SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Yasutaka Hiwatari.
Anglicism, Globalisation, and Performativity in Japanese Hip-Hop.


Hiwatari melanjutkan dan mengembangkan penelitian Pennycook 2004, yang berfokus pada
Anglicism dan musik hip-hop dari berbagai konteks bahasa nasional, seperti bahasa Jepang,
Korea, Malaysia, dan lain-lain. Sedangkan Hiwatari hanya terfokus pada Japan hip-hop (j
hip-hop). Dari sini penjelasannya akan terfokus pada pengkategorisasian dan fungsi stilistika
dari kata pinjaman, dan ditutup dengan kesimpulan bagaimana Anglicism itu membentuk
makna baru. Karena perlakuan Pennycook‟s terhadap hip-hop membuka jalan baru untuk
melihat fenomena pinjaman.
Teori performativitas.
Teori ini asalnya dari penelitian J.L Austin (1962) terhadap tindak tutur. Fokus Austin adalah
bagaimana cara kerja bahasa sebagai alat untuk menciptakan realitas sosial. Pennycook
berpendapat bahwa tindakan performatif kita merupakan pengulangan dari tindakan terdahulu,
tidak hanya sekedar mengulang, tetapi juga membuat perubahan dan penyesuaian untuk
menunjukkan diri mereka di dalam wacana baru ketika meminjam dari wacana lama yang
mana nantinya menghasilkan identitas baru. Dengan kata lain, hal ini merupakan suatu proses
penciptaan atau penciptaan ulang dari suatu subjek seperti halnya sebuah identitas.
Analisis data.
Mempergunakan teori globalisasi, performativitas, dan budaya populer secara bersamaan,
Pennycook terfokus di dalam Anglicism dalam hip-hop sebagai bentuk tindakan performatif
dalam „global englishes‟. Dalam penelitiannya mengambil lirik lagu dari grup band hip-hop
Rip Slyme. Berikut merupakan hasil simpulan salah satu bagian dari analisisnya.
(2) Data from Pennycook’s research
Title: Tokyo Classic
Lyrics                                 Transliteration and Translation

錦糸町出 Freaky ダブルのJapanese                kinshichoo de freaky daburu no Japanese

                                        Freaky mixed Japanese from Kinshichoo
(Lyrics by Rip Slyme cited by Pennycook, 2007: 96)


Analisis Pennycook menunjukkan bahwa di dalam teks tersebut dibangun dari campuran
empat sistem penulisan di dalam bahasa Jepang, yaitu kanji, hiragana, katakana, dan romaji,
yang mana kinshichoo ditulis di dalam kanji yang menunjukkan secara jelas identitas lokal
suatu grup. Kinshichoo merupakan wilayah sub-urban Tokyo, yang merupakan asal dari salah
satu anggota Rip Slyme. Hal lainnya, Japanese dan Freaky ditulis dalam romaji mengganti
bentuk identitas mereka melalui penggunaan bahasa Inggris. Sebagai tambahan, daburu di
dalam katakana, berkesuaian terhadap kata double di dalam bahasa Inggris, menunjuk pada
masyarakat hasil perkawinan beda bangsa. Penunjukkan ini untuk salah satu anggota band
yang mempunyai orangtua dari Jepang dan Finlandia, dan menguraikan identitas personal.
Analisis ini menunnjukkan dua hal, yaitu, yang pertama ini menunjukkan bagaimana
penggunaan Anglicism memproyeksikan identitas berbagai lapisan, dalam hal ini ditunjukkan
dengan penggunaan campuran sistem tulisan, dan yang kedua proses ini menghasilkan
pemaknaan semiotik baru yang berbeda dari sebelumnya, dan hal ini disebut dengan „semiotic
transformations‟. Berdasarkan dua hal ini Hiwatari berusaha menganalisis data dari grup band
yang sama dan penambahan data baru melanjutkan dari penelitian Pennycook‟s.
Informasi tambahan, Rip Slyme terdiri dari empat MC‟s dan satu DJ, Ryo-z, Ilmari, Pes, Su,
dan Fumiya. Analisisnya terfokus pada teks tulisan lirik lagu, yang mana campur dan alih kode
digunakan untuk memproyeksikan suatu identitas dengan mempergunakan empat sistem
tulisan.


