SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 4
KORELASI

        Korelasi merupakan hubungan antara dua buah variabel, jika nilai suatu variabel
naik, sedangkan nilai variabel yang lain turun, maka dikatakan terdapat hubungan negatif
serta sebaliknya. Korelasi yang biasa digunakan dalam penelitian adalah:

a. Korelasi Pearson Product Moment

       Korelasi ini dilakukan jika sepasang variabel kontinu, memiliki korelasi. Jumlah
pengamatan variabel X dan Y harus sama, atau kedua nilai variabel tersebut berpasangan.
Semakin besar nilai koefisien korelasinya maka akan semakin besar pula derajat
hubungan antara kedua variabel. Korelasi Pearson biasanya pada hubungan yang
berbentuk linier (keduanya meningkat atau keduanya menurun). Koefisien korelasi ini
tidak menunjukkan adanya hubungan kausal antar variabelnya.
Contoh kasus: jika terdapat hubungan korelasi antara variabel citra merek dengan
kepuasan konsumen motor merek Honda.

b. Korelasi Spearman

        Jika pengamatan dari 2 variabel X dan Y adalah dalam bentuk skala ordinal, maka
derajat korelasi dicari dengan koefisien korelasi spearman. Prosedurnya terdiri atas:
1. Atur Pengamatan dari kedua variabel dalam bentuk ranking.
2. Cari beda dari masing-masing pengamatan yang sudah berpasangan.

C.Korelasi Rank Kendall

       Analisis korelasi rank Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan menguji
hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking.
Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10
dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.Metode yang
digunakan pada analisis koefisien korelasi rank Kendall yang diberi notasi τ adalah
sebagai berikut:        1. Beri ranking data observasi pada variabel X dan variabel Y.
2. Susun n objek sehingga ranking X untuk subjek itu dalam urutan wajar, yaitu 1, 2, 3,
…, n. Apabila terdapat ranking yang sama maka ranking-nya adalah rata-ratanya.
3. Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking X yang ada dalam
urutan wajar kemudian tentukan jumlah angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah
angka pasangan discordant (Nd).

Koefisien korelasi non-parametrik

        Koefisien korelasi Pearson merupakan statistik parametrik, dan ia kurang begitu
menggambarkan korelasi bila asumsi dasar normalitas suatu data dilanggar. Metode
korelasi non-parametrik seperti ρ Spearman and τ Kendall berguna ketika distribusi
tidak normal. Koefisien korelasi non-parametrik masih kurang kuat bila dibandingkan
dengan metode parametrik jika asumsi normalitas data terpenuhi, namun cenderung
memberikan hasil distrosi ketika asumsi tersebut tak terpenuhi.
DATA SKRIPSI

     “IMPROVING STUDENT READING COMPREHENSION IN MAKING
INTERRENCES THROUGH COMIC MAGAZINES AT EIGHT GRADES OF SMP N
                          3 CILEGON”

      No        Nilai prites        Nilai postes
            1                  50                  52
            2                  46                  48
            3                  60                  68
            4                  60                  62
            5                  62                  70
            6                  54                  62
            7                  60                  64
            8                  52                  52
            9                  50                  56
           10                  64                  68
           11                  62                  70
           12                  60                  68
           13                  48                  56
           14                  50                  58
           15                  58                  66
           16                  54                  58
           17                  46                  54
           18                  60                  64
           19                  56                  64
           20                  48                  54
           21                  52                  60
           22                  56                  64
           23                  64                  74
           24                  62                  70
           25                  54                  58
           26                  48                  54
           27                  60                  68
           28                  68                  72
           29                  56                  64
           30                  62                  70
Correlations


               Descriptive Statistics

              Mean        Std. Deviation             N
 pretest      56.0667           6.04542                  30
 posttest     62.2667           6.92289                  30



                        Correlations

                                       pretest     posttest
 pretest    Pearson Correlation                  1      .932**
            Sig. (2-tailed)                             .000
            N                                 30          30
 posttest   Pearson Correlation             .932**         1
            Sig. (2-tailed)                 .000
            N                                 30          30
   **. Correlation is significant at the 0.01 level
       (2-tailed).


