SlideShare a Scribd company logo
1 of 84
Download to read offline
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR
PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III
DI PUSKESMAS SIDOREJO
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2015
SKRIPSI
Oleh :
GEDE ROBIN
NPM. 11320022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FK UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2015
ii
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR
PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III
DI PUSKESMAS SIDOREJO
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2015
SKRIPSI
Oleh :
GEDE ROBIN
NPM. 11320022
Disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FK UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2015
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR
PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS
SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015
Nama : Gede Robin
NPM : 11320022
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil skripsi di
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Bandar Lampung, Juli 2015
Pembimbing I Pembimbing II
(Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes) (Rahma Elliya, S.Kp., M.Kes)
iv
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR
PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS
SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015
Nama : Gede Robin
NPM : 11320022
Diterima oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Skripsi di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun akademik 2011.
Penguji I : Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes ____________
Penguji II : Rahma Elliya, S.kp., M.Kes ____________
Penguji III : Aryanti W, Ns., M.Kep., Sp.Mat ____________
Tanggal Ujian : Juli 2015
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
FK Universitas Malahayati Bandar Lampung
Andoko, S.Kep., Ns., M.Kes
v
ABSTRAK
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur
Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III
di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur
Tahun 2015
Oleh :
Gede Robin
Wanita hamil yang telah memasuki usia kandungan trimester III mengalami
gangguan tidur akibat rasa cemas menjelang proses persalinan. Khususnya ketika
ibu hamil baru pertamakali mengalami kehamilan (primigravida). Di Puskesmas
Sidorejo, Lampung Timur jumlah ibu hamil primigravida mencapai 35 orang,
yang mengalami kecemasan sedang-berat sebanyak 24 (68,6 %) dan yang
mengalmi kualitas tidur buruk sejumlah 24 orang (68,6%). 20 orang (83,3%) yang
mengalami kecemasan sedang-berat mengalami kualitas tidur yang buruk. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung
Timur Tahun 2015.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain survey analitik. Rancangan
penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional. Total populasi ibu hamil
primigravida di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur adalah 75 orang. Jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 35 orang yaitu ibu hamil primigravida trimester
III, dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri
dari kuesioner HARS untuk mengukur tingkat kecemasan dan PSQI untuk
mengukur kualitas tidur. Analisa bivariat yang digunakan yaitu menggunakan
rumus chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 35 ibu hamil primigravida trimester
III, 65,7% menunjukan tingkat kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan
68,6% menunjukan kualitas tidur buruk. Hasil dari penelitian ini diperoleh p-value
= 0,015 yang berarti adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas
tidur ibu hamil primigravida trimester III. Hasil penelitian didapatkan hasil OR =
8,750. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trimester III.
Kata Kunci : Tingkat kecemasan; kualitas tidur; primigravida; kehamilan
trimester III.
Kepustakaan : 18 (2005 - 2015)
vi
ABSTRACT
The Correlation Between Anxiety Levels and Sleep Quality
Maternal Primigravidae Trimester III
In PHC Sidorejo East Lampung
2015
By:
Gede Robin
Pregnant women when entering the third trimester of pregnancy will sleep
disorders cause‟s anxiety ahead of the birth process. Especially when pregnant
women is first pregnancy (primigravida). The PHC Sidorejo, East Lampung
number of primigravidae pregnant women reached 35 people, who experience
moderate to severe anxiety were 24 (68.6 %) a and those with poor sleep quality a
number of 24 people (68.6 %) . 20 people (83.3 %) who experienced moderate to
severe anxiety experienced poor sleep quality. The purpose of this study was to
determine the relationship between the level of anxiety with sleep quality third
trimester pregnant women in health centers Sidorejo East Lampung 2015.
This research was a quantitative analytical survey design. The design of the study
using cross-sectional approach. Total population in PHC Sidorejo, East Lampung
is 75 Primigravidae pregnant women. The number of samples in this study were
35 respondent that‟s primigravidae pregnant women in third trimester, using
purposive sampling techniques. The research instrument consisted of a
questionnaire to measure the level of anxiety Hars and the PSQI to measure sleep
quality. Bivariate analysis using the formula used is chi-square with a significance
level of 0.05.
The results showed that as many as 35 primigravidae pregnant women in third
trimester, 65.7% showed moderate levels of anxiety to severe anxiety and 68.6%
showed poor sleep quality. Results of this study was obtained p-value = 0.015,
which means there is a correlation between the level of anxiety in primigravidae
pregnant women sleep quality third trimester. Results of the study showed OR =
8.750. Suggested for further research to examine the description of the factors that
can affect the quality of sleep in the third trimester pregnant women.
Keywords: Levels of anxiety; quality of sleep; primigravidae; gestation
the third trimester.
Bibliography: 18 (2005 - 2015)
vii
IODATA PENULIS
Nama : GEDE ROBIN
TTL : OKU Timur, 20 November 1993
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Harapan Jaya, Semendawai Timur, OKU Timur, Sum-Sel
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD : SD N 2 Semendawai Suku III, Lulus tahun 2005
2. SMP : SMP N 2 Semendawai Timur, Lulus tahun 2008
3. SMA : SMA PGRI 2 Palembang, Lulus tahun 2011
4. PSIK : Universitas Malahayati Bandar Lampung 2011-Sekarang
viii
MOTTO
“ Kita tidak akan pernah tahu hasil dari dari apa yang kita lakukan, tetapi kita
tidak akan mendapatkan hasil jika tidak melakukan apa-apa”
(Mahatma Gandhi)
ix
SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Gede Robin
NPM : 11320022
Fakultas : Kedokteran / Program Studi Ilmu Keperawatan
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR
IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS SIDOREJO LAMPUNG
TIMUR TAHUN 2015
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya buat tidak pernah/belum pernah dibuat oleh orang lain dan saya
menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Bandar lampung, 30 Juli 2015
Yang membuat pernyataan
Gede Robin
x
PERSEMBAHAN
Om Swastyastu
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
Karunia-Nya yang selalu memberikan petunjuk dalam setiap langkahku, izinkan
saya mempersembahkan skripsi ini kepada:
- Ibundaku Ni Made Murtini yang selalu memberikan kasih sayang, memotivasi,
mendukung, menginspirasi dan selalu mendoakan aku dalam setiap doanya.
- Ayahku I Gede Pujo yang selalu memberikan semangat, kasih sayang,
mendo‟akan dan bekerja untuk membiayaiku sekolah selama ini.
- Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pemimbing I dan Rahma Elliya, S.Kp.,
M.Kes Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan motovasi
untuk perbaikan skripsi ini.
- Aryanti, Ns., M.Kep., Sp.Kep Mat selaku penguji yang telah memberikan saran
dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
- Untuk orang spesial Wayan Hariyati, yang selalu memberikan do‟a, semangat
dan dukungan buat penyelesaian skripsi ini.
- Untuk sahabatku I Gede Fredy V.S, Alfen Stefanes, Ida Bagus Kade Likita, Made
Laga dan teman-teman lain yang penulis tidak bisa sebutkan semuanya yang
selalu mendukung dan membantuku dalam segala hal.
- Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
- Almamater tercinta Universitas Malahayati yang telah mendewasakanku.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, saran dan kritikan yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khusunya.
Bandar Lampung, Juli 2015
(Peneliti)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tidur ................................................................................................ 9
2.1.1 Konsep Tidur......................................................................... 9
2.1.2 Gangguan Tidur Ibu Hamil ................................................... 16
2.1.3 Kualitas Tidur Ibu Hamil....................................................... 17
2.1.4 Pengukuran Kualitas Tidur.................................................... 18
2.2 Konsep Kecemasan........................................................................... 22
2.2.1 Definisi Kecemasan............................................................... 22
xii
2.2.2 Tanda Gejala Kecemasan ...................................................... 22
2.2.3 Faktor penyebab Kecemasan................................................. 24
2.2.4 Tingkat Kecemasan ............................................................... 26
2.2.5 Kecemasan Ibu Hamil ........................................................... 27
2.2.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan ........................................... 28
2.3 Penelitian Terkait............................................................................. 30
2.5 Kerangka Teori................................................................................ 31
2.6 Kerangka Konsep............................................................................. 32
2.7 Hipotesis .......................................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 33
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 33
3.3 Rancangan Penelitian......................................................................... 33
3.4 Subjek Penelitian ............................................................................... 34
3.5 Variabel Penelitian............................................................................. 34
3.6 Definisi Operasional .......................................................................... 35
3.7 Pengumpulan Data............................................................................. 36
3.8 Pengolahan Data ................................................................................ 38
3.9 Analisa Data....................................................................................... 39
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 40
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 41
4.3 Pembahasan................................................................................... 44
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................ 50
5.2 Saran............................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia ............................................................... 32
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 43
Tabel 4.1 Tingkat Kecemasan.......................................................................... 43
Tabel 3.1 Kualitas Tidur .................................................................................. 43
Tabel 3.1 Hubungan Kecemasan dan Kualitas Tidur....................................... 43
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Siklus Tidur Dewasa...................................................... 29
Gambar 2.2 Kerangka Teori............................................................................. 39
Gambar 2.3 Kerangka Konsep......................................................................... 39
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Kuesioner HARS
Lampiran 3 Lembar Kuesioner PSQI
Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah proses bergabung nya sperma dan ovum (gamet pria
dan wanita) untuk menciptakan suatu sel tunggal yang disebut dengan zigot , yang
kemudian menggandakan diri berkali-kali melalui pembelahan sel untuk menjadi
lahir (Papalia, 2008). Pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala yaitu amenore
(wanita hamil yang tidak haid lagi), nausea (enek), mengidam (menginginkan
makanan atau minuman tertentu), pingsan, payudara membesar dan tegang,
anoreksia (tidak nafsu makan), sering kencing, obstipasi (sulit buang air besar),
pigmentasi kulit (biasanya terjadi pada pipi, hidung dan dahi), pigmentasi kulit,
vasrises (Jannah, 2013).
Kehamilan merupakan episode dramatis dari kondisi biologis maupun
psikis yang tentunya memerlukan adaptasi bagi wanita yang sedang
mengalaminya. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.
Persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat menjadi pencetus berbagai reaksi
psikologis mulai dari reaksi emosional yang ringan hingga ke tingkat gangguan
jiwa yang berat (Mansur, 2009).
Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan
wanita dibagi menjadi tiga tribulan (triwulan) pertama (0-12 minggu), tribulan
(triwulan) kedua (13-28 minggu), tribulan (triwulan) ketiga (20-40 minggu)
(Manuaba, 2009).
2
Selama masa kehamilan dari trimester I, II sampai dengan trimester III
terjadi perubahan pada ibu baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik pada ibu
hamil trimester pertama biasanya berupa mual akibat terjadinya peningkatan
hormon hCG dalam darah, sakit kepala / pusing, merasa lelah, sering meludah,dan
kram perut akibat pembesaran rahim. Pada trimester kedua adapun perubahan
fisik pada ibu hamil ditandai dengan meningkatnya frekuensi berkemih, bengkak
kaki dan tumit, adanya konstipasi, munculnya varices, sakit pinggang, dan tanda
bergaris pada perut. Sedangkan pada trimester ketiga ciri perubahan fisik ialah
kaki bertambah bengkak dan terasa nyeri, frekuensi buang air kecil semakin
meningkat, suhu tubuh ibu meningkat, rahim yang sering berkontraksi, payudara
mengeluarkan kolostrum, nyeri punggung hingga sesak nafas sehingga kesulitan
mendapat posisi nyaman untuk tidur (Janiwanty & Pieter, 2013).
Perubahan psikis pada ibu hamil trimester pertama diantaranya
ketidakyakinan/ketidakpastian, ambivalen, seksual yang menurun, perubahan
emosional, guncangan psikologis pada ibu hamil primigravida, dan stress.
Keadaan psikis pada trimester kedua pada ibu hamil akan tampak lebih tenang dan
mulai beradaptasi, namun terkadang ibu akan merasa khawatir dengan janin yang
dikandung, dan mencemaskan akan kondisi janinnya apakah akan dilahirkan sehat
atau cacat. Pada trimester III, perubahan psikologi ibu terkesan lebih kompleks
dan meningkat kembali dibanding trimester sebelumnya, dan ini tidak lain
dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar dan akan dilakukannya
persalinan dan memikirkan tugas-tugas apa yang akan dilakukan setelah kelahiran
(Janiwanti & Pieter, 2013).
3
Pada trimester III wanita hamil mengalami kecemasan semakin bertambah
yang disebabkan karena munculnya rasa takut untuk melahirkan dan kekhawatiran
semakin membesar terhadap anak yang akan dilahirkan nanti (Detiana, 2010).
Tingkat kecemasan ibu akan semakin meningkat. Banyak calon ibu sering
berkhayal atau bermimpi tentang hal-hal negatif akan terjadi pada bayinya saat
melahirkan nanti. Khayalan-khayalan tersebut seperti kelainan letak bayi, tidak
dapat melahirkan, atau bahkan janin akan lahir dengan kecacatan. Calon ibu
menjadi sangat merasa bergantung pada pasangannya. Perasaan bahwa janin
merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan meningkat. Peningkatan
keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III dapat menyebabkan
kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual menurun ( Bobak, 2005).
Hal ini tidak bisa di biarkan berlarut-larut pada ibu hamil, karena menurut
Janiwanty dan Pieter (2013) kecemasan adalah salah satu faktor penyebab
keguguran (abortus).
National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40
juta orang berusia < 20 tahun mengalami gangguan kecemasan menjelang
persalinan (Pikirdong, 2008). Penelitian yang berkaitan dengan kejadian
persalinan lama, 65% disebabkan karena kontraksi uterus yang tidak efisien.
Menurut Oldetal (2000), adanya disfungsional kontraksi uterus sebagai respon
terhadap kecemasan sehingga menghambat aktifitas uterus. Respon tersebut
adalah bagian dari komponen psikologis, sehingga dapat dinyatakan bahwa faktor
psikologis mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan proses persalinan.
4
Gangguan tidur selalu menyerang ibu hamil tanpa alasan yang jelas.
Gangguan tidur lebih banyak berkaitan dengan masalah psikis, seperti rasa
kekhawatiran (cemas). Sulit tidur sering terjadi pada ibu yang baru pertama kali
hamil (primigravida) dan menjelang kelahiran (trimestrer III) (Janiwanty & Pieter,
2013). Pada trimester III pada umumnya wanita mengalami sulit tidur adapun
penyebabnya yaitu perubahan hormon, stress, pergerakan janin yang berlebihan,
posisi tidur yang tidak nyaman, sering buang air kecil dan sakit pada pinggang
karena terjadi peregangan tulang-tulang terutama di daerah pinggang yang sesuai
dengan bertambah besarnya kehamilan (Huliana, 2007).
Menurut Janiwanty dan Pieter (2013), dampak buruk tidur bagi kesehatan
adalah dapat mengakibatkan depresi, kurang konsentrasi dalam beraktivitas,
gangguan pembelajaran verbal, gangguan memori, gangguan artikulasi bicara,
gangguan pengindraan, kondisi emosi yang gampang meledak, stress, denyut
jantung cepat (hipertensi), dan gangguan motorik. Dan jika depresi, stress dan
hipertensi terjadi pada wanita hamil, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janinnya.
Karena bisa mengakibatkan prematur dan BBLR pada bayi, preeklamsi pada ibu
hamil bahkan bisa mengakibatkan terjadinya abortus pada bayi.
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data
hasil polling tidur di Amerika oleh National Sleep Foundation didapat bahwa
ternyata wanita lebih banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan
laki – laki, yaitu 63% : 54 % (National Sleep Foundation, 2007).
5
Menurut data hasil survei National sleep Foundation (2007), 78% wanita
hamil di Amerika mengalami gangguan tidur dan 97,3% dan wanita hamil
trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap
malam.Penelitian yang dilakukan University of California di San Francisco
menemukan fakta, wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki
kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5 kali lebih besar. Menurut penelitian
yang dilakukan University of Medicine and Dentistry of New jersey, New
Brunswick, gangguan tidur ini meningkatkan risiko meningginya tekanan darah
saat hamil menjadi empat kali lipat. Studi yang dilakukan University of Pittsburgh
School of Medicine menunjukkan kualitas dan kuantitas tidur yang buruk akan
mengganggu proses kekebalan tubuh. Pada ibu hamil, hal itu akan memperbesar
risiko berat bayi lahir rendah, pre-eklamsi dan komplikasi kesehatan lain.
Badan kesehatan dunia memperkirakan ada sekitar 145.000.000 wanita
hamil diseluruh dunia dan sekitar 289.000 wanita hamil meninggal saat
melakukan persalinan (WHO, 2013). Menurut survey Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, data Ibu hamil di Indonesia mencapai 5.192.427
dan khusus untuk provinsi Lampung 186.372 ibu hamil (BKKBN, 2011). Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (Depkes,
2007). Namun menurut Depkes RI tahun 2008 angka kematian ibu di Indonesia
mencapai 420 kasus. Di Indonesia, sekitar 28% kematian ibu disebabkan karena
perdarahan, 13% ekslampsi atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat
kehamilan, 9% partus lama, 11% komplikasi aborsi dan 10% akibat infeksi
(Depkes RI, 2010).
6
Berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun 2012
kasus kematian ibu hamil seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus kematian
ibu terbesar ( 59,78% ) terjadi pada saat persalinan dan 70,95% terjadi pada usia
20 – 34 tahun. Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi lampung tahun 2012
disebabkan oleh perdarahan, eklamsi, infeksi dan lain-lain (Depkes RI, 2012).
Dari data yang di peroleh jumlah ibu hamil di puskesmas Sidorejo Lampung
Timur tahun 2014 berjumlah 185 orang. Ibu hamil primigravida mencapai 78
orang, dan jumlah ibu hamil primigravida trimester III mencapai 38 orang.
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur
dengan survey dan wawancara, data yang peneliti peroleh dari 10 orang ibu hamil
primigravida trimester III, 4 orang diantaranya mengeluhkan sulit untuk bernafas
dan merasa tidur nya tidak nyenyak karena posisi tidur yang serba salah karena
perut yang besar, sehingga berpengaruh pada kegiatan ibu keesokan harinya
seperti menurunya konsentrasi kegiatan ibu disiang hari, serta merasa pusing.
Sedangkan 5 ibu hamil yang lain sulit tidur karena mengkhawatiran nasib janin
yang sedang dia kandung, mereka mengeluhkan cemas dan takut pada saat
memasuki trimester III jika nanti anaknya dilahirkan tidak normal. Hanya seorang
ibu yang tidak mengalami kecemasan dan gangguan tidur.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, peneliti merasa perlu untuk
diadakan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung
Timur. Karena angka kejadian abortus di daerah Sidorejo, Lampung Timur cukup
tinggi dan juga TD ibu hamil Trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung
timur cenderung meningkat.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu
hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung
Timur.
2. Tujuan Khusus
1. Diketahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ke
III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur
2. Diketahui kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III di
Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur
3. Diketahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo,
Lampung Timur
8
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi kesehatan di
komunitas dan dapat menjadi informasi yang mendukung dalam
pembuatan intervensi keperawatan yang tepat dalam memberikan asuhan
keperawatan maternitas dan jiwa.
2. Bagi petugas kesehatan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi petugas kesehatan di
Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dalam rangka mengatasi kecemasan
dan kualitas tidur yang buruk untuk ibu hamil.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk penelitian
keperawatan dan untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam
ruang lingkup kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tidur
2.1.1 Konsep Tidur
a. Pengertian
Tidur merupakam suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau s ensori yang sesuai. Dengan kata lain,
tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan
hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih kepada
urutan siklus yang berulang (Uliyah & Hidayat, 2008).
b. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya
hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk
mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.
Aktivitas tidur ini salah satunya diatur oleh sistem pengaktivasi
retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan
kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan
tidur.
Letak pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terdapat
dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Sedangkan, reticular
activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, nyeri,
pendengaran, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks
serebri termasuk rangsangan proses pikir dan emosi. Dalam keadaan
10
sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin dan
noreoineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan
adanya perlepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchonizing regional (BSR),
sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima
dipusat otak. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur
siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Uliyah &
Hidayat, 2008).
c. Tahapan Tidur
Berdasarkan prosesnya, tidur melibatkan dua fase yaitu tidur non-
rapid eye movement (NREM) dan tidur rapid eye movement (REM)
BSR (Uliyah & Hidayat, 2008).
1) Tidur NREM
Tidur NREM disebabkan oleh penurunan kegiatan dalam sistem
pengaktifan retikularis. Tahapan tidur ini disebut juga tidur
gelombang lambat (slow wave sleep), karena gelombang otak
bergerak dengan sangat lambat.
Tidur NREM terbagi menjadi 4 tahap, yaitu sebagai berikut:
a) Tahap I
Tahap I merupakan tingkat paling dangkal dari tidur dan
merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Tahap ini
ditandai dengan pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan
penurunan tanda-tanda vital dan metabolisme secara bertahap,
11
individu yang cenderung rileks, merasa mengantuk serta mudah
terbangun oleh stimulus sensori seperti suara. Tahap I normalnya
berlangsung sekitar 5 menit atau sekitar 5% dari total tidur.
b) Tahap II
Tahap II merupakan tahapan ketika individu masuk pada tahap
tidur, tetapi masih dapat bangun dengan mudah. Tahap I dan
tahap II termasuk dalam tahap tidur ringan (light sleep). Tahap II
normalnya berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan 50-
55% dari total tidur.
c) Tahap III
Tahap II merupakan awal dari tahap tidur dalam atau tidur
nyenyak (deep sleep). Tahap ini dicirikan dengan relaksasi otot-
otot serta perlambatan denyut nadi, frekuensi nafas dan proses
tubuh yang lain. Pada tahap III, individu cenderung sulit
dibangunkan. Tahap III berlangsung selama 15-30 menit dan
merupakan 10% dari total tidur.
d) Tahap IV
Pada tahap IV merupakan tahap tidur terdalam atau delta sleep.
Tahap IV ditandai dengan perubahan fisiologis, yatu EEG
gelombang otak melemah serta penurunan denyut jantung,
tekanan darah, tonus otot, metabolisme, dan suhu tubuh. Pada
tahap ini individu jarang bergerak dan sangat sulit untuk
12
dibangunkan. Tahap ini berlangsung selama 15-30 menit dan
merupakan 10% dari total tidur.
2) Tidur REM
Tidur REM disebut juga tidur paradoks. Pada tahapan ini
biasanya terjadi rata-rata setiap 90 menit setelah mulai tidur dan
berlangsung selama 5-20 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur
NREM, hal ini dicirikan dari pergerakan mata yang cepat, kecepatan
respirasi, fluktuasi jantung dan peningkatan tekanan darah. Pada
tidur REM biasanya sebagian besar mimpi terjadi, tidur REM
penting untuk keseimbangan mental dan emosi. Selain itu, tahapan
tidur ini juga berperan dalam proses belajar, memori, dan adaptasi.
Tidur REM ditandai dengan:
a) Lebih sulit dibangunkan atau justru dapat bangun tiba-tiba.
b) Sekresi lambung meningkat.
c) Frekuensi denyut jantung dan pernapasan sering kali menjadi
tidak teratur.
d) Terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur pada otot perifer.
e) Mata cepat tertutup dan terbuka.
f) Metabolisme meningkat.
g) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
13
Gambar 2.1 Tahapan Siklus Tidur Dewasa
(Sumber: Potter & Perry, 2010)
d. Faktor yang mempengaruhi tidur
Menurut Iliyah & Hidayat (2008) kualitas dan kuantitas tidur
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di
antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah :
1) Penyakit
Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti
penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa.
Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga
Kantuk pra-
tidur
NREM
tahap 1
NREM
tahap 2
NREM
tahap 3
NREM
tahap 4
Tidur REM
NREM
tahap 3
NREM
tahap 2
14
penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk
mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan
pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
2) Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih
banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang
tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur
gelombang lambatnya diperpendek.
3) Stress psikologis
Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat
ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis
akan mengalami kecemasan sehingga sulit untuk tidur.
4) Obat
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis
obat yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat
diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat
menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang
menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker
dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik
dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
15
5) Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat
mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka
sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur,
karcna dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil
pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur.
Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
6) Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang
dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya
lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat
menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi
proses tidur.
7) Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang
untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu,
adanya keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan
gangguan proses tidur.
e. Kebutuhan Tidur Normal
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat
perkembangan.
16
Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia
Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur
0-1 bulan Masa neonatus 14-18 jam/hari
1 bulan- 18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari
18 bulan- 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari
3 tahun- 6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari
6 tahun- 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
12 tahun- 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari
18 tahun- 40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari
40 tahun- 60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari
60 tahun ke atas Masa dewasa muda 6 jam/hari
(Sumber: Uliyahh & Hidayat, 2008)
2.1.2 Gangguan Tidur Ibu Hamil
Ada beberapa masalah tidur yang biasanya terjadi pada ibu hamil. Menurut
sehatfresh.com, gangguan tidur yang biasanya terjadi pada kehamilan
berdasarkan pembagian trimester adalah sebagai berikut:
a. Trimester pertama
Pada trimester pertama ini ibu hamil akan sering terbangun malam
karena perubahan sistem perkemihan yang mengharuskan untuk ke
kamar mandi untuk melepaskan hasrat ingin buang air kecil. Keluhan
sulit tidur biasanya juga muncul karena stres, dimana ibu masih kurang
siap menerima kehamilan dan perubahan hormon yang menunjukkan
perubahan psikis seperti mudah marah dan sensitif, dan juga mual dan
muntah yang mengakibatkan ibu merasa lelah dan pusing.
17
b. Trimester kedua
Umumnya kualitas tidur mulai membaik karena kurangnya
frekuensi berkemih dan juga rasa mual dan muntah, lemas, dan keluhan
lainnya pada trimester pertama akan hilang. Tetapi tetap, masalah stres
fisik dan emosional yang terjadi selama masa kehamilan bisa cukup
mengganggu tidur.
c. Trimester ketiga
Pada trimester ketiga penyebab sulit tidur bukan karena hormon
melainkan perubahan fisik, bobot ibu bertambah mengakibatkan
punggung terasa pegal, posisi tidur yang salah, dan juga gangguan
psikis seperti kecemasan.
2.1.3 Kualitas Tidur Ibu Hamil
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang
individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun.
Kepuasan tidur pada masa kehamilan berkurang khususnya pada trimester
ketiga, hal ini diakibatkan kondisi fisik ibu hamil yang menyebabkan
sulitnya mendapatkan tidur yang dalam. Ketidakpuasan tidur disebabkan
tidur yang tidak melewati seluruh tahapan normal baik NREM dan REM
(Musbikin, 2005; dikutip Siallagan, 2010).
Kesulitan tidur sering terjadi pada masa kehamilan karena pikiran
aktif dan merasa tidak mampu mengendalikan stress bahkan depresi yang
dialami berhubungan dengan perubahan fisik terutama pada trimeter ketiga
(Eisenberg, 1996; dikutip Siallagan, 2010).
18
2.1.4 Pengukuran Kualitas Tidur
Buysse et al. (1989) melakukan penelitian tetang pengukuran kualitas
tidur. Buysse menggunakan instrumen pengukuran kualitas tidur yang
disebut Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI adalah instrumen
efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur pada
orang dewasa. Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan
melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam
PSQI. Komponen tersebut dinilai dalam bentuk 16 pertanyaan dan
memiliki bobot penilaian masing-masing sesuai dengan standar baku. Dari
4 pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk tidak pernah/baik sekali), 1
(untuk kurang dari sekali dalam seminggu/baik), 2 (kurang dari dua kali
dalam seminggu/buruk), sampai 3 (untuk tiga kali atau lebih dalam
seminggu/buruk sekali) (Carney & Edinger, 2010).
Komponen tersebut antara lain:
a. Kualitas Tidur Subjektif
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 9
dalam kuesioner PSQI yang berbunyi “Bagaimana Anda menentukan
kualitas tidur Anda secara keseluruhan pada bulan yang lalu?”.
Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden
sebagai berikut : Sangat baik : 0, Cukup baik : 1, Kurang baik : 2,
Sangat buruk : 3.
19
b. Latensi Tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 2
dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terakhir, berapa menit
biasanya Anda habiskan waktu di tempat tidur, sebelum akhirnya Anda
tertidur?”, dan pertanyaan nomor 5a yang berbunyi “Selama 1 bulan
terakhir, seberapa sering tidur Anda terganggu karena tidak bisa tidur
dalam waktu 30 menit”.
Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden
terhadap pertanyaan nomor 2 sebagai berikut: ≤ 15 menit : 0, 16-30
menit : 1, 31-60 menit : 2, > 60 menit : 3.
Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden
terhadap pertanyaan nomor 5a sebagai berikut:
Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam
seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam
seminggu : 3.
Jumlah subskor pertanyaan nomor 2 dan nomor 5a (skor komponen
latensi tidur) adalah sebagai berikut : 0 : 0, 1-2 : 1, 2-4 : 2, 5-6 : 3.
c. Durasi Tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 4
dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terakhir, berapa jam Anda
tidur di malam hari? (Jumlah jam pada tidur malam)”.
Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden
sebagai berikut : > 7 jam : 0, 6-7 jam : 1, 5-6 jam : 2, < 5 jam : 3.
20
d. Efisiensi Kebiasaan Tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor
1, 3 dan 4 dala,m PSQI mengenai jam tidur malam dan bangun pagi
serta durasi tidur.
Jawaban responden dihitung dengan rumus:
𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 (#4)
𝑗𝑎𝑚 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝑝𝑎𝑔𝑖 #3 − 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚 (#1)
𝑥100%
Hasil perhitungan dikelompokan menjadi 4 kategori dengan penilaian
(skor) sebagai berikut:
Efesiensi tidur > 85% : 0, Efesiensi tidur 75-84% : 1, Efesiensi tidur 65-
74% : 2, Efesiensi tidur <65% : 3.
e. Gangguan Tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor
5b – 5j dalam PSQI yang terdiri dari hal-hal yang dapat menyebabkan
gangguan tidur. Tiap item memiliki skor 0-3, dengan 0 berarti tidak
pernah sama sekali dan 3 berarti sangat sering dalam sebulan.
Skor kemudian dijumlahkan sehingga dapat diperoleh skor gangguan
tidur dan di kelompokan sebagai berikut:
Skor gangguan tidur 0 : 0, Skor gangguan tidur 1-9 : 1, Skor gangguan
tidur 10-18 : 2, Skor gangguan tidur 19-27 : 3.
f. Penggunaan Obat Tidur
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 6
dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terkhir, seberapa sering
Anda memakan obat tidur (resep dokter atau obat bebas)”.
21
Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden
sebagai berikut:
Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam
seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam
seminggu : 3.
g. Disfungsi Tidur Pada Siang Hari
Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 7
dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terkhir, seberapa sering
Anda tertidur ketika Anda mengemudi, makan, atau terlibat dalam
kegiatan sosial?” dan pertanyaan nomor 8 yang berbunyi “Selama 1
bulan terkhir, seberapa banyak masalah yang Anda hadapi untuk tetap
antusias menyelesaikan sesuatu?”.
Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden
terhadap pertanyaan nomor 7 sebagai berikut:
Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam
seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam
seminggu : 3.
Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden
terhadap pertanyaan nomor 7 sebagai berikut:
Tidak ada masalah : 0, Hanya masalah kecil : 1, Ada masalah : 2,
Masalah besar : 3.
Hasil total skor kuesioner dari 7 komponen tersebut dapat
diinterprestasikan menjadi 2 pilihan yaitu:
Kualitas tidur baik : ≤ 5, Kualitas tidur buruk : > 5.
22
2.2 Konsep Kecemasan
2.2.1 Definisi Kecemasan
Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif
dari seseorang, membuat seseorang merasa tidak nyaman, berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2006).
Kecemasan (anxiety) berorientasi pada masa depan dan bersifat
umum, mengacu pada kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran,
kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali
mengenai akan terjadinya sesuatu yang buruk (Halgin & Whitbourne,
2012).
2.2.2 Tanda dan Gejala Kecemasan
Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas akan muncul beberapa
respon, adapun respon yang ditimbulkan berupa:
a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu:
1) Kardiovaskuler
Respon dari kardiovaskuler dapat berupa palpitasi, jantung berdebar,
peningkatan tekanan darah atau dapat juga menurun, rasa mau
pingsan, dan denyut nadi menurun.
2) Pernafasan
Respon dari pernafasan dapat berupa nafas menjadi cepat dan
dangkal, nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada
tenggorokan, sensasi tercekik, dan terengah-engah.
23
3) Neuromuskuler
Respon dari neuromuskuler dapat berupa refleks meningkat, reaksi
kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang,
kelemahan umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal.
4) Gastrointestinal
Respon dari gastrointestinal dapat berupa kehilangan nafsu makan,
menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare.
5) Traktus urinarius
Responnya dapat berupa sering berkemih, tidak dapat menahan
BAK.
6) Kulit
Respon dari kulit berupa wajah kemerarahan, berkeringat setempat
(telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah
pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.
b. Respon perilaku
Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara
cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari
hubungan interpersoanl, menghalangi, dan menghindar dari masalah.
c. Kognitif
Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam
memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas
menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat,
24
kehilangan objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran
visual, takut cidera atau kematian.
d. Afektif
Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang,
ketakutan, gugup, dan gangguan tidur.
2.2.3 Faktor Penyebab Kecemasan
a. Faktor Predisposisi
Berikut beberapa teori untuk menjelaskan asal ansietas menurut
Stuard & Sudden(2006).
1) Teori Psikoanalitis
Dalam teori psikoanalitis, kecemasan merupakan konflik yang
terjadi antara elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma
budaya.
2) Teori interpersonal
Teori interpersonal menjelaskan bahwa kecemasan timbul dari
perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan
interpersonal, berhubungan dengan perkembangan trauma seperti
perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kerentanan
terutama individu dengan harga diri rendah.
25
3) Teori Perilaku
Teori perilaku mengemukakan bahwa kecemasan merupakan
hasil frustasi, yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4) Teori Keluarga
Teori keluarga menjelaskan bahwa gangguan cemas biasanya
terjadi dalam keluarga.
5) Teori Biologis
Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan
neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang
berperan dalam mekanisme biologi yang berhubungan dengan
cemas.
b. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus berasal dari sumber internal dan eksternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu ancaman
terhadap integritas fisik dan terhadap sistem diri (Stuart, 2006).
1. Ancaman terhadap integritas fisik
Meliputi menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri
Seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi
sosial yang terintegrasi.
26
2.2.4 Tingkat Kecemasan
Rentang respon kecemasan (Stuart, 2006).
Berikut tingkat kecemasan menurut Stuart (2006).
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari. Kecemasan menyebabkan individu menjadi
waspada dan meningkatkan lapang persepsinya sehingga
meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada
hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, menyebabkan
lapang persepsi individu menyempit.
c. Kecemasan Berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu,
cenderung berfokus pada hal yang rinci dan spesifik, serta tidak bisa
berpikir tentang hal lain.
d. Kecemasan Panik
Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan,
dan teror. Individu mengalami kehilangan kendali.
27
2.2.5 Kecemasan Ibu Hamil
Menurut Prillia Detiana (2010), kecemasan selama kehamilan adalah:
a. Trimester pertama
Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan.
Penegasan bahwa wanita tersebut sedang mengandung calon manusia.
Perubahan dalam harapan-harapan seperti rancangan karier,
kebebasan individu dan seorang ibu akan menghinggapi perasaan
seseorang wanita saat hamil. Perubahan tersebut akan membuat
wanita menjadi gusar, cemas, ketakutan hingga panic.
b. Trimester kedua
Trimester kedua sering dikatakan sebagai “periode pancaran
kesehatan”. Ini disebabkan karena di trimester ini wanita umumnya
merasakan lebih baik dan terlepas dari ketidak nyamanan biasanya
dialami selama kehamilan. Pada masa ini wanita cenderung untuk
memikirkan kesehatan kandungannya, keadaan janin dan berfantasi
angan-angan yang akan dicapainya pada kelahiran nanti.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga disebut “periode menunggu, penantian dan
waspada”. Karena pada saat trimester ini ibu biasanya tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya. Namun pada periode ini sebagian besar
wanita hamil akan merasakan cemas karena sang ibu
mengkhawatirkan proses persalinan dan bagaimana anak yang akan
dilahirkannya nanti.
28
2.2.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan
Max Hamilton pertama kali memperkenalkan skala pengukuran
kecemasan HARS yang telah digunakan secara luas dalam berbagai
penelitian tentang kecemasan (Hamilton Anxiety Rating Scale) (Solehati
& Kosasih, 2015), HRS-A terdiri dan masing-masing kelompok gejala
diberikan nilai 0-4 dengan penilaian sebagai berikut:
a) Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan
b) Nilai 1 : gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada).
c) Nilai 2 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada).
d) Nilai 3 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada).
e) Nilai 4 : gejala berat sekali (semua gejala yang ada).
Nilai dari masing-masing gejala kecemasan tersebut kemudian
dijumlahkan sehingga dapat diketahui derajat kecemasannya. Hasil
penilaian total skor dikelompokkan menjadi lima yaitu sebagai berikut:
a) Tidak ada kecemasan jika < 14
b) Kecemasan ringan jika skor 14-20
c) Kecemasan sedang jika skor 21-27
d) Kecemasan berat jika skor 28-41
e) Kecemasan berat sekali / panik jika skor 42-56
HRS-A terdiri dari 14 kelompok gejala dan masing-masing kelompok
diantaranya:
1) Perasaan cemas : cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan
mudah tersinggung.
29
2) Ketegangan : merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan tenang,
mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.
3) Ketakutan : pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang
besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang banyak.
4) Gangguan tidur : sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan
mimpi yang menakutkan.
5) Gangguan kecerdasan : sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun dan
daya ingat buruk.
6) Perasaan depresi (murung) : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan
pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubah-ubah
sepanjang hari
7) Gejala somatik/ fisik (otot) : sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan otot,
gigi gemerutuk dan suara tidak stabil.
8) Gejala somatik/ fisik (sensorik) : tinnitus (telinga berdenging),
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan
ditusuk-tusuk.
9) Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) : takikardi (denyut
jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa
lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang/ berhenti
sekejap.
10) Gejala respiratori (pernafasan) : rasa tertekan atau sepit di dada, rasa
tercekik, sering menarik nafas dan nafas pendek/ sesak.
30
11) Gejala gastrointestinal (pencernaan) : sulit menelan, perut melilit,
gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan
terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, BAB
konsistensinya lembek, sukar BAB (konstipasi) dan kehilangan berat
badan.
12) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) : sering buang air kecil, tidak
dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid), darah haid
berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa
haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin
(frigid, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang dan impotensi.
13) Gejala autonom : mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala
pusing kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri.
14) Tingkah laku/ sikap : gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening/ dahi
berkerut, wajah tegang, otot tegang/ mengeras, nafas pendek dan cepar
serta wajah merah.
2.3 Penelitian Terkait
1. Penelitian Dewi Kusuma Iriana (2013) berjudul “Hubungan Kecemasan
dan kenyamanan fisik dengan kualitas tidur Ibu Hamil di Puskesmas
Helvetia Medan”. Desain penelitian ini dengan menggunakan metode
deskriptif korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang,
dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan kecemasan dan kenyamanan fisik denga
kualitas tidur ibu hamil, dengan nilai p = 0,01.
31
2.4 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk
mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati) yang berkaitan
dengan kontek ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan
kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Kerangka Teori
Gambar 2.2
Sumber : Uliyah & Hidayat (2008), Stuart (2006).
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah suatu uraian dan visualitas
hubungan atau kaitan antara konsep-konsep yang akan diteliti atau diukur
melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005)
Faktor yang mempengaruhi kualitas
tidur
1. Penyakit
2. Latihan dan kelelahan
3. Stress Psikologis
 Kecemasan
 Tidak cemas
 Ringan
 Sedang
 Berat
 Panik
4. Obat
5. Nutrisi
6. Lingkungan
7. Motivasi
Kualitas Tidur
 Baik
 Buruk
32
Gambar 2.3
Kerangka Konsep
Independen Dependen
Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa peneliti ingin
mengetahui “Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil
primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur tahun
2015”.
2.7 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah:
Ha: Ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil
primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur
tahun 2015.
Ho: Tidak ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu
hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung
timur tahun 2015.
Kecemasan Kualitas tidur
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survey analitik yaitu
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi ( Notoatmodjo, 2012).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 21 Juni tahun 2015 dan
sebagai tempat penelitian di Puskesmas Sidorejo Sekampung Udik Lampung
Timur.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan survey analitik yaitu
metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan
data berupa tanggapan atau respon dari sampel penelitian (Notoatmodjo, 2009).
Desain penelitian cross-sectional dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil
primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur.
34
3.4 Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien ibu
hamil primigravida di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur berjumlah 78
orang.
2. Sampel
Sampling adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling yaitu tenik
pengambilan sampel dari responden atau kasus yang kebetulan ada di suatu
tempat atau keadaan tertentu sesuai persyaratan data yang diinginkan.
Sampel penelitian ini adalah pasien ibu hamil primigravida trimester ke III
di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dengan jumlah 35 orang.
Adapun kriteria sampel adalah:
a. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan
b. Bisa membaca dan menulis
c. Responden adalah pasien Ibu Hamil Primigravida Trimester ke III
3.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitain (Arikunto, 2010). Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:
Variabel independen adalah tingkat kecemasan, Variabel dependen adalah
kualitas tidur.
35
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
N
o
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara
Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Independen :
Tingkat
kecemasan
ibu hamil
primigravida
trimester III
Respon emosional
yang tidak menentu
terhadap suatu objek
yang tidak jelas yang
dialami oleh sebagian
ibu hami. Meliputi:
1. Perasaan cemas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan tidur
5. Gangguan
kecerdasan
6. Perasaan depresi
(murung)
7. Gejala somatik
(fisik otot)
8. Gejala sensorik
9. Gejala
kardiovaskuler
(jantung dan
pembuluh darah)
10. Gejala respiratory
(pernapasan)
11. Gejala gastro
intestinal
(pencernaan)
12. Gejala urogenital
(perkemihan dan
kelamin)
13. Gejala autonom
14. Tingkah laku dan
sikap
Kuesoner:
Hamilton
Rating
Scale for
Anxiety
(HARS).
Mengisi
lembar
kuesioner
HARS.
(Hawari,
2007)
0.<14-20:
tidak ada
kecemasan
sampai
kecemasan
ringan
1.21-41:
kecemasan
sedang
sampai
kecemasan
berat
Ordinal
2 Kualitas
Tidur Ibu
hamil
Primigravida
trimester III
Keadaan dimana tidur
yang dijalani ibu hamil
trimester III.
Yang terdiri dari tujuh
komponen berupa:
1. kualitas tidur
subjektif, 2. tidur laten,
3. lama tidur, 4.
Kuesoner:
Pittsburgh
Sleep
Quality
Index
(PSQI)
Mengisi
Lembar
kuesioner
PSQI.
0. Baik:
jika skor
total <5
1. Buruk :
jika skor
total ≥5
Ordinal
36
3.7 Pengumpulan Data
1) Alat Pengumpulan Data
Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan
adalah menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
yang terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci
lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik.
Sedangkan instrumen pengumpulan data nilai kualitas tidur berupa
lembar kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) serta alat
okumentasi (buku dan bolpoin). Kuesioner ini terdiri dari 19 poin
pertanyaan yang erdiri dari 7 komponen nilai yaitu kualitas tidur subjektif,
tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian obat tidur
dan disfungsi siang hari.
2) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data tingkat kecemasan adalah menggunakan
kuesioner yang diberikan kepada responden. Masing-masing kelompok
gejala diberi penilaian angka skor antara 0 – 4, yang artinya adalah sebagai
berikut:
efisiensi tidur,
5. gangguan tidur,
6. pemakaian obat tidur
7. disfungsi siang hari
37
a. 0 = tidak ada gejala jika tidak ada gejala
b. 1 = gejala ringan jika terdapat 1 dari gejala yang ada
c. 2 = gejala sedang jika terdapat sebagian dari gejala yang ada
d. 3 = gejala berat jika terdapat lebih dari sebagian gejala yang ada
e. 4 = gejala berat sekali jika terdapat semua gejala ada
Masing-masing nilai (skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan
dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan
seseorang, yaitu :
a. 0 = <14-20 : Tidak ada kecemasan sampai kecemasan ringan
b. 1 = 21-41 : Kecemasan sedang sampai kecemasan berat
Sedangkan dalam teknik pengumpulan data kualitas tidur digunakan
kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner ini terdiri dari 19
poin pertanyaan yang terdiri dari 7 komponen nilai yaitu kualitas tidur
subjektif, tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian
obat tidur dan disfungsi siang hari.
Komponen 1 yaitu kualitas tidur subjektif terdapat pada pertanyaan
nomor 9 dengan pilihan jawaban sangat baik = 0, baik = 1, buruk = 2 dan
sangat buruk = 3. Komponen 2 yaitu tidur laten terdapat pada pertanyaan
nomor 2 dan 5.a dengan pilihan jawaban tidak pernah = 0, kurang dari
seminggu = 1, sekali atau dua kali dalam seminggu = 2 dan tiga kali atau
lebih dalam seminggu = 3. Komponen 3 yaitu lama tidur terdapat pada
pertanyaan nomor 4 tanpa pilihan jawaban atau jawaban dari responden.