Salah satu contoh analisis Hiwatari.




Analisis, ini merupakan salah satu bagian lagu „Case 1 Stand Play‟, dalam lagu ini hanya satu
personel, Pes, yang tampil. Pada baris pertama dimulai dengan frase bahasa Inggris RIP
SLYME 5 for the Microphone, yang diikuti dengan bentuk negasi bahasa Jepang ja naku. Ini
tentunya merupakan frase bahasa Inggris, dilihat dilihat dari bentuk gramatikalnya. Tetapi
diakhiri dengan bentuk negasi bahasa Jepang menggambarkan semua itu balik ke dalam
konvensi bahasa Jepang. Ini seperti kombinasi frase bahasa Inggris dan bentuk negasi bahasa
Jepang yang membawa percampuran aturan gramatikal.
Rip Slyme 5 selalu digunakan dalam lirik mereka untuk menunjuk pada lima anggota band
mereka. Lalu RIP SLYME 5 for the Microphone dapat dimengerti sebagai tindakan untuk
memanggil mereka dalam sebuah penampilan. Seperti yang disebutkan sebelumnya
perkenalan diri seperti ini merepresentasikan diri sendiri yang merupakan satu buah fitur yang
dibangun oleh hip-hop Amerika. Dengan ini perlakuan yang seperti ini dapat menunjukkan
bahwa Anglicism digunakan sebagai pola konstruksi budaya yang dipengaruhi oleh American
hip-hop, dan terjadi saling ketergantungan dalam pemberian ide yang dibangun antara j
hip-hop dan American hip-hop. Lalu penggunaan negasi ja naku, itu untuk menunjukkan yang
tampil saat itu hanya Pes, seorang. Secara performatif negasi ini memperlihatkan identitas
individu.
Baris berikutnya merupakan leksikal pilihan yang dibawa dari bahasa Inggris, 1MC
merupakan kependekan dari kosakata hip-hop Microphone Controller dan serekuto yang
berhubungan dengan select dan myself. Di sini ditunjukkan dua kemungkinan penulisan kata
serapan dalam bahasa jepang, yaitu dengan katakana dan romaji. MC dibawa dari bahasa
Inggris untuk memperlihatkan hubungan antara Japan dan American Hip-hop, lalu serekuto
sudah biasa dipergunakan dalam percakapan sehari-hari di Jepang, dapat dimengerti sebagai
penampilannya dibuat dari hubungan dengan komunitas hip-hop lokal. Myself mungkin
dihasilkan dari kosakata Pes yang terbatas oleh kemampuan bahasa Inggrisnya. Myself dapat
digunakan sebagai sinonim dari orejishin di dalam konteks, yang dapat mengisi posisi subjek
ataupun objek di dalam bahasa Jepang dibandingkan dengan pronominal orang pertama „ore‟,
yang mana pronominal „ore‟ tersebut berhubungan dengan pronominal orang pertama dalam
bahasa Inggris “I”. Dari analisis tersebut menunjukkan kesamaan pola penggunaan simbul atau
kode yang dicampur, menunjukkan hubungan internal dan hubungan diantara berbagai lapisan
diberbagai tempat.

More Related Content

Similar to Yasutaka hiwatari

Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individutinie eva
 
Pelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepangPelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepangmahasiswaunida
 
KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...
KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...
KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...marliandarendi
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaUNIB
 
PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...
PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...
PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...humannisa
 
Gaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik laguGaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik laguDeny Pranata
 
Pak sandi anakon anakes
Pak sandi anakon anakesPak sandi anakon anakes
Pak sandi anakon anakesFirdaus Daus
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Ibrahim Naki
 

Similar to Yasutaka hiwatari (11)

Tugasan individu
Tugasan individuTugasan individu
Tugasan individu
 
Pelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepangPelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepang
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...
KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...
KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pptx KELOMPOK 1.pp...
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
 
Afiksasi
AfiksasiAfiksasi
Afiksasi
 
PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...
PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...
PERILAKU SEKSUAL NANSHOKU TOKOH-TOKOH DAN JOUGE KANKEI PADA NOVELET KASA MOTE...
 
