SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
Disusun Oleh Kelompok 5 :
Amalia Lutviana H0912008
Ayu Novia H0912021
Citra Maylindasari H0912029
Dhita Ekariski H0912037
Fadhila Putri H0912048
Fransiska Putri H0912056
Guruh Panji H0912061
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
ACARA VI
SANITASI PEKERJA
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Acara VI Sanitasi Pekerja ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi tangan dengan beberapa perlakuan yang
berbeda-beda menggunakan media agar.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Alat dan Bahan
Penggunaan sabun cair yang mengandung Chlorhexidine diduga
berperan terhadap hasil swab tangan. Sabun ini secara konsisten
menunjukkan aktivitas residu yang terbaik. Di samping itu, Chlorhexidine
memiliki aktivitas yang baik melawan bakteri Gram Positif, tetapi kurang
aktivitasnya melawan Bakteri Gram Negatif dan Fungi, dan aktivitasnya
hanya minimal melawan baksil tuberculosis (Lilik, 2004).
Para peneliti menemukan dengan menggosok tangan dengan
alcohol penurunan persentase median dalam kontaminasi bakteri secara
signifikan lebih besar dibandingkan dengan mencuci tangan, 83 persen
dibandingkan dengan masing-masing 58 persen. Keterbatasan ini
diidentifikasi dalam kedua studi, yaitu waktu cukup dihabiskan pada
aplikasi sabun, sebenarnya memperkuat argumen untuk penggunaan
alkohol antiseptik, yang juga diterapkan untuk jangka waktu yang sama
tetapi ternyata memiliki khasiat yang lebih besar. Oleh karena itu, ada
bukti yang muncul untuk mengkonfirmasi bahwa alkohol berbasis
antiseptik/gel lebih efektif daripada sabun dan air dalam mencapai
dekontaminasi tangan yang memadai (Patel, 2004).
Cairan pencuci tangan formula WHO pada penelitian ini
menggunakan ethanol dengan konsentrasi 80%. Etanol merupakan jenis
alkohol yang paling sering digunakan sebagai alcohol based- handrub
dengan konsentrasi 60-80%. Alkohol mempunyai efek bakterisidal
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, M.tuberculosis, beberapa
jenis jamur dan non-enveloped viruses. Alkohol bekerja pada bakteri
dengan cara mendenaturasi protein dan menghancurkan membran
sitoplasma. E.coli merupakan bakteri gram negative bebentuk kokobasil
yang mempunyai membran sel, sehingga alkohol bekerja dengan
mendenaturasi protein pada membran sel tersebut (Sari, 2012).
2. Tinjauan Teori
Kebanyakan bahan makanan merupakan media yang baik bagi
pertumbuhan banyak macam mikroorganisme. Pada keadaan fisik yang
menguntungkan, terutama pada kisaran suhu 7○
C sampai 60○
C,
organisme akan tumbuh dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam hal
penampilan, rasa, bau, serta sifat-sifat lain pada bahan makanan. Beberapa
mikroorganisme membentuk pigmen yang mengubah warna makanan.
Ada pula yang dapat mensintesis polisakarida dan menghasilkan lendir
didalam atau pada makanan (Chan, 1988).
Agen antibakteri yang ditambahkan ke sabun kontemporer untuk
mengurangi kepadatan populasi bakteri pada kulit, termasuk aksila. Bagian
dari agen ditransfer dengan keringat dan kulit puing pakaian dan dapat
menghambat generasi uap berbau sana. Oleh karena itu, di antara Efek
yang diamati adalah bau primer reductioning dan bau sekunder
(Dravnieks, 1968).
Untuk membuat biak padat pada larutan biak cair ditambahkan
bahan pemadat yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air.
Bahan pemadat yang hampir ideal adalah agar. Agar adalah polisakarida
dengan susunan kompleks dan terajut kuat berasal dari ganggang laut.
Agar ditambahkan pada larutan air dengan kadar 15-20 g/L. Agar baru
mencair pada suhu 100○
C, masih tetap cair kalau didinginkan sampai 45○
C. Agar hanya dipengaruhi oleh sejumlah kecil-kecil bakteri. Bila
diperlukan media biak padat tanpa komponen-komponen organik, maka
dipakai silikagel sebagai bahan pemadat (Hans, 1976).
Dua langkah penting bagi kultivasi bakteri adalah Inokulasi
(penanaman) bakteri pada suatu medium dengan kandungan nutrisi yang
sesuai dan inkubasi medium yang sudah di inokulasi pada keadaan fisik
yang sesuai. Persyaratan nutrisinya relatif sederhana. Kondisi pembiakan
haruslah disediakan untuk bakteri-bakteri aerobik anaerobik, psikrofilik,
mesofilik dan termofilik, dan juga heterotrofik, baik yang mempunyai
persyaratan nutrisi yang rumit maupun yang mempunyai persyaratan
