SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 50
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Di zaman ini, era dimana persaingan bisnis yang semakin sengit di 
sertai dengan kondisi yang tidak dalam kondisi yang stabil, hal-hal tersebut 
membuat perusahaan menyiapkan strategi dalam menghadapi persaingan dari 
perusahaan-perusahaan lain. Salah satu cara untuk mampu memenangkan 
persaingan tersebut adalah dengan cara meningkatkan kualitas serta 
mengawasi hasil-hasil produk yang di hasilkan oleh perusahaan, sehingga 
dapat mampu unggul bersaing dengan perusahaan lainya. 
Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi 
perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan 
tetap bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain. 
Adapun pengertian kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau 
derajat sesuatu, kualitas merupakan hal terpenting yang menjadi pertimbangan 
konsumen dalam memilih/membeli suatu produk tersebut. Produk dengan 
kualitas tinggi merupakan indikator keberhasilan dari suatu proses produksi 
karena kualitas merupakan salah satu faktor dasar keputusan konsumen dalam 
pemilihan suatu produk. Meskipun dalam proses produksi akan menghasilkan 
produk yang bervariasi, semua variabilitas yang terjadi dapat diminimumkan 
dengan metode pengendalian kualitas yang tepat. Hal ini penting dilakukan 
karena jika variabilitas pada produk yang dihasilkan tinggi, menyebabkan 
kerugian bagi perusahaan maupun konsumen sebagai pemakai produk. 
Kualitas pada suatu produk membutuhkan pengawasn yang ketat untu 
mencapai spesifikasi yang diharapkan. 
Dengan memberikan perhatian pada kualitas akan memberikan 
dampak yang positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap 
biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan (Gaspersz, 2002 dalam 
Alisjahbana, 2005). Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses
pembuatan produk yang memiliki derajat konformasi yang tinggi terhadap 
standar-standar sehingga bebas dari tingkat kerusakan. Dampak terhadap 
peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk 
berkualitas yang berharga kompetitif. Dengan memperhatikan aspek kualitas 
produk, maka tujuan perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal dapat 
terpenuhi sekaligus dapat memenuhi tuntutan konsumen akan produk yang 
berkualitas dan harga yang kompetitif. 
Akan tetapi, meskipun proses produksi telah di lakukan dengan baik, 
pada kenyataanya masih banyak produk yang di hasilkan yang tidak 
memenuhi hasil yang diharapkan, dimana kualitas produk yang dihasilkan 
tidak memenuihi standar yang telah di tentukan oleh perusahaan. Hal-hal 
tersebut terjadi karena di pengaruhi beberapa faktor seperti bahan baku, tenaga 
kerja manusia maupun fasilitas-fasilitas mesin yang digunakan dalam proses 
produksi tersebut. 
Salah satu aktifitas untuk mengendalikan kualitas agar sesuai standar 
adalah dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat,serta 
mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas.serta memberikan inovasi untuk 
melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah yang di hadapi perusahaan. 
Kegiatan pengendalian kualitas tersebut tentunya akan dapat mempertahankan 
kualitas produk. Pengendalian kualitas penting untuk di lakukan oleh 
perusahaan agar produk yang di hasilkan sesuai dengan standar yang telah di 
tetapkan baik oleh perusahaan maupun standar yang telah ditetapkan oleh 
badan lokal dan internasional yang mengelola standar mutu/kualitas. 
Pengendalian kualias yang baik akan menghasilkan kualitas produk 
yang baik pula. Maka dari itu pengendalian kualitas dapat di lakukan mulai 
dari bahan baku, tahap produksi hingga tahap akhit produk sebelum di 
distribusikan ke para konsumen. metode yang mengatur atau membahas 
mengenai kualitas dengan karakteristiknya masing-masing. Untuk mengukur 
seberapa besar tingkat kerusakan produk yang dapat diterima oleh suatu 
2
perusahaan dengan menentukan batas toleransi dari cacat produk yang 
dihasilkan tersebut dapat menggunakan metode pengendalian kualitas dengan 
menggunakan alat bantu statistik. Yaitu metode pengendalian kualitas yang 
dalam aktifitasnya menggunakan alat bantu statistik yang terdapat pada 
Statistical Process Control (SPC) serta Statistical Quality Control (SQC), 
dimana proses produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari awal produksi, 
pada saat proses produksi berlangsung sampai dengan produk jadi. Sebelum 
dilempar ke pasar, produk yang telah diproduksi diinspeksi terlebih dahulu, 
dimana produk yang baik dipisahkan dengan yang jelek (reject), sehingga 
produk yang dihasilkan jumlahnya berkurang. 
3 
1.2. Rumusan Masalah 
Pada proses pembuatan produk, pengendalian kualitas di lakukan oleh 
bagian quality assurance dan quality control . bagian quality assurance 
mengendalikan kualitas produk dengan mengukur dimensi produk seperti 
berat,diameter,panjang,lebar dan sebagainya sesuai dengan spesifikasi ukuran 
yang telah di tetapkan oleh perusahaan, sedangkan bagian quality control 
mengendalikan kualitas dengan melihat kecacatan produk secara visual. 
Maka perumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana variabilitas 
ukuran produk yang dihasilkan dan apakah hasil produksi yang di hasilkan 
dikategorikan terkendali secara statistik? 
1.3. Tujuan 
Adapun tujuan dari kerja praktek adalah sebagai berikut : 
1. Mengetahui variabilitas ukuran produk yang dihasilkan dan apakah 
hasilnya masih dalam kategori terkendali secara statistik. 
2. Mengetahui Jenis dan penyebab ketidaksesuaian ukuran hasil produksi 
3. Menganalisis kegunaan alat bantu statistik dalam membantu perusahaan 
menekan tingkat kecacatan produk.
4 
1.4. Batasan Masalah 
Adapun batasan-batasan dalam laporan kerja praktek ini, agar pembahasan 
tidak melebar dari cakupan tema laporan kerja praktek yaitu : 
1. observasi di lakukan hanya pada bagian produksi flat making. 
2. Observasi di lakukan hanya produk item Lincoln plate 27 cm 
3. Alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi 
4. Ukuran standar spesifikasi produk merupakan parameter yang 
diperoleh dari divisi quality assurance . 
1.5. Manfaat Kerja Praktek 
Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakanya kerja praktek ini bagi 
mahasiswa diantaranya adalah : 
1. Sebagai tambahan pengetahuan dan informasi mahasiswa akan 
pengembangan teknologi di masa sekarang sehingga dapat menyadari 
realitas antara teori di bangku kuliah dengan tugas yang terdapat di 
lapangan. 
2. Menambah pengalaman dalam usaha berpikir dan melatih 
keterampilan sikap, serta pola tindak dalam dunia industri yang sesuai 
dengan disiplin ilmu yang dipelajari. 
3. Memepelajari dan mengetahui proses pengendalian kualitas dalam 
proses produksi. 
4. Melakukan pengukuran yang berkaitan dengan pengendalian kualitas. 
Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakanya kerja praktek ini bagi 
perguruan tinggi diantaranya adalah: 
a. Menjalin hubungan eksternal yang baik baik dengan perusahaan yang 
bergerak dalam dunia industri. 
b. Meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan bidang dan 
keilmuan.
Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakanya kerja praktek ini bagi 
5 
perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut : 
a. Dapat menjalin hubungan eksternal yang positif dengan lembaga 
pendidikan tingkat universitas khususnya Universitas Islam Negeri 
Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Teknik Industri. 
b. Masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan 
produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil pengamatan yang 
dilakukan mahasiswa selama melaksanakan kerja praktek. 
c. Mengenal dan mengetahui keilmuan yang ada di jurusan Teknik 
Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6 
BAB II 
TEMPAT KERJA PRAKTEK 
2.1. Gambaran Umum Instansi 
2.1.1 PT Doulton 
PT Doulton adalah sebuah perusahaan manufaktur dari grup 
The Royal Doulton sejak tahun 1994. Namun pada tahun 2005 
menjadi satu-satunya perusahaan manufaktur di asia tenggara dari 
The Waterford Wedgwood U.K Plc. PT Doulton juga merupakan 
perusahaan untuk keramik rumah tangga dan koleksi yang turun-temurun 
sejak 1815, berpusat di stoke-on-trent, Staffordshire. 
Popularitas dari produk doulton dikarenakan produk-produk tersebut 
menjadi pusat perhatian keluarga kerajaan inggris, pada tahun 1901 
perusahaan di Burslem mendapatkan anugrah kerajaan dari raja yang 
baru Edward VII. Hal inilah yang memungkinkan bisnis perusahaan 
ini mempergunakan logo baru dengan nama yang dipakai untuk 
jangka waktu lama yaitu : Royal Doulton. Sekarang, produk yang 
ditawarkan mulai beragam termasuk produk untuk 
makan,hadiah,untuk masak,untuk koleksi, perhiasan, dan lain-lain. 
Tiga merek utama Royal Doulton adalah : Royal Doulton untuk 
produk-produk inggris, Royal Albert untuk produk inggris Romantis, 
dan Minton untuk produk mewah klasik,kontemporer dan 
cosmopolitan. 
2.1.2 Waterford Wedgwood 
Dengan latar belakang sejarah lebih dari 600 tahun turun-temurun. 
Saat ini Waterford Wedgwood plc adalah perusahaan dunia 
terkemuka untuk produk-produk murah dengan 4 merek dunia 
Waterford, Wedgwood, Rosenthal, dan belakangan ini Royal 
Doulton.
Waterford Wedgwood plc didirikan di tahun 1986 dengan 
digabungkanya Waterford Cristal dan Wedgwood pada Pebruari 
1998, perusahaan ini membeli 90% saham Rosenthal AG, 
Selb,Germany. Pada januari 2005, perusahaan ini kembali membeli 
perusahaan Royal Doulton yang berada di Staffordshire, karena 
penggabungan antara Waterford Wedgwood dan Royal Doulton 
akan menghasilkan salah satu perusahaan dunia untuk produk-produk 
mewah dari keramik dan gelas dan karenanya, menjadi 
symbol yang kuat dipasar keramik rumah tangga di dunia. Di 
seluruh dunia ini, kelompok bisnis ini memiliki perwakilan di lebih 
80 negara dengan total katyawan sejumlah 9.000 orang. 
Di tahun 1994, dewan Direksi Royal Doulton mendapat 
persetujuan untuk membuk usaha joint venture dengan kelompok 
Multifortuna untuk memproduksi keramik China di Indonsia. 
Kelompok MultiFortuna adalah Distributor tunggal terhadap 
produk Royal Doulton di Indonesia. Kelompok bisnis ini juga 
mempunyai control utama terhadap SURYA TOTO, salah satu 
perusahaan manufaktur dan distributor terbesar untuk keramik 
saniter di Asia Tenggara. Alasan projek ini adalah sebagai berikut : 
1. Secara strategis adalah masuk akal bagi kelompok bisnis Royal 
Doulton untuk memulai perusahaan manufaktur di lingkungan 
berbiaya rendah. 
2. Membuka pasar baru yang tidak mungkin dilakukan dengan 
7 
manufaktur inggris. 
3. Tersedianya rekanan joint venture dengan caliber tinggi. 
4. Kelompok bisnis ini tetap memegang control terhadap fasilitas 
manufakturbtersebut. 
Pada perjanjian awal, disetujui Joint Venture dengan rasio 
70:30 dengan Royal Doulton sebagai rekanan utama dan dengan
penanaman modal awal sebesar 16 juta poundsterling yang terdiri 
dari asset dan 5 juta Poundsterling untuk keperluan modal kerja. Di 
tahun 2002, kelompok Royal Doulton membeli tambahan saham 
25% dari bisnis di Indonesia sehingga kelompok multifortuna 
sekarang hanya memiliki 5% kepemilikan. Pada Desember 2004, 
Waterford Wedgwood plc salah satu competitor utama Royal 
Doulton, telah memberikan penawaran tunai untuk membeli Royal 
Doulton plc. Dan di bulan Januari 2005, PT Doulton menjadi satu-satunya 
perusahaan manufaktur yang dimiliki oleh Waterford 
8 
Wedgwood di Asia Tenggara. 
Total area perusahaan menempati bidang tanah seluas 12 
hektar dengan bangunan awal menempati area sekitar 2 hektar. Di 
tahun 2002, pengembangan terhadap bangunan utama menambah 
luas pabrik sebesar 2.4 hektar untuk menerima transfer produk 
Royal Doulton dari United Kingdom di tahun yang sama. Di tahun 
2006, lebih banyak penambahan pada bangunan yang menambah 
luas pabrik sebesar 1.5 hektar untuk meningkatkan kapasitas 
produksi dan persiapan menerima transfer produk dari Wedgwood. 
Terhitung pada bulan November 2006, jumlah karyawan yang 
dipekerjakan PT Doulton adalah sejumlah 1.363 orang termasuk 
TKA dari inggris. 
Rencana target produksi awal adalah untuk menghasilakn 
150,000 pcs per minggu, terdiri dari produk-produk untuk 
perhotelan dan penerbangan yang tidak memerlukan hiasan, namun 
sekarang pabrik ini mempunyai kapasitas 125,000 pcs per mnggu 
produk jadi yang hamper semuanya dengan hiasan. PT.Doulton 
yang memulai produksi tahun 1966 menghasilkan produk-produk 
untuk perkawinan dan sehari-hari disamping untuk perhotelan yang 
berbahan dasar Bone China. Dari tahun 1996-2000 tingkat kesulitan 
produksi meningkat dengan diperkenalkanya berbagai bentuk dan 
pola dekorasi. Di tahun 2002, merek terkenal Royal Albert di
pindahkan ke Indonesia. Produk ini di buat dengan bahan dasar 
Bone China. 
Saat ini, sebuah proyek pemindahan produk Earthenware dari 
United ingdom akan segera Diselesaikan 1,4 juta pcs terdiri dari 136 
item individu, mencakup 8 pola individu dengan hiasan. Selain itu, 
juga sedang direncanakan pemindahan 20.000 pcs produk 
Wedgwood Bone Chine Holloware yang sekarang masih di produksi 
di United Kingdom. 
9 
2.2 Sejarah Perusahaan 
Royal Doulton adalah sebuah produk Inggris klasik dalam pembuatan alat-alat 
makan – minum dan keramik pada tahun 1815. Semua berawal dari 
hubungan antara John Doulton, Martha Jones, and John Watts di suatu 
factory di Lambeth, London. Disana bisnis ini sebagai spesialis dalam 
pembuatan barang pecah belah. Perusahaan tersebut mengambil nama 
Doulton pada tahun 1853 ketika John dan anaknya henry, mereka mendirikan 
sebagai pembuat barang pecah belah Inggris. Dan selama barang pecahbelah 
belum dapat berkembang luas, mereka mampu mengembangkan produk 
dengan memproduksi variasi dari jenis-jenis yang luas untuk pasaran barang-barang 
mewah. 
Perubahan social merubah nasib keberuntungan bisnis ini, pada masa Ratu 
Victoria (1837-1901). Alhasil, Doulton memimpin dalam negaranya dan 
industri barang pecah belah telah membuat negara inggris sebagai perusahaan 
top pembuat barang pecah belah. Pada waktu itu juga, perusahaan tersebut 
menjadi pemain kunci dalam bidang kerajinan keramik. Singkatnya Doulton 
tiadak hanya memproduksi barang yang tinggi tingkat kegunaanya, akan 
tetapi produk yang di hasilkan juga fashionable. 
Ini adalah kisah sukses yang telah berlalu dan terjadi di Stoke-on-Trent. 
Pada tahun 1882 Doulton membeli sebuah perusahaan kecil dari Pinder, 
Bourne and Co. di jalan Nile di Burslem,Staffordshire, dan Doulton Di juluki 
sebagai “ahli keramik”. Doulton menjadi berkembang popular, berterima 
kasih sebesar-besarnya kepada direksi artistic John Slater, dimana telah
bekerja malang melintang beberapa variasi dunia patung,pot bunga dan 
dekorasi. 
Diantara persaingan, royal doulton berubah menjadi terkenal didunia 
China. Bahwa nama dan reputasinya telah berkembang dengan hasil 
produksinya seperti Titanium Ware dan juga Bone China. Inovasi dan 
nspirasi selalu menjadi faktor dalam perkembangan. Pada tahun 1960 Royal 
Doulton memperkenalkan produk baru yaitu Keramik China. Yang mana 
telah dikembangkan dalam beberapa tahun oleh Direksi Teknikal Richard 
Bailey, dan efektif memindah biaya Bone China selama keramik china di 
tawarkan untuk di produksi. Di tahun 1996 Royal Doulton mendapat untuk 
pertama kalinya penghargaan kerajaan untuk bidang Inovasi teknikal untuk 
bisnis. 
Secara sendirinya, selama sepanjang sejarah Royal Doulton telah menjalin 
asosiasi dengan beberapa brand-brand lainya. Minton telah berkerja sama 
dengan Royal Doulton di tahun 1968, selama Royal Albert, menjadi bagian 
dari aliansi keramik inggris, telah bergabung ketika Royal Doulton bersatu 
dengan AEP di tahun 1971. Sejak itu, bisnis tersebut telah berkombinasi 
dengan dengan 3 brand yaitu : Royal Doulton, Royal Albert dan Minton. 
Talenta kreatifitas individu juga menjadi poin utama untuk menjaga 
kesuksesan dari Royal Doulton dan brand telah berkembang seiring dengan 
silsilah keramik. Sekarang, Royal Doulton bukan hanya salah satu 
perusahaan chinaware tertua didunia. Tapi juga salah satu yang terupdate. 
Royal Doulton melanjutkan untuk membangun perusahaan diatas tanah 
warisan di Indonesia. 
Pada Desember 2004, Waterford Wedgwood U.K yang salah merupakan 
salah satu saingan terbesar, merekomendasikan penawaran tunai untuk Royal 
Doulton. Sebagai kombinasi dari Waterford Wedgwood dan Royal Doulton 
akan membuat bisnis keramik mewah yang merajai di dunia. Royal Doulton 
menjadi bagian dari Waterford Wedgwood pada Januari 2005 oleh karena itu, 
menjadi kuat pada pasar alat makan keramik di dunia. Dengan telah 
10
bergabungnya selama lebih dari 600 tahun dari warisan,tradisi, dan kesenian , 
saat ini Waterford Wedgwood merajai perusahaan barang-barang mewah 
dengan 4 brand berpenghargaan dunia yaitu Waterford,Wedgwood,Rosenthal 
dan Royal Doulton. 
11 
2.3 Struktur Organisasi 
Setiap perusahaan tentunya memeerlukan suatu kordinasi yang tepat dan 
baik antara pimpinan atau atasan perusahaan dengan bawahanya, struktur 
organisasi yang baik akan membawa hal yang positif terutama dalam hal 
pembagian wewenang antar masing-masing jabatan yang terdapat dalam 
struktur organisasi perusahaan tersebut. Apabila setiap tugas dan wewenang 
dapat dilakukan secara baik dan tepat, maka dapat membuat kondisi 
operasional perusahaan berjalan efektif. 
Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Doulton merupakan gambaran 
hubungan antar bagian dalam organisasi, struktur itu juga menggambarkan : 
1. Pembagian kerja, baik wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing 
bagian dalam organisasi. 
2. karyawan dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dapat terciptaya 
keselarasan kerja, harmonis dan loyal terhadap organisasi. 
Berikut ini adalah struktur organisasi pada PT Doulton
12 
Gambar 2.1 Struktur Organisasi 
President Director 
HR&GA Director 
HSE Manager Factor Manager 
Maintenance 
Manager 
Decal Factory 
Manager 
Planning & 
warehouse 
Manager 
Tech.Compliance 
& Quality Manager 
Finance & 
Accounting 
Manager
13 
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pegawai 
adalah sebagai berikut : 
1. President Director 
Direktur utama (President Director) adalah jabatan yang ditunjuk dan 
memberi laporan kepada dewan direksi, berikut ini adalah tugas dan 
wewenang dari Direktur utama yaitu : 
c. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif 
d. Menawarkan visi imajinasi di tingkat tertinggi 
e. Memimpin rapat umum, dalam hal : untuk memastikan 
pelaksanaan tata-terti, menentukan urutan agenda, menjelaskan dan 
menyimpulkan tindakan dan kebijakan. 
f. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubunganya 
dengan dunia luar. 
g. Mengambil keputusan. 
2. HR & GA Director 
adapun beberapa tugas, tanggung jawab dan wewnang dari HR & 
GA Director antara lain yaitu : 
a. Interview perekrutan karyawan baru 
b. Menyiapkan data absensi karyawan dll untuk keperluan penggajian 
c. Melakukan penggajian 
d. Melakukan penilaian kinerja karyawan dalam promosi jabatan. 
e. Mengurus rumah tangga kantor 
f. Menyiapan surat ajalan bagi karyawan yang akan melakukan tugas 
keluar 
g. Mengkoordinir transportasi yang digunakan untuk tugas luar 
karyawan 
h. Menerbitkan peraturan perusahaan. 
3. HSE Manager 
Tugas dan wewenang dari HSE manager adalah menangani 
keselamatan kerja para pekerja pada perusahaan.
14 
4. Factor Manager 
Adapun tugas dan tanggung jawab dari departemen factor manager 
adalah : 
a. Mengelola Pabrik dan seluruh aset sumber daya yang berada 
dibawah pengawasannya. 
b. Menyusun rencana dan anggaran tahunan. 
c. Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengawasi 
kegiatan pengolahan serta aspek lainnya agar mutu dan 
effisiensi yang tinggi dapat dicapai dengan biaya yang 
