhir yang disyaratkan, dihitung dalam satuan bobot/waktu atau satuan volum/waktu. Cara kerja pengeringan 1. Produk ditimbang 2. Pengukuran kadar air awal produk dg moisture tester 3. Produk dituang kdlm bin 4. Pemanas ( heater ) dihidupkan 5. Blower dihidupkan 6.Setiap selang waktu 1 jam diukur kadar air produk, pada lapisan bawah, tengah, atas. 7.Setelah kadar air yang disyaratkan dicapai, proses pengeringan berakhir 8. Produk ditimbang, randement pengeringan : R = produk kering x 100 % produk basah 9.Gambar grafik penurunan kadar air dengan koordinat kadar air dan waktu pengeringan 10 2.Unit pengering tunnel dryer
  • 12. Mesin pengering type tunnel dryer digunakan terutama apabila produk berbentuk sayatan, irisan, maupun butiran (grain). Misal: karak, kerupuk yang hampir kering), kacang-kacangan, emping, dan sbgnya. Skema mesin pengering tunnel dryer Hopper C P VIn PL T C B Outlet H(heater ) (V) Katup Produk kering Bagian utama mesin & fungsinya: 1. P(produk yang dikeringkan) 2. R(rotor) pengatur masuknya produk 3. Vin ( klep) : klep pengatur produk masuk 3. V(valve):katup pengatur debid udara pengering 4.PL(pully conveyor): tempat kddk belt conveyor 5. C(belt conveyor: mengalirkan produk) 6. C : cerobong asap, lubang uap air keluar 7. B(blower):kipas pengatur penghembus udara penrng 8. H(heater): pemanas 9. T(termometer) : penunjuk/ pegatur suhu) 9.outlet: lubang produk kering dikeluarkan. Mekanisme bekerjanya mesin pengr Tunnel dryer:
  • 13. Sewaktu motor listrik dihidupkan, kipas, pemanas, belt conveyor, rotor aktif. Katup produk (VIn) dibuka, produk turun menuju belt conveyor. Pada belt conveyor, produk dihembus dengan udara panas dari blower (B) yang arah hembusannya berlawanan dengan arah gerakan conveyor. Besar/kecil debit udara pemanas diatur oleh klep (v). Uap air, gas dan materi lain yang ringan akan keluar melalui cerobong Ca, sedang produk kering akan menuju outlet(Ou). 3.Conveyor dryer Digunakan untuk produk yang berbentuk cetakan dari pasta, butiran, irisan, lempengan. Konstruksi maupun mekanisme bekerjanya mesin : pada dasarnya sama dengan tunnel dryer, namun conveyornya lebih dari satu unit. Ket: mesin ini digunakan pabrik mie Tiga Pillar. Skema mesin pengering tunnel dryer Hopper P C R C T H(heater)
  • 14. Produk kering 11 4.Spray dryer Mesin Spry dryer digunakan pengeringan terutama untuk produk yang berbentuk cairan, misalnya susu,telor, cairan buah dan sebagainya. Bagian utama & fungsinya. 1. Nozzle: pengabut, berputar dengan kecepatan tinggi membuat produk menjadi kabut 2. kabut produk 3. Heat distributor: meratakan udara panas ddlm mesin ( membuat turbulensi lebih sempurna ) 4. Outlet: lubang pengeluaran produk 5. Screener: berfungsi menyaring produk tdk keluar. 6. Cerobong uap 7. Tangki produk 8. Manometer: pengukur tekanan semprotan produk 9. Heater : pemanas 10. Kipas 11.Katup pengatur kecepatan udara 12.Motor pemutar nozlle Mekanisme bekerjanya mesin: Produk yang berasal dari tangki (7) disemprotkan dengan tekanan 2 – 5 Kg/Cm2 kedalam boom pengering oleh nozzle (1) yg berputar dengan kecepatan tinggi. Produk yg telah menjadi kabut dilawan arahnya dengan udara pemanas dg suhu >100oC (atau yg disyaratkan) Udara pemanas berasal dari hembusan kipas ( 10 ) yg kemudian dipanasi oleh heater (9) dan didistribusikan oleh head dstributor ( 3 ). Produk yg telah kering (mejadi tepung) turun menuju outlet ( 4 ). Untuk mengurangi kehilangan produk, pada cerobong uap ( 6 ) dipasang filter/saringan ( 5 ). Pengaturan besar kecilnya debid hembusan udara, dilakukan dengan mengatur katub (11).