nutrisi yang tidak rumit. Pemeriksaan semacam itu akan mensyaratkan
dilakukannya inakolasi pada beberapa media yang berbeda-beda dan juga
inkubasi pada berbagai kondisi (Michael, 1986).
Waktu mencuci tangan yang diperpanjang tidak mengurangi
jumlah bakteri yang ada. Sementara menggosok tangan dengan alkohol
lebih efektif membunuh flora, tidak hanya menghilangkan secara mekanik
semua flora transien dan sebagian besar flora tetap. Teknik menggosok
kedua tangan dengan alkohol sampai mengusap, biasanya memerlukan
waktu 15-30 detik. Oleh karena alkohol membunuh mikroorganisme
hanya jika terjadi kontak dengan kulit, maka penting untuk menggunakan
alkohol dalam jumlah yang cukup (3-5 ml) dan menyebar merata ke
seluruh permukaan kulit (Rachmawati, 2008).
Bila mempunyai suspensi mikroorganisme yang populasinya
rendah, maka cara paling tepat untuk menentukan jumlah organisme
tersebut adalah metode hitungan cawan. Setiap cawan petri dengan
diameter 100 mm biasanya dituangi 50 mL agar. Cawan petri yang berisi
media agar di letakkan dengan posisi terbalik untuk di inkubasi dalam
suhu 37○
C selama 24 jam (Ratna, 1993).
C. Metodologi
1. Alat
a. Cawan petri
b. Kertas Pembungkus
c. Inkubator
d. Jari tangan manusia
2. Bahan
a. Media agar
b. Alkohol
c. Sabun antiseptik
d. Air
3. Cara Kerja
3 jari tangan yg tidak di cuci ditempelkan pada media
agar selama 4 detik
Cawan dibungkus dengan kertas secara rapat dengan
posisi terbalik
Media agar
Diamati pertumbuhan mikroba secara kualitatif
(-,+,++,+++,++++)
Hal yang sama dilakukan pada tangan yang dicuci
dengan air, dicuci dengan sabun antiseptik, dan dicuci
dengan alkohol,
Cawan ditutup
Cawan dengan posisi terbalik di inkubasi selama 24
jam di dalam alat yang bernama inkubator dengan suhu
37○
C
D. Pembahasan
Tabel 6.1 Pengamatan Sanitasi Pekerja
Kelompok Perlakuan Keterangan
1 Tangan tanpa dicuci ++++
2 Tangan tanpa dicuci ++++
3 Tangan dicuci pakai air +++
4 Tangan dicuci pakai air +++
5 Tangan dicuci dengan alkohol ++
6 Tangan dicuci dengan alkohol ++
7 Tangan dicuci dengan sabun +
8 Tangan dicuci dengan sabun +
Kontrol -
Sumber : Laporan Sementara
Pada tabel diatas terdapat beberapa tingkat kandungan mikroba yang
terkontaminasi pada tangan manusia. Tingkat kandungan mikroba tersebut
sebagai berikut: ++++ (sangat banyak mikroba), +++ (banyak mikroba), ++
(sedikit mikroba), + (sangat sedikit mikroba), - (tidak ada mikroba). Pada
hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan urutan hasil perlakuan dari
yang paling banyak mengandung mikroba sampai tidak mengandung mikroba
adalah sebagai berikut: tangan tanpa dicuci (kelompok 1 dan 2) mengandung
sangat banyak mikroba, tangan dicuci pakai air (kelompok 3 dan 4)
mengandung banyak mikroba, tangan dicuci dengan alkohol (kelompok 5 dan
6) mengandung sedikit mikroba, tangan yang dicuci dengan sabun antiseptik
(kelompok 7 dan 8) mengandung sangat sedikit mikroba. Menurut teori yang
disampaikan oleh Rachmawati (2008) dikatakan bahwa waktu mencuci
tangan yang diperpanjang tidak mengurangi jumlah bakteri yang ada.
Sementara menggosok tangan dengan alkohol lebih efektif membunuh flora,
tidak hanya menghilangkan secara mekanik semua flora transien dan
sebagian besar flora tetap.. Hal ini berarti Menggosok tangan dengan alkohol
lebih efektif dibanding dengan sabun (Rachmawati, 2008).
Akan tetapi jika dibandingkan antara mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan mencuci tangan dengan alcohol didapatkan hasil sabun
antiseptik yang lebih efektif membersihkan tangan yang terkena kontaminasi
dari lingkungan luar. Hal ini seperti teori yang mengatakan penggunaan
antiseptik Etanol dan Irgasan (tanpa air) memberikan hasil yang bermakna
(p<0,01). Cuci tangan dengan air dan dilanjutkan alkohol 70% tidak
menunjukkan hasil yang bermakna. Air, tissu pengering dan lama waktu
terpapar alkohol dapat menjadi penyebab sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut (Rachmawati, 2008). Maka dari praktikum yang telah dilakukan
didapatkan urutan perlakuan mulai dari tang memiliki sangat banyak
mikroorganismenya sampai yang paling sedikit adalah sebagai berikut:
tangan tidak di cuci (memiliki sangat banyak mikroba), tangan dicuci dengan
air (memiliki banyak mikroba), tangan dicuci dengan alkohol (memiliki
