SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 49
Descargar para leer sin conexión
PADUAN PELAKSANAAN
    LESSON STUDY
       DI KKG




        Disusun oleh:

      Dr. Ibrohim, M.Si




 UNIVERSITAS NEGERI MALANG
           2010




                             1
KATA PENGANTAR

      Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadlirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayahNya modul ”Panduan Pelaksanaan Lesson Study di
KKG/MGMP” ini dapat dirampungkan dalam waktu yang singkat. Lesson
Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-
prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam rangka membangun
komunitas belajar. Lesson study merupakan suatu bentuk pengembangan
kompetensi dan keprofesionalan guru secara berkelanjutan (Continous
Proffesional Development).
      Modul ini dimaksudkan untuk menjadi bahan belajar bagi guru-guru
di KKG, khususnya yang baru mulai mengenala lesson study.          Buku
disiapkan untuk para pemandu di KKG agar dapat memfasilitasinya
anggota KKG dalam melaksanakan kegiatan lesson study secara tepat,
konsisten dan berkelanjutan. Modul ini diadaptasi dari modul sejenis yang
ditulis oleh penulis sendiri dalam Program BERMUTU di Direktorat Jenderal
PMPTK Tahun 2009.
      Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak di jajaran
pimpinan Dijten PMPTK – Depdiknas, Universitas Negeri Malang, dan
PERTAMINA yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada
kami untuk menyusun modul ini. Namun karena waktu yang terbatas,
modul ini disusun dalam waktu singkat, sehingga sangat mungkin
ditemukan berbagai kekurangan. Oleh karena itu saran dan masukan sangat
diharapkan dari para pembaca yang budiman.
      Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi para pendidik
yang mengabdi untuk kemajuan pendidikan dan pembangunan bangsa.
Amiin.
                                             Malang, Maret 2010
                                             Penulis




                                                                        2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................                i
DAFTAR ISI ......................................................................................................     ii
BAGIAN I PENDAHULUAN .........................................................................                        1
  A. Pengantar ..................................................................................................     1
  B. Tujuan .......................................................................................................   2
  C. Sistematika ...............................................................................................      3

BAGIAN II MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP LESSON STUDY .....                                                              4
  A. Pengantar .................................................................................................      4
  B. Tujuan .......................................................................................................   4
  C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ............................................................                      5
  D. Langkah Kegiatan Belajar .......................................................................                 5
  E. Bahan Bacaan ............................................................................................        6
  F. Evaluasi ....................................................................................................    13

BAGIAN III MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM LESSON STUDY
     …………………………………………………………………………… 14
  A. Pengantar ................................................................................................. 14
  B. Tujuan ....................................................................................................... 14
  C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ........................................................... 15
  D. Langkah Kegiatan Belajar ...................................................................... 15
  E. Bahan Bacaan .......................................................................................... 16
  F. Evaluasi ................................................................................................... 19

BAGIAN IV MELAKSANANAKAN PEMBELAJARAN YANG
DIOBSERVASI (OPEN LESSON) ........................................................................ 21
  A. Pengantar ................................................................................................ 21
  B. Tujuan ..................................................................................................... 22
  C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar .......................................................... 22
  D. Langkah Kegiatan Belajar .................................................................... 22
  E. Bahan Bacaan .......................................................................................... 23
  F. Evaluasi ................................................................................................... 29

BAGIAN V MELAKUKAN DISKUSI REFLEKSI ........................................                                          30
  A. Pengantar ................................................................................................       31
  B. Tujuan .....................................................................................................     31
  C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar .........................................................                         31
  D. Langkah Kegiatan Belajar ....................................................................                    32
  E. Bahan Bacaan ........................................................................................            33
  F. Evaluasi .................................................................................................       36
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................             38




                                                                                                                           3
BAGIAN I
                            PENDAHULUAN
A. Pengantar
       Sampai saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai
hasil sesuai yang diharapkan, terutama terkait dengan masalah pemerataan
akses dan kualitas pendidikan. Secara eksternal, komponen masukan
pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia antara lain: (1) ketersediaan pendidik dan tenaga
kependidikan yang belum memadai secara kuantitas dan kualitas; (2) sarana
dan prasarana belajar yang belum tersedia dan belum didayagunakan secara
optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang
mutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan
efektif (Depdiknas, 2005: 30).
       Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang salah
satunya melalui peningkatan kompetensi guru, Pemerintah Indonesia
melaksanakan berbagai bentuk pelatihan guru dalam jabatan (in-service
teacher training). In-service training atau biasa disingkat INSET adalah salah
satu cara untuk meningkatkan kemampuan guru atau mendiseminasikan
sebuah inovasi. Tujuan umum INSET adalah membantu guru memperbaiki
kualitas mengajar untuk meningkatkan karir profesionalnya dengan
mendorong mereka untuk selalu bekerja sama antar mereka sendiri (Noor,
2006). Richards, Platt, dan Platt (1992) mengatakan bahwa In-service Training
diberikan kepada guru yang telah mempunyai pengalaman mengajar dan
merupakan bagian dari kelangsungan pengembangan profesionalisme
mereka.        Saat   ini   di   Indonesia   sedang    dikembangkan       dan
diimplementasikan upaya peningkatan profesionalisme guru melalaui suatu
kegiatan yang disebut lesson study. Lesson study ditujukan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan.




                                                                                 4
Lesson study    bukan metode pembelajaran, juga bukan pendekatan
pembelajaran. Sebenarnya, Lesson study adalah model pembinaan (pelatihan)
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan   berlandaskan     prinsip-prinsip   kolegialitas   yang     saling
membantu      dalam    belajar   untuk   membangun        komunitas       belajar.
Memperhatikan definisi Lesson study ini, sebagian orang mempertanyakan,
apa bedanya dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)? Jawabnya adalah
dalam Lesson study dapat dilakukan PTK bahkan bukan hanya PTK, namun
juga dapat dilakukan penelitian pengembangan pembelajaran.
      Modul tentang lesson study ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu
acuan dan panduan teknis pelaksanaan lesson study di kelompok kerja guru,
seperti KKG atau MGMP. Dengan demikian diharapkan lesson study dapat
menjadi sutau pola kegiatan KKG yang diharapkan mampu menjadi mesin
penggerak putaran KKG yang lebih konsisten dan efektif.


B. Tujuan
      Tujuan dari penyusunan modul secara umum adalah untuk
menyediakan acuan operasional yang sederhana untuk memahami dan
melaksanakan lesson study. Secara lebih detil tujuan tersebut adalah agar para
guru dapat:
   1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual dan praktis
   2. menjelaskan     langkah-langkah    pelaksanaan     lesson   study    secara
      operasional
   3. merancang pembelajaran untuk pelaksanaan open class yang efektif
   4. melaksanakan open class secara efektif
   5. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat
   6. melaksanakan diskusi refleksi secara interaktif dan efektif
   7. merencanakan tindak lanjut dari kegiatan lesson study




                                                                                 5
C. Sistematika
       Modul lesson study ini dirancang dalam bentuk yang sederhana agar
mudah dipahami dan dilaksanakan oleh setiap guru dalam kegiatan KKG.
Bagian pertama modul berisi tentang pengantar, tujuan dan sistematika
penyajian. Bagian kedua menyajikan tentang cara belajar memahami konsep
dan prinsip lesson study. Bagian ketiga menyajikan cara merancang
pembelajaran yang efektif dalam kegiatan lesson study. Bagian ke empat
menyajikan     tentang    bagaimana     melaksanakan     pembelajaran     yang
diobservasi (open class) secara efektif. Bagian keempat berisis tentang tatacara
diskusi refleksi yang efektif.




                                                                               6
BAGIAN II
               MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP
                     LESSON STUDY

A. Pengantar
      Istilah lesson study masih relatif asing di kalangan sebagian besar guru
di Indonesia. Sesungguhnya, lesson study telah lama berkembang di Jepang,
yakni sekitar abad ke-19. Namun baru masuk dan mulai dikembangkan di
Indonesia sekitar akhir 2004 oleh para tenaga ahli JICA (Jepang International
Cooperation Agency) melalui program IMSTEP (Indonesian Mathematics and
Science Teaching Education Project). Kemudian dilanjutkan pengembangannya
melalui Program SISTTEMS (Strengthening In-Service Teacher Training of
Mathematics and Science Education at Junior Secondary Level) pada Tahun 2006 -
2008, dan juga PELITA (Program for Enhancing Quality of Junior Secondary
Enducation) pada Tahun 2009 – 2012.
      Apa sesungguhnya lesson study itu? Banyak kalangan yang kurang
memahami lesson study menganggap lesson study sebagai suatu pendekatan,
metode atau model pembelajaran layaknya pembelajaran kooperatif, inkuiri,
CTL, atau sejenisnya. Ada yang mengidentikan lesson study dengan PTK.
Bahkan ada yang memahami lesson study layaknya latihan mengajar seperti
microteaching. Untuk dapat memahami dengan tepat apa itu lesson study,
lakukan kegiatan belajar berikut ini.


B. Tujuan
      Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
   1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual
   2. menjelaskan prinsip-prinsip lesson study
   3. menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan lesson study




                                                                             7
4. menjelaskan alasan tentang perlunya guru melakukan kegiatan lesson
      study untuk meningkatkan kompetensinya.


C. Bahan/Sumber Belajar
      Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang konsep dan
prinsip lesson study para guru dapat membaca berbagai buku atau artikel
tentang lesson study. Namun harus disadari saat ini masih terbatas buku-buku
tentang lesson study yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Artikel-artikel
tentang lesson study, baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia,
banyak dimuat dalam berbagai website maupun blog. 1.
D. Langkah Kegiatan Belajar
      Untuk mempelajari tentang konsep dan prinsip lesson study dapat
dilakukan secara berkelompok di KKG atau secara individual dan mandiri.
Jika dilakukan secara berkolompok di KKG maka ikutilah langkah berikut.

  Kegiatan 1:                 Kegiatan 2:              Kegiatan 3:
  PENDAHULUAN                 KAJI BAHAN               DISKUSI
  Fasilitator/Guru            BACAAN                   • Guru Pemandu
  Pemandu menggali            Para peserta                memimpin diskusi
  pengeahuan awal guru        KKG/MGMP                 • Peserta mengikuti
  dalam bidang lesson         membaca bahan               diskusi tentang
  study. Apakah di            bacaan/sumber dan           pengertian dan
  antara para guru sudah      diresapi.                   prinsip
  ada yang mengetahui                                     pelaksanaan
  atau melaksanakan                                       lesson study
  lesson study.



  Kegiatan 6:              Kegiatan 5:                Kegiatan 5:
  PENJELASAN                  EVALUASI/REFLE           MENYUSUN
  TUGAS                       KSI DIRI                 RANGKUMAN
  Para peserta diminta        Menuliskan hasil        • Para peserta menulis
  mencari dan membaca         refleksi diri tentang     rangkuman
  bahan bacaan tentang        pemahaman Lesson          pemahamannya
  lesson study lain           Study,                    tentang lesson study
  untuk memperdalam                                   • Rangkuman dapat
  dan memperluas                                        ditulis dalam bentuk
  wawasan                                               skema atau peta
                                                        konsep




                                                                               8
E. Bahan Bacaan
       Untuk membantu memahami konsep dan prinsip lesson study secara
garis besar dapat menggunakan atau baca artikel tentang lesson study berikut
ini.




       APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA LESSON STUDY



A. Pengertian Lesson study

       Lesson study adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh
guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka
meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang
dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan
rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan
revisi rencana pembelajan secara bersiklus dan terus menerus. Menurut
Walker (2005) Lesson study adalah suatu metode pengembangan profesional
guru. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung didalam lesson study
sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin
meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah
melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan
melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.

       Secara lebih operasional lesson study adalah suatu model pembinaan
profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar dalam rangka meningkatkan profesio-
nalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran




                                                                               9
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson study

      Dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuian cara
melakasanakan lesson study. Lewis (2002) menyarankan ada enam tahapan
dalam awal mengimplementasikan lesson study di sekolah.

Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study,        yang antara lain berupa
       kegiatan merekrut anggota kelompok, menyusun komitmen waktu
       khusus, menyusun jadwal pertemuan, dan menyetujui aturan
       kelompok.

Tahap 2: Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara utama,
       yakni: (a) menyepakati tema penelitian (research theme)       tujuan
       jangka panjang bagi murid; (b) memilih cakupan materi; (c) memilih
       unit pembelajaran dan tujuan yang disepakati.

Tahap 3: Merencanakan rencana pembelajaran (Research Lesson), yang
       meliputi kegiatan melakukan pengkajian pembelajaran yang telah
       ada, mengembangankan petunjuk pembelajaran, meminta masukan
       dari ahli dalam bidang studi dari luar (dosen atau guru lain yang
       berpengalaman).

Tahap 4:    Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya
       (observasi). Dalam hal ini pembelajaran dilakukan oleh salah
       seorang guru anggota kelompok dan anggota yang lain menjadi
       observer. Observer tidak diperkenankan melakukan introduksi
       terhadap jalannya pembelajaran baik kepada guru maupun siswa.

Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah
       dilaksanakan. Diskusi dan analisis sebaiknya mencakup butir-butir:
       refleksi oleh instruktur, informasi latar belakang anggota kelompok,
       presentasi dan diskusi data dari hasil observasi pembelajaran,
       diskusi umum, komentar dari ahli luar, ucapan terima kasih.

Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap
       selanjutnya. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan berpikir




                                                                         10
tentang    apa    yang   harus   dilakukan      selanjutnya.      Apakah
         berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini
         menjadi lebih baik?, apakah akan mengujicobakan di kelas masing-
         masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan
         lesson study dan cara kerja kelompok?

        Sementara itu, Richardson (2006) menuliskan ada tujuh tahap atau
langkah yang termasuk dalam lesson study, yakni:

Tahap 1: membentuk sebuah tim lesson study.

Tahap 2: Memfokuskan lesson study

Tahap 3: Merencanakan rencana pelmbelajaran (Study Lesson).

Tahap 4: Persiapan untuk observasi.

Tahap 5: Melaksanakan pengajaran dan observasinya.

Tahap 6: Melaksanakan tanya-jawab/diskusi pembelajaran.

Tahap 7: Melakukan refleksi dan merencanakan tahap selanjutnya.

        Masih ada beberapa variasi lagi tahapan lesson study yang dikemukan
oleh beberapa ahli, seperti Robinson (2006) yang mengusulkan delapan
tahap berdasarkan pada jumlah pertemuan yang diperlukan dalam
pelaksanaan lesson study dalam implementasinya di “Israeli Midle School
Teachers”.

        Sementara itu, implementasi lesson study di Indonesia yang dimulai
saat para tenaga ahli Jepang dalam Program IMSTEP JICA mengenalkan
lesson study di tiga universitas (UPI, UNY dan UM) pada akhir Tahun 2004.
Dalam     tahap    awal   pengenalan   lesson   study   tersebut   Saito    (2005)
mengenalkan ada tiga tahap utama lesson study, yakni: (1) Perencanaan
(Plan), (2) Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See). Penyederhanaan menjadi
tiga tahap saja dilakukan dengan pertimbangan untuk memudahkan
praktiknya dan menghilangkan kesan bahwa lesson study sebagai suatu




                                                                                 11
kegiatan yang rumit dan sulit dilakukan. Ketiga tahapan tersebut dilakukan
secara berulang dan terus-menerus (siklus). Kegiatan utama yang dilakukan
dalam masing-masing tahapan tersebut dapat dilihat pada Bagan 1 berikut
ini.


      PERENCANAAN                 PELAKSANAAN                       REFLEKSI
          (PLAN)                      (DO)                            (SEE)
   - Penggalian
     akademik                    - Pelaksanaan                   Refleksi dengan
   - Perencanaan                   Pembelajaran                   rekan sejawat
     pembelajaran                - Pengamatan oleh
   - Penyiapan alat-alat           rekan sejawat.




       Gambar 1: Daur Lesson study yang Terorientasi pada Praktik (Saito, 2005)


       Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan
pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara
efektif   serta   membangkitkan       partisipasi    aktif    peserta   didik     dalam
pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dapat dilakukan secara
sendirian. Pada tahap ini beberapa pendidik dapat berkolaborasi untuk
memperkaya ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan diha-
silkan, baik dalam aspek pengorganisasian bahan ajar, aspek pedagogis,
maupun aspek penyiapan alat bantu pembelajaran. Sebelum ditetapkan
sebagai hasil final, semua komponen yang tertuang dalam rancangan
pembelajaran      dicobaterapkan     (disimulasikan).        Pada   tahap   ini    juga
ditetapkan prosedur pengamatan termasuk instrumen yang diperlukan.




                                         Gambar 1: Guru-guru di MGMP Sains SMP
                                         Kabupaten Pasuruan sedang melakukan
                                         perencanaan pembelajaran secara kolaboratif




                                                                                       12
Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan
pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Salah satu
anggota (guru/dosen) bertindak sebagai ”guru model” sedangkan yang lain
bertindak sebagai pengamat (observer). Pengamat lainnya (selain anggota
kelompok perencana) juga dapat bertindak sebagai observer. Fokus
pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar peserta didik dengan
berpedoman pada prosedur dan intrumen pengamatan yang telah disepakati
pada tahap perencanaan, bukan untuk mengevaluasi penampilan guru
(dosen) yang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajaran berlangsung,
pengamat tidak boleh mengganggu atau mengintervensi kegiatan pembela-
jaran. Pengamat juga dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran
melalui video camera atau foto digital untuk keperluan dokumentasi dan atau
bahan diskusi pada tahap berikutnya, atau bahkan untuk kegiatan
penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang kelas di samping
mengumpulkan       informasi    juga    dimaksudkan      untuk    belajar   dari
pembelajaran yang sedang berlangsung.




Gambar 2: Guru SMPN 2 Gempol di Kabupaten Pasuruan sedang melakukan open class
          pelajaran matematika (kiri) dan Guru SD Hamonogo-Cigasaki Jepang sedang
          melakukan open class pelajaran seni musik.


     Tahap refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan pelaksananaan pembelajaran. Guru atau dosen yang telah
bertugas sebagai pengajar mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-




                                                                               13
kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan
kepada anggota kelompok perencana yang dalam tahap do bertindak sebagai
pengamat.     Selanjutnya     pengamat     dari luar      diminta    menyampaikan
komentar dan lesson learned dari pembelajaran terutama berkenaan dengan
aktivitas peserta didik. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa
merendahkan atau menyakiti guru demi perbaikan. Sebaliknya, pihak yang
dikritik harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat
dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.




Gambar 3: Guru MGMP Matematika Kabupaten Nganjuk sedang melakukan refleksi (kiri)
dan Guru SMP Motoyoshiwara – Fuji - Jepang sedang melakukan refleksi setelah open class
matematika.