ekonomis. 
d. Menciptakan/menumbuhkan “Sense of Belonging” kepada 
seluruh personil. 
e. Dapat mengantisipasi kejadian yang mungkin merugikan 
perusahaan. 
5. Maintenance Manager 
Adapun tugas dan tanggung jawab dari maintenance manager yaitu ; 
a. Bertanggung jawab untuk merencanakan dan 
mengorganisasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan 
perbaikan dan pemeliharaan di dalam kondisi siap untuk 
memenuhi kebutuhan lingkungan. 
b. Bertanggng jawab untuk memenuhi system manajemen mutu 
dan lingkungan bersama-sama dengan departemenya. 
6. Decal Factory Manager 
Adapun tugas dari departemen Decal Factory Manager adalah: 
a. Bertanggung jawab sebagai atasan dari designer hiasan produk 
7. Planning & Ware House Manager 
Adapun peranan dari departemen Planning & Ware House Manager 
pada PT Doulton adalah Manajer gudang bertugas merencanakan dan 
mengendalikan kegiatan pergudangan sehingga tercapai tujuan 
utamanya, diantaranya: keamanan, keakurasian jumlah dan kebutuhan 
barang yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang
telah ditetapkan manajemen. Menerapkan prosedur kerja, termasuk 
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk menjaga dan 
memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak 
tetap. Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus 
transaksi barang melalui penentuan tata letak gudang serta penunjang 
tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan fasilitas dan optimalisasi 
tenaga kerja. 
15 
8. Tech. Compliance & Quality Manager 
Adapun wewenang dan tanggung jawab dari departemen tech. 
Compliance & Quality Manager adalah : 
a. Melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan system Pemeriksaan 
Pengendalian Intern yang berlaku. 
b. Mengkoordinasikan kegiatanpemeriksaan dengan presiden 
derektur tentang pencapaian tujuan pemeriksaan dan tujuan 
perusahaan. 
c. Mengikuti tindak lanjut atas temuan-temuan pemeriksaan yang 
dilaporkan oleh bagian audit internal, untuk memastikan bahwa 
tindakan yang tepat telah di ambil dan dilaksanakan oleh 
pimpinan atau pejabat objek pemeriksaan. 
d. Menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) yang 
disampaikan kepada Presiden Direktur dengan tembusan pada 
Direktur Utama Serta General Manager terkait tang 
bertanggung jawab Menindak lanjutin temuan hasil 
pemeriksaan 
Adapun tanggung jawabnya adalah : 
a. Setiap saat dapat memasuki untuk memeriksa seluruh bagian di 
lingkungan perusahaan, memeriksa seluruh dokumen atau 
catatan yang dipandang perlu yang berkaitan baik langsung 
dengan kegiatan perusahaan serta mewawamcarai atau 
memeriksa pegawai perusahaan yang diperlukan untuk 
kepentingan pemeriksaan.
b. Apabila dipandang perlu, audit internal dapat memperoleh 
bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan pemeriksaan baik 
dalam maupun dari luar perusahaan setelah mendapat 
persetujuan Persiden Direktur. 
c. Melakukan pemeriksaan khusus yang dilaksanakan oleh kepala 
audit internal dengan seizin Presiden Direktur. 
Dengan tanggung jawab tersebut sangat memungkinkan bagi 
satuan penegendalian untuk melakukan audit dengan jangkauan 
yang cukup luas meliputi kegiatan di setiap tingkat manajemen, 
termasik seluruh karyawan perusahaan sekalipun seorang 
Manajer Divisi. 
Adapun tugas dari bagian Quality Manager yaitu : 
a. Sebagai pelaksana utama dalam proses pelaksanaan kebijakan 
kualitas perusahaan bersama APPI berkomunikasi dengan 
Executive Director dalam menentukan layak tidaknya produk 
dikirim ke pelanggan dari tinjauan masalah yang berpengaruh 
besar terhadap perusahaan. 
b. Memutuskan layak atau tidaknya produk, baik produk setengah 
jadi atau produk jadi untuk diproses dan dikirim ke pelanggan 
dari tinjauan teknis. 
c. Berkonsultasi dengan APPI dalam memutuskan layak atau 
tidaknya produk, baik produk setengah jadi atau produk jadi 
untuk diproses dan dikirim kepelanggan dari tinjauan standard 
aturan global atau spesifik pellanggan. 
16 
9. Finance & Accounting Manager 
Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan, 
menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menetukan tujuan yang 
harus dicapai. Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek 
financial supaya sejalan dengan AOP. Menandatangai bank instrument 
(Cheque, transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan
perusahaan. Verifikasi setiap pengeluaran biaya ataupun pembelian 
aset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang 
ditetapkan oleh perusaaan. Menetapkan pelaksanaan sistem dan 
prosedur yang berkaitan dengan keuangan. 
17
18 
2.4 Alur Proses Produksi
Didalam memproduksi alat-alat makan khususnya Flat making 
memerlukan tahapan-tahapan dalam menjalankan proses produksi. Adapun 
tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut : 
1. Bahan Baku 
PT Doulton adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang 
produksi barang pecah belah yang berbahan baku utamanya adalah 
Earthenware dan Bonechina.bahan baku di supply dengan oleh supplier 
dalam negri. 
19 
2. Mixing (persiapan bahan baku) 
Mixing merupakan tahapan mempersiapkan bahan baku untuk produksi 
yang nantinya bahan baku akan di maukan kedalam tangki besar untuk 
dihancurkan dan di cetak membentuk silinder panjang yang akan dipotong-potong 
sesuai dengan kebituhan. 
3. Pencetakan bahan baku. 
Pada tahap ini bahan baku yang sudah di campur pada tangki besar akan di 
bentuk menjadi 2 jenis golongan bentuk yaitu slip house (tabung) dan bentuk 
pipih besar, untuk slip house di gunakan untuk membuat piring,sedangkan 
bahan baku berbentuk pipih besar di gunakan untuk membuat gelas. 
4. Produksi 
Pada tahap ini masing-masing bahan baku di buat dengan masing masing 
mesin baik untuk membuat flat making,cup making atau hollowware. 
5. Inspeksi 
Dari hasil-hasil produksi tersebut akan di lakukan inspeksi dari masing-masing 
produk yang masih berbentuk clay atau keramik basah. 
6. Biscuit Firing 
Dari hasil clay maka tahap selanjutnya adalah pembakaran dengan 2 jenis 
mesin pembakaran yaitu mesin Kiln (pembakar dengan konveyor berjalan) 
atau di masukan ke dalam box besar. 
7. Inspeksi. 
Pada tahap ini inspeksi di lakukan kembali dengan cara mengukur dan 
mengecek apakah terdapat biscuit yang cacat atau tidak.
20 
8. Glazing 
Tahap ini adalah proses pemberian lapisan kaca pada biscuit sehingga 
permukaannya lebih halus dari tahap sebelumnya. 
9. Glost firing 
Tahap selanjutnya adalah hasil setelah glazing di bakar kembali untuk 
memastikan agar produk kuat. 
10. Inspeksi 
Tahap ini adalah inspeksi dari hasil glost yaitu dengan cara mengukur 
dimensi-dimensi produk, 
11. Glost warehouse. 
Tahap ini adalah penyimpanan produk hasil proses glost, produk ini sudah 
dapat dikatakan produk jadi, akan tetapi belum di hias. 
12. Lithography 
Tahap lithography adalah tahapan pemberian hiasan pada produk, seperti 
pemberian gambar bunga dan sebagainya. 
13. Gilding 
Tahapan ini masih merupakan tahapan pada departemen lithography, 
gilding sendiri adalah pemberian warna emas pada produk. 
14. Enamel firing 
Pada tahapan ini produk yang sudah melewati tahap gilding akan di bakar 
kembali ke dalam mesin Kiln,proses ini bertujuan agar warna dekorasi 
terserap kedalam pori-pori keramik sehingga warnanya tidak luntur. 
15. Enamel selection 
Tahapan ini adalah proses seleksi dan pengecekan dari produk-produk 
yang telah jadi yang di lakukan oleh staff departemen quality control dan 
quality assurance. 
16. Finish best warehouse. 
Produk-produk yang telah lulus seleksi di katakan produk tersebut best 
(bagus), selanjutnya adalah penyimpanan produk tersebut yang ditempatkan 
pada pallet yang kemudian disusun di dalam warehouse .
21 
17. Packing 
Tahap ini adalah proses pembungkusan produk dengan karton yang akan 
di kirimkan kepada para konsumen.
22 
BAB III 
LANDASAN TEORI 
3.1. Pengendalian Kualitas 
Pengendalian Kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk 
mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkanya dengan spesifikasi 
atau persyaratan dan mengambil tindakan yang sesuai apabila ada perbedaan 
antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Purnomo, 2004). 
Tujuan dari pengendalian kualitas adalah mengendalikan kualitas produk atau 
jasa yang dapat memuaskan konsumen. Pengendalian kualitas statistik 
merupakan suatu alat tangguh yang dapat digunakan mengurangi biaya, 
menurunkan cacat dan meningkatkan kualitas pada proses manufakturing. 
Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu dilaksanakan oleh 
perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai pendistribusian produk 
ke konsumen. Pengertian kualitas itu sendiri, yaitu dapat diartikan sebagai 
derajat atau tingkatan di mana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan 
keinginan dari konsumen (Purnomo, 2004). 
Menurut Nasrullah Reza (1996), pengendalian kualitas merupakan 
suatu kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu atau 
ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki kesesuaian dengan 
standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil akhir 
atau pengendalian kualitas dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk 
mempertahankan mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai 
dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan 
perusahaan. Aktivitas pengendalian kualitas pada umumnya 
meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut ini (Purnomo, 2004): 
1. Pengamatan terhadap performansi produk atau proses. 
2. Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standar yang 
berlaku.
3. Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan 
yang cukup signifikan, dan jika perlu dibuat tindakan-tindakan untuk 
mengoreksinya. 
Suatu perusahaan bila dengan efektif menggunakan kualitas sebagai 
strategi bisnisnya akan mendapatkan kenaikan keuntungan dari strategi 
tersebut. Konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk dari 
perusahaan tertentu yang lebih berkualitas daripada saingan-saingannya 
sehingga kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk 
mendapatkan suatu produk. Alasan-alasan mendasar pentingnya kualitas 
sebagai strategi bisnis adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004): 
1. Meningkatnya kesadaran konsumen akan kualitas dan orientasi konsumen yang 
23 
kuat akan penampilan kualitas. 
2. Kemampuan produk. 
3. Peningkatan tekanan biaya pada tenaga kerja, energi dan bahan baku. 
4. Persaingan yang semakin intensif. 
5. Kemajuan yang luar biasa dalam produktivitas melalui program keteknikan 
kualitas yang efektif. 
3.2. Dimensi Pengendalian Kualitas 
Kualitas biasanya tidak hanya ditentukan oleh satu atribut atau dimensi 
tunggal, tetapi kualitas memiliki dimensi yang banyak sehingga sulit 
untuk mendefinisikan. David Garvin, Profesor administrasi bisnis pada 
Havard University menyarankan subyek kualitas yang diterapkan pada 
produk dan mengidentifikasi delapan dimensi yang berbeda, yaitu (Reza 
Nasrullah, 1996): 
1. Untuk kerja (kinerja, performansi, prestasi) dari fungsi mengenai seberapa 
baik suatu produk melakukan apa yang memang harus dilakukan oleh 
produk tersebut. 
2. Sifat-sifat khusus dan menarik minat (features) yang menjadikan suatu 
produk unik dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain.
3. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan produk untuk bertahan atau 
24 
tidak mogok dalam masa kerjanya. 
4. Kecocokan atau kesesuaian (conformance) dengan standar industri, 
misalnya standar gas buang pada kendaraan bermotor tidak boleh melebihi 
sekian persen kandungan tembaga. 
5. Daya tahan produk (durability) terhadap waktu, tidak mudah rusak ukuran 
umur produk dan teknologi modern mempengaruhinya. 
6. Kemudahan diperbaiki jika terjadi kerusakan (serviceability). Produk yang 
digunakan untuk jangka waktu yang lama memungkinkan harus diperbaiki 
atau dipelihara, sehingga dibutuhkan ketersediaan suku cadang, tenaga ahli 
ataupun mekanisme kerja produk itu sendiri yang cukup sederhana 
sehingga tidak sulit untuk diperbaiki. 
7. Keindahan penampilan (aesthetic). Gorvin menyadari keindahan 
(Aesthetics) suatu produk memungkinkan pelanggan termotivasi oleh 
kualitas produk. 
8. Persepsi konsumen dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri 
tetapi pada citra dan reputasinya. 
Davin Garvin menyadari bahwa suatu produk biasanya tidak unggul dalam 
semua dimensi, sebaliknya produsen memilih kombinasi yang membuat 
produk memiliki suatu keunggulan kompetitif. Tapi jika kedelapan 
dimensi itu ada dalam pikiran seluruh jajaran organisasi perusahaan, maka 
manajemen kualitas akan lebih mudah dilaksanakan.
25 
3.3. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas 
Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, terlebih dahulu perlu 
memahami langkah- langkah dalam pengendalian kualitas. 
Menurut Roger G. Schroeder (2000:135) untuk mengimplementasikan 
perencanaan, pengendalian dan pengembangan kualitas melalui siklus 
kualitas diperlukan langkah- langkah sebagai berikut : 
1. Menentukan karakteristik kualitas. 
2. Memutuskan bagaimana cara mengukur setiap karakteristik. 
3. Menetapkan standar kualitas. 
4. Menentukan tes yang tepat untuk tiap-tiap standar 
5. Mencari dan memperbaiki kasus produk berkualitas rendah. 
3.4. Pengaruh Kualitas 
Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas memiliki pengaruh 
lain. Menurut Heizer & Render (2005:254) ada tiga alas an pentingnya 
kualitas, yaitu : 
1. Reputasi perusahaan. Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi 
akan mengikuti kualitas, apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan 
muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, 
kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok. Promosi diri tidak 
akan dapat menggantikan produk yang berkualitas. 
2. Keandalan produk. Pengadilan terus menurus berusahan 
menangkap organisasi yang memiliki desain, memproduksi, atau 
mengedarkan produk atau jasa yang penggunaanya mengakibatkan 
kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Costumer Product 
Safety membuat suatu standar produk untuk dapat memenuhi 
standar tersebut. 
3. Keterkibatan global. Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas 
menjadi suatu perhatian internasional. Bagi perusahaan dan Negara 
yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka 
produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan
harga global. Produk yang rendah mutunya mengurangi 
keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran Negara. 
26 
3.5. Metode Pengendalian Kualitas 
Untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka 
pengendalian kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan 
teknik-teknik pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai 
dengan standar yang telah ditetapkan. 
Menurut Montgomery (2001:26) teknik dalam melaksanakan pengendalian 
kualitas terbagi menjadi 2, yaitu : 
1. Inspection / pemeriksaan 
Untuk menjamin produk yang dihasilakn sesuai dengan standar yang 
telah ditetapkan sebelumnya, maka diperlukan adanya pemeriksaan, 
kecuali apabila keadaan produk stabil dan mempunyai rata-rata 
variabilitas yang rendah. 
Ada bebrapa pedoman umum unyuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi 
menurut Handoko (2000 : 249) yaitu : 
h. Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi 
barang-barang yang tidak sesuai. 
i. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang memakan biaya. 
j. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah 
mungkin menghentikan atau memacetkan kerja mesin-mesin. 
k. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat 
dilakukan ulang. 
l. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutupi kerusakan-kerusakan. 
m. Pada mesin-mesin semi otomatis atau otomatis, inspeksi dilakukan 
pada unit pertama dan terakhir, tetapi hanya kadang-kadang bagi 
unit-unit diantaranya. 
n. Inspeksi komponen akhir. 
o. Inspeksi sebelum penggudangan. 
p. Inspeksi dan pengujian produk jadi.
Perusahaan harus memeriksa produk hasil produksinya dan memastikan 
bahwa tidak ada produk yang dikirim tanpa melalui proses inspeksi, paling 
tidak ada sampel. Karena dalam hal ini pelanggan merupakan inspector. 
Apabila kualitas tersebut buruk, maka mereka memberitahukan kepada pihak 
lain bahwa produk yang dihasilkan perusahaan kita berkualitas buruk. 
27 
2. Statistical Quality Control / SQC 
Pengendalian kualitas secara statistic (SQC) merupakan 
teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk mengawasi, 
mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk 
dan prosesnya menggunakan metode-metode statistic. 
Pengendalian kualitas secara statistic (Statistical Quality 
Control/SQC) sering disebut juga pengendalian proses secara 
proses statistic (Statistical Process Control/SPC). 
Ada beberapa pengertian Statistical Quality Control (SQC) 
/ Statistical Process Control (SPC) yang dikemukakan Para ahli, 
antara lain sebagai berikut : 
a. Menurut Heizer & Render (2001:286) yang dimaksud dengan 
Statistical Proses Control (SPC) adalah sebuah teknik statistic 
yang digunakan untuk mengawaso standar, membuat 
pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi produk 
atau jasa sedang diproduksi. 
b. Menurut Assauri (2004:219) Statistical Quality Control adalah 
suatu system yang dikembangkan untuk menjaga standar yang 
uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang 
minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi. 
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tatistical 
Process Control / SPC adalah salah satu alat pengendali kualitas yang 
menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan, menganalisis serta
menginterpretasikan data untuk digunakan dalam kegiatan pengendalian 
kualitas ditinjau dari keseuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. 
28 
3.6. Faktor-faktor Pengendalian Kualitas 
Menurut Montgomery (2001:26) factor-faktor yang mempengaruhi 
pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah : 
1. Kemampuan proses 
Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan 
kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu 
proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan 
proses yang ada. 
2. Spesifikasi yang berlaku 
Spesifikasi hasil produksi, yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila 
ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan 
konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal 
ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat 
berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan diatas sebelum 
pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai. 
3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima 
Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah agar dapat 
mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. 
Tingkat pengendalian yang dilakukan tergantung pada banyaknya 
produk yang berada di bawah standar. 
4. Biaya kualitas 
Biaya kualitas sangatlah penting dalam mempengaruhi tingkat 
pengendalian kualita dalam menghasilkan prodk. Apabila ingin 
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, maka dibutuhkan biaya 
kualitas yang relative lebih besar. 
Macam-macam biaya kualitas : 
a. Prevention cost (biaya pencegahan)
Biaya ini merupakan biaya yang sering terjadi untuk mencegah 
terjadinya kerusakan produk yang dihasilakn. Biaya ini meliputi 
biaya yang berhubungan dengan perancangan, pelaksanaan dan 
pemeliharaan system kualitas. 
Contoh : biaya yang dikeluarkan untuk melatih karyawan. 
29 
b. Detection /Appisal Cost (Biaya deteksi/penilaian) 
Biaya deteksi adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah 
produk dan jasa yang telah dihasilkan telah sesuai dengan 
persyaratan-persyartan kualitas. 