sedikit mikroba), dan tangan yang dicuci dengan sabun antiseptik (memiliki
sangat sedikit mikroba). Hal ini sudah sesuai dengan teori yang dikatakan
oleh Rachmawati (2008) diatas.
The Association for Professionals in Infection Control (APIC)
memberikan pedoman bahwa mikroorganisme transien adalah
mikroorganisme yang diisolasi dari kulit, tetapi tidak selalu ada atau menetap
di kulit. Mikroorganisme transien, yang terdiri atas bakteri, jamur, ragi, virus
dan parasit, terdapat dalam berbagai bentuk, dari berbagai sumber yang pada
akhirnya dapat terjadi kontak dengan kulit. Biasanya mikroorganisme ini
dapat ditemukan di telapak tangan, ujung jari dan di bawah kuku. Kuman
patogen yang mungkin dijumpai di kulit sebagai mikroorganisme transien
adalah Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Clostridium perfringens,
Giardia lamblia, virus Norwalk dan virus hepatitis A. Sementara flora tetap
adalah flora yang menetap di kulit pada sebagian besar orang sehat yang
ditemukan di lapisan epidermis dan di celah kulit (Rachmawati, 2008).
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan
perlakuan yang sangat sedikit kontaminannya adalah perlakuan mencuci
tangan menggunakan sabun antiseptik. Sabun antiseptik efektif untuk
membersihkan tangan dari kuman dan bakteri sehingga sebagian dari kuman
dan bakteri mati. Dan juga sabun antiseptik sudah diuji oleh berbagai ahli,
sehingga sabun antiseptik berguna untuk konsumen yang memakainya
(Rachmawati, 2008).
Lalu terdapat pula perlakuan yang menghasilkan kontaminan paling
banyak yaitu pada perlakuan tidak mencuci tangan. Hal ini terjadi karena
tangan manusia yang berinteraksi langsung dengan lingkungan luar rentan
terkontaminasi kuman, mikroba, kotoran, dan bahan berbahaya lainnya.
Sehingga jika tangan tidak mengalami perlakuan apapun (baik mencuci
dengan air atau sabun atau alkohol) maka mikroba atau kuman yang
bersarang pada tangan sulit untuk dibersihkan dan hal ini menyebabkan
banyaknya kontaminan yang ada pada tangan tanpa dicuci (Dravnieks, 1968).
E. Kesimpulan
Dari percobaan acara VI Sanitasi Pekerja mikrobiologi yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan :
1. Urutan hasil pengamatan dari yang paling banyak kontaminannya sampai
yang paling sedikit kontaminannya adalah tangan tanpa dicuci, tangan
dicuci dengan air, tangan dicuci dengan alkohol, dan tangan dicuci dengan
sabun antiseptik.
2. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kondisi tangan dengan
beberapa perlakuan yang berbeda-beda menggunakan media agar.
3. Perlakuan yang menghasilkan kontaminan sangat banyak adalah perlakuan
tangan tidak dicuci.
4. Perlakuan yang menghasilkan kontaminan paling sedikit adalah perlakuan
tangan dicuci dengan sabun antiseptik.
DAFTAR PUSTAKA
Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Dravnieks. 1968. Influence of an Antibacterial Soap on Various Effluents from
Axillae. J. Soc. Cosmetic Chemists, No 19 Hal 611-626. Chicago.
Hans. 1976. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Penerbit Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Lilik. 2004. Gambaran Bakteriologis Tangan Perawat (Bacteriological
Descriptions Of Nurses’s Hand). Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 20,
No. 1. Malang.
Michael. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Patel. 2004. The efficacy of alcohol-based hand disinfectant products. Nursing
Time Vol 100 No 23. London.
Rachmawati. 2008. Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan Dengan
Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal
Logika. Volume 5 Nomor 1. Yogyakarta.
Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Sari. 2012. Perbandingan Daya Anti Bakteri Cairan Pencuci Tangan Formula
World Health Organization (Who) Dengan Cairan Pencuci Tangan
Komersial. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Pekanbaru.
LAMPIRAN
1. Lampiran Gambar Hasil Penelitian
Gambar 6.1 Sanitasi pekerja pada 5 macam perlakuan
Gambar 6.2 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan tanpa dicuci
Gambar 6.3 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan dicuci dengan
air
Gambar 6.4 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan dicuci dengan
alcohol
Dambar 6.5 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan dicuci dengan
sabun