Komponen 4 yaitu efisiensi tidur terdapat pada pertanyaan nomor 1 dan 3
38
dengan jawaban dari responden. Komponen nomor 5 yaitu gangguan tidur
terdapat pada pertanyaan nomer 5.b sampai dengan 5.j dengan pilihan
jawaban sama dengan pertanyaan nomor 5. Komponen 6 yaitu pemakaian
obat tidur terdapat pada pertanyaan nomor 6 dengan pilihan jawaban sama
dengan pertanyaan nomor 5. Komponen 7 yaitu disfungsi siang hari terdapat
pada pertanyaan nomor 7 dengan pilihan jawaban sama dengan pertanyaan
nomor 5 dan pertanyaan nomor 8 dengan pilihan jawaban sama dengan
pertanyaan nomor 9. Ketujuh komponen dijumlahkan sehingga terdapat skor
0-21. Keterangan penjumlahan total skor dari 7 komponen, yaitu:
a. 0 = < 5 : Baik
b. 1 = ≥ 5 : Buruk
3.8 Pengolahan Data
Pengolahan data dengan melalui tahap (Hastono, 2007) yaitu:
1. Editing
Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian jawaban responden apakah
sudah lengkap, jelas dan relevan.
2. Coding
Coding 0 = Tidak ada kecemasan-kecemasan ringan & kualitas tidur baik,
Coding 1 = Kecemasan sedang-kecemasan berat & kualitas tidur buruk.
3. Processing
Proses peng-entryan data dari kuesioner ke program komputer agar dapat di
analisis.
39
4. Cleaning
Kegiatan pengecekan kembali data yang di-entry kedalam komputer agar
tidakterdapat kesalahan.
3.9 Analisis Data
1. Analisa univariat
Analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi variabel (Arikunto
2006). Analisa univariat dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program komputer.
2. Analisa bivariat
Analisa bivariat untuk menguji hubungan antara variabel independent dan
variabel dependen (Arikunto, 2006). Uji statistik yang dilakukan dalam
penelitian adalah chi aquare. Taraf kesalahan yang digunakan adalah 5%
untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistic digunakan batas
kemaknaan 0,05. Berarti jika p ≤ 0,05 maka hasilnya bermakna yang artinya
Ho ditolak dan Ha diterima. Analisa bivariat menggunakan bantuan
program komputer.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan daru tanggal 13 Juni 2015 sampai dengan 21 Juni
2015 di Puskesmas Sidorejo kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung
Timur dengan jumlah responden 35 orang ibu hamil Primigravida trimester III.
Puskesmas Sidorejo beralamat di Jalan Ir. Sutami km 45 desa Sidorejo
Sekampung Udik Lampung Timur Kode Pos 34183. Puskesmas Sidorejo ini
membawahi 8 desa dengan wilayah kerja seluas ± 375 ha. Yang mana disebelah
barat berbatasan dengan desa Pugung Raharjo, sebelah timur berbatasan dengan
Banjar Agung, sebelah utara berbatasan dengan desa Purwo Kencono, dan
sebelah selatan berbatasan dengan desa Bandung Jaya.
Secara umum jenis pelayanan yang diberikan Puskesmas Sidorejo antara lain
meliputi Rawat Inap, Balai Pengobatan, Poli Gigi, ANC (Ante Natal Care),
persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Tenaga medis yang
ada sebanyak 33orang dengan rincian sebagai berikut; 3Dokter umum, 1 Dokter
gigi, 10 Bidan, 15 Perawat, 3 Apoteker dan 1 Ahli gizi. Fasilitas untuk
mendukung pelayanan rawat inap khususnya pasien penyakit umum maupun
persalinan sudah cukup memadai, yaitu 4 kamar perawatan 3 ruang nifas dengan
masing-masing kamar kapasitas 2 tempat tidur, 1 ruang bersalin, 1 ruang
pemeriksaan KIA, 1 Balai Pengobatan, 1 ruang KB, 1 Poli Gigi, 1 ruang obat
(APOTEK) dan 5 kamar mandi untuk pasien.
41
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisa Univariat
(a) Tingkat kecemasan
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida
Trimester III di Puskesmas Sidorejo
Lampung Timur Tahun 2015
No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)
1
Tidak ada kecemasan sampai
kecemasan ringan
12 31,4%
2
Kecemasan sedang sampai
kecemasan berat
23 68,6%
Total 35 100,0%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang
diteliti, ternyata sebagian besar dari responden dalam penelitian ini
yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) termasuk kepada kecemasan sedang
sampai keceamasan berat dan sebanyak 11 orang (31,4%) tidak
mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan.
(b) Kualitas Tidur
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Primigravida
Trimester III Di Puskesmas Sidorejo
Lampung Timur Tahun 2015
No Kualitas Tidur Frekuensi Persentasi
1 Baik 11 31,4%
2 Buruk 24 68,6%
Total 35 100,0%
42
Dari tabel 4.2 dapat diketahui mayoritas ibu hamil primigravida
trimester III memiliki kualitas tidur yang buruk (68,6%), dan sebanyak
(31,4%) ibu memiliki kualitas tidur yang baik.
4.2.2 Analisa Bivariat
Tabel 4.3
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil
Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur
Tahun 2015
Tingkat Kecemasan
Kualitas Tidur
Total P
Value
OR
CI
Baik Buruk
n % N % n %
Tidak ada Kecemasan
– Kecemasan Ringan
7 63,5% 4 36,4% 11 100,0%
0,015
8,750
1.712
44.723
Kecemasan Sedang -
kecemasan Berat
4 16,7% 20 83,3% 24 100,0%
Total 11 31,4% 24 68,6% 35 100,0%
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 7
responden (63,5%) tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan
ringan dengan kualitas tidur yang baik, sedangkan responden dengan
kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan memiliki kualitas tidur
buruk sebanyak 20 orang (83,3%), hal ini dikarenakan kehamilan yang
baru pertamakali dan semakin dekatnya waktu persalinannya serta iu
43
hamil akan sering terbangun dimalam hari untuk berkemih. Sedangkan
responden dengan kualitas kecemasan sedang- kecemasan berat dan
memiliki kualitas tidur baik sebanyak 4 orang (16,7), hal ini
disebabkan karena pemenuhan nutrisi terckupi, motivasi dan dukungan
dari keluarga, dan pengetahuan yang cukup dari responden.
Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan
semakin buruk kualitas tidur yang dimiliki ibu hamil.
Uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p-value = 0,015 (P
value < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur Ibu hamil primigravida
trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2015.
Kemudian didapatkan OR = 8,750 yang berarti bahwa ibu
hamil primigravida trimester III yang mengalami tingkat kecemasan
sedang-berat mempunyai peluang mengalami kualitas tidur yang
buruk 8,750 kali lebih besar, dibandingkan ibu hamil primigravida
trimester III yang tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan
ringan yang mengalami kualitas tidur buruk.
44
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Univariat
4.3.1.1 Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III
Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk variabel kecemasan ibu
hamil primigravida trimester III diperoleh bahwa sebanyak 11 orang (31,4
%), tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan, dan 24 orang
(68,6 %) mengalami kecemasan sedang sampai kecemasan berat.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Detiana
(2010), bahwa kehamilan primigravida trimester III adalah merupakan
pengalaman pertama kali, ibu akan cenderung merasa cemas dengan
kehamilannya, merasa gelisah dan mengkhawatirkan tentang keselamatan
dirinya dan nasib anak yang akan dilahirkan nanti. Kecemasan merupakan
respon individu terhadap suatu keadaan yang keadaannya mempengaruhi
bawah sadar. Kecemasan yang sudah memengaruhi atau terwujud pada
gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi saraf maka akan terlihat gejala-
gejala yang akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat tidur, jantung
berdebar-debar, keluar keringat berlebih, sering mual, gemetar, muka merah,
dan sukar bernafas. Selain itu, menurut teori Janiwanty & Pieter (2013)
kecemasan akan berdampak buruk terhadap kesejateraaan janin dan ibu yang
akan mengakibatkan bayi lahir kurang dari normal, prematur dan bahkan
bisa terjadi keguguran.
45
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Utami dan Lestari (2009)
didapatkan primigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan berat
(46,7%). sedangkan multigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan
sedang (72.3%). Terdapat perbedaan tingkat kecemasan primigravida dengan
multigravida dalam menghadapi kehamilan (p value= 0,001). Penelitiannya
juga menyebutkan bahwa pada masa trimester III adalah masa yang
kompleks bagi ibu hamil, ibu akan merasa lebih cemas untuk menghadapi
persalinan. Rasa cemas akibat perubahan fisik yang dialami ibu dan juga
kondisi psikologis dan kesiapan emosional calon ibu dalam menghadapi
persalinan turut mempengaruhi kecemasan.
Menurut pendapat peneliti bahwa kecemasan ini disebabkan karena
ibu hamil belum pernah mengalami pengalaman bersalin mengingat
kehamilannya adalah kehamilan yang pertama (primigravida). Pada saat
melakukan penelitian, peneliti mendapatkan beberapa ibu hamil yang
mengatakan sering merasa jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, hal
tersebut terjadi pada saat ibu merasakan atau memikirkan akan bagaimana
tentang kehamilan dan melahirkan anaknya nanti. Selain itu, wawancara
peneliti juga mendapatkan salah satu tanda-tanda kecemasan dimana
responden mengeluhkan sering merasa muka merah. Penelitipun
mendapatkan tanda dan gejala kecemasan lainnya yaitu tiga orang ibu hamil
tangannya gemetar saat rasa cemas menghampiri dan tidak bisa
berkonsentrasi dengan baik.
46
4.3.1.2 Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III
Untuk variabel kualitas tidur dari hasil penelitian didapatkan data
bahwa 24 orang (68,6%) ibu hamil memiliki kualitas tidur yang buruk, dan
hanya 11 orang (34,1 %) ibu hamil yang memiliki kualitas tidur yang baik.
Penelitian ini sesuai dengan teori Bobak dkk. (2005) yang
menyatakan bahwa trimester ketiga adalah tahap tidur yang paling
menantang dari kehamilan, dengan meningkatnya frekuensi dari buang air
kecil, ketidak mampuan untuk merasa nyaman dan gangguan psikis seperti
kecemasan dalam menghadapi persalinan. Selain itu terdapat beberapa hal
lain yang dapat menyebabkan kualitas tidur ibu hamil trimester III terganggu
yaitu gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, dispnea, nyeri punggung,
konstipasi dan varises. Sesak napas disebabkan karena ekspansi diafraghma
yang terbatas sebagai akibat dari uterus yang membesar. Nyeri pinggang
pada ibu hamil trimester III disebabkan karena membesarnya uterus yang
menyebabkan pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil
sehingga tubuh ibu cenderung menjadi lordosis yang akan meregangkan
otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Sering berkemih
disebabkan karena berkurangnya kapasitas kandung kemih akibat
pembesaran uterus dan bagian presentasi janin sehingga kandung kemih
menjadi lebih cepat untuk penuh (Hamilton, 2009).
47
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Komalasari (2012) tentang
kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas
Jatinagor Sumedang, yang menyatakan 72,2% ibu hamil trimester III
mengalami kualitas tidur yang buruk dan dari hasil analisa data diketahui
bahwa p-value (0,016) < taraf kekeliruan (α =0,05). Penelitian diatas
diperkuat dengan data hasil survei National Sleep Foundation (2007), bahwa
78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur.
Menurut pendapat peneliti bahwa sebagian besar ibu hamil yang
mengalami gangguan tidur dikarenakan merasakan kecemasan akan
mengahadapi persalinan, sering terbangun untuk berkemih, kontraksi janin
dan sukar untuk bernafas. Pada saat peneliti melakukan penelitian,
didapatkan sebagian besar ibu hamil mengatakan bahwa sebelum tidur ia
selalu terbayang-bayang akan persalinan yang akan dihadapinya nanti dan
mencemasakan akan nasib anak dan dirinya kelak ketika dilakukan
persalinan sehingga ibu hamil sukar untuk memulai masuk tidur. Karena
perut ibu yang sudah membesar, ada sebagian ibu hamil mengeluhkan
kesukaran untuk menentukan posisi tidur.. Melihat dari hasil penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki kualitas tidur yang
buruk mungkin dapat dipicu oleh adanya peningkatan frekuensi BAK
meningkat, kesulitan untuk bernafas, kecemasan menghadapi persalinan,
nyeri punggung dan kontraksi janin.
48
4.3.2 Pembahasan Bivariat
4.3.2.1 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada
Ibu Hamil Primigravida Trimester III
Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value (0,015) < taraf
kekeliruan (α =0,05). Dari hasil perbandingan dalam analisis data, apabila
nilai p-value < α =5%, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Sehingga
dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang berarti/bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu
hamil Primigravida trimsester III.
Berdasarkan pendapat Kozier et al. (2010), yang menyatakan
ansietas atau kecemasan seringkali mengganggu tidur. Ansietas
meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf
simpatis. Sehingga perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu
tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam
tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Faktor-faktor yang
menyebabkan adanya hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur
yang buruk adalah karena kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati
proses melahirkan dan hal itu yang menyebabkan ibu sulit memulai tidur
dan sering terbangun pada malam hari (Janiwanty & Pieter, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Iriana (2013), yang
menyatakan bahwa responden dengan kecemasan ringan lebih banyak
49
yang memiliki kualitas tidur yang baik yaitu 25 responden (36%), dan 21
responden (30,4%) mengalami kecemasan sedang dan memiliki kualitas
tidur yang buruk, serta responden dengan kecemasan berat dan memiliki
kualitas tidur buruk dua kali lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang memiliki kualitas tidur baik yaitu (2,9%). Pada uji
analisa data didapatkan p-value = 0,00 (a=<0,05).
Menurut pendapat peneliti, kecemasan dapat mempengaruhi
kualitas tidur karena ibu hamil kerap memikirkan proses persalinan yang
semakin dekat. Sehingga hal itu menyebabkan ibu hamil sulit untuk
memulai tidur dan sering terbangun di malam hari. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin buruk
kualitas tidur yang dimiliki ibu hamil. Selain kecemasan menjelang
persalinan, bahwa seluruh responden sering menyatakan sering terbangun
dimalam hari karena sering buang air kecil, nyeri punggung, sulit untuk
bernafas (sesak), merasa gerah dan kontraksi janin. Hal ini menunjukkan
bahwa bukan hanya karena kecemasan saja yang mempengaruhi kualitas
tidur, namun dipengaruhi juga oleh faktor-faktor fisik ibu hamil itu
sendiri. Masalah ini tidak bisa dibiarkan terjadi, karena kualitas tidur yang
buruk bisa memicu terjadinya depresi dan tekanan darah ibu hamil
meningkat, mengingat depresi dan tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan preeklamsi pada ibu hamil dan BBLR, prematur hingga
abortus pada bayi
50
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo
Lampung Timur tahun 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas
Sidorejo Lampung Timur dari 35 responden rata-rata mengalami kecemasan
sedang sampai berat yaitu sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan yang tidak
mengalami sampai kecemasan ringan sebanyak 11 orang (31,4%).
2. Kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas
Sidorejo Lampung Timur dari 35 responden rata-rata mengalami kualitas
tidur yang buruk sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan yang mengalami
kualitas tidur yang baik sebanyak 11 orang (31,4%).
3. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan
dengan kualitas tidur Ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas
Sidorejo Lampung Timur dengan P value = 0,015 (P<0,05) dan Odds
Ratio(OR) = 8,750.
51
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi petugas kesehatan
Untuk tenaga kesehatan disarankan agar dapat lebih optimal dalam melakukan
asuhan keperawatan mengenai kualitas tidur yang buruk serta melakukan
penyuluhan yang mendalam tentang pentingnya nutrisi, pengetahuan dan
dukungan keluarga untuk memotivasi terhadap ibu hamil agar ibu bisa
mengatasi kecemasan serta dapat dengan mudah untuk melakukan aktifitas
tidur pada malam hari.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil
trisemester III. Karena pada saat melakukan penelitian bukan hanya
kecemasan saja yang peneliti dapatkan mengenai penyebab dari kualitas tidur
yang buruk pada ibu hamil trisemester III, juga pada saat melakukan
penelitian sebaiknya diteliti karakteristik dari responden.
3. Bagi Primigravida
Diharapkan dapat menambah informasi tentang kehamilan khususnya ibu
hamil primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan dan agar ibu
hamil tidak berpikir negatif tentang persalinan sehingga akan mengurangi
kecemasan menghadapi persalinan nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Arafan, C.T & Aizar, Eliya. 2011. Kecemasan Ibu Primigravida dalam
menghadapi Persalinan di Klinik Hj. Hadijah Medan Setelah Menonton
Video Proses Persalinan (Jurnal Kesehatan). Medan: FK USU
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
BKKBN. 2013. Jumlah Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Kehamilan.
http://www.bkkbn.go.id/kependudukan/Pages/DataLainlain/Profil_kesehatan
_indonesia/kesehatan_ibu/Jumlah_Ibu_Hamil/Nasional.aspx. diakses 15
Januari 2015.
Carney, E.C & Edinger, J.D. 2010. Insomnia and Anxiety.. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. New York: Springer
Detiana, Prillia. 2010. Hamil Aman dan Nyaman diatas Usia 30 Tahun. Jakarta:
Media Pressindo
E-Jurnal. 2013. Proses Terjadinya Kehamilan. www.e-
jurnal.com/2013/09/proses-terjadinya-kehamilan.html. diakses 15 Maret 2015
Huliana, Mellyna. 2010. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa
Swara
Iriana, D.K. 2014. Hubungan Kecemasan dan Gangguan Kenyamanan Fisik
dengan Kualitas tidur Ibu Hamil di Puskesmas Helvetia Medan (Skripsi).
Medan: FK USU
Janiwanty, B & Pieter H.Z. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan. Yogyakarta:
ANDI
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: ANDI
Komalasari, Dewi. 2012. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas
Tidur pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten
Sumedang (Jurnal Universitas Padjadjaran). Bandung: Unpad
Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:
EGC
National Sleep Foundation. 2007. Woman and Sleep 2.
http://www.sleepfoundation.org, diakses 17 Januari 2015.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Solehati, Tetti & Kosasih, C.E. 2015. Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas.
Bandung: PT. Refika Aditma
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Penerjemah Ramona P
Kapoh, Egi komara Yudha. Jakarta: EGC
Prasadja, A.P 2009. Ayo Bangun dengan Bugar Karena Tidur yang Benar. Jakarta:
Hikmah
Puri, B.K dkk. 2011. Buku Ajar Psikiatri, Edisi 2. Jakarta: EGC
SehatFresh.com. 2014. Gangguan Tidur pada Masa Kehamilan.
http://www.sehatfresh.com/gangguan-tidur-pada-masa-kehamilan/, diakses 15
Januari 2015
Siallagan, A.M. 2010. Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil
RSUP Haji Adam Malik Medan (Skripsi). Medan: FK Universitas Sumatera
Utara
Uliyah, Musrifatul & Hidayat, A.A.A. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
World Health Organisation. 2013. Trend in Maternal Mortality.
http://www.who.int/reproductivehealth/publications/monitoring/maternal-
mortality-2013/en/, diakses 17 Maret 2015
FREQUENCIES VARIABLES=Umur Pekerjaan Pendidikan Kecemasan Tidur
/STATISTICS=MEAN MEDIAN SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] C:UsersGEDE ROBINDocumentstest.sav
Statistics
Umur Ibu
Hamil
Pekerjaan Ibu
Hamil
Pendidikan
Ibu Hamil
Kecemasan
ibu hamil
Kualitas
tidur
N Valid 35 35 35 35 35
Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.97 1.40 2.14 .69 .69
Median 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00
Sum 69 49 75 24 24
Frequency Table
Umur Ibu Hamil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <20 7 20.0 20.0 20.0
21-25 22 62.9 62.9 82.9
>25 6 17.1 17.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pekerjaan Ibu Hamil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 23 65.7 65.7 65.7
Pegawai Swasta 10 28.6 28.6 94.3
Pegawai Negeri 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Pendidikan Ibu Hamil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pendidikan Dasar 4 11.4 11.4 11.4
Pendidikan Menengah 22 62.9 62.9 74.3
Pendidikan Tinggi 9 25.7 25.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Kecemasan ibu hamil
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak ada Kecemasan -
Kecemasan Ringan
11 31.4 31.4 31.4
Kecemasan Sedang -
Kecemasan Berat
24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Kualitas tidur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kualitas Tidur Baik 11 31.4 31.4 31.4
Kualitas Tidur Buruk 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
CROSSTABS
/TABLES=Kecemasan BY Tidur
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet1] C:UsersGEDE ROBINDocumentstest.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kecemasan ibu
hamil * Kualitas
tidur
35 100.0% 0 .0% 35 100.0%
Kecemasan ibu hamil * Kualitas tidur Crosstabulation
Kualitas tidur
Total
Kualitas
Tidur Baik
Kualitas
Tidur Buruk
Kecemasan
ibu hamil
Tidak ada
Kecemasan -
Kecemasan
Ringan
Count 7 4 11
% within
Kecemasan ibu
hamil
63.6% 36.4% 100.0%
Kecemasan
Sedang -
Kecemasan
Berat
Count 4 20 24
% within
Kecemasan ibu
hamil
16.7% 83.3% 100.0%
Total Count 11 24 35
% within
Kecemasan ibu
hamil
31.4% 68.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.722a
1 .005
Continuity Correctionb
5.696 1 .017
Likelihood Ratio 7.527 1 .006
Fisher's Exact Test .015 .009
Linear-by-Linear
Association
7.501 1 .006
N of Valid Casesb
35
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.46.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kecemasan
ibu hamil (Tidak Cemas –
Kecemasan Ringan /
Kecemasan Sedang -
Kecemasan Berat)
8.750 1.712 44.723
For cohort Kualitas tidur =
Kualitas Tidur Baik
3.818 1.405 10.378
For cohort Kualitas tidur =
Kualitas Tidur Buruk
.436 .196 .973
N of Valid Cases 35
LEMBAR PERSETUJUAN
SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Nama suami :
Umur :
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul „Hubungan
tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di
Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur‟. Demikian surat pernyataan ini saya tanda
tangani secara sadar tanpa ada unsur paksaan dari pihak mana pun.
Sidorejo, Juni, 2015
Responden
KUISIONER DATA DEMOGRAFI
Nama :
Nama Suami :
Umur :
Usia Kehamilan :
Pekerjaan :
Pendidikan : SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi
LEMBAR KUISIONER HARS
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda checklist () pada setiap kolom yang tersedia di bawah ini sesuai
dengan situasi dan kondisi yang anda alami.
Keterangan:
f) Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan
g) Nilai 1 : gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada).
h) Nilai 2 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada).
i) Nilai 3 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada).
j) Nilai 4 : gejala berat sekali (semua gejala yang ada).
No Gejala Kecemasan 0 1 2 3 4
1. Perasaan cemas:
- Cemas
- Mudah tersinggung
- Firasat buruk
- Takut akan pikiran sendiri
2. Ketegangan:
- Merasa tegang
- Lesu
- Tidak bisa istirahat tenang
- Mudah terkejut
- Mudah menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan:
- Pada gelap
- Pada orang asing
- Ditinggal sendiri
- Pada binatang besar
- Pada keramaian lalu lintas
- Pada kerumunan banyak
orang
4. Gangguan tidur:
- Sukar masuk tidur
- Terbangun malam hari
- Tidur tidak nyenyak
- Bangun dengan lesu
- Banyak mimpi-mimpi
- Mimpi buruk
- Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan:
- Sukar konsentrasi
- Daya ingat menurun
6. Perasaan depresi (murung):
- Hilangnya minat
- Berkurangnya kesenangan
pada hobi
- Sedih
- Bangun dini hari
- Perasaan berubah-ubah
sepanjang hari
7. Gejala somatic / fisik (otot)
- Sakit dan nyeri otot-otot
- Kaku
- Kedutan otot
- Gigi gemerutuk
- Suara tidak stabil
8. Gejala somatic / fisik (sensorik)
- Tinitus (telinga
berdenging)
- Penglihatan kabur
- Muka merah atau pucat
- Merasa lemas
- Perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah)
- Takikardia (denyut jantung
cepat)
- Berdebar-debar
- Rasa lesu / lemas seperti
ingin pingsan
- Denyut nadi mengeras
- Nyeri di dada
- Detak jantung menghilang
(berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernafasan)
- Rasa tertekan atau sempit
di dada
- Rasa tercekik
- Sering menarik nafas
- Nafas pendek / sesak
11. Gejala gastrointenstinal (pencernaan)
- Sulit menelan
- Perut melilit
- Gangguan pencernaan
- Nyeri sebelum dan
sesudah makan
- Perasaan terbakar di perut
- Rasa penuh atau kembung
- Mual muntah
- Sukar buang air besar
(konstipasi)
- Kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital (perkemihan dan
kelamin)
- Sering buang air kecil
- Tidak dapat menahan air
kencing
- Menstruasi tidak teratur
- Friginitas menjadi dingin (tidak
mampu menerima rangsangan
untuk melakukan hubungan
seksual / tidak bergairah)
13. Gejala autonom:
- Mulut kering
- Muka merah
- Mudah berkeringat
- Kepala pusing, kepala
terasa sakit
- Bulu-bulu berdiri
14. Tingkah laku(sikap)pada saat wawancara
:
- Gelisah
- Tidak tenang
- Jadi gemetar
- Kerut kening
- Muka tegang
- Nafas pendek dan cepat
- Muka merah
Total
KUESIONER KUALITAS TIDUR
(PSQI)
1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
5 Seberapa sering masalah-masalah dibawah ini
mengganggu tidur anda?
Tidak
pernah
(0)
1x
seming
gu (1)
2x
seming
gu (2)
≥ 3 x
seming
gu (3)
a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak
berbaring
b) Terbangun ditengah malam atau terlalu dini
c) Terbangun untuk ke kamar mandi
d) Tidak mampu bernafas dengan leluasa
e) Batuk atau mengorok
f) Kedinginan dimalam hari
g) Kepanasan dimalam hari
h) Mimpi buruk
i) Terasa nyeri
j) Alasan lain ………
6 Seberapa sering anda menggunakan obat tidur
7 Seberapa sering anda mengantuk ketika melakukan
aktifitas disiang hari
Tidak
antusias
Kecil Sedang Besar
8 Seberapa besar antusias anda ingin menyelesaikan
masalah yang anda hadapi
Sangat
baik
Baik kurang Sangat
kurang
9 Bagaimana kualitas tidur anda selama sebulan yang
lalu
Keterangan Cara Skoring PSQI
7 KOMPONEN KUESIONER PSQI
Komponen (K) Keterangan Skor
K1 Skor pertanyaan #9
K2 Skor pertanyaan #2 (<15 menit =0), (16-30 menit=1) (31-60
menit=2) (>60 menit=3) + skor pertanyaan #5a jika
jumlahnya sama dengan 0=0, 1-2=1, 3-4=2, 5-6=3
K3 Skor pertanyaan #4 >7=0, 6-7=1, 5-6=2,<5=3
K4 Jumlah jam tidur pulas (#4)/ jumlah jam di tempat tidur
(kalkulasi #1&#3) x 100, >85%=0,, 75-84%=1, 65-
74%=2, <65%=3
K5 Jumlah skor 5b hingga 5j (0=0, 1-9=1, 10-18=2, 19-
27=3)
K6 Skor pertanyaan #6
K7 Skor pertanyaan #7 + 8 (0=0, 1-2=1,3-4=2, 5-6=3)
Total skor Jumlahkan skor komponen 1-7 (≤5:baik, >5:buruk)

