SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
Pengembangan Rencana Pembelajaran
                          Berbasis Kontekstual

                              Oleh: Ali Mahmudi
                  Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

A. Pendahuluan
     Kurikulum 2004, yang sering disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK),
segera diimplementasikan secara nasional. Hal ini perlu mendapat perhatian dari
berbagai pihak yang terkait, terutama guru. Guru sebagai ujung tombak implementasi
KBK mempunyai peran yang strategis. Guru dituntut kreativitasnya agar dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, seorang
guru hendaknya melakukan persiapan pembelajaran dengan baik pula. Salah satu
persiapan yang harus dilakukan guru adalah merancang atau menyusun rencana
pembelajaran. Rencana pembelajaran ini memuat langkah-langkah pembelajaran atau
skenario pembelajaran yang akan dilakukan guru di kelas.
     Salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
and Learning/CTL). Pendekatan kontekstual mempunyai 7 komponen utama, yakni
konstruktivisme   (constructivism),   penemuan     (inquiry),   bertanya   (questioning),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection),
dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment).
     Mengimplementasikan pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran
berarti mengimplementasikan ketujuh komponen utama tersebut dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual berarti merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi 7
komponen utama pembelajaran kontekstual tersebut. Rencana pembelajaran yang
demikian selanjutnya kita sebut rencana pembelajaran berbasis kontekstual. Dalam
pembelajaran kontekstual, rencana pembelajaran lebih diartikan sebagai rencana
kegiatan guru, yang berupa skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal-hal
yang akan dilakukakan guru bersama siswa terkait topik yang akan dipelajari siswa demi
mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan.
     Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian rencana pembelajaran dalam
konteks KBK setelah didahului pemaparan secara singkat mengenai pengertian
pendekatan kontekstual. Selanjutnya akan diberikan contoh rencana pembelajaran dan
lembar kegiatan siswa (LKS) dapat diacu peserta dalam mengimplementasikan KBK.



                                          1
Setelah mengikuti kegiatan pelatihan, diharapkan peserta dapat menyusun rencana
pembelajaran berbasis kontekstual dengan baik.

B. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
     Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Pendekatan kontekstual mempunyai 7 komponen utama yang secara
singkat akan diuraikan sebagai berikut.
     Komponen pertama adalah konstruktivisme (constructivism). Menurut pandangan
konstruktivisme, pengetahuan tidak diberikan secara instan kepada siswa, melainkan
harus dikonstruksi sendiri oleh siswa melalui keterlibatannya secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa membangun
pengetahuannya setahap demi setahap, melalui langkah-langkah pembelajaran yang
dirancang dengan baik oleh guru.
      Komponen kedua adalah penemuan (inquiry). Penemuan merupakan bagian inti
dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil proses mengingat atau menghafal, melainkan
diperoleh siswa melalui proses penemuan terbimbing. Pembelajaran dirancang
sedemikian sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep
atau pengetahuannya dengan bimbingan guru.
      Komponen ketiga adalah masyarakat belajar (learning community). Berdasarkan
konsep ini, siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dengan baik melalui interaksi
sosial. Melalui interaksi sosial, seperti diskusi kelompok, pengetahuan siswa akan
dimantapkan melalui proses diskusi.
     Komponen keempat adalah bertanya (questioning). Bertanya merupakan salah
satu proses bagi siswa untuk mengkonstruksi konsep atau pengetahuan. Bagi siswa,
bertanya merupakan bagian penting dalam pembelajaran berbasis inquiry, yakni
menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahui. Guru hendaknya merancang suatu
pertanyaan berkualitas yang dapat merangsang kreativitas siswa dalam upaya
membangun pengetahuannya. Sebaliknya, siswa harus diberikan kesempatan secara
bebas untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang akan memungkinkan mereka
lebih dapat memahami konsep dengan baik.
      Komponen kelima adalah pemodelan (modeling). Menurut konsep ini,
pembelajaran matematika memerlukan model yang dapat ditiru. Sebagai misal, guru
berperan sebagai model yang memberikan contoh cara mengoperasikan sesuatu,
menyelesaikan masalah dengan metode tertentu, dan sebagainya. Dalam pembelajaran,


                                          2
siswa juga dapat berperan sebagai model yang memberikan contoh kepada teman
sekelasnya, yakni ketika siswa berusaha memaparkan ide atau hasil diskusinya kepada
teman sekelas.
      Komponen keenam adalah refleksi (reflection). Refleksi adalah cara berpikir
mengenai apa yang baru dipelajari. Refleksi merupakan respon siswa terhadap kejadian,
aktivitas, atau pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai siswa. Guru
mengimplementasikan komponen ini dengan cara mereview (merangkum) bersama
siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari, juga mengenai apa yang
telah dipahami maupun yang belum dipahami siswa.
      Komponen terakhir, ketujuh, adalah penilaian yang sebenarnya (authentic
assesment), yakni proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Data ini diambil selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, tidak hanya ketika pembelajaran selesai.

C. Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual
      Dalam pembelajaran kontekstual, rencana pembelajaran (RP) diartikan sebagai
rencana kegiatan guru yang berisi skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai
hal-hal yang akan dilakukakan guru bersama siswa terkait topik atau pokok bahasan
yang akan dipelajari demi mencapai kompetensi standar yang telah ditentukan. Dalam
ini, rencana pembelajaran tidak diartikan sebagai laporan yang harus disusun dan
dilaporkan kepada kepala sekolah atau pihak lain, melainkan sebagai rencana
“individual” guru yang memuat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
di kelas. Rencana pembelajaran dapat difungsikan sebagai pengingat bagi guru
mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan, mengenai media apa yang akan digunakan,
strategi pembelajaran yang dipilih, sistem penilaian yang akan ditentukan, dan hal-hal
teknis lainnya.
      Mengingat rencana pembelajaran lebih bersifat sebagai rencana “individual” guru,
tentu tidak ada format. Memang, secara umum tidak terdapat perbedaan mendasar
mengenai format rencana pembelajaran berbasis kontekstual dengan format rencana
pembelajaran yang selama ini dikenal. Hal yang membedakan keduanya adalah
mengenai substansi atau penekanannya. Pada pembelajaran yang secara umum dikenal,
rencana pembelajaran menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai, sedangkan
pada pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
      Sebagaimana dikemukakan di muka bahwa pendekatan kontekstual mempunyai 7
komponen utama, maka menyusun rencana pembelajaran berbasis kontekstual berarti
merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi 7 komponen utama pendekatan
kontekstual tersebut.. Ketujuh komponen pendekatan kontekstual harus tersirat pada


                                           3
rencana pembelajaran yang disusun. Selain itu, dalam rencana pembelajaran juga
dirancang bagaimana mengintegrasikan keterampilan kecakapan hidup (life skill) dalam
rangkaian pembelajaran.
     Berikut ini akan disajikan contoh format rencana pembelajaran berbasis
kontekstual beserta penjelasan seperlunya mengenai bagian-bagiannya. Tentu saja, ini
merupakan salah satu alternatif format rencana pembelajaran yang dapat diacu guru,
yang tetap terbuka untuk diubah, dilengkapi, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Secara
umum rencana pembelajaran terdiri atas bagian-bagian berikut.
1. Identitas
   Identitas biasanya memuat nama mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/semester,
   dan alokasi waktu.
2. Standar kompetensi dan kopetensi standar
   Bagian ini memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai
   siswa melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
3. Indikator
   Bagian ini memuat indikator-indikator, yakni karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau
   respon siswa berkaitan dengan kompetensi dasar.
4. Materi pokok
   Bagian ini berisi materi pokok yang dipilih sebagai sarana bagi siswa untuk
   mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pada bagian ini dapat pula
   disertai uraian singkat materi pokok.
4. Media pembelajaran.
   Bagian ini menjelaskan mengenai media yang digunakan dalam kegiatan
   pembelajaran yang akan menunjang pencapaian standar kompetensi atau kompetensi
   dasar yang ditentukan.
5. Pendekatan atau metode pembelajaran
   Bagian ini memuat jenis pendekatan atau metode yang dipilih atau digunakan
6. Kegiatan pembelajaran
   Pada bagian ini diuraikan mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yang
   mengakomodasi 7 komponen pendekatan kontekstual dan pengintegrasian life skill
   dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum, kegiatan pembelajaran terdiri atas 3
   tahap, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan pokok, dan kegiatan penutup. Kegiatan
   pendahuluan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengkondisikan siswa
   agar siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Yang termasuk



                                           4
dalam kegiatan ini adalah memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,
   seperti memberikan contoh manfaat topik yang akan dipelajari, mengaitkan materi
   pelajaran dengan dunia nyata, menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi
   standar yang harus dicapai siswa melalui kegiatan pembelajaran, dan langkah-
   langkah kegiatan pembelajaran yang akan diikuti siswa. Pada bagian ini pula
   dilakukan pembahasan pekerjaan rumah dan apersepsi, yakni mengaitkan materi
   pelajaran yang akan dipelajari siswa dengan materi pelajaran.
   Pada kegiatan pokok diuraikan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang
   merupakan tahapan bagi siswa untuk mengkonstruksi konsep atau pengetahuan.
   Pada bagian ini tercermin implementasi ketujuh komponen utama pendekatan
   kontekstual dan pengintegrasian life skill.
   Sedangkan pada bagian penutup diuraikan mengenai bimbingan guru kepada siswa
   untuk mereview (merangkum) materi atau topik yang telah dipelajari, pemberian
   tugas, dan penginformasian mengenai topik atau materi pelajaran pada pertemuan
   berikutnya.
6. Penilaian
   Pada bagian ini diuraikan mengenai jenis dan bentuk instrumen yang digunakan
   untuk mengukur ketercapaian indikator yang telah ditentukan.


     Sebagai ilustrasi, terlampir diberikan contoh rencana pembelajaran dan LKS yang
dapat digunakan sebagai acuan.


D. Daftar Pustaka

    Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
         Pelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum,
         Dirjen Dikdasmen, Depdiknas.

    Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
         Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Dikdasmen,
         Depdiknas.




