SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR
Oleh:
KELOMPOK 3
1. Amalia Lutvia (H0912008)
2. Ayu Novia (H0912021)
3. Citra Maylinda (H0912029)
4. Dhita Ekaristi (H0912037)
5. Fadhila Putri (H0912048)
6. Fransiska Puteri (H0912056)
7. Guruh Panji (H0912061)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
ACARA V
PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum acara VPengecatan Sederhana Sel Khamirini
adalah untuk mempelajari bentuk sel, membedakan sel yang mati dan hidup
dan menghitung presentase kematian khamir.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengamati mikroba dengan mikroskop cahaya dapat disiapkan
dua macam preparat yaitu preparat (siapan) yang bersifat basah (wet mount
preparation) dan olesan yang diwarnai. Ada dua macam preparat basah, yaitu
lekapan basah (wet mount) dan tetesan gantung. Preparat semacam ini
digunakan dalam mikrobiologi terutama karena memungkinkan dilakukannya
pengamatan bentuk dan ukuran organisme secara individu, penataan dan
pengelompokan khas sel-sel bakteri (Hadioetomo, 1993).
Fungi uniseluler yang dipercaya berkembang dari nenek-nenek moyang
multiseluler. Funsi terdiri atas jalinan benang-benang bercabang banyak
berbentuk hifa. Benang-benang atau filamen tersebut hanya terbagi-bagi tak
sempurna menjadi sel-sel terpisah oleh dinding-dinding, yang tersebaar
diseluruh hifa. Keseluruhan massa filamentus disebut miselium. Dalam
miselium yang seddang tumbuh cepat pada fungsi parasitik, seringkali muncul
hifa-hifa terspesialisasi yang disebut haustrori (Fried, 2007).
Yeast atau khamir merupakan mikroorganisme golongan fungi
yang berbentuk uniseluler yang memiliki daya tahan yang tinggi oleh adanya
antibiotik, memiliki sifat antimikroba, serta memiliki ketahanan terhadap
garam, asam dan gula. Beberapa jenis yeast telah ditemukan pada susu dan
produk susu fermentasi. Spesies Candida, Kluyveromyces marxianus,
Cryptococcus flavus, Sacharomyces cerevisiae pada susu steril, Hansenula
subpelliculosa, Candida tropicalis, dan Pichia etchelsii ditemukan pada susu
kuda yang beredar di Bandung, Candida tropicalis, Geotrichum candidum,
dan Saccharomyces cerevisiaepada dadihjenis Pichia membranaefaciens,
P.fermentans, Candida famata, Debaryomyces hansenii, Kluy.marxianus,
Candida lypoliticadan C. catenulate pada Autralian cheddar cheeses
(Putranto, 2005).
Khamir merupakan sekelompok jamur yang terdiri dari sel-sel tunggal
atau hifasederhana maupun miselium sempurna yang berkembangbiak dengan
tunas membelahatau spora.Mampu memfermentasi gula menjadi alkohol.
Khamir dibedakan atas 2 (Dua) kelompok, sejati yaitu khamir yang dapat
menghasilkan askospora, khamir semu yakniyang tidak dapat menghasilkan
askospora dan hanya berkembang biak secara aseksualdengan tunas. Sebagai
contoh khamir sejati adalahSaccharomyces cerevisiaeyangterdapat didalam
ragi roti. Sedangkan contoh khamir semu adalahCandida spyang berperan
didalam pembuatan tapai.Salah satu cara menentukan kualitas ragi roti adalah
penentuan persentasi sel-selyang sudah mati dengan memberikan larutan
metilen biru 0,1 %. Sel-sel yang telah matitidak mampu mereduksi metilen biru
sehingga tetap berwarna biru sedangkan sel-selyang masih hidup mampu
mengubah warna dan metilen yang berwarna biru menjadimetilen yang
berwarna putih, jadi sel-selnya tetap berwarna bening.Lebih dari 60.000 spesies
dari divisio ini telah teridentifaksi. Jenis yeast Debaryomyces spp,
biasanyaterdapat di tanah, air, tumbuhan, makanan danspesimen yang berasal
dari klinik. Klasifikasitaxonomi terbaru terdapat 15 species dalam genusini.
Akan tetapi Debaryomyces hansenii yangmenarik untuk dipelajari adalah
tentang aktivitasfisiologi dan biokimianya. Debaryomyces hanseniiadalah jenis
spesies yang paling signifikan dansering terdapat dalam produk susu dan juga
padaproduk hewan yang lain seperti sosis, ham,frankfurters, bacon dan produk
lainnya (Balla, 2007).
Khamir itu bersifat fakultatif, artinya mereka dapat hidup dalam
keadaan aerobik maupun keadaan anaerobik. Banyak khamir tergolong kelas
Ascomycetes karena berbentuk askospora. Pola sederhana pembentukan
askospora tampak pada daur hidup khamir yang umum, yaitu
Schizosaccharomyces. Secara seksual, genus khamir ini memperbanyak diri
melalui pembelahan biner melintang. Khamir sekelas ini sperti khamir dari
Saccharomyces c (digunakan untuk membuat roti, anggur dan bir),
memperbanyak diri secara aseksual bertunas. Reproduksi aseksual pada
Ascomycetes berfilamen adalah dengan pembentukan konidia dalam jumlah
besar (Pelczar, 1986).
Saccharomyces termasuk Ascomycotina yang bersel satu yang bisa