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiAgnescia Sera
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranNurma Fauzaniar
 
Lpj delegasi summation 5 (edit)
Lpj delegasi summation 5 (edit)Lpj delegasi summation 5 (edit)
Lpj delegasi summation 5 (edit)Hilda Z
 
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Mujiyanto -
 
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 IntegumenPraktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 IntegumenSyscha Lumempouw
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...dewisetiyana52
 
struktur dan fungsi membran
struktur dan fungsi membranstruktur dan fungsi membran
struktur dan fungsi membranTrisnani Alif
 
Pengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikulturaPengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikulturaAndrew Hutabarat
 
manajemen laboratorium
manajemen laboratoriummanajemen laboratorium
manajemen laboratoriumDevhy vhy
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Tugas biosel 3
Tugas biosel 3Tugas biosel 3
Tugas biosel 3Nhasherra
 

La actualidad más candente (20)

Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
 
Oseanografi sifat kimia air laut
Oseanografi sifat kimia air lautOseanografi sifat kimia air laut
Oseanografi sifat kimia air laut
 
Sejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologiSejarah mikrobiologi
Sejarah mikrobiologi
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
 
JARINGAN.pdf
JARINGAN.pdfJARINGAN.pdf
JARINGAN.pdf
 
Plankton net
Plankton netPlankton net
Plankton net
 
Lpj delegasi summation 5 (edit)
Lpj delegasi summation 5 (edit)Lpj delegasi summation 5 (edit)
Lpj delegasi summation 5 (edit)
 
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
Panduan praktis penerapan analisis komponen utama atau principal componen ana...
 
Bioinformatika
BioinformatikaBioinformatika
Bioinformatika
 
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 IntegumenPraktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
Praktikum Parasitologi Blok 20 Integumen
 
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
Preparat Whole Mount Protozoa_Preparat Rentang Mesenterium_Preparat Squash Ak...
 
Katak
KatakKatak
Katak
 
struktur dan fungsi membran
struktur dan fungsi membranstruktur dan fungsi membran
struktur dan fungsi membran
 
Pengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikulturaPengemasan produk hortikultura
Pengemasan produk hortikultura
 
manajemen laboratorium
manajemen laboratoriummanajemen laboratorium
manajemen laboratorium
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Arthropoda kelompok 5
Arthropoda kelompok 5Arthropoda kelompok 5
Arthropoda kelompok 5
 
Proposal KP
Proposal KPProposal KP
Proposal KP
 
Tugas biosel 3
Tugas biosel 3Tugas biosel 3
Tugas biosel 3
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 

Destacado

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarah
ITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarahITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarah
ITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarahFransiska Puteri
 