C. Alasan Digunakannya Lesson study

       Mengapa menggunakan lesson study dan bagaimana lesson study dapat
membawa pada perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara
lebih luas? Menurut Lewis (2002) di Jepang lesson study tidak hanya
memberikan sumbangan terhadap pengetahuan keprofesionalan guru, tetapi
juga terhadap peningkatan sistem pendidikan yang lebih luas. Lewis (2002)
menguraikan ada lima jalur yang dapat ditempuh lesson study, yakni: (1)
membawa tujuan standard pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, (2)
menggalakkan perbaikan dengan dasar data, (3) mentargetkan pencapaian




                                                                                     14
berbagai   kualitas   siswa   yang   mempengaruhi     kegiatan    belajar,   (4)
menciptakan tuntutan mendasar perlu peningkatan pembelajaran, dan (5)
menjunjung tinggi nilai guru.
        Lewis, Perry dan Murata (2006) telah mengembangkan tabel atau
bagan    untuk   menjelaskan    tentang   mekanisme    lesson    study   dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran (Lihat Bagan 2). Sementara Stepanek
(2003) menjelaskan bahwa lesson study dapat membantu para guru untuk
melihat kelas atau pembelajarannya melalui “kacamata” penelitian. Proses
tersebut berpotensi untuk mengubah sekolah menjadi tempat di mana guru
dapat meneliti dan memverifikasi apa yang dikerjakan untuk murid-
muridnya. Bahkan Stepanek juga mengatakan bahwa peta pendidikan
berubah secara signifikan ia menuliskan lesson study pertama kali dalam
Jurnal Northwest Teacher di Northwest-US.




                                                                              15
PERUBAHAN INTERVENING


   CIRI-CIRI YANG TAMPAK DARI                          PERKIRAAN 1
           LESSON STUDY                    LESSON STUDY MENINGKATKAN RENCANA-
                                                  RENCANA PEMBELAJARAN
   •   Mengacu pada tujuan jangka
       panjang untuk pembelajaran                       PERKIRAAN 2
       murid dan pengembangan              LESSON STUDY MENGUATKAN PENINGKATAN
   •   Menstudi kurikulum yang ada dan          PEMBELAJARAN DENGAN 3 CARA:
       standar
   •   Perencanaan dan melakukan           1.   Pengetahuan Guru:
       penelitian pembelajaran (research        - Pengetahuan tentang materi ajar                  PENINGKATAN
       lesson)                                  - Pengetahuan tentang pengajaran                    PENGAJARAN
   •   Mengumpulkan data selama                 - Kemampuan untuk mengobervasi murid
       penelitian pembelajaran                  - Hubungan antara praktek pembelajaran harian
   •   Menunjukkan dan mendiskusikan              dengan tujuan jangka panjang
       data dari penelitian pengajaran,    2.   Komitmen-Komunitas Guru:
       dan menggunakan implikasi                - Motivasi untuk meningkat/maju
       (perbaikannya) untuk pengajaran          - Hubungan kekolegaan yang dapat saling membantu
       selanjutnya.                             - Rasa akuntabilitas untuk penilaian masyarakat
                                           3.   Sumber-Sumber Pembelajaran:
                                                - Rencana pembelajaran yang menyatakan dan
                                                  mempromosikan kemampuan berpikir siswa
                                                - Alat-alat yang mendukung pembelajaran
                                                  kesejawatan selama lesson study




Gambar 2: Bagaimana Lesson study Menghasilkan Peningkatan Pengajaran: Dua Perkiraan (Lewis, Perry, and Murata; 2006




                                                                                10
Hasil studi tentang kegiatan piloting pembelajaran MIPA dan lesson
study selama masa implementasi program tindak lanjut IMSTEP 2004-2005
memaparkan adanya perubahan dalam praktik pengajaran matematika dan
sains di Indonesia setelah dimulainya lesson study. Perubahan tersebut adalah:
(1) perubahan dalam pemantapan dasar akademik pembelajaran, akibat dari
jalinan antara guru dengan dosen-dosen dari universitas; (2) perubahan dalam
struktur pembelajaran, ditunjukkan dengan digunakannya eksperimen atau
aktivitas fisik/kerja, dan diskusi; dan (3) perubahan reaksi siswa selama dalam
proses pembelajaran (Saito, 2005; Saito, Harun, dan Ibrohim, 2005; Saito, et al.
2006; Saito, et al. 2006a). Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan piloting dan
lesson study dalam pembelajaran biologi di sekolah menengah Kota Malang
menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan keprofesionalan guru
serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Di samping
itu guru biologi menjadi lebih inovatif dan bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa
meningkat, ditandai dengan peningkatan hasil biologi siswa, dari 72% siswa
yang mendapatkan nilai di atas 60 menjadi 97% siswa (Sulasmi dan Rahayu,
2006).

         Bukti lain yang menunjukkan keunggulan dari lesson study dilaporkan
oleh Sumarna (2006) bahwa pelaksanaan lesson study berbasis sekolah
membawa manfaat a.l: 1) Guru biologi menjadi termotivasi dan bangkit untuk
membuat inovasi dalam pembelajarannya sehingga tercipta pembelajaran yang
aktif, komunikatif, dan menyenangkan. Motivasi guru ini        tumbuh karena
adanya kerjasama yang positif, akademis, sinergis, dan kolaboratif di antara
guru dalam kelompok MGMP sekolah; 2) Adanya persiapan pembelajaran
yang lebih baik dari guru biologi, baik persiapan mental, administrasi, dan
penguasaan materi pelajaran; dan 3) Guru biologi menjadi terdorong untuk
belajar lebih banyak dalam hal materi, pemilihan strategi dan penggunaan
model pembelajaran yang tepat demi kesuksesan pembelajarannya.

         Liliasari (2008) menjelaskan bahwa Lesson study telah meningkatkan

                                                                              12
kemampuan guru menyusun model pembelajaran dan keakuratan pengelolaan
waktu untuk pengajaran. Selain lesson study juga meningkatkan keterbukaan
dan dalam mengobservasi dan mengkritisi pembelajaran. Menurut Ibrohim
(2008) kegiatan lesson study dalam Program SISTTEMS telah meningkatkan
keefektivan dan intensitas kegiatan MGMP MIPA di Kabupaten Pasuruan.
Selain itu kegiatan lesson study juga telah mengindikasi dapat menyebabkan
peningkatan kompetensi guru MIPA, mulai dari penguasaan materi ajar,
kemampuan mempersiapkan, melaksanakan, mengobservasi pembelajaran dan
merefleksikannya. Hasil penelitian seorang pengawas sekolah di Sumedang
(Kusdijantono, 2008) menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut: (1) lesson study
yang diterapkan di Kabupaten Sumedang telah mampu mengoptimalkan guru
dalam melaksanakan tugas dalam pembelajaran; (2) mengoptimalkan hak
belajar siswa dalam kelas; dan (3) peran pengawas sebagai seorang observer
lebih teraktualisasi.

       Serangkaian kegiatan, mulai dari tahap plan sampai see, dilakukan secara
kolaboratif. Hal ini secara nyata telah menghasilkan dampak sosiologis yang
sangat positif. Kolegialitas antarpendidik dapat terbina dengan baik, tidak ada
pendidik yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Mereka juga berbagi
pengalaman dan saling belajar. Dengan demikian, melalui serangkaian kegiatan
dalam rangka lesson study ini terbentuk atmosfer akademik yang kondusif bagi
terciptanya mutual learning (saling belajar). Pada prinsipnya, semua orang
yang terlibat dalam lesson study harus memperoleh lesson learned. Dengan
demikian lesson study sangat potensial untuk membangun learning community.


F. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan
sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk
meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat
mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Jelaskan pengertian lesson study secara konseptual!

                                                                             13
2. Jelaskan, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan lesson study secara
   praktis?
3. Sebutkan prinsip penting dalam lesson study!
4. Sebutkan tahap-tahap dalam melaksanakan lesson study!
5. Jelaskan apa pentingnya lesson study dalam pengembangan kompetensi dan
   profesionalisme guru atau pendidik!




                                                                       14
BAGIAN III
                MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM
                        LESSON STUDY

A. Pengantar
          Sebagaimana di jelaskan dalam bagian sebelum, bahwa tahap pertama
pelaksanaan lesson study adalah merancang pembelajaran. Kegiatan merancang
pembelajaran sebaiknya dilakukan secara kolaboratif dalam kelompok kerja
(KKG). Hal ini penting agar masing-masing guru, khususnya yang merasa
kurang mampu, dapat saling belajar dengan yang lain. Ini adalah bagian dari
esensi dari lesson study, yakni kolaboratif dan kolegialitas.
          Rencana   pembelajaran     disusun     sebagai   persiapan    pelaksanaan
pembelajaran yang diobservasi atau biasa disebut dengan open class atau open
lesson.     Rencana pembelajaran atau secara lebih spesifik disebut skenario
pembelajaran yang akan digunakan oleh guru model disusun berdasarkan
pertimbangan kondisi dan situasi kelas atau siswa yang akan dibelajarkan.
Oleh karena itu sebelum menyusun skenario pembelajaran, sebaiknya calon
guru model memaparkan secara terbuka situasi dan kondisi siswanya dan
fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar. Hal ini penting agar rencana
pembelajaran yang disusun dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
          Modul ini akan memberikan arahan secara ringkas cara menyusun
rencana      pembelajaran    untuk   persiapan     pelaksanaan   open    class   atau
pembelajaran yang diobservasi.


B. Tujuan
          Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
1. Menjelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum
   pelaksanaan open class.
                                                                                   15
2. Menyebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran untuk
   open class dalam lesson study.
3. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana
   pembelajaran yang baik.
4. Menyusun rencana pembelajaran yang operasional untuk menciptakan
   pembelajaran yang efektif.


C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar
       Bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
ini antara lain:
1. Dokumen Lampiran Permen Diknas 23 Tahun 2006 (Standar Kompetensi)
2. Silabus
3. Buku ajar (Paket)
4. Buku rujukan lain yang dianggap perlu
5. Alat atau media pembelajaran yang mendukung rencana pembelajaran.
6. Komputer/Laptop (jika ada, untuk mengetik RPP dan perangkat lainnya)


D. Langkah Kegiatan Belajar
       Untuk mempelajari tentang konsep dan prinsip lesson study dapat
dilakukan secara berkelompok di KKG atau secara individual dan mandiri. Jika
dilakukan secara berkolompok di KKG maka ikutilah langkah berikut ini.

                                                  Kegiatan 3:
    Kegiatan 1:               Kegiatan 2:
                                                  DISKUSI
    PENDAHULUAN               KAJI BAHAN          • Guru Pemandu
    Fasilitator/Guru          BACAAN                 memimpin diskusi untuk:
    Pemandu menggali          Para peserta KKG       - pemilihan topik
    pengeahuan awal           membaca bahan          - pendekatan/metode/
    guru tentang rencana      bacaan/sumber dan        model/strategi
    pembelajaran yang         diresapi.                pembelajaran yang
    baik.                                              cocok.
                                                     - Skenario/ langkah-
                                                       langkah pembelajaran
                                                  • Salah anggota menulis
                                                     putusan/kesepakatan
                                                     hasil diskusi


                                                                               16
Kegiatan 6:                   Kegiatan 5:                Kegiatan 4:
   EVALUASI/REFLEKS                PRESENTASI                MENYUSUN
   I DIRI                          SKENARIO                  RENCANA
   Para peserta diminta          • Setelah RPP dibuat        PEMBELAJARAN
   menuliskan refleksi             dilanjutkan               (RPP) DAN
   diri berdasarkan                presentasi skenario       PERANGKATNYA
   pengalamannya                   pembelajaran oleh        • Berdasarkan hasil
   menyusun RPP                    guru model.                 diskusi peserta
   bersama untuk topik           • Peserta lain                menuliskan rencana
   tersebut                        menyimak dan                dalam format RPP
                                   memberikan               • Menyusun atau
                                   masukan jika masih          menyiapkan
                                   perlu                       perangkat
                                                               pembelajaran.




E. Bahan Bacaan
       Untuk membantu memahami rambu-rambu secara garis besar penyusunan
rencana pembelajaran (lesson plan) untuk kegiatan lesson study atau khususnya open
class dapat mempelajari artikel/penjelasan berikut ini.



            RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA
               PEMBELAJARAN (LESSON PLAN )
              DALAM KEGIATAN LESSON STUDY


A. RASIONAL

   Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng-
kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip
kolegalitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan
yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang
secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud
pengembangan komunitas belajar (learning community).
   Secara singkat, lesson study bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran. Pengkajian pembelajaran yang


                                                                                     17
telah dirancang secara kolaboratif atau individual oleh guru/dosen model
dimaksudkan untuk mengases dan mengevaluasi efektivitas dan efesiensi
pembelajaran. Jika kegiatan lesson study dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan maka diharapkan akan dapat meningkatkan keprofesionalan
secara bertahap, khususnya yang terkait dengan kompetensi profesional dan
pedagogis. Hal ini dapat terjadi karena dalam kegiatan lesson selalu terjadi
kolaborasi   dan     sharing   mulai   dari   tahap   perencanaan   pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai
refleksi dan revisi rencana pembelajaran.
   Sesungguhnya inti dari kegiatan lesson study adalah apabila guru atau dosen
mau membuka kelas (pembelajaran) untuk diamati oleh sejawat atau
komponen stakeholders pendidikan yang lainnya, kemudian direfleksi. Untuk
melaksanakan open lesson diperlukan persiapan, yakni menyusun rencana
pembelajaran (lesson plan) dengan perangkat-perangkat lainnya. Selain itu
untuk pelaksaan obervasi dan refleksi diperlukan beberapa kelengkapan
lainnya. Dalam modul singkat ini akan diuraikan rambu-rambu dalam
mempersiapkan pelaksanaan open lesson, khususnya dalam penyusunan
rencana pembelajaran (lesson plan).


B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

      Dalam praktik pelaksanaan lesson study yang dikembangkan oleh
Program SISTTEM (2006 -2008), dan PELITA (2009-2012) bersama JICA wujud
dari lesson plan yang disusun oleh guru di MGMP antara lain berupa RPP dan
perangkat pembelajaran lainnya. Langkah penyusunan rencana pembelajaran
tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.


1. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
   RPP disusun oleh guru-guru di KKG di bawah koordinasi guru fasilitator
   /pemandu. Jika ada pendamping dari pihak yang lebih berkompeten,
   seperti: dosen,    pengawas sekolah, kepala sekolah, atau guru inti maka

                                                                               18
diharapkan hasilnya lebih baik. Tahap-tahap penyusunan RPP dalam tahap
perencaan pembelajaran (plan) antara lain:
a. Pemilihan topik pembelajaran
   Pemilihan topik didasarkan atas pertimbangan tingkat kesulitan materi
   ajar atau kesulitan untuk mengajarkannya (membelajarkan), atau
   berdasarkan urutan materi yang telah dituangkan dalam Program
   Semester (Promes) dan silabus.
b. Menganalisis isi kurikulum atau silabus.
   Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan silabus yang telah
   disusun sebelumnya oleh sekolah/guru.
c. Penetapan indikator dan tujuan pembelajaran untuk topik yang dipilih.
d. Penetapan pendekatan/motode dan startegi pembelajaran
   Pemilihan     metode     dan   strategi   pembelajaran    didasarkan     pada
   karakteristik   materi    ajar,    tingkat   kemampuan      berpikir     siswa
   (karakteristik siswa yang akan diajar), ketersedian sarana dan prasarana
   pendukung dan media, serta masalah-masalah pembelajaran yang sering
   dihadapi oleh guru pada pembelajaran topik tersebut berdasarkan
   pengalaman sebelumnya.
e. Penyusunan skenario pembelajaran
   Setelah ditetapkan metode dan strategi pembelajaran selanjutkan akan
   disusun     langkah-langkah       pembelajaran,   mulai   dari   tahap   awal
   (apersepsi dan motivasi), langkah-langkah kegiatan ini, dan penutup
   (pemantapan, konsulidasi, aplikasi).
f. Penulisan RPP sesuai format yang tetapkan atau disepakati.


Semua tahapan pelaksanaan penyusunan RPP dari mulai memilih topik
sampai penyusunan skenario pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi
yang dipimpin oleh fasilitator atau guru pemandu.




                                                                               19
2. Penyusunan Perangkat Pendukung Pembelajaran

      Perangkat-perangkat         pendukung      yang     umumnya         dibuat    untuk
mengefektifkan        kegiatan   pembelajaran    antara   lain    berupa:    LKS     (jika
diperlukan), instrumen asesmen dan evaluasi, bahan ajar (bacaan), dan media
pembelajaran.

a. Lembar Kerja Siswa

LKS dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi pendaun kerja/belajar siswa.
LKS yang diharapkan adalah LKS yang menuntut kemampuan siswa berpikir
kritis, analitis, kreatif dan menemukan atau memahami konsep-konsep yang
dipelajari. Dalam menyusun LKS , sebaiknya isi LKS tidak hanya menuntut
siswa mengisi titik-titik atau isian singkat yang bersifat informatif belaka. Jika
mungkin upayakan LKS berisi-kasus yang harus dipecahkan siswa melalui
diskusi       dalam      kelompoknya      atau     berupa        arahan      melakukan
percobaan/praktikum. Jika kegiatan belajar dilakuka dalam bentuk kerja
kelompok maka harus dipastikan bahwa pertanyaan atau permasalahan yang
harus dipecahkan siswa benar-benar menuntut siswa berdiskusi dalam
kelompoknya. Sebab, jika pertanyaan dalam LKS terlau sederhana dan bisa
diisi siswa tanpa harus kerja kelompok, maka siswa akan cenderung bekerja
individual.



b. Instrumen Asesmen atau Evaluasi

      Dalam pembelajaran sangat dianjurkan guru atau observer melakukan
asesmen terhadap proses dan hasil belajar siswa, baik yang bersifat kognitif,
psikomotorik, atau afektif. Pengukuran terhadap aspek kognitif sudah biasa
dilakukan guru dalam bentuk tes tulis atau lisan, yang umumnya guru
menyebab dengan tes evaluasi. Tes evaluasi harus benar-benar mengacu atau
mengukur tujuan belajar yang telah ditetapkan. Sementara itu, aspek afektif
dan   psikomotorik       diperlukan    proses    pengukuran/pengamatan             dengan
menggunakan suatu instrumen yang dilengkapi observasi yang dilengkapi
                                                                                        20
pedoman dan rubriknya. Jika hal ini dianggap perlu dan bisa dilakukan
sebaiknya instrumennya juga dikelambangkan pada saat perencanaan (plan).
Jika memungkinkan disarankan untuk menggunakan instrumen yang baku
atau instrumen yang telah diujicoba (validitas dan reliabilitas).

c. Bahan bacaan

       Jika buku sumber atau buku paket tidak tersedia, maka sebaiknya juga
menyusun atau menyediakan bahan bacaan yang ditulis oleh guru untuk
menjadi sumber belajar siswa. Bahan bacaan dapat diambil dari buku
sumber/buku paket, majalah, ensiklopedi atau sumber lainnya yang relevan,
dan mudah diakses/ditemukan oleh siswa. Jika tidak demikian maka guru
harus mengupayakannya.

d. Media

       Media pembelajaran alat bantu belajar yang mengandung pesan konsep
yang akan dipelajari siswa. Misalnya, menggunakan gunting untuk belajar
konsep pesawat sederhana atau titik tumpu, gambar cerobong pabrik dengan
asap yang mengepul untuk contoh pencenaran udara, dsb. Sedapat mungkin
guru      mengupayakan    adanya    media    belajar   yang    mendukung   agar
mempermudah memahami konsep, terutama yang bersifat abstrak. Untuk
penggunaan media atau alat yang bersifat rumit maka sebaiknya alat atau
media tersebut dicoba dulu bersama pada saat tahap perencanaan tersebut. Hal
ini penting untuk memastikan bahwa alat/media dalam kondisi siap pakai dan
akan menghasilkan data hasil amatan atau percobaan yang memadai dan
akurat.
       Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam forum diskusi dan bekerja di
dalam forum pertemuan KKG/MGMP. Namun demikian sesungguhnya tidak
salah seandainya ada calon guru model yang menyusun dan mempersiapkan
sendiri lesson plan yang akan dipakai dalam open class, jika ia merasa mampu
dan/atau waktu kolaborasi yang tidak memungkinkan.