Fenomena kPop
Fenomena kPopFenomena kPop
Fenomena kPop
 
Gaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik laguGaya bahasa dalam lirik lagu
Gaya bahasa dalam lirik lagu
 
Pak sandi anakon anakes
Pak sandi anakon anakesPak sandi anakon anakes
Pak sandi anakon anakes
 
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
Makalah Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)
 

Yasutaka hiwatari

  • 1. Yasutaka Hiwatari. Anglicism, Globalisation, and Performativity in Japanese Hip-Hop. Hiwatari melanjutkan dan mengembangkan penelitian Pennycook 2004, yang berfokus pada Anglicism dan musik hip-hop dari berbagai konteks bahasa nasional, seperti bahasa Jepang, Korea, Malaysia, dan lain-lain. Sedangkan Hiwatari hanya terfokus pada Japan hip-hop (j hip-hop). Dari sini penjelasannya akan terfokus pada pengkategorisasian dan fungsi stilistika dari kata pinjaman, dan ditutup dengan kesimpulan bagaimana Anglicism itu membentuk makna baru. Karena perlakuan Pennycook‟s terhadap hip-hop membuka jalan baru untuk melihat fenomena pinjaman. Teori performativitas. Teori ini asalnya dari penelitian J.L Austin (1962) terhadap tindak tutur. Fokus Austin adalah bagaimana cara kerja bahasa sebagai alat untuk menciptakan realitas sosial. Pennycook berpendapat bahwa tindakan performatif kita merupakan pengulangan dari tindakan terdahulu, tidak hanya sekedar mengulang, tetapi juga membuat perubahan dan penyesuaian untuk menunjukkan diri mereka di dalam wacana baru ketika meminjam dari wacana lama yang mana nantinya menghasilkan identitas baru. Dengan kata lain, hal ini merupakan suatu proses penciptaan atau penciptaan ulang dari suatu subjek seperti halnya sebuah identitas. Analisis data. Mempergunakan teori globalisasi, performativitas, dan budaya populer secara bersamaan, Pennycook terfokus di dalam Anglicism dalam hip-hop sebagai bentuk tindakan performatif dalam „global englishes‟. Dalam penelitiannya mengambil lirik lagu dari grup band hip-hop Rip Slyme. Berikut merupakan hasil simpulan salah satu bagian dari analisisnya. (2) Data from Pennycook’s research Title: Tokyo Classic Lyrics Transliteration and Translation 錦糸町出 Freaky ダブルのJapanese kinshichoo de freaky daburu no Japanese Freaky mixed Japanese from Kinshichoo (Lyrics by Rip Slyme cited by Pennycook, 2007: 96) Analisis Pennycook menunjukkan bahwa di dalam teks tersebut dibangun dari campuran empat sistem penulisan di dalam bahasa Jepang, yaitu kanji, hiragana, katakana, dan romaji, yang mana kinshichoo ditulis di dalam kanji yang menunjukkan secara jelas identitas lokal suatu grup. Kinshichoo merupakan wilayah sub-urban Tokyo, yang merupakan asal dari salah satu anggota Rip Slyme. Hal lainnya, Japanese dan Freaky ditulis dalam romaji mengganti bentuk identitas mereka melalui penggunaan bahasa Inggris. Sebagai tambahan, daburu di dalam katakana, berkesuaian terhadap kata double di dalam bahasa Inggris, menunjuk pada