  • 15. 12 Mesin pengering Spry Dryer 12 5 6 8 1 . . ................. ..................... .........2.......... ..................... ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,, ,,,,,,,, ,, .......3... .... ------ - - 7- ----------- 9 4 11 7 10
  • 16. 13 5. Pengering tekan (Pneumatic dryer) Digunakan untuk pengeringan produk yg berbentuk tepung, butiran, atau pouder. Bagian utama dan fungsinya: 1. Tabung produk & produk 2. Blower separator: kipas utk menghaburkan produk 3. Blower pemanas 4. Heater 5. Blower separator 6. Camber mixer: ruang turbelensi aliran udara panas 7. Pipa-pipa pengering 8. Kipas penghisap uap air 9. Kipas outlet: kipas utk mengeluarkan produk 10.Ciklon: ruang/tabung pengendapan produk 11.Screener : penyaring produk agar tdk keluar Mekanisme bekerjanya mesin Produk yang turun dari tangki (1) dihamburkan oleh kipas 2, kemudian dihisap oleh kipas separator 5 dan ditekan menuju ruang camber mixer 6, dicampur dg udara panas yg dihembuskan dari kipas 3. Campuran udara panas dg produk dlm chamber, karena adanya tekanan dari kipas 2,3 dan kipas 5 masuk kepipa pengering 7. Dalam chamber dan pipa 2 pengering 7, produk mengalami proses pengeringan shg berupa debu kering dan akan turun ke-ruang ciklon (pengendapan). Dalam ruang pengendapan produk kering dikeluarkan oleh kipas outlet 9 menuju bak penampungan. Utk menghindari kehilangan produk akibat pengisap uap air 8, dipasang screener (filter) diruang ciklon. Ket: Unutk mendapatkan hasil pengering yang dikehendaki yang diperhatikan terutama pengaturan suhu, dan kecepatan kipas- kipas peneringan. 14
  • 17. 6.Fluid Bed dryer Mesin pengering fluid bed dryer terutama digunakan utk mengeringkan produk yang berbentuk butiran dan tepung. Mekanisme bekerjanya mesin: Produk (2) turun secara grafitatif (dengan gaya beratnya sendiri menuju ruang pengering. Bersamaan dengan itu hembusan udara dari blower(4) dan dipanasi oleh heater (3) mengarah keproduk diruang pengering. Produk diruang pengering akan kering. yang dimensinya besa langsung menuju outlet,yang ukuranya kecil masuk keruang ciklon(9) sedangkan uap air akan keluar dihisap oleh kipas (8) Alat/mesin pengering Drum dryer Bagian utama dan fungsinya : 1. Cerobong uap: tempat keluarnya uap air 2. Distributor : pembagi debid cairan yg dikeringkan 3. Heat drum: memanasi/mengeringkan produk 4. Shear knives: mengiris produk kering yg menempel di drum dryer 5. Katup outlet control : mengatur keluarnya produk kering dari ruang pengering 6. Blower: pendingin dan penghantar produk menuju outlet. Mekanisme bekerjanya alat: Produk cairan yang berada dalam bak(8), mengalir menuju distributor(2) dan diratakan keseluruh permukaan heat silinder drum(3) yang berputar. Mengingat Heat drum berputar permukaannya dlm keadaan panas, produk cairan menjadi kering dan menempel pada permukaan. Oleh shear knives(4) produk disisir/diiris shg lepas dari permukaan silinder, turun menuju katup outlet (5). Produk yang keringnya belum sempurna belum bisa turun dengan beratnya sendiri. Sedangkan yang sudah kering benar akan keluar. Keluarnya produk yang masih panas menuju outlet didorong oleh hembusan kipas (6) yang sekaligus sebagai pendingin produk(powder). 15