                                            5
Lampiran 1. Contoh Rencana Pembelajaran

                      RENCANA PEMBELAJARAN
                 Mata pelajaran                  : Matematika
                 Satuan Pendidikan               : SMA
                 Kelas/Semester                  : X/1
                 Alokasi waktu                   : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)


A. Standar Kompetensi
   Siswa dapat menggunakan operasi dan sifat serta memanipulasi aljabar dalam
    pemecahan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat akar, logaritma, persamaan
    kuadrat dan fungsi kuadrat, sistem persamaan linier, pertidaksamaan satu variabel, dan
    logika matematika
B. Kompetensi Dasar
    Siswa dapat menggunakan sifat dan aturan pangkat, akar, dan logaritma dalam
    pemecahan masalah.
C. Indikator
     Siswa dapat menjelaskan pengertian konsep perpangkatan (eksponen)
     Siswa dapat menunjukkan sifat-sifat perpangkatan (eksponen)
     Siswa dapat mengoperasikan bilangan-bilangan berpangkat dengan menggunakan
      sifat-sifat perpangkatan.
D. Materi Pokok
    Bentuk Pangkat (Eksponen).
E. Media Pembelajaran
    LKS dan kalkulator (jika memungkinkan)
F. Pendekatan atau metode pembelajaran
    Pendekatan CTL
G. Kegiatan pembelajaran
    Kegiatan pendahuluan
     Guru menginformasikan mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
      indikator pembelajaran kali ini.
     Guru menjelaskan kegiatan yang akan diikuti siswa, yakni siswa akan berdiskusi
      kelompok dengan menggunakan LKS, untuk memahami konsep perpangkatan
      (eksponen) beserta sifat-sifatnya.


                                            6
 Guru memberikan ilustrasi mengenai manfaat mempelajari topik perpangkatan
    (eksponen). Hal ini digarapkan dapat memotivasi siswa untuk mempelajari topik ini.


Kegiatan Pokok
 Guru membentuk kelompok diskusi dengan memperhatikan heterogenitas siswa.
  Selanjutnya guru membagikan LKS kepada tiap kelompok.
 Siswa berdiskusi kelompok untuk mempelajari konsep eksponen melalui media
  LKS.
 Siswa dimintai pendapatnya mengenai ilustrasi yang disajikan di LKS tentang
  beberapa contoh-contoh fakta, seperti massa bumi dan sebagainya, siswa diminta
  pendapatnya mengenai hal itu. Misal mengenai efisiensi penulisan, kemudahan
    dalam menghafal, alternatif penulisan yang lebih sederhana, dan sebagainya.
    Selanjutnya, siswa mempelajari konsep eksponen.
 Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan atau menunjukkan sifat-sifat
  eksponen. Hanya dalam batas-batas tertentu, bimbingan guru diberikan.
   Guru memintas 5 siswa wakil kelompok untuk menuliskan atau mengemukakan
    hasil diskusinya mengenai sifat-sifat eksponen. Siswa diberikan kesempatan untuk
    menjelaskan hasil diskusinya, sementara siswa (kelompok) lain diberi kesempatan
    untuk menanggapinya.
 Guru membimbing diskusi kelas dan mengarahkan pada jawaban yang benar.
Melalui aktivitas diskusi, guru berusaha mengintegrasikan life skill dalam
   pembelajaran. Sebagai misal, guru menekankan kepada siswa akan pentingnya
    kecermatan, pentingnya berpendapat dengan argumentasi yang kuat, pentingnya
    menghargai dan menerima pendapat siswa lain, dan sebagainya)
   Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa, guru memberikan beberapa soal
    latihan yang dikerjakan siswa dengan berdiskusi kelompok. Selanjutnya dilakukan
   pembahasan hasil diskusi kelompok tersebut.
Kegiatan penutup
   Dengan bimbingan guru, siswa merangkum materi yang telah dipelajari, yakni
    mengenai pengertian eksponen dan sifat-sifat eksponen.
   Kepada siswa dapat ditanyakan pendapat mereka mengenai topik maupun kegiatan
    pembelajaran yang telah mereka ikuti. Sebagai contoh, “apakah kalian senang
    mengikuti kegiatan pembelajaran tadi”? Apakah manfaat mempelajari konsep
    eksponen? Dan sebagainya.
   Guru menginformasikan materi pertemuan berikutnya dan memberikan pekerjaan
    rumah.
   Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, kurang lebih 10 menit, guru
    memberikan kuis singkat kepada siswa.
H. Penilaian
Data kemajuan belajar siswa dapat diperoleh dari:


                                         7
Hasil kuis, hasil pekerjaan rumah (PR), dan partisipasi siswa dalam diskusi kelompok,
    cara siswa mengemukakan pendapat, dan sebagainya.



Lampiran 2. Contoh LKS
                             LEMBAR KEGIATAN SISWA

Pokok Bahasan : Bentuk Pangkat                 Tugas         : Kelompok
Kelas/Semester : X SMA / 1                     Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran)


Petunjuk Umum
o Kerjakan dan diskusikan LKS ini dengan teman sekelompokmu.
o Tanyakan kepada guru jika ada hal-hal yang kurang jelas.
Kompetensi Dasar
Siswa dapat
o menjelaskan hukum-hukum atau sifat perpangkatan
o menerapkan hukum-hukum perpangkatan (eksponen) dalam penyelesaian persamaan
    eksponen.