Tujuan utama dari deteksi adalah menghindari terjadinya 
kesalahan dan kerusakan sepanjang proses produksi. 
Contoh : menghindari pengiriman barang-barang yang tidak 
sesuai dengan persyaratan konsumen. 
c. Internal Failure Cost (biaya kegagalan internal) 
Meupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian 
dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang-barang tersebut 
dikirimkan kepada konsumen. 
Contoh : produk cacat 
d. External Failure Cost (biaya kegagalan eksternal) 
Merupakan biaya yang terjadi karena produk tidak sesuai dengan 
persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut 
dikirimkan keada konsumen. 
Contoh : Biaya penarikan kembali dan biaya garansi. 
3.7. Macam-macam Diagram pengendali kualitas 
Dalam pengendalian kualitas statistic dikenal adanya “seven tools” 
Seven Tools dari pengendalian prosessatistik ini adalah metode grafik paling 
sederhana untuk menyelesaikan masalah. Seven tools tersebut adalah : 
1. Lembar Pengamatan (Check Sheet) 
Lembar pengamatan adalah lembar yang digunakan untuk mencatat 
data produk termasuk juga waktu pengamatan, permasalahan yang 
dicai dan jumlah cacat pada setiap permasaahan.
30 
2. Stratifikas (Run Chart) 
Startifikasi adalah suatu upaya untuk menhyrai atau mengklasfikasi 
persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil 
atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan. 
3. Histogram 
Histogram adalah diagram batang yang menunjukan tabulasi dari data 
yang diatur berdasarkan ukuranya. Tabulasi data ini umumnya dikenal 
sebagai distribusi frekuensi. 
4. Grafik Kendali (Control Chart) 
Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan 
untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses 
yang terkendali. Grafik pengendali terkadang disebut dengan 
Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh 
Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, 
digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x 
menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas 
tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-rata, 
diameter rata-rata, dan waktu pelayanan rata-rata. Semua 
karakteristik tersebut dinamakan variabel dimana nilai numeriknya 
dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas yang 
ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidaksesuaian 
dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada 
grafik pengendali. Center line atau garis tengah adalah garis yang 
menunjukkan nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang diplot 
pada grafik. Upper limit control atau batas pengendali atas dan lower 
limit control atau batas pengendali bawah digunakan untuk membuat 
keputusan mengenai proses. Jika terdapat data yang berada di luar 
batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola data 
tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data 
berada di luar kendali statistik.
31 
5. Diagram Pareto 
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto 
dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto 
adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk 
peningkatan kualitas. Diagram ini menunjukkan seberapa besar 
frekuensi berbagai macam tipe permasalahan yang terjadi dengan 
daftar masalah pada sumbu x dan jumlah/frekuensi kejadian pada 
sumbu y. Kategori masalah diidentifikasikan sebagai masalah utama 
dan masalah yang tidak penting. Prinsip Pareto adalah 80 % masalah 
(ketidaksesuaian atau cacat) disebabkan oleh 20 % penyebab. Prinsip 
Pareto ini sangat penting karena prinsip ini mengidentifikasi 
kontribusi terbesar dari variasi proses yang menyebabkan performansi 
yang jelek seperti cacat. Pada akhirnya, diagram pareto membantu 
pihak manajemen untuk secara cepat menemukan permasalahan yang 
kritis dan membutuhkan perhatian secepatnya sehingga dapat segera 
diambil kebijakan untuk mengatasinya. 
6. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) 
Diagram sebab akibat juga disebut Ishikawa Diagram karena 
diagram ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. 
Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang dengan 
deskripsi masalah. Penyebab-penyebab masalah digambarkan dengan 
garis radial dari garis panah yang menunjukan masalah. Kegunaan 
dari diagram sebab akibat adalah: 
a. Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah. 
b. Menentukan penyebab permasalahan. 
c. Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumber-sumber 
variasi. 
7. Diagram Sebar (Scatter Diagram)
32 
Scatter diagram adalah grafik yang menampilkan hubungan 
antara dua variable tersebut kuat atau tidak yaitu antara factor proses 
yang mempengaruhu proses dengan kualitas produk. Pada sumbu x 
terdapat nilai dari variable independen, sedangkan pada sumbu y 
menunjukan nilai dari variable independen. 
3.8. Pengendalian Kualitas Statistik Untuk Data Variabel 
Pengendalian kualitas proses statistik untuk data variabel sering kali 
disebut sebagai metode peta pengendali (control chart) untuk data variabel. 
Metode ini digunakan untuk menggambarkan variasi atau penyimpangan 
yang terjadi pada kecenderungan memusat dan penyebaran observasi. Metode 
dapat menunjukan apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak. 
Menurut Mitra (1993) yang dikutip dari Ariani (2005,hal 80), macam-macam 
model peta pengendali statistik antara lain : 
1. Model Umum 
Model ini merupakan suatu rencana yang tidak teridentifikasi. Tidak ada 
titik-titik yang ada di luar batas pengendali, mayoritas titik berada pada 
titik pusat, dan beberapa titik dekat dengan batas-batas pengendali. 
2. Model Yang Berubah Secara Mendadak 
Model ini terjadi karena ada perubahan dalam suhu udara, tekanan udara, 
dan lain sebagainya. Selain itu dapat juga terjadi karena operator baru, 
alat baru, atau instrumen pengukuran baru, dan metode pemrosesan baru. 
3. Model Perubahan Bertahap 
Model ini karena ada perubahan dalam organisasi seperti perubahan baku 
atau komponen dari waktu ke waktu, perubahan program perawatan, atau 
perubahan gaya supervisi. 
4. Model Trend 
Model ini berada dengan perubahan mendadak atau bertahap. Trend 
menunjukan perubahan yang tetap naik atau turun. 
5. Model Siklus
Model ini terjadi karena pengurangan karakteristik model melalui 
evaluasi perilaku yang berulang. 
33 
6. Model Tidak Beraturan 
Model ini meliputi keanehan yang berfluktuasi tajam bahkan berada di 
batas pengendali serta biasanya di sebabkan adanya gangguan dari luar. 
7. Model Campuran 
Model ini disebabkan oleh dua atau lebih karakteristik yang berada dekat 
dengan batas-batas pengendali. Model ini terjadi karena nilai yang satu 
terlalu tinggi dan nilai-nilai yang lainya terlalu rendah. 
8. Model Stratifikasi 
Model ini merupakan hasil dari dua atau lebih distribusi karakteristik 
kualitas kualitas pada populasi. 
Dalam proses pengendalian peta pengendali statistik mendekati adanya sebab 
khusus dalam ketidaksesuaian yang terjadi. Apabila data sample berada diluar 
batas pengendali, maka data sample tersebut disebut berada diluar batas 
pengendali statistik (out of statistical control). Sebaliknya, jika data sampel 
berada didalam batas pengendali, maka data sampel tersebut berada dalam batas 
pengendali statistik (in statistical control). 
Peta pengendalian atau control chart adalah metode statistik yang 
membedakan adanya variasi atau penyimpanan karena sebab umum dan sebab 
khusus. Penyimpangan yang disebabkan oleh sebab khusus biasanya berada diluar 
batas pengendalian sedangkan yang disebabkan oleh sebab umum biasanya berada 
pada batas pengendalian.
34 
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1. Hasil Produksi 
Hasil produksi PT Doulton ini meliputi produk-produk barang pecah 
belah yang terbagi menjadi tiga jenis produk yaitu Flat,cup & dish, 
Holloware. Produk yang dihasilkan tersebut sebagian merupakan pesanan 
sehingga perencanaan produksi dan penjadwalan memegang kunci utama dari 
proses produksi tersebut, disamping pengawasan kualitas produk itu sendiri. 
PT.Doulton mempunyai konsumen yang sebagian besar berasal dari 
luar negeri seperti Jepang,Inggris, dan Amerika untuk pasaran di Indonesia 
biasanya konsumenya adalah hotel-hotel dan rumah sakit serta jasa maskapai 
penerbangan. 
4.2. Pengumpulan Data 
Data diperoleh dari hasil produksi pada PT Doulton meliputi hasil 
pengukuran selama proses produksi pada bulan Juni-Juli 2014. Data produksi 
dihitung dengan menggunakan diagram x - R chart dengan jumlah sampel 
tetap dalam tiap kelompok unit. Data tersebut dihitung untuk mengetahui 
apakah proses produksi tersebut berada dalam kontrol atau tidak. 
Proses pengendalian kualitas pada PT. Doulton dilakukan oleh 
Departemen Quality Control & Quality Assurance. Setiap produk jadi untuk 
dijual kepada konsumen ataupun bahan baku yang digunakan untuk proses 
produksi harus melalui proses pengendalian kualitas. Standar yang digunakan 
adalah kesesuaian produk dengan spesifikasi yang diminta diantaranya adalah 
Berat,Diameter,Diameter Foot, Base Center, Edge Bottom & Edge Rim. Dari 
beberapa ukuran spesifikasi tersebut , berat dan diameter merupakan standar 
yang paling menentukan apakah produk tersebut diterima atau tidaj oleh 
konsumen. 
Berikut hasil pengumpulan data hanya pada jenis produk Lincoln Plate 
27 cm pada bulan juni-juli 2014.
35 
a. Berat item Lincoln plate 27 cm 
Tabel 4.2.1 Pengumpulan Data Produk Lincoln Plate 27 cm 
LEMBAR DATA UNTUK PETA KENDALI X & R 
Produk : Lincoln Plate 27 CM 
Karakteristik : Berat 
Satuan Pengukuran : Gram 
No Tanggal Sample x R 
1 2 3 4 5 
1 02.12.13 705.3 667.4 678.2 670.5 666.1 677.5 39.2 
2 10.12.13 661.7 640.2 658.9 642.1 663.4 653.26 23.2 
3 17.12.13 615.6 717.2 650.4 695.8 655.7 666.94 101.6 
4 24.12.13 597.2 613.8 662.1 671.3 664.5 641.78 74.1 
5 30.12.13 627.8 688 624.3 687.1 635.7 652.58 63.7 
6 20.01.14 607.8 708.2 663.6 675.3 612.5 653.48 100.4 
7 27.01.14 658.7 659.2 747.2 654.7 663.5 676.66 92.5 
8 05.02.14 675.7 653.4 674.2 666.5 666.1 667.18 22.3 
9 10.02.14 675.7 724.3 633.6 698.4 645.9 675.58 90.7 
10 24.02.14 693.7 679 735.4 646.6 679.4 686.82 88.8 
11 01.04.14 669.3 661.4 634.4 628.8 689 656.58 60.2 
12 15.04.14 679.9 669.5 666.2 667.8 660.5 668.78 19.4 
13 27.04.14 640.4 650.8 655.4 666.1 652.1 652.96 25.7 
14 12.05.14 691.1 694.2 690.3 672.4 660.6 681.72 33.6 
15 22.05.14 691.1 694.2 690.3 672.4 660.6 681.72 33.6 
16 28.05.14 660.7 666.7 650.8 660.2 655.5 658.78 15.9 
17 03.06.14 665.1 675.6 668.8 679.9 666.3 671.14 14.8 
18 23.06.14 633.3 581.3 651.2 662.7 692 644.1 110.7 
19 01.07.14 702.5 746.3 714.7 621.8 694.2 695.9 124.5 
20 10.07.14 645.3 668.3 678.2 680.7 687.6 672.02 42.3 
Jumlah 13335.48 1177.2
36 
b. Diameter Lincoln Plate 27 cm 
Tabel 4.2.2 Hasil Pengukuran Diameter Lincoln Plate 27 cm 
LEMBAR DATA UNTUK PETA KENDALI X & R 
Produk : Lincoln Plate 27 CM 
Karakteristik : Diameter 
Satuan Pengukuran : mm 
No 
Sample 
Tanggal 1 2 3 4 5 x R 
1 02.12.13 301.7 301.2 301.3 301.4 302 301.52 0.8 
2 10.12.13 300.8 301 300.9 301.1 301.2 301 0.4 
3 17.12.13 300.7 301 300.5 300.8 300.6 300.72 0.5 
4 24.12.13 301 300.9 301.1 301 301 301 0.2 
5 30.12.13 303 303 303.1 303 303.1 303.04 0.1 
6 20.01.14 303.1 303.2 302.9 303.2 303 303.08 0.3 
7 27.01.14 303 303.1 303 303 304.2 303.26 1.2 
8 05.02.14 302.5 302.1 302.7 302.4 302.3 302.4 0.6 
9 10.02.14 303.7 303.6 303 303.1 303 303.28 0.7 
10 24.02.14 302.5 303.3 302.7 303 302.8 302.86 0.8 
11 01.04.14 303.4 302.4 303.1 303.1 302.7 302.94 1 
12 15.04.14 302.6 302.3 302.7 302.7 302.7 302.6 0.4 
13 27.04.14 303.1 302.3 301.7 301.9 302 302.2 1.4 
14 12.05.14 301 301.8 301.6 301.7 302 301.62 1 
15 22.05.14 302 302.8 302.6 302.9 302.7 302.6 0.9 
16 28.05.14 302 302.7 302.6 302.1 301.7 302.22 1 
17 03.06.14 302.6 303 303 303 302.7 302.86 0.4 
18 23.06.14 303.3 304.3 303.9 304 303.7 303.84 1 
19 01.07.14 302.3 302.7 303.2 302.8 302.9 302.78 0.9 
20 10.07.14 303.2 303.2 302.9 303.4 301 302.74 2.4 
jumlah 6048.56 16
37 
4.3. Pengolahan dan Analisis Data 
Perhitungan lembar peta kendali x dan R untuk berat Lincoln Plate 
27 cm adalah : 
x = 
푋1+ 푋2+⋯………..푋푛 
푛 
x = 
705 ,3+667,4+ 678,2+670,5+666 ,1 
5 
x = 705,3 
R = 푅푚푎푥 −푅푚푖푛 
푅1 = 705,3 – 666,1 
푅1 = 39,2 
Untuk perhitungan x 
2 
, x 
3 
, x 
4 
……., x 
20 
menggunakan rumus seperti 
pada perhitungan x 
1 
dan untuk perhitungan 푅2,푅3, 푅4, … . 푅20, menggunakan 
rumus seperti pada perhitungan 푅1 dan di dapat hasil seperti pada table 4.3.1 
x = 
x 
1 
+ x 
2 
+ ………… x 
20 
푚 
x = 
13335 ,48 
20 
= 666,74 
R = 
R 1 
+ R 2 
+ ………… R 푚 
푚 
= 
1177,2 
20 
= 58,86 
퐵퐾퐴 
x 
= x + 퐴2 R 
= 666,74 + (0,577푋58,86) 
= 666,74 + 33,96 
= 700,7
38 
퐺푇 
x 
= x 
= 666,74 
퐵퐾퐵 
x 
= x - 퐴2 R 
= 376,237 – (0,557 x 19,805) 
= 666,74 – 33,96 
= 632,78 
퐵퐾퐴푅 = R 퐷4 
= 58,86 x 2,114 
= 124,43 
퐺푇푅 = R 
= 58,86 
퐵퐾퐵푅 = R 퐷3 
= 58,86 x 0 
= 0
39 
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 
700 
690 
680 
670 
660 
650 
640 
630 
Sample 
UB=700.73 
Grafik 4.3.1 Peta Kendali Kontrol x Berat Lincoln Plate 27 cm 
UB=124.4 
Grafik 4.3.2. Peta Kendali Kontrol R Berat Lincoln Plate 27 cm 
Sample Mean 
__ 
X=666.77 
LB=632.81 
Xbar Chart Berat Lincoln Plate 27 cm 
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 
140 
120 
100 
80 
60 
40 
20 
0 
Sample 
Sample Range 
_ 
R=64.7 
LCL=0 
Rchart Berat Lincoln Plate 27 cm
Perhitungan lembar peta kendali x dan R untuk diameter Lincoln 
40 
Plate 27 cm adalah : 
x = 
푋1+ 푋2+⋯………..푋푛 
푛 
x = 
301 ,7+301,2+ 301,3+301,4+302 
5 
x = 301,52 
R = 푅푚푎푥 −푅푚푖푛 
푅1 = 302-301,2 
푅1 = 0,8 
Untuk perhitungan x 
2 
, x 
3 
, x 
4 
……., x 
20 
menggunakan rumus seperti 
pada perhitungan x 
1 
dan untuk perhitungan 푅2,푅3, 푅4, … . 푅20, menggunakan 
rumus seperti pada perhitungan 푅1 dan di dapat hasil seperti pada table 4.3.2 
x = 
x 
1 + x 
2+ ………… x 
20 
푚 
x = 
6048 ,56 
20 
= 302,43 
R = 
R 
1 + R 
2+ ………… R 
푚 
푚 
16 
= 
20 
= 0,8 
퐵퐾퐴 
x 
= x + 퐴2 R 
= 302,43 + (0,577푋0,8) 
= 302,43 + 0,46 
= 302,89
41 
퐺푇 
x 
= x 
= 302,43 
퐵퐾퐵 
x 
= x - 퐴2 R 
= 302,43 – (0,557 x 0,8) 
= 302,43 – 0,46 
= 301,97 
퐵퐾퐴푅 = R 퐷4 
= 0,8 x 2,114 
= 1,69 
GT푅 = R 
= 0,8 
퐵퐾퐵푅 = R 퐷3 
= 0,8 x 0 
Xbar Chart Diameter Lincoln Plate 27 cm 
1 
1 
1 1 
1 1 
1 
1 
1 
1 
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 
304.0 
303.5 
303.0 
302.5 
302.0 
301.5 
301.0 
Sample 
Sample Mean 
__ 
UB=302.43 
X=302.428 
LB=301.97 
Grafik 4.3.3 Peta Kendali Kontrol x Diameter Lincoln Plate 27 cm
42 
R Chart Diameter Lincoln Plate 27 cm 
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 
2.5 
2.0 
1.5 
1.0 
0.5 
0.0 
Sample 
Sample Range 
UB=1.69 
_ 
R=0.892 
LCL=0 
1 
Grafik 4.3.4 Peta Kendali Kontrol R Diameter Lincoln Plate 27 cm
43 
4.4. Pembahasan 
Berdasarkan gambar garfik 4.3.1 dan 4.3.2 untuk pengukuran berat 
dari lincoln plate 27 cm menunjukan bahwa keseluruhan data hasil observasi 
berada diantara batas kendali atas dan batas kendali bawah atau dapat disebut 
(in statistical control). 
Sedangkan berdasarkan gambar grafik 4.3.3 dan 4.3.4 tentang nilai 
rata-rata pengukuran pada pada dimensi diameter lincoln plate 27 cm 
menunjukan bahwa terdapat data yang (out of statistical control) yaitu pada 
data ke -1,2,3,4,5,6,9,14,18 ini berarti bahwa proses produksi yang tidak 
stabil, maka perlu di selidiki penyebab ketidak sesuaian ukuran produk 
dengan spesifikasi ukuran produk yang telah di tentukan oleh perusahaan, 
tools yang di gunakan adalah diagaram fishbone (tulang ikan) berikut ini 
gambar diiagramnya. 
Gambar 4.5. Fishbone Diagram Ketidak Sesuaian Ukuran 
Dari diagram fishbone diatas dapat diketahui bahwa sebab-sebab 
yang dapat mempengaruhi menurunya ketidak sesuaian ukuran 
produk, diantaranya adalah :
44 
a. Faktor Material (bahan baku) 
1. Bahan baku yang di gunakan adalah bonechina dimana faktor 
ini disebabkan oleh suhu kiln dan sifat dari material. 
b. Faktor Manusia 
- Ketidakdisiplinan operator dalam mengikuti standar kerja yaitu 
dengan mematuhi SOP yang telah ditentukan oleh perusahaan. 
- Operator kurang teliti juga menjadi salah satu penyebab ketidak 
sesuaian ukuran sehingga hasil produksi tidak sesuai dengan 
spesifikasi 
c. Faktor Mesin 
- Settingan mesin yang bergeser berpengaruh pula terhadap 
ukuran produk yang dihasilkan oleh mesin tersebut. Mesin yang 
di maksud dalam penyebab ketidaksesuaian ukuran ini adalah 
mesin roller pada saatr prtoses produksi 
d. Faktor Lingkungan 
- Suhu yang tidak stabil juga dapat mempengaruhi kinerja 
operator dalam bekerja sehingga dapat menyebabkan ukuran 
produk yang tidak sesuai.
45 
BAB V 
KESIMPULAN DAN SARAN 
5.1. Kesimpulan 
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat 
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 
1. Masih terdapat perbedaan-perbedaan ukuran dari masing-masing dimensi 
seperti berat dan diameter lincoln plate 27 cm, dengan batas kemampuan 
atas (BKA) rata-rata berat lincoln plate 27 cm sebesar 700,7 dan batas 
kemampuan bawah rata-rata berat lincoln plate 27 cm sebesar 632,78 dan 
untuk batas kemampuan atas rata-rata diameter lincoln plate 27 cm 
sebesar 302,89 dan batas kemampuan bawah lincoln plate 27 cm sebesar 
301,97. 
2. Berdasarkan diagram fishbone atau diagram tulang ikan maka dapat di 
ketahui penyebab dari ketidaksesuaian ukuran produk, penyebabnya 
diantaranya adalah dari faktor tenaga kerja yaitu kelelahan dalam bekerja 
yang berakibat ketidaksesuaian produk serta karyawan yang tidak 
mengikuti SOP dari perusahaan yang telah di tentukan, selain itu ada 
faktor lain yang menjadi penyebab ketidaksesuaian ukuran yaitu faktor 
usia mesin yang sudah tua serta settingan mesin yang bergeser, dan 
faktor lainya adalah faktor suhu lingkungan kerja yang cukup panas 
sehingga mempengaruhi kinerja karyawan dan berdampak pada 
ketidaksesuaian produk. 
3. Strategi yang dilakukan perusahaan adalah memberikan penekanan 
kepada karyawan untuk mengikuti SOP yang telah ditetapkan dengan cara 
memberikan training secara berkelanjutan serta menjelaskan pentingnya 
menjaga kualitas produk dan meningkatkan produktivitas. 
5.2. Saran 
Dengan melihat hasil analisis dengan metode peta X-bar dan Diagram 
Sebab Akibat, maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai bahan
pertimbangan PT. Doulton dalam upaya peningkatan kulitas produksi, adapun 
saran-saran dari penulis sebagai berikut : 
1. Perlu pengawasan yang cukup baik kepala bagian operator dalam 
memantau operatornya untuk mengikuti SOP yang telah ditetapkan 
perusahaan. 
2. Karena tingkat kecacatan masih ada yang tinggi, maka PT Doulton 
dalam hal ini Departemen Quality Control & Quality Assurance masih 
perlu melakukan pengendalian kualitas dan pengawasan yang lebih ketat. 
3. Hasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan masukan bagi 
perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan 
terutama yang berkaitan dengan upaya pengendalian kualitas produk 
yang terkendali secara statistik atau berada dalam kontrol. 
46
47 
DAFTAR PUSTAKA 
ivanemmoy.wordpress.com/factory-manager-2/ di akses 24/08/2014 jam 8.03 
abdurrachman aries,skripsi Analisis Pengendalian Kualitas Pada Pembuatan Atap 
(roof) Body Mitsubishi Prona Di PT.Karoseri Agustus (Diakses 25 Agustus 2014 
pukul 16.25 ) 
Nugroho Ariefin, Analisis Pengendalian Kualitas Benang Polyester 100% Pada 
Bagian Winding PT DELTA DUNIA TEXTILE Karanganyar (Di Akses 25 
Agustus 2014 dari diglib.uns.ac.id) 
Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI 
Dwiwinarno, Titop. 2009. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Pada Bagian 
PMontgomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control. 4th 
Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc. 
Schroeder, Roger G. 2007. Manajemen Operasi. Jilid 2-Edisi 3. Jakarta : Penerbit 
Erlangga. 
Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia 
Pustaka Utama.
48 
LAMPIRAN
49 
.
50