  • 18. MESIN PEMARUT KELAPA Hopper Spike drum (gigi pemarut) Produk Pully mesin Drum pemarut * * * * * * * * * * * * * * ** * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * ** * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *** * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * Belt Bak penampung parutan Pully motor Motor Penggerak (Motor Listrik) Fungsi Bagian Utama 1. Spike drum berfungsi membuat kelapa parutan kelapa 2. Drum pemarut: tempat kedudukan spike drum 3. Pully mesin berfungsi tempat kedudukan belt pengambilan tenaga dari motor listrik. 4. Belt berfungsi menyalurkan tenaga dari motor listrik menuju mesin pemarut. 5. Pully motor berfungsi tempat kedudukan belt menyalurkan tenaga ke drum pemarut 6. Motor penggerak berfungsi sebagai sumber tenaga mesin. Mekanisme bekerjanya mesin 1. tombol motor listrik dibuka, maka drum mesin pemarut berputar, perputaran drum pemarut besarnya tergantung pada ukuran pully mesin, semakin kecil ukuran pully semakin besar perputaran drum pemarut. 2. Produk (cukilan kelapa) dimasukan kedalam hopper. Untuk keperluan santan, cukilan kelapa perlu dipegang supaya arah parutan memotong serat kelapa, untuk keperluan yang lain cukup dimasukan dalam hopper.
  • 19. 16 Mesin penepung Produk Hopper Disk impact Thooth impact screener outlet motor listrik bak penampung Cassing Bagian utama & fungsinya : 1. Hopper: penampung pruduk yg akan digiling 2. Disk impact: tempat kedudukan gigi pemukul (thooth impact) 3. Thooth impact: pemukul produk mjd tepung 4. Screener (ayakan): menyaring tepung sebelum keluar melalui outlet) 5. Cassing( rumah mesin): tempat kddk mesin Mekanisme bekerjanya mesin: Motor listrik dihidupkan. Produk ( beras) yang ditepung di masukan dalam hooper masuk kedlm ruang penepung, beras dipukul oleh gigi thooth imct ukuran kecil masuk dalam screener, yg sangat halus akan keluar menuju outlet, yg masih kasar terpukul ulang sehingga ukuranya lembut.
  • 20. 17 Mesin Penggilingan daging 2 3 44 4 1 ** ** ** ** ** ** ** ** ** 5 6 Bagian utama & fungsi: 1. Cassing (rumah screw roller): tempat kedudukan screw roller 2. Hopper : tempat produk dimasukan 3. Outlet: lubang pengeluaran produk yg tergiling 4. Pully mesin: Roda penerima tenaga dr motor 5. Screw roller: roll penghancur prd bentuk ulir sekrup 6. Motor penggerak : sumber tenaga pemutar mesin Mekanisme bekerjanya alat penggiling daging: Daging yg dimasukan dlm hopper , turun menuju ruang penggilingan dan langsung dihancurkan oleh screw roller dg cara diputar dan akhirnya menuju outlet. Derajad kehalusan ditentukan oleh perputaran screw roller. Perputaran roll > produk lebih halus 18
  • 21. Skema alat/mesin distilasi slang pendingin pendingin pengembun ………………………. Produk penampung distilan Pemanas Mekanisme bekerjanya alat: Produk dimasukan dalam tabung pemasak yang berisi air, kemudian air dididihkan, sehingga zat yang terkandung dalam produk larut dengan air yang mendidih. Campuran uap air dan zat distilan menguap melalui slang pendingin dan masuk kdlm ruang pengembunan, dan akhirnya embun( cairan ) ditampung dalam bak penampung distilan. 19