Pengantar
   Perhatikan fakta-fakta berikut ini.
    Satu tahun cahaya kira-kira 9.462.978.000.000.000 km
    Massa sebuah atom hydrogen adalah 0,00000000000000000000000167339 gram
    Besar gravitasi bumi adalah 0,000000000667.
    Massa bumi kira-kira adalah 5970000000000000000000000 kg.
    dan sebagainya
     Bagaimanakah menurut kalian cara penulisan fakta-fakta di atas? Dapatkah kalian
mengingat dengan mudah fakta-fakta tersebut? Dapatkah kalian menuliskannya sedemikian
sehingga lebih efisien, sederhana, dan relatif mudah diingat, sehingga mudah pula dioperasikan?
     Permasalahan seperti itu yang tampaknya memberikan inspirasi kepada matematikawan
Perancis yang bernama Rene Descartes (1596 – 1650) untuk menemukan konsep perpangkatan
(eksponen). Ide awalnya, perpangkatan (eksponen) digunakan untuk menyingkat penulisan
perkalian suatu bilangan dengan dirinya sendiri. Sebagai misal,

      2 x 2 x 2 = 23.
                                       ….
      (-2) x (-2) x (-2) x (-2) = (-2)
                                  ......
      1 1 1         1  1
       x x x ......                                dan seterusnya
      4 4 4         4  4
             10 faktor
      Secara umum berlaku                   a x a x a x …. x a = an
                                                 n faktor.

                                                  8
Lambang a n dibaca a pangkat n atau a eksponen n. Dalam hal ini, a disebut bilangan
pokok (basis) dan n disebut eksponen (pangkat).

Sifat-Sifat Perpangkatan (Eksponen).
       Berikut ini akan kita pelajari beberapa sifat penting eksponen. Cermati dan lengkapilah.

1. a 5 xa 3  a . a . a . a . a . a . a . a = a …..

                   5 faktor          3 faktor


      Sifat 1
      Jika m dan n sembarang bilangan bulat positif dan a ≠0, maka berlaku:
      a m x a n = …..


                 a5 a . a . a . a . a
2. a 5 : a 3                        = a ….
                 a3     a.a.a

                 a3      a.a.a
    a3 : a5       5
                                 ........
                 a     a.a.a.a.a
    Secara umum, kita peroleh sifat berikut.

      Sifat 2
      Jika m dan n bilangan bulat positif dan a ≠0, maka berlaku:
       am                                 am
            ............., jika m  n dan n  ............., jika m  n
       an                                 a

3. (a 3 ) 5  a 3 . a 3 . a 3 . a 3 . a 3 = a . a . a ..... a = …….

                                          15 faktor
   Secara umum, kita peroleh sifat berikut.

      Sifat 3
      Jika m dan n bilangan bulat positif maka berlaku:
       (a m ) n  ......


4. (ab) m = (ab) (ab) (ab) …. (ab) = (a . a . a ….. a) (b . b . b . …. b) = a .... x b ....

                         m faktor               m faktor              m faktor


       Secara umum kita peroleh sifat sebagai berikut.
      Sifat 4
      Jika m dan n bilangan bulat positif maka berlaku:
       ( ab) m  .....

                                                          9
m faktor

            m
   a  a a a     a a . a . a .... a
5.    . . ..... =                  = …...
   b  b b b     b  b . b . b .... b
                    m faktor            m faktor

      Sifat 5
      Jika m dan n bilangan bulat positif maka berlaku:
                m
      a
         .....
      b


          Setelah kalian memahami pengertian eksponen dan sifat-sifat eksponen, coba
nyatakan fakta-fakta yang dikemukakan di depan dalam suatu ekspresi yang sederhana.
Sebagai misal, satu tahun c             ahaya dapat dituliskan sebagai 9.462.978 x 1.000.000.000
= 9.462.978.10 km atau 9,464978 x 1015 dan sebagainya. Cobalah yang lain. Cocokkan
                     9


hasil perhitungan kalian dengan hasil perhitungan menggunakan kalkulator jika
memungkinkan.

Latihan
Hitunglah (sederhanakan) tanpa menggunakan kalkulator
     37                                                  ab 2
a.                             d. 7 3 x 7 2          g.
     34                                                 a  3b 2
                                                        3 2 x 4 3 x5 4
b. 3-1                         e. 24                  h. 5 4 3
                                                        3 x 4 x5
           3
c.  2 
                             f. 2-3                 i. 34  4 3
     3




                                                    10

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptkohasmart
 
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)Nastiti Rahajeng
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finalZo Ri
 
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNINGDenny Boy
 
Implementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik TerpaduImplementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik TerpaduIfik Firdaus
 
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...Musdalifah yusuf
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduJagal Bilowo
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)UNM
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...hermantosugeng
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 revGunawan Anwar
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaEdwien Senaen
 
Model pembelajaran problem based learning (pbl)
Model pembelajaran problem based learning (pbl)Model pembelajaran problem based learning (pbl)
Model pembelajaran problem based learning (pbl)SMP N 2 Sindang Indramayu
 
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNINGDenny Boy
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualRomi Afrizal
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran yuni dwinovika
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019Eko Supriyadi
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranDhiah Febri
 

La actualidad más candente (20)

Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Rph moral-tahun-2-2020
Rph moral-tahun-2-2020Rph moral-tahun-2-2020
Rph moral-tahun-2-2020
 
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
Menganalisis pembelajaran individual (KELOMPOK 7)
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
2.5 model pembelajaran INQUIRY LEARNING
 
Implementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik TerpaduImplementasi Tematik Terpadu
Implementasi Tematik Terpadu
 
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) TERLEN...
 
Tugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpaduTugas resume pembelajaran terpadu
Tugas resume pembelajaran terpadu
 
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
Strategi Belajar Mengajar (Pendekatan STM)
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
 
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev1.1 rasional kurikulum 2013 rev
1.1 rasional kurikulum 2013 rev
 
10 pendekatan-saintifik
10 pendekatan-saintifik10 pendekatan-saintifik
10 pendekatan-saintifik
 
Ppt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikemPpt ctl dan paikem
Ppt ctl dan paikem
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
 
Model pembelajaran problem based learning (pbl)
Model pembelajaran problem based learning (pbl)Model pembelajaran problem based learning (pbl)
Model pembelajaran problem based learning (pbl)
 
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
2.3 model pembelajaran PROBLEM BASED LEARNING
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran Analisis Materi Pembelajaran
Analisis Materi Pembelajaran
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaran
 

Destacado

Pengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rppPengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rppIim Dadut
 
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMK
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMKRPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMK
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMKYani Pieter Pitoy
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPaditin
 
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabelRpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabelNeneng Khairani
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat Yulia Angraini
 
(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8
(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8
(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8kreasi_cerdik
 
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013Ana Safrida
 
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)Dunia Pendidikan
 
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Almateus Nanang Rudiatmoko
 

Destacado (9)

Pengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rppPengembangan silabus dan rpp
Pengembangan silabus dan rpp
 
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMK
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMKRPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMK
RPP: Persamaan dan Pertidaksamaan Linier SMK
 
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPPMakalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
Makalah Pendekatan Pembelajaran dan RPP
 
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabelRpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Rpp sistem pertidaksamaan linear dua variabel
 
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat RPP dan LKS  materi persamaan kuadrat
RPP dan LKS materi persamaan kuadrat
 
(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8
(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8
(8.7.1) soal dan pembahasan spldv, matematika sltp kelas 8
 
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
RPP Segitiga dan Segiempat KURIKULUM 2013
 
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)Pembelajaran KontekstualContextual Teaching & Learning (CTL)
Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching & Learning (CTL)
 
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 

Similar a Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0

Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanRirin Romayanti
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranHilda Pujianti
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranArin Ariyanti
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran2008021
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanRien Romayanti
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanRirin Romayanti
 
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematikamatematikauntirta
 
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaKurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaIRMA HERDIANTI
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumHaksa Vanholick
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANFitri Yusmaniah
 
Kurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditKurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditAdhitya Ramandha
 

Similar a Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0 (20)

Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editan
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
San
SanSan
San
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
 
Aan rukanda
Aan rukandaAan rukanda
Aan rukanda
 
Aan rukanda
Aan rukandaAan rukanda
Aan rukanda
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editan
 
Kurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editanKurikulum dan pengajaran editan
Kurikulum dan pengajaran editan
 
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
1. Perencanaan Pembelajaran Matematika
 
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn IrmaKurikulum Dan Pembljrn Irma
Kurikulum Dan Pembljrn Irma
 
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptxPPt_Desain_Pembelajaran.pptx
PPt_Desain_Pembelajaran.pptx
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
 
Kurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditKurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... adit
 
Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3Telaah riris pert 3
Telaah riris pert 3
 

