SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 121
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

INFORMASI KURIKULUM
2013
Perkembangan Kurikulum di
Indonesia
1975
2004

1947
Kurikulum
Rencana
Sekolah
Pelajaran →
Dasar
Dirinci dalam
Rencana
1968
Pelajaran Terurai
Kurikulum
Sekolah Dasar

1945 1955 1965

1985

1975

1994
Kurikulum
1994

1964
Rencana
Pendidikan
Sekolah Dasar

Materi

2013

‘Kurikulum
2013’
1995

1984
Kurikulum
1984

1973
Kurikulum
Proyek
Perintis
Sekolah
Pembangunan
(PPSP)

Rintisan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK)

2005

2015

2006
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
1997
Revisi Kurikulum
1994
Produk

2
UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003:
SNP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

TUJUAN

ISI
BAHAN
PELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN

Pedoman
penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
3
Landasan Yuridis
UNDANG-UNDANG
SISDIKNAS
PP 32 TAHUN
2013(Perubahan SNP)
PERATURAN MENDIKBUD
NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69,
70 TAHUN 2013
NO.

Nomor
PERMENDIKBUD

URIAN

1.

54

Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen.

2.

65

Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.

3.

66

Standar Penilaian Pendidikan.

4.

67

5.

68

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMP

6.

69

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA

7.

70

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMK

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SD/MI

4
KOMPONEN UTAMA KURIKULUM
2013
KURIKULUM
2013

PENGEMBANGA
N
• Rasional
• Elemen Perubahan

RANCANGAN
IMPLEMENTASI
• Guru, KS, PS
• Buku Guru dan Siswa

KERANGKA
DASAR

STRUKTUR
KURIKULUM

MONEV

Landasan
1.Filosofis (pendidikan akar budaya
bangsa, mengembangkan kecerdasan)
2.Teoritis (pend. Berdasarkan standar
dan Kurikulum berbasis Kompetensi
3.Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP)
1.
2.
3.
4.

PROSES
PEMBELAJAR
-AN

SILABUS

RPP

SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA
SMK.MAK

1. Kompetensi inti;
2. Kompetensi dasar;
3. materi pembelajaran;
4. kegiatan pembelajaran;
5. penilaian;
6. alokasi waktu; dan
7. sumber belajar.

1. Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan
2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema
3. Kelas/semester
4. Materi pokok
5. Alokasi waktu
6. Tujuan pembelajaran
7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
8. Materi pembelajaran
9. Metode pembelajaran
10.Media pembelajaran
11.Sumber belajar
12.Langkah-langkah pembelajaran
13.Penilaian hasil pembelajaran
RASIONAL KURIKULUM 2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar

KURIKULUM 2013
STANDAR
KOMPETEN
SI LULUSAN

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan
Sertifikasi, Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja

LULU
SAN

PESE
RTA
DIDI
K

STANDAR
ISI

STANDAR
(PROSES)
PENILAIAN
STANDAR
PROSES
(PEMBELAJARA
N)

STANDAR SARANA-PRASARANA
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan
Perpustakaan, Penyediaan Buku

STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)

STANDAR PENGELOLAAN
Manajemen Berbasis Sekolah

7
Perkembangan Penduduk sebagai Modal

Kompeten

SDM
Usia
Produktif
(2020-2035)
Melimpah

Modal
Pembangunan
Transformasi
melalui
Pendidikan

Tidak
Kompeten

Beban
Pembangunan

 Kurikulum
 PTK
 Sarpras

Pendanaa
n

Pengelolaa
n

8
PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013
TUJUAN PENDIDIKAN
NASIONAL

KBK 2004
KTSP 2006

4. Penyesuaian
Beban
3. Penguatan
Proses
2. Pendalaman
dan Perluasan
Materi
1. Penataan
Pola Pikir dan
Tata Kelola

TANTANGAN INTERNAL DAN
EKSTERNAL

KURIKULU
M
2013

9
Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
No

KBK 2004

KTSP 2006

Kurikulum 2013

1

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari
Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan

2

Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata
Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata
Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata
pelajaran

3

Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk
sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
pengetahuan

Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan
pengetahuan,

4

Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai

5

Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti Semua mata pelajaran diikat oleh
sekumpulan mata pelajaran terpisah
kompetensi inti (tiap kelas)

10
Penyempurnaan Pola Pikir
1

Berpusat pada Guru

Berpusat pada Siswa

2

Satu Arah

Interaktif

3

Isolasi

Lingkungan Jejaring

4

Pasif

Aktif-Menyelidiki

5

Maya/Abstrak

Konteks Dunia Nyata

6

Pribadi

Pembelajaran Berbasis Tim

7

Luas (semua materi
diajarkan)

8

Stimulasi Rasa Tunggal
(beberapa panca indera)

Stimulasi ke Segala Penjuru
(semua Panca indera)

9

Alat Tunggal (papan
tulis)

Alat Multimedia (berbagai
peralatan teknologi
pendidikan)

10

Hubungan Satu Arah

Kooperatif

Menuju

Perilaku Khas
Memberdayakan Kaidah
Keterikatan

11
Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan)
11

Produksi Masa (siswa
memperoleh dokumen yg
sama)

Kebutuhan Pelanggan (siswa
mendapat dokumen sesuai
dgn ketertarikan sesuai
potensinya)

12

Usaha Sadar Tunggal
(mengikuti cara yang
seragam)

Jamak (keberagaman inisiatif
individu siswa)

13

Satu Ilmu Pengetahuan
Bergeser (mempelajari
satu sisi pandang ilmu)

Pengetahuan Disiplin Jamak
(pendekatan multidisiplin)

Menuju

14

Kontrol Terpusat
(kontrol oleh guru)

Otonomi dan Kepercayaan
(siswa diberi tanggungjawab)

15

Pemikiran Faktual

Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)

16

Penyampaian
Pengetahuan
(pemindahan ilmu dari

Pertukaran Pengetahuan
(antara guru dan siswa, siswa12
dan siswa lainnya)
Langkah Penguatan Proses
Proses

Karakteristik Penguatan
Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, mencoba, menalar,....
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran.

Pembelajara
Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu
n
[discovery learning].
Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis,
sistematis, dan kreatif.
Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai
tinggi.

Penilaian

Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan
pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan].
Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa.
Menggunakan portofolio pembelajaran siswa.

13
Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid
SD
Pelaku

Beban
Menyusun Silabus.
Mencari buku yang sesuai.

Penyelesaian
Disediakan buku pegangan guru

Mengajar beberapa mata pelajaran dengan
cara berbeda.

Guru

Mengajar banyak mata pelajaran.
Pendekatan tematik terpadu
Menggunakan bahasa Indonesia sebagai
menggunakan satu buku untuk
penghela mata pelajaran yang lain sehingga semua mata pelajaran sehingga
selaras.
dapat selaras dengan kemampuan
Bahasa Indonesia sebagai alat
Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai
komunikasi dan carrier of
penggerak pembahasan.
knowledge.
Mempelajari banyak mapel.

Murid

Mempelajarai mata pelajaran dengan cara
berbeda.
Membeli buku.
Membeli lembar kerja siswa.

Penyedian buku teks oleh
pemerintah/daerah.

14
Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan
Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills1

P
T
SMA/SM Knowledg
e
K

Skil
l

Attitud
e

SM
P
S
D
Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960).

15
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006
Kerah

Saku

Lengan Kiri

Lengan Kanan

Muka Kiri

Muka Kanan
Belakang

19
Pola Pikir Kurikulum 2013
Kemeja Lengan Panjang Warna Biru
Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm;
Panjang 83 cm; Lengan 58 cm)
38 cm

saku

86 cm

kerah

58 cm

92 cm

Lengan Kiri

Muka Kiri

Belakang

83 cm

Muka Kanan

Lengan Kanan

20
Elemen Perubahan
Standar
Kompetensi Lulusan

Standar Proses

Elemen
Perubahan

Standar Isi

Standar Penilaian

21
Elemen Perubahan
Deskripsi
Elemen
SD
SMP
SMA
SMK
Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills
Lulusan
dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan
mata
pelajaran
(ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari
matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan
(ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik terpadu
dalam semua
mata pelajaran

Mata
pelajaran

Mata pelajaran

Vokasinal

22
Elemen Perubahan
Elemen

Struktur
Kurikulum
(Mata
pelajaran
dan alokasi
waktu)
(ISI)

Deskripsi
SD
• Holistik
berbasis sains
(alam, sosial,
dan budaya)
• Jumlah
matapelajaran
dari 10
menjadi 6
• Jumlah jam
bertambah 4
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran

SMP
• TIK menjadi
media semua
matapelajaran
• Pengembangan
diri terintegrasi
pada setiap
matapelajaran
dan
ekstrakurikuler
• Jumlah
matapelajaran
dari 12 menjadi
10
• Jumlah jam
bertambah 6
JP/minggu
akibat
perubahan
pendekatan
pembelajaran

SMA

SMK

• Perubahan
• Penambahan
sistem: ada
jenis keahlian
matapelajar
berdasarkan
an wajib dan spektrum
ada
kebutuhan (6
matapelajar
program
an pilihan
keahlian, 40
bidang
• Terjadi
keahlian, 121
penguranga
kompetensi
n
keahlian)
matapelajar
an yang
• Pengurangan
harus diikuti
adaptif dan
siswa
normatif,
penambahan
• Jumlah jam
produktif
bertambah 1
JP/minggu
• produktif
akibat
disesuaikan
perubahan
dengan trend
pendekatan
perkembangan
pembelajara
di Industri
n