                                                                             21
F. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan
sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk
meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk tugas yang diberikan,
lakukanlah secara sabar sebagai sarana untuk berlatih.
1. Jelaskan   pentingnya     penyusunan     rencana      pembelajaran   sebelum
   pelaksanaan open class!
2. Sebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran yang lengkap
   dan operasional!
3. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana
   pembelajaran yang baik!


TUGAS
Susunlah rencana pembelajaran yang operasional untuk persiapan open class,
dengan memilih salah satu topik pembelajaran yang akan Anda laksanakan
pembelajaran di kelas Saudara. Lengkapi rencana pembelajaran tersebut dengan
perangkat pembelajaran pendukung yang diperlukan.




                                                                             22
BAGIAN IV
 MELAKSANANAAN PEMBELAJARAN YANG DIOBSERVASI
                (OPEN LESSON)

A. Pengantar
      Bagian yang sangat penting dari kegiatan lesson study adalah tahap
pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran atau biasa disebut open
class atau open lesson. Karena sesungguhnya, tahap pelaksanaan pembelajaran
merupakan tahap untuk membuktikan, apakah rencana pembelajaran yang
telah disusun dengan cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek
pembelajaran dapat menghasil proses pembelajaran yang efektif dengan hasil
belajar siswa yang maksimal.
      Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini para observer atau pengamat,
yakni anggota KKG, kepala sekolah, pengawas sekolah atau komponen yang
lain, dapat menemukan berbagai hal yang terkait dengan aktivitas belajar siswa.
Observer harus melakukan pengamatan secara cermat terhadap setiap langkah
aktivitas belajar siswa, sehingga dapat menemukan hal-hal menarik dalam
aktivitas belajar, baik bersifat positif (mendukung) atau negatif (tidak
mendukung) proses pembelajaran. Fakta-fakta harus di catat oleh pengamat
dengan menyertakan bukti autentik, yakni nama siswa dan momen lain yang
menyertainya. Sebagai contoh: Adi melamu dan tidak memperhatikan
penjelasan guru saat guru mengawali kegiatan belajar; Yanti bermain-main alat
percobaan ketika teman-teman di kelompoknya sedang asyik melakukan
pengamatan.
      Dengan     langkah-langkah    pembelajaran     yang   dibuat   oleh   guru,
sebagaimana yang tertuang dalam skenario, apakah setiap siswa telah belajar
secara sungguh-sunguh, melakukan aktivitas fisik dan mental (berpikir), dan
kemudian berhasil memahami atau menemukan konsepnya? Harus diingat
bahwa, di dalam pembelajaran tugas seorang guru adalah melayani hak belajar
setiap siswa. Itu artinya, setiap siswa di kelas harus dapat belajar sesuai dengan

                                                                               23
kemampuannya masing-masing untuk dapat memahami materi pelajaran atau
menemukan konsepnya.           Hal ini berarti pula guru harus membantu,
memfasilitasi, membimbing siswa agar dapat belajar. Di dalam membantu
siswa, sangat diharapkan guru melibatkan siswa lain yang lebih mampu untuk
membantu temannya. Inilah yang disebut collaborative learning.
       Apa yang seharusnya dilakukan oleh guru model dalam melaksanakan
pembelajaran (open class) dan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam
mengamati pembelajaran akan diberikan panduan dalam modul ini.


B. Tujuan
       Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
   1. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open
       class,
   2. melaksanakan pembelajaran (open class) secara efesien dan efektif,
   3. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat.


C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar
       Bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
ini antara lain:
   1. RPP dan perangkat pembelajaran pendukung
   2. Media pembelajaran yang diperlukan
   3. Lembar observasi pembelajaran


D. Langkah Kegiatan Belajar
       Untuk dapat melaksanakan pembelajaran di kelas (bagi guru model) dan
melakukan pengamatan pembelajaran secara cermat (bagi observer) ikutilah
langkah belajar berikut ini.




                                                                           24
Kegiatan 1:                Kegiatan 2:                       Kegiatan 3:
    PENDAHULUAN                PRESENTASI SKENARIO               PELAKSANAAN
    Fasilitator/Guru           PEMBELAJARAN                      PEMBELAJARAN
    Pemandu                    • Jika terjadi perubahan-         • Guru model
    menyampaikan                 perubahan skenario dari            melaksanakan
    rencana kegiatan             rencana semula guru                pembelajaran
    open class hari ini.         model diharapkan                   sesuai skenario
                                 menyampaikan skenrio
                                 secara singkat.
                               • Guru model membagikan
                                 foto kopi RPP dan
                                 perangkat lainnya,
                                 termasuk lembar observasi


  Kegiatan 6:                  Kegiatan 5:                   Kegiatan 4:
  MENULISKAN                     MEMBUAT                       OBSERVASI
  PENGALAMAN                     CATATAN HASIL                 PEMBELAJARAN
  BERHARGA                       OBSERVASI                     • Observer
  Setelah melakukan            • Setelah melakukan               melakukan
  observasi pengamat             observasi pengamat              pengamatan
  mengidentifikasi dan           menyusun kembali                pembelajaran secara
  menuliskan                     catatan hasil temuan            cermat dan tertib
  pengalaman berharga            tentang aktivitas           (Kegiatan observasi
  yang diperoleh dari            belajar siswa yang          tentu saja dilakukan
  observasi                      menarik untuk diskusi       bersamaan dengan
  pembelajaran                   bahan refleksi              pembelajaran yang
                                                             dilakukan oleh guru
                                                             model)




E. Bahan Bacaan untuk Fasilitator
       Untuk mempersiapkan pelakasanaan pembelajaran yang diobservasi (open class),
serta untuk dapat melakukan observasi secara tertib bacalah artikel singkat tentang
               RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN OPEN CLASS
rambu-rambu open class dan observasi pembelajaran berikut ini.
                     DAN OBSERVASI PEMBELAJARAN




                                                                                       25
Secara prinsip tidak ada beda antara pembelajaran rutin dengan
pembelajaran dalam konteks open class. Namun karena pembelajaran dalam
konteks open class ada pengamatan dan refleksi maka diperlukan perangkat dan
pengaturan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran. Perangkat pendukung
kegiatan open class atara lain berupa denah tempat duduk siswa/mahasiswa,
lembar observasi, perekam kegiatan belajar, rambu-rambu observasi dan
refleksi.

1. Setting Kelas

       Dalam kegiatan open class hadir sejumlah pengamat (observer). Jumlah
observer yang melakukan pengamatan tidak ada ketentuan minimal atau
maksimal. Yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan ruang (space) kelas
yang sesuai untuk sejumlah pengamat. Yang pokok, bahwa para pengamat
dapat mengamati secara leluasa dan dapat mendekat ke siswa, agar dapat
mengamati dan mendengarkan dengan jelas apa saja yang dilakukan dan
dibicarakan siswa dalam belajar. Apakah tingkah laku siswa tersebut terkait
atau mendukung efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran? Oleh karena itu
ruang kelas harus ditata sedemikian rupa agar proses open class berjalan lancar.

       Beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan antara lain:

1. Ruang kelas yang dipakai harus disesuaikan dengan jumlah observer yang
   akan hadir atau sebaliknya jumlah observer dibatasi sesuai dengan ukuran
   kelas dan jumlah siswa;

2. Prinsipnya; observer memiliki ruang untuk berpindah dari satu sisi ke sisi
   yang lain untuk mendekat ke siswa yang sedang dalam fokus
   pengamatannya dengan tanpa menganggu siswa atau guru;

3. Jika pembelajaran dilaksanakan dalam setting kerja kelompok, maka harus
   ada ruang bagi dosen dan observer untuk mendekati siswa dan dapat
   berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain;




                                                                               26
4. Jumlah siswa dalam kelompok sebaiknya tidak lebih dari 4 orang dengan
   komposisi yang heterogen dari aspek kemampuan dan gender.

2. Denah tempat duduk siswa

   Dalam kegiatan observasi pembelajaran para pengamat (observer) harus
   dapat dengan memudah mengamati fakta/peristiwa belajar yang terjadi
   dan dengan mudah mengenali setiap siswa. Oleh karena itu jika siswa
   dirancang akan melakukan pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok,
   maka sebaiknya ada denah tempat duduk atau kelompok kerja, yang antara
   lain berisi gambar/denah, nomor dan nama siswa.




                                                Keterangan:
                                                       = siswa putra
                                                       = siswa putri
                                                       = observer (posisi
                                                observer dapat mendekat
                                                ke siswa atau ke tengah
                                                kelas saat siswa sedang
                                                dalam belajar kelompok)




3. Lembar Observasi

   Pada dasarnya observasi dalam konteks lesson study difokuskan pada
   aktivitas belajar siswa, dan bukan pada langkah-langkah pembelajaran yang
   dilakukan oleh guru. Walaupun sesungguhnya apa yang dilakukan oleh
   siswa dalam kegiatan belajar terkait dengan langkah-langkah yang
   dilakukan guru dalam mengajar. Lesson study bukan microteaching atau peer
   teaching. Hal ini perlu ditegaskan mengingat seringkali pada saat refleksi
   para observer lebih banyak mengomentari bahkan mengkritik langkah-

                                                                            27
langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru dari pada aktivitas dan
   keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu agar observasi terarah pada
   aspek-aspek yang harus diamati diperlukan lembar observasi.

   Pada dasarnya lembar observasi yang pernah digunakan dalam kegiatan
   lesson study dipergunakan oleh para guru atau observer yang sedang dalam
   proses belajar mengamati pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pengamatan
   lebih terarah. Namun ketika sudah terampil atau mahir dalam observasi
   cukup menggunakan buku catatan kosong sebagai alat perekam. Contoh
   lembar observasi yang pernah digunakan dapat dilihat seperti di bawah ini.

4. Perekam Kegiatan Belajar

   Fakta-fakta atau peristiwa belajar yang menarik dapat direkam dalam
   bentuk catatan anekdotal atau direkam melalui kamera foto atau video (jika
   ada). Selain sebagai alat dokumentasi, rekaman video atau foto dapat
   digunakan sebagai bukti otentik yang akan dirunjuk atau dikemukakan
   pada saat refleksi. Namun demikian perekaman tidak menjadi suatu
   keharusan.

5. Rambu-rambu Observasi

   Bagi para pengamat pembelajaran pemula dalam kegiatan lesson study
   diperlukan rambu-rambu agar dapat melakukan observasi dengan tepat
   dan cermat. Dalam rambu-rambu observasi akan dijelaskan antara lain
   tentang: dimana sebaiknya posisi observer pada saat mengamati kelas,
   bagaimana cara mengamati.




                                                                            28
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN
                     DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

                                              Tanggal: ....... ....................... ………

A. Apakah semua siswa/mahasiswa benar-benar telah belajar tentang topik
   pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka relajar? (disertai fakta konkrit dan
   alasannya)




B. Siswa/mahasiswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari
      ini?
   (harus didasarkan pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa)




C. Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa
   penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda?
   (disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang
   sesuai)




D. Bagaimana usaha guru/dosen dalam mendorong siswa/mahasiswa yang tidak aktif
   untuk belajar?




E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari
   ini?




Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain: interaksi
antar siswa-siswa dalam satu kelompok, siswa-siswa antar kelompok, siswa - guru,
siswa - media/sumber belajar, siswa – lingkungan.

Guru Model/ Kelas /Sekolah: ____________________ / _________ / ___________
Nama Observer : _______________ Jabatan: Guru / KS / Pengawas / Dosen / ......

                                                                                             29
PANDUAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN (OBSERVASI)
                      DALAM KEGIATAN LESSON STUDY


A. SEBELUM PENGAMATAN
       Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran dan
pengamatan dimulai.
1.   Pengamat dan undangan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit
     sebelum pembelajaran dimulai
2.   Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi
     belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tenang,
     bila berbicara jangan menimbulkan kebisingan di sekolah
3.   Siapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan
     setiap peserta lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat
     pembelajaran lainnya yang telah diperbanyak untuk para pengamat.
4.   Denah tempat duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan
     untuk mempermudah proses pengamatan. Denah tempat duduk yang
     dilengkapi dengan nama siswa dibuat dalam selembar kertas untuk
     diperbanyak dan dibagikan pada seluruh pengamat yang datang.
5.   Jika Anda membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada
     panggil tidak berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon
     kecuali untuk hal-hal terpaksa. Juga dihindari kesibukan mengirim sms.
6.   Usahakan untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam
     ruangan/kelas.
7.   Pastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin
     buang hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum
     pembelajaran.
B. PADA WAKTU MENGAMATI PROSES PEMBELAJARAN
1.   Semua peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang
     ditentukan.


                                                                              30
2.   Begitu memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak
     lagi berkeinginan keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan
     bersiap mengamati siswa belajar.
3.   Segera menempati posisi sedemikian sehingga dapat memperhatikan
     perubahan wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal
     adalah dihadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi saling berhadapan,
     posisi yang ideal adalah di samping kelompok.
4.   Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak
     jika sudah lebih dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat mengamati
     beberapa kelompok lain sehingga dapat mengetahui atmosfir kelas secara
     keseluruhan.
5.   Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun.
     Misalnya ikut membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah
     guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi
     siapapun.
6.   Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan
     pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat),
     katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.
7.   Tidak mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika
     Anda sedang mendekati kelompok atau berada di tengah-tengah kelas,
     kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka
     segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.
8.   Tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara
     dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan.
9.   Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar
     (guru/siswa) lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu
     kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
10. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam ruangan pembelajaran.
11. Ingat, fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru
     yang mengajar. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika fenomena

                                                                            31
yang diamati tidak tercantum dalam lembar observasi, pengamat dapat
    menambahkannya.
12. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir
    pembelajaran.
13. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan:
     a) Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru
     b) Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran?
     c)    Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari
           lingkungan?
     d) Bagaimana upaya guru membuat siswa kreatif?


Catatan Penting:

Seringkali pejabat beranggapan bahwa kegiatan buka kelas dan refleksi adalah
kegiatan guru, karena itu hanya gurulah yang berhak melakukan secara
intensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Namun sebenarnya
tidaklah demikian. Agar dapat memahami dan menghayati bagaimana siswa
belajar dan permasalahan apa saja yang bersangkutan dengan proses
pembelajaran, maka semua yang berkepentingan dengan pendidikan (kepala
sekolah, wakil, pengawas, Pimpinan dan Staf Dinas Pendidikan, dosen
perguruan tinggi) ikut secara aktif terutama pada waktu pelaksanaan
pembelajaran (obsevasi) dan refleksi. Pelaksanaan dan refleksi merupakan inti
dari SP.    Di kedua tahapan (observasi dan refleksi) itu kita dapat belajar
bagaimana siswa belajar, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa
saja yang diperlukan siswa dalam belajar. Di kedua tahapan itu kita juga dapat
menjadi peneliti dengan jalan mengamati dan menganalisis, yang kemudian
menyampaikan secara lisan pada waktu diskusi refleksi. Sekiranya pada waktu
diskusi refleksi tidak dapat hadir, pengamat dapat menyerahkan catatan
refleksinya untuk dibacakan moderator.
(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan
Ibrohim, 2008)

                                                                                       32
F. EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan
sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk
meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat
mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class
   agar kegiatan berjalan lancar, efektif dan efisien!
2. Dimana sebaiknya pengamat mengambil posisi berdiri agar dapat
   melakukan pengamatan dengan jelas dan tidak menggangu siswa.
3. Mengapa pengamat tidak boleh intervensi kepada siswa atau guru model?
4. Jelaskan mengapa open class tidak sama dengan peer teaching atau
   microteaching!
5. Sebutkan rambu-rambu agar dapat melakukan pengamatan pembelajaran
   secara cermat dan efektif!


TUGAS:
       Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih
lesson study.
1. Lakukan sebuah pembelajaran yang diobservasi pada mata pelajaran yang
   Anda ampu! Mintalah teman sejawat atau anggota KKG sebagai pengamat!
   Catat hasilnya dan laporkan pengalaman tersebut dalam pertemuan KKG
   berikutnya.
2. Jika ada kegiatan open class di sekolah atau di KKG ikutilah dan jadilah
   observer yang baik. Catat semua temuan yang ada peroleh dari hasil
   pengamatan kegiatan belajar siswa!