ANALISIS OUTPUT

Dari output di peroleh informasi sebagai berikut :

Mean dari pretest = 56.0667
Mean dari posttest = 62.2667
Standard deviasi pretest = 6.04542
Standar deviasi posttest = 6.92289
Banyaknya data yang di analisis = 30
Dengan menggunakan korelasi pearson di peroleh:r =0.932
Itu berarti hubungan antara pretest dan pretest sangat kuat .dari
koefisien korelasi yang bertanda + di peroleh arti adanya
hubungan yang searah.artinya,jika posttest meningkat hasil
pretest semakin tinggi.begitu pula sebaliknya.
Nonparametric Correlations


                                     Correlations

                                                                   pretest    posttest
  Spearman's rho      pretest     Correlation Coefficient             1.000        .939**
                                  Sig. (2-tailed)                          .       .000
                                  N                                      30          30
                      posttest    Correlation Coefficient              .939**    1.000
                                  Sig. (2-tailed)                      .000            .
                                  N                                      30          30
    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).




ANALISIS OUTPUT

Dengan menggunakan nilai koefisien korelasi spearman’s di
peroleh :

Nilai korelasinya = 0.939 ;artinya, asosiasi antara nilai pretest
dan posttest searah.

Más contenido relacionado

Destacado

Destacado (14)

Portfolio Conte Design e-mail Marketing
Portfolio Conte Design e-mail MarketingPortfolio Conte Design e-mail Marketing
Portfolio Conte Design e-mail Marketing
 
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.NfKorelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
 
Regresi Wulan 2
Regresi Wulan 2Regresi Wulan 2
Regresi Wulan 2
 
Wulan Anova
Wulan AnovaWulan Anova
Wulan Anova
 
Analisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.NfAnalisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.Nf
 
Korelasi Wulan
Korelasi WulanKorelasi Wulan
Korelasi Wulan
 
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.NfKorelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
 
Regresi Ni3.Nf
Regresi Ni3.NfRegresi Ni3.Nf
Regresi Ni3.Nf
 
Autors de selectivitat
Autors de selectivitatAutors de selectivitat
Autors de selectivitat
 
Portfolio Conte Design: Projetos Web
Portfolio Conte Design: Projetos WebPortfolio Conte Design: Projetos Web
Portfolio Conte Design: Projetos Web
 
Apresentação PontoCOM
Apresentação PontoCOMApresentação PontoCOM
Apresentação PontoCOM
 
Aneurismas de la vena de galeno
Aneurismas de la vena de galenoAneurismas de la vena de galeno
Aneurismas de la vena de galeno
 
Cost Of Capital
Cost Of CapitalCost Of Capital
Cost Of Capital
 
CVP Analysis
CVP AnalysisCVP Analysis
CVP Analysis
 

Más de guestca331c

Más de guestca331c (20)

Analisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.NfAnalisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.Nf
 
Analisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.NfAnalisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.Nf
 
Analisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.NfAnalisis Faktor Ni3.Nf
Analisis Faktor Ni3.Nf
 
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.NfKorelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
 
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.NfKorelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
 
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.NfKorelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
 
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.NfKorelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
 
Korelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.NfKorelasi Ni3.Nf
Korelasi Ni3.Nf
 
Anova Ni3.Nf
Anova Ni3.NfAnova Ni3.Nf
Anova Ni3.Nf
 
Rini Af
Rini AfRini Af
Rini Af
 
Doraemon
DoraemonDoraemon
Doraemon
 
Doraemon
DoraemonDoraemon
Doraemon
 
Doraemon
DoraemonDoraemon
Doraemon
 
Doraemon
DoraemonDoraemon
Doraemon
 
Doraemon
DoraemonDoraemon
Doraemon
 
Doraemon
DoraemonDoraemon
Doraemon
 
analisis faktor klmpok 1
analisis faktor klmpok 1analisis faktor klmpok 1
analisis faktor klmpok 1
 
analisis faktor klmpok 1
analisis faktor klmpok 1analisis faktor klmpok 1
analisis faktor klmpok 1
 