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

CEMENT 021500geomolean.ppt
CEMENT 021500geomolean.pptCEMENT 021500geomolean.ppt
CEMENT 021500geomolean.ppt
Ja Ti
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)
wahyuddin S.T
 
aixergee - Process Optimization for the Cement Industry
aixergee - Process Optimization for the Cement Industryaixergee - Process Optimization for the Cement Industry
aixergee - Process Optimization for the Cement Industry
LOESCHE
 
Process for non process1
Process for non process1Process for non process1
Process for non process1
pradeepdeepi
 
Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02
Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02
Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02
Anan Sithivanchai
 

La actualidad más candente (20)

High Temperature Shift Catalyst Reduction Procedure
High Temperature Shift Catalyst Reduction ProcedureHigh Temperature Shift Catalyst Reduction Procedure
High Temperature Shift Catalyst Reduction Procedure
 
jurnal aluminium
jurnal aluminiumjurnal aluminium
jurnal aluminium
 
Low Pressure Boiler Start-up Procedure
Low Pressure Boiler Start-up ProcedureLow Pressure Boiler Start-up Procedure
Low Pressure Boiler Start-up Procedure
 
CEMENT 021500geomolean.ppt
CEMENT 021500geomolean.pptCEMENT 021500geomolean.ppt
CEMENT 021500geomolean.ppt
 
Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)Pengolahan biodiesel (1)
Pengolahan biodiesel (1)
 
Vertical mill
Vertical millVertical mill
Vertical mill
 
Reformer Tube Metallurgy: Design Considerations; Failure Mechanisms; Inspecti...
Reformer Tube Metallurgy: Design Considerations; Failure Mechanisms; Inspecti...Reformer Tube Metallurgy: Design Considerations; Failure Mechanisms; Inspecti...
Reformer Tube Metallurgy: Design Considerations; Failure Mechanisms; Inspecti...
 