                                                                           33
BAGIAN V
                  MELAKUKAN DISKUSI REFLEKSI


A. Pengantar
      Kegiatan refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari lesson
study. Bahkan dapat dikatakan keberhasilan sebuah kegiatan lesson study dapat
dilihat dari kegiatan refleksinya. Sebuah pembelajaran yang sudah disusun
skenarionya, dapat berhasil dilaksanakan di kelas atau sebaliknya tidak
sepenuhnya berhasil. Perlu disadari, bahwa tidak ada pembelajaran yang
sempurna. Kekurangan yang terjadi di sana sini atau tidak sesuai dengan
skenario merupakan hal yang harus disadari. Karena sesungguhnya kelas
(pembelajaran) merupakan sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu tentu banyak
hal menarik dalam kegiatan belajar yang dapat ditemukan dan dicatat oleh
pengamat. Temuan-temuan tersebut akan menjadi bahan diskusi refleksi.
      Kegiatan refleksi dalam lesson study dilakukan dalam bentuk diskusi.
Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan dilakukan secara interaktif.
Berdasarkan pengalaman melaksanakan forum diskusi refleksi pada tahap awal
pengembangan lesson study, diskusi refleksi terkesan monotone, kurang interaktif
dan efektif. Setiap observer terkesan hanya melaporkan temuan-temuannya
tanpa disertai analisis yang mendalam dan alternatif solusi yang ditawarkan.
Pengamat yang satu kurang peduli dengan komentar pengamat lainnya.
Akibatnya kegiatan diskusi kurang efektif dalam menemukan masalah-masalah
pembelajaran dan mencari pemecahannya.
      Setelah pelaksanaan diskusi refleksi guru model dan para pengamat akan
mendapatkan pengalaman-pengalaman atau pelajaran berharga yang dapat
dipergunakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas masing-masing. Bagi
guru model kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah merevisi
rencana pembelajaran berdasarkan masukan-masukan dari refleksi. Hasil revisi
rencana pembelajaran dapat dipergunakan untuk pembelajaran di kelas paralel
yang lain atau untuk pembelajaran tahun berikutnya. Demikian juga para

                                                                             34
pengamat juga dapat memanfaatkan rencana pembelajaran tersebut di kelasnya,
tentu saja dengan modifikasi-modifikasi yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi kelas. Namun demikian,       selain rencana pembelajaran yang telah
digunakan dalam open class masih banyak pengalaman berharga lain yang dapat
dipetik oleh setiap guru atau pengamat untuk memperbaiki pembelajaran di
kelasnya atau menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan
pendidikan di daerahnya.
       Untuk berlatih melakukan diskusi refleksi dan menghindari terjadinya
diskusi refleksi yang monoton, kurang interaktif dan efektif lakukan kegiatan
pembelajaran dalam modul ini.
B. Tujuan
       Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini
adalah para guru dapat:
1. Menjelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study,
2. Menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif dan efektif,
3. Melaksanakan kegiatan diskusi refleksi yang interaktif dan efektif,
4. Melakukan tindak lajut berdasarkan hasil refleksi.
C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar

       Untuk dapat melakasanakan kegiatan belajar atau berlatih memahami
dan melaksanakan refleksi dalam lesson study perlu dipersiapkan bahan-bahan
berikut ini.
1. Catatan hasil observasi
2. Rambu-rambu refleksi (panduan diskusi refleksi)
3. Catatan untuk hasil diskusi
4. Ruang diskusi yang tempat diduduknya disusun dalam bentuk melingkar
   atau leter U sehingga semua pengamat dapat saling memperhatikan.
5. Papan tulis atau whitebord
6. Denah tempat duduk siswa yang pajang di depan forum
7. Rekaman kegiatan pembelajaran atau foto2 kegiatan belajar (jika tersedia)



                                                                               35
D. Langkah Kegiatan Belajar
       Untuk dapat belajar dan berlatih memahami dan melaksanakan diskusi
refleksi dalam kegiatan lesson study ikutilah langkah belajar berikut ini.


                                                           Kegiatan 3:
  Kegiatan 1:             Kegiatan 2:                      PELAKSANAAN DISKUSI
  PENDAHULUA                                               REFLEKSI
                          PENJELASAN
  N                                                        • Guru pemandu
                          RAMBU-RAMBU
  Fasilitator/Guru        REFLEKSI                            memimpin diskusi
  Pemandu                                                     refleksi (sebagai
                          • Guru pemandu/
  menjelaskan                                                 moderator)
                            fasilitator menjelaskan
  rencana kegiatan          rambu-rambu dan                • Guru model
  belajar diskusi           langkah-langkah                   menyampaikan refleksi
  refleksi                  diskusi refleksi                  diri dari kegiatan
                                                              pembelajaran yang
                          • Memilih salah satu
                                                              dilakukan
                            peserta menjadi
                            notulis diskusi                • Peserta menyampaikan
                                                              komentar berdasarkan
                                                              hasil pengamatannya
                                                              dan juga diharapkan
                                                              menganggapi komentar
                                                              pengamat yang lain




      Kegiatan 5:                            Kegiatan 4:
        MERENCANAKAN                           REFLEKSI DIRI
        DAN MELAKUKAN                          PENGALAMAN
        TINDAK LANJUT                          DISKUSI REFLEKSI
      • Guru model merevisi                  • Setiap peserta lesson
        rencana pembelajaran (jika             study diharapkan
        diperlukan)                            menuliskan refleksi
      • Pengamat memanfaat                     diri berdasarkan
        rencana pembelajaran                   pengalaman
        untuk di kelasnya dengan               mengikuti kegiatan
        melakukan penyesuaian.                 lesson study,
      • Merencanakan kegiatan                  khususnya tahap
        lesson study untuk waktu               observasi dan refleksi
        selanjutnya




                                                                                      36
E. Bahan Bacaan
         Berdasarkan pengalaman kegiatan diskusi refleksi merupakan bagian yang
relatif sulit berkembang. Karena kegiatan refleksi berkaitan dengan keterampilan
berbicara dan berdiskusi secara santun namun berarti. Oleh karena bagi yang baru
belajar diperlukan rambu-rambu agar diskusi berjalan lancar, interaktif dan efektif.
Komentar yang disampaikan dalam forum diskusi refleksi tidak hanya berupa kegiatan
mengorek kekurangan guru atau kritik dan kemudian berlomba memberikan saran.
Komentar dalam refleksi harus berupa penyampaian temuan fakta atau fenomena
belajar siswa yang menarik (positif atau negatif) yang disertai analisis mendalam
penyebab dan alternatif solusi untuk pemecahan masalahnya. Jalannya diskusi refleksi
sangat ditentukan oleh kepiawaian moderator. Untuk dapat melakukan refleksi yang
interaktif dan efektif perhatikan rambu-rambu berikut ini.




               TEKNIK MODERASI DALAM DISKUSI REFLEKSI



         Berikut akan diuraikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh moderator
dalam memimpin diskusi refleksi agar diskusi berlangsung kondusif, interaktif dan
efektif. Namun demikian, perlu dipahami bahwa rambu-rambu ini hanyalah sebuah
contoh     berdasarkan     pengalaman.     Artinya   pembaca     diharapkan     dapat
mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing.
A. Membuka dan Mengawali Diskusi Refleksi
1) Moderator adalah ”orang kunci” yang dapat menghidupkan suasana diskusi.
2) Seorang moderator dalam diskusi refleksi lesson study bukan hanya harus pandai
   berbicara sesuai situasi, tetapi ia juga harus memahami isi setiap pembicaraan.
   Oleh karena itu moderator juga harus mengikuti dan mencermati semua
   situasi/kejadian pembelajaran yang akan direfleksikan.
3) Ketika mengawali dan membuka suasana diskusi, upayakan untuk menyegarkan
   suasana pertemuan, yang umumnya para observer dan peserta lesson study sudah
   mulai lelah karena sebelumnya berdiri lama dalam melakukan observasi. Hal ini
   dapat dilakukan misalnya dengan menyapa beberapa orang yang sudah dikenal
   atau mengenalkan beberapa orang peserta atau tamu yang belum dikenal peserta
   pada umumnya. Jangan lupa memberikan komentar awal yang arahnya
                                                                                    37
memberikan penghargaan atau sanjungan untuk memberikan dukungan moral
     kepada guru model.
4) Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru model atas sajian pembelajaran yang
     telah dibuat dan berikan penghargaan, misalnya berupa tepuk tangan dari semua
     peserta.
B. Refleksi Diri Guru Model
1) Pada saat memberi kesempatan guru model untuk menyampaikan refleksi,
     sampaikanlah rambu-rambu apa saja yang perlu diungkapkan oleh guru model,
     antara lain;
     a. Guru tidak hanya mengungkapkan perasaan senang, sedih, bangga atau
         kurang puas dengan hasil mempraktikan skenario pembelajaran yang telah
         dirangcang/dipersiapkan.
     b. Guru        model   perlu   menyampaikan   ringkasan    alur   langkah-langkah
         pembelajaran, terutama untuk mengulas hal-hal yang menarik, baik itu
         ketidak-terlaksanaan langkah-langkah pembelajaran maupun kasus-kasus
         menarik pada langkah tersebut.
     c. Untuk melengkapi refleksi diri, guru model dapat menyebutkan kira-kira
         persentase ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dibuat.
C. Membagi Termin dan Melaksanakan Diskusi

1.   Agar diskusi lebih terfokus dan terarah, sebaiknya waktu diskusi dibagi menjadi
     beberapa termin dengan masing-masing termin mengacu pada permasalahan
     tertentu. Misalnya ada termin yang khusus membahas tentang:

     •   interaksi siswa-siswa dalam kelompok maupun dalam presentasi hasil
         diskusi/kerja kelompok,

     •   interaksi siswa dengan media belajar,

     •   interaksi siswa dengan guru,

     •   lompatan-lompatan belajar yang dibuat oleh beberapa siswa,

     •   pengalaman-pengalaman berharga yang dapat diperoleh dari kegiatan
         observasi,

     Tema-tema tersebut dapat diatur secara fleksibel sesuai dengan situasinya.

2.   Setelah termin diskusi dibuka, berikan kesempatan kepada beberapa orang untuk
     mengemukakan temuan hasil pengamatan yang menarik untuk diulas dan yang

                                                                                    38
sesuai dengan tema termin diskusi. Komentar sebaiknya disertai dengan
     mengemukakan fakta atau data konkrit hasil pengamatan, misalnya dengan
     menunjukkan kelompok atau nama siswa. Kendalikan agar setiap orang
     menyampaikan komentar sesuai dengan tema dan dalam bahasa yang ringkas tapi
     jelas. Hindarkan uraian komentar yang berbelit-belit.

3.   Di dalam menyampaikan temuan dari hasil observasi, sebaiknya guru tidak
     membaca catatan dalam lembar observasi secara keseluruhan, tetapi disarankan
     untuk memilih bagian catatan yang terkait dengan tema. Jika ada komentar yang
     mulai   menyimpang       dari   tema,   sebaiknya    diingatkan    untuk   kembali
     menyampaikan komentar yang sesuai dengan tema yang didiskusikan.

4.   Jika ada pertanyaan klarifikasi atau komentar dari peserta di luar tema atau di luar
     konteks lesson study maka moderator harus dapat mengisolir hal tersebut untuk
     tidak diteruskan, misalnya dengan cara mengatakan ”hal tersebut akan kita bahas
     di lain kesempatan”

5.   Setelah seseorang atau beberapa orang menyampaikan komentar terkait dengan
     temuannya, moderator harus berusaha untuk menangkap esensi dan hal menarik
     yang perlu dibahas lebih jauh terkait dengan penyebab munculnya fenomena
     tersebut dan alternatif solusi yang diusulkan.

6.   Setelah beberapa temuan menarik yang sejenis (sesuai tema) diungkapkan oleh
     beberapa observer, berikutnya lemparkan masalah tersebut kepada peserta yang
     lain untuk ditanggapi, terutama pada ulasan tentang kemungkinan penyebab
     munculnya fenomena tersebut dan kemungkinan alternatif solusinya.

7.   Dalam memberikan masukan tentang alternatif solusi suatu permasalahan
     disarankan agar pengusul mendasarkan usulan tersebut pada pengalaman praktis
     di sekolah masing-masing atau rujukan teori atau kalangan pakar pendidikan.

8.   Perhatian dan konsentrasi moderator harus selalu fokus pada setiap komentar
     yang disampaiakan peserta, dan selalu dapat berpikir ”Bagaimana membuat situasi
     diskusi lebih hidup, menarik, dan tidak membosankan. Jika ada ucapan dari
     observer atau kejadian-kejadian kecil tertentu yang memungkin dijadikan bahan
     ”jok-jok” atau humor maka upayakan untuk dimunculkan dengan sedikit
     ”dibumbui” agar menyegarkan suasana.



                                                                                       39
9.   Upayakan untuk memberikan kesempatan yang merata kepada semua peserta
     diskusi. Oleh karena itu hindarkan adanya dominasi komentar atau bicara pada
     orang tertentu. Jika ingin membatasi komentar peserta yang terlalu panjang, maka
     sampaikanlah dengan bahasa yang halus, dengan sedikit gurauan atau permintaan
     maaf. Tunjuk atau mintalah kepada salah satu atau beberapa peserta yang
     kelihatan pasif untuk menyampaikan pendapat terkait dengan hal yang sedang
     dibahas, misalnya dengan meminta seseorang untuk berpendapat setuju atau tidak
     setuju terhadap pendapat yang lain.

10. Pada akhir setiap termin, moderator harus berusaha untuk memberikan ulasan

     singkat, semacam resume, dari hal yang didiskusikan pada termin tersebut. Hati-
     hati agar moderator tidak membuat kesimpulan yang merupakan justifikasi yang
     paling benar, atau seolah-olah diskusi tersebut telah menghasilkan satu aturan
     yang berlaku umum. Biarlah kesimpulan akhir dirumuskan sendiri oleh masing-
     masing peserta dan menjadi ”good practices” yang akan dicoba untuk
     diimplementasikan di sekolah masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi
     yang ada.

11. Setelah termin pertama selesai diskusi dilanjutkan ke termin berikutnya dengan

     tema atau fokus diskusi yang lain. Selesai dalam arti masalah yang muncul,
     kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya telah dibahas secara tuntas. Begitu
     seterusnya sampai semua masalah yang muncul didiskusikan.

12. Pada setiap akhir termin moderator dapat memberikan kesempatan kepada guru

     model untuk memberikan tanggapan. Hindarkan tanggapan dari guru model yang
     terkesan ”terlalu membela diri” atau mencari pembenaran atas kejadian atau
     kekurangan yang ada.

13. Nara sumber (Dosen dan atau Guru Pamong) diberi kesempatan untuk

     menyampaikan komentar singkat terkait dengan fokus diskusi suatu termin, atau
     diberi kesempatan berkomentar pada akhir sesi sebelum refleksi ditutup.
     Sebaiknya diberikan tekanan pada narasumber hal penting yang diharapkan
     mendapatkan ulasan, selain ulasan yang telah dipersiapkan sendiri oleh
     narasumber.




                                                                                    40
14. Jika ada masukan yang sangat berarti untuk skenario pembelajaran atau perangkat

   pembelajaran, maka sarankan agar RPP segera direvisi oleh guru model atau oleh
   kelompok.


D. Mengakhiri Diskusi Refleksi
1. Sebelum menutup forum diskusi refleksi moderator dapat menyampaikan
   ringkasan atau penegasan tentang hal-hal penting yang telah didiskusikan.
2. Saat menutup jangan lupa menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak
   yang telah berpartisipasi, misalnya kehadiran Dosen FMIPA UM, Guru Pamong,
   Kepala Sekolah, Pengawas, Dinas P dan K, dll.


(Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan
Ibrohim, 2008)


                    Selamat mencoba, mudah-mudahan lebih berhasil ...!



F. EVALUASI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan
sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk
meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat
mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
1. Jelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study!
2. Jelaskan secara garus besar rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang
   interaktif dan efektif!
3. Mengapa pengamat disarankan untuk tidak mengkritik guru model dalam
   kegiatan refleksi.




                                                                                       41
TUGAS:
       Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih
lesson study.
1. Jika Saudara sedang mengikuti kegiatan lesson study di sekolah atau KKG
   ikutilah kegiatan diskusi refleksi secara sungguh-sungguh, agar memperoleh
   pengalaman yang cukup. Perhatikan bagaimana cara moderator, guru model
   dan pengamat lain menyampaikan komentar.
2. Setelah mengikuti kegiatan lesson study, cobalah untuk merencanakan dan
   melakukan tindak lajut berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Lakukanlah
   pembelajaran di sekolah Anda dengan mengaplikasikan pengalaman-
   pengalaman baik dari lesson study.




                                                                            42
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009
      Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas.


Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics
       Curriculum, (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/ publications/11/-
       Garfield.doc, diakses 19 Juni 2006.


Istamar Syamsuri dan Ibrohim. 2008. Lesson study (Studi Pembelajaran): Model
       Pembimbinaan Pendididk dipetik dari Pengalaman Implementasi Lesson study dalam
       Program SISTTEMS JICA di Kabupaten Pasuruan. Malang: FMIPA UM


Kusdijantono, T. 2008. Aktualisasi Pengawasan dalam Lesson study. Makalah dalam
       International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.


Liliasari. 2008. Teacher Professional Development through Chemistry Education Lesson study
        at Tanjungsari. Makalah dalam International Conference on Lesson study,
        Bandung, 31 Juli – 1 Agustus.


Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change.
       Philadelphia: Reseach For better School .Inc.


Lewis, C. Perry, R. Dan Murata, A., 2006. How Should Research Contribute to
       Instructional Improvement?: The Case of Lesson study. Educational Researcher,
       35(3):3-14.


Noor, Idris, HM. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa
      Inggris. Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, Depdiknas (Online):


Robinson, Naomi. 2006. Lesson study: An example of its adaptation to Israeli middle school
      teachers. (Online), (stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/
      Robinson_proposal.doc, diakses 25 September 2006).


Richards, J.C., Platt, J. and Platt, H. 1992. Longman Dictionary of Language Teaching and
       Applied Linguistics. Longman.


Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Piloting Activities
        under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya &
        Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September.


Saito, E., Harun, I.,dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia:
        Studi Kasus dari IMSTEP. Jurnal Mimbar Pendidikan, 3 (24):24-32.


                                                                                             43
Saito, E., Sumar, H., Harun, Ibrohim, Kuboki, I., dan Tachibana, H. 2006. Development
        of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics
        and Science Teacher Education Project. Improving Schools, 9(1): 47-59.


Stepanek, J. 2003. Researchers Every Classroom. Northwest Teacher: 4(3): 2-5


Sulasmi, E.S., dan Rahayu, S. 2006. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Piloting dan
      Lesson study dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Kota Malang.
      Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA,
      Yoyakarta. 1 Agustus.


Sumarna. 2006. Implementasi Lesson study Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan
      Kemampuan Guru Biologi Melakukan Pembelajaran Inovatif. Booklet Seminar
      Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yoyakarta, 1 Agustus.


Walker, J.S. 2005. UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online),
      www.uwec.edu/walkerjs/Lesson_Study/Statement_of_Purpose.pdf., diakses
      26 Oktober 2006.




                                                                                     44

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guru
Alby Alyubi
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
SMK Negeri 6 Malang
 
PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)
Srinah Yanti
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Achmad Anang Aswanto
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
Princess Indry
 
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdfKelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
zhenkekamahendra
 

La actualidad más candente (20)

Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptxPerkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
Perkembangan Teknologi, Media, dan Pembelajaran (Topik 1).pptx
 
Lembar observasi guru
Lembar observasi guruLembar observasi guru
Lembar observasi guru
 
Contoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaanContoh program remidial dan program pengayaan
Contoh program remidial dan program pengayaan
 
UbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptxUbD Klp 3.pptx
UbD Klp 3.pptx
 
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
Risa Zakiatul H. Laporan Observasi Pelaksanaan Pembelajaran IPA di SDN Galung...
 
Makalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip FleksibilitasMakalah Prinsip Fleksibilitas
Makalah Prinsip Fleksibilitas
 
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignMengenal framework UbD - Understanding by Design
Mengenal framework UbD - Understanding by Design
 
1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma1. konsep penilaian ma
1. konsep penilaian ma
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Model pembelajaran assure
Model pembelajaran assureModel pembelajaran assure
Model pembelajaran assure
 
PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Pemetaan kompetensi pembelajaran
Pemetaan kompetensi pembelajaranPemetaan kompetensi pembelajaran
Pemetaan kompetensi pembelajaran
 
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdfKelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
Kelompok 5_TBPP_Ruang Kolaborasi (Topik 1) (1).pdf
 
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdfRuang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
 
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan PembelajaranPengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Pengertian dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
 

Destacado

Modul komuniti pembelajaran profesional
Modul komuniti pembelajaran profesional Modul komuniti pembelajaran profesional
Modul komuniti pembelajaran profesional
Qian Tan
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
TyasMommy Cozy Azalea
 
Format angket lesson study
Format angket lesson studyFormat angket lesson study
Format angket lesson study
Winarno San
 
Proposal workshop multiple intelligence +
Proposal workshop multiple intelligence +Proposal workshop multiple intelligence +
Proposal workshop multiple intelligence +
Teguh Handoko
 
Lesson design perkalian
Lesson design perkalianLesson design perkalian
Lesson design perkalian
zulvamunayati
 
10 instrumen-pendampingan
10 instrumen-pendampingan10 instrumen-pendampingan
10 instrumen-pendampingan
Poedjoko
 
Pengenalan kepada plc omron cqm1 h
Pengenalan kepada plc omron cqm1 hPengenalan kepada plc omron cqm1 h
Pengenalan kepada plc omron cqm1 h
ariffudinzahari
 

Destacado (20)

1a.Langkah Lesson Study
1a.Langkah Lesson Study1a.Langkah Lesson Study
1a.Langkah Lesson Study
 
Modul komuniti pembelajaran profesional
Modul komuniti pembelajaran profesional Modul komuniti pembelajaran profesional
Modul komuniti pembelajaran profesional
 
LAPORAN PROGRAM LESSON STUDY 2013
LAPORAN PROGRAM LESSON STUDY 2013LAPORAN PROGRAM LESSON STUDY 2013
LAPORAN PROGRAM LESSON STUDY 2013
 
Lesson study jpn selangor[1]
Lesson study jpn selangor[1]Lesson study jpn selangor[1]
Lesson study jpn selangor[1]
 
Pedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didikPedoman observasi untuk peserta didik
Pedoman observasi untuk peserta didik
 
Lesson Study in Malaysia
Lesson Study in MalaysiaLesson Study in Malaysia
Lesson Study in Malaysia
 
Format angket lesson study
Format angket lesson studyFormat angket lesson study
Format angket lesson study
 
Lesson Study - Satu Pengenalan
Lesson Study - Satu PengenalanLesson Study - Satu Pengenalan
Lesson Study - Satu Pengenalan
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
Definisi komuniti pembelajaran
Definisi komuniti pembelajaranDefinisi komuniti pembelajaran
Definisi komuniti pembelajaran
 
Proposal workshop multiple intelligence +
Proposal workshop multiple intelligence +Proposal workshop multiple intelligence +
Proposal workshop multiple intelligence +
 
Lesson design perkalian
Lesson design perkalianLesson design perkalian
Lesson design perkalian
 
Contoh laporan
Contoh laporanContoh laporan
Contoh laporan
 
Tesis manajemen guru model Guardian Angel
Tesis manajemen guru model Guardian AngelTesis manajemen guru model Guardian Angel
Tesis manajemen guru model Guardian Angel
 
10 instrumen-pendampingan
10 instrumen-pendampingan10 instrumen-pendampingan
10 instrumen-pendampingan
 
Basic PLC
Basic PLCBasic PLC
Basic PLC
 
Pengenalan kepada plc omron cqm1 h
Pengenalan kepada plc omron cqm1 hPengenalan kepada plc omron cqm1 h
Pengenalan kepada plc omron cqm1 h
 
Bahan ajar matriks
Bahan ajar matriksBahan ajar matriks
Bahan ajar matriks
 
Koperatif
KoperatifKoperatif
Koperatif
 
PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ), oleh ; mas WAHYU PRAM
PLC ( PROGRAMMABLE  LOGIC CONTROLLER ), oleh ; mas WAHYU PRAMPLC ( PROGRAMMABLE  LOGIC CONTROLLER ), oleh ; mas WAHYU PRAM
PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER ), oleh ; mas WAHYU PRAM
 

Similar a Panduan Pelaksanaan Lesson Study

KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
Jasmin Jasin
 
4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik
4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik
4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik
syifaul123
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Irman Ramly
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
syifaul123
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
Sofyan Saputra
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
Ipul Saipul
 
BP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdf
BP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdfBP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdf
BP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdf
ArifinArifin89
 

Similar a Panduan Pelaksanaan Lesson Study (20)

KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
 
Kbm yang-efektif
Kbm yang-efektifKbm yang-efektif
Kbm yang-efektif
 
4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik
4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik
4. modul 4. praktek pelayanan peminatan peserta didik
 
Modul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individuModul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individu
 
Modul Praktek Pelayanan Peminatan Peserta Didik
Modul Praktek Pelayanan Peminatan Peserta DidikModul Praktek Pelayanan Peminatan Peserta Didik
Modul Praktek Pelayanan Peminatan Peserta Didik
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
Modul 2 perkembangan_individu
Modul 2 perkembangan_individuModul 2 perkembangan_individu
Modul 2 perkembangan_individu
 
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdfModul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
Modul 2.3 Angkatan 5 Reguler. Coaching untuk Supervisi Akademik - Final.pdf
 
prakarya kelas 8 smp
prakarya kelas 8 smpprakarya kelas 8 smp
prakarya kelas 8 smp
 
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
3.2. V4. Modul PGP - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya 15122020 layout (...
 
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
 
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
5. modul 5. ept pelayanan peserta didik
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
BP_Pendampingan Individu.pdf
BP_Pendampingan Individu.pdfBP_Pendampingan Individu.pdf
BP_Pendampingan Individu.pdf
 
BP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdf
BP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdfBP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdf
BP_PI A.5_15052022 CGP PEMBEKALAN CPP.pdf
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL 2018
 
Prosedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan ModulProsedur Pengembangan Modul
Prosedur Pengembangan Modul
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Panduan Pelaksanaan Lesson Study