23
Elemen Perubahan
Elemen

Deskripsi
SD

SMP

SMA

SMK

• Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan,
dan Mencipta.
• Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat
• Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
• Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
Proses
pembelajar-an
• Tematik dan
terpadu

• IPA dan IPS
masingmasing
diajarkan
secara
terpadu

• Adanya mata
pelajaran wajib
dan pilihan
sesuai dengan
bakat dan
minatnya

• Kompetensi
keterampilan yang
sesuai dengan standar
industri

24
Elemen Perubahan
Deskripsi

Elemen

Penilaian hasil
belajar

SD

SMP

SMA

SMK

• Penilaian berbasis kompetensi
• Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil]
• Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
• Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
• Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen
utama penilaian

Ekstrakurikuler •
•
•
•

Pramuka (wajib)
UKS
PMR
Bahasa Inggris

• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll

• Pramuka
(wajib)
• OSIS
• UKS
• PMR
• Dll

•
•
•
•
•

Pramuka (wajib)
OSIS
UKS
PMR
Dll

25
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006
Mata pelajaran tertentu
mendukung kompetensi
tertentu

Kurikulum 2013
Tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan]

Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang
berdiri sendiri dan memiliki lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi dasar sendiri kompetensi inti tiap kelas

Ket
Semua
Jenjang
Semua
Jenjang

Bahasa Indonesia sejajar
dengan mapel lain

Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain
[sikap dan keterampilan berbahasa}

SD

Tiap mata pelajaran
diajarkan dengan
pendekatan berbeda

Semua mata pelajaran diajarkan dengan
pendekatan yang sama [saintifik] melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar,....

Tiap jenis konten
pembelajaran diajarkan
terpisah [separated
curriculum]

Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan
terkait dan terpadu satu sama lain [cross
curriculum atau integrated curriculum]

SD

Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

SD

Semua
Jenjang

26
Perbedaan Esensial Kurikulum 2013
KTSP 2006
Tematik untuk kelas I – III
[belum integratif]

Kurikulum 2013
Tematik Integratif untuk Kelas I – VI

TIK adalah mata pelajaran TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan
sendiri
sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain

Ket
SD

SMP

Bahasa Indonesia
sebagai
pengetahuan

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dan carrier of knowledge

SMP/
SMA/SMK

Untuk SMA, ada
penjurusan sejak kelas XI

Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran
wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat

SMA/SMK

SMA dan SMK tanpa
kesamaan kompetensi

SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama SMA/SMK
terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.

Penjurusan di SMK sangat Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang
detil [sampai keahlian]
studi], didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan
dan pendalaman

SMA/SMK

27
No

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

1

Materi disusun untuk
memberikan
pengetahuan kepada
siswa

Materi disusun seimbang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan

2

Pendekatan
pembelajaran adalah
siswa diberitahu
tentang materi yang
harus dihafal [siswa
diberi tahu].

Pendekatan pembelajaran berdasarkan
pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,
penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar
[siswa mencari tahu]

3

Penilaian pada
pengetahuan melalui
ulangan dan ujian

Penilaian otentik pada aspek kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan portofolio.

28
No

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

Materi disajikan terpisah
menjadi Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Sosiologi

Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi.

2

Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar

Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan
lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian
sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk
mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh.

3

Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian

Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian
tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih
mendalam pada jenjang selanjutnya

1

29
No

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

1

Materi disajikan terpisah
antara Fisika, Kimia, dan
Biologi

Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok
Fisika, Kimia, Biologi

2

Tidak ada platform, semua
kajian berdiri sejajar

Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan
pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait
dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda
tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya
interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam
membentuk ikatan yang stabil.

3

Materi ilmu bumi dan antariksa masih belum memadai
[sebagian dibahas di IPS]

Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai
dengan standar internasional

4

Materi kurang mendalam dan
cenderung hafalan

Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis
dan analitis sesuai dengan standar internasional

5

Diajarkan oleh guru berbeda
(team teaching) dengan
sertifikasi berdasarkan mata
kajian

Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan
terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat
memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian
30
tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih
No

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

1

Langsung masuk ke materi
abstrak

Mulai dari pengamatan permasalahan konkret,
kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi
permasalahan

2

Banyak rumus yang harus
dihafal untuk menyelesaikan
permasalahan (hanya bisa
menggunakan)

Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang
diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan
rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa
mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya)

3

Permasalahan matematika
selalu diasosiasikan dengan
[direduksi menjadi] angka

Perimbangan antara matematika dengan angka dan
tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb]

4

Tidak membiasakan siswa untuk Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk
berfikir kritis [hanya mekanistis] menyelesaikan permasalahan yang diajukan

5

Metode penyelesaian masalah
yang tidak terstruktur

Membiasakan siswa berfikir algoritmis

6

Data dan statistik dikenalkan di
kelas IX saja

Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan
data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain
31
sesuai dengan standar internasional
No

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

1

Materi yang diajarkan
ditekankan pada
tatabahasa/struktur bahasa

Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa
sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan
pengetahuan

2

Siswa tidak dibiasakan
membaca dan memahami
makna teks yang disajikan

Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks
serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa
sendiri

3

Siswa tidak dibiasakan
menyusun teks yang
sistematis, logis, dan efektif

Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan
efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks

4

Siswa tidak dikenalkan tentang Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai
aturan-aturan teks yang
sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai
sesuai dengan kebutuhan
dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana)

5

Kurang menekankan pada
pentingnya ekspresi dan
spontanitas dalam berbahasa

Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan
pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara
32
spontan
No

Implementasi
Kurikulum Lama

Kurikulum Baru

1

Materi disajikan berdasarkan
empat pilar dengan
pembahasan yang terpisahpisah

Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan
menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan
keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter
bangsa

2

Materi disajikan berdasarkan
pasokan yang ada pada
empat pilar kebangsaan

Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi
warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas,
dan aturan)

3

Tidak ada penekanan pada
tindakan nyata sebagai warga Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untukyang baik
melakukan tindakan nyata sebagai warga negara
negara yang baik

4

Pancasila dan
Kewarganegaraan disajikan
sebagai pengetahuan yang
harus dihafal

Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya
pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata dan
sikap keseharian.

33
Proses yang Mendukung Kreativitas
PROSES
PEMBELAJARAN

Pendekatan saintifik dan
kontekstual
Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
 Observing [mengamati]
 Questioning [menanya]
 Associating [menalar]
 Experimenting [mencoba]
 Networking [Membentuk jejaring]

PROSES
PENILAIAN

Penilaian Otentik
 penilaian berbasis portofolio
 pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,
 memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,
 menilai proses pengerjaannya bukan hanya
hasilnya,
 penilaian spontanitas/ekspresif,
 dll

34
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UU 20/2003 Sisdiknas
Perpres 5/2010 RPJMN
PP 19/2005 SNP
PP 32/2013 Perubahan
SNP

Dokumen Kurikulum
satuan/program
pendidikan
Dokumen Kurikulum
mapel
Pedoman
implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru
Dokumen Kurikulum
lain

DOKUMEN
KURIKULUM

SKL

Standar Isi
Standar Proses
Standar Penilaian
…

Muatan lokal

KERANGKA
DASAR
KURIKULUM

STRUKTUR
KURIKULUM
NASIONAL

KTSP
SILABUS

Kompetensi inti
Kompetensi dasar
Materi pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran
Penilaian
Alokasi waktu
Sumber belajar.

Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar,
Muatan Pembelajaran,
Mata pelajaran,
Beban belajar

Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013)

PAUD
DIKDAS
DIKMEN
PNF
STRUKTUR
KURIKULU
M

PAUD
DIKDAS

STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN

DIKMEN
PNF

Pengembangan
kepribadian

Muatan umum: nasional, lokal
Muatan umum : nasional, lokal
Peminatan akademik
Peminatan kejuruan
Peminatan lintas minat/
penalaman minat
Program kecakapan hidup

SIKAP

`
KETERAMPILAN

Kompetensi inti
Kompetensi
Dasar

PENGETAHUAN

Pemerintah
Provinsi
Kab/kota

PENGELOLAA
N KURIKULUM

Satuan pend

Kurikulum satuan/ program
pendidikan
Kurikulum mata pelajaran
pedoman implementasi
Buku Teks Pelajaran
Buku Panduan Guru.

Mulok dikmen
Mulok dikdas`
Mulok, KTSP, RPP dan KBM
Standar Kompetensi Lulusan
SIKAP

KETERAMPIL
AN
PENGETAHU
AN

 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
 Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam
 Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia
 Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
 Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
 Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora,
dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
 Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak
mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala
dan solusi akhir
38
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN

ELEMEN

SD

SMP

SMA-SMK

Proses

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan

Individu

BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG
JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA,
PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL

Sosial

TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN
MUSYAWARAH

Alam

POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN
CINTA PERDAMAIAN

Proses

Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Menalar + Mencipta

Abstrak

MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR,
MENGARANG

Konkret

MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI,
MEMBUAT, MENCIPTA

Proses

Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi

SIKAP

KETERAMPILA
N

PENGETAHUA
N

Obyek

39
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA
Standar Kompetensi Lulusan
DOMAIN

SD

SMP

SMA-SMK

Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
SIKAP

PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF
DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta

KETERAMPILAN
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF
DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
PENGETAHUAN

PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI,
BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN PERADABAN

40
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru

SKL Baru
•

Evalua
si

•

•

SK-KD Lama
M apel per
kelas

Mempertahankan SK KD
lama yang sesuai dengan
SKL Baru
Merevisi SK KD lama
disesuaikan dengan SKL
Baru
Menyusun SK KD Baru

Sumber Kompetensi
[M apel per kelas]
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar Baru
41
SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I
Standar Kompetensi Lulusan

Kompetensi Inti Kelas I

Memiliki [melalui menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku
yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam , di sekitar rumah, sekolah, dan tempat
bermain

Menerima dan menjalankan ajaran agama
dan kepercayaan yang dianutnya.

Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan
pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret terkait dengan yang ditugaskan
kepadanya.

Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.

Memiliki [melalui mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi]
pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu
pengetahuan, teknologi,seni, budaya, humaniora,
dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain

Memahami pengetahuan faktual dengan
cara mengamati berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah

Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
dan guru.

42
STANDAR KOM PETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP
SD

SMP

SMA/SMK

DIKTI-SARJANA

Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku
Memiliki perilaku
Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap yang mencerminkan yang mencerminkan mencerminkan sikap
sikap
sikap

Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam

Orang beriman,
berakhlak mulia,
percaya diri, dan
bertanggung jawab
dalam berinteraksi
secara efektif
dengan lingkungan
sosial dan alam

Orang beriman,
Orang beriman, berakhlak
berakhlak mulia,
mulia, mandiri, kreatif,
percaya diri, dan
bertanggung jawab ,
bertanggung jawab berbudaya, dan
dalam berinteraksi berinteraksi secara efektif
secara efektif dengandengan lingkungan sosial
lingkungan sosial
dan alam
dan alam

Di sekitar rumah,
sekolah, dan tempat
bermain

Dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya

Serta dalam
menempatkan
dirinya sebagai
cerminan bangsa
dalam pergaulan
dunia

Serta berkontribusi aktif
dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
termasuk berperan dalam
pergaulan dunia dengan
menjunjung tinggi
43
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN
SD

SMP

SMA/SMK

Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan
konkret

Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan
konkret

Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan
konkret

Memiliki kemampuan
pikir dan tindak yang
efektif, kreatif dan
inovatif dalam ranah
abstrak dan konkret

Terkait dengan
pengembangan dari
yang dipelajarinya di
sekolah

Terkait dengan
pengembangan dir
sesuai dengan bakat,
minat, dan
kemampuannya.

Terkait dengan yang
Terkait dengan yang
ditugaskan kepadanya. dipelajari di sekolah

DIKTISARJANA

(Sesuai dengan apa
(Sesuai dengan yang (Dari berbagai sumber Serta mampu
yang dipelajari di
dipelajari di sekolah dan berbeda dalam
memberikan petunjuk
sekolah yang
dari berbagai sumber informasi dan sudut
dalam memilih berbagai
ditugaskan kepadanya.) lainnya yang sama
pandang/teori yang
alternatif solusi secara
dalam sudut pandang dipelajarinya di sekolah, mandiri dan/ atau
/teori)
masyarakat, dan belajar kelompok
mandiri)

44
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN
SD

SMP

SMA/SMK

Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan
Faktual dan konseptual Faktual, konseptual dan Prosedural dan
dalam
prosedural dalam
metakognitif dalam

DIKTI-SARJANA
Memiliki pengetahuan
Prosedural dan
metakognitif dalam

Ilmu pengetahuan,
Ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, teknologi, seni, budaya,
humaniora, dengan
humaniora, dengan
wawasan kebangsaan, wawasan kebangsaan,
kenegaraan, dan
kenegaraan, dan
peradaban
peradaban

Ilmu pengetahuan,
Konsep teoritis bidang
teknologi, seni, budaya, pengetahuan tertentu
humaniora, dengan
secara umum dan
wawasan kebangsaan, khusus serta mendalam
kenegaraan, dan
dengan wawasan
peradaban
kebangsaan,
kenegaraan, dan
peradaban

Terkait fenomena dan Terkait fenomena dan
kejadian di lingkungan kejadian yang tampak
rumah, sekolah, dan
mata
tempat bermain

Terkait penyebab
Terkait dg fenomena
fenomena dan kejadian dan kejadian yang
mencakup penyebab,
alternatif solusi, kendala
dan solusi akhir

45
Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti
untuk PPKN Kelas I SD DASAR
Kompetensi Inti

KD lama (KTSP 2006)

Rumusan Kompetensi Dasar

1. Menerima dan
1.Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, 1.Menerima keberagaman
menjalankan ajaran agama, dan suku bangsa
karakteristik individu (agama, suku,
agama yang
2.Memberikan contoh hidup rukun
fisik, psikis) sebagai anugerah
dianutnya.
melalui kegiatan di rumah dan di
Tuhan
sekolah
2. Memiliki perilaku 3.Menerapkan hidup rukun di rumah dan1.Menunjukkan perilaku baik (jujur,
jujur, disiplin,
disiplin, tanggung jawab, santun,
di sekolah
tanggung jawab, 4.Menjelaskan pentingnya tata tertib di
peduli/kasih sayang, dan percaya
santun, peduli, dan rumah dan di sekolah
diri) dalam berinteraksi dengan
percaya diri dalam 5.Melaksanakan tata tertib di rumah dan keluarga, teman, dan guru, sebagai
berinteraksi
perwujudan nilai dan moral
di sekolah
dengan keluarga, 6.Menjelaskan hak anak untuk bermain, Pancasila.
teman, dan guru.
belajar dengan gembira dan didengar 2.Memiliki sikap dan perilaku patuh
pada tata tertib dan aturan yang
pendapatnya
7.Melaksanakan hak anak di rumah dan berlaku dalam kehidupan seharihari di rumah dan sekolah.
di sekolah
8.Mengikuti tata tertib di rumah dan di 3.Memiliki sikap toleran terhadap
keberagaman karakteristik individu
sekolah
9.Melaksanakan aturan yang berlaku di (agama, suku, fisik, psikis) di rumah
dan sekolah.
masyarakat
4.Menunjukkan perilaku
kebersamaan dalam keberagaman
di rumah dan sekolah

46
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara
Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota.
1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru
dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi
pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan
supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di
propinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam
memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala
sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota
terkait.
48


•
•
•



Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan
jenjang pendidikan yaitu:
Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X
Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI,
dan XII

Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari
tahun 2013 - 2015

49






Pengembangan buku siswa dan buku pegangan
guru dari tahun 2012 – 2014
Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem
administrasi, dan pengembangan budaya sekolah
(budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK,
dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan
Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah
implementasi dan upaya penanggulangan: Juli
2013 – 2016

50
KEBIJAKAN
IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA,
DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI,
KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT
SD, SMP, SMA,
SMK

GURU

DIKLAT
KURIKULUM
2013
KEPALA
SEKOLAH

PENGAWA
S

51
Rencana Implementasi
Pelatihan Guru
Persiapa
n
Pelatih Nasional
Guru Inti
Guru

PELAKSANAAN
Pendamping
an

EVALUASI
PERSIAPAN (Jan-Jun)

IMPLEMENTASI
(Jul)
52
Pelaksanaan Kurikulum 2013
Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK

IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013)

PENDAMPINGAN
Guru Inti

Kepala Sekolah

Pengawas

53
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu:
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap
(Tahu Mengapa)

Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif,
Keterampilan
Pengetahuan
kreatif,Bagaimana) afektif melalui penguatan sikap,
(Tahu inovatif, dan
(Tahu Apa)
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

55








Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan
transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu mengapa.”
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari
peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
56
Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)
 Kurikulum

2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.
ilmiah (scientific appoach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk
jejaring untuk semua mata pelajaran.

 Pendekatan

57
Observing
(mengamati)

Questioning
(menanya)

Associating
(menalar)

Experimenting
(mencoba)

Networking
(membentu
k Jejaring)

Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran
58
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
PROYEK ( PROJECT BASED
LEARNING )

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep
Berbasis Proyek (Project Based
Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar.

 Pembelajaran

 Pembelajaran

Berbasis Proyek merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis
Proyek

o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
o Meningkatkan kolaborasi.
o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis
Proyek

o Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis
Proyek











Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
Membutuhkan biaya yang cukup banyak
Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
kelas.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan
dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam
kerja kelompok.
Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa
memahami topik secara keseluruhan
Langkah-Langkah Operasional

1
PENENTUAN
PERTANYAAN
MENDASAR

2

3

MENYUSUN
PERECANAAN
PROYEK

MENYUSUN
JADUAL

5

4

MENGUJI HASIL

MONITORING

6

EVALUASI
PENGALAMAN
SISTEM PENILAIAN
 Penilaian

proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

 Penilaian

proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
SISTEM PENILAIAN
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
Kemampuan

pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan
tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
 Pembelajaran

berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar.

 Dalam

kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim
untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world)

68


1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran
bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang
belajar memecahkan suatu masalah maka mereka
akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya
atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan
dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta
didik berhadapan dengan situasi di mana konsep
diterapkan

69
 (2)

Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta
didik mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan

 (3)

PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

70
1. Konsep Dasar ( Basic Concept )
Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam
pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar
peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat
tentang arah dan tujuan pembelajaran

71
2. Pendefinisian Masalah ( Defining the
Problem )
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan
skenario atau permasalahan dan peserta didik
melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan
semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario
secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul
berbagai macam alternatif pendapat

72
. Pembelajaran Mandiri ( Self Learning )
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang
dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang
tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan
pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1)
agar peserta didik mencari informasi dan
mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2)
informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu
dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah
relevan dan dapat dipahami.
73
4. Pertukaran Pengetahuan ( Exchange
knowledge )
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan
pendalaman materi dalam langkah pembelajaran
mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya
peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi
dari permasalahan kelompok. Pertukaran
pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan
fasilitatornya.