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTSLatihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTSYunus Thariq
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4Fransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaFransiska Puteri
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 

Destacado (10)

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptisITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 1 Pengenalan alat dan teknik aseptis
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarah
ITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarahITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarah
ITP UNS SEMESTER 2 Mikrobioligi sejarah
 
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTSLatihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
Latihan Soal Mata Kuliah Agama Islam Pra-UTS
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Topik 2 fransie
Topik 2 fransieTopik 2 fransie
Topik 2 fransie
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 4
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 

Similar a MIKROBIOLOGI

Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiyusria izza
 
8 Panduan Cuci Tangan.docx
8 Panduan Cuci Tangan.docx8 Panduan Cuci Tangan.docx
8 Panduan Cuci Tangan.docxandimilawati
 
PANDUAN HAND HYGIENE-3.docx
PANDUAN HAND HYGIENE-3.docxPANDUAN HAND HYGIENE-3.docx
PANDUAN HAND HYGIENE-3.docxSuhartiniRahman2
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiSeptian Muna Barakati
 
Pentingnya mencuci tangan
Pentingnya mencuci tanganPentingnya mencuci tangan
Pentingnya mencuci tanganvirlyrihdya
 
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik KebidananPencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sWarnet Raha
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxibnucacing1
 
PELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptx
PELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptxPELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptx
PELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptxYANTOTALAN
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
leaflet cuci tangan dengan benar dan tepat
leaflet cuci tangan dengan benar dan tepatleaflet cuci tangan dengan benar dan tepat
leaflet cuci tangan dengan benar dan tepatAangkunaifiAditya1
 

Similar a MIKROBIOLOGI (20)

Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksiMakalah biologi dasar manusia desinfeksi
Makalah biologi dasar manusia desinfeksi
 
8 Panduan Cuci Tangan.docx
8 Panduan Cuci Tangan.docx8 Panduan Cuci Tangan.docx
8 Panduan Cuci Tangan.docx
 
PANDUAN HAND HYGIENE-3.docx
PANDUAN HAND HYGIENE-3.docxPANDUAN HAND HYGIENE-3.docx
PANDUAN HAND HYGIENE-3.docx
 
laporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 printlaporan akhir objek 3 print
laporan akhir objek 3 print
 
Pedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasiPedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasi
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
 
Pentingnya mencuci tangan
Pentingnya mencuci tanganPentingnya mencuci tangan
Pentingnya mencuci tangan
 
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik KebidananPencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
Pencegahan Infeksi dalam Praktik Kebidanan
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptxGrunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
Grunge-circle-with-CMYK-ink-splashes-PowerPoint-Templates-Widescreen.pptx
 
PELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptx
PELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptxPELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptx
PELATIHAN KEBERSIHAN TANGAN.pptx
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Kesehatan vagina
Kesehatan vaginaKesehatan vagina
Kesehatan vagina
 
leaflet cuci tangan dengan benar dan tepat
leaflet cuci tangan dengan benar dan tepatleaflet cuci tangan dengan benar dan tepat
leaflet cuci tangan dengan benar dan tepat
 

Más de Fransiska Puteri

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 

Más de Fransiska Puteri (20)

Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 

MIKROBIOLOGI

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Disusun Oleh Kelompok 5 : Amalia Lutviana H0912008 Ayu Novia H0912021 Citra Maylindasari H0912029 Dhita Ekariski H0912037 Fadhila Putri H0912048 Fransiska Putri H0912056 Guruh Panji H0912061 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
  • 2. ACARA VI SANITASI PEKERJA A. Tujuan Tujuan dari praktikum Acara VI Sanitasi Pekerja ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi tangan dengan beberapa perlakuan yang berbeda-beda menggunakan media agar. B. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Alat dan Bahan Penggunaan sabun cair yang mengandung Chlorhexidine diduga berperan terhadap hasil swab tangan. Sabun ini secara konsisten menunjukkan aktivitas residu yang terbaik. Di samping itu, Chlorhexidine memiliki aktivitas yang baik melawan bakteri Gram Positif, tetapi kurang aktivitasnya melawan Bakteri Gram Negatif dan Fungi, dan aktivitasnya hanya minimal melawan baksil tuberculosis (Lilik, 2004). Para peneliti menemukan dengan menggosok tangan dengan alcohol penurunan persentase median dalam kontaminasi bakteri secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan mencuci tangan, 83 persen dibandingkan dengan masing-masing 58 persen. Keterbatasan ini diidentifikasi dalam kedua studi, yaitu waktu cukup dihabiskan pada aplikasi sabun, sebenarnya memperkuat argumen untuk penggunaan alkohol antiseptik, yang juga diterapkan untuk jangka waktu yang sama tetapi ternyata memiliki khasiat yang lebih besar. Oleh karena itu, ada bukti yang muncul untuk mengkonfirmasi bahwa alkohol berbasis antiseptik/gel lebih efektif daripada sabun dan air dalam mencapai dekontaminasi tangan yang memadai (Patel, 2004). Cairan pencuci tangan formula WHO pada penelitian ini menggunakan ethanol dengan konsentrasi 80%. Etanol merupakan jenis alkohol yang paling sering digunakan sebagai alcohol based- handrub dengan konsentrasi 60-80%. Alkohol mempunyai efek bakterisidal terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, M.tuberculosis, beberapa
  • 3. jenis jamur dan non-enveloped viruses. Alkohol bekerja pada bakteri dengan cara mendenaturasi protein dan menghancurkan membran sitoplasma. E.coli merupakan bakteri gram negative bebentuk kokobasil yang mempunyai membran sel, sehingga alkohol bekerja dengan mendenaturasi protein pada membran sel tersebut (Sari, 2012). 2. Tinjauan Teori Kebanyakan bahan makanan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan banyak macam mikroorganisme. Pada keadaan fisik yang menguntungkan, terutama pada kisaran suhu 7○ C sampai 60○ C, organisme akan tumbuh dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam hal penampilan, rasa, bau, serta sifat-sifat lain pada bahan makanan. Beberapa mikroorganisme membentuk pigmen yang mengubah warna makanan. Ada pula yang dapat mensintesis polisakarida dan menghasilkan lendir didalam atau pada makanan (Chan, 1988). Agen antibakteri yang ditambahkan ke sabun kontemporer untuk mengurangi kepadatan populasi bakteri pada kulit, termasuk aksila. Bagian dari agen ditransfer dengan keringat dan kulit puing pakaian dan dapat menghambat generasi uap berbau sana. Oleh karena itu, di antara Efek yang diamati adalah bau primer reductioning dan bau sekunder (Dravnieks, 1968). Untuk membuat biak padat pada larutan biak cair ditambahkan bahan pemadat yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air. Bahan pemadat yang hampir ideal adalah agar. Agar adalah polisakarida dengan susunan kompleks dan terajut kuat berasal dari ganggang laut. Agar ditambahkan pada larutan air dengan kadar 15-20 g/L. Agar baru mencair pada suhu 100○ C, masih tetap cair kalau didinginkan sampai 45○ C. Agar hanya dipengaruhi oleh sejumlah kecil-kecil bakteri. Bila diperlukan media biak padat tanpa komponen-komponen organik, maka dipakai silikagel sebagai bahan pemadat (Hans, 1976).