  • 1. PADUAN PELAKSANAAN LESSON STUDY DI KKG Disusun oleh: Dr. Ibrohim, M.Si UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2010 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke Hadlirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayahNya modul ”Panduan Pelaksanaan Lesson Study di KKG/MGMP” ini dapat dirampungkan dalam waktu yang singkat. Lesson Study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip- prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam rangka membangun komunitas belajar. Lesson study merupakan suatu bentuk pengembangan kompetensi dan keprofesionalan guru secara berkelanjutan (Continous Proffesional Development). Modul ini dimaksudkan untuk menjadi bahan belajar bagi guru-guru di KKG, khususnya yang baru mulai mengenala lesson study. Buku disiapkan untuk para pemandu di KKG agar dapat memfasilitasinya anggota KKG dalam melaksanakan kegiatan lesson study secara tepat, konsisten dan berkelanjutan. Modul ini diadaptasi dari modul sejenis yang ditulis oleh penulis sendiri dalam Program BERMUTU di Direktorat Jenderal PMPTK Tahun 2009. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak di jajaran pimpinan Dijten PMPTK – Depdiknas, Universitas Negeri Malang, dan PERTAMINA yang telah memberi kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk menyusun modul ini. Namun karena waktu yang terbatas, modul ini disusun dalam waktu singkat, sehingga sangat mungkin ditemukan berbagai kekurangan. Oleh karena itu saran dan masukan sangat diharapkan dari para pembaca yang budiman. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi para pendidik yang mengabdi untuk kemajuan pendidikan dan pembangunan bangsa. Amiin. Malang, Maret 2010 Penulis 2
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii BAGIAN I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Pengantar .................................................................................................. 1 B. Tujuan ....................................................................................................... 2 C. Sistematika ............................................................................................... 3 BAGIAN II MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP LESSON STUDY ..... 4 A. Pengantar ................................................................................................. 4 B. Tujuan ....................................................................................................... 4 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ............................................................ 5 D. Langkah Kegiatan Belajar ....................................................................... 5 E. Bahan Bacaan ............................................................................................ 6 F. Evaluasi .................................................................................................... 13 BAGIAN III MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM LESSON STUDY …………………………………………………………………………… 14 A. Pengantar ................................................................................................. 14 B. Tujuan ....................................................................................................... 14 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ........................................................... 15 D. Langkah Kegiatan Belajar ...................................................................... 15 E. Bahan Bacaan .......................................................................................... 16 F. Evaluasi ................................................................................................... 19 BAGIAN IV MELAKSANANAKAN PEMBELAJARAN YANG DIOBSERVASI (OPEN LESSON) ........................................................................ 21 A. Pengantar ................................................................................................ 21 B. Tujuan ..................................................................................................... 22 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar .......................................................... 22 D. Langkah Kegiatan Belajar .................................................................... 22 E. Bahan Bacaan .......................................................................................... 23 F. Evaluasi ................................................................................................... 29 BAGIAN V MELAKUKAN DISKUSI REFLEKSI ........................................ 30 A. Pengantar ................................................................................................ 31 B. Tujuan ..................................................................................................... 31 C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar ......................................................... 31 D. Langkah Kegiatan Belajar .................................................................... 32 E. Bahan Bacaan ........................................................................................ 33 F. Evaluasi ................................................................................................. 36 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 38 3
  • 4. BAGIAN I PENDAHULUAN A. Pengantar Sampai saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan, terutama terkait dengan masalah pemerataan akses dan kualitas pendidikan. Secara eksternal, komponen masukan pendidikan yang secara signifikan berpengaruh terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain: (1) ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai secara kuantitas dan kualitas; (2) sarana dan prasarana belajar yang belum tersedia dan belum didayagunakan secara optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran; dan (4) proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif (Depdiknas, 2005: 30). Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang salah satunya melalui peningkatan kompetensi guru, Pemerintah Indonesia melaksanakan berbagai bentuk pelatihan guru dalam jabatan (in-service teacher training). In-service training atau biasa disingkat INSET adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan guru atau mendiseminasikan sebuah inovasi. Tujuan umum INSET adalah membantu guru memperbaiki kualitas mengajar untuk meningkatkan karir profesionalnya dengan mendorong mereka untuk selalu bekerja sama antar mereka sendiri (Noor, 2006). Richards, Platt, dan Platt (1992) mengatakan bahwa In-service Training diberikan kepada guru yang telah mempunyai pengalaman mengajar dan merupakan bagian dari kelangsungan pengembangan profesionalisme mereka. Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan dan diimplementasikan upaya peningkatan profesionalisme guru melalaui suatu kegiatan yang disebut lesson study. Lesson study ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan. 4
  • 5. Lesson study bukan metode pembelajaran, juga bukan pendekatan pembelajaran. Sebenarnya, Lesson study adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam belajar untuk membangun komunitas belajar. Memperhatikan definisi Lesson study ini, sebagian orang mempertanyakan, apa bedanya dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)? Jawabnya adalah dalam Lesson study dapat dilakukan PTK bahkan bukan hanya PTK, namun juga dapat dilakukan penelitian pengembangan pembelajaran. Modul tentang lesson study ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu acuan dan panduan teknis pelaksanaan lesson study di kelompok kerja guru, seperti KKG atau MGMP. Dengan demikian diharapkan lesson study dapat menjadi sutau pola kegiatan KKG yang diharapkan mampu menjadi mesin penggerak putaran KKG yang lebih konsisten dan efektif. B. Tujuan Tujuan dari penyusunan modul secara umum adalah untuk menyediakan acuan operasional yang sederhana untuk memahami dan melaksanakan lesson study. Secara lebih detil tujuan tersebut adalah agar para guru dapat: 1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual dan praktis 2. menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan lesson study secara operasional 3. merancang pembelajaran untuk pelaksanaan open class yang efektif 4. melaksanakan open class secara efektif 5. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat 6. melaksanakan diskusi refleksi secara interaktif dan efektif 7. merencanakan tindak lanjut dari kegiatan lesson study 5
  • 6. C. Sistematika Modul lesson study ini dirancang dalam bentuk yang sederhana agar mudah dipahami dan dilaksanakan oleh setiap guru dalam kegiatan KKG. Bagian pertama modul berisi tentang pengantar, tujuan dan sistematika penyajian. Bagian kedua menyajikan tentang cara belajar memahami konsep dan prinsip lesson study. Bagian ketiga menyajikan cara merancang pembelajaran yang efektif dalam kegiatan lesson study. Bagian ke empat menyajikan tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran yang diobservasi (open class) secara efektif. Bagian keempat berisis tentang tatacara diskusi refleksi yang efektif. 6
  • 7. BAGIAN II MEMAHAMI KONSEP DAN PRINSIP LESSON STUDY A. Pengantar Istilah lesson study masih relatif asing di kalangan sebagian besar guru di Indonesia. Sesungguhnya, lesson study telah lama berkembang di Jepang, yakni sekitar abad ke-19. Namun baru masuk dan mulai dikembangkan di Indonesia sekitar akhir 2004 oleh para tenaga ahli JICA (Jepang International Cooperation Agency) melalui program IMSTEP (Indonesian Mathematics and Science Teaching Education Project). Kemudian dilanjutkan pengembangannya melalui Program SISTTEMS (Strengthening In-Service Teacher Training of Mathematics and Science Education at Junior Secondary Level) pada Tahun 2006 - 2008, dan juga PELITA (Program for Enhancing Quality of Junior Secondary Enducation) pada Tahun 2009 – 2012. Apa sesungguhnya lesson study itu? Banyak kalangan yang kurang memahami lesson study menganggap lesson study sebagai suatu pendekatan, metode atau model pembelajaran layaknya pembelajaran kooperatif, inkuiri, CTL, atau sejenisnya. Ada yang mengidentikan lesson study dengan PTK. Bahkan ada yang memahami lesson study layaknya latihan mengajar seperti microteaching. Untuk dapat memahami dengan tepat apa itu lesson study, lakukan kegiatan belajar berikut ini. B. Tujuan Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini adalah para guru dapat: 1. menjelaskan pengertian lesson study secara konseptual 2. menjelaskan prinsip-prinsip lesson study 3. menjelaskan tahap-tahap pelaksanaan lesson study 7
  • 8. 4. menjelaskan alasan tentang perlunya guru melakukan kegiatan lesson study untuk meningkatkan kompetensinya. C. Bahan/Sumber Belajar Untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang konsep dan prinsip lesson study para guru dapat membaca berbagai buku atau artikel tentang lesson study. Namun harus disadari saat ini masih terbatas buku-buku tentang lesson study yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Artikel-artikel tentang lesson study, baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia, banyak dimuat dalam berbagai website maupun blog. 1. D. Langkah Kegiatan Belajar Untuk mempelajari tentang konsep dan prinsip lesson study dapat dilakukan secara berkelompok di KKG atau secara individual dan mandiri. Jika dilakukan secara berkolompok di KKG maka ikutilah langkah berikut. Kegiatan 1: Kegiatan 2: Kegiatan 3: PENDAHULUAN KAJI BAHAN DISKUSI Fasilitator/Guru BACAAN • Guru Pemandu Pemandu menggali Para peserta memimpin diskusi pengeahuan awal guru KKG/MGMP • Peserta mengikuti dalam bidang lesson membaca bahan diskusi tentang study. Apakah di bacaan/sumber dan pengertian dan antara para guru sudah diresapi. prinsip ada yang mengetahui pelaksanaan atau melaksanakan lesson study lesson study. Kegiatan 6: Kegiatan 5: Kegiatan 5: PENJELASAN EVALUASI/REFLE MENYUSUN TUGAS KSI DIRI RANGKUMAN Para peserta diminta Menuliskan hasil • Para peserta menulis mencari dan membaca refleksi diri tentang rangkuman bahan bacaan tentang pemahaman Lesson pemahamannya lesson study lain Study, tentang lesson study untuk memperdalam • Rangkuman dapat dan memperluas ditulis dalam bentuk wawasan skema atau peta konsep 8
  • 9. E. Bahan Bacaan Untuk membantu memahami konsep dan prinsip lesson study secara garis besar dapat menggunakan atau baca artikel tentang lesson study berikut ini. APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA LESSON STUDY A. Pengertian Lesson study Lesson study adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajan secara bersiklus dan terus menerus. Menurut Walker (2005) Lesson study adalah suatu metode pengembangan profesional guru. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung didalam lesson study sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Secara lebih operasional lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar dalam rangka meningkatkan profesio- nalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran 9
  • 10. B. Langkah-langkah Pelaksanaan Lesson study Dalam praktiknya ada beberapa variasi atau penyesuian cara melakasanakan lesson study. Lewis (2002) menyarankan ada enam tahapan dalam awal mengimplementasikan lesson study di sekolah. Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study, yang antara lain berupa kegiatan merekrut anggota kelompok, menyusun komitmen waktu khusus, menyusun jadwal pertemuan, dan menyetujui aturan kelompok. Tahap 2: Memfokuskan lesson study, dengan tiga kegiatan antara utama, yakni: (a) menyepakati tema penelitian (research theme) tujuan jangka panjang bagi murid; (b) memilih cakupan materi; (c) memilih unit pembelajaran dan tujuan yang disepakati. Tahap 3: Merencanakan rencana pembelajaran (Research Lesson), yang meliputi kegiatan melakukan pengkajian pembelajaran yang telah ada, mengembangankan petunjuk pembelajaran, meminta masukan dari ahli dalam bidang studi dari luar (dosen atau guru lain yang berpengalaman). Tahap 4: Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi). Dalam hal ini pembelajaran dilakukan oleh salah seorang guru anggota kelompok dan anggota yang lain menjadi observer. Observer tidak diperkenankan melakukan introduksi terhadap jalannya pembelajaran baik kepada guru maupun siswa. Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah dilaksanakan. Diskusi dan analisis sebaiknya mencakup butir-butir: refleksi oleh instruktur, informasi latar belakang anggota kelompok, presentasi dan diskusi data dari hasil observasi pembelajaran, diskusi umum, komentar dari ahli luar, ucapan terima kasih. Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya. Pada tahap ini anggota kelompok diharapkan berpikir 10
  • 11. tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Apakah berkeinginan untuk membuat peningkatan agar pembelajaran ini menjadi lebih baik?, apakah akan mengujicobakan di kelas masing- masing?, dan anggota kelompok sudah puas dengan tujuan-tujuan lesson study dan cara kerja kelompok? Sementara itu, Richardson (2006) menuliskan ada tujuh tahap atau langkah yang termasuk dalam lesson study, yakni: Tahap 1: membentuk sebuah tim lesson study. Tahap 2: Memfokuskan lesson study Tahap 3: Merencanakan rencana pelmbelajaran (Study Lesson). Tahap 4: Persiapan untuk observasi. Tahap 5: Melaksanakan pengajaran dan observasinya. Tahap 6: Melaksanakan tanya-jawab/diskusi pembelajaran. Tahap 7: Melakukan refleksi dan merencanakan tahap selanjutnya. Masih ada beberapa variasi lagi tahapan lesson study yang dikemukan oleh beberapa ahli, seperti Robinson (2006) yang mengusulkan delapan tahap berdasarkan pada jumlah pertemuan yang diperlukan dalam pelaksanaan lesson study dalam implementasinya di “Israeli Midle School Teachers”. Sementara itu, implementasi lesson study di Indonesia yang dimulai saat para tenaga ahli Jepang dalam Program IMSTEP JICA mengenalkan lesson study di tiga universitas (UPI, UNY dan UM) pada akhir Tahun 2004. Dalam tahap awal pengenalan lesson study tersebut Saito (2005) mengenalkan ada tiga tahap utama lesson study, yakni: (1) Perencanaan (Plan), (2) Pelaksanaan (Do), dan Refleksi (See). Penyederhanaan menjadi tiga tahap saja dilakukan dengan pertimbangan untuk memudahkan praktiknya dan menghilangkan kesan bahwa lesson study sebagai suatu 11
  • 12. kegiatan yang rumit dan sulit dilakukan. Ketiga tahapan tersebut dilakukan secara berulang dan terus-menerus (siklus). Kegiatan utama yang dilakukan dalam masing-masing tahapan tersebut dapat dilihat pada Bagan 1 berikut ini. PERENCANAAN PELAKSANAAN REFLEKSI (PLAN) (DO) (SEE) - Penggalian akademik - Pelaksanaan Refleksi dengan - Perencanaan Pembelajaran rekan sejawat pembelajaran - Pengamatan oleh - Penyiapan alat-alat rekan sejawat. Gambar 1: Daur Lesson study yang Terorientasi pada Praktik (Saito, 2005) Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara efektif serta membangkitkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Perencanaan yang baik tidak dapat dilakukan secara sendirian. Pada tahap ini beberapa pendidik dapat berkolaborasi untuk memperkaya ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan diha- silkan, baik dalam aspek pengorganisasian bahan ajar, aspek pedagogis, maupun aspek penyiapan alat bantu pembelajaran. Sebelum ditetapkan sebagai hasil final, semua komponen yang tertuang dalam rancangan pembelajaran dicobaterapkan (disimulasikan). Pada tahap ini juga ditetapkan prosedur pengamatan termasuk instrumen yang diperlukan. Gambar 1: Guru-guru di MGMP Sains SMP Kabupaten Pasuruan sedang melakukan perencanaan pembelajaran secara kolaboratif 12
  • 13. Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Salah satu anggota (guru/dosen) bertindak sebagai ”guru model” sedangkan yang lain bertindak sebagai pengamat (observer). Pengamat lainnya (selain anggota kelompok perencana) juga dapat bertindak sebagai observer. Fokus pengamatan diarahkan pada aktivitas belajar peserta didik dengan berpedoman pada prosedur dan intrumen pengamatan yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan untuk mengevaluasi penampilan guru (dosen) yang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajaran berlangsung, pengamat tidak boleh mengganggu atau mengintervensi kegiatan pembela- jaran. Pengamat juga dapat melakukan perekaman kegiatan pembelajaran melalui video camera atau foto digital untuk keperluan dokumentasi dan atau bahan diskusi pada tahap berikutnya, atau bahkan untuk kegiatan penelitian. Kehadiran pengamat di dalam ruang kelas di samping mengumpulkan informasi juga dimaksudkan untuk belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung. Gambar 2: Guru SMPN 2 Gempol di Kabupaten Pasuruan sedang melakukan open class pelajaran matematika (kiri) dan Guru SD Hamonogo-Cigasaki Jepang sedang melakukan open class pelajaran seni musik. Tahap refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksananaan pembelajaran. Guru atau dosen yang telah bertugas sebagai pengajar mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan- 13
  • 14. kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan kepada anggota kelompok perencana yang dalam tahap do bertindak sebagai pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar diminta menyampaikan komentar dan lesson learned dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas peserta didik. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti guru demi perbaikan. Sebaliknya, pihak yang dikritik harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik. Gambar 3: Guru MGMP Matematika Kabupaten Nganjuk sedang melakukan refleksi (kiri) dan Guru SMP Motoyoshiwara – Fuji - Jepang sedang melakukan refleksi setelah open class matematika. C. Alasan Digunakannya Lesson study Mengapa menggunakan lesson study dan bagaimana lesson study dapat membawa pada perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara lebih luas? Menurut Lewis (2002) di Jepang lesson study tidak hanya memberikan sumbangan terhadap pengetahuan keprofesionalan guru, tetapi juga terhadap peningkatan sistem pendidikan yang lebih luas. Lewis (2002) menguraikan ada lima jalur yang dapat ditempuh lesson study, yakni: (1) membawa tujuan standard pendidikan ke alam nyata di dalam kelas, (2) menggalakkan perbaikan dengan dasar data, (3) mentargetkan pencapaian 14
  • 15. berbagai kualitas siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar, (4) menciptakan tuntutan mendasar perlu peningkatan pembelajaran, dan (5) menjunjung tinggi nilai guru. Lewis, Perry dan Murata (2006) telah mengembangkan tabel atau bagan untuk menjelaskan tentang mekanisme lesson study dapat meningkatkan kualitas pembelajaran (Lihat Bagan 2). Sementara Stepanek (2003) menjelaskan bahwa lesson study dapat membantu para guru untuk melihat kelas atau pembelajarannya melalui “kacamata” penelitian. Proses tersebut berpotensi untuk mengubah sekolah menjadi tempat di mana guru dapat meneliti dan memverifikasi apa yang dikerjakan untuk murid- muridnya. Bahkan Stepanek juga mengatakan bahwa peta pendidikan berubah secara signifikan ia menuliskan lesson study pertama kali dalam Jurnal Northwest Teacher di Northwest-US. 15
  • 16. PERUBAHAN INTERVENING CIRI-CIRI YANG TAMPAK DARI PERKIRAAN 1 LESSON STUDY LESSON STUDY MENINGKATKAN RENCANA- RENCANA PEMBELAJARAN • Mengacu pada tujuan jangka panjang untuk pembelajaran PERKIRAAN 2 murid dan pengembangan LESSON STUDY MENGUATKAN PENINGKATAN • Menstudi kurikulum yang ada dan PEMBELAJARAN DENGAN 3 CARA: standar • Perencanaan dan melakukan 1. Pengetahuan Guru: penelitian pembelajaran (research - Pengetahuan tentang materi ajar PENINGKATAN lesson) - Pengetahuan tentang pengajaran PENGAJARAN • Mengumpulkan data selama - Kemampuan untuk mengobervasi murid penelitian pembelajaran - Hubungan antara praktek pembelajaran harian • Menunjukkan dan mendiskusikan dengan tujuan jangka panjang data dari penelitian pengajaran, 2. Komitmen-Komunitas Guru: dan menggunakan implikasi - Motivasi untuk meningkat/maju (perbaikannya) untuk pengajaran - Hubungan kekolegaan yang dapat saling membantu selanjutnya. - Rasa akuntabilitas untuk penilaian masyarakat 3. Sumber-Sumber Pembelajaran: - Rencana pembelajaran yang menyatakan dan mempromosikan kemampuan berpikir siswa - Alat-alat yang mendukung pembelajaran kesejawatan selama lesson study Gambar 2: Bagaimana Lesson study Menghasilkan Peningkatan Pengajaran: Dua Perkiraan (Lewis, Perry, and Murata; 2006 10
  • 17. Hasil studi tentang kegiatan piloting pembelajaran MIPA dan lesson study selama masa implementasi program tindak lanjut IMSTEP 2004-2005 memaparkan adanya perubahan dalam praktik pengajaran matematika dan sains di Indonesia setelah dimulainya lesson study. Perubahan tersebut adalah: (1) perubahan dalam pemantapan dasar akademik pembelajaran, akibat dari jalinan antara guru dengan dosen-dosen dari universitas; (2) perubahan dalam struktur pembelajaran, ditunjukkan dengan digunakannya eksperimen atau aktivitas fisik/kerja, dan diskusi; dan (3) perubahan reaksi siswa selama dalam proses pembelajaran (Saito, 2005; Saito, Harun, dan Ibrohim, 2005; Saito, et al. 2006; Saito, et al. 2006a). Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan piloting dan lesson study dalam pembelajaran biologi di sekolah menengah Kota Malang menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran biologi. Di samping itu guru biologi menjadi lebih inovatif dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa meningkat, ditandai dengan peningkatan hasil biologi siswa, dari 72% siswa yang mendapatkan nilai di atas 60 menjadi 97% siswa (Sulasmi dan Rahayu, 2006). Bukti lain yang menunjukkan keunggulan dari lesson study dilaporkan oleh Sumarna (2006) bahwa pelaksanaan lesson study berbasis sekolah membawa manfaat a.l: 1) Guru biologi menjadi termotivasi dan bangkit untuk membuat inovasi dalam pembelajarannya sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, komunikatif, dan menyenangkan. Motivasi guru ini tumbuh karena adanya kerjasama yang positif, akademis, sinergis, dan kolaboratif di antara guru dalam kelompok MGMP sekolah; 2) Adanya persiapan pembelajaran yang lebih baik dari guru biologi, baik persiapan mental, administrasi, dan penguasaan materi pelajaran; dan 3) Guru biologi menjadi terdorong untuk belajar lebih banyak dalam hal materi, pemilihan strategi dan penggunaan model pembelajaran yang tepat demi kesuksesan pembelajarannya. Liliasari (2008) menjelaskan bahwa Lesson study telah meningkatkan 12