74
5. Penilaian ( Assessment )
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek
pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan
sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan
pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis,
PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari
penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan
pengujian.
75
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam
kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk
mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta
didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat
yang berbeda dari mereka.
76
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh
pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang
dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta
didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas.
Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman
langsung tentang apa yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang
harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai
penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan
materi pembelajaran.
77
Tahapan-Tahapan Model PBL

78




Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian
terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR,
dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat
bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian
terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama
dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian
untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan.
79
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan
authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan

portfolio yang merupakan kumpulan yang
sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang
dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam
kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian
tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan
PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (selfassessment) dan peer-assessment.
Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh
pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan
hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan
yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu

80
MODEL PEMBELAJARAN
PENEMUAN
( DISCOVERY LEARNING )

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Definisi/Konsep




Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Definisi/Konsep




Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini
ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student
oriented.

Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan










Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi
dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan
transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya
rasa menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat
dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan









Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep
dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama
dengan yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat
bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi
diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)
karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu
atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru;
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan












Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis
sendiri;
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses
belajar menjadi lebih terangsang;
Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya;
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar;
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan






Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran
untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang
banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan
masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat
buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa
dengan cara-cara belajar yang lama.
Kelemahan Pembelajaran Penemuan






Pengajaran discovery lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan
dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA
kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan
untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Langkah-Langkah Operasional
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Langkah-Langkah Operasional
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian
dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat
memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi
pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi
belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan.
Langkah-Langkah Operasional
b . Problem statement (pernyataan/ identifikasi
masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah)
Langkah-Langkah Operasional
c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,
2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan demikian anak didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji
coba sendiri dan sebagainya.
Langkah-Langkah Operasional
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua
informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu
Langkah-Langkah Operasional
e . Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,
2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar
proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
Langkah-Langkah Operasional
f. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi
maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi
SISTEM PENILAIAN




Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian
dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non
tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif,
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes
tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka
pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan.
Terima Kasih
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK
PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
1.

2.

3.

4.

5.

Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran
yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik
untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian,
pengukuran, pengujian, atau evaluasi.
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau
reliabel.
Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara
signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar
sekali pun.
Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil
dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria
yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas
mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
99
1.

2.

3.

4.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013.
Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil
belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi,
menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.
Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk
menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih
autentik.
Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik
terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar
atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

100
5.

6.

7.

8.

Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian
yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda,
benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat.
Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam
proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan
memperoleh legitimasi secara akademik.
Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara
tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.
Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat
penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

101
9.

10.

11.

12.

Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi
kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran
serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan,
dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru
mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar.
Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja.
102
13.

14.

15.

16.

Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka
berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik,
bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa
mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan
sebagainya.
Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak
dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

103
1.

2.

3.

Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik
pula.
Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan
pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di
luar sekolah.
Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian.
Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik
yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan
seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas
tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan
kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang
digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas
perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
104
4.

5.

6.

Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk
menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat
mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang
berbeda.
Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai
melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah
memainkan peran aktif dan kreatif.
Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.

105
7.

8.

9.

Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta
mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific,
memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu
sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang
dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah.
Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang
terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari,
memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab
untuk tetap pada tugas.
Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi,
mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan,
menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
106
Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.”
Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan
juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran
autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu:
1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta
didik serta desain pembelajaran.
2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara
mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai
bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
3.

4.

Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru,
dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik
dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar
tembok sekolah.
107
1.
2.
3.
4.

Penilaian Kinerja
Penilaian Proyek
Penilaian Portofolio
Penilaian Tertulis

108
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi
peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek
yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk
menentukan kriteria penyelesaiannya.
Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
1. Daftar cek (checklist).
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
3. Skala penilaian (rating scale).
4. Memori atau ingatan (memory approach).
109
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa
investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan
penyajian data.
Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian
proyek.
1.Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna
atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
2.Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
3.Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.

110
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas
kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan
dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja
peserta didik secara perorangan atau diproduksi
secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa
dimensi.

111
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah
seperti berikut ini.
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di
bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada
tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas
bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil
penilaian portofolio.
112


Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut
peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas
materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk
uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif,
sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

113
Contoh Penilaian Kinerja
1. Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas
Kelompok
Aspek
No.

Nama
Peserta
Didik

Keterangan Skor:
1=Kurang
2=Cukup
3=Baik
4=Sangat Baik

MengKerja Keaktifa hargai Tangg
sama
n
pendapa jawab
t

Jml

Nilai
Contoh Penilaian Produk
1. PRODUK GAMBAR BANGUN DATAR DAN
BANGUN RUANG
Aspe k
No.

Nama Ketepatan Ketepatan Banyak
Juml
Peserta menentu
menggambar Kerap ah Nilai
kan
Didik
gambar
yang
ian Skor
benda
persegi
dibuat
persegi
Contoh Tes Tertulis
Serangga mempunyai 3 pasang kaki yang menjadi
ciri
utamanya. Gambar manakah di bawah ini yang
“bukan” serangga?
STRUKTUR KURIKULUM SD
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Komponen
Kelompok A

I

II

III

IV

V

VI

Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti
PPKN
Bahasa Indonesia
Matematika
IPA
IPS
Kelompok B
Seni Budaya & Prakarya
(termasuk muatan lokal*)

4

4

4

4

4

4

5
8
5

5
9
6

6
10
6

5
7
6
3

5
7
6
3

5
7
6
3

3

3

3

4

4

4

5

5

5

Pend. Jasmani, OR & Kes
(termasuk muatan lokal).

4

4

4

4

4

4

Jumlah
30 32 34
Catatan:
1. Muatan lokal* dapat memuat Bahasa Daerah
2. IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya

36 36 36

117
Struktur Kurikulum SMP
No

Komponen

VII

VIII

IX

3

3

3

3

3

3

6
5
5
4
4

6
5
5
4
4

6
5
5
4
4

3

3

3

3

3

3

2
38

2
38

2
38

Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila &
2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
7 Bahasa Inggris

Kelompok B
8 Seni Budaya (termasuk mulok)*
Pend. Jasmani, OR & Kesehatan
9
(termasuk mulok)
10 Prakarya (termasuk mulok)
Jumlah
* Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah

118
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Mata Pelajaran

Kelas
X

XI

XII

Kelompok A (Wajib)
1

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

3

3

3

2

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

2

2

2

3

Bahasa Indonesia

4

4

4

4

Matematika

4

4

4

5

Sejarah Indonesia

2

2

2

6

Bahasa Inggris

2

2

2

Kelompok B (Wajib)
7

Seni Budaya

2

2

2

8

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan

3

3

3

9

Prakarya dan Kewirausahaan

2

2

2

24

24

24

Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA)

18

20

20

Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMA)

24

24

24

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMA)

42

44

44

Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMK)

48

48

48

Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan B per minggu
Kelompok C Peminatan

119
Struktur Kurikulum Peminatan SMA
MATA PELAJARAN
Kelompok A dan B (Wajib)
Kelompok C (Peminatan)
Peminatan Matematika dan Iilmu Alam
I
1 Matematika
2 Biologi
3 Fisika
4 Kimia
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
II
1 Geografi
2 Sejarah
3 Sosiologi & Antropologi
4 Ekonomi
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
III
1 Bahasa dan Sastra Indonesia
2 Bahasa dan Sastra Inggeris
3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya
4 Antropologi
Mata Pelajaran Pilihan
Pilihan Lintas Kelompok Peminatan atau Pendalaman Minat
Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu
Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu

X
24

Kelas
XI
24

XII
24

3
3
3
3

4
4
4
4

4
4
4
4

3
3
3
3

4
4
4
4

4
4
4
4

3
3
3
3

4
4
4
4

4
4
4
4

6
68
42

4
72
44

4
72
44
KELAS

MATA PELAJARAN

X

XI

XII

Kelompok A (Wajib)
1.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

3

3

3

2.

Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia

2

2

2

4

4

4

4

4

4

3.
4.

Matematika

5.

Sejarah Indonesia

2

2

2

6.

Bahasa Inggris

2

2

2

Kelompok B (Wajib)
7.

Seni Budaya

2

2

2

8.

Prakarya dan Kewirausahaan

2

2

2

3

3

3

24

24

24

24

24

24

48

48

48

9.

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
Jumlah kelompok A dan B
Kelompok C (Peminatan)
Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi
TOTAL

121

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif GlobalKB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif GlobalIstna Zakia Iriana
 
Ppt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaranPpt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaranRisa Lestari
 
Metode kualitatif re vi si.ppt
Metode kualitatif re vi si.pptMetode kualitatif re vi si.ppt
Metode kualitatif re vi si.pptmunir_ahmad
 
Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.
Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.
Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.dangochied
 
Model Desain Sistem Pembelajaran Blended
Model Desain Sistem Pembelajaran BlendedModel Desain Sistem Pembelajaran Blended
Model Desain Sistem Pembelajaran BlendedUwes Chaeruman
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifR. Herawati Suryanegara
 
Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...
Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...
Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...Casmito Panji
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumTohir Haliwaza
 
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptLandasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptRahmah Salsabila
 
Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham
Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham
Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham Tri Widodo W. UTOMO
 
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan KuantitatifPerbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatifbelindaseptiani
 
Format naskah dinas
Format naskah dinas Format naskah dinas
Format naskah dinas Rizki Malinda
 
Pokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptx
Pokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptxPokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptx
Pokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptxAsranuaHAmin
 
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjadPeraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjadYayasan Administrasi Indonesia
 
Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Kanaidi ken
 
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar prosesPermendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar prosesSuaidin -Dompu
 
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)KutsiyatinMSi
 
[PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTI
 [PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTI [PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTI
[PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTILuhur Moekti Prayogo
 

La actualidad más candente (20)

1.manusia, masyarakat dan budaya
1.manusia,  masyarakat dan budaya1.manusia,  masyarakat dan budaya
1.manusia, masyarakat dan budaya
 
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif GlobalKB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
KB 1 Kesadaran Dan Wawasan Perspektif Global
 
Ppt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaranPpt kurikulum & pembelajaran
Ppt kurikulum & pembelajaran
 
Metode kualitatif re vi si.ppt
Metode kualitatif re vi si.pptMetode kualitatif re vi si.ppt
Metode kualitatif re vi si.ppt
 
Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.
Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.
Pelatihan penyusunan buku teks,buku ajar, dan materi.
 