disebut khamir. Karena itu khamir tidak mempunyai hifa maupun tubuh buah.
Pembiakan aseksual dengan bertunas. Karena bertunas dan sel anak tidak lepas
maka terbentuk rantai sel yang bercabang-cabang. Pembiakan seksual dapat
terjadi apabila lingkungan tidak sesuai lagi untuk perkembangan seksual. Dua
sel khamir haploid bersatu berbentuk zigot (2n) yang kemudian membesar
membentuk askus. Inti haploid (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 8
spora askus yang haploid (n). Spora kana tumbuh menjadi individu baru.
Saccharomyces cerevisiae membentuk beberapa varietas, semua dapat
mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 (Winatasasmita, 1994)
Meskipun berbagai spesies khamir berbeda-beda dalam sifat
fisologinya, tetapi khamir yang penting dalam industri pada umumnya
mempunyai sifat-sifat fisiologi yang umum.Kebanyakan khamir tumbuh paling
baik pada kondisi dengan persediaan air cukup. tetapi karena khamir dapat
tumbuh pada medium dengan konsentrasi solut (gula atau garam) lebih tinggi
daripada bakteri, dapat disimpulkan bahwa khamir membutuhkan air untuk
pertumbuhan lebih kecil dibandingkan kebanyakan bakteri.
Batas aktivitas air terendah untuk pertumbuhan khamir berkisar antara
0,88-0,94, misalnya untuk khamir bir adalah 0,94, untuk khamir yang
ditemukan pada susu kental adalah 0,90, sedangkan untuk khamir roti adalah
0,905. Banyak khamir bersifat osmofilik, yaitu dapat tumbuh pada medium
dengan aktivitas air relatif rendah, yaitu sampai 0,62-0,65 pada sirup, meskipun
beberapa khamir osmofilik tidak dapat tumbuh pada aktivitas air sekitar 0.78
dalam larutan garam maupun sirup. Masing-masing khamir mempunyai batas
aktivitas air minimal dan kisaran aktivitas air untuk pertum- buhan berbeda-
beda, yaitu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kandungan nutrien
substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen, ada tidaknya senyawa penghambat,
dan sebagainya.
Ragi sel Saccharomyces cerevisiae (ragi roti)saat ini digunakan dalam
penelitian untuk meningkatkan hasilproduksi bio-ethanol dari gula. Sel-sel ragi
milik eukariota dan diklasifikasikan sebagai Jamur.Ragi tidak memerlukan
sinar matahari untuk tumbuh, tapi jangan gunakangula sebagai sumber energi.
Sel S. cerevisiae menggunakan tiga jalur utama untukpertumbuhan
padaglukosa.
Pertama, fermentasi glukosa:
C6H12O6 (s) 2CH3CH2OH (l) + 2CO2 (g)
Kedua, oksidasi glukosa:
C6H12O6 (s) + 6O2 (g) 6CO2 (g) + 6H2O (l)
Ketiga, oksidasi etanol:
CH3CH2OH (l) + 3O2 (g) 2CO2 (g) + 3H2O (l)
Ketiga jalur menunjukkan bahwa sel-sel S. cerevisiaedapat tumbuh baik
dilingkungan oksigen bebas danlingkungan yang kaya oksigen. Selain itu, hal
itu menunjukkan bahwa pertumbuhandapat terjadi ketika glukosa menjadi
sangat terbatas ataugas absen dan oksigen hadir (Slaa, 2009).
Ragi Saccharomycescerevisiaejelaseukariotikpaling
idealmikroorganismeuntuk studibiologi. The"kekuatan yang luar biasa
ragigenetika" memilikimenjadi legendarisdanmembuat iriorang-orang
yangbekerja denganeukariotalebih tinggi. Ituurutan lengkapdari
genomtelahterbukti sangatberguna sebagai
referensiterhadapurutangeneukariotikyang lebih tinggimanusia danlainnya.
Selain itu,kemudahanmanipulasi genetikragimemungkinkanpenggunaannya
untukmudahmenganalisis danfungsionalmembedahproduk gendarieukariota
lainnya.
Meskipunragimemilikikompleksitasgenetiklebih besar daribakteri, yang
mengandung3,5kali lebihDNAdari selEscherichia coli, mereka berbagi
banyaktekniskeuntungan yangdiizinkankemajuan pesat dalamgenetika
molekularprokariotadanvirusmereka.Beberapasifat yang membuatragisangat
cocok untukstudi biologimeliputipertumbuhan yang cepat, sel-seltersebar,
kemudahanreplikaplating danisolasimutan, sistem genetikyang terdefinisi
dengan baik, danyang paling penting, yang sangat serbaguna
DNAsistem transformasi. Tidak seperti banyakmikroorganisme lainnya,
S.cerevisiaelayakdengan berbagaipenanda. Menjadinonpathogenic, ragidapat
ditanganidengan sedikittindakan pencegahan. Jumlah besarragirotinormal yang
tersedia secara komersial dandapatmenyediakan sumbermurah untukstudi
biokimia. Dapat tumbuhpadakimiadidefinisikanmedia
(Schneiter, 2004).
Metil biru merupakan pewarna thiazine yang kerap digunakan sebagai
bakterisida dan fungsida pada akuarium.Di beberapa tempat penggunaan bahan
ini sudah semakin tidak populer karena diketahui mempunyai pengaruh buruk
terhadap filtrasi biologi dan kemampuan warnanya untuk melekat pada kulit,
pakaian, dekorasi akuarium dan peralatan lainnya termasuk lem akuarium.
Diduga bahan inipun dapat berakibat buruk pada tanaman.Metil biru diketahui
efektif untuk pengobatan ichthyopthirius (white spot) dan jamur. Selain itu,
