Teori feminisme psikoanalisis berpendapat bahwa opresi perempuan berakar dari peran ibu dalam pengasuhan anak dan perkembangan gender yang dihasilkan dari pengalaman masa kanak-kanak. Aliran ini menentang pandangan Freud bahwa perbedaan gender bersifat biologis dan menekankan pengaruh sosial dan lingkungan. Mereka menganjurkan pengasuhan ganda untuk mencapai kesetaraan gender.
2. Berbeda dengan aliran feminisme liberal, radikal serta marxis dan sosialis, femisisme psikoanalisis dan gender percaya bahwa penjelasan fundamental atas cara bertindak perempuan berakar dalam psike perempuan, terutama dalam cara pikir perempuan Dasar konsep Freud, Dimana seperti tahapan Oedipal dan komplek Oedipus, mereka mengklaim bahwa ketidaksetaraan gender berakar dari rangkaian pengalaman masa kanak – kanak awal mereka, yang mengakibatkan bukan saja cara laki – laki memandang dirinya sebagai maskulin, dan perempuan memandang dirinya sebagai feminin, melainkan juga cara masyarakat memandang bahwa maskulinitas adalah lebih baik dari femininitas
3. Akar Feminisme Psikoanalisis: Sigmund Freud Freud mengemukakan, anak-anak mengalami tahapan perkembangan psikoseksual yang jelas, dan gender dari setiap orang dewasa adalah hasil dari bagaimana ia menghadapi tahapan itu. Maskulinitas dan feminitas produk dari pendewasaan seksual. Teori ini mengungkapkan bahwa perilaku dan kepribadian laki-laki dan Perempuan ditentukan oleh perkembangan seksualitas. Menurut Freud, sejak tahap phallic, yaitu anak usia antara 3 dan 6 tahun, perkembangan kepribadian anak laki-laki dan perempuan mulai berbeda. Perbedaan ini melahirkan pembedaan formasi sosial berdasarkan identitas gender, yakni bersifat laki-laki dan perempuan. Seorang anak mengenali perbedaan anatomi tubuhnya, terutama di daerah kemaluan. Sejak masa ini anak perempuan mulai menyadari bahwa pada dirinya ada sesuatu yang kurang dibanding anak laki-laki. Kenyataan itu, menurut Freud, menimbulkan masalah kecemburuan alat kelamin yang mempunyai implikasi lebih jauh. Anak laki-laki merasa superior dan anak perempuan merasa inferior .
4.
5.
6.
7.
8. Asumsi Dasar: Opresi kaum perempuan berakar dari aspek tertentu dalam perkembangan anak