Regresi Wulan
Regresi WulanRegresi Wulan
Regresi Wulan
 
Wulan Anova
Wulan AnovaWulan Anova
Wulan Anova
 

KORELASI

  • 1. KORELASI Korelasi merupakan hubungan antara dua buah variabel, jika nilai suatu variabel naik, sedangkan nilai variabel yang lain turun, maka dikatakan terdapat hubungan negatif serta sebaliknya. Korelasi yang biasa digunakan dalam penelitian adalah: a. Korelasi Pearson Product Moment Korelasi ini dilakukan jika sepasang variabel kontinu, memiliki korelasi. Jumlah pengamatan variabel X dan Y harus sama, atau kedua nilai variabel tersebut berpasangan. Semakin besar nilai koefisien korelasinya maka akan semakin besar pula derajat hubungan antara kedua variabel. Korelasi Pearson biasanya pada hubungan yang berbentuk linier (keduanya meningkat atau keduanya menurun). Koefisien korelasi ini tidak menunjukkan adanya hubungan kausal antar variabelnya. Contoh kasus: jika terdapat hubungan korelasi antara variabel citra merek dengan kepuasan konsumen motor merek Honda. b. Korelasi Spearman Jika pengamatan dari 2 variabel X dan Y adalah dalam bentuk skala ordinal, maka derajat korelasi dicari dengan koefisien korelasi spearman. Prosedurnya terdiri atas: 1. Atur Pengamatan dari kedua variabel dalam bentuk ranking. 2. Cari beda dari masing-masing pengamatan yang sudah berpasangan. C.Korelasi Rank Kendall Analisis korelasi rank Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.Metode yang digunakan pada analisis koefisien korelasi rank Kendall yang diberi notasi τ adalah sebagai berikut: 1. Beri ranking data observasi pada variabel X dan variabel Y. 2. Susun n objek sehingga ranking X untuk subjek itu dalam urutan wajar, yaitu 1, 2, 3, …, n. Apabila terdapat ranking yang sama maka ranking-nya adalah rata-ratanya. 3. Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking X yang ada dalam urutan wajar kemudian tentukan jumlah angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah angka pasangan discordant (Nd). Koefisien korelasi non-parametrik Koefisien korelasi Pearson merupakan statistik parametrik, dan ia kurang begitu menggambarkan korelasi bila asumsi dasar normalitas suatu data dilanggar. Metode korelasi non-parametrik seperti ρ Spearman and τ Kendall berguna ketika distribusi tidak normal. Koefisien korelasi non-parametrik masih kurang kuat bila dibandingkan dengan metode parametrik jika asumsi normalitas data terpenuhi, namun cenderung memberikan hasil distrosi ketika asumsi tersebut tak terpenuhi.
  • 2. DATA SKRIPSI “IMPROVING STUDENT READING COMPREHENSION IN MAKING INTERRENCES THROUGH COMIC MAGAZINES AT EIGHT GRADES OF SMP N 3 CILEGON” No Nilai prites Nilai postes 1 50 52 2 46 48 3 60 68 4 60 62 5 62 70 6 54 62 7 60 64 8 52 52 9 50 56 10 64 68 11 62 70 12 60 68 13 48 56 14 50 58 15 58 66 16 54 58 17 46 54 18 60 64 19 56 64 20 48 54 21 52 60 22 56 64 23 64 74 24 62 70 25 54 58 26 48 54 27 60 68 28 68 72 29 56 64 30 62 70
  • 3. Correlations Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N pretest 56.0667 6.04542 30 posttest 62.2667 6.92289 30 Correlations pretest posttest pretest Pearson Correlation 1 .932** Sig. (2-tailed) .000 N 30 30 posttest Pearson Correlation .932** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ANALISIS OUTPUT Dari output di peroleh informasi sebagai berikut : Mean dari pretest = 56.0667 Mean dari posttest = 62.2667 Standard deviasi pretest = 6.04542 Standar deviasi posttest = 6.92289 Banyaknya data yang di analisis = 30 Dengan menggunakan korelasi pearson di peroleh:r =0.932 Itu berarti hubungan antara pretest dan pretest sangat kuat .dari koefisien korelasi yang bertanda + di peroleh arti adanya hubungan yang searah.artinya,jika posttest meningkat hasil pretest semakin tinggi.begitu pula sebaliknya.
  • 4. Nonparametric Correlations Correlations pretest posttest Spearman's rho pretest Correlation Coefficient 1.000 .939** Sig. (2-tailed) . .000 N 30 30 posttest Correlation Coefficient .939** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 . N 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ANALISIS OUTPUT Dengan menggunakan nilai koefisien korelasi spearman’s di peroleh : Nilai korelasinya = 0.939 ;artinya, asosiasi antara nilai pretest dan posttest searah.