Soal PTS PMKR
Soal PTS PMKRSoal PTS PMKR
Soal PTS PMKR
 
aixergee - Process Optimization for the Cement Industry
aixergee - Process Optimization for the Cement Industryaixergee - Process Optimization for the Cement Industry
aixergee - Process Optimization for the Cement Industry
 
PROJECT.CLINKER COOLER EFFICIENCY(last version).pptx
PROJECT.CLINKER COOLER EFFICIENCY(last version).pptxPROJECT.CLINKER COOLER EFFICIENCY(last version).pptx
PROJECT.CLINKER COOLER EFFICIENCY(last version).pptx
 
Sistem HVAC
Sistem HVACSistem HVAC
Sistem HVAC
 
Nox reduction by reburn and sncr
Nox reduction by reburn and sncrNox reduction by reburn and sncr
Nox reduction by reburn and sncr
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Catalitik reforming proses
Catalitik reforming prosesCatalitik reforming proses
Catalitik reforming proses
 
PYRO-JET BURNER Prism Johnson Cement.ppt
PYRO-JET BURNER Prism Johnson Cement.pptPYRO-JET BURNER Prism Johnson Cement.ppt
PYRO-JET BURNER Prism Johnson Cement.ppt
 
Process for non process1
Process for non process1Process for non process1
Process for non process1
 
Atox 22.50 coal mill optimization
Atox 22.50 coal mill optimizationAtox 22.50 coal mill optimization
Atox 22.50 coal mill optimization
 
Iso 9001 2015_ibrohimilyas
Iso 9001 2015_ibrohimilyasIso 9001 2015_ibrohimilyas
Iso 9001 2015_ibrohimilyas
 
Bagian boiler
Bagian boilerBagian boiler
Bagian boiler
 
Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02
Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02
Cfbboilerbasicdesignoperationandmaintenance 130421215807-phpapp02
 

Similar a Isi laporan

13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
University of Brawijaya
 
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptxPPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
RonalEduard
 
Desain produk
Desain produkDesain produk
Desain produk
liqi_ong
 

Similar a Isi laporan (20)

13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
 
12. pengendalian mutu agroindustri
12. pengendalian mutu agroindustri12. pengendalian mutu agroindustri
12. pengendalian mutu agroindustri
 
HACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdfHACCP,ISO.pdf
HACCP,ISO.pdf
 
desain produk dan jas.pdf
desain produk dan jas.pdfdesain produk dan jas.pdf
desain produk dan jas.pdf
 
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
CPKB petunjuk dalam Industri Kosmetik
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Desain produk
Desain produk Desain produk
Desain produk
 
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptxPPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
 
Dimensi kualitas produk
Dimensi kualitas produkDimensi kualitas produk
Dimensi kualitas produk
 
desain produk dan jasa.ppt
desain produk dan jasa.pptdesain produk dan jasa.ppt
desain produk dan jasa.ppt
 
Desain produk
Desain produkDesain produk
Desain produk
 
Jaminan mutu
Jaminan mutuJaminan mutu
Jaminan mutu
 
Pengayaan materi menmut
Pengayaan materi menmutPengayaan materi menmut
Pengayaan materi menmut
 
Penelitian dan pengembangan produk
Penelitian dan pengembangan produkPenelitian dan pengembangan produk
Penelitian dan pengembangan produk
 
Apa itu cpkb
Apa itu cpkbApa itu cpkb
Apa itu cpkb
 
Pertemuan 11 manajemen kualitas i
Pertemuan 11 manajemen kualitas  iPertemuan 11 manajemen kualitas  i
Pertemuan 11 manajemen kualitas i
 
Manajemen Operational.pptx
Manajemen Operational.pptxManajemen Operational.pptx
Manajemen Operational.pptx
 
3_Sertifikasi_SNI_Jaminan_Mutu_by_ALSI
3_Sertifikasi_SNI_Jaminan_Mutu_by_ALSI3_Sertifikasi_SNI_Jaminan_Mutu_by_ALSI
3_Sertifikasi_SNI_Jaminan_Mutu_by_ALSI
 
Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.pptPengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
Pengendalian-Mutu-Terpadu-4.ppt
 
Tugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmtTugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmt
 

Más de UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (6)

Kasus kartel (tugas ekonomika industri
Kasus kartel (tugas ekonomika industriKasus kartel (tugas ekonomika industri
Kasus kartel (tugas ekonomika industri
 
Tugas & wewenang kppu
Tugas & wewenang kppuTugas & wewenang kppu
Tugas & wewenang kppu
 
Judul,daftar isi,abstrak
Judul,daftar isi,abstrakJudul,daftar isi,abstrak
Judul,daftar isi,abstrak
 
Jurnal sistem manusia mesin
Jurnal sistem manusia mesinJurnal sistem manusia mesin
Jurnal sistem manusia mesin
 
Proposal tugas akhir
Proposal tugas akhirProposal tugas akhir
Proposal tugas akhir
 
Metode economic vallue ad ded sebagai analisis kinerja keuangan perusahaan
Metode economic vallue ad ded  sebagai analisis kinerja  keuangan perusahaanMetode economic vallue ad ded  sebagai analisis kinerja  keuangan perusahaan
Metode economic vallue ad ded sebagai analisis kinerja keuangan perusahaan
 

Último

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
FujiAdam
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
taniaalda710
 