  • 22. Alat/mesin oven thermometer p ruang ovenrr rrr ruang oven pipa pemanas A produk yang dioven katup bhn bakar Cara penggunan: 1.Tempatkan produk pada rak /loyang dlm ruang oven 2.Buka katup tabung gas 3.Nyalakan dengan korek api pada pipa pemanas A kemudian bila perlu dapat dengan pipa pemanas B 4.Amati suhu pemanas dan atur suhu pemanas sesuai yang dikehendaki, dengan mengatur katup bahan bakar. Keterangan: Selama proses pengolahan harap selalu dlm pengawasan, terutama bila dioperasikan pada suhu yang tinggi 20
  • 23. MESIN PENGGORENG SANGAN 1. Inlet (Lubang pemasukan Produk) 2. Pully mesin *** * * * * Drum * * * Penggoreng * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * **** * * * * * * * * * * * * * * ** * * * * * * * * * * *** * * * * * * * * * 3. Belt 4. Outlet 5. Pemanas 6. Pully motor 7. Motor Listrik Fungsi Bagian Utama 1. Inlet : Lubang untuk memasukan produk yg akan digoreng 2. Pully mesin : rodang pengambilan tenaga dari motor 3. Belt : streng/sabuk pemindah tenaga dari motor ke mesin 4. Outlet : Lubang pengeluaran produk masak 5. Pemanas : berfungsi memanasi produk (berupa kompor) 6. Pully motor : Roda pemberi tenaga 7. Motor penggerak : memutar bum memasak 8. Drum penggoreng: tempat kedudukan produk yg digoreng Cara kerjanya mesin: Produk yang telah dituangkan kedlm drum penggoreng, kmd ditutup dan dipanasi oleh pemanas yang berupa kompor gas metana atau minyak atau pemanas lain(listrik). Bersamaan pemanas diaktivkan, drum penggoreng diputar pula agar didapatkan pemanasan/pemasakan produk yg merata, dengan membuka tombol motor listrik. Berputarnya drum pemasak digerakan oleh motor listrik melalui transmisi puly dan belt. Untuk mendapatkan kwalitas produk masak yg baik perlu dikontrol setiap saat dengan interval waktu 5 – 10 mnt. 21 MESIN PENGGORENG VAKUM
  • 24. 1. Inlet /outlet (Lubang pemasukan Produk) 2.manometer 3. thermometer 4. Drum penggoreng * * * * * * * * * * * * * ** * * * * * * * * * * 5.Produk * * * * *** * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * minyak goreng 5.Pemanas 6. Mesin vakum Fungsi Bagian Utama 1. Inlet/outlet: Lubang untuk memasukan dan mengeluarkan produk yg digoreng 2. Manometer: pengukur tekanan dalam drum penggoreng 3. Thermometer: Pengukur suhu 4. Drum penggoreng: tempat kedudukan produk yg digoreng 5. Pemanas : berfungsi memanasi produk (berupa kompor) 6. Mesin vakum: menurunkan tekanan dlm drum penggoreng Cara kerjanya mesin: . Produk yg telah dituangkan kedlm drum penggoreng, kmd ditutup rapat jangan sampai bocor. Kompor pemanas diaktifkan yg berupa kompor gas metana atau minyak atau pemanas listrik. Amati tekanan drum penggoreng pada manometer mesin pemvakum dan atur tekanan dalam drum penggoreng dgn mengatur kecepatan air dengan klep pengatur kecepatan air. Amati dan atur suhu penggorengan yg disyaratkan pada termometer, dengan mengatur besar kecilnya api pemanas. Untuk mendapatkan kwalitas produk baik perlu dikontrol lama penggorengan dan tingkat matang/masak produk setiap saat dengan interval waktu 5 – 10 menit tergantung jenis prfoduk yg digoreng. 22 Skema mesin pemvakum:
  • 25. tttt Tekanan < 1 atm tekanaqn Drum penggoreng D Air Pompa A B C Mekanisme bekerjanya mesin vakum Azas Bornuolli : aliran fluida dalam pipa, PV = constan Dimana P = tekanan fluida V = kecepatan aliran Pada saat mesin penggoreng belum aktif: P di A = di B = di C Pada saat mesin penggoreng aktif: Pipa A dihubungkan dengan bak penampung air, demikian juga pipa C. Pada waktu pompa air dihidupkan, maka air terhisap dari bak, melalui pipa A, pipa B, pipa C dan akhirnya masuk ke bak penampung lagi. Pada saat pompa bekerja, PV di 3 titik = constan, kecepatan air di B sangat besar, tetapi tekanan di B sangat kecil, demikian juga tekanan di D. Karena tekanan di D sangat kecil maka tekanan di drum penggoreng juga berkurang. Besar kecilnya tekanan di drum penggoreng sangat dipengaruhi oleh bekerjanya mesin pompa. Kegunaan mesin penggoreng vakum Terutama digunakan untuk menggoreng produk-pertanian yang nilai gizinya mudah rusak karena suhu tinggi, misalnya buahbuahan dan sayuran 23
  • 26. Mesin Perajang 1 8 2 4 3 5 6 7 Fungsi Bagian Utama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Inlet : Lubang untuk memasukan produk yg akan dirajang Rotor disc : tempat keduduan pisau pengiris ( blade ) Blade : Pisau pengiris Pully mesin : roda pengambilan tenaga dari motor Belt : streng/sabuk pemindah tenaga dari motor ke mesin Pully motor listrik : roda transmisi tenaga dari motor listrik Motor penggerak : sumber tenaga perajangan Pull handle : mengatur kedudukan produk Dasar mekanisme bekerjanya mesin: Produk yg akan diiris (ditipiskan) ditempatkan pd inlet mesin, kmd dg gerakan disc rotor yang berputar, produk teriris oleh blade (pisau pemotong) menjadi irisan tipistipis. Tebal /tipisnya produk ditentukan dg cara mengatur kedudukan blade pada disc rotor. Cara pengoperasian mesin slicing (perajangan): 1. 2. 3. 4. Produk yg dirajang diletakan di inlet pd posisi membujur Motor listrik dihidupkan Dorong produk dg pull handle hingga produk habis teriris Untuk menentukan tebal/tipisnya hasil irisan produk, dilakukan dengan mengatur posisi blade pada rotor disc 5. Untuk mendapatkan irisan yang baik pisau harus selalu tajam dan bersih dari kotoran produk. 24 Randement dan effiensi mesin
  • 27. Randement adalah perbandingan antara output dengan input. - output mesin kinerja mesin pada umumnya berupa produk yang dikehendaki (head yeald) - input mesin pada umumnya berupa produk brutto Contoh : 1. Pengoperasian mesin penepung beras randemen penepungan = bobot tepung . x 100% beras Misal diketahui bobot beras 1 Kg, bobot tepung setelah beras ditepungkan 0,95 Kg, maka randement penepungan = 0,9 Kg x 100% = 90% 1 Kg Bobot tepung kurang dari 1 Kg, karena ada tepung yang tercecer, terbang, dan kemungkinan kehilangan kadar air tepung akibat panas gesekan mesin. 