Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Kerapatan magrove
1. Praktikum 5
Pemetaan Kerapatan Mangrove dengan Landsat TM
Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan analysis NDVI untuk pemetaan kerapatan mangrove
Pendahuluan
Kepulauan Karimunjawa adalah rantai pulau-pulau kecil yang terletak sebelah barat laut dari
Pulau Jawa, pulau yang paling ramai di Indonesia. Karena lokasi yang terisolasi, tidak banyak
orang mengenali daerah ini. Nusantara ini memiliki sumber daya alam yang indah murni dan
keragaman ekosistem yang luar biasa. Karimunjawa merupakan salah satu daerah pertama diakui
sebagai penting untuk konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati laut. Panorama alam,
keindahan bawah air, berbagai organisme laut, hutan bakau, semua masih alami dan murni,
sehingga Karimunjawa sekarang menjadi taman nasional laut. Pulau-pulau Karimunjawa secara
administratif bagian dari Kabupaten Jepara, yang terletak sekitar 45 km arah barat laut dari
Jepara kota. Benar-benar, daerah ini meliputi 107.226 ha, dengan 100.105 ha adalah bagian laut,
dan sisanya adalah tanah. Suhu rata-rata di daerah ini adalah sekitar 26 sampai 30 derajat
Celcius, dengan suhu minimum adalah 22 Celcius dan maksimum adalah 34 Celcius. Daya tarik
Karimunjawa adalah flora dan fauna. Hal ini dapat dilihat dari lima jenis ekosistem flora, yaitu;
terumbu karang ekosistem, hutan mangrove, hutan pantai, lapangan merenungkan dan hutan
dataran rendah. Di sisi lain, ada banyak jenis fauna, seperti monyet ekor panjang, rusa, dan juga
fauna perairan yang terdiri dari 242 jenis ikan hias dan 133 jenis biota perairan dan ada juga 2
jenis penyu yang hidup di Taman Nasional ekosistem pulau-pulau Karimunjawa (www.centraljava-tourism.com).
Ekosistem mangrove adalah sistem di tempat alam untuk kehidupan yang mencerminkan
keterkaitan antara makhluk hidup dengan lingkungan mereka dan di antara makhluk hidup itu
sendiri, hadir di wilayah pesisir, terpengaruh oleh pasang surut dan didominasi oleh spesies
pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam atau perairan payau. Fungsi ekologis
dari hutan mangrove meliputi: pantai pelindung, mencegah intrusi air laut, habitat (perumahan),
mencari makan (feeding ground), tempat perawatan dan pemeliharaan (tanah pembibitan), di
2. mana pemijahan (tanah Pemijahan) untuk berbagai biota perairan, seperti baik sebagai pengatur
iklim mikro.
Hutan mangrove adalah hutan yang terletak di daerah pesisir
yang selalu atau
teratur tergenang air laut dan dipengaruhi oleh pasang surut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim.
Sementara itu, daerah pesisir daratan yang terletak di daerah hilir DAS (DAS), yang berbatasan
dengan laut dan masih dipengaruhi oleh air pasang, dengan kemiringan kurang dari 8%.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan klasifikasi kepadatan mangrove di Pulau
Karimunjawa dan sekitarnya analisis multispektral dengan menggunakan Landsat 7 ETM.
Metode
Lokasi Studi
Karimunjawa kepulauan merupakan salah satu wilayah kabupaten di bawah Kabupaten Jepara,
Propinsi Jawa Tengah Indonesia. Ini kebohongan dari 5 ° 49 '- 5 ° 57' Lintang Selatan dan 110 °
04 '-110 ° 40' Bujur Timur. Terdiri dari 22 pulau-pulau di Laut Jawa, distrik Karimunjawa dibagi
menjadi tiga desa, yaitu Karimunjawa, Kemujan dan Parang. Perhatian studi untuk
mengklasifikasikan kerapatan mangrove dari pulau utama yaitu Pulau Karimunjawa dan
sekitarnya. Luasnya daerah spasial digambarkan pada Gambar
435000.000000
440000.000000
445000.000000
9365000.00000 0
²
3
Km
4
9355000.000000
9355000.000000
9360000.000000
2
9360000.000000
00.51
9365000.00000 0
430000.000000
1.
Central Java
430000.000000
435000.000000
440000.000000
9350000.000000
9350000.000000
Study Area
445000.000000
Gambar 1. Area Study
2
3. Bahan
1. Citra Landsat 7 ETM terkoreksi secara geometrik (Karimunjawa.tiff) terdiri atas 3 band:
-
Band 1, blue channel,
-
Band 2, green channel, and
-
Band 3, red channel.
2. Citra Landsat 7 ETM belum terkoreksi (Landsat_Karimunjawa) terdiri atas 6 bands, yakni:
-
Band 1, blue channel.
-
Band 2, green channel.
-
Band 3, red channel.
-
Band 4, near infra red (NIR) channel.
-
Band 5, middle infra red 1(MIR1). And
-
Band 7, middle infra red 2(MIR2).
3. Batas pulau Karimunjawa (Shapefile)
Software
ILWIS 3.3 academic.
Analisa Data
Perhitungan NDVI dengan rumus berikut (Jensen, 2005):
NDVI
: Ρtm4 - Ρtm3
Ρtm4 + Ρtm3
Klasifikasi kerapatan mangrove dengan ketentuan berikut.
Tabel 1. Klasifikasi Kerapatan Mangrove berdasarkan Nilai NDVI
No
1
2
3
Sumber: BAPLAN Forestry.
Kelas
NDVI
Kerapatan Tinggi
Kerapatan Sedang
Kerapatan Rendah
0,42 to ≤ 1,00
0,33 to ≤ 0,42
‐1,00 to ≤ 0,33
3
4. Langkah Kerja
Sumber: Kamal, 2010
Keterangan
1.Import semua data ke format ilwis seperti praktikum 1.
2.Lakukan koreksi radiometrik (lihat praktikum 2) relatif terhadap citra Landsat_Karimunjawa.
Nilai hasil perekaman minimum pada saluran NIR adalah 0, sehingga semua saluran harus
memiliki nilai 0 sebagai nilai minimumnya.
3. Gunakan citra Karimunjawa.tiff sebagai referensi untuk koreksi geometric (lihat praktikum 3).
4. Cari komposisi RGB citra yang paling kontras menggambarkan kenampakan mangrove, dan
gunakan untuk delineasi secara visual batas ekosistem mangrove.
5. Gunakan unsur‐unsur interpretasi citra untuk mengenali obyek mangrove dan lingkungannya.
6. Transformasi NDVI hanya diaplikasikan untuk daerah ber‐ekosistem mangrove.
7. Nilai NDVI berkisar antara ‐1 hingga 1.
8. Rentang kerapatan vegetasi mangrove menurut BAPLAN Kehutanan:
4
5. ‐ Kerapatan tinggi (0,42 ≤ NDVI ≤ 1,00)
‐ Kerapatan sedang (0,33 ≤ NDVI ≤ 0,42)
‐ Kerapatan rendah (‐1,00 ≤ NDVI ≤ 0,33)
9. Konversi hasil klasifikasi ke dalam format vector. Buat layout peta kerapatan vegetasi
mangrove sesuai dengan kaidah kartografis. Gunakan citra komposit sebagai background.
5