juga sering digunakan untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan. Metil
biru biasanya tersedia sebagai larutan jadi di toko-toko akuarium, dengan
konsenrasi 1 - 2 persen. Selain itu tersedia pula dalam bentuk serbuk.
Pada masa kini khamir paling banyak digunakan untuk
keperluanberbagai industri dalam proses produksi minuman beralkohol,
biomasa, ekstrak untuk keperluan industri kimia, senyawa beraroma dan
produksi protein rekombinan untuk menunjang kegiatan bioteknologi
khususnya bidang molekuler biologi. Peranan khamir dalam bidang biologi
molekuler adalah sebagai mikroba eukariot uniseluler yangmempunyai
kemampuan untuk disisipkan dengan gen mikroba lain. Untuk mencapai
produk yang diinginkan harus melalui proses teknologi tinggi dan modern,
biayanya relatif mahal namun produk yang dihasilkan bermutu tinggi, sehingga
jika diperhitungkan secara ekonomi lebih menguntungkan (Ahmad, 2005).
III. METODE
a. Alat dan Bahan
1. Alat:
a.) Mikroskop
b.) Gelas Benda
c.) Gelas Penutup
d.) Pipet
e.) Jarum Ose
f.) Spirtus
g.) Tabung reaksi
2. Bahan
a) Biakan Saccharomyces cerevisiae
b) Methylen Blue 0,01%
c) Alkohol
b. Cara Kerja
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan
alkohol
Methylen Blue
Diambil satu tetes dan diletakkan ditengah gelas benda
Biakan khamir 24 jam/ 48 jam
Diambil secara aseptik dengan jarum ose dan diletakan
di gelas benda, lalu campur dengan baik
Ditutup dengan gelas penutup dan diamati di
mikroskop
IV. PEMBAHASAN
Tabel 5.1 Presentase Kematian Sel Khamir
Sumber: Laporan sementara
Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena
bentuknya yang terutama uniseluler. Bentuk sel khamir yaitu bulat, oval,
silindris, ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing), segitiga
melengkung (triangular), berbentuk botol, apikulat atau lemon. Pada
penelitian kali ini bentuk sel yeast yang diamati termasuk dalam golongan
bulat.
Untuk menentukan apakah apakah sel bakteri hidup dan mati yaitu
dengan dengan melihat warna bakteri tersebut.Bakteri mati warna biru
sedangkan bakteri yang hidup warna transparan karena bakteri yang sudah
mati tidak dapat merangsang bahan atau alat- alat yang berada di luar
untuk masuk ke dalam tubuhnya, seperti warna cat yang di berikan pada
bakteri. Bakteri yang mati akan menyerap warna cat yang di berikan,
sehingga bakteri yang mati berwarnan biru sesuai dengan warna cat yang
di berikan yakni cat methylenblue.
Hasil yang didapatkan bakterinya lebih banyak pada biakan murni
yang 24 jam daripada yang 48 jam. Empat sample pertama menggunakan
suspensi khamir yang berumur 24 jam, dengan masing-masing jumlah sel
Kelompok Umur Khamir Sel Mati Sel Hidup %Kematian
1 24 31 44 41,33%
2 JAM 114 235 32,29%
3 646 146 81,57%
4 213 16 93,01%
5 48 93 45 67,39%
6 JAM 9 97 8,49%
7 35 4 89,74%
8 57 64 47,11%
Dihitung sel-sel khamir yang mati dan yang hidup
mati yang dihitung yaitu 31, 114, 646, dan 213. Jumlah sel hidup yang
terhitung yaitu 44, 253, 146, dan 16. Serta % Kematian yang diperoleh
berturut-turut adalah 41,33%; 32,27%; 81,57% dan 93,10%. Empat sample
selanjutnya menggunakan suspensi biakan 48 jam dengan masing-masing
jumlah sel mati yang dihitung yaitu 93, 9, 35, dan 57. Sementara jumlah
sel hidup yang terhitung yaitu 45, 97, 4, dan 64. Serta % Kematian yang
diperoleh berturut-turut adalah 67,39%; 8,49%; 89,74% dan 47,11%.
Setalh dibandingkan, rata-rata % kematian yeast antara umur 24 jam
dengan 48 jam didapatkan hasil yang lebih besar pada suspensi biakan 24
jam yaitu 62.06% sedangkan suspensi biakan 48 jam adalah53,18%.
Khamir yang berumur 24 jam memiliki rata-rata jumlah sel mati
lebih besar daripada rata-rata jumlah sel khamir yang berumur 48 jam
yaitu 1004 sel khamir sedangkan sel yang hidup 441 sel dan pada khamir
berumur 48 jam sel yang mati yaitu 194 sel dan yang hidup 210 sel.
Dengan nilai presentase pada sel khamir 24 jam yaitu 69,48% sementara
sel khamir berumur 48 jam hanya 48,02%. Lebih kecil dari sel khamir
yang berumur 24 jam. Hal ini menyimpang dari teori yang ada. Teori yang
diakui yaitu khamir yang berumur 24 jam memiliki jumlah sel mati yang
lebih kecil dari yang berumur 48 jam. Penyimpangan ini bisa saja terjadi
dikarenakan pada saat pengambilan suspensi menggunakan jarum ose,
terambil terlalu sedikit pada khamir yang berumur 48 jam. Sehingga hanya
sedikit khamir yang terlihat di lensa mikroskop. Selain itu kurang sterilnya
alat-alat yang dipergunakan.
Faktor yang mempengaruhi perbedaan jumlah khamir yang mati
dan yang hidup pada sel khamir 24 jam dan 48 jam disebabkan karena