More Related Content

What's hot

Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum
Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartumAdaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum
Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartumSarjan unissula
 
Soal uts terapi komplementer
Soal uts terapi komplementerSoal uts terapi komplementer
Soal uts terapi komplementeralfathikaendar
 
Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)
Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)
Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)Ahmad Kholid
 
Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1Okta Rostalia
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga eviceliaa
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxRizalMg21
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritisIsu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritisViktor Iwan
 

What's hot (20)

Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum
Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartumAdaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum
Adaptasi psikologis dan fisiologis ibu postpartum
 
Soal uts terapi komplementer
Soal uts terapi komplementerSoal uts terapi komplementer
Soal uts terapi komplementer
 
Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)
Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)
Manajemen Sumber Daya Keluarga (Askep Keluarga)
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
Askep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-strokeAskep keluarga-dengan-stroke
Askep keluarga-dengan-stroke
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1Uji chi square kel 1
Uji chi square kel 1
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa KeperawatanDiagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga Proses keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan KebidananSurveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptx
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritisIsu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
Isu isu etik dan legal pada keperawatan kritis
 

Viewers also liked

02. naskah publikasi_2
02. naskah publikasi_202. naskah publikasi_2
02. naskah publikasi_2ary la
 
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...nugdwis
 
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...Fajar Santoso
 
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...febri khairiah
 
Skripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab iSkripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab iLois Yunike
 

Viewers also liked (8)

Cover
CoverCover
Cover
 
02. naskah publikasi_2
02. naskah publikasi_202. naskah publikasi_2
02. naskah publikasi_2
 
Pernikahan dini
Pernikahan diniPernikahan dini
Pernikahan dini
 
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
 
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
 
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...
 
Skripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab iSkripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab i
 
J500060022
J500060022J500060022
J500060022
 

Similar to Hubungan Kecemasan dan Kualitas Tidur Ibu Hamil

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanGambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanSeptian Muna Barakati
 
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Bli De Bean
 
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanGambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanOperator Warnet Vast Raha
 
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanGambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanOperator Warnet Vast Raha
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
 
KTI STEVEN CARLOS.docx
KTI STEVEN CARLOS.docxKTI STEVEN CARLOS.docx
KTI STEVEN CARLOS.docxAiSuryanti
 
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Indah Widi
 
MAKALAH HEG T.IYUK.pdf
MAKALAH HEG T.IYUK.pdfMAKALAH HEG T.IYUK.pdf
MAKALAH HEG T.IYUK.pdfhaqqulaqiqoh
 
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdfLTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdfwida66
 

Similar to Hubungan Kecemasan dan Kualitas Tidur Ibu Hamil (20)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
 
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanGambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
 
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
 
134255002 kti-kebidanan
134255002 kti-kebidanan134255002 kti-kebidanan
134255002 kti-kebidanan
 
134255002 kti-kebidanan
134255002 kti-kebidanan134255002 kti-kebidanan
134255002 kti-kebidanan
 
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanGambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
 
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilanGambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
Gambaran sikap ibu hamil trimester 3 tentang hubungan seksual selama kehamilan
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
 
KTI STEVEN CARLOS.docx
KTI STEVEN CARLOS.docxKTI STEVEN CARLOS.docx
KTI STEVEN CARLOS.docx
 
Kti putri arum
Kti putri arumKti putri arum
Kti putri arum
 
Presentasi Proposal.pptx
Presentasi Proposal.pptxPresentasi Proposal.pptx
Presentasi Proposal.pptx
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
Presentasi Hasil Penelitian (Karya Tulis IlmiaH)
 
Kti
KtiKti
Kti
 
Kti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayantiKti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayanti
 
hypnobirthing
hypnobirthinghypnobirthing
hypnobirthing
 
Kti pdf
Kti pdf Kti pdf
Kti pdf
 
MAKALAH HEG T.IYUK.pdf
MAKALAH HEG T.IYUK.pdfMAKALAH HEG T.IYUK.pdf
MAKALAH HEG T.IYUK.pdf
 
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdfLTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
LTA MELANI WINDI ASTUTI - 1118217 (1).pdf
 
Kti eva seno safitri
Kti eva seno safitriKti eva seno safitri
Kti eva seno safitri
 