Último (14)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

Isi laporan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di zaman ini, era dimana persaingan bisnis yang semakin sengit di sertai dengan kondisi yang tidak dalam kondisi yang stabil, hal-hal tersebut membuat perusahaan menyiapkan strategi dalam menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan lain. Salah satu cara untuk mampu memenangkan persaingan tersebut adalah dengan cara meningkatkan kualitas serta mengawasi hasil-hasil produk yang di hasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat mampu unggul bersaing dengan perusahaan lainya. Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan tetap bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain. Adapun pengertian kualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu, kualitas merupakan hal terpenting yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih/membeli suatu produk tersebut. Produk dengan kualitas tinggi merupakan indikator keberhasilan dari suatu proses produksi karena kualitas merupakan salah satu faktor dasar keputusan konsumen dalam pemilihan suatu produk. Meskipun dalam proses produksi akan menghasilkan produk yang bervariasi, semua variabilitas yang terjadi dapat diminimumkan dengan metode pengendalian kualitas yang tepat. Hal ini penting dilakukan karena jika variabilitas pada produk yang dihasilkan tinggi, menyebabkan kerugian bagi perusahaan maupun konsumen sebagai pemakai produk. Kualitas pada suatu produk membutuhkan pengawasn yang ketat untu mencapai spesifikasi yang diharapkan. Dengan memberikan perhatian pada kualitas akan memberikan dampak yang positif kepada bisnis melalui dua cara yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan (Gaspersz, 2002 dalam Alisjahbana, 2005). Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui proses
  • 2. pembuatan produk yang memiliki derajat konformasi yang tinggi terhadap standar-standar sehingga bebas dari tingkat kerusakan. Dampak terhadap peningkatan pendapatan terjadi melalui peningkatan penjualan atas produk berkualitas yang berharga kompetitif. Dengan memperhatikan aspek kualitas produk, maka tujuan perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal dapat terpenuhi sekaligus dapat memenuhi tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif. Akan tetapi, meskipun proses produksi telah di lakukan dengan baik, pada kenyataanya masih banyak produk yang di hasilkan yang tidak memenuhi hasil yang diharapkan, dimana kualitas produk yang dihasilkan tidak memenuihi standar yang telah di tentukan oleh perusahaan. Hal-hal tersebut terjadi karena di pengaruhi beberapa faktor seperti bahan baku, tenaga kerja manusia maupun fasilitas-fasilitas mesin yang digunakan dalam proses produksi tersebut. Salah satu aktifitas untuk mengendalikan kualitas agar sesuai standar adalah dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat,serta mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas.serta memberikan inovasi untuk melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah yang di hadapi perusahaan. Kegiatan pengendalian kualitas tersebut tentunya akan dapat mempertahankan kualitas produk. Pengendalian kualitas penting untuk di lakukan oleh perusahaan agar produk yang di hasilkan sesuai dengan standar yang telah di tetapkan baik oleh perusahaan maupun standar yang telah ditetapkan oleh badan lokal dan internasional yang mengelola standar mutu/kualitas. Pengendalian kualias yang baik akan menghasilkan kualitas produk yang baik pula. Maka dari itu pengendalian kualitas dapat di lakukan mulai dari bahan baku, tahap produksi hingga tahap akhit produk sebelum di distribusikan ke para konsumen. metode yang mengatur atau membahas mengenai kualitas dengan karakteristiknya masing-masing. Untuk mengukur seberapa besar tingkat kerusakan produk yang dapat diterima oleh suatu 2
  • 3. perusahaan dengan menentukan batas toleransi dari cacat produk yang dihasilkan tersebut dapat menggunakan metode pengendalian kualitas dengan menggunakan alat bantu statistik. Yaitu metode pengendalian kualitas yang dalam aktifitasnya menggunakan alat bantu statistik yang terdapat pada Statistical Process Control (SPC) serta Statistical Quality Control (SQC), dimana proses produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari awal produksi, pada saat proses produksi berlangsung sampai dengan produk jadi. Sebelum dilempar ke pasar, produk yang telah diproduksi diinspeksi terlebih dahulu, dimana produk yang baik dipisahkan dengan yang jelek (reject), sehingga produk yang dihasilkan jumlahnya berkurang. 3 1.2. Rumusan Masalah Pada proses pembuatan produk, pengendalian kualitas di lakukan oleh bagian quality assurance dan quality control . bagian quality assurance mengendalikan kualitas produk dengan mengukur dimensi produk seperti berat,diameter,panjang,lebar dan sebagainya sesuai dengan spesifikasi ukuran yang telah di tetapkan oleh perusahaan, sedangkan bagian quality control mengendalikan kualitas dengan melihat kecacatan produk secara visual. Maka perumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana variabilitas ukuran produk yang dihasilkan dan apakah hasil produksi yang di hasilkan dikategorikan terkendali secara statistik? 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari kerja praktek adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui variabilitas ukuran produk yang dihasilkan dan apakah hasilnya masih dalam kategori terkendali secara statistik. 2. Mengetahui Jenis dan penyebab ketidaksesuaian ukuran hasil produksi 3. Menganalisis kegunaan alat bantu statistik dalam membantu perusahaan menekan tingkat kecacatan produk.
  • 4. 4 1.4. Batasan Masalah Adapun batasan-batasan dalam laporan kerja praktek ini, agar pembahasan tidak melebar dari cakupan tema laporan kerja praktek yaitu : 1. observasi di lakukan hanya pada bagian produksi flat making. 2. Observasi di lakukan hanya produk item Lincoln plate 27 cm 3. Alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi 4. Ukuran standar spesifikasi produk merupakan parameter yang diperoleh dari divisi quality assurance . 1.5. Manfaat Kerja Praktek Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakanya kerja praktek ini bagi mahasiswa diantaranya adalah : 1. Sebagai tambahan pengetahuan dan informasi mahasiswa akan pengembangan teknologi di masa sekarang sehingga dapat menyadari realitas antara teori di bangku kuliah dengan tugas yang terdapat di lapangan. 2. Menambah pengalaman dalam usaha berpikir dan melatih keterampilan sikap, serta pola tindak dalam dunia industri yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari. 3. Memepelajari dan mengetahui proses pengendalian kualitas dalam proses produksi. 4. Melakukan pengukuran yang berkaitan dengan pengendalian kualitas. Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakanya kerja praktek ini bagi perguruan tinggi diantaranya adalah: a. Menjalin hubungan eksternal yang baik baik dengan perusahaan yang bergerak dalam dunia industri. b. Meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan bidang dan keilmuan.
  • 5. Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakanya kerja praktek ini bagi 5 perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut : a. Dapat menjalin hubungan eksternal yang positif dengan lembaga pendidikan tingkat universitas khususnya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Teknik Industri. b. Masukan bermanfaat yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan mahasiswa selama melaksanakan kerja praktek. c. Mengenal dan mengetahui keilmuan yang ada di jurusan Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
  • 6. 6 BAB II TEMPAT KERJA PRAKTEK 2.1. Gambaran Umum Instansi 2.1.1 PT Doulton PT Doulton adalah sebuah perusahaan manufaktur dari grup The Royal Doulton sejak tahun 1994. Namun pada tahun 2005 menjadi satu-satunya perusahaan manufaktur di asia tenggara dari The Waterford Wedgwood U.K Plc. PT Doulton juga merupakan perusahaan untuk keramik rumah tangga dan koleksi yang turun-temurun sejak 1815, berpusat di stoke-on-trent, Staffordshire. Popularitas dari produk doulton dikarenakan produk-produk tersebut menjadi pusat perhatian keluarga kerajaan inggris, pada tahun 1901 perusahaan di Burslem mendapatkan anugrah kerajaan dari raja yang baru Edward VII. Hal inilah yang memungkinkan bisnis perusahaan ini mempergunakan logo baru dengan nama yang dipakai untuk jangka waktu lama yaitu : Royal Doulton. Sekarang, produk yang ditawarkan mulai beragam termasuk produk untuk makan,hadiah,untuk masak,untuk koleksi, perhiasan, dan lain-lain. Tiga merek utama Royal Doulton adalah : Royal Doulton untuk produk-produk inggris, Royal Albert untuk produk inggris Romantis, dan Minton untuk produk mewah klasik,kontemporer dan cosmopolitan. 2.1.2 Waterford Wedgwood Dengan latar belakang sejarah lebih dari 600 tahun turun-temurun. Saat ini Waterford Wedgwood plc adalah perusahaan dunia terkemuka untuk produk-produk murah dengan 4 merek dunia Waterford, Wedgwood, Rosenthal, dan belakangan ini Royal Doulton.
  • 7. Waterford Wedgwood plc didirikan di tahun 1986 dengan digabungkanya Waterford Cristal dan Wedgwood pada Pebruari 1998, perusahaan ini membeli 90% saham Rosenthal AG, Selb,Germany. Pada januari 2005, perusahaan ini kembali membeli perusahaan Royal Doulton yang berada di Staffordshire, karena penggabungan antara Waterford Wedgwood dan Royal Doulton akan menghasilkan salah satu perusahaan dunia untuk produk-produk mewah dari keramik dan gelas dan karenanya, menjadi symbol yang kuat dipasar keramik rumah tangga di dunia. Di seluruh dunia ini, kelompok bisnis ini memiliki perwakilan di lebih 80 negara dengan total katyawan sejumlah 9.000 orang. Di tahun 1994, dewan Direksi Royal Doulton mendapat persetujuan untuk membuk usaha joint venture dengan kelompok Multifortuna untuk memproduksi keramik China di Indonsia. Kelompok MultiFortuna adalah Distributor tunggal terhadap produk Royal Doulton di Indonesia. Kelompok bisnis ini juga mempunyai control utama terhadap SURYA TOTO, salah satu perusahaan manufaktur dan distributor terbesar untuk keramik saniter di Asia Tenggara. Alasan projek ini adalah sebagai berikut : 1. Secara strategis adalah masuk akal bagi kelompok bisnis Royal Doulton untuk memulai perusahaan manufaktur di lingkungan berbiaya rendah. 2. Membuka pasar baru yang tidak mungkin dilakukan dengan 7 manufaktur inggris. 3. Tersedianya rekanan joint venture dengan caliber tinggi. 4. Kelompok bisnis ini tetap memegang control terhadap fasilitas manufakturbtersebut. Pada perjanjian awal, disetujui Joint Venture dengan rasio 70:30 dengan Royal Doulton sebagai rekanan utama dan dengan
  • 8. penanaman modal awal sebesar 16 juta poundsterling yang terdiri dari asset dan 5 juta Poundsterling untuk keperluan modal kerja. Di tahun 2002, kelompok Royal Doulton membeli tambahan saham 25% dari bisnis di Indonesia sehingga kelompok multifortuna sekarang hanya memiliki 5% kepemilikan. Pada Desember 2004, Waterford Wedgwood plc salah satu competitor utama Royal Doulton, telah memberikan penawaran tunai untuk membeli Royal Doulton plc. Dan di bulan Januari 2005, PT Doulton menjadi satu-satunya perusahaan manufaktur yang dimiliki oleh Waterford 8 Wedgwood di Asia Tenggara. Total area perusahaan menempati bidang tanah seluas 12 hektar dengan bangunan awal menempati area sekitar 2 hektar. Di tahun 2002, pengembangan terhadap bangunan utama menambah luas pabrik sebesar 2.4 hektar untuk menerima transfer produk Royal Doulton dari United Kingdom di tahun yang sama. Di tahun 2006, lebih banyak penambahan pada bangunan yang menambah luas pabrik sebesar 1.5 hektar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan persiapan menerima transfer produk dari Wedgwood. Terhitung pada bulan November 2006, jumlah karyawan yang dipekerjakan PT Doulton adalah sejumlah 1.363 orang termasuk TKA dari inggris. Rencana target produksi awal adalah untuk menghasilakn 150,000 pcs per minggu, terdiri dari produk-produk untuk perhotelan dan penerbangan yang tidak memerlukan hiasan, namun sekarang pabrik ini mempunyai kapasitas 125,000 pcs per mnggu produk jadi yang hamper semuanya dengan hiasan. PT.Doulton yang memulai produksi tahun 1966 menghasilkan produk-produk untuk perkawinan dan sehari-hari disamping untuk perhotelan yang berbahan dasar Bone China. Dari tahun 1996-2000 tingkat kesulitan produksi meningkat dengan diperkenalkanya berbagai bentuk dan pola dekorasi. Di tahun 2002, merek terkenal Royal Albert di
  • 9. pindahkan ke Indonesia. Produk ini di buat dengan bahan dasar Bone China. Saat ini, sebuah proyek pemindahan produk Earthenware dari United ingdom akan segera Diselesaikan 1,4 juta pcs terdiri dari 136 item individu, mencakup 8 pola individu dengan hiasan. Selain itu, juga sedang direncanakan pemindahan 20.000 pcs produk Wedgwood Bone Chine Holloware yang sekarang masih di produksi di United Kingdom. 9 2.2 Sejarah Perusahaan Royal Doulton adalah sebuah produk Inggris klasik dalam pembuatan alat-alat makan – minum dan keramik pada tahun 1815. Semua berawal dari hubungan antara John Doulton, Martha Jones, and John Watts di suatu factory di Lambeth, London. Disana bisnis ini sebagai spesialis dalam pembuatan barang pecah belah. Perusahaan tersebut mengambil nama Doulton pada tahun 1853 ketika John dan anaknya henry, mereka mendirikan sebagai pembuat barang pecah belah Inggris. Dan selama barang pecahbelah belum dapat berkembang luas, mereka mampu mengembangkan produk dengan memproduksi variasi dari jenis-jenis yang luas untuk pasaran barang-barang mewah. Perubahan social merubah nasib keberuntungan bisnis ini, pada masa Ratu Victoria (1837-1901). Alhasil, Doulton memimpin dalam negaranya dan industri barang pecah belah telah membuat negara inggris sebagai perusahaan top pembuat barang pecah belah. Pada waktu itu juga, perusahaan tersebut menjadi pemain kunci dalam bidang kerajinan keramik. Singkatnya Doulton tiadak hanya memproduksi barang yang tinggi tingkat kegunaanya, akan tetapi produk yang di hasilkan juga fashionable. Ini adalah kisah sukses yang telah berlalu dan terjadi di Stoke-on-Trent. Pada tahun 1882 Doulton membeli sebuah perusahaan kecil dari Pinder, Bourne and Co. di jalan Nile di Burslem,Staffordshire, dan Doulton Di juluki sebagai “ahli keramik”. Doulton menjadi berkembang popular, berterima kasih sebesar-besarnya kepada direksi artistic John Slater, dimana telah
  • 10. bekerja malang melintang beberapa variasi dunia patung,pot bunga dan dekorasi. Diantara persaingan, royal doulton berubah menjadi terkenal didunia China. Bahwa nama dan reputasinya telah berkembang dengan hasil produksinya seperti Titanium Ware dan juga Bone China. Inovasi dan nspirasi selalu menjadi faktor dalam perkembangan. Pada tahun 1960 Royal Doulton memperkenalkan produk baru yaitu Keramik China. Yang mana telah dikembangkan dalam beberapa tahun oleh Direksi Teknikal Richard Bailey, dan efektif memindah biaya Bone China selama keramik china di tawarkan untuk di produksi. Di tahun 1996 Royal Doulton mendapat untuk pertama kalinya penghargaan kerajaan untuk bidang Inovasi teknikal untuk bisnis. Secara sendirinya, selama sepanjang sejarah Royal Doulton telah menjalin asosiasi dengan beberapa brand-brand lainya. Minton telah berkerja sama dengan Royal Doulton di tahun 1968, selama Royal Albert, menjadi bagian dari aliansi keramik inggris, telah bergabung ketika Royal Doulton bersatu dengan AEP di tahun 1971. Sejak itu, bisnis tersebut telah berkombinasi dengan dengan 3 brand yaitu : Royal Doulton, Royal Albert dan Minton. Talenta kreatifitas individu juga menjadi poin utama untuk menjaga kesuksesan dari Royal Doulton dan brand telah berkembang seiring dengan silsilah keramik. Sekarang, Royal Doulton bukan hanya salah satu perusahaan chinaware tertua didunia. Tapi juga salah satu yang terupdate. Royal Doulton melanjutkan untuk membangun perusahaan diatas tanah warisan di Indonesia. Pada Desember 2004, Waterford Wedgwood U.K yang salah merupakan salah satu saingan terbesar, merekomendasikan penawaran tunai untuk Royal Doulton. Sebagai kombinasi dari Waterford Wedgwood dan Royal Doulton akan membuat bisnis keramik mewah yang merajai di dunia. Royal Doulton menjadi bagian dari Waterford Wedgwood pada Januari 2005 oleh karena itu, menjadi kuat pada pasar alat makan keramik di dunia. Dengan telah 10
  • 11. bergabungnya selama lebih dari 600 tahun dari warisan,tradisi, dan kesenian , saat ini Waterford Wedgwood merajai perusahaan barang-barang mewah dengan 4 brand berpenghargaan dunia yaitu Waterford,Wedgwood,Rosenthal dan Royal Doulton. 11 2.3 Struktur Organisasi Setiap perusahaan tentunya memeerlukan suatu kordinasi yang tepat dan baik antara pimpinan atau atasan perusahaan dengan bawahanya, struktur organisasi yang baik akan membawa hal yang positif terutama dalam hal pembagian wewenang antar masing-masing jabatan yang terdapat dalam struktur organisasi perusahaan tersebut. Apabila setiap tugas dan wewenang dapat dilakukan secara baik dan tepat, maka dapat membuat kondisi operasional perusahaan berjalan efektif. Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Doulton merupakan gambaran hubungan antar bagian dalam organisasi, struktur itu juga menggambarkan : 1. Pembagian kerja, baik wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam organisasi. 2. karyawan dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dapat terciptaya keselarasan kerja, harmonis dan loyal terhadap organisasi. Berikut ini adalah struktur organisasi pada PT Doulton
  • 12. 12 Gambar 2.1 Struktur Organisasi President Director HR&GA Director HSE Manager Factor Manager Maintenance Manager Decal Factory Manager Planning & warehouse Manager Tech.Compliance & Quality Manager Finance & Accounting Manager
  • 13. 13 Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing pegawai adalah sebagai berikut : 1. President Director Direktur utama (President Director) adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada dewan direksi, berikut ini adalah tugas dan wewenang dari Direktur utama yaitu : c. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif d. Menawarkan visi imajinasi di tingkat tertinggi e. Memimpin rapat umum, dalam hal : untuk memastikan pelaksanaan tata-terti, menentukan urutan agenda, menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan. f. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubunganya dengan dunia luar. g. Mengambil keputusan. 2. HR & GA Director adapun beberapa tugas, tanggung jawab dan wewnang dari HR & GA Director antara lain yaitu : a. Interview perekrutan karyawan baru b. Menyiapkan data absensi karyawan dll untuk keperluan penggajian c. Melakukan penggajian d. Melakukan penilaian kinerja karyawan dalam promosi jabatan. e. Mengurus rumah tangga kantor f. Menyiapan surat ajalan bagi karyawan yang akan melakukan tugas keluar g. Mengkoordinir transportasi yang digunakan untuk tugas luar karyawan h. Menerbitkan peraturan perusahaan. 3. HSE Manager Tugas dan wewenang dari HSE manager adalah menangani keselamatan kerja para pekerja pada perusahaan.