lautan metylen blue yang bersifat toksik bagi khamir dan khamir yang
berumur 48 jam tidak dapat mentolelir larutan menthylen blue daripada
khamir yang berumur 24 jam sehingga lebih banyak khamir yang mati
(Ana, 2012). Selain itu kecepatan pertumbuhan sel khamir pada jam ke 0
sampai jam ke 24 lebih rendah dari jam-jam berikutnya disebabkan karena
mikroba masih dalam fase adaptasi (fase log) dimana sel masih beradaptasi
dengan kondisi lingkungannya. Fase ini mikroba merombak substrat
menjadi nutrisi untuk pertumbuhannya. Pada jam berikutnya yaitu
memasuki jam ke-24 sampai jam ke-48 terlihat adanya percepatan
pertambahan sel mikroba. Hal ini menandakan bahwa telah memasuki fase
pertumbuhan eksponensial (fase log) pada fase ini khamir bereproduksi
dengan membentuk tunas. Setelah jam ke-48, sel khamir memasuki fase
kematian yaitu ditandai dengan jumlahnya yang mulai meurun, hal ini
karena metabolit primer yang dihasilkan bersifat racun bagi khamir, maka
dari itu hal ini membuat sel khamir 48 jam lebih banyak yang mati
dibandingkan sel khamir yang berumur 24 jam.
Disamping itu ketika perhitungan jumlah sel dilakukan, mata kita
harus jeli dalam menghitung satu per satu sel yang ada, antara yang sudah
dihitung dan sebaliknya. Selain itu pengamatannya pun memakan banyak
waktu, dalam arti pengamatan yang terlalu lama, karena memungkinkan
sel itu mati, degenerasi dan lain sebagainya.
Penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi
alkohol dari sumber karbohidrat, misalnya pati dan molase, prisip
fermentasi ini digunakan dalam produksi alkohol, anggur, brem, minuman
keras, dan sebagainya.Jika sebagai sumber karbohidrat digunakan pati,
misalnya pati jagung, ubi kayu, beras, dan pati lain-lainnya, pati tersebut
harus terlebih dahulu dihidrolisis menjadi gula-gula sederhana yaitu
glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya
menggunakan enzim dari malt barlel atau kapang, atau dengan kombinasi
asam dan pemanasan.Selain untuk memproduksi alkohol, khamir juga
digunakan dalam industri lainnya misalnya dalam pembuatan roti untuk
memproduksi gas karbon dioksida secara cepat sehingga membuat lubang-
lubang pada roti dan mengembangkan roti, pembuatan protein sel tunggal,
dan pembuatan makanan-makanan tradisional seperti tape dan brem.
E. KESIMPULAN
Dapat ditarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan, yaitu :
1. Khamir sejati secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk
bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh
strainnya.
2. Pengecatan sel khamir ditemukan bentuk sel khamir yakni oval dan bulat
lonjong secara morfologinya.
3. Fungsi dari methylen blue dalam pengecatan sel khamir adalah sebagai
indikator untuk memberikan perbedaan yang nyata antara sel yang hidup
dan sel yang mati.
4. Sel yang mati mengalami kerusakan pada membran selnya, protein dalam
sel keluar dan berikatan dengan biru tripan, sehingga sel yang mati akan
berwarna biru karena telah menyerap methylen blue dan sel yang hidup
berwarna transparan karena tidak menyerap methylen blue.
5. Untuk menghitung presentase kematian sel khamir dengan cara membagi
jumlah sel yang mati dengan jumlah sel yang hidup ditambah sel yang
mati kemudian dikalikan 100%
6. Rata-rata presentase kematian sel yang berumur 24 jam adalah 69,48% dan
rata-rata sel khamir yang berumur 48 jam yaitu 48,02%.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae
Untuk Ternak. Balai Penelitian Venteriner WARTAZOA. Bogor.
Ana. 2012. http://ana5sisi.blogspot.com/2012/06/halaman-pengesahan-laporan-
mingguan.html. Diakses tanggal 24 Mei 2013 pukul 16:00WIB
Balia, Roosita L. 2007. Deteksi Intra dan Ekstraseluler Poliol Pada Pertumbuhan
Yeast Toleran Debaromyces hanseii Dalam Asam dan Larutan Garam
Konsentrasi Timggi. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran.
Fried, George H. 2007. Teori dan Soal-Soal Biologi Edisi Kedua. Erlangga.
Jakarta.
Hadioetomo, Ratna Sri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia
Pustaka Umum. Jakarta.
Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Universitas Indonesia
Press. Jakarta
Putranto, Wendry Setiyadi. 2005. Potensi Yeast (khamir) Dalam Produksi
Protease Ekstraseluler Dan Senyawa Anti Mikrobial Serta Peluang
Aplikasinya Pada Industri Pangan. Universitas Padjajaran
Slaa, J, dkk. 2009. Yeast and Fermentation: The Optimal Temperature. Journal Of
Organo Chemystry. OVIDUS The Netherlands.
Schneiter, Roger. 2004. Genetics, Molecular, And Cell Biology Of Yeast.
Universite De Fribourg Suisse. Swiss
Winatasasmita. 1994. Biologi. Balai Pustaka. Jakarta.
Gambar 5.1 Sel mati dan sel hidup pada suspensi Saccharomyces c