Model Desain Sistem Pembelajaran Blended
Model Desain Sistem Pembelajaran BlendedModel Desain Sistem Pembelajaran Blended
Model Desain Sistem Pembelajaran Blended
 
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan KuantitatifModel Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
Model Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif
 
Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...
Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...
Babak Baru JF pasca terbit PermenpanRB 1 Tahun 2023 (Eva Fadella, S.IP., M.Si...
 
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumrasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
 
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptLandasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
 
Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham
Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham
Rekomendasi Kebijakan Kajian Pengembangan SDM di Kemenkumham
 
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan KuantitatifPerbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
 
Format naskah dinas
Format naskah dinas Format naskah dinas
Format naskah dinas
 
Pokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptx
Pokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptxPokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptx
Pokok-Pokok Perubahan Penggolongan Dan Kodefikasi BMD.pptx
 
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjadPeraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
Peraturan bersama mendikbud no 04 dikti 24 dan bkn ketentuan-pelaksanaan-pjad
 
Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
Pengadaan Aset (Procurement)_Materi Training "ASSET MANAGEMENT"
 
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar prosesPermendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
Permendiknas no. 41 tahun 2007 standar proses
 
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
Bahan paparan sosialisasi p3 k 190122 new (1)
 
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosialPertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
 
[PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTI
 [PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTI [PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTI
[PDF]-Linearitas Jurusan Menurut DIKTI
 

Destacado

Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013PGSD-S1
 
Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013
Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013
Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013ELce PurWandarie
 
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013 1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013 Nia Piliang
 
Pendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqPendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqFajar Najiha
 
Paparan ringkas kurikulum 2013
Paparan ringkas kurikulum 2013Paparan ringkas kurikulum 2013
Paparan ringkas kurikulum 2013fathul arief
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran02041989
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013Nurul Fadilah
 
Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20
Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20
Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20Eko Supriyadi
 
Dinamika kurikulum 2013 perkemb
Dinamika kurikulum 2013 perkembDinamika kurikulum 2013 perkemb
Dinamika kurikulum 2013 perkembCholy Moreira
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulumOön Sadam
 
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013Afdan Rojabi
 
Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013 Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013 ahmad akhyar
 
1. kurikulum 2013
1. kurikulum 20131. kurikulum 2013
1. kurikulum 2013razanputra
 

Destacado (17)

Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
Penjelasan mendikbud mengenai kurikulum 2013
 
Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013
Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013
Pengembangan Soft Skill dalam Kurikulum 2013
 
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013 1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
1. penjelasan mendikbud kurikulum 2013
 
Pendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqPendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eq
 
Paparan ringkas kurikulum 2013
Paparan ringkas kurikulum 2013Paparan ringkas kurikulum 2013
Paparan ringkas kurikulum 2013
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KURIKULUM 2013
 
Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20
Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20
Materi umum 1.3 kebijakan dan dinamika perkembangan k13 2016 03-20
 
Dinamika kurikulum 2013 perkemb
Dinamika kurikulum 2013 perkembDinamika kurikulum 2013 perkemb
Dinamika kurikulum 2013 perkemb
 
Penilaian k 13
Penilaian k 13Penilaian k 13
Penilaian k 13
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Implementasi+k13
Implementasi+k13Implementasi+k13
Implementasi+k13
 
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
MENYUSUN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013
 
Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013 Informasi kurikulum 2013
Informasi kurikulum 2013
 
1. kurikulum 2013
1. kurikulum 20131. kurikulum 2013
1. kurikulum 2013
 

Similar a KURIKULUM 2013

Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)Andi Karman
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013rizkiyolanda
 
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)Purwanta Agung
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Pristiadi Utomo
 
KEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).ppt
KEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).pptKEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).ppt
KEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).pptMuhammadAminBinIsmai
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revZo Ri
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revZo Ri
 
2. peran guru dalam kurikulum 2013
2. peran guru dalam kurikulum 20132. peran guru dalam kurikulum 2013
2. peran guru dalam kurikulum 2013Saeful Rachman
 
peran guru dalam implementasi kurikulum 2013
peran guru dalam implementasi kurikulum 2013peran guru dalam implementasi kurikulum 2013
peran guru dalam implementasi kurikulum 2013Ijal Mustofa
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulumPa Mulya
 
Rasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 revRasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 revpurdiyanto -
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revsadiman dimas
 
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptxPERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptxharishmwddh
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelompherdisaksul
 
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_revIbnu Fajar
 
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptxAKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptxSaeranSaeran
 

Similar a KURIKULUM 2013 (20)

Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
 
Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013Konsep kurikulum 2013
Konsep kurikulum 2013
 
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
0. sosialisasi kurikulum 2013 (ringkasan pur)
 
rasional kurikulum 2013
 rasional kurikulum 2013  rasional kurikulum 2013
rasional kurikulum 2013
 
Konsep kurikulum 2013 smp
Konsep kurikulum 2013  smpKonsep kurikulum 2013  smp
Konsep kurikulum 2013 smp
 
Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013Bahan uji publik kurikulum 2013
Bahan uji publik kurikulum 2013
 
KEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).ppt
KEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).pptKEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).ppt
KEBIJAKAN K-13 (Mindset, Kepramukaan, Peminatan).ppt
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
2. peran guru dalam kurikulum 2013
2. peran guru dalam kurikulum 20132. peran guru dalam kurikulum 2013
2. peran guru dalam kurikulum 2013
 
peran guru dalam implementasi kurikulum 2013
peran guru dalam implementasi kurikulum 2013peran guru dalam implementasi kurikulum 2013
peran guru dalam implementasi kurikulum 2013
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulum
 
Rasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 revRasional kurikulum 2013 rev
Rasional kurikulum 2013 rev
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptxPERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
PERSPEKTIF PEND. SD MODUL 7 DAN 8.pptx
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013Bahan uji kurikulum 2013
Bahan uji kurikulum 2013
 
Bahanujipublik kurikulum2013
Bahanujipublik kurikulum2013Bahanujipublik kurikulum2013
Bahanujipublik kurikulum2013
 
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev1.1 rasional kurikulum_2013_rev
1.1 rasional kurikulum_2013_rev
 
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptxAKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
AKSI NYATA SAERAN TENTANG Strategi IKM SMA N 1 Pwt 5 juli 2022.pptx
 

Más de gustini12linda

Más de gustini12linda (8)

Bukuguruipakelas8
Bukuguruipakelas8Bukuguruipakelas8
Bukuguruipakelas8
 
Magnet baru
Magnet baruMagnet baru
Magnet baru
 
5. pedoman beasiswa s2 2014(2)
5. pedoman beasiswa s2 2014(2)5. pedoman beasiswa s2 2014(2)
5. pedoman beasiswa s2 2014(2)
 
7 ipa buku siswa
7 ipa buku siswa7 ipa buku siswa
7 ipa buku siswa
 
Informasikurikulum2013
Informasikurikulum2013Informasikurikulum2013
Informasikurikulum2013
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
 
Angka penting
Angka pentingAngka penting
Angka penting
 
Bacaan sains anak
Bacaan sains anakBacaan sains anak
Bacaan sains anak
 

Último

rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 

Último (20)

rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 

KURIKULUM 2013

  • 2. Perkembangan Kurikulum di Indonesia 1975 2004 1947 Kurikulum Rencana Sekolah Pelajaran → Dasar Dirinci dalam Rencana 1968 Pelajaran Terurai Kurikulum Sekolah Dasar 1945 1955 1965 1985 1975 1994 Kurikulum 1994 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar Materi 2013 ‘Kurikulum 2013’ 1995 1984 Kurikulum 1984 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2005 2015 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1997 Revisi Kurikulum 1994 Produk 2
  • 3. UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003: SNP Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. TUJUAN ISI BAHAN PELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran 3
  • 4. Landasan Yuridis UNDANG-UNDANG SISDIKNAS PP 32 TAHUN 2013(Perubahan SNP) PERATURAN MENDIKBUD NOMOR 54, 65, 66, 67, 68, 69, 70 TAHUN 2013 NO. Nomor PERMENDIKBUD URIAN 1. 54 Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen. 2. 65 Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 3. 66 Standar Penilaian Pendidikan. 4. 67 5. 68 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMP 6. 69 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA 7. 70 Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMK Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SD/MI 4
  • 5. KOMPONEN UTAMA KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 PENGEMBANGA N • Rasional • Elemen Perubahan RANCANGAN IMPLEMENTASI • Guru, KS, PS • Buku Guru dan Siswa KERANGKA DASAR STRUKTUR KURIKULUM MONEV Landasan 1.Filosofis (pendidikan akar budaya bangsa, mengembangkan kecerdasan) 2.Teoritis (pend. Berdasarkan standar dan Kurikulum berbasis Kompetensi 3.Yuridis (UUD 45, UUSPN, PP SNP) 1. 2. 3. 4. PROSES PEMBELAJAR -AN SILABUS RPP SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK.MAK 1. Kompetensi inti; 2. Kompetensi dasar; 3. materi pembelajaran; 4. kegiatan pembelajaran; 5. penilaian; 6. alokasi waktu; dan 7. sumber belajar. 1. Identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan 2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema 3. Kelas/semester 4. Materi pokok 5. Alokasi waktu 6. Tujuan pembelajaran 7. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi 8. Materi pembelajaran 9. Metode pembelajaran 10.Media pembelajaran 11.Sumber belajar 12.Langkah-langkah pembelajaran 13.Penilaian hasil pembelajaran
  • 6. RASIONAL KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 7. Reformasi Pendidikan Mengacu pada 8 Standar KURIKULUM 2013 STANDAR KOMPETEN SI LULUSAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji Kompetensi dan Pengukuran Kinerja LULU SAN PESE RTA DIDI K STANDAR ISI STANDAR (PROSES) PENILAIAN STANDAR PROSES (PEMBELAJARA N) STANDAR SARANA-PRASARANA Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan, Penyediaan Buku STANDAR PEMBIAYAAN BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT) STANDAR PENGELOLAAN Manajemen Berbasis Sekolah 7
  • 8. Perkembangan Penduduk sebagai Modal Kompeten SDM Usia Produktif (2020-2035) Melimpah Modal Pembangunan Transformasi melalui Pendidikan Tidak Kompeten Beban Pembangunan  Kurikulum  PTK  Sarpras  Pendanaa n  Pengelolaa n 8
  • 9. PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL KBK 2004 KTSP 2006 4. Penyesuaian Beban 3. Penguatan Proses 2. Pendalaman dan Perluasan Materi 1. Penataan Pola Pikir dan Tata Kelola TANTANGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL KURIKULU M 2013 9
  • 10. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2 Standar Isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran 3 Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan, 4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti Semua mata pelajaran diikat oleh sekumpulan mata pelajaran terpisah kompetensi inti (tiap kelas) 10
  • 11. Penyempurnaan Pola Pikir 1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa 2 Satu Arah Interaktif 3 Isolasi Lingkungan Jejaring 4 Pasif Aktif-Menyelidiki 5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata 6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim 7 Luas (semua materi diajarkan) 8 Stimulasi Rasa Tunggal (beberapa panca indera) Stimulasi ke Segala Penjuru (semua Panca indera) 9 Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan) 10 Hubungan Satu Arah Kooperatif Menuju Perilaku Khas Memberdayakan Kaidah Keterikatan 11
  • 12. Penyempurnaan Pola Pikir (lanjutan) 11 Produksi Masa (siswa memperoleh dokumen yg sama) Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dgn ketertarikan sesuai potensinya) 12 Usaha Sadar Tunggal (mengikuti cara yang seragam) Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa) 13 Satu Ilmu Pengetahuan Bergeser (mempelajari satu sisi pandang ilmu) Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan multidisiplin) Menuju 14 Kontrol Terpusat (kontrol oleh guru) Otonomi dan Kepercayaan (siswa diberi tanggungjawab) 15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif) 16 Penyampaian Pengetahuan (pemindahan ilmu dari Pertukaran Pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa12 dan siswa lainnya)
  • 13. Langkah Penguatan Proses Proses Karakteristik Penguatan Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,.... Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Pembelajara Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu n [discovery learning]. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif. Mengukur tingkat berpikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi. Penilaian Menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan]. Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa. Menggunakan portofolio pembelajaran siswa. 13
  • 14. Langkah Penyesuaian Beban Guru dan Murid SD Pelaku Beban Menyusun Silabus. Mencari buku yang sesuai. Penyelesaian Disediakan buku pegangan guru Mengajar beberapa mata pelajaran dengan cara berbeda. Guru Mengajar banyak mata pelajaran. Pendekatan tematik terpadu Menggunakan bahasa Indonesia sebagai menggunakan satu buku untuk penghela mata pelajaran yang lain sehingga semua mata pelajaran sehingga selaras. dapat selaras dengan kemampuan Bahasa Indonesia sebagai alat Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai komunikasi dan carrier of penggerak pembahasan. knowledge. Mempelajari banyak mapel. Murid Mempelajarai mata pelajaran dengan cara berbeda. Membeli buku. Membeli lembar kerja siswa. Penyedian buku teks oleh pemerintah/daerah. 14
  • 15. Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills1 P T SMA/SM Knowledg e K Skil l Attitud e SM P S D Sumber: Marzano (1985), Bruner (1960). 15
  • 16. ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 17.
  • 18.
  • 19. Pola Pikir KBK 2004 dan KTSP 2006 Kerah Saku Lengan Kiri Lengan Kanan Muka Kiri Muka Kanan Belakang 19
  • 20. Pola Pikir Kurikulum 2013 Kemeja Lengan Panjang Warna Biru Ukuran M (Bahu: 38 cm; Dada: 92 cm; Pinggang 86 cm; Panjang 83 cm; Lengan 58 cm) 38 cm saku 86 cm kerah 58 cm 92 cm Lengan Kiri Muka Kiri Belakang 83 cm Muka Kanan Lengan Kanan 20
  • 21. Elemen Perubahan Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Elemen Perubahan Standar Isi Standar Penilaian 21
  • 22. Elemen Perubahan Deskripsi Elemen SD SMP SMA SMK Kompetensi Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills Lulusan dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kedudukan mata pelajaran (ISI) Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Pendekatan (ISI) Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Mata pelajaran Mata pelajaran Vokasinal 22
  • 23. Elemen Perubahan Elemen Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI) Deskripsi SD • Holistik berbasis sains (alam, sosial, dan budaya) • Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6 • Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMP • TIK menjadi media semua matapelajaran • Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler • Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10 • Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMA SMK • Perubahan • Penambahan sistem: ada jenis keahlian matapelajar berdasarkan an wajib dan spektrum ada kebutuhan (6 matapelajar program an pilihan keahlian, 40 bidang • Terjadi keahlian, 121 penguranga kompetensi n keahlian) matapelajar an yang • Pengurangan harus diikuti adaptif dan siswa normatif, penambahan • Jumlah jam produktif bertambah 1 JP/minggu • produktif akibat disesuaikan perubahan dengan trend pendekatan perkembangan pembelajara di Industri n 23
  • 24. Elemen Perubahan Elemen Deskripsi SD SMP SMA SMK • Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. • Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat • Guru bukan satu-satunya sumber belajar. • Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan Proses pembelajar-an • Tematik dan terpadu • IPA dan IPS masingmasing diajarkan secara terpadu • Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya • Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri 24
  • 25. Elemen Perubahan Deskripsi Elemen Penilaian hasil belajar SD SMP SMA SMK • Penilaian berbasis kompetensi • Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] • Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) • Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL • Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian Ekstrakurikuler • • • • Pramuka (wajib) UKS PMR Bahasa Inggris • Pramuka (wajib) • OSIS • UKS • PMR • Dll • Pramuka (wajib) • OSIS • UKS • PMR • Dll • • • • • Pramuka (wajib) OSIS UKS PMR Dll 25
  • 26. Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 KTSP 2006 Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu Kurikulum 2013 Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi [sikap, keterampilan, pengetahuan] Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang berdiri sendiri dan memiliki lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi dasar sendiri kompetensi inti tiap kelas Ket Semua Jenjang Semua Jenjang Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel lain Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain [sikap dan keterampilan berbahasa} SD Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama [saintifik] melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,.... Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah [separated curriculum] Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain [cross curriculum atau integrated curriculum] SD Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya SD Semua Jenjang 26
  • 27. Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 KTSP 2006 Tematik untuk kelas I – III [belum integratif] Kurikulum 2013 Tematik Integratif untuk Kelas I – VI TIK adalah mata pelajaran TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sendiri sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain Ket SD SMP Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge SMP/ SMA/SMK Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat SMA/SMK SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama SMA/SMK terkait dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penjurusan di SMK sangat Penjurusan di SMK tidak terlalu detil [sampai bidang detil [sampai keahlian] studi], didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman SMA/SMK 27
  • 28. No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disusun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan 2 Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal [siswa diberi tahu]. Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu] 3 Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio. 28
  • 29. No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru Materi disajikan terpisah menjadi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi. 2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar Menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terikat dengan lokasi. Tujuannya adalah menekankan pentingnya konektivitas ruang dalam memperkokoh NKRI. Kajian sejarah, sosiologi, budaya, dan ekonomi disajikan untuk mendukung terbentuknya konektivitas yang lebih kokoh. 3 Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih mendalam pada jenjang selanjutnya 1 29