  • 14. 14 4. Factor Manager Adapun tugas dan tanggung jawab dari departemen factor manager adalah : a. Mengelola Pabrik dan seluruh aset sumber daya yang berada dibawah pengawasannya. b. Menyusun rencana dan anggaran tahunan. c. Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengolahan serta aspek lainnya agar mutu dan effisiensi yang tinggi dapat dicapai dengan biaya yang ekonomis. d. Menciptakan/menumbuhkan “Sense of Belonging” kepada seluruh personil. e. Dapat mengantisipasi kejadian yang mungkin merugikan perusahaan. 5. Maintenance Manager Adapun tugas dan tanggung jawab dari maintenance manager yaitu ; a. Bertanggung jawab untuk merencanakan dan mengorganisasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan perbaikan dan pemeliharaan di dalam kondisi siap untuk memenuhi kebutuhan lingkungan. b. Bertanggng jawab untuk memenuhi system manajemen mutu dan lingkungan bersama-sama dengan departemenya. 6. Decal Factory Manager Adapun tugas dari departemen Decal Factory Manager adalah: a. Bertanggung jawab sebagai atasan dari designer hiasan produk 7. Planning & Ware House Manager Adapun peranan dari departemen Planning & Ware House Manager pada PT Doulton adalah Manajer gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan pergudangan sehingga tercapai tujuan utamanya, diantaranya: keamanan, keakurasian jumlah dan kebutuhan barang yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang
  • 15. telah ditetapkan manajemen. Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk menjaga dan memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak tetap. Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang melalui penentuan tata letak gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja. 15 8. Tech. Compliance & Quality Manager Adapun wewenang dan tanggung jawab dari departemen tech. Compliance & Quality Manager adalah : a. Melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan system Pemeriksaan Pengendalian Intern yang berlaku. b. Mengkoordinasikan kegiatanpemeriksaan dengan presiden derektur tentang pencapaian tujuan pemeriksaan dan tujuan perusahaan. c. Mengikuti tindak lanjut atas temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan oleh bagian audit internal, untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah di ambil dan dilaksanakan oleh pimpinan atau pejabat objek pemeriksaan. d. Menyusun Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) yang disampaikan kepada Presiden Direktur dengan tembusan pada Direktur Utama Serta General Manager terkait tang bertanggung jawab Menindak lanjutin temuan hasil pemeriksaan Adapun tanggung jawabnya adalah : a. Setiap saat dapat memasuki untuk memeriksa seluruh bagian di lingkungan perusahaan, memeriksa seluruh dokumen atau catatan yang dipandang perlu yang berkaitan baik langsung dengan kegiatan perusahaan serta mewawamcarai atau memeriksa pegawai perusahaan yang diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan.
  • 16. b. Apabila dipandang perlu, audit internal dapat memperoleh bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan pemeriksaan baik dalam maupun dari luar perusahaan setelah mendapat persetujuan Persiden Direktur. c. Melakukan pemeriksaan khusus yang dilaksanakan oleh kepala audit internal dengan seizin Presiden Direktur. Dengan tanggung jawab tersebut sangat memungkinkan bagi satuan penegendalian untuk melakukan audit dengan jangkauan yang cukup luas meliputi kegiatan di setiap tingkat manajemen, termasik seluruh karyawan perusahaan sekalipun seorang Manajer Divisi. Adapun tugas dari bagian Quality Manager yaitu : a. Sebagai pelaksana utama dalam proses pelaksanaan kebijakan kualitas perusahaan bersama APPI berkomunikasi dengan Executive Director dalam menentukan layak tidaknya produk dikirim ke pelanggan dari tinjauan masalah yang berpengaruh besar terhadap perusahaan. b. Memutuskan layak atau tidaknya produk, baik produk setengah jadi atau produk jadi untuk diproses dan dikirim ke pelanggan dari tinjauan teknis. c. Berkonsultasi dengan APPI dalam memutuskan layak atau tidaknya produk, baik produk setengah jadi atau produk jadi untuk diproses dan dikirim kepelanggan dari tinjauan standard aturan global atau spesifik pellanggan. 16 9. Finance & Accounting Manager Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan, menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menetukan tujuan yang harus dicapai. Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek financial supaya sejalan dengan AOP. Menandatangai bank instrument (Cheque, transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan
  • 17. perusahaan. Verifikasi setiap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh perusaaan. Menetapkan pelaksanaan sistem dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan. 17
  • 18. 18 2.4 Alur Proses Produksi
  • 19. Didalam memproduksi alat-alat makan khususnya Flat making memerlukan tahapan-tahapan dalam menjalankan proses produksi. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut : 1. Bahan Baku PT Doulton adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi barang pecah belah yang berbahan baku utamanya adalah Earthenware dan Bonechina.bahan baku di supply dengan oleh supplier dalam negri. 19 2. Mixing (persiapan bahan baku) Mixing merupakan tahapan mempersiapkan bahan baku untuk produksi yang nantinya bahan baku akan di maukan kedalam tangki besar untuk dihancurkan dan di cetak membentuk silinder panjang yang akan dipotong-potong sesuai dengan kebituhan. 3. Pencetakan bahan baku. Pada tahap ini bahan baku yang sudah di campur pada tangki besar akan di bentuk menjadi 2 jenis golongan bentuk yaitu slip house (tabung) dan bentuk pipih besar, untuk slip house di gunakan untuk membuat piring,sedangkan bahan baku berbentuk pipih besar di gunakan untuk membuat gelas. 4. Produksi Pada tahap ini masing-masing bahan baku di buat dengan masing masing mesin baik untuk membuat flat making,cup making atau hollowware. 5. Inspeksi Dari hasil-hasil produksi tersebut akan di lakukan inspeksi dari masing-masing produk yang masih berbentuk clay atau keramik basah. 6. Biscuit Firing Dari hasil clay maka tahap selanjutnya adalah pembakaran dengan 2 jenis mesin pembakaran yaitu mesin Kiln (pembakar dengan konveyor berjalan) atau di masukan ke dalam box besar. 7. Inspeksi. Pada tahap ini inspeksi di lakukan kembali dengan cara mengukur dan mengecek apakah terdapat biscuit yang cacat atau tidak.
  • 20. 20 8. Glazing Tahap ini adalah proses pemberian lapisan kaca pada biscuit sehingga permukaannya lebih halus dari tahap sebelumnya. 9. Glost firing Tahap selanjutnya adalah hasil setelah glazing di bakar kembali untuk memastikan agar produk kuat. 10. Inspeksi Tahap ini adalah inspeksi dari hasil glost yaitu dengan cara mengukur dimensi-dimensi produk, 11. Glost warehouse. Tahap ini adalah penyimpanan produk hasil proses glost, produk ini sudah dapat dikatakan produk jadi, akan tetapi belum di hias. 12. Lithography Tahap lithography adalah tahapan pemberian hiasan pada produk, seperti pemberian gambar bunga dan sebagainya. 13. Gilding Tahapan ini masih merupakan tahapan pada departemen lithography, gilding sendiri adalah pemberian warna emas pada produk. 14. Enamel firing Pada tahapan ini produk yang sudah melewati tahap gilding akan di bakar kembali ke dalam mesin Kiln,proses ini bertujuan agar warna dekorasi terserap kedalam pori-pori keramik sehingga warnanya tidak luntur. 15. Enamel selection Tahapan ini adalah proses seleksi dan pengecekan dari produk-produk yang telah jadi yang di lakukan oleh staff departemen quality control dan quality assurance. 16. Finish best warehouse. Produk-produk yang telah lulus seleksi di katakan produk tersebut best (bagus), selanjutnya adalah penyimpanan produk tersebut yang ditempatkan pada pallet yang kemudian disusun di dalam warehouse .
  • 21. 21 17. Packing Tahap ini adalah proses pembungkusan produk dengan karton yang akan di kirimkan kepada para konsumen.
  • 22. 22 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Kualitas Pengendalian Kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkanya dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar (Purnomo, 2004). Tujuan dari pengendalian kualitas adalah mengendalikan kualitas produk atau jasa yang dapat memuaskan konsumen. Pengendalian kualitas statistik merupakan suatu alat tangguh yang dapat digunakan mengurangi biaya, menurunkan cacat dan meningkatkan kualitas pada proses manufakturing. Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu dilaksanakan oleh perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai pendistribusian produk ke konsumen. Pengertian kualitas itu sendiri, yaitu dapat diartikan sebagai derajat atau tingkatan di mana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen (Purnomo, 2004). Menurut Nasrullah Reza (1996), pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu atau ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki kesesuaian dengan standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil akhir atau pengendalian kualitas dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk mempertahankan mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan perusahaan. Aktivitas pengendalian kualitas pada umumnya meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut ini (Purnomo, 2004): 1. Pengamatan terhadap performansi produk atau proses. 2. Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standar yang berlaku.
  • 23. 3. Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup signifikan, dan jika perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengoreksinya. Suatu perusahaan bila dengan efektif menggunakan kualitas sebagai strategi bisnisnya akan mendapatkan kenaikan keuntungan dari strategi tersebut. Konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk dari perusahaan tertentu yang lebih berkualitas daripada saingan-saingannya sehingga kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Alasan-alasan mendasar pentingnya kualitas sebagai strategi bisnis adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004): 1. Meningkatnya kesadaran konsumen akan kualitas dan orientasi konsumen yang 23 kuat akan penampilan kualitas. 2. Kemampuan produk. 3. Peningkatan tekanan biaya pada tenaga kerja, energi dan bahan baku. 4. Persaingan yang semakin intensif. 5. Kemajuan yang luar biasa dalam produktivitas melalui program keteknikan kualitas yang efektif. 3.2. Dimensi Pengendalian Kualitas Kualitas biasanya tidak hanya ditentukan oleh satu atribut atau dimensi tunggal, tetapi kualitas memiliki dimensi yang banyak sehingga sulit untuk mendefinisikan. David Garvin, Profesor administrasi bisnis pada Havard University menyarankan subyek kualitas yang diterapkan pada produk dan mengidentifikasi delapan dimensi yang berbeda, yaitu (Reza Nasrullah, 1996): 1. Untuk kerja (kinerja, performansi, prestasi) dari fungsi mengenai seberapa baik suatu produk melakukan apa yang memang harus dilakukan oleh produk tersebut. 2. Sifat-sifat khusus dan menarik minat (features) yang menjadikan suatu produk unik dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain.
  • 24. 3. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan produk untuk bertahan atau 24 tidak mogok dalam masa kerjanya. 4. Kecocokan atau kesesuaian (conformance) dengan standar industri, misalnya standar gas buang pada kendaraan bermotor tidak boleh melebihi sekian persen kandungan tembaga. 5. Daya tahan produk (durability) terhadap waktu, tidak mudah rusak ukuran umur produk dan teknologi modern mempengaruhinya. 6. Kemudahan diperbaiki jika terjadi kerusakan (serviceability). Produk yang digunakan untuk jangka waktu yang lama memungkinkan harus diperbaiki atau dipelihara, sehingga dibutuhkan ketersediaan suku cadang, tenaga ahli ataupun mekanisme kerja produk itu sendiri yang cukup sederhana sehingga tidak sulit untuk diperbaiki. 7. Keindahan penampilan (aesthetic). Gorvin menyadari keindahan (Aesthetics) suatu produk memungkinkan pelanggan termotivasi oleh kualitas produk. 8. Persepsi konsumen dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri tetapi pada citra dan reputasinya. Davin Garvin menyadari bahwa suatu produk biasanya tidak unggul dalam semua dimensi, sebaliknya produsen memilih kombinasi yang membuat produk memiliki suatu keunggulan kompetitif. Tapi jika kedelapan dimensi itu ada dalam pikiran seluruh jajaran organisasi perusahaan, maka manajemen kualitas akan lebih mudah dilaksanakan.
  • 25. 25 3.3. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, terlebih dahulu perlu memahami langkah- langkah dalam pengendalian kualitas. Menurut Roger G. Schroeder (2000:135) untuk mengimplementasikan perencanaan, pengendalian dan pengembangan kualitas melalui siklus kualitas diperlukan langkah- langkah sebagai berikut : 1. Menentukan karakteristik kualitas. 2. Memutuskan bagaimana cara mengukur setiap karakteristik. 3. Menetapkan standar kualitas. 4. Menentukan tes yang tepat untuk tiap-tiap standar 5. Mencari dan memperbaiki kasus produk berkualitas rendah. 3.4. Pengaruh Kualitas Selain sebagai elemen penting dalam operasi, kualitas memiliki pengaruh lain. Menurut Heizer & Render (2005:254) ada tiga alas an pentingnya kualitas, yaitu : 1. Reputasi perusahaan. Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan mengikuti kualitas, apakah itu baik atau buruk. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan karyawan, dan hubungan pemasok. Promosi diri tidak akan dapat menggantikan produk yang berkualitas. 2. Keandalan produk. Pengadilan terus menurus berusahan menangkap organisasi yang memiliki desain, memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaanya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Peraturan seperti Costumer Product Safety membuat suatu standar produk untuk dapat memenuhi standar tersebut. 3. Keterkibatan global. Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas menjadi suatu perhatian internasional. Bagi perusahaan dan Negara yang ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka harus memenuhi harapan kualitas, desain, dan
  • 26. harga global. Produk yang rendah mutunya mengurangi keuntungan perusahaan dan neraca pembayaran Negara. 26 3.5. Metode Pengendalian Kualitas Untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka pengendalian kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut Montgomery (2001:26) teknik dalam melaksanakan pengendalian kualitas terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Inspection / pemeriksaan Untuk menjamin produk yang dihasilakn sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, maka diperlukan adanya pemeriksaan, kecuali apabila keadaan produk stabil dan mempunyai rata-rata variabilitas yang rendah. Ada bebrapa pedoman umum unyuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi menurut Handoko (2000 : 249) yaitu : h. Inspeksi setelah operasi-operasi yang cenderung memproduksi barang-barang yang tidak sesuai. i. Inspeksi sebelum operasi-operasi yang memakan biaya. j. Inspeksi sebelum operasi-operasi dimana produk-produk salah mungkin menghentikan atau memacetkan kerja mesin-mesin. k. Inspeksi sebelum operasi-operasi perakitan yang tidak dapat dilakukan ulang. l. Inspeksi sebelum operasi-operasi menutupi kerusakan-kerusakan. m. Pada mesin-mesin semi otomatis atau otomatis, inspeksi dilakukan pada unit pertama dan terakhir, tetapi hanya kadang-kadang bagi unit-unit diantaranya. n. Inspeksi komponen akhir. o. Inspeksi sebelum penggudangan. p. Inspeksi dan pengujian produk jadi.
  • 27. Perusahaan harus memeriksa produk hasil produksinya dan memastikan bahwa tidak ada produk yang dikirim tanpa melalui proses inspeksi, paling tidak ada sampel. Karena dalam hal ini pelanggan merupakan inspector. Apabila kualitas tersebut buruk, maka mereka memberitahukan kepada pihak lain bahwa produk yang dihasilkan perusahaan kita berkualitas buruk. 27 2. Statistical Quality Control / SQC Pengendalian kualitas secara statistic (SQC) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk mengawasi, mengendalikan, menganalisis, mengelola, dan memperbaiki produk dan prosesnya menggunakan metode-metode statistic. Pengendalian kualitas secara statistic (Statistical Quality Control/SQC) sering disebut juga pengendalian proses secara proses statistic (Statistical Process Control/SPC). Ada beberapa pengertian Statistical Quality Control (SQC) / Statistical Process Control (SPC) yang dikemukakan Para ahli, antara lain sebagai berikut : a. Menurut Heizer & Render (2001:286) yang dimaksud dengan Statistical Proses Control (SPC) adalah sebuah teknik statistic yang digunakan untuk mengawaso standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi produk atau jasa sedang diproduksi. b. Menurut Assauri (2004:219) Statistical Quality Control adalah suatu system yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi. Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tatistical Process Control / SPC adalah salah satu alat pengendali kualitas yang menggunakan metode statistic untuk mengumpulkan, menganalisis serta
  • 28. menginterpretasikan data untuk digunakan dalam kegiatan pengendalian kualitas ditinjau dari keseuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. 28 3.6. Faktor-faktor Pengendalian Kualitas Menurut Montgomery (2001:26) factor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah : 1. Kemampuan proses Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada. 2. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi hasil produksi, yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan diatas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai. 3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah agar dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang dilakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar. 4. Biaya kualitas Biaya kualitas sangatlah penting dalam mempengaruhi tingkat pengendalian kualita dalam menghasilkan prodk. Apabila ingin menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, maka dibutuhkan biaya kualitas yang relative lebih besar. Macam-macam biaya kualitas : a. Prevention cost (biaya pencegahan)