  • 18. kemampuan guru menyusun model pembelajaran dan keakuratan pengelolaan waktu untuk pengajaran. Selain lesson study juga meningkatkan keterbukaan dan dalam mengobservasi dan mengkritisi pembelajaran. Menurut Ibrohim (2008) kegiatan lesson study dalam Program SISTTEMS telah meningkatkan keefektivan dan intensitas kegiatan MGMP MIPA di Kabupaten Pasuruan. Selain itu kegiatan lesson study juga telah mengindikasi dapat menyebabkan peningkatan kompetensi guru MIPA, mulai dari penguasaan materi ajar, kemampuan mempersiapkan, melaksanakan, mengobservasi pembelajaran dan merefleksikannya. Hasil penelitian seorang pengawas sekolah di Sumedang (Kusdijantono, 2008) menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut: (1) lesson study yang diterapkan di Kabupaten Sumedang telah mampu mengoptimalkan guru dalam melaksanakan tugas dalam pembelajaran; (2) mengoptimalkan hak belajar siswa dalam kelas; dan (3) peran pengawas sebagai seorang observer lebih teraktualisasi. Serangkaian kegiatan, mulai dari tahap plan sampai see, dilakukan secara kolaboratif. Hal ini secara nyata telah menghasilkan dampak sosiologis yang sangat positif. Kolegialitas antarpendidik dapat terbina dengan baik, tidak ada pendidik yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah. Mereka juga berbagi pengalaman dan saling belajar. Dengan demikian, melalui serangkaian kegiatan dalam rangka lesson study ini terbentuk atmosfer akademik yang kondusif bagi terciptanya mutual learning (saling belajar). Pada prinsipnya, semua orang yang terlibat dalam lesson study harus memperoleh lesson learned. Dengan demikian lesson study sangat potensial untuk membangun learning community. F. EVALUASI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. 1. Jelaskan pengertian lesson study secara konseptual! 13
  • 19. 2. Jelaskan, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan lesson study secara praktis? 3. Sebutkan prinsip penting dalam lesson study! 4. Sebutkan tahap-tahap dalam melaksanakan lesson study! 5. Jelaskan apa pentingnya lesson study dalam pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru atau pendidik! 14
  • 20. BAGIAN III MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM LESSON STUDY A. Pengantar Sebagaimana di jelaskan dalam bagian sebelum, bahwa tahap pertama pelaksanaan lesson study adalah merancang pembelajaran. Kegiatan merancang pembelajaran sebaiknya dilakukan secara kolaboratif dalam kelompok kerja (KKG). Hal ini penting agar masing-masing guru, khususnya yang merasa kurang mampu, dapat saling belajar dengan yang lain. Ini adalah bagian dari esensi dari lesson study, yakni kolaboratif dan kolegialitas. Rencana pembelajaran disusun sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi atau biasa disebut dengan open class atau open lesson. Rencana pembelajaran atau secara lebih spesifik disebut skenario pembelajaran yang akan digunakan oleh guru model disusun berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi kelas atau siswa yang akan dibelajarkan. Oleh karena itu sebelum menyusun skenario pembelajaran, sebaiknya calon guru model memaparkan secara terbuka situasi dan kondisi siswanya dan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan belajar. Hal ini penting agar rencana pembelajaran yang disusun dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul ini akan memberikan arahan secara ringkas cara menyusun rencana pembelajaran untuk persiapan pelaksanaan open class atau pembelajaran yang diobservasi. B. Tujuan Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini adalah para guru dapat: 1. Menjelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum pelaksanaan open class. 15
  • 21. 2. Menyebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran untuk open class dalam lesson study. 3. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran yang baik. 4. Menyusun rencana pembelajaran yang operasional untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar Bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini antara lain: 1. Dokumen Lampiran Permen Diknas 23 Tahun 2006 (Standar Kompetensi) 2. Silabus 3. Buku ajar (Paket) 4. Buku rujukan lain yang dianggap perlu 5. Alat atau media pembelajaran yang mendukung rencana pembelajaran. 6. Komputer/Laptop (jika ada, untuk mengetik RPP dan perangkat lainnya) D. Langkah Kegiatan Belajar Untuk mempelajari tentang konsep dan prinsip lesson study dapat dilakukan secara berkelompok di KKG atau secara individual dan mandiri. Jika dilakukan secara berkolompok di KKG maka ikutilah langkah berikut ini. Kegiatan 3: Kegiatan 1: Kegiatan 2: DISKUSI PENDAHULUAN KAJI BAHAN • Guru Pemandu Fasilitator/Guru BACAAN memimpin diskusi untuk: Pemandu menggali Para peserta KKG - pemilihan topik pengeahuan awal membaca bahan - pendekatan/metode/ guru tentang rencana bacaan/sumber dan model/strategi pembelajaran yang diresapi. pembelajaran yang baik. cocok. - Skenario/ langkah- langkah pembelajaran • Salah anggota menulis putusan/kesepakatan hasil diskusi 16
  • 22. Kegiatan 6: Kegiatan 5: Kegiatan 4: EVALUASI/REFLEKS PRESENTASI MENYUSUN I DIRI SKENARIO RENCANA Para peserta diminta • Setelah RPP dibuat PEMBELAJARAN menuliskan refleksi dilanjutkan (RPP) DAN diri berdasarkan presentasi skenario PERANGKATNYA pengalamannya pembelajaran oleh • Berdasarkan hasil menyusun RPP guru model. diskusi peserta bersama untuk topik • Peserta lain menuliskan rencana tersebut menyimak dan dalam format RPP memberikan • Menyusun atau masukan jika masih menyiapkan perlu perangkat pembelajaran. E. Bahan Bacaan Untuk membantu memahami rambu-rambu secara garis besar penyusunan rencana pembelajaran (lesson plan) untuk kegiatan lesson study atau khususnya open class dapat mempelajari artikel/penjelasan berikut ini. RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN (LESSON PLAN ) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY A. RASIONAL Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng- kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual learning. Lesson study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksikan) yang secara bersiklus dan berkelanjutan. Lesson study merupakan salah satu wujud pengembangan komunitas belajar (learning community). Secara singkat, lesson study bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran. Pengkajian pembelajaran yang 17
  • 23. telah dirancang secara kolaboratif atau individual oleh guru/dosen model dimaksudkan untuk mengases dan mengevaluasi efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Jika kegiatan lesson study dilakukan secara berkala dan berkelanjutan maka diharapkan akan dapat meningkatkan keprofesionalan secara bertahap, khususnya yang terkait dengan kompetensi profesional dan pedagogis. Hal ini dapat terjadi karena dalam kegiatan lesson selalu terjadi kolaborasi dan sharing mulai dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi (open lesson/open class), sampai refleksi dan revisi rencana pembelajaran. Sesungguhnya inti dari kegiatan lesson study adalah apabila guru atau dosen mau membuka kelas (pembelajaran) untuk diamati oleh sejawat atau komponen stakeholders pendidikan yang lainnya, kemudian direfleksi. Untuk melaksanakan open lesson diperlukan persiapan, yakni menyusun rencana pembelajaran (lesson plan) dengan perangkat-perangkat lainnya. Selain itu untuk pelaksaan obervasi dan refleksi diperlukan beberapa kelengkapan lainnya. Dalam modul singkat ini akan diuraikan rambu-rambu dalam mempersiapkan pelaksanaan open lesson, khususnya dalam penyusunan rencana pembelajaran (lesson plan). B. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN Dalam praktik pelaksanaan lesson study yang dikembangkan oleh Program SISTTEM (2006 -2008), dan PELITA (2009-2012) bersama JICA wujud dari lesson plan yang disusun oleh guru di MGMP antara lain berupa RPP dan perangkat pembelajaran lainnya. Langkah penyusunan rencana pembelajaran tersebut antara lain dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP disusun oleh guru-guru di KKG di bawah koordinasi guru fasilitator /pemandu. Jika ada pendamping dari pihak yang lebih berkompeten, seperti: dosen, pengawas sekolah, kepala sekolah, atau guru inti maka 18
  • 24. diharapkan hasilnya lebih baik. Tahap-tahap penyusunan RPP dalam tahap perencaan pembelajaran (plan) antara lain: a. Pemilihan topik pembelajaran Pemilihan topik didasarkan atas pertimbangan tingkat kesulitan materi ajar atau kesulitan untuk mengajarkannya (membelajarkan), atau berdasarkan urutan materi yang telah dituangkan dalam Program Semester (Promes) dan silabus. b. Menganalisis isi kurikulum atau silabus. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan silabus yang telah disusun sebelumnya oleh sekolah/guru. c. Penetapan indikator dan tujuan pembelajaran untuk topik yang dipilih. d. Penetapan pendekatan/motode dan startegi pembelajaran Pemilihan metode dan strategi pembelajaran didasarkan pada karakteristik materi ajar, tingkat kemampuan berpikir siswa (karakteristik siswa yang akan diajar), ketersedian sarana dan prasarana pendukung dan media, serta masalah-masalah pembelajaran yang sering dihadapi oleh guru pada pembelajaran topik tersebut berdasarkan pengalaman sebelumnya. e. Penyusunan skenario pembelajaran Setelah ditetapkan metode dan strategi pembelajaran selanjutkan akan disusun langkah-langkah pembelajaran, mulai dari tahap awal (apersepsi dan motivasi), langkah-langkah kegiatan ini, dan penutup (pemantapan, konsulidasi, aplikasi). f. Penulisan RPP sesuai format yang tetapkan atau disepakati. Semua tahapan pelaksanaan penyusunan RPP dari mulai memilih topik sampai penyusunan skenario pembelajaran dilakukan dalam bentuk diskusi yang dipimpin oleh fasilitator atau guru pemandu. 19
  • 25. 2. Penyusunan Perangkat Pendukung Pembelajaran Perangkat-perangkat pendukung yang umumnya dibuat untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran antara lain berupa: LKS (jika diperlukan), instrumen asesmen dan evaluasi, bahan ajar (bacaan), dan media pembelajaran. a. Lembar Kerja Siswa LKS dibuat sedemikian rupa agar dapat menjadi pendaun kerja/belajar siswa. LKS yang diharapkan adalah LKS yang menuntut kemampuan siswa berpikir kritis, analitis, kreatif dan menemukan atau memahami konsep-konsep yang dipelajari. Dalam menyusun LKS , sebaiknya isi LKS tidak hanya menuntut siswa mengisi titik-titik atau isian singkat yang bersifat informatif belaka. Jika mungkin upayakan LKS berisi-kasus yang harus dipecahkan siswa melalui diskusi dalam kelompoknya atau berupa arahan melakukan percobaan/praktikum. Jika kegiatan belajar dilakuka dalam bentuk kerja kelompok maka harus dipastikan bahwa pertanyaan atau permasalahan yang harus dipecahkan siswa benar-benar menuntut siswa berdiskusi dalam kelompoknya. Sebab, jika pertanyaan dalam LKS terlau sederhana dan bisa diisi siswa tanpa harus kerja kelompok, maka siswa akan cenderung bekerja individual. b. Instrumen Asesmen atau Evaluasi Dalam pembelajaran sangat dianjurkan guru atau observer melakukan asesmen terhadap proses dan hasil belajar siswa, baik yang bersifat kognitif, psikomotorik, atau afektif. Pengukuran terhadap aspek kognitif sudah biasa dilakukan guru dalam bentuk tes tulis atau lisan, yang umumnya guru menyebab dengan tes evaluasi. Tes evaluasi harus benar-benar mengacu atau mengukur tujuan belajar yang telah ditetapkan. Sementara itu, aspek afektif dan psikomotorik diperlukan proses pengukuran/pengamatan dengan menggunakan suatu instrumen yang dilengkapi observasi yang dilengkapi 20
  • 26. pedoman dan rubriknya. Jika hal ini dianggap perlu dan bisa dilakukan sebaiknya instrumennya juga dikelambangkan pada saat perencanaan (plan). Jika memungkinkan disarankan untuk menggunakan instrumen yang baku atau instrumen yang telah diujicoba (validitas dan reliabilitas). c. Bahan bacaan Jika buku sumber atau buku paket tidak tersedia, maka sebaiknya juga menyusun atau menyediakan bahan bacaan yang ditulis oleh guru untuk menjadi sumber belajar siswa. Bahan bacaan dapat diambil dari buku sumber/buku paket, majalah, ensiklopedi atau sumber lainnya yang relevan, dan mudah diakses/ditemukan oleh siswa. Jika tidak demikian maka guru harus mengupayakannya. d. Media Media pembelajaran alat bantu belajar yang mengandung pesan konsep yang akan dipelajari siswa. Misalnya, menggunakan gunting untuk belajar konsep pesawat sederhana atau titik tumpu, gambar cerobong pabrik dengan asap yang mengepul untuk contoh pencenaran udara, dsb. Sedapat mungkin guru mengupayakan adanya media belajar yang mendukung agar mempermudah memahami konsep, terutama yang bersifat abstrak. Untuk penggunaan media atau alat yang bersifat rumit maka sebaiknya alat atau media tersebut dicoba dulu bersama pada saat tahap perencanaan tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa alat/media dalam kondisi siap pakai dan akan menghasilkan data hasil amatan atau percobaan yang memadai dan akurat. Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam forum diskusi dan bekerja di dalam forum pertemuan KKG/MGMP. Namun demikian sesungguhnya tidak salah seandainya ada calon guru model yang menyusun dan mempersiapkan sendiri lesson plan yang akan dipakai dalam open class, jika ia merasa mampu dan/atau waktu kolaborasi yang tidak memungkinkan. 21
  • 27. F. EVALUASI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Untuk tugas yang diberikan, lakukanlah secara sabar sebagai sarana untuk berlatih. 1. Jelaskan pentingnya penyusunan rencana pembelajaran sebelum pelaksanaan open class! 2. Sebutkan langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran yang lengkap dan operasional! 3. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran yang baik! TUGAS Susunlah rencana pembelajaran yang operasional untuk persiapan open class, dengan memilih salah satu topik pembelajaran yang akan Anda laksanakan pembelajaran di kelas Saudara. Lengkapi rencana pembelajaran tersebut dengan perangkat pembelajaran pendukung yang diperlukan. 22
  • 28. BAGIAN IV MELAKSANANAAN PEMBELAJARAN YANG DIOBSERVASI (OPEN LESSON) A. Pengantar Bagian yang sangat penting dari kegiatan lesson study adalah tahap pelaksanaan pembelajaran dan observasi pembelajaran atau biasa disebut open class atau open lesson. Karena sesungguhnya, tahap pelaksanaan pembelajaran merupakan tahap untuk membuktikan, apakah rencana pembelajaran yang telah disusun dengan cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek pembelajaran dapat menghasil proses pembelajaran yang efektif dengan hasil belajar siswa yang maksimal. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini para observer atau pengamat, yakni anggota KKG, kepala sekolah, pengawas sekolah atau komponen yang lain, dapat menemukan berbagai hal yang terkait dengan aktivitas belajar siswa. Observer harus melakukan pengamatan secara cermat terhadap setiap langkah aktivitas belajar siswa, sehingga dapat menemukan hal-hal menarik dalam aktivitas belajar, baik bersifat positif (mendukung) atau negatif (tidak mendukung) proses pembelajaran. Fakta-fakta harus di catat oleh pengamat dengan menyertakan bukti autentik, yakni nama siswa dan momen lain yang menyertainya. Sebagai contoh: Adi melamu dan tidak memperhatikan penjelasan guru saat guru mengawali kegiatan belajar; Yanti bermain-main alat percobaan ketika teman-teman di kelompoknya sedang asyik melakukan pengamatan. Dengan langkah-langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru, sebagaimana yang tertuang dalam skenario, apakah setiap siswa telah belajar secara sungguh-sunguh, melakukan aktivitas fisik dan mental (berpikir), dan kemudian berhasil memahami atau menemukan konsepnya? Harus diingat bahwa, di dalam pembelajaran tugas seorang guru adalah melayani hak belajar setiap siswa. Itu artinya, setiap siswa di kelas harus dapat belajar sesuai dengan 23
  • 29. kemampuannya masing-masing untuk dapat memahami materi pelajaran atau menemukan konsepnya. Hal ini berarti pula guru harus membantu, memfasilitasi, membimbing siswa agar dapat belajar. Di dalam membantu siswa, sangat diharapkan guru melibatkan siswa lain yang lebih mampu untuk membantu temannya. Inilah yang disebut collaborative learning. Apa yang seharusnya dilakukan oleh guru model dalam melaksanakan pembelajaran (open class) dan apa yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam mengamati pembelajaran akan diberikan panduan dalam modul ini. B. Tujuan Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini adalah para guru dapat: 1. menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class, 2. melaksanakan pembelajaran (open class) secara efesien dan efektif, 3. melaksanakan observasi pembelajaran secara cermat. C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar Bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini antara lain: 1. RPP dan perangkat pembelajaran pendukung 2. Media pembelajaran yang diperlukan 3. Lembar observasi pembelajaran D. Langkah Kegiatan Belajar Untuk dapat melaksanakan pembelajaran di kelas (bagi guru model) dan melakukan pengamatan pembelajaran secara cermat (bagi observer) ikutilah langkah belajar berikut ini. 24
  • 30. Kegiatan 1: Kegiatan 2: Kegiatan 3: PENDAHULUAN PRESENTASI SKENARIO PELAKSANAAN Fasilitator/Guru PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN Pemandu • Jika terjadi perubahan- • Guru model menyampaikan perubahan skenario dari melaksanakan rencana kegiatan rencana semula guru pembelajaran open class hari ini. model diharapkan sesuai skenario menyampaikan skenrio secara singkat. • Guru model membagikan foto kopi RPP dan perangkat lainnya, termasuk lembar observasi Kegiatan 6: Kegiatan 5: Kegiatan 4: MENULISKAN MEMBUAT OBSERVASI PENGALAMAN CATATAN HASIL PEMBELAJARAN BERHARGA OBSERVASI • Observer Setelah melakukan • Setelah melakukan melakukan observasi pengamat observasi pengamat pengamatan mengidentifikasi dan menyusun kembali pembelajaran secara menuliskan catatan hasil temuan cermat dan tertib pengalaman berharga tentang aktivitas (Kegiatan observasi yang diperoleh dari belajar siswa yang tentu saja dilakukan observasi menarik untuk diskusi bersamaan dengan pembelajaran bahan refleksi pembelajaran yang dilakukan oleh guru model) E. Bahan Bacaan untuk Fasilitator Untuk mempersiapkan pelakasanaan pembelajaran yang diobservasi (open class), serta untuk dapat melakukan observasi secara tertib bacalah artikel singkat tentang RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN OPEN CLASS rambu-rambu open class dan observasi pembelajaran berikut ini. DAN OBSERVASI PEMBELAJARAN 25
  • 31. Secara prinsip tidak ada beda antara pembelajaran rutin dengan pembelajaran dalam konteks open class. Namun karena pembelajaran dalam konteks open class ada pengamatan dan refleksi maka diperlukan perangkat dan pengaturan khusus dalam pelaksanaan pembelajaran. Perangkat pendukung kegiatan open class atara lain berupa denah tempat duduk siswa/mahasiswa, lembar observasi, perekam kegiatan belajar, rambu-rambu observasi dan refleksi. 1. Setting Kelas Dalam kegiatan open class hadir sejumlah pengamat (observer). Jumlah observer yang melakukan pengamatan tidak ada ketentuan minimal atau maksimal. Yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan ruang (space) kelas yang sesuai untuk sejumlah pengamat. Yang pokok, bahwa para pengamat dapat mengamati secara leluasa dan dapat mendekat ke siswa, agar dapat mengamati dan mendengarkan dengan jelas apa saja yang dilakukan dan dibicarakan siswa dalam belajar. Apakah tingkah laku siswa tersebut terkait atau mendukung efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran? Oleh karena itu ruang kelas harus ditata sedemikian rupa agar proses open class berjalan lancar. Beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan antara lain: 1. Ruang kelas yang dipakai harus disesuaikan dengan jumlah observer yang akan hadir atau sebaliknya jumlah observer dibatasi sesuai dengan ukuran kelas dan jumlah siswa; 2. Prinsipnya; observer memiliki ruang untuk berpindah dari satu sisi ke sisi yang lain untuk mendekat ke siswa yang sedang dalam fokus pengamatannya dengan tanpa menganggu siswa atau guru; 3. Jika pembelajaran dilaksanakan dalam setting kerja kelompok, maka harus ada ruang bagi dosen dan observer untuk mendekati siswa dan dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain; 26
  • 32. 4. Jumlah siswa dalam kelompok sebaiknya tidak lebih dari 4 orang dengan komposisi yang heterogen dari aspek kemampuan dan gender. 2. Denah tempat duduk siswa Dalam kegiatan observasi pembelajaran para pengamat (observer) harus dapat dengan memudah mengamati fakta/peristiwa belajar yang terjadi dan dengan mudah mengenali setiap siswa. Oleh karena itu jika siswa dirancang akan melakukan pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok, maka sebaiknya ada denah tempat duduk atau kelompok kerja, yang antara lain berisi gambar/denah, nomor dan nama siswa. Keterangan: = siswa putra = siswa putri = observer (posisi observer dapat mendekat ke siswa atau ke tengah kelas saat siswa sedang dalam belajar kelompok) 3. Lembar Observasi Pada dasarnya observasi dalam konteks lesson study difokuskan pada aktivitas belajar siswa, dan bukan pada langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Walaupun sesungguhnya apa yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar terkait dengan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mengajar. Lesson study bukan microteaching atau peer teaching. Hal ini perlu ditegaskan mengingat seringkali pada saat refleksi para observer lebih banyak mengomentari bahkan mengkritik langkah- 27
  • 33. langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru dari pada aktivitas dan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu agar observasi terarah pada aspek-aspek yang harus diamati diperlukan lembar observasi. Pada dasarnya lembar observasi yang pernah digunakan dalam kegiatan lesson study dipergunakan oleh para guru atau observer yang sedang dalam proses belajar mengamati pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pengamatan lebih terarah. Namun ketika sudah terampil atau mahir dalam observasi cukup menggunakan buku catatan kosong sebagai alat perekam. Contoh lembar observasi yang pernah digunakan dapat dilihat seperti di bawah ini. 4. Perekam Kegiatan Belajar Fakta-fakta atau peristiwa belajar yang menarik dapat direkam dalam bentuk catatan anekdotal atau direkam melalui kamera foto atau video (jika ada). Selain sebagai alat dokumentasi, rekaman video atau foto dapat digunakan sebagai bukti otentik yang akan dirunjuk atau dikemukakan pada saat refleksi. Namun demikian perekaman tidak menjadi suatu keharusan. 5. Rambu-rambu Observasi Bagi para pengamat pembelajaran pemula dalam kegiatan lesson study diperlukan rambu-rambu agar dapat melakukan observasi dengan tepat dan cermat. Dalam rambu-rambu observasi akan dijelaskan antara lain tentang: dimana sebaiknya posisi observer pada saat mengamati kelas, bagaimana cara mengamati. 28
  • 34. LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN LESSON STUDY Tanggal: ....... ....................... ……… A. Apakah semua siswa/mahasiswa benar-benar telah belajar tentang topik pembelajaran hari ini? Bagaimana proses mereka relajar? (disertai fakta konkrit dan alasannya) B. Siswa/mahasiswa mana yang tidak dapat mengikut kegiatan pembelajaran pada hari ini? (harus didasarkan pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa) C. Mengapa siswa tersebut tidak dapat belajar dengan baik? Menurut Anda apa penyebabnya dan bagaimana alternatif solusinya menurut Anda? (disertai alasan, analisis yang mendalam, dan jika mungkin dasar rujukan yang sesuai) D. Bagaimana usaha guru/dosen dalam mendorong siswa/mahasiswa yang tidak aktif untuk belajar? E. Pelajaran berharga apa yang dapat Anda petik dari pengamatan pembelajaran hari ini? Catatan: Aspek-aspek lain yang dapat dicermati oleh observer antara lain: interaksi antar siswa-siswa dalam satu kelompok, siswa-siswa antar kelompok, siswa - guru, siswa - media/sumber belajar, siswa – lingkungan. Guru Model/ Kelas /Sekolah: ____________________ / _________ / ___________ Nama Observer : _______________ Jabatan: Guru / KS / Pengawas / Dosen / ...... 29