  • 30. No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disajikan terpisah antara Fisika, Kimia, dan Biologi Materi disajikan terpadu, tidak dipisah dalam kelompok Fisika, Kimia, Biologi 2 Tidak ada platform, semua kajian berdiri sejajar Menggunakan Biologi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan fenomena alam terkait dengan benda beserta interaksi diantara benda-benda tersebut. Tujuannya adalah menekankan pentingnya interaksi biologi, fisika, kimia dan kombinasinya dalam membentuk ikatan yang stabil. 3 Materi ilmu bumi dan antariksa masih belum memadai [sebagian dibahas di IPS] Diperkaya dengan materi ilmu bumi dan antariksa sesuai dengan standar internasional 4 Materi kurang mendalam dan cenderung hafalan Materi diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berfikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional 5 Diajarkan oleh guru berbeda (team teaching) dengan sertifikasi berdasarkan mata kajian Diajarkan oleh satu orang guru yang memberikan wawasan terpadu antar mata kajian tersebut sehingga siswa dapat memahami pentingnya keterpaduan antar mata kajian 30 tersebut sebelum mendalaminya secara terpisah dan lebih
  • 31. No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Langsung masuk ke materi abstrak Mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian ke semi konkret, dan akhirnya abstraksi permasalahan 2 Banyak rumus yang harus dihafal untuk menyelesaikan permasalahan (hanya bisa menggunakan) Rumus diturunkan oleh siswa dan permasalahan yang diajukan harus dapat dikerjakan siswa hanya dengan rumus-rumus dan pengertian dasar (tidak hanya bisa mnggunakan tetapi juga memahami asal-usulnya) 3 Permasalahan matematika selalu diasosiasikan dengan [direduksi menjadi] angka Perimbangan antara matematika dengan angka dan tanpa angka [gambar, grafik, pola, dsb] 4 Tidak membiasakan siswa untuk Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis untuk berfikir kritis [hanya mekanistis] menyelesaikan permasalahan yang diajukan 5 Metode penyelesaian masalah yang tidak terstruktur Membiasakan siswa berfikir algoritmis 6 Data dan statistik dikenalkan di kelas IX saja Memperluas materi mencakup peluang, pengolahan data, dan statistik sejak kelas VII serta materi lain 31 sesuai dengan standar internasional
  • 32. No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi yang diajarkan ditekankan pada tatabahasa/struktur bahasa Materi yang dijarkan ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan 2 Siswa tidak dibiasakan membaca dan memahami makna teks yang disajikan Siswa dibiasakan membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri 3 Siswa tidak dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif Siswa dibiasakan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks 4 Siswa tidak dikenalkan tentang Siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai aturan-aturan teks yang sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai sesuai dengan kebutuhan dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana) 5 Kurang menekankan pada pentingnya ekspresi dan spontanitas dalam berbahasa Siswa dibiasakan untuk dapat mengekspresikan dirinya dan pengetahuannya dengan bahasa yang meyakinkan secara 32 spontan
  • 33. No Implementasi Kurikulum Lama Kurikulum Baru 1 Materi disajikan berdasarkan empat pilar dengan pembahasan yang terpisahpisah Materi disajikan tidak berdasarkan pada pengelompokkan menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam pembentukan karakter bangsa 2 Materi disajikan berdasarkan pasokan yang ada pada empat pilar kebangsaan Materi disajikan berdasarkan kebutuhan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab (taat norma, asas, dan aturan) 3 Tidak ada penekanan pada tindakan nyata sebagai warga Adanya kompetensi yang dituntut dari siswa untukyang baik melakukan tindakan nyata sebagai warga negara negara yang baik 4 Pancasila dan Kewarganegaraan disajikan sebagai pengetahuan yang harus dihafal Pancasila dan Kewarganegaraan bukan hanya pengetahuan, tetapi ditunjukkan melalui tindakan nyata dan sikap keseharian. 33
  • 34. Proses yang Mendukung Kreativitas PROSES PEMBELAJARAN Pendekatan saintifik dan kontekstual Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:  Observing [mengamati]  Questioning [menanya]  Associating [menalar]  Experimenting [mencoba]  Networking [Membentuk jejaring] PROSES PENILAIAN Penilaian Otentik  penilaian berbasis portofolio  pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal,  memberi nilai bagi jawaban nyeleneh,  menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya,  penilaian spontanitas/ekspresif,  dll 34
  • 35. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KOMPETENSI INTI (KI) KOMPETENSI DASAR (KD) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 36. UU 20/2003 Sisdiknas Perpres 5/2010 RPJMN PP 19/2005 SNP PP 32/2013 Perubahan SNP Dokumen Kurikulum satuan/program pendidikan Dokumen Kurikulum mapel Pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru Dokumen Kurikulum lain DOKUMEN KURIKULUM SKL Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian … Muatan lokal KERANGKA DASAR KURIKULUM STRUKTUR KURIKULUM NASIONAL KTSP SILABUS Kompetensi inti Kompetensi dasar Materi pembelajaran Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber belajar. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, Mata pelajaran, Beban belajar Alur Pengembangan Kurikulum (PP 32 th 2013) PAUD DIKDAS DIKMEN PNF
  • 37. STRUKTUR KURIKULU M PAUD DIKDAS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DIKMEN PNF Pengembangan kepribadian Muatan umum: nasional, lokal Muatan umum : nasional, lokal Peminatan akademik Peminatan kejuruan Peminatan lintas minat/ penalaman minat Program kecakapan hidup SIKAP ` KETERAMPILAN Kompetensi inti Kompetensi Dasar PENGETAHUAN Pemerintah Provinsi Kab/kota PENGELOLAA N KURIKULUM Satuan pend Kurikulum satuan/ program pendidikan Kurikulum mata pelajaran pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru. Mulok dikmen Mulok dikdas` Mulok, KTSP, RPP dan KBM
  • 38. Standar Kompetensi Lulusan SIKAP KETERAMPIL AN PENGETAHU AN  Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap  Orang yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam  Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia  Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret  Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.  Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban  Terkait penyebab fenomena dan kejadian yang tampak mata yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir 38
  • 39. Standar Kompetensi Lulusan DOMAIN ELEMEN SD SMP SMA-SMK Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan Individu BERIMAN, BERAKHLAK MULIA (JUJUR, DISIPLIN, TANGGUNG JAWAB, PEDULI, SANTUN), RASA INGIN TAHU, ESTETIKA, PERCAYA DIRI, MOTIVASI INTERNAL Sosial TOLERANSI, GOTONG ROYONG, KERJASAMA, DAN MUSYAWARAH Alam POLA HIDUP SEHAT, RAMAH LINGKUNGAN, PATRIOTIK, DAN CINTA PERDAMAIAN Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta Abstrak MEMBACA, MENULIS, MENGHITUNG, MENGGAMBAR, MENGARANG Konkret MENGGUNAKAN, MENGURAI, MERANGKAI, MEMODIFIKASI, MEMBUAT, MENCIPTA Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi SIKAP KETERAMPILA N PENGETAHUA N Obyek 39 ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN BUDAYA
  • 40. Standar Kompetensi Lulusan DOMAIN SD SMP SMA-SMK Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan SIKAP PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN PERADABANNYA Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta KETERAMPILAN PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH ABSTRAK DAN KONKRET Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi PENGETAHUAN PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN 40
  • 41. Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru SKL Baru • Evalua si • • SK-KD Lama M apel per kelas Mempertahankan SK KD lama yang sesuai dengan SKL Baru Merevisi SK KD lama disesuaikan dengan SKL Baru Menyusun SK KD Baru Sumber Kompetensi [M apel per kelas] Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Baru 41
  • 42. SKL dan KI Sekolah Dasar Kelas I Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Kelas I Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain Menerima dan menjalankan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya. Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan yang ditugaskan kepadanya. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya, humaniora, dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. 42
  • 43. STANDAR KOM PETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP SD SMP SMA/SMK DIKTI-SARJANA Memiliki perilaku yang Memiliki perilaku Memiliki perilaku Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap yang mencerminkan yang mencerminkan mencerminkan sikap sikap sikap Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Orang beriman, Orang beriman, berakhlak berakhlak mulia, mulia, mandiri, kreatif, percaya diri, dan bertanggung jawab , bertanggung jawab berbudaya, dan dalam berinteraksi berinteraksi secara efektif secara efektif dengandengan lingkungan sosial lingkungan sosial dan alam dan alam Di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain Dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya Serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Serta berkontribusi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk berperan dalam pergaulan dunia dengan menjunjung tinggi 43
  • 44. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN KETERAMPILAN SD SMP SMA/SMK Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif, kreatif dan inovatif dalam ranah abstrak dan konkret Terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah Terkait dengan pengembangan dir sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Terkait dengan yang Terkait dengan yang ditugaskan kepadanya. dipelajari di sekolah DIKTISARJANA (Sesuai dengan apa (Sesuai dengan yang (Dari berbagai sumber Serta mampu yang dipelajari di dipelajari di sekolah dan berbeda dalam memberikan petunjuk sekolah yang dari berbagai sumber informasi dan sudut dalam memilih berbagai ditugaskan kepadanya.) lainnya yang sama pandang/teori yang alternatif solusi secara dalam sudut pandang dipelajarinya di sekolah, mandiri dan/ atau /teori) masyarakat, dan belajar kelompok mandiri) 44
  • 45. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN SD SMP SMA/SMK Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Memiliki pengetahuan Faktual dan konseptual Faktual, konseptual dan Prosedural dan dalam prosedural dalam metakognitif dalam DIKTI-SARJANA Memiliki pengetahuan Prosedural dan metakognitif dalam Ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, teknologi, seni, budaya, humaniora, dengan humaniora, dengan wawasan kebangsaan, wawasan kebangsaan, kenegaraan, dan kenegaraan, dan peradaban peradaban Ilmu pengetahuan, Konsep teoritis bidang teknologi, seni, budaya, pengetahuan tertentu humaniora, dengan secara umum dan wawasan kebangsaan, khusus serta mendalam kenegaraan, dan dengan wawasan peradaban kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Terkait fenomena dan Terkait fenomena dan kejadian di lingkungan kejadian yang tampak rumah, sekolah, dan mata tempat bermain Terkait penyebab Terkait dg fenomena fenomena dan kejadian dan kejadian yang mencakup penyebab, alternatif solusi, kendala dan solusi akhir 45
  • 46. Contoh Perumusan Kompetensi Dasar dari Kompetensi Inti untuk PPKN Kelas I SD DASAR Kompetensi Inti KD lama (KTSP 2006) Rumusan Kompetensi Dasar 1. Menerima dan 1.Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, 1.Menerima keberagaman menjalankan ajaran agama, dan suku bangsa karakteristik individu (agama, suku, agama yang 2.Memberikan contoh hidup rukun fisik, psikis) sebagai anugerah dianutnya. melalui kegiatan di rumah dan di Tuhan sekolah 2. Memiliki perilaku 3.Menerapkan hidup rukun di rumah dan1.Menunjukkan perilaku baik (jujur, jujur, disiplin, disiplin, tanggung jawab, santun, di sekolah tanggung jawab, 4.Menjelaskan pentingnya tata tertib di peduli/kasih sayang, dan percaya santun, peduli, dan rumah dan di sekolah diri) dalam berinteraksi dengan percaya diri dalam 5.Melaksanakan tata tertib di rumah dan keluarga, teman, dan guru, sebagai berinteraksi perwujudan nilai dan moral di sekolah dengan keluarga, 6.Menjelaskan hak anak untuk bermain, Pancasila. teman, dan guru. belajar dengan gembira dan didengar 2.Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang pendapatnya 7.Melaksanakan hak anak di rumah dan berlaku dalam kehidupan seharihari di rumah dan sekolah. di sekolah 8.Mengikuti tata tertib di rumah dan di 3.Memiliki sikap toleran terhadap keberagaman karakteristik individu sekolah 9.Melaksanakan aturan yang berlaku di (agama, suku, fisik, psikis) di rumah dan sekolah. masyarakat 4.Menunjukkan perilaku kebersamaan dalam keberagaman di rumah dan sekolah 46