  • 4. Dua langkah penting bagi kultivasi bakteri adalah Inokulasi (penanaman) bakteri pada suatu medium dengan kandungan nutrisi yang sesuai dan inkubasi medium yang sudah di inokulasi pada keadaan fisik yang sesuai. Persyaratan nutrisinya relatif sederhana. Kondisi pembiakan haruslah disediakan untuk bakteri-bakteri aerobik anaerobik, psikrofilik, mesofilik dan termofilik, dan juga heterotrofik, baik yang mempunyai persyaratan nutrisi yang rumit maupun yang mempunyai persyaratan nutrisi yang tidak rumit. Pemeriksaan semacam itu akan mensyaratkan dilakukannya inakolasi pada beberapa media yang berbeda-beda dan juga inkubasi pada berbagai kondisi (Michael, 1986). Waktu mencuci tangan yang diperpanjang tidak mengurangi jumlah bakteri yang ada. Sementara menggosok tangan dengan alkohol lebih efektif membunuh flora, tidak hanya menghilangkan secara mekanik semua flora transien dan sebagian besar flora tetap. Teknik menggosok kedua tangan dengan alkohol sampai mengusap, biasanya memerlukan waktu 15-30 detik. Oleh karena alkohol membunuh mikroorganisme hanya jika terjadi kontak dengan kulit, maka penting untuk menggunakan alkohol dalam jumlah yang cukup (3-5 ml) dan menyebar merata ke seluruh permukaan kulit (Rachmawati, 2008). Bila mempunyai suspensi mikroorganisme yang populasinya rendah, maka cara paling tepat untuk menentukan jumlah organisme tersebut adalah metode hitungan cawan. Setiap cawan petri dengan diameter 100 mm biasanya dituangi 50 mL agar. Cawan petri yang berisi media agar di letakkan dengan posisi terbalik untuk di inkubasi dalam suhu 37○ C selama 24 jam (Ratna, 1993). C. Metodologi 1. Alat a. Cawan petri b. Kertas Pembungkus c. Inkubator
  • 5. d. Jari tangan manusia 2. Bahan a. Media agar b. Alkohol c. Sabun antiseptik d. Air 3. Cara Kerja 3 jari tangan yg tidak di cuci ditempelkan pada media agar selama 4 detik Cawan dibungkus dengan kertas secara rapat dengan posisi terbalik Media agar Diamati pertumbuhan mikroba secara kualitatif (-,+,++,+++,++++) Hal yang sama dilakukan pada tangan yang dicuci dengan air, dicuci dengan sabun antiseptik, dan dicuci dengan alkohol, Cawan ditutup Cawan dengan posisi terbalik di inkubasi selama 24 jam di dalam alat yang bernama inkubator dengan suhu 37○ C
  • 6. D. Pembahasan Tabel 6.1 Pengamatan Sanitasi Pekerja Kelompok Perlakuan Keterangan 1 Tangan tanpa dicuci ++++ 2 Tangan tanpa dicuci ++++ 3 Tangan dicuci pakai air +++ 4 Tangan dicuci pakai air +++ 5 Tangan dicuci dengan alkohol ++ 6 Tangan dicuci dengan alkohol ++ 7 Tangan dicuci dengan sabun + 8 Tangan dicuci dengan sabun + Kontrol - Sumber : Laporan Sementara Pada tabel diatas terdapat beberapa tingkat kandungan mikroba yang terkontaminasi pada tangan manusia. Tingkat kandungan mikroba tersebut sebagai berikut: ++++ (sangat banyak mikroba), +++ (banyak mikroba), ++ (sedikit mikroba), + (sangat sedikit mikroba), - (tidak ada mikroba). Pada hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan urutan hasil perlakuan dari yang paling banyak mengandung mikroba sampai tidak mengandung mikroba adalah sebagai berikut: tangan tanpa dicuci (kelompok 1 dan 2) mengandung sangat banyak mikroba, tangan dicuci pakai air (kelompok 3 dan 4) mengandung banyak mikroba, tangan dicuci dengan alkohol (kelompok 5 dan 6) mengandung sedikit mikroba, tangan yang dicuci dengan sabun antiseptik (kelompok 7 dan 8) mengandung sangat sedikit mikroba. Menurut teori yang disampaikan oleh Rachmawati (2008) dikatakan bahwa waktu mencuci tangan yang diperpanjang tidak mengurangi jumlah bakteri yang ada. Sementara menggosok tangan dengan alkohol lebih efektif membunuh flora, tidak hanya menghilangkan secara mekanik semua flora transien dan sebagian besar flora tetap.. Hal ini berarti Menggosok tangan dengan alkohol lebih efektif dibanding dengan sabun (Rachmawati, 2008).
  • 7. Akan tetapi jika dibandingkan antara mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan mencuci tangan dengan alcohol didapatkan hasil sabun antiseptik yang lebih efektif membersihkan tangan yang terkena kontaminasi dari lingkungan luar. Hal ini seperti teori yang mengatakan penggunaan antiseptik Etanol dan Irgasan (tanpa air) memberikan hasil yang bermakna (p<0,01). Cuci tangan dengan air dan dilanjutkan alkohol 70% tidak menunjukkan hasil yang bermakna. Air, tissu pengering dan lama waktu terpapar alkohol dapat menjadi penyebab sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut (Rachmawati, 2008). Maka dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan urutan perlakuan mulai dari tang memiliki sangat banyak mikroorganismenya sampai yang paling sedikit adalah sebagai berikut: tangan tidak di cuci (memiliki