Makalah pengembangan rpp berbasis kontekstual 0

  • 1. Pengembangan Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual Oleh: Ali Mahmudi Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY A. Pendahuluan Kurikulum 2004, yang sering disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), segera diimplementasikan secara nasional. Hal ini perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait, terutama guru. Guru sebagai ujung tombak implementasi KBK mempunyai peran yang strategis. Guru dituntut kreativitasnya agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Agar dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, seorang guru hendaknya melakukan persiapan pembelajaran dengan baik pula. Salah satu persiapan yang harus dilakukan guru adalah merancang atau menyusun rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini memuat langkah-langkah pembelajaran atau skenario pembelajaran yang akan dilakukan guru di kelas. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL). Pendekatan kontekstual mempunyai 7 komponen utama, yakni konstruktivisme (constructivism), penemuan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Mengimplementasikan pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran berarti mengimplementasikan ketujuh komponen utama tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berarti merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi 7 komponen utama pembelajaran kontekstual tersebut. Rencana pembelajaran yang demikian selanjutnya kita sebut rencana pembelajaran berbasis kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual, rencana pembelajaran lebih diartikan sebagai rencana kegiatan guru, yang berupa skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal-hal yang akan dilakukakan guru bersama siswa terkait topik yang akan dipelajari siswa demi mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian rencana pembelajaran dalam konteks KBK setelah didahului pemaparan secara singkat mengenai pengertian pendekatan kontekstual. Selanjutnya akan diberikan contoh rencana pembelajaran dan lembar kegiatan siswa (LKS) dapat diacu peserta dalam mengimplementasikan KBK. 1
  • 2. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan, diharapkan peserta dapat menyusun rencana pembelajaran berbasis kontekstual dengan baik. B. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual mempunyai 7 komponen utama yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut. Komponen pertama adalah konstruktivisme (constructivism). Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan tidak diberikan secara instan kepada siswa, melainkan harus dikonstruksi sendiri oleh siswa melalui keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa membangun pengetahuannya setahap demi setahap, melalui langkah-langkah pembelajaran yang dirancang dengan baik oleh guru. Komponen kedua adalah penemuan (inquiry). Penemuan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil proses mengingat atau menghafal, melainkan diperoleh siswa melalui proses penemuan terbimbing. Pembelajaran dirancang sedemikian sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep atau pengetahuannya dengan bimbingan guru. Komponen ketiga adalah masyarakat belajar (learning community). Berdasarkan konsep ini, siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dengan baik melalui interaksi sosial. Melalui interaksi sosial, seperti diskusi kelompok, pengetahuan siswa akan dimantapkan melalui proses diskusi. Komponen keempat adalah bertanya (questioning). Bertanya merupakan salah satu proses bagi siswa untuk mengkonstruksi konsep atau pengetahuan. Bagi siswa, bertanya merupakan bagian penting dalam pembelajaran berbasis inquiry, yakni menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Guru hendaknya merancang suatu pertanyaan berkualitas yang dapat merangsang kreativitas siswa dalam upaya membangun pengetahuannya. Sebaliknya, siswa harus diberikan kesempatan secara bebas untuk mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang akan memungkinkan mereka lebih dapat memahami konsep dengan baik. Komponen kelima adalah pemodelan (modeling). Menurut konsep ini, pembelajaran matematika memerlukan model yang dapat ditiru. Sebagai misal, guru berperan sebagai model yang memberikan contoh cara mengoperasikan sesuatu, menyelesaikan masalah dengan metode tertentu, dan sebagainya. Dalam pembelajaran, 2
  • 3. siswa juga dapat berperan sebagai model yang memberikan contoh kepada teman sekelasnya, yakni ketika siswa berusaha memaparkan ide atau hasil diskusinya kepada teman sekelas. Komponen keenam adalah refleksi (reflection). Refleksi adalah cara berpikir mengenai apa yang baru dipelajari. Refleksi merupakan respon siswa terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang telah dipelajari atau dikuasai siswa. Guru mengimplementasikan komponen ini dengan cara mereview (merangkum) bersama siswa mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari, juga mengenai apa yang telah dipahami maupun yang belum dipahami siswa. Komponen terakhir, ketujuh, adalah penilaian yang sebenarnya (authentic assesment), yakni proses pengumpulan berbagai data yang dapat memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Data ini diambil selama kegiatan pembelajaran berlangsung, tidak hanya ketika pembelajaran selesai. C. Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual Dalam pembelajaran kontekstual, rencana pembelajaran (RP) diartikan sebagai rencana kegiatan guru yang berisi skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai hal-hal yang akan dilakukakan guru bersama siswa terkait topik atau pokok bahasan yang akan dipelajari demi mencapai kompetensi standar yang telah ditentukan. Dalam ini, rencana pembelajaran tidak diartikan sebagai laporan yang harus disusun dan dilaporkan kepada kepala sekolah atau pihak lain, melainkan sebagai rencana “individual” guru yang memuat langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. Rencana pembelajaran dapat difungsikan sebagai pengingat bagi guru mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan, mengenai media apa yang akan digunakan, strategi pembelajaran yang dipilih, sistem penilaian yang akan ditentukan, dan hal-hal teknis lainnya. Mengingat rencana pembelajaran lebih bersifat sebagai rencana “individual” guru, tentu tidak ada format. Memang, secara umum tidak terdapat perbedaan mendasar mengenai format rencana pembelajaran berbasis kontekstual dengan format rencana pembelajaran yang selama ini dikenal. Hal yang membedakan keduanya adalah mengenai substansi atau penekanannya. Pada pembelajaran yang secara umum dikenal, rencana pembelajaran menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai, sedangkan pada pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Sebagaimana dikemukakan di muka bahwa pendekatan kontekstual mempunyai 7 komponen utama, maka menyusun rencana pembelajaran berbasis kontekstual berarti merancang kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi 7 komponen utama pendekatan kontekstual tersebut.. Ketujuh komponen pendekatan kontekstual harus tersirat pada 3
  • 4. rencana pembelajaran yang disusun. Selain itu, dalam rencana pembelajaran juga dirancang bagaimana mengintegrasikan keterampilan kecakapan hidup (life skill) dalam rangkaian pembelajaran. Berikut ini akan disajikan contoh format rencana pembelajaran berbasis kontekstual beserta penjelasan seperlunya mengenai bagian-bagiannya. Tentu saja, ini merupakan salah satu alternatif format rencana pembelajaran yang dapat diacu guru, yang tetap terbuka untuk diubah, dilengkapi, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Secara umum rencana pembelajaran terdiri atas bagian-bagian berikut. 1. Identitas Identitas biasanya memuat nama mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas/semester, dan alokasi waktu. 2. Standar kompetensi dan kopetensi standar Bagian ini memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Indikator Bagian ini memuat indikator-indikator, yakni karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon siswa berkaitan dengan kompetensi dasar. 4. Materi pokok Bagian ini berisi materi pokok yang dipilih sebagai sarana bagi siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Pada bagian ini dapat pula disertai uraian singkat materi pokok. 4. Media pembelajaran. Bagian ini menjelaskan mengenai media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang akan menunjang pencapaian standar kompetensi atau kompetensi dasar yang ditentukan. 5. Pendekatan atau metode pembelajaran Bagian ini memuat jenis pendekatan atau metode yang dipilih atau digunakan 6. Kegiatan pembelajaran Pada bagian ini diuraikan mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yang mengakomodasi 7 komponen pendekatan kontekstual dan pengintegrasian life skill dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum, kegiatan pembelajaran terdiri atas 3 tahap, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan pokok, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengkondisikan siswa agar siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Yang termasuk 4
  • 5. dalam kegiatan ini adalah memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti memberikan contoh manfaat topik yang akan dipelajari, mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata, menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi standar yang harus dicapai siswa melalui kegiatan pembelajaran, dan langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang akan diikuti siswa. Pada bagian ini pula dilakukan pembahasan pekerjaan rumah dan apersepsi, yakni mengaitkan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa dengan materi pelajaran. Pada kegiatan pokok diuraikan mengenai langkah-langkah pembelajaran yang merupakan tahapan bagi siswa untuk mengkonstruksi konsep atau pengetahuan. Pada bagian ini tercermin implementasi ketujuh komponen utama pendekatan kontekstual dan pengintegrasian life skill. Sedangkan pada bagian penutup diuraikan mengenai bimbingan guru kepada siswa untuk mereview (merangkum) materi atau topik yang telah dipelajari, pemberian tugas, dan penginformasian mengenai topik atau materi pelajaran pada pertemuan berikutnya. 6. Penilaian Pada bagian ini diuraikan mengenai jenis dan bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator yang telah ditentukan. Sebagai ilustrasi, terlampir diberikan contoh rencana pembelajaran dan LKS yang dapat digunakan sebagai acuan. D. Daftar Pustaka Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas. 5
  • 6. Lampiran 1. Contoh Rencana Pembelajaran RENCANA PEMBELAJARAN Mata pelajaran : Matematika Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : X/1 Alokasi waktu : 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) A. Standar Kompetensi Siswa dapat menggunakan operasi dan sifat serta memanipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat akar, logaritma, persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat, sistem persamaan linier, pertidaksamaan satu variabel, dan logika matematika B. Kompetensi Dasar Siswa dapat menggunakan sifat dan aturan pangkat, akar, dan logaritma dalam pemecahan masalah. C. Indikator  Siswa dapat menjelaskan pengertian konsep perpangkatan (eksponen)  Siswa dapat menunjukkan sifat-sifat perpangkatan (eksponen)  Siswa dapat mengoperasikan bilangan-bilangan berpangkat dengan menggunakan sifat-sifat perpangkatan. D. Materi Pokok Bentuk Pangkat (Eksponen). E. Media Pembelajaran LKS dan kalkulator (jika memungkinkan) F. Pendekatan atau metode pembelajaran Pendekatan CTL G. Kegiatan pembelajaran Kegiatan pendahuluan  Guru menginformasikan mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran kali ini.  Guru menjelaskan kegiatan yang akan diikuti siswa, yakni siswa akan berdiskusi kelompok dengan menggunakan LKS, untuk memahami konsep perpangkatan (eksponen) beserta sifat-sifatnya. 6