  • 47. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 48. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. 1. Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. 4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait. 48
  • 49.  • • •  Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu: Juli 2013 : Kelas I, IV, VII, dan X Juli 2014 : Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI Juli 2015 : kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 - 2015 49
  • 50.    Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012 – 2014 Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013 Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 – 2016 50
  • 51. KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT SD, SMP, SMA, SMK GURU DIKLAT KURIKULUM 2013 KEPALA SEKOLAH PENGAWA S 51
  • 52. Rencana Implementasi Pelatihan Guru Persiapa n Pelatih Nasional Guru Inti Guru PELAKSANAAN Pendamping an EVALUASI PERSIAPAN (Jan-Jun) IMPLEMENTASI (Jul) 52
  • 53. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Implementasi di SD, SMP, SMA, dan SMK IMPLEMENTASI (mulai Juli 2013) PENDAMPINGAN Guru Inti Kepala Sekolah Pengawas 53
  • 54. KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 55. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap (Tahu Mengapa) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, Keterampilan Pengetahuan kreatif,Bagaimana) afektif melalui penguatan sikap, (Tahu inovatif, dan (Tahu Apa) keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. 55
  • 56.     Ranah sikap menggamit/menghubungkan /mengaitkan transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 56
  • 57. Langkah-Langkah Pembelajaran (lanjutan)  Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.  Pendekatan 57
  • 59. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ( PROJECT BASED LEARNING ) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 60. Definisi/Konsep Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.  Pembelajaran  Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
  • 61. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai. o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks. o Meningkatkan kolaborasi. o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
  • 62. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek o Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumbersumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata. o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata. o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
  • 63. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek        Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah. Membutuhkan biaya yang cukup banyak Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas. Banyaknya peralatan yang harus disediakan. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
  • 65. SISTEM PENILAIAN  Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.  Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
  • 66. SISTEM PENILAIAN Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
  • 67. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 68.  Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.  Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world) 68
  • 69.  1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan 69
  • 70.  (2) Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan  (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. 70
  • 71. 1. Konsep Dasar ( Basic Concept ) Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran 71
  • 72. 2. Pendefinisian Masalah ( Defining the Problem ) Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat 72
  • 73. . Pembelajaran Mandiri ( Self Learning ) Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami. 73
  • 74. 4. Pertukaran Pengetahuan ( Exchange knowledge ) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. 74
  • 75. 5. Penilaian ( Assessment ) Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. 75
  • 76. Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah yang muncul. Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka. 76
  • 77. Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. 77
  • 79.   Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. 79
  • 80. Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (selfassessment) dan peer-assessment. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu 80
  • 81. MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN ( DISCOVERY LEARNING ) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 82. Definisi/Konsep   Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
  • 83. Definisi/Konsep   Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
  • 84. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan      Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
  • 85. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan      Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik; Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
  • 86. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan        Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri; Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri; Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang; Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya; Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa; Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar; Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
  • 87. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan    Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
  • 88. Kelemahan Pembelajaran Penemuan    Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
  • 89. Langkah-Langkah Operasional 1. Langkah Persiapan a. Menentukan tujuan pembelajaran b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya) c. Memilih materi pelajaran. d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi) e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contohcontoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
  • 90. Langkah-Langkah Operasional 2. Pelaksanaan a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
  • 91. Langkah-Langkah Operasional b . Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
  • 92. Langkah-Langkah Operasional c. Data collection (Pengumpulan Data). Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
  • 93. Langkah-Langkah Operasional d. Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
  • 94. Langkah-Langkah Operasional e . Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
  • 95. Langkah-Langkah Operasional f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
  • 96. SISTEM PENILAIAN   Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.
  • 98. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
  • 99. 1. 2. 3. 4. 5. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. 99
  • 100. 1. 2. 3. 4. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai. 100
  • 101. 5. 6. 7. 8. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. 101
  • 102. 9. 10. 11. 12. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. 102
  • 103. 13. 14. 15. 16. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan. 103
  • 104. 1. 2. 3. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam kenyataannya di luar sekolah. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada. 104
  • 105. 4. 5. 6. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. 105
  • 106. 7. 8. 9. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. 106
  • 107. Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu: 1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran. 2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan. 3. 4. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah. 107
  • 108. 1. 2. 3. 4. Penilaian Kinerja Penilaian Proyek Penilaian Portofolio Penilaian Tertulis 108
  • 109. Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja. 1. Daftar cek (checklist). 2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). 3. Skala penilaian (rating scale). 4. Memori atau ingatan (memory approach). 109
  • 110. Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek. 1.Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. 2.Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. 3.Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 110
  • 111. Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. 111
  • 112. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. 1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. 2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. 4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. 5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. 6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 112
  • 113.  Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. 113
  • 114. Contoh Penilaian Kinerja 1. Kinerja dalam Menyelesaikan Tugas Kelompok Aspek No. Nama Peserta Didik Keterangan Skor: 1=Kurang 2=Cukup 3=Baik 4=Sangat Baik MengKerja Keaktifa hargai Tangg sama n pendapa jawab t Jml Nilai
  • 115. Contoh Penilaian Produk 1. PRODUK GAMBAR BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG Aspe k No. Nama Ketepatan Ketepatan Banyak Juml Peserta menentu menggambar Kerap ah Nilai kan Didik gambar yang ian Skor benda persegi dibuat persegi
  • 116. Contoh Tes Tertulis Serangga mempunyai 3 pasang kaki yang menjadi ciri utamanya. Gambar manakah di bawah ini yang “bukan” serangga?
  • 117. STRUKTUR KURIKULUM SD No 1 2 3 4 5 6 7 8 Komponen Kelompok A I II III IV V VI Pendidikan Agama dan Budi Pekerti PPKN Bahasa Indonesia Matematika IPA IPS Kelompok B Seni Budaya & Prakarya (termasuk muatan lokal*) 4 4 4 4 4 4 5 8 5 5 9 6 6 10 6 5 7 6 3 5 7 6 3 5 7 6 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 Pend. Jasmani, OR & Kes (termasuk muatan lokal). 4 4 4 4 4 4 Jumlah 30 32 34 Catatan: 1. Muatan lokal* dapat memuat Bahasa Daerah 2. IPA dan IPS kelas I s.d. Kelas III diintegrasikan ke mata pelajaran lainnya 36 36 36 117
  • 118. Struktur Kurikulum SMP No Komponen VII VIII IX 3 3 3 3 3 3 6 5 5 4 4 6 5 5 4 4 6 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 2 38 2 38 2 38 Kelompok A 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila & 2 Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Ilmu Pengetahuan Alam 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 7 Bahasa Inggris Kelompok B 8 Seni Budaya (termasuk mulok)* Pend. Jasmani, OR & Kesehatan 9 (termasuk mulok) 10 Prakarya (termasuk mulok) Jumlah * Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah 118
  • 119. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Mata Pelajaran Kelas X XI XII Kelompok A (Wajib) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 Matematika 4 4 4 5 Sejarah Indonesia 2 2 2 6 Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya 2 2 2 8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 24 24 24 Matapelajaran peminatan akademik (untuk SMA) 18 20 20 Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi (untuk SMA) 24 24 24 Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMA) 42 44 44 Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (SMK) 48 48 48 Jumlah jam pelajaran Kelompok A dan B per minggu Kelompok C Peminatan 119
  • 120. Struktur Kurikulum Peminatan SMA MATA PELAJARAN Kelompok A dan B (Wajib) Kelompok C (Peminatan) Peminatan Matematika dan Iilmu Alam I 1 Matematika 2 Biologi 3 Fisika 4 Kimia Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial II 1 Geografi 2 Sejarah 3 Sosiologi & Antropologi 4 Ekonomi Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Bahasa dan Sastra Inggeris 3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 4 Antropologi Mata Pelajaran Pilihan Pilihan Lintas Kelompok Peminatan atau Pendalaman Minat Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu X 24 Kelas XI 24 XII 24 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 6 68 42 4 72 44 4 72 44
  • 121. KELAS MATA PELAJARAN X XI XII Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3. 4. Matematika 5. Sejarah Indonesia 2 2 2 6. Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 2 2 2 8. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 3 3 3 24 24 24 24 24 24 48 48 48 9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan Jumlah kelompok A dan B Kelompok C (Peminatan) Matapelajaran peminatan akademik dan vokasi TOTAL 121

Notas del editor

  1. Deskripsikan elemennya