Hubungan Kecemasan dan Kualitas Tidur Ibu Hamil

  • 1. HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh : GEDE ROBIN NPM. 11320022 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2015
  • 2. ii HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 SKRIPSI Oleh : GEDE ROBIN NPM. 11320022 Disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FK UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG 2015
  • 3. iii LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 Nama : Gede Robin NPM : 11320022 Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Bandar Lampung, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II (Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes) (Rahma Elliya, S.Kp., M.Kes)
  • 4. iv LEMBAR PENGESAHAN HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 Nama : Gede Robin NPM : 11320022 Diterima oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun akademik 2011. Penguji I : Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes ____________ Penguji II : Rahma Elliya, S.kp., M.Kes ____________ Penguji III : Aryanti W, Ns., M.Kep., Sp.Mat ____________ Tanggal Ujian : Juli 2015 Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FK Universitas Malahayati Bandar Lampung Andoko, S.Kep., Ns., M.Kes
  • 5. v ABSTRAK Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur Tahun 2015 Oleh : Gede Robin Wanita hamil yang telah memasuki usia kandungan trimester III mengalami gangguan tidur akibat rasa cemas menjelang proses persalinan. Khususnya ketika ibu hamil baru pertamakali mengalami kehamilan (primigravida). Di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur jumlah ibu hamil primigravida mencapai 35 orang, yang mengalami kecemasan sedang-berat sebanyak 24 (68,6 %) dan yang mengalmi kualitas tidur buruk sejumlah 24 orang (68,6%). 20 orang (83,3%) yang mengalami kecemasan sedang-berat mengalami kualitas tidur yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur Tahun 2015. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain survey analitik. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional. Total populasi ibu hamil primigravida di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur adalah 75 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 35 orang yaitu ibu hamil primigravida trimester III, dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner HARS untuk mengukur tingkat kecemasan dan PSQI untuk mengukur kualitas tidur. Analisa bivariat yang digunakan yaitu menggunakan rumus chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 35 ibu hamil primigravida trimester III, 65,7% menunjukan tingkat kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan 68,6% menunjukan kualitas tidur buruk. Hasil dari penelitian ini diperoleh p-value = 0,015 yang berarti adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III. Hasil penelitian didapatkan hasil OR = 8,750. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trimester III. Kata Kunci : Tingkat kecemasan; kualitas tidur; primigravida; kehamilan trimester III. Kepustakaan : 18 (2005 - 2015)
  • 6. vi ABSTRACT The Correlation Between Anxiety Levels and Sleep Quality Maternal Primigravidae Trimester III In PHC Sidorejo East Lampung 2015 By: Gede Robin Pregnant women when entering the third trimester of pregnancy will sleep disorders cause‟s anxiety ahead of the birth process. Especially when pregnant women is first pregnancy (primigravida). The PHC Sidorejo, East Lampung number of primigravidae pregnant women reached 35 people, who experience moderate to severe anxiety were 24 (68.6 %) a and those with poor sleep quality a number of 24 people (68.6 %) . 20 people (83.3 %) who experienced moderate to severe anxiety experienced poor sleep quality. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of anxiety with sleep quality third trimester pregnant women in health centers Sidorejo East Lampung 2015. This research was a quantitative analytical survey design. The design of the study using cross-sectional approach. Total population in PHC Sidorejo, East Lampung is 75 Primigravidae pregnant women. The number of samples in this study were 35 respondent that‟s primigravidae pregnant women in third trimester, using purposive sampling techniques. The research instrument consisted of a questionnaire to measure the level of anxiety Hars and the PSQI to measure sleep quality. Bivariate analysis using the formula used is chi-square with a significance level of 0.05. The results showed that as many as 35 primigravidae pregnant women in third trimester, 65.7% showed moderate levels of anxiety to severe anxiety and 68.6% showed poor sleep quality. Results of this study was obtained p-value = 0.015, which means there is a correlation between the level of anxiety in primigravidae pregnant women sleep quality third trimester. Results of the study showed OR = 8.750. Suggested for further research to examine the description of the factors that can affect the quality of sleep in the third trimester pregnant women. Keywords: Levels of anxiety; quality of sleep; primigravidae; gestation the third trimester. Bibliography: 18 (2005 - 2015)
  • 7. vii IODATA PENULIS Nama : GEDE ROBIN TTL : OKU Timur, 20 November 1993 Agama : Hindu Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Harapan Jaya, Semendawai Timur, OKU Timur, Sum-Sel RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD : SD N 2 Semendawai Suku III, Lulus tahun 2005 2. SMP : SMP N 2 Semendawai Timur, Lulus tahun 2008 3. SMA : SMA PGRI 2 Palembang, Lulus tahun 2011 4. PSIK : Universitas Malahayati Bandar Lampung 2011-Sekarang
  • 8. viii MOTTO “ Kita tidak akan pernah tahu hasil dari dari apa yang kita lakukan, tetapi kita tidak akan mendapatkan hasil jika tidak melakukan apa-apa” (Mahatma Gandhi)
  • 9. ix SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Gede Robin NPM : 11320022 Fakultas : Kedokteran / Program Studi Ilmu Keperawatan HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 Dengan ini menyatakan bahwa: Skripsi yang saya buat tidak pernah/belum pernah dibuat oleh orang lain dan saya menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Bandar lampung, 30 Juli 2015 Yang membuat pernyataan Gede Robin
  • 10. x PERSEMBAHAN Om Swastyastu Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas Karunia-Nya yang selalu memberikan petunjuk dalam setiap langkahku, izinkan saya mempersembahkan skripsi ini kepada: - Ibundaku Ni Made Murtini yang selalu memberikan kasih sayang, memotivasi, mendukung, menginspirasi dan selalu mendoakan aku dalam setiap doanya. - Ayahku I Gede Pujo yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, mendo‟akan dan bekerja untuk membiayaiku sekolah selama ini. - Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pemimbing I dan Rahma Elliya, S.Kp., M.Kes Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan motovasi untuk perbaikan skripsi ini. - Aryanti, Ns., M.Kep., Sp.Kep Mat selaku penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. - Untuk orang spesial Wayan Hariyati, yang selalu memberikan do‟a, semangat dan dukungan buat penyelesaian skripsi ini. - Untuk sahabatku I Gede Fredy V.S, Alfen Stefanes, Ida Bagus Kade Likita, Made Laga dan teman-teman lain yang penulis tidak bisa sebutkan semuanya yang selalu mendukung dan membantuku dalam segala hal. - Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. - Almamater tercinta Universitas Malahayati yang telah mendewasakanku. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khusunya. Bandar Lampung, Juli 2015 (Peneliti)
  • 11. xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iv DAFTAR ISI................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur ................................................................................................ 9 2.1.1 Konsep Tidur......................................................................... 9 2.1.2 Gangguan Tidur Ibu Hamil ................................................... 16 2.1.3 Kualitas Tidur Ibu Hamil....................................................... 17 2.1.4 Pengukuran Kualitas Tidur.................................................... 18 2.2 Konsep Kecemasan........................................................................... 22 2.2.1 Definisi Kecemasan............................................................... 22
  • 12. xii 2.2.2 Tanda Gejala Kecemasan ...................................................... 22 2.2.3 Faktor penyebab Kecemasan................................................. 24 2.2.4 Tingkat Kecemasan ............................................................... 26 2.2.5 Kecemasan Ibu Hamil ........................................................... 27 2.2.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan ........................................... 28 2.3 Penelitian Terkait............................................................................. 30 2.5 Kerangka Teori................................................................................ 31 2.6 Kerangka Konsep............................................................................. 32 2.7 Hipotesis .......................................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 33 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 33 3.3 Rancangan Penelitian......................................................................... 33 3.4 Subjek Penelitian ............................................................................... 34 3.5 Variabel Penelitian............................................................................. 34 3.6 Definisi Operasional .......................................................................... 35 3.7 Pengumpulan Data............................................................................. 36 3.8 Pengolahan Data ................................................................................ 38 3.9 Analisa Data....................................................................................... 39
  • 13. xiii BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 40 4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 41 4.3 Pembahasan................................................................................... 44 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ........................................................................................ 50 5.2 Saran............................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia ............................................................... 32 Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 43 Tabel 4.1 Tingkat Kecemasan.......................................................................... 43 Tabel 3.1 Kualitas Tidur .................................................................................. 43 Tabel 3.1 Hubungan Kecemasan dan Kualitas Tidur....................................... 43
  • 14. xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tahapan Siklus Tidur Dewasa...................................................... 29 Gambar 2.2 Kerangka Teori............................................................................. 39 Gambar 2.3 Kerangka Konsep......................................................................... 39
  • 15. xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Lampiran 2 Lembar Kuesioner HARS Lampiran 3 Lembar Kuesioner PSQI Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian Lampiran 5 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
  • 16. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah proses bergabung nya sperma dan ovum (gamet pria dan wanita) untuk menciptakan suatu sel tunggal yang disebut dengan zigot , yang kemudian menggandakan diri berkali-kali melalui pembelahan sel untuk menjadi lahir (Papalia, 2008). Pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala yaitu amenore (wanita hamil yang tidak haid lagi), nausea (enek), mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu), pingsan, payudara membesar dan tegang, anoreksia (tidak nafsu makan), sering kencing, obstipasi (sulit buang air besar), pigmentasi kulit (biasanya terjadi pada pipi, hidung dan dahi), pigmentasi kulit, vasrises (Jannah, 2013). Kehamilan merupakan episode dramatis dari kondisi biologis maupun psikis yang tentunya memerlukan adaptasi bagi wanita yang sedang mengalaminya. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat menjadi pencetus berbagai reaksi psikologis mulai dari reaksi emosional yang ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat (Mansur, 2009). Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan wanita dibagi menjadi tiga tribulan (triwulan) pertama (0-12 minggu), tribulan (triwulan) kedua (13-28 minggu), tribulan (triwulan) ketiga (20-40 minggu) (Manuaba, 2009).
  • 17. 2 Selama masa kehamilan dari trimester I, II sampai dengan trimester III terjadi perubahan pada ibu baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik pada ibu hamil trimester pertama biasanya berupa mual akibat terjadinya peningkatan hormon hCG dalam darah, sakit kepala / pusing, merasa lelah, sering meludah,dan kram perut akibat pembesaran rahim. Pada trimester kedua adapun perubahan fisik pada ibu hamil ditandai dengan meningkatnya frekuensi berkemih, bengkak kaki dan tumit, adanya konstipasi, munculnya varices, sakit pinggang, dan tanda bergaris pada perut. Sedangkan pada trimester ketiga ciri perubahan fisik ialah kaki bertambah bengkak dan terasa nyeri, frekuensi buang air kecil semakin meningkat, suhu tubuh ibu meningkat, rahim yang sering berkontraksi, payudara mengeluarkan kolostrum, nyeri punggung hingga sesak nafas sehingga kesulitan mendapat posisi nyaman untuk tidur (Janiwanty & Pieter, 2013). Perubahan psikis pada ibu hamil trimester pertama diantaranya ketidakyakinan/ketidakpastian, ambivalen, seksual yang menurun, perubahan emosional, guncangan psikologis pada ibu hamil primigravida, dan stress. Keadaan psikis pada trimester kedua pada ibu hamil akan tampak lebih tenang dan mulai beradaptasi, namun terkadang ibu akan merasa khawatir dengan janin yang dikandung, dan mencemaskan akan kondisi janinnya apakah akan dilahirkan sehat atau cacat. Pada trimester III, perubahan psikologi ibu terkesan lebih kompleks dan meningkat kembali dibanding trimester sebelumnya, dan ini tidak lain dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar dan akan dilakukannya persalinan dan memikirkan tugas-tugas apa yang akan dilakukan setelah kelahiran (Janiwanti & Pieter, 2013).
  • 18. 3 Pada trimester III wanita hamil mengalami kecemasan semakin bertambah yang disebabkan karena munculnya rasa takut untuk melahirkan dan kekhawatiran semakin membesar terhadap anak yang akan dilahirkan nanti (Detiana, 2010). Tingkat kecemasan ibu akan semakin meningkat. Banyak calon ibu sering berkhayal atau bermimpi tentang hal-hal negatif akan terjadi pada bayinya saat melahirkan nanti. Khayalan-khayalan tersebut seperti kelainan letak bayi, tidak dapat melahirkan, atau bahkan janin akan lahir dengan kecacatan. Calon ibu menjadi sangat merasa bergantung pada pasangannya. Perasaan bahwa janin merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan meningkat. Peningkatan keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual menurun ( Bobak, 2005). Hal ini tidak bisa di biarkan berlarut-larut pada ibu hamil, karena menurut Janiwanty dan Pieter (2013) kecemasan adalah salah satu faktor penyebab keguguran (abortus). National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang berusia < 20 tahun mengalami gangguan kecemasan menjelang persalinan (Pikirdong, 2008). Penelitian yang berkaitan dengan kejadian persalinan lama, 65% disebabkan karena kontraksi uterus yang tidak efisien. Menurut Oldetal (2000), adanya disfungsional kontraksi uterus sebagai respon terhadap kecemasan sehingga menghambat aktifitas uterus. Respon tersebut adalah bagian dari komponen psikologis, sehingga dapat dinyatakan bahwa faktor psikologis mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan proses persalinan.
  • 19. 4 Gangguan tidur selalu menyerang ibu hamil tanpa alasan yang jelas. Gangguan tidur lebih banyak berkaitan dengan masalah psikis, seperti rasa kekhawatiran (cemas). Sulit tidur sering terjadi pada ibu yang baru pertama kali hamil (primigravida) dan menjelang kelahiran (trimestrer III) (Janiwanty & Pieter, 2013). Pada trimester III pada umumnya wanita mengalami sulit tidur adapun penyebabnya yaitu perubahan hormon, stress, pergerakan janin yang berlebihan, posisi tidur yang tidak nyaman, sering buang air kecil dan sakit pada pinggang karena terjadi peregangan tulang-tulang terutama di daerah pinggang yang sesuai dengan bertambah besarnya kehamilan (Huliana, 2007). Menurut Janiwanty dan Pieter (2013), dampak buruk tidur bagi kesehatan adalah dapat mengakibatkan depresi, kurang konsentrasi dalam beraktivitas, gangguan pembelajaran verbal, gangguan memori, gangguan artikulasi bicara, gangguan pengindraan, kondisi emosi yang gampang meledak, stress, denyut jantung cepat (hipertensi), dan gangguan motorik. Dan jika depresi, stress dan hipertensi terjadi pada wanita hamil, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janinnya. Karena bisa mengakibatkan prematur dan BBLR pada bayi, preeklamsi pada ibu hamil bahkan bisa mengakibatkan terjadinya abortus pada bayi. Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil polling tidur di Amerika oleh National Sleep Foundation didapat bahwa ternyata wanita lebih banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki – laki, yaitu 63% : 54 % (National Sleep Foundation, 2007).
  • 20. 5 Menurut data hasil survei National sleep Foundation (2007), 78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur dan 97,3% dan wanita hamil trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap malam.Penelitian yang dilakukan University of California di San Francisco menemukan fakta, wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5 kali lebih besar. Menurut penelitian yang dilakukan University of Medicine and Dentistry of New jersey, New Brunswick, gangguan tidur ini meningkatkan risiko meningginya tekanan darah saat hamil menjadi empat kali lipat. Studi yang dilakukan University of Pittsburgh School of Medicine menunjukkan kualitas dan kuantitas tidur yang buruk akan mengganggu proses kekebalan tubuh. Pada ibu hamil, hal itu akan memperbesar risiko berat bayi lahir rendah, pre-eklamsi dan komplikasi kesehatan lain. Badan kesehatan dunia memperkirakan ada sekitar 145.000.000 wanita hamil diseluruh dunia dan sekitar 289.000 wanita hamil meninggal saat melakukan persalinan (WHO, 2013). Menurut survey Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, data Ibu hamil di Indonesia mencapai 5.192.427 dan khusus untuk provinsi Lampung 186.372 ibu hamil (BKKBN, 2011). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007). Namun menurut Depkes RI tahun 2008 angka kematian ibu di Indonesia mencapai 420 kasus. Di Indonesia, sekitar 28% kematian ibu disebabkan karena perdarahan, 13% ekslampsi atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, 9% partus lama, 11% komplikasi aborsi dan 10% akibat infeksi (Depkes RI, 2010).
  • 21. 6 Berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun 2012 kasus kematian ibu hamil seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus kematian ibu terbesar ( 59,78% ) terjadi pada saat persalinan dan 70,95% terjadi pada usia 20 – 34 tahun. Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi lampung tahun 2012 disebabkan oleh perdarahan, eklamsi, infeksi dan lain-lain (Depkes RI, 2012). Dari data yang di peroleh jumlah ibu hamil di puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2014 berjumlah 185 orang. Ibu hamil primigravida mencapai 78 orang, dan jumlah ibu hamil primigravida trimester III mencapai 38 orang. Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dengan survey dan wawancara, data yang peneliti peroleh dari 10 orang ibu hamil primigravida trimester III, 4 orang diantaranya mengeluhkan sulit untuk bernafas dan merasa tidur nya tidak nyenyak karena posisi tidur yang serba salah karena perut yang besar, sehingga berpengaruh pada kegiatan ibu keesokan harinya seperti menurunya konsentrasi kegiatan ibu disiang hari, serta merasa pusing. Sedangkan 5 ibu hamil yang lain sulit tidur karena mengkhawatiran nasib janin yang sedang dia kandung, mereka mengeluhkan cemas dan takut pada saat memasuki trimester III jika nanti anaknya dilahirkan tidak normal. Hanya seorang ibu yang tidak mengalami kecemasan dan gangguan tidur.
  • 22. 7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, peneliti merasa perlu untuk diadakan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur. Karena angka kejadian abortus di daerah Sidorejo, Lampung Timur cukup tinggi dan juga TD ibu hamil Trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur cenderung meningkat. 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur. 2. Tujuan Khusus 1. Diketahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur 2. Diketahui kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur 3. Diketahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur
  • 23. 8 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi kesehatan di komunitas dan dapat menjadi informasi yang mendukung dalam pembuatan intervensi keperawatan yang tepat dalam memberikan asuhan keperawatan maternitas dan jiwa. 2. Bagi petugas kesehatan Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi petugas kesehatan di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dalam rangka mengatasi kecemasan dan kualitas tidur yang buruk untuk ibu hamil. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk penelitian keperawatan dan untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam ruang lingkup kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III.
  • 24. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tidur 2.1.1 Konsep Tidur a. Pengertian Tidur merupakam suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau s ensori yang sesuai. Dengan kata lain, tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih kepada urutan siklus yang berulang (Uliyah & Hidayat, 2008). b. Fisiologi Tidur Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Aktivitas tidur ini salah satunya diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Letak pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terdapat dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Sedangkan, reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, nyeri, pendengaran, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan proses pikir dan emosi. Dalam keadaan
  • 25. 10 sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin dan noreoineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya perlepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchonizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Uliyah & Hidayat, 2008). c. Tahapan Tidur Berdasarkan prosesnya, tidur melibatkan dua fase yaitu tidur non- rapid eye movement (NREM) dan tidur rapid eye movement (REM) BSR (Uliyah & Hidayat, 2008). 1) Tidur NREM Tidur NREM disebabkan oleh penurunan kegiatan dalam sistem pengaktifan retikularis. Tahapan tidur ini disebut juga tidur gelombang lambat (slow wave sleep), karena gelombang otak bergerak dengan sangat lambat. Tidur NREM terbagi menjadi 4 tahap, yaitu sebagai berikut: a) Tahap I Tahap I merupakan tingkat paling dangkal dari tidur dan merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Tahap ini ditandai dengan pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan tanda-tanda vital dan metabolisme secara bertahap,
  • 26. 11 individu yang cenderung rileks, merasa mengantuk serta mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara. Tahap I normalnya berlangsung sekitar 5 menit atau sekitar 5% dari total tidur. b) Tahap II Tahap II merupakan tahapan ketika individu masuk pada tahap tidur, tetapi masih dapat bangun dengan mudah. Tahap I dan tahap II termasuk dalam tahap tidur ringan (light sleep). Tahap II normalnya berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan 50- 55% dari total tidur. c) Tahap III Tahap II merupakan awal dari tahap tidur dalam atau tidur nyenyak (deep sleep). Tahap ini dicirikan dengan relaksasi otot- otot serta perlambatan denyut nadi, frekuensi nafas dan proses tubuh yang lain. Pada tahap III, individu cenderung sulit dibangunkan. Tahap III berlangsung selama 15-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur. d) Tahap IV Pada tahap IV merupakan tahap tidur terdalam atau delta sleep. Tahap IV ditandai dengan perubahan fisiologis, yatu EEG gelombang otak melemah serta penurunan denyut jantung, tekanan darah, tonus otot, metabolisme, dan suhu tubuh. Pada tahap ini individu jarang bergerak dan sangat sulit untuk