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Asriani Buhari Noni
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaTidar University
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranReza Fahlevi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Raden Saputra
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasiSyahrir Ghibran
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 

La actualidad más candente (20)

Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceranLaporan tetap mikum penegenceran
Laporan tetap mikum penegenceran
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
Uji Millon
Uji MillonUji Millon
Uji Millon
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 

Similar a ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir

INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIINTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIAmalia Aldania
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxAgathaHaselvin
 
Manipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturManipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturHasbiah Ibrahim
 
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015Dewianty Madu
 
Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)Defa Itemjelex
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4Fransiska Puteri
 
Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21
Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21
Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21EriaMarina
 
Cara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tapeCara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tapehasan ckp
 
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdfKEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdfrinekecatur
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangansila_afika
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangansila_afika
 

Similar a ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir (20)

INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGIINTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
INTEGRASI ISLAM DALAM KAJIAN MIKROBIOLOGI
 
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docxklpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
klpk_4_mikrobiologi_industri-klpk_4_mikrobiologi_industri.docx
 
Manipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kulturManipulasi sel pada kultur
Manipulasi sel pada kultur
 
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
Ppt jamur kelompok 2 kelas a 2015
 
Pr mikro
Pr mikroPr mikro
Pr mikro
 
Bioteknologi.ppt
Bioteknologi.pptBioteknologi.ppt
Bioteknologi.ppt
 
13 fermentasi
13 fermentasi13 fermentasi
13 fermentasi
 
Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)Fermentasi (autosaved)
Fermentasi (autosaved)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21
Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21
Fdokumen.com ppt bioteknologi-59083e9c91e21
 
ppt bioteknologi
ppt bioteknologippt bioteknologi
ppt bioteknologi
 
Cara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tapeCara membuat ragi tape
Cara membuat ragi tape
 
4. sesi pangan
4. sesi pangan4. sesi pangan
4. sesi pangan
 
Biotechnology
BiotechnologyBiotechnology
Biotechnology
 
PPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif BakteriPPT Interaktif Bakteri
PPT Interaktif Bakteri
 
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdfKEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
KEL8_DEUTEROMYCOTA_C.pdf
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangan
 
Mikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri panganMikrobiologi industri pangan
Mikrobiologi industri pangan
 
Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Kingdom Fungi
 

Más de Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

Más de Fransiska Puteri (20)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR Oleh: KELOMPOK 3 1. Amalia Lutvia (H0912008) 2. Ayu Novia (H0912021) 3. Citra Maylinda (H0912029) 4. Dhita Ekaristi (H0912037) 5. Fadhila Putri (H0912048) 6. Fransiska Puteri (H0912056) 7. Guruh Panji (H0912061) PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
  • 2. ACARA V PENGECATAN SEDERHANA SEL KHAMIR I. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan dari praktikum acara VPengecatan Sederhana Sel Khamirini adalah untuk mempelajari bentuk sel, membedakan sel yang mati dan hidup dan menghitung presentase kematian khamir. II. TINJAUAN PUSTAKA Untuk mengamati mikroba dengan mikroskop cahaya dapat disiapkan dua macam preparat yaitu preparat (siapan) yang bersifat basah (wet mount preparation) dan olesan yang diwarnai. Ada dua macam preparat basah, yaitu lekapan basah (wet mount) dan tetesan gantung. Preparat semacam ini digunakan dalam mikrobiologi terutama karena memungkinkan dilakukannya pengamatan bentuk dan ukuran organisme secara individu, penataan dan pengelompokan khas sel-sel bakteri (Hadioetomo, 1993). Fungi uniseluler yang dipercaya berkembang dari nenek-nenek moyang multiseluler. Funsi terdiri atas jalinan benang-benang bercabang banyak berbentuk hifa. Benang-benang atau filamen tersebut hanya terbagi-bagi tak sempurna menjadi sel-sel terpisah oleh dinding-dinding, yang tersebaar diseluruh hifa. Keseluruhan massa filamentus disebut miselium. Dalam miselium yang seddang tumbuh cepat pada fungsi parasitik, seringkali muncul hifa-hifa terspesialisasi yang disebut haustrori (Fried, 2007). Yeast atau khamir merupakan mikroorganisme golongan fungi yang berbentuk uniseluler yang memiliki daya tahan yang tinggi oleh adanya antibiotik, memiliki sifat antimikroba, serta memiliki ketahanan terhadap garam, asam dan gula. Beberapa jenis yeast telah ditemukan pada susu dan produk susu fermentasi. Spesies Candida, Kluyveromyces marxianus, Cryptococcus flavus, Sacharomyces cerevisiae pada susu steril, Hansenula subpelliculosa, Candida tropicalis, dan Pichia etchelsii ditemukan pada susu kuda yang beredar di Bandung, Candida tropicalis, Geotrichum candidum,
  • 3. dan Saccharomyces cerevisiaepada dadihjenis Pichia membranaefaciens, P.fermentans, Candida famata, Debaryomyces hansenii, Kluy.marxianus, Candida lypoliticadan C. catenulate pada Autralian cheddar cheeses (Putranto, 2005). Khamir merupakan sekelompok jamur yang terdiri dari sel-sel tunggal atau hifasederhana maupun miselium sempurna yang berkembangbiak dengan tunas membelahatau spora.Mampu memfermentasi gula menjadi alkohol. Khamir dibedakan atas 2 (Dua) kelompok, sejati yaitu khamir yang dapat menghasilkan askospora, khamir semu yakniyang tidak dapat menghasilkan askospora dan hanya berkembang biak secara aseksualdengan tunas. Sebagai contoh khamir sejati adalahSaccharomyces cerevisiaeyangterdapat didalam ragi roti. Sedangkan contoh khamir semu adalahCandida spyang berperan didalam pembuatan tapai.Salah satu cara menentukan kualitas ragi roti adalah penentuan persentasi sel-selyang sudah mati dengan memberikan larutan metilen biru 0,1 %. Sel-sel yang telah matitidak mampu mereduksi metilen biru sehingga tetap berwarna biru sedangkan sel-selyang masih hidup mampu mengubah warna dan metilen yang berwarna biru menjadimetilen yang berwarna putih, jadi sel-selnya tetap berwarna bening.Lebih dari 60.000 spesies dari divisio ini telah teridentifaksi. Jenis yeast Debaryomyces spp, biasanyaterdapat di tanah, air, tumbuhan, makanan danspesimen yang berasal dari klinik. Klasifikasitaxonomi terbaru terdapat 15 species dalam genusini. Akan tetapi Debaryomyces hansenii yangmenarik untuk dipelajari adalah tentang aktivitasfisiologi dan biokimianya. Debaryomyces hanseniiadalah jenis spesies yang paling signifikan dansering terdapat dalam produk susu dan juga padaproduk hewan yang lain seperti sosis, ham,frankfurters, bacon dan produk lainnya (Balla, 2007). Khamir itu bersifat fakultatif, artinya mereka dapat hidup dalam keadaan aerobik maupun keadaan anaerobik. Banyak khamir tergolong kelas Ascomycetes karena berbentuk askospora. Pola sederhana pembentukan askospora tampak pada daur hidup khamir yang umum, yaitu Schizosaccharomyces. Secara seksual, genus khamir ini memperbanyak diri
  • 4. melalui pembelahan biner melintang. Khamir sekelas ini sperti khamir dari Saccharomyces c (digunakan untuk membuat roti, anggur dan bir), memperbanyak diri secara aseksual bertunas. Reproduksi aseksual pada Ascomycetes berfilamen adalah dengan pembentukan konidia dalam jumlah besar (Pelczar, 1986). Saccharomyces termasuk Ascomycotina yang bersel satu yang bisa disebut khamir. Karena itu khamir tidak mempunyai hifa maupun tubuh buah. Pembiakan aseksual dengan bertunas. Karena bertunas dan sel anak tidak lepas maka terbentuk rantai sel yang bercabang-cabang. Pembiakan seksual dapat terjadi apabila lingkungan tidak sesuai lagi untuk perkembangan seksual. Dua sel khamir haploid bersatu berbentuk zigot (2n) yang kemudian membesar membentuk askus. Inti haploid (2n) membelah secara meiosis menghasilkan 8 spora askus yang haploid (n). Spora kana tumbuh menjadi individu baru. Saccharomyces cerevisiae membentuk beberapa varietas, semua dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 (Winatasasmita, 1994) Meskipun berbagai spesies khamir berbeda-beda dalam sifat fisologinya, tetapi khamir yang penting dalam industri pada umumnya mempunyai sifat-sifat fisiologi yang umum.Kebanyakan khamir tumbuh paling baik pada kondisi dengan persediaan air cukup. tetapi karena khamir dapat tumbuh pada medium dengan konsentrasi solut (gula atau garam) lebih tinggi daripada bakteri, dapat disimpulkan bahwa khamir membutuhkan air untuk pertumbuhan lebih kecil dibandingkan kebanyakan bakteri. Batas aktivitas air terendah untuk pertumbuhan khamir berkisar antara 0,88-0,94, misalnya untuk khamir bir adalah 0,94, untuk khamir yang ditemukan pada susu kental adalah 0,90, sedangkan untuk khamir roti adalah 0,905. Banyak khamir bersifat osmofilik, yaitu dapat tumbuh pada medium dengan aktivitas air relatif rendah, yaitu sampai 0,62-0,65 pada sirup, meskipun beberapa khamir osmofilik tidak dapat tumbuh pada aktivitas air sekitar 0.78 dalam larutan garam maupun sirup. Masing-masing khamir mempunyai batas aktivitas air minimal dan kisaran aktivitas air untuk pertum- buhan berbeda- beda, yaitu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kandungan nutrien