  • 29. Biaya ini merupakan biaya yang sering terjadi untuk mencegah terjadinya kerusakan produk yang dihasilakn. Biaya ini meliputi biaya yang berhubungan dengan perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan system kualitas. Contoh : biaya yang dikeluarkan untuk melatih karyawan. 29 b. Detection /Appisal Cost (Biaya deteksi/penilaian) Biaya deteksi adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk dan jasa yang telah dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan-persyartan kualitas. Tujuan utama dari deteksi adalah menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan sepanjang proses produksi. Contoh : menghindari pengiriman barang-barang yang tidak sesuai dengan persyaratan konsumen. c. Internal Failure Cost (biaya kegagalan internal) Meupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang-barang tersebut dikirimkan kepada konsumen. Contoh : produk cacat d. External Failure Cost (biaya kegagalan eksternal) Merupakan biaya yang terjadi karena produk tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan keada konsumen. Contoh : Biaya penarikan kembali dan biaya garansi. 3.7. Macam-macam Diagram pengendali kualitas Dalam pengendalian kualitas statistic dikenal adanya “seven tools” Seven Tools dari pengendalian prosessatistik ini adalah metode grafik paling sederhana untuk menyelesaikan masalah. Seven tools tersebut adalah : 1. Lembar Pengamatan (Check Sheet) Lembar pengamatan adalah lembar yang digunakan untuk mencatat data produk termasuk juga waktu pengamatan, permasalahan yang dicai dan jumlah cacat pada setiap permasaahan.
  • 30. 30 2. Stratifikas (Run Chart) Startifikasi adalah suatu upaya untuk menhyrai atau mengklasfikasi persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan. 3. Histogram Histogram adalah diagram batang yang menunjukan tabulasi dari data yang diatur berdasarkan ukuranya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi. 4. Grafik Kendali (Control Chart) Grafik pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Grafik pengendali terkadang disebut dengan Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut. Sebagai contoh karakteristik kualitas adalah panjang rata-rata, diameter rata-rata, dan waktu pelayanan rata-rata. Semua karakteristik tersebut dinamakan variabel dimana nilai numeriknya dapat diketahui. Sedangkan atribut adalah karakteristik kualitas yang ditunjukkan dengan jumlah produk cacat, jumlah ketidaksesuaian dalam satu unit, serta jumlah cacat per unit. Terdapat tiga garis pada grafik pengendali. Center line atau garis tengah adalah garis yang menunjukkan nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang diplot pada grafik. Upper limit control atau batas pengendali atas dan lower limit control atau batas pengendali bawah digunakan untuk membuat keputusan mengenai proses. Jika terdapat data yang berada di luar batas pengendali atas dan batas pengendali bawah serta pada pola data tidak acak atau random maka dapat diambil kesimpulan bahwa data berada di luar kendali statistik.
  • 31. 31 5. Diagram Pareto Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto adalah untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas. Diagram ini menunjukkan seberapa besar frekuensi berbagai macam tipe permasalahan yang terjadi dengan daftar masalah pada sumbu x dan jumlah/frekuensi kejadian pada sumbu y. Kategori masalah diidentifikasikan sebagai masalah utama dan masalah yang tidak penting. Prinsip Pareto adalah 80 % masalah (ketidaksesuaian atau cacat) disebabkan oleh 20 % penyebab. Prinsip Pareto ini sangat penting karena prinsip ini mengidentifikasi kontribusi terbesar dari variasi proses yang menyebabkan performansi yang jelek seperti cacat. Pada akhirnya, diagram pareto membantu pihak manajemen untuk secara cepat menemukan permasalahan yang kritis dan membutuhkan perhatian secepatnya sehingga dapat segera diambil kebijakan untuk mengatasinya. 6. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Diagram sebab akibat juga disebut Ishikawa Diagram karena diagram ini diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943. Diagram ini terdiri dari sebuah panah horizontal yang panjang dengan deskripsi masalah. Penyebab-penyebab masalah digambarkan dengan garis radial dari garis panah yang menunjukan masalah. Kegunaan dari diagram sebab akibat adalah: a. Menganalisis sebab dan akibat suatu masalah. b. Menentukan penyebab permasalahan. c. Menyediakan tampilan yang jelas untuk mengetahui sumber-sumber variasi. 7. Diagram Sebar (Scatter Diagram)
  • 32. 32 Scatter diagram adalah grafik yang menampilkan hubungan antara dua variable tersebut kuat atau tidak yaitu antara factor proses yang mempengaruhu proses dengan kualitas produk. Pada sumbu x terdapat nilai dari variable independen, sedangkan pada sumbu y menunjukan nilai dari variable independen. 3.8. Pengendalian Kualitas Statistik Untuk Data Variabel Pengendalian kualitas proses statistik untuk data variabel sering kali disebut sebagai metode peta pengendali (control chart) untuk data variabel. Metode ini digunakan untuk menggambarkan variasi atau penyimpangan yang terjadi pada kecenderungan memusat dan penyebaran observasi. Metode dapat menunjukan apakah proses dalam kondisi stabil atau tidak. Menurut Mitra (1993) yang dikutip dari Ariani (2005,hal 80), macam-macam model peta pengendali statistik antara lain : 1. Model Umum Model ini merupakan suatu rencana yang tidak teridentifikasi. Tidak ada titik-titik yang ada di luar batas pengendali, mayoritas titik berada pada titik pusat, dan beberapa titik dekat dengan batas-batas pengendali. 2. Model Yang Berubah Secara Mendadak Model ini terjadi karena ada perubahan dalam suhu udara, tekanan udara, dan lain sebagainya. Selain itu dapat juga terjadi karena operator baru, alat baru, atau instrumen pengukuran baru, dan metode pemrosesan baru. 3. Model Perubahan Bertahap Model ini karena ada perubahan dalam organisasi seperti perubahan baku atau komponen dari waktu ke waktu, perubahan program perawatan, atau perubahan gaya supervisi. 4. Model Trend Model ini berada dengan perubahan mendadak atau bertahap. Trend menunjukan perubahan yang tetap naik atau turun. 5. Model Siklus
  • 33. Model ini terjadi karena pengurangan karakteristik model melalui evaluasi perilaku yang berulang. 33 6. Model Tidak Beraturan Model ini meliputi keanehan yang berfluktuasi tajam bahkan berada di batas pengendali serta biasanya di sebabkan adanya gangguan dari luar. 7. Model Campuran Model ini disebabkan oleh dua atau lebih karakteristik yang berada dekat dengan batas-batas pengendali. Model ini terjadi karena nilai yang satu terlalu tinggi dan nilai-nilai yang lainya terlalu rendah. 8. Model Stratifikasi Model ini merupakan hasil dari dua atau lebih distribusi karakteristik kualitas kualitas pada populasi. Dalam proses pengendalian peta pengendali statistik mendekati adanya sebab khusus dalam ketidaksesuaian yang terjadi. Apabila data sample berada diluar batas pengendali, maka data sample tersebut disebut berada diluar batas pengendali statistik (out of statistical control). Sebaliknya, jika data sampel berada didalam batas pengendali, maka data sampel tersebut berada dalam batas pengendali statistik (in statistical control). Peta pengendalian atau control chart adalah metode statistik yang membedakan adanya variasi atau penyimpanan karena sebab umum dan sebab khusus. Penyimpangan yang disebabkan oleh sebab khusus biasanya berada diluar batas pengendalian sedangkan yang disebabkan oleh sebab umum biasanya berada pada batas pengendalian.
  • 34. 34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Produksi Hasil produksi PT Doulton ini meliputi produk-produk barang pecah belah yang terbagi menjadi tiga jenis produk yaitu Flat,cup & dish, Holloware. Produk yang dihasilkan tersebut sebagian merupakan pesanan sehingga perencanaan produksi dan penjadwalan memegang kunci utama dari proses produksi tersebut, disamping pengawasan kualitas produk itu sendiri. PT.Doulton mempunyai konsumen yang sebagian besar berasal dari luar negeri seperti Jepang,Inggris, dan Amerika untuk pasaran di Indonesia biasanya konsumenya adalah hotel-hotel dan rumah sakit serta jasa maskapai penerbangan. 4.2. Pengumpulan Data Data diperoleh dari hasil produksi pada PT Doulton meliputi hasil pengukuran selama proses produksi pada bulan Juni-Juli 2014. Data produksi dihitung dengan menggunakan diagram x - R chart dengan jumlah sampel tetap dalam tiap kelompok unit. Data tersebut dihitung untuk mengetahui apakah proses produksi tersebut berada dalam kontrol atau tidak. Proses pengendalian kualitas pada PT. Doulton dilakukan oleh Departemen Quality Control & Quality Assurance. Setiap produk jadi untuk dijual kepada konsumen ataupun bahan baku yang digunakan untuk proses produksi harus melalui proses pengendalian kualitas. Standar yang digunakan adalah kesesuaian produk dengan spesifikasi yang diminta diantaranya adalah Berat,Diameter,Diameter Foot, Base Center, Edge Bottom & Edge Rim. Dari beberapa ukuran spesifikasi tersebut , berat dan diameter merupakan standar yang paling menentukan apakah produk tersebut diterima atau tidaj oleh konsumen. Berikut hasil pengumpulan data hanya pada jenis produk Lincoln Plate 27 cm pada bulan juni-juli 2014.
  • 35. 35 a. Berat item Lincoln plate 27 cm Tabel 4.2.1 Pengumpulan Data Produk Lincoln Plate 27 cm LEMBAR DATA UNTUK PETA KENDALI X & R Produk : Lincoln Plate 27 CM Karakteristik : Berat Satuan Pengukuran : Gram No Tanggal Sample x R 1 2 3 4 5 1 02.12.13 705.3 667.4 678.2 670.5 666.1 677.5 39.2 2 10.12.13 661.7 640.2 658.9 642.1 663.4 653.26 23.2 3 17.12.13 615.6 717.2 650.4 695.8 655.7 666.94 101.6 4 24.12.13 597.2 613.8 662.1 671.3 664.5 641.78 74.1 5 30.12.13 627.8 688 624.3 687.1 635.7 652.58 63.7 6 20.01.14 607.8 708.2 663.6 675.3 612.5 653.48 100.4 7 27.01.14 658.7 659.2 747.2 654.7 663.5 676.66 92.5 8 05.02.14 675.7 653.4 674.2 666.5 666.1 667.18 22.3 9 10.02.14 675.7 724.3 633.6 698.4 645.9 675.58 90.7 10 24.02.14 693.7 679 735.4 646.6 679.4 686.82 88.8 11 01.04.14 669.3 661.4 634.4 628.8 689 656.58 60.2 12 15.04.14 679.9 669.5 666.2 667.8 660.5 668.78 19.4 13 27.04.14 640.4 650.8 655.4 666.1 652.1 652.96 25.7 14 12.05.14 691.1 694.2 690.3 672.4 660.6 681.72 33.6 15 22.05.14 691.1 694.2 690.3 672.4 660.6 681.72 33.6 16 28.05.14 660.7 666.7 650.8 660.2 655.5 658.78 15.9 17 03.06.14 665.1 675.6 668.8 679.9 666.3 671.14 14.8 18 23.06.14 633.3 581.3 651.2 662.7 692 644.1 110.7 19 01.07.14 702.5 746.3 714.7 621.8 694.2 695.9 124.5 20 10.07.14 645.3 668.3 678.2 680.7 687.6 672.02 42.3 Jumlah 13335.48 1177.2
  • 36. 36 b. Diameter Lincoln Plate 27 cm Tabel 4.2.2 Hasil Pengukuran Diameter Lincoln Plate 27 cm LEMBAR DATA UNTUK PETA KENDALI X & R Produk : Lincoln Plate 27 CM Karakteristik : Diameter Satuan Pengukuran : mm No Sample Tanggal 1 2 3 4 5 x R 1 02.12.13 301.7 301.2 301.3 301.4 302 301.52 0.8 2 10.12.13 300.8 301 300.9 301.1 301.2 301 0.4 3 17.12.13 300.7 301 300.5 300.8 300.6 300.72 0.5 4 24.12.13 301 300.9 301.1 301 301 301 0.2 5 30.12.13 303 303 303.1 303 303.1 303.04 0.1 6 20.01.14 303.1 303.2 302.9 303.2 303 303.08 0.3 7 27.01.14 303 303.1 303 303 304.2 303.26 1.2 8 05.02.14 302.5 302.1 302.7 302.4 302.3 302.4 0.6 9 10.02.14 303.7 303.6 303 303.1 303 303.28 0.7 10 24.02.14 302.5 303.3 302.7 303 302.8 302.86 0.8 11 01.04.14 303.4 302.4 303.1 303.1 302.7 302.94 1 12 15.04.14 302.6 302.3 302.7 302.7 302.7 302.6 0.4 13 27.04.14 303.1 302.3 301.7 301.9 302 302.2 1.4 14 12.05.14 301 301.8 301.6 301.7 302 301.62 1 15 22.05.14 302 302.8 302.6 302.9 302.7 302.6 0.9 16 28.05.14 302 302.7 302.6 302.1 301.7 302.22 1 17 03.06.14 302.6 303 303 303 302.7 302.86 0.4 18 23.06.14 303.3 304.3 303.9 304 303.7 303.84 1 19 01.07.14 302.3 302.7 303.2 302.8 302.9 302.78 0.9 20 10.07.14 303.2 303.2 302.9 303.4 301 302.74 2.4 jumlah 6048.56 16
  • 37. 37 4.3. Pengolahan dan Analisis Data Perhitungan lembar peta kendali x dan R untuk berat Lincoln Plate 27 cm adalah : x = 푋1+ 푋2+⋯………..푋푛 푛 x = 705 ,3+667,4+ 678,2+670,5+666 ,1 5 x = 705,3 R = 푅푚푎푥 −푅푚푖푛 푅1 = 705,3 – 666,1 푅1 = 39,2 Untuk perhitungan x 2 , x 3 , x 4 ……., x 20 menggunakan rumus seperti pada perhitungan x 1 dan untuk perhitungan 푅2,푅3, 푅4, … . 푅20, menggunakan rumus seperti pada perhitungan 푅1 dan di dapat hasil seperti pada table 4.3.1 x = x 1 + x 2 + ………… x 20 푚 x = 13335 ,48 20 = 666,74 R = R 1 + R 2 + ………… R 푚 푚 = 1177,2 20 = 58,86 퐵퐾퐴 x = x + 퐴2 R = 666,74 + (0,577푋58,86) = 666,74 + 33,96 = 700,7
  • 38. 38 퐺푇 x = x = 666,74 퐵퐾퐵 x = x - 퐴2 R = 376,237 – (0,557 x 19,805) = 666,74 – 33,96 = 632,78 퐵퐾퐴푅 = R 퐷4 = 58,86 x 2,114 = 124,43 퐺푇푅 = R = 58,86 퐵퐾퐵푅 = R 퐷3 = 58,86 x 0 = 0
  • 39. 39 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 700 690 680 670 660 650 640 630 Sample UB=700.73 Grafik 4.3.1 Peta Kendali Kontrol x Berat Lincoln Plate 27 cm UB=124.4 Grafik 4.3.2. Peta Kendali Kontrol R Berat Lincoln Plate 27 cm Sample Mean __ X=666.77 LB=632.81 Xbar Chart Berat Lincoln Plate 27 cm 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 140 120 100 80 60 40 20 0 Sample Sample Range _ R=64.7 LCL=0 Rchart Berat Lincoln Plate 27 cm
  • 40. Perhitungan lembar peta kendali x dan R untuk diameter Lincoln 40 Plate 27 cm adalah : x = 푋1+ 푋2+⋯………..푋푛 푛 x = 301 ,7+301,2+ 301,3+301,4+302 5 x = 301,52 R = 푅푚푎푥 −푅푚푖푛 푅1 = 302-301,2 푅1 = 0,8 Untuk perhitungan x 2 , x 3 , x 4 ……., x 20 menggunakan rumus seperti pada perhitungan x 1 dan untuk perhitungan 푅2,푅3, 푅4, … . 푅20, menggunakan rumus seperti pada perhitungan 푅1 dan di dapat hasil seperti pada table 4.3.2 x = x 1 + x 2+ ………… x 20 푚 x = 6048 ,56 20 = 302,43 R = R 1 + R 2+ ………… R 푚 푚 16 = 20 = 0,8 퐵퐾퐴 x = x + 퐴2 R = 302,43 + (0,577푋0,8) = 302,43 + 0,46 = 302,89
  • 41. 41 퐺푇 x = x = 302,43 퐵퐾퐵 x = x - 퐴2 R = 302,43 – (0,557 x 0,8) = 302,43 – 0,46 = 301,97 퐵퐾퐴푅 = R 퐷4 = 0,8 x 2,114 = 1,69 GT푅 = R = 0,8 퐵퐾퐵푅 = R 퐷3 = 0,8 x 0 Xbar Chart Diameter Lincoln Plate 27 cm 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 304.0 303.5 303.0 302.5 302.0 301.5 301.0 Sample Sample Mean __ UB=302.43 X=302.428 LB=301.97 Grafik 4.3.3 Peta Kendali Kontrol x Diameter Lincoln Plate 27 cm
  • 42. 42 R Chart Diameter Lincoln Plate 27 cm 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 Sample Sample Range UB=1.69 _ R=0.892 LCL=0 1 Grafik 4.3.4 Peta Kendali Kontrol R Diameter Lincoln Plate 27 cm
  • 43. 43 4.4. Pembahasan Berdasarkan gambar garfik 4.3.1 dan 4.3.2 untuk pengukuran berat dari lincoln plate 27 cm menunjukan bahwa keseluruhan data hasil observasi berada diantara batas kendali atas dan batas kendali bawah atau dapat disebut (in statistical control). Sedangkan berdasarkan gambar grafik 4.3.3 dan 4.3.4 tentang nilai rata-rata pengukuran pada pada dimensi diameter lincoln plate 27 cm menunjukan bahwa terdapat data yang (out of statistical control) yaitu pada data ke -1,2,3,4,5,6,9,14,18 ini berarti bahwa proses produksi yang tidak stabil, maka perlu di selidiki penyebab ketidak sesuaian ukuran produk dengan spesifikasi ukuran produk yang telah di tentukan oleh perusahaan, tools yang di gunakan adalah diagaram fishbone (tulang ikan) berikut ini gambar diiagramnya. Gambar 4.5. Fishbone Diagram Ketidak Sesuaian Ukuran Dari diagram fishbone diatas dapat diketahui bahwa sebab-sebab yang dapat mempengaruhi menurunya ketidak sesuaian ukuran produk, diantaranya adalah :
  • 44. 44 a. Faktor Material (bahan baku) 1. Bahan baku yang di gunakan adalah bonechina dimana faktor ini disebabkan oleh suhu kiln dan sifat dari material. b. Faktor Manusia - Ketidakdisiplinan operator dalam mengikuti standar kerja yaitu dengan mematuhi SOP yang telah ditentukan oleh perusahaan. - Operator kurang teliti juga menjadi salah satu penyebab ketidak sesuaian ukuran sehingga hasil produksi tidak sesuai dengan spesifikasi c. Faktor Mesin - Settingan mesin yang bergeser berpengaruh pula terhadap ukuran produk yang dihasilkan oleh mesin tersebut. Mesin yang di maksud dalam penyebab ketidaksesuaian ukuran ini adalah mesin roller pada saatr prtoses produksi d. Faktor Lingkungan - Suhu yang tidak stabil juga dapat mempengaruhi kinerja operator dalam bekerja sehingga dapat menyebabkan ukuran produk yang tidak sesuai.
  • 45. 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Masih terdapat perbedaan-perbedaan ukuran dari masing-masing dimensi seperti berat dan diameter lincoln plate 27 cm, dengan batas kemampuan atas (BKA) rata-rata berat lincoln plate 27 cm sebesar 700,7 dan batas kemampuan bawah rata-rata berat lincoln plate 27 cm sebesar 632,78 dan untuk batas kemampuan atas rata-rata diameter lincoln plate 27 cm sebesar 302,89 dan batas kemampuan bawah lincoln plate 27 cm sebesar 301,97. 2. Berdasarkan diagram fishbone atau diagram tulang ikan maka dapat di ketahui penyebab dari ketidaksesuaian ukuran produk, penyebabnya diantaranya adalah dari faktor tenaga kerja yaitu kelelahan dalam bekerja yang berakibat ketidaksesuaian produk serta karyawan yang tidak mengikuti SOP dari perusahaan yang telah di tentukan, selain itu ada faktor lain yang menjadi penyebab ketidaksesuaian ukuran yaitu faktor usia mesin yang sudah tua serta settingan mesin yang bergeser, dan faktor lainya adalah faktor suhu lingkungan kerja yang cukup panas sehingga mempengaruhi kinerja karyawan dan berdampak pada ketidaksesuaian produk. 3. Strategi yang dilakukan perusahaan adalah memberikan penekanan kepada karyawan untuk mengikuti SOP yang telah ditetapkan dengan cara memberikan training secara berkelanjutan serta menjelaskan pentingnya menjaga kualitas produk dan meningkatkan produktivitas. 5.2. Saran Dengan melihat hasil analisis dengan metode peta X-bar dan Diagram Sebab Akibat, maka penulis dapat mengemukakan saran-saran sebagai bahan
  • 46. pertimbangan PT. Doulton dalam upaya peningkatan kulitas produksi, adapun saran-saran dari penulis sebagai berikut : 1. Perlu pengawasan yang cukup baik kepala bagian operator dalam memantau operatornya untuk mengikuti SOP yang telah ditetapkan perusahaan. 2. Karena tingkat kecacatan masih ada yang tinggi, maka PT Doulton dalam hal ini Departemen Quality Control & Quality Assurance masih perlu melakukan pengendalian kualitas dan pengawasan yang lebih ketat. 3. Hasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan upaya pengendalian kualitas produk yang terkendali secara statistik atau berada dalam kontrol. 46
  • 47. 47 DAFTAR PUSTAKA ivanemmoy.wordpress.com/factory-manager-2/ di akses 24/08/2014 jam 8.03 abdurrachman aries,skripsi Analisis Pengendalian Kualitas Pada Pembuatan Atap (roof) Body Mitsubishi Prona Di PT.Karoseri Agustus (Diakses 25 Agustus 2014 pukul 16.25 ) Nugroho Ariefin, Analisis Pengendalian Kualitas Benang Polyester 100% Pada Bagian Winding PT DELTA DUNIA TEXTILE Karanganyar (Di Akses 25 Agustus 2014 dari diglib.uns.ac.id) Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI Dwiwinarno, Titop. 2009. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Pada Bagian PMontgomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control. 4th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc. Schroeder, Roger G. 2007. Manajemen Operasi. Jilid 2-Edisi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga. Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
  • 49. 49 .
  • 50. 50