  • 7.  Guru memberikan ilustrasi mengenai manfaat mempelajari topik perpangkatan (eksponen). Hal ini digarapkan dapat memotivasi siswa untuk mempelajari topik ini. Kegiatan Pokok  Guru membentuk kelompok diskusi dengan memperhatikan heterogenitas siswa. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada tiap kelompok.  Siswa berdiskusi kelompok untuk mempelajari konsep eksponen melalui media LKS.  Siswa dimintai pendapatnya mengenai ilustrasi yang disajikan di LKS tentang beberapa contoh-contoh fakta, seperti massa bumi dan sebagainya, siswa diminta pendapatnya mengenai hal itu. Misal mengenai efisiensi penulisan, kemudahan dalam menghafal, alternatif penulisan yang lebih sederhana, dan sebagainya. Selanjutnya, siswa mempelajari konsep eksponen.  Siswa diberikan kesempatan untuk menemukan atau menunjukkan sifat-sifat eksponen. Hanya dalam batas-batas tertentu, bimbingan guru diberikan.  Guru memintas 5 siswa wakil kelompok untuk menuliskan atau mengemukakan hasil diskusinya mengenai sifat-sifat eksponen. Siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan hasil diskusinya, sementara siswa (kelompok) lain diberi kesempatan untuk menanggapinya.  Guru membimbing diskusi kelas dan mengarahkan pada jawaban yang benar. Melalui aktivitas diskusi, guru berusaha mengintegrasikan life skill dalam pembelajaran. Sebagai misal, guru menekankan kepada siswa akan pentingnya kecermatan, pentingnya berpendapat dengan argumentasi yang kuat, pentingnya menghargai dan menerima pendapat siswa lain, dan sebagainya)  Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa, guru memberikan beberapa soal latihan yang dikerjakan siswa dengan berdiskusi kelompok. Selanjutnya dilakukan pembahasan hasil diskusi kelompok tersebut. Kegiatan penutup  Dengan bimbingan guru, siswa merangkum materi yang telah dipelajari, yakni mengenai pengertian eksponen dan sifat-sifat eksponen.  Kepada siswa dapat ditanyakan pendapat mereka mengenai topik maupun kegiatan pembelajaran yang telah mereka ikuti. Sebagai contoh, “apakah kalian senang mengikuti kegiatan pembelajaran tadi”? Apakah manfaat mempelajari konsep eksponen? Dan sebagainya.  Guru menginformasikan materi pertemuan berikutnya dan memberikan pekerjaan rumah.  Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, kurang lebih 10 menit, guru memberikan kuis singkat kepada siswa. H. Penilaian Data kemajuan belajar siswa dapat diperoleh dari: 7
  • 8. Hasil kuis, hasil pekerjaan rumah (PR), dan partisipasi siswa dalam diskusi kelompok, cara siswa mengemukakan pendapat, dan sebagainya. Lampiran 2. Contoh LKS LEMBAR KEGIATAN SISWA Pokok Bahasan : Bentuk Pangkat Tugas : Kelompok Kelas/Semester : X SMA / 1 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran) Petunjuk Umum o Kerjakan dan diskusikan LKS ini dengan teman sekelompokmu. o Tanyakan kepada guru jika ada hal-hal yang kurang jelas. Kompetensi Dasar Siswa dapat o menjelaskan hukum-hukum atau sifat perpangkatan o menerapkan hukum-hukum perpangkatan (eksponen) dalam penyelesaian persamaan eksponen. Pengantar Perhatikan fakta-fakta berikut ini.  Satu tahun cahaya kira-kira 9.462.978.000.000.000 km  Massa sebuah atom hydrogen adalah 0,00000000000000000000000167339 gram  Besar gravitasi bumi adalah 0,000000000667.  Massa bumi kira-kira adalah 5970000000000000000000000 kg.  dan sebagainya Bagaimanakah menurut kalian cara penulisan fakta-fakta di atas? Dapatkah kalian mengingat dengan mudah fakta-fakta tersebut? Dapatkah kalian menuliskannya sedemikian sehingga lebih efisien, sederhana, dan relatif mudah diingat, sehingga mudah pula dioperasikan? Permasalahan seperti itu yang tampaknya memberikan inspirasi kepada matematikawan Perancis yang bernama Rene Descartes (1596 – 1650) untuk menemukan konsep perpangkatan (eksponen). Ide awalnya, perpangkatan (eksponen) digunakan untuk menyingkat penulisan perkalian suatu bilangan dengan dirinya sendiri. Sebagai misal, 2 x 2 x 2 = 23. …. (-2) x (-2) x (-2) x (-2) = (-2) ...... 1 1 1 1 1 x x x ......   dan seterusnya 4 4 4 4 4 10 faktor Secara umum berlaku a x a x a x …. x a = an n faktor. 8
  • 9. Lambang a n dibaca a pangkat n atau a eksponen n. Dalam hal ini, a disebut bilangan pokok (basis) dan n disebut eksponen (pangkat). Sifat-Sifat Perpangkatan (Eksponen). Berikut ini akan kita pelajari beberapa sifat penting eksponen. Cermati dan lengkapilah. 1. a 5 xa 3  a . a . a . a . a . a . a . a = a ….. 5 faktor 3 faktor Sifat 1 Jika m dan n sembarang bilangan bulat positif dan a ≠0, maka berlaku: a m x a n = ….. a5 a . a . a . a . a 2. a 5 : a 3   = a …. a3 a.a.a a3 a.a.a a3 : a5  5   ........ a a.a.a.a.a Secara umum, kita peroleh sifat berikut. Sifat 2 Jika m dan n bilangan bulat positif dan a ≠0, maka berlaku: am am  ............., jika m  n dan n  ............., jika m  n an a 3. (a 3 ) 5  a 3 . a 3 . a 3 . a 3 . a 3 = a . a . a ..... a = ……. 15 faktor Secara umum, kita peroleh sifat berikut. Sifat 3 Jika m dan n bilangan bulat positif maka berlaku: (a m ) n  ...... 4. (ab) m = (ab) (ab) (ab) …. (ab) = (a . a . a ….. a) (b . b . b . …. b) = a .... x b .... m faktor m faktor m faktor Secara umum kita peroleh sifat sebagai berikut. Sifat 4 Jika m dan n bilangan bulat positif maka berlaku: ( ab) m  ..... 9
  • 10. m faktor m a a a a a a . a . a .... a 5.    . . ..... = = …... b b b b b b . b . b .... b m faktor m faktor Sifat 5 Jika m dan n bilangan bulat positif maka berlaku: m a    ..... b Setelah kalian memahami pengertian eksponen dan sifat-sifat eksponen, coba nyatakan fakta-fakta yang dikemukakan di depan dalam suatu ekspresi yang sederhana. Sebagai misal, satu tahun c ahaya dapat dituliskan sebagai 9.462.978 x 1.000.000.000 = 9.462.978.10 km atau 9,464978 x 1015 dan sebagainya. Cobalah yang lain. Cocokkan 9 hasil perhitungan kalian dengan hasil perhitungan menggunakan kalkulator jika memungkinkan. Latihan Hitunglah (sederhanakan) tanpa menggunakan kalkulator 37 ab 2 a. d. 7 3 x 7 2 g. 34 a  3b 2 3 2 x 4 3 x5 4 b. 3-1 e. 24 h. 5 4 3 3 x 4 x5 3 c.  2    f. 2-3 i. 34  4 3 3 10