2. Proses distilasi minyak mawar Randement = minyak wangi . x 100 % Berat mawar Misal diketahui hasil distilasi bunga mawar 100 kg, sebesar 1,5 liter minyak wangi, maka bila diasumsikan bert jenis munyak 0,8, maka randement = 1,5 x 0,8 x 100% = 1,2 % 100 3. Pengoperasian mesin perajang singkong Misal diketahui bobot brutto singkong 1 Kw, setelah dirajang akan dijadikan keripik beratnya 75 Kg, maka Randement perajangan = 75 Kg . x 100% = 75% 100 Kg Kehilangan berat 25 Kg, karena : kulit singkong, irisan tercecer, kotoran, maupun ada uap air yang hilang (kecil). Effisiensi: perbandingan Output dengan input tenaga mesin. Misalkan motor listrik 1,5 Hp dioperasikan untuk menggilling daging, ternyata setelah dioperasikan hanya mampu mengeluarkan daya 1,2 Hp, maka effisiensi motor 1,2 . x 100% = 80% 1,5 Hilangnya tenaga karena ada gesekan pada belt transmisi dan hilang sebagai tenaga panas; 25 Drum perontok
  • 28. Thresher (perontok type drum), biasanya digunakan untuk merontokan hasil pertanian yang berupa butir, contohnya padi, kedele, sorgum. Bagian utama dan fungsi bagian utama: 1. Floor inlet: tempat awal produk yang akan dirontok 2. Drum perontok: tempat kedudukan gigi-gigi perontok/rotor 3. Gigi rotor: berfungsi memukul produk dengan cara berputar hingga lepas dari tangkai butir 4. Saringan(screen): menyaring /memisahkan butir-butir produk dengan tangkai atau seresah lainya 5. Blower: berfungsi untuk memisahkan produk bersih dengan kotoran. Mekanisme bekerjanya mesin: Produk yang berada di floor inlet didorong menuju ruang perontokan. Dalam ruang perontokkan produk dibentur dengan benturan gigi perontok(rotor). Dengan gaya beratnya sendiri produk akan turun menuju screen (saringan).Dalam screen produk dipisahkan antara jerami & kotoran lainya dengan butir produk. Butir produk yang telah melewati saringan, langsung turun menuju outlet. Agar produk bersih, kotoran (jerami, seresah) dihisap oleh blower.
  • 29. Mesin penggilingan padi (huller, Rice milling) Bagian utama dan fungsinya: 1. Hopper: tempat gabah yang akan digiling 2. Katup inlet: mengatur besar/kecilnya gabah yang akan digiling menuju roll penggiling 3. Pengatur jarak roll: mengatur renggang-dekatnya kedua roll, sehungga berpengaruh terhadap kwalitas penggilingan. 4. Roll utama: mengupas gabah dengan cara gesekan dengan produk, beputar lebih cepat dari pada roll penuntun 5. Roll penuntun: mengupas dan mengarahkan gabah tergiling menuju screen 7.separator: memisahkan beras utuh dengan beras pecah, dengan gerakan oxilasi (geser kanan-kiri) 8.Pintu pengatur kecepatan angin: berfungsi mengatur deras/tidaknya udara yang dihembus blower untuk membersihkan beras dari kotoran. Keterangan: Untuk mendapatkan kwalitas giling yang baik hal yang perlu diperhatikan adalah kadar air gabah ( + 18 %), dan pengaturan jarak roll utama dan roll penuntun. Terlalu dekat, beras mudah pecah, terlalu renggang, derajad penggilingan kurang baik (masih banyak gabah yang belum tergiling)
  • 30. Jadwal kerja wajib Pak Basito Hari Mtk S1 Mesin Limbah Senin Selasa 7.00 – 8.40 IT 1A 7.00 – 840 ITP 3A 9.40 -12.20 IT 1B Rabu Kamis 8.50- 10.30 8.50- 10.30 7A Jum’at 13.00–14.40ITP B 14.50-16.307B Hari Mtk 16.40-18.30 Thp B D3 Pengemasan Sanitasi R 20, 8 20, 9 20.19 9,20 R Senin 3 Selasa 17.40 - 18.30 Thp 7 Rabu 16.40-18.30 Thp A 4 Kamis 18.30 - 19.20 Far 5 Jum’at 16.40-17.30Thp A 5 17.40-18.30Thp B