  • 2. masyarakat hasil perkawinan beda bangsa. Penunjukkan ini untuk salah satu anggota band yang mempunyai orangtua dari Jepang dan Finlandia, dan menguraikan identitas personal. Analisis ini menunnjukkan dua hal, yaitu, yang pertama ini menunjukkan bagaimana penggunaan Anglicism memproyeksikan identitas berbagai lapisan, dalam hal ini ditunjukkan dengan penggunaan campuran sistem tulisan, dan yang kedua proses ini menghasilkan pemaknaan semiotik baru yang berbeda dari sebelumnya, dan hal ini disebut dengan „semiotic transformations‟. Berdasarkan dua hal ini Hiwatari berusaha menganalisis data dari grup band yang sama dan penambahan data baru melanjutkan dari penelitian Pennycook‟s. Informasi tambahan, Rip Slyme terdiri dari empat MC‟s dan satu DJ, Ryo-z, Ilmari, Pes, Su, dan Fumiya. Analisisnya terfokus pada teks tulisan lirik lagu, yang mana campur dan alih kode digunakan untuk memproyeksikan suatu identitas dengan mempergunakan empat sistem tulisan. Salah satu contoh analisis Hiwatari. Analisis, ini merupakan salah satu bagian lagu „Case 1 Stand Play‟, dalam lagu ini hanya satu personel, Pes, yang tampil. Pada baris pertama dimulai dengan frase bahasa Inggris RIP SLYME 5 for the Microphone, yang diikuti dengan bentuk negasi bahasa Jepang ja naku. Ini tentunya merupakan frase bahasa Inggris, dilihat dilihat dari bentuk gramatikalnya. Tetapi diakhiri dengan bentuk negasi bahasa Jepang menggambarkan semua itu balik ke dalam konvensi bahasa Jepang. Ini seperti kombinasi frase bahasa Inggris dan bentuk negasi bahasa Jepang yang membawa percampuran aturan gramatikal. Rip Slyme 5 selalu digunakan dalam lirik mereka untuk menunjuk pada lima anggota band mereka. Lalu RIP SLYME 5 for the Microphone dapat dimengerti sebagai tindakan untuk memanggil mereka dalam sebuah penampilan. Seperti yang disebutkan sebelumnya
  • 3. perkenalan diri seperti ini merepresentasikan diri sendiri yang merupakan satu buah fitur yang dibangun oleh hip-hop Amerika. Dengan ini perlakuan yang seperti ini dapat menunjukkan bahwa Anglicism digunakan sebagai pola konstruksi budaya yang dipengaruhi oleh American hip-hop, dan terjadi saling ketergantungan dalam pemberian ide yang dibangun antara j hip-hop dan American hip-hop. Lalu penggunaan negasi ja naku, itu untuk menunjukkan yang tampil saat itu hanya Pes, seorang. Secara performatif negasi ini memperlihatkan identitas individu. Baris berikutnya merupakan leksikal pilihan yang dibawa dari bahasa Inggris, 1MC merupakan kependekan dari kosakata hip-hop Microphone Controller dan serekuto yang berhubungan dengan select dan myself. Di sini ditunjukkan dua kemungkinan penulisan kata serapan dalam bahasa jepang, yaitu dengan katakana dan romaji. MC dibawa dari bahasa Inggris untuk memperlihatkan hubungan antara Japan dan American Hip-hop, lalu serekuto sudah biasa dipergunakan dalam percakapan sehari-hari di Jepang, dapat dimengerti sebagai penampilannya dibuat dari hubungan dengan komunitas hip-hop lokal. Myself mungkin dihasilkan dari kosakata Pes yang terbatas oleh kemampuan bahasa Inggrisnya. Myself dapat digunakan sebagai sinonim dari orejishin di dalam konteks, yang dapat mengisi posisi subjek ataupun objek di dalam bahasa Jepang dibandingkan dengan pronominal orang pertama „ore‟, yang mana pronominal „ore‟ tersebut berhubungan dengan pronominal orang pertama dalam bahasa Inggris “I”. Dari analisis tersebut menunjukkan kesamaan pola penggunaan simbul atau kode yang dicampur, menunjukkan hubungan internal dan hubungan diantara berbagai lapisan diberbagai tempat.