  • 5. substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen, ada tidaknya senyawa penghambat, dan sebagainya. Ragi sel Saccharomyces cerevisiae (ragi roti)saat ini digunakan dalam penelitian untuk meningkatkan hasilproduksi bio-ethanol dari gula. Sel-sel ragi milik eukariota dan diklasifikasikan sebagai Jamur.Ragi tidak memerlukan sinar matahari untuk tumbuh, tapi jangan gunakangula sebagai sumber energi. Sel S. cerevisiae menggunakan tiga jalur utama untukpertumbuhan padaglukosa. Pertama, fermentasi glukosa: C6H12O6 (s) 2CH3CH2OH (l) + 2CO2 (g) Kedua, oksidasi glukosa: C6H12O6 (s) + 6O2 (g) 6CO2 (g) + 6H2O (l) Ketiga, oksidasi etanol: CH3CH2OH (l) + 3O2 (g) 2CO2 (g) + 3H2O (l) Ketiga jalur menunjukkan bahwa sel-sel S. cerevisiaedapat tumbuh baik dilingkungan oksigen bebas danlingkungan yang kaya oksigen. Selain itu, hal itu menunjukkan bahwa pertumbuhandapat terjadi ketika glukosa menjadi sangat terbatas ataugas absen dan oksigen hadir (Slaa, 2009). Ragi Saccharomycescerevisiaejelaseukariotikpaling idealmikroorganismeuntuk studibiologi. The"kekuatan yang luar biasa ragigenetika" memilikimenjadi legendarisdanmembuat iriorang-orang yangbekerja denganeukariotalebih tinggi. Ituurutan lengkapdari genomtelahterbukti sangatberguna sebagai referensiterhadapurutangeneukariotikyang lebih tinggimanusia danlainnya. Selain itu,kemudahanmanipulasi genetikragimemungkinkanpenggunaannya untukmudahmenganalisis danfungsionalmembedahproduk gendarieukariota lainnya. Meskipunragimemilikikompleksitasgenetiklebih besar daribakteri, yang mengandung3,5kali lebihDNAdari selEscherichia coli, mereka berbagi banyaktekniskeuntungan yangdiizinkankemajuan pesat dalamgenetika molekularprokariotadanvirusmereka.Beberapasifat yang membuatragisangat
  • 6. cocok untukstudi biologimeliputipertumbuhan yang cepat, sel-seltersebar, kemudahanreplikaplating danisolasimutan, sistem genetikyang terdefinisi dengan baik, danyang paling penting, yang sangat serbaguna DNAsistem transformasi. Tidak seperti banyakmikroorganisme lainnya, S.cerevisiaelayakdengan berbagaipenanda. Menjadinonpathogenic, ragidapat ditanganidengan sedikittindakan pencegahan. Jumlah besarragirotinormal yang tersedia secara komersial dandapatmenyediakan sumbermurah untukstudi biokimia. Dapat tumbuhpadakimiadidefinisikanmedia (Schneiter, 2004). Metil biru merupakan pewarna thiazine yang kerap digunakan sebagai bakterisida dan fungsida pada akuarium.Di beberapa tempat penggunaan bahan ini sudah semakin tidak populer karena diketahui mempunyai pengaruh buruk terhadap filtrasi biologi dan kemampuan warnanya untuk melekat pada kulit, pakaian, dekorasi akuarium dan peralatan lainnya termasuk lem akuarium. Diduga bahan inipun dapat berakibat buruk pada tanaman.Metil biru diketahui efektif untuk pengobatan ichthyopthirius (white spot) dan jamur. Selain itu, juga sering digunakan untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan. Metil biru biasanya tersedia sebagai larutan jadi di toko-toko akuarium, dengan konsenrasi 1 - 2 persen. Selain itu tersedia pula dalam bentuk serbuk. Pada masa kini khamir paling banyak digunakan untuk keperluanberbagai industri dalam proses produksi minuman beralkohol, biomasa, ekstrak untuk keperluan industri kimia, senyawa beraroma dan produksi protein rekombinan untuk menunjang kegiatan bioteknologi khususnya bidang molekuler biologi. Peranan khamir dalam bidang biologi molekuler adalah sebagai mikroba eukariot uniseluler yangmempunyai kemampuan untuk disisipkan dengan gen mikroba lain. Untuk mencapai produk yang diinginkan harus melalui proses teknologi tinggi dan modern, biayanya relatif mahal namun produk yang dihasilkan bermutu tinggi, sehingga jika diperhitungkan secara ekonomi lebih menguntungkan (Ahmad, 2005).
  • 7. III. METODE a. Alat dan Bahan 1. Alat: a.) Mikroskop b.) Gelas Benda c.) Gelas Penutup d.) Pipet e.) Jarum Ose f.) Spirtus g.) Tabung reaksi 2. Bahan a) Biakan Saccharomyces cerevisiae b) Methylen Blue 0,01% c) Alkohol b. Cara Kerja Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol Methylen Blue Diambil satu tetes dan diletakkan ditengah gelas benda Biakan khamir 24 jam/ 48 jam Diambil secara aseptik dengan jarum ose dan diletakan di gelas benda, lalu campur dengan baik Ditutup dengan gelas penutup dan diamati di mikroskop
  • 8. IV. PEMBAHASAN Tabel 5.1 Presentase Kematian Sel Khamir Sumber: Laporan sementara Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler. Bentuk sel khamir yaitu bulat, oval, silindris, ogival (bulat panjang dengan salah satu ujung runcing), segitiga melengkung (triangular), berbentuk botol, apikulat atau lemon. Pada penelitian kali ini bentuk sel yeast yang diamati termasuk dalam golongan bulat. Untuk menentukan apakah apakah sel bakteri hidup dan mati yaitu dengan dengan melihat warna bakteri tersebut.Bakteri mati warna biru sedangkan bakteri yang hidup warna transparan karena bakteri yang sudah mati tidak dapat merangsang bahan atau alat- alat yang berada di luar untuk masuk ke dalam tubuhnya, seperti warna cat yang di berikan pada bakteri. Bakteri yang mati akan menyerap warna cat yang di berikan, sehingga bakteri yang mati berwarnan biru sesuai dengan warna cat yang di berikan yakni cat methylenblue. Hasil yang didapatkan bakterinya lebih banyak pada biakan murni yang 24 jam daripada yang 48 jam. Empat sample pertama menggunakan suspensi khamir yang berumur 24 jam, dengan masing-masing jumlah sel Kelompok Umur Khamir Sel Mati Sel Hidup %Kematian 1 24 31 44 41,33% 2 JAM 114 235 32,29% 3 646 146 81,57% 4 213 16 93,01% 5 48 93 45 67,39% 6 JAM 9 97 8,49% 7 35 4 89,74% 8 57 64 47,11% Dihitung sel-sel khamir yang mati dan yang hidup