sangat banyak mikroba), tangan dicuci dengan air (memiliki banyak mikroba), tangan dicuci dengan alkohol (memiliki sedikit mikroba), dan tangan yang dicuci dengan sabun antiseptik (memiliki sangat sedikit mikroba). Hal ini sudah sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Rachmawati (2008) diatas. The Association for Professionals in Infection Control (APIC) memberikan pedoman bahwa mikroorganisme transien adalah mikroorganisme yang diisolasi dari kulit, tetapi tidak selalu ada atau menetap di kulit. Mikroorganisme transien, yang terdiri atas bakteri, jamur, ragi, virus dan parasit, terdapat dalam berbagai bentuk, dari berbagai sumber yang pada akhirnya dapat terjadi kontak dengan kulit. Biasanya mikroorganisme ini dapat ditemukan di telapak tangan, ujung jari dan di bawah kuku. Kuman patogen yang mungkin dijumpai di kulit sebagai mikroorganisme transien adalah Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Clostridium perfringens, Giardia lamblia, virus Norwalk dan virus hepatitis A. Sementara flora tetap adalah flora yang menetap di kulit pada sebagian besar orang sehat yang ditemukan di lapisan epidermis dan di celah kulit (Rachmawati, 2008). Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan perlakuan yang sangat sedikit kontaminannya adalah perlakuan mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik. Sabun antiseptik efektif untuk
  • 8. membersihkan tangan dari kuman dan bakteri sehingga sebagian dari kuman dan bakteri mati. Dan juga sabun antiseptik sudah diuji oleh berbagai ahli, sehingga sabun antiseptik berguna untuk konsumen yang memakainya (Rachmawati, 2008). Lalu terdapat pula perlakuan yang menghasilkan kontaminan paling banyak yaitu pada perlakuan tidak mencuci tangan. Hal ini terjadi karena tangan manusia yang berinteraksi langsung dengan lingkungan luar rentan terkontaminasi kuman, mikroba, kotoran, dan bahan berbahaya lainnya. Sehingga jika tangan tidak mengalami perlakuan apapun (baik mencuci dengan air atau sabun atau alkohol) maka mikroba atau kuman yang bersarang pada tangan sulit untuk dibersihkan dan hal ini menyebabkan banyaknya kontaminan yang ada pada tangan tanpa dicuci (Dravnieks, 1968). E. Kesimpulan Dari percobaan acara VI Sanitasi Pekerja mikrobiologi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan : 1. Urutan hasil pengamatan dari yang paling banyak kontaminannya sampai yang paling sedikit kontaminannya adalah tangan tanpa dicuci, tangan dicuci dengan air, tangan dicuci dengan alkohol, dan tangan dicuci dengan sabun antiseptik. 2. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kondisi tangan dengan beberapa perlakuan yang berbeda-beda menggunakan media agar. 3. Perlakuan yang menghasilkan kontaminan sangat banyak adalah perlakuan tangan tidak dicuci. 4. Perlakuan yang menghasilkan kontaminan paling sedikit adalah perlakuan tangan dicuci dengan sabun antiseptik.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Dravnieks. 1968. Influence of an Antibacterial Soap on Various Effluents from Axillae. J. Soc. Cosmetic Chemists, No 19 Hal 611-626. Chicago. Hans. 1976. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Lilik. 2004. Gambaran Bakteriologis Tangan Perawat (Bacteriological Descriptions Of Nurses’s Hand). Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 20, No. 1. Malang. Michael. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Patel. 2004. The efficacy of alcohol-based hand disinfectant products. Nursing Time Vol 100 No 23. London. Rachmawati. 2008. Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Jurnal Logika. Volume 5 Nomor 1. Yogyakarta. Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sari. 2012. Perbandingan Daya Anti Bakteri Cairan Pencuci Tangan Formula World Health Organization (Who) Dengan Cairan Pencuci Tangan Komersial. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Pekanbaru.
  • 10. LAMPIRAN 1. Lampiran Gambar Hasil Penelitian Gambar 6.1 Sanitasi pekerja pada 5 macam perlakuan Gambar 6.2 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan tanpa dicuci Gambar 6.3 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan dicuci dengan air
  • 11. Gambar 6.4 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan dicuci dengan alcohol Dambar 6.5 Sanitasi pekerja dengan perlakuan tangan dicuci dengan sabun