  • 35. PANDUAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN (OBSERVASI) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY A. SEBELUM PENGAMATAN Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran dan pengamatan dimulai. 1. Pengamat dan undangan lainnya hendaknya datang paling lambat 5 menit sebelum pembelajaran dimulai 2. Kedatangan tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas masing-masing. Karena itu tamu hendaknya tenang, bila berbicara jangan menimbulkan kebisingan di sekolah 3. Siapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan setiap peserta lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat pembelajaran lainnya yang telah diperbanyak untuk para pengamat. 4. Denah tempat duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan untuk mempermudah proses pengamatan. Denah tempat duduk yang dilengkapi dengan nama siswa dibuat dalam selembar kertas untuk diperbanyak dan dibagikan pada seluruh pengamat yang datang. 5. Jika Anda membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada panggil tidak berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon kecuali untuk hal-hal terpaksa. Juga dihindari kesibukan mengirim sms. 6. Usahakan untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam ruangan/kelas. 7. Pastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin buang hajat. Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan sebelum pembelajaran. B. PADA WAKTU MENGAMATI PROSES PEMBELAJARAN 1. Semua peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang ditentukan. 30
  • 36. 2. Begitu memasuki ruangan semua peserta dan undangan hendaknya tidak lagi berkeinginan keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan bersiap mengamati siswa belajar. 3. Segera menempati posisi sedemikian sehingga dapat memperhatikan perubahan wajah dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal adalah dihadapan siswa. Namun jika siswa berdiskusi saling berhadapan, posisi yang ideal adalah di samping kelompok. 4. Pada awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak jika sudah lebih dari 5 kali pengamatan, pengamat dapat mengamati beberapa kelompok lain sehingga dapat mengetahui atmosfir kelas secara keseluruhan. 5. Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Misalnya ikut membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi siapapun. 6. Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat), katakan agar siswa bertanya langsung pada guru. 7. Tidak mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika Anda sedang mendekati kelompok atau berada di tengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa. 8. Tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan. 9. Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar (guru/siswa) lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa. 10. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam ruangan pembelajaran. 11. Ingat, fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru yang mengajar. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika fenomena 31
  • 37. yang diamati tidak tercantum dalam lembar observasi, pengamat dapat menambahkannya. 12. Pengamat melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran. 13. Selain mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan: a) Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru b) Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran? c) Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari lingkungan? d) Bagaimana upaya guru membuat siswa kreatif? Catatan Penting: Seringkali pejabat beranggapan bahwa kegiatan buka kelas dan refleksi adalah kegiatan guru, karena itu hanya gurulah yang berhak melakukan secara intensif mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan refleksi. Namun sebenarnya tidaklah demikian. Agar dapat memahami dan menghayati bagaimana siswa belajar dan permasalahan apa saja yang bersangkutan dengan proses pembelajaran, maka semua yang berkepentingan dengan pendidikan (kepala sekolah, wakil, pengawas, Pimpinan dan Staf Dinas Pendidikan, dosen perguruan tinggi) ikut secara aktif terutama pada waktu pelaksanaan pembelajaran (obsevasi) dan refleksi. Pelaksanaan dan refleksi merupakan inti dari SP. Di kedua tahapan (observasi dan refleksi) itu kita dapat belajar bagaimana siswa belajar, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa saja yang diperlukan siswa dalam belajar. Di kedua tahapan itu kita juga dapat menjadi peneliti dengan jalan mengamati dan menganalisis, yang kemudian menyampaikan secara lisan pada waktu diskusi refleksi. Sekiranya pada waktu diskusi refleksi tidak dapat hadir, pengamat dapat menyerahkan catatan refleksinya untuk dibacakan moderator. (Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan Ibrohim, 2008) 32
  • 38. F. EVALUASI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. 1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan open class agar kegiatan berjalan lancar, efektif dan efisien! 2. Dimana sebaiknya pengamat mengambil posisi berdiri agar dapat melakukan pengamatan dengan jelas dan tidak menggangu siswa. 3. Mengapa pengamat tidak boleh intervensi kepada siswa atau guru model? 4. Jelaskan mengapa open class tidak sama dengan peer teaching atau microteaching! 5. Sebutkan rambu-rambu agar dapat melakukan pengamatan pembelajaran secara cermat dan efektif! TUGAS: Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih lesson study. 1. Lakukan sebuah pembelajaran yang diobservasi pada mata pelajaran yang Anda ampu! Mintalah teman sejawat atau anggota KKG sebagai pengamat! Catat hasilnya dan laporkan pengalaman tersebut dalam pertemuan KKG berikutnya. 2. Jika ada kegiatan open class di sekolah atau di KKG ikutilah dan jadilah observer yang baik. Catat semua temuan yang ada peroleh dari hasil pengamatan kegiatan belajar siswa! 33
  • 39. BAGIAN V MELAKUKAN DISKUSI REFLEKSI A. Pengantar Kegiatan refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari lesson study. Bahkan dapat dikatakan keberhasilan sebuah kegiatan lesson study dapat dilihat dari kegiatan refleksinya. Sebuah pembelajaran yang sudah disusun skenarionya, dapat berhasil dilaksanakan di kelas atau sebaliknya tidak sepenuhnya berhasil. Perlu disadari, bahwa tidak ada pembelajaran yang sempurna. Kekurangan yang terjadi di sana sini atau tidak sesuai dengan skenario merupakan hal yang harus disadari. Karena sesungguhnya kelas (pembelajaran) merupakan sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu tentu banyak hal menarik dalam kegiatan belajar yang dapat ditemukan dan dicatat oleh pengamat. Temuan-temuan tersebut akan menjadi bahan diskusi refleksi. Kegiatan refleksi dalam lesson study dilakukan dalam bentuk diskusi. Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan dilakukan secara interaktif. Berdasarkan pengalaman melaksanakan forum diskusi refleksi pada tahap awal pengembangan lesson study, diskusi refleksi terkesan monotone, kurang interaktif dan efektif. Setiap observer terkesan hanya melaporkan temuan-temuannya tanpa disertai analisis yang mendalam dan alternatif solusi yang ditawarkan. Pengamat yang satu kurang peduli dengan komentar pengamat lainnya. Akibatnya kegiatan diskusi kurang efektif dalam menemukan masalah-masalah pembelajaran dan mencari pemecahannya. Setelah pelaksanaan diskusi refleksi guru model dan para pengamat akan mendapatkan pengalaman-pengalaman atau pelajaran berharga yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas masing-masing. Bagi guru model kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah merevisi rencana pembelajaran berdasarkan masukan-masukan dari refleksi. Hasil revisi rencana pembelajaran dapat dipergunakan untuk pembelajaran di kelas paralel yang lain atau untuk pembelajaran tahun berikutnya. Demikian juga para 34
  • 40. pengamat juga dapat memanfaatkan rencana pembelajaran tersebut di kelasnya, tentu saja dengan modifikasi-modifikasi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Namun demikian, selain rencana pembelajaran yang telah digunakan dalam open class masih banyak pengalaman berharga lain yang dapat dipetik oleh setiap guru atau pengamat untuk memperbaiki pembelajaran di kelasnya atau menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan pendidikan di daerahnya. Untuk berlatih melakukan diskusi refleksi dan menghindari terjadinya diskusi refleksi yang monoton, kurang interaktif dan efektif lakukan kegiatan pembelajaran dalam modul ini. B. Tujuan Tujuan yang diharapkan dapat dicapai setelah mempelajari bagian ini adalah para guru dapat: 1. Menjelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study, 2. Menjelaskan rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif dan efektif, 3. Melaksanakan kegiatan diskusi refleksi yang interaktif dan efektif, 4. Melakukan tindak lajut berdasarkan hasil refleksi. C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar Untuk dapat melakasanakan kegiatan belajar atau berlatih memahami dan melaksanakan refleksi dalam lesson study perlu dipersiapkan bahan-bahan berikut ini. 1. Catatan hasil observasi 2. Rambu-rambu refleksi (panduan diskusi refleksi) 3. Catatan untuk hasil diskusi 4. Ruang diskusi yang tempat diduduknya disusun dalam bentuk melingkar atau leter U sehingga semua pengamat dapat saling memperhatikan. 5. Papan tulis atau whitebord 6. Denah tempat duduk siswa yang pajang di depan forum 7. Rekaman kegiatan pembelajaran atau foto2 kegiatan belajar (jika tersedia) 35
  • 41. D. Langkah Kegiatan Belajar Untuk dapat belajar dan berlatih memahami dan melaksanakan diskusi refleksi dalam kegiatan lesson study ikutilah langkah belajar berikut ini. Kegiatan 3: Kegiatan 1: Kegiatan 2: PELAKSANAAN DISKUSI PENDAHULUA REFLEKSI PENJELASAN N • Guru pemandu RAMBU-RAMBU Fasilitator/Guru REFLEKSI memimpin diskusi Pemandu refleksi (sebagai • Guru pemandu/ menjelaskan moderator) fasilitator menjelaskan rencana kegiatan rambu-rambu dan • Guru model belajar diskusi langkah-langkah menyampaikan refleksi refleksi diskusi refleksi diri dari kegiatan pembelajaran yang • Memilih salah satu dilakukan peserta menjadi notulis diskusi • Peserta menyampaikan komentar berdasarkan hasil pengamatannya dan juga diharapkan menganggapi komentar pengamat yang lain Kegiatan 5: Kegiatan 4: MERENCANAKAN REFLEKSI DIRI DAN MELAKUKAN PENGALAMAN TINDAK LANJUT DISKUSI REFLEKSI • Guru model merevisi • Setiap peserta lesson rencana pembelajaran (jika study diharapkan diperlukan) menuliskan refleksi • Pengamat memanfaat diri berdasarkan rencana pembelajaran pengalaman untuk di kelasnya dengan mengikuti kegiatan melakukan penyesuaian. lesson study, • Merencanakan kegiatan khususnya tahap lesson study untuk waktu observasi dan refleksi selanjutnya 36
  • 42. E. Bahan Bacaan Berdasarkan pengalaman kegiatan diskusi refleksi merupakan bagian yang relatif sulit berkembang. Karena kegiatan refleksi berkaitan dengan keterampilan berbicara dan berdiskusi secara santun namun berarti. Oleh karena bagi yang baru belajar diperlukan rambu-rambu agar diskusi berjalan lancar, interaktif dan efektif. Komentar yang disampaikan dalam forum diskusi refleksi tidak hanya berupa kegiatan mengorek kekurangan guru atau kritik dan kemudian berlomba memberikan saran. Komentar dalam refleksi harus berupa penyampaian temuan fakta atau fenomena belajar siswa yang menarik (positif atau negatif) yang disertai analisis mendalam penyebab dan alternatif solusi untuk pemecahan masalahnya. Jalannya diskusi refleksi sangat ditentukan oleh kepiawaian moderator. Untuk dapat melakukan refleksi yang interaktif dan efektif perhatikan rambu-rambu berikut ini. TEKNIK MODERASI DALAM DISKUSI REFLEKSI Berikut akan diuraikan hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh moderator dalam memimpin diskusi refleksi agar diskusi berlangsung kondusif, interaktif dan efektif. Namun demikian, perlu dipahami bahwa rambu-rambu ini hanyalah sebuah contoh berdasarkan pengalaman. Artinya pembaca diharapkan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing. A. Membuka dan Mengawali Diskusi Refleksi 1) Moderator adalah ”orang kunci” yang dapat menghidupkan suasana diskusi. 2) Seorang moderator dalam diskusi refleksi lesson study bukan hanya harus pandai berbicara sesuai situasi, tetapi ia juga harus memahami isi setiap pembicaraan. Oleh karena itu moderator juga harus mengikuti dan mencermati semua situasi/kejadian pembelajaran yang akan direfleksikan. 3) Ketika mengawali dan membuka suasana diskusi, upayakan untuk menyegarkan suasana pertemuan, yang umumnya para observer dan peserta lesson study sudah mulai lelah karena sebelumnya berdiri lama dalam melakukan observasi. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menyapa beberapa orang yang sudah dikenal atau mengenalkan beberapa orang peserta atau tamu yang belum dikenal peserta pada umumnya. Jangan lupa memberikan komentar awal yang arahnya 37
  • 43. memberikan penghargaan atau sanjungan untuk memberikan dukungan moral kepada guru model. 4) Sampaikan ucapan terima kasih kepada guru model atas sajian pembelajaran yang telah dibuat dan berikan penghargaan, misalnya berupa tepuk tangan dari semua peserta. B. Refleksi Diri Guru Model 1) Pada saat memberi kesempatan guru model untuk menyampaikan refleksi, sampaikanlah rambu-rambu apa saja yang perlu diungkapkan oleh guru model, antara lain; a. Guru tidak hanya mengungkapkan perasaan senang, sedih, bangga atau kurang puas dengan hasil mempraktikan skenario pembelajaran yang telah dirangcang/dipersiapkan. b. Guru model perlu menyampaikan ringkasan alur langkah-langkah pembelajaran, terutama untuk mengulas hal-hal yang menarik, baik itu ketidak-terlaksanaan langkah-langkah pembelajaran maupun kasus-kasus menarik pada langkah tersebut. c. Untuk melengkapi refleksi diri, guru model dapat menyebutkan kira-kira persentase ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dibuat. C. Membagi Termin dan Melaksanakan Diskusi 1. Agar diskusi lebih terfokus dan terarah, sebaiknya waktu diskusi dibagi menjadi beberapa termin dengan masing-masing termin mengacu pada permasalahan tertentu. Misalnya ada termin yang khusus membahas tentang: • interaksi siswa-siswa dalam kelompok maupun dalam presentasi hasil diskusi/kerja kelompok, • interaksi siswa dengan media belajar, • interaksi siswa dengan guru, • lompatan-lompatan belajar yang dibuat oleh beberapa siswa, • pengalaman-pengalaman berharga yang dapat diperoleh dari kegiatan observasi, Tema-tema tersebut dapat diatur secara fleksibel sesuai dengan situasinya. 2. Setelah termin diskusi dibuka, berikan kesempatan kepada beberapa orang untuk mengemukakan temuan hasil pengamatan yang menarik untuk diulas dan yang 38
  • 44. sesuai dengan tema termin diskusi. Komentar sebaiknya disertai dengan mengemukakan fakta atau data konkrit hasil pengamatan, misalnya dengan menunjukkan kelompok atau nama siswa. Kendalikan agar setiap orang menyampaikan komentar sesuai dengan tema dan dalam bahasa yang ringkas tapi jelas. Hindarkan uraian komentar yang berbelit-belit. 3. Di dalam menyampaikan temuan dari hasil observasi, sebaiknya guru tidak membaca catatan dalam lembar observasi secara keseluruhan, tetapi disarankan untuk memilih bagian catatan yang terkait dengan tema. Jika ada komentar yang mulai menyimpang dari tema, sebaiknya diingatkan untuk kembali menyampaikan komentar yang sesuai dengan tema yang didiskusikan. 4. Jika ada pertanyaan klarifikasi atau komentar dari peserta di luar tema atau di luar konteks lesson study maka moderator harus dapat mengisolir hal tersebut untuk tidak diteruskan, misalnya dengan cara mengatakan ”hal tersebut akan kita bahas di lain kesempatan” 5. Setelah seseorang atau beberapa orang menyampaikan komentar terkait dengan temuannya, moderator harus berusaha untuk menangkap esensi dan hal menarik yang perlu dibahas lebih jauh terkait dengan penyebab munculnya fenomena tersebut dan alternatif solusi yang diusulkan. 6. Setelah beberapa temuan menarik yang sejenis (sesuai tema) diungkapkan oleh beberapa observer, berikutnya lemparkan masalah tersebut kepada peserta yang lain untuk ditanggapi, terutama pada ulasan tentang kemungkinan penyebab munculnya fenomena tersebut dan kemungkinan alternatif solusinya. 7. Dalam memberikan masukan tentang alternatif solusi suatu permasalahan disarankan agar pengusul mendasarkan usulan tersebut pada pengalaman praktis di sekolah masing-masing atau rujukan teori atau kalangan pakar pendidikan. 8. Perhatian dan konsentrasi moderator harus selalu fokus pada setiap komentar yang disampaiakan peserta, dan selalu dapat berpikir ”Bagaimana membuat situasi diskusi lebih hidup, menarik, dan tidak membosankan. Jika ada ucapan dari observer atau kejadian-kejadian kecil tertentu yang memungkin dijadikan bahan ”jok-jok” atau humor maka upayakan untuk dimunculkan dengan sedikit ”dibumbui” agar menyegarkan suasana. 39
  • 45. 9. Upayakan untuk memberikan kesempatan yang merata kepada semua peserta diskusi. Oleh karena itu hindarkan adanya dominasi komentar atau bicara pada orang tertentu. Jika ingin membatasi komentar peserta yang terlalu panjang, maka sampaikanlah dengan bahasa yang halus, dengan sedikit gurauan atau permintaan maaf. Tunjuk atau mintalah kepada salah satu atau beberapa peserta yang kelihatan pasif untuk menyampaikan pendapat terkait dengan hal yang sedang dibahas, misalnya dengan meminta seseorang untuk berpendapat setuju atau tidak setuju terhadap pendapat yang lain. 10. Pada akhir setiap termin, moderator harus berusaha untuk memberikan ulasan singkat, semacam resume, dari hal yang didiskusikan pada termin tersebut. Hati- hati agar moderator tidak membuat kesimpulan yang merupakan justifikasi yang paling benar, atau seolah-olah diskusi tersebut telah menghasilkan satu aturan yang berlaku umum. Biarlah kesimpulan akhir dirumuskan sendiri oleh masing- masing peserta dan menjadi ”good practices” yang akan dicoba untuk diimplementasikan di sekolah masing-masing sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 11. Setelah termin pertama selesai diskusi dilanjutkan ke termin berikutnya dengan tema atau fokus diskusi yang lain. Selesai dalam arti masalah yang muncul, kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya telah dibahas secara tuntas. Begitu seterusnya sampai semua masalah yang muncul didiskusikan. 12. Pada setiap akhir termin moderator dapat memberikan kesempatan kepada guru model untuk memberikan tanggapan. Hindarkan tanggapan dari guru model yang terkesan ”terlalu membela diri” atau mencari pembenaran atas kejadian atau kekurangan yang ada. 13. Nara sumber (Dosen dan atau Guru Pamong) diberi kesempatan untuk menyampaikan komentar singkat terkait dengan fokus diskusi suatu termin, atau diberi kesempatan berkomentar pada akhir sesi sebelum refleksi ditutup. Sebaiknya diberikan tekanan pada narasumber hal penting yang diharapkan mendapatkan ulasan, selain ulasan yang telah dipersiapkan sendiri oleh narasumber. 40
  • 46. 14. Jika ada masukan yang sangat berarti untuk skenario pembelajaran atau perangkat pembelajaran, maka sarankan agar RPP segera direvisi oleh guru model atau oleh kelompok. D. Mengakhiri Diskusi Refleksi 1. Sebelum menutup forum diskusi refleksi moderator dapat menyampaikan ringkasan atau penegasan tentang hal-hal penting yang telah didiskusikan. 2. Saat menutup jangan lupa menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi, misalnya kehadiran Dosen FMIPA UM, Guru Pamong, Kepala Sekolah, Pengawas, Dinas P dan K, dll. (Bacaan ini diambil dari Buku Lesson study (Studi Pembelajaran) oleh Istamar Syamsuri dan Ibrohim, 2008) Selamat mencoba, mudah-mudahan lebih berhasil ...! F. EVALUASI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban singkat dan sistematis berdasarkan pemahaman Saudara. Setelah itu cobalah untuk meminta teman memeriksa jawaban tersebut. Berapa persen Saudara dapat mejawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. 1. Jelaskan pentingnya kegiatan refleksi dalam lesson study! 2. Jelaskan secara garus besar rambu-rambu pelaksanaan refleksi yang interaktif dan efektif! 3. Mengapa pengamat disarankan untuk tidak mengkritik guru model dalam kegiatan refleksi. 41
  • 47. TUGAS: Lakukan kegiatan ini secara sungguh-sungguh sebagai sarana berlatih lesson study. 1. Jika Saudara sedang mengikuti kegiatan lesson study di sekolah atau KKG ikutilah kegiatan diskusi refleksi secara sungguh-sungguh, agar memperoleh pengalaman yang cukup. Perhatikan bagaimana cara moderator, guru model dan pengamat lain menyampaikan komentar. 2. Setelah mengikuti kegiatan lesson study, cobalah untuk merencanakan dan melakukan tindak lajut berdasarkan hasil observasi dan refleksi. Lakukanlah pembelajaran di sekolah Anda dengan mengaplikasikan pengalaman- pengalaman baik dari lesson study. 42
  • 48. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 Menuju Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang. Jakarta: Depdiknas. Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics Curriculum, (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/ publications/11/- Garfield.doc, diakses 19 Juni 2006. Istamar Syamsuri dan Ibrohim. 2008. Lesson study (Studi Pembelajaran): Model Pembimbinaan Pendididk dipetik dari Pengalaman Implementasi Lesson study dalam Program SISTTEMS JICA di Kabupaten Pasuruan. Malang: FMIPA UM Kusdijantono, T. 2008. Aktualisasi Pengawasan dalam Lesson study. Makalah dalam International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus. Liliasari. 2008. Teacher Professional Development through Chemistry Education Lesson study at Tanjungsari. Makalah dalam International Conference on Lesson study, Bandung, 31 Juli – 1 Agustus. Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia: Reseach For better School .Inc. Lewis, C. Perry, R. Dan Murata, A., 2006. How Should Research Contribute to Instructional Improvement?: The Case of Lesson study. Educational Researcher, 35(3):3-14. Noor, Idris, HM. 2006. Model Pelatihan Guru dalam Menerapkan Kurikulum Bahasa Inggris. Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, Depdiknas (Online): Robinson, Naomi. 2006. Lesson study: An example of its adaptation to Israeli middle school teachers. (Online), (stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc, diakses 25 September 2006). Richards, J.C., Platt, J. and Platt, H. 1992. Longman Dictionary of Language Teaching and Applied Linguistics. Longman. Saito, E., 2005. Changing Lessons, Changing Learning: Case Study of Piloting Activities under IMSTEP. Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pembelajarannya & Exchange Experience of IMSTEP. Malang, 5-6 September. Saito, E., Harun, I.,dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi Pembelajaran di Indonesia: Studi Kasus dari IMSTEP. Jurnal Mimbar Pendidikan, 3 (24):24-32. 43
  • 49. Saito, E., Sumar, H., Harun, Ibrohim, Kuboki, I., dan Tachibana, H. 2006. Development of school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics and Science Teacher Education Project. Improving Schools, 9(1): 47-59. Stepanek, J. 2003. Researchers Every Classroom. Northwest Teacher: 4(3): 2-5 Sulasmi, E.S., dan Rahayu, S. 2006. Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Piloting dan Lesson study dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA, Yoyakarta. 1 Agustus. Sumarna. 2006. Implementasi Lesson study Berbasis Sekolah untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Biologi Melakukan Pembelajaran Inovatif. Booklet Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Yoyakarta, 1 Agustus. Walker, J.S. 2005. UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online), www.uwec.edu/walkerjs/Lesson_Study/Statement_of_Purpose.pdf., diakses 26 Oktober 2006. 44