  • 9. mati yang dihitung yaitu 31, 114, 646, dan 213. Jumlah sel hidup yang terhitung yaitu 44, 253, 146, dan 16. Serta % Kematian yang diperoleh berturut-turut adalah 41,33%; 32,27%; 81,57% dan 93,10%. Empat sample selanjutnya menggunakan suspensi biakan 48 jam dengan masing-masing jumlah sel mati yang dihitung yaitu 93, 9, 35, dan 57. Sementara jumlah sel hidup yang terhitung yaitu 45, 97, 4, dan 64. Serta % Kematian yang diperoleh berturut-turut adalah 67,39%; 8,49%; 89,74% dan 47,11%. Setalh dibandingkan, rata-rata % kematian yeast antara umur 24 jam dengan 48 jam didapatkan hasil yang lebih besar pada suspensi biakan 24 jam yaitu 62.06% sedangkan suspensi biakan 48 jam adalah53,18%. Khamir yang berumur 24 jam memiliki rata-rata jumlah sel mati lebih besar daripada rata-rata jumlah sel khamir yang berumur 48 jam yaitu 1004 sel khamir sedangkan sel yang hidup 441 sel dan pada khamir berumur 48 jam sel yang mati yaitu 194 sel dan yang hidup 210 sel. Dengan nilai presentase pada sel khamir 24 jam yaitu 69,48% sementara sel khamir berumur 48 jam hanya 48,02%. Lebih kecil dari sel khamir yang berumur 24 jam. Hal ini menyimpang dari teori yang ada. Teori yang diakui yaitu khamir yang berumur 24 jam memiliki jumlah sel mati yang lebih kecil dari yang berumur 48 jam. Penyimpangan ini bisa saja terjadi dikarenakan pada saat pengambilan suspensi menggunakan jarum ose, terambil terlalu sedikit pada khamir yang berumur 48 jam. Sehingga hanya sedikit khamir yang terlihat di lensa mikroskop. Selain itu kurang sterilnya alat-alat yang dipergunakan. Faktor yang mempengaruhi perbedaan jumlah khamir yang mati dan yang hidup pada sel khamir 24 jam dan 48 jam disebabkan karena lautan metylen blue yang bersifat toksik bagi khamir dan khamir yang berumur 48 jam tidak dapat mentolelir larutan menthylen blue daripada khamir yang berumur 24 jam sehingga lebih banyak khamir yang mati (Ana, 2012). Selain itu kecepatan pertumbuhan sel khamir pada jam ke 0 sampai jam ke 24 lebih rendah dari jam-jam berikutnya disebabkan karena mikroba masih dalam fase adaptasi (fase log) dimana sel masih beradaptasi
  • 10. dengan kondisi lingkungannya. Fase ini mikroba merombak substrat menjadi nutrisi untuk pertumbuhannya. Pada jam berikutnya yaitu memasuki jam ke-24 sampai jam ke-48 terlihat adanya percepatan pertambahan sel mikroba. Hal ini menandakan bahwa telah memasuki fase pertumbuhan eksponensial (fase log) pada fase ini khamir bereproduksi dengan membentuk tunas. Setelah jam ke-48, sel khamir memasuki fase kematian yaitu ditandai dengan jumlahnya yang mulai meurun, hal ini karena metabolit primer yang dihasilkan bersifat racun bagi khamir, maka dari itu hal ini membuat sel khamir 48 jam lebih banyak yang mati dibandingkan sel khamir yang berumur 24 jam. Disamping itu ketika perhitungan jumlah sel dilakukan, mata kita harus jeli dalam menghitung satu per satu sel yang ada, antara yang sudah dihitung dan sebaliknya. Selain itu pengamatannya pun memakan banyak waktu, dalam arti pengamatan yang terlalu lama, karena memungkinkan sel itu mati, degenerasi dan lain sebagainya. Penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi alkohol dari sumber karbohidrat, misalnya pati dan molase, prisip fermentasi ini digunakan dalam produksi alkohol, anggur, brem, minuman keras, dan sebagainya.Jika sebagai sumber karbohidrat digunakan pati, misalnya pati jagung, ubi kayu, beras, dan pati lain-lainnya, pati tersebut harus terlebih dahulu dihidrolisis menjadi gula-gula sederhana yaitu glukosa. Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya menggunakan enzim dari malt barlel atau kapang, atau dengan kombinasi asam dan pemanasan.Selain untuk memproduksi alkohol, khamir juga digunakan dalam industri lainnya misalnya dalam pembuatan roti untuk memproduksi gas karbon dioksida secara cepat sehingga membuat lubang- lubang pada roti dan mengembangkan roti, pembuatan protein sel tunggal, dan pembuatan makanan-makanan tradisional seperti tape dan brem.
  • 11. E. KESIMPULAN Dapat ditarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan, yaitu : 1. Khamir sejati secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. 2. Pengecatan sel khamir ditemukan bentuk sel khamir yakni oval dan bulat lonjong secara morfologinya. 3. Fungsi dari methylen blue dalam pengecatan sel khamir adalah sebagai indikator untuk memberikan perbedaan yang nyata antara sel yang hidup dan sel yang mati. 4. Sel yang mati mengalami kerusakan pada membran selnya, protein dalam sel keluar dan berikatan dengan biru tripan, sehingga sel yang mati akan berwarna biru karena telah menyerap methylen blue dan sel yang hidup berwarna transparan karena tidak menyerap methylen blue. 5. Untuk menghitung presentase kematian sel khamir dengan cara membagi jumlah sel yang mati dengan jumlah sel yang hidup ditambah sel yang mati kemudian dikalikan 100% 6. Rata-rata presentase kematian sel yang berumur 24 jam adalah 69,48% dan rata-rata sel khamir yang berumur 48 jam yaitu 48,02%.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae Untuk Ternak. Balai Penelitian Venteriner WARTAZOA. Bogor. Ana. 2012. http://ana5sisi.blogspot.com/2012/06/halaman-pengesahan-laporan- mingguan.html. Diakses tanggal 24 Mei 2013 pukul 16:00WIB Balia, Roosita L. 2007. Deteksi Intra dan Ekstraseluler Poliol Pada Pertumbuhan Yeast Toleran Debaromyces hanseii Dalam Asam dan Larutan Garam Konsentrasi Timggi. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Fried, George H. 2007. Teori dan Soal-Soal Biologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta. Hadioetomo, Ratna Sri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Universitas Indonesia Press. Jakarta Putranto, Wendry Setiyadi. 2005. Potensi Yeast (khamir) Dalam Produksi Protease Ekstraseluler Dan Senyawa Anti Mikrobial Serta Peluang Aplikasinya Pada Industri Pangan. Universitas Padjajaran Slaa, J, dkk. 2009. Yeast and Fermentation: The Optimal Temperature. Journal Of Organo Chemystry. OVIDUS The Netherlands. Schneiter, Roger. 2004. Genetics, Molecular, And Cell Biology Of Yeast. Universite De Fribourg Suisse. Swiss Winatasasmita. 1994. Biologi. Balai Pustaka. Jakarta.
  • 13. Gambar 5.1 Sel mati dan sel hidup pada suspensi Saccharomyces c