  • 27. 12 dibangunkan. Tahap ini berlangsung selama 15-30 menit dan merupakan 10% dari total tidur. 2) Tidur REM Tidur REM disebut juga tidur paradoks. Pada tahapan ini biasanya terjadi rata-rata setiap 90 menit setelah mulai tidur dan berlangsung selama 5-20 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, hal ini dicirikan dari pergerakan mata yang cepat, kecepatan respirasi, fluktuasi jantung dan peningkatan tekanan darah. Pada tidur REM biasanya sebagian besar mimpi terjadi, tidur REM penting untuk keseimbangan mental dan emosi. Selain itu, tahapan tidur ini juga berperan dalam proses belajar, memori, dan adaptasi. Tidur REM ditandai dengan: a) Lebih sulit dibangunkan atau justru dapat bangun tiba-tiba. b) Sekresi lambung meningkat. c) Frekuensi denyut jantung dan pernapasan sering kali menjadi tidak teratur. d) Terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur pada otot perifer. e) Mata cepat tertutup dan terbuka. f) Metabolisme meningkat. g) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
  • 28. 13 Gambar 2.1 Tahapan Siklus Tidur Dewasa (Sumber: Potter & Perry, 2010) d. Faktor yang mempengaruhi tidur Menurut Iliyah & Hidayat (2008) kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah : 1) Penyakit Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga Kantuk pra- tidur NREM tahap 1 NREM tahap 2 NREM tahap 3 NREM tahap 4 Tidur REM NREM tahap 3 NREM tahap 2
  • 29. 14 penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur. 2) Latihan dan kelelahan Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek. 3) Stress psikologis Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kecemasan sehingga sulit untuk tidur. 4) Obat Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
  • 30. 15 5) Nutrisi Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur, karcna dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur. 6) Lingkungan Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur. 7) Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan gangguan proses tidur. e. Kebutuhan Tidur Normal Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan.
  • 31. 16 Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur 0-1 bulan Masa neonatus 14-18 jam/hari 1 bulan- 18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari 18 bulan- 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari 3 tahun- 6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 6 tahun- 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari 12 tahun- 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari 18 tahun- 40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari 40 tahun- 60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 60 tahun ke atas Masa dewasa muda 6 jam/hari (Sumber: Uliyahh & Hidayat, 2008) 2.1.2 Gangguan Tidur Ibu Hamil Ada beberapa masalah tidur yang biasanya terjadi pada ibu hamil. Menurut sehatfresh.com, gangguan tidur yang biasanya terjadi pada kehamilan berdasarkan pembagian trimester adalah sebagai berikut: a. Trimester pertama Pada trimester pertama ini ibu hamil akan sering terbangun malam karena perubahan sistem perkemihan yang mengharuskan untuk ke kamar mandi untuk melepaskan hasrat ingin buang air kecil. Keluhan sulit tidur biasanya juga muncul karena stres, dimana ibu masih kurang siap menerima kehamilan dan perubahan hormon yang menunjukkan perubahan psikis seperti mudah marah dan sensitif, dan juga mual dan muntah yang mengakibatkan ibu merasa lelah dan pusing.
  • 32. 17 b. Trimester kedua Umumnya kualitas tidur mulai membaik karena kurangnya frekuensi berkemih dan juga rasa mual dan muntah, lemas, dan keluhan lainnya pada trimester pertama akan hilang. Tetapi tetap, masalah stres fisik dan emosional yang terjadi selama masa kehamilan bisa cukup mengganggu tidur. c. Trimester ketiga Pada trimester ketiga penyebab sulit tidur bukan karena hormon melainkan perubahan fisik, bobot ibu bertambah mengakibatkan punggung terasa pegal, posisi tidur yang salah, dan juga gangguan psikis seperti kecemasan. 2.1.3 Kualitas Tidur Ibu Hamil Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. Kepuasan tidur pada masa kehamilan berkurang khususnya pada trimester ketiga, hal ini diakibatkan kondisi fisik ibu hamil yang menyebabkan sulitnya mendapatkan tidur yang dalam. Ketidakpuasan tidur disebabkan tidur yang tidak melewati seluruh tahapan normal baik NREM dan REM (Musbikin, 2005; dikutip Siallagan, 2010). Kesulitan tidur sering terjadi pada masa kehamilan karena pikiran aktif dan merasa tidak mampu mengendalikan stress bahkan depresi yang dialami berhubungan dengan perubahan fisik terutama pada trimeter ketiga (Eisenberg, 1996; dikutip Siallagan, 2010).
  • 33. 18 2.1.4 Pengukuran Kualitas Tidur Buysse et al. (1989) melakukan penelitian tetang pengukuran kualitas tidur. Buysse menggunakan instrumen pengukuran kualitas tidur yang disebut Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI adalah instrumen efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur pada orang dewasa. Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen tersebut dinilai dalam bentuk 16 pertanyaan dan memiliki bobot penilaian masing-masing sesuai dengan standar baku. Dari 4 pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk tidak pernah/baik sekali), 1 (untuk kurang dari sekali dalam seminggu/baik), 2 (kurang dari dua kali dalam seminggu/buruk), sampai 3 (untuk tiga kali atau lebih dalam seminggu/buruk sekali) (Carney & Edinger, 2010). Komponen tersebut antara lain: a. Kualitas Tidur Subjektif Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 9 dalam kuesioner PSQI yang berbunyi “Bagaimana Anda menentukan kualitas tidur Anda secara keseluruhan pada bulan yang lalu?”. Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden sebagai berikut : Sangat baik : 0, Cukup baik : 1, Kurang baik : 2, Sangat buruk : 3.
  • 34. 19 b. Latensi Tidur Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 2 dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terakhir, berapa menit biasanya Anda habiskan waktu di tempat tidur, sebelum akhirnya Anda tertidur?”, dan pertanyaan nomor 5a yang berbunyi “Selama 1 bulan terakhir, seberapa sering tidur Anda terganggu karena tidak bisa tidur dalam waktu 30 menit”. Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 2 sebagai berikut: ≤ 15 menit : 0, 16-30 menit : 1, 31-60 menit : 2, > 60 menit : 3. Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 5a sebagai berikut: Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam seminggu : 3. Jumlah subskor pertanyaan nomor 2 dan nomor 5a (skor komponen latensi tidur) adalah sebagai berikut : 0 : 0, 1-2 : 1, 2-4 : 2, 5-6 : 3. c. Durasi Tidur Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 4 dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terakhir, berapa jam Anda tidur di malam hari? (Jumlah jam pada tidur malam)”. Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden sebagai berikut : > 7 jam : 0, 6-7 jam : 1, 5-6 jam : 2, < 5 jam : 3.
  • 35. 20 d. Efisiensi Kebiasaan Tidur Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 1, 3 dan 4 dala,m PSQI mengenai jam tidur malam dan bangun pagi serta durasi tidur. Jawaban responden dihitung dengan rumus: 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 (#4) 𝑗𝑎𝑚 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝑝𝑎𝑔𝑖 #3 − 𝑗𝑎𝑚 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚 (#1) 𝑥100% Hasil perhitungan dikelompokan menjadi 4 kategori dengan penilaian (skor) sebagai berikut: Efesiensi tidur > 85% : 0, Efesiensi tidur 75-84% : 1, Efesiensi tidur 65- 74% : 2, Efesiensi tidur <65% : 3. e. Gangguan Tidur Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 5b – 5j dalam PSQI yang terdiri dari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Tiap item memiliki skor 0-3, dengan 0 berarti tidak pernah sama sekali dan 3 berarti sangat sering dalam sebulan. Skor kemudian dijumlahkan sehingga dapat diperoleh skor gangguan tidur dan di kelompokan sebagai berikut: Skor gangguan tidur 0 : 0, Skor gangguan tidur 1-9 : 1, Skor gangguan tidur 10-18 : 2, Skor gangguan tidur 19-27 : 3. f. Penggunaan Obat Tidur Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 6 dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terkhir, seberapa sering Anda memakan obat tidur (resep dokter atau obat bebas)”.
  • 36. 21 Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden sebagai berikut: Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam seminggu : 3. g. Disfungsi Tidur Pada Siang Hari Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 7 dalam PSQI yang berbunyi “Selama 1 bulan terkhir, seberapa sering Anda tertidur ketika Anda mengemudi, makan, atau terlibat dalam kegiatan sosial?” dan pertanyaan nomor 8 yang berbunyi “Selama 1 bulan terkhir, seberapa banyak masalah yang Anda hadapi untuk tetap antusias menyelesaikan sesuatu?”. Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 7 sebagai berikut: Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam seminggu : 3. Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden terhadap pertanyaan nomor 7 sebagai berikut: Tidak ada masalah : 0, Hanya masalah kecil : 1, Ada masalah : 2, Masalah besar : 3. Hasil total skor kuesioner dari 7 komponen tersebut dapat diinterprestasikan menjadi 2 pilihan yaitu: Kualitas tidur baik : ≤ 5, Kualitas tidur buruk : > 5.
  • 37. 22 2.2 Konsep Kecemasan 2.2.1 Definisi Kecemasan Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang, membuat seseorang merasa tidak nyaman, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2006). Kecemasan (anxiety) berorientasi pada masa depan dan bersifat umum, mengacu pada kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran, kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai akan terjadinya sesuatu yang buruk (Halgin & Whitbourne, 2012). 2.2.2 Tanda dan Gejala Kecemasan Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas akan muncul beberapa respon, adapun respon yang ditimbulkan berupa: a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu: 1) Kardiovaskuler Respon dari kardiovaskuler dapat berupa palpitasi, jantung berdebar, peningkatan tekanan darah atau dapat juga menurun, rasa mau pingsan, dan denyut nadi menurun. 2) Pernafasan Respon dari pernafasan dapat berupa nafas menjadi cepat dan dangkal, nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, dan terengah-engah.
  • 38. 23 3) Neuromuskuler Respon dari neuromuskuler dapat berupa refleks meningkat, reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal. 4) Gastrointestinal Respon dari gastrointestinal dapat berupa kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare. 5) Traktus urinarius Responnya dapat berupa sering berkemih, tidak dapat menahan BAK. 6) Kulit Respon dari kulit berupa wajah kemerarahan, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat seluruh tubuh. b. Respon perilaku Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari hubungan interpersoanl, menghalangi, dan menghindar dari masalah. c. Kognitif Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat,
  • 39. 24 kehilangan objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cidera atau kematian. d. Afektif Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang, ketakutan, gugup, dan gangguan tidur. 2.2.3 Faktor Penyebab Kecemasan a. Faktor Predisposisi Berikut beberapa teori untuk menjelaskan asal ansietas menurut Stuard & Sudden(2006). 1) Teori Psikoanalitis Dalam teori psikoanalitis, kecemasan merupakan konflik yang terjadi antara elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. 2) Teori interpersonal Teori interpersonal menjelaskan bahwa kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal, berhubungan dengan perkembangan trauma seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kerentanan terutama individu dengan harga diri rendah.
  • 40. 25 3) Teori Perilaku Teori perilaku mengemukakan bahwa kecemasan merupakan hasil frustasi, yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 4) Teori Keluarga Teori keluarga menjelaskan bahwa gangguan cemas biasanya terjadi dalam keluarga. 5) Teori Biologis Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan dalam mekanisme biologi yang berhubungan dengan cemas. b. Faktor Presipitasi Stressor pencetus berasal dari sumber internal dan eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap sistem diri (Stuart, 2006). 1. Ancaman terhadap integritas fisik Meliputi menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. 2. Ancaman terhadap sistem diri Seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi.
  • 41. 26 2.2.4 Tingkat Kecemasan Rentang respon kecemasan (Stuart, 2006). Berikut tingkat kecemasan menurut Stuart (2006). a. Kecemasan Ringan Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya sehingga meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas. b. Kecemasan Sedang Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, menyebabkan lapang persepsi individu menyempit. c. Kecemasan Berat Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu, cenderung berfokus pada hal yang rinci dan spesifik, serta tidak bisa berpikir tentang hal lain. d. Kecemasan Panik Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Individu mengalami kehilangan kendali.
  • 42. 27 2.2.5 Kecemasan Ibu Hamil Menurut Prillia Detiana (2010), kecemasan selama kehamilan adalah: a. Trimester pertama Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan. Penegasan bahwa wanita tersebut sedang mengandung calon manusia. Perubahan dalam harapan-harapan seperti rancangan karier, kebebasan individu dan seorang ibu akan menghinggapi perasaan seseorang wanita saat hamil. Perubahan tersebut akan membuat wanita menjadi gusar, cemas, ketakutan hingga panic. b. Trimester kedua Trimester kedua sering dikatakan sebagai “periode pancaran kesehatan”. Ini disebabkan karena di trimester ini wanita umumnya merasakan lebih baik dan terlepas dari ketidak nyamanan biasanya dialami selama kehamilan. Pada masa ini wanita cenderung untuk memikirkan kesehatan kandungannya, keadaan janin dan berfantasi angan-angan yang akan dicapainya pada kelahiran nanti. c. Trimester ketiga Trimester ketiga disebut “periode menunggu, penantian dan waspada”. Karena pada saat trimester ini ibu biasanya tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Namun pada periode ini sebagian besar wanita hamil akan merasakan cemas karena sang ibu mengkhawatirkan proses persalinan dan bagaimana anak yang akan dilahirkannya nanti.
  • 43. 28 2.2.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan Max Hamilton pertama kali memperkenalkan skala pengukuran kecemasan HARS yang telah digunakan secara luas dalam berbagai penelitian tentang kecemasan (Hamilton Anxiety Rating Scale) (Solehati & Kosasih, 2015), HRS-A terdiri dan masing-masing kelompok gejala diberikan nilai 0-4 dengan penilaian sebagai berikut: a) Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan b) Nilai 1 : gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada). c) Nilai 2 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada). d) Nilai 3 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada). e) Nilai 4 : gejala berat sekali (semua gejala yang ada). Nilai dari masing-masing gejala kecemasan tersebut kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui derajat kecemasannya. Hasil penilaian total skor dikelompokkan menjadi lima yaitu sebagai berikut: a) Tidak ada kecemasan jika < 14 b) Kecemasan ringan jika skor 14-20 c) Kecemasan sedang jika skor 21-27 d) Kecemasan berat jika skor 28-41 e) Kecemasan berat sekali / panik jika skor 42-56 HRS-A terdiri dari 14 kelompok gejala dan masing-masing kelompok diantaranya: 1) Perasaan cemas : cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan mudah tersinggung.
  • 44. 29 2) Ketegangan : merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah. 3) Ketakutan : pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang banyak. 4) Gangguan tidur : sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan mimpi yang menakutkan. 5) Gangguan kecerdasan : sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun dan daya ingat buruk. 6) Perasaan depresi (murung) : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubah-ubah sepanjang hari 7) Gejala somatik/ fisik (otot) : sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk dan suara tidak stabil. 8) Gejala somatik/ fisik (sensorik) : tinnitus (telinga berdenging), penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan ditusuk-tusuk. 9) Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) : takikardi (denyut jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang/ berhenti sekejap. 10) Gejala respiratori (pernafasan) : rasa tertekan atau sepit di dada, rasa tercekik, sering menarik nafas dan nafas pendek/ sesak.
  • 45. 30 11) Gejala gastrointestinal (pencernaan) : sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, BAB konsistensinya lembek, sukar BAB (konstipasi) dan kehilangan berat badan. 12) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) : sering buang air kecil, tidak dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid), darah haid berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin (frigid, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang dan impotensi. 13) Gejala autonom : mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri. 14) Tingkah laku/ sikap : gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening/ dahi berkerut, wajah tegang, otot tegang/ mengeras, nafas pendek dan cepar serta wajah merah. 2.3 Penelitian Terkait 1. Penelitian Dewi Kusuma Iriana (2013) berjudul “Hubungan Kecemasan dan kenyamanan fisik dengan kualitas tidur Ibu Hamil di Puskesmas Helvetia Medan”. Desain penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang, dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan kecemasan dan kenyamanan fisik denga kualitas tidur ibu hamil, dengan nilai p = 0,01.
  • 46. 31 2.4 Kerangka Teori Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati) yang berkaitan dengan kontek ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2012). Kerangka Teori Gambar 2.2 Sumber : Uliyah & Hidayat (2008), Stuart (2006). 2.5 Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah suatu uraian dan visualitas hubungan atau kaitan antara konsep-konsep yang akan diteliti atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005) Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur 1. Penyakit 2. Latihan dan kelelahan 3. Stress Psikologis  Kecemasan  Tidak cemas  Ringan  Sedang  Berat  Panik 4. Obat 5. Nutrisi 6. Lingkungan 7. Motivasi Kualitas Tidur  Baik  Buruk
  • 47. 32 Gambar 2.3 Kerangka Konsep Independen Dependen Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa peneliti ingin mengetahui “Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur tahun 2015”. 2.7 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah: Ha: Ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur tahun 2015. Ho: Tidak ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur tahun 2015. Kecemasan Kualitas tidur
  • 48. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survey analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi ( Notoatmodjo, 2012). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 21 Juni tahun 2015 dan sebagai tempat penelitian di Puskesmas Sidorejo Sekampung Udik Lampung Timur. 3.3 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan survey analitik yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data berupa tanggapan atau respon dari sampel penelitian (Notoatmodjo, 2009). Desain penelitian cross-sectional dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur.
  • 49. 34 3.4 Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien ibu hamil primigravida di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur berjumlah 78 orang. 2. Sampel Sampling adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling yaitu tenik pengambilan sampel dari responden atau kasus yang kebetulan ada di suatu tempat atau keadaan tertentu sesuai persyaratan data yang diinginkan. Sampel penelitian ini adalah pasien ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dengan jumlah 35 orang. Adapun kriteria sampel adalah: a. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan b. Bisa membaca dan menulis c. Responden adalah pasien Ibu Hamil Primigravida Trimester ke III 3.5 Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitain (Arikunto, 2010). Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu: Variabel independen adalah tingkat kecemasan, Variabel dependen adalah kualitas tidur.
  • 50. 35 3.6 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012). Tabel 3.1 Definisi Operasional N o Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Independen : Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III Respon emosional yang tidak menentu terhadap suatu objek yang tidak jelas yang dialami oleh sebagian ibu hami. Meliputi: 1. Perasaan cemas 2. Ketegangan 3. Ketakutan 4. Gangguan tidur 5. Gangguan kecerdasan 6. Perasaan depresi (murung) 7. Gejala somatik (fisik otot) 8. Gejala sensorik 9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) 10. Gejala respiratory (pernapasan) 11. Gejala gastro intestinal (pencernaan) 12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) 13. Gejala autonom 14. Tingkah laku dan sikap Kuesoner: Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS). Mengisi lembar kuesioner HARS. (Hawari, 2007) 0.<14-20: tidak ada kecemasan sampai kecemasan ringan 1.21-41: kecemasan sedang sampai kecemasan berat Ordinal 2 Kualitas Tidur Ibu hamil Primigravida trimester III Keadaan dimana tidur yang dijalani ibu hamil trimester III. Yang terdiri dari tujuh komponen berupa: 1. kualitas tidur subjektif, 2. tidur laten, 3. lama tidur, 4. Kuesoner: Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Mengisi Lembar kuesioner PSQI. 0. Baik: jika skor total <5 1. Buruk : jika skor total ≥5 Ordinal
  • 51. 36 3.7 Pengumpulan Data 1) Alat Pengumpulan Data Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan adalah menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik. Sedangkan instrumen pengumpulan data nilai kualitas tidur berupa lembar kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) serta alat okumentasi (buku dan bolpoin). Kuesioner ini terdiri dari 19 poin pertanyaan yang erdiri dari 7 komponen nilai yaitu kualitas tidur subjektif, tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian obat tidur dan disfungsi siang hari. 2) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data tingkat kecemasan adalah menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka skor antara 0 – 4, yang artinya adalah sebagai berikut: efisiensi tidur, 5. gangguan tidur, 6. pemakaian obat tidur 7. disfungsi siang hari
  • 52. 37 a. 0 = tidak ada gejala jika tidak ada gejala b. 1 = gejala ringan jika terdapat 1 dari gejala yang ada c. 2 = gejala sedang jika terdapat sebagian dari gejala yang ada d. 3 = gejala berat jika terdapat lebih dari sebagian gejala yang ada e. 4 = gejala berat sekali jika terdapat semua gejala ada Masing-masing nilai (skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu : a. 0 = <14-20 : Tidak ada kecemasan sampai kecemasan ringan b. 1 = 21-41 : Kecemasan sedang sampai kecemasan berat Sedangkan dalam teknik pengumpulan data kualitas tidur digunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner ini terdiri dari 19 poin pertanyaan yang terdiri dari 7 komponen nilai yaitu kualitas tidur subjektif, tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian obat tidur dan disfungsi siang hari. Komponen 1 yaitu kualitas tidur subjektif terdapat pada pertanyaan nomor 9 dengan pilihan jawaban sangat baik = 0, baik = 1, buruk = 2 dan sangat buruk = 3. Komponen 2 yaitu tidur laten terdapat pada pertanyaan nomor 2 dan 5.a dengan pilihan jawaban tidak pernah = 0, kurang dari seminggu = 1, sekali atau dua kali dalam seminggu = 2 dan tiga kali atau lebih dalam seminggu = 3. Komponen 3 yaitu lama tidur terdapat pada pertanyaan nomor 4 tanpa pilihan jawaban atau jawaban dari responden. Komponen 4 yaitu efisiensi tidur terdapat pada pertanyaan nomor 1 dan 3
  • 53. 38 dengan jawaban dari responden. Komponen nomor 5 yaitu gangguan tidur terdapat pada pertanyaan nomer 5.b sampai dengan 5.j dengan pilihan jawaban sama dengan pertanyaan nomor 5. Komponen 6 yaitu pemakaian obat tidur terdapat pada pertanyaan nomor 6 dengan pilihan jawaban sama dengan pertanyaan nomor 5. Komponen 7 yaitu disfungsi siang hari terdapat pada pertanyaan nomor 7 dengan pilihan jawaban sama dengan pertanyaan nomor 5 dan pertanyaan nomor 8 dengan pilihan jawaban sama dengan pertanyaan nomor 9. Ketujuh komponen dijumlahkan sehingga terdapat skor 0-21. Keterangan penjumlahan total skor dari 7 komponen, yaitu: a. 0 = < 5 : Baik b. 1 = ≥ 5 : Buruk 3.8 Pengolahan Data Pengolahan data dengan melalui tahap (Hastono, 2007) yaitu: 1. Editing Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian jawaban responden apakah sudah lengkap, jelas dan relevan. 2. Coding Coding 0 = Tidak ada kecemasan-kecemasan ringan & kualitas tidur baik, Coding 1 = Kecemasan sedang-kecemasan berat & kualitas tidur buruk. 3. Processing Proses peng-entryan data dari kuesioner ke program komputer agar dapat di analisis.
  • 54. 39 4. Cleaning Kegiatan pengecekan kembali data yang di-entry kedalam komputer agar tidakterdapat kesalahan. 3.9 Analisis Data 1. Analisa univariat Analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi variabel (Arikunto 2006). Analisa univariat dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer. 2. Analisa bivariat Analisa bivariat untuk menguji hubungan antara variabel independent dan variabel dependen (Arikunto, 2006). Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian adalah chi aquare. Taraf kesalahan yang digunakan adalah 5% untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistic digunakan batas kemaknaan 0,05. Berarti jika p ≤ 0,05 maka hasilnya bermakna yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Analisa bivariat menggunakan bantuan program komputer.
  • 55. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan daru tanggal 13 Juni 2015 sampai dengan 21 Juni 2015 di Puskesmas Sidorejo kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur dengan jumlah responden 35 orang ibu hamil Primigravida trimester III. Puskesmas Sidorejo beralamat di Jalan Ir. Sutami km 45 desa Sidorejo Sekampung Udik Lampung Timur Kode Pos 34183. Puskesmas Sidorejo ini membawahi 8 desa dengan wilayah kerja seluas ± 375 ha. Yang mana disebelah barat berbatasan dengan desa Pugung Raharjo, sebelah timur berbatasan dengan Banjar Agung, sebelah utara berbatasan dengan desa Purwo Kencono, dan sebelah selatan berbatasan dengan desa Bandung Jaya. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan Puskesmas Sidorejo antara lain meliputi Rawat Inap, Balai Pengobatan, Poli Gigi, ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Tenaga medis yang ada sebanyak 33orang dengan rincian sebagai berikut; 3Dokter umum, 1 Dokter gigi, 10 Bidan, 15 Perawat, 3 Apoteker dan 1 Ahli gizi. Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya pasien penyakit umum maupun persalinan sudah cukup memadai, yaitu 4 kamar perawatan 3 ruang nifas dengan masing-masing kamar kapasitas 2 tempat tidur, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan KIA, 1 Balai Pengobatan, 1 ruang KB, 1 Poli Gigi, 1 ruang obat (APOTEK) dan 5 kamar mandi untuk pasien.
  • 56. 41 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisa Univariat (a) Tingkat kecemasan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur Tahun 2015 No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak ada kecemasan sampai kecemasan ringan 12 31,4% 2 Kecemasan sedang sampai kecemasan berat 23 68,6% Total 35 100,0% Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang diteliti, ternyata sebagian besar dari responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) termasuk kepada kecemasan sedang sampai keceamasan berat dan sebanyak 11 orang (31,4%) tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan. (b) Kualitas Tidur Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III Di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur Tahun 2015 No Kualitas Tidur Frekuensi Persentasi 1 Baik 11 31,4% 2 Buruk 24 68,6% Total 35 100,0%
  • 57. 42 Dari tabel 4.2 dapat diketahui mayoritas ibu hamil primigravida trimester III memiliki kualitas tidur yang buruk (68,6%), dan sebanyak (31,4%) ibu memiliki kualitas tidur yang baik. 4.2.2 Analisa Bivariat Tabel 4.3 Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur Tahun 2015 Tingkat Kecemasan Kualitas Tidur Total P Value OR CI Baik Buruk n % N % n % Tidak ada Kecemasan – Kecemasan Ringan 7 63,5% 4 36,4% 11 100,0% 0,015 8,750 1.712 44.723 Kecemasan Sedang - kecemasan Berat 4 16,7% 20 83,3% 24 100,0% Total 11 31,4% 24 68,6% 35 100,0% Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 7 responden (63,5%) tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan dengan kualitas tidur yang baik, sedangkan responden dengan kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 20 orang (83,3%), hal ini dikarenakan kehamilan yang baru pertamakali dan semakin dekatnya waktu persalinannya serta iu
  • 58. 43 hamil akan sering terbangun dimalam hari untuk berkemih. Sedangkan responden dengan kualitas kecemasan sedang- kecemasan berat dan memiliki kualitas tidur baik sebanyak 4 orang (16,7), hal ini disebabkan karena pemenuhan nutrisi terckupi, motivasi dan dukungan dari keluarga, dan pengetahuan yang cukup dari responden. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin buruk kualitas tidur yang dimiliki ibu hamil. Uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p-value = 0,015 (P value < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur Ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2015. Kemudian didapatkan OR = 8,750 yang berarti bahwa ibu hamil primigravida trimester III yang mengalami tingkat kecemasan sedang-berat mempunyai peluang mengalami kualitas tidur yang buruk 8,750 kali lebih besar, dibandingkan ibu hamil primigravida trimester III yang tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan yang mengalami kualitas tidur buruk.
  • 59. 44 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pembahasan Univariat 4.3.1.1 Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk variabel kecemasan ibu hamil primigravida trimester III diperoleh bahwa sebanyak 11 orang (31,4 %), tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan, dan 24 orang (68,6 %) mengalami kecemasan sedang sampai kecemasan berat. Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Detiana (2010), bahwa kehamilan primigravida trimester III adalah merupakan pengalaman pertama kali, ibu akan cenderung merasa cemas dengan kehamilannya, merasa gelisah dan mengkhawatirkan tentang keselamatan dirinya dan nasib anak yang akan dilahirkan nanti. Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang keadaannya mempengaruhi bawah sadar. Kecemasan yang sudah memengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi saraf maka akan terlihat gejala- gejala yang akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, keluar keringat berlebih, sering mual, gemetar, muka merah, dan sukar bernafas. Selain itu, menurut teori Janiwanty & Pieter (2013) kecemasan akan berdampak buruk terhadap kesejateraaan janin dan ibu yang akan mengakibatkan bayi lahir kurang dari normal, prematur dan bahkan bisa terjadi keguguran.
  • 60. 45 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Utami dan Lestari (2009) didapatkan primigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan berat (46,7%). sedangkan multigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan sedang (72.3%). Terdapat perbedaan tingkat kecemasan primigravida dengan multigravida dalam menghadapi kehamilan (p value= 0,001). Penelitiannya juga menyebutkan bahwa pada masa trimester III adalah masa yang kompleks bagi ibu hamil, ibu akan merasa lebih cemas untuk menghadapi persalinan. Rasa cemas akibat perubahan fisik yang dialami ibu dan juga kondisi psikologis dan kesiapan emosional calon ibu dalam menghadapi persalinan turut mempengaruhi kecemasan. Menurut pendapat peneliti bahwa kecemasan ini disebabkan karena ibu hamil belum pernah mengalami pengalaman bersalin mengingat kehamilannya adalah kehamilan yang pertama (primigravida). Pada saat melakukan penelitian, peneliti mendapatkan beberapa ibu hamil yang mengatakan sering merasa jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, hal tersebut terjadi pada saat ibu merasakan atau memikirkan akan bagaimana tentang kehamilan dan melahirkan anaknya nanti. Selain itu, wawancara peneliti juga mendapatkan salah satu tanda-tanda kecemasan dimana responden mengeluhkan sering merasa muka merah. Penelitipun mendapatkan tanda dan gejala kecemasan lainnya yaitu tiga orang ibu hamil tangannya gemetar saat rasa cemas menghampiri dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.
  • 61. 46 4.3.1.2 Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III Untuk variabel kualitas tidur dari hasil penelitian didapatkan data bahwa 24 orang (68,6%) ibu hamil memiliki kualitas tidur yang buruk, dan hanya 11 orang (34,1 %) ibu hamil yang memiliki kualitas tidur yang baik. Penelitian ini sesuai dengan teori Bobak dkk. (2005) yang menyatakan bahwa trimester ketiga adalah tahap tidur yang paling menantang dari kehamilan, dengan meningkatnya frekuensi dari buang air kecil, ketidak mampuan untuk merasa nyaman dan gangguan psikis seperti kecemasan dalam menghadapi persalinan. Selain itu terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan kualitas tidur ibu hamil trimester III terganggu yaitu gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, dispnea, nyeri punggung, konstipasi dan varises. Sesak napas disebabkan karena ekspansi diafraghma yang terbatas sebagai akibat dari uterus yang membesar. Nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III disebabkan karena membesarnya uterus yang menyebabkan pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil sehingga tubuh ibu cenderung menjadi lordosis yang akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Sering berkemih disebabkan karena berkurangnya kapasitas kandung kemih akibat pembesaran uterus dan bagian presentasi janin sehingga kandung kemih menjadi lebih cepat untuk penuh (Hamilton, 2009).
  • 62. 47 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Komalasari (2012) tentang kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Jatinagor Sumedang, yang menyatakan 72,2% ibu hamil trimester III mengalami kualitas tidur yang buruk dan dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value (0,016) < taraf kekeliruan (α =0,05). Penelitian diatas diperkuat dengan data hasil survei National Sleep Foundation (2007), bahwa 78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Menurut pendapat peneliti bahwa sebagian besar ibu hamil yang mengalami gangguan tidur dikarenakan merasakan kecemasan akan mengahadapi persalinan, sering terbangun untuk berkemih, kontraksi janin dan sukar untuk bernafas. Pada saat peneliti melakukan penelitian, didapatkan sebagian besar ibu hamil mengatakan bahwa sebelum tidur ia selalu terbayang-bayang akan persalinan yang akan dihadapinya nanti dan mencemasakan akan nasib anak dan dirinya kelak ketika dilakukan persalinan sehingga ibu hamil sukar untuk memulai masuk tidur. Karena perut ibu yang sudah membesar, ada sebagian ibu hamil mengeluhkan kesukaran untuk menentukan posisi tidur.. Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki kualitas tidur yang buruk mungkin dapat dipicu oleh adanya peningkatan frekuensi BAK meningkat, kesulitan untuk bernafas, kecemasan menghadapi persalinan, nyeri punggung dan kontraksi janin.
  • 63. 48 4.3.2 Pembahasan Bivariat 4.3.2.1 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value (0,015) < taraf kekeliruan (α =0,05). Dari hasil perbandingan dalam analisis data, apabila nilai p-value < α =5%, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Sehingga dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang berarti/bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil Primigravida trimsester III. Berdasarkan pendapat Kozier et al. (2010), yang menyatakan ansietas atau kecemasan seringkali mengganggu tidur. Ansietas meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf simpatis. Sehingga perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur yang buruk adalah karena kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal itu yang menyebabkan ibu sulit memulai tidur dan sering terbangun pada malam hari (Janiwanty & Pieter, 2010). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Iriana (2013), yang menyatakan bahwa responden dengan kecemasan ringan lebih banyak
  • 64. 49 yang memiliki kualitas tidur yang baik yaitu 25 responden (36%), dan 21 responden (30,4%) mengalami kecemasan sedang dan memiliki kualitas tidur yang buruk, serta responden dengan kecemasan berat dan memiliki kualitas tidur buruk dua kali lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki kualitas tidur baik yaitu (2,9%). Pada uji analisa data didapatkan p-value = 0,00 (a=<0,05). Menurut pendapat peneliti, kecemasan dapat mempengaruhi kualitas tidur karena ibu hamil kerap memikirkan proses persalinan yang semakin dekat. Sehingga hal itu menyebabkan ibu hamil sulit untuk memulai tidur dan sering terbangun di malam hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan semakin buruk kualitas tidur yang dimiliki ibu hamil. Selain kecemasan menjelang persalinan, bahwa seluruh responden sering menyatakan sering terbangun dimalam hari karena sering buang air kecil, nyeri punggung, sulit untuk bernafas (sesak), merasa gerah dan kontraksi janin. Hal ini menunjukkan bahwa bukan hanya karena kecemasan saja yang mempengaruhi kualitas tidur, namun dipengaruhi juga oleh faktor-faktor fisik ibu hamil itu sendiri. Masalah ini tidak bisa dibiarkan terjadi, karena kualitas tidur yang buruk bisa memicu terjadinya depresi dan tekanan darah ibu hamil meningkat, mengingat depresi dan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan preeklamsi pada ibu hamil dan BBLR, prematur hingga abortus pada bayi
  • 65. 50 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dari 35 responden rata-rata mengalami kecemasan sedang sampai berat yaitu sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan yang tidak mengalami sampai kecemasan ringan sebanyak 11 orang (31,4%). 2. Kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dari 35 responden rata-rata mengalami kualitas tidur yang buruk sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan yang mengalami kualitas tidur yang baik sebanyak 11 orang (31,4%). 3. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur Ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dengan P value = 0,015 (P<0,05) dan Odds Ratio(OR) = 8,750.
  • 66. 51 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi petugas kesehatan Untuk tenaga kesehatan disarankan agar dapat lebih optimal dalam melakukan asuhan keperawatan mengenai kualitas tidur yang buruk serta melakukan penyuluhan yang mendalam tentang pentingnya nutrisi, pengetahuan dan dukungan keluarga untuk memotivasi terhadap ibu hamil agar ibu bisa mengatasi kecemasan serta dapat dengan mudah untuk melakukan aktifitas tidur pada malam hari. 2. Bagi peneliti selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trisemester III. Karena pada saat melakukan penelitian bukan hanya kecemasan saja yang peneliti dapatkan mengenai penyebab dari kualitas tidur yang buruk pada ibu hamil trisemester III, juga pada saat melakukan penelitian sebaiknya diteliti karakteristik dari responden. 3. Bagi Primigravida Diharapkan dapat menambah informasi tentang kehamilan khususnya ibu hamil primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan dan agar ibu hamil tidak berpikir negatif tentang persalinan sehingga akan mengurangi kecemasan menghadapi persalinan nanti.
  • 67. DAFTAR PUSTAKA Arafan, C.T & Aizar, Eliya. 2011. Kecemasan Ibu Primigravida dalam menghadapi Persalinan di Klinik Hj. Hadijah Medan Setelah Menonton Video Proses Persalinan (Jurnal Kesehatan). Medan: FK USU Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta BKKBN. 2013. Jumlah Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Kehamilan. http://www.bkkbn.go.id/kependudukan/Pages/DataLainlain/Profil_kesehatan _indonesia/kesehatan_ibu/Jumlah_Ibu_Hamil/Nasional.aspx. diakses 15 Januari 2015. Carney, E.C & Edinger, J.D. 2010. Insomnia and Anxiety.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. New York: Springer Detiana, Prillia. 2010. Hamil Aman dan Nyaman diatas Usia 30 Tahun. Jakarta: Media Pressindo E-Jurnal. 2013. Proses Terjadinya Kehamilan. www.e- jurnal.com/2013/09/proses-terjadinya-kehamilan.html. diakses 15 Maret 2015 Huliana, Mellyna. 2010. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara Iriana, D.K. 2014. Hubungan Kecemasan dan Gangguan Kenyamanan Fisik dengan Kualitas tidur Ibu Hamil di Puskesmas Helvetia Medan (Skripsi). Medan: FK USU Janiwanty, B & Pieter H.Z. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan. Yogyakarta: ANDI Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: ANDI Komalasari, Dewi. 2012. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten Sumedang (Jurnal Universitas Padjadjaran). Bandung: Unpad
  • 68. Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC National Sleep Foundation. 2007. Woman and Sleep 2. http://www.sleepfoundation.org, diakses 17 Januari 2015. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Solehati, Tetti & Kosasih, C.E. 2015. Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT. Refika Aditma Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Penerjemah Ramona P Kapoh, Egi komara Yudha. Jakarta: EGC Prasadja, A.P 2009. Ayo Bangun dengan Bugar Karena Tidur yang Benar. Jakarta: Hikmah Puri, B.K dkk. 2011. Buku Ajar Psikiatri, Edisi 2. Jakarta: EGC SehatFresh.com. 2014. Gangguan Tidur pada Masa Kehamilan. http://www.sehatfresh.com/gangguan-tidur-pada-masa-kehamilan/, diakses 15 Januari 2015 Siallagan, A.M. 2010. Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan (Skripsi). Medan: FK Universitas Sumatera Utara Uliyah, Musrifatul & Hidayat, A.A.A. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika World Health Organisation. 2013. Trend in Maternal Mortality. http://www.who.int/reproductivehealth/publications/monitoring/maternal- mortality-2013/en/, diakses 17 Maret 2015
  • 69.
  • 70. FREQUENCIES VARIABLES=Umur Pekerjaan Pendidikan Kecemasan Tidur /STATISTICS=MEAN MEDIAN SUM /ORDER=ANALYSIS. Frequencies [DataSet1] C:UsersGEDE ROBINDocumentstest.sav Statistics Umur Ibu Hamil Pekerjaan Ibu Hamil Pendidikan Ibu Hamil Kecemasan ibu hamil Kualitas tidur N Valid 35 35 35 35 35 Missing 0 0 0 0 0 Mean 1.97 1.40 2.14 .69 .69 Median 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00 Sum 69 49 75 24 24 Frequency Table Umur Ibu Hamil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid <20 7 20.0 20.0 20.0 21-25 22 62.9 62.9 82.9 >25 6 17.1 17.1 100.0 Total 35 100.0 100.0
  • 71. Pekerjaan Ibu Hamil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ibu Rumah Tangga 23 65.7 65.7 65.7 Pegawai Swasta 10 28.6 28.6 94.3 Pegawai Negeri 2 5.7 5.7 100.0 Total 35 100.0 100.0 Pendidikan Ibu Hamil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pendidikan Dasar 4 11.4 11.4 11.4 Pendidikan Menengah 22 62.9 62.9 74.3 Pendidikan Tinggi 9 25.7 25.7 100.0 Total 35 100.0 100.0 Kecemasan ibu hamil Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak ada Kecemasan - Kecemasan Ringan 11 31.4 31.4 31.4 Kecemasan Sedang - Kecemasan Berat 24 68.6 68.6 100.0 Total 35 100.0 100.0
  • 72. Kualitas tidur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Kualitas Tidur Baik 11 31.4 31.4 31.4 Kualitas Tidur Buruk 24 68.6 68.6 100.0 Total 35 100.0 100.0 CROSSTABS /TABLES=Kecemasan BY Tidur /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK /CELLS=COUNT ROW /COUNT ROUND CELL. Crosstabs [DataSet1] C:UsersGEDE ROBINDocumentstest.sav Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Kecemasan ibu hamil * Kualitas tidur 35 100.0% 0 .0% 35 100.0%
  • 73. Kecemasan ibu hamil * Kualitas tidur Crosstabulation Kualitas tidur Total Kualitas Tidur Baik Kualitas Tidur Buruk Kecemasan ibu hamil Tidak ada Kecemasan - Kecemasan Ringan Count 7 4 11 % within Kecemasan ibu hamil 63.6% 36.4% 100.0% Kecemasan Sedang - Kecemasan Berat Count 4 20 24 % within Kecemasan ibu hamil 16.7% 83.3% 100.0% Total Count 11 24 35 % within Kecemasan ibu hamil 31.4% 68.6% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square 7.722a 1 .005 Continuity Correctionb 5.696 1 .017 Likelihood Ratio 7.527 1 .006 Fisher's Exact Test .015 .009 Linear-by-Linear Association 7.501 1 .006 N of Valid Casesb 35 a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.46. b. Computed only for a 2x2 table
  • 74. Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Kecemasan ibu hamil (Tidak Cemas – Kecemasan Ringan / Kecemasan Sedang - Kecemasan Berat) 8.750 1.712 44.723 For cohort Kualitas tidur = Kualitas Tidur Baik 3.818 1.405 10.378 For cohort Kualitas tidur = Kualitas Tidur Buruk .436 .196 .973 N of Valid Cases 35
  • 75.
  • 76. LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nama suami : Umur : Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul „Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur‟. Demikian surat pernyataan ini saya tanda tangani secara sadar tanpa ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Sidorejo, Juni, 2015 Responden
  • 77. KUISIONER DATA DEMOGRAFI Nama : Nama Suami : Umur : Usia Kehamilan : Pekerjaan : Pendidikan : SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi LEMBAR KUISIONER HARS Petunjuk Pengisian: Berilah tanda checklist () pada setiap kolom yang tersedia di bawah ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami. Keterangan: f) Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan g) Nilai 1 : gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada). h) Nilai 2 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada). i) Nilai 3 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada). j) Nilai 4 : gejala berat sekali (semua gejala yang ada).
  • 78. No Gejala Kecemasan 0 1 2 3 4 1. Perasaan cemas: - Cemas - Mudah tersinggung - Firasat buruk - Takut akan pikiran sendiri 2. Ketegangan: - Merasa tegang - Lesu - Tidak bisa istirahat tenang - Mudah terkejut - Mudah menangis - Gemetar - Gelisah 3. Ketakutan: - Pada gelap - Pada orang asing - Ditinggal sendiri - Pada binatang besar - Pada keramaian lalu lintas - Pada kerumunan banyak orang
  • 79. 4. Gangguan tidur: - Sukar masuk tidur - Terbangun malam hari - Tidur tidak nyenyak - Bangun dengan lesu - Banyak mimpi-mimpi - Mimpi buruk - Mimpi menakutkan 5. Gangguan kecerdasan: - Sukar konsentrasi - Daya ingat menurun 6. Perasaan depresi (murung): - Hilangnya minat - Berkurangnya kesenangan pada hobi - Sedih - Bangun dini hari - Perasaan berubah-ubah sepanjang hari 7. Gejala somatic / fisik (otot) - Sakit dan nyeri otot-otot - Kaku - Kedutan otot - Gigi gemerutuk - Suara tidak stabil
  • 80. 8. Gejala somatic / fisik (sensorik) - Tinitus (telinga berdenging) - Penglihatan kabur - Muka merah atau pucat - Merasa lemas - Perasaan ditusuk-tusuk 9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) - Takikardia (denyut jantung cepat) - Berdebar-debar - Rasa lesu / lemas seperti ingin pingsan - Denyut nadi mengeras - Nyeri di dada - Detak jantung menghilang (berhenti sekejap) 10. Gejala respiratori (pernafasan) - Rasa tertekan atau sempit di dada - Rasa tercekik - Sering menarik nafas - Nafas pendek / sesak
  • 81. 11. Gejala gastrointenstinal (pencernaan) - Sulit menelan - Perut melilit - Gangguan pencernaan - Nyeri sebelum dan sesudah makan - Perasaan terbakar di perut - Rasa penuh atau kembung - Mual muntah - Sukar buang air besar (konstipasi) - Kehilangan berat badan 12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) - Sering buang air kecil - Tidak dapat menahan air kencing - Menstruasi tidak teratur - Friginitas menjadi dingin (tidak mampu menerima rangsangan untuk melakukan hubungan seksual / tidak bergairah)
  • 82. 13. Gejala autonom: - Mulut kering - Muka merah - Mudah berkeringat - Kepala pusing, kepala terasa sakit - Bulu-bulu berdiri 14. Tingkah laku(sikap)pada saat wawancara : - Gelisah - Tidak tenang - Jadi gemetar - Kerut kening - Muka tegang - Nafas pendek dan cepat - Muka merah Total
  • 83. KUESIONER KUALITAS TIDUR (PSQI) 1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam? 2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam? 3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi? 4. Berapa lama anda tidur dimalam hari? 5 Seberapa sering masalah-masalah dibawah ini mengganggu tidur anda? Tidak pernah (0) 1x seming gu (1) 2x seming gu (2) ≥ 3 x seming gu (3) a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak berbaring b) Terbangun ditengah malam atau terlalu dini c) Terbangun untuk ke kamar mandi d) Tidak mampu bernafas dengan leluasa e) Batuk atau mengorok f) Kedinginan dimalam hari g) Kepanasan dimalam hari h) Mimpi buruk i) Terasa nyeri j) Alasan lain ……… 6 Seberapa sering anda menggunakan obat tidur 7 Seberapa sering anda mengantuk ketika melakukan aktifitas disiang hari Tidak antusias Kecil Sedang Besar 8 Seberapa besar antusias anda ingin menyelesaikan masalah yang anda hadapi Sangat baik Baik kurang Sangat kurang 9 Bagaimana kualitas tidur anda selama sebulan yang lalu
  • 84. Keterangan Cara Skoring PSQI 7 KOMPONEN KUESIONER PSQI Komponen (K) Keterangan Skor K1 Skor pertanyaan #9 K2 Skor pertanyaan #2 (<15 menit =0), (16-30 menit=1) (31-60 menit=2) (>60 menit=3) + skor pertanyaan #5a jika jumlahnya sama dengan 0=0, 1-2=1, 3-4=2, 5-6=3 K3 Skor pertanyaan #4 >7=0, 6-7=1, 5-6=2,<5=3 K4 Jumlah jam tidur pulas (#4)/ jumlah jam di tempat tidur (kalkulasi #1&#3) x 100, >85%=0,, 75-84%=1, 65- 74%=2, <65%=3 K5 Jumlah skor 5b hingga 5j (0=0, 1-9=1, 10-18=2, 19- 27=3) K6 Skor pertanyaan #6 K7 Skor pertanyaan #7 + 8 (0=0, 1-2=1,3-4=2, 5-6=3) Total skor Jumlahkan skor komponen 1-7 (≤